27
BAB I PENDAHULUAN Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan : “Learning is the process by wich an activity originates or changed trhough training procedurs (wether in the laboratory or in the naural environment) as distinguished from changes by faktor not atributable to training.” Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Proses belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Misalnya ketika seorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran, walaupun sepertinya TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD “TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 1

Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

BAB I

PENDAHULUAN

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai

akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan : “Learning is

the process by wich an activity originates or changed trhough training

procedurs (wether in the laboratory or in the naural environment) as

distinguished from changes by faktor not atributable to training.” Bagi

Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau

prosedur latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan

alamiah.

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar

adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi

karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Proses belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan mental yang

tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin

dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang

tampak. Misalnya ketika seorang guru menjelaskan suatu materi

pelajaran, walaupun sepertinya seorang siswa memperhatikan dengan

seksama sambil menganggukkan kepala, maka belum tentu yang

bersangkutan belajar. Mungkin mengangguk-anggukan kepala itu bukan

karena ia memerhatikan materi pelajaran dan paham apa yang dikatakan

guru, akan tetapi karena ia sangat mengagumi cara guru berbicara, atau

mengagumi penampilan guru, sehingga ketika ia ditanya apa yang telah

disampaikan guru, ia tidak mengerti apa-apa. Nah, siswa yang demikian

pada hakikatnya tidak belajar, karena tidak menampakkan gejala-gejala

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 1

Page 2: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

perubahan tingkah laku. Sebaliknya, manakala ada siswa yang seakan-

akan tidak memerhatikan , misalnya ia kelihatan mengantuk dengan

menundukkan kepala dan tidak pernah memandang muka guru, belum

tentu mereka tidak sedang belajar. Mungkin saja otak dan pikirannya

sedang mencerna apa yang dikatakan guru, sehingga ketika ia ditanya ia

bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar. Nah, berdasarkan

adanya perubahan tingkah laku yang ditimbulkannya, maka kita yakin

bahwa ia sebenarnya sudah melakukan proses belajar. Belajar adalah

proses perubahan tingkah laku.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 2

Page 3: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

BAB II

TEORI-TEORI BELAJAR

Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah

laku. Namun demikian, setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang

hakikat manusia, yaitu hakekat manusia menurut pandangan John Locke

dan hakikat manusia menurut Leibnits.

Menurut John Locke, manusia itu merupakan organisme yang pasif.

Dengan teori tabularasanya, Locke menganggap bahwa manusia itu

seperti kertas putih, hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada

orang yang menulisnya. Dari pendangan yang mendasar tentang hakekat

manusia itu, memunculkan aliran belajar behavioristik-elementeristik.

Berbeda dengan pandangan Locke, Leibnits menganggap bahwa

manusia adalah organisme yang aktif. Manusia merupakan sumber dari

semua kegiatan. Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat; manusia

bebas untuk membuat suatu pilihan dalam setiap situasi. Titik pusat

kebebasan ini adalah kesadarannya sendiri. Menurut aliran ini tingkah

laku manusia hanyalah ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat dari

eksistensi internal yang pada hakikatnya bersifat pribadi. Pandangan

hakikat manusia menurut pandangan Leibnits ini kemudian melahirkan

aliran belajar kognitif-holistik.

Berangkat dari konsep manusia yang berbeda, dalam menjelaskan

terjadinya perilaku, kedua aliran teori belajar, yaitu aliran behavioristik-

elementeristik dan aliran kognitif-holistik, memiliki perbedaan pula.

Perbedaan keduanya dapat dilihat pada tabel berikut:

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 3

Page 4: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Perbedaan Aliran Behavioristik dan Kognitif

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK TEORI BELAJAR KOGNITIF

Mementingkan pengeruh lingkungan

Mementingkan bagian-bagian

Mengutamakan peranan reaksi

Hasil belajar terbentuk secara mekanis

Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu

Mementingkan pembentukan kebiasaan

Memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and error

Mementingkan apa yang ada dalam diri

Memetingkan keseluruhan

Mengutamakan fungsi kognitif

Terjadi keseimbangan dalam diri

Tergantung pada kondisi saat ini

Mementingkan terbentuknya struktur kognitif

Memecahkan masalah didasarkan kepada insight

Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakekatnya adalah

pembentukan assosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan

kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan

respon ( R – S ). Oleh karena itu, teori ini juga dinamakan Teori Stimulus –

Respon. Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan

respon sebanyak-banyaknya.

Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik

diantaranya:

1. Koneksionisme, dengan tokohnya Thorndike.

2. Classikal Conditioning, dengan tokohnya Pavlop

3. Operation Conditionong, yang dikembangkan oleh Skinner.

4. Contigous Conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie.

Sedangkan, teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif

holistik di antaranya:

1. Teori Gestalt, dengan tokohnya Kofka, Kohler, dan Wertheimer

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 4

Page 5: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

2. Teori Medan (Field Theory), dengan tokohnya Lewin

3. Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler

4. Teori Humanistik, dengan tokohnya Maslow dan Rogers

5. Teori Konstruktivistik, dengan tokohnya Jean Pieget.

Di bawah akan dijelaskan beberapa teori yang dianggap sangat

berpengaruh.

1. Beberapa Teori Belajar Behavioristik

a. Teori Belajar Koneksionisme

Teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Thorndike sekitar

tahun 1913. Menurut teori belajar ini, belajar pada hewan dan pada

manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip-prinsip yng sama.

Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan assosiasi antara kesan

yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak

atau hubungan antara stimulus dan respon (S-R). Oleh karena itulah

teori ini dinamakan juga teori Stimulus Respon.

Bagaimana terjadinya hubungan antara stimulus dan respon ini

perhatikan dibawah ini:

Ketika seseorang melirik setangkai bunga melatih yang indah dan harum di taman, dapat

menjadi sebuah stimulus yang dapat mengakibatkan munculnya respon untuk

memetiknya.

Atau;

Ketika seseorang sedang mengendarai sepeda motor tiba-tiba lampu merah menyala,

maka dengan seketika orang tersebut mengerem motornya dan kemudian berhenti.

Dalam kasus itu lampu merah merupakan stimulus bagi orang yang

mengendarai sepeda motor itu, dan mengerem untuk mengehentikan

motornya adalah respon.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 5

Page 6: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Begitulah terjadinya hubungan stimulus dan respon terjadi. Belajar

adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon

sebanyak-banyaknya. Selanjutnya, dalam teori koneksionosme ini

Thorndike mengemukakan hukum-hukum belajar sebagai berikut:

a) Hukum Kesiapan (law of readiness)

Menurut hukum ini, hubungan antara stimulus dan respon akan

mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu.

Secara lengkap bunyi hukum ini adalah:

Pertama : jika pada seseorang ada kesiapan untuk merespon

atau bertindak, maka tindakan atau respon yang

dilakukannya akan memberi kepuasan, dan

mengakibatkan orang tersebut untuk tidak

melakukan tindakan-tindakan lain.

Kedua : jika seseorang memiliki kesiapan untuk merespon,

kemudian tidak dilakukannya, maka dapat

mengakibatkan ketidakpuasan, dan akibatnya orang

tersebut akan melakukan tindakan-tindakan lain.

Ketiga : jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk

merespon, maka respon yang diberikan akan

mengakibatkan ketidakpuasan. Implikasi praktis dari

hukum ini adalah, keberhasilan belajar seseorang

sangat tergantung dari ada atau tidaknya kesiapan.

b) Hukum Latihan (law of exercise)

Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya

hubungan stimulus dan respon. Hubungan atau koneksi antara

kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan

menjadi lebih kuat karena latihan (law of use); dan koneksi-

koneksi itu akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan

atau dihentikan (law of disuse).

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 6

Page 7: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Hukum ini menunjukkan bahwa hubungan stimulus dan respon

akan semakin kuat manakala terus menerus dilatih atau diulang;

sebaliknya hubungan stimulus respon akan semakin lemah

manakala tidak pernah diulang. Implikasi dari hukum ini adalah

semakin sering suatu pelajaran diulang, maka akan semakin

dikuasai pelajaran itu.

c) Hukum Akibat (law of effect)

Hukum ini menunjuk kepada kuat atau lemahnya hubungan

stimulus dan respon tergantung kepada akibat yang

ditimbulkannya. Apabila respon yang diberikan seseorang

mendatangkan kesenangan, maka respon tersebut akan

dipertahankan atau diulang; sebaliknya, apabila respon yang

diberikan mendatangkan atau diikuti oleh akibat yang tidak

mengenakkan, maka respon tersebut akan dihentikan atau tidak

akan diulangi lagi. Implikasi dari hukum ini adalah apabila

mengharapkan agar seseorang dapat mengulangi respon yang

sama, maka harus diupayakan agar menyenangkan dirinya,

contohnya dengan memberikan hadiah atau pujian. Sebaliknya,

apabila kita mengharapkan seseorang untuk tidak mengulangi

respon yang diberikan, maka harus diberi sesuatu yang tidak

menyenangkannya contohnya dengan memberi hukuman.

Disamping hukum-hukum belajar seperti yang telah

dikemukakan di atas, konsep penting dari teori belajar

koneksionisme Thorndike adalah yang dinamakan transfer of

training. Konsep ini menjelaskan bahwa apa yang pernah

dipelajari oleh anak sekarang harus dapat digunakan untuk hal

lain dimasa yang akan datang.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 7

Page 8: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

b. Teori Belajar Classikal Conditioning

Seperti halnya Thorndike, Pavlov dan Watson yang menjadi tokoh

teori ini juga percaya bahwa belajar pada hewan memiliki prinsip yang

sama dengan manusia. Belajar atau pembentukan perilaku perlu

dibantu dengan kondisi tertentu.

Pavlov melakukan percobaan dengan seekor anjing. Dalam

percobaannya, Pavlov ingin membentuk tingkah laku tertentu pada

anjing. Bentuk percobaan yang dilakukan adalah kira-kira sebagai

berikut:

Dalam keadaan lapar, sebelum diberikan makanan dibunyikan lonceng,

diperlihatkan makanan, dan air liur anjing keluar. Keadaan ini terus menerus

diulang; dibunyikan lonceng, perlihatkan makanan, air liur anjing keluar. Setelah

beberapa kali dilakukan, ternyata pada akhirnya setiap lonceng berbunyi air liur

anjing keluar, walaupun tanpa diberi makanan. Dalam keadaan ini, anjing belajar

bahwa kalau lonceng berbunyi pasti ada makanan sehingga menyebabkan air

liurnya keluar.

Dari eksperiman ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa untuk

membentuk tingkah laku tertentu harus dilakukan secara berulang-

ulang dengan melakukan pengkondisian tertentu. Pengkondisian itu

adalah dengan melakukan semacan pancingan dengan sesuatu yang

dapat menumbuhkan tingkah laku itu.

c. Operant Conditioning

Teori Operant Conditioning yang dikembangkan oleh Skinner

merupakan pengambangan dari teori Stimulus Respon. Berbeda

dengan teori-teori yang telah dikembangkan tokoh-tokoh lain, Skinner

membedakan dua macam respon:

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 8

Page 9: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

a) Respondent Response (refleksive response)

Responden response adalah respon yang ditimbulkan oleh

perangsang-peransang tertentu, misalnya perangsang stimulus

makanan menimbulkan keluarnya air liur. Respon ini relatif tetap.

Artinya, setiap ada stimulus semacam itu akan muncul respon

tertentu. Dengan demikian, perangsang-perangsang yang

demikian itu mendahului respon yang ditimbulkannya.

b) Operant Response (instrumental respone)

Operant response atau instrumental response adalah respon

yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-

perangsang tertentu. Perangsang yang demikian yang disebut

reinforcer. Karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat

respon yang telah dilakukan organisme. Jadi dengan demikian,

perangsang tersebut mengikuti dan memperkuat suatu tingkah

laku yang telah dilakukan. Misalnya, jika seseorang telah belajar

melakukan sesuatu lalu mendapat hadia sebagau reinforcer,

maka ia akan lebih giat dalam belajar.

Pada perilaku manusia respondent response bersifat sangat

terbatas, oleh karena itu sangat kecil untuk dapat dimodifikasi.

Sebaliknya, operant response atau instrumental response sdifatnya

tidak terbatas, oleh karena itu kemungkinan untuk dapat dimodifikasi

sangat besar. Dengan demikian, untuk mengubah tingkah laku kita

dapat menggunakan instrumental response.

Skinner berpendapat bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu

perlu diurutkan atau dipecah-pecah menjadi bagian-bagian atau

komponen tingkah laku yang spesifik. Selanjutnya, agar terbentuk pada

tingkah laku yang spesifik yang telah direspon, perlu diberikan hadiah

(reinforcer) agar tingkah laku itu terus menerus diulang, serta untuk

memotivasi agar berlanjut kepada komponen tingkah laku selanjutnya

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 9

Page 10: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

sampai akhirnya pada pembentukan tingkah laku puncak yang

diharapkan.

Teori operant conditioning dari Skinner ini sangat besar

pengaruhnya. Terutama dalam bidang tekhnologi pengajaran.

Munculnya berbagai pendekatan baru dalam pengajaran seperti

pengajaran berprograma (programed instruction), pengajaran dengan

bantuan komputer (computer assisted instruction), mengajar dengan

menggunakan mesin (teaching machine), semuanya berangkat dari

Teori Skinner.

2. Teori-Teori Belajar Kognitif

a. Teori Gestalt

Seperti yang telah dikemukakan, teori Gestalt termasuk pada

kelompok aliran kognitif holistik. Teori Gestalt dikembangkan oleh

Koffka, Kohler, Wertheimer. Teori ini berbeda dengan teori-teori yang

telah dijelaskan terdahulu. Menurut teori Gestalt, belajar adalah proses

mengambangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap

hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Berbeda

dengan teori behavioristik yang menganggap belajar atau tingkah laku

itu bersifat mekanistik, sehingga mengabaikan atau mengingkari

peranan insight. Teori Gestalt justru menganggap bahwa insight adalah

inti dari pembentukan tingkah laku. Untuk memahami bagaimana

sebenarnya insight itu terjadi, ikuti percobaan yang dilakukan Kohler.

Kohler menyimpan simpanse pada sebuah jeruji. Di dalam jeruji itu disediakan

sebuah tongkat, dan diluar jeruji disimpan sebuah pisang. Setelah dibiarkan

beberapa lama, ternyata simpanse berhasil meraih pisang yang ada di luar jeruji

dengan tongkat yang disediakan itu.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 10

Page 11: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Dari percobaan tersebut, simpanse mampu mengembangkan

insight , artinya ia dapat menangkap hubungan antara jeruji, tongkat

dan pisang. Ia paham bahwa pisang adalah makanan, ia paham juga

bahwa tongkat dapat digunakan untuk meraih pisang yang ada di luar

jeruji. Inilah hakikat belajar. Belajar terjadi karena kemampuan

menangkap makna dan keterhubungan antara komponen yang ada di

lingkungannya.

Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori Gestalt

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Kemampuan insight seseorang tergantung kepada kemampuan

dasar orang tersebut, sedangkan kemampuan dasar itu

tergantung kepada usia dan posisi yang bersangkutan dalam

kelompoknya.

b) Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa

lalunya yang relevan.

c) Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan

lingkungannya. Simpanse tidak mungkin dapat meraih pisang

yang ada di luar jerujinya apabila tidak disediakan tongkat.

d) Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian

individu akan dapat memecahkan persoalan. Pengertian itulah

yang bisa menjadi kendaraan dalam memecahkan persoalan lain

pada situasi yang berlainan.

e) Apabila insight telah diperoleh, maka akan dapat digunakan

untuk menghadapi persoalan dalam situasi lain. Disini terdapat

semacam transfer belajar, namun yang ditransfer bukanlah

materi yang dipelajari, tetapi relasi-relasi dan generalisasi yang

diperoleh melalui insight.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 11

Page 12: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang teori belajar

ini, dibawah ini disajikan beberapa prinsip penerapannya (Nasution,

1982)

a) Belajar itu berdasarkan keseluruhan

Berbeda dengan teori-teori belajar behavioristik yang

menganggap bagian-bagian lebih penting dari keseluruhan, teori

Gestalt menganggap bahwa justru keseluruhan itu lebih memiliki

makna dari bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti apabila

ada dalam keseluruhan. Sebuah kata akan bermakna manakala

ada dalam sebuah kalimat. Demikian juga kalimat akan memiliki

makna apabila ada dalam suatu rangkaian karangan.

Makna dari prinsip ini adalah bahwa pembalajaran itu bukanlah

berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti berangkat dari suatu

masalah. Melalui masalah itu siswa dapat mempelajari fakta.

b) Anak yang belajar merupakan keseluruhan

Prinsip ini mengandung pengertian bahwa membelajarkan anak

itu bukanlah hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi

mengembangkan pribadi anak seutuhnya. Apa artinya

kemampuan intelektual manakala tidak diikuti sikap yang baik

atau tidak diikuti oleh pengembangan seluruh potansi yang ada

dalam diri anak. Oleh karenanya mengajar itu bukanlah

memupuk memori anak dengan fakta-fakta yang lepas-lepas,

tetapi mengambangkan keseluruhan potensi yang ada dalam diri

anak.

c) Belajar berkat insight

Telah dijelaskan bahwa insight adalah pemahaman terhadap

hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan.

Dengan demikian, belajar itu akan terjadi manakala dihadapkan

kepada suatu persoalan yang harus dipecahkan. Belajar

bukanlah menghafal fakta. Melalui persoalan yang dihadapi itu

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 12

Page 13: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

anak akan mendapat insight yang sangat berguna untuk

menghadapi setiap manusia.

d) Belajar berdasarkan pengalaman.

Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan

makna kehidupan perilaku setiap individu. Belajar adalah

melakukan reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu

yang terus-menerus disempurnakan. Apabila seorang anak kena

api, maka kejadian itu akan memberikan pengalaman setelah ia

mengolah, menghubungkan dan menaafsirkannya bahwa api

merupakan sesuatu yang dapat enimbulkan rasa sakit, sehingga

ia bisa menyimpulkan dan menentukan sikap bahwa api harus

dihindari. Akan tetapi, kemudian anak akan mereorganisasi

pengalamannya bahwa api itu ternyata besar juga manfaatnya

dan tidak selalu berbahaya. Dengan demikian, proses

membelajarkan adalah proses memberikan pengalaman-

pengalaman yang bermakna untuk kehidupan anak.

b. Teori Medan

Teori Medan dikembangkan oleh Kurt Lewin. Sama seperti teori

Gestalt, teori Medan menganggap bahwa belajar adalah proses

pemecahan masalah. Beberapa hal yang berkaitan proses pemecahan

masalah menurut Lewin dalam belajar adalah:

a) Belajar adalah perubahan struktur kognitif. Setiap orang akan

dapat memecahkan masalah jika ia bisa mengubah struktur

kognitif. Permasalahan yang sering dijadikan contoh adalah

sebagai berikut:

O O O

O O O

O O O

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 13

Ada sembilan buah titik.Hubungkan

kesembilan buah titik tersebut

dengan empat buah tarikan garis

tanpa mengangkat tangan !

Page 14: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Orang melihat sembilan buah titik sebagai sebah bujursangkar

akan sulit memecahkan persoalan tersebut. Oleh karena itulah

agar sembilan buah titik dapat dilewati dengan empat buah

tarikan garis, kita harus mengubah struktur kognitif kita, bahwa

kesembilan buah titik itu bukan sebuah bujur sangkar.

b) Pentingnya motivasi. Motivasi adalah faktor yang dapat

mendorong setiap individu untuk berperilaku. Motivasi muncul

karena adanya daya tarik tertentu. Misalnya, nilai merupakan

sesuatu yang dapat menjadi daya tarik seseorang (motivator).

Akan tetapi, untuk mendapatkan nilai yang baik itu misalnya

belajar dengan giat, melaksanakan setiap tugas, merupakan hal

yang tidak menarik. Oleh sebab itu, sering untuk mengejar daya

tarik itu seseorang melakukan hal-hal yang tidak seharusnya

dilakukan, misalnya mencontek, menjiplak tugas, dan lain

sebagainya. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan

pengawasan yang memadai. Itulah sebabnya selain diperlukan

faktor pendorong melalui hadiah, juga diperlukan hukuman

terutama apabila terjadi gejala-gejala perilaku yang tidak sesuai.

c. Teori Konstrutif

Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan

abad ke 20. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu

sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak

sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna;

sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses

pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.

Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu

dilupakan.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 14

Page 15: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Mengkonstruksi pengetahuan menurut Piaget dilakukan melalui

proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada.

Skema adalah struktir kognitif yang terbentuk melalui proses

pengalaman. Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema yang

telah terbentuk, dan akomodasi adalah proses perubahan skema.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 15

Page 16: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

BAB III

PENUTUP

Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik

diantaranya:

1. Koneksionisme, dengan tokohnya Thorndike.

2. Classikal conditioning, dengan tokohnya Pavlop

3. Operation conditionong, yang dikembangkan oleh Skinner.

4. Contigous conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie.

Sedangkan, teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif

holistik di antaranya:

1. Teori Gestalt, dengan tokohnya Kofka, Kohler, dan Wertheimer

2. Teori Medan (Field Theory), dengan tokohnya Lewin

3. Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler

4. Teori Humanistik, dengan tokohnya Maslow dan Rogers

5. Teori Konstruktivistik, dengan tokohnya Jean Pieget.

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 16

Page 17: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Wilis (1989). Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sanjaya, Wina (2006) Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media

Group. Jakarta.

Sagala, Syaiful (2008) Konsep dan Makna Pembelajaran. Alpabeta.

Jakarta

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 17

Page 18: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,karena

atas berkahNyalah semata sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata

kuliah Pendidikan IPA di Sekolah Dasar tentang Teori-Teori Belajar ini walau

sebenarnya sangat jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kami selalu mengharap bantuan dari semua pihak

untuk dapat membantu dalam hal kemajuan tugas-tugas saya selanjutnya, dan

saya selalu mengharapkan kritikan-kritikan yang sifatnya membangun. Kami

mengucapkan terima kasih banyak kepada para Dosen Yaitu: Prof. DR. M. J.

Rampengan, M.Pd. dan Dra. Z. Sumanpouw, M. Pd. yang telah

memprogramkan kegiatan ini,sehingga kami dapat belajar bagaimana menyusun

suatu makalah yang sifatnya sederhana untuk menambah wawasan dan

cakrawala berfikir kami untuk kami bawa pulang ke sekolah kami setelah

pendidikan kami di Universitas Negeri Manado ini selesai.

Kamipun mengucapkan terima kasih banyak kepada rekan-rekan

pendidik dan semua pihak yang terkait yang telah banyak membantu sehingga

makalah ini dapat selesai .

P e n u l i s,

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 18

Page 19: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

BAB II TEORI-TEORI BELAJAR....................................................................3

1. Teori Belajar Behavioristik.............................................................5

a. Teori Belajar Koneksionisme..................................................5

b. Teori Belajar Classikal Conditioning.......................................8

c. Teori Belajar Operant Conditioning........................................8

2. Teori Belajar Kognitif...................................................................10

a. Teori Gestalt.........................................................................10

b. Teori Medan..........................................................................13

c. Teori Konstrutif.....................................................................14

BAB III PENUTUP.........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 19

Page 20: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

Mata Kuliah :

PENDIDIKAN IPA SD

Pokok Bahasan :

Teori-teori belajar

Dosen :

- Prof. DR. M. J. Rampengan, M.Pd.

- Dra. Z. Sumanpouw, M. Pd

Disusun oleh:

Makmur, S.Pd

MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SERTIFIKASI GURU

DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2008

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 20

Page 21: Teori Belajar Behavioristik Dan Kognitif

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN IPA SD“TEORI-TEORI BELAJAR” MAKMUR, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO Page 21