37
Suture materials adalah suatu istilah yang sering dipergunakan bagi semua untaian bahan yang dipakai untuk meligasi atau mengaproksimasi jaringan dan menahannya sampai jaringan mengalami penyembuhan. Sejak tahun 2000 SM, penggunaan benang dan bulu binatang telah dilakukan untuk menjahit luka. Seiring dengan perkembangan jaman, bahan-bahan untuk penjahitan bedah berkembang dan bervariasi mulai dari sutra, linen, katun, surai kuda, tendon ataupun usus hewan, bahkan kini pun telah digunakan bahan dari benang logam tahan karat. PENDAHULUAN

Suture Material Lussie

Embed Size (px)

DESCRIPTION

unpad

Citation preview

SUTURE MATERIAL

Suture materials adalah suatu istilah yang sering dipergunakan bagi semua untaian bahan yang dipakai untuk meligasi atau mengaproksimasi jaringan dan menahannya sampai jaringan mengalami penyembuhan.

Sejak tahun 2000 SM, penggunaan benang dan bulu binatang telah dilakukan untuk menjahit luka. Seiring dengan perkembangan jaman, bahan-bahan untuk penjahitan bedah berkembang dan bervariasi mulai dari sutra, linen, katun, surai kuda, tendon ataupun usus hewan, bahkan kini pun telah digunakan bahan dari benang logam tahan karat.

Benang penjahit luka dapat dibagi atas beberapa kriteria , yaitu :1. Benang diserap atau tidak (absorbable or non-absorbable)2. Benang berbahan alami atau sintetis (nature or synthetic)3. Benang berserat tunggal atau banyak (monofilament or polyfilament)4. Benang dilapisi atau tidak (coated or uncoated)1. BENANG DISERAP DAN BENANG TIDAK DISERAP

Benang diserap mempunyai waktu keberadaan yang terbatas di dalam tubuh. Lamanya waktu berada didalam tubuh dapat disesuaikan dengan organ yang dijahit dengan jalan memilih jenis benang yang sesuai. Sedapat mungkin benang jangan habis dahulu sebelum organ yang bersangkutan betul-betul rapat dan cukup kuat. Sebagai contoh, fascia harus dijahit dengan benang yang lama waktu penyerapannya, karena untuk penyembuhannya fascia butuh waktu yang cukup lama (hingga beberapa bulan). Dengan alasan tertentu, kadang-kadang malah digunakan benang tak diserap untuk menjahit fascia. Sebaliknya luka pada saluran cerna (lambung-usus) tak butuh sokongan lama oleh benang jahit karena telah cukup kuat pada hari ke-7 hingga hari ke-10. Benang tak diserap akan berada seumur hidup mulai saat ia ditempatkan didalam tubuh. Benang-benang ini digunakan dengan alasan tertentu, misalnya pada penyambungan pembuluh darah dengan dacron graft, dimana pembuluh darah yang merupakan organ hidup tak akan pernah mengalami penyambungan dengan graft yang merupakan benda mati. Disini jahitan dengan benang tak diserap berfungsi mempertahankan penyatuan tadi. Demikian juga dengan pemasangan katup jantung buatan. Harus diingat bahwa kehadiran benang jahitan disini merupakan benda asing yang sedikit banyak akan mengakibatkan terjadinya reaksi dari jaringan tubuh. Karena itu, untuk tujuan meminimalkan reaksi dari jaringan tubuh, digunakan bahan yang inert dan memberikan reaksi yang minimal. Catgut baik plain maupun chromic dan kolagen merupakan contoh benang diserap, sedang polyamida (nylon) dan sutera (silk, zyde) merupakan contoh benang tidak diserap.

Keuntungan benang tidak diserap adalah dapat memberikan permanent support tidak akan pernah habis namun meninggalkan benda asing dalam tubuh. 2. BENANG BERBAHAN ALAMI ATAU SINTETIS

Benang-benang alami berasal dari bahan alam, contohnya rambut, bulu binatang, katun, linen dan catgut. Benang-benang ini telah digunakan sejak dahulu kala, mudah didapat dan relatif murah harganya.

Benang sintetis harganya lebih mahal, namun mempunyai berbagai keunggulan dalam hal absorpsi yang terprediksi dan umumnya telah disesuaikan dengan organ yang akan dijahit. Contoh benang sintetis, polyglycolic acid, polypropylene, polyamide, polyester, polyglactin, polydioxanone, polyglyconate, polynylidene, polybutylester dan stainless steel. Umumnya benang-benang ini dijual dalam kemasan dan bentuk sediaan khusus.

3. BENANG BERSERAT TUNGGAL (Monofilament) ATAU BERSERAT BANYAK ( Multifilament)

Benang serat tunggal umumnya lebih lentur namun kekuatan simpulnya (knotting security) biasanya lebih kecil, sehingga simpul jahitan mudah terbuka. Keunggulannya adalah bekas jahitannya (stitching mark) halus. Sedangkan benang serat banyak lebih baik kekuatan simpulnya, karena jalinan seratnya membuat benang lebih kesat dan menggigit. Perlu diperhatikan bahwa celah-celah yang terdapat pada benang merupakan tempat berkumpulnya nidus yang dapat menjadi fokal infeksi yang sukar sembuh karena sulit dicapai makrofag. Sering terjadi pembentukan sinus atau luka yang sukar sembuh pada penggunaan benang serat banyak. Bekas jahitan dengan benang ini lebih kasar dan nyata.

Benang serat banyak dapat dibagi dua, yaitu braided yang berupa benang anyaman seperti rambut dikepang (contohnya polyester, polyglycolic acid, polyamide (polyfilament) dan sutera), dan twisted dimana jalinan benang terdiri dari serat-serat yang dililit/dipilin (contohnya katun dan linen). Polyamide (nylon) dapat dijumpai dalam 2 bentuk yaitu berserat tunggal dan berserat banyak.4. BENANG DILAPISI ATAU TIDAK DILAPISIPelapisan benang (coated) mempunyai berbagai tujuan, bisa untuk mendapatkan benang yang lebih kesat sehingga kekuatan simpulnya lebih baik, untuk mengamankan jalinan benang sehingga tampil lebih rapi dan kokoh, untuk menutup celah-celah (pore) pada anyaman sehingga tidak terdapat tempat kuman untuk bersarang, serta untuk meminimalisasi reaksi jaringan.

Polyglycolic acid dan polydioxanone merupakan benang berserat banyak dan berlapis. Sutera diberi lapisan lilin agar benang lebih kaku dan lebih menggigit, serta untuk menutup celah-celah pada benang.

Kriteria untuk penggunaan benang yang memenuhi syarat untuk penjahitan bedah antara lain

1. Memiliki kekuatan regangan (tensile strength) yang baik sesuai dengan ukurannya.

2. Mudah penanganannya dan memiliki tahanan yang rendah ketika diaplikasikan dalam jaringan

3. Memiliki kemasan steril yang baik dan mudah dibuka sehingga aman digunakan oleh personil bedah

4. Reaksi minimal pada jaringan dan tidak cenderung meningkatkan pertumbuhan bakteri

5. Non-alergenik dan non-karsinogenik

Tabel 1 : Klasifikasi Suture Materials1-8 BreakdownOriginStrand Generic Name Trade Name

AbsorbableNaturalMultifilamantCatgut-plain

Catgut-chromic

MonofilamentNone

SyntheticMultifilamentGlycolic Acid Primer

- Polyglycolic acidDexon (D+G)

- Polyglactin 910Vicryl (Ethicon)

Polysorb (USSC)

Monofilament PolydioxanonePDS (Ethicon)

Trimethylene/ Glycolic acid Maxon (D+G)

Poliglecaprone 25 Monocryl (Ethicon)

NonabsorbableNaturalMultifilamentSilk

Linen

Cotton

Stainless Steel

MonofilamentStainless Steel

SyntheticMultifilamentPolyesterEthibond/Mersilene (Ethicon)

Ti-cron/ Dacron (D+G)

Dyflex/Teflex/Polyflex (Dynek)

Polyamide (Nylon)Surgilon (D+G)

Nurolon (Ethicon)

Monofilament Polyamide (Nylon) Ethilon (Ethicon)

Dermalon (D+G)

Nylene Dynek)

PolypropyleneProlene (Ethicon)

Surgilene (D+G)

Polyvinylidene Vilene (Dynek)

PolybutesterNovafil (D+G)

Polyether Dyloc (Dynek)

(D+G) : Davis and Geck, a Division of Cyanamid, US

(Ethicon) A division of Johnson & Johnson Medical

(USSC) United Stated Of Surgical Corporation, Parent Company of Autosuture

(Dynek) An Adelaide Based Australian owned Sutured Company.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI DARI BENANG PENJAHIT LUKA .1-8 Ukuran (size)

Benang dengan ukuran besar dipakai untuk menjahit struktur yang alot/liat. Untuk menjahit struktur halus, misalnya pada operasi mata, digunakan benang-benang mulai dari ukuran 00000 (5/0) hingga 7/0. Makin banyak angka nol-nya , makin halus ukurannya. Untuk bedah mikro, dipakai benang ukuran 8/0 hingga 10/0. Harus diingat, makin besar ukuran benang, makin besar pula benda asing yang kita masukkan kedalam tubuh penderita, yang berarti semakin berat pula reaksi jaringan.

Tabel 2 : Konversi ukuran benang.

Kekuatan regangan (tensile strength)Uji tensile strength dilakukan dilaboratorium, tensile strength didefinisikan sebagai beban yang diberikan per unit area dan dinyatakan dalam psi atau kg/cm2 atau bisa juga didefinisikan sebagai kekuatan yang dibutuhkan untuk memutuskan jahitan yang dinyatakan dengan lb atau kg.

Makin kuat tensile strength suatu benang, makin besar pula dayanya dalam merapatkan luka. Benang jenis ini terutama dipakai untuk menahan luka didaerah yang bebannya tinggi, misalnya abdomen dan ekstremitas. Umumnya tensile strength paling baik pada benang stainless steel, sedang pada benang sintetis dan paling lemah pada benang alami.

Lebih kuatStainless steel

Tensile strengthSedangPolyamide, polypropylene

Lebih lemahAlami (sutera, catgut)

Reaksi jaringan (tissue reaction)

Reaksi jaringan terhadap benang penjahit luka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mulai antara hari 1-3, karena benang merupakan benda asing dalam tubuh.

2. Reaksi yang terjadi tergantung dari bentuk fisik benang (monofilament, braided) atau dari struktur kimianya.

3. Reaksi berupa penyerapan atau penyingkiran material benang. Makin cepat penyerapan, makin jelas dan makin seluler reaksi jaringannya.

Bahan alami cenderung untuk merangsang reaksi lekosit polimorfonuklear (PMNL) dan makrofag, sedangkan bahan sintetis merangsang reaksi makrofag dan sel raksasa (giant cell). Besarnya reaksi jaringan akan memperlambat penyembuhan luka. Demikian juga dengan hasil akhir penyembuhan luka dipengaruhi oleh reaksi jaringan. Umumnya makin hebat reaksi jaringan, tampilan akhir luka akan semakin kurang bagus.

Reaksi jaringan dipelajari dengan cara kultur jaringan di laboratorium.

Lebih besar

Alami

Rx jaringan

Sedang

Stainless steel

Lebih kecil

SintetisPenyerapan (Absorbtion)

Ada 2 mekanisme penyerapan benang penjahit luka. Pertama, penyerapan melalui mekanisme pencernaan enzim, misalnya terjadi pada catgut dan kolagen. Disini enzim proteolitik yang tersimpan dalam lisosom PMN alan menghancurkan benang. Kedua, adalah mekanisme hidrolisa yang berefek pada air yang terkandung dalam benang. Gangguan pada air dalam benang akan menyebabkan benang lebih rapuh lalu hancur. Hidrolisa akan meningkat dengan naiknya temperatur atau perubahan pH.

Keamanan simpul (knotting security)

Makin kasar serat suatu benang, makin tinggi pula koefisien gesekannya (coefficient of friction). Dengan demikian, makin tinggi pula keamanan simpulnya. Benang berserat banyak umumnya mempunyai keamanan simpul yang lebih tinggi dari benang berserat tunggal. Pelapisan benang juga ikut berperan, lilin yang dipakai melapisi sutera akan menyebabkan benang lebih kesat, sehingga simpulnya tak mudah longgar. Tetapi harap diingat, kelenturan (pliability) benang berserat banyak lebih kecil dari benang berserat tunggal, sehingga lebih susah dimanipulasi sewaktu penjahitan. Lagi pula pencabutan benang dari luka lebih mudah bila benang berserat tunggal dan licin. Harus diperhitungkan juga bahwa benang berserat banyak akan meninggalkan bekas (stiching marks) yang lebih jelek dari benang berserat tunggal. Selain koefisien gesekan, jenis dan jumlah ikatan simpul juga memegang peranan dalam menentukan keamanan suatu simpul.

Untuk kulit pada daerah yang ketegangannya tinggi (misalnya daerah abdomen dan ekstremitas), digunakan benang dengan keamanan simpul yang baik. Biasanya kepentingan estetis (misalnya perhitungan bekas jahitan) menjadi nomor dua pada daerah ini.

Untuk mendapatkan keamanan simpul yang cukup, biasanya dilakukan manipulasi sesuai dengan jenis benang. Benang yang licin sebaiknya disimpul lebih banyak dari benang yang kesat. Ini sesuai dengan hukum approximation, no strangulation ( merapatkan, bukan menjerat) pada penjahitan luka.

Lebih baik

Stainless steel

Keamanan simpul

Sedang

Alami

Lebih jelek

Sintetis

Tabel 3 Karakteristik benang penjahit luka

Jenis barangDiserap (A) atau tidak (NA)Daya tahan thd regangan (breaking strength)Keamanan simpul (knot security)Tegangan dalam jaringan (tensile strength in tissues)Reaksi jaringan (tissues reaction)

Plain catgutABervariasijelekHilang setelah hari ke 3Nyata

Chromic catgutA BaiksedangHilang setelah hari ke 10Sedang

CollagenABaiksedangHilang setelah hari ke 10Sedang

Polyglycolic acid

DEXON IITMABaikbaikTinggal 40% pd hari ke 14< dari catgut

Polyglactin

VICRYIL TMABaikbaikTinggal 40%pd hari ke 14< dari catgut

SuteraNASedang baikTahan hingga 6 bulanSedang

KatunNASedangbaikTahan hingga 6 bulanSedang

Braided NABaikbaikBervariasi hilangnya pada bln ke 6< dari sutera/ katun

Monofilament polyamide

NYLONTMNABaikjelekBerkurang sedikitMinimal

Braided polyesterNASangat baikbaikbertahanMinimal

Monofilament polypropylene

PROLENETMNABaiksedangBertahanMinmal

Steel wireNASangat baikbaikBertahanminimal

Penyesuaian ukuran benang dengan regio

Berdasarkan pertimbangan untung-rugi, maka dapat diambil patokan penyesuaian ukuran benang dengan daerah yang akan dijahit sebagai berikut :

Tabel 4. Penyesuaian ukuran benang dengan regio

Daerah yang akan dijahitUkuran benangJenis benang yang dianjurkan

Kepala dan leherSubkutis 5/0

Kulit 4/0 6/0Plain catgut

Nylon monofilament

Badan depan

Permukaan cembung ekstremitasSubkutis 5/0

Kulit 3/0 4/0Plain catgut

Nylon monofilament, sutera

Badan belakang

Permukaan cekung ekstremitasSubkutis 4/0

Kulit 3/0 4/0Polyglycolic acid, polydioxanone

Nylon monofilament, sutera

Tabel 5. Pemilihan Benang JahitUkuranPembandingPenggunaan

12/0 to 7/0Four Times Smaller Than a Human HairExclusively Microsurgical

6/0Human Hair Size, Generally Smallest Sutured Used With Naked VisionFace Blood Vessel

5/0 Face, Neck , Blood Vessel

4/0 Mucosa Neck, Hands, Limb, Tendon, Blood Vessel

3/0Limb, Trunk, Gut, Blood vessel

2/0Trunk, Fascia, Stomach, Viscera, Blood Vessel

1/0 Small Pencil Lead Abdominal Wall closure and Other Heavy Facial Uses

Jarum Bedah

Jarum (needle) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah teknik suture, sehingga mengetahui konsep dasar tentang needle tersebut dapat membantu dalam menguasai teknik suturing. Sebagaian besar needle tersebut terbuat dari stainless steel yang tahan korosif dan melekat pada ujungnya benang melalui swage, yaitu lubang yang terdapat pada pangkal needle, dimana benang dapat melekat di dalamnya. Needle harus cukup rigid sehingga memungkinkan untuk dapat menembus jaringan tanpa menjadi bengkok, Diameter yang cukup tanpa menyebabkan kerusakan jaringan sekitar, setipis mungkin sehingga tidak meneyebabkan kebocoran. Ujung needle harus tajam untuk dapat menembus jaringan dengan baik dan ukuran yang cukup besar sehingga dapat membawa benang tanpa ikut membawa jaringan sekitarnya. Needle juga harus mempunyai ketajaman tiga dimensi yang memungkinkan kita dapat memegang dengan baik dengan menggunakan needle holder tanpa menyebabkan kerusakan jaringan lain yang tidak perlu.

Jarum bedah merupakan instrumen yang sangat penting dalam penjahitan bedah. Pemilihannya disesuaikan dengan jaringan dan regio pembedahan. Kriteria umum yang harus dimiliki oleh jarum bedah antara lain :

1. Mengandung bahan antikarat (stainless steel)

2. Cukup kuat untuk menembus jaringan tanpa menjadi bengkok

3. Tidak mudah patah

4. Ukuran yang ramping hingga tidak menimbulkan trauma pada jaringan

5. Tajam hingga dapat menembus jaringan dengan mudah

6. Stabil bila digunakan bersama instrumen (needle holder)Anatomi jarum bedah

Anatomi Jarum Bedah (surgical needle)

Pada surgical needle yang standar terdapat beberapa bagian yaitu : Needle Point, yaitu ujung needle yang relatif lebih tajam dan memiliki diameter terkecil dibandingkan semua bagian Needle. Swage adalah pangkal needle yang memiliki pegangan berupa lubang atau celah untuk benang. Cord Length adalah jarak antara needle point dan swage apabila ditarik garis lurus , sedangkan needle length adalah jarak antara swage dan needle point dengan mengikuti lengkung lingkar luar needle. Radius adalah jarak antara pusat kelengkungan needle dengan needle itu sendiri. Needle Diameter adalah ketebalan needle pada setiap bagian.

Karakteristik Surgical NeedleKarakteristik yang paling penting dari surgical needle adalah :

Ketajaman dan kelengkungan

Needle length dan diameter needle (ukuran)

Mata needle dan bentuk melintang needle Jenis perlekatan dengan benang jahit terhadap needle1. Ketajaman dan kelengkungan

Ketajaman dan kelengkungan needle berkaitan erat dengan fungsinya. Seringkali needle yang khusus hanya untuk satu jenis operasi saja, misalkan J-shaped, yang digunakan hanya untuk operasi hernia femoralis saja.

Circle: Opthtalmic dan Microsurgery3/8 Circle: Dipakai secara umum untuk semua jenis jaringan

Circle: Dipakai secara umum untuk semua jenis jaringan

5/8 Circle: Cardiovascular dan Cavitas (Oral, Nasal, Pelvis dll)

J-shaped: Untuk Femoral Hernia

2. Panjang dan diameter needlePotensial length dari needle, ditentukan oleh ketebalan bahan yang digunakan dan rigiditas, ductility dan kekuatan sebuah needle menentukan ukuran needle. Kenyataannya needle dengan diameter 66 mm dengan ultra-thin wire gauge akan lebih mudah bengkok atau patah jika dibandingkan dengan needle yang pendek dengan diameter yang tebal. Needle yang panjang lebih baik digunakan untuk menjahit fasia dan kulit dengan bahan needle dan bahan yang lebih kuat. Needle yang pendek seringkali digunakan untuk menjahit viseral dan pembuluh darah .3. Mata dan penampang melintang needleTitik lubang yang dibentuk oleh needle ditentukan oleh bagian terujung dari mata needle sampai diameter melintang yang terbesar dari needle. Terdapat empat jenis lubang yang dibentuk oleh needle: yaitu : Conventional Cutting, Reverse Cutting, Taper Point dan Blunt.Conventional Cutting dan Reverse Cutting: digunakan dalam penjahitan kulit, periosteum, tendon

Taper: Digunakan untuk jaringan yang gampang ditembus dan untuk mendapat luka yang minimalBlunt: Baik untuk menembus fascia dan aman pada glove.

4. Jenis perlekatan benang jahit terhadap needleNeedle umumnya sudah melekat dengan benang yang akan kita gunakan. Teknologi tersebut mulai dikenal beberapa dekade terakhir. Secara tradisional semua needle memiliki 2 mata pada pangkalnya dan benang jahit harus dimasukkan pada mata needle tersebut sebelum dipergunakan. Terdapat dua macam perlekatan pada jarum-benang, yang pertama adalah tipe eye, yang dewasa ini sudah mulai jarang digunakan karena kurang praktis dalam pemakaianya dan menimbulkan trauma pada jaringan yang dijahit.

Tipe yang kedua adalah swedged, dimana benang sudah digabungkan dengan jarum di dalam kemasan. Hal ini lebih disukai karena tipe ini menimbulkan trauma yang minimal pada jaringan, selain itu penggunaan jarum pun tidak dapat diulang sehingga mengurangi risiko penularan penyakit bagi pasien.

LIGASI

Teknik yang digunakan dalam mengikat pembuluh darah dalam usaha homeostasis. Ada dua macam teknik ligasi, yaitu :

1. Free tie / Freehand. Menggunakan benang serat tunggal. Setelah hemostat dijepitkan pada ujung pembuluh darah, benang dilingkarkan ke sekeliling pembuluh tepat dibawah hemostat, lalu simpul dikencangkan dengan menggunakan jari.

Free Tie Stick Tie

2. Stick Tie / Suture ligature / Transfixion Suture. Adalah tehnik ligasi dengan menggunakan jarum. Caranya, jarum dimasukkan di bawah pembuluh darah kemudian diikat.

JAHITAN PRIMER

Adalah jahitan yang mempertahankan aproksimasi tepi luka selama penyembuhan pada kesempatan pertama.Continous Suture / Running Stiches

Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan satu untaian benang/bahan. Untaian benang/bahan.dapat diikat pada setiap ujung jahitan, dengan cara mengikat kedua ujung benang. Cara ini dapat dilakukan dengan cepat, meninggalkan sedikit benda asing pada luka, memperoleh kekuatan dari distribusi tegangan seluruh jahitan sepanjang luka. Tarikan yang terlalu kuat harus dihindari untuk mencegah putusnya jahitan yang akan merusak semua jahitan. Biasanya digunakan diperitoneum atau fascia dinding abdomen. Untuk luka infeksi harus menggunakan benang monofilament karena tidak mempunyai ruang yang dapat digunakan untuk berkembang biaknya kuman. Macam jahitan yang terputus adalah sebagai berikut :

Interlocking stitch, knotted at each end

Two strands knotted at each end and knotted in the middle

Looped suture tied to itself

Over and over running stitch

Interupted Suture

Teknik ini memerlukan lebih banyak benang karena setiap jahitan harus dibuat simpul dan dipotong. Relatif lebih aman karena bila satu jahitan putus jahitan lainnya tidak terganggu. Biasanya digunakan untuk luka yang terinfeksi, karena kuman terlokasi dalam satu jahitan. Macam jahitan yang terputus adalah sebagai berikut :

Simple interrupted

Interrupted Vertical Mattress Suture

Indikasi utama penggunaan vertical matress suture adalah untuk mengangkat permukaan pinggir luka.1-8 Vertical mattress suture sering digunakan pada bagian tubuh pinggir luka mengalami kecenderungan untuk inverted, seperti posterior neck atau luka yang terdapat pada permukaan yang concave. Beberapa peneliti percaya bahwa penggunaan vertical mattress suture yang menyebabakan pinggir luka mengalami eversi lebih baik dibandingkan teknik penjahitan luka yang lain.

Horizontal Mattress Suture

Teknik horizontal mattress suture adalah suatu teknik suture yang bertujuan untuk membuat pinggir luka menjadi eversi (menjorok keluar) dan membagi rata tekanan pada seluruh pinggir permukaan luka,7 Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua permukaan pinggir luka yang cukup jauh, sehingga dipergunakana sebagai initial suture untuk mendekatkan dua permukaan pinggir luka,7 Teknik suture ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan kulit luka yang rapuh seperti kulit pada orang tua dan orang yang mendapatkan pengobatan steroid dalam jangka waktu lama.

Corner Stitch

Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress suture, atau disebut juga corner stitch, banyak dipergunakan dalam menutup luka di klinikklinik.1 Teknik suture corner stitch dipergunakan untuk mendekatkan pinggir luka yang membentu sudut tanpa menghilangkan atau mengurangi suplai darah ke permukaan kulit tersebut.Jahitan yang dikubur (buried)

Seluruh jahitan berada dibawah lapisan epidermal kulit. Bisa dilakukan dengan menggunakan jahitan tidak terputus atau tidak terputus dan tidak diangkat setelah operasi.

Jahitan pure-string

Merupakan jahitan tidak terputus pada sekitar lumen yang dikencangkan seperti tali celana untuk membalikan bagian yang terbuka. Contohnya seperti pada apendektomi.

Jahitan Subkutikuler

Adalah jahitan yang tidak terputus pada jaringan subkutan di bawah lapisan epitel. Jalurnya searah atau paralel dengan luka. Jahitan dilakukan pendek-pendek, dibagian lateral sepanjang luka. Setelah jahitan selesai dilakukan, kedua ujung tali diikat.

JAHITAN SEKUNDER

Tujuan jahitan sekunder adalah untuk:

Memperkuat jahitan primer

Menghilangkan dead space Mencegah akumulasi cairan pada luka abdominal selama proses penyembuhan.

Untuk penutupan luka sekunder karena kerusakan jahitan pada masa penyembuhan.

Umumnya digunakan benang tidak diserap.

Terdiri dari :

1. Jahitan sambung menyambung (through and through)

Yaitu jahitan yang dilakukan dari dalam ruang peritoneal melewati semua lapisan dinding abdomen termasuk peritoneum.

2. Jahitan buried coaptation

Yaitu jahitan yang digunakan untuk menutup peritoneum. Memakai jahitan terputus (interrupted), dengan cara menembus lapisan fascia hingga lapisan kulit.Prinsip Prinsip Dalam Membuat Simpul Ikatan

1. Kuat dan tidak mudah lepas, sederhana

2. Ikatan sekecil mungkin, ujung dipotong sependek mungkin

3. Tidak boleh ada gesekan antara untaian benang ( melemahkan jahitan

4. Tidak boleh ada kerusakan materi jahitan

5. Tidak boleh terdapat tarikan yang berlebihan

6.Jangan menjahit terlalu kuat

7. Pertahankan tarikan pada satu ujung benang setelah ikatan pertama supaya lilitan tidak longgar pada jahitan tidak terputus

8.Buat lilitan akhir sehorizontal mungkin

9. Jangan raguragu merubah posisi pasien supaya letak simpul aman dan rata

Pengangkatan jahitan

Pengangkatan jahitan antara lain disesuaikan dengan daerah luka, kondisi luka, usia luka, jenis benang yang digunakan, jenis tehnik jahitan. Jahitan mungkin ditinggalkan terutama bila digunakan benang yang diserap. Pengangkatan dilakukan pada jahitan kulit. Benang mungkin diangkat sekaligus atau berselang-seling dengan selang waktu1 3 hari.TABEL 5 Suggested Removal Times for Interrupted Skin Sutures

AreaRemoval time (days)

Face3 to 5

Neck5 to 8

Scalp7 to 9

Upper extremity8 to 14

Trunk10 to 14

Extensor surface hands14

Lower extremity14 to 28

Daftar Pustaka1. Edwin A. Deitch, Tools of the Trade and Rules of the Road, A Surgical Guide. Lippincott Raven, USA 1997.

2. Ethicon Suture, Wound Closure Manual. Johnson& Johnson, USA

3. Zederfeldt H & Hunt T. Wound Closure- Materials And Techniques, David And Geck, USA 1990

4. Skinner, I : Basic Surgical Skill Manual Chapter 3; Suture Material and Surgical Needle. Mc Graw Hill Book Co. Australia. 2000

5. Skinner, I : Basic Surgical Skill Manual Chapter 4; Basic Surgical Skill . Mc Graw Hill Book Co. Australia. 2000

6. http://www.npcentral.net/talks/basic.suturing.doc 7. http://en.wikipedia.org/wiki/Surgical_staple#cite_ref-0

8. Surgery Today, Volume 34, Number 2 / February, 2004 9. Non-suture methods of vascular anastomosis, British Journal of Surgery, 19 Feb 2003: Volume 90, Issue 3, Pages 261 - 271 10. Circular vascular stapling in coronary surgery, Konstantinov, Annals of Thoracic Surgery, 2004; 78: 369-373 11. History of United States Surgical Corporation 12. Stapled versus Sutured Gastrointestinal Anastomoses in the Trauma Patient: A Multicenter Trial, Journal of Trauma-Injury Infection & Critical Care. 51(6):1054-1061, December 2001.SUTURE MATERIALS

REFERATPembimbing :

dr. Andriana Purnama, SpB-KBDOleh :

Lussie Rakhmawati

Fakultas Kedokteran Universitas PadjadjaranRumah Sakit Dr. Hasan SadikinBandung2009

Pada saat ini, perkembangan teknik suturing semakin bertambah luas. Para dokter dapat menggunakan berbagai metode baru, diantaranya yaitu menggunakan surgical staples ataupun bahan perekat tertentu.1. Surgical Staples

Surgical staples adalah sejenis stapler khusus bedah yang dapat digunakan dalam teknik penjahitan untuk menutup luka di kulit, menghubungkan atau memindahkan bagian dari usus atau paru-paru.Teknik stapling lebih cepat daripada teknik penjahitan dengan tangan, serta lebih akurat dan konsisten. Pada pembedahan usus atau paru-paru, lebih dianjurkan untuk menggunakan staples karena garis staple lebih sedikit menimbulkan rembesan darah, udara, maupun isi dari usus.

Teknik stapler dikembangkan untuk menangani masalah yang terjadi pada anastomosis (leakage dari darah atau isi usus), yang merupakan penyebab mortalitas paska pembedahan. Teknik ini juga mempunyai resiko infeksi yang lebih sedikit dibandingkan dengan catgut, silk dan linen, yang merupakan bahan utama yang digunakan sampai tahun 1990an.Teknik ini diperkenalkan oleh ahli bedah asal Hungaria, Humer Hultl, yang dikenal sebagai "father of surgical stapling" pada tahun 1908. Instrumen-instrumen kemudian berkembang, pada tahun 1964 Leon C. Hirsch mendirikan United States Surgical Corporation yang memproduksi surgical stapler dengan merek Auto Suture. Sampai akhir 1970 USSC memegang pasar, namun pada tahun 1977 Johnson & Johnson's Ethicon memasuki pasar dan saat ini keduanya banyak digunakan. USSC kemudian dibeli oleh Tyco Healthcare pada tahun 1998, yang kemudian menjadi Covidien pada 29 Juni 2007.Stapler komersil pertama terbuat dari stainless steel dengan isi titanium. Surgikal stapler modern terdapat dua tipe, yang pertama disposable, terbuat dari plastik, yang kedua reusable terbuat dari stainless steel.Garis staple dapat lurus, kurva atau sirkuler. Stapler sirkuler digunakan pada anastomosis end to end setelah reseksi usus atau kadang-kadang pada pembedahan esofagogastrik. Instrumen ini dapat digunakan baik pada open ataupun laparoscopic surgery, dengan alat yang disesuaikan.

Penggunaan surgical stapler pada paska operasi hernia inguinalis

2. Perekat jaringan

Belakangan ini digunakan suatu perekat topikal cyanoacrylate (liquid stitches) sebagai kombinasi atau alternatif pada penjahitan luka. Perekat tersebut berbentuk cairan sampai terkena air atau substrat yang mengandung air (jaringan) kemudian berpolimerasi dan membentuk lapisan fleksibel yang melekat pada permukaan yang terkena. Perekat jaringan dapat sekaligus menjadi barier terhadap mikroba selama lapisan perekat tetap utuh. Merek Indermil dan Histoacryl mengandung n-butyl cyanoacrylate, namun memiliki kerugian yaitu harus disimpan di dalam pendingin. Kini, terdapat merek LiquiBand, SurgiSeal, FloraSeal dan Dermabond yang mengandung 2-octyl cyanoacrylate yang memiliki keuntungan lebih fleksibel, ikatan yang lebih kuat, dan lebih mudah digunakan.PENDAHULUAN

KLASIFIKASI BENANG PENJAHIT LUKA

PEMILIHAN JARUM BEDAH

TEKNIK SUTURING

EMBED Word.Picture.8

MODERN SUTURE

PAGE

_1348475678.xlsSheet1

Pharmacopoeia Europe Vol. III / British Pharmacopoeia 1973Pharmacopoeia Europe Vol. III / British Pharmacopoeia 1973 / United State Pharmacopoeia XIXUnited State Pharmacopeia XIX

Ukuran metricDiameter (mm)Ukuran

0,1,010 - ,019-

0,2,020 - ,029-

0,3,030 - ,0399/0

0,4,040 - ,049-

0,5,050 - ,0698/0

o,7,070 - ,0997/0

1,100 - ,1496/0

1,5,150 - ,1995/0

2,200 - ,2494/0

3,300 - ,3493/0

3,5,350 - ,3992/0

4,400 - ,4991/0

5,500 - ,5991

6,600 - ,6992

7,700 - ,7993

8,800 - ,8994

_1348475679.doc