5
Kuliah Pakar Sistem Persarafan SISTEM PERSARAFAN DR. Achdiat Agoes dr. Sp. S Pendahuluan Sistem Persarafan pada tubuh manusia terdiri dari Susunan Saraf Pusat dan Susunan Saraf Tepi. Susunan Saraf Pusat meliputi Otak dan Sumsum Tulang Belakang. Susunan Saraf Tepi meliputi Susunan Neuromuskuloskeletal dan Susunan Saraf Sensorik yang merangkum fungsi gerak dan perasa pada bagian-bagian tubuh. Susunan ini terdiri dari susunan saraf tepi dan otot rangka. Susunan saraf tepi bersama-sama susunan saraf pusat membentuk sistem persyarafan. Sebagaimana diketahui susunan saraf pusat terdiri dari Otak dan Medula Spinalis. Untuk mencapai otot rangka dari otak dan medula spinalis keluar serabut-serabut saraf yaitu serabut saraf kranialis dan serabut saraf spinalis. Serabut saraf kranialis yang sering disebut nervus kranialis terdiri dari 12 saraf yaitu: 1. N. Olfactorius 2. N. Optikus 3. N. Okulomotorius 4. N. Trochlearis 5. N. Trigeminus 6. N. Abduscens 7. N. Facialis 8. N. Vestibulocochlearis 9. N. Glossopharyngeus 10. N.Vagus 11. N.Accesorius 12. N. Hypoglossus Sedangkan saraf spinalis terdiri dari kelompok saraf spinalis leher/servikalis (5), serabut saraf dada/thorakalis (12), serabut saraf pinggang/lumbalis (5) serabut saraf selangkang/sakralis (5). Kelompok saraf spinalis keluar dari foramen intervertebralis

Susunan Saraf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

susunan saraf

Citation preview

KULIAH PAKAR

Kuliah Pakar

Sistem Persarafan

SISTEM PERSARAFANDR. Achdiat Agoes dr. Sp. S

Pendahuluan

Sistem Persarafan pada tubuh manusia terdiri dari Susunan Saraf Pusat dan Susunan Saraf Tepi. Susunan Saraf Pusat meliputi Otak dan Sumsum Tulang Belakang. Susunan Saraf Tepi meliputi Susunan Neuromuskuloskeletal dan Susunan Saraf Sensorik yang merangkum fungsi gerak dan perasa pada bagian-bagian tubuh. Susunan ini terdiri dari susunan saraf tepi dan otot rangka. Susunan saraf tepi bersama-sama susunan saraf pusat membentuk sistem persyarafan. Sebagaimana diketahui susunan saraf pusat terdiri dari Otak dan Medula Spinalis. Untuk mencapai otot rangka dari otak dan medula spinalis keluar serabut-serabut saraf yaitu serabut saraf kranialis dan serabut saraf spinalis.

Serabut saraf kranialis yang sering disebut nervus kranialis terdiri dari 12 saraf yaitu:

1. N. Olfactorius

2. N. Optikus

3. N. Okulomotorius

4. N. Trochlearis

5. N. Trigeminus

6. N. Abduscens

7. N. Facialis

8. N. Vestibulocochlearis

9. N. Glossopharyngeus

10. N.Vagus

11. N.Accesorius

12. N. Hypoglossus

Sedangkan saraf spinalis terdiri dari kelompok saraf spinalis leher/servikalis (5), serabut saraf dada/thorakalis (12), serabut saraf pinggang/lumbalis (5) serabut saraf selangkang/sakralis (5). Kelompok saraf spinalis keluar dari foramen intervertebralis membentuk kumpulan serabut saraf (pleksus) cervikalis dan pleksus lumbosakralis.

Pleksus cervikalis meneruskan diri sebagai serabut- sebagai serabut-serabut saraf yang disebut n. axilaris, n. brachialis, n, radialis, n. ulnaris dan n. medianus.

Pleksus lumbosakralis meneruskan diri sebagai sebagai serabut-serabut saraf yang disebut n. ischiadicus, n. femoralis, n. pudendus, n. tibialis dan n. dorsalis pedis.

Penyakit susunan saraf pusat dapat terjadi karena proses kekurangan nutrisi, degeneratif vaskuler, inflamasi, malignancy dan trauma.

Demiliam pula halnya penyakit susunan saraf tepi dapat terjadi karena proses kekurangan nutrisi, degeneratif vaskuler, inflamasi, malignancy dan trauma.

N. Olfactorius

Bermula dari reseptor saraf yang terletak di mukosa kavum nasi melanjutkan diri ke posterior masuk kavum kranii melalui lamina cribrosa ossis ethmoidalis. Sel body terletak di bulbus olfactorius. Patologinya:

1. Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi trauma kepala dengan kerusakan lamina cribrosa ossis ethmoidalis dan menimbulkan gangguan yang disebut anosmia, hiposmia, parosmia, dan cacosmia.

2. Infeksi meningitis

3. Tumor lobus frontalis bagian bawah.

N. Opticus

Berawal dari reseptor di retina melanjutkan diri dalam berkas saraf nervus optikus membentuk tractus opticus dan kemudian menyilang pada chiasma nervi optici.

Kelainan dapat berupa buta, dan penyempitan lapangan pandang (hemianopsia). Hemianopsia sering terjadi karena lesi di chiasma nervi optici, akibat tumor glandula hypophysis dan pengerasan dinding arteri carotis interna yang berada di lateral tractus opticus. Yang terkenal adalah hemianopsi bitemporal (tumor gld. hypophysis) dan hemianopsia binasal (pengerasan dinding arteri carotis).

N. Oculomotorius

Menggerakkan otot bola mata kearah nasal dan bawah serta atas. Untuk menggerakkan ke lateral adalah n. abduscens.

N. Trochlearis

Menggerakkan bolamata kearah bawah sehingga bila lumpuh menimbulkan gejala sulit turun tangga.

N. Trigeminus

Menggerakkan otot pengunyah dan merasakan sensasi di wajah. Mempunyai tiga ramus yaitu r. orbitalis, r. maxilaris dan r. mandibularis.

N. Abduscens

Menggerakkan otot bolamata ke lateral (samping).N. Facialis

Menggerakkan otot wajah. Gangguan biasanya terjadi uni lateral dan temporal, sembuh spontan.

Gangguan ini sering juga disebut Bell's Palsy. Bila disertai gangguan motorik lain tidak disebut Bells's Palsy. Sembuh spontan dalam beberapa hari. Sering juga penderita mengeluh mulut merot atau mulut mencong.

N. Octavus (n. vestibulocochlearis)

Adalah nervus yang membawa serabut saraf ke telinga dalam dan bila terganggu menimbulkan tuli dan vertigo. Organ dalam yang terganggu biasanya adalah rumah siput dan canalis semicircularis.

N. Glossopharyngeus/ N. Vagus

Membawa serabut saraf motorik dan serabut saraf otonomik. Menimbulkan gejala gangguan menelan bila terganggu, seperti sering keselak, jantung berdebar atau bahkan berhenti berdenyut.

N. Accesorius

Mempersarafi otot sternocleidomastoideus dan m. trapezius.

N. Hypoglossus

Mempersarafi otot lidah dan kelemahannya dapat ditimbulkan oleh stroke, abses otak akibat meningitis atau ensefalitis.

Saraf spinalis dapat terganggu dimana saja tergantung patologi penyakit yang menyerang atau trauma yang terjadi. Gejala dapat berupa seperti tebal atau lemah.

Rasa Tebal terjadi bila kelainan sensorik yang menonjol.

Rasa Lemah menonjol bila kelainan motorik yang terjadi.

Pada kelainan sensorik rasa raba dapat sangat menurun demikian pula rasa sakit sehingga penderita merasa dingin dan memanaskan badan dengan alat pemanas tetapi hal demikian dapat berakibat fatal karena terjadi luka bakar tanpa disadari penderita.

Kelemahan motorik ditunjukkan oleh kesulitan berjalan atau bahkan tidak mampu naik tangga.

Penyakit yang dapat menimbulkan gangguan saraf tepi medula spinalis dapat disebabkan gangguan kekurangan nutrisi, diabetes melitus, penyakit paraneoplastik (malignancy) dan trauma.

Pemeriksaan penderita dengan gangguan saraf tepi dapat dilakukan secara klinis tetapi dapat juga dibantu dengan alat penunjang seperti laboratorium dan Elektro Myo Graphy/Nerve Conduction Velocity (EMG/NCV). Bahkan MRI /MRA (Magnetic Resonance Imaging/Magnetic Resonance Angiography) spinal juga dapat membantu.

Pengobatan pada penyakit saraf tepi biasanya adalah dengan memberikan terapi kausal. Selain terapi kausal dapat diberikan roboransia saraf seperti vitamin B1, B6, dan B12. Bila proses inflamasi dicurigai dapat diberikan pula obat anti inflamasi dan atau kortikosteroid.

---o0o---