Upload
vuongque
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Dyah Reza Lestari
NIM : 1113082000038
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Dyah Reza Lestari
NIM : 1113082000038
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Reskino, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 197409282008012004
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 7 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Dyah Reza Lestari
2. NIM : 1113082000038
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan
Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Maret 2017
1. Dr. Rini, SE, Ak, CA
NIP. 19760315 200501 2 002
2. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 19760924 200604 2 002
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 27 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dyah Reza Lestari
2. NIM : 1113082000038
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan
Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Juli 2017
1. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 19760924 200604 2 002
2. Dr. Rini, SE, Ak, CA
NIP. 19760315 200501 2 002
3. Reskino, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 19740928 200801 2 004
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dyah Reza Lestari
NIM : 1113082000038
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 28 Juli 2017
Yang Menyatakan
Dyah Reza Lestari
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dyah Reza Lestari
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 4 Juli 1997
3. Alamat : Jalan Legoso Raya No. 44 RT 03
RW 07 Pisangan, Ciputat,
Tangerang Selatan
4. Agama : Islam
5. Warga Negara : Indonesia
6. No. Telp : 081295103235
7. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
Tahun 2002-2003 : TK Negeri Pembina Kota Bengkulu
Tahun 2003-2009 : SD Negeri 09 Kota Bengkulu
Tahun 2009-2011 : SMP Negeri 01 Kota Bengkulu
Tahun 2011-2013 : SMA Negeri 02 Kota Bengkulu
Tahun 2013-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Panitia Makrab HMJ Jurusan Akuntansi Tahun 2014.
2. Panitia OPAK Jurusan Akuntansi Tahun 2015.
3. Volunteer dalam acara Festival Laut yang diadakan oleh Greenpeace
Indonesia Tahun 2015.
IV. PENGALAMAN MAGANG
1. Magang di Kantor Akuntan Publik (KAP) Abdul Hamid dan Rekan
selama 2 bulan (Februari-Maret 2017).
vii
V. PENGALAMAN TRAINING / KURSUS
1. “The 16th ATV Audit” yang diadakan oleh Universitas Indonesia
Tahun 2016.
2. Kursus Bahasa Inggris (TOEFL Preparation dan Conversation Class)
di LBPP LIA Ciputat selama 3 tahun (2015-2017).
viii
ABSTRACT
This research aimed to analyze the effect of intellectual capital and
sustainability report disclosure on company’s value. Independent variable in this
research were intellectual capital measured by VAICTM and sustainability report
diclosure measured by SRD. Dependent variable in this research was company’s
value measured by Tobin’s Q.
This research used secondary data from annual report and sustainability
report that have been published by companies in Indonesia Stock Exchange and
website of each companies. Population in this research were LQ45 companies
listed in Indonesia Stock Exchange during 2013-2015. By using purposive
sampling method, the total amount of samples obtained in this research were 39
from 13 companies. The data were analyzed by using multiple linear regression
method.
The results of this research showed that intellectual capital has a positive and
significant effect on company’s value and sustainability report disclosure has no
significant effect on company’s value.
Keywords: intellectual capital, sustainability report disclosure, company’s value
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital dan
pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diproksikan
dengan VAICTM dan pengungkapan sustainability report yang diproksikan dengan
SRD. Variabel dependen dalam penelitian` ini adalah nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Tobin’s Q.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan tahunan (annual
report) dan laporan keberlanjutan (sustainability report) yang telah dipublikasikan
oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan website masing-masing perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Dengan menggunakan metode
purposive sampling, total sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 39 data
dari 13 perusahaan. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan dan pengungkapan sustainability report tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : intellectual capital, pengungkapan sustainability report, nilai
perusahaan
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tak lupa pula, shawalat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
mendapatkan bimbingan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak sehingga segala
macam kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Firman, M.Si dan Ibunda Ir.
Sabrawati yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, doa, nasihat,
motivasi, dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua kakakku dan adikku tersayang, Sari Reza Pratiwi, S.M, Ns. Amalia
Reza Setyawati, S.Kep, dan Fahmi Reza Nugraha yang senantiasa
memberikan semangat, dukungan, serta doa kepada penulis.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa meluangkan waktu dan
memberikan arahan, nasihat, serta bimbingan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai sehingga
xi
penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi, Dila, Rafny, Lia, Agias, Meli, Ana,
Sapta, Dea, dan Dinda. Semangat, dukungan, dan motivasi dari kalian sangat
berarti bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih untuk selalu berjuang bersama dan menjadi partner in crime terbaik
selama 4 tahun ini. I can’t wait to see you on top, guys!
9. Sahabat-sahabatku tercinta, Himala, Icha, Venta, Tafia, dan Isti yang
senantiasa memberikan motivasi, dukungan, serta doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar Akuntansi 2013, terutama teman-teman Akuntansi A yang
senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis selama proses
penulisan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kelemahan maupun kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar
harapan penulis bahwa dengan adanya tugas akhir ini dapat bermanfaat guna
menambah wawasan serta pengetahuan penulis pada khususnya dan pihak lain
pada umumnya.
Jakarta, 28 Juli 2017
Dyah Reza Lestari
xii
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 9
1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
A. Landasan Teori .......................................................................................... 11
1. Resource Based Theory ........................................................................ 11
2. Signalling Theory.................................................................................. 13
3. Intellectual Capital ............................................................................... 15
a. Definisi Intellectual Capital ............................................................. 15
b. Komponen Intellectual Capital ........................................................ 17
c. Pengukuran Intellectual Capital ....................................................... 20
d. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) ................. 21
4. Pengungkapan Sustainability Report .................................................... 25
xiii
a. Pengungkapan Intellectual Capital .................................................. 26
5. Nilai Perusahaan ................................................................................... 28
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 31
C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 37
D. Hipotesis .................................................................................................... 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 42
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 42
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 43
D. Metode Analisis Data ................................................................................ 44
1. Statistik Deskriptif ................................................................................. 44
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 44
a. Uji Normalitas ................................................................................... 45
b. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 46
c. Uji Autokorelasi ................................................................................ 46
d. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 47
3. Uji Hipotesis .......................................................................................... 48
a. Analisis Regresi Linear Berganda .................................................... 48
b. Koefisien Determinasi (R Square) .................................................... 49
c. Uji Statistik t (t-test).......................................................................... 49
d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................................... 50
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 51
1. Variabel Independen .............................................................................. 51
2. Variabel Dependen ................................................................................ 60
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 63
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 63
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................... 63
2. Perusahaan LQ45 .................................................................................. 63
3. Deskripsi Sampel Penelitian .................................................................. 64
B. Analisis Data Penelitian ............................................................................ 66
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................... 66
xiv
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 68
a. Uji Normalitas ................................................................................... 68
b. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 70
c. Uji Autokorelasi ................................................................................ 71
d. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 72
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 74
a. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 74
b. Hasil Koefisien Determinasi (R Square) .......................................... 76
c. Hasil Uji Statistik t (t-test) ................................................................ 76
d. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............................. 78
C. Pembahasan ............................................................................................... 79
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan .................... 79
2. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan
............................................................................................................... 81
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83
A. Kesimpulan ............................................................................................... 83
B. Saran .......................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85
LAMPIRAN ................................................................................................... 90
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 31
Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson ................................. 47
Tabel 3.2 Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report ................. 57
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel .......................................................... 62
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria ...................................... 65
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel................................. 65
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif ............................................................ 66
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) .................... 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas......................................................... 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................... 72
Tabel 4.7 Pengambilan Keputusan Hasil Uji Autokorelasi ....................... 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ...................... 74
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi (R Square) .................................... 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t (t-test) ......................................................... 77
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................... 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan di Indonesia yang Membuat Sustainability
Report Tahun 2013-2015 ........................................................ 6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 37
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ................................. 68
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot ........................... 69
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot .................... 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan VAICTM, SRD, dan Tobin’s Q ........................... 91
Lampiran 2. Hasil Olah Data Statistik ........................................................ 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi saat ini telah membawa perubahan pada berbagai macam
aspek terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat. Hal ini semakin meningkatkan persaingan yang ada di dalam dunia
bisnis sehingga perusahaan dituntut untuk mengubah cara mereka dalam
menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus going concern, maka perusahaan
perlu menyusun strategi dan kebijakan sesuai kondisi pasar. Hal tersebut
membuat perusahaan mengubah strategi bisnisnya dari labor based business
(bisnis berdasarkan tenaga kerja) menjadi knowledge based business (bisnis
berdasarkan pengetahuan) (Aida & Rahmawati, 2015).
Perusahaan yang menerapkan knowledge based business akan
menciptakan suatu cara untuk mengelola pengetahuan (manajemen
pengetahuan) sebagai sarana untuk memperoleh laba (Pramelasari, 2010).
Penerapan knowledge based business ini bertujuan untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif serta memberikan value added (nilai tambah) pada
produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan (Oktari et al., 2016).
Knowledge based business ini merupakan salah satu bentuk aset tidak
berwujud (intangible assets) yaitu knowledge assets, seperti ide, informasi,
kreativitas, dan pengetahuan sumber daya manusia. Knowledge assets lebih
2
dikenal sebagai intellectual capital (Nikmah & Irsyahma, 2016). Adanya
transisi ke arah knowledge based business menyebabkan intellectual capital,
khususnya efisiensi penggunaan Intellectual Capital meningkat secara
signifikan (Ousama & Fatima, 2015).
Banyaknya penelitian mengenai Intellectual capital (IC) diawali oleh
Tom Stewart (1991) yang menulis artikel dengan judul Brain Power – How
Intellectual Capital is Becoming America’s Most Valuable Asset (Ulum,
2009). Bermula dari saat itu, pada akhir tahun 1990-an, IC menjadi topik yang
populer serta mendapat perhatian khusus dari cendekiawan, perusahaan,
maupun investor (Ulum et al., 2015). Sedangkan, di Indonesia, fenomena IC
mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) mengenai
aset tidak berwujud. Menurut PSAK 19 (revisi 2015), aset tidak berwujud
adalah aset non-moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik (IAI, 2015).
Beberapa contoh dari aset tidak berwujud yang disebutkan di dalam
PSAK No. 19 (revisi 2015) antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain
dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual,
pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (IAI, 2015). Walaupun di
dalam PSAK No. 19 tidak secara eksplisit dijelaskan mengenai intellectual
capital, namun hal ini telah membuktikan bahwa intellectual capital mulai
mendapat perhatian (Ulum, 2009).
Menurut Stewart (1991) dalam (Ulum, 2009), intellectual capital berisi
informasi terkait dengan kekayaan intelektual, materi intelektual,
pengetahuan, teknik inti, hubungan dengan konsumen, dan pengalaman yang
3
dapat dimanfaatkan untuk membuat perusahaan menjadi kaya. Sedangkan,
menurut Roos (1997) dalam (Ulum, 2014), IC adalah kumpulan dari aset
tersembunyi yang dimiliki oleh perusahaan, seperti merek, merek dagang,
paten, dan semua yang termasuk aset yang tidak tercantum di dalam laporan
keuangan.
Secara garis besar, intellectual capital (IC) merupakan keseluruhan
dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan, tenaga kerja
perusahaan, dan prosedur pendukung yang diciptakan dengan adanya inovasi,
modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu pengetahuan, dan pembelajaran
yang berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan
(Gozali & Hatane, 2014).
Seiring dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap intellectual
capital (IC) maka muncullah persoalan penting mengenai sulitnya melakukan
pengukuran dan penilaian terhadap IC tersebut. Hal inilah yang
melatarbelakangi (Pulic, 1998) mengajukan pengukuran untuk menilai IC.
Pengukuran IC yang digagas oleh (Pulic, 1998) disebut sebagai metode
VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient).
Komponen utama dari VAICTM adalah physical capital (VACA ‒ Value
Added Capital Employed), human capital (VAHU ‒ Value Added Human
Capital), dan structural capital (STVA ‒ Structural Capital Value Added)
(Pulic, 1998). Metode VAICTM telah menarik perhatian selama 2 dekade
terakhir. Beberapa peneliti dan praktisi telah mengadopsi metode VAICTM
sebagai metode pengukuran IC. Walaupun dalam pengukurannya, metode ini
4
tidak secara langsung mengukur IC perusahaan, karena hanya memperlihatkan
efisiensi dari value added (nilai tambah) sebagai hasil dari kemampuan IC
perusahaan (Ulum, 2009).
Menurut (Appuhami, 2007), semakin besar nilai IC perusahaan, maka
semakin efisien penggunaan IC perusahaan sehingga dapat menciptakan value
added (nilai tambah) bagi perusahaan. Value added (nilai tambah) yang
dihasilkan dari IC inilah yang diyakini dapat memberikan peran penting dalam
peningkatan nilai perusahaan. Seperti yang diketahui bahwa tujuan perusahaan
bukan hanya untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya saja, tetapi juga
untuk menyejahterakan para shareholder (pemegang saham) dan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan.
Bagi perusahaan yang telah go public, indikator nilai perusahaan
tercermin pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal. Semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai
yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi
(Hermuningsih, 2013).
Nilai pasar sebuah perusahaan tidak hanya dipengaruhi kepemilikan aset
berwujud sebagai modal keuangan saja. Nilai pasar perusahaan juga
dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan mendayagunakan nilai-nilai yang
tidak tampak dari aset tidak berwujud dalam hal ini sebagai intellectual
capital (Widiatmoko, 2015). Menurut (Bornemann & Leitner, 2002), adanya
gap yang besar antara nilai pasar dengan nilai buku yang diungkapkan
5
karena perusahaan telah gagal melaporkan hidden value dalam laporan
tahunannya. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang pantas untuk
meningkatkan kualitas laporan keuangan yaitu dengan mendorong
peningkatan informasi intellectual capital.
Informasi yang berkaitan dengan intellectual capital tersebut dapat
terlihat apabila perusahaan melakukan pengungkapan terhadap IC tersebut.
Dengan adanya pengungkapan IC (Intellectual Capital Disclosure),
perusahaan dapat meningkatkan transparansi, status legitimasi, dan reputasi
perusahaan (Oliveira et al., 2010). Pengungkapan intellectual capital dapat
menjadi tambahan informasi bagi para stakeholder terkait dengan seberapa
baik intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan. Pengungkapan
intellectual capital dapat ditemukan di annual report, sustainability report,
maupun di website perusahaan (Oliveira et al., 2010).
Menurut (Utama & Mirhard, 2016), pengungkapan intellectual capital
yang efektif adalah di dalam sustainability report (laporan berkelanjutan)
karena stakeholder adalah common readers dari laporan tersebut. Berdasarkan
(Global Reporting Initiative, 2013), sustainability report membantu
perusahaan untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola
perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Global Reporting Initiative (GRI),
perusahaan di Indonesia yang membuat dan mempublikasikan sustainability
report mengalami kenaikan dari tahun 2013-2015 yang terlihat dari Gambar
1.1 berikut ini :
6
Sumber : Data diperoleh dari website GRI
Dari grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 sebanyak 46
perusahaan, tahun 2014 sebanyak 48 perusahaan, dan tahun 2015 sebanyak 63
perusahaan yang mempublikasikan sustainability reportnya. Jumlah
perusahaan yang membuat sustainability report tersebut bukan hanya
perusahaan publik saja, tetapi juga termasuk perusahaan non-publik.
Pelaporan keberlanjutan ini menunjukkan tren yang positif, dimana setiap
tahunnya jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan semakin
bertambah. Terlebih lagi, pada tanggal 8 Juni 2017, GRI telah meluncurkan
standar GRI dengan menggunakan bahasa Indonesia (Global Reporting
Initiative, 2017). Hal ini cukup membuktikan bahwa sustainability report
telah mendapatkan perhatian di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia membuat sustainability report
karena laporan ini dianggap sangat membantu perusahaan dalam memberikan
informasi tambahan kepada stakeholder yang tidak dapat dilaporkan di
laporan keuangan. Oleh karena itu, sustainability report (SR) dapat dijadikan
0
10
20
30
40
50
60
70
2013 2014 2015
Gambar 1.1
Jumlah Perusahaan di Indonesia yang Membuat
Sustainability Report Tahun 2013-2015
7
sebagai media penyampaian informasi perusahaan kepada para pemangku
kepentingan (stakeholder), termasuk sebagai media penyampaian intellectual
capital perusahaan (Oliveira et al., 2010).
Dengan mengungkapkan intellectual capital di dalam sustainability
report, maka dapat memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau
calon investor untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih
memilih untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki
intellectual capital yang tinggi (Wang, 2008). Dengan banyaknya investor
yang berinvestasi di perusahaan, maka dapat meningkatkan harga pasar saham
perusahaan dan secara otomatis juga meningkatkan nilai perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan harus lebih peduli terhadap sustainability report dan
bagian-bagian dari IC (human capital, structural capital, dan capital
employed) karena dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Utama & Mirhard,
2016).
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu mengenai
pengaruh intellectual capital dan pengungkapan intellectual capital terhadap
nilai perusahaan telah diteliti oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Widarjo,
2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Aida & Rahmawati, 2015), dan
(Marcelia & Purnomo, 2016). Adapun beberapa perbedaan dari penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Pengungkapan intellectual capital di dalam beberapa penelitian
sebelumnya dilihat dari annual report, sedangkan pada penelitian ini,
8
peneliti mencoba untuk melihat pengungkapan intellectual capital yang
ada di dalam sustainability report.
2. Perusahaan yang digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya
adalah perusahaan manufaktur dan perbankan, sedangkan dalam
penelitian ini, perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ45.
3. Periode penelitian dalam penelitian sebelumnya di bawah tahun 2013 dan
hanya satu penelitian yang meneliti untuk periode 2014, sedangkan
dalam penelitian ini peneliti menggunakan periode penelitian selama 3
tahun dari tahun 2013-2015.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report
terhadap Nilai Perusahaan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual capital terhadap
nilai perusahaan.
b. Untuk menguji secara empiris pengaruh pengungkapan sustainability
report terhadap nilai perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka adapun manfaat yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti, khususnya dalam menambah pengetahuan mengenai
intellectual capital, pengungkapan sustainability report, dan nilai
perusahaan.
b. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
perkembangan ilmu di bidang Akuntansi dan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam
bidang Akuntansi yang berkaitan dengan intellectual capital,
pengungkapan sustainability report, dan nilai perusahaan.
10
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan
dalam memahami pemanfaatan intellectual capital dalam mencapai
efisiensi operasional perusahaan sehingga mampu memberikan
kontribusi dalam peningkatan nilai perusahaan, serta memberikan
masukan kepada perusahaan untuk terus membuat sustainability report
yang dapat dijadikan sebagai media penyampaian informasi aktivitas
perusahaan termasuk mengenai intellectual capital yang dimiliki oleh
perusahaan.
d. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
kepada investor atau calon investor sebelum membuat keputusan
investasi dengan mempertimbangkan intellectual capital sebagai salah
satu indikator penting dalam meningkatkan nilai perusahaan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Resource Based Theory
Resource Based Theory (RBT) pertama kali diperkenalkan oleh
Wernelfelt (1984) dalam artikelnya yang berjudul “A Resource-based
View of The Firm”. Artikelnya berisi ide dari Selznick (1957) dan Penrose
(1959) yang membahas mengenai perusahaan atau organisasi sebagai
sistem yang memproduksi sumber daya (Ulum, 2013). Resource Based
Theory (RBT) membahas mengenai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengelola dan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya (Pramelasari, 2010).
Sumber daya yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk
menciptakan keunggulan bersaing, sehingga sumber daya tersebut yang
dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau
digantikan (Jafar, Habbe, & Mediaty, 2016). Sumber daya ini termasuk
aset berwujud dan juga aset tidak berwujud yang ada di dalam perusahaan
yang harus digunakan secara efektif guna mengimplementasikan strategi
yang dapat mendatangkan profit bagi perusahaan (Riahi-belkaoui, 2003).
Menurut (Susanto, 2007) agar dapat bersaing, perusahaan
membutuhkan dua hal utama. Pertama, memiliki keunggulan dalam
sumber daya yang dimilikinya, baik berupa aset yang berwujud (tangible
12
assets) maupun yang tidak berwujud (intangible assets). Kedua, adalah
kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya tersebut
secara efektif. Kombinasi dari aset dan kemampuan akan menciptakan
kompetensi yang khas dari sebuah perusahaan, sehingga mampu memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan dengan para pesaingnya.
Menurut Barney dan Clark (2007) dalam (Simarmata & Subowo,
2016), intellectual capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya
unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan
sehingga dapat menciptakan value added atau nilai tambah bagi
perusahaan. Dari penjelasan resource based theory di atas, intellectual
capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dan digunakan untuk
menyusun dan menerapkan strategi perusahaan sehingga meningkatkan
kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, resources based theory
menjelaskan bahwa perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber
daya intelektual (intellectual capital), baik itu karyawan (human capital),
aset fisik (physical capital) maupun structural capital. Sehingga
perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pengelolaan intellectual
capital yang dimiliki. Apabila sumber daya intelektual yang dimiliki
perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan
13
dapat menciptakan value added bagi perusahaan yang dapat berpengaruh
pada nilai perusahaan (Ningrum, 2012).
2. Signalling Theory
Signalling theory (teori sinyal) menekankan pada pentingnya
informasi yang menggambarkan keadaan suatu perusahaan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang diungkapkan akan
menjadi signal bagi investor. Pengumuman yang mengandung nilai positif
diharapkan dapat berdampak pada reaksi pasar pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2000).
Informasi-informasi berupa informasi financial dan informasi non-
financial yang terdapat pada laporan tahunan dapat dijadikan sebagai
signal kepada pihak diluar perusahaan. Pelaku pasar modal akan
melakukan analisis terhadap informasi yang diumumkan oleh perusahaan
sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Perusahaan
yang mengharapkan agar saham perusahaan diminati dan dibeli oleh
investor dapat menggunakan strategi pengungkapan pada laporan tahunan
secara terbuka dan transparan untuk menarik minat investasi para
investor (Devi et al., 2016).
Investor sangat memerlukan informasi-informasi privat tersebut
sebagai dasar untuk memutuskan diversifikasi portofolio dan kombinasi
investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Manajemen akan
berupaya untuk memberikan informasi privat apabila informasi tersebut
sangat diminati oleh para investor karena volume perdagangan saham akan
14
dapat meningkat jika informasi yang diumumkan tersebut adalah berupa
good news bagi investor (Devi et al., 2016).
Miller dan Whiting (2008) dalam (Oktari et al., 2016) menyatakan
bahwa signalling theory mengindikasikan bahwa perusahaan akan
berusaha untuk menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada
investor potensial melalui pengungkapan dalam laporan keuangan.
Informasi tersebut tidak hanya dapat ditemukan di annual report, tetapi
juga dapat ditemukan di website perusahaan dan sustainability report.
Informasi-informasi yang diungkapkan tersebut tidak hanya informasi
keuangan saja, tetapi juga informasi non-keuangan, seperti informasi
mengenai aset tidak berwujud (intangible assets) perusahaan yaitu
intellectual capital (IC).
Pengungkapan IC yang efektif adalah di dalam sustainability report
karena stakeholder adalah common readers dari laporan tersebut (Utama
& Mirhard, 2016). Dengan mengungkapkan IC di dalam sustainability
report, maka dapat memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau
calon investor untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih
memilih untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki IC
yang tinggi (Wang, 2008).
15
3. Intellectual Capital
a. Definisi Intellectual Capital
Banyaknya penelitian mengenai intellectual capital (IC) diawali
oleh Tom Stewart, pada Juni 1991, menulis sebuah artikel yang
berjudul Brain Power - How Intellectual Capital Is Becoming
America’s Most Valuabel Asset, yang mengantar IC kepada agenda
manajemen (Ulum, 2009). Dalam artikelnya, Stewart mendefinisikan
IC sebagai berikut :
“The sum of everything everybody in your company knows that
gives you a competitive edge in the market place. It is intellectual
material – knowledge, information, intellectual property, experience –
that can be put to use to create wealth.”
Definisi intellectual capital telah banyak diungkapkan oleh
beberapa peneliti. Roos et.al. (1997) dalam (Ulum, 2009) menyatakan
bahwa :
“IC includes all the processes and the assets which are not
normally shown on the balance –sheet and all the intangible assests
(trademarks, patent and brands).”
Sedangkan, menurut Brooking (1996) dalam (Bontis et al., 2000),
intellectual capital adalah :
“The term given to the combined intangible assets of market,
intellectual property, human-centred, and infrastructure – which
enable the company to function.”
Dari beberapa uraian di atas, intellectual capital (IC) merupakan
keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan,
tenaga kerja perusahaan, dan prosedur pendukung yang diciptakan
dengan adanya inovasi, modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu
16
pengetahuan, dan pembelajaran yang berkelanjutan yang akhirnya
dapat meningkatkan nilai perusahaan (Gozali & Hatane, 2014).
Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang
ditawarkan oleh Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) yang mendefinisikan intellectual capital
sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud perusahaan
yaitu organisational (structural) capital, yang mengacu pada hal
seperti software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Kedua,
human capital, meliputi sumber daya manusia di dalam perusahaan,
yaitu sumber daya tenaga kerja atau karyawan dan sumber daya
eksternal yang berkaitan dengan organisasi seperti konsumen dan
supplier (Ulum, 2009).
Dari berbagai definisi di atas, dapat dikatakan bahwa intellectual
capital merupakan suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya
berbasis pengetahuan baru dan mendeskripsikan aktiva tidak berwujud
yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk
menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan
demikian, intellectual capital merupakan pengetahuan yang
memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan yang
dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing (Reskino &
Margie, 2014).
17
b. Komponen Intellectual Capital
(Bontis et al., 2000) menyatakan bahwa secara umum, para
peneliti membagi intellectual capital ke dalam tiga komponen utama,
yaitu :
1) Human Capital
Human capital merupakan jantung dari intellectual capital.
Human capital berkaitan dengan pengetahuan pegawai,
kompetensi, skill, kapabilitas, dan inovasi (Bontis et al., 2000).
Komponen ini menekankan kemampuan para pegawai akan
berpengaruh pada kompetensi, sikap, dan agilitas mereka.
Kompetensi termasuk skill dan pendidikan, sikap akan
mempengaruhi tingkah laku karyawan, sedangkan agilitas
karyawan berdasarkan inovasi dan solusi untuk memecahkan
masalah (Bontis et al., 2000).
Human capital merupakan sumber inovasi dan peningkatan,
karena didalamnya terdapat pengetahuan, keterampilan dan
kompentensi yang dimiliki oleh karyawan perusahaan. Human
capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan
mengembangkan pengetahuan, kompetensi dan keterampilan
karyawannya secara efisien. Dengan memiliki karyawan yang
berkeahlian dan berketerampilan, maka dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan
18
tersebut. Meningkatnya kinerja perusahaan juga akan
meningkatkan persepsi pasar (Prasetyanto, 2013).
Oleh karena itu, human capital merupakan sumber daya
kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan
sehingga perusahaan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan
bisnis yang dinamis.
2) Structural Capital
Structural capital dari sebuah organisasi merepresentasikan
seluruh sumber daya non-manusia seperti databass, proses
manual, strategi, rutinitas, dan kebijakan (Bontis et al., 2000).
Brinker (1997) dalam (Ulum, 2009) menyatakan bahwa structural
capital adalah infrastruktur yang mendukung komponen sumber
daya manusia dari intellectual capital.
Selain itu, Edvinsson (1997) dalam (Ulum, 2009)
berpendapat bahwa structural capital adalah infrastruktur yang
mendukung terciptanya produktivitas karyawan. Menurut Cohen
dan Kaimenakis (2007) dalam (Prasetyanto, 2013), sebuah
organisasi tidak dapat menguasai human capital yang dimilikinya,
sementara structural capital menjadi milik organisasi seutuhnya
dan dapat dibagikan.
Wibowo (2012) dalam (Prasetyanto, 2013) menyatakan
bahwa structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari
human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja
19
karyawan. Sehingga walaupun karyawan memiliki pengetahuan
yang tinggi namun bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak akan
menghasilkan intellectual capital.
Structural capital merupakan hal yang sangat penting bagi
sebuah organisasi guna menciptakan nilai tambah untuk produk
yang dihasilkan dan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif.
Jika sebuah organisasi memiliki structural capital yang sangat
buruk, maka akan sangat sulit untuk meraih manfaat penuh dari IC
secara keseluruhan (Bontis et al., 1998). Dapat disimpulkan bahwa
structural capital dari sebuah organisasi terdiri dari infrastruktur,
sistem dan kebijakan, serta prosedur sebuah organisasi.
3) Customer Capital
Customer capital merupakan salah satu komponen penting
dalam intellectual capital. Customer capital berbasis pada
hubungan antara organisasi dan konsumennya. Customer capital
berbasis pada pengetahuan untuk membuat kanal pemasaran dan
hubungan dengan konsumen yang organisasi kembangkan dalam
rangka pelaksanaan bisnis (Bontis et al., 2000).
Oleh karena itu, konsumen merupakan sumber utama untuk
mendapatkan penghasilan bagi sebuah perusahaan. Hal yang
sangat penting bagi sebuah organisasi untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan. (Bontis et al., 1998) berpendapat bahwa
20
customer capital berbasis pada hubungan yang organisasi bangun
dengan konsumen, supplier, dan stakeholders. Jika perusahaan
mampu untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu,
customer capital merupakan komponen penting dari IC dan
customer capital berbasis pada kepuasan konsumen, loyalitas, dan
jaringan kerja atau network (Prasetyanto, 2013).
c. Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan
ke dalam dua kategori, yaitu: pengukuran non-monetary dan ukuran
monetary. Menurut (Tan, Plowman, & Hancock, 2007), berikut ini
adalah daftar ukuran intellectual capital yang berbasis non-moneter
menurut :
1) The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan
Norton (1992)
2) Brooking’s Technology Broker method (1996)
3) The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone
(1997)
4) The IC-index dikembangkan oleh Roos et. al. (1997)
5) Intangible Assets Monitor approach oleh Sveiby (1997)
6) The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000)
7) Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000)
21
8) The Ernst & Young Model dikembangkan oleh Barsky dan
Marchant (2000)
Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasis
moneter adalah (Tan et al., 2007) :
1) The EVA dan MVA model oleh Bontis et. al. (1999)
2) The Market-to-book Value model (beberapa penulis)
3) Tobin’s Q method oleh Luthy (1998)
4) Pulic’s VAIC Model oleh Pulic (1998)
5) Calculated intangible value oleh Dzinkowski (2000)
6) The Knowledge Capital Earnings model oleh Lev dan Feng,
(2001)
Metode pengukuran intellectual capital yang paling sering
digunakan oleh para peneliti adalah metode VAICTM yang
dikembangkan oleh (Pulic, 1998). Hal ini dikarenakan meode tersebut
memiliki keunggulan berupa data yang dibutuhkan relatif mudah
diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang
dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-
angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia di dalam
laporan keuangan perusahaan (Tan et al., 2007).
d. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
dikembangkan oleh (Pulic, 1998), didesain untuk menyajikan
informasi tentang efisiensi penciptaan nilai (value creation efficiency)
22
dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible
assets) yang dimiliki perusahaan. (Pulic, 1998) mengembangkan
"Value Added Intellectual Coefficient" (VAICTM) untuk mengukur IC
perusahaan.
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif
untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung
sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1998).
(Tan et al., 2007) menyatakan bahwa output (OUT)
merepresentasikan pendapatan (revenue) dan mencakup seluruh
produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup
seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal
penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour
expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam
proses value creation, intellectual capital (yang direpresentasikan
dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai cost dan tidak masuk
dalam komponen IN (Pulic, 1998).
Value Added (VA) dipengaruhi oleh efisiensi dari human capital
dan structural capital. Hubungan lainnya dari VA adalah capital
employed. Oleh karena itu, (Pulic, 1998) membagi perhitungan
intellectual capital ke dalam tiga komponen, yaitu physical capital
atau capital employed (VACA – Value Added Capital Employed),
23
human capital (VAHU – Value Added Human Capital), dan
structural capital (STVA – Structural Capital Value Added).
1) Value Added Capital Employed (VACA)
Hubungan VA yang pertama adalah menggunakan modal fisik
yang bekerja (Capital Employed atau CE). Hal ini merupakan
indikator bahwa VA diciptakan oleh satu unit modal fisik (physical
capital).Capital employed menunjukkan keharmonisan hubungan
antara perusahaan dengan mitranya. Keharmonisan hubungan ini
dapat berasal dari pemasok yang berkualitas, loyalitas
pelanggan, dan kepuasan pelanggan dengan pelayanan perusahaan,
serta hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar (Riahi-belkaoui, 2003).
(Pulic, 1998) berasumsi bahwa jika 1 unit CE menghasilkan
return yang lebih besar dalam satu perusahaan, maka perusahaan
tersebut mampu memanfaatkan CA dengan lebih baik. Dengan
demikian, pemanfaatan CA yang lebih baik adalah bagian dari IC
perusahaan. Bila dibandingkan lebih dari sekelompok perusahaan,
VACA menjadi indikator dari kemampuan intelektual perusahaan
untuk lebih memanfaatkan modal fisik.
2) Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menunjukkan berapa banyak VA diciptakan oleh satu
rupiah yang diinvestasikan dalam karyawan. Hubungan antara VA
dan HC menunjukkan kemampuan untuk menciptakan nilai HC
24
dalam sebuah perusahaan (Ulum, 2009). (Pulic, 1998) berpendapat
bahwa total biaya gaji dan upah merupakan indikator dari human
capital (HC) perusahaan.
(Pulic, 1998) juga berpendapat bahwa sejak pasar menentukan
gaji sebagai akibat dari kinerja, secara logis dapat disimpulkan
bahwa keberhasilan HC harus dinyatakan dengan kriteria yang
sama. Dengan demikian, hubungan antara VA dan HC
menunjukkan kemampuan untuk menciptakan nilai HC dalam
sebuah perusahaan. Demikian pula, jika dibandingkan dengan lebih
dari satu kelompok perusahaan, VAHU menjadi indikator
kualitas sumber daya manusia dari perusahaan dan kemampuan
mereka untuk menghasilkan VA untuk setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk HC.
3) Structural Capital Value Added (STVA)
Komponen ketiga adalah Structural Capital Value Added
(STVA), yang menunjukkan kontribusi structural capital (SC)
dalam penciptaan nilai. Dalam model (Pulic, 1998), SC adalah VA
dikurangi HC. Apabila kontribusi dalam penciptaan nilai HC
kurang, maka semakin besar kontribusi dari SC. (Pulic, 2000)
berpendapat bahwa hal ini telah diverifikasi oleh penelitian empiris
yang menunjukkan sektor industri tradisional.
Dalam industri berat dan pertambangan misalnya, VA hanya
sedikit lebih besar dari HC, dengan komponen SC yang tidak
25
signifikan. Di sisi lain, dalam industri farmasi dan sektor perangkat
lunak, situasi yang sama sekali berbeda diamati. HC menciptakan
hanya 25-40 persen dari seluruh VA dan kontribusi besar
disebabkan oleh SC (Pulic, 2000).
Oleh karena itu, hubungan antara ketiga VA dan SC yang
digunakan dihitung dengan cara yang berbeda karena HC dan SC
berada dalam proporsi terbalik sejauh menyangkut penciptaan
nilai. STVA mengukur jumlah SC yang diperlukan untuk
menghasilkan rupiah dari VA dan merupakan indikasi
bagaimana SC sukses dalam penciptaan nilai. Tidak seperti VACA
dan VAHU, VA adalah pada penyebut untuk STVA (Pulic, 2000).
4. Pengungkapan Sustainability Report
Sustainability report adalah sebuah laporan yang bersifat voluntary
(sukarela) yang diterbitkan oleh perusahaan yang terpisah dari annual
report yang mendukung perusahaan untuk mengungkapkan informasi-
informasi yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan
yang dihasilkan dari operasional bisnis mereka. (Global Reporting
Initiative, 2013) mendefinisikan sustainability report (SR) sebagai suatu
praktik untuk mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan seperti
tanggung jawabnya terhadap pihak internal dan eksternal (stakeholder)
agar tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
Selain sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan
berkelanjutan, laporan ini juga dapat mengungkapkan semua aktivitas
26
operasional perusahaan yang tidak dapat diungkapkan di annual report.
Laporan ini dapat berisi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
dilaporkan sehingga stakeholder dapat mengetahui apa yang sedang terjadi
di dalam perusahaan tersebut. Sehingga sustainability report dapat
menjadi media bagi para stakeholder untuk mengetahui informasi tentang
pencapaian-pencapaian perusahaan sebagai rasa tanggung jawab atas
aktivitas perusahaan tersebut (Oliveira et al., 2010).
Ada banyak pengungkapan (disclosure) yang terdapat di dalam
sustainability report. (Global Reporting Initiative, 2013) mengelompokkan
pedoman pengungkapan sustainability report ke dalam 3 bagian, yaitu
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tidak hanya itu, sustainability report
juga menyediakan informasi mengenai IC yang dapat membantu
perusahaan untuk lebih menambah proses penciptaan nilai (value creation)
(Utama & Mirhard, 2016).
a. Pengungkapan Intellectual Capital
Pengungkapan intellectual capital merupakan tingkat
pengungkapan atas modal intelektual yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang telah diidentifikasi sebagai seperangkat aset tak
berwujud yang mendorong penciptaan nilai karena kemampuannya
dalam mendorong kinerja organisasi (Bontis et al., 1998). IC dapat
didefinisikan sebagai jumlah dari yang dihasilkan oleh tiga komponen
utama organisasi (Bontis et al., 2000), yaitu modal manusia (human
capital), modal organisasi (structural capital atau organizational
27
capital), dan modal pelanggan (relational capital atau customer
capital).
Menurut Abeysekera (2006) dalam (Wahyuni & Rasmini, 2016),
pengungkapan modal intelektual adalah sebuah laporan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan secara luas bagi
pengguna laporan, yang tidak ikut serta dalam proses penyusunan
laporan tersebut sehingga para pengguna dapat memperoleh informasi
yang mereka inginkan.
Dari perspektif perusahaan, sustainability report dapat digunakan
bersamaan dengan annual report dan dokumen-dokumen lainnya
untuk mengungkapkan informasi mengenai intellectual capital (IC)
perusahaan. Sedangkan, dari perspektif pengguna, sustainability report
dapat digunakan untuk mendapatkan informai yang berkaitan dengan
intellectual capital (IC) perusahaan (Cinquini et al., 2012).
Oleh karena itu, pengungkapan IC (IC Disclosure) yang efektif
adalah di dalam sustainability report karena stakeholder adalah
common readers dari laporan tersebut (Utama & Mirhard, 2016).
Dengan mengungkapkan IC di dalam sustainability report, maka dapat
memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau calon investor
untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih memilih
untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki IC yang
tinggi (Wang, 2008).
28
5. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan,
yang sering dikaitkan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan
mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai
perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika nilai sahamnya
tinggi bisa dikatakan nilai perusahaan juga baik. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi (Hermuningsih, 2013).
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan
penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena
harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan
sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai
pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan karena pada dasarnya tujuan manajemen
perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan (Simarmata &
Subowo, 2016).
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan
nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga
29
pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
pendanaan (financing), dan manajemen aset (Hermuningsih, 2013).
Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai
pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi
manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di
masa lampau dan prospeknya di masa depan (Sukamulja, 2004). Ada
beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya
Tobin’s Q.
Tobin’s Q adalah gambaran nilai perusahaan dari perspektif investor
(Gozali & Hatane, 2014). Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi
paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang
dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak
hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset
perusahaan (Sukamulja, 2004).
Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak
hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk
saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional
perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman
yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).
Menurut Suranta & Mas’ud (2003) dalam (Bemby et al., 2015), nilai
perusahaan diukur melalui Tobin’s Q yang diformulasikan sebagai berikut:
30
𝐐 =𝐄𝐌𝐕 + 𝐃
𝐄𝐁𝐕 + 𝐃
Dimana :
Q : Nilai Perusahaan
EMV : Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value)
D : Nilai Buku dari Total Hutang (Book Value of Total Debt)
EBV : Nilai Buku dari Ekuitas (Equity Book Value)
Equity Market Value (EMV) diperoleh dari hasil perkalian harga
saham pada penutupan akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar
pada akhir tahun. Equity Book Value (EBV) diperoleh dari selisih total
aset perusahaan dengan total kewajibannya. Semakin besar nilai Tobin’sQ
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang
baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka
semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004).
31
B. Penelitian Terdahulu
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh para peneliti yang berhubungan dengan intellectual capital,
nilai perusahaan, dan pengungkapan sustainability report :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. (Marcelia &
Purnomo,
2016)
Pengaruh Nilai
Tambah Modal
Intelektual dan
Pengungkapan
Modal Intelektual
Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi
pada Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar di BEI)
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi modal
intelektual.
2. Menggunakan
content analysis
(analisis isi) dalam
menghitung
pengungkapan
intellectual
capital.
1. Menggunakan PBV sebagai
proksi nilai perusahaan.
2. Pengungkapan modal
intelektual dilihat dari laporan
tahunan (annual report).
3. Alat analisis menggunakan
Partial Least Square (PLS).
1. Nilai tambah modal intelektual
tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan modal intelektual
2. Pengungkapan modal intelektual
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Nilai tambah modal intelektual
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
4. Nilai tambah modal intelektual
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan melalui
pengungkapan modal intelektual
sebagai variabel intervening.
Bersambung ke halaman berikutnya
32
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
2. (Chizari et
al., 2016)
The Impact of
Intellectual
Capitals of
Pharmaceutical
Companies
Listed in Tehran
Stock Exchange
on Their Market
Performance
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi
intellectual
capital.
2. Menggunakan
Tobin’s Q
sebagai proksi
kinerja pasar.
1. Menggunakan M/B sebagai
proksi kinerja pasar.
2. Sampel yang digunakan
sebanyak 26 perusahaan
farmasi yang listed di Tehran
Stock Exchange selama
tahun 2008-2012.
3. Alat analisis data
menggunakan multivariate
regression.
1. Intellectual capital (VAICTM)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pasar, dimana
komponen VAICTM yaitu capital
employed memiliki pengaruh terbesar
terhadap kinerja pasar perusahaan.
3. (Aida &
Rahmawati,
2015)
Pengaruh Modal
Intelektual dan
Pengungkapann
ya Terhadap
Nilai
Perusahaan :
Efek Intervening
Kinerja
Perusahaan
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi modal
intelektual.
2. Menggunakan
content analysis
(analisis isi)
dalam
menghitung
pengungkapan
intellectual
capital.
1. Menggunakan EPS sebagai
proksi nilai perusahaan.
2. Sampel yang digunakan
sebanyak 158 pengamatan
pada perusahaan manufaktur
yang listed di BEI selama
tahun 2010-2013.
3. Pengungkapan modal
intelektual dilihat dari
laporan tahunan (annual
report).
4. Alat analisis menggunakan
path analysis (analisis jalur).
1. Intellectual capital tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan dan nilai
perusahaan.
2. Kinerja keuangan mampu memediasi
pengaruh intellectual capital terhadap
nilai perusahaan.
3. Pengungkapan intellectual capital
berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan, tetapi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. Kinerja keuangan mampu memediasi
pengaruh pengungkapan intellectual
capital terhadap nilai perusahaan.
Bersambung ke halaman berikutnya
33
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
4. (Awaluddin
, 2014)
Pengaruh Nilai dan
Pengungkapan
Intellectual Capital
Terhadap Nilai
Perusahaan Badan
Usaha Milik
Negara yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi intellectual
capital.
2. Menggunakan
content analysis
(analisis isi) dalam
menghitung
pengungkapan
intellectual
capital.
1. Menggunakan price earning
ratio (PER) sebagai proksi
nilai perusahaan.
2. Pengungkapan intellectual
capital dilihat dari laporan
tahunan (annual report).
3. Sampel yang digunakan
sebanyak 9 perusahaan selama
5 periode yaitu tahun 2008-
2012 pada perusahaan BUMN
yang listed di BEI.
Nilai intellectual capital dan
pengungkapan intellectual capital
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
5. (Berzkalne
& Zelgalve,
2014)
Intellectual Capital
and Company
Value
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi intellectual
capital.
2. Menggunakan
Tobin’s Q sebagai
proksi nilai
perusahaan.
1. Sampel yang digunakan
sebanyak 64 perusahaan
publik di negara-negara Baltik
selama tahun 2005-2011.
2. Alat analisis data
menggunakan correlation
analysis.
Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara Intellectual capital
(VAICTM) dan nilai perusahaan
(Tobin’s Q).
Bersambung ke halaman berikutnya
34
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
6. (Jacub,
2012)
Pengaruh
Intellectual Capital
dan
Pengungkapannya
Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi
Empiris Pada
Perusahaan
Farmasi di BEI)
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi intellectual
capital.
2. Menggunakan
content analysis
(analisis isi) dalam
menghitung
pengungkapan
intellectual
capital.
1. Menggunakan price earning
ratio (PER) sebagai proksi
nilai perusahaan.
2. Sampel yang digunakan
sebanyak 9 perusahaan selama
5 periode yaitu tahun 2006-
2010 pada perusahaan farmasi
yang listed di BEI.
3. Pengungkapan intellectual
capital dilihat dari laporan
tahunan (annual report).
Intellectual capital dan
pengungkapan intellectual capital
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
7. (Cinquini et
al., 2012)
Analyzing
Intellectual Capital
Information in
Sustainability
Reports: Some
Empirical Evidence
Menggunakan content
analysis (analisis isi)
dalam menghitung
pengungkapan
sustainability report.
1. Menggunakan SRI sebagai
proksi pengungkapan
sustainability report.
2. Sampel yang digunakan
sebanyak 37 perusahaan yang
listed di Italian Stock
Exchange selama tahun 2005-
2006 (total 74 pengamatan).
1. Pengungkapan IC dalam
sustainability report meningkat
dari tahun 2005-2006.
2. Komponen IC yang paling
banyak diungkapkan dalam
sustainability report adalah
human capital.
3. Sustainability report dapat
menjadi media untuk
mengungkapan informasi yang
berkaitan dengan intellectual
capital perusahaan.
Bersambung ke halaman berikutnya
35
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
8. (Sirojudin
&
Nazaruddin,
2011)
Pengaruh Modal
Intelektual dan
Pengungkapannya
Terhadap Nilai dan
Kinerja
Perusahaan
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi intellectual
capital.
1. Menggunakan
content analysis
(analisis isi) dalam
menghitung
pengungkapan
intellectual
capital.
1. Menggunakan EPS, ROE,
dan ROA sebagai proksi
nilai dan kinerja perusahaan.
2. Pengungkapan intellectual
capital dilihat dari laporan
tahunan (annual report).
3. Alat analisis menggunakan
Partial Least Square (PLS).
1. Modal intelektual berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan dan kinerja
perusahaan.
2. Pengungkapan modal intelektual
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
3. Pengungkapan modal intelektual
tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
9. (Widarjo,
2011)
Pengaruh Modal
Intelektual Dan
Pengungkapan
Modal Intelektual
Pada Nilai
Perusahaan Yang
Melakukan Initial
Public Offering
1. Menggunakan
VAICTM sebagai
proksi modal
intelektual.
2. Menggunakan
content analysis
(analisis isi) dalam
menghitung
pengungkapan
intellectual
capital.
1. Menggunakan initial market
value sebagai proksi nilai
perusahaaan.
2. Sampel yang digunakan
adalah 31 perusahaan yang
melakukan penawaran umum
saham perdana selama tahun
1999-2007.
3. Pengungkapan intellectual
capital dilihat dari laporan
tahunan (annual report).
1. Modal intelektual tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan
2. Pengungkapan modal intelektual
berpengaruh positif pada nilai
perusahaan.
Bersambung ke halaman berikutnya
36
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
10. (Oliveira et
al., 2010)
Intellectual Capital
Reporting in
Sustainability
Reports
Menggunakan content
analysis (analisis isi)
dalam menghitung
pengungkapan
sustainability report.
1. Penelitian ini menggunakan
Adherence to GRI
Guidelines,industry
differences, firm size, dan
stock market listing sebagai
variabel independen serta
Intellectual Capital
Disclosure Index (ICI) sebagai
variabel dependen.
2. Sampel yang digunakan
adalah 42 perusahaan yang
terdaftar di website BCSD
Portugal tahun 2006.
1. Pengungkapan intellectual
capital lebih banyak ditemukan
di sustainability report
perusahaan yang memiliki
tingkat kepatuhan yang tinggi
terhadap GRI Guidelines dan
perusahaan yang listed di
Portuguese Stock Exchange.
2. Sustainability report dapat
menjadi media untuk
mengungkapan informasi yang
berkaitan dengan intellectual
capital perusahaan.
Sumber : Data diolah sendiri
37
C. Kerangka Pemikiran
Melihat adanya hubungan antara intellectual capital, nilai perusahaan,
dan pengungkapan sustainability report, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report
Terhadap Nilai Perusahaan
Metode Analisis Data
(Multiple Linear Regression Analysis)
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Variabel Independen (X1)
Variabel Dependen (Y)
Variabel Independen (X2)
Pengungkapan
Sustainability Report
Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q)
Intellectual Capital
(VAICTM)
38
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan
sebelumnya, maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan dugaan
sementara mengenai suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya.
Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan resource based theory, perusahaan akan mendapatkan
keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya, termasuk sumber daya intelektual (intellectual capital), baik
itu karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun
structural capital sehingga perusahaan harus menyadari betapa pentingnya
pengelolaan intellectual capital yang dimiliki (Ningrum, 2012).
Perusahaan yang memiliki intellectual capital tinggi akan direspon positif
oleh investor dengan melakukan penanaman modal sehingga hal tersebut
akan berdampak pada naiknya nilai perusahaan (Indrajaya, 2015).
Penelitian (Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Chizari et al., 2016), dan
(Hejazi et al., 2016) berhasil membuktikan bahwa intellectual capital
yang diproksikan dengan metode VAICTM memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Di
Indonesia, penelitian tentang intellectual capital diantaranya telah
dilakukan oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Jacub, 2012),
(Awaluddin, 2014), (Gozali & Hatane, 2014), (Soebyakto et al., 2015),
(Simanungkalit, 2015), dan (Simarmata & Subowo, 2016) yang
39
menemukan bahwa intellectual capital yang diproksikan dengan metode
VAICTM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dengan proksi market to book value (M/B), price to book value (PBV),
price earning ratio (PER),dan Tobin’s Q.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu mengenai intellectual
capital dan nilai perusahaan, maka maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1 : Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
2. Pengaruh Sustainability Report Dislosure terhadap Nilai Perusahaan
Menurut (Utama & Mirhard, 2016), salah satu tujuan perusahaan
menerbitkan sustainability report adalah untuk mengungkapkan infromasi
tambahan yang berkaian dengan aktivitas perusahaan. Informasi tambahan
ini akan membantu perusahaan untuk membangun transparansi bagi
stakeholder sehingga nantinya akan meningkatkan reputasi yang berkaitan
dengan intellectual capital.
Berdasarkan definisi dari intellectual capital, IC terdiri dari 3
komponen yaitu human capital, structural capital, dan relational capital.
Informasi mengenai komponen IC tersebut dapat ditemukan di annual
report dan sustainability report. Annual report menunjukkan jumlah dari
komponen tersebut, sedangkan sustainability report menjelaskan secara
detail mengenai komponen-komponen IC tersebut (Utama & Mirhard,
2016).
40
(Global Reporting Initiative, 2013) menyediakan pedoman tentang
bagaimana menyusun sustainability report yang baik. Pedoman yang
dibuat oleh (Global Reporting Initiative, 2013) memiliki instrumen yang
sama dengan instrumen IC. Menurut (Oliveira et al., 2010), perusahaan
yang listed di pasar modal menggunakan sustainability report sebagai
media untuk mengungkapkan informasi IC bagi stakeholder. Hal ini
dikarenakan perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan hubungan
dengan stakeholder dengan mengungkapkan intellectual capital di dalam
sustainability report.
Penelitian yang dilakukan oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011),
(Widarjo, 2011), (Jacub, 2012), dan (Awaluddin, 2014) menemukan
bahwa pengungkapan intellectual capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaaan yang diukur menggunakan price
earning ratio (PER) dan earning per share (EPS). Hal ini dikarenakan
perusahaaan yang mengungkapkan lebih banyak komponen intellectual
capital cenderung memiliki nilai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi.
Pengungkapan intellectual capital menjadi pendorong utama bagi
penciptaan nilai perusahaan (Jacub, 2012).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Oliveira et al., 2010),
(Cinquini et al., 2012), (dan (Utama & Mirhad, 2016) menemukan bahwa
sustainability report dapat menjadi media yang efektif untuk
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan intellectual capital
41
yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut :
H2 : Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusahaan
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
kausalitas, yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan yang bersifat
mempengaruhi antara dua variabel atau lebih maka penelitian ini
menggunakan desain penelitian hubungan sebab-akibat (kausalitas)
(Sugiyono, 2005). Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya
hubungan kausalitas antara intellectual capital dengan nilai perusahaan, serta
pengungkapan sustainability report dengan nilai perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 periode 2013 sampai 2015. Pemilihan populasi perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ45 dikarenakan perusahaan LQ45 adalah
perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar tertinggi yang artinya
perusahaan tersebut memiliki harga saham yang tinggi pula. Pemilihan
periode penelitian selama 3 tahun dari tahun 2013-2015 adalah dikarenakan
pada rentang tahun tersebut sudah mulai banyak perusahaan LQ45 yang
secara konsisten membuat dan menerbitkan sustainability report selama
periode tersebut.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling. Menurut (Sugiyono, 2005), purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber
43
data dianggap paling tahu mengenai apa yang diharapkan sehingga
mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang
diteliti. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling adalah untuk
menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-informasi
tersebut. Adapun kriteria-kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini
antara lain :
1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 selama
periode 2013-2015
2. Perusahaan yang membuat dan mempublikasikan laporan keuangan dan
sustainability report (laporan keberlanjutan) secara berturut-turut selama
periode 2013-2015
3. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan untuk variabel penelitian ini
Pertimbangan-pertimbangan di atas dibuat untuk menghasilkan sampel
yang dapat mewakili populasi yang sebenarnya.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder.
Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan
dan sustainability report (laporan berkelanjutan) selama periode 2013 – 2015.
Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di
http://www.idx.co.id dan website resmi perusahaan yang bersangkutan. Selain
itu, juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan
berbagai buku referensi sebagai sumber data dalam penelitian ini.
44
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengolah suatu data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan
data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis
data dalam penelitian ini dengan menggunakan perhitungan ilmu statistik
yaitu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and
Service Solution) versi 24. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari
metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan uji
hipotesis. Adapun penjelasan mengenai masing-masing metode analisis data
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik merupakan analisis yang digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi yang berkaitan dengan variabel
penelitian secara umum. Penelitian ini menggunakan tabel distribusi yang
menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean, sum, range, standar
deviasi, dan varian (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan penggunaan
model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga bertujuan untuk
memastikan bahwa di dalam model regresi tidak terdapat
multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, serta untuk memastikan
bahwa data yang dihasilkan terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013).
45
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi
normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang
mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mendeteksi uji normalitas pada penelitian dilakukan
dengan uji grafik histogram dan grafik normal p-plot. Dasar
pengambilan keputusan dengan menggunakan 2 grafik tersebut adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2013) :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka mdel regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar auh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
hasil uji normalitas data.
Untuk meningkatkan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika pada
hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan p-value > 0,05, maka
data terdistribusi normal dan sebaliknya, jika p-value < 0,05, maka
data tersebut terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).
46
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Ghozali, 2013).
Multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis nilai VIF
(Variance Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan
adanya multikolinearitas jika nilai Tolerance < 0,10 dan nilai VIF >
10, dan sebaliknya apabila nilai Toleransi > 0,10 dan nilai VIF > 10
maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2013). Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan
dengan Uji Durbin-Watson.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut
(Ghozali, 2013) adalah sebagai berikut :
47
Tabel 3.1
Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson
Hipotesis 0 Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dI
Tidak ada autokorelasi positif No decision dI ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dI < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-dU ≤ d ≤ 4-dI
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Terima dU ≤ d < 4-dU
Sumber : (Ghozali, 2013)
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lan tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas
(Ghozali, 2013).
Untuk mengetahui apakah model yang diuji adalah
homoskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara
nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di-standardized.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
48
menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Selain melihat dari grafik plot dapat juga digunakan Uji Glejser
untuk menguatkan apakah data yang akan diolah terjadi gangguan
heteroskedastisitas atau tidak. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila nilai sig.
dari hasil dari uji Glejser > 0,05 maka dapat disimpulkan data tidak
mengalami gangguan heterokedastisitas, dan sebaliknya (Ghozali,
2013).
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Jika satu variabel dependen bergantung pada lebih dari satu
variabel independen, hubungan antara kedua variabel disebut
analisis regresi linear berganda (multiple linear regression)
(Ghozali, 2013). Analisis regresi dilakukan untuk menguji seberapa
besar hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen serta untuk mengetahui arah hubungan tersebut (Ghozali,
2013). Hasil pengujian tersebut akan memberikan hasil dari
penolakan atau penerimaan dari hipotesis penelitian. Penelitian ini
menggunakan software SPSS untuk memprediksi hubungan
49
antara variabel independen dengan variabel dependen.
Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tobin’s Q = a + β1VAIC + β2SRD + e
Keterangan :
Tobin’s Q : Nilai Perusahaan
a : Konstanta
VAIC : Intellectual Capital
SRD : Pengungkapan Sustainability Report
β1,2,3 : Koefisien regresi
e : Error
b. Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi (R Square) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013).
c. Uji Statistik t (t-test)
Menurut (Ghozali, 2013), uji stastistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
50
individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan di dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut ini kriteria
pengambilan keputusan uji statistik F :
1) Jika nilai F hitung > nilai F tabel, artinya semua variabel
independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2) Jika nilai F hitung < nilai F tabel, artinya semua variabel
independen secara bersama-sama dan tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
51
Selain itu, uji statistik F dapat dilihat berdasarkan probabilitas
(signifikansi). Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka semua variabel
independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013).
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel intellectual capital dan
pengungkapan sustainability report sebagai variabel independen dan nilai
perusahaan sebagai variabel dependen.
1. Variabel Independen
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau terpengaruhnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual
capital dan pengungkapan sustainability report.
a. Intellectual Capital
Intellectual capital diukur dengan metode VAICTM
(Value Added
Intellectual Coefficient) yang dikembangkan oleh (Pulic, 1998) yang
diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh ketiga
komponennya, yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value
Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added
(STVA).
Metode VAICTM
dipilih sebagai proksi dalam penelitian ini
adalah karena VAICTM
dianggap mampu menunjukkan nilai
sebenarnya dari kinerja suatu perusahaan karena tujuan utama dalam
52
bisnis yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value
added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan
ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana
keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan
dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka)
(Pulic, 1998).
Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang telah menggunakan
metode VAICTM sebagai proksi dalam menghitung intellectual capital
adalah (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Widarjo, 2011), (Jacub,
2012), (Awaluddin, 2014), (Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Aida &
Rahmawati 2015), (Chizari et al., 2016), dan (Marcelia & Purnomo,
2016). Tahapan-tahapan dan formulasi perhitungan nilai VAICTM
dijelaskan sebagai berikut :
Tahap pertama : Menghitung Value Added (VA). VA dihitung
sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1998).
𝐕𝐀 = 𝐎𝐔𝐓 − 𝐈𝐍
Dimana :
OUT : Output : total penjualan dan pendapatan lain
IN : Input : beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)
VA : Value Added
Tan et al. (2007) dalam (Prasetyanto, 2013) menyatakan bahwa
output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh
produk dan jasa yang dijual dipasar, sedangkan input (IN) mencakup
53
seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal
penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour
expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam
proses value creation, intellectual capital (yang direpresentasikan
dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai cost dan tidak masuk
dalam komponen IN (Pulic, 1998). Selain itu, value added (VA) juga
dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut :
𝐕𝐀 = 𝐎𝐏 + 𝐄𝐂 + 𝐃 + 𝐀
Dimana :
OP : Operating profit (laba operasi)
EC : Employee cost (beban karyawan)
D : Depreciation (depresiasi)
A : Amortisation (amortisasi)
Tahap Kedua : Menghitung Value Added Capital Employed
(VACA). Menurut (Pulic, 2000) dalam penciptaan nilai intellectual
capital membutuhkan modal finansial dan fisik. Value added capital
employed coefficient (VACA) mengungkapkan seberapa besar nilai
baru telah dibuat oleh satu unit moneter yang diinvestasikan dalam
modal usaha.
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit
dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusiyang dibuat
oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan.VACA
dirumuskan sebagai berikut:
54
𝐕𝐀𝐂𝐀 = 𝐕𝐀 𝐂𝐄⁄
Dimana:
VACA : Value Added Capital Employed
VA : Value Added
CE : Capital Employed : nilai buku dari aset bersih (total aset)
Tahap Ketiga : Menghitung Value Added Human Capital
(VAHU). VAHU merupakan nilai koefisien nilai tambah dari
human capital. (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang
dihasilkan dari satu satuan moneter yang diinvestasikan pada
karyawan atau tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang
dibuat oleh setiap Rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap
value added perusahaan. Karena peranan modal manusia sangatlah
penting dalam konsep yang berbasis pengetahuan, maka VAHU
merupakan salah satu elemen penting dalam konsep intellectual
capital. Oleh karena itu, VAHU dirumuskan sebagai berikut:
𝐕𝐀𝐇𝐔 = 𝐕𝐀 𝐇𝐂⁄
Dimana :
VAHU : Value Added Human Capital
VA : Value Added
HC : Human Capital : beban karyawan (total salaries dan
wages karyawan)
Tahap Keempat : Menghitung Structural Capital Value Added
(STVA). Rasio ini mengukur jumlah structural capital yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added dan
55
merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam
value creation. STVA dirumuskan sebagai berikut:
𝐒𝐓𝐕𝐀 = 𝐒𝐂 𝐕𝐀⁄
Dimana :
STVA : Structural Capital Value Added
SC : Structural Capital (VA – HC)
VA : Value Added
Tahap Kelima : Menghitung Value Added Intellectual
Coefficient (VAICTM). VAICTM
mengindikasikan kemampuan
intelektual perusahaan yang dapat juga dianggap sebagai BPI
(Business Performance Indikator). VAICTM
merupakan penjumlahan
dari tiga komponen sebelumnya, yaitu VACA, VAHU, dan STVA
(Ulum, 2009).
𝐕𝐀𝐈𝐂𝐓𝐌 = 𝐕𝐀𝐂𝐀 + 𝐕𝐀𝐇𝐔 + 𝐒𝐓𝐕𝐀
b. Pengungkapan Sustainability Report
Dalam penelitian ini, pengungkapan sustainability report menjadi
variabel independen. Sustainability report menyediakan informasi
mengenai IC yang dapat membantu perusahaan untuk lebih
menambah proses penciptaan nilai (value creation) (Utama &
Mirhard, 2016).
(Cinquini et al., 2012) menyatakan bahwa item-item intellectual
capital (IC) yang diungkapkan di sustainability report (SR) dapat
membantu perusahaan dalam menyampaikan informasi yang berkaitan
56
dengan IC mereka. Formulasi dari pengungkapan intellectual capital
di dalam sustainability report dijelaskan sebagai berikut :
SRD =∑ 𝒅𝒊𝒎𝒊=𝟏
m
Dimana di 0 atau 1, jika :
di : 0 jika item tidak diungkapkan
di : 1 jika item diungkapkan
m : jumlah item maksimum yang diungkapkan (88 item)
SRD : Sustainability Report Disclosure
(Oliveira et al., 2010) mengklasifikasikan item-item
pengungkapan intellectual capital dalam sustainability report ke
dalam strategy (21 item), processes (11 item), innovation, research,
and development (8 item), technology (5 item), customers (14 item),
serta human capital (29 item).
Penelitian ini menggunakan proksi SRD dalam mengukur
pengungkapan sustainability report dikarenakan penelitian yang
berkaitan dengan pengungkapan intellectual capital di dalam
sustanability report masih sangat terbatas sehingga peneliti memilih
untuk menggunakan proksi yang telah digunakan sebelumnya oleh
(Oliveira et al., 2010) dan juga karena proksi ini dapat mewakili
semua item-item dari IC yang ada di dalam sustainability report.
Adapun item-item pengungkapan intellectual capital dalam
sustainability report berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
(Oliveira et al., 2010) sebagai berikut:
57
Tabel 3.2
Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report
No.
Item Pengungkapan IC
a. Strategy (21 item)
1) New products or services and technology
2) Investments in new business
3) Strategic alliances or agreements
4) Acquisitions and mergers
5) Leadership
6) Network of suppliers and distribution
7) Supplier evaluation policy
8) Image and brand
9) Corporate culture
10) Best practices
11) Organisational structure
12) Environmental investments
13) Community involvement
14) CSR and objective
15) Shareholders’ structure
16) Price policy
17) Business vision, objectives, and consistency of strategy
18) Quality of products or services
19) Marketing activities
20) Stakeholder relationships
21) Risk management
b. Processes (11 item)
1) Efforts related to the working environment
2) Internal sharing of knowledge and information communication
3) External sharing of knowledge and information communication
4) Measure of internal or external failures
5) Environmental approvals and statements or policies
6) Utilisation of energy, raw materials, and other input goods
7) Efficiency
8) Business model
9) Installed capacity
10) Litigations or law suits or sanctions
11) Quality approvals and and statements or policies
Bersambung ke halaman berikutnya
58
Tabel 3.2
Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report (lanjutan)
c. Innovation, Research, and Development (8 item)
1) Policy, strategy, and or objectives of I&R&D activities
2) I&R&D expenses
3) I&R&D in basic research
4) I&R&D in product design or development
5) Futures projects or projects in course regarding I&R&D
6) Details of firm patents
7) Patents, licenses, papers, etc
8) Patents pending
d. Technology (5 item)
1) Investments in information technology – description, reason, and or
expenses
2) Information technology systems and facilities
3) Software assets
4) Web transactions
5) Number of visits to the web
e. Customers (14 item)
1) Number of customers
2) Sales breakdown by customer
3) Annual sales per segment or product
4) Average customer size
5) Customer relationships
6) Customer satisfaction
7) Education or training of customers
8) Customers by employee
9) Value added per customer or segment
10) Market share, breakdown by country or segment or product
11) Relative market share to competitors
12) Repurchase or customer seniority and loyalty
13) New customers
14) Production by customer or customer by product
Bersambung ke halaman berikutnya
59
Tabel 3.2
Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report (lanjutan)
f. Human Capital (29 item)
1) Staff breakdown by age
2) Staff breakdown by seniority
3) Staff breakdown by gender
4) Staff breakdown by job function or business area
5) Staff breakdown by level of education
6) Staff breakdown by geographic area or by country
7) Staff breakdown by type of contract
8) Rate of staff turnover
9) Changes in number of employees
10) Staff health and safety
11) Absence
12) Staff interview
13) Policy on competence development
14) Description of competence development program and activities
15) Education and training policy
16) Education and training expenses
17) Education and training expenses/number of employee
18) Employee expenses
19) Recruitment policies
20) Job rotation opportunities
21) Career opportunities
22) Remuneration and evaluation systems
23) Incentive systems and fringe benefits
24) Pensions
25) Insurance policies
26) Income or assets by employee
27) Value added/employee or production/employee
28) Employee quality and experience
29) Management quality and experience
Sumber : (Oliveira et al., 2010)
60
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang
digunakan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan
menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah perbandingan antara market
value of equity ditambah dengan hutang (debt) dengan book market value
ditambah dengan hutang (debt).
Menurut Suranta & Mas’ud (2003) dalam (Bemby et al., 2015),
nilai perusahaan diukur melalui Tobin’s Q yang diformulasikan sebagai
berikut :
𝐐 =𝐄𝐌𝐕 + 𝐃
𝐄𝐁𝐕 + 𝐃
Dimana :
Q : Nilai Perusahaan
EMV : Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value)
D : Nilai Buku dari Total Hutang (Book Value of Total Debt)
EBV : Nilai Buku dari Ekuitas (Equity Book Value)
Equity Market Value (EMV) diperoleh dari hasil perkalian harga
saham pada penutupan akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar
pada akhir tahun. Equity Book Value (EBV) diperoleh dari selisih total
aset perusahaan dengan total kewajibannya. Semakin besar nilai Tobin’s
Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang
baik (Sukamulja, 2004).
61
Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah (antara 0 dan 1)
mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar daripada
nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar
menilai kurang perusahaan tersebut. Sedangkan, jika nilai Tobin’s Q
perusahaan tinggi (lebih dari 1), maka nilai perusahaan lebih besar daripada
nilai aktiva perusahaan yang tercatat. Hal ini mengindikasikan bahwa
terdapat beberapa aktiva perusahaan yang tidak terukur atau tercatat.
Tobin’s Q digunakan sebagai proksi untuk mengukur nilai
perusahaan karena pengukuran menggunakan Tobin’s Q tidak hanya
memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi juga sejauh
mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak
luar termasuk investor. Oleh karena itu, Tobin’s Q sangat berguna dalam
pembuatan keputusan investasi. Beberapa penelitian sebelumnya telah
menggunakan Tobin’s Q untuk mengukur nilai perusahaan, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh (Chizari et al., 2016) dan (Berzkalne & Zelgalve,
2014).
62
Berikut ini adalah tabel yang berisi operasionalisasi setiap variabel
dalam penelitian ini :
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Proksi Skala
Pengukuran
Intellectual
Capital
VAICTM = VACA + VAHU + STVA
VA = Output – Input
VACA = VA / CE
VAHU = VA / HC
STVA = (VA-HC) / VA
Rasio
Pengungkapan
Sustainability
Report
SRD =∑ 𝑑𝑖𝑚𝑖=1
m Rasio
Nilai
Perusahaan Q =
EMV + D
EBV + D
Rasio
63
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam indeks
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-
2015. Perusahaan LQ45 tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebelum 1 Januari 2013 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar
dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini
ingin melihat pengaruh intellectual capital dan pengungkapan
sustainability report terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang
termasuk indeks LQ45.
2. Perusahaan LQ45
Indeks LQ45 dibuat untuk menyediakan pasar dengan indeks yang
mewakili 45 saham paling likuid. Indeks LQ45 mencakup setidaknya 70%
dari kapitalisasi pasar saham dan nilai transaksi di pasar reguler.
Perhitungan indeks LQ45 pertama kali adalah pada 13 Juli 1994. Berikut
ini adalah beberapa kriteria perusahaan yang dapat terdaftar di dalam
indeks LQ45 :
a. Saham seharusnya sudah terdaftar di BEI minimal selama 3 bulan.
b. Kinerja saham di pasar reguler, yang meliputi nilai perdagangan,
volume, dan frekuensi transaksi.
64
c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
d. Kapitalisasi pasar saham pada waktu tertentu periode.
e. Selain faktor likuiditas dan kapitalisasi pasar, pemilihan saham untuk
indeks LQ45 juga didasarkan pada kondisi keuangan dan prospek
pertumbuhan perusahaan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) secara teratur memantau kinerja
komponen-komponen yang termasuk dalam perhitungan indeks LQ45
setiap 6 bulan, di awal bulan Februari dan Agustus ( Bursa Efek Indonesia,
2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
diketahui bahwa perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks
LQ45 pada tahun 2013-2015 adalah berjumlah 32 perusahaan.
3. Deskripsi Sampel Penelitian
Objek penelitian berupa perusahaan LQ45 yang dipilih dengan
metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 selama
periode 2013-2015
2. Perusahaan yang membuat dan mempublikasikan laporan keuangan
dan sustainability report (laporan keberlanjutan) secara berturut-turut
selama periode 2013-2015
3. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan untuk variabel penelitian
ini
65
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria
Kriteria Jumlah
Total perusahaan yang secara konsisten terdaftar
dalam indeks LQ45 yang terdaftar di BEI selama
periode 2013-2015
32
Tidak membuat dan mempublikasikan
sustainability report secara berturut-turut selama
periode 2013-2015
(19)
Data variabel penelitian tidak ditemukan lengkap
di dalam laporan keuangan 0
Jumlah perusahaan yang digunakan untuk
penelitian 13
Total keseluruhan sampel selama 3 tahun (2013-
2015) 39
Sumber : data diolah sendiri
Adapun nama-nama perusahaan yang telah memenuhi proses
seleksi yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel
No. Nama Perusahaan Kode
1. PT Astra Agro Lestari, Tbk AALI
2. PT AKR Corporindo, Tbk AKRA
3. PT Astra International, Tbk ASII
4. PT Bank Negara Indonesia, Tbk BBNI
5. PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk BBRI
6. PT Bank Tabungan Negara, Tbk BBTN
7. PT Bank Mandiri, Tbk BMRI
8. PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk INTP
9. PT Bukit Asam, Tbk PTBA
10. PT Semen Indonesia, Tbk SMGR
11. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk TLKM
12. PT United Tractors, Tbk UNTR
13. PT Wijaya Karya, Tbk WIKA
66
B. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi atas variabel-variabel penelitian. Pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, nilai
minimum, dan nilai maksimum. Tabel 4.3 berikut ini menunjukkan
statistik deskriptif dari masing- masing variabel penelitian :
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maksimum Mean Standar
Deviasi
VAIC 39 2,07 8,20 4,1120 1,48018
SRD 39 0,30 0,73 0,5338 0,07833
TBQ 39 0,98 3,33 1,8373 0,73178
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dalam penelitian ini menggunakan semua variabel menggunakan
skala rasio. Untuk variabel Intellectual Capital (VAIC) dengan
menggunakan statistik deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum
sebesar 2,07 dan nilai maksimum sebesar 8,20 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 4,1120 dan standar deviasi 1,48018. Nilai minimum terjadi
pada perusahaan United Tractors pada tahun 2015, hal ini menunjukan
bahwa pada tahun 2015 perusahaan United Tractors memiliki nilai
intellectual capital yang lebih kecil dibandingkan perusahaan lainnya.
Sedangkan, nilai maksimum terjadi pada perusahaan Semen Indonesia
pada tahun 2013 yang menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan
memiliki nilai intellectual capital tertinggi.
67
Hasil analisis deskriptif variabel Pengungkapan Sustainability Report
(SRD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,30 dan nilai maksimum
sebesar 0,73 dengan rata-rata sebesar 0,5338 dan standar deviasi sebesar
0,07833. Nilai minimum terjadi pada perusahaan AKR Corporindo pada
tahun 2014 dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Telkom Indonesia
pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa AKR Corporindo masih
sangat rendah dalam melakukan pengungkapan intellectual capital di
dalam sustainability report yaitu hanya sebesar 0,30 (30%). Sedangkan,
Telkom Indonesia merupakan perusahaan yang paling banyak
mengungkapkan intellectual capitalnya di dalam sustainability report
yaitu sebesar 0,73 (73%).
Hasil analisis deskriptif variabel Nilai Perusahaan (TBQ)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,98 dan nilai maksimum sebesar
3,33 dengan nilai rata-rata sebesar 1,8373 dan standar deviasi sebesar
0,73178. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Bank Tabungan Negara
(BTN) tahun 2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan
Indosemen Tunggal Prakarsa pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan
bahwa Bank Tabungan Negara (BTN) memiliki nilai perusahaan yang
paling rendah karena nilainya kurang dari 1. Sebaliknya, perusahaan
Indosemen Tunggal Prakarsa memiliki nilai perusahaan yang paling tinggi.
68
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan grafik histogram, grafik normal p-plot, dan uji
Kolmogorov Smirnov (K-S).
Uji grafik histogram dilakukan dengan melihat penyebaran data.
Bentuk histogram seperti bentuk lonceng (bell shaped curve)
menigindikasikan bahwa data terdistribusi normal. Uji normalitas data
dengan menggunakan grafik histogram dapat dilihat pada Gambar 4.1
berikut ini :
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber : Hasil olah data SPSS
69
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa bentuk histogram
menggambarkan data yang terdistribusi normal atau mendekati
normal karena membentuk seperti lonceng (bell shaped curve).
Sedangkan, uji normalitas dengan grafik normal p-plot dilihat dari
penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal. Apabila titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal, dan sebaliknya.
Hasil uji normalitas dengan grafik normal p-plot dapat dilihat pada
Gambar 4.2 sebagai berikut :
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil olah data SPSS
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis
diagonal yang berarti bahwa data tidak terdistribusi normal.
70
Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila pada hasil uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai asymp. Sig > 0,05, maka
data terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilai asymp. Sig <
0,05, maka data tersebut terdistribusi tidak normal. Hasil dari uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 39
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,41124303
Most Extreme Differences Absolute ,124
Positive ,124
Negative -,077
Test Statistic ,124
Asymp. Sig. (2-tailed) ,132c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil olah data SPSS
Hasil dari uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) menunjukkan nilai
asymp. Sig > 0,05 yaitu sebesar 0,132 yang berarti bahwa data dalam
penelitian ini terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
71
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistic
Keterangan Tolerance VIF
VAIC ,945 1,059 Tidak terjadi multikolinearitas
SRD ,945 1,059 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil pada tabel 4.5, variabel independen yaitu
Intellectual Capital (VAIC) dan Pengungkapan Sustainability Report
(SRD) memiliki nilai Tolerance (Tol) sebesar 0,945 dan 0,945 yang
berarti nilai tersebut lebih dari 0,1. Sementara itu, hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal serupa
yaitu tidak adanya nilai VIF dari variabel independen yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10. Nilai VIF dari masing-masing variabel
Intellectual Capital (VAIC) dan Pengungkapan Sustainability Report
(SRD) sebesar 1,059 dan 1,059. Merujuk pada hasil perhitungan nilai
Tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-
Watson (DW test). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan,
nilai DW Test dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
72
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,827a ,684 ,667 ,42251 2,162 a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
b. Dependent Variable: TBQ
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil dari uji Durbin-Watson, dapat dilihat bahwa
nilai Durbin-Watson sebesar 2,162. Untuk mengetahui apakah nilai
tersebut lolos uji autokorelasi, maka dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7
Pengambilan Keputusan Hasil Uji Autokorelasi
dU < d < 4-Du Keterangan
1,5969 < 2,162 < 2,4031 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai d
> dU dan d < 4-dU, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang digunakan tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Cara untuk mengetahui terjadi
heteroskedastisitas atau tidak yaitu dengan melihat grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu apabila
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013). Hasil dari uji
73
heteroskedastisitas grafik scatterplot dapat dilihat pada Gambar 4.3
berikut ini :
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
Sumber : Hasil olah data SPSS
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa tidak ada pola
yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa data
dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk lebih meyakinkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas
dalam model regresi ini, maka dilakukan pula uji glejser. Uji glejser
dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel
independen (Ghozali, 2013). Apabila hasil output SPSS menunjukkan
angka Sig. > 0,05 atau 5% maka tidak terdapat heteroskedastisitas,
dan sebaliknya. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji glejser :
74
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,079 0,298 0,266 0,792
VAIC 0,028 0,025 0,191 1,131 0,265
SRD 0,274 0,474 0,097 0,578 0,567 a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.8, angka Sig. > 0,05 atau 5% yang berarti
bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis pertama dan kedua
menggunakan rumus analisis regresi linear berganda karena menjelaskan
pengaruh dua variabel independen secara bersama-sama dengan satu variabel
dependen. Teknik analisis ini menggunakan bantuan program SPSS 24.
Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel
hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS yaitu sebagai berikut :
Tobin’s Q = -0,539 + 0,419VAIC + 1,221SRD + e
Keterangan :
Tobin’s Q : Nilai Perusahaan
VAIC : Intellectual Capital
75
SRD : Pengungkapan Sustainability Report
e : Error
Berdasarkan model regresi diatas, maka hasil regresi linear berganda
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koefisien-koefisien persamaan regresi linear berganda diatas dapat
diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,539
menunjukkan bahwa jika variabel Intellectual Capital dan
Pengungkapan Sustainability Report bernilai nol maka Nilai
Perusahaan adalah -0,539 (dengan asumsi variabel lain dianggap
konstan).
2. Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda diatas dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen (Nilai Perusahaan) akan
mengalami penurunan sebesar -0,539 tanpa dipengaruhi oleh semua
variabel independen yang terdiri dari Intellectual Capital dan
Pengungkapan Sustainability Report.
3. Nilai koefisien variabel Intellectual Capital sebesar 0,419 yang
berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% akan menyebabkan
peningkatan Tobin’s Q sebesar 0,419% (dengan asumsi bahwa
variabel independen lain tetap).
4. Nilai koefisien variabel Pengungkapan Sustainability Report adalah
sebesar 1,221 yang berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% akan
menyebabkan peningkatan Tobin’s Q sebesar 1,221% (dengan
asumsi bahwa variabel independen lain tetap).
76
b. Hasil Koefisien Determinasi (R Square)
Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R square).
Koefisien determinasi yang terlihat pada Tabel 4.9 mengindikasikan
kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat
penjelasan model terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (R Square)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 0,827a 0,684 0,667 0,42251 2,162 a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC b. Dependent Variable: TBQ
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, besarnya angka Adjusted R Square (R2)
adalah 0,667. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 66,7%. Dapat
pula diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model
penelitian ini mampu menjelaskan sebesar 66,7% terhadap variabel
dependennya, sedangkan sisanya 33,3% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model.
c. Hasil Uji Statistik t (t-test)
Uji statistik t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel independen (intellectual capital dan pengungkapan
sustainability report) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan).
Untuk menguji pengaruh parsial tersebut, dapat dilakukan berdasarkan
nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi < 0,05 atau 5%, maka hipotesis
77
yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Sedangkan, jika nilai
signifikansi > 0,05 atau 5%, maka hipotesis yang diajukan ditolak atau
dikatakan tidak signifikan (Ghozali, 2013). Untuk pengujian hipotesis
pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan
hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -0,539 0,564 -0,955 0,346
VAIC 0,419 0,048 0,848 8,801 0,000
SRD 1,221 0,900 0,131 1,356 0,183
a. Dependent Variable: TBQ
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat pengaruh dari masing-masing
variabel intellectual capital (VAIC) dan pengungkapan sustainability
report (SRD) terhadap nilai perusahaan (TBQ) yang dilihat dari arah
tanda di angka B dan nilai signifikansi. Variabel intellectual capital
(VAIC) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan (TBQ) yang berarti bahwa hipotesis pertama diterima. Hal
tersebut dapat dilihat dari angka B yang menunjukkan angka positif dan
nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sedangkan, variabel
pengungkapan sustainability report (SRD) tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan (TBQ) yang berarti bahwa hipotesis kedua
ditolak. Hal tersebut dapat dilihat nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar
0,183.
78
d. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan (uji statistik F) digunakan untuk menguji
apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh
tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi. Hasil dari uji statistik
F dapat dilihat dari tabel ANOVA yang disajikan pada Tabel 4.11 berikut
ini :
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1 Regression 13,923 2 6,961 38,995 0,000b
Residual 6,427 36 0,179
Total 20,349 38
a. Dependent Variable: TBQ
b. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut < 0,05 yang
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara silmultan
berpengaruh terhadap variabel dependen, yang berarti bahwa intellectual
capital (VAIC) dan pengungkapan sustainability report (SRD) secara
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (TBQ). Artinya, setiap
perubahan yang terjadi pada intellectual capital (VAIC) dan
pengungkapan sustainability report (SRD) secara simultan atau bersama-
sama akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (TBQ).
79
C. Pembahasan
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah
intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil
regresi linear berganda menunjukkan variabel intellectual capital (VAIC)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,419 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa intellectual capital
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
atau dengan kata lain hipotesis (H1) diterima. Hasil penelitian ini berhasil
menunjukkan bahwa pengelolaan dan penggunaan intellectual capital
secara efektif dan maksimal terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan
yang dalam penelitian ini diukur dengan Tobin’s Q.
Hasil penelitian ini sejalan dengan resource based theory yang
menyatakan bahwa perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber
daya intelektual (intellectual capital), baik itu karyawan (human capital),
aset fisik (physical capital), maupun structural capital sehingga
perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pengelolaan intellectual
capital yang dimiliki (Ningrum, 2012). Perusahaan yang memiliki
intellectual capital tinggi akan direspon positif oleh investor dengan
melakukan penanaman modal sehingga hal tersebut akan berdampak pada
meningkatnya nilai perusahaan (Indrajaya, 2015).
Perusahaan yang memiliki intellectual capital yang tinggi
80
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan modal
intelektual yang dimilikinya secara efektif sehingga menghasilkan nilai
tambah (value added) bagi perusahaan. Nilai tambah inilah yang dapat
menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi di perusahaan
tersebut sehingga berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar
saham sangat dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi. Adanya
peluang investasi memberikan sinyal positif kepada investor tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Chizari et al., 2016), dan (Hejazi et al.,
2016) berhasil membuktikan bahwa intellectual capital yang diproksikan
dengan metode VAICTM memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan
yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Di Indonesia, hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sirojudin &
Nazaruddin, 2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Gozali & Hatane,
2014), (Soebyakto et al., 2015), (Simanungkalit, 2015), dan (Simarmata &
Subowo, 2016) yang menemukan bahwa intellectual capital yang
diproksikan dengan metode VAICTM berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan yang diproksikan dengan market to book value (M/B), price to
book value (PBV), price earning ratio (PER), dan Tobin’s Q.
81
2. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai
Perusahaan
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan sustainability report berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil regresi linear berganda menunjukkan variabel
pengungkapan sustainability report (SRD) memiliki koefisien regresi
sebesar 1,221 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,183. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report tidak dapat
mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur dengan
Tobin’s Q.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan atas intellectual
capital di dalam sustainability report masih dinilai rendah oleh pasar yang
masih cenderung menilai dari segi kekayaan intelektual (Aida &
Rahmawati, 2015). Pengungkapan intellectual capital di dalam
sustainability report dan pembuatan sustainability report juga masih
bersifat sukarela sehingga masih sangat sedikit perusahaan go public di
Indonesia yang membuat dan menerbitkan sustainability report, selain itu
hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut masih banyak yang
tidak secara konsisten membuat dan menerbitkan sustainability report
setiap tahunnya sehingga investor belum dapat secara efektif
menggunakan sustainability report sebagai salah satu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi yang berdampak pada nilai perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih cenderung
82
menggunakan laporan tahunan (annual report) untuk menilai kinerja
perusahaan sebelum melakukan keputusan investasinya karena seluruh
perusahaan yang telah go public memang diharuskan untuk membuat
laporan tahunan (annual report), sedangkan pembuatan laporan
keberlanjutan (sustainability report) masih bersifat sukarela. Hal inilah
yang juga mengakibatkan investor belum menggunakan sustainability
report secara efektif dalam pengambilan keputusan investasinya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Aida & Rahmawati, 2015) dan (Marcelia & Purnomo, 2016) yang
berhasil membuktikan bahwa pengungkapan intellectual capital belum
dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur
menggunakan Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV).
Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Muallifin & Priyadi, 2016) yang berhasil membuktikan
bahwa pengungkapan sustainability report belum dapat mendorong
terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur menggunakan
Tobin’s Q. Hal ini dikarenakan dalam menilai kinerja perusahaan, investor
biasanya menggunakan laporan tahunan (annual report), sedangkan
sustainability report bukan merupakan bagian dari laporan tahunan
perusahaan sehingga investor masih kurang memperhatikan sustainability
report perusahaan.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Intellectual capital yang diproksikan menggunakan VAICTM memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar nilai intellectual capital sebuah perusahaan maka akan
semakin besar pula nilai perusahaan dari sebuah perusahaan tersebut.
2. Pengungkapan sustainability report yang diproksikan menggunakan SRD
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
menggunakan Tobin’s Q. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan
sustainability report belum dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai
perusahaan. Hal ini dikarenakan pengungkapan intellectual capital di
dalam sustainability report masih bersifat sukarela sehingga jumlah
perusahaan yang membuat dan mempublikasikan sustainability report
masih sangat sedikit sehingga laporan tersebut belum secara efektif
digunakan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya.
84
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya masukan berkaitan
beberapa hal berikut, yaitu :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel penelitian agar
objek penelitian yang diteliti menjadi lebih luas.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode penelitian agar rentang
waktu penelitian lebih panjang sehingga menghasilkan penelitian yang
lebih akurat.
3. Proksi yang digunakan untuk pengukuran nilai perusahaan dalam
penelitian ini hanya menggunakan Tobin’s Q. Penelitian selanjutnya dapat
menggunakan berbagai proksi lain, seperti Price to Book Value (PBV)
atau Price Earning Ratio (PER).
85
DAFTAR PUSTAKA
Aida, R. N., & Rahmawati, E. (2015). Pengaruh Modal Intelektual dan
Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan : Efek Intervening Kinerja
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Investasi, 16(2).
https://doi.org/10.18196/JAI-2015.0035
Appuhami, B. A. R. (2007). The Impact of Intellectual Capital on Investors ’
Capital Gains on Shares : An Empirical Investigation of Thai Banking ,
Finance & Insurance Sector, 3(2), 14–25.
Awaluddin. (2014). Pengaruh Nilai dan Pengungkapan Intellectual Capital
terhadap Nilai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.
Berzkalne, I., & Zelgalve, E. (2014). Intellectual Capital and Company Value.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 110, 887–896.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.934
Bontis, N., Crossan, M., Hul-, J., Edvinsson, L., & Previous, T. S. (1998).
Intellectual Capital : An Exploratory Study That Develops Measures And
Models. Management Decision, 63–76.
Bontis, N., Keow, W. C. C., & Richardson, S. (2000). Intellectual Capital and
Business Performance in Malaysian Industry. Journal of Intellectual Capital.
https://doi.org/10.1108/14691930010324188
Bornemann, M., & Leitner, K.-H. (2002). Measuring and Reporting Intellectual
Capital : The Case of A Research Technology Organisation. Singapore
Management Review, 24(3), 7–19.
Chizari, M. Hosein, Mehrjardi, R. Z., Sadrabadi, M. M., & Mehrjardi, F. K.
(2016). The Impact of Intellectual Capitals of Pharmaceutical Companies
Listed in Tehran Stock Exchange on Their Market Performance. Procedia
Economics and Finance, 36(16), 291–300. https://doi.org/10.1016/S2212-
5671(16)30040-5
Cinquini, L., Passetti, E., Tenucci, A., & Frey, M. (2012). Analyzing Intellectual
Capital Information in Sustainability Reports: Some Empirical Evidence.
Journal of Intellectual Capital, 13(4), 531–561.
https://doi.org/10.1108/14691931211276124
Devi, S., Badera, I. D. N., & Budiasih, I. G. A. N. (2016). Pengaruh Enterprise
Risk Management Disclosure dan Intellectual Capital Disclosure Pada Nilai
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIX, 1–28.
Global Reporting Initiative. (2013). Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4.
86
Global Reporting Initiative. (2017, Juli 5). Hundreds welcome GRI Standards
across Asia. Diambil kembali dari
https://www.globalreportinginitiative.org/information/news-and-press-
center/Pages/Hundreds-welcome-GRI-Standards-across-Asia.aspx.
Gozali, A., & Hatane, E. (2014). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan Khususnya Di Industri Keuangan dan
Industri Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
2012. Business Accounting Review, 2, 208–217.
Guthrie, J., Petty, R., & Ricceri, F. (2006). The Voluntary Reporting of
Intellectual Capital : Comparing Evidence From Hong Kong and Australia,
(Ic). https://doi.org/10.1108/14691930610661890
Hejazi, R., Ghanbari, M., & Alipour, M. (2016). Intellectual, Human, and
Structural Capital Effects on Firm Performance as Measured by Tobin’s Q.
Knowledge and Process Management, 23(4), 259–273.
https://doi.org/10.1002/kpm.1529
Hermuningsih, S. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di
Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 127–148.
Jacub, J. O. S. (2012). Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapannya
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi di BEI).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(4).
Jafar, T. F., Habbe, A. H., & Mediaty. (2016). Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Produktivitas Dengan Employee Stock Option Plan Sebagai
Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi XIX, 1–29.
Marcelia, E., & Purnomo, B. S. (2016). Pengauh Nilai Tambah Modal Intelektual
dan Pengungkapan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi Riset, 5(2),
27–35.
Mualiffin, Ovi Rizki, Priyadi M.P. (2016). Dampak Pengungkapan Sustainability
Report terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, 5(5).
Nikmah, & Irsyahma, A. (2016). Intellectual Capital, Firm Value, And Financial
Performance. Malaysia Indonesia International Conference on Economic,
Management, and Accounting (MIICEMA), 24–25.
Ningrum, N. R. (2012). Analisis Pengaruh Intellectual Capital Dan Corporate
Governance Terhadap Financial Performance. Skripsi Fakultas Ekonomika
Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
87
Oktari, I. G. A. P., Handajani, L., & Widiastuty, E. (2016). Determinan Modal
Intelektual (Intellectual Capital) pada Perusahaan Publik di Indonesia dan
Implikasinya terhadap Nilai Perusahaan Full Paper, 1–29.
Oliveira, L., Rodrigues, L. L., & Craig, R. (2010). Intellectual Capital Reporting
In Sustainability Reports. Journal of Intellectual Capital, 11(4), 575–594.
https://doi.org/10.1108/14691931011085696
Ousama, A. A., & Fatima, A. H. (2015). Intellectual Capital and Financial
Performance of Islamic Banks. International Journal Learning and
Intellectual Capital, 12(1).
Pramelasari, Y. M. (2010). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan
Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, 2010.
Prasetyanto, P. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Kinerja Intellectual
Capital Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Keuangan di BEI Periode Tahun 2009-2011. Skripsi Fakultas Ekonomika
Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Pulic, A. (1998). Measuring the Performance of Intellectual Potential in
Knowledge Economy. In The 2nd McMaster World Congress on Measuring
and Managing Intellectual Capital by The Austrian Team for Intellectual
Potential (pp. 1–20).
Pulic, A. (2000). VAICTM – An Accounting Tool For Intellectual Capital
Management. International Journal Technology Management, 20(5), 149–
155.
Reskino, & Margie, L. A. (2014). Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2012). 3rd Economics & Business Research
Festival, 1214–1228.
Riahi-belkaoui, A. (2003). Multinational Firms : A Study of The Resource-Based
and Stakeholder Views Intellectual Capital and Firm Performance of US
Multinational Firms A Study of The Resource-Based and Stakeholder Views.
Journal of Intellectual Capital. https://doi.org/10.1108/14691930310472839
Simanungkalit, P. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Skripsi
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Simarmata, R. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Dan Nilai Perusahaan Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
88
Simarmata, R., & Subowo. (2016). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Perbankan Indonesia. Accounting
Analysis Journal, 5(1), 1–9.
Sirojudin, G. A., & Nazaruddin, I. (2011). Pengaruh Modal Intelektual dan
Pengungkapannya Terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan, (2003).
Soebyakto, B. B., Mukhtaruddin, Hakiki, A., & Ferdianti, R. (2015). Intellectual
Capital , Firm Value and Ownership Structure as Moderating Variable :
Empirical Study on Banking Listed in Indonesia Stock Exchange period
2009-2012. Asian Social Science, 11(16), 148–159.
https://doi.org/10.5539/ass.v11n16p148
Sukamulja, S. (2004). Good Corporate Governance Di Sektor Keuangan :
Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta).
Jurnal Benefit, 8(1), 1–25.
Tan, H. P., Plowman, D., & Hancock, P. (2007). Intellectual Capital and Financial
Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital, 8(August 2016), 76–
95. https://doi.org/10.1108/14691930710715079
Ulum, I. (2013). Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Dengan Ib-Vaic
Di Perbankan Syariah, 7(1), 185–206.
Ulum, I. (2014). Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector :
A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective, 6(2), 103–123.
https://doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.5246
Ulum, I., Ghozali, I., & Purwanto, A. (2015). Intellectual Capital Performance of
Indonesian Banking Sector : A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective
Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector : A Modified
VAIC ( M-VAIC ) Perspective. Asian Journal of Finance and Accounting,
(September 2014). https://doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.5246
Utama, A. A. G. S., & Mirhard, R. R. (2016). The Influence Of Sustainability
Report Disclosure As Moderating Variable Towards The Impact Of
Intellectual Capital On Company’s Performance. International Journal of
Economics and Financial Issues, 6(3), 1262–1269.
Wahyuni, M. A., & Rasmini, N. K. (2016). Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Pada Pengungkapan Modal Intelektual (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Buletin Studi Ekonomi, 21(1), 48–59.
Wang, J.-C. (2008). Investigating Market Value And Intellectual Capital For S&P
500. Journal of Intellectual Capital, 9(4), 546–563.
https://doi.org/10.1108/14691930810913159
89
Widarjo, W. (2011). Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal
Intelektual Pada Nilai Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 8(2), 157–170.
Widiatmoko, R. G. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
90
LAMPIRAN
91
Lampiran 1. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM),
Sustainability Report Disclosure (SRD), dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
A. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM)
1. Perhitungan Value Added (VA)
20
13
Kode OUT IN VA
AALI 12.835.935.000.000 10.508.119.000.000 2.327.816.000.000
AKRA 22.337.928.480.000 21.318.998.282.000 1.018.930.198.000
ASII 207.681.000.000.000 171.222.000.000.000 36.459.000.000.000
BBNI 35.950.974.000.000 20.809.157.000.000 15.141.817.000.000
BBRI 70.122.326.000.000 37.973.678.000.000 32.148.648.000.000
BBTN 11.551.722.000.000 8.495.513.000.000 3.056.209.000.000
BMRI 72.388.454.000.000 44.961.031.000.000 27.427.423.000.000
INTP 19.615.218.000.000 13.121.435.000.000 6.493.783.000.000
PTBA 12.316.533.000.000 8.694.401.000.000 3.622.132.000.000
SMGR 25.287.148.414.000 18.479.139.737.000 6.808.008.677.000
TLKM 86.502.000.000.000 56.503.000.000.000 29.999.000.000.000
UNTR 53.019.310.000.000 42.371.235.000.000 10.648.075.000.000
WIKA 12.169.788.858.000 11.270.072.020.000 899.716.838.000
2014
AALI 16.508.431.000.000 13.420.825.000.000 3.087.606.000.000
AKRA 22.554.530.386.000 21.169.512.721.000 1.385.017.665.000
ASII 215.169.000.000.000 178.681.000.000.000 36.488.000.000.000
BBNI 44.258.317.000.000 26.647.897.000.000 17.610.420.000.000
BBRI 87.714.631.000.000 49.066.689.000.000 38.647.942.000.000
BBTN 13.712.448.000.000 11.027.478.000.000 2.684.970.000.000
BMRI 88.347.096.000.000 56.016.385.000.000 32.330.711.000.000
INTP 21.028.443.000.000 14.367.415.000.000 6.661.028.000.000
PTBA 13.595.630.000.000 10.298.074.000.000 3.297.556.000.000
SMGR 27.520.748.737.000 20.813.021.401.000 6.707.727.336.000
TLKM 92.033.000.000.000 57.854.000.000.000 34.179.000.000.000
UNTR 54.046.514.000.000 44.186.511.000.000 9.860.003.000.000
WIKA 12.906.474.180.000 11.873.196.696.000 1.033.277.484.000
20
15
AALI 13.094.087.000.000 11.893.828.000.000 1.200.259.000.000
AKRA 19.870.126.875.000 18.068.785.650.000 1.801.341.225.000
ASII 195.719.000.000.000 158.555.000.000.000 37.164.000.000.000
BBNI 49.132.324.000.000 32.741.010.000.000 16.391.314.000.000
BBRI 100.695.997.000.000 59.223.865.000.000 41.472.132.000.000
Bersambung ke halaman berikutnya
92
1. Perhitungan Value Added (VA) (lanjutan) 2
01
5
Kode OUT IN VA
BBTN 16.108.249.000.000 12.367.566.000.000 3.740.683.000.000
BMRI 100.762.032.000.000 67.938.548.000.000 32.823.484.000.000
INTP 18.681.380.000.000 12.931.323.000.000 5.750.057.000.000
PTBA 14.140.408.000.000 10.961.238.000.000 3.179.170.000.000
SMGR 27.406.281.746.000 21.426.176.601.000 5.980.105.145.000
TLKM 106.011.000.000.000 70.529.000.000.000 35.482.000.000.000
UNTR 51.365.762.000.000 42.116.842.000.000 9.248.920.000.000
WIKA 14.002.846.899.000 12.987.498.807.000 1.015.348.092.000
2. Perhitungan Value Added Capital Employed (VACA)
2013
Kode VA CE VACA
AALI 2.327.816.000.000 14.963.190.000.000 0,15557
AKRA 1.018.930.198.000 14.633.141.381.000 0,06963
ASII 36.459.000.000.000 213.994.000.000.000 0,17037
BBNI 15.141.817.000.000 386.654.815.000.000 0,03916
BBRI 32.148.648.000.000 626.182.926.000.000 0,05134
BBTN 3.056.209.000.000 131.169.730.000.000 0,02330
BMRI 27.427.423.000.000 733.099.762.000.000 0,03741
INTP 6.493.783.000.000 26.607.241.000.000 0,24406
PTBA 3.622.132.000.000 11.677.155.000.000 0,31019
SMGR 6.808.008.677.000 30.792.884.092.000 0,22109
TLKM 29.999.000.000.000 127.951.000.000.000 0,23446
UNTR 10.648.075.000.000 57.362.244.000.000 0,18563
WIKA 899.716.838.000 12.594.962.700.000 0,07143
20
14
AALI 3.087.606.000.000 18.559.354.000.000 0,16636
AKRA 1.385.017.665.000 14.790.103.911.000 0,06141
ASII 36.488.000.000.000 236.029.000.000.000 0,15459
BBNI 17.610.420.000.000 416.573.708.000.000 0,04227
BBRI 38.647.942.000.000 801.984.190.000.000 0,04819
BBTN 2.684.970.000.000 144.582.353.000.000 0,01857
BMRI 32.330.711.000.000 855.039.673.000.000 0,03781
INTP 6.661.028.000.000 28.884.973.000.000 0,23061
PTBA 3.297.556.000.000 14.860.611.000.000 0,22190
SMGR 6.707.727.336.000 34.314.666.027.000 0,19548
TLKM 34.179.000.000.000 140.895.000.000.000 0,24258
Bersambung ke halaman berikutnya
93
2. Perhitungan Value Added Capital Employed (VACA) (lanjutan) 2
01
4
Kode VA CE VACA
UNTR 9.860.003.000.000 60.292.031.000.000 0,16354
WIKA 1.033.277.484.000 15.915.161.682.000 0,06492
20
15
AALI 1.200.259.000.000 21.512.371.000.000 0,05579
AKRA 1.801.341.225.000 15.203.129.563.000 0,11848
ASII 37.164.000.000.000 245.435.000.000.000 0,15142
BBNI 16.391.314.000.000 508.595.288.000.000 0,03223
BBRI 41.472.132.000.000 878.426.312.000.000 0,04721
BBTN 3.740.683.000.000 171.807.592.000.000 0,02177
BMRI 32.823.484.000.000 910.063.409.000.000 0,03607
INTP 5.750.057.000.000 27.638.360.000.000 0,20805
PTBA 3.179.170.000.000 16.894.043.000.000 0,18818
SMGR 5.980.105.145.000 38.153.118.932.000 0,15674
TLKM 35.482.000.000.000 166.173.000.000.000 0,21352
UNTR 9.248.920.000.000 61.715.399.000.000 0,14986
WIKA 1.015.348.092.000 19.602.406.034.000 0,05180
3. Perhitungan Value Added Human Capital (VAHU)
2013
Kode VA HC VAHU
AALI 2.327.816.000.000 391.566.000.000 5,94489
AKRA 1.018.930.198.000 251.348.101.000 4,05386
ASII 36.459.000.000.000 12.751.000.000.000 2,85931
BBNI 15.141.817.000.000 6.083.876.000.000 2,48884
BBRI 32.148.648.000.000 12.231.994.000.000 2,62824
BBTN 3.056.209.000.000 1.613.152.000.000 1,89456
BMRI 27.427.423.000.000 9.431.337.000.000 2,90812
INTP 6.493.783.000.000 1.275.830.000.000 5,08985
PTBA 3.622.132.000.000 1.270.782.000.000 2,85032
SMGR 6.808.008.677.000 955.986.012.000 7,12145
TLKM 29.999.000.000.000 9.733.000.000.000 3,08219
UNTR 10.648.075.000.000 4.393.601.000.000 2,42354
WIKA 899.716.838.000 275.345.159.000 3,26760
Bersambung ke halaman berikutnya
94
3. Perhitungan Value Added Human Capital (VAHU) (lanjutan) 2
01
4
Kode VA HC VAHU
AALI 3.087.606.000.000 502.961.000.000 6,13886
AKRA 1.385.017.665.000 321.847.983.000 4,30333
ASII 36.488.000.000.000 14.211.000.000.000 2,56759
BBNI 17.610.420.000.000 6.781.041.000.000 2,59701
BBRI 38.647.942.000.000 14.166.422.000.000 2,72814
BBTN 2.684.970.000.000 1.564.254.000.000 1,71645
BMRI 32.330.711.000.000 10.848.031.000.000 2,98033
INTP 6.661.028.000.000 1.507.252.000.000 4,41932
PTBA 3.297.556.000.000 1.173.903.000.000 2,80905
SMGR 6.707.727.336.000 1.120.381.545.000 5,98700
TLKM 34.179.000.000.000 9.616.000.000.000 3,55439
UNTR 9.860.003.000.000 4.982.695.000.000 1,97885
WIKA 1.033.277.484.000 282.481.665.000 3,65786
2015
AALI 1.200.259.000.000 510.856.000.000 2,34951
AKRA 1.801.341.225.000 358.480.285.000 5,02494
ASII 37.164.000.000.000 15.455.000.000.000 2,40466
BBNI 16.391.314.000.000 7.365.834.000.000 2,22532
BBRI 41.472.132.000.000 16.599.158.000.000 2,49845
BBTN 3.740.683.000.000 1.929.346.000.000 1,93883
BMRI 32.823.484.000.000 12.376.655.000.000 2,65205
INTP 5.750.057.000.000 1.491.457.000.000 3,85533
PTBA 3.179.170.000.000 1.303.237.000.000 2,43944
SMGR 5.980.105.145.000 1.317.940.809.000 4,53746
TLKM 35.482.000.000.000 11.874.000.000.000 2,98821
UNTR 9.248.920.000.000 5.937.106.000.000 1,55782
WIKA 1.015.348.092.000 306.036.748.000 3,31773
4. Perhitungan Structural Capital Value Added (STVA)
20
13
Kode SC VA STVA
AALI 1.936.250.000.000 2.327.816.000.000 0,83179
AKRA 767.582.097.000 1.018.930.198.000 0,75332
ASII 23.708.000.000.000 36.459.000.000.000 0,65026
BBNI 9.057.941.000.000 15.141.817.000.000 0,59821
BBRI 19.916.654.000.000 32.148.648.000.000 0,61952
BBTN 1.443.057.000.000 3.056.209.000.000 0,47217
Bersambung ke halaman berikutnya
95
4. Perhitungan Structural Capital Value Added (STVA) (lanjutan) 2
01
3
Kode SC VA STVA
BMRI 17.996.086.000.000 27.427.423.000.000 0,65613
INTP 5.217.953.000.000 6.493.783.000.000 0,80353
PTBA 2.351.350.000.000 3.622.132.000.000 0,64916
SMGR 5.852.022.665.000 6.808.008.677.000 0,85958
TLKM 20.266.000.000.000 29.999.000.000.000 0,67556
UNTR 6.254.474.000.000 10.648.075.000.000 0,58738
WIKA 624.371.679.000 899.716.838.000 0,69396
2014
AALI 2.584.645.000.000 3.087.606.000.000 0,83710
AKRA 1.063.169.682.000 1.385.017.665.000 0,76762
ASII 22.277.000.000.000 36.488.000.000.000 0,61053
BBNI 10.829.379.000.000 17.610.420.000.000 0,61494
BBRI 24.481.520.000.000 38.647.942.000.000 0,63345
BBTN 1.120.716.000.000 2.684.970.000.000 0,41740
BMRI 21.482.680.000.000 32.330.711.000.000 0,66447
INTP 5.153.776.000.000 6.661.028.000.000 0,77372
PTBA 2.123.653.000.000 3.297.556.000.000 0,64401
SMGR 5.587.345.791.000 6.707.727.336.000 0,83297
TLKM 24.563.000.000.000 34.179.000.000.000 0,71866
UNTR 4.877.308.000.000 9.860.003.000.000 0,49466
WIKA 750.795.819.000 1.033.277.484.000 0,72662
2015
AALI 689.403.000.000 1.200.259.000.000 0,57438
AKRA 1.442.860.940.000 1.801.341.225.000 0,80099
ASII 21.709.000.000.000 37.164.000.000.000 0,58414
BBNI 9.025.480.000.000 16.391.314.000.000 0,55063
BBRI 24.872.974.000.000 41.472.132.000.000 0,59975
BBTN 1.811.337.000.000 3.740.683.000.000 0,48423
BMRI 20.446.829.000.000 32.823.484.000.000 0,62293
INTP 4.258.600.000.000 5.750.057.000.000 0,74062
PTBA 1.875.933.000.000 3.179.170.000.000 0,59007
SMGR 4.662.164.336.000 5.980.105.145.000 0,77961
TLKM 23.608.000.000.000 35.482.000.000.000 0,66535
UNTR 3.311.814.000.000 9.248.920.000.000 0,35808
WIKA 709.311.344.000 1.015.348.092.000 0,69859
96
5. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM) 2
01
3
Kode VACA VAHU STVA VAIC
VAIC
(dibulatkan)
AALI 0,15557 5,94489 0,83179 6,93225 6,93
AKRA 0,06963 4,05386 0,75332 4,87681 4,88
ASII 0,17037 2,85931 0,65026 3,67994 3,68
BBNI 0,03916 2,48884 0,59821 3,12621 3,13
BBRI 0,05134 2,62824 0,61952 3,29910 3,30
BBTN 0,02330 1,89456 0,47217 2,39003 2,39
BMRI 0,03741 2,90812 0,65613 3,60166 3,60
INTP 0,24406 5,08985 0,80353 6,13744 6,14
PTBA 0,31019 2,85032 0,64916 3,80967 3,81
SMGR 0,22109 7,12145 0,85958 8,20212 8,20
TLKM 0,23446 3,08219 0,67556 3,99221 3,99
UNTR 0,18563 2,42354 0,58738 3,19655 3,20
WIKA 0,07143 3,26760 0,69396 4,03300 4,03
2014
AALI 0,16636 6,13886 0,83710 7,14232 7,14
AKRA 0,06141 4,30333 0,76762 5,13236 5,13
ASII 0,15459 2,56759 0,61053 3,33271 3,33
BBNI 0,04227 2,59701 0,61494 3,25422 3,25
BBRI 0,04819 2,72814 0,63345 3,40978 3,41
BBTN 0,01857 1,71645 0,41740 2,15243 2,15
BMRI 0,03781 2,98033 0,66447 3,68261 3,68
INTP 0,23061 4,41932 0,77372 5,42365 5,42
PTBA 0,22190 2,80905 0,64401 3,67496 3,67
SMGR 0,19548 5,98700 0,83297 7,01545 7,02
TLKM 0,24258 3,55439 0,71866 4,51563 4,52
UNTR 0,16354 1,97885 0,49466 2,63704 2,64
WIKA 0,06492 3,65786 0,72662 4,44940 4,45
20
15
AALI 0,05579 2,34951 0,57438 2,97968 2,98
AKRA 0,11848 5,02494 0,80099 5,94442 5,94
ASII 0,15142 2,40466 0,58414 3,14022 3,14
BBNI 0,03223 2,22532 0,55063 2,80817 2,81
BBRI 0,04721 2,49845 0,59975 3,14541 3,15
BBTN 0,02177 1,93883 0,48423 2,44483 2,44
BMRI 0,03607 2,65205 0,62293 3,31105 3,31
INTP 0,20805 3,85533 0,74062 4,80399 4,80
PTBA 0,18818 2,43944 0,59007 3,21769 3,22
SMGR 0,15674 4,53746 0,77961 5,47381 5,47
TLKM 0,21352 2,98821 0,66535 3,86709 3,87
UNTR 0,14986 1,55782 0,35808 2,06576 2,07
WIKA 0,05180 3,31773 0,69859 4,06812 4,07
97
B. Pengungkapan Sustainability Report (SRD)
1. Checklist Pengungkapan Strategy (21 item) dan Processes (11 item)
2013
Kode Strategy Processes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
AALI 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
AKRA 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
ASII 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
BBNI 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BBTN 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BMRI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
INTP 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
PTBA 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
SMGR 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
TLKM 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
UNTR 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
WIKA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
20
14
AALI 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
AKRA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
ASII 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BBNI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BBRI 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BBTN 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
BMRI 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
Bersambung ke halaman berikutnya
98
1. Checklist Pengungkapan Strategy (21 item) dan Processes (11 item) (lanjutan)
2014
Kode Strategy Processes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
INTP 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
PTBA 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
SMGR 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
TLKM 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
UNTR 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
WIKA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
20
15
AALI 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
AKRA 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
ASII 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
BBNI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BBTN 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
BMRI 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
INTP 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
PTBA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
SMGR 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
TLKM 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
UNTR 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
WIKA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
99
2. Checklist Pengungkapan Innovation, Research, and Development (8 item), Technology (5 item) dan Customers (14 item) 2013
Kode
Innovation, Research, and
Development Technology Customers
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
AALI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
AKRA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
ASII 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
BBNI 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
BBRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0
BBTN 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
BMRI 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
INTP 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
PTBA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
SMGR 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
TLKM 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
UNTR 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
WIKA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
20
14
AALI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
AKRA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
ASII 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
BBNI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
BBRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
BBTN 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
BMRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
Bersambung ke halaman berikutnya
100
2. Checklist Pengungkapan Innovation, Research, and Development (8 item), Technology (5 item) dan Customers (14 item)
(lanjutan)
2014
Kode
Innovation, Research, and
Development Technology Customers
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
INTP 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
PTBA 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
SMGR 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
TLKM 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
UNTR 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
WIKA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
20
15
AALI 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
AKRA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
ASII 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
BBNI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
BBRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
BBTN 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
BMRI 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
INTP 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
PTBA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
SMGR 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
TLKM 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
UNTR 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
WIKA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
101
3. Checklist Pengungkapan Human Capital (29 item)
2013
Kode Human Capital
Total Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
AALI 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 35 0,40
AKRA 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 36 0,41
ASII 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 49 0,56
BBNI 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 49 0,56
BBRI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 53 0,60
BBTN 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 47 0,53
BMRI 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 49 0,56
INTP 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 44 0,50
PTBA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 57 0,65
SMGR 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 49 0,56
TLKM 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 57 0,65
UNTR 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 39 0,44
WIKA 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 43 0,49
20
14
AALI 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 40 0,45
AKRA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0,30
ASII 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 48 0,55
BBNI 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 47 0,53
BBRI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 55 0,63
BBTN 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 49 0,56
BMRI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 54 0,61
Bersambung ke halaman berikutnya
102
3. Checklist Pengungkapan Human Capital (29 item) (lanjutan)
2014
Kode Human Capital
Total Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
INTP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 49 0,56
PTBA 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 52 0,59
SMGR 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 54 0,61
TLKM 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 52 0,59
UNTR 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 48 0,55
WIKA 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 46 0,52
20
15
AALI 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 39 0,44
AKRA 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 46 0,52
ASII 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 43 0,49
BBNI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 51 0,58
BBRI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 49 0,56
BBTN 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 48 0,55
BMRI 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 48 0,55
INTP 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 42 0,48
PTBA 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 43 0,49
SMGR 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 42 0,48
TLKM 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 64 0,73
UNTR 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 48 0,55
WIKA 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 42 0,48
103
C. Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
1. Tahun 2013
Kode
2013
EMV D EMV + D EBV EBV + D
Tobin's
Q
AALI 39.526.099.500.000 4.695.331.000.000 49.793.958.500.000 10.267.859.000.000 14.963.190.000.000 3,33
AKRA 18.375.244.712.500 9.269.980.455.000 27.645.225.167.500 5.363.160.926.000 14.633.141.381.000 1,89
ASII 275.288.161.352.000 107.806.000.000.000 383.094.161.352.000 106.188.000.000.000 213.994.000.000.000 1,79
BBNI 72.925.571.077.350 338.971.310.000.000 411.896.881.077.350 47.683.505.000.000 386.654.815.000.000 1,07
BBRI 177.062.910.255.000 546.855.504.000.000 723.918.414.255.000 79.327.422.000.000 626.182.926.000.000 1,16
BBTN 9.099.289.545.000 119.612.977.000.000 128.712.266.545.000 11.556.753.000.000 131.169.730.000.000 0,98
BMRI 181.334.999.992.150 596.735.488.000.000 778.070.487.992.150 88.790.596.000.000 685.526.084.000.000 1,13
INTP 73.624.633.980.000 3.629.554.000.000 77.254.187.980.000 22.977.687.000.000 26.607.241.000.000 2,90
PTBA 23.502.144.870.000 4.125.586.000.000 27.627.730.870.000 7.551.569.000.000 11.677.155.000.000 2,37
SMGR 83.931.008.000.000 8.988.908.000.000 92.919.916.000.000 21.803.976.000.000 30.792.884.000.000 3,02
TLKM 216.719.992.260.000 50.527.000.000.000 267.246.992.260.000 77.424.000.000.000 127.951.000.000.000 2,09
UNTR 70.872.567.584.000 21.713.346.000.000 92.585.913.584.000 35.648.898.000.000 57.362.244.000.000 1,61
WIKA 9.701.149.440.000 9.368.003.825.000 19.069.153.265.000 3.226.958.875.000 12.594.962.700.000 1,51
104
2. Tahun 2014
Kode
2014
EMV D EMV + D EBV EBV + D
Tobin's
Q
AALI 38.187.566.250.000 4.110.955.000.000 42.298.521.250.000 11.833.778.000.000 15.944.733.000.000 2,65
AKRA 16.124.187.216.880 8.824.408.103.000 24.948.595.319.880 5.965.695.808.000 14.790.103.911.000 1,69
ASII 300.590.382.064.500 115.840.000.000.000 416.430.382.064.500 120.187.000.000.000 236.027.000.000.000 1,76
BBNI 112.619.236.347.300 341.148.654.000.000 453.767.890.347.300 61.021.308.000.000 402.169.962.000.000 1,13
BBRI 284.521.779.927.000 704.217.592.000.000 988.739.371.927.000 97.737.429.000.000 801.955.021.000.000 1,23
BBTN 12.606.464.180.000 132.329.458.000.000 144.935.922.180.000 12.252.895.000.000 144.582.353.000.000 1,00
BMRI 248.902.499.989.225 750.195.111.000.000 999.097.610.989.225 104.844.562.000.000 855.039.673.000.000 1,17
INTP 92.030.792.475.000 4.100.172.000.000 96.130.964.475.000 24.784.801.000.000 28.884.973.000.000 3,33
PTBA 28.801.648.125.000 6.141.181.000.000 34.942.829.125.000 8.670.842.000.000 14.812.023.000.000 2,36
SMGR 96.090.624.000.000 9.312.214.091.000 105.402.838.091.000 25.002.451.936.000 34.314.666.027.000 3,07
TLKM 288.791.989.686.000 54.770.000.000.000 343.561.989.686.000 86.125.000.000.000 140.895.000.000.000 2,44
UNTR 64.717.844.609.600 21.715.297.000.000 86.433.141.609.600 38.576.734.000.000 60.292.031.000.000 1,43
WIKA 20.956.251.338.750 10.936.403.458.000 31.892.654.796.750 4.978.758.224.000 15.915.161.682.000 2,00
105
3. Tahun 2015
Kode
2015
EMV D EMV + D EBV EBV + D
Tobin's
Q
AALI 24.959.708.250.000 3.522.133.000.000 28.481.841.250.000 11.698.787.000.000 15.220.920.000.000 1,87
AKRA 28.334.291.936.125 7.916.954.220.000 36.251.246.156.125 7.286.175.343.000 15.203.129.563.000 2,38
ASII 242.901.318.840.000 118.902.000.000.000 361.803.318.840.000 126.533.000.000.000 245.435.000.000.000 1,47
BBNI 92.126.227.766.070 412.727.677.000.000 504.853.904.766.070 78.438.222.000.000 491.165.899.000.000 1,03
BBRI 279.026.724.091.500 765.299.133.000.000 1.044.325.857.091.500 113.127.179.000.000 878.426.312.000.000 1,19
BBTN 13.566.996.275.000 157.947.485.000.000 171.514.481.275.000 13.860.107.000.000 171.807.592.000.000 1,00
BMRI 213.674.999.990.750 790.571.568.000.000 1.004.246.567.990.750 119.491.841.000.000 910.063.409.000.000 1,10
INTP 82.183.497.680.175 3.772.410.000.000 85.955.907.680.175 23.865.950.000.000 27.638.360.000.000 3,11
PTBA 10.426.196.621.250 7.606.496.000.000 18.032.692.621.250 9.287.547.000.000 16.894.043.000.000 1,07
SMGR 67.619.328.000.000 10.712.320.531.000 78.331.648.531.000 27.440.798.401.000 38.153.118.932.000 2,05
TLKM 312.983.988.822.000 72.745.000.000.000 385.728.988.822.000 93.428.000.000.000 166.173.000.000.000 2,32
UNTR 63.225.790.555.200 22.465.074.000.000 85.690.864.555.200 39.250.325.000.000 61.715.399.000.000 1,39
WIKA 16.233.954.000.000 14.164.304.669.000 30.398.258.669.000 5.438.101.365.000 19.602.406.034.000 1,55
106
Lampiran 2. Hasil Olah Data Statistik
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAIC 39 2,07 8,20 4,1120 1,48018
SRD 39 ,30 ,73 ,5338 ,07833
TBQ 39 ,98 3,33 1,8373 ,73178
Valid N (listwise) 39
B. Uji Normalitas
107
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 39
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation
,41124303
Most Extreme
Differences
Absolute ,124
Positive ,124
Negative -,077
Test Statistic ,124
Asymp. Sig. (2-tailed) ,132c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
C. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,539 ,564 -,955 ,346
VAIC ,419 ,048 ,848 8,801 ,000 ,945 1,059
SRD 1,221 ,900 ,131 1,356 ,183 ,945 1,059
a. Dependent Variable: TBQ
D. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,827a ,684 ,667 ,42251 2,162
a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
b. Dependent Variable: TBQ
108
E. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,079 ,298 ,266 ,792
VAIC ,028 ,025 ,191 1,131 ,265 ,941 1,063
SRD ,274 ,474 ,097 ,578 ,567 ,941 1,063
a. Dependent Variable: ABS_RES1
F. Uji Hipotesis
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 SRD, VAICb . Enter
a. Dependent Variable: TBQ
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,827a ,684 ,667 ,42251 2,162
a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
b. Dependent Variable: TBQ
109
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13,923 2 6,961 38,995 ,000b
Residual 6,427 36 ,179
Total 20,349 38
a. Dependent Variable: TBQ
b. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,539 ,564 -,955 ,346
VAIC ,419 ,048 ,848 8,801 ,000 ,945 1,059
SRD 1,221 ,900 ,131 1,356 ,183 ,945 1,059
a. Dependent Variable: TBQ