30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbesar, bahkan sepertiga dari kematian di seluruh dunia. Kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh di Indonesia sebesar 26,3 % . Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan rasio penderita gagal jantung di dunia satu sampai lima orang setiap 1.000 penduduk. Prevalensi gagal jantung di Amerika Serikat mencapai 4,8 juta orang dengan 500.000 kasus baru per tahunnya. Penyakit ini merupakan penyebab utama perawatan di rumah sakit pada pasien diatas usia 65 tahun. Angka kematian pasien gagal jantung diastolik berkisar 5-8% sedangkan angka kematian gagal jantung sistolik berkisar 10-15%.2 Di Indonesia belum ada angka pasti tentang prevalensi penyakit gagal jantung, di RS Jantung Harapan Kita, setiap hari ada sekitar 400-500 pasien berobat jalan dan sekitar 65% adalah pasien gagal jantung (Fahri, 2010). Penyakit jantung dapat diketahui melalui pemeriksaan oleh dokter. Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat, salah satu pemeriksaan yang sering digunakan adalah menggunakan teknik pencitraan atau radiologi karena dapat menyajikan gambaran yang baik dan membantu dalam menegakkan 1

SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbesar, bahkan

sepertiga dari kematian di seluruh dunia. Kematian akibat penyakit jantung dan

pembuluh di Indonesia sebesar 26,3 % . Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

menyebutkan rasio penderita gagal jantung di dunia satu sampai lima orang

setiap 1.000 penduduk.

Prevalensi gagal jantung di Amerika Serikat mencapai 4,8 juta orang dengan

500.000 kasus baru per tahunnya. Penyakit ini merupakan penyebab utama perawatan

di rumah sakit pada pasien diatas usia 65 tahun. Angka kematian pasien gagal jantung

diastolik berkisar 5-8% sedangkan angka kematian gagal jantung sistolik berkisar 10-

15%.2 Di Indonesia belum ada angka pasti tentang prevalensi penyakit gagal jantung,

di RS Jantung Harapan Kita, setiap hari ada sekitar 400-500 pasien berobat jalan dan

sekitar 65% adalah pasien gagal jantung (Fahri, 2010).

Penyakit jantung dapat diketahui melalui pemeriksaan oleh dokter. Selain

anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat, salah satu pemeriksaan yang

sering digunakan adalah menggunakan teknik pencitraan atau radiologi karena

dapat menyajikan gambaran yang baik dan membantu dalam menegakkan

diagnosis. Pemeriksaan radiologi jantung sendiri dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai alat seperti Chest X-Ray, Echocardiography, Nuclear

medicine, Computed Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI),

dan Cardiac arteriography. Oleh karena itu, pemeriksaan radiologi sangat

diperlukan untuk mendukung diagnosis pada penyakit-penyakit jantung.

B. Tujuan

Tujuan dari referat yang berjudul “Manfaat Ekokardiografi pada Bidang

Kardiologi” adalah :

1. Mengetahui pengertian ekokardiografi

2. Mengetahui prinsip kerja ekokardiografi

3. Mengetahui jenis-jenis ekokardiografi

4. Mengetahui manfaat ekokardiografi dalam bidang kardiologi

1

Page 2: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah pemeriksaan jantung dengan menggunakan

ultrasound (gelombang suara) frekuensi 1-20 MHz yang memvisualisasikan

gambaran struktur dan fungsi jantung di layar monitor. Ekokardiografi dapat

menghasilkan gambar atau frame dengan inherensi (jumlah potongan) yang

tinggi, maka echocardiography dapat digunakan untuk melihat pergerakan

struktur pada jantung (Garby. 2009).

B. Prinsip Kerja Ekokardiografi

Ekokardiografi menggunakan ultrasound (gelombang suara) frekuensi

1-20 MHz. Gelombang ultrasound yang merambat atau berinteraksi dengan

jaringan tubuh akan direfleksi, disebarkan, dibiaskan, dan diserap (Garby.

2009).

Gambar 1. Gelombang ultrasound yang direfleksikan, disebarkan, dan

dibiaskan saat merambat pada jaringan tubuh.

Ekokardiografi dilakukan dengan penggunaan suatu tongkat plastik

yang lembut (echo-transducer) untuk memancarkan gelombang suara ke dada

2

Page 3: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

atau abdomen. Gelombang suara merambat ke tubuh dan gema yang

dihasilkan akan ditampilkan oleh suatu sistem yang terkomputerisasi.

Transdurser adalah sebagai pemancar dan penerima gelombang

ultrasound untuk membentuk gambaran ekokradiograf berdasarkan prinsip

piezoelektrik. Prinsip piezoelektrik yaitu mengkonversi elektrik menjadi

gelombang ultrasound, dan mengkonversikan gelombang ultrasound menjadi

elektrik (Garby. 2009).

Sinyal ekokardiografi dapat ditampilkan dalam tiga mode yang

berbeda, yaitu A-mode (Amplitude), B-mode (Brightness), dan M-mode

(Motion). Sinyal A-mode menunjukkan kedalaman dan energi yang

dipantulkan. Sinyal B-mode menunjukkan energi atau amplitudo dalam

berbagai bentuk kecerahan (dalam hal ini energi yang lebih tinggi akan

ditampilkan lebih gelap) dari titik tersebut. Sinyal M-mode menampilkan

kedalaman dalam bentuk plot waktu, dan gerakan disajikan dalam bentuk

kurva (Stoylen. 2010).

Gambar 2. Bentuk-bentuk mode sinyal pada ekokardiografi

Ekokardiografi menampilkan gambar dua atau tiga dimensi dari

sistem kardiovaskular, selain itu juga dapat menghasilkan penilaian yang

akurat dari kecepatan darah dan jaringan jantung menggunakan

Ekokardiografi Doppler. Ekokardiografi Doppler adalah bagian khusus dari

pemeriksaan USG yang menilai aliran darah (arah dan kecepatan) (Kisslo dan

Adams. 2009). Sebaliknya, M-mode dan 2-D Echo mengevaluasi ukuran,

ketebalan dan pergerakan struktur jantung (bilik, katup, dll) (Stoylen. 2010).

3

Page 4: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

C. Jenis ekokardiografi :

Terdapat empat jenis pemeriksaan yang dapat dideteksi

dengan Ekokardiografi yaitu :

a. Trans Thoracal Echocardiography (TTE)

Trans Thoracal Echocardiography (TTE) adalah standar

Ekokardiografi. Pemeriksaan TTE adalah pemeriksaan yang non-invasif.

Alat TTE yaitu tranduser diletakkan pada dada dengan menggunakan

pelumas atau gel. Tranduser tersebut mengirim gelombang suara melalui

dinding dada dan jantung pasien. Gelombang suara tersebut memantul

dari struktur jantung dan kemudian ditangkap oleh penangkap gelombang

pada mesin ekokardiografi. Gelombang tersebut kemudian dikonversi

oleh mesin ekokardiografi menjadi gambar pada layar (Andini, dkk ,

2010)

Gambar 3. Pemeriksaan jantung secara Trans Thoracal

Echocardiography (TTE)

Gambar 4. Jantung normal pada pemeriksaan TTE

4

Page 5: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

b. Trans Esophageal Echocardiography (TEE) 

Trans Esophageal Echocardiography  (TEE) adalah cara pendekatan

pencitraan jantung dengan menggunakan sebuah transducer khusus yang

diletakkan pada esofagus dengan cara dimasukkan melalui mulut pasien.

Transduser khusus tadi menggunakan frekuensi berkisar 5-7 MHz.

Pendekatan ini menghasilkan pencitraan interior dari struktur jantung yang

lebih sempurna oleh karena hantaran suara ultra dari dan ke transduser

TEE terhindar dari bayangan dinding dada atau jaringaan paru . (Dinarti

L.K. dan Soesanto A.M. , 2010)

Indikasi pemeriksaan TEE adalah untuk evaluasi penyakit katup,

massa kardiak, penyakit jantung kongenital, dan hemodinamik tak stabil.

Selain itu, pemeriksaan TEE juga mendukung prosedur intervensi non

bedah ( misal pemasangan ASO, AMVO), atau evaaluasi penggantian

katup atau repair di kamar operasi. Kontra indikasi TEE yaitu tumor,

striktura, divertikulum, varices esofagus, takikardi supraventrikuler,

laringospasme (Dinarti L.K. dan Soesanto A.M. , 2010)

Gambar 5. Tabung fleksibel yang digunakan saat pemeriksaan Trans

Esophageal Echocardiography (TEE)

Gambar 6. Proses pemeriksaan secara Trans Esophageal

Echocardiography (TEE)

5

Page 6: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

c. Stress Echocardiography 

Pemeriksaan stress echocardiography bertujuan untuk melihat

gerakan otot-otot jantung lebih akurat  dengan menggunakan

alat treadmill atau memasukkan obat untuk menstimulasi gerakan otot-otot

jantung. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai bagian dari tes stress. Selama

tes stress, pasien disuruh berolahraga atau minum obat (yang diberikan

oleh dokter) untuk membuat jantung pasien bekerja keras dan beat jantung

menjadi lebih cepat (Gibbons, et al. 2002).

Obat-obatan yang digunakan untuk merangsang stres kardial pada

tes ini tergantung dari penyakit yang diderita pasien. Obat-obatan seperti

adenosin, lexiscan (regadenoson), atau dipyridamole adalah obat yang

digunakan untuk pasien yang tidak mampu melakukan olah raga pada alat

tredmill, hipertensi tak terkontrol, atau left bundle branch block. Lexiscan

(regadenoson) atau dobutamin sering digunakan pada pasien dengan asma

atau penyakit paru obstruksi kronis (PPOK). Adenosin dan dipyridamole

dapat menyebabkan eksaserbasi akut pada penderita asma dan PPOK

(Gibbons, et al. 2002).

Tes stres ini membandingkan antara sirkulasi koroner saat pasien

istirahat dengan sirkulasi selama melakukan kegiatan fisik maksimum.

Hasilnya dapat diintepretasikan sebagai refleksi kondisi umum pasien. Tes

ini dapat mendiagnosis penyakit jantung iskemik dan menilai prognosis

setelah serangan jantung (infark miokardial).

kontraindikasi tes stres diantaranya adalah sebagai berikut :

1. riwayat infark miokardial akut 48 jam yang lalu

2. angina yang tidak stabil dengan terapi medis

3. aritmia yang tidak terkontrol

4. riwayat stenosis aorta, perikarditis, dan emboli paru

Efek samping dari tes stres kardiak ini diantaranya :

1. palpitasi, nyeri dada, infark miokardial, pusing, mual, dan lemah

2. adenosine dan diplyridamole dapat menyebabkan hipotensi ringan

6

Page 7: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

Gambar 7. Proses pemeriksaan secara stress echocardiography

d. Ekokardiografi Fetal

Ekokardiografi fetal adalah tes untuk mendeteksi kelainan atau

defek jantung fetus. Diagnosis dini sejak masa fetus penting karena

perencanaan terapi dapat dipersiapkan terutama manajemen ketika bayi

lahir. Indikasi pemeriksaan ini adalah kondisi maternal : 1. diabetes, 2.

konsumsi antikonvulsan, 3. riwayat kehamilan penyakit jantung kongestif,

4. infeksi : Rubella, Coxsackie dan kondisi fetus : 1.ductus venosus

abnormal, 3. skrening jantung fetus yang abnormal, 3. disaritmia fetus, 5.

kariotipe fetus abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan selama

kehamilan sekitar 18 - 22 minggu. Untuk pemeriksaan ini, tranduser

diletakkan diatas perut ibu hamil yang mana hasilnya akan muncul di layar

(Rychik J., et al. 2004).

Ruang jantung adalah bagian pertama yang diidentifikasi. Atrium

sinistra diidentifikasi dari vena pulmonalis. Selanjutnya, struktur yang

diidentifikasi adalah valvula atrioventrikular, yaitu valvula tricuspidalis

dan valvula bicuspidalis. lalu, ukuran jantung dibandingkan dengan

ukuran normal sesuai umur kehamilan dan bagian luar jantung juga

dievaluasi. Teknik Doppler digunakan untuk memvisualisasikan aliran

darahjantung, pembuluh darah besar, dan vena umbilicalis (Rychik J., et

al. 2004).

7

Page 8: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

Gambar 8. Proses pemeriksaan secara fetal echocardiography 

Gambar 9. Hasil pemeriksaan secara Fetal Echocardiography 

D. Fungsi Ekokardiografi

Indikasi penggunaan ekokardiografi adalah untuk melihat fungsi

ventrikel, kelainan jantung kongenital, penyakit jantung katup, kardiomiopati,

efusi perikardial, dan adanya massa (tumor).

Ekokardiografi memiliki fungsi diantaranya adalah :

1. Memberikan gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh besar.

2. Berperan dalam diagnosis kelainan jantung bawaan (congenital).

3. Mendeteksi kelainan struktur anatomi katup jantung misalnya adanya

kekakuan, gangguan pembukaan-penutupan katup, tebal dan geraknya,

serta apakah ada perlekatan.

4. Membantu dokter dalam menilai kemampuan gerak otot -otot dinding

jantung akibat penyempitan pembuluh koroner, pembengkakan otot

jantung (dilated cardiomypathy), dan penebalan otot jantung

(hiperthrophy cardiomypathy) yang disebabkan hipertensi dan kelainan

otot jantung bawaan.

8

Page 9: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

5. Melihat massa tumor atau cairan perikardial.

Ekokardiografi bermanfaat dalam kardiologi untuk membantu

menegakkan diagnosis penyakit-penyakit jantung, yaitu :

1. Stenosis Katup Mitral

Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran

darah pada tingkat katup mitral oleh karena adanya perubahan pada struktur

mitral leaflets, yang menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul

gangguan pengisian ventrikel kiri saat diastol (Manjoer, 2001).

Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral

yang menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal

dan memendek. Diameter transversal jantung biasanya dalam batas normal,

tetapi kalsifikasi dari katup mitral dan pembesaran sedang dari atrium kiri

dapat terlihat. Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka

dengan tepat dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri.

Ketika katup mitral menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien

melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan

nafas menjadi pendek serta gejala lainnya (Manjoer, 2001).

Otot atrium kiri mengalami hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan

memompa darah. Makin lama peranan kontraksi atrium makin penting sebagai

faktor pembantu pengisian ventrikel. Dilatasi atrium kiri terjadi oleh karena

volume atrium kiri meningkat karena ketidakmampuan atrium untuk

mengosongkan diri secara normal (Manjoer, 2001).

Ekokardiografi adalah metode noninvasif yang paling sensitif dan

spesifik untuk mendiagnosa mitral stenosis. Daun katup menebal dan nampak

paralel, dengan densitas echo agak nampak sebagai garis tipis yang bergerak

dengan cepat. Fusi komisura nampak sebagai gerakan anterior paralel dari daun

katup posterior. Dengan menggunakan teknik dua dimensi, seluruh bagian

katup mitral dan orifisiumnya dapat divisualisasikan. Teknik color Doppler

dapat mengevaluasi gradien transvalvuler, tekanan arteri pulmonalis, dan ada

tidaknya regurgitasi mitral yang menyertai (Baumgartner et al. 2009).

Ekokardiografi sangat bermanfaat dalam evaluasi stenosis katup mitral:

9

Page 10: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

1) Pada pasien yang sakit berat, gambaran ekokardiografi gerakan mitral

yang normal menyingkirkan stenosis mitral sebagai penyebab untuk

distress pasien.

2) Sewaktu stenosis mitral ada, maka ekokardiogram dapat memperlihatkan

pembesaran atrium kiri, gerakan bersamaan daun mitral anterior dan

posterior, pengurangan gerakan katup mitral yang mengurangi lereng EF

daun mitral anterior dan kalsifikasi katup; perkiraan kasar keparahan

obstruksi dapat dibuat dengan 2D Echo.

3) Ekokardiografi Doppler dapat mendeteksi keparahan stenosis mitral

dengan pengukuran tekanan setengah hari, yang merupakan waktu yang

diperlukan agar tekanan diastolic seketika turun mencapai setengah nilai

puncaknya; lebih parah obstruksi, lebih memanjang tekanan setengah

hari.

Gambar 10. Stenosis katup mitral berat dengan tekanan gradien 6-8 mmHg

2. Regurgitas Katup Mitral

Regurgitasi Katup Mitral adalah kebocoran aliran balik melalui katup

mitral setiap kali ventrikel kiri berkontraksi. Secara bertahap, ventrikel kiri

akan membesar untuk meningkatkan kekuatan denyut jantung, karena ventrikel

kiri harus memompa darah lebih banyak untuk mengimbangi kebocoran balik

ke atrium kiri. Atrium kiri juga cenderung membesar untuk menampung darah

tambahan yang mengalir kembali dari ventrikel kiri. Ekokardiografi digunakan

untuk mengevaluasi gerakan katup, ketebalan, serta adanya perkapuran pada

mitral.

10

Page 11: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

Gambar 11. Regurgitasi katup mitral pada ekokardiografi 2D

3. Stenosis Katup Trikuspidalis

Stenosis katup trikuspid adalah penyakit jantung katup yang

menghasilkan penyempitan lubang dari katup trikuspid dari jantung. Darah dari

atrium kanan sedikit tertahan karena penyempitan katup trikuspid. Atrium

kanan akan menekan lebih kuat atrium kanan mengalami dilatasi dan

hipertropi. Curah jantung juga akan berkurang akibat adanya hambatan

sirkulasi pada tingkat katup tricuspidalis (Baumgartner et al. 2009)..

Gambar 12. Stenosis katup trikuspidalis dengan hipertrofi atrium kanan

4. Regurgitas Katup Trikuspidalis

Regurgitas katup trikuspidalis biasanya muncul akibat pembesaran

ventrikel kanan dan bukan karena penyakit katup primer. Umumnya,

regurgitasi katup trikuspidalis bersifat fungsional dan sekunder terhadap

11

Page 12: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

dilatasi dari annulus trikuspidalis. Regurgitasi trikuspidalis yang bersifat

fungsional dapat menyebabkan pembesaran ventrikel kanan. Manifestasi

ekokardiografi pertama yang terlihat pada regurgitas katup trikuspidalis adalah

kelebihan volume ventrikel kanan. Ventrikel kanan membesar dan terdapat

hiperdinamik ventrikel kanan, sedangkan ventrikel kiri normal. Selain itu,

katup trikuspidalis mengalami prolaps, scarring, atau abnormalitas letak katup.

Gambar 13. Regurgitas katup trikuspidalis

5.Regurgitas Katup Aorta

Regurgitasi aorta terjadi setiap fase sistolik, sehingga jumlah darah yang

harus dipompa ventrikel kiri menjadi bertambah karena ventrikel kiri juga

menanggung beban darah yang regurgitas. Akibat beban volume ini, jantung

melakukan penyesuaian dengan mengadakan pelebaran dinding ventrikel kiri.

Kompensasi yang terjadi berupa hipertrofi ventrikel kiri, terutama pada

regurgitas katup aorta kronis.

Pemeriksaan ekokardiografi dapat mendeteksi penyebab regurgitas aorta,

seperti dilatasi annulus aortikus dan diseksi aorta. Selain itu, dapat dideteksi

adanya penebalan dari katup aorta. Pemeriksaan ekokardiografi Doppler dapat

menilai volume regurgitasi, dan melihat arah kembali darah aorta yang

mengalami regurgitasi pada fase diastolik.

12

Page 13: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

Gambar 14. Regurgitas katup aorta

6. Stenosis Katup aorta

Stenosis dapat disebabkan kelainan kongenital seperti pada aorta dengan

lubang kecil dan katup aorta. Stenosis aorta menyebabkan tahanan dan

perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan aorta. Peningkatan

tekanan ventrikel kiri menghasilkan beban tekanan yang berlebihan pada

ventrikel kiri, yang coba diatasi dengan meningkatkan ketebalan dinding

ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel). Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi

sampai kontraktilitas miokard menurun. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri

meningkat. Kontraksi atrium menambah volume darah diastolik ventrikel kiri.

Hal ini akan mengakibatkan pembesaran atrium kiri (Baumgartner et al. 2009).

Daerah katup aorta dapat dihitung menggunakan ekorkardiografi dengan

menilai kecepatan aliran. Kemudian, denfgan mengetahui kecepatan darah

melalui katup, gradien tekanan di sepanjang dapat dihitung dengan modifikasi

persamaan Bernoulli :

Gradient = 4 (kecepatan) ² mmHg

Katup aorta normal memiliki gradien hanya beberapa mmHg. Penurunan

area katup menyebabkan peningkatan gradien tekanan, dan hal ini digunakan

sebagai parameter untuk mengklasifikasikan stenosis aorta baik ringan, sedang

atau berat. Echocardiogram juga dapat menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri,

penebalan katup aorta, dan imobilitas katup aorta (Baumgartner et al. 2009).

13

Page 14: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

Tabel 1. Derajat stenosis aorta

Beratnya stenosis katup aorta

Derajat stenosis katup aorta Gradien (mmHg) Daerah katup aorta

(cm2)

Stenosis katup aorta ringan < 25 > 1,5

Stenosis katup aorta sedang 25-40 1 - 1,5

Stenosis katup aorta berat 41-70 0,6 – 1

Krisis stenosis katup aorta > 70 < 0,6

Gambar 15. Stenosis katup aorta berat pada pemeriksaan ekokardiografi Doppler

Gambar 16. Stenosis katup aorta ekokardiografi 2D dengan ruang katup 0,5-1 cm

7. Regurgitas Katup Pulmonalis

Regurgitas katup pulmonalis dapat terjadi atas dua sebab: 1). Fungsional

disebabkan dilatasi ventrikel kanan yang menyebabkan dilatsi tricuspid yang

14

Page 15: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

akhirnya menyebabkan insufisiensi tricuspid. Timbul sebagai akibat adanya

decompensasio cordis kanan 2). Organik, disebabkan RHD dan atau kelainan

congenital. Insufisiensi trikuspid memungkinkan adanya darah yang kembali

ke atrium kanan pada saat ventrikel sistolik dan pada saat ventrikel diastolik

volume darah yang sampai atrium kanan dan ventrikel kanan mengalami

dilatasi dan hipertropi

8. Stenosis Katup Pulmonalis

Stenosis pulmonal adalah penyakit jantung katup yang keluar darah dari

ventrikel kanan jantung terhambat pada tingkat katup pulmonal. Hal ini

menyebabkan penurunan aliran darah ke paru-paru. Penyebab paling umum

dari stenosis katup paru adalah penyakit jantung bawaan, juga mungkin karena

penyakit jantung rematik atau tumor ganas karsinoid (Baumgartner et al. 2009).

Pemeriksaan stenosis katup pulmonal terlihat hipertrofi ventrikel kanan.

Selain itu, ekokardiografi juga dapat mengevaluasi derajat stenosis katup

pulmonal. Stenosis pulmonal ringan jika daerah katup lebih besar dari 1,0 cm2

per meter persegi dan gradien trans-valvular adalah 50-80 mmHg. Stenosis

moderat jika daerah katup 0,5-1,0 cm2 per meter persegi, trans-katup gradien

adalah 50-80 mmHg, Stenosis katup pulmonal beratjika area katup kurang dari

0,5 cm2, dan gradien lebih dari 80 mmHg (Baumgartner et al. 2009).

Gambar 17. Stenosis katup pulmonalis

9. Kardiomiopati

Kardiomiopati adalah kelainan otot jantung yang tidak diketahui

penyebabnya. Kardiomiopati terdiri atas kardiomiopati kongestif,

kardiomiopati hipertrofi, dan kardiomiopati restriktif (Price dan Wilson, 2006).

Kardiomiopati kongestif/dilatasi adalah penyakit miokardium yang

ditandai dengan dilatasi ruangan-ruangan jantung dan gagal jantung kongestif

15

Page 16: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara progresif serta peningkatan

volume akhir diastolik dan sistolik. Pada pemeriksaan ekokardiografi terlihat

pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri, kelainan pergerakan katup mitral saat

distolik (Price dan Wilson, 2006).

Gambar 18. Kardiomiopati kongestif pada pemeriksaan ekokardiografi 2D

Kardiomiopati hipertrofi adalah suatu penyakit ditandai dengan hipertrofi

otot jantung yang tidak disertai dilatasi miokardium bermakna (Price dan

Wilson, 2006).

Gambar 19. Kardiomiopati hipertrofi

Kardiomiopati restriktif merupakan suatu penyakit dimana terjadi

kelainan komposisi miokardium sehingga menjadi lebih kaku sehingga

pengisian ventrikel kiri terganggu, mengurangi curah jantung, dan

meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri. ekokardiografi menunjukkan

penebalan ventrikel kanan dan kiri. Ruangan ventrikel normal sedangkan

atrium bertambah ukurannya (Price dan Wilson, 2006).

16

Page 17: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

10. Tumor kardiak/jantung

Tumor adalah setiap jenis pertumbuhan yang tidak normal, baik bersifat

kanker (malignant) atau bukan kanker (benign). Tumor yang dimulai di

jantung disebut tumor primer. yang bisa terbentuk di setiap jaringan jantung

dan bisa bersifat kanker atau bukan kanker. Pada orang dewasa, sekitar

setengah dari tumor jantung primer tidak bersifat kanker adalah myxomas.

Myxomas biasanya terbentuk di ruang sebelah kiri atas jantung (atrium). Bisa

terbentuk dari sel embrio terletak pada lapisan dalam (lining) dari dinding

jantung.

Pada bayi dan anak-anak, jenis yang paling sering terjadi dari tumor

jantung primer yang bersifat bukan kanker adalah rhabdomyoma.

Rhaddomyoma, yang ciri khasnya terjadi dalam kelompok, biasanya

bertumbuh dalam dinding jantung dan langsung terbentuk dari sel otot

jantung. Rhabdomyomas biasanya terbentuk selama bayi atau masa kanak-

kanak, seringkali sebagai bagian dari penyakit langka yang disebut tuberous

sclerosis. Kedua paling umum tumor primer yang bersifat bukan kanker pada

bayi dan anak-anak adalah fibromas. Fibromas, yang ciri khasnya terjadi

sebagai tumor tunggal, biasanya tumbuh pada klep jantung dan terbentuk dari

sel jaringan serat jantung.

Tumor yang berasal di beberapa bagian lain dari tubuh-biasanya paru-

paru, payudara, darah, atau kulit- dan kemudian menyebar (metastasize) ke

jantung disebut tumor sekunder. Tumor ini selalu bersifat kanker. Tumor

jantung sekunder pada jantung adalah 30 sampai 40 kali lebih sering terjadi

dibandingkan tumor jantung primer namun tetap tidak sering terjadi.

Gambar 20. Efusi perikardial pada tumor jantung

17

Page 18: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

11. Efusi Perikarditis

Efusi perikardial adalah akumulasi abnormal cairan di rongga perikardial

.Akumulasi cairan di rongga perikardial akan meningkatkan tekanan

intraperikardial dan mengganggu fungsi jantung. Jika efusi perikardial

dengan tekanan yang cukup besar sehingga mempengaruhi fungsi jantung,

maka hal inilah yang disebut sebagai tamponade jantung . Efusi perikardial

biasanya hasil dari keseimbangan terganggu antara produksi dan penyerapan

cairan perikardial , atau dari kelainan struktural yang memungkinkan cairan

masuk rongga perikardial. Tingkat normal cairan perikardial adalah 15-50

mL.

Gambar 21. Efusi perikardial pada pemeriksaan ekokardiografi

18

Page 19: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan referat yang berjudul “Manfaat Ekokardiografi pada Bidang

Kardiologi” adalah :

1. Ekokardiografi adalah pemeriksaan jantung dengan menggunakan ultrasound

(gelombang suara) frekuensi 1-20 MHz yang memvisualisasikan gambaran

struktur dan fungsi jantung di layar monitor.

2. Prinsip kreja

3. Jenis-jenis ekokardiografi : TTE, TTE, stress echocardiography, dan

ekokardiografi fetal

4. Ekokardiografi bermanfaat dalam bidang kardiologi terutama untuk melihat

fungsi ventrikel, kelainan jantung kongenital, penyakit jantung katup,

kardiomiopati, efusi perikardial, dan adanya massa (tumor).

19

Page 20: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

DAFTAR PUSTAKA

Andini, dkk. 2010. Echocardiography . Teknik Biomedik : Universitas Airlangga

Baumgartner et al. 2009. Echocardiographic Assessment of Valve Stenosis:

EAE/ASE Recommendations for Clinical Practice. American Society of

echocardiography

Dinarti L.K. dan Soesanto A.M. . 2010. Jurnal Kardiologi Indonesia Vol. 31 No.

3: Pemeriksaan Trans Esophageal Echocardiografi (TEE). Departemen

Kardiologi dan Kedokteran Vaskular : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

Fahri. 2010. Evaluasi Ekokardiografi pada Gagal Jantung Diastolik. Departemen

Kardiologi dan Kedokteran Vaskular: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

Garby. 2009. The General Principles of Echocardiography.

http://escecho.oxfordmedicine.com diakses tanggal 22 Oktober 2011

Gibbons, et al. 2002. ACC/AHA 2002 guideline update for exercise testing:

summary articleA report of the American college of

cardiology/American heart association task force on practice guidelines

". Journal of the American College of Cardiology

Kisslo dan Adams. 2009. Principles of doppler echocardiography And the

doppler examination.

Price dan Wilson. 2006. Gangguan Sistem Kardiovaskular. Patofisiologi : Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Rychik J., et al. 2004. American Society of Echocardiography Guidelines and

Standards for Performance of the Fetal Echocardiogram : Pediatric

Council of the American Society of Echocardiography. Journal of the

American Society of Echocardiography

20

Page 21: SUPAK G1A211014 - Referat Ekokardiograf

Stoylen. 2010. Basic USG, echocardiography and Doppler for Clinicians :

Departement for Circulation and Imaging, Faculty of Medicine

Norwegian University Science and Technology

21