15
1

STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

1

Page 2: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

STUDI KASUS GASTROENTERITIS DENGAN MASALAHRISIKO DEFISIT NUTRISI PADA KLIEN DEWASA

DI RUMAH SAKIT L MALANGWiwik Hidayati

Program Studi D-III Keperawatan Program RPLSTIKes Panti Waluya Malang

ABSTRAK, Gastroenteritis adalah suatu kondisi dimana seseorang buang airbesar dengan konsistensi cair, bahkan dapat berupa air saja, dan frekuensinyalebih sering (biasanya 3 kali atau lebih) dalam satu hari. TerjadinyaGastroenteritis menyebabkan peningkatan motilitas usus sehingga menimbulkangangguan gastrointestinal mengakibatkan diare, mual, muntah, kembung, dananoreksia yang mengakibatkan asupan nutrisi tidak adekuat sehinggamemungkinkan kondisi pasien mengalami terjadinya risiko defisit nutrisi. Tujuanpenulis adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalamigastroenteritis dengan masalah risiko defisit nutrisi. Desain penelitian yangdigunakan adalah studi kasus pada satu pasien dewasa yang mengalami risikodefisit nutrisi. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga hari pada bulan juli2020. Pada hasil pengkajian didapatkan pasien terdiagnosa gastroenteritis ,dengan tanda dan gejala adanya diare 5x sehari dan muntah 10x sehari. Padapasien dilakukan intervensi dan implementasi manajemen nutrisi dan manajemenmual. Hasil evaluasi pada pasien sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.Dalam memberikan tindakan keperawatan guna mengatasi masalah risjko defisitnutrisi dianjurkan untuk mengetahui faktor penyebab utama dan memperhatikanfaktor penyebab lain pada pasien. Hal tersebut bertujuan untuk mengatasimasalah risiko defisit nutrisi yang terjadi pada pasien gastroenteritis.Kata Kunci : Gastroenteritis, Risiko defisit nutrisi

ABSTRACT, Gastroenteritis is a condition in which a person defecates with aliquid consistency, even in the form of water alone, and the frequency is morefrequent (usually 3 or more times) in one day. The occurrence of gastroenteritiscauses an increase in intestinal motility causing gastrointestinal disturbancesresulting in diarrhea, nausea, vomiting, bloating, and anorexia which results ininadequate nutritional intake, allowing the patient's condition to experience therisk of nutritional deficits. The aim of the authors is to carry out nursing care inpatients with gastroenteritis with a risk of nutritional deficits. The research designused is a case study in one adult patient who is at risk of nutritional deficits. Thestudy was conducted for three days in July 2020. The results of the study showedthat the patient was diagnosed with gastroenteritis, with signs and symptoms ofdiarrhea 5 times a day and vomiting 10 times a day. In patients with interventionand implementation of nutritional management and management of nausea. Theresults of the evaluation in patients match the established outcome criteria. Inproviding nursing actions to overcome the risk of nutritional deficits, it isrecommended to identify the main causative factors and pay attention to othercausative factors in the patient. It aims to overcome the problem of the risk ofnutritional deficits that occur in gastroenteritis patients.Keywords: Gastroenteritis, Risk of nutritional deficits

Page 3: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

PENDAHULUAN

Gastroenteritis adalah suatu kondisi

dimana seseorang buang air besar

dengan konsistensi cair, bahkan dapat

berupa air saja, dan frekuensinya lebih

sering (biasanya 3 kali atau lebih) dalam

satu hari (Depkes RI, 2011). Penyebab

utama adalah beberapa kuman usus

penting, rotavirus, Escherichia coli,

shigella, cryptosporidium, vibrio

cholerea, dan salmonella dapat

menyebabkan pasien mengalami hal-hal

seperti kehilangan air dan elektrolit

(terjadi dehidrasi), hipoglikemia,

gangguan gizi, gangguan sirkulasi, dan

komplikasi (Rosari et al, 2013).

Terjadinya Gastroenteritis menyebabkan

peningkatan motilitas usus sehingga

menimbulkan gangguan gastrointestinal

mengakibatkan diare, mual, muntah,

kembung, dan anoreksia yang

mengakibatkan asupan nutrisi tidak

adekuat sehingga memungkinkan

kondisi pasien mengalami terjadinya

risiko defisit nutrisi.

Menurut World Health Organization

(WHO, 2018) saat ini penyakit

Gastroenteritis diderita 66 juta orang di

dunia. Dari 66 juta kasus 78% kematian

terjadi di Asia dan Afrika. World

Organization Southeast Asia Region

(WHO SEAR) tahun 2012 menyatakan

bahwa gastroenteritis di Asia Tenggara

merupakan penyebab 10% - 11%

kematian yang sekitar 10% terjadi pada

orang dewasa. Di Indonesia terdapat

33.832 orang menderita Gastroenteritis

ditemukan dan di tangani di Provinsi

Jawa Timur 2018 adalah 28.869 sehinga

cakupan kasus diare yang ditemukan dan

ditangani sebesar 85,3% (Reno, 2017).

Di Kota Malang pada tahun 2013 jumlah

kasus gastroenteritis mencapai 12.716

kasus atau 70,64% dari jumlah kasus

yang meningkat menjadi 13.744 kasus

atau 75,8% (Dinkes Kota Malang, 2014).

Sedangkan di RS L Malang penderita

gastroenteritis pada tahun 2019 terjadi

159 kasus dengan presentase sebesar

2,24% (RM L, 2019).

Awal terjadinya gastroenteritis hingga

mengakibatkan risiko defisit nutrisi

dikarenakan adanya invasi virus dan

bakteri ke saluran Gastrointestinal,

toksisitas makanan, efek obat, dan

minuman lalu akan menginvasi pada

mukosa, memproduksi enterotoksin dan

atau memproduksi sitotoksin hingga

terjadi Gastroenteritis dan meningkatkan

motilitas sehingga mengakibatkan

gangguan absorbsi nutrisi dan cairan

oleh mukosa intestinal dan terjadilah

gangguan intestinal yang biasanya

didapati adanya mual, muntah, kembung,

dan anoreksia sehingga menyebabkan

asupan nutrisi tidak adekuat sehingga

akan mengakibatkan resiko defisit

Page 4: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

nutrisi. Muntah dan diare yang dialami

penderita gastroenteritis menyebabkan

tubuh kehilangan banyak cairan dan

nutrisi. Kondisi ini dapat memicu

munculnya gejala defisit nutrisi.

Peranan perawat juga meliputi

manajemen mual yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya resiko defisit

nutrisi yang akan berdampak menjadi

defisit nutrisi yaitu mengidentifikasi

pengalaman mual, mengidentifikasi

dampak mual pada kualitas hidup (misal

nafsu makan), mengidentifikasi faktor

penyebab mual, dan memberikan

makanan dalam jumlah kecil dan

menarik (PPNI, 2018). Berdasarkan

uraian tersebut, maka peneliti tertarik

untuk menyusun karya tulis ilmiah

dalam bentuk Studi Kasus

Gastroenteritis Dengan Masalah Risiko

Defisit Nutrisi Pada Klien Dewasa di

Rumah Sakit L Malang.

Ada beberapa hal yang perlu dikaji pada

klien gastroenteritis dengan masalah

risiko defisit nutrisi ; kaji pola nutrisi

pasien dan perubahan yang terjadi,

timbang berat badan pasien, kaji faktor

penyebab gangguan pemenuhan nutrisi,

lakukan pemeriksaan fisik abdomen

(palpasi, perkusi, dan auskultasi)

(Mardalena, 2018).

Metode Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian

ini adalah studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami

risiko defisit nutrisi di Rumah Sakit L

Malang.

Studi kasus pada pasien dewasa yang

menderita Gastroenteritis dengan

masalah risiko defisit nutrisi di Rumah

Sakit L Malang. Pada studi kasus ini,

yang dimaksud adalah asuhan

keperawatan yang dilakukan pada satu

klien dengan diagnosa medis

gastroenteritis, dengan ketidakmampuan

menelan makanan, dengan

ketidakmampuan mencerna makanan,

yang ditandai dengan mual dan muntah

lebih dari 3x sehari, dengan kondisi

asupan kurang dan output berlebih,

dengan kondisi mual, muntah, kembung,

dan anoreksia, dengan diare lebih dari

3x sehari, dan dengan berat badan

menurun.

Pada studi kasus ini yang menjadi

partisipan adalah klien Ny. Y dengan

masalah risiko defisit nutrisi di ruang

inap Rumah Sakit L Malang, dengan

karakteristik pasien yang mengalami

diare lebih dari 10x sehari karena pada

kondisi ini pasien pasien sudah dalam

kondisi terjadi gangguan di fungsi

gastrointestinal, pasien dengan diagnosa

medis gastroenteritis, pasien dengan

Page 5: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

kondisi ketidakmampuan menelan dan

mencerna makanan, pasien dengan

kondisi asupan kurang dan output

berlebih, dan pasien yang mengalami

mual, muntah karena penyakit

gastroenteritis.

Studi kasus ini dilaksanakan di ruang

unit PII lantai 3 Rumah Sakit L Malang

yang dilaksanakan selama 3 hari pada

tanggal 29 Agustus - 31 Agustus 2020.

Pelaksanaan studi kasus pada pasien

yang mengalami gastroenteritis dengan

risiko defisit nutrisi di Rumah Sakit L

Malang, penulis menggunakan teknik

data sekunder yang diperoleh dari

pembimbing klinik. Etika penelitian

yang mendasari penyusunan studi kasus

ini meliputi: anonimity (tanpa nama) dan

confidentiality (kerahasiaan).

HASIL

Pada hasil studi kasus ini didapatkan

hasil bahwa pada pengkajian pasien

mengeluhkan diare 5x sejak 27 Agustus

pukul 18.00, muntah 10x berwarna

kuning, merasakan nyeri perut yang

dirasakan setelah makan makanan yang

pedas. Tanggal 28 Agustus 2020 pukul

03.30 WIB klien berobat ke IGD RS L

Malang. kemudian dilakukan pengkajian

dan pemeriksaan fisik, saat pengkajian

klien mengeluh diare muntah,

merasakan nyeri perut dan kondisi

pasien tampak lemas. Tampak dari

kondisi klien status nutrisi mengalami

penurunan. Dilakukan pemeriksaan

laboratorium darah lengkap dengan

jumlah trombosit yaitu 614.000 sel/ʯL

(N: 150.000-440.00 sel/ʯL) dan klien

disarankan untuk rawat inap. GCS 456

dan dilakukan pengukuran TTV: TD:

128/74 mmHg,S: 36,9°C, N: 107x/menit,

RR: 20x/menit, dilakukan pemeriksaan

laboratorium dengan hasil Hemoglobin

8.3g/dl,Hematokrit 28,4 %, Natrium

darah 133.0 mmol/L, klien mendapat

terapi cairan infus RL 500ml 20tpm,

serta injeksi IV Sitas 20 mg,Omeprazole

40mg dan Ondansetron 8 mg. Pada

pukul 05.00 klien di pindahkan ke ruang

rawat inap. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan bahwa pasien tampak

keadaan umum lemah, kesadaran

composmentis, GCS 456, TD : 123/77

mmHg, N : 107x/menit, RR : 20

x/menit (reguler,spontan), S : 36,6 °C,

Sat O2 : 95%.

Setelah dilakukan pengkajian data

kepada pasien maka ditemukan diagnosa

keperawatan yaitu Risiko defisit nutrisi

berhubungan dengan adanya

ketidakmampuan menelan makanan,

ketidakmampuan mencerna makanan,

dan ketidakmampuan mengabsorbsi

makanan.

Setelah ditemukan diagnosa

Keperawatan maka pada pasien tersebut

ditetapkan rencana keperawatan yaitu

manajeman nutrisi dan manajemen mual

Page 6: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

sesuai dengan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia tahun 2018.

Intervensi tersebut meliputi :

Manajemen Nutrisi

Observasi

1. Identifikasi status nutrisi

2.Identifikasi alergi dan intoleransi

makanan

3.monitor asupan makan (mengukur

intake dan output makanan)

4.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis

nutrient

5. Monitor asupan makanan

6.Pengukuran berat badan setiap pagi

hari

Terapeutik

1. Lakukan oral higiene sebelum makan,

jika perlu

2.Sajikan makanan secara menarik dan

suhu yang sesuai

3. Berikan makanan tinggi kalori dan

tinggi protein

4.Berikan makanan yang disukai

Edukasi

1.Menganjurkan pasien makan sedikit

tapi sering

2.Anjurkan posisi duduk, jika mampu

3.Ajarkan diit yang diprogramkan

Kolaborasi

1.Kolaborasi pemberian medikasi

sebelum makan (mis : antiemetic) jika

perlu

2.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan jenis

nutrient yang dibutuhkan.

Manajemen mual

1)Identifikasi pengalaman mual

2)Identifikasi dampak mual pada

kualitas hidup (misal: nafsu makan)

3)Identifikasi faktor penyebab mual

4)Monitor asupan nutrisi dan kalori

5)Berikan makanan dalam jumlah kecil

dan menarik

6)Anjurkan istirahat dan tidur cukup

7)Anjurkan makanan tinggi karbohidrat

dan rendah lemak

8)Kolaborasi pemberian antiemetik, jika

perlu

PEMBAHASAN

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian, klien

mempunyai faktor risiko defisit nutrisi,

hal ini dikarenakan, adanya mual dan

muntah 5x sehari yang membuat

kurangmya nutrisi dalam tubuh

dikarenakan ketidakmampuan menelan

makanan, mencerna makanan, dan

mengabsorbsi nutrien, serta dari hasil

pemeriksaan penunjang klien juga

mengalami berat badan underweight

Pada klien pengkajian secara langsung

dilakukan melalui perantara

pembimbing 3 karena suatu kondisi

tertentu. Hal ini menyebabkan ada

Page 7: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

beberapa data yang kurang lengkap

sehingga harus melengkapi data melalui

rekam medik dan wawancara keluarga

via online.

Data yang didapatkan klien, berusia 60

tahun, terdiagnosa medis Gastroenteritis

(GE). Saat dilakukan pengkajian

didapatkan data bahwa klien mengalami

diare 5x sehari, nyeri perut, BAB cair

dan bahkan muntah sebanyak 10x,

hemoglobin rendah dan didapatkan hasil

pemeriksaan fisik tampak mukosa bibir

kering dan tampak lemas,berat badan

underweight

Gastroenteritis adalah suatu kondisi

dimana seseorang buang air besar

dengan konsistensi cair, bahkan dapat

berupa air saja, dan frekuensinya lebih

sering (biasanya 3 kali atau lebih) dalam

satu hari (Depkes RI, 2011). Penyebab

utama adalah beberapa kuman usus

penting, rotavirus, Escherichia coli,

shigella, cryptosporidium, vibrio

cholerea, dan salmonella dapat

menyebabkan pasien mengalami hal-hal

seperti kehilangan air dan elektrolit

(terjadi dehidrasi), hipoglikemia,

gangguan gizi, gangguan sirkulasi, dan

komplikasi (Rosari et al, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang ditemukan pada

klien dapat ditegakkan diagnosa masalah

risiko defisit nutrisi berhubungan

dengan ketidakmampuan menelan

makanan, mencerna makanan, dan

mengabsorbsi makanan. Diagnosa yang

ditegakkan pada klien dapat didukung

dengan adanya kondisi klien yang

mengalami diare 5x sehari dan mual

muntah 10x sehari dengan kondisi klien

tampak lemas. Klien makan dalam porsi

kecil sehingga jika tidak ditata laksana

lebih lanjut dapat menyebabkan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan. Kondisi ini adalah akibat

dari output berlebih dan intake yang

kurang dari kebutuhan.memiliki

diagnosa risiko defisit nutrisi dengan

etiologi yaitu asupan nutrisi yang tidak

adekuat, karena pada klien

Gastroenteritis yang mengalami gejala

mual,muntah, dan diare akan

mengalami risiko defisit nutrisi jika

tidak ditatalaksana lebih lanjut maka

dapat menyebabkab ketidakseimabangan

nutrisi kurang dari kebutuhan. Kondisi

ini adalah akibat dari output yang

berlebih dengan intake yang kurang dari

kebutuhan dan kedaan ini harus segera

di lakukan tidakan keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang dapat

terjadi pada klien Gastroenteritis

adalah risiko defisit nutrsi b.d asupan

nutrisi yang tidak adekuat. Definisi

risiko defisit nutrisi adalah kondisi

keadaan dimana klien berisiko

mengalami asupan nutrisi tidak cukup

Page 8: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme (SDKI, 2017).

3. Tujuan

Tujuan yang ditetapkan pada klien

adalah klien dapat terhindar dari risiko

defisit nutrisi menjadi defisit nutrisi

yang terdiri dari keadekuatan asupan

nutrisi untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme, frekuensi makan membaik,

bising usus membaik, status nutrisi

membaik, berat badan membaik atau

berat badan tidak turun, eliminasi fekal

membaik, fungsi gastrointestinal

membaik, nafsu makan membaik. Untuk

menghindari terjadinya risiko defisit

nutrisi yang disebabkan oleh asupan

nutrisi tidak adekuat, yang jika tidak

ditatalaksana lebih lanjut akan

mengakibatkan terjadinya penurunan

badan ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan.

Tujuan yang telah ditetapkan pada klien,

sesuai dengan teori Tim Pokja SLKI

DPP PPNI (2018) yang memaparkan

bahwa penetapan tujuan rencana

keperawatan bagi klien Gastroenteritis

dengan masalah risiko defisit nutrisi

tidak terjadi defisit nutrisi setelah

diberikan asuhan keperawatan kepada

klien dalam jangka waktu tertentu.

4. Kriteria Hasil

Berdasarkan data yang ditemukan,

kriteria hasil yang ditetapkan pada klien

yaitu keadekuatan asupan nutrisi untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme,

frekuensi makan membaik, bising usus

membaik, status nutrisi membaik, berat

badan membaik, eliminasi fekal

membaik, fungsi gastrointestinal

membaik, nafsu makan membaik

bertujuan untuk mengevaluasi apakah

pada setiap tindakan atau asuhan

keperawatan pada klien dapat

meningkatkan kondisi klien serta

mencegah terjadinya masalah menjadi

aktual

Kriteria yang telah ditetapkan pada klien

sesuai dengan teori penulis pada tinjauan

pustaka. Menurut penulis denga klien

mengatakan sudah tidak mual dan

muntah lagi,frekuensi makan membaik

dan status nutrisi membaik keadaan ini

membuktikan jika kondisi klien berhasil

dengan dilakukannya intervensi dan

implementasi keperawatan. dalam 3 hari,

dan keadaan defisit nutrisi dapat

dicegah.

Kriteria hasil yang ditetapkan pada

klien sesuai dengan Tim POKJA SLKI

DPP PPNI (2018) yang menyatakan

bahwa klien yang berisiko defisit nutrisi

harus mencapai kriteria hasil frekuensi

makan membaik,status nutrisi

membaik,fungsi gasrointestinal

membaik,berat badan membaik.

Page 9: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

5. Intervensi

Pada klien dilakukan tindakan

keperawatan dan asuhan keperawatan.

Peneliti merencanakan 14 intervensi

untuk klien karena setiap intervensi yang

akan dilakukan disesuaikan dengan

keadaan dan kondisi terkini klien yang

didapat saat pengkajian. Intervensi

tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kebutuhan status nutrisi klien serta

menghindarkan klien dari terjadinya

defisit nutrisi. Dengan dilakukan

manajemen nutrisi dan manajemen mual

yaitu: manajemen nutrisi: identifikasi

status nutrisi, identifikasi alergi dan

intoleransi makanan, monitor asupan

makan, identifikasi kebutuhan kalori dan

jenis nutrient, monitor asupan makanan,

lakukan oral higiene sebelum makan,

jika perlu, sajikan makanan secara

menarik dan suhu yang sesuai, berikan

makanan tinggi kalori dan tinggi protein,

berikan makanan yang disukai, anjurkan

posisi duduk, jika mampu, ajarkan diit

yang diprogramkan, Kolaborasi

pemberian medikasi sebelum makan

(mis : antiemetic) jika perlu, kolaborasi

dengan ahli gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan jenis nutrient yang

dibutuhkan.Manajemen

mual :Identifikasi pengalaman mual,

identifikasi dampak mual pada kualitas

hidup (misal: nafsu makan), identifikasi

faktor penyebab mual, monitor asupan

nutrisi dan kalori , berikan makanan

dalam jumlah kecil dan menarik,

anjurkan istirahat dan tidur cukup,

anjurkan makanan tinggi karbohidrat

dan rendah lemak.

Intervensi yang telah ditetapkan bagi

klien telah sesuai dengan teori menurut

TIM POKJA SIKI DPP PPNI (2017)

yaitu dengan manajemen ntutrisi,

manajemen mual.

6. Implementasi

Pada klien intervensi yang telah

direncakan berjumlah 8, peneliti dalam

melaksanakan implementasi

keperawatan sesuai dengan intervensi

yang telah direncanakan. dilakukan

implementasi melalui perantara dari

pembimbing 3.

Menurut penulis, tujuan yang ditetapkan

pada klien adalah klien dapat mengatasi

masalah mual dan muntah yang dialami.

Karena dampak defisit nutrisi adalah

klien beresiko mengalami ketidak

seimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan dan jika keadaan ini

dibiarkan berkelanjutan klien akan

mengalami defisit nutrisi. Selama

implementasi penulis tidak mengalami

hambatan dan respon klien baik selama

dilakukan tindakan keperawatan.

Hal diatas sesuai dengan teori menurut

Setiadi (2012) Implementasi

Page 10: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

keperawatan merupakan pengelolaan

dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada

tahap perencanaan. Adapun pedoman

implementasi keperawatan menurut

Dermawan (2012), yaitu tindakan

keperawatan yang dilakukan kosisten

dengan rencana dan dilakukan setelah

memvalidasi rencana keperawatan,

keamanan fisik dan psikologis klien

dilindungi, serta selama tahap

implementasi perawat, terus melakukan

pengumpulan data dan memilih asuhan

keperawatan yang paling sesuai dengan

kebutuhan klien. Semua implementasi

didokumentasikan kedalam format yang

telah ditetapkan institusi.

7. Evaluasi

Pada Klien setelah 3 hari dilakukan

asuhan keperawatan, masalah Risiko

defisit nutrisi yang dialami klien

belum dapat teratasi namun tidak terjadi

defisit nutrisi. Hal ini disebabkan karena

jumlah asupan nutrisi mulai

membaik.Setelah dilakukan tindakan

tersebut, terbukti bahwa asupan nutrisi

klien membaik, klien tidak mengalami

tanda gejala defisit nutrisi, serta tidak

terjadi perubahan tanda-tanda vital yang

berarti. Selama tindakan keperawatan

seluruh implementasi efektif dilakukan

agar tidak terjadi masalah risiko defisit

nutrisi menjadi aktual.

Menurut Manurung (2011) evaluasi

keperawatan merupakan kegiatan yang

perlu dilakuka secara berkelanjutan

untuk mengukur tingkat efektivitas dan

keberhasilan rencana keperawatan serta

bagaimana rencana keperawatan

dilanjutkan, direvisi atau bahkan

dihentikan. Hal ini sesuai teori menurut

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018)

bahwa hasil yang diharapkan setelah

dilakukan tindakan keperawatan adalah;

keadekuatan aasupan nutrisi untuk

memenuhi kebutuhan

metabolisme,frekuensi makan

membaik,status nutrisi membaik,brat

badan membaik,nafsu makan

membaik,fungsi gastrointestinal

membaik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali. (2011). Gastritis. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth. (2015). Buku AjarIlmu Penyakit Dalam. Jakarta :EGC.

Haryono. (2012). Keperawatan MedikalBedah Sistem Pencernaan.Yogyakarta : GosyenPublishing.

Herdman & Shigemi. (2012). Diagnosiskeperawatan Definisi danKlasifikasi. Jakarta : ECG

Mardalena, Ida. (2018). AsuhanKeperawatan pada Pasiendengan gangguan Sistem

Page 11: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

Pencernaan. Yogyakarta :Pustaka Baru Press

Kemenkes RI. (2017). Laporan DataAngka Kasus Gastritis.Jakarta:DepartemenKesehatan Republik IndonesiaDinas.

Mutaqqin & Sari. (2013). GangguanGantrointestinal AplikasiAsuhan Keperawatan MedikalBedah. Jakarta : SalembaMedika

Nugroho, T. (2011). AsuhanKeperawatan Penyakit DalamCetakan I . Yogyakarta : NuhaMedika

PPNI. (2017). Standart DiagnosaKeperawatan Indonesia Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standart IntervensiKeperawatan Indonesia Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standart LuaranKeperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria HasilKeperawatan Edisi1 .Jakarta :DPP PPNI.

Rekam Medik Rumah Sakit Lavalette.(2019). Malang: Rumah SakitLavelette

Rosari, A., Rini, E.A., & Masrul. (2013).Hubungan Diare denganStatus Gizi. Jurnal KesehatanAndalas,2013;2(3). Juli 17,2020 http://jurnal.Fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/138.

Sampul, M. P. K., Ismanto, A.Y., &Pondaag, L. (2015). HubunganDiare dengan KejadianMalnutrisi .EjournalKeperawatan (e- Kp) Vol. 3,No. 1,2015 : 17.

Tarwoto & Wartonah. (2015).Kebutuhan Dasar Manusia

dan Proses Keperawatan Ed 4.Jakarta: Saelamba Medika

Thomas, J. & Monaghan,T. (2012).Pemeriksaan Fisik danKeterampilan Praktis BukuSaku. Jakarta : EGC

WHO. (2016). World Health Statistics.Mei 5, 2020.

Mardiana, Y. (2019). ASUHANKEPERAWATAN PADAKLIEN GASTROENTERITISDENGAN MASALAHKEPERAWATAN GANGGUANKESEIMBANGAN CAIRANDAN ELEKTROLIT DIRUANG ASOKA RSUDBANGIL PASURUAN.Jombang:STIKes InsanCendekia Medika.

Departemen Kesehatan RI. (2011).Buku Saku Petugas KesehatanLima Langkah TuntaskanDiare. Jakarta:DirektoratJenderal PengendalianPenyakit dan PenyehatanLingkungan. Pp,288-390.

Reno. (2017). Presentase KesehatanIndonesia. Retrieved frompresentase kesehatan JawaTimur.

Syaiful, Y. dan Wibowo, S. (2014).Pengetahuan dan SikapPerawat Memenuhi KebutuhanSpiritual Pasien Kritis denganImplementasi Keperawatan.Journals of NersCommunity.Vol.5,No.1.

Riyadi, Sujono dan Suharsono. (2010).Asuhan Keperawatan AnakSakit. Yogyakarta:GosyenPublishing.

Page 12: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan

Kardiyudiani dan Susanti. (2019).Keperawatan Medikal Bedah 1.Yogyakarta: PT Pustaka Buku

Wijaya, A.S. dan Putri, Y.M.(2013).Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 13: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan
Page 14: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan
Page 15: STUDIKASUSGASTROENTERITISDENGANMASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/538/2/Wiwik Hidayati... · 2020. 10. 8. · intoleransi makanan, monitor asupan makan,identifikasikebutuhankaloridan