Upload
dimas-alwi
View
212
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
studi kasus
Citation preview
studi kasus gastritis
LAPORAN STUDY KASUS
PASIEN GASTRITIS
Disusun Untuk Tugas Penanganan Keperawatan
Disusun Oleh:
WINDRA BANGUN SUCIPTO
A01001394
PRODI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2010
BAB I
DATA PASIEN
A. PASIEN
Nama : Edi Sudrajat
Tanggal lahir : 18 Mei 1989
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Berat badan : 51 kg
Tinggi badan : 163
Alamat : Sidoharum RT 03 RW 01
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Suku bangsa : Indonesia
Diagnosa medis : Gastritis
B. Penanggung jawab
Nama : Mr Paryono
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Sidoharum RT 03 RW 01
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SD
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan : Ayah
C. Riwayat Sakit
1. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh perih, mual, yang menyebabkan lemas serta perut terasa kaku karena nyeri.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sakit pada perut saat bergerak atau di tekan.
Pasien mengatakan sakit perih dan mual saat makan.
Pasien mengatakan 2 (dua) hari tidak makan teratur karena sakit dan mualnya.
Pasien mengatakan BAB panas dan BAK sedikit serta perih
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah diare panjang 3 hari.
Pasien pernah mengalami anemia
4. Riwayat Penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit gastritis sebelumnya.
D. Anamnesa
1. Auto
Perawat : Assalamualaikum
Pasien : Walaikum salam
Perawat : Wah mas sudah kelihatan segar
Pasien : Alhamdulillah mas
Perawat : Apa benar ini mas Edi Sudrajat
Pasien : Betul mas
Perawat : Perkenalkan nama saya Windra Bangun sucipto, biasa
dipanggil Windra. Saya bertugas dari pukul 07.00 hingga pukul 14.00, tujuan saya kemari
untuk mengkaji data saudara . Nanti saudara cukup menjawab apa yang saya tanyakan. Apa
mas Edi sudah mengerti dan bersedia ?
Pasien : Iya mas
Perawat : Mari kit abaca Tasmiyah bersama
“ Bismillahirohmanirohim”
Perawat : apa yang mas rasakan saat ini,?
Pasien : Kaku buat gerak sakit, terasa perih dan mual mas
Perawat : Mas Edi biasa makan berapa kali
Pasien : Makan 2x kadang 3x sedikit – sedikit minum air teh manis
Perawat : mas edi, Makanan jenis apa yang biasa dimakan?
Pasien : bubur, Nasi, lauk pauk saat dirumah
Perawat : Mas edi buang air besar berapa kali sehari, wujud serta
warnanya apa ?
Pasien : Sekitar 2x seahari bentuk agak lembek kuning
kehijauan
Perawat : Lalu BAK berapa kali sehari dan warnanya apah ?
Pasien : Sekitar 8x sehari dan warnanya putih kekuningan
namun sekarang saat sakit, waktu BAK juga sakit mas..
Perawat : Oh begitu mas edi, mas edi cukup,..Semoga cepat sembuh
saya permisi dulu. Jika ada yang perlu saya bantu bisa hubungi saya di ruangan atau pencet
bel. Sekali lagi terimakasih, Assalamualaikum…
2. Allo
Perawat : Assalamualikum bapak? Apa benar ini dengan bapak
Paryono ?
Ayah Pasien : Walaikum salam, Iya betul ada apa ya mas ?
Perawat : Sebelumnya perkenalkan nama saya windra Bangun s,
Saya perawat dari stikes muhamadiyah gombong, Kebetulan saya ada tugas pengisian data.
Tujuan saya kesini untuk mengetahui informasi lebih banyak mengenai kondisi putra Bapak.
Nanti saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, Bapak cukup menjawabnya. Apakah
Bapak siap?, kita mulai sekarang ya Pak ?
Ayah pasien : Iya mas Windra ,
Perawat : Mari sebelumnya kit baca tasmiyah bersama
“ Bismillahirohmanirokhim”
Perawat : Bapak apakah mas Edi masih mengeluh pada saat bersama
keluarga karena pasti lebih leluasa bercerita..?
Ayah Pasien : Iya mas kata anak saya masih sedikit perih namun sudah lebih
baik dan tidak kaku lagi
Perawat : Oh begitu, Ya Bapak, Terima kasih sudah cukup atas
informasinya. Semoga lekas sembuh kita senntiasa berdoa dan berusaha. Kalo ada yang perlu
saya bantu, bisa hubungi saya di ruangan. Terimakasih, Assalamualaikum…
Ayah pasien : Walaikumsalam
BAB II
ANALISA DATA
A. PEMERIKSAAN TTV
1. Suhu : 37,7 ‘ C
2. Denyut Nadi : 76 kali per menit
3. Respirasi : 25 x per menit
4. Tekanan darah : 100/70
B. PEMERIKSAAN SISTEMATIS
1. Kesehatan Umum
lemah, kesadaran composmentis.
2. Kepala
bentuk mesocepal, bersih tidak ada lesi.
3. Mata
simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
4. Hidung
bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
5. Telinga
bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
6. Leher
tidak terdapat pembesaran tiroid.
7. Mulut
bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi.
8. Abdomen : 1 : simetris, datar, Au : peristaltik ± 4 x/mnt, Pa : adanya nyeri tekan pada
abdomen (ulu hati), Pe : tympani.
9. Paru : 1 : simetris Pa : teraba gerakan takstil premitus sama, Pe : sonor, Au :vesikuler.
Jantung : 1 : ictus cordis tidak tampak, Pa : ictus cordis teraba, ICS (intercostals) 5 Pe :
pekak, Au : terdengar suara murni 1, 2.
10. Muskuloskeletal : ekstremitas atas, klien terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit)
pada tangan kiri, tidak terdapat oedem, ekstremitas bawah : tidak terdapat oedem.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data laboratorium tanggal 14 Januari 2008, RS CAHAYA MEDIKA
1. WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103 m/l (4,00 – 10,00),
2. RBC (eritrosit) : 5,39 . 106 m/l (3,50 – 5,50),
3. HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0),
4. HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0),
5. MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 – 50,0),
6. MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0)
7. MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0),
8. RDW : 12,9% (1,5 – 36,0),
9. PLT : 207 . 103m/l (150 – 450), MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0),
BAB III
KONDISI KEPRIBADIAN
A. Penggolongan pasien
1. Sifat dasar
a. Pembagian menurut emosi
Pasien tipe cepat marah namun tidak pernah meluapkan dan cenderung dipendam.
b. Pembagian menurut aktifitas
Pasien termasuk tipe orang aktif dan peka terhadap rangsangan kerja
2. Hubungan dengan dunia luar
Termasuk ekstrovet : Menghadap
Bersifat bijaksana, ingatan yang baik, suka membantu, dapat dipercaya, konsekuen meski
sedikit emosian dalam pasien satu ini
B. Perubahan Psikologi
Pasien senang saat bisa bermain dengan teman – teman sebayanya.
Pasien saat sedang sakit dan dirawat di Rumahsakit merasa kesepian dan cenderung diam
BAB IV
PERUMUSAN MASALAH
A. Perubahan psikologi normal atau abnormal
1. Persepsi kesehatan
Pasien mengeluh mual, perih, sakit untuk bergerak dan terasa kaku di perutnya
2. Pola nutrisi dan metabolic
Saat dirumah makan 3x kadang sedikit sering 2x dalam sehari dengan minum 6 gelas
dan kesukaanya dengan kopi ataupun the manis
Saat di rumah sakit sementara masih dengan petunjuk medis
3. Pola eliminasi
Pasien saat dirumah BAB 2x sehari bentuk lembek kuning kehijauan dan agaak sakit
saat dua hari yang lalu
Pasien saat di rumah sakit mengatakan BAB 1x sehari bentuk agak lembek namun
bewarna kuning dan BAK dengan warna kuning bening serta lancer
4. Pola persepsi kognitif
Pasien mengatakan mata sering berair
5. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan sering terbangun malam pada saat mengalami sakit
6. Pola aktivitas
Pasien mengatakan jarang olahraga karena sibuk dengan kegiatanya
7. Konsep diri dan pertahanan diri
Pasien mengatakan malas, bosan dengan keadaan pengin cepat pulang
8. Peran dan pola hubungan
Pasien mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan sex
9. Pola pertahanan diri
Jika mengalami stress pasien pasien mengatakan cenderung diam
10. Pola keyakinan dan nilai
Pasien mengatakan beragama islam, shalat 5 waktu, jarang membaca Al Qur’an
B. Tinjauan teori
DEFENISI
1. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung ( Kapita Selecta Kedokteran,Edisi Ketiga
hal 492)
2. Gastritis adalah segala radang mukosa lambung ( Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi hal
749)
3. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422)
4. Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan
secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel radang pada daerah
tersebut. ( Imu Penyakit Dalam Jilid II)
5. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal : 492)
6. Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster
(Sujono Hadi, 1999, hal : 181).
7. Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan
berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).
Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari
gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung
dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung
pada beberapa tempat.
C. Motivasi dan cara koping yang tepat
1. Menciptakan lingkungan terapeutik untuk mengurangi kecemasan. Sebaiknya pada
permulaan lakukan pendekatan secara individual dan usahakan agar terjadi kontak mata kalau
klien disentuh.
2. Melaksanakan program terapi serta melihat perkembangan dari reaksi pengobatan.
3. Menggali masalah dan membantu menyelesaikan setelah pasien mampu berkomunikasi
BAB V
PENATALAKSANAAN
A. Asuhan keperawatan
Dari pihak keluarga dan perawat harus benar – benar merawat, menjaga dan member
perhatianlebih. Disarankan banyak istirahat. Memakan setiap makananan yan disarankan
medis dan menghindari apa yang dilarang. Bersama – sama menjaga kebersihan lingkungan.
B. Pola Makan Yang tepat
Pasien makan jangan sembarang makanan, tapi perhatikan bentuk, baik buruk, dihadapkan
dengan kondisi yang tidak memungkinkan. Missal asam-asam, pedas - pedas
C. Farmakoterapy
Aspirin, terutama salycylat, indomethacin, sulfonamide, obat anti inflamasi nonsteroid
(AINS) dan steroid.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk
berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.
Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :
Gastritis akut dan gastritis kronik
Gastritis penyebabnya adalah stres, koonsumsi alkohol dan obat-obatan dan juga diet yang
tidak baik, gastritis akut bisa berkembang menjadi kronik jika pola makan tidak diatur dengan
baik dan jika ini dibioarkan maka tidak tertutup kemungkinan bisa berkembang menjadi Ca
gater (kanker lambung)
B. Daftar Pustaka
www.scribd.com/doc/34134791/asuhan-keperawatan-gastritis
www. Google.Penanganan Penyakit gastritis.com
puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/gastritis-maag.html
GASTRITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangGastritis adalah peradangan pada lambung, merupakan gangguan yang sering terjadi dengan
karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium mual dan muntah.
Peradangan pada lambung “Gastritis” sering disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mudah mengiritasi mukosa lambung, juga dapat
disebabkan oleh adanya minuman keras, racun dan stres. Apabila masalah ini timbul dan tidak
segera mendapat penanganan akan menyebabkan keadaan yang lebih serius, seperti pendarahan,
hematemesis dan melena.
Masalah kesehatan ini perlu mendapatkan perhatian khusus, karena perjalanan penyakit ini biasanya
ringan, walaupun demikian kadang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yaitu
pendarahan pencernaan bagian atas. Dalam hal ini peran perawat sangat diperlukan dalam
mencegah terjadinya pendarahan lambung, yang berlanjut menjadi hipovolemik shock. Maka dalam
memberi asuhan keperawatan yang tepat perlu adanya kerja sama antara tim medik dan keluarga.
B. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami secara lebih mendalam tentang gastritis.
2. Mendapatkan pengalaman nyata dalam merawat pasien yang terkena gastritis.
3. Memberikan asuhan secara tepat terhadap pasien dengan gastritis.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Studi kepustakaan yaitu dengan bedah buku dari literatur-literatur gastritis.
2. Studi pengamatan kasus langsung pada pasien dengan gastritis.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah yang digunakan adalah bab pertama dijelaskan mengenai latar
belakang terjadinya penyakit gastritis, tujuan penulisan serta sistematika penyusunan makalah. Data
mengenai gastritis dan asuhan keperawatannya terangkum dalam bab kedua yang meliputi Konsep
Medik terpapar mengenai definisi, anatomi fisiologi sistem pencernaan, etiologi, patofisiologi, tanda
dan gejala serta penatalaksanaan maupun komplikasi yang mungkin terjadi akibat gastritis.
Dalam konsep asuhan keperawatan diuraikan mengenai pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan dan discharge planning. Bab ketiga menerangkan tentang pengamatan
kasus, bab keempat menerangkan tentang pembahasan kasus. Di akhir makalah penulis cantumkan
literatur-literatur yang penulis gunakan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP MEDIK1. Definisi
Gastritis adalah peradangan pada mukosa gaster yang satu dari masalah-masalah biasanya menyerang lambung, dapat akut maupun kronik, difus atau local (Lewis, 2000).Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik, difus atau
local (Sylvia A. Price, 1994).
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain dan postur tubuh. Struktur lambung.a. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.
b. Korpus ventrikuli
Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.
c. Antrum pylorus
Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.
d. Kurvantura minor
Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dari peritoneum.
e. Oesteum kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.
Fungsi lambung:
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara:
a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan lapisan lambung.
1) Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi di intestinum minor.
2) Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk ke dalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.
3) Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.
4) Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah lambung.
Sekresi getah lambung
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:
a. Fase serebral
Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang disekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.
b. Fase gastric
Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.
c. Fase intestinal
Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.
Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali kontraksi.
3. Etiologi
Gastritis disebabkan oleh;
a. Obat-obatan: analgetik dan anti inflamasi nonsteroid dalam dosis tinggi.
b. Endotoksin: karena infeksi dari bakteri seperti staphylococcus, eschericia coli atau salmonella.
c. Zat-zat pada pencernaan yang bersifat korosif termasuk zat asam.
d. Iritasi lokal oleh alkohol, merokok, makanan yang pedas dan asam.
e. Refluks cairan empedu dan cairan pankreas.
f. Stress.
g. Trauma: Nasogastric Suction Large Hiatal Hernia.
4. Patofisiologi
Secara normal mukosa barrier melindungi lambung dari proses pencernaan itu sendiri yang disebut acid autodigestion. Prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Pada saat mukosa barrier ini mengalami kerusakan maka terjadilah trauma pada mukosa dan menjadi lebih buruk dengan dilepaskannya histamin dan stimulasi saraf kolinergik. Asam HCl dapat berdifusi balik ke dalam mukosa dan menyebabkan luka pada pembuluh darah kecil. Difusi balik ini mengakibatkan edema, perdarahan, dan pengikisan pada lapisan-lapisan di lambung. Perubahan patologi yang terjadi pada gastris adalah penebalan, kemerahan pada membran mukosa dengan rugae yang menonjol dan berlipat-lipat. Dengan berkembangnya penyakit, dinding di lapisan lambung menipis dan atrofi. Dengan atrofi lambung yang progressive dari perlukaan mukosa yang kronik, menyebabkan memburuknya fungsi utama dari sel-sel parietal. Jika fungsi dari sel-sel yang mengeluarkan asam memburuk, maka sumber-sumber faktor intrinsik menghilang.Faktor intrinsik sangat penting untuk absorbsi vitamin B12. Saat persediaan tubuh terhadap vitamin B12 akhirnya habis mengakibatkan terjadinya anemia perniciosa.
Kemunduran dapat terlihat pada sel utama dan sel parietal. Lama-kelamaan sekresi lambung berkurang baik jumlah dan konsentrasi asam sampai hanya berupa mucus dan air.
Perdarahan dapat terjadi setelah tahap gastritis akut atau dengan ulserasi yang menyebabkan gastritis kronik. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, mual, muntah dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan.
5. Tanda dan Gejala
a. Serangan awal berupa nyeri lambung
b. Anoreksia, mual, muntah
c. Kram pada abdomen
d. Perdarahan lambung
e. Dispepsia (rasa panas pada abdomen)
f. Penurunan BB
g. Anemia
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Endoscopy : Esophagogastroduodenoscopy dengan biopsi untuk mendiagnosa gastritis.b. Radiologi : Foto OMD (Oesofagus Maag Duodenum).
c. Laboratorium : Pemeriksaan darah pada faeces bila terjadi perdarahan lambung.
7. Penatalaksanaan
a. Terapi obat-obatan
1) Obat untuk menghambat sekresi lambung, seperti ranitidine, zantac, cimetidine.
2) Obat-obatan yang melapisi barrier mukosa seperti golongan antasida (mylanta).
3) Vitamin B12 diberikan pada penderita gastritis kronis untuk pencegahan atau pengobatan
anemia perniciosa.
b. Terapi diet
Dengan membatasi pemasukan makanan yang mengandung bumbu yang dapat menyebabkan iritasi teh, kopi, gula, cokelat, paprika, cengkeh, bawang putih, dan bumbu pedas dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderita gastritis.
c. Tindakan pembedahan
- Gastrectomy partial atau total gastrectomy
- Pyloplasty
- Vagotomy
8. Komplikasi
a. Perdarahan lambung
b. Dehidrasi bila terjadi pengeluaran yang berlebihan karena muntah terus-menerus.
c. Anemi perniciosa
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit
2) Kebiasaan minum alkohol.
3) Kebiasaan minum obat-obatan
4) Kebersihan pengolahan makanan.
b. Pola nutrisi metabolik
1) Anoreksia, mual, muntah
2) Kembung dan nyeri epigastrik
3) Apakah ada tanda anemia dan dehidrasi.
c. Pola eliminasi
1) Adakah diare
2) Konsistensi dan warna faeces
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas waktu senggang
2) Merasa lelah
e. Pola tidur dan istirahat
1) Apakah ada nyeri epigastrik
2) Kram pada abdomen
f. Pola mekanisme koping terhadap stres
1) Stres
2) Merasa takut/cemas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan tubuh b.d. masukan cairan yang kurang atau tidak cukup dan
kehilangan cairan tubuh berlebihan karena muntah.
b. Nyeri b.d. iritasi mukosa lambung.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual tan muntah serta masukan nutrien
yang tidak adekuat.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan tubuh b.d. masukan cairan yang kurang atau tidak cukup dan
kehilangan cairan tubuh berlebihan karena muntah.
HYD: Turgor kulit elastis, produksi urine 1 cc/kg BB/jam.
Rencana tindakan:
- Kaji tanda dehidrasi.
R/ Untuk memberikan tindakan keperawatan yang tepat.
- Berikan dan pantau jumlah dan jenis cairan intravena.
R/ Memelihara, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Berikan antiemetik yang ditentukan.
- Catat jumlah dan frekuensi muntah, pertahankan masukan cairan dan catat pengeluaran cairan
1, catat BB tiap hari pada fase akut.
R/ Memantau secara nyata keseimbangan cairan.
- Monitor hasil lab yang berhubungan dengan serum, sodium, potasium.
R/ Indikator keseimbangan elektrolit.
b. Nyeri b.d. iritasi mukosa lambung.
HYD: Nyeri berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan:
- Kaji intensitas nyeri.
R/ Memberikan gambaran akan intervensi yang akan dilakukan.
- Diskusikan dengan pasien tentang faktor penyebab nyeri.
R/ Menghindari faktor tersebut.
- Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam).
R/ Mencegah terjadinya mual dan mengurangi ketegangan lambung.
- Berikan terapi golongan antasida sesuai program dokter.
R/ Mengurangi produksi asam lambung yang berlebihan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual tan muntah serta masukan nutrien
yang tidak adekuat.
HYD: Pasien dapat meningkatkan asupan nutrisi dengan diit yang seimbang yang ditandai dengan kenaikan BB secara bertahap.
Rencana tindakan:
- Kaji nafsu makan, kemampuan pasien dalam menghabiskan makanan.
R/ Menentukan jika terdapat masalah dengan segera.
- Yakinkan pasien bahwa nafsu makan akan timbul lagi jika mual dan muntah telah teratasi.
- Pertahankan nutrisi melalui intravena atau nutrisi perparenteral sampai asupan peroral
memungkinkan.
R/ Memberikan cairan yang diperlukan, elektrolit, kalori dan masukan protein.
- Ajarkan pasien untuk makan makanan yang lunak dan tidak mengiritasi.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
HYD: Kecemasan berkurang, pasien dapat menjelaskan pengertian tentang faktor penyebab dan tindakan pengobatan.
Rencana tindakan:
- Jelaskan rasional dan rencana perawatan dan tes diagnostik.
R/ Meningkatkan pengertian pasien dan mengurangi kecemasan.
- Beri penjelasan tentang hubungan antara mual, muntah dengan makanan, obat-obatan,
perawatan dan faktor psikososial.
R/ Meningkatkan kooperasi pasien dalam menghindari faktor penyebab.
4. Discharge Planning
a. Tekankan kepada pasien tentang pentingnya menghindari kafein, nikotin, bumbu pedas, alkohol, asam, karena dapat mengiritasi mukosa lambung.b. Anjurkan pasien menggunakan obat-obat yang diresepkan.
c. Pasien dengan anemia perniciosa diberikan injeksi vitamin B12 jangka panjang.
d. Cegah makanan dan minuman yang terkontaminasi.
e. Lindungi diri dari terpapar zat toksik di tempat kerja.
C. Patoflodiagram
BAB III
PENGAMATAN
KASUS
Pengamatan kasus dilakukan pada Tn. J umur 42 tahun, status belum kawin, agama Kristen, dengan
diagnosa masuk Gastritis. Pasien masuk RS. Sumber Waras tanggal 6 Januari 2004 melalui UGD
Sumber Waras dengan keluhan sejak 2 h ari yang lalu pasien mengeluh mual, muntah 4x/hari, tidak
nafsu makan, dan nyeri pada ulu hati.
Pada saat pengkajian tanggal 7 Januari 2004, KU tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,
observasi TTV: TD: 130/70 mmHg, N: 82 x/menit, HR: 86 x/menit, P: 20 x/menit, S: 36,8 oC. Pasien
masih mengeluh mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Pasien mengatakan luka pada kaki sudah
lama menurut pasien luka disebabkan karena kena banjir. Pasien terpasang infus RL 6 jam/kolf.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 7 Januari 2004, Haemoglobin 8,1, Hematokrit 23,7,
Leukosit 11.700/ul, Trombosit 361.000 /ul.
Pasien mendapat terapi obat Rantin 2 x 150 mg, Vometa 3 x 15 cc, Farmacrol 4 x 10 cc, Dakicin C 3 x
300 mg.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan hasil pengamatan kasus selama 2 hari pada Tn. J maka didapat sebagai berikut:
A. PengkajianPada pengkajian ada yang didapat yaitu mual yang disertai muntah, nafsu makan berkurang, badan
lemah. Tidak semua tanda dan gejala di teori didapati di pasien. Gastritis yang didapati pada pasien
karena adanya kebiasaan makan yang salah.
B. DiagnosaMasalah keperawatan yang didapat adalah:
1. Nyeri epigastrik b.d. peradangan pada lambung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia, mual, muntah.
3. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. intake yang kurang.
4. Kerusakan integritas kulit b.d. luka pada kaki kiri.
C. Implementasi dan EvaluasiIntervensi yang diberikan kepada pasien disesuaikan dengan kondisi pasien serta kerjasama medik
dan keperawatan. Pelaksanaan keperawatan yang diberikan kepada pasien adalah memberikan
penyuluhan kepada pasien untuk merubah kebiasaan makan dan menjaga kebersihan luka.
Setelah melakukan intervensi didapatkan evaluasi akhir dimana semua masalah keperawatan yang
ditemukan pada pasien belum dapat teratasi karena keterbatasan waktu.
BAB V
KESIMPULAN
Gastritis adalah peradangan pada mukosa gaster yang satu dari masalah-masalah biasanya
menyerang lambung, dapat akut maupun kronik, difus atau lokol.
Dari pengamatan dan pembahasan kasus, maka penulis menyimpulkan bahwa penyebab penyakit
gastritis yang diderita pasien adalah karena kebiasaan makan pasien yang sering makan makanan
yang pedas dan asam-asam misalnya rujak dan asinan, diikuti dengan kebiasaan makan yang tidak
teratur. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan mukosa lambung yang akhirnya
mengakibatkan peradangan pada mukosa lambung, sehingga mengalami masalah dalam
pencernaan. Penyuluhan yang penting dan dapat diberikan pada pasien adalah menghindari
makanan yang dapat menimbulkan iritasi pada lambung dan minuman yang asam dan mengandung
alkohol, yang dapat menyebabkan pendarahan yang lebih lanjut. Bagi keluarga di sini yang penting
adalah support untuk pasien agar mau berperilaku hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. EGC, Jakarta.
2002.
Donna D. Ignatavicius. Medical Surgical Nursing. WB. Saunders Company. Philadelphia Pennsylvania.
1999.
Doengoes M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2002.
Thompson. Clinical Nursing. Fifth edition, Mosby, St. Louis Missouri, USA. 2002.
Price and Wilson (1994). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC.