23
TUGAS THT TELINGA GATAL KARANGANYAR Oleh : Stephanie Indrawati S G99141007 Pembimbing : dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

THT telinga hidung tenggorokan

Citation preview

Page 1: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

TUGAS THT

TELINGA GATAL

KARANGANYAR

Oleh :

Stephanie Indrawati S

G99141007

Pembimbing : dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BOYOLALI

2015

Page 2: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas THT-KL

TELINGA GATAL

Oleh :

Stephanie Indrawati S

G99141007

Telah disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal: 17 April 2015

Mengetahui,

dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL

2

Page 3: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Keluhan utama di bidang THT-KL

Berikut ini beberapa keluhan utama yang dirasakan pasien yang

menyebabkan pasien tersebut datang ke poli THT – KL:

a. Keluhan di telinga, meliputi:

Nyeri telingan (otalgia)

Keluar cairan dari telinga (otorrhea)

Telingan berdenging/berdengung (tinnitus)

Gangguan pendengaran/tuli (deafness)

Telinga terasa penuh

Pusing berputar (vertigo)

Benda asing di dalam telinga (corpal)

Telinga gatal (itching)

Keluar cairan dari lubang di depan telinga (fistel auricular

terinfeksi)

b. Keluhan di hidung, meliputi:

Pilek/keluar cairan dari hidung (rhinorrea)

Hidung tersumbat (nasal obstruksi)

Bersin – bersin (sneezing)

Rasa nyeri di daerah muka dan kepala

Perdarahan dari hidung/mimisan (epistaksis)

Gangguan penghidu (anosmia/hiposmia)

Benda asing di dalam hidung (corpal)

Suara sengau (nasolalia)

Hidung berbau (foetor ex nasal)

c. Keluhan di tenggorokan, meliputi:

Nyeri menelan (odinofagia)

Sakit tenggorokan

Tenggorokan berlendir/banyak dahak di tenggorokan

Sulit menelan (disfagia)

Suara serak (hoarseness)

Benda asing di tenggorokan (corpal)

Amandel (tonsil)

3

Page 4: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Bau mulut (halitosis)

Tenggorok kering

Rasa sumbatan di leher (sense of lump in the neck)

Batuk

d. Keluhan kepala – leher, meliputi:

Sesak nafas

Benjolan di leher

Sakit kepala sebelah (migraine)

Sakit kepala (cephalgia)

1. TELINGA GATAL

Mekanisme patofisiologi telinga gatal

a. Anatomi Telinga

Telinga merupakan indra pendengaran, terbagi atas beberapa

bagian seperti: telinga luar, tengah, dan dalam.

1) Telinga Luar

a) Auricula (Pinna)

Auricula atau daun telinga terdiri atas 2 buah cartilago yaitu

cartilage auricular dan cartilage meatus acusticus eksternus yang

saling berhubungan dan ditutupi oleh kulit dan rambut. Cartilage

4

Page 5: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

auricular dilekatkan pada os temporal oleh ligament auricular yang

terdiri atas ligamentum auricular anterius, posterius, dan superius.

Auricular juga dilengkapi oleh musculus ekstrinsik dan intrinsic

yang keduanya diinervasi oleh Nervus Facialis (N. VII). Auricula

memiliki fungsi:

Menangkap, mengumpulkan, dan meneruskan gelombang

bunyi ke meatus acusticus externus

Melindungi porus acusticus externus

b) Meatus Acusticus Externus

Merupakan sebuah saluran pendek dan berkelok – kelok seperti

huruf S yang membentang dari auricular dan berakhir pada sulcus

tympanicus, yang dipisahkan dari cavum tympani oleh membrane

tympanica. Pada orang dewasa, panjangnya kurang lebih 2,5 cm

yang dapat diluruskan dengan cara menarik auricular ke arah

superoposterior. Sedangkan pada anak – anak, auricular ditarik

lurus ke arah posterior atau kea rah inferoposterior. Rangka meatus

acusticus eksternus terdiri dari:

Pars cartilaginea: terletak 1/3 lateral, lanjutan cartilage

auricular

Pars ossea: 2/3 medial, terdiri atas jaringan tulang

Rangkanya dilapisi oleh kulit dan rambut pada sepertiga bagian

luarnya serta dilengkapi oleh glandula sebacea dan glandula

ceruminosa/ceruminata yang merupakan modifikasi dari kelenjar

apokrin. Fungsi meatus acusticus eksternus adalah sebagai

resonator dan penghantar gelombang udara dari auricular menuju

membrane timpani.

Telinga luar diinervasi oleh N. Auriculotemporalis cabang N.

Mandibularis, N. Auricularis Magnus, R. Auricularis N. Vagi, N.

Auricularis posterior N. Facialis, R. Temporalis N. Facialis. Vascularisasi

telinga luar oleh A. Auricularis profunda cabang A. Maxillaris interna, R.

5

Page 6: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Auricularis anterior cabang A. Temporalis superficialis, R. Auricularis

posterior cabang A. Carotis eksterna (Gray H, 1994).

2) Telinga Tengah

a) Membran Timpani

Merupakan membrane fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara

yang membatasi telinga luar dan telinga tengah. Membrana timpani

berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga

dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Membrana timpani

dilapisi kulit pada permukaan eksternal, dilapisi mukosa pada

permukaan internal.

Pars flaccid disebut juga membrane Sharpnell yang

terdapat pada daerah yang disebut atik. Pars flaksida hanya

berlapis dua yaitu bagian luar adalah lanjutan epitel kulit

liang telinga dan bagian dalam dilapisis oleh sel kubus

bersilia seperti epitel mukosa saluran nafas.

Pars tensa disebut juga membrane propia yang terletak

sebelah inferior dan memiliki limbus. Pars tensa memiliki 1

lapisan lagi di tengah yaitu lapisan yang terdiri dari serat

kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di

bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.

Bayangan penonjolan bagian bawah malleus pada membran

timpani disebut dengan umbo. Dari umbo, bermula suatu refleks

cahaya (cone of light) ke arah bawah, yaitu pukul 7 pada membran

timpani kiri dan pukul 5 pada membran timpani kanan. Pada

membran timpani terdapat 2 serat, sirkuler dan radier.Serabut

inilah yang mengakibatkan adanya refleks cahaya kerucut. Bila

refleks cahaya datar, maka dicurigai ada kelainan pada tuba

eustachius.

b) Cavitas Timpani

Cavitas timpani merupakan ruangan terbesar di telinga tengah yang

berbentuk kubus dan dibatai oleh

6

Page 7: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Batas luar : membrane timpani

Batas depan : tuba eustachius

Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)

Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis facialis pars

vertikalis

Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)

Batas dalam : berturut – turut dari atas ke bawah kanalis

semi sirkularis horizontalis, kanalis facialis, tingkap lonjong

(oval window), dan tingkap bundar (round window), serta

promontorium

c) Ossicula Auditus

Tulang pendengaran terdiri dari maleus, inkus, dan stapes yang

berurutan mulai dari luar ke dalam. Tulang pendengaran saling

berhubungan dalam bentuk persendian. Prosessus longus maleus

melekat pada membrane timpani, maleus melekat dengan inkus,

dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap

lonjong yang berhubungan dengan koklea.

d) Tuba Auditiva

Merupakan saluran yang menghubungkan auris media dengan

nasofaring. Saluran ini dibagi menjadi pars ossea dan pars

cartilagines. Fungi dari saluran ini adalah menjaga keseimbangan

tekanan cavitas timpanica dengan tekanan udara luar serta menjaga

kebebasan gerak membrane timpani (Gray H, 1994).

3) Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri atas labirin ossea dan labirin

membranacea. Labirin ossea merupakan sebuah rangkaian rongga pada

tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang terdiri atas 3 bagian utama

yaitu vestibulum, canalis semicircularis, dan cochlea. Sedangkan

labirin membranacea terdiri atas utriculus, sacculus, ductus

semicircularis, dan ductus cochlearis. Vestibulum memiliki bangunan

– bangunan yang meliputi fenestra vestibule, recessus sphericus,

7

Page 8: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

orificium aqueductus vestibule, recessus ellipticus, utriculus, dan

sacculus. Tiap auris interna memiliki 3 buah canalis semicircularis

yaitu canalis semicircularis anterior/superior, canalis semicircularis

posterior/inferior, dan canalis semicircularis lateral.

Penampang melintang koklea terdiri atas tiga bagian yaitu skala

vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala

vestibuli berhubungan dengan tulang stapes melalui jendela berselaput

yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan

dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.

Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis

atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran

basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organ corti yang berfungsi

mengubah getaran suara menjadi impuls. Organ corti terdiri dari sel

rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran

tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut

akan dihubungkan dengan bagian otak dengan N. Vestibulokoklearis.

Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat

indera keseimbangan.Bagian ini secara struktural terletak di belakang

labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga

saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian

ini berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan memiliki sel rambut

yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari N.

Vestibulokoklearis (Gray H, 1994).

b. Fisiologi Telinga

Telinga berfungsi sebagai indra pendengaran dan keseimbangan.

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang

ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani, diteruskan ke

telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan

mengamplifikasikan getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan

perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi

getar yang telah diamplifikasikan ini akan diteruskan ke stapes yang

8

Page 9: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

menggerakkan tingkap lonjong, sehingga perilimfa pada skala vestibuli

bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong

endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran

basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik

yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga

kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan

sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga

melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan

potensial aksi pada saraf auditorius sampai ke korteks pendengaran (area

39 – 40) di lobus temporalis (Guyton, 1997).

Telinga, terutama telinga bagian dalam, merupakan salah satu

bagian dari sistem keseimbangan tubuh selain mata, reseptor propioseptif,

dan otak. Gangguan yang terjadi pada salah satu bagian ini dapat

menyebabkan gangguan keseimbangan atau perasaan kehilangan

keseimbangan. Telinga bagian dalam (komponen vestibuler) berperan

dalam memberi informasi ke otak mengenai perubahan gerakan kepala

yang terkait dengan gravitasi dan gerakan bola mata. Reseptor pada sistem

vestibuler meliputi kanalis semisirkularis, utriculus, dan sacculus

(Puspitasari et al, 2010).

c. Patofisiologi Telinga Gatal

Telinga gatal umumnnya disebabkan karena adanya gangguan atau

iritasi pada kulit kanalis aurikula eksterna. Kulit kanalis aurikula eksterna

sangat sensitive sehingga akumulasi kotoran dan rambut telinga yang mati

dapat menimbulkan sensasi gatal pada telinga. Kondisi liang telinga yang

kering juga dapat menyebabkan timbulnya sensasi gatal pada liang telinga.

Kondisi telinga pada umumnya cukup lembab akibat adanya lapisan tipis

minyak yang melapisi liang telinga, sehingga ketika lapisan minyak

tersebut hilang oleh karena sedikitnya produksi minyak ataupun kebiasaan

mengorek telinga yang berlebihan dapat menyebabkan kulit liang telinga

menjadi kering dan terasa gatal (Hain, 2003).

9

Page 10: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Sensasi gatal pada telinga juga dapat mengindikasikan adanya

infeksi pada telinga. Infeksi telinga yang umum terjadi adalah otitis

eksterna (swimmer’s ear). Sensasi gatal pada otitis media ini timbul akibat

terdapatnya air di dalam liang telinga yang dapat mengiritasi dan

menghilangkan minyak yang melapisi permukaan kulit liang telinga.

Selain itu, air yang terdapat di dalam telinga dapat meningkatkan

kelembaban di dalam telinga sehingga semakin memudahkan jamur untuk

tumbuh di dalam liang telinga (Hain, 2003)

Serumen merupakan hal normal yang ditemukan di dalam liang

telinga orang sehat, namun jika jumlahnya berlebih dapat menyebabkan

lingkungan yang baik untuk pertumbuhan jamur di dalam liang telinga.

Faktor sistemik seperti imunodepresi, penggunaan kortikosteroid,

antibiotic, sitostatik, dan keganasan dapat pula menyebabkan pertumbuhan

jamur meningkat.

Kerusakan epitel kulit liang telinga dapat menyebabkan penurunan

ekskresi kelenjar apokrin dan kelenjar ceruminosa sehingga mengubah pH

normal liang telinga sehingga menyebabkan mikroorganisme normal

telinga menjadi bersifat pathogen. Beberapa mikroorganisme normal yang

dapat ditemukan di liang telinga luar adalah Staphylococcus epidermis,

Corrynebacterium sp, Bacillus sp, bakteri gram positif (Staphylococcus

aureus, Streptococcus sp), bakteri basilus gram negative (Pseudomonas

aeruginosa, Eschericia colli, Haemophilus influenza), Genus aspergillus,

dan Candida sp.

Kelainan kulit seperti dermatitis alergi, psoriasis, eksema,

dermatitis seboroik dapat menimbulkan keluhan gatal pada telinga.

Gigitan serangga dan trauma juga dapat menyebabkan timbulnya sensasi

gatal pada telinga. Proses penyembuhan luka akibat trauma di dalam

telinga akan menimbulkan sensai rasa gatal (Hain, 2003).

Penanganan yang harus dilakukan jika ada pasien datang dengan

keluhan telinga gatal meliputi

a. Anamnesis

10

Page 11: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Anamnesis yang cermat diperlukan untuk menegakkan diagnosis

telinga gatal. Beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan saat anamnesis

pasien dengan keluhan telinga gatal adalah riwayat penyakit sekarang yang

meliputi: lokasinya, onset terjadinya keluhan, perjalanan terjadinya

keluhan telinga gatal, frekuensi munculnya gatal, sensasi gatal yang

dirasakan pasien, hal – hal yang dapat memperingan keluhan, hal – hal

yang menyebabkan keluhan menjadi lebih berat. Selain itu perlu juga

ditanyakan keluhan lain yang berhubungan dengan telinga seperti riwayat

keluar cairan, nyeri telinga, telinga berdenging, telinga terasa penuh.

Anamnesis mengenai riwayat penyakit kronis yang diderita pasien

juga dapat membantu menegakkan diagnosis. Beberapa riwayat penyakit

yang perlu ditanyakan adalah riwayat alergi, riwayat penyakit kronis

seperti diabetes mellitus, kanker, penggunaan obat dalam jangka waktu

lama. Riwayat kebiasaan pasien yang berhubungan dengan air seperti

berenang dan menyelam serta kebiasaan pasien membersihkan telinga juga

perlu ditanyakan.

b. Pemeriksaan Fisik

Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan telinga adalah lampu

kepala, corong telinga, otoskop, pelilit kapas, pengait serumen, pinset

telinga dan garputala. Pasien diposisikan duduk dengan badan condong

sedikit ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa

untuk memudahkan melihat liang telinga dan membran timpani.

Pemeriksaan telinga dimulai dengan melihat keadaan dan bentuk

daun telinga, daerah belakang daun telinga apakah terdapat tanda

peradangan atau sikatriks bekas operasi. Dengan menarik daun telinga ke

atas dan ke belakang, melihat bagian liang telinga dan membran timpani

dengan menggunakan otoskop. Pada pemeriksaan otoskop, bila terlihat

miselia atau hifa dapat menunjukkan terjadinya otomikosis. Liang telinga

luar apabila tampak eritem dan ada debris jamur, berwarna putih, abu-abu,

atau hitam, dapat mendukung diagnosis otomikosis. Bila terdapat serumen

dalam liang telinga yang menyumbat, maka serumen harus dikeluarkan.

11

Page 12: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Diperlukan juga melakukan uji pendengaran sederhana dengan

menggunakan garputala dan dari hasil pemeriksaan dapat diketahui apakah

ada tuli konduktif dan ataupun tuli sensorineural.

c. Pemeriksaan Penunjang

Preparat langsung: skuama dari kerokan kulit liang telinga

diperiksa dengan KOH 10 % akan tampak hifa-hifa lebar, berseptum, dan

kadang-kadang dapat ditemyukan spora-spora kecil.

Pembiakan : Skuama dibiakkan pada media Agar Saboraud, dan

dieramkan pada suhu kamar. Koloni akan tumbuh dalam satu minggu

berupa koloni filament berwarna putih. Dengan mikroskop tampak hifa-

hifa lebar dan pada ujung-ujung hifa dapat ditemukan spora berjejer

melekat pada permukaannya.

Diagnosis Banding Telinga Gatal

a. Otomikosis

Otomikosis (Singapore Ear) merupakan infeksi telinga yang

disebabkan oleh jamur yang bersifat superficial pada kanalis auditorius

eksternus. Otomikosis menyebabkan adanya pembengkakan,

pengelupasan epitel superficial, adanya penumpukan debris yang

berbentuk hifa disertai supurasi dan nyeri. Infeksi jamur di liang telinga

disebabkan oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut (Trelia,

2003).

Beberapa etiologi otomikosis adalah Pytirosporum, Aspergillus,

Candida Albicans, dan jamur lain. Pytirosporum menyebabkan

terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi

otitis eksterna bakterialis. Gejala yang ditemukan biasanya berupa rasa

gatal dan rasa penuh di liang telinga. Pada pemeriksaan telinga dapat

didapati adanya akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa

berfilamen yang berwarna putih dan panjang dari permukaan kulit,

hilangnya pembengkakan signifikan pada dinding kanali, dan terdapat

12

Page 13: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

area melingkar dari jaringan granulasi di antara kanalis eksterna atau pada

membrane timpani (Soepardi, 2012).

b. Otitis eksterna difusa

Otitis eksterna difusa biasanya mengenai kulit liang telinga dua

pertiga dalam. Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas,

Staphylococcus albus, Escherichia colli, dan sebagainya. Otitis eksterna

difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis. Otitis

eksterna difusa menyebabkan beberapa gejala seperti

Nyeri tekan tragus

Kulit liang telinga hiperemis dan edem liang telinga sempit

Kelenjar getah bening regional membesar

Sekret yang berbau secret ini tidak mengandung lendir (mucin)

seperti secret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.

Pendengaran normal atau sedikit berkurang (Soepardi, 2012).

c. Serumen

Serumen merupakan suatu hal normal yang ditemukan pada telinga

orang sehat. Perubahan dalam jumlah dan kualitas serumen dapat

menyebabkan kondisi yang baik untuk tumbuhnya mikroorganisme

pathogen di dalam telinga sehingga menimbulkan rasa gatal (Adam,

1997).

d. Dermatitis eksematous

Dermatitis eksematous menyebabkan liang telinga menjadi

kemerahan, gatal, bengkak, dan timbul krusta. Semua gejala tersebut

terjadi pada stadium eksudat cair. Apabila stadium akut tidak diatasi,

dapat terjadi perubahan kronik yang menyebabkan terjadinya penebalan

kulit dan bahkan stenosis liang telinga (Adam, 1997).

e. Post trauma telinga

Proses penyembuhan trauma pada liang telinga dapat menimbulkan rasa

gatal dan rasa tidak nyaman pada telinga.

13

Page 14: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

Obat yang dapat meringankan atau menghilangkan keluhan telinga gatal

Berikut adalah obat – obatan yang dipakai untuk meringankan atau

menghilangkan keluhan telinga gatal:

a. Otomikosis:

- Non medikamentosa : ear toilet dengan kasa ataupun pengisap,

terkadang dengan irigasi ringan yang diikuti pengeringan.

- Medikamentosa: larutan asam asetat 2% dalam alkohol, larutan

iodium povidon 5%, antifungal topikal seperti nistatin, clotrimazol,

atau ketokonazol 2% cream ataupun tetes telinga yang

mengandung campuran antibiotic dan steroid dapat juga

menyembuhkan (Soepardi, 2012)

b. Otitis eksterna difusa

- Non medikamentosa: ear toilet dengan memasukkan tampon yang

mengandung antibiotik misal kloramfenikol

- Medikamentosa: kloramfenikol zalf, tetes telinga yang

mengandung polimiksin B,neomisin, dan hidrokortison (Soepardi,

2012)

c. Serumen

- Non medikamentosa: ear toilet sesuai dengan konsistensi.

Serumen lembek dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada

pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau

kuret. Dapat juga dilakukan irigasi dengan air hangat namun

sebelumnya harus dipastikan terlebih dahulu bahwa membran

timpani intak.

- Medikamentosa: untuk serumen keras dapat dilunakkan terlebih

dulu dengan karbogliserin 10% selama 3 hari atau dengan

meneteskan perhidrol sebelum dilakukan ekstraksi serumen

(Soepardi, 2012).

14

Page 15: Stephanie Indrawati S-G99141007 Telinga Gatal

DAFTAR PUSTAKA

Adam, GL (1997) Boies: buku ajar penyakit THT. Jakarta: EGC. Ed. 6

Ear Itching. Available at www.healthgrades.com

Gray H (1994). Gray’s Anatomy. London: Senate.

Guyton AC dan Hall JE (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:EGC.

Hain TC (2003). Dry and/or Itchy Ears. Available at www.dizziness-and-balance.com

Itchy Inner Ear. Available at www.med-health.net

Puspitasari Y, Cahyanti R,Chandra R (2010). Patofisiologi dan Patogenesis Gangguan Keseimbangan Tubuh. Dalam makalah Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

Soepardi E, et all (2012) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi ke Lima. Jakarta: Balai penerbit FKUI

Trelia Boel. (2003) Mikosis Superfisial. Retrieved from USU digital Library.

15