Upload
fathima-chima
View
297
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
STATUS UJIAN
ILMU KEDOKTERAN JIWA
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Ujian Program Pendidikan Profesi Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
Penguji :
Dr. H. Wildan, Sp. KJ
Diajukan oleh :
Merses Varia Dewi2004 031 0118
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTARSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG
2009
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. H
Usia : 22 Tahun
Tempat tanggal lahir : Temanggung, 1987
Jenis Kelamin : Pria
Status Pernikahan : Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Bumen, Candisari Bansari Temanggung
Tanggal Masuk : 5 Desember 2009
Tanggal Pemeriksaan : 9 Desember 2009
No RM : 038636
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesa diperoleh secara autoanamnesa pada tanggal 9 Desember 2009.
Alloanamnesa tanggal 9 Desember 2009.
Keterangan Alloanamnesa I II
Nama Ny. N Tn. S
Umur 41 th 43 th
Agama Islam Islam
Hubungan dengan pasien Ibu pasien Tetangga pasien
Sifat perkenalan Akrab Akrab
Pekerjaan Petani Petani
Pendidikan terakhir Tamat SMP Tamat SMP
Alamat Bumen, Candisari Bansari
Temanggung
Bumen, Candisari Bansari
Temanggung
III. KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ karena mengamuk.
IV. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien adalah seorang pemuda yang tidak memiliki pekerjaan. Ia biasa membantu
orang tuanya di sawah. Pada tahun 2006 pasien terlibat pertengkaran dengan seorang
tetangga. Masalah ini dimulai ketika pasien bertemu dengan seorang tetangga di sebuah
warung, pasien menyapa si tetangga tersebut dan mereka pun akhirnya berbincang-bincang,
namun ketika bicara tentang sawah dan hasil panen, tiba-tiba si tetangga menjadi marah dan
pergi meninggalkan pasien. Menurut pasien dan keluarganya, tetangganya yang kaya ini
merasa iri dengan hasil panen keluarga pasien yang cukup berlimpah pada pertengahan tahun
2006 tersebut. Pasien juga mengatakan si tetangga merasa iri karena pasien mempunyai
kekuatan gaib yaitu dapat mengobati orang yang terkena santet dan dapat menghidupkan
orang yang sudah meninggal.
Beberapa bulan setelah kejadian itu pasien mulai menampakkan perubahan, ia
menjadi sering marah dan mengamuk, keluarga pasien mengatakan ia seperti kerasukan.
Pasien juga kerap membanting barang-barang rumah tangga. Keluarga juga sempat beberapa
kali memergoki pasien berbicara dan tertawa sendiri. Pasien dan keluarga menganggap hal
ini terjadi karena pasien disantet oleh tetangga tersebut. Keluarga memutuskan untuk
membawa pasien berobat kepada seorang mantri di daerah Ngadirejo, Temanggung. Dan
oleh sang mantri, keluarga disarankan untuk memeriksakan pasien ke psikiater.
Tahun 2007 pasien dibawa ke orang pintar oleh keluarganya, keadaan pasien sempat
tenang untuk beberapa bulan, namun kemudian kembali sering mengamuk lagi. Pasien juga
jadi sering mengurung diri di kamar dan nafsu makannya berkurang. Pasien mengaku sering
melihat bayangan-bayangan 7 orang wali yang selalu mendampinginya, dan wali-wali
tersebut selalu membisikkan nasehat kepadanya agar jangan membenci si tetangga tersebut.
Pasien juga mengatakan bahwa dia sering mencium bau wangi bunga-bunga yang berasal
dari para wali tersebut.
Awal 2009 ibu pasien menyarankan pasien untuk mencari kerja, pasien akhirnya
bekerja di daerah prambanan sebagai buruh, namun hanya bertahan selama 5 hari karena
pasien tidak betah kerja di sana. Pasien mengatakan kerjanya terlalu berat dan porsi makan
yang diberikan tidak cukup. Sejak berhenti bekerja pasien masih sering mengamuk dan
membanting barang-barang hingga pada bulan Agustus 2009 keluarga pasien membawanya
ke RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Oleh dokter yang memeriksa pasien dianjurkan untuk
rawat inap, tapi karena pasien tidak mau maka dokter tersebut memberikan beberapa macam
obat kepada pasien, baik pasien maupun keluarga pasien lupa nama obat-obat tersebut.
Di rumah pasien tidak rutin meminum obatnya, dan semakin hari keluarga merasa
keadaan pasien semakin mengkhawatirkan. Akhirnya pada 5 Desember 2009, keluarga
pasien membawa pasien ke RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang dan oleh dokter jaga pasien
dirawat-inapkan.
V. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Psikiatri
Ini adalah gangguan pertama yang dialami oleh pasien, namun 4 bulan yang lalu
pasien pernah berobat di RSJ Magelang, namun tidak ada perbaikan karena pasien
tidak rutin meminum obat.
2. Medis Umum
Riwayat trauma kepala/jatuh (-)
Riwayat kejang (-)
Riwayat demam tinggi (-)
Penyakit-penyakit metabolik (-)
3. Penyalahgunaan NAPZA
Pasien mengatakan bahwa ia merokok, namun tidak minum minuman keras ataupun
mengkonsumsi obat-obatan lain. Keluarga pasien juga mengakui hal yang sama.
VI. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Selama hamil, ibu pasien
mengatakan tidak ada masalah. Pasien lahir di rumah, cukup bulan, ditolong oleh seorang
dukun, tidak ada penyulit dalam persalinan. Berat badan dan tinggi badan waktu lahir
tidak diketahui. Pasien merupakan anak yang diinginkan dan keluarga merasa bahagia
atas kelahirannya.
2. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan:
Tinggi badan pasien saat masa kanak-kanak bila dibandingkan dengan anak lain
seusianya tidak berbeda jauh.
Berat badan pasien saat masa kanak-kanak bila dibandingkan dengan anak lain
seusianya tidak berbeda jauh.
Perkembangan:
Kognisi dibanding anak lain seusianya: normal.
Afeksi dibanding anak lain seusianya: normal.
Sosialisasi dibanding anak lain seusianya: cukup.
Psikomotor dibanding anak lain seusianya: cukup.
Komunikasi dibanding anak lain seusianya: cukup.
Pasien diasuh oleh orangtuanya, pasien dekat dengan kedua orangtuanya. Pasien tinggal
serumah dengan orangtuanya di Bansari, Temanggung.
3. Masa toddler (Usia 3-5 Tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pasien tidak pernah diajari toilet training secara
khusus. Pasien lupa sudah tidak mengompol lagi sejak kapan. Pasien merupakan anak
yang cukup aktif dan mudah akrab dengan orang lain.
4. Masa anak-anak (5-12 tahun)
Pasien masuk SD pada usia 5 tahun, saat pertama kali masuk sekolah tidak perlu
ditunggu. Pasien merasa senang jika akan berangkat sekolah. Pasien bisa bermain
bersama teman-temannya dengan baik, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
tempat tinggalnya. Pasien mengatakan sering membolos bersama teman-temannya dan
jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada kelas 4 SD pasien tinggal kelas
dan tidak mau melanjutkan sekolah lagi meskipun sudah dibujuk oleh orangtuanya.
5. Masa anak remaja (12-18 tahun)
Pendidikan
Pasien tidak bersekolah.
Riwayat keagamaan
Pasien beragama Islam. Kegiatan beribadah cukup.
Aktivitas sosial
Pasien menggunakan waktu senggangnya untuk berkumpul bersama keluarga dan
teman-temannya. Pasien sering bermain bersama teman-temannya dan terkadang
pasien menginap di rumah temannya.
Riwayat psikoseksual
Pasien sejak kecil mengenakan pakaian laki-laki dan berperilaku seperti laki-laki.
Tidak pernah ada penyimpangan seksual yang dilakukan oleh pasien.
Kepribadian premorbid
Pasien termasuk orang yang manja dan dimanjakan oleh orang tuanya, pasien
cenderung sering menuntut untuk dibelikan barang-barang oleh orang tuanya. Bila
menginginkan sesuatu biasanya pasien langsung meminta kepada orangtuanya dan
marah jika tidak keinginannya tidak terpenuhi. Pasien adalah orang yang senang
bergaul dengan sekitarnya.
6. Masa dewasa (18 tahun-sekarang)
Pasien sehari-hari tidak memiliki rutinitas khusus, kadang-kadang dia membantu
orangtuanya di sawah, kadang-kadang hanya di rumah saja atau pergi bersama
teman-temannya. Saat berusia 21 tahun pasien pernah bekerja sebagai buruh di
daerah Prambanan, namun hanya bertahan lima hari karena pasien tidak betah
dengan pekerjaan yang dianggapnya terlalu berat itu.
Riwayat keagamaan
Pasien beragama Islam. Kegiatan beribadah cukup namun sejak menunjukkan
gejala gangguan jiwa tepatnya sejak 3 tahun yang lalu pasien tidak pernah shalat
lagi.
Aktivitas sosial
Pasien menggunakan waktu senggangnya untuk berkumpul bersama keluarga dan
teman-temannya. Hubungan dengan keluarga cukup baik, orang tuanya sangat
menyayangi pasien. Hubungan dengan tetangga juga cukup baik. Pasien tidak
bekerja. Pada awal tahun 2009 pasien bekerja sebagai buruh di Prambanan namun
kemudian berhenti karena tidak betah.
Riwayat psikoseksual
Pasien sejak kecil mengenakan pakaian laki-laki dan berperilaku seperti laki-laki.
Pasien pernah beberapa kali berpacaran namun belum pernah mengenalkan
pacarnya secara khusus kepada keluarga.
Kepribadian sekarang:
Pasien sekarang adalah orang yang suka marah dan mengamuk jika ada sesuatu
yang tidak menyenangkan hatinya.
VII. GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT
A
C
B
E
MENTAL
PERAN
D
Keterangan:
A : Keadaan premorbid pasien
B : Tahun 2006, pasien terlibat pertengkaran dengan seorang tetangga
C : Tahun 2007, pasien mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa seperti sering marah,
mengamuk, merusak barang rumah tangga, mengurung diri di kamar, bicara dan
tertawa sendiri, dan nafsu makan berkurang.
D : Agustus 2009, pasien dibawa keluarganya ke poliklinik RSJ Magelang, disarankan
untuk dirawat inap namun pasien dan keluarga menolak. Oleh dokter pasien diberikan
beberapa obat namun di rumah pasien tidak meminumnya secara rutin.
E : 5 Desember 2009, tindakan pasien makin tak terkontrol dan dirasa sangat mengganggu,
keluarga membawa pasien ke RSJ Magelang dan pasien pun dirawat-inapkan.
VIII. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Kepribadian Premorbid
Pasien sering bermain dengan anak-anak seusianya, memiliki banyak teman. Pasien
merupakan anak yang mudah bergaul. Kehidupan masa kanak-kanak pasien seperti
halnya anak-anak lainnya, bermain dan belajar. Orangtua pasien membesarkan pasien
dengan kasih sayang, dan tidak pernah memberi hukuman yang menyakitkan pasien.
Jika pasien melakukan kesalahan maka orang tua akan menegur dan menasehatinya,
orang tua tidak pernah memukul pasien karena kesalahannya. Pasien merupakan anak
yang cukup aktif dan terkesan manja, menurut orang tua pasien cukup sering minta
dibelikan barang seperti motor, handphone hingga mobil dan apabila keinginannya
tidak terpenuhi pasien akan marah dan pergi meninggalkan rumah bersama teman-
temannya. Pasien adalah anak bungsu dan merasa bahwa dirinya adalah anak
kesayangan orang tuanya. Pasien merupakan orang yang kurang senang bekerja
sehingga aktivitasnya hanyalah berdiam diri di rumah atau pergi bersama teman-
temannya.
2. Faktor Keluarga
Pasien dan keluarga menyangkal adanya anggota keluarga yang pernah mengalami
gejala serupa dengan pasien.
3. Faktor Lingkungan
Pada awalnya sosialisasi dengan tetangga cukup baik, namun sejak pasien terlibat
suatu masalah dengan seorang tetangga pada tahun 2006, pasien lebih sering diam di
rumah dan kurang bergaul dengan tetangga-tetangganya seperti dulu.
4. Faktor Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga berkecukupan, ayah dan ibu bekerja sebagai petani.
Untuk makan sehari-hari tidak ada kesulitan.
IX. RIWAYAT KELUARGA
1. Pola Asuh
Pasien merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Pasien tinggal di rumah bersama
ayah, ibu dan kakak laki-lakinya. Keluarga pasien yang lain masih tinggal satu
kampung, sehingga masih sering bersilaturahmi. Hubungan pasien dengan
keluarganya cukup akrab, belum pernah ada masalah serius antar anggota keluarga.
Pola asuh dalam keluarga baik, tidak ada diskriminasi ataupun pilih kasih.
2. Silsilah Keluarga
Pasien merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Tidak ada anggota keluarga lain
yang menderita gangguan jiwa seperti pasien.
3. Genogram
X. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internis
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Keterangan :
= wanita, = laki-laki, = pasien, = tinggal serumah
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 36,4° C
Kepala :
Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), Pupil kanan dan kiri Isokor
Bibir : bibir kering (-)
Lidah : tidak kotor
Leher : Deviasi trakea (-), struma (-), JVP tidak meningkat
Dada;
Paru-paru : Simetris, suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung : Ictus cordis tidak nampak, S1-S2 reguler
Abdomen : Supel, Hepar dan Lien tidak teraba, bising usus (+) normal.
Ekstremitas :
Lengan atas Lengan Bawah TanganKanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan + + + + + + Kekuatan 5 5 5 5 5 5 Tonus + (N) + (N) + (N) + (N) + (N) + (N)
Tungkai atas Tungkai Bawah KakiKanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan + + + + + + Kekuatan 5 5 5 5 5 5 Tonus + (N) + (N) + (N) + (N) + (N) + (N)
B. Status Neurologis
1. Nervus Cranial I – XII : kesan normal
Meningeal sign : negatif
Gejala peningkatan TIK : negatif
2. Motorik: tonus otot normal, koordinasi gerak baik, reflex fisiologis (+), refleks
patologis (-)
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin
- WBC : 13,5 x 103 (H) - MCV : 87,0- LYM : 3,1 x 103 - MCH : 26,5 (L)- MID : 1,6 x 103 (H) - MCHC : 30,5 (L)- GRA : 8,8 x 103 (H) - RDW-CV : 13,0 %- LYM % : 23,1 % - RDW-SD : 34,2 (L)- MID % : 12,1 % (H) - PLT : 282 x 103
- GRA % : 4,8 % - MPV : 9,7 fl- HB : 14,1 g/dl - PDW : 14,4 % (L)- RBC : 5,32 x 106 - PCT : 0,231- HCT : 39,8 % - LED 1 jam : 11 mm/jam
- LED 2 jam : 29 mm/jam
XI. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pemeriksaan status mental dilakukan tanggal 9 Desember 2009 (hari ke-empat di UPI P).
A. Deskripsi Umum
1) Penampilan
Tampak laki-laki, sesuai umur, kontak mata cukup, perawatan diri baik, status gizi baik.
2) Kesadaran
Compos mentis
3) Perilaku dan aktivitas psikomotor
Normoaktif
4) Pembicaraan
Pembicaraan cukup, menjawab spontan dengan volume suara yang cukup.
5) Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan, ekspresi afektif (hidup emosi) serta empati
1. Mood
Eutimik
2. Ekspresi afektif
Normal
3. Roman muka
Mimik cukup
4. Keserasian
Serasi
5. Empati
Baik
C. Fungsi intelektual (cognitive)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Kelas 4 SD tinggal kelas dan tidak melanjutkan lagi
2. Daya konsentrasi
Cukup
3. Orientasi
- Waktu : cukup
- Tempat : cukup
- Orang : cukup
- Situasi : cukup
4. Daya ingat
- Segera : cukup
- Jangka pendek : cukup
- Jangka panjang : cukup
- Akibat hendaya ingat (impairment) : tidak ada
5. Pikiran abstrak
Cukup
6. Bakat kreatif
Pasien mengaku pandai bermain gitar
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Cukup
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
- Halusinasi visual : ada
- Halusinasi auditorik : ada
- Halusinasi olfaktori : ada
- Halusinasi taktil : tidak ada
- Ilusi : tidak ada
2. Depersonalisasi dan derealisasi
a. Depersonalisasi : tidak ada
b. Derealisasi : tidak ada
E. Proses pikir
1. Arus pikiran
- Produktivitas : ide pikir cukup
- Kontinuitas : spontan, relevan
- Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
- Preokupasi : ingin punya mobil dan ingin kaya
- Obsesi : jadi orang kaya
- Gangguan pikiran :
o Waham Bizare:
Tought broadcasting (siar pikir) : tidak ada
Tought insertion (sisip pikir) : tidak ada
Tought withdrawl (kendali pikir) : tidak ada
Tought echo : ada
o Waham magic mistik : ada
o Waham Non Bizare:
o Waham curiga : ada
o Waham kebesaran : ada
o Waham kejar : tidak ada
o Waham cemburu : tidak ada
o Waham dosa/bersalah : tidak ada
o Waham somatik : tidak ada
o Waham tak berguna : tidak ada
3. Bentuk pikir
Non realistik
F. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan diri saat pemeriksaan
G. Daya Nilai
- Norma sosial : pasien lebih senang menyendiri di dalam kamar. Pasien
tidak mau bersosialisasi dengan tetangganya.
- Uji daya nilai : tidak terganggu
- Penilaian realitas : derealistik (-), depersonalisasi (-)
H. Persepsi (tanggapan) pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien ingin punya mobil dan ingin kaya
I. Tilikan (insight)
Derajat 2 (agak menyadari bahwa mereka adalah sakit dan membutuhkan bantuan tetapi
dalam waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya).
J. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya.
XII. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki usia 22 tahun, suku Jawa, beragama Islam, anak bungsu dari tiga bersaudara,
belum menikah, pendidikan terakhir kelas 4 SD, tinggal serumah dengan ayah, ibu dan kakak
laki-lakinya. Terlibat pertengkaran dengan seorang tetangga pada tahun 2006, pasien dan
keluarga pasien mengatakan perkelahian tersebut terjadi karena si tetangga merasa iri karena
hasil panen keluarga pasien lebih banyak dari hasil panen tetangga tersebut, dan si tetangga juga
iri dengan kemampuan gaib . Pasien dibawa ke klinik dengan keluhan mengamuk dan merusak
barang rumah tangga. Pasien mengaku sering melihat bayangan-bayangan 7 orang wali yang
selalu mendampinginya, dan wali-wali tersebut selalu membisikkan nasehat kepadanya agar
jangan membenci si tetangga tersebut. Pasien juga mengatakan bahwa dia sering mencium bau
wangi bunga-bunga yang berasal dari para wali tersebut. Hal ini sudah berlangsung kurang lebih
2 tahun.
Gejala yang didapat:
a. Keadaan afektif
Mood : eutimik
b. Proses pikir
- Arus pikir:
Produktivitas : cukup ide
Kontinuitas : spontan, relevan
- Isi pikir
Waham curiga : ada
Waham kebesaran : ada
Waham bersalah : tidak ada
Waham tidak berguna : tidak ada
c. Gangguan persepsi
Halusinasi : visual (ada), olfaktori (ada), auditorik (ada)
Ilusi : tidak ada
d. Insight : derajat 2
XIII. SINDROM YANG DIDAPAT
Saat dilakukan pemeriksaan pada tanggal 9 Desember 2009
1. Sindrom Skizofren
Halusinasi visual
Halusinasi auditorik
Halusinasi olfaktori
Thought echo
Waham magic mistik
Waham curiga
Waham kebesaran
2. Sindrom paranoid
Halusinasi visual
Halusinasi auditorik
Halusinasi olfaktori
Waham curiga
Waham kebesaran
XIV. DIAGNOSIS BANDING
1. Skizofren Paranoid (F20.0)
2. Skizofrenia tak terinci (F20.3)
XV. DIAGNOSIS KERJA
Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II : Gangguan kepribadian paranoid
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah hubungan sosial dan obsesi berlebih
Aksis V : 60 – 51 : gejala sedang, disabilitas sedang.
XVI. PEMBAHASAN
A. Skizofrenia Paranoid (F20.0)
No. Kriteria Diagnosis Pada Pasien
1. Memiliki kriteria umum diagnosis skizofrenia Terpenuhi
2. Sebagai tambahan:
a. Halusinasi dan atau waham harus menonjol;
Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
Terpenuhi
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh,
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
Terpenuhi
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi
waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity
Terpenuhi
(delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar
yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;
b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif
tidak nyata / tidak menonjol.
Terpenuhi
B. Skizofrenia Tak Terinci (F20.3)
No. Kriteria Diagnosis Pada Pasien
1. Memenuhi kriteria umum untuk diagnosa skizofrenia Terpenuhi
2. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid,
hebefrenik, katatonik
Tidak terpenuhi
3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual
atau depresi pasca skiszofrenia
Terpenuhi
XVII. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka
Antipsikosis tipikal : Haloperidol 2 x 5 mg
Psikoterapi
Terapi Supportif
1. Bantu problem solving : pasien dibimbing untuk menceritakan tentang
kehidupannya dengan membangun rasa percaya terhadap orang lain (terapis) serta
mengungkapkan segala permasalahan yang membuatnya merasa seperti disantet.
2. Persuasi : Menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang
timbul sebagai akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap permasalahan
yanng dihadapinya. Terapis berusaha membangun, mengubah dan menguatkan
impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang menganggu sacara masuk
akal dan sesuai hati nurani.
3. Sugesti : menanamkan kepercayaan kepada pasien bahwa gejala-gejalanya akan
hilang
4. Terapi Relaksasi : meditasi, yoga, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Terapi keluarga
Sebaiknya dilakukan pendekatan pada keluarga tentang kondisi dan hal-hal yang menjadi
penyebab permasalahan yang dihadapi pasien. Keluarga juga diberikan penjelasan seputar
penyakit pasien dan bagaimana sebaiknya sikap keluarga sebagai orang-orang terdekat.
Keluarga diharapkan memberikan dukungan serta meluangkan waktu untuk membantu
menyelesaikan masalah.
XVII. PROGNOSIS
No. KRITERIA BAIK BURUK
PREMORBID
1. Pola asuh keluarga : kurang baik +
2. Riwayat prenatal dan perinatal : cukup +
3. Faktor kepribadian premorbid : paranoid +
4. Sosial ekonomi pendidikan keluarga : cukup +
5. Faktor organik: tidak ada +
6. Faktor pencetus: ada +
7. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada +
MORBID
1. Onset : usia muda +
2. Perjalanan penyakit : kronik +
3. Jenis penyakit : gangguan jiwa psikotik +
4. Gejala klinis yang menonjol: waham dan
halusinasi
+
5. Respon terapi : sulit minum obat +
6. Riwayat percobaan bunuh diri +
Kesimpulan prognosis: dubia at malam