25
STATUS PASIEN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN No. Rek Medik : 40-26-47 Nama : Ny. R Jenis kelamin : Perempuan Usia : 52 tahun Tempat, Tanggal lahir : Medan, 04 Maret 1963 Alamat :Graha Prima Baru Blok I/5 No. 33 A Tambun - Bekasi Pekerjaan : PNS Pendidikan : SMEA Status perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Suku : Batak Tanggal masuk RS : 14 Juni 2015 II. RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesis : Tanggal 19 dan 20 Juni 2015 Alloanamnesis : Anak pertama dan ketiga (20 Juni 2015) dan kakak pasien (18 Juni 2015) A. Keluhan Utama Pasien marah-marah kurang lebih satu bulan ini, mengamuk dengan alasan yang tidak jelas. Pasien berteriak-teriak di rumah seakan-akan adu mulut dengan seseorang. 1

UJIAN NY. R Stase Jiwa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ujian jiwa skizofrene paranoid

Citation preview

STATUS PASIEN PSIKIATRII. IDENTITAS PASIEN No. Rek Medik: 40-26-47 Nama: Ny. R Jenis kelamin: Perempuan Usia: 52 tahun Tempat, Tanggal lahir: Medan, 04 Maret 1963 Alamat:Graha Prima Baru Blok I/5 No. 33 A Tambun - Bekasi Pekerjaan : PNS Pendidikan: SMEA Status perkawinan: Menikah Agama: Kristen Protestan Suku: Batak Tanggal masuk RS: 14 Juni 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRIAutoanamnesis : Tanggal 19 dan 20 Juni 2015Alloanamnesis: Anak pertama dan ketiga (20 Juni 2015) dan kakak pasien (18 Juni 2015)

A. Keluhan Utama Pasien marah-marah kurang lebih satu bulan ini, mengamuk dengan alasan yang tidak jelas. Pasien berteriak-teriak di rumah seakan-akan adu mulut dengan seseorang.B. Keluhan Tambahan Pasien merasa ada banyak orang yang mengatakan hal-hal yang kasar kepadanya dan ibunya kurang lebih dua bulan ini.C. Riwayat Gangguan Sekarang Pada saat alloanamnesis, anak pasien mengaku bahwa Pasien sering terlihat berbicara sendiri dan mendengar suara-suara yang mengatakan hal-hal buruk tentang dirinya dan ibunya kemudian pasien marah-marah dan mengamuk dengan alasan yang tidak jelas kurang lebih sebulan ini. Pasien berkata pasien sedang sakit, pasien mengaku bahwa banyak orang membicarakan dan mengejek pasien. Pasien mengaku stress dan banyak pikiran karena suaminya sangat kasar, sering marah-marah, menendang pintu dan ingin menuntut cerai dari pasien. Pasien mengaku bahwa ada orang yang menciptakan alat kecil dan mempengaruhi moodnya. Alatnya kecil berwarna hitam jika volumenya naik, pasien akan marah-marah dan apabila volumenya turun maka pasien akan lebih diam dan sopan. Pasien merasa ketakutan dan terganggu dengan alat tersebut karena pasien mengaku bahwa alat tersebut selalu ada di sekitarnya. Pasien mengaku bahwa pasien merasakan rasa terbakar di punggung dan kakinya akibat alat tersebut.

a. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan PsikiatriBerdasarkan alloanamnesa dengan kakak pasien dan anak-anak pasien, pasien memiliki riwayat gangguan psikiatri sejak tahun 1993. Menurut kakak pasien, dirinya tidak mengetahui penyebab jelas penyakit pasien. Kakak pasien menceritakan bahwa ketika pasien sedang sehat, pasien mengatakan bahwa suaminya berperilaku kasar pada dirinya. Suami pasien juga sering mengucapkan kata cerai dan mengatakan bahwa pasien orang gila. Pasien stress dan tertekan dengan perilaku suaminya tersebut. Pasien memiliki riwayat gangguan psikiatrik semenjak pasien mengikuti suaminya tugas di Nabire Papua. Kakak pasien mengaku bahwa sejak pasien sakit, suami pasien tidak pernah membawa pasien berobat ke dokter, hanya kakak, adik dan anak pasien yang membawa pasien berobat.Pasien dirawat pertama kali di Paviliun Amino pada tahun 1993. Pasien sudah 10 kali dirawat di paviliun amino hingga tahun 2015 dengan keluhan marah-marah karena mendengar banyak orang yang membicarakan hal-hal jelek tentang dirinya dan ibunya. Pasien juga merasa takut karena ada alat yang selalu mengikuti pasien. Beberapa tahun terakhir Pasien merasa punggungya dan kakinya terbakar sehingga pasien merasakan panas dan marah. Kakak pasien mengatakan bahwa keluarga pasien sudah tidak harmonis lagi sejak sepulangnya dari Nabire Papua. Setahun terakhir ini anak pertama pasien sudah tidak bekerja dan selalu meminta uang secara paksa kepada pasien bahkan sampai mengambil diam-diam uang pasien. Suami pasien selalu mengatakan hal-hal kasar dan berbuat kasar seperti memukul pasien setiap harinya. Pasien sangat ketakutan terhadap tingkah laku suaminya. Pasien ingin mengajak ibunya ke Jakarta, tapi pasien merasa takut kalau suami pasien mengatakan kata-kata kasar kepada ibunya. Kakak pasien mengatakan selama di rumah pasien tidak pernah minum obat, suami dan anaknya pun tidak pernah memperhatikan dan mengingatkan pasien untuk minum obat. Setiap pasien marah-marah, anak pasien langsung menelpon kakak atau adik pasien untuk di bawa ke pavilion amino. Dari tahun 1993 hingga 2013 pasien masih aktif bekerja setiap hari sebagai PNS di Rindam Jaya, mulai 2014 pasien hanya datang bekerja setiap dua minggu sekali.

2. Riwayat Medik UmumPasien memiliki riwayat hipertensi derajat dua. Riwayat kejang/epilepsi, kehilangan kesadaran, trauma kepala, penyakit saraf, tumor otak, penyakit jantung, dan diabetes mellitus disangkal.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien tidak mempunyai riwayat menggunakan Zat Psikoaktif dan Alkohol.

b. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Masa Prenatal dan PerinatalSelama kehamilan, ibu pasien tidak memiliki keluhan dan tidak merokok. Pasien lahir pada usia cukup bulan, dan dilahirkan dengan persalinan spontan. Tidak terdapat kelainan berat badan lahir serta panjang badan. 2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Pasien langsung diberikan ASI oleh ibu pasien hingga usia 1 tahun 6 bulan. Pasien dirawat oleh kedua kedua orang tua, bukan oleh pengasuh. Pasien tumbuh normal sesuai usianya, tidak terdapat gangguan pola tidur, atau tanda-tanda tidak terpenuhinya kebutuhan. Pada masa usia tersebut, pasien sudah bisa berjalan, berbicara, dan pasien sering bermain dengan tetangganya yang seumur ditemani oleh ibunya.

3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun) Pasien, tidak pernah tinggal kelas serta selalu taat aturan. Pendidikan dari ayah pasien cukup disiplin. Pasien mengaku tidak ada masalah dengan orangtua maupun sekolahnya.4. Masa kanak akhir dan Remaja (12-18 tahun)Hubungan dengan teman-teman terjalin dengan baik. Pasien mempunyai hobi menari segala tarian termaksud disco, akan tetapi pasien tidak bisa berenang. Pasien mengaku sering bermain dan cukup banyak teman

5. Masa Dewasaa) Riwayat PendidikanPasien tidak mengikuti taman kanak-kanak, akan tetapi pasien langsung belajar di SD hingga SMEA di Medan. Selama masa sekolah, pasien merasa kesulitan dalam memahami pelajaran. Pasien mengaku tidak pernah berkelahi dengan teman-temannya semasa sekolah. Pasien mengaku mempunyai banyak teman semasa sekolahnya.b) Riwayat PekerjaanPasien pernah bekerja sebagai PNS di Kodam Jaya selama beberapa tahun, dan sekarang bekerja sebagai PNS di Rindam Jaya.c) Riwayat PernikahanPasien sudah menikah selama 29 tahun dengan suaminya. Setelah menikah pasien mengikuti suami tugas di Nabire Papua selama beberapa tahun karena suami pasien adalah seorang tentara. Setelah itu pindah ke Jakarta.d) Riwayat Kehidupan BeragamaPasien beragama Kristen Protestane) Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah terlibat dengan pelanggaran hukum ataupun dengan pihak berwajib.f) Riwayat PsikoseksualPasien memiliki orientasi seksial yang normal, yaitu menyukai lawan jenis (heteroseksual). Pasien mengenal suaminya melalui perjodohan dari temannya. Kemudian pasien menikah di Medan dan mengikuti suaminya ke Nabire, Papuag) Aktivitas SosialMenurut pasien, hubungan pasien dengan tetangga di sekitar rumah tidak cukup baik. Menurut anak pasien, pasien tidak suka kalau tetangganya memiliki barang-barang yang lebih mahal dari dirinya sehingga pasien sering berselisih paham dengan tetangganya dan merasa pasien juga mampu membeli barang tersebut. Pasien juga senang berbelanja barang-barang bagus akan tetapi tidak melihat kondisi ekonomi keluarga.

c. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Pasien memiliki 1 orang kakak laki-laki, 1 adik laki-laki dan 1 adik perempuan. Ayah pasien adalah seorang saudagar hasil bumi dan Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Ayah pasien meninggal dunia pada saat pasien masih kecil. Pasien tinggal bersama orang tuanya di Medan sampai SMEA dan setelah lulus SMEA pasien pindah ke Jakarta untuk bekerja. GenogramTn. A 35 tahunNy. S 77 tahun

Keterangan: = Laki-laki = Ayah pasien sudah meinggal= Pasien = PerempuanTN. W 56 thn Ny. S 52 thnTn. S 50 thn Ny. R 48thn

d. Situasi Kehidupan SekarangPasien tinggal bersama Suami dan ketiga orang anaknya. Semua anggota keluarga bekerja termasuk anak-anaknya. Pasien mengaku bahwa kehidupan rumah tangga dengan suaminya tidak harmonis. Pasien mengakui hubungan dengan suaminya selalu bertengkar dan suami pasien selalu marah dan membanting pintu apabila marah dengan pasien. e. Persepsi1. Persepsi Pasien Tentang Diri dan LingkunganPasien sadar dirinya sedang di RSPAD Gatot Soebroto Terkadang pasien sadar bahwa dirinya sakit dan harus minum obat, namun seringkali pasien merasa malas minum obat karena merasa sudah sembuh dan tidak ada gunanya meminum obat.2. Persepsi Keluarga Tentang Diri PasienAnak pasien menganggap bahwa sakitnya pasien ini tidak jelas penyebabnya namun dari diri pasien. Anak pasien yang ketiga tetap memberikan dukungannya terhadap pasien khususnya selalu mengingatkan pasien untuk meminum obat sebelum masuk perawatan saat ini. Suami pasien sudah tidak peduli dengan pasien bahkan sudah menganggap pasin sebagai orang gila dan tempat pasien bukan di Rumah melainkan di Rumah Sakit Jiwa.3. Mimpi, Fantasi, dan Nilai-nilaiSaat ini pasien memiliki harapan untuk cepat sembuh dan bisa mengurus anak-anak karena prioritas pasien sekarang adalah anak-anaknya.

I. STATUS MENTAL (dilakukan pada tanggal 20 Jui 2015)a. Deskripsi Umum1. PenampilanPasien perempuan berusia 52 tahun dengan penampilan tampak sesuai dengan usianya dengan tinggi 160 cm dan berat badan 50 kg, kulit sawo matang, rambut hitam pendek, rapi, dan bisa merawat perawatan diri baik, Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 20 Juni 2015, pasien menggunakan pakaian tidur berwarna merah dan memakai alas kaki.

2. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorSelama wawancara pasien duduk tenang di depan ruang perawatan bersama dengan kedua anaknya. Saat wawancara kontak mata baik dan menatap ke pemeriksa. 3. Sikap Terhadap PemeriksaPasien cukup kooperatif selama wawancara berlangsung dan menjawab pertanyaan yang diajukan.

b. Alam Perasaan (Emosi)1. Mood : Hipotim2. Afek:Terbatas3. Keserasian : Serasi antara mood dan afek

c. PembicaraanPasien dapat berbicara spontan, banyak, lancar, intensitas cukup, volume suara normal, intonasi sedang, artikulasi jelas dengan logat batak, dapat menjwab pertanyaan dengan baik. Isi pembicaraan dapat dimengerti, kontak mata baik.

d. Gangguan PersepsiHalusinasi auditorik : Pasien mengaku mendengar banyak orang yang berbicara di telinganya yang mengatakan bahwa akan menginjak-injak ibunya. Halusinasi Taktil : Pasien merasa punggungya dan kakinya terbakar sehingga pasien merasakan panas dan marah.e. Pikiran1. Bentuk Pikir: Flight of idea (pembicaraan terus menerus dan arah pembicaraan berpindah-pindah dari satu tema ke tema yang lain.2. Isi Pikir: Thought insertion (pasien mengaku bahwa ada yang mengisi pikirannya) Waham Kejar : pasien merasa alat itu mengikuti dia sehingga pasien takut3. Proses Pikir: Koheren f. Kesadaran dan Kognisi1. Taraf Kesadaran dan KesigapanKuantitas: Compos mentisKualitas: BaikRespon membuka mata: Spontan membuka mataRespon motorik: Mengikuti perintahRespon verbal: Berorientasi dengan baik

2. Orientasia) Waktu :Baik, pasien tahu sudah berapa lama berada di ruang perawatan, mengetahui jam, hari, dan tanggal pada saat pemeriksaan.b) Tempat :Baik, pasien mengetahui secara baik jika sekarang berada di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto paviliun Aminoc) Orang :Baik, pasien dapat mengenali pemeriksa, dokter, perawat, dan teman teman yang berada dalam ruang perawatan lainnya. Pasien dapat mengenali bahwa pemeriksa adalah seorang dokter muda yang sedang kerja praktek untuk menjadi seorang dokter.3. Daya Ingata) Jangka panjang: Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir dan dimana pasien bersekolah sebelumnya.b) Jangka sedang: Baik, pasien dapat mengingat kegiatannya selama di ruang rawat perawatanc) Jangka pendek: Baik, pasien dapat mengulang kata yang diberikan pemeriksa dalam hitungan menit dan detik. 4. Konsentrasi dan PerhatianKurang, karena pasien mebutuhkan waktu yang lama dalam menjawab pertanyaan.5. Kemampuan Membaca dan MenulisBaik, pasien dapat dengan mudah membaca kata yang ditulis oleh pemeriksa dan pasien dapat menulis nama dan biodata pasien

6. Kemampuan visuospasialBaik, pasien dapat menunjukkan jarum jam dengan benar namun pada saat diminta menggambarkan jam

7. Pikiran AbstrakBaik, pasien lancar dalam melanjutkan dan mengartikan peribahasa berakit-rakit kehulu berenang-renang ke tepian

g. Pengendalian impulsPasien memiliki riwayat impuls agresif pada saat sebelum masuk rumah sakit, namun saat pemeriksaan, impuls pasien cukup baik, pasien tenang dan dapat mengendalikan diri pada saat wawancara.

h. Daya Nilai1. Daya Nilai SosialBaik, pasien bersikap cukup sopan terhadap pemeriksa, perawat, dan teman-teman dalam satu ruang perawatan.

2. Uji Daya NilaiCukup. Pasien diberi suatu contoh persoalan yaitu apabila pasien menukan dompet di pinggir jalan, apa yang akan dilakukan oleh pasien? Pasien kemudian menjawab akan segera melihat kartu tanda pengenal dan langsung mengembalikan kepada pemiliknya.3. Penilaian RealitaRTA terganggu4. TilikanDerajat 2 karena pasien terkadang menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan terkadang tidak sakit.i. Taraf Dapat DipercayaSecara umum dari wawancara dapat disimpulkan bahwa keterangan pasien sejauh ini cukup dapat dipercaya karena pemeriksa telah mengkonfirmasi jawaban-jawaban pasien kepada keluarga dan rekan pasien dan didapatkan pernyataan yang sama serta informasi tambahan lainnya.

II. PEMERIKSAAN FISIK (Dilakukan 23 September 2014)a. Status Interna1. Keadaan Umum : Baik2. Kesadaran : Compos Mentis3. Status Gizi: Cukup4. Tanda tanda vital a) Tekanan Darah: 170/120 mmHgb) Nadi: 83 kali/menit, regulerc) Nafas: 20 kali/menitd) Suhu: 36oC5. Mata : Konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik6. THT : Perdarahan (-), palpasi pada daerah sinus pada bagian sinus nyeri (-), deviasi septum (-) 7. Mulut dan Gigi : Pada mulut tidak ditemukan kelainan. Bibir tampak kehitaman. Gigi berwarna kuning dan masih bagus serta berfungsi dengan baik.8. Jantung: Tidak ditemukan adanya kelainan.9. Paru: Vesikuler kiri dan kanan, tidak ada wheezing, tidak ada rhonki.10. Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, hati dan limpa tidak teraba, bising usus normal.11. Ekstrimitas: Akral hangat, tidak ada edema.b. Status Neurologis1. GCS: 152. Tanda Rangsang Meningeal : Negatif3. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal: Negatif4. Cara Berjalan: Normal5. Keseimbangan: Normal6. Rigiditas: Negatif7. Motorik : Baik8. Sensorik : Baik

III. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPemeriksaan dilakukan pada Ny. R jenis kelamin perempuan, usia 53 tahun, agama Kristen, suku Batak, pendidikan terakhir SMEA, pekerjaan PNS Rindam Jaya. Pasien masih aktif bekerja di Rindam Jaya hingga 2013, mulai 2014 sampai 2015 saat ini pasien hanya datang dua minggu sekali atau sebulan sekali. Pasien sering mendengar orang banyak membicarakan tentang dirinya sejak sepulangnya dari Nabire Papua sejak tahun 1993. Hubungan pasien dengan suami sudah tidak harmonis. Suami pasien selalu mengatakan hal-hal yang kasar, memukul pasien, dan mengatakan cerai kepada pasien. Pasien dirawat pertama kali di Paviliun Amino pada tahun 1993. Pasien sudah 10 kali dirawat di paviliun amino hingga tahun 2015 dengan keluhan marah-marah karena mendengar banyak orang yang membicarakan hal-hal jelek tentang dirinya dan ibunya. Pasien juga merasa takut karena ada alat yang selalu mengikuti pasien. Beberapa tahun terakhir pasien merasa punggungya dan kakinya terbakar sehingga pasien merasakan panas dan marah. Pasien jarang minum obat sehingga pasien masih sering mendengar suara-suara dari telinganya. Anak pertama pasien sudah tidak bekerja lagi dan hanya meminta uang sacara paksa kepada pasien. Hanya anak ketiga saja yang memperhatikan pasien. Setiap pasien marah-marah, anak pasien menelpon kakak atau adik pasien untuk menjemput pasien di bawa ke Amino. Pasien memiliki riwayat hipertensi derajat dua. aktivitas sosial, pasien sering berselisih paham dengan tetangga pasien jika tetangganya memiliki barang-barang yang lebih mahal dirinya.IV. FORMULASI DIAGNOSTIKAksis IBerdasarkan dari hasil riwayat perjalanan penyakit, pada pasien ditemukan adanya pola perilaku yang secara klinik cukup bermakna dan khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (disability). Gejala klinik yang menimbulkan penderitaan (distress) berupa rasa tidak nyaman dan terganggu. Gejala klinik yang menimbulkan hendaya (disability) berupa terbatasnya kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari serta penurunan fungsi psikososial.Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, pasien tidak pernah menderitapenyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak. Pada pasien, riwayat penggunaan zat psikoaktif (alkohol) dianggap sebagai faktor premorbid dari perjalanan penyakit pasien. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan gangguan mental organik dan penggunaan zat psikoaktif. Pada alloanamnesa didapatkan gelaja psikotik seperti halusinasi auditorik, Gejala-gejala tersebut sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Gangguan afektif pada pasien terjadi dalam waktu relatif singkat dibandingkan durasi gejala primer atau aktif serta tidak terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif, sehingga dapat menyingkirkan gangguan mood dan skizoafektif. Oleh karena itu, menurut PPDGJ-III gejala diatas telah memenuhi kriteria untuk diagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.0), dimana halusinasi dan waham menonjol, disertai dengan gangguan afektif Aksis IICiri kepribadian NarsisistikAksis IIIHipertensi derajat duaAksis IVPada pasien ditemukan adanya masalah berkaitan dengan keluarga yaitu ketidakharmonisan dengan suaminya.

Aksis VPenilaian kemampuan penyesuaian aktivitas sehari-hari menggunakan skala Global Assessment of Function (GAF) menurut PPDGJ-III, didapatkan GAF tertinggi dalam satu tahun terakhir (HLPY) didapatkan jika 60-51 yakni gejala sedang, disabilitas sedang. V. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I : F20.0 Skizofrenia ParanoidAksis II: HistrionikAksis III: Hipertensi derajat duaAksis IV: Adanya masalah berkaitan dengan keluargaAksis V: GAF HLPY (Highest Level Past Year) adalah 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang. GAF saat masuk RS (tanggal 14 Juni 2015) adalah 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi

VI. DIAGNOSIS Diagnosis kerja: Skizofrenia Paranoid (F20.0) Kronis Episode Depresif

VII. PROGNOSISQuo Ad Vita m : dubia ad bonamQuo Ad Fungsionam: dubia ad bonamQuo Ad Sanationam: dubia ad malam

Faktor yang dapat memperberat prognosis :1. Memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya yaitu pada tahun 1993. 2. Kurangnya kepatuhan minum obat

VIII. RENCANA TERAPIa) Farmakologi 1. Risperidon 2x2 mg Risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan dopaminergik D2. Risperidone berikatan dengan reseptor 1-adrenergik. Risperidone tidak memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik. Meskipun risperidone merupakan antagonis D2 kuat, dimana dapat memperbaiki gejala positif skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya depresi aktivitas motorik dan induksi katalepsi dibanding neuroleptik klasik. Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal, dia memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif dari skizofrenia.Risperidone diabsorpsi cepat setelah pemberian oral. Absorpsi risperidone tidak dipengaruhi oleh makanan dan mencapai kadar puncak kira-kira satu jam setelah pemberian dan memiliki waktu paruh plasma kira-kira 24 jam. Efek samping seperti sedasi, otonomik dan ekstrapiramidal pada risperidone lebih ringan dibanding dengan obat antipsikotik konvensional lainnya.2. Serequel 2x200 mgSeroquel merupakan antipsikotikayang merupakan antipsikotika atipikal golongan dibenzodiazepine.Seroquel merupakanserotonin-dopamine anta-gonists, bekerja dengan cara mem-blokade dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, dan juga berafinitas terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors, sehingga selain berefek untuk gejala positif, efektif juga untuk gejala negatif. Seroquel diindikasikan untuk pengobatan akut dan pemeliharaan skizofrenia.

3. Depakote 2x250 mgMerupakan obat antikonvulsan golongan asam valproic berisi divalproex sodium digunakan untuk terapi pada manik akut atau gejala yang berhubungan dengan bipolar dengan atau tanpa psikosis.4. Injeksi abilify 9,75 mg (1 ampul)Untuk mood stabilizier pasien.

b) Non farmakologis1. Terhadap pasienPsikoterapi suportif: untuk membina hubungan, menunjukan empati dan reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berperilaku aktif, berempati dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi, mensupport usaha adaptif pasien, dan menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya.2. Terhadap keluarga dan temanPsikoedukasi mengenai :a) Penyakit pasien Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan, dan bagaimana cara pencegahan. Sehingga keluarga dan teman bisa menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan mencegah kekambuhan.b) Terapi yang diberikanMemberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien dimana diterangkan mengenai kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek samping yang mungkin muncul pada pengobatan. Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara teratur.

IX. DISKUSIBerdasarkan PPDGJ-III kriteria dignosis untuk Skizofrenia Paranoid adalah :a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofreniab. Sebagai tambahan:1. Halusinasi dan/atau waham arus menonjol;2. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).3. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.4. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;5. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol. c. Diagnosis banding pada pasien ini adalah Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1) karena terdapat gejala menyendiri, menangis. Namun durasi gejala tersebut relatif singkat dibandingkan dengan gejala fase aktif, dapat dikatakan bahwa gejala afektif tidak menonjol pada pasien.

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT NY. R

Tahun 1993 pulang dari Nabire Papua

Suami pasien selalu mengatakan hal-hal kasar, memukul dan mengatakan cerai kepada pasien

Pasien marah-marah karena mendengar banyak orang membicarakan tentang dirinya dan ibunya

1993-2015 pasien sudah 10 kali di rawat di Amino dan jarang minum obat

1993-2013 pasien masih aktif bekerja setiap hari di Rindam Jaya

2014-2015 Pasien masih bekerja, namun hanya datang dua minggu sekali atau sebulan sekali. Pasien marah-marah karena mendengar banyak orang membicarakan tentang dirinya dan ibunya Pasien juga merasa takut karena ada alat yang selalu mengikuti pasien. Beberapa tahun terakhir pasien merasa punggungya dan kakinya terbakar sehingga pasien merasakan panas dan marah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. 2. Maslim, Rusdi, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.3. Maslim, Rusdi, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, 2011. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia : Jakarta.5. Kaplan, HI dan Sadock BJ, Grebb JA, 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 1. Edisi ke-7. Binarupa Aksara: Jakarta

1

2