Upload
indhysa
View
50
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rsij pondok kopi
Citation preview
STATUS UJIAN PSIKIATRI
Disusun oleh:
Fahada Indi
Penguji:
Dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM JAKARTA
2015
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Ny E S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 65 tahun
Agama : Islam
Alamat : Pandeglang, Banten
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SLTP
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RSIJ : 10 April 2015
Riwayat Perawatan : Baru pertama kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Islam
Klender
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis
Wawancara dilakukan pada :
Tanggal 12 April 2015 jam 16.00 WIB di Bangsal Rumah Sakit Islam Jiwa
Klender
Tanggal 13 April 2015 jam 09.00 WIB di Bangsal Rumah Sakit Islam Jiwa
Klender
Tanggal 13 April 2015 jam 17.00 WIB di Bangsal Rumah Sakit Islam Jiwa
Klender
Alloanamnesia
Wawancara dilakukan kepada anak pasien pada tanggal 12 April 2015 jam 19.00 WIB
melalui telepon
Wawancara dilakukan kepada anak pasien pada tanggal 13 April 2015 jam 17.30 WIB
di Rumah Sakit Islam Jiwa Klender
Rekam Medis
Dilihat pada tanggal 11 April 2015 jam 16.30 WIB
A. Keluhan Utama
2
Pasien rujukan dari Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta Pusat untuk mendapatkan
perawatan rawat inap atas permintaan keluarga karena anak dan suami pasien
merasa pasien mulai sering berperilaku aneh seperti berjoget-joget tanpa sebab
sejak 2 hari sebelum ke Rumah Sakit.
B. Keluhan Tambahan
Pasien merasa tertekan, tidak bisa tidur, gelisah, memaki-maki orang, berbicara
kacau, dan mulai sering lupa.
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Seminggu sebelum ke rumah sakit pasien mulai tampak gelisah, menyendiri
di kamar, marah hingga memaki orang lain, namun beberapa kali anak pasien
melihat jika pasien sedang menangis. Pasien juga merasa mendengar adanya suara-
suara dari kedua telinga pasien yang sering menyalahkan pasien, sehingga pasien
merasa tertekan dan susah tidur. Menurut anak pasien, pasien beberapa kali lupa
meletakkan barang-barang ataupun lupa dengan pengalaman pasien dulu tetapi
lupa yang pasien alami tidak menggagu aktivitas pasien seperti lupa mandi ataupun
lupa makan.
Sejak 2 hari sebelum ke rumah sakit menurut anak pasien prilaku pasien
mulai berubah seperti sering menyanyi sendiri atau joget-joget sendiri. Selain itu,
pasien juga semakin sering marah atau pun memaki orang jika ada orang lain yang
berbicara kepada pasien dengan nada tinggi dan bicara pasien mulai kacau, seperti
mengatakan “anjing, babi dan bangsat”, dan sesekali hanya bergumam.
Sejak 1 hari sebelum ke rumah sakit anak pasien merasa pasien semakin
sering berperilaku aneh dan berbicara kacau, sehingga pasien dibawa oleh keluarga
ke Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta Pusat, namun pasien di rujuk ke Rumah
Sakit Islam Jiwa Klender untuk dirawat atas permintaan keluarga dikarenakan
keluarga merasa sudah tidak mampu mengendalikan pasien.
Saat dilakukan wawancara, pasien mengaku merasa bersalah sejak pasien
mendapat kabar jika adik pasien telah meninggal. Kemudian pasien merasa dunia
akan kiamat, pasien merasa jika pasien adalah Ratu dari sebuah Kerajaan
Kadukawang sejak 48 tahun, pasien juga merasa memiliki kekuatan untuk
mengobati orang lain, pasien merasa jika orang lain bisa membaca pikirannya, dan
3
pikiran pasien dapat disiarkan di televisi. Pasien sangat yakin akan semua
perasaannya yang ia rasakan. Selama dilakukan wawancara pasien menjawab
pertanyaan tidak lancar karena bicara pasien berhenti tiba-tiba.
D. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Gangguan Psikiatri
Sebelumnya pasien tidak pernah dibawa oleh anak pasien ke dokter psikiatri,
karena jika sedih, gelisah, atau pun susah tidur, pasien hanya dibawa anaknya ke
ulama untuk di ruqyah. Namun pada bulan Februari 2015 pasien dibawa oleh anak
pasien ke dokter psikiatri di Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta Pusat. Pada saat
itu menurut anak pasien, pasien sering menangis, gelisah, tidak bisa tidur, nafsu
makan menurun dan tidak mau beraktivitas. Hal tersebut terjadi setelah pasien
mengetahui jika suami pasien akan menjual salah satu rumah milik mereka,
sedangkan pasien tidak menginginkan hal tersebut, sehingga pasien berkelahi
dengan suami pasien. Pada saat itu menurut dokter yang memeriksan pasien, pasien
di diagnosis depresi dan sejak saat itu pasien menjalani perobatan rawat jalan dan
diberi obat kapsul berwarna putih dan pil berwarna kuning yang diminum satu hari
sekali. Beberapa minggu setelah mengkonsumsi obat tersebut menurut anak pasien,
pasien mulai bisa beraktivitas seperti sehari-hari. Menurut suami pasien, semenjak
pasien merasa tidak ada keluhan pasien tidak mau meminum obatnya, namun
menurut pasien, pasien rutin meminum obat yang diberi dokter.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pada 2 tahun yang lalu pasien memiliki riwayat operasi laparotomy
dikarenakan ada masalah pada lambung pasien, namun anak pasien tidak
mengetahui secara keseluruhan tentang penyakit pasien. Setelah operasi pasien
tidak sadar sehingga di rawat di ICU selama 2 minggu. Pasien juga memiliki
riwayat hipertensi.
Pasien tidak memiliki riwayat kejang maupun mengkonsumsi obat – obatan
untuk kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit berat seperti pusing dan
muntah – muntah hingga membutuhkan perawatan Rumah Sakit, dan tidak ada
riwayat trauma kepala ataupun tumor pada kepala sebelumnya.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
4
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah merokok, tidak pernah
mengkonsumsi minuman beralkohol atau pun menggunakan zat-zat terlarang
seperti narkoba.
SKEMA PERJALANAN GANGGUAN PENYAKIT
Februari 2015 April 2015(sering menangis, gelisah (Bertingkah laku aneh,tidak bisa tidur, nafsu bicara kacau, mendengar suara,makan menurun dan tidak merasa tertekan, susah tidur,mau beraktivitas) gelisah, memaki-maki orang,
berbicara kacau, dan mulai lupa.
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lupa dan anak pasien juga tidak mengetahui riwayat ibunya sewaktu bayi
2. Masa Kanak-kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien lupa dan anak pasien juga tidak mengetahui riwayat ibunya sewaktu bayi
3. Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien lupa dan anak pasien juga tidak mengetahui riwayat ibunya sewaktu bayi
4. Masa pubertas dan remaja
a. Hubungan sosial
Pasien termasuk anak yang aktif dan dapat berteman dengan siapa saja.
Sosialisasi pasien pada lingkungan tetangga juga baik seperti pasien aktif
pada kegiatan pengajian warga sekitar rumah pasien.
b. Riwayat pendidikan
5
Pasien hanya mendapatkan pendidikan di bangku SD dan SMP, pasien
tidak melanjutkan SMA dikarenakan masalah ekonomi keluarga. Namun
selama mendapatkan pendidikan di SD dan SMP, pasien tidak pernah tinggal
kelas dan pasien aktif mengikuti kegiatan paduan suara di sekolah.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Pasein tidak memiliki gangguan belajar, pasien mampu melakukan
aktivitas dan kegiatan sehari-hari dengan baik seperti makan, minum, BAB
dan BAK di toilet.
d. Perkembangan emosi dan fisik
Pasien dinilai cenderung tertutup, setiap kali memiliki masalah pasien
tidak mau menceritakan masalahnya kepada orang lain. Pasien termasuk
orang yang sensitif, karena setiap mendengar orang lain berbicara dengan
nada tinggi pasien sering menangis.
e. Riwayat psikoseksual
Pasien lupa kapan pasien mengalami menstruasi, namun pasien
mengerti bahwa itu merupakan tanda normal yang dialami setiap perempuan.
Pasien juga membatah pernah berhubungan seksual selain bersama
suaminya.
f. Masa dewasa
Riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Setiap hari pasien bekerja
menyapu rumah, mengepel, dan memasak. Pasien cukup menikmati
pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, terutama memasak karena hobi
pasien.
Riwayat pernikahan
Saat pasien berusia 17 tahun pasien memutuskan untuk menikah atas
permintaan pasien sendiri. Pasien menikah dengan laki-laki pilihan pasien
sendiri. Dari pernikahan ini pasien melahirkan 2 orang anak laki-laki dan
2 orang anak perempuan. Sejak awal pernikahan, pasien sering berkelahi
dengan suami pasien, karena watak suami pasien yang terlalu keras.
Selain itu pasien juga kurang dekat dengan keluarga suami pasien, karena
keluarga suami pasien kurang menyetujui pernikahan pasien dengan
suaminya dengan alas an latar belakang ekonomi yang berbeda.
6
Sekitar tahun 2000 pasien juga beberapa kali pasien mendapat kabar
dari banyak orang jika suami pasien selingkuh dengan wanita lain, dan
beberapa kali pula pasien meminta untuk bercerai. Akan tetapi, karena
permintaan anak-anak pasien untuk tidak bercerai, sehingga pasien
membatalkan keinginannya untuk bercerai. Sejak saat itu pasien sering
mencurigai suami pasien.
Riwayat beragama
Pasien mengaku beragama Islam, sejak kecil pasien diajarkan
pendidikan agama oleh keluarganya. Pasien melakukan kewajibannya
dengan baik seperti shalat lima waktu. Pasien juga aktif mengikuti
kegiatan keagaaman bersama tetangga-tetangga pasien.
Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak
pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat
dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
F. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari 6 bersaudara. 4 saudara pasien
telah meninggal. Hubungan pasien engan saudara-saudaranya kurang akrab.
Pasien memiliki 4 orang anak. 3 orang anak pasien telah berumah tangga.
Pasien tinggal bersama suami dan 1 orang anak pasien yang belum berumah
tangga.Tetapi sejak 3 orang anaknya menikah, anak pasien mengakui jika
pasien kurang mendapatkan perhatian dari mereka karena kesibukan
pekerjaan. Hanya sesekali disaat waktu libur anak-anak pasien sering
menjemput pasien untuk tinggal dirumah anaknya bergantian.
Selama 48 tahun pernikahan, pasien sangat sering berkelahi dengan
suami pasien bahkan beberapa kali pasien memiliki keinginan untuk bercerai.
Pertengkaran pasien dengan suaminya sering dikarenakan nada bicara suami
pasien yang cukup keras, bahkan anak-anak pasien pun takut kepada suami
pasien. Keluhan yang dirasa pasien tidak terdapat pada suami, anak atau pun
cucu pasien.
Genogram Keluarga
7
G. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama suami dan 1 orang anak laki-lakinya. Pasien
masih sering berkelahi dengan suaminya terutama jika keinginan pasien tidak
sejalan dengan keinginan suaminya dan beberapa kali pasien juga sering
mencurigai suaminya berselingkuh kembali seperti ketika suami pasien ingin
menjual salah satu rumah kontrakan milik mereka, pasien berpikir jika
suaminya melakukan hal itu untuk mendapatkan uang agar kembali bisa
selingkuh.
Aktivitas pasien sehari-hari lebih banyak dirumah seperti memasak,
membersihkan rumah atau pun mengikuti kegiatan-kegiatan bersama tetangga
sekitar rumah pasien.
Setiap beberapa bulan pasien dan suaminya juga sering mengunjungi
anak-anaknya di Jakarta. Tetapi menurut anak pasien, pasien lebih sering
berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon.
III. STATUS MENTAL
(Dilakukan pada tanggal 13 April 2015)
8
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 65 tahun, penampilan sesuai dengan usianya,
berkulit sawo matang. Pakaian dan rambut kurang rapi, bersih, bersikap ramah,
tetapi tidak banyak bicara.
2. Aktivitas dan Prilaku Psikomotor
Pasien tampak tenang namun kurang bersemangat pada saat wawancara. Pasien
kooperatif, cukup sopan, kontak mata sesekali melihat ke arah lawan bicara.
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan tetapi dengan nada suara yang lemah,
intonasi yang lambat. Sesekali pasien menunduk kebawah.
B. Bicara
1. Volume : Menurun
2. Irama : Tidak teratur
3. Artikulasi : Kurang jelas
4. Kecepatan : Normal
C. Mood dan afek
1. Mood : Hipotim
2. Afek : Tumpul
3. Kesesuaian : Sesuai
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Auditorik : Ada
Visual : Tidak ada
Taktil : Tidak ada
Olfaktori : Tidak ada
Gustatorik : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Proses Pikir
9
a. Produktifitas : Cukup ide
b. Kontuinitas
Blocking : Ada
Asosiasi Longgar : Tidak Ada
Inkoheren : Tidak Ada
Flight of Idea : Tidak Ada
Sirkumstansia : Tidak Ada
Tangensial : Tidak Ada
Neologisme : Tidak Ada
Word Salad : Tidak Ada
Hendaya Berbasa : Tidak Ada
2. Isi Pikir
a. Waham
Waham Bizzare : Tidak ada
Waham Sistematik : Tidak ada
Waham Nihilistic : Ada
Waham Paranoid
- Waham Kebesaran : Ada
- Waham Kejar : Tidak ada
- Waham Rujukan : Tidak ada
- Waham Dikendalikan
Thought withdrawal : Tidak ada
Thought insertion : Tidak ada
Thought broadcast : Ada
Thought control : Tidak ada
F. Fungsi Kesadaran dan Kognitif
1. Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5=15)
2. Orientasi :
10
a. Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan tanggal, hari, bulan
dan tahun)
b. Tempat : Baik (pasien menyebutkan bahwa saat ini sedang
berada di Rumah Sakit)
c. Orang : Baik (pasien dapat mengenali beberapa pasien lainnya)
3. Daya ingat
a. Daya ingat panjang : Kurang Baik
(Pasien tidak dapat menceritakan keadaannya saat duduk di bangku
SD ataupun pengalamannya waktu kecil yang lain)
b. Daya ingat sedang : Kurang Baik
(Pasien lupa tanggal masuk ke RSJI-Klender)
c. Daya ingat pendek : Baik
(pasien mampu mengingat menu makan siang pasien)
d. Daya ingat segera : Baik
(Pasien masih mampu mengulangi tiga benda dari dokter muda)
4. Konsentrasi dan Perhatian : Terganggu
(Pasien tidak dapat mengurangi penjumlahan seratus kurang tujuh
sebanyak 5 kali berturut-turut)
5. Visuospasial : Terganggu
(Pasien tidak dapat menggambar bangunan segi lima yang bersinggungan
yang dicontohkan pemeriksa)
6. Pikiran abstrak : Baik
(Pasien dapat mengartikan “panjang tangan”)
7. Kemampuan informasi dan intelegensi : Baik
(Pasien mengetahui presiden pertama dan terakhir RI)
8. Daya Nilai dan Tilikan
Penilaian sosial : Baik
(Pasien mampu mengenal dan bersosialisasi dengan pasien lain)
11
Uji Daya Nilai : Baik
(Pasien mengatakan jika menemukan dompet yang berisi uang di
jalanan yang bukan haknya, maka pasien akan mengembalikan kepada
pemiliknya atau melaporkan ke polisi)
Penilaian realita : Saat ini terganggu karena adanya waham
9. Tilikan
Derajat I : Pasien tidak merasa jika pasien sakit
10. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
VI. Status Fisik
A. Status Internus
1. Keadaan umum: tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Kompos Mentis
3. Tekanan darah: 130/100 mmHg
4. Nadi : 88x/menit
5. Suhu : 36,3oc
6. Pernapasan : 20x/menit
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4, V5, M6)
Mata
Gerakan : Baik ke segala arah
Bentuk pupil : Bulat, isokor
Rangsang cahaya : +/+
Motorik
Tonus : Baik
Turgor : Baik
Kekuatan : Baik
Koordinator : Baik
Refleks : Baik
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Tampak seorang perempuan berusia 65 tahun, berpakaian kurang rapi,
bersih, dengan keluhan yang dialami sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit
12
pasien sering tampak gelisah, selalu menyendiri dikamar dan beberapa kali anak
pasien melihat pasien menangis. Pasien juga merasa mendengar adanya suara-suara
dari kedua telinga pasien yang sering menyalahkan pasien, sehingga pasien merasa
tertekan dan susah tidur. Menurut anak pasien, pasien beberapa kali lupa meletakkan
barang-barang ataupun lupa dengan pengalaman pasien dulu tetapi lupa yang pasien
alami tidak menggagu aktivitas pasien seperti lupa mandi ataupun lupa makan.
Prilaku pasien juga mulai berubah seperti sering menyanyi sendiri atau joget-joget
sendiri. Selain itu, pasien juga semakin sering marah atau pun memaki orang jika ada
orang lain yang berbicara kepada pasien dengan nada tinggi dan bicara pasien mulai
kacau.
Pada bulan Februari 2015 pasien dibawa oleh anak pasien ke dokter
psikiatri di Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta Pusat. Pada saat itu menurut anak
pasien, pasien sering menangis, gelisah, tidak bisa tidur, nafsu makan menurun dan
tidak mau beraktivitas. Hal tersebut terjadi setelah pasien mengetahui jika suami
pasien akan menjual salah satu rumah milik mereka, sedangkan pasien tidak
menginginkan hal tersebut, sehingga pasien berkelahi dengan suami pasien. Pada saat
itu menurut dokter yang memeriksan pasien, pasien di diagnosis depresi dan sejak
saat itu pasien menjalani perobatan rawat jalan dan diberi obat kapsul berwarna putih
dan pil berwarna kuning yang diminum satu hari sekali. Beberapa minggu setelah
mengkonsumsi obat tersebut menurut anak pasien, pasien mulai bisa beraktivitas
seperti sehari-hari.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan secara deskriptif, seorang
wanita sesuai usia, pakaian dan rambut kurang rapi, bersih, bersikap ramah, tetapi
tidak banyak bicara.
Pasien tampak tenang namun kurang bersemangat pada saat wawancara.
Pasien kooperatif, cukup sopan, kontak mata sesekali melihat ke arah lawan bicara.
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan tetapi dengan nada suara yang lemah,
intonasi yang lambat. Sesekali pasien menunduk kebawah.
Mood pasien hipotim dengan afek tumpul dan serasi dengan isi
pembicaraan, fungsi intelektual sesuai dengan taraf pendidikan, konsentrasi pasien
terganggu, orientasi dan daya ingat kurang baik, pikiran abstrak baik, bakat kreatif
tidak ada dan kemampuan menolong diri sendiri kurang baik, produktivitas cukup,
13
kontinuitas ada blocking, terdapat gangguan persepsi halusinasi auditorik.
Pengendalian impuls dan daya nilai sedikit terganggu karena adanya waham, tilikan
derajat 1 dengan taraf dapat dipercaya
VI. FORMULA DIAGNOSTIK
AKSIS I : Depresi Berat dengan Psikotik Akut
Pada pasien ini ditemukan :
Pasien merasa tertekan, merasa bersalah, menyendiri dikamar dan beberapa kali
anak pasien melihat pasien menangis
Halusinasi Auditorik : Pasien mendengar suara-suara dikedua telinganya dan
suara-suara tersebut sering menyalahkan pasien
Waham Nihilstic : Pasien merasa dunia akan kiamat
Waham Kebesaran : Pasien merasa jika pasien adalah Ratu dari sebuah
Kerajaan Kadukawang sejak 48 tahun
Thought of Broadcasting : Pasien merasa jika orang lain bisa membaca
pikirannya,
dan pikiran pasien dapat disiarkan di televise
Riwayat Perilaku kacau : memaki-maki, joget-joget dan menyanyi sendiri
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke
dalam Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mood,
Mental dan Perilaku. Maka menurut PPDGJ 3 digolongkan Gangguan Depresi Berat
dengan Psikotik Akut sesuai dengan tabel kriteria diagnosis sebagai berikut:
Kriteria Diagnosis Depresi
Gejala Utama :
- Afek depresi
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
Gejala Lainnya :
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
14
- Pandang masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
Untuk Episode depresif dari ketiga tingkat keparahan diperlukan masa sekurang-
kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Kriteria Diagnosis Depresi Berat denga Gejala Psikotik
Episode depresi berat yang memenuhi kriteria depresi
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab
atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina
atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk.
AKSIS II : Tidak ditemukan
AKSIS III : Hipertensi
Pasien memiliki riwayat hipertensi
AKSIS IV : Stressor keluarga (suami pasien)
AKSIS V : GAF 70 (Gejala sementara menetap , disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik)
VII. EVALUASI MULTIAKSIS
Aksis I : F32.3 Depresi Berat dengan gejala Psikotik
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Hipertensi
Aksis IV : Stressor keluarga
Aksis V : GAF current 51-60 (beberapa gejala sedang, disabilitas
sedang)
GAF 1 tahun yang lalu 80 (gejala sementara, dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, dan lain-lain)
VIII. DAFTAR PROBLEM
1. Problem organobiologik : Tidak ada
2. Problem psikologik dan perilaku
Waham Nihilstic, waham kebesaran, Thought of Broadcasting
15
Depresi
3. Problem Keluarga : Sering berkelahi dengan suami
IX. DIAGNOSIS BANDING
1. Behavioral and Psychological Symptoms of Dementia
2. Gangguan Psikotik Akut
X. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
- Risperidone 2 mg (2x1)- Haloperidol 5 mg (2x1)- Chlorpromazine 100 mg (1x1/2)
2. Psikoterapi
– Supportif
Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi
masalah.
Mengingatkan pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan sering
kontrol setelah pulang dari perawatan.
– Terapi Keluarga
Menjelaskan pada kelurga mengenai kondisi pasien yang sebenarnya, agar
keluarga dapat membantu dan mendukung rencana terapi.
Memotivasi keluarga pasien untuk memperlakukan pasien sebagai bagian
dari anggota keluarga dan memberikan perhatian kepada pasien
– Psiko Edukasi
Keteraturan meminum obat dengan pantauan keluarga
Keluarga mengetahui tanda-tanda kekembuhan
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
16