Status Gizi Balita Ibu Hamil Dan Menyusui

Embed Size (px)

DESCRIPTION

status gizi

Citation preview

Tinjauan Pustaka Status Gizi Balita, Ibu Hamil, dan Ibu MenyusuiMaria Valentina Sari102010205 / D41 Juli 2013Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. [email protected]

PendahuluanMasalah kesehatan yang terkait gizi di Indonesia semakin kompleks dalam beberapa dekade mendatang, karena Indonesia masih memerlukan waktu yang panjang untuk memerangi kemiskinan yang erat kaitannya dengan kekurangan gizi. Lambatnya pemulihan ekonomi dari krisis yang berkepanjangan, telah menambah kompleksnya masalah gizi di Indonesia. Disisi lain, prevalensi gizi lebih dan segala implikasinya pada kesehatan dari waktu ke waktu cendrung naik seiring dengan derasnya arus global yang mempengaruhi budaya dan pola makan masyarakat Indonesia.

Untuk bisa mengatasi masalah gizi yang semakin kompleks dengan sumber daya dan dana yang terbatas, diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai bagi ahli gizi dalam manajemen pelayanan gizi, baik pasien maupun pada tingkat instalasi gizi rumah sakit. Di samping usaha-usaha promotif dan edukatif dengan melibatkan partisipasi masyarakat luas juga harus menjadi bagian terpadu dari penanganan masalah gizi di Indonesia.

PuskesmasPuskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.1

Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan kurang energi dan protein, anemia defisiensi besi, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), kurang vitamin A, keadaan gizi lebih, peningkatan survailans gizi, dan perberdayaan usaha perbaikan gizi keluarga/masyarakat.1

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Upayakesehatan ibu dan anakadalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi, pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.1

Tujuan UmumTujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target. Pembangunan Kesehatan Indonesiayaitu Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.1

Tujuan Khususa. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, Posyandu, serta di sekolah TK.c. Meningkatnya jangkauan pelayanankesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.1

Pelayanan Program KIAa. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.Standar minimal 5 T untuk pelayanan antenatal terdiri dari :1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan2. Ukur Tekanan darah3. Pemberian Imunisasi TT lengkap4. Ukur Tinggi fundus uteri5. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.1,2

b. Pertolongan PersalinanJenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat :1. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantubidan dan perawat.2. Dukun bayi : Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan yangdinyatakan lulus. Tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.1

c. Deteksi dini ibu hamil berisikoFaktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.2. Anak lebih dari 43. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10 tahun4. Tinggi badan kurang dari 145 cm5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm6. Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kengenital.7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.

Risiko tinggi pada kehamilan meliputi : Hb kurang dari 8 gram %, tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg, oedema yang nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat atau sepsis, persalinan prematur, kehamilan ganda, janin yang besar, penyakit kronis pada ibu, riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi: BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram, bayi dengan tetanus neonatorum, bayi baru lahir dengan asfiksia, bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir, bayi baru lahir dengan sepsis, bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram, bayi preterm dan post term, bayi lahir dengan cacat bawaan.1,2

d. Penanganan Komplikasi KebidananKomplikasi/kegawatdaruratan obstetri (kebidanan) mendapatkan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Yang dimaksud penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.1,2e. Pelayanan NifasIbu nifas (ibu masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin) mendapatkan pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam 3 hari, 4 28 hari dan 29 42 hari setelah bersalin.Pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar yang diberikan, sekurang kurangnya meliputi:a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).c. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya.d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.e. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.f. Pelayanan KB pasca salin.1

f. Kunjungan Neonatal PertamaBayi baru lahir/neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 48 jam setelah lahir. Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar sesuai standar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir serta pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi:

Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir: Perawatan Tali pusat Melaksanakan ASI Eksklusif Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1 Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0

Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM: Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI. Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.1g. Kunjungan Neonatal LengkapBayi baru lahir/neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 hari ke 28.1

h. Penanganan Neonatus KomplikasiPenanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit Pemerintah/Swasta.1

i. Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan, 1 kali pada umur 3 5 bulan, satu kali pada umur 6 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 11 bulan sesuai standar.Pelayanan kesehatan bayi yang paripurna meliputi : Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, DPT/HB 1, DPT/HB 2, DPT/HB 3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK). Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 11 bulan). Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.1

j. Pelayanan Kesehatan BalitaAnak balita (12 59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun, pemberian vitamin A 2 kali setahun. Pelayanan kesehatan anak balita yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar meliputi :a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.b. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.c. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.d. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balitae. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.1

PosyanduPosyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. Kegiatan pokok posyanduadalah KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

Tujuan posyandu antara lain: Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.3

Pelaksanaan Layanan PosyanduPada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:Meja I : PendaftaranMeja II : PenimbanganMeja III : Pengisian KMSMeja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMSMeja V : Pelayanan kesehatan berupa:Imunisasi, pemberian vitamin A dosis tinggi, pembagian pil KB atau kondom, pengobatan ringan, konsultasi KB. Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan medis.3

Keberhasilan PosyanduKeberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.K : Semua balita yang memiliki KMS.D : Balita yang ditimbang.N : Balita yang Berat Badannya naikKeberhasilan Posyandu berdasarkan:1. D = Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.2. N = Berhasil tidaknya program posyandu.3

Kegiatan Posyandu1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada AnakPenimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.2. Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS, memantau atau melakukan pelayanan imunisasi, memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.3

Manfaat PosyanduPosyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, penanggulangan diare.1. Kesehatan ibu dan anak Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan dan nifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil. Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus. Akibat dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu. Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan balita, apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.3

KMS (Kartu Menuju Sehat) adalahkartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan anaknya.Kriteria Berat Badan balita di KMS: Berat badan naik:Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke pita warna diatasnya. Berat badan tidak naik:Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.Berat badan dibawah garis merahmerupakan awal tanda balita gizi buruk. Pemberian makanan tambahan atau PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.3

2 Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, dan suntik KB.

3 ImunisasiDi posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah: BCG untuk mencegah penyakit TBC. DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus. Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan. Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4 Peningkatan GiziDengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita. Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita.

5 Penanggulangan diarePenyediaan oralit di posyandu. Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.3

FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu: Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu. Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu Pekerjaan ibu Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat Sarana dan prasarana di posyandu Jarak dari posyandu tersebut.3

Promosi KesehatanPromosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.4

Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan yang mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini), cara menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui beserta cara mengatasinya. Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi).4

Sistem RujukanPengertian Sistem RujukanSistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.

Tujuan sistem rujukan adalah antara lain sebagai berikut :a. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknyab. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer.5

Jenis Rujukana. Rujukan medic yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenangdan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medic antara lain:1) Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain lain.2) Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lenih lengkap.3) Transfer of knowledge/personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.b. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnyapencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional.5

Jalur RujukanDalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut:a. Dari KaderDapat langsung merujuk ke :1) Puskesmas pembantu2) Pondok bersalin / bidan desa3) Puskesmas / puskesmas rawat inap4) Rumah sakit pemerintah / swasta

b. Dari PosyanduDapat langsung merujuk ke :1) Puskesmas pembantu2) Pondok bersalin / bidan desa3) Puskesmas / puskesmas rawat inap4) Rumah sakit pemerintah / swasta

c. Dari Puskesmas PembantuDapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swastad. Dari Pondok bersalin / Bidan DesaDapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta

Faktor-faktor penyebab rujukan antara lain adalah riwayat seksio sesaria, perdarahan pervaginam, persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu), ketuban pecah dengan mekonium yang kental, ketuban pecah lama (kurang lebih 24 jam), ketuban pecah pada persalinan kurang bulan, ikterus, anemia berat, tanda /gejala infeksi, preeklamisa/hipertensi dalam kehamilan, tinggi fundus 40 cm atau lebih, primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5, presentasi bukan belakang kepala, kehamilan gemeli, presentasi majemuk, tali pusat menumbung, syok.5

Surveilans GiziSurveilans gizi yang merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur tentang indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat.

Tujuan Khususa.Tersedianya informasi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan mengenai perubahan percepatan kinerja pembinaan gizi: Persentase balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan. Persentase balita yang ditimbang berat badannya. Persentase bayi berusia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A. Persentase ibu hamil mendapay 90 tablet Fe. Persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi. Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana.b.Tersedianya informasi indikator gizi lainnya secara berkala jika diperlukan seperti: Prevalensi balita gizi kurang berdasarkan antropometri. Prevalensi status gizi anak usia sekolah, remaja, dan dewasa. Prevalensi anemia, Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKY), kurang Vitamin A dan masalah gizi mikro lainnya. Tingkat konsumsi zat gizi makro (energi dan protein) dan mikro (defisiensi zat besi, defisiensi iodium). Data pendistribusian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan Pemberian Makan Tamabahan (PMT).2Prinsip-Prinsip Dasar1.Tersedianya data yang akurat dan tepat waktu.2.Ada proses analisis atau kajian data3.Tersedianya informasi yang sistematis dan terus menerus.4.Ada proses penyebarluasan informasi, umpan balik dan pelaporan.5.Ada tindak lanjut sebagai respon terhadap perkembangan informasi.Manfaat kegiatan surveilans: Memberikan suatu informasi pencapaian kinerja dalam rangka pengambilan tindakan segera. Perencanaan jangka pendek dan menengah serta perumusan kebijakan, baik di kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Selain itu kegiatan surveilans gizi juga bermanfaat untuk mengevaluasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat.2KesimpulanGizi adalah zat-zat yang penting yang dibutukan tubuh untuk proses metabolisme dan kelangsungan hidup sel-sel tubuh itu sendiri. Dimana ketika terjadi kekurangan gizi tubuh akan memiliki masalah yang berawal dari masalah gizi itu sendiri kemudian meluas kepada masalah-masalah lain, seperti sakit. Masalah gizi yang terjadi di masyarakat memang cukup memprihatinkan, namun keadaan ini dapat dicegah dan diatasi dengan memberikan pengajaran mengenai pentingnya zat gizi bagi tubuh manusia. Pengajaran ini dapat dilakukan langsung kepada orang tua, ataupun melalui tokoh masyarakat dan kader yang terjun langsung di posyandu.

Daftar Pustaka1. Pickett G, Hanlon JJ. Kesehatan masyarakat administrasi dan praktik. Jakarta: EGC; 2009.h.412-21.2. Manuaba, Chandranita, Fajar. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007.h.29-43.3. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2009.h.302-26.4. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Jakarta: EGC; 2009.h.181-2.5. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC; 2009.h.208-17.

17