12
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui Salah satu faktor di antara sekian banyak yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu hamil salah satunya berpengaruh terhadap berat badan–lahir bayi yang ternyata sangat erat hubungannya dengan tingkat kesehatan dan angka kematian bayi. Suatu kehidupan baru akan terjadi dalam rahim seorang ibu setelah adanya konsepsi. Faktor gizi banyak berperan dalam perkembangan kehidupan baru ini. Pada awal kehamilan, di rahim ibu dibentuklah plasenta, kantong amnion dan tali pusar. Dalam plasenta, yang terdiri dari jaringan berpori halus, terdapat pembuluh darah ibu dan janin yang berdampingan (Atmatsier, et al 2011). Ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat gizi yang cukup guna menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan yang berjarak kurang dari setahun kehamilan sebelumnya akan menguras cadangan zat-zat gizi, walaupun pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi namun kesehatan ibu dapat menurun (Atmatsier, et al 2011). Banyak perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan. Volume darah bertambah; ukuran dan kekuatan rahim bertambah; otot-otot lebih fleksibel dalam mempersiapkan kelahiran; kaki membengkak akibat meningkatnya konsentrasi hormon estrogen yang diperlukan untuk menahan air dan membantu mempersiapkan rahim untuk persalinan; payudara membesar dan berubah guna mempersiapkan penyediaan ASI. Sementara itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam tubuh ibu. Perubahan-perubahan ini perlu disertai dengan bantuan makanan bergizi, aktivitas fisik secara teratur dan cukup istirahat. Kebutuhan energi ibu hamil dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan angka metabolisme basal untuk menunjang kebutuhan tumbuh-kembang janin dan jaringan yang menyertainya, serta aktivitas fisik. Jumlah energi yang dibutuhkan bervariasi dan berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004 menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu hamil pada trimester I sebanyak 180 kkal di atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak 300 kkal pada trimester II dan III. Dengan demikian AKG energi ibu hamil berusia antara 19-49 tahun berkisar antara 2000-2200 kkal/hari (Atmatsier, et al 2011).

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

  • Upload
    vongoc

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui

Salah satu faktor di antara sekian banyak yang mempengaruhi

keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu hamil salah satunya

berpengaruh terhadap berat badan–lahir bayi yang ternyata sangat erat

hubungannya dengan tingkat kesehatan dan angka kematian bayi.

Suatu kehidupan baru akan terjadi dalam rahim seorang ibu setelah

adanya konsepsi. Faktor gizi banyak berperan dalam perkembangan kehidupan

baru ini. Pada awal kehamilan, di rahim ibu dibentuklah plasenta, kantong

amnion dan tali pusar. Dalam plasenta, yang terdiri dari jaringan berpori halus,

terdapat pembuluh darah ibu dan janin yang berdampingan (Atmatsier, et al

2011).

Ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat gizi yang cukup guna

menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan

yang berjarak kurang dari setahun kehamilan sebelumnya akan menguras

cadangan zat-zat gizi, walaupun pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi

namun kesehatan ibu dapat menurun (Atmatsier, et al 2011).

Banyak perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan. Volume darah

bertambah; ukuran dan kekuatan rahim bertambah; otot-otot lebih fleksibel dalam

mempersiapkan kelahiran; kaki membengkak akibat meningkatnya konsentrasi

hormon estrogen yang diperlukan untuk menahan air dan membantu

mempersiapkan rahim untuk persalinan; payudara membesar dan berubah guna

mempersiapkan penyediaan ASI. Sementara itu terjadi pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam tubuh ibu. Perubahan-perubahan ini perlu disertai

dengan bantuan makanan bergizi, aktivitas fisik secara teratur dan cukup

istirahat.

Kebutuhan energi ibu hamil dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan

angka metabolisme basal untuk menunjang kebutuhan tumbuh-kembang janin

dan jaringan yang menyertainya, serta aktivitas fisik. Jumlah energi yang

dibutuhkan bervariasi dan berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004

menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu hamil pada trimester I sebanyak

180 kkal di atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak 300 kkal pada trimester

II dan III. Dengan demikian AKG energi ibu hamil berusia antara 19-49 tahun

berkisar antara 2000-2200 kkal/hari (Atmatsier, et al 2011).

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

6

Asam lemak esensial tak jenuh jamak harus dikonsumsi dari makanan

karena asam lemak esensial tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam

lemak esensial utama adalah asam lemak linoleat dan asam lemak linolenat.

Turunan dari asam lemak linoleat adalah asam lemak arakidonat sedangkan

turunan dari asam lemak linolenat adalah asam eikosapentaenoat (EPA), dan

asam dokosaheksaenoat (DHA). Suplai asam lemak tidak jenuh jamak kepada

janin tergantung pada status asam lemak tidak jenuh jamak ibu hamil, yang

menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Status DHA neonatal

berkaitan dengan lingkar kepala, panjang dan berat bayi yang baru lahir

(Bowman dan Russell 2001).

Protein diperlukan untuk membentuk otot, rahim, payudara, suplai darah

dan jaringan pada bayi. Asupan protein yang rendah menyebabkan berat badan

bayi lebih rendah dibandingkan dengan berat badan bayi rata-rata umumnya.

Kebutuhan protein ibu hamil bertambah sebanyak 17 gram tiap trimester,

sehingga menjadi 67 gram per hari (Foster 2009).

Zat Gizi yang berkaitan dengan metabolisme energi dan protein adalah

vitamin-vitamin B, yaitu thiamin, riboflavin dan piridoksin. Kebutuhan akan

vitamin-vitamin ini sedikit meningkat dengan meningkatnya kebutuhan energi dan

protein. Dengan demikian kecukupan sehari ibu hamil akan thiamin menjadi 1,3

mg, riboflavin 1,4 mg, niasin 18,0 mg dan piridoksin 1,7 mg.

Selama kehamilan terjadi pembentukan sel-sel yang luar biasa

banyaknya, disertai penambahan volume darah. Semua zat gizi berperan dalam

proses ini, namun kebutuhan akan asam folat, kobalamin, besi dan seng

memerlukan perhatian secara khusus karena memiliki peran yang amat penting

dalam sintesis DNA, RNA dan sel-sel baru. Kebutuhan asam folat ibu hamil

sehari adalah 600 mcg (meningkat 50%). Kebutuhan kobalamin ibu hamil dalam

sehari adalah 2,6 mcg. Kebutuhan besi ibu hamil per hari adalah 26 mg pada

trimester I (tidak ada peningkatan), 35 mg pada trimester II dan 39 mg pada

trimester III. Sedangkan kebutuhan seng ibu hamil dalam sehari adalah 10,5-

15,2 mg pada trimester I, 13,5-18,2 mg pada trimester II dan 19,5-24,2 mg pada

trimester III (Atmatsier, et al 2011).

Kebutuhan vitamin D serta mineral-mineral pembentuk tulang berupa

kalsium dan magnesium meningkat selama kehamilan. Kekurangan akan zat-zat

gizi ini menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Kebutuhan

mineral pembentuk tulang lain berupa fosfor dan fluor tidak meningkat selama

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

7

kehamilan. Vitamin D memegang peranan penting dalam absorpsi dan utilisasi

kalsium. Dengan demikian, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan riketsia

pada janin dan osteomalasia pada ibu. Konsumsi kalsium yang cukup selama

kehamilan diperlukan untuk memelihara keutuhan tulang ibu dan memasok

kalsium untuk pertumbuhan tulang janin. Kebutuhan kalsium ibu hamil rata-rata

dalam sehari adalah 950 mg dan kebutuhan magnesium ibu hamil mencapai

280-310 mg dalam sehari (Atmatsier, et al 2011).

Kebutuhan zat-zat gizi lain seperti vitamin A dan C serta mineral yodium,

selenium dan mangan meningkat selama kehamilan. Vitamin A memegang

peranan penting dalam reproduksi, sistem imun dan diferensiasi sel. Kebutuhan

vitamin A meningkat selama kehamilan, yaitu 300 RE untuk tiap trimester hingga

mencapai 800 RE. Kebutuhan vitamin C sedikit meningkat selama kehamilan,

yaitu sebanyak 10 mg untuk tiap trimester. Vitamin C merupakan salah satu

antioksidan yang diperlukan untuk mencegah infeksi. Vitamin C mereduksi besi

feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Yodium

merupakan bagian dari hormon tiroid yang mengatur reaksi biokimia, termasuk

metabolisme energi, sintesis protein dan aktivitas enzim. Hormon tiroid

memegang peranan penting dalam pembentukan myelin sistem syaraf pusat

yang paling aktif terjadi pada masa bayi selama dalam kandungan. Angka

kecukupan Yodium ibu hamil meningkat sebanyak 50 mcg. Selenium di dalam

tubuh bekerja sama dengan enzim glutation peroksidase sebagai antioksidan.

Selain itu selenium bekerja sama dengan enzim yang mengubah hormon tiroid

ke dalam bentuk aktifnya, yang berperan dalam metabolisme energi. Angka

kecukupan selenium meningkat sebanyak 5 mcg per hari. Mangan dalam jumlah

kecil terutama terdapat dalam tulang dan organ tubuh yang aktif secara

metabolik, seperti hati, ginjal dan pankreas. Mangan bertindak sebagai kofaktor

berbagai enzim yang mengatur berbagai proses metabolisme. Angka kecukupan

mangan ibu hamil meningkat sebanyak 0,2 mg per hari (Atmatsier, et al 2011).

Setelah melahirkan, para ibu memiliki kebutuhan energi dan gizi yang

lebih banyak dari sebelum ibu melahirkan. Karena sang ibu memiliki kewajiban

memberikan ASI eksklusif pada bayi selama minimal 6 bulan pertama pasca

kelahiran, demi meningkatkan kekebalan tubuh dan pemenuhan protein utama

pada bayi. Selain menyusui, ibu juga mengalami masa nifas selama 6 minggu

sampai 3 bulan pasca melahirkan. Nifas adalah keluarnya darah dari rahim ibu

hamil setelah atau bersamaan dengan proses kelahiran bayi. Darah nifas ini

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

8

keluar disebabkan adanya pemulihan organ genetalia agar berfungsi normal

seperti masa sebelum hamil dan melahirkan. Untuk itu para ibu memerlukan gizi

dan nutrisi yang sangat menunjang bagi pemulihan organ genetalia ini dan

proses menyusui bayi dengan ASI eksklusif.

Status gizi ibu yang kurang ketika menyusui tidak berpengaruh besar

terhadap mutu ASI, kecuali pada volumenya, meskipun kadar vitamin dan

mineralnya lebih rendah. Lain halnya dengan kondisi malnutrisi ekstrim yang

berkepanjangan, kuantitas dan kualitas ASI dapat berpengaruh. Kondisi ini

dimungkinkan karena produksi ASI bukan proses yang terjadi sesaat tetapi

merupakan proses yang sudah dimulai sejak kehamilan, sehingga gizi pada

masa kehamilan pun turut berpengaruh, dengan demikian kekurangan gizi pada

masa menyusui tidaklah terlalu mengkhawatirkan jika gizi pada waktu hamil

tercukupi (Sulistyoningsih 2011).

Kebutuhan gizi ibu menyusui lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan

selama kehamilan. Pemberian ASI yang berhasil akan disertai dengan

menurunnya berat badan ibu secara berangsur selama enam bulan sesudah

melahirkan. Selama hamil sebagian besar ibu dapat menyimpan sebanyak 2-4 kg

lemak pada tubuh. Waktu menyusui, sebagian lemak ini dapat digunakan untuk

memenuhi sebagian kebutuhan tambahan energi yang diperlukan untuk

memproduksi ASI. Diperkirakan simpanan lemak ini dapat menyediakan

sebanyak 200-300 kkal/hari selama tiga bulan pertama menyusui. Jumlah ini

hanya merupakan sebagian dari energi yang dibutuhkan untuk memproduksi

ASI. Sisa kebutuhan energi ini harus didatangkan dari makanan sehari-hari.

Tambahan energi sehari yang dibutuhkan ibu menyusui berupa angka

kecukupan energi sehari untuk enam bulan pertama adalah 500 kkal, sedangkan

untuk enam bulan kedua adalah 550 kkal (Atmatsier, et al 2011).

Angka kecukupan protein berupa tambahan protein untuk enam bulan

pertama dan enam bulan kedua menyusui adalah sebanyak 17 gram/hari.

Tambahan ini diperlukan untuk produksi ASI.

Pada umumnya kekurangan asupan zat gizi berpengaruh terhadap

volume ASI yang diproduksi, tetapi tidak berpengaruh terhadap mutunya. Mutu

ASI dalam hal ini dapat dipertahankan dengan mengambil zat-zat gizi tersebut

dari persediaan ibu. Contohnya kalsium; asupan kalsium ibu tidak berpengaruh

terhadap nilai kalsium ASI. Kekurangan kalsium ini diambil dari persediaan

kalsium ibu dalam tulang. Dengan demikian densitas tulang ibu dapat berkurang.

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

9

Agar tidak merugikan ibu, sebaiknya zat-zat gizi termasuk vitamin dan mineral

yang dibutuhkan untuk produksi ASI diperoleh dari makanan ibu (Almatsier, et al

2011).

B. Standar Nasional Indonesia

Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh Badan

Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. Tahapan pengembangan

SNI yakni perencanaan yang dituangkan dalam Program Nasional Perumusan

Standar (PNPS); proses perumusan, terdiri dari drafting, rapat teknis dan rapat

konsensus; jajak pendapat dan pemungutan suara; penetapan SNI; serta

pemeliharaan SNI, terdiri dari kaji ulang dan tindak lanjut kaji ulang (revisi, abolisi

atau tetap) (BSN 2005).

Prinsip dasar yang harus diterapkan dalam proses perumusan adalah (1)

transparansi dan keterbukaan; (2) konsensus dan tidak memihak; (3) efektif dan

relevan; (4) koheren; (5) dimensi pengembangan. Perumusan SNI tidak

dimaksudkan atau berpotensi menimbulkan hambatan perdagangan yang

berkelebihan dan sedapat mungkin harmonis dengan standar internasional yang

telah ada sejauh ketentuan tersebut memenuhi kebutuhan dan obyektif yang

ingin dicapai serta sesuai dengan faktor-faktor kondisi klimatik, lingkungan,

geologi dan geografis, kemampuan teknologi serta kondisi nasional yang spesifik

lainnnya. Proses perumusan SNI dilaksanakan melalui tahapan yan terdapat

pada Gambar 1 (BSN 2005).

Indonesia adalah salah satu negara yang sudah memiliki Standar

Nasional untuk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui yaitu SNI 01-7148-

2005. Standar ini memuat uraian tentang definisi minuman khusus ibu hamil dan

ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu

hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat,

vitamin dan mineral yang diperhitungkan berdasarkan tambahan kecukupan zat

gizi yang dianjurkan untuk kelompok tersebut dengan atau tanpa penambahan

komponen bioaktif dan atau bahan tambahan pangan yang diizinkan (BSN

2005).

SNI ini secara detail memuat standar komposisi dan syarat mutu, cara uji

dan pengambilan contoh, pengemasan dan pelabelan produk minuman khusus

ibu hamil dan ibu menyusui. Syarat mutu kandungan gizi minuman khusus ibu

hamil dan atau ibu menyusui ditetapkan supaya dapat memenuhi kebutuhan

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

10

Keterangan : S : Setuju MASTAN : Masyarakat standar TS : Tidak Setuju RSNI : Rancangan Standar Nasional Indonesia RASNI : Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia

Gambar 1 Tahapan perumusan SNI

tambahan zat gizi yang diperlukan untuk mencapai kecukupan gizi pada ibu

hamil dan ibu menyusui. Persyaratan kandungan zat gizi terdiri dari zat gizi

makro, vitamin dan mineral yang wajib ditambahkan serta mineral yang dapat

ditambahkan. Vitamin yang wajib ditambahkan terdiri dari vitamin A, B1, B2, B3,

B6, B9, B12 dan vitamin C sedangkan mineral yang wajib ditambahkan terdiri

dari kalsium, besi dan seng. Persyaratan mutu pada SNI ini dibagi menjadi 2

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

11

bagian, yaitu untuk ibu hamil dan untuk ibu menyusui. Rincian persyaratan

kandungan zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat dilihat selengkapnya pada

Tabel 1 (BSN 2005).

Tabel 1 Persyaratan mutu SNI 01-7148-2005 tentang minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terkait dengan kandungan gizi (BSN 2005)

No Syarat Mutu Satuan SNI

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Produk berbentuk

Bubuk

(per 100 g)

Produk Berbentuk

Cair

(per 100 ml)

Produk berbentuk

Bubuk

(per 100 g)

Produk Berbentuk

Cair

(per 100 ml)

1. Energi Kkal Min. 370 Min 65 Min. 400 Min. 70 2. Protein g 18 - 25 3,2 - 4,4 20 -34 3,5 - 70 3. Lemak g Min. 3,5 Min. 0,6 Min. 7 Min. 1,2 4. Karbohidrat g Maks. 65 Maks. 11,4 Maks. 65 Maks. 11,4 5. Vitamin A mcg/

RE 300 - 500 53 - 88 300 -500 53-88

6. Vitamin B1 mg 0,5 - 1,0 0,1 - 0,2 0,3 - 1,0 0,1 - 0,2 7. Vitamin B2 mg 0,5 -1,1 0,1 - 0,2 0,4 - 1,1 0,1 - 0,2 8. Vitamin B3 mg 6 - 14 1,1 - 2,5 3 - 14 0,5 - 2,5 9. Vitamin B6 mg 0,6 - 1,3 0,1 - 0,2 0,5 - 1,3 0,1 - 0,2 10. Vitamin B9 mcg 285 - 400 49 -70 100 - 400 18 -70 11. Vitamin B12 mcg 0,3 - 2,4 0,1-0,4 0,4 - 2,4 0,1 -0,4 11. Vitamin C mg 14 - 75 2,5 - 13,2 45 - 75 8 - 13 13. Kalsium mg 200 - 800 35 - 140 150 -800 26,25 - 140 14. Besi mg Min. 10 Min. 1,8 Min.6 Min. 1,05 15. Seng mg Min. 5 Min. 0,9 Min. 4,6 Min. 0,8 16. Magnesium mg 40 - 240 7,0 - 42 50 -240 9 -42 17. Mangan mg 0,3 -1,8 0,1 -0,3 0,8 -1,8 0,14 -0,32 18. Iodium mcg 70 - 150 12 - 26 50-150 8,75-26,25 19. Selenium mcg 7- 30 1,2 - 5,3 5-30 0,88 - 5,25 20. Fluor mg 0,3 - 2,5 0,1 - 0,4 0,2-2,5 0,04 -0,44

C. Label Pangan dan Informasi Nilai Gizi (ING)

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang label dan

iklan pangan, yang dimaksud dengan label pangan adalah setiap keterangan

mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau

bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan

pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label pangan terdiri dari dua

bagian yaitu bagian utama dan bagian informasi. Bagian utama label adalah

bagian dari label yang memuat keterangan penting untuk diketahui oleh

masyarakat pada umumnya. Bagian utama label harus ditempatkan pada sisi

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

12

kemasan yang mudah dilihat, diamati dan atau dibaca oleh masyarakat pada

umumnya. Bagian utama label setidaknya memuat keterangan mengenai : (1)

nama produk, (2) berat bersih, (3) nama produsen dan (4) nomor pendaftaran.

Sedangkan pada bagian informasi memuat pernyataan atau keterangan

mengenai : (1) daftar bahan atau komposisi, (2) informasi nilai gizi, (3) tanggal

kedaluwarsa, (4) petunjuk penyimpanan, (5) petunjuk penggunaan dan (6) kode

produksi (Pemerintah RI 1999).

Pangan olahan untuk konsumsi oleh kelompok tertentu seperti bayi,

balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam rangka memelihara dan meningkatkan

kualitas kesehatan kelompok tersebut, maka pada label pangan olahan tersebut

wajib mencantumkan informasi nilai gizi. Informasi Nilai Gizi didefinisikan sebagai

daftar kandungan zat gizi pada label pangan sesuai dengan format yang

dibakukan (BPOM 2005). Beberapa istilah untuk menggambarkan pencantuman

informasi nilai gizi yang berlaku di berbagai negara antara lain nutrition labelling,

nutrition fact, dan nutrition information. Istilah nutrition labeling digunakan oleh

WHO (WHO 2004), Canada dan Malaysia. Filipina menggunakan istilah nutrition

information, Amerika Serikat menggunakan istilah nutrition fact, sedangkan

Australia menggunakan istilah nutrition information panel.

Pencantuman informasi nilai gizi pada label tidak diwajibkan terhadap

semua pangan. Pangan yang diwajibkan untuk mencantumkan informasi tentang

kandungan gizi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999

tentang Label dan Iklan Pangan, Pasal 32, ayat (1) yang menyatakan bahwa

pencantuman keterangan tentang kandungan gizi pangan pada label wajib

dilakukan bagi pangan yang disertai pernyataan bahwa pangan mengandung

vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan, atau pangan yang

dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku di bidang mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral dan

atau zat gizi lainnya (Pemerintah RI 1999).

Peraturan Pemerintah tersebut juga mengatur tata cara pencantuman

kandungan gizi pada label yang tertuang pada Pasal 32 bahwa keterangan

tentang kandungan gizi pangan dicantumkan dengan urutan jumlah keseluruhan

energi, dengan perincian berdasarkan jumlah energi yang berasal dari lemak,

protein dan karbohidrat; jumlah keseluruhan lemak, lemak jenuh, kolesterol,

jumlah keseluruhan karbohidrat, serat, gula, protein, vitamin dan mineral. Jika

pelabelan gizi digunakan pada suatu pangan, maka pada label pangan tersebut

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

13

wajib memuat hal-hal berikut : (a) ukuran takaran saji, (b) jumlah sajian per

kemasan, (c) kandungan energi per takaran saji, (d) kandungan protein per

sajian (dalam gram), (e) kandungan karbohidrat per sajian (dalam gram), (f)

kandungan lemak per sajian (dalam gram), (g) persentase dari angka kecukupan

gizi yang dianjurkan.

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan

merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah tersebut. Pedoman tersebut

mengatur informasi yang harus dicantumkan dan informasi yang dapat

dicantumkan terdiri dari (a) Informasi yang wajib dicantumkan, meliputi takaran

saji, jumlah sajian per kemasan dan catatan kaki, (b) Zat gizi yang wajib

dicantumkan, meliputi energi total, lemak total, protein, karbohidrat total, dan

natrium, (c) Zat gizi yang wajib dicantumkan dengan persyaratan tertentu,

meliputi energi dari lemak, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, serat pangan,

gula, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, zat gizi lain yang wajib

ditambahkan/difortifikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, zat gizi yang

pernyataannya (klaim) dicantumkan pada label pangan, dan (d) Informasi lain

yang dapat dicantumkan, meliputi energi dari lemak jenuh, lemak tidak jenuh

tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kalium, serat pangan larut, serat pangan tidak

larut, gula alkohol, karbohidrat lain, vitamin, mineral dan zat gizi lain (BPOM

2005)

Dalam rangka pencantuman Informasi Nilai Gizi, acuan yang digunakan

untuk menghitung persentase AKG yang akan dicantumkan pada label pangan

adalah AKG yang khusus ditujukan untuk pelabelan. Indonesia telah menetapkan

nilai AKG yang dijadikan acuan khusus untuk pelabelan pangan tersebut

berdasarkan kelompok umur. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala

Badan POM Nomor HK.00.06.51.0475 tentang Pedoman Pencantuman Informasi

Nilai Gizi Pada Label Pangan dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 tentang Acuan Label Gizi Produk Pangan.

Acuan Label Gizi berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 dapat dilihat pada Tabel 2.

Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang

diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi

menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis tertentu seperti

kehamilan dan menyusui. Angka kecukupan gizi berguna sebagai rujukan yang

digunakan untuk perencanaan dan penilaian konsumsi makanan dan asupan gizi

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

14

bagi orang sehat, agar tercegah dari kekurangan ataupun kelebihan asupan gizi.

Kekurangan asupan gizi akan menyebabkan terjadinya defisiensi atau penyakit

kurang gizi dan kelebihan akan menyebabkan terjadinya efek samping. Pada

keadaan ekstrim kekurangan atau kelebihan zat gizi dapat menyebabkan

penyakit bahkan kematian (IOM, 2002 dalam Muhilal & Hardinsyah 2004). Angka

Kecukupan Gizi (AKG) ditetapkan berdasarkan kajian dan kesepakatan pakar

berdasarkan hasil-hasil penelitian kebutuhan gizi. oleh karena itu ketersediaan

data hasil penelitian kebutuhan gizi diperlukan sebagai basis mengestimasi AKG

(Muhilal & Hardinsyah 2004).

Tabel 2 Acuan label gizi produk pangan (BPOM 2007)

No Zat Gizi Nilai Acuan Label Gizi untuk Kelompok Konsumen Satuan Umum Bayi 0-6

bulan Anak 7-23

bulan Anak 2-5 tahun

Ibu hamil

Ibu menyusui

1. Energi kal 2000 550 800 1300 2160 2425 2. Lemak total g 62 35 27 40 60 67 3. Lemak jenuh g 18 - - - 19 22 4. Kolesterol mg <300 - - - <300 <300 5. Asam linoleat g - 2 3 4 6 7 6. Protein g 60 10 20 35 81 91 7. Karbohidrat total g 300 50 120 200 324 364 8. Serat makanan g 25 - - - 25 25 9. Vitamin A*) RE 600 375 400 400 800 850 Setara karoten

total*) mcg 7200 4500 4800 5280 9800 10200

Setara beta karoten*)

mcg 3600 2250 2400 2640 4800 5100

10. Vitamin D mcg 10 5 5 5 5 5 11. Vitamin E mg 15 4 6 7 15 19 12. Vitamin K mcg 60 5 12 18 55 55 13. Thiamin mg 1,0 0,3 0,5 0,7 1,3 1,3 14. Riboflavin mg 1,2 0,3 0,5 0,6 1,4 1,5 15. Niasin mg 15 2 5 7 18 17 16. Asam folat mcg 400 65 90 185 600 500 17. Asam

pantotenat mg 7 1,4 2,0 3,0 7 7

18. Piridoksin mg 1,3 0,1 0,4 0,6 1,7 1,8 19. Vitamin B12 mcg 2,4 0,4 0,6 1,0 2,6 2,8 20. Vitamin C mg 90 40 40 45 90 100 21. Kalium mg 4700 400 700 3400 4700 5100 22. Natrium mg <2300 120 370 1100 1500 <2300 23. Kalsium mg 800 200 480 500 950 950 24. Fosfor mg 600 100 320 400 600 600 25. Magnesium mg 270 25 60 80 270 270 26. Besi mg 26 0,3 8 8 33 32 27. Yodium mcg 150 90 90 110 200 200 28. Seng mg 12 5,5 8 9,4 14,7 13,9 29. Selenium mcg 30 5 13 19 35 40 30. Mangan mg 2 0,003 0,8 1,4 2 2,6 31. Flour mg 2,5 0,01 0,6 0,8 2,7 2,7

Tahun 1997 International Life Sciences Institute (ILSI) South East Asia

Region bersama FAO mengambil prakarsa mendiskusikan harmonisasi AKG

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

15

bagi Asia Tenggara melalui regional workshop. Regional workshop menyepakati

tentang definisi, kegunaan, cakupan zat gizi, pengelompokan umur, penetapan

ukuran tubuh dan basis perhitungan AKG. AKG digunakan untuk penilaian

konsumsi pangan dan gizi penduduk; untuk penilaian risiko ketidakcukupan

pangan; basis perencanaan menu, suplementasi dan pendidikan gizi; basis label

dan pengembangan produk pangan serta regulasi pangan; dan penilaian dan

perencanaan penyediaan dan produksi pangan (Muhilal & Hardinsyah 2004).

D. Persepsi Konsumen

Menurut UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999, konsumen

didefinisikan sebagai setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik digunakan untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang

lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen memliki hak penuh dalam

menentukan produk yang akan dikonsumsinya. Namun keputusan konsumen ini

tentunya akan dipengaruhi oleh pihak pemasar atau pihak-pihak yang memiliki

kepentingan khusus terhadap konsumen tersebut. Keputusan pembelian dapat

dipengaruhi oleh persepsi konsumen dan oleh karena itu pihak pemasar harus

dapat memahami persepsi konsumen terhadap produk. Perbedaan dalam

persepsi akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih atau membeli

produk karena konsumen akan membeli barang sesuai dengan persepsinya.

Pemahaman terhadap persepsi konsumen sangat bermanfaat bagi pemasar

karena persepsi konsumen dapat dijadikan dasar dalam melakukan market

segmentation. Selain persepsi konsumen, dalam merancang strategi pemasaran,

perusahaan juga harus mempelajari keinginan, sikap dan perilaku konsumen.

Perusahaan-perusahaan sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan

perubahan-perubahan dalam perilaku konsumen yang menyebabkan semakin

membaiknya persepsi konsumen terhadap merek-merek tertentu yang dimiliki

oleh perusahaan tersebut (Engel et al. 1994).

Menurut Mowen dan Minor (2002), persepsi diartikan sebagai proses

pemaparan individu untuk menerima, memperhatikan serta memahami informasi.

Sedangkan, menurut Kotler (2001), persepsi merupakan proses yang digunakan

oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan

informasi untuk memaknai sesuatu.

Mowen dan Minor (2002), mengemukakan bahwa persepsi akan memiliki

hubungan timbal balik terhadap pemrosesan informasi. Tingkat keterlibatan,

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui · ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi,

16

memori, persepsi akan mempengaruhi pemrosesan informasi. Sebaliknya,

persepsi pun timbul sebagai hasil dari pemrosesan informasi yaitu melalui

interpretasi dan pemaknaan rangsangan. Tahapan persepsi merupakan suatu

rangkaian proses yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pada tahap pemaparan

stimulus, konsumen menerima informasi melalui panca inderanya dan pada

tahap perhatian konsumen akan mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi

rangsangan. Pada tahap pemahaman, konsumen akan menyusun dan

menerjemahkan informasi untuk memberikan arti terhadap informasi tersebut.

Tahap keempat dari pengolahan informasi adalah penerimaan. Setelah

konsumen melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut

maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek

tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi konsumen terhadap objek

tersebut. Persepsi konsumen tersebut merupakan output dari penerimaan

konsumen terhadap stimulus.

Pengolahan informasi memiliki lima tahap yang terdiri atas tahapan-tahapan

Gambar 2 Proses terbentuknya persepsi (Mowen dan Minor 2002)

Pemaparan Perhatian Pemahaman Penerimaan