Upload
lydiep
View
232
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 38
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, 2006, Pemeriksaan Miroskopis Tuberkulosis, Panduan Bagi Petugas
Laboratorium
Kemenkes, 2011, Modul Pelatihan Pemeriksaan Mikroskopis TB
WHO, 1998, Laboratory Services in Tuberculosis Control Part 2, Microscopy, WHO,
1998
WHO, 2002, External Quality Assessment for AFB Smear Microscopy, APHL, CDC,
IUATLD,KNCV, RIT, WHO
RIT, 2007, Mikroskopis TB untuk Program Tuberkulosis Nasional, A. Fujiki
Depkes, 2009, Penjaminan Mutu Eksternal untuk Mikroskopi AFB pada level
Operasional, Kelompok Inti Nasional Pelatihan Mikroskopi TB
RIT, 2009, Preparasi Sediaan Dahak BTA Yang Baik, A.Fujiki
Standar Prosedur Operasional
Pemeriksaan
Mikroskopis TB
KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIANPENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
2012
616.995 1
Ind
s
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
616.995 1Inds
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. DirektoratJenderal Bina Upaya Kesehatan
Standar prosedur operasional pemeriksaanmikroskopis TB,-- Jakarta : KementerianKesehatan RI. 20121
ISBN 978-602-235-147-4
1. Judul I. TUBERCULOSIS - DIAGNOSISII. TUBERCULOSIS - LABORATORY MANUALSIII. MICROSCOPY - LABORATORY MANUALS
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 37
FORMULIR HASIL PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM MIKROSKOPIS TB
Nama Laboratorium : ………………………………………………………... Kabupaten/ Kota : ………………………………………………………… Provinsi : …………………………………………………………
Tanggal Uji Fungsi
Nomor Batch
Reagen Kontrol Negatif
Kontrol Positif (1+) Keterangan Tanda
Tangan
Penanggungjawab PMI (Nama Jelas)
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 36
Jangan sekali-sekali menyentuh permukaan bola lampu dengan tangan telan-jang, karena lemak kulit yang tertinggal akan mengurangi terangnya sinar.
Gunakan kertas tissue/ kertas lensa/ pembungkus lampu untuk memegang bola lampu saat memasangnya ke mikroskop.
Sebaiknya selalu tersedia cadangan lampu dan sekering. Pastikan voltase yang digunakan sesuai, 110V atau 220V, dan bilamana perlu gunakan stabilisator voltase.
Harus ada ventilasi yang cukup agar panas yang dihasilkan lampu dapat diatasi. Sebelum menyalakan lampu, putarlah regulator voltase ke minimum.
Okuler harus tetap pada tempatnya, jamur atau debu dapat masuk melalui lubang kosong tempat objektif bila lensa tidak terpasang. Bila lensa ada yang hilang, tutup rapat dengan penutup yang tersedia.
Bila gambar terlihat buram atau ada bintik hitam, periksa adanya debu atau kotoran pada lensa objektif, okuler, kondensor, dan kaca sumber cahaya. Bintik hitam bergerak bila okuler diputar, berarti debu pada okuler. Bintik hitam bila sediaan digerakkan, berarti debu pada kaca sediaan.
Debu pada lensa dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat halus atau dengan meniupkan udara dengan penghembus udara di atas permukaan lensa.
Jangan menyentuh bola lampu saat memasang, gunakan kertas tissue
Pengembus udara
Kotak penyimpan mikroskop, harus selalu menyala walaupun mikroskop sedang dipakai
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB i
KATA PENGANTAR
Program pengendalian tuberkulosis (TB) di Indonesia telah terlihat
keberhasilannya dengan menurunnya jumlah penderita di peringkat dunia, namun
untuk mencapai target MDG’s pada tahun 2015 diperlukan penguatan program
penanggulangan TB dengan strategi Directly Observed Treatment Shortcourse
(DOTS), di mana salah satu komponennya adalah pemeriksaan mikroskopis TB yang
bermutu.
Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan bagian dari komponen mutu
laboratorium TB yang disusun sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam
melakukan pemeriksaan mikroskopis TB di berbagai tingkat pelayanan, sehingga
diharapkan kualitas pemeriksaan laboratorium TB terjamin.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kelompok Kerja Laboratorium TB dan
semua pihak yang telah bekerja sama untuk menyusun Prosedur Tetap Pemeriksaan
Mikroskopis TB.
Harapan kami semoga buku ini bermanfaat bagi semua laboratorium
khususnya laboratorium yang melakukan pemeriksaan TB dalam menjamin mutu
pemeriksaannya.
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Dr. Supriyantoro, SpP, MARS
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB ii
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 35
Perawatan mikroskop Membersihkan lensa
Untuk membersihkan lensa sebaiknya gunakan Ethyl ether atau pembersih lensa yang sesuai anjuran pabrik. Beberapa bahan pembersih dapat merusak permukaan lensa atau melarutkan perekat lensa setelah digunakan beberapa waktu.
Bahan Pembersih Penggunaan Jangka
Panjang Penggunaan sekali-sekali
Rekomendasi pabrik v v Ethyl ether/ethanol v v Alkohol x v Bensin x v Aseton/ keton x v Xylol x x
7. Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan sesuaikan dengan tombol pengatur focus halus.
8. Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan putar. cincin penyesuai diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas, baik untuk mata kiri maupun mata kanan.
9. Buka iris/diafragma sampai 70 – 80%, hingga lapangan pandang terang dengan merata. 10. Teteskan minyak imersi di atas sediaan (aplikator jangan menyentuh sediaan) dan putar
lensa objektif 100 x ke tempatnya sampai berbunyi “klik”. 11. Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur fokus halus, bukan dengan pengatur
fokus kasar sampai didapatkan gambar yang paling jelas. 12. Begitu sediaan selesai dibaca, putar objektif 100 x menjauhi kaca sediaan, tempatkan
objektif 10 x di atas sediaan, lalu sediaan diambil. 13. Bila telah selesai, atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan
mikroskop dengan menekan tombol OFF. 14. Setiap selesai menggunakan mikroskop, bersihkan dengan hati-hati minyak emersi dari
lensa objektif 100 x dengan menggunakan kertas lensa, kondensor diturunkan, lensa pada posisi lensa objektif terpendek. Simpan mikroskop dalam kotak mikroskop/ lemari yang dijaga kelembabannya dengan menempatkan lampu 5 watt yang selalu menyala
Jangan sekali-kali membongkar bagian dalam mikroskop.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 34
Lampiran 8 PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP
Selalu gunakan tombol pengatur fokus untuk menurunkan meja sediaan menjauhi lensa!
Prinsip kerja mikroskop Cahaya yang berasal dari sumber cahaya (cermin atau sinar lampu) diteruskan ke diafragma, kondensor dan kaca sediaan yang diperiksa. Cahaya dari lensa objektif diteruskan melalui tabung mikroskop ke lensa okuler dan selanjutnya diterima oleh mata sehingga objek terlihat. Cara menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan dahak 1. Letakkan mikroskop di meja yang
permukaannya datar, tidak licin dan dekat sumber cahaya.
2. Bila menggunakan sumber cahaya lampu : a. Atur tegangan lampu ke minimum. b. Nyalakan mikroskop memakai
tombol ON. c. Sesuaikan dengan pelan-pelan
sampai intensitas cahaya yang di-inginkan tercapai.
3. Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan.
4. Putar lempeng objektif ke objektif 10 x. 5. Atur dengan tombol pengatur fokus kasar dan
pengatur fokus halus sampai sediaan terlihat jelas. 6. Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan
gambar kanan menyatu dengan cara menggeser-geser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak antar pupil yang berbeda-beda).
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB iii
KATA SAMBUTAN
Tuberkulosis atau TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi tantangan global. Laboratorium TB merupakan komponen utama dalam
pengendalian penyakit TB karena menjadi penentu diagnosis TB dan sebagai sarana
pemantauan pengobatan pasien TB. Pemeriksaan Mikroskopis TB tetap menjadi alat
diagnosis utama TB di Indonesia. Kegiatan pemeriksaan mikroskopis TB dimulai dari
penjaringan suspek TB, pengumpulan contoh uji dahak, pemeriksaan mikroskopis,
pencatatan pelaporan dan pemantapan mutu yang harus dilaksanakan oleh semua
komponen yang terlibat sesuai dengan prosedur standar.
Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas
laboratorium TB di fasyankes yaitu PS, PRM, PPM, RS dan Laboratorium Swasta yang
menjalankan strategi DOTS agar dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan
pemeriksaan Mikroskopis TB sesuai standar.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang
telah ikut berkontribusi dalam menyelesaikan Standar Prosedur Operasional ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait, khususnya dalam upaya
meningkatkan kualitas pemeriksaan mikroskopis TB untuk kepentingan Program
Nasional Pengendalian TB.
Jakarta, Agustus 2012 Direktur Jenderal PP dan PL
Prof Dr. Tjandra Yoga Aditama NIP. 195509031980121001
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB iv
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 33
Sebelum diolah limbah cair harus dikumpulkan dalam wadah khusus yang
terbuat dari plastik. Tidak dibenarkan menggunakan wadah dari gelas karena
dapat pecah. Jika limbah mengandung pelarut organik, wadah harus terbuat
dari bahan baja anti karat.
2. Limbah padat harus dikumpulkan dalam kotak limbah yang tutupnya dapat
dibuka dengan kaki dan sebelah dalamnya dilapisi kantong plastik khusus.
Kantong harus diikat sebelum diangkat dari dalam kotak. Lakukan insinerasi
jika limbah dapat dibakar (misalnya: kain, kertas). Setelah dekontaminasi dan
sterilisasi limbah padat di bakar atau dikubur dengan kedalaman 1,5 meter
3. Limbah Cair
Melalui system IPAL/ waste water treatment
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 32
B
C
otoklaf
sebaga
1600C
pressur
6. Tersedi
kecelek
tebal, d
7. Tersedi
B. Penangana- Persia
- Proses
C. Penangana1. Limbah
Limba
tusuka
incene
Direndamdisinfektajam
secara berk
ai indikator. J
selama mini
re cooker pad
ia “spill box
kaan kerja be
desinfectant, s
ia kotak PPK
an peralatanapan bahan da
s dekontamin
an Limbah Lh benda tajam
h benda taj
an untuk di
erator harus d
m dalam an selama 12
kala sebaikny
Jika menggun
mal 30 meni
da suhu didih
x” yang ber
erupa tumpah
sapu kecil den
yang berisi ka
Laboratoriuan alat untuk
asi limbah se
Laboratoriumm
am langsung
imusnahkan
idekontamina
Direbus mendidi
ya dengan m
nakan peman
it. Jika belum
selama minim
isi semua p
han bahan in
ngan skop sam
apas, antisep
m pemeriksaan
belum dibuan
g dimasukka
di incenera
asi sebelum d
sampai h 10 menit
memakai spo
nasan kering,
m ada otokla
mal 30 menit.
peralatan unt
nfeksius (terdi
mpah ).
ptik, plester dll
ng atau dicuci
n dalam wa
ator. Bila ti
imusnahkan.
Dibakahangu
ora B therm
lakukan pad
af, dapat digu
tuk menangg
iri atas : tiss
l
adah khusus
dak menggu
ar sampai us
ophilus
a suhu
unakan
gulangi
ue, lap
tahan
unakan
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB v
TIM PENYUSUN
Dr. Sri Widyastuti Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK
Dra. Siti Sumartini, M.Kes Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK
Drg. Dyah Erty Mustikawati, MPH Subdit TB, Dit P2ML
Dr. Nani Rizkiyani, M.Kes Subdit TB, Dit P2ML
Prof. Agus Sjahrurrachman, Sp.MK Kelompok Kerja Laboratorium TB
Dr. Harini Janiar, Sp.PK Kelompok Kerja Laboratorium TB
Dr. Koesprijanti, Sp.PK Kelompok Kerja Laboratorium TB
Drs. Isak Solihin, M.Kes Kelompok Kerja Laboratorium TB
Dra. Ning Rintiswati, M.Kes Kelompok Kerja Laboratorium TB
Dr. Wiwi Ambarwati Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK
Agus Susanto, SKM, M.Kes Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK
Dr. Irfan Ediyanto Subdit TB, Dit P2ML
Dr. Retno Kusuma Dewi Subdit TB, Dit P2ML
Roni Chandra, S.Si, M.Biomedik KNCV
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB vi
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 31
Lampiran 7 INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM TB A. Pemusnahan sisa contoh uji
1. Limbah infeksius dan tidak infeksius, baik padat maupun cair harus
dikumpulkan pada tempat terpisah dalam wadah yang tidak bocor. Wadah
untuk limbah tajam harus kuat terhadap tusukan.
2. Wadah contoh uji dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tak terpakai dan
limbah padat lain harus direndam dalam larutan lysol 5% atau desinfektan lain
yang cocok untuk desinfeksi M.tuberculosis selama minimal 12 jam.
3. Limbah cair bekas pewarnaan ditampung dalam wadah yang mengandung lysol
sebelum dibuang ke saluran limbah. Limbah zat pewarna hanya dibuang ke
saluran air kotor yang tak akan mencemari badan air/ sungai untuk konsumsi.
Informasi lebih lanjut dapat ditanyakan kepada Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (Bapedal) daerah masing-masing.
4. Insenerasi merupakan cara mengolah limbah sebelum atau setelah diotoklaf.
Insenerasi idealnya dilakukan pada alat dengan dua ruang bakar, di mana pada
ruang bakar pertama suhu mencapai 8000C dan pada ruang bakar kedua
mencapai 10000C. Waktu retensi gas dalam ruang bakar kedua minimal 0,5
detik. Insenerator yang hanya memiliki satu ruang bakar kurang efektif untuk
menangani bahan infektif. Jika memakai carbonizer pakailah sesuai petunjuk
pemakaian.
5. Untuk sterilisasi dengan otoklaf dibutuhkan suhu 1210C dengan tekanan udara
1,5 sampai 2 atmosfer selama minimal 20 menit (perhitungan waktu dimulai
saat suhu dan tekanan udara tersebut tercapai; jangan membuka otoklaf jika
belum dingin benar dan jangan mengisi air berlebihan). Jika jumlah yang di
otoklaf banyak, dianjurkan minimal 30 menit. Pastikan bahwa ada ruang kosong
diantara barang yang di otoklaf. Pada saat melakukan otoklaf, pastikan bahwa
tidak ada wadah yang tertutup rapat. Wadah harus sedikit dilonggarkan agar
uap air dalam mudah masuk ke dalam wadah. Dianjurkan melakukan uji fungsi
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 30
Cara mengisi bagian bawah: (diisi oleh petugas lab yang membaca sediaan). No. Register Lab : Tulis nomor yang sesuai dengan di buku register
lab (TB.04).
Tanggal pemeriksaan : Tulis tanggal sediaan tsb diperiksa
Spesimen dahak : Tulis kode huruf sesuai waktu pengambilan dahak
yang
dikirim :
Penegakan diagnosis:
Sewaktu (A), Pagi (B), Sewaktu (C)
Follow up Akhir fase intensif:
Sesuai waktu dan urutan specimen (D) & (E)
Follow up bila 1 bulan sebelum AP :
Sesuai waktu dan urutan specimen (F) & (G)
Follow up AP :
Sesuai waktu dan urutan specimen (H) & (I)
Setelah sisipan :
Sesuai waktu dan urutan specimen (J) & (K)
Hasil : Beri tanda rumput ( ) pada kotak yang sesuai
untuk tiap sediaan yang diperiksa. Untuk kolom 1-
9 bta, tulis jumlah kuman yang ditemukan dalam
100 lp
Diperiksa oleh : Bubuhi tanda tangan dan tulis nama lengkap
petugas
pemeriksa
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
KATA SAMBUTAN .......................................................................................................... iii
TIM PENYUSUN ............................................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii
Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB ........................................ 1
I. Tujuan dan Ruang Lingkup ................................................................................. 1
II. Tanggung jawab .................................................................................................. 1
III. Pra Kualifikasi Tenaga ........................................................................................ 1
IV. Rujukan ............................................................................................................... 1
V. Pengertian-pengertian ......................................................................................... 2
VI. Dokumen ............................................................................................................. 2
VII. Prosedur .............................................................................................................. 2
VIII. Instruksi Kerja ...................................................................................................... 4
IX. Alasan Perubahan Versi SOP ............................................................................. 4
Lampiran 1. INSTRUKSI KERJA PENGUMPULAN DAHAK .......................................... 5
Lampiran 2 INSTRUKSI KERJA PEMBERIAN IDENTITAS SEDIAAN ........................... 9
Lampiran 3 INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN SEDIAAN ........................................... 11
Lampiran 4 INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS .............................. 16
Lampiran 5 INSTRUKSI KERJA PEMANTAPAN MUTU INTERNAL ........................... 18
Lampiran 6 INSTRUKSI KERJA PENCATATAN PELAPORAN ................................... 24
Lampiran 7 INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM TB ...... 31
Lampiran 8 PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP ............................. 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB viii Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 29
Petunjuk formulir TB.05 (Permohonan Lab untuk pemeriksaan dahak) Formulir ini diisi:
• Bagian atas oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak
• Bagian bawah oleh petugas yang membaca sediaan dahak.
Satu penderita menggunakan satu formulir. Satu formulir digunakan untuk 3 spesimen
(untuk diagnosis) atau untuk 2 spesimen (untuk follow-up pengobatan).
Cara mengisi bagian atas
Nama Unit Yankes : Tulis nama unit pengirim. Nama suspek/pasien : Tulis nama lengkap dari suspek/pasien Umur : Tulis umur dalam tahun. Jenis kelamin : Beri tanda pada kotak yang sesuai. Alamat lengkap : Tulis alamat pasien secara lengkap. Kabupaten/Kota : Tulis nama kabupaten / kota. Klasifikasi Penyakit : Beri tanda pada kotak yang sesuai Alasan pemeriksaan : Beri tanda pada kotak yang sesuai No. Reg Kab/Kota : Tulis no register Kab/Kota (pasien) Nomor identitas sediaan : Tulis sesuai dengan nomer yang ada pada kaca
sediaan, dengan tidak mencantumkan waktu pengambilan dahak (SPS).
Tanggal pengambilan dahak terakhir
: Tulis tanggal pengambilan dahak terakhir.
Tanggal pengiriman sediaan
: Tulis tanggal sediaan tsb dikirim ke Lab.
Tanda tangan pengambil sediaan
: Bubuhi tanda tangan dari pengambil/pembuat sediaan
Secara visual dahak tampak
: Beri tanda pada kotak yang sesuai
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 28
Petunjuk register TB.04 (Register Laboratorium TB)
Buku ini untuk mencatat setiap melakukan pemeriksaan dahak dari seorang penderita
(baik untuk penderita suspek maupun untuk follow-up pengobatan).
Buku ini diisi oleh petugas laboratorium yang melakukan pewarnaan dan pembacaan
sediaan dahak di fasilitas pelayanan kesehatan.
Nomor Reg. Lab :
Tulis nomor register Lab. dengan 3 digit, mulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun anggaran dan tulis berurutan berdasarkan tanggal pemeriksaan.
Nomor Identitas Sediaan : Tulis sesuai dengan nomor yang ada pada kaca sediaan yang diperiksa
Tanggal sediaan diterima : Tulis tanggal sediaan tersebut diterima Tanggal Pemeriksaan
: Tulis tanggal pemeriksaan sediaan dahak tersebut
Nama Lengkap Pasien : Tulis nama lengkap Umur L / P : Tulis umur dalam tahun pada kolom jenis kelamin
yang sesuai. Alamat : Tulis alamat lengkap. Nama UPK
: Tulis nama unit pengobatan yang meminta dilakukannya pemeriksaan laboratorium ini.
Alasan Pemeriksaan : Tulis kode huruf sesuai identitas slide/ waktu pengambilan dahak di kolom diagnosis atau follow up
Hasil Pemeriksaan
: (3 kolom: S, P, dan S) Tulis hasil pemeriksaan dengan lengkap sesuai dengan tingkat positifnya yaitu 1+, 2+, atau 3+ atau Neg pada kolom yang sesuai. Kolom S untuk dahak sewaktu pertama, Kolom P untuk dahak pagi, dan kolom S untuk dahak sewaktu kedua.
Tanda tangan : Bubuhi tanda tangan dari petugas yang melakukan pemeriksaan.
Keterangan : Disediakan untuk hal-hal lain yang diperlukan.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 1
Nama Laboratorium : Alamat : Penanggung jawab :
Standar Prosedur OperasionalPemeriksaan Mikroskopis TB
Kode : Versi : No. Tanggal : Halaman : 1 dari 3
I. Tujuan dan Ruang Lingkup Prosedur tetap ini ditujukan untuk menjadi pedoman baku dalam pelayanan
pemeriksaan mikroskopis TB
Ruang lingkup dibatasi pada pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB paru di
fasyankes ; dilaksanakan oleh Tim DOTS yang terdiri dari :
- Poliklinik DOTS: dokter dan perawat
- Laboratorium: petugas laboratorium
Rangkaian kegiatan pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB dimulai dari
penjaringan suspek, pencatatan dalam buku register TB 06, permintaan
pemeriksaan laboratorium (formulir TB 05), pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium (buku register TB 04 dan formulir TB 05) sampai PME (formulir TB
12)
II. Tanggung jawab Prosedur ini berada di bawah tanggung jawab Manajer Mutu
III. Pra Kualifikasi Tenaga A. Medical fitness
Berbadan sehat
B. Pendidikan dan Pelatihan
Dokter yang telah mengikuti pelatihan TB DOTS
Pemegang program TB yang telah mengikuti pelatihan TB DOTS
Petugas laboratorium yang telah mengikuti pelatihan laboratorium
mikroskopis TB
IV. Rujukan - Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 2
- Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
- Pedoman Jejaring Laboratoriu TB dan Pemantapan Mutu (Quality Assurance)
Pemeriksaan Mikroskopis TB
V. Pengertian-pengertian IK : Instruksi Kerja yang bersifat teknis
Tuberkulosis (TB) : Penyakit menular yang dapat menyerang organ tubuh manusia (paru-paru, tulang, selaput otak, usus, dan lain-lain) yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
Suspek : Tersangka TB
PMI : Pemantapan Mutu Internal
PME : Pemantapan Mutu Eksternal
VI. Dokumen TB.06 : Register Suspek TB TB.05
TB 05 : Formulir permintaan pemeriksaan dahak mikroskopis
TB.04 : Register Laboratorium
TB 12 : Formulir untuk mengirimkan sediaan untuk keperluan uji silang
VII. Prosedur A. Penjaringan suspek
Penemuan kasus TB dilakukan melalui serangkaian kegiatan mulai dari
penjaringan terhadap suspek TB, pemeriksaan fisik dan laboratorium,
menegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya.
Penemuan pasien TB, secara umum dilakukan secara pasif dengan promosi
aktif kecuali pada kelompok khusus yang beresiko tinggi sakit TB seperti
pada pasien dengan HIV, kelompok yang rentan tertular TB seperti di rutan,
LP; yang hidup pada daerah kumuh, kontak dengan pasien TB BTA positif
terutama anak di bawah 5 tahun dan kontak dengan pasien TB resistan obat
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 27
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 26 Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 3
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
B. Pencatatan dalam register TB 06
Semua suspek dicatat dalam buku register TB 06 dan diberi nomor identitas
yang kemudian digunakan sebagai nomor identitas sediaan.
C. Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05)
Berdasarkan buku register TB 06, semua suspek dirujuk ke laboratorium.
Petugas poli DOTS mengisi formulir TB 05 dengan lengkap sebagai
pengantar pemeriksaan mikroskopis dahak.
D. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium (TB 04 dan TB 05)
Nomor identitas sediaan dari formulir TB 05 dituliskan pada pot
dahak, kaca sediaan dan buku register TB 04
Hasil pemeriksaan segera dicatat pada formulir TB 05 dan buku
register TB 04
Formulir TB 05 diserahkan kepada petugas poli DOTS; hasil
laboratorium merupakan rahasia jabatan.
E. Petugas poli DOTS segera mencatat hasil pemeriksaan laboratorium dalam
buku register TB 06
F. Kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium mikroskopis TB dipantau
melalui kegiatan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu
Eksternal. Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan melalui kegiatan uji
silang, supervisi/ bimbingan teknis dan tes panel.
Sediaan uji silang dikirimkan ke laboratorium rujukan uji silang menggunakan
formulir TB 12 yang diisi oleh pengelola program TB Kabupaten/ Kota.
TB 05 Poli DOTSTB 06 TB 05
Laboratorium TB 04
TB 05
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 4
VIII. Instruksi Kerja A. Pengumpulan dahak
B. Pemberian Identitas
C. Pembuatan Sediaan
D. Pemeriksaan Mikroskopis
E. PMI
F. Pencatatan Pelaporan terkait laboratorium TB
G. Pengelolaan Limbah Laboratorium TB
H. penggunaan dan pemeliharaan mikroskop
IX. Alasan Perubahan Versi SOP
Dikompilasi oleh
Ditelaah oleh
Disetujui oleh Perubahan Versi Baru
Nama Kode: Kode: Tanggal Tanda tangan
Area Laboratorium : Jumlah copy: Alasan perubahan :
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 25
J
DmDdidiprP
Pbala
Pelaporan
Jangan menu
Dari formulir Tmelengkapi regDalam rangka
ilaksanakan iperiksa olehrogram kab/ engiriman ula
ada akhir pealik ke labora
aboratorium m
n disampaikamenja
uliskan hasil untuk cro
TB.05 yang tgister suspek a menjaga kPemantapan laboratorium
kota untukang sediaan u
riode uji silanatorium mikrosmikroskopis un
an secepatnyaga kerahasipemeriksaan
oss check/uji
telah berisi h(TB.06)
kualitas pemeMutu Ekste
m, secara pek diperiksa uuntuk uji silang
ng, pengelola skopis. Hasil ntuk meningka
ya pada doktaan hasil labn pada sediai silang pema
hasil pemerik
eriksaan labornal berupa eriodik akan ulang di labg menggunak
program kabumpan balik iatkan kinerjan
er pengirim, boratorium. aan karena seantapan mut
ksaan, dokter
oratorium mikUji Silang. Sdiambil sam
boratorium Rkan formulir TB
b/ kota akan ini harus digunya (Peningka
petugas har
ediaan dibututu.
r/ petugas TB
kroskopis TBSediaan yang
mpel oleh penRujukan Uji B.12
memberikan unakan oleh patan Mutu)
rus
uhkan
B akan
B, juga g telah ngelola Silang.
umpan petugas
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 24
Lampiran 6 INSTRUKSI KERJA PENCATATAN PELAPORAN
1. Tuliskan identitas sediaan sesuai dengan formulir permohonan lab (TB.05). Identitas sediaan ini sesuai dengan nomor urut dalam TB.06
2. Catat identitas pasien sesuai TB 05 dalam Register TB.04. 3. Tulis Nomor Register Laboratorium. Salin Nomor Register Laboratorium dalam
TB 05 4. Catat hasil pemeriksaan dalam buku registerTB.04 5. Salin hasil pemeriksaan di bagian bawah TB.05. 6. Beri tanggal dan tandatangani Formulir Permohonan Laboratorium (TB 05) 7. Kembalikan Formulir Permohonan Laboratorium TB 05 kepada dokter atau
UPK yang mengirimkan
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 5
Lampiran 1. INSTRUKSI KERJA PENGUMPULAN DAHAK 1. WAKTU PENGUMPULAN CONTOH UJI DAHAK
Untuk menegakkan diagnosis TB secara mikroskopis dibutuhkan tiga contoh uji
dahak. Pengumpulan spesimen dahak dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu
Sewaktu – Pagi – Sewaktu (SPS)
Dahak Sewaktu hari -1 (A) Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien berkunjung ke
fasyankes
Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan
dahak pagi hari berikutnya.
Dahak Pagi (B) Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari setelah bangun tidur
dan membawa contoh uji dahak ke laboratorium.
Dahak Sewaktu hari -2 (C) Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di laboratorium pada saat
pasien kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa dahak
pagi (B).
2. TEMPAT PENGUMPULAN DAHAK Dahak adalah bahan yang infeksius, pada saat berdahak aerosol/percikan dapat
menulari orang yang ada disekitarnya, karena itu tempat berdahak harus berada
ditempat yang jauh dari kerumunan orang, misalnya didepan ruang
pendaftaran,ruang pemeriksaan ,ruang obat dll. Harus diperhatikan pula arah
angin pada saat berdahak, agar droplet/ percikan dahak tidak mengenai petugas.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 6
3. CARA PENGUMPULAN DAHAK Persiapan Pengumpulan contoh uji dahak
a. Persiapan pasien
Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat bernilai untuk menentukan
status penyakitnya, karena itu anjuran pemeriksaan SPS untuk pasien baru
dan SP untuk pasien dalam pemantauan pengobatan harus dipenuhi.
Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah,
berupa lendir yang berwarna kuning kehijauan (mukopurulen). Pasien
berdahak dalam keadaan perut kosong, sebelum makan/minum dan
membersihkan rongga mulut terlebih dahulu dengan berkumur air bersih.
Bila ada kesulitan berdahak pasien harus diberi obat ekspektoran yang
dapat merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada malam sebelum
mengeluarkan dahak. Olahraga ringan sebelum berdahak juga dapat
merangsang dahak keluar.
Dahak adalah bahan infeksius sehingga pasien harus berhati-hati saat
berdahak dan mencucu tangan.
Pasien dianjurkan membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang
tersedia di tempat/lokasi berdahak.
Pengumpulan dahak dilakukan di ruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung atau di ruangan dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan akibat percikan dahak yang infeksius. Tempat pengumpulan dahak dilengkapi dengan prosedur mengeluarkan dahak, tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jangan mengeluarkan dahak di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, misalnya: Kamar kecil / toilet Ruang kerja (ruang pendaftaran, ruang
pengumpulan sampel, laboratorium) Ruang tunggu, ruang umum lainnya.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 23
6) Penyimpanan sediaan
Dilakukan pengecekan ulang apakah penyimpanan sediaan sudah sesuai
dengan prosedur
c. Tahap Pasca Analisis
Menjamin bahwa pelaksanaan tahap pasca analisis sesuai protap yaitu
pelaksanaan dekontaminasi alat dan bahan infeksius; pengelolaan limbah
infeksius dan non infeksius; dan pemeliharaan mikroskop.
Periksa kembali pencatatan dan pelaporan sesuai dengan standar. Petugas
tidak diperkenankan menuliskan laporan dengan tanda atau simbol yang tidak
sesuai skala IUATLD. Contoh tidak ditemukan BTA dituliskan sebagai ”–”,
seharusnya : ”neg”; ditemukan 1-9 BTA/ 100 LPB dituliskan ”BTA jarang” atau
”±” seharusnya ”dituliskan jumlah BTA yang ditemukan”. Apabila ditemukan
BTA harus dilaporkan dengan simbol 1+, 2+ atau 3+ sesuai dengan skala
IUATLD. Tidak diperbolehkan menuliskan hasil pemeriksaan diatas kaca
sediaan. Penulisan hasil positif dituliskan dengan tinta merah.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 22
Hasil pewarnaan apusan dengan hasil yang kurang baik
5) Pembacaan mikroskopis
Pembacaan dilakukan sesuai prosedur tetap. Bila di fasyankes terdapat 2
atau lebih petugas mikroskopis, maka dilakukan inter-observer blinded yaitu
pembacaan sediaan dilakukan oleh 2 orang secara blinded dan dicatat.
Contoh sediaan apus dahak yang baik
Terlalu tebal
Terlalu tipis
Kurang di tengah, terlalu tipis dan kurang dekolorisasi
Pewarnaan tidak merata, ukuran terlalu besar
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 7
b. Persiapan Alat
Pot dahak bersih dan kering, diameter mulut pot 4-5 cm, transparan,
bening, bertutup ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan kepada
pasien, pot dahak harus sudah diberi identitas sesuai identitas/nomor
register pada form TB 05.
Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05)
Label, pensil, spidol
c. Cara Berdahak
Beri petunjuk pada pasien untuk:
Kumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak
Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur
Tarik nafas dalam 2 – 3 kali dan setiap kali hembuskan nafas dengan kuat
Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan masukan ke
dalam pot dahak
Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya
Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun
Bila perlu hal di atas dapat diulang sampai mendapatkan dahak yang
berkualitas baik dan volume yang cukup (3-5 ml)
Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut:
- Lakukan olah raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa
kali. Bila terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu
disuruh batuk.
- Malam hari sebelum tidur, banyak minum air atau menelan 1 tablet
gliseril guayakolat 200 mg.
Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium, dengan
menempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 8
4. PENILAIAN KUALITAS CONTOH UJI DAHAK SECARA MAKROSKOPIS Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak pasien. Tanpa
membuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui dinding pot yang
transparan
Hal-hal yang perlu diamati adalah :
- Vol 3,5 - 5 ml
- Kekentalan : mukoid
- Warna : Hijau kekuningan (purulen)
Bila ternyata contoh uji yang diserahkan adalah air liur, petugas harus meminta
pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan pendampingan.
Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada di
belakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas.
Bila dahak yang diperoleh tetap tidak memenuhi syarat, petugas lab tetap harus
melakukan pemeriksaan dengan memilih bagian yang paling kental dan beri
catatan bahwa ”spesimen tidak memenuhi syarat / air liur”
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 21
Penilaian sediaan yang telah diwarnai
Evaluasi kualitas sediaan dahak dilakukan dengan penilaian terhadap 6 unsur dengan
mempergunakan skala sarang laba-laba. Sediaan yang baik harus memperlihatkan
sarang laba-laba yang penuh
Contoh sediaan yang benar, tulisan di koran masih terbaca secara samar
Contoh sediaan yang terlalu tebal, tulisan di koran tidak terbaca
Contoh sediaan yang terlalu tipis, tulisan di koran terbaca dengan mudah
Apabila sediaan terlalu tipis, sediaan dapat ditambahi
dengan dahak, dengan catatan sediaan belum kering,
sehingga tidak menimbulkan aerosol
Apabila sediaan trelalu tebal, sediaan harus dibuang dan
diganti dengan membuat sediaan baru.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 20
a) Endapan metilen biru atau kristal carbol fuchsin maka reagen
harus disaring langsung pada saat melakukan pewarnaan.
b) Dekolorisasi yang tidak sempurna maka mengganti larutan
asam alkohol dengan larutan yang baik
Kumpulan sediaan dahak kontrol yang belum diwarnai harus disimpan
dalam kotak khusus.
b. Tahap analisis 1) Memastikan prosedur tetap di laksanakan dengan baik pada setiap
pemeriksaan. Prosedur tetap yang harus tersedia di laboratorium
mikroskopis TB adalah :
a) Prosedur tetap pengumpulan dahak
b) Prosedur tetap pembuatan sediaan
c) Prosedur tetap fiksasi
d) Prosedur tetap pewarnaan.
e) Prosedur tetap pembacaan mikroskopis
f) Prosedur tetap pencatatan & pelaporan
g) Prosedur tetap pengolahan limbah
2) Menggunakan alat sesuai standar. Kelengkapan alat dapat dibuat dalam
bentuk daftar tilik.
3) Pemberian identitas sesuai dengan standar dan dilakukan pengecekan
ulang.
4) Pembuatan sediaan harus sesuai prosedur tetap.
Penilaian sediaan yang belum diwarnai
Sebelum melakukan pewarnaan , sediaan dapat dinilai ketebalannya dengan
meletakkan sediaan yg kering 4-5 cm di atas kertas koran. Sediaan yang
baik apabila kita masih dapat melihat tulisan secara samar.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 9
Lampiran 2 INSTRUKSI KERJA PEMBERIAN IDENTITAS SEDIAAN Pemberian identitas sediaan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemberian kode huruf dengan ketentuan sebagai berikut:
A,B,C : SPS dahak pasien pada pertama kali datang
D,E: SP dahak pasien pada akhir minggu ke 5/masa intensif pengobatan
J,K : SP dahak pasien pada akhir pemberian obat sisipan
F,G: SP dahak pasien pada akhir bulan ke lima masa pengobatan
H,I : SP dahak pasien pada akhir masa pengobatan
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 10
Identitas sediaan dituliskan pada:
1. Pot Dahak
2. Kaca Sediaan
Beri label yang jelas pada dinding pot dahak sesuai dengan nomor identitas sediaan dahak (TB 06) Label ditempelkan pada dinding pot, jangan pada
tutupnya Pot dahak sekali pakai, bersih dan kering
Sebaiknya gunakan frosted end slide (kaca sediaan dengan salah satu ujung buram)
Tulis identitas sediaan dengan pensil 2B di atas bagian yang buram (frosted)
Nomor identitas sesuai dengan TB.05
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 19
b) Spidol dan label untuk pemberian identitas sesuai dengan nomor
identitas yang tertera pada form TB 04, TB 05 , TB 06 dan kaca sediaan.
4) Uji kualitas contoh uji dahak
Dahak yang diperiksa harus mukopurulen yaitu dahak yang mukoid berwarna
kuning kehijauan. Petugas harus dapat memotivasi pasien agar dapat
mengeluarkan dahak yang baik. Bila dahak yang diperoleh tetap tidak
memenuhi syarat, petugas lab tetap harus melakukan pemeriksaan dengan
memilih bagian yang paling kental dan beri catatan bahwa ”spesimen tidak
memenuhi syarat / air liur”
Uji kualitas dahak dilakukan dengan cara melihat warna dan kekentalan
dahak tanpa membuka tutup pot dahak, karena itu pot dahak harus terbuat
dari bahan yang transparan dan bening.
5) Uji fungsi reagen Ziehl Neelsen
Uji ini diperlukan untuk memastikan reagen Ziehl Neelsen yang tersedia
dapat mewarnai M.tuberculosis dengan baik.
Petugas harus membuat sediaan dahak kontrol yaitu beberapa sediaan
dahak dari dahak BTA negatif dan dahak BTA 1 + yang telah difiksasi.
Ketika akan menggunakan reagen Ziehl Neelsen kemasan baru maka
dilakukan pewarnaan terhadap satu sediaan dahak BTA negatif dan satu
sediaan dahak BTA 1+. Pewarnaan yang baik BTA tampak berwarna
merah cerah dengan latar belakang biru yang terang, inti lekosit tampak
jelas dan tidak ada endapan merah atau biru.
Hasil uji fungsi harus dicatat dalam buku khusus yang menuliskan
tanggal pelaksanaan uji fungsi, nomor batch botol reagen dan hasil
pewarnaan (lihat formulir hasil PMI)
Bila hasil pewarnaan dinilai baik maka reagen dapat dipakai sebaliknya
bila memberikan hasil pewarnaan yang tidak baik :
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 18
Lampiran 5 INSTRUKSI KERJA PEMANTAPAN MUTU INTERNAL Pemantapan Mutu Internal laboratorium mikroskopis TB terdiri dari:
a. Tahap Pra analisis 1) Prosedur tetap cara pengumpulan dahak.
2) Persiapan pasien
Memberikan bimbingan kepada pasien tentang cara pengumpulan dahak,
waktu pengumpulan dahak dan lokasi pengumpulan dahak.
3) Persiapan alat dan bahan.
a) Pot dahak sesuai standar :
bersih dan kering, bermulut lebar (diameter 4-5 cm)
transparan, bening, bahan kuat, tidak mudah bocor,
bertutup ulir minimal 3 dan dapat menutup rapat
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 11
Reagen ZN dengan label botol warna berlainan, tutup botol dari plastik, kotak reagen dari karton corrugated
Lampiran 3 INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN SEDIAAN ALAT-ALAT DAN REAGEN YANG DIBUTUHKAN
Kaca sediaan yang baru, bersih, jangan memakai kaca sediaan bekas
- Lidi/batang bambu dengan ujung berserabut (raugh-end)
- Lidi/batang bamboo dengan ujung runcing
Lampu spiritus/ bunsen
Wadah pem-buangan berisi disinfek-tan (misalnya lisol 5%)
Wadah pem-buangan untuk aplikator. Wadah pembuangan harus tahan bocor
Jas lab bagian depan tertutup berlengan panjang dengan tangan diberi manset elastic, panjang melewati lutut.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 12
Apuskan dahak di atas kaca sediaan pada permukaan yang sama dengan nomor identitas.
Apusan bentuk oval 2x3 cm kemudian ratakan dengan gerakan spiral kecil-kecil.
Jangan membuat gerakan spiral bila sediaan dahak sudah kering karena akan menyebabkan aerosol.
Keringkan di dalam suhu kamar
CARA MEMBUAT SEDIAAN DAHAK
1. Periksa data pasien di pot dahak dan cocokkan dengan yang ada di formulir permohonan laboratorium TB (Formulir TB 05)
2. Pindahkan data pasien dari formulir permohonan laboratorium TB (TB 05) ke register laboratorium TB (Formulir TB 04)
3. Tulis nomor identitas sediaan pada kaca sediaan 4. Tulis nomor register laboratorium pada formulir TB 04. 5. Tulis nomor register laboratorium pada formulir permohonan laboratorium TB (TB 05) 6. Berilah tanda pada kolom yang sesuai di TB 04 mengenai alasan pemeriksaan dahak
sesuai formulir permohonan laboratorium TB.
Spesimen dahak dengan bagian yang purulen (A) di dalam air liur (B)
Ambil contoh uji dahak pada bagian yang purulen dengan lidi
A B
C
lidi langsung dibuang ke dalam botol berisi disinfektan.
D
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 17
Lakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis tengah dari ujung kiri ke kanan
atau sebaliknya.
Laporkan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan mengacu kepada skala International
Union Against To Lung Disease (IUATLD)
Apa yang terlihat Hasil Apa yang dituliskan
tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang Negatif Neg ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang(tuliskan jml BTA yang ditemukan)
Scanty Tulis jumlah BTA
ditemukan 10 – 99 BTA dlm 100 lapang pandang 1+ 1+ ditemukan 1 – 10 BTA setiap 1 lapang pandang(periksa minimal 50 lapang pandang)
2+ 2+
ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang(periksa minimal 20 lapang pandang)
3+ 3+
Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak dari sediaan apus dengan meletakkan
bagian yang berminyak di atas tissue atau kertas penyerap.
Sebelum menguji sediaan apus selanjutnya, bersihkan lensa objektif dengan menggunakan kertas lensa. Setelah menyelesaikan pembacaan semua sediaan bersihkan lensa objektif dengan kertas lensa yang dibasahi eter alcohol (3:7)
Sediaan harus disimpan dalam kotak sediaan dengan urutan sesuai TB 04 untuk uji silang.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 16
Letakkan sediaan di atas meja mikroskop, permukaan sediaan menghadap ke atas. Gunakan lensa objektif 10 x untuk menetapkan fokus dan menemukan lapang pandang. Periksa sediaan untuk menentukan kualitas sediaan. Pada sediaan dahak umumnya ditemukan lebih banyak sel lekosit atau sel radang
Teteskan satu tetes minyak emersi, aplikator minyak emersi tidak boleh menyentuh kaca objek. Tetesan harus jatuh bebas ke permukaan sediaan apus agar aplikator minyak emersi tidak terkontaminasi dengan sediaan.
Putarlah lensa objektif 100x dengan hati-hati ke atas sediaan apus. Jangan sekali-kali lensa menyentuh kaca sediaan.
Sesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel terlihat jelas
Lampiran 4 INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS Sediaan apus harus diperiksa secara sistematis untuk memastikan bahwa hasil yang
dilaporkan telah mewakili seluruh bagian sediaan. Jangan memeriksa sediaan sebelum
kering.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 13
Cara penanganan dahak yang bercampur darah
1. Dahak dengan darah sedikit:
Pilih bagian dahak yang tidak mengandung darah, dan buat sediaan seperti biasa
2. Dahak dengan darah sedang
Buat sediaan, kemudian fiksasi, genangi dengan air bersih/aquades lalu digoyang-
goyang sampai warna merah darah hilang. Lalu air dibuang dan bilas lagi dengan air
kemudian warnai dengan Ziehl-Neelsen.
.Lakukan fiksasi. Gunakan pinset atau penjepit kayu untuk memegang kaca .
Pastikan apusan menghadap ke atas Lewatkan 3 x melalui api dari lampu spiritus.
Pemanasan yang berlebihan akan merusak hasil.
E
Untuk fasyankes yang hanya melakukan fiksasi (tidak melakukan pewarnaan dan pembacaan mikroskopis) maka kirimkan sediaan yang telah difiksasi ke laboratorium rujukan dengan cara : Bungkus sediaan dengan kertas tissue kemudian digulung beberapa kali agar tidak pecah atau kirimkan dalam kotak sediaan bersama Form TB 05.
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 14
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN
Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas pada rak yang ditempatkan di atas bak cuci atau baskom, antara satu sediaan dengan sediaan lainnya masing-masingberjarak kurang lebih 1 jari.
Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin. Saring zat warna setiap kali akan melakukan pewarnaan sediaan.
Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap sediaan sampai keluar uap, jangan sampai mendidih
Dinginkan selama minimal 5 menit.
Bilas sediaan dengan air mengalir secara hati-hati dari ujung kaca sediaan
Jangan ada percikan ke sediaan lain
1 2
5
3 4
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 15
Miringkan sediaan menggunakan penjepit kayu atau pinset untuk membuang air
Genangi dengan asam alcohol sampai tidak tampak warna merah carbol fuchsin. Jangan sampai ada percikan ke sediaan lain
Genangi permukaan sediaan dengan methylene blue selama 20-30 detik
Bilas sediaan dengan air mengalir. Jangan ada percikan ke sediaan lain
Miringkan sediaan untuk mengalirkan sisa methylene blue
Keringkan sediaan pada rak pengering. Jangan keringkan dengan kertas tissue
6
10 11
98
7