24
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 38 DAFTAR PUSTAKA Depkes, 2006, Pemeriksaan Miroskopis Tuberkulosis, Panduan Bagi Petugas Laboratorium Kemenkes, 2011, Modul Pelatihan Pemeriksaan Mikroskopis TB WHO, 1998, Laboratory Services in Tuberculosis Control Part 2, Microscopy, WHO, 1998 WHO, 2002, External Quality Assessment for AFB Smear Microscopy, APHL, CDC, IUATLD,KNCV, RIT, WHO RIT, 2007, Mikroskopis TB untuk Program Tuberkulosis Nasional, A. Fujiki Depkes, 2009, Penjaminan Mutu Eksternal untuk Mikroskopi AFB pada level Operasional, Kelompok Inti Nasional Pelatihan Mikroskopi TB RIT, 2009, Preparasi Sediaan Dahak BTA Yang Baik, A.Fujiki Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2012 616.995 1 Ind s

SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

  • Upload
    lydiep

  • View
    232

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 38

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2006, Pemeriksaan Miroskopis Tuberkulosis, Panduan Bagi Petugas

Laboratorium

Kemenkes, 2011, Modul Pelatihan Pemeriksaan Mikroskopis TB

WHO, 1998, Laboratory Services in Tuberculosis Control Part 2, Microscopy, WHO,

1998

WHO, 2002, External Quality Assessment for AFB Smear Microscopy, APHL, CDC,

IUATLD,KNCV, RIT, WHO

RIT, 2007, Mikroskopis TB untuk Program Tuberkulosis Nasional, A. Fujiki

Depkes, 2009, Penjaminan Mutu Eksternal untuk Mikroskopi AFB pada level

Operasional, Kelompok Inti Nasional Pelatihan Mikroskopi TB

RIT, 2009, Preparasi Sediaan Dahak BTA Yang Baik, A.Fujiki

Standar Prosedur Operasional

Pemeriksaan

Mikroskopis TB

KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIANPENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

2012

616.995 1

Ind

s

Page 2: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

616.995 1Inds

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. DirektoratJenderal Bina Upaya Kesehatan

Standar prosedur operasional pemeriksaanmikroskopis TB,-- Jakarta : KementerianKesehatan RI. 20121

ISBN 978-602-235-147-4

1. Judul I. TUBERCULOSIS - DIAGNOSISII. TUBERCULOSIS - LABORATORY MANUALSIII. MICROSCOPY - LABORATORY MANUALS

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 37

FORMULIR HASIL PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM MIKROSKOPIS TB

Nama Laboratorium : ………………………………………………………... Kabupaten/ Kota : ………………………………………………………… Provinsi : …………………………………………………………

Tanggal Uji Fungsi

Nomor Batch

Reagen Kontrol Negatif

Kontrol Positif (1+) Keterangan Tanda

Tangan

Penanggungjawab PMI (Nama Jelas)

Page 3: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 36

Jangan sekali-sekali menyentuh permukaan bola lampu dengan tangan telan-jang, karena lemak kulit yang tertinggal akan mengurangi terangnya sinar.

Gunakan kertas tissue/ kertas lensa/ pembungkus lampu untuk memegang bola lampu saat memasangnya ke mikroskop.

Sebaiknya selalu tersedia cadangan lampu dan sekering. Pastikan voltase yang digunakan sesuai, 110V atau 220V, dan bilamana perlu gunakan stabilisator voltase.

Harus ada ventilasi yang cukup agar panas yang dihasilkan lampu dapat diatasi. Sebelum menyalakan lampu, putarlah regulator voltase ke minimum.

Okuler harus tetap pada tempatnya, jamur atau debu dapat masuk melalui lubang kosong tempat objektif bila lensa tidak terpasang. Bila lensa ada yang hilang, tutup rapat dengan penutup yang tersedia.

Bila gambar terlihat buram atau ada bintik hitam, periksa adanya debu atau kotoran pada lensa objektif, okuler, kondensor, dan kaca sumber cahaya. Bintik hitam bergerak bila okuler diputar, berarti debu pada okuler. Bintik hitam bila sediaan digerakkan, berarti debu pada kaca sediaan.

Debu pada lensa dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat halus atau dengan meniupkan udara dengan penghembus udara di atas permukaan lensa.

Jangan menyentuh bola lampu saat memasang, gunakan kertas tissue

Pengembus udara

Kotak penyimpan mikroskop, harus selalu menyala walaupun mikroskop sedang dipakai

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB i

KATA PENGANTAR

Program pengendalian tuberkulosis (TB) di Indonesia telah terlihat

keberhasilannya dengan menurunnya jumlah penderita di peringkat dunia, namun

untuk mencapai target MDG’s pada tahun 2015 diperlukan penguatan program

penanggulangan TB dengan strategi Directly Observed Treatment Shortcourse

(DOTS), di mana salah satu komponennya adalah pemeriksaan mikroskopis TB yang

bermutu.

Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan bagian dari komponen mutu

laboratorium TB yang disusun sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam

melakukan pemeriksaan mikroskopis TB di berbagai tingkat pelayanan, sehingga

diharapkan kualitas pemeriksaan laboratorium TB terjamin.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kelompok Kerja Laboratorium TB dan

semua pihak yang telah bekerja sama untuk menyusun Prosedur Tetap Pemeriksaan

Mikroskopis TB.

Harapan kami semoga buku ini bermanfaat bagi semua laboratorium

khususnya laboratorium yang melakukan pemeriksaan TB dalam menjamin mutu

pemeriksaannya.

Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Dr. Supriyantoro, SpP, MARS

Page 4: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB ii

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 35

Perawatan mikroskop Membersihkan lensa

Untuk membersihkan lensa sebaiknya gunakan Ethyl ether atau pembersih lensa yang sesuai anjuran pabrik. Beberapa bahan pembersih dapat merusak permukaan lensa atau melarutkan perekat lensa setelah digunakan beberapa waktu.

Bahan Pembersih Penggunaan Jangka

Panjang Penggunaan sekali-sekali

Rekomendasi pabrik v v Ethyl ether/ethanol v v Alkohol x v Bensin x v Aseton/ keton x v Xylol x x

7. Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan sesuaikan dengan tombol pengatur focus halus.

8. Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan putar. cincin penyesuai diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas, baik untuk mata kiri maupun mata kanan.

9. Buka iris/diafragma sampai 70 – 80%, hingga lapangan pandang terang dengan merata. 10. Teteskan minyak imersi di atas sediaan (aplikator jangan menyentuh sediaan) dan putar

lensa objektif 100 x ke tempatnya sampai berbunyi “klik”. 11. Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur fokus halus, bukan dengan pengatur

fokus kasar sampai didapatkan gambar yang paling jelas. 12. Begitu sediaan selesai dibaca, putar objektif 100 x menjauhi kaca sediaan, tempatkan

objektif 10 x di atas sediaan, lalu sediaan diambil. 13. Bila telah selesai, atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan

mikroskop dengan menekan tombol OFF. 14. Setiap selesai menggunakan mikroskop, bersihkan dengan hati-hati minyak emersi dari

lensa objektif 100 x dengan menggunakan kertas lensa, kondensor diturunkan, lensa pada posisi lensa objektif terpendek. Simpan mikroskop dalam kotak mikroskop/ lemari yang dijaga kelembabannya dengan menempatkan lampu 5 watt yang selalu menyala

Jangan sekali-kali membongkar bagian dalam mikroskop.

Page 5: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 34

Lampiran 8 PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP

Selalu gunakan tombol pengatur fokus untuk menurunkan meja sediaan menjauhi lensa!

Prinsip kerja mikroskop Cahaya yang berasal dari sumber cahaya (cermin atau sinar lampu) diteruskan ke diafragma, kondensor dan kaca sediaan yang diperiksa. Cahaya dari lensa objektif diteruskan melalui tabung mikroskop ke lensa okuler dan selanjutnya diterima oleh mata sehingga objek terlihat. Cara menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan dahak 1. Letakkan mikroskop di meja yang

permukaannya datar, tidak licin dan dekat sumber cahaya.

2. Bila menggunakan sumber cahaya lampu : a. Atur tegangan lampu ke minimum. b. Nyalakan mikroskop memakai

tombol ON. c. Sesuaikan dengan pelan-pelan

sampai intensitas cahaya yang di-inginkan tercapai.

3. Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan.

4. Putar lempeng objektif ke objektif 10 x. 5. Atur dengan tombol pengatur fokus kasar dan

pengatur fokus halus sampai sediaan terlihat jelas. 6. Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan

gambar kanan menyatu dengan cara menggeser-geser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak antar pupil yang berbeda-beda).

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB iii

KATA SAMBUTAN

Tuberkulosis atau TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

menjadi tantangan global. Laboratorium TB merupakan komponen utama dalam

pengendalian penyakit TB karena menjadi penentu diagnosis TB dan sebagai sarana

pemantauan pengobatan pasien TB. Pemeriksaan Mikroskopis TB tetap menjadi alat

diagnosis utama TB di Indonesia. Kegiatan pemeriksaan mikroskopis TB dimulai dari

penjaringan suspek TB, pengumpulan contoh uji dahak, pemeriksaan mikroskopis,

pencatatan pelaporan dan pemantapan mutu yang harus dilaksanakan oleh semua

komponen yang terlibat sesuai dengan prosedur standar.

Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas

laboratorium TB di fasyankes yaitu PS, PRM, PPM, RS dan Laboratorium Swasta yang

menjalankan strategi DOTS agar dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan

pemeriksaan Mikroskopis TB sesuai standar.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang

telah ikut berkontribusi dalam menyelesaikan Standar Prosedur Operasional ini.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait, khususnya dalam upaya

meningkatkan kualitas pemeriksaan mikroskopis TB untuk kepentingan Program

Nasional Pengendalian TB.

Jakarta, Agustus 2012 Direktur Jenderal PP dan PL

Prof Dr. Tjandra Yoga Aditama NIP. 195509031980121001

Page 6: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB iv

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 33

Sebelum diolah limbah cair harus dikumpulkan dalam wadah khusus yang

terbuat dari plastik. Tidak dibenarkan menggunakan wadah dari gelas karena

dapat pecah. Jika limbah mengandung pelarut organik, wadah harus terbuat

dari bahan baja anti karat.

2. Limbah padat harus dikumpulkan dalam kotak limbah yang tutupnya dapat

dibuka dengan kaki dan sebelah dalamnya dilapisi kantong plastik khusus.

Kantong harus diikat sebelum diangkat dari dalam kotak. Lakukan insinerasi

jika limbah dapat dibakar (misalnya: kain, kertas). Setelah dekontaminasi dan

sterilisasi limbah padat di bakar atau dikubur dengan kedalaman 1,5 meter

3. Limbah Cair

Melalui system IPAL/ waste water treatment

Page 7: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 32

B

C

otoklaf

sebaga

1600C

pressur

6. Tersedi

kecelek

tebal, d

7. Tersedi

B. Penangana- Persia

- Proses

C. Penangana1. Limbah

Limba

tusuka

incene

Direndamdisinfektajam

secara berk

ai indikator. J

selama mini

re cooker pad

ia “spill box

kaan kerja be

desinfectant, s

ia kotak PPK

an peralatanapan bahan da

s dekontamin

an Limbah Lh benda tajam

h benda taj

an untuk di

erator harus d

m dalam an selama 12

kala sebaikny

Jika menggun

mal 30 meni

da suhu didih

x” yang ber

erupa tumpah

sapu kecil den

yang berisi ka

Laboratoriuan alat untuk

asi limbah se

Laboratoriumm

am langsung

imusnahkan

idekontamina

Direbus mendidi

ya dengan m

nakan peman

it. Jika belum

selama minim

isi semua p

han bahan in

ngan skop sam

apas, antisep

m pemeriksaan

belum dibuan

g dimasukka

di incenera

asi sebelum d

sampai h 10 menit

memakai spo

nasan kering,

m ada otokla

mal 30 menit.

peralatan unt

nfeksius (terdi

mpah ).

ptik, plester dll

ng atau dicuci

n dalam wa

ator. Bila ti

imusnahkan.

Dibakahangu

ora B therm

lakukan pad

af, dapat digu

tuk menangg

iri atas : tiss

l

adah khusus

dak menggu

ar sampai us

ophilus

a suhu

unakan

gulangi

ue, lap

tahan

unakan

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB v

TIM PENYUSUN

Dr. Sri Widyastuti Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK

Dra. Siti Sumartini, M.Kes Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK

Drg. Dyah Erty Mustikawati, MPH Subdit TB, Dit P2ML

Dr. Nani Rizkiyani, M.Kes Subdit TB, Dit P2ML

Prof. Agus Sjahrurrachman, Sp.MK Kelompok Kerja Laboratorium TB

Dr. Harini Janiar, Sp.PK Kelompok Kerja Laboratorium TB

Dr. Koesprijanti, Sp.PK Kelompok Kerja Laboratorium TB

Drs. Isak Solihin, M.Kes Kelompok Kerja Laboratorium TB

Dra. Ning Rintiswati, M.Kes Kelompok Kerja Laboratorium TB

Dr. Wiwi Ambarwati Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK

Agus Susanto, SKM, M.Kes Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK

Dr. Irfan Ediyanto Subdit TB, Dit P2ML

Dr. Retno Kusuma Dewi Subdit TB, Dit P2ML

Roni Chandra, S.Si, M.Biomedik KNCV

Page 8: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB vi

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 31

Lampiran 7 INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM TB A. Pemusnahan sisa contoh uji

1. Limbah infeksius dan tidak infeksius, baik padat maupun cair harus

dikumpulkan pada tempat terpisah dalam wadah yang tidak bocor. Wadah

untuk limbah tajam harus kuat terhadap tusukan.

2. Wadah contoh uji dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tak terpakai dan

limbah padat lain harus direndam dalam larutan lysol 5% atau desinfektan lain

yang cocok untuk desinfeksi M.tuberculosis selama minimal 12 jam.

3. Limbah cair bekas pewarnaan ditampung dalam wadah yang mengandung lysol

sebelum dibuang ke saluran limbah. Limbah zat pewarna hanya dibuang ke

saluran air kotor yang tak akan mencemari badan air/ sungai untuk konsumsi.

Informasi lebih lanjut dapat ditanyakan kepada Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan (Bapedal) daerah masing-masing.

4. Insenerasi merupakan cara mengolah limbah sebelum atau setelah diotoklaf.

Insenerasi idealnya dilakukan pada alat dengan dua ruang bakar, di mana pada

ruang bakar pertama suhu mencapai 8000C dan pada ruang bakar kedua

mencapai 10000C. Waktu retensi gas dalam ruang bakar kedua minimal 0,5

detik. Insenerator yang hanya memiliki satu ruang bakar kurang efektif untuk

menangani bahan infektif. Jika memakai carbonizer pakailah sesuai petunjuk

pemakaian.

5. Untuk sterilisasi dengan otoklaf dibutuhkan suhu 1210C dengan tekanan udara

1,5 sampai 2 atmosfer selama minimal 20 menit (perhitungan waktu dimulai

saat suhu dan tekanan udara tersebut tercapai; jangan membuka otoklaf jika

belum dingin benar dan jangan mengisi air berlebihan). Jika jumlah yang di

otoklaf banyak, dianjurkan minimal 30 menit. Pastikan bahwa ada ruang kosong

diantara barang yang di otoklaf. Pada saat melakukan otoklaf, pastikan bahwa

tidak ada wadah yang tertutup rapat. Wadah harus sedikit dilonggarkan agar

uap air dalam mudah masuk ke dalam wadah. Dianjurkan melakukan uji fungsi

Page 9: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 30

Cara mengisi bagian bawah: (diisi oleh petugas lab yang membaca sediaan). No. Register Lab : Tulis nomor yang sesuai dengan di buku register

lab (TB.04).

Tanggal pemeriksaan : Tulis tanggal sediaan tsb diperiksa

Spesimen dahak : Tulis kode huruf sesuai waktu pengambilan dahak

yang

dikirim :

Penegakan diagnosis:

Sewaktu (A), Pagi (B), Sewaktu (C)

Follow up Akhir fase intensif:

Sesuai waktu dan urutan specimen (D) & (E)

Follow up bila 1 bulan sebelum AP :

Sesuai waktu dan urutan specimen (F) & (G)

Follow up AP :

Sesuai waktu dan urutan specimen (H) & (I)

Setelah sisipan :

Sesuai waktu dan urutan specimen (J) & (K)

Hasil : Beri tanda rumput ( ) pada kotak yang sesuai

untuk tiap sediaan yang diperiksa. Untuk kolom 1-

9 bta, tulis jumlah kuman yang ditemukan dalam

100 lp

Diperiksa oleh : Bubuhi tanda tangan dan tulis nama lengkap

petugas

pemeriksa

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

KATA SAMBUTAN .......................................................................................................... iii

TIM PENYUSUN ............................................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii

Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB ........................................ 1

I. Tujuan dan Ruang Lingkup ................................................................................. 1

II. Tanggung jawab .................................................................................................. 1

III. Pra Kualifikasi Tenaga ........................................................................................ 1

IV. Rujukan ............................................................................................................... 1

V. Pengertian-pengertian ......................................................................................... 2

VI. Dokumen ............................................................................................................. 2

VII. Prosedur .............................................................................................................. 2

VIII. Instruksi Kerja ...................................................................................................... 4

IX. Alasan Perubahan Versi SOP ............................................................................. 4

Lampiran 1. INSTRUKSI KERJA PENGUMPULAN DAHAK .......................................... 5

Lampiran 2 INSTRUKSI KERJA PEMBERIAN IDENTITAS SEDIAAN ........................... 9

Lampiran 3 INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN SEDIAAN ........................................... 11

Lampiran 4 INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS .............................. 16

Lampiran 5 INSTRUKSI KERJA PEMANTAPAN MUTU INTERNAL ........................... 18

Lampiran 6 INSTRUKSI KERJA PENCATATAN PELAPORAN ................................... 24

Lampiran 7 INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM TB ...... 31

Lampiran 8 PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP ............................. 34

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38

Page 10: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB viii Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 29

Petunjuk formulir TB.05 (Permohonan Lab untuk pemeriksaan dahak) Formulir ini diisi:

• Bagian atas oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak

• Bagian bawah oleh petugas yang membaca sediaan dahak.

Satu penderita menggunakan satu formulir. Satu formulir digunakan untuk 3 spesimen

(untuk diagnosis) atau untuk 2 spesimen (untuk follow-up pengobatan).

Cara mengisi bagian atas

Nama Unit Yankes : Tulis nama unit pengirim. Nama suspek/pasien : Tulis nama lengkap dari suspek/pasien Umur : Tulis umur dalam tahun. Jenis kelamin : Beri tanda pada kotak yang sesuai. Alamat lengkap : Tulis alamat pasien secara lengkap. Kabupaten/Kota : Tulis nama kabupaten / kota. Klasifikasi Penyakit : Beri tanda pada kotak yang sesuai Alasan pemeriksaan : Beri tanda pada kotak yang sesuai No. Reg Kab/Kota : Tulis no register Kab/Kota (pasien) Nomor identitas sediaan : Tulis sesuai dengan nomer yang ada pada kaca

sediaan, dengan tidak mencantumkan waktu pengambilan dahak (SPS).

Tanggal pengambilan dahak terakhir

: Tulis tanggal pengambilan dahak terakhir.

Tanggal pengiriman sediaan

: Tulis tanggal sediaan tsb dikirim ke Lab.

Tanda tangan pengambil sediaan

: Bubuhi tanda tangan dari pengambil/pembuat sediaan

Secara visual dahak tampak

: Beri tanda pada kotak yang sesuai

Page 11: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 28

Petunjuk register TB.04 (Register Laboratorium TB)

Buku ini untuk mencatat setiap melakukan pemeriksaan dahak dari seorang penderita

(baik untuk penderita suspek maupun untuk follow-up pengobatan).

Buku ini diisi oleh petugas laboratorium yang melakukan pewarnaan dan pembacaan

sediaan dahak di fasilitas pelayanan kesehatan.

Nomor Reg. Lab :

Tulis nomor register Lab. dengan 3 digit, mulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun anggaran dan tulis berurutan berdasarkan tanggal pemeriksaan.

Nomor Identitas Sediaan : Tulis sesuai dengan nomor yang ada pada kaca sediaan yang diperiksa

Tanggal sediaan diterima : Tulis tanggal sediaan tersebut diterima Tanggal Pemeriksaan

: Tulis tanggal pemeriksaan sediaan dahak tersebut

Nama Lengkap Pasien : Tulis nama lengkap Umur L / P : Tulis umur dalam tahun pada kolom jenis kelamin

yang sesuai. Alamat : Tulis alamat lengkap. Nama UPK

: Tulis nama unit pengobatan yang meminta dilakukannya pemeriksaan laboratorium ini.

Alasan Pemeriksaan : Tulis kode huruf sesuai identitas slide/ waktu pengambilan dahak di kolom diagnosis atau follow up

Hasil Pemeriksaan

: (3 kolom: S, P, dan S) Tulis hasil pemeriksaan dengan lengkap sesuai dengan tingkat positifnya yaitu 1+, 2+, atau 3+ atau Neg pada kolom yang sesuai. Kolom S untuk dahak sewaktu pertama, Kolom P untuk dahak pagi, dan kolom S untuk dahak sewaktu kedua.

Tanda tangan : Bubuhi tanda tangan dari petugas yang melakukan pemeriksaan.

Keterangan : Disediakan untuk hal-hal lain yang diperlukan.

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 1

Nama Laboratorium : Alamat : Penanggung jawab :

Standar Prosedur OperasionalPemeriksaan Mikroskopis TB

Kode : Versi : No. Tanggal : Halaman : 1 dari 3

I. Tujuan dan Ruang Lingkup Prosedur tetap ini ditujukan untuk menjadi pedoman baku dalam pelayanan

pemeriksaan mikroskopis TB

Ruang lingkup dibatasi pada pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB paru di

fasyankes ; dilaksanakan oleh Tim DOTS yang terdiri dari :

- Poliklinik DOTS: dokter dan perawat

- Laboratorium: petugas laboratorium

Rangkaian kegiatan pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB dimulai dari

penjaringan suspek, pencatatan dalam buku register TB 06, permintaan

pemeriksaan laboratorium (formulir TB 05), pelaksanaan pemeriksaan

laboratorium (buku register TB 04 dan formulir TB 05) sampai PME (formulir TB

12)

II. Tanggung jawab Prosedur ini berada di bawah tanggung jawab Manajer Mutu

III. Pra Kualifikasi Tenaga A. Medical fitness

Berbadan sehat

B. Pendidikan dan Pelatihan

Dokter yang telah mengikuti pelatihan TB DOTS

Pemegang program TB yang telah mengikuti pelatihan TB DOTS

Petugas laboratorium yang telah mengikuti pelatihan laboratorium

mikroskopis TB

IV. Rujukan - Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011

Page 12: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 2

- Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011

- Pedoman Jejaring Laboratoriu TB dan Pemantapan Mutu (Quality Assurance)

Pemeriksaan Mikroskopis TB

V. Pengertian-pengertian IK : Instruksi Kerja yang bersifat teknis

Tuberkulosis (TB) : Penyakit menular yang dapat menyerang organ tubuh manusia (paru-paru, tulang, selaput otak, usus, dan lain-lain) yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis

Suspek : Tersangka TB

PMI : Pemantapan Mutu Internal

PME : Pemantapan Mutu Eksternal

VI. Dokumen TB.06 : Register Suspek TB TB.05

TB 05 : Formulir permintaan pemeriksaan dahak mikroskopis

TB.04 : Register Laboratorium

TB 12 : Formulir untuk mengirimkan sediaan untuk keperluan uji silang

VII. Prosedur A. Penjaringan suspek

Penemuan kasus TB dilakukan melalui serangkaian kegiatan mulai dari

penjaringan terhadap suspek TB, pemeriksaan fisik dan laboratorium,

menegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya.

Penemuan pasien TB, secara umum dilakukan secara pasif dengan promosi

aktif kecuali pada kelompok khusus yang beresiko tinggi sakit TB seperti

pada pasien dengan HIV, kelompok yang rentan tertular TB seperti di rutan,

LP; yang hidup pada daerah kumuh, kontak dengan pasien TB BTA positif

terutama anak di bawah 5 tahun dan kontak dengan pasien TB resistan obat

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu

atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 27

Page 13: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 26 Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 3

bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan

menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa

kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.

B. Pencatatan dalam register TB 06

Semua suspek dicatat dalam buku register TB 06 dan diberi nomor identitas

yang kemudian digunakan sebagai nomor identitas sediaan.

C. Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05)

Berdasarkan buku register TB 06, semua suspek dirujuk ke laboratorium.

Petugas poli DOTS mengisi formulir TB 05 dengan lengkap sebagai

pengantar pemeriksaan mikroskopis dahak.

D. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium (TB 04 dan TB 05)

Nomor identitas sediaan dari formulir TB 05 dituliskan pada pot

dahak, kaca sediaan dan buku register TB 04

Hasil pemeriksaan segera dicatat pada formulir TB 05 dan buku

register TB 04

Formulir TB 05 diserahkan kepada petugas poli DOTS; hasil

laboratorium merupakan rahasia jabatan.

E. Petugas poli DOTS segera mencatat hasil pemeriksaan laboratorium dalam

buku register TB 06

F. Kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium mikroskopis TB dipantau

melalui kegiatan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu

Eksternal. Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan melalui kegiatan uji

silang, supervisi/ bimbingan teknis dan tes panel.

Sediaan uji silang dikirimkan ke laboratorium rujukan uji silang menggunakan

formulir TB 12 yang diisi oleh pengelola program TB Kabupaten/ Kota.

TB 05 Poli DOTSTB 06 TB 05

Laboratorium TB 04

TB 05

Page 14: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 4

VIII. Instruksi Kerja A. Pengumpulan dahak

B. Pemberian Identitas

C. Pembuatan Sediaan

D. Pemeriksaan Mikroskopis

E. PMI

F. Pencatatan Pelaporan terkait laboratorium TB

G. Pengelolaan Limbah Laboratorium TB

H. penggunaan dan pemeliharaan mikroskop

IX. Alasan Perubahan Versi SOP

Dikompilasi oleh

Ditelaah oleh

Disetujui oleh Perubahan Versi Baru

Nama Kode: Kode: Tanggal Tanda tangan

Area Laboratorium : Jumlah copy: Alasan perubahan :

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 25

J

DmDdidiprP

Pbala

Pelaporan

Jangan menu

Dari formulir Tmelengkapi regDalam rangka

ilaksanakan iperiksa olehrogram kab/ engiriman ula

ada akhir pealik ke labora

aboratorium m

n disampaikamenja

uliskan hasil untuk cro

TB.05 yang tgister suspek a menjaga kPemantapan laboratorium

kota untukang sediaan u

riode uji silanatorium mikrosmikroskopis un

an secepatnyaga kerahasipemeriksaan

oss check/uji

telah berisi h(TB.06)

kualitas pemeMutu Ekste

m, secara pek diperiksa uuntuk uji silang

ng, pengelola skopis. Hasil ntuk meningka

ya pada doktaan hasil labn pada sediai silang pema

hasil pemerik

eriksaan labornal berupa eriodik akan ulang di labg menggunak

program kabumpan balik iatkan kinerjan

er pengirim, boratorium. aan karena seantapan mut

ksaan, dokter

oratorium mikUji Silang. Sdiambil sam

boratorium Rkan formulir TB

b/ kota akan ini harus digunya (Peningka

petugas har

ediaan dibututu.

r/ petugas TB

kroskopis TBSediaan yang

mpel oleh penRujukan Uji B.12

memberikan unakan oleh patan Mutu)

rus

uhkan

B akan

B, juga g telah ngelola Silang.

umpan petugas

Page 15: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 24

Lampiran 6 INSTRUKSI KERJA PENCATATAN PELAPORAN

1. Tuliskan identitas sediaan sesuai dengan formulir permohonan lab (TB.05). Identitas sediaan ini sesuai dengan nomor urut dalam TB.06

2. Catat identitas pasien sesuai TB 05 dalam Register TB.04. 3. Tulis Nomor Register Laboratorium. Salin Nomor Register Laboratorium dalam

TB 05 4. Catat hasil pemeriksaan dalam buku registerTB.04 5. Salin hasil pemeriksaan di bagian bawah TB.05. 6. Beri tanggal dan tandatangani Formulir Permohonan Laboratorium (TB 05) 7. Kembalikan Formulir Permohonan Laboratorium TB 05 kepada dokter atau

UPK yang mengirimkan

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 5

Lampiran 1. INSTRUKSI KERJA PENGUMPULAN DAHAK 1. WAKTU PENGUMPULAN CONTOH UJI DAHAK

Untuk menegakkan diagnosis TB secara mikroskopis dibutuhkan tiga contoh uji

dahak. Pengumpulan spesimen dahak dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu

Sewaktu – Pagi – Sewaktu (SPS)

Dahak Sewaktu hari -1 (A) Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien berkunjung ke

fasyankes

Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan

dahak pagi hari berikutnya.

Dahak Pagi (B) Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari setelah bangun tidur

dan membawa contoh uji dahak ke laboratorium.

Dahak Sewaktu hari -2 (C) Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di laboratorium pada saat

pasien kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa dahak

pagi (B).

2. TEMPAT PENGUMPULAN DAHAK Dahak adalah bahan yang infeksius, pada saat berdahak aerosol/percikan dapat

menulari orang yang ada disekitarnya, karena itu tempat berdahak harus berada

ditempat yang jauh dari kerumunan orang, misalnya didepan ruang

pendaftaran,ruang pemeriksaan ,ruang obat dll. Harus diperhatikan pula arah

angin pada saat berdahak, agar droplet/ percikan dahak tidak mengenai petugas.

Page 16: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 6

3. CARA PENGUMPULAN DAHAK Persiapan Pengumpulan contoh uji dahak

a. Persiapan pasien

Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat bernilai untuk menentukan

status penyakitnya, karena itu anjuran pemeriksaan SPS untuk pasien baru

dan SP untuk pasien dalam pemantauan pengobatan harus dipenuhi.

Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah,

berupa lendir yang berwarna kuning kehijauan (mukopurulen). Pasien

berdahak dalam keadaan perut kosong, sebelum makan/minum dan

membersihkan rongga mulut terlebih dahulu dengan berkumur air bersih.

Bila ada kesulitan berdahak pasien harus diberi obat ekspektoran yang

dapat merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada malam sebelum

mengeluarkan dahak. Olahraga ringan sebelum berdahak juga dapat

merangsang dahak keluar.

Dahak adalah bahan infeksius sehingga pasien harus berhati-hati saat

berdahak dan mencucu tangan.

Pasien dianjurkan membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang

tersedia di tempat/lokasi berdahak.

Pengumpulan dahak dilakukan di ruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung atau di ruangan dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan akibat percikan dahak yang infeksius. Tempat pengumpulan dahak dilengkapi dengan prosedur mengeluarkan dahak, tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jangan mengeluarkan dahak di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, misalnya: Kamar kecil / toilet Ruang kerja (ruang pendaftaran, ruang

pengumpulan sampel, laboratorium) Ruang tunggu, ruang umum lainnya.

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 23

6) Penyimpanan sediaan

Dilakukan pengecekan ulang apakah penyimpanan sediaan sudah sesuai

dengan prosedur

c. Tahap Pasca Analisis

Menjamin bahwa pelaksanaan tahap pasca analisis sesuai protap yaitu

pelaksanaan dekontaminasi alat dan bahan infeksius; pengelolaan limbah

infeksius dan non infeksius; dan pemeliharaan mikroskop.

Periksa kembali pencatatan dan pelaporan sesuai dengan standar. Petugas

tidak diperkenankan menuliskan laporan dengan tanda atau simbol yang tidak

sesuai skala IUATLD. Contoh tidak ditemukan BTA dituliskan sebagai ”–”,

seharusnya : ”neg”; ditemukan 1-9 BTA/ 100 LPB dituliskan ”BTA jarang” atau

”±” seharusnya ”dituliskan jumlah BTA yang ditemukan”. Apabila ditemukan

BTA harus dilaporkan dengan simbol 1+, 2+ atau 3+ sesuai dengan skala

IUATLD. Tidak diperbolehkan menuliskan hasil pemeriksaan diatas kaca

sediaan. Penulisan hasil positif dituliskan dengan tinta merah.

Page 17: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 22

Hasil pewarnaan apusan dengan hasil yang kurang baik

5) Pembacaan mikroskopis

Pembacaan dilakukan sesuai prosedur tetap. Bila di fasyankes terdapat 2

atau lebih petugas mikroskopis, maka dilakukan inter-observer blinded yaitu

pembacaan sediaan dilakukan oleh 2 orang secara blinded dan dicatat.

Contoh sediaan apus dahak yang baik

Terlalu tebal

Terlalu tipis

Kurang di tengah, terlalu tipis dan kurang dekolorisasi

Pewarnaan tidak merata, ukuran terlalu besar

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 7

b. Persiapan Alat

Pot dahak bersih dan kering, diameter mulut pot 4-5 cm, transparan,

bening, bertutup ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan kepada

pasien, pot dahak harus sudah diberi identitas sesuai identitas/nomor

register pada form TB 05.

Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05)

Label, pensil, spidol

c. Cara Berdahak

Beri petunjuk pada pasien untuk:

Kumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak

Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur

Tarik nafas dalam 2 – 3 kali dan setiap kali hembuskan nafas dengan kuat

Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan masukan ke

dalam pot dahak

Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya

Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun

Bila perlu hal di atas dapat diulang sampai mendapatkan dahak yang

berkualitas baik dan volume yang cukup (3-5 ml)

Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut:

- Lakukan olah raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa

kali. Bila terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu

disuruh batuk.

- Malam hari sebelum tidur, banyak minum air atau menelan 1 tablet

gliseril guayakolat 200 mg.

Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium, dengan

menempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan

Page 18: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 8

4. PENILAIAN KUALITAS CONTOH UJI DAHAK SECARA MAKROSKOPIS Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak pasien. Tanpa

membuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui dinding pot yang

transparan

Hal-hal yang perlu diamati adalah :

- Vol 3,5 - 5 ml

- Kekentalan : mukoid

- Warna : Hijau kekuningan (purulen)

Bila ternyata contoh uji yang diserahkan adalah air liur, petugas harus meminta

pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan pendampingan.

Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada di

belakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas.

Bila dahak yang diperoleh tetap tidak memenuhi syarat, petugas lab tetap harus

melakukan pemeriksaan dengan memilih bagian yang paling kental dan beri

catatan bahwa ”spesimen tidak memenuhi syarat / air liur”

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 21

Penilaian sediaan yang telah diwarnai

Evaluasi kualitas sediaan dahak dilakukan dengan penilaian terhadap 6 unsur dengan

mempergunakan skala sarang laba-laba. Sediaan yang baik harus memperlihatkan

sarang laba-laba yang penuh

Contoh sediaan yang benar, tulisan di koran masih terbaca secara samar

Contoh sediaan yang terlalu tebal, tulisan di koran tidak terbaca

Contoh sediaan yang terlalu tipis, tulisan di koran terbaca dengan mudah

Apabila sediaan terlalu tipis, sediaan dapat ditambahi

dengan dahak, dengan catatan sediaan belum kering,

sehingga tidak menimbulkan aerosol

Apabila sediaan trelalu tebal, sediaan harus dibuang dan

diganti dengan membuat sediaan baru.

Page 19: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 20

a) Endapan metilen biru atau kristal carbol fuchsin maka reagen

harus disaring langsung pada saat melakukan pewarnaan.

b) Dekolorisasi yang tidak sempurna maka mengganti larutan

asam alkohol dengan larutan yang baik

Kumpulan sediaan dahak kontrol yang belum diwarnai harus disimpan

dalam kotak khusus.

b. Tahap analisis 1) Memastikan prosedur tetap di laksanakan dengan baik pada setiap

pemeriksaan. Prosedur tetap yang harus tersedia di laboratorium

mikroskopis TB adalah :

a) Prosedur tetap pengumpulan dahak

b) Prosedur tetap pembuatan sediaan

c) Prosedur tetap fiksasi

d) Prosedur tetap pewarnaan.

e) Prosedur tetap pembacaan mikroskopis

f) Prosedur tetap pencatatan & pelaporan

g) Prosedur tetap pengolahan limbah

2) Menggunakan alat sesuai standar. Kelengkapan alat dapat dibuat dalam

bentuk daftar tilik.

3) Pemberian identitas sesuai dengan standar dan dilakukan pengecekan

ulang.

4) Pembuatan sediaan harus sesuai prosedur tetap.

Penilaian sediaan yang belum diwarnai

Sebelum melakukan pewarnaan , sediaan dapat dinilai ketebalannya dengan

meletakkan sediaan yg kering 4-5 cm di atas kertas koran. Sediaan yang

baik apabila kita masih dapat melihat tulisan secara samar.

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 9

Lampiran 2 INSTRUKSI KERJA PEMBERIAN IDENTITAS SEDIAAN Pemberian identitas sediaan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

Pemberian kode huruf dengan ketentuan sebagai berikut:

A,B,C : SPS dahak pasien pada pertama kali datang

D,E: SP dahak pasien pada akhir minggu ke 5/masa intensif pengobatan

J,K : SP dahak pasien pada akhir pemberian obat sisipan

F,G: SP dahak pasien pada akhir bulan ke lima masa pengobatan

H,I : SP dahak pasien pada akhir masa pengobatan

Page 20: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 10

Identitas sediaan dituliskan pada:

1. Pot Dahak

2. Kaca Sediaan

Beri label yang jelas pada dinding pot dahak sesuai dengan nomor identitas sediaan dahak (TB 06) Label ditempelkan pada dinding pot, jangan pada

tutupnya Pot dahak sekali pakai, bersih dan kering

Sebaiknya gunakan frosted end slide (kaca sediaan dengan salah satu ujung buram)

Tulis identitas sediaan dengan pensil 2B di atas bagian yang buram (frosted)

Nomor identitas sesuai dengan TB.05

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 19

b) Spidol dan label untuk pemberian identitas sesuai dengan nomor

identitas yang tertera pada form TB 04, TB 05 , TB 06 dan kaca sediaan.

4) Uji kualitas contoh uji dahak

Dahak yang diperiksa harus mukopurulen yaitu dahak yang mukoid berwarna

kuning kehijauan. Petugas harus dapat memotivasi pasien agar dapat

mengeluarkan dahak yang baik. Bila dahak yang diperoleh tetap tidak

memenuhi syarat, petugas lab tetap harus melakukan pemeriksaan dengan

memilih bagian yang paling kental dan beri catatan bahwa ”spesimen tidak

memenuhi syarat / air liur”

Uji kualitas dahak dilakukan dengan cara melihat warna dan kekentalan

dahak tanpa membuka tutup pot dahak, karena itu pot dahak harus terbuat

dari bahan yang transparan dan bening.

5) Uji fungsi reagen Ziehl Neelsen

Uji ini diperlukan untuk memastikan reagen Ziehl Neelsen yang tersedia

dapat mewarnai M.tuberculosis dengan baik.

Petugas harus membuat sediaan dahak kontrol yaitu beberapa sediaan

dahak dari dahak BTA negatif dan dahak BTA 1 + yang telah difiksasi.

Ketika akan menggunakan reagen Ziehl Neelsen kemasan baru maka

dilakukan pewarnaan terhadap satu sediaan dahak BTA negatif dan satu

sediaan dahak BTA 1+. Pewarnaan yang baik BTA tampak berwarna

merah cerah dengan latar belakang biru yang terang, inti lekosit tampak

jelas dan tidak ada endapan merah atau biru.

Hasil uji fungsi harus dicatat dalam buku khusus yang menuliskan

tanggal pelaksanaan uji fungsi, nomor batch botol reagen dan hasil

pewarnaan (lihat formulir hasil PMI)

Bila hasil pewarnaan dinilai baik maka reagen dapat dipakai sebaliknya

bila memberikan hasil pewarnaan yang tidak baik :

Page 21: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 18

Lampiran 5 INSTRUKSI KERJA PEMANTAPAN MUTU INTERNAL Pemantapan Mutu Internal laboratorium mikroskopis TB terdiri dari:

a. Tahap Pra analisis 1) Prosedur tetap cara pengumpulan dahak.

2) Persiapan pasien

Memberikan bimbingan kepada pasien tentang cara pengumpulan dahak,

waktu pengumpulan dahak dan lokasi pengumpulan dahak.

3) Persiapan alat dan bahan.

a) Pot dahak sesuai standar :

bersih dan kering, bermulut lebar (diameter 4-5 cm)

transparan, bening, bahan kuat, tidak mudah bocor,

bertutup ulir minimal 3 dan dapat menutup rapat

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 11

Reagen ZN dengan label botol warna berlainan, tutup botol dari plastik, kotak reagen dari karton corrugated

Lampiran 3 INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN SEDIAAN ALAT-ALAT DAN REAGEN YANG DIBUTUHKAN

Kaca sediaan yang baru, bersih, jangan memakai kaca sediaan bekas

- Lidi/batang bambu dengan ujung berserabut (raugh-end)

- Lidi/batang bamboo dengan ujung runcing

Lampu spiritus/ bunsen

Wadah pem-buangan berisi disinfek-tan (misalnya lisol 5%)

Wadah pem-buangan untuk aplikator. Wadah pembuangan harus tahan bocor

Jas lab bagian depan tertutup berlengan panjang dengan tangan diberi manset elastic, panjang melewati lutut.

Page 22: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 12

Apuskan dahak di atas kaca sediaan pada permukaan yang sama dengan nomor identitas.

Apusan bentuk oval 2x3 cm kemudian ratakan dengan gerakan spiral kecil-kecil.

Jangan membuat gerakan spiral bila sediaan dahak sudah kering karena akan menyebabkan aerosol.

Keringkan di dalam suhu kamar

CARA MEMBUAT SEDIAAN DAHAK

1. Periksa data pasien di pot dahak dan cocokkan dengan yang ada di formulir permohonan laboratorium TB (Formulir TB 05)

2. Pindahkan data pasien dari formulir permohonan laboratorium TB (TB 05) ke register laboratorium TB (Formulir TB 04)

3. Tulis nomor identitas sediaan pada kaca sediaan 4. Tulis nomor register laboratorium pada formulir TB 04. 5. Tulis nomor register laboratorium pada formulir permohonan laboratorium TB (TB 05) 6. Berilah tanda pada kolom yang sesuai di TB 04 mengenai alasan pemeriksaan dahak

sesuai formulir permohonan laboratorium TB.

Spesimen dahak dengan bagian yang purulen (A) di dalam air liur (B)

Ambil contoh uji dahak pada bagian yang purulen dengan lidi

A B

C

lidi langsung dibuang ke dalam botol berisi disinfektan.

D

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 17

Lakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis tengah dari ujung kiri ke kanan

atau sebaliknya.

Laporkan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan mengacu kepada skala International

Union Against To Lung Disease (IUATLD)

Apa yang terlihat Hasil Apa yang dituliskan

tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang Negatif Neg ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang(tuliskan jml BTA yang ditemukan)

Scanty Tulis jumlah BTA

ditemukan 10 – 99 BTA dlm 100 lapang pandang 1+ 1+ ditemukan 1 – 10 BTA setiap 1 lapang pandang(periksa minimal 50 lapang pandang)

2+ 2+

ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang(periksa minimal 20 lapang pandang)

3+ 3+

Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak dari sediaan apus dengan meletakkan

bagian yang berminyak di atas tissue atau kertas penyerap.

Sebelum menguji sediaan apus selanjutnya, bersihkan lensa objektif dengan menggunakan kertas lensa. Setelah menyelesaikan pembacaan semua sediaan bersihkan lensa objektif dengan kertas lensa yang dibasahi eter alcohol (3:7)

Sediaan harus disimpan dalam kotak sediaan dengan urutan sesuai TB 04 untuk uji silang.

Page 23: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 16

Letakkan sediaan di atas meja mikroskop, permukaan sediaan menghadap ke atas. Gunakan lensa objektif 10 x untuk menetapkan fokus dan menemukan lapang pandang. Periksa sediaan untuk menentukan kualitas sediaan. Pada sediaan dahak umumnya ditemukan lebih banyak sel lekosit atau sel radang

Teteskan satu tetes minyak emersi, aplikator minyak emersi tidak boleh menyentuh kaca objek. Tetesan harus jatuh bebas ke permukaan sediaan apus agar aplikator minyak emersi tidak terkontaminasi dengan sediaan.

Putarlah lensa objektif 100x dengan hati-hati ke atas sediaan apus. Jangan sekali-kali lensa menyentuh kaca sediaan.

Sesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel terlihat jelas

Lampiran 4 INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS Sediaan apus harus diperiksa secara sistematis untuk memastikan bahwa hasil yang

dilaporkan telah mewakili seluruh bagian sediaan. Jangan memeriksa sediaan sebelum

kering.

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 13

Cara penanganan dahak yang bercampur darah

1. Dahak dengan darah sedikit:

Pilih bagian dahak yang tidak mengandung darah, dan buat sediaan seperti biasa

2. Dahak dengan darah sedang

Buat sediaan, kemudian fiksasi, genangi dengan air bersih/aquades lalu digoyang-

goyang sampai warna merah darah hilang. Lalu air dibuang dan bilas lagi dengan air

kemudian warnai dengan Ziehl-Neelsen.

.Lakukan fiksasi. Gunakan pinset atau penjepit kayu untuk memegang kaca .

Pastikan apusan menghadap ke atas Lewatkan 3 x melalui api dari lampu spiritus.

Pemanasan yang berlebihan akan merusak hasil.

E

Untuk fasyankes yang hanya melakukan fiksasi (tidak melakukan pewarnaan dan pembacaan mikroskopis) maka kirimkan sediaan yang telah difiksasi ke laboratorium rujukan dengan cara : Bungkus sediaan dengan kertas tissue kemudian digulung beberapa kali agar tidak pecah atau kirimkan dalam kotak sediaan bersama Form TB 05.

Page 24: SPO Mikroskopis TBtbindonesia.or.id/opendir/Media Kit/Pedoman Lab/Booklet...Dokumen Standar Prosedur Operasional ini ditujukan kepada seluruh petugas laboratorium TB di fasyankes yaitu

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 14

PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN

Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas pada rak yang ditempatkan di atas bak cuci atau baskom, antara satu sediaan dengan sediaan lainnya masing-masingberjarak kurang lebih 1 jari.

Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin. Saring zat warna setiap kali akan melakukan pewarnaan sediaan.

Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap sediaan sampai keluar uap, jangan sampai mendidih

Dinginkan selama minimal 5 menit.

Bilas sediaan dengan air mengalir secara hati-hati dari ujung kaca sediaan

Jangan ada percikan ke sediaan lain

1 2

5

3 4

Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB 15

Miringkan sediaan menggunakan penjepit kayu atau pinset untuk membuang air

Genangi dengan asam alcohol sampai tidak tampak warna merah carbol fuchsin. Jangan sampai ada percikan ke sediaan lain

Genangi permukaan sediaan dengan methylene blue selama 20-30 detik

Bilas sediaan dengan air mengalir. Jangan ada percikan ke sediaan lain

Miringkan sediaan untuk mengalirkan sisa methylene blue

Keringkan sediaan pada rak pengering. Jangan keringkan dengan kertas tissue

6

10 11

98

7