Upload
nznblwl
View
77
Download
6
Embed Size (px)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB yang sebagian besar
diwakili oleh kepala pemerintahan sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium. PBB
mengadopsi Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium DevelopmentGoals/MDG’s).
MDG’s menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan.
Ada 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan
ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.
Laporan MDG’s yang pertama telah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia
tahun 2004. Laporan ini memberikan gambaran pencapaian pembangunan manusia yang
berhubungan dengan tujuan pertama hingga ketujuh, mengukur dan menelaah. Tujuan
utama Laporan MDGˈs ini adalah untuk mendapatkan kesamaan pandang tentang posisi
Indonesia dalam kaitan dengan sasaran MDG’s, dan menetapkan sasaran yang harus
dicapai kedepan.
Angka kematian bayi mendapat perhatian khusus melalui berbagai macam
program dan kegiatan untuk menekan terjadinya gizi buruk pada balita. Beberapa
indikator keberhasilan bidang kesehatan ditunjukkan dengan indikator mortalitas yaitu
Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah cenderung menurun dari 34 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2000 menjadi 14 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2005.
Sedangkan meningkatnya angka kesehatan ibu ditandai dengan turunnya angka
kematian ibu karena proses persalinan serta masih dilaksanakannya program keluarga
berencana, hal tersebut tercermin dengan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI)
sebesar 152 pada tahun 2000 menjadi 115 per 100.000 kelahiran tahun 2003.
Sedangkan prevalensi gizi kurang pada anak balita menurun dari 14,08% pada
tahun 2003 menjadi 10,51 % tahun 2006 (hasil pemantauan status gizi). Berbagai
1
macam upaya untuk mengurangi merebaknya HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya
terus dilaksanakan. Antara lain dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) dengan mengintegrasikan lintas sektor dan LSM Peduli
AIDS, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS
(ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok
resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan ODHA untuk memperoleh obat Anti
Retroviral (ARV) melalui pelayanan di Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT)
dan perawatan, dukungan serta pengobatan (Care, Support and Treatment) baik di
rumah sakit maupun di dalam komunitas.
Cakupan pelayanan air bersih perkotaan lebih kurang 39,86 persen dan
perdesaan 12,6 persen. Cakupan sanitasi lebih kurang 7,2 persen dan persampahan lebih
kurang 71 persen sampah terangkut. Kondisi tersebut sebanding dengan rata-rata
nasional dan target Milenium Development Goals (MDG’s).
Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan
pokok secara terpadu dan menyeluruh, meliputi KIA/KB, Usaha Peningkatan Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan dan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) serta ditambah dengan program kesehatan
pengembangan yaitu : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perkesmas, sehingga dapat
mewujudkan misi puskesmas. Secara operasional, Puskesmas berarti harus ada upaya
yang berkelanjutan, menyeluruh, terpadu, sistematis dan objektif yang bertujuan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Pada tahun 1999, pemerintah menetapkan sebuah paradigma baru dalam
kesehatan yang dikenal dengan PARADIGMA SEHAT. Paradigma sehat tersebut
merupakan penyempurnaan dari paradigma sebelumnya yang lebih bersifat mengobati
orang yang sakit saja tanpa melakukan intervensi pada orang yang sehat agar terhindar
dari suatu penyakit.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paradigma sehat adalah :
Suatu konsep atau cara pandang
Dalam menyelenggarakan suatu pembangunan kesehatan
Dalam pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau
prinsip – prinsip pokok kesehatan.
2
Dengan kata lain, dalam paradigma sehat berarti : (Hartoyo, 2010)
Mencegah lebih baik daripada mengobati
Pemberdayaan pada masyarakat agar dapat berperilaku hidup sehat,
hidup dalam lingkungan yang sehat.
Sesuai dengan konsep sehat menurut Gordon & Le Richt (1950), timbul atau
tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:
1. Host (Pejamu)
2. Agent (Bibit penyakit)
3. Environment (Lingkungan)
Gambar 1. Konsep Sehat Menurut Gordon & Le Richt
Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk dapat melakukan pencegahan
penyakit, penularan penyakit, pemberantasan penyakit, pengobatan penyakit yaitu
dengan cara mengintervensi ketiga faktor tersebut. Sedangkan menurut H.L. Bloem,
status kesehatan dari seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu : (Hartoyo, 2010)
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Biologik / keturunan
3
KONSEP HL BLUM.
STATUS KESEHATAN
LINGKUNGAN
PERILAKU
PELAYANANKESEHATAN
KETURUNAN/KEPENDUDU
KAN
INTERVENSI
Gambar 2. Konsep Sehat Menurut H.L. Bloem
Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat, melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan memenuhi standar
pelayanan minimal yaitu dengan memperhatikan keempat faktor yang mempengaruhi
tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada
dari hasil prioritas masalah, yaitu bagaimana hasil pencapaian upaya kegiatan pokok, di
Puskesmas Salaman I berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku
periode Januari-April 2012.
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui, menganalisa dan mendeskripisikan pelaksanaan manajemen
program dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I pada bulan Januari - April
2012 dalam rangka upaya perbaikan kinerja puskesmas.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Salaman I.
2. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan
pada Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d April 2012.
4
3. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang terjadi di
Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d April 2012.
4. Menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan masalah pencapaian
upaya kesehatan Puskesmas Salaman I.
5. Menentukan prioritas masalah yang ada pada Puskesmas Salaman I.
6. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah yang
terpilih dipuskesmas Salaman I.
7. Membuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah terpilih di
Puskesmas Salaman I.
1.4. Manfaat Kegiatan
1.4.1 Bagi Mahasiswa :
1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu kesehatan
Masyarakat.
2. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
3. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di puskesmas.
4. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan didalam program puskesmas.
1.4.2 Bagi Puskesmas :
1. Mengetahui masalah atau upaya puskesmas yang belum memenuhi target
standar pelayanan minimal (SPM).
2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya
puskesmas yang belum memenuhi target standar pelayanan minimal
(SPM).
3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
1.5. Metodologi Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder yang didapatkan
pada bulan Januari – April 2012 di Puskesmas Salaman I. Data primer berupa
5
pelaksanaan proses manajemen (P1/Perencanaan, P2/ Penggerakkan dan Pelaksanaan,
P3/Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ) diperoleh dari wawancara dengan
petugas atau pegawai puskesmas serta pengamatan langsung tentang pelaksanaan
manajemen. Data sekunder diperoleh dari SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas) dan
laporan hasil kegiatan setiap bulannya untuk memperoleh dimensi mutu Puskesmas.
Data yang sudah diperoleh dari pemegang program kemudian diolah dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kemudian dilakukan evaluasi program dengan
menerapkan problem solving cycle dan penerapan sistem dengan langkah - langkah,
identifikasi dari masalah yang ada sehingga akan didapatkan skor pencapaian. Data dari
skor pencapaian yang kurang dari 100% dan kurang dari target merupakan masalah
yang ada. Setelah itu, ditentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode
Hanlon Kuantitatif.
Kemudian, dilakukan analisa penyebab masalah dengan mencari kemungkinan
penyebabnya dengan pendekatan sistem dan jaminan mutu dan untuk membantu
menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram fish bone.
Kemudian kemungkinan penyebab masalah dikonfirmasi untuk mencari penyebab
masalah yang paling mungkin. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan
masalah secara sistematis dan ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan kriteria
matriks dengan rumus m x I x v / C. Setelah di dapatkan pemecahan masalah lalu dibuat
rencana kegiatan berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih.
6
BAB II
DATA UMUM PUSKESMAS SALAMAN I
II.1. KEADAAN GEOGRAFI DAN LINGKUNGAN
II.1.1. Data Wilayah
a. Batas-batas wilayah Puskesmas Salaman I adalah :
Utara : Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.
Selatan : Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, dan Kecamatan
Samigaluh,Daerah Istimewa Yogyakarta.
Barat : Wilayah kerja Puskesmas Salaman II
Timur : Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
Gambar 3. Peta Kecamatan Salaman Kabupaten Dati II Magelang
7
b. Luas Wilayah Kerja
Luas wilayah kerja Puskesmas Salaman I adalah 38,89 km2
c. PembagianWilayah
Wilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman,
Kalisalak, Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Ngadirejo,
Sidomulyo, Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun.
d. Kondisi Geografis
Daerah dataran : 60% terdiri dari 5 desa
Pegunungan : 30% terdiri dari 3 desa
Daerah bergelombang : 10% terdiri dari 2 desa
8
Gambar 4. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman
e. Transportasi
Jarak puskesmas - RSU Tidar : 15 km
Jarak puskesmas - Kantor Dinas Kabupaten : 20 km
Jarak puskesmas - RSU Muntilan : 20 km
Jarak puskesmas - desa terjauh : 10 km
Semua desa / balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor
roda dua. Angkutan umum berupa ojek, andong, angkudes, pick-up, dan
bus umum.
f. Komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar: telepon, radio medis.
II.1.2. Keadaan Penduduk (Tahun 2010)
Jumlah penduduk : 42.056 jiwa
Laki-laki : 20.848 jiwa (49,57%)
Perempuan : 21.208 jiwa (50,42%)
Jumlah Rumah Tangga : 11.072 KK
Kepadatan penduduk : 1.081 jiwa/km2
Jumlah pasangan usia subur : 7.925 pasangan
Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Tahun
2010
Umur Jumlah Persentase
0-4 3.680 8,75 %
5-14 8.534 20,29 %
15-44 20.479 48,69 %
45-64 7.405 17,60 %
>65 1.958 4,65 %
Total 42.056 100 %
Sumber : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2010
9
Dapat dilihat jumlah penduduk dengan umur 15-44 merupakan
yang terbanyak, sedangkan penduduk berumur > 65 tahun merupakan
jumlah yang paling sedikit.
Tabel 2.Komposisi penduduk menurut produktivitas (data Kecamatan
Salaman tahun 2010)
Kelompok umur
(tahun)
Jumlah penduduk
Laki-laki Perempuan
0-14 tahun 6.338 5.876
15-59 tahun 12.989 13.570
> 60 tahun 1.521 1.762
Jumlah 20.848 21.208
II.1.3.Sosial Budaya
a. Pemeluk Agama
Tabel 3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Agama Jumlah Persentase
Islam
Kristen protestan
Katolik
Budha
Hindu
41.553
307
196
0
0
98,80 %
0,72 %
0,46 %
0 %
0 %
Total 42.056 100 %
Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2010
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salaman I mayoritas
beragama Islam.
10
b. Sarana Peribadatan :
Berdasarkan data statistik Kecamatan Salaman tahun 2010
terdapat 87 rumah peribadatan di wilayah kerja Puskesmas Salaman I.
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
Salaman I
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Tidak/belum pernah sekolah
Tidak/belum tamat SD
Tamat SD/sederajat
Tamat SLTP/sederajat
Tamat SLTA/sederajat
Tamat akademi/PT
7882
4.544
16.507
6.993
5.469
661
18,75 %
10,81 %
39,25 %
16,62 %
13,00%
1,57 %
Total 42.056 100 %
Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2010
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Salaman I didominasi oleh penduduk yang tamat SD/sederajat, dan
penduduk yang tidak/belum pernah sekolah berjumlah paling sedikit.
d. Sarana Pendidikan :
TK : 29
SD / MI : 28
SLTP / Mts : 9
SLTA / MA : 5
(Sumber : Puskesmas Salaman I tahun 2012)
11
II.1.4. Sosial Ekonomi
a. Mata Pencaharian
Tabel 5. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman I (10 tahun ke atas)
Sumber : Data statistik kecamatan salaman tahun 2010
b. Sarana Perekonomian
12
Mata Pencaharian Jumlah Persentase
Buruh tani
Tani
Buruh
PNS / ABRI
Sopir angkutan
Pedagang
Pensiunan PNS /ABRI
Pengusaha
Lain-lain
7.837
9.006
4.604
1.073
1.252
2,497
561
1.537
13.689
18,63 %
21,42 %
10,94 %
2,55 %
2,98 %
5,95 %
1,34 %
3,65 %
32,54 %
Total 42.056 100 %
KUD : 1 buah
Bank : 4 buah
Pasar umum : 3 buah
Industri rumah : 24 buah
Warung makan : 37 buah
Terminal : 1 buah
Salon Kecantikan : 8 buah
Penggilingan padi : 14 buah
Total : 92 buah
Dapat dilihat mata pencaharian penduduk tertinggi adalah di
bidang pertanian dan yang terendah adalah pensiunan PNS/ABRI.
Selain itu, sarana perekonomian di wilayah kerja Salaman I sebanyak
92 buah.
II.1.5. Kesehatan Lingkungan
a. Sarana Penyediaan Air Bersih
Jenis dan jumlah sarana air bersih :
Sumur gali : 13.870 pemakai
Perlindungan mata air : 10.275 pemakai
Perpipaan : 1.720 pemakai
PAM : 4.128 pemakai
Sarana penyediaan air bersih di wilayah kerja Puskesmas Salaman I
yang terbanyak adalah penggunaan sumur gali sebanyak 13.870
pemakai.
b. Sarana jamban
Jenis dan jumlah sarana jamban keluarga :
Cemplung leher angsa : 4.488 buah
Cemplung non leher angsa : 420 buah
Septic tank : 8.852 buah
13
Jenis sarana jamban keluarga yang terbanyak adalah penggunaan septic
tank yang berjumlah 8.852 buah.
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
Jumlah sarana pembuangan air limbah
Jumlah rumah : 8.220 rumah
Jumlah rumah dengan sarana pembuangan air limbah : 1.853 rumah
Dari 8.220 rumah, 1.853 rumah (22,54%) sudah mempunyai saluran
pembuangan air limbah.
II.2. SUMBER DAYA PUSKESMAS
II.2.1. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I
Tabel 6. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I
No Kategori Tenaga Jumlah
1. Kepala Puskesmas 1
2. Kasubag TU 1
3. Dokter Spesialis Dalam/Anak/Bedah/Obsgyn 1 / 1 / - / 1
4. Dokter umum 4
5. Dokter gigi 2
6. Bidan desa PNS / PTT 7 / 3
7. Bidan Puskesmas / bersalin 1 / 4
8. Perawat PNS / THL 16 / 8
9. Pelaksana Keperawatan 5
10. Perawat Gigi 2
11. Administrasi Kesehatan 2
12. Promosi Kesehatan 1
13. Perekam Medis 1
14. Nutrisionis 1
15. Sanitarian 1
14
16. Pranata Labkes 3
17. Apoteker / Ass.Apoteker 1 / 1
18. Radiografi / Pelaksana 1 / 1
19. Teknisi Elektromedis 1
20. Pengadministrasian Umum -
21. Pengadministrasi Pelayanan Umum
(KIA/Obat/loket)
1 / 1 / 2
22. Verifikator Keuangan 3
23. Pengadministrasi Kepegawaian 1
24. Pengadministrasi Perlengkapan 1
25. Petugas Kebersihan/wiyata bakti 2/2
26. Pramu Kantor -
27. Penjaga Kantor (PNS / THL) 4 / 1
28. Pengemudi (PNS / THL) 1 / 1
29. Tenaga Dapur/THL/Kontrak 1 / 5
30. Petugas Cuci THL 1
31. Cleaning Service 4
Total 103
Sumber : Tenaga Kerja di Puskesmas Salaman I tahun 2012
Dari tabel di atas terlihat bahwa pekerja terbanyak di Puskesmas
Salaman I adalah perawat kesehatan.
Tugas pegawai meliputi 3, antara lain :
1. Tugas pokok : tugas yang sesuai dengan peta jabatan
2. Tugas tambahan : tugas selain tugas pokok, seperti
merangkap menjadi bendahara
3. Tugas intervensi : berhubungan dengan peran serta
masyarakat
II.2.2. Sarana Fisik
15
Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas Rawat Inap, pertama
kali didirikan sebagai Rumah Sakit Pembantu (RSP), dan semenjak adanya
Puskesmas sekitar tahun 70-an, diberlakukan sebagai puskesmas dengan
rawat inap.
Luas tanah :14.200 m2
Luas gedung : 1.600 m2
Jumlah tempat tidur : 50 buah
Tabel 7. Nama Ruang Perawatan, Kelas, dan Jumlah Tempat Tidur
No Bangsal /
Ruang
Jumlah Tempat Tidur (TT)
Status
Kelas
TT Tahun
Perolehan
Tempat Tidur
Status
Kelas
TT Tahun
Perolehan
Tempat Tidur
1 Teratai –
Putra
II 4 2007 III 8 Bed Lama
2 Flamboyan –
Putri
II 3 2006 III 7 Bed Lama
3 Dahlia –
Putri
II 4 Bed Lama
4 Melati –
Anak
III 7 Bed Lama
5 Anggrek II 2 2004
6 Mawar I 7 2006
7 Bersalin II 4 2007 III 2 Bed Lama
8 Boks Bayi 2
33 17
16
Total TT 50 TT
Dari tabel di atas terlihat bahwa ruang perawatan dengan status
kelas III adalah Ruang Flamboyan untuk pasien perempuan sebanyak 7
tempat tidur, Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 7 tempat tidur,
Ruang Melati untuk pasien anak sebanyak 7 tempat tidur, dan ruang
bersalin sebanyak 2 buah. Ruang perawatan dengan status kelas II adalah
Ruang Flamboyan dan Dahlia untuk pasien perempuan sebanyak 7 buah,
Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 4 tempat tidur, Ruang
Anggrek sebanyak 2 tempat tidur, ruang bersalin sebanyak 4 tempat tidur.
Ruang perawatan dengan status kelas I adalah Ruang Mawar
sebanyak 7 tempat tidur. Dan terdapat tambahan boks bayi sebanyak 2
buah.
Ruangan pelayanan yang tersedia :
1. Ruang UGD : 1 ruang
2. Ruang pendaftaran : 2 ruang
3. Ruang radiologi : 1 ruang
4. Kamar operasi minor : 1 ruang
5. BP umum : 2 ruang
6. BP Gigi : 1 ruang
7. Ruang poli Penyakit Dalam : 1 ruang
8. Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 1 ruang
9. Ruang KIA/KB : 4 ruang
10. Ruang Laboratorium : 1 ruang
11. Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang
12. Gudang Obat : 1 ruang
13. Ruang Dapur : 1 ruang
14. Ruang Gizi : 1 ruang
Sarana/upaya kesehatan lain :
17
a. Puskesmas pembantu 4 buah (Ngargoretno, Kalisalak, Ngadirejo,
Kalirejo), dengan jumlah tenaga medis yang terbatas.
b. Polindes 1 buah (Ngadirejo)
c. Poliklinik Kesehatan Desa 5 buah (Kalirejo, Sidomulyo, Paripurno,
Kebonrejo, Banjarharjo)
d. Dukun bayi 25 orang dengan dukun terlatih18 orang
e. Posyandu 67 tempat
Kader Posyandu :
- Terlatih 335 orang (rata-rata 5 kader per posyandu)
- Yang aktif 335 orang (rata-rata 4-5 kader per posyandu)
II.2.3 Sarana Medis
a. Penunjang medis
1. Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap
2. Perlengkapan medik umum :
a. KIA set dan KB
b. Poliklinik set
c. IUD set
d. Peralatan surgical
e. Perlengkapan laboratorium
f. Alat UGD obstetri dan neonatal
g. Radiologi
h. EKG
b. Sarana Obat
1. Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam
keadaan baik.
2. Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi,
Askes.
3. Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk suplemen.
18
c. Sarana Penunjang Lain :
1. Mobil ambulans : 2 buah
2. Mobil Pusling : 1 buah
3. Sepeda motor : 5 buah
4. Lemari es dan freezer : 5 buah
5. Alat komunikasi radio medis, telepon, komputer dan alat-alat
penyuluhan
II.2.4. Sumber Dana
Sumber pendanaan Puskesmas Salaman I berasal dari :
a. Pendapatan Puskesmas
1. Retribusi dan Biaya Pelayanan/Tindakan Medis
2. Lain-lain : parkir
b. Penerimaan
Dana puskesmas diperoleh dari :
1. Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji, sarana
dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik
2. Dana dari APBD Kabupaten melalui Dinas Kesehatan untuk
pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat
3. Dana dari JAMKESMAS/Jamkesda
4. Dana Jampersal
5. Dana dari pihak ketiga PT. Askes
6. Bantuan Operasional Kesehatan
Merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah dalam
melaksanakan SPM Bidang Kesehatan untuk pencapaian MDG’s
tahun 2015 melalui peningkatan kinerja Puskesmas dalam
19
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.
7. Dana APBN
II.2.5. Sarana Pelayanan Puskesmas
Enam program Kesehatan Dasar Puskesmas (Upaya Kesehatan Wajib)
Salaman I, yaitu :
a. KIA dan KB
b. Gizi
c. Kesehatan Lingkungan
d. P2M
e. Promosi Kesehatan
f. Pengobatan
Tiga Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas Salaman I, yaitu:
a. Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Usaha Kesehatan Sekolah
c. Kesehatan Jiwa
II.2.6. Jaringan Pelayanan Puskesmas Salaman I
Dalam memenuhi tugas pokok tersebut, Puskesmas induk memiliki
jaringan sarana pelayanan yaitu :
a. Pustu (Puskesmas Pembantu) dan hari buka pustu berjumlah 4 yaitu :
1. Ngargoretno : Rabu
2. Kalisalak : Senin, Kamis
3. Ngadirejo : Selasa , Kamis, Sabtu
4. Kalirejo : Senin, Kamis
b. Dukun bayi 25 orang, dan dukun terbina 18 orang
c. Polindes (Pondok bersalin desa), berjumlah satu yaitu di Ngadirejo
20
d. PKD (Poliklinik Kesehatan Desa), berjumlah 5 yaitu :
1. Kalirejo
2. Sidomulyo
3. Paripurno
4. Kebonrejo
5. Banjarharjo
e. Posyandu 67 Tempat, yaitu :
1. Madya : 3
2. Purnama : 24
3. Mandiri : 40
f. UKS dan UKGS (24 sekolah)
g. Posyandu Lansia (49)
h. Kader TB terlatih 20 orang, setiap desa memiliki 2 kader
II.2.7. Jenis Pelayanan Dalam Gedung
Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Salaman I adalah:
a. BP (Balai Pengobatan)
b. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
c. Pengobatan gigi
d. Klinik Gizi
e. UGD
f. Klinik sanitasi
g. Laboratorium
II.3.DATA 20 BESAR PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS SALAMAN I
Tabel 8.Data 20 Besar Penyakit Rawat Jalan di Puskesmas Salaman I Kabupaten
Magelang, Bulan Januari-April 2012 (Diagnosis Berdasarkan ICD-X)
NO Diagnosis penyakit jumlah kunjungan Persentase
1. Infeksi akut saluran pernafasan 2.370 48,53%
2. Hipertensi primer 629 12,88%
21
3. Penyakit gusi dan jaringan periodontal 507 10,38%
4. Diare dan gastroenteritis non spesifik 298 6,10%
5. Tipe 2 NIDDM 214 4,38%
6. TB anak 114 2,33%
7. Gangguan gigi dan struktur penyangga
lain seperti stain dan trauma 106 2,17%
8. Konjungtivitis 103 2,10%
9. Gangguan pertumbuhan gigi dan erupsi 98 2,00%
10. influenza virus tidak teridentifikasi 86 1,76%
11. Faringitis 84 1,72%
12. Bronkhitisakut 60 1,23%
13. Otitis media 48 0,98%
14. Nasofaringitis akut (common cold) 44 0,90%
15. Scabies 42 0,86%
16. Typus perut 32 0,65%
17. Hemoroid 20 0,41%
18. Rhematoid atrhitis 11 0,22%
19. Varicela 9 0,18%
20. Otitis eksterna 8 0,16%
Total 4.883 100%
(Sumber: SIMPUS Puskesmas Salaman I)
Berdasarkan data di atas, infeksi akut pada saluran napas bagian atas mempunyai
frekuensi tertinggi sebesar 2.370 penderita (48,53%) dari 4.883 kasus.
Tabel 9.Pola 19 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Puskesmas Salaman I Bulan
Januari-April 2012
NO Diagnosis penyakit Jumlah kunjungan Persentase
1. Gastroenteritis 100 14,10%
2. Thypoid 98 13,82%
3. Febris 91 12,83%
22
4. Infeksi saluran pernafasan akut 91 12,83%
5. Hipertensi 62 8,74%
6. Dispepsia 56 7,89%
7. Brokopneumoni / Bronkitis 48 6,77%
8. Diabetes Mellitus 48 6,77%
9. Anemia 18 2,53%
10. Gastritis 17 2,39%
11. Asthma bronchial 15 2,11%
12. Cephalgia 10 1,41%
13. Stroke 9 1,26%
14. Hiperemesis Gravidarum 9 1,26%
15. Kejang demam 9 1,26%
16. Infeksi Saluran Kemih 9 1,26%
17. Demam Berdarah Dengue 7 0,98%
18. Vomitus 7 0,98%
19. Abdominal pain 5 0,70%
Total 709 100%
(Sumber: Rawat Inap Puskesmas Salaman IJanuari-April tahun 2012)
Berdasarkan tabel di atas, kasus yang terbanyak pada pasien rawat inap di
Puskesmas Salaman I pada bulan Januari sampai April 2012 adalah Gastroenteritis
yaitu 100 pasien (14,10%) dari 709 kasus.
II.4. DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan dapat dilihat dari jumlah kematian ibu dan anak. Pada bulan
Januari-April 2012, di Puskesmas Salaman I terdapat jumlah kematian ibu sebanyak 0
orang dan jumlah kematian bayi sebanyak 2 bayi, sedangkan jumlah bayi lahir hidup
adalah 201.
Untuk target kegiatan, kesehatan ibu dan anak Puskesmas Salaman I sebagian
besar telah mencapai target bahkan ada yang melebihi target, namun terdapat beberapa
kegiatan yang belum mencapai target.
23
Keadaan gizi di wilayah kerja Puskesmas salaman I dapat dilihat pada tabel 9
berikut, dengan jumlah anak yang berusia 1-5 tahun sebanyak 3158. (Puskesmas
Salaman I, Januari-April 2012).
Tabel 10. Satus Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
No Status Gizi Balita Jumlah Persentase
1. Gizi Baik 2700 85,49%
2. Gizi Kurang 372 11,77%
3. Gizi Buruk 86 2,72%
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Salaman Januari-April tahun 2012
Gambaran di atas menunjukkan sebagian besar status gizi balita dan anak usia
hingga 5 tahun adalah baik, yaitu sebanyak 85,49%. Gizi kurang sejumlah 11,77% dan
gizi buruk 2,72%.
II.5. VISI, MISI, DAN STRATEGI PUSKESMAS SALAMAN I
II.5.1. Visi Puskesmas Salaman I
Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh
segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi
puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang
bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat
Salaman sehat tahun 2015”.
Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat kecamatan
Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan
perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani, maupun sosial.
Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
II.5.2. Misi Puskesmas Salaman I
a. Meningkatkan mutu pelayanan
24
b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan
c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas
f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk lingkungan
yang sehat, dengan mengikutkan peran serta masyarakat dan
mendorong kemandirian untuk hidup sehat
g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada masyarakat
setaraf dengan Rumah Sakit tipe D
II.5.3. Filosofi Puskesmas Salaman I
a. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin diperlakukan
b. Mencegah lebih baik dari pada mengobati
c. Kepuasan pelanggan adalah hal utama
II.5.4. Dimensi Mutu Puskesmas Salaman I
a. Cepat, tepat dan akurat
b. Efektif dan efisien
c. Disiplin dan setia kawan
d. Jujur dan transparan
e. Biaya terjangkau
f. Bersih, indah, aman dan nyaman
g. Ramah tamah dan peduli
II.5.5. Definisi Mutu Puskesmas Salaman I
Pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat, efektif dan efisien
dengan biaya terjangkau, dalam lingkungan kerja yang bersih, indah, aman
dan nyaman yang dilandasi dengan sikap karyawan yang jujur, disiplin dan
setia kawan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur dan
standar, sehingga memberikan hasil yang memuaskan.
25
II.6. MANAJEMEN PUSKESMAS
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang berkerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
(KepMenkes RI No.128/MENKES/SK/2004).
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas
membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas
yang dikenal yakni :
A. Perencanaan (P1)
1. Mengetahui kebijaksanaan pusat (SKN,GBHN, dan lain-lain)
2. Mengetahui kebijaksanaan Kan.Wil Dep.Kes Dan Dinkes Dati I setempat
3. Mengetahui kebijaksanaan kandep dan Dinkes Dati II
4. Menentukan tujuan dan sasaran setiap kegiatan pokok secara terpadu dan
menyeluruh, meliputi KIA/KB, Usaha Peningkatan Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan Promose
Kesehatan (Promkes)
5. Melakukan analisa situasi setiap kegiatan pokok seperti yang disebutkan di
samping program kesehatan pengembangan
6. Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah
7. Menyusun rencana operasional
8. Pengaturan Sumber Daya
B. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Kegiatan yang telah disusun menjadi rencana kerja perlu dilaksanakan agar
dapat mencapai tujuan / sasaran yang telah ditetapkan dengan cara terarah,
berhasil guna dan berdaya guna.
Kegiatan dalam fase ini adalah :
1. Pengorganisasian
26
Surat keputusan Mendagri No.23 tahun 1994 tentang pedoman organisasi
dan tata kerja puskesmas, menetapkan susunan organisasinya sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan pelaksanaan
pelayanan kesehatan secara paripurna kepada masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
b. Urusan tata usaha
Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian
keuangan, perlengkapan, surat menyurat, humas dan urusan umum,
perencanaan serta pelaporan
c. Unit-unit
Merupakan kelompok jabatan fungsional yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas khusus sesuai bidang keahlian dan kebutuhan, serta
terdiri dari :
- Unit Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit
- Unit Peningkatan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga
- Unit pemulihan Kesehatan dan Rujukan
- Unit Kesehatan Lingkungan, Penyuluhan dan Peran serta masyarakat
- Unit Perawatan
- Unit Penunjang
- Unit Pelaksana khusus
d. Puskesmas Pembantu / Bidan desa
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan daerah
Tingkat II
2. Pengurusan staf
Menentukan dengan jelas wewenang , tugas pokok dan kegiatan tertentu
bagi petugas kesehatan yang telah menduduki suatu posisi di
puskesmas,pembinaan motivasi dan karir petugas kesehatan agar selalu timbul
gairah kerja dalam kegiatan sehari-hari di puskesmas
27
3. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
Didalam menciptakan suatu kerjasama yang baik perlu dipahami
beberapa hal sebagai berikut :
a. Kemampuan membina kerja sama yang intim dan harmonis dalam
melaksanakan tugas adalah menjadi tanggung jawab masing-masing
b. Kesediaan untuk membawakan kepentingan pribadi dan kelompok
kepada kepentingan yang lebih luas
c. Kesediaan untuk menyerahkan kepada organisasi yang dibarengi oleh
kesediaan untuk menerima kewajiban yang lebih besar
d. Adanya kepercayaan dan saling menghormati dan kesetiaan demi untuk
mengadakan perubahan dan pengembangan organisasi
e. Adanya kemauan dan kemampuan serta menyempatkan diri untuk saling
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
bersama
4. Bina peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat didapat melalui pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat desa (PKMD)
C. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3).
1. Pengawasan adalah mengamati seluruh proses upaya kesehatan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Bila terjadi penyimpangan dapat memberi
saran tindakan, koreksi yang perlu dilakukan
2. Pengendalian merupakan pengaturan dan pengarahan pelaksanaan agar dapat
tercapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna, ada kewenangan
melakukan tindakan koreksi
3. Penilaian adalah meningkatkan hasil guna serta daya guna perencanaan dan
pelaksanaan program dan memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga,
dana dan fasilitas untuk program yang ada sekarang dan yang akan datang.
Proses ini pada dasarnya terdiri dari :
- Menetapkan standar performa / indikator
- Mengukur performa yang sesungguhnya
28
- Membandingkan performa yang sesungguhnya dengan standar yang
diharapkan
- Mencari alasan-alasan terjadinya penyimpangan
- Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan tersebut
- Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut
29
Kepala Sub Bagian TU Sri Wigati, SE
Unit Pelayanan Kesehatan Unit Penggerak Pembangunan Kesehatan Unit Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
Rawat JalanPoli Umum : dr. SatotoUGD
Umum: dr. Siti AimatusSpesialis : -dr. Primahati, Sp.PD
-dr Heriyono, Sp.Og
-dr Saliki Sp.Anak
Poli Gigi : drg. Budi HKIA/KB : dr
Nuria/Sri Riyandari/ Sumaryati
Sanitarian : Woro W.P2M : Andang BUKS : drg. SaptayaPerkesmas : Sri Kustinah
PromKes : Ahmad HumamJamkesmas : Tri Setyowati Elnur Kesehatan Kel : Kasiyem, Sri
Riyandari, Bidan DesaPeningkatan Gizi : Wahyu Sri Lestari
Rawat InapRawat inap : dr. FitriDapur/Gizi : Wahyu Sri L
PenunjangLaboratorium : SarkoyirRontgen : Heri Wibowo
Puskesmas Pembantu
Kalisalak : Eny PujiatiKali rejo : Jamiatul B Ngargoretno : Andang BNgadirejo : Sri Kustinah
Verifikator Keuangan Titik , El Nur, Santoso
Kelompok Jabatan Fungsional
Peta Jabatan Puskesmas Salaman IPeta Jabatan Puskesmas Salaman I
30
II.7. DESKRIPSI KERJA
Tabel 11. Deskripsi kerja menurut SDM kesehatan Puskesmas Salaman I
No Jenis SDM
Kesehatan
Nama Lengkap Jabatan Tugas
1. Pejabat
Struktural
Dr. Hery
Sumantyo
a. Kepala
puskesmas
b. Dokter
umum
a.Mengusahakan agar
fungsi puskesmas
terselenggara dengan
baik
b. Mengusahakan
agar pelayanan
pengobatan di
wilayah kerja
Puskesmas dapat
berjalan dengan baik
Sri Wigati, SE KASUB. BAG TU Mengatur seluruh data
administrasi kegiatan
puskesmas
2. Pejabat
Fungsional
a. Dokter umum Dr. Fitri indriani Dokter bangsal Mengusahakan agar
pelayanan pengobatan
di wilayah kerja
Puskesmas dapat
berjalan dengan baik
Dr. Siti
Aimmatus S
Dokter UGD Mengusahakan agar
pelayanan pengobatan
di wilayah kerja
Puskesmas dapat
berjalan dengan baik
Dr. Nuria Dokter PONED
dan MTBS
Mengusahakan agar
pelayanan pengobatan
31
di wilayah kerja
Puskesmas dapat
berjalan dengan baik
Dr. Sartoto Dokter BP Mengusahakan agar
pelayanan pengobatan
di wilayah kerja
Puskesmas dapat
berjalan dengan baik
b. Dokter spesialis
Spesialis dasar
Sp.pd
Dr. Primahati
riyana R.
Dokter spesialis
penyakit dalam
Melayani pengobatan
di bidang penyakit
dalam
c. Dokter gigi Drg.Budi
handoyo
Dokter gigi Mengusahakan agar
pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di
wilayah kerja
Puskesmas agar dapat
berjalan dengan baik
Drg. Saptaya Dokter gigi Mengusahakan agar
pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di
wilayah kerja
Puskesmas agar dapat
berjalan dengan baik
d.Perawat BP Siti Khoiriyah
Rini
Perawat Pelaksana harian di
BP
e. Bidan desa 10 bidan Bidan Bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan
tugas bidan desa di
desa masing-masing
f. Tenaga lab 3 orang Pelaksana lab Melaksanakan
kegiatan pemeriksaan
laboratorium
32
g. Rontgen 2 orang Pelaksana rontgen
(sebagai operator /
pembantu operator)
Melaksanakan
kegiatan foto rontgen
3. Program
KIA Sri Wulandari Koordinator KIA Melaksanakan
kegiatan pelayanan
KIA di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat
berjalan dengan baik
KB /lansia Vero Koordinator KB
Lansia
Melakukan
penyuluhan dan
pendataan untuk PUS
dan lansia
Gizi Wahyu Koordinator gizi Melakukan kegiatan
penyuluhan gizi
Trisiowati Staff gizi dan rawat
inap
Membantu
penyuluhan gizi dan
mengatur pemberian
gizi pada pasien rawat
inap
BORLOS/TB Sri Kustinah Koordinator
BORLOS/TB
Mendata pasien yang
berobat ke puskesmas
Kesehatan
lingkungan
Woro Wiharyati Koordinator
Kesehatan
lingkungan
Melakukan
penyuluhan tentang
kesehatan lingkungan
pada masyarakat
Imunisasi Puji Astuti
Triwinarni
Koordinator
imunisasi
Melaksanakan dan
mengkoordinir
imunisasi di wilayah
kerja Puskesmas
P2TM,
Pengobatan
Surini Koordinator P2TM
dan pengobatan
Melaksanakan dan
mengkoordinir
kegiatan pencegahan
33
penyakit dan
pengobatannya
UKS Drg. Saptaya Koordinatar UKS Melaksanakan
kegiatan penyuluhan
dan penjaringan di
sekolah
Titik Isyati Staf UKS Membantu
penyuluhan dan
penjaringan di
sekolah
a. Dokter/Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan
baik.
Fungsi :
1. Sebagai manager :
a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas
b. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal
c. Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
2. Sebagai seorang dokter :
a. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
b. Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
c. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat
b. Dokter Umum
Tugas pokok: Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas
2. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerjaPuskesmas baik di
Puskesmas, Pustu atau Pusling
34
3. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan
masyarakat
4. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran
masyarakat
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
c. Dokter Gigi
Tugas Pokok: Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas
2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja
Puskesmas secara teratur
3. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas
4. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas
5. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan
peran serta masyarakat
6. Memberikan penyuluhan kesehatan
7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
d. Perawat Gigi
Tugas Pokok: Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
Fungsi :
1. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
2. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang
sakit
3. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi
4. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah)
5. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
35
e. Tata Usaha
Tugas pokok :
1. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas
2. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk
Fungsi :
1. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi
2. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas
3. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas
4. Melakukan laporan berkala ketatausahaan
f. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung
2. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas
3. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
4. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas
5. Melakukan pendataan sasaran secara periodik
g. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
1. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
2. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi
dari dokter
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan
4. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Melakukan kegiatan Puskesmas
7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu
36
h. Petugas P2M
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas
b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular
d. Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan
e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi
dari dokter
f. Melakukan kunjungan rumah
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2P
h. Memberikan penyuluhan kesehatan
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan
i. Petugas KIA
Tugas Pokok: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi,
dan anak
b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi
c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil
d. Melakukan pembinaan dukun bayi
e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa
f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait
dengan KIA
g. Melakukan penyuluhan kesehatan
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan
i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
37
j. Petugas Gizi
Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di
wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
1. Melaksanakan pemberian makanan tambahan
2. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi
3. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi
4. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik
7. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik
8. Melakukan pembinaan Posyandu
9. Melakukan rujukan kasus gizi
k. Petugas Sanitarian
Tugas pokok :Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik
dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap
kesehatan masyarakat.
Fungsi :
1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban
keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan
2. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air,
penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya
3. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan
5. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral
6. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.
7. Memberikan penyuluhan kesehatan
8. Pengawasan, penyehatan perumahan
9. Pengawasan pembuangan sampah
10. Pengawasan makanan dan minuman
11. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
38
l. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas
2. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan
4. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi
5. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur
6. Melakukan sweeping untuk daerah - daerah yang cakupannya kurang
7. Memberikan penyuluhan kesehatan
m. Petugas Unit Gawat Darurat
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan untuk pelayanan kasus gawat darurat
di Puskesmas.
Fungsi :
1. Menyiapkan ruang gawat darurat dalam keadaan siap untuk pelayanan
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan
3. Melakukan rujukan kasus gawat darurat bila tidak mampu ke Puskesmas
yang lebih mampu atau ke Rumah Sakit.
4. Melakukan penanganan kasus gawat darurat sesuai standar dan prosedur
n. Petugas Apotek
Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan
memberikan obat.
Fungsi :
1. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi peresepan,
pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
2. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat
3. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotek
4. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat
6. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat
39
o. Petugas Laboratorium
Tugas Pokok : Melakukan pelayanan pemeriksaan laboratorium.
Fungsi :
1. Membantu menegakkan diagnosa penyakit
2. Melaksanakan pemeriksaan spesimen
3. Membantu rujukan spesimen
4. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan
laboratorium
5. Memberikan penyuluhan kesehatan
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan
p. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua
pengunjung Puskesmas.
Fungsi :
1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran
3. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien
4. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku
5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan
q. Petugas Gudang Obat
Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas
Fungsi :
1. Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat di
puskesmas
2. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas
3. Mengatur penyimpanan obat
4. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat
5. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan Desa
(PKD)
6. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam obat
40
BAB III
DATA KHUSUS PUSKESMAS SALAMAN I
III.1. Program Pokok Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai
daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Jiwa
c. Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
e. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
f. Upaya Kesehatan Olah Raga
g. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
41
3. Upaya Kesehatan Inovasi
a. Rawat Inap
b. Laboratorium
c. EKG
d. Apotek
e. Radiologi
f. Klinik Gizi
g. Klinik sanitasi
h. Pelayanan Kebersihan Gedung dan Lingkungan
III.2. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
III.2.1. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
a. KIA
Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra
sekolah. Tujuan dari program kesehatan ibu dan anak adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu menuju NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatkan derajat kesehatan
anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
b. KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan,
jarak antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat
dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki.
Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:
1) Tujuan umum
Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS).
2) Tujuan khusus
42
a) Agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu
dan anak
b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan
pentingnya memelihara kesehatan ibu dan bayi selama
kehamilan
Jenis Kegiatan KIA dan KB antara lain :
a. Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi
Tabel 12. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Puskesmas Salaman I Bulan Januari– April
2012
Indikator
Target
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
Cakupan Pencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Cakupan kunjungan bumil K1 100% 226 189 83,6% 83,6%
Cakupan kunjungan bumil K4 95% 226 186 82,3% 86,6%
Deteksi kasus resiko tinggi ibu hamil 100% 45 10 22,2% 22,2%
Ibu hamil resiko tinggi yang ditangani
(PONED)100%
36 36 100% 100%
Ibu hamil dengan komplikasi yang
ditangani (PONED)100%
36 36 100% 100%
Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan95%
215 193 89,7% 94,4%
Cakupan Kn1 (lahir - 48 jam) 100% 205 200 97,5% 97,5%
Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)
(48 jam - 7 hari)95%
205 199 97,1% 102,1%
Cakupan kunjungan neonatus (Kn3) (8
hari - 23 hari)95%
205 199 97,1% 102,1%
Cakupan kunjungan bayi 90% 205 196 95,6% 106,2%
BBLR yang ditangani 100% 11 11 100% 100%
Neonatal resti yang ada/ditemukan 100% 6 6 100% 100%
Neonatal resti atau komplikasi yang
ditangani (PONED)100%
11 11 100% 100%
43
Jumlah dukun bayi yang terlatih 100% 25 18 72% 72%
Frekuensi pembinaan dukun 100% 3,32 3,12 93,9% 93,9%
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra sekolah dan Usia Sekolah
Tabel 13. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
di Puskesmas Salaman I Bulan Januari– April 2012
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
*Deteksi dini tumbuh kembang
anak balita dan pra sekolah95% - - - -
Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SD &
setingkat oleh tenkes atau
terlatih/guru UKS/dokter kecil
100% 62 83 133,8% 133,8%
Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa TK80% 257 229 89,1% 111,3%
Cakupan pelayanan kesehatan
remaja (penjaringan kelas 1
SLTP, SLTA atau sederajat)
80% 257 229 89,2% 111,3%
Jumlah TK yang dibina 100% 7 10 142,8% 142,8%
Ket*: tidak ada data pada bulan Januari-April 2012, program baru mulai berjalan pada
bulan Juli 2012.
44
c. Pelayanan keluarga berencana
Tabel 14. Hasil Kegiatan Pelayanan KB Puskesmas Salaman IBulan Januari– April
2012
IndikatorTarget(
%)
Sasaran
Bulan
Berjala
n
Cakupan
Pencapaian
(%)
Kegiatan Persen (%)
Jumlah seluruh peserta aktif
KB80% 7371 6069 82,34% 102,92%
d. Pelayanan Usila
Tabel 15.Hasil Kegiatan Pelayanan Usila Puskesmas Salaman I Bulan Januari–
April 2012
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Jumlah posyandu pra usila dan
usila yang ada100% 10 49 490% 490%
Cakupan pelayanan pra usila
dan usila 70% 8281 4937 59,6% 85,1%
III.2.2. Gizi
Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan
angka penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh
masyarakat berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita. Kegiatan
gizi terdiri dari konseling gizi, monitoring garam di pasar atau
45
masayarakat, pemberian vitaminamin A dosis tinggi pada balita dan ibu
hamil, pemberian kapsul yodium pada ibu nifas dan anak, kunjungan
rumah BGM dan gizi buruk.
Jenis kegiatan :
a. Pemantauan dan PertumbuhanBalita
Indikator :
1) Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
2) Balita yang naik berat badannya (N/D)
3) Balita BGM
Tabel 16.Hasil Kegiatan Pemantauan dan Petumbuhan Balita Puskesmas Salaman I Bulan
Januari– April 2012
Indikator Target (%)Sasaran Bulan Berjalan
CakupanPencapaian (%)Kegiatan Persen (%)
Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
80% 3158 2619 82,6% 103,3%
Balita yang naik berat badannya (N/D)
80% 2610 2709 78,8% 98,5%
Balita BGM < 1,5% 2610 26 1,1% 136,36%
b. Pelayanan gizi
Indikator :
1) Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi 1 kali per tahun
2) Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 2
kali per tahun
3) Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe
4) Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A
5) Balita gizi buruk mendapat perawatan
46
Tabel 17. Hasil kegiatan Pelayanan Gizi Puskesmas Salaman IBulan Januari– April
2012
IndikatorTarget(%)
Sasaran Bulan Berjalan
CakupanPencapaian(%)Kegiatan Persen (%)
Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1 kali per tahun
95% 337 337 100% 105%
Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 2 kali per tahun
95% 2843 2843 100% 105%
Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe
90% 100 176 176% 195,5%
Balita gizi buruk mendapat perawatan
100% 8 8 100% 100%
Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A
89% 208 200 96,1% 108%
III.2.3. Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya,
terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang
terdapat di masyarakat dimana dapat memberikan pengaruh jelek
terhadap kesehatan.
Jenis kegiatan:
a. Pelayanan kesehatan lingkungan
Indikatornya:
a) Institusi yang dibina
b) Rumah sehat
c) Penduduk yang memanfaatkan jamban
d) Rumah yang mempunyai SPAL
47
Tabel 18. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Salaman I Bulan Januari
– April 2012
IndikatorTarget (%)
Sasaran Bulan Berjalan
CakupanPencapaian (%)Kegiatan Persen (%)
Institusi yang dibina 70% 24 21 87,5% 125%Rumah sehat 70% 108 85 26,1% 37,2%Penduduk yang memanfaatkan jamban
75% 52 24 46,1% 61,5%
Rumah yang mempunyai SPAL
65% 66 77 38,8% 59,69%
b. Pelayanan higienis dan sanitasi di tempat umum
Indikatornya:
a) TTU yang diperiksa
b) TTU yang memenuhi syarat sanitasi
c) TP2M yang diperiksa
d) TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
e) Rumah/bangunan bebas jentik Aedes
Tabel 19. Hasil kegiatan Pelayanan Higienis dan Sanitasi Puskesmas Salaman I Bulan Januari –
April 2012
IndikatorTarget(%)
SasaranBulan Berjalan
CakupanPencapaian(%)Kegiatan Persen (%)
Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang diperiksa
100% 33 32 98,1% 98,1%
Tempat-tempat umum(TTU) yang memenuhi syarat sanitasi
80% 32 19 59,3% 74,1%
Tempat Pengolahan Makanan & Penjualan(TP2M) diperiksa
90% 20 26 128% 142,2%
TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
75% 26 14 53,8% 71%
Rumah/bangunan bebas jentik Aedes
100%-
- - -
48
III.2.4. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan
kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit.
Jenis Kegiatan :
a. P2 Malaria
Indikator :
1) Jumlah penderita yang di periksa
o Slide ACD
o Slide PCD
2) API (annual parasite incidence)
3) Jumlah slide ACD dan PCD positif (dalam wilayah)
4) Penderita Malaria di obati
Tabel 20. Hasil Kegiatan P2 Malaria Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April
2012
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Jumlah penderita yang di
periksa Slide ACD5% 3638 487 10,2% 204%
Jumlah penderita yang di
periksa Slide PCD2% 14018 412 2,9 % 146,95%
API (Annual Parasite
Incidence)<1% <1 0 100% 100%
Penderita malaria di obati 100% 0 0 100% 100%
b. P2 TB Paru
Indikator :
1) Cakupan suspek TB paru
2) Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)
3) Angka konversi (conversion rate)
4) Angka kesembuhan (cure rate)
49
Tabel 21. Hasil Kegiatan P2 TB Paru Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April
2012
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Cakupan suspek TB paru 80% 149,6 56 37,35% 46,6%
Penemuan kasus TB BTA (+)
(Case Detection Rate)70% 149,6 5 3,33% 4,75%
Angka konversi 80% - 2/2 100% 125%
Angka kesembuhan (cure rate) 85% - 1/1 100% 117%
c. P2 ISPA
Indikator :
1) Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani (sesuai
standar) (100%)
Tabel 22. Hasil Kegiatan P2 ISPA Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April 2012
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Cakupan balita dengan
pneumoni yang
ditemukan/ditangani (sesuai
standar)
100% 73 0 0 0
- Tidak ada data berdasarkan pembagian umur
50
d. P2 Diare
Indikator :
1) Balita dengan diare yang ditangani sesuai standar
Tabel 23. Hasil Kegiatan P2 Diare Puskesmas Salaman IBulan Januari – April 2012
IndikatorTarget(%)
Sasaran Bulan Berjalan
Cakupan Pencapaian(%)Kegiatan Persen (%)
Balita dengan diare yang ditangani sesuai standard
100% 42 120 285% 285%
d. Imunisasi
Indikator :
1) Jumlah bumil yang mendapat TT1
2) Jumlah bumil yang mendapat TT2
3) BCG
4) DPT1
5) DPT3
6) Polio 1
7) Polio 4
8) Campak
9) Hepatitis B1 (0-7 Hr)
10) Hepatitis B1 total
11) Hepatitis B2
12) Hepatitis B3*
Tabel 24. Hasil kegiatan P2P Imunisasi Puskesmas Salaman IBulan Januari– April
2012
IndikatorTarget(%)
Sasaran Bulan Berjalan
Cakupan Pencapaian(%)Kegiatan Persen (%)
Jumlah bumil yang mendapat TT1*
98% 225 179 79,6% 81,18%
Jumlah bumil yang mendapat TT2*
95% 225 206 91,56% 96,37%
BCG* 95% 204 173 84,8% 89,2%DPT 1* 95% 204 185 90,68% 95,45%
51
DPT 3* 95% 204 206 100,98% 106,29%Polio 1* 95% 204 175 85,78% 90,29%Polio 4* 95% 204 201 99,01% 104,22%Campak* 95% 204 217 106,37% 111,96%Hepatitis B1 (0-7 Hr)* 95% 204 182 89,21% 93,90%Hepatitis B1 total* 95% 204 185 90,68% 95,45%Hepatitis B2* 95% 204 183 89,7% 94,42%Hepatitis B3* 95% 204 206 100,98% 106,29%
III.2.5. Promosi Kesehatan
Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang
kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup
masyarakat melalui upaya–upaya pembinaan dan pengembangan peran
aktif masyarakat melalui media penyuluhan.Tujuan dari program
promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
Jenis kegiatan:
a. Penyuluhan kelompok dan umum didalam dan luar gedung
puskesmas
Indikator:
Rumah tangga sehat
Bayi yang dapat ASI eksklusif
Desa dengan garam beryodium
Keluarga sadar gizi (kadarzi)
Posyandu purnama
Posyandu mandiri
Jumlah kunjungan posyandu seluruhnya (y)
o Frekuensi pembinaan (y/x) (12x/tahun)
o Jumlah kader terlatih (1 posyandu 5 kader)
o Jumlah kader aktif
52
Tabel 25. Hasil Kegiatan Penyuluhan Kelompok dan Umum di Dalam dan Luar Gedung
Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April 2012
IndikatorTarget (%)
Sasaran Bulan Berjalan
CakupanPencapaian (%)Kegiatan Persen (%)
Rumah Tangga Sehat 65% 7277 21447 259% 399%Bayi yang dapat ASI eksklusif
80% 360 126 35% 44%
Desa dengan garam beryodium
90% - - - -
Keluarga sadar gizi (Kadarzi) 80% - - - -
Posyandu Purnama 40% 67 54 80,5% 201,49%
Posyandu Mandiri 6 % 67 2 2,98% 49,75%Jumlah kunjungan ke posyandu seluruhnya
100% 268 268 100% 100%
Frekuensi Pembinaan 100% 3,32 4 120% 120%Jumlah kader terlatih 100% 335 335 100% 100%Jumlah kader aktif 80% 335 268 80% 100%
b. Penyuluhan, pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA
Penyuluhan P3NAPZA di sekolah
Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan
Tabel 26.Hasil kegiatan Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman I Bulan Januari–
April 2012
IndikatorTarget(%)
SasaranBulan Berjalan
CakupanPencapaian(%)Kegiatan Persen (%)
Penyuluhan P3 NAPZA* di Sekolah
100% 14 5 36% 36%
Penyuluhan HIV/AIDS* di Sekolah
100% 14 5 36% 36%
Penyluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan
24% 32 11 34,3% 142,9%
Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS
- - - - -
Kasus infeksi menular seksual yang diobati
- - - - -
53
c. Perkembangan Sekolah Sehat
Pembentukan dokter kecil
Pembinaan dokter kecil
PSN di sekolah
Tabel 27. Hasil Kegiatan Perkembangan Sekolah Sehat Puskesmas Salaman I Bulan Januari –
April 2012
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Pembentukan dokter
kecil100% 475 145 31% 31%
Pembinaan dokter kecil 100% 9,3 13 139,7% 139,7%
PSN di sekolah 90% 14 10 71,4% 79,3%
III.2.6. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit
dan gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan
yang khusus untuk keperluan tersebut.
Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat
dengan menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi
menjadi 3 kriteria yang merupakan indikator kinerja kerja pada program
pengobatan, yaitu:
1. Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter /
paramedis bahwa seseorang menderita penyakit tertentu.
2. Kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus
(lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang
bersangkutan.
3. Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya
suatu kasus (lama) penyakit yang masih dalam periode
penyakit yang bersangkutan. Untuk penyakit menahun adalah
kunjungan kedua dan seterusnya pada tahun berikutnya.
54
Frekuensi kunjungan adalah rata-rata jumlah kunjungan setiap
kasus ke puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.
Jenis kegiatan :
a. Jangkauan Pengobatan Rawat Jalan
Tabel 28. Hasil Kegiatan Pengobatan Rawat Jalan Puskesmas Salaman I Bulan
Januari– April 2012
Indikator Target (%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
Cakupan Pencapaian
(%)Kegiatan Hasil (%)
Jumlah kasus baru (x) 60% 3322 5060 152,29% 253,83%
Frekuensi kunjungan =
Jumlah kasus
B+L+KK/B
Frekuensi kunjungan =
(x+y+z)/x
1,21 -
5060+21
0+230/50
60
1,08 112,04%
BOR (Bed Occupancy
Rate)60% 6000 3520 58,6% 97,78%
LOS (Length Of Stay) 4 852 3520 4,13 100%
Deteksi kasus baru dan
lama P2PTM18 5500 2348 42,6 236,6%
Hipertensi 83/1000 pddk - - - -
Jantung ischemic 3/1000 pddk - - - -
Stroke 2/1000 pddk - - - -
Gg mental 5-14 th104/1000
pddk- - - -
Gg mental > 15 th140/1000
pddk- - - -
Kebutaan 0.0147 - - - -
Kecelakaan Lalu Lintas4.1/100.000
pddk- - - -
Diabetes Melitus 1.6/1000 pddk - - - -
Neoplasma 0.5/1000pddk - - - -
55
a. UpayaKesehatan Gigi
Tabel 29. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Puskesmas Salaman I Bulan Januari
– April 2012
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
BulanBerjalan
CakupanPencapaian
(%)KegiatanPersen
(%)
UKGS tahap3 50% - - - -
Jumlah kunjungan gilut
di rawat jalan (dalam
dan luar gedung)
5% 7009 483 2,3% 46%
b. Kesehatan Jiwa
Tabel 30. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April
2012
IndikatorTarget
(%)Sasaran
Cakupan Pencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Pelayanan gangguan
jiwa15%
550021 2,54% 97,46%
*Cakupan Program dan Data Pembanding (SPM): terlampir (lampiran 1)
56
BAB IV
ANALISIS MASALAH
Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas
Salaman I pada bulan Januari sampai dengan april 2012, yang masih menjadi masalah
dan perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran
pendekatan sistem adalah sebagai berikut :
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem
Cakupan masalah terdapat pada output dimana hasil kegiatan atau cakupan
kegiatan tidak sesuai dengan pelayanan standar minimal yang telah ditetapkan
targetnya. Hal penting pada upaya pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam
rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut dimana
berdasarkan pendekatan sistem penyebab masalah dapat terjadi pada input maupun
proses.
57
INPUT
Man
Money
Methode
Material
Machine
PROSES
P1
P2
P3
OUTPUT
Hasil
Kegiatan
LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Sosial Budaya
OUTCOME
Cakupan
Program
IV.1. CAKUPAN PROGRAM PUSKESMAS YANG BER MASALAH
Dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Salaman I
mulai bulan Januari sampai dengan April 2012 didapatkan 36 masalah karena
pencapaiannya kurang dari 100 % yaitu:
Tabel 31. Hasil Kegiatan Puskesmas yang Bermasalah
No Program Pencapaian (< 100%)
1. Cakupan kunjungan bumil K1 83,6%
2. Cakupan kunjungan bumil K4 86,6%
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 22,2%
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 94,4%
5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 97,5%
6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 72%
7. Frekuensi pembinaan dukun 93,9%
8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 85,1%
9. Balita yang naik berat badannya (N/D) 98,5%,
10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa 98,1%
11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi 74,1%
12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 71%
13. Rumah sehat 37,2%
14. Penduduk yang memanfaatkan jamban 61,5%
15. Rumah yang mempunyai SPAL 56,69%
16. Cakupan suspek TB paru 46,6%
17. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate) 4,75%
58
18. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/
ditangani (sesuai standar)
0
19. Jumlah bumil yang mendapat TT1 81,18%
20. Jumlah bumil yang mendapat TT2 96,37%
21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG 89,2%
22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 95,45%
23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 90,29%
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1(0-7
hari)
93,9%
25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1 total 95,45%
26. Jumlah bayi yang mendapat hep B2 94,42%
27. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 44%
28. Posyandu mandiri 49,75%
29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 36%
30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 36%
31. Pembentukan dokter kecil 31%
32. PSN di sekolah 79,3%
33. BOR (Bed Occupancy Rate) 97,78%
34. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam atau luar
gedung)
46%
35. Pelayanan gangguan jiwa 97,46%
59
IV.2. TEKNIK PRIORITAS MASALAH
Dari tabel di atas didapatkan 35 masalah pada Standar Pelayanan Minimal
Puskesmas Salaman I bulan Januari – April 2012. Dengan banyaknya masalah
yang ditemukan, maka perlu dilakukan pemilihan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.
IV.2.1. Metode Hanlon Kuantitatif
Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas
masalah, dengan rumus :
(A + B) x C x D
Keterangan :
1. Kriteria A : Besar Masalah (nilai 1-7)
2. Kriteria B : Kegawatan Masalah (nilai 1-5)
3. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)
4. Kriteria D : PEARL Factor (nilai 0 atau 1)
Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam
menentukan prioritas masalah :
a. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses penentuan
masalah.
b. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan skor terhadap
kelompok faktor tersebut.
c. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai
kebutuhannya.
IV.2.2. Kriteria A : Besar Masalah
Menetapkan faktor yang digunakan untuk menentukan besarnya masalah.
Data yang digunakan bersifat kuantitatif.
Untuk menetapkan besar masalah dapat dilihat dari populasi dan sasaran
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar masalah maka hal yang
60
perlu diperhatikan adalah penetapan range untuk menentukan nilai besarnya
masalah.
Langkah 1: Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih
presentasi pencapaian dengan target 100%.
Tabel 32. Program-Program yang Belum Mencapai Target
No Program Pencapaian
(< 100%)
Besar Masalah
(100% -
Pencapaian)
1. Cakupan kunjungan bumil K1 83,6% 16,4%
2. Cakupan kunjungan bumil K4 86,6% 13,4%
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 22,2% 77,8%
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan
94,4% 5,6%
5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 97,5% 2,5%
6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 72% 28%
7. Frekuensi pembinaan dukun 93,9% 6,1%
8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 85,1% 14,9%
9. Balita yang naik berat badannya (N/D) 98,5%, 1,5%
10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa
98,1% 1,9%
11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi 74,1% 25,9%
12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 71% 29%
13. Rumah sehat 37,2% 62,8%
14. Penduduk yang memanfaatkan jamban 61,5% 38,5%
15. Rumah yang mempunyai SPAL 56,69% 43,31%
61
16. Cakupan suspek TB paru 46,6% 53,4%
17. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection
rate)
4,75% 95,25%
18. Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditemukan/ ditangani (sesuai standar)
0 100%
19. Jumlah bumil yang mendapat TT1 81,18% 18,82%
20. Jumlah bumil yang mendapat TT2 96,37% 3,63%
21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG 89,2% 10,8%
22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 95,45% 4,55%
23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 90,29% 9,71%
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep
B1(0-7 hari)
93,9% 6,1%
25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1
total
95,45% 4,55%
26. Jumlah bayi yang mendapat hep B2 94,42% 5,58%
27. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 44% 56%
28. Posyandu mandiri 49,75% 50,25%
29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 36% 64%
30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 36% 64%
31. Pembentukan dokter kecil 31% 69%
32. PSN di sekolah 79,3% 20,7%
33. BOR (Bed Occupancy Rate) 97,78% 2,22%
34. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam
atau luar gedung)
46% 54%
62
35. Pelayanan gangguan jiwa 97,46% 2,54%
Langkah 2 : Menentukan kelas dengan menggunakan rumus Sturgess
Keterangan:
n = jumlah masalah
k = jumlah kelas
k = 1 + 3,3 Log n
k = 1 + 3,3 Log 35
k = 1 + 3,3 (1,544)
k = 6,14 = 7 kelas
Langkah 3 : Menentukan interval dengan menghitung selisih persentase
besar masalah terbesar dengan besar masalah terkecil kemudian dibagi
dengan nilai kelas.
Nilai besar masalah : Maksimal 100%
Minimal 1,5%
Interval kelas = (100 – 1,5)
7
Interval kelas: 14,1
63
Tabel 33. Pembagian Interval Kelas
Kelas Interval Skor
1 1,5– 15,5 1
2 15,6– 29,6 2
3 29,7 – 43,7 3
4 43,8– 57,8 4
5 57,9 – 71 5
6
7
72– 85
86-100,2 7
6
7
Langkah 4 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 34. Nilai Masalah Sesuai Kelas
No Masalah
Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian
Nilai
1,5– 15,5 (1)
15,6– 29,6 (2)
29,7 – 43,7 (3)
43,8– 57,8 (4)
57,9 – 71 (5)
72– 85
(6)
86-100,2
(7)
1. Cakupan kunjungan bumil K1 X 2
2. Cakupan kunjungan bumil K4 X 1
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil
X 6
4. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
X 5
64
kesehatan
5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) X 1
6 Jumlah dukun bayi yang
terlatihX
2
7. Frekuensi pembinaan dukun X 1
8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila
X 1
9. Balita yang naik berat badannya (N/D)
X 1
10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa
X 1
11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi
X 2
12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
X 3
13. Rumah sehat X 5
14. Penduduk yang
memanfaatkan jambanX
3
15. Rumah yang mempunyai
SPAL X
3
16. Cakupan suspek TB paru X 4
17. Penemuan kasus TB BTA (+)
(case detection rate)
X 7
18. Cakupan balita dengan
pneumonia yang ditemukan/
ditangani (sesuai standar)
X 7
19. Jumlah bumil yang mendapat X 2
65
TT1
20. Jumlah bumil yang mendapat
TT2X
1
21. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi BCGX
1
22. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi DPT 1X
1
23. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi polio 1X
1
24. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi hep B1(0-7 hari)X
1
25. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi hep B1 totalX
1
26. Jumlah bayi yang mendapat
hep B2X
1
27. Bayi yang mendapat ASI
eksklusifX
4
28. Posyandu mandiri X 4
29. Penyuluhan P3 NAPZA
disekolahX
5
30. Penyuluhan HIV/AIDS
disekolahX
5
31. Pembentukan dokter kecil X 5
32. PSN di sekolah X 2
33. BOR (Bed Occupancy Rate) X 1
66
34. Jumlah kunjungan gilut di
rawat jalan (dalam atau luar
gedung)
X
4
35. Pelayanan gangguan jiwa X 1
IV.2.3. Kriteria B : Kegawatan Masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat
urgensi, dan kecenderungan penyebaran dengan sistem skoring dengan
skor 1- 5.
Kegawatan dengan skor :
a. Sangat ganas = 5
b. Ganas = 4
c. Cukup ganas = 3
d. Kurang ganas = 2
e. Tidak ganas = 1
Tingkat urgensi dengan skor :
a. Sangat mendesak = 5
b. Mendesak = 4
c. Cukup mendesak = 3
d. Kurang mendesak = 2
e. Tidak mendesak = 1
Kecenderungan penyebaran dengan skor :
a. Sangat mudah menyebar = 5
b. Mudah menyebar = 4
c. Cukup mudah menyebar = 3
d. Kurang menyebar = 2
e. Sulit menyebar = 1
67
Tabel 35. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria B
No Masalah Urgency Seriousness Growth Nilai
1. Cakupan kunjungan
bumil K13 3 2 8
2. Cakupan kunjungan
bumil K43 3 3 9
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil
4 4 3 11
4. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan
5 5 4 14
5. Cakupan Kn1 (6 – 48
jam)4 3 3 10
6 Jumlah dukun bayi yang
terlatih4 4 3 11
7. Frekuensi pembinaan
dukun5 4 4 13
8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila
3 3 4 10
9. Balita yang naik berat badannya (N/D)
4 4 3 11
10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa
3 2 2 7
11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi
3 2 3 8
12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
3 2 3 8
68
13. Rumah sehat 4 3 2 9
14. Penduduk yang
memanfaatkan jamban4 2 3 9
15. Rumah yang mempunyai
SPAL 3 3 3 9
16. Cakupan suspek TB paru 4 3 3 10
17. Penemuan kasus TB BTA
(+) (case detection rate)4 3 4 11
18. Cakupan balita dengan
pneumonia yang
ditemukan/ ditangani
(sesuai standar)
4 4 3 11
19. Jumlah bumil yang
mendapat TT13 3 4 10
20. Jumlah bumil yang
mendapat TT23 3 3 9
21. Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi BCG3 3 4 10
22. Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi DPT
1
3 3 3 9
23. Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi polio
1
3 3 3 9
24. Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi hep
B1(0-7 hari)
4 3 3 10
69
25. Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi hep
B1 total
3 3 3 9
26. Jumlah bayi yang
mendapat hep B23 3 4 10
27. Bayi yang mendapat ASI
eksklusif4 3 3 10
28. Posyandu mandiri 3 2 3 8
29. Penyuluhan P3 NAPZA
disekolah2 3 2 7
30. Penyuluhan HIV/AIDS
disekolah3 2 3 8
31. Pembentukan dokter kecil 2 2 2 6
32. PSN di sekolah 2 3 2 7
33. BOR (Bed Occupancy
Rate)2 2 2 6
34. Jumlah kunjungan gilut di
rawat jalan (dalam atau
luar gedung)
3 3 2 8
35. Pelayanan gangguan jiwa 2 2 2 6
70
IV.2.4. Kriteria C : Kemudahan dalam penanggulangan
Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan
sistem skoring dengan nilai 1 – 5 dimana :
a. Sangat sulit : 1
b. Sulit : 2
c. Cukup mudah : 3
d. Mudah : 4
e. Sangat mudah : 5
Tabel 35. Daftar masalah Puskesmas Salaman I berdasarkan kriteria C
No Program Nilai
1. Cakupan kunjungan bumil K1 3
2. Cakupan kunjungan bumil K4 3
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 2
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2
5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 3
6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 2
7. Frekuensi pembinaan dukun 2
8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 3
9. Balita yang naik berat badannya (N/D) 3
10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa 4
11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi 4
12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 3
13. Rumah sehat 3
71
14. Penduduk yang memanfaatkan jamban 3
15. Rumah yang mempunyai SPAL 3
16. Cakupan suspek TB paru 2
17. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate) 2
18. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/
ditangani (sesuai standar)
2
19. Jumlah bumil yang mendapat TT1 3
20. Jumlah bumil yang mendapat TT2 3
21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG 3
22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 3
23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 3
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1(0-7
hari)
3
25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1 total 3
26. Jumlah bayi yang mendapat hep B2 3
27. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 3
28. Posyandu mandiri 3
29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 4
30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 4
31. Pembentukan dokter kecil 4
32. PSN di sekolah 4
33. BOR (Bed Occupancy Rate) 3
72
34. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam atau luar
gedung)
4
35. Pelayanan gangguan jiwa 4
IV.2.5. Kriteria D: PEARL Faktor
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling
menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dengan skor
nilai 1 bila jawaban ya dan 0 jika tidak. Faktor penentu tersebut adalah:
a. Propriate (kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan
dunia/program daerah)
b. Economic (secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk\
dilaksanakan)
c. Acceptability (dapat diterima oleh masyarakat,pemda)
d. Resources Availability (tersedianya sumber daya alam dalam
mendukung kegiatan)
e. Legality (dasar/landasan secara hukum/etika kedokteran/ kesehatan/
ada/ benar)
Tabel 36. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria D
Masalah P E A R L Hasil kali
1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 0 0
7 1 1 1 1 1 1
73
8 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1
74
29 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1
IV.2.6. Penilaian Prioritas Masalah
Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut
dimasukkan dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta Nilai Prioritas
Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D
Tabel 37. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif
No Daftar masalah A B C D NPD NPTUrutan Prioritas
1. Cakupan kunjungan bumil K1 2 8 3 1 30 30 XXV
2. Cakupan kunjungan bumil K4 1 9 3 1 30 30 XXVI
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil
611 2
134 34 XVIII
4. Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan
59 4
156 56 I
5 Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 1 10 3 1 33 33 XIX
75
6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 2 11 0 0 0 0 XXXVI
7. Frekuensi pembinaan dukun 1 6 4 1 1 28 XXXI
8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila
110 3
133 33 XXI
9 Balita yang naik berat badannya (N/D)
111 3
136 36 XVII
10 Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa
17 4
132 32 XXIV
11 TTU yang memenuhi syarat sanitasi
28 4
140 40 VIII
12 T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
38 3
133 33 XX
13 Rumah sehat 5 9 3 1 42 42 VI
14 Penduduk yang memanfaatkan
jamban
39 3
136 36 XIII
15. Rumah yang mempunyai SPAL 3 9 3 1 36 36 XII
16 Cakupan suspek TB paru 4 10 2 1 28 28 XXXII
17. Penemuan kasus TB BTA (+)
(case detection rate)
711 2
136 36 X
18. Cakupan balita dengan
pneumonia yang ditemukan/
ditangani (sesuai standar)
7
11 2
1
36 36 IX
19 Jumlah bumil yang mendapat
TT1
210 3
136 36 XV
20. Jumlah bumil yang mendapat
TT2
19 3
130 30 XXX
76
21. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi BCG
110 3
133 33 XXII
22. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi DPT 1
19 3
130 30 XXIX
23. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi polio 1
19 3
130 30 XXVII
24. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi hep B1(0-7 hari)
111 3
136 36 XVI
25 Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi hep B1 total
19 3
130 30 XXVIII
26. Jumlah bayi yang mendapat hep
B2
110 3
133 33 XXIII
27. Bayi yang mendapat ASI
eksklusif
410 3
142 42 VII
28. Posyandu mandiri 4 8 3 1 36 36 XI
29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 5 7 4 1 48 48 IV
30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 5 7 4 1 48 48 II
31 Pembentukan dokter kecil 5 6 4 1 44 44 V
32 PSN di sekolah 2 7 4 1 36 36 XIV
33 BOR (Bed Occupancy Rate) 1 6 3 1 21 21 XXXIV
34 Jumlah kunjungan gilut di rawat
jalan (dalam atau luar gedung)
48 4
148 48 III
35 Pelayanan gangguan jiwa 1 6 3 1 36 36 XXXIII
77
IV.3. URUTAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan tabel urutan prioritas masalah, didapatkan urutan masalah di
Puskesmas Salaman sebagai berikut :
1. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah Penyuluhan HIV/AIDS disekolah
3. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam atau luar gedung)Bayi
yang mendapat ASI eksklusif
4. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah Rumah sehat
5. Pembentukan dokter kecil
6. Rumah sehat
7. Bayi yang mendapat ASI eksklusif
8. TTU yang memenuhi syarat sanitasi
9. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ ditangani (sesuai
standar)
10. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate)
11. Posyandu mandiri
12. Rumah yang mempunyai SPAL
13. Penduduk yang memanfaatkan jamban
14. PSN di sekolah
15. Jumlah bumil yang mendapat TT1
16. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1(0-7 hari)
17. Balita yang naik berat badannya (N/D)
18. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil
19. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam)
20. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
21. Cakupan pelayanan pra usila dan usila
22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG
23. Jumlah bayi yang mendapat hep B2
24. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa
25. Cakupan kunjungan bumil K1
26. Cakupan kunjungan bumil K4
27. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1
28. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1 total
78
29. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1
30. Jumlah bumil yang mendapat TT2
31. Frekuensi pembinaan dukun
32. Cakupan suspek TB paru
33. Pelayanan gangguan jiwa
34. BOR (Bed Occupancy Rate)
79
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
V.1. KEGIATAN/INDIKATOR KEGIATAN YANG BERMASALAH
Berdasarkan urutan prioritas masalah yang sudah dibahas pada BAB
sebelumnya, didapatkan 34 masalah, dengan prioritas masalah adalah cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Cakupan kunjungan bumil K4
adalah merupakan salah satu masalah di Puskesmas Salaman 1. Berdasarkan
kesepakatan bersama Puskesmas Salaman 1, kami akan membahas tentang
masalah cakupan kunjungan bumil K4. Berdasarkan perhitungan yang Kami
lakukan dalam menyusun SPM Puskesmas Salaman I pada bulan Januari 2012
hingga April 2012, Kami mendapatkan hasil penemuan Cakupan kunjungan
bumi K4 sebesar 86,6%. Sedangkan target yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2010 adalah sebesar 95%. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Cakupan kunjungan bumil K4 pada bulan
Januari 2012 hingga April 2012 belum mencapai target yang telah ditentukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2011. Hal ini menunjukkan
bahwan hasil cakupan kunjungan bumil K4 pada puskesmas salaman 1 masih
belum dapat tercapai, dan banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.
V.2. KERANGKA PIKIR MASALAH
Masalah adalah suatu kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan,
yang ingin dicapai dengan keadaan yang dihasilkan atau didapatkan, sehingga
menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya.
Suatu masalah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel
2. Dapat diukur
3. Dapat diatasi ( Hartoyo,2007)
80
Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah diperlukan tiga syarat
yang harus terpenuhi, yaitu:
1. Adanya kesenjangan
2. Adanya rasa tidak puas
3. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut
Pemecahan masalah sebaiknya dilakukan berurutan sesuai dengan siklus berikut
ini :
Gambar 8. Siklus Pemecahan Masalah
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai,
kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM. Kemudian mempelajari
keadaan yang terjadi dengan mnghitung atau mengukur hasil pencapaian.
Setelah itu membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan
kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.
81
7. Penentuan rencana penerapan 3. Penentuan penyebab masalah
8.Monitoring dan evaluasi 2. Penentuan proritas masalah
1. Identifikasi Masalah
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara.
Diantaranya melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan
para ahli. Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain: Hanlon, Delbe,
CARL, Pareto,dll. Metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan
masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk
menganalisis penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram
tulang ikan), analisis sistem, pendekatan H.L.Blum, analisis epidemiologi, dan
pohon masalah. Dalam hal ini, Kami menggunakan metode fish bone analysis.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara
lain dengan cara:
a. menetapkan tujuan dan sasaran
b. mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari
penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat
langsung pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka
digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan
of Action atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
82
V.3. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan
dengan curah pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab
masalah dapat dipergunakan diagram fish bone. Metode ini berdasarkan pada
kerangka pendekatan sistem, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini :
Gambar 9. Diagram Fish Bone
V.4. INVENTARISASI PENYEBAB MASALAH
Terdapat beberapa hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara target hasil
yang ditetapkan dengan hasil nyata yang dicapai dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan penyebab masalah adalah dengan
membuat diagram fish bone dengan menggunakan data yang telah diolah selama satu tahun
83
Cakupan kunjungan bumil K4
di puskesmas salaman I sebesar
86,6% dari target dinkes
sebesar 95%
MASALAH
Cakupan kunjungan bumil K4
di puskesmas salaman I sebesar
86,6% dari target dinkes
sebesar 95%
MASALAH
PROSES
LINGKUNGAN
-
P1
-
P2
-P2
P3
-P3
MAN
MACHINE
-MACHINE
METHODE
-METHODE
MATERIAL
-MATERIAL
MONEY:
-
-MONEY
INPUT
terakhir. Cara menganalisis penyebab masalah digunakan pendekatan sistem yang meliputi
input, proses, output, outcome, serta environment. Sehingga dapat ditemukan dan
disimpulkan hal-hal yang menyebabkan munculnya permasalahan.
Tabel 38. Beberapa kemungkinan penyebab masalah:
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
Man Terdapatnya 10 bidan desa sebagai
koordinator program yang dibantu
oleh 268 kader yang aktif.
Pengetahuan dan keterampilan bidan
dalam melakukan program
Posyandu sudah cukup baik.
Kurangnya pembinaan
oleh bidan desa kepada
para kader mengenai
pentingnya kunjungan K4
Bidan desa kurang aktif
meminta informasi
kepada kader mengenai
data bumil diwilayah
kerja kader
Money Tersedianya dana BOK ( Bantuan
operasional kesehatan) yang
digunakan untuk kegiatan preventif
dan promotif.
Terdapat dana dari pemerintah
(JAMPERSAL dan JAMKESMAS)
Methode Pemeriksaan yang dilakukan pada
kunjungan K4 di Puskesmas, PKD
atau Posyandu sudah cukup
memadai.
Terdapat sistem pencatatan
mengenai cakupan kunjungan K4 di
Kohort, status ibu, dan buku KIA
Terdapat metode Kohort untuk
mengikuti perkembangan kehamilan
dan persalinan ibu hamil.
Metode pemeriksaan 7T, protein
84
dalam urine, dan kadar Hb dalam
darah & pencatatan setiap ibu hamil
yang datang pada kunjungan Ke -4
dengan usia kehamilan pada
trimester ke -3.
Untuk ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan dilakukan
pendataan dengan melakukan
kunjungan rumah oleh bidan desa
dan dibantu oleh kader
Material Terdapat 67 posyandu dan 6 PKD,
puskesmas
Terdapat tempat tidur, meja, kursi,
lemari.
Belum semua posyandu
mempunyai ruang
pemeriksaan bumil
Machine Terdapat alat pemeriksaan yang
sudah cukup memadai ( tensi meter,
stetoskop, APE, ATK, timbangan
berat badan, buku KIA, buku register
milik bidan.
Terdapat buku Kohort untuk
pencatatan hasil program dan KIA
untuk semua bumil untuk semua desa
di puskesmas dan posyandu
Tidak semua posyandu
melakukan pencatatan
buku kohort
PROSES
P1 Terdapat jadwal rutin
posyandu ,PKD,puskesmas, setiap
sebulan sekali ( K1 – K4).
Sudah ada perencanaan jadwal
Sudah ada perhitungan sasaran
Pencatatan ibu hamil, waktu
kunjungan, hari pemeriksaan lahir
(HPL) di buku Kohort.
Ada koordinasi antara bidan desa
Kurangnya sosialisasi
jadwal
85
dan kader dalam perencanaan
kunjungan K4
P2 Bidan desa sudah melakukan
pemeriksaan kehamilan sesuai
prosedur ANC
Posyandu sudah terlaksana rutin
sebulan sekali sesuai jadwal
Kader memotivasi ibu hamil agar
melakukan pemeriksaan kehamilan
pada tenaga kesehatan.
Kunjungan K4 dilakukan di PKD /
Posyandu,puskesmas dan ada
kunjungan rumah bumil oleh bidan
desa
Tempat untuk kunjungan
rumah bumil sulit dijangkau
atau jauh.
P3 Pencatatan dengan metode kohort
dilakukan dengan lengkap
Terdapat laporan bulanan dari bidan
desa kepada puskesmas untuk evaluasi
program KIA tentang kunjungan K4
setiap bulan dan laporan tahunan oleh
puskesmas.
Pengawasan dan penilaian dilakukan
dan dievaluasi setiap tahun oleh
bidan koordinator.
Terdapat laporan mengenai laporan
bumil yang dianggap DO karena abortus
dan kelahiran prematur sebelum K4.
Lingkungan Adanya warga masyarakat yang mau
menjadi kader posyandu di
lingkungannya.
Pengetahuan beberapa kader kurang
mengenai manfaat pemeriksaan
kehamilan oleh tenaga kesehatan.
Kurangnya pengetahuan
bumil tentang pentingnya
melakukan kunjungan
antenatal pada akhir
kehamilan.
Kurangnya kesadaran bumil
86
Pengetahuan bumil rata-rata sudah
cukup baik mengenai pentingnya
pemeriksaan kehamilan.
untuk memeriksakan
kehamilannya.
Kurangnya pengetahuan
bumil tentang resiko pada
kehamilan.
Kurangnya pengetahuan
beberapa kader mengenai
bagaimana cara memberikan
informasi mengenai
pemeriksaan kehamilan.
Bumil yang tidak melakukan
kunjungan K4 sesuai
waktunya atau adanya K1
akses yang masih tinggi
Tidak tercatatnya bumil yang
melakukan pemeriksaan K4 di
sarana kesehatan yang lain.
Adanya kehamilan diluar
nikah
Abortus
Kelahiran prematur sebelum
K4
87
Daftar Kemungkinan Penyebab Masalah berdasarkan pendekatan sistem :
88
Gambar 10. Diagram Hasil penetuan penyebab masalah berdasarkan diagram FishBone untuk cakupan kunjungan bumil K4
1. Kurangnya pengetahuan bumil tentang pentingnya melakukan kunjungan
antenatal pada akhir kehamilan.
2. Kurangnya pembinaan oleh bidan desa kepada para kader mengenai pentingnya
kunjungan K4
3. Kurangnya kesadaran bumil untuk memeriksa kehamilan.
4. Bumil yang tidak melakukan kunjungan K4 sesuai waktunya atau adanya K1
akses yang masih tinggi
5. Adanya kehamilan diluar nikah
6. Tidak tercatatnya bumil yang melakukan pemeriksaan K4 di sarana kesehatan
yang lain
7. Kurangnya pengetahuan beberapa kader mengenai bagaimana cara memberikan
informasi mengenai pemeriksaan kehamilan kepada bumil
8. Tempat untuk kunjungan rumah bumil sulit dijangkau atau jauh.
9. Abortus
10. Kelahiran prematur sebelum K4
11. Kurangnya pengetahuan bumil tentang risiko pada kehamilan
12. Kurangnya sosialisasi jadwal
13. Tidak semua posyandu melakukan pencatatan buku kohort
14. Belum semua posyandu mempunyai ruang pemeriksaan bumil
15. Bidan desa kurang aktif meminta informasi kepada kader mengenai data bumil
diwilayah kerja kader
Konfirmasi penyebab masalah paling mungkin:
Setelah dilakukan konfirmasi kepada Koordinator KIA dan bidan desa, didapatkan
penyebab masalah yang paling mungkin:
1. Kurangnya pengetahuan bumil tentang pentingnya melakukan kunjungan
antenatal pada akhir kehamilan.
2. Kurangnya kesadaran bumil untuk memeriksa kehamilan.
3. Tidak tercatatnya bumil yang melakukan pemeriksaan K4 di sarana kesehatan
yang lain.
4. Kurangnya pengetahuan beberapa kader mengenai bagaimana cara memberikan
informasi mengenai pemeriksaan kehamilan kepada bumil.
89
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
VI.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu dibuat
alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan penyebab
masalah yang ada:
Table 39. Alternatif pemecahan masalah
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kurangnya pengetahuan bumil tentang
pentingnya melakukan kunjungan antenatal
pada akhir kehamilan.
A. Penyuluhan kepada kelompok bumil
melalui kelas bumil.
2. Kurangnya kesadaran bumil untuk
memeriksa kehamilan.
B. Penyuluhan kepada kelompok bumil
melalui kelas bumil.
3. Tidak tercatatnya pelaporan bumil yang
melakukan pemeriksaan K4 di sarana
kesehatan yang lain.
C. Penjelasan kepada kader untuk
mendata bumil yang melakukan
pemeriksaan k4 di sarana kesehatan
yang lain di wilayah tempat kerjanya
secara berkesinambungan
4. Kurangnya pengetahuan beberapa kader
mengenai bagaimana cara memberikan
informasi mengenai pemeriksaan
kehamilan kepada bumil K1-K4.
D. Pembinaan kepada kader mengenai
bagaimana cara memberikan
informasi kepada bumil melalui
pertemuan rutin
90
VI.2 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
91
1.Kurangnya pengetahuan bumil tentang
pentingnya melakukan kunjungan antenatal
pada akhir kehamilan.
2.Kurangnya kesadaran bumil untuk
memeriksa kehamilan.
4.Kurangnya pengetahuan beberapa kader
mengenai bagaimana cara memberikan
informasi mengenai pemeriksaan
kehamilan kepada bumil K1-K4.
3.Tidak tercatatnya bumil yang melakukan
pemeriksaan K4 di sarana kesehatan yang
lain.
A. Penyuluhan kepada kelompok bumil melalui kelas bumil
B. Penjelasan kepada kader untuk
mendata bumil yang melakukan
pemeriksaan k4 di sarana kesehatan
yang lain di wilayah tempat kerjanya
secara berkesinambungan
C. Pembinaan kepada kader mengenai pemeriksaan bumil melalui pertemuan rutin kader
M x I x V
C
VI.3 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penetuan
prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Matriks dengan rumus:
Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut:
1. Efektifitas program
Pedoman untuk mengukur efektifitas program:
Magnitude (m)
Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau banyak
penyebab masalah dapat diselesaikan maka akan semakin efektif.
Keterangan Scoring
1 = Sangat kurang magnitude
2= kurang magnitude
3= magnitude
4= lebih magnitude
5= sangat magnitude
Importancy (i)
Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian dalam
mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.
Keterangan Scoring
1 = Sangat kurang penting
2= kurang penting
3= penting
4= lebih penting
5= sangat penting
92
Vunerability (v)
Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka akan semakin
efektif.
Keterangan Scoring
1 = Sangat kurang sensitif
2= kurang sensitif
3= sensitif
4= lebih sensitif
5= sangat sensitif
Untuk cost keterangan scoringnya seperti berikut:
1 = Sangat kurang mahal
2= kurang mahal
3= mahal
4= lebih mahal
5= sangat mahal
2. Efisiensi program
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (C) diberi
nilai 1-5, bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.
Skor untuk (cost):
1. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil.
2. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar
3. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar
4. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar
5. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar
93
Untuk mendapatkan nilai dari setiap poin M,I,V, dan C,dilakukan penilaian
menggunakan metode Hanlon kualitatif, sebagai berikut:
Table 40. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
NO Penyelesaian masalah
Nilai Kriteria
Hasil Akhir
UrutanM I V C (M.I.V)/C
A. Penyuluhan kepada kelompok bumil melalui kelas bumil 4 5 3 3 20 I
B. Penjelasan kepada kader untuk mendata bumil di wilayah tempat kerjanya secara berkesinambungan
2 4 4 3 10.67 III
C Pembinaan kepada kader mengenai pemeriksaan bumil melalui pertemuan rutin kader
2 4 3 2 12 II
Dari hasil metode (m.i.v)/c yang dilakukan, didapatkan urutan prioritas penyelesaian masalah
yang paling efektif dan efisien yaitu :
A. Memberikan penyuluhan kepada kelompok bumil melalui kelas bumil
B. Memberikan pembinaan kepada kader mengenai bagaimana cara memberikan informasi
melalui pertemuan rutin
94
No.
Kegiatan TujuanSasar
anLokasi
Pelaksana
Waktu Dana MetodeTolok ukur
Proses Hasil1. Penyuluhan
kepada kelompok bumil melalui kelas bumil
Meningkatkan pengetahuan bumil
Ibu hamil
Posyandu, PKD, puskesmas
Bidan desa, kader ,koordinator KIA
Sebulan sekali per desa dalam 4 kali pertemuan perkelas
Dana operasional puskesmas
edukasi, diskusi, Tanya jawab
Penyuluhan berjalan sesuai jadwal
Bertambahnya pengetahuan para bumil
2. Pembinaan kepada kader mengenai bagaimana cara memberikan informasi melalui pertemuan rutin
Kader mengetahui cara penyampaian informasi mengenai pemeriksaan kehamilan
Para kader
Puskesmas Bidan desa dan koordinator KIA
Tiga bulan sekali
Dana operasional puskesmas
Pertemuan diskusi Tanya jawab
Pembinaan kader terlaksana dengan baik
Kader mampu menyampaikan informasi kepada bumil dengan benar.
Tabel 41. Plan Of Action(POA) Cakupan penemuan kunjungan bumil K4
No. KegiatanJuli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Memberikan penyuluhan
kepada kelompok bumil melalui kelas bumil
95
2. Memberikan pembinaan kepada kader mengenai bagaimana cara memberikan informasi melalui pertemuan rutin
Tabel 42. Gann Chart Pemecahan Masalah
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
VII. 1 Kesimpulan
Berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang menunjukkan hasil kegiatan
puskesmas Salaman 1 pada bulan januari hingga April 2012 didapatkan masalah bahwa
kurangnya cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan berbagai sebab, terutama
dikarenakan kurangnya pengetahuan bumil, kesadaran para ibu hamil tentang pentingnya
kunjungan K4, juga dikarenakan karena tidak tercatatnya laporan kunjungan K4 disarana
kesehatan lain.
VIII. 2 Saran
Mengadakan penyuluhan tentang antenatal care (ANC) kepada seluruh bumil oleh
petugas kesehatan.
Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care agar ibu hamil lebih tertarik
untuk memeriksakan diri ke bidan desa, posyandu,puskesmas dan bidan praktek
swasta. (BPS)
Meningkatkan kerjasama kusus dengan BPS atau Bidan Praktek Swasta
96
DAFTAR PUSTAKA
1. Millenium Development Goals. Diunduh tanggal 10 Juni 2012 dari :
http://p3b.bappenas.go.id
2. Millenium Develompment Goals. 2008. Diunduh pada tanggal 10 Juni 2012 dari:
http://bimacenter.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=161
3. Fishbone Diagram. Diunduh tanggal 7 Juni dari:
www.improhealth.org/fileadmin/Documents/Improvement_Tools/Fishbone_diagram.pdf
4. Soeharyo H, Nizar M, Agus S. Epidemiologi Manajerial. Teori dan Aplikasi. Badan
Penerbit Univeritas Diponegoro Semarang, 2011
5. Yuniar, 2011. Handout : Upaya Kesehatan Puskesmas dan Indikator. Magelang
6. Hartoyo. 2012. Handout Konsep Puskesmas: Magelang.
7. Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Kecamatan Salaman Dalam Angka
2010/2011.
97
98