91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i MODEL HUBUNGAN PEMASOK-PEMANUFAKTUR FURNITUR YANG MEMPERTIMBANGKAN PENYERAPAN KARBON HUTAN JATI Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RIRIN DEWI CAHYANI I 0308013 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

  • Upload
    hanga

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

MODEL HUBUNGAN PEMASOK-PEMANUFAKTUR FURNITUR YANG MEMPERTIMBANGKAN PENYERAPAN

KARBON HUTAN JATI

Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RIRIN DEWI CAHYANI I 0308013

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Page 2: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PENGESAHAN

MODEL HUBUNGAN PEMASOK-PEMANUFAKTUR FURNITUR YANG

MEMPERTIMBANGKAN PENYERAPAN KARBON HUTAN JATI

SKRIPSI

Oleh :

Ririn Dewi Cahyani I 0308013

Telah disidangkan di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Teknik.

Pada hari : Selasa Tanggal : 18 September 2012

Tim Penguji :

1. Muh. Hisjam, STP, MT (……………………………)

NIP. 19700626 199802 1 001

2. Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T.P., M.Eng (……………………………)

NIP. 197106021995121001

3. Dr. Wahyudi Sutopo, ST, M.Si (……………………………)

NIP. 19770625 200312 1 001

4. Ir. Murman Budijanto, MT., MIDEc (……………………………)

NIP. 19640516200012 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik,

Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT NIP. 19711104 199903 1 001

Page 3: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

SURAT PERNYATAAN

ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Ririn Dewi Cahyani

NIM : I 0308013

Judul Tugas Akhir : Model Hubungan Pemasok-Pemanufaktur Furnitur Yang

Mempertimbangkan Penyerapan Karbon Hutan Jati

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir atau Skripsi yang saya susun

tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti

Tugas Akhir yang saya susun tersebut merupakan hasil plagiat dari karya orang

lain maka Tugas Akhir yang saya susun tersebut dinyatakan batal dan gelar

sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila di

kemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung

segala konsekuensinya.

Surakarta, 18 September 2012

Ririn Dewi Cahyani I 0308013

Page 4: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Ririn Dewi Cahyani

NIM : I 0308013

Judul Tugas Akhir : Model Hubungan Pemasok-Pemanufaktur Furnitur Yang

Mempertimbangkan Penyerapan Karbon Hutan Jati

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat

lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing I dan

Pembimbing II. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian

dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk

publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat

nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian

dari publikasi karya ilmiah.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 18 September 2012

Ririn Dewi Cahyani I 0308013

Page 5: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

laporan Skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan laporan

skripsi ini, yaitu:

1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.

2. Kedua orangtua tercinta yang selalu mendoakan, melimpahkan kasih sayang,

dan memberi dukungan selama pengerjaan skripsi.

3. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri UNS.

4. Muh. Hisjam, STP, MT selaku pembimbing I yang telah memperlancar proses

penelitian dan memberikan bimbingan serta pengarahannya.

5. Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T.P., M.Eng selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahannya.

6. Dr. Wahyudi Sutopo, ST, M.Si selaku penguji yang telah memberikan

pengarahan, kritik, dan saran terhadap penelitian ini.

7. Ir. Murman Budijanto, MT., MIDEc selaku penguji yang telah memberikan

kritik dan saran terhadap penelitian ini.

8. Seluruh karyawan dan staf Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang telah

memperlancar perijinan penelitian dan atas informasi yang telah diberikan.

9. Ir. Taufik Setyadi, MBA, MM selaku General Manajer Kesatuan Bisnis

Mandiri Industri Kayu Brumbung yang telah memberikan ijin penelitian demi

memperlancar penelitian ini.

10. Seluruh karyawan dan staf Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Brumbung,

terima kasih atas informasi dan data yang telah diberikan.

11. Fitriyah Amira Assegaf sebagai teman seperjuangan atas segala bentuk

dukungan dan bantuan dalam mencari data selama penelitian.

12. Teman-teman asisten Laboratorium Sistem Logistik dan Bisnis, terima kasih

atas dukungannya.

13. Teman-teman Teknik Industri 2008, terima kasih atas persahabatan,

kebersamaan, dan kekompakannya selama ini.

Page 6: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

14. Teman-teman Kos Tisanda I, terima kasih atas dukungan, persahabatan, dan

kebersamaannya.

15. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala bantuan dan pertolongan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan banyak

memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, masukan, dan

saran yang membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.

Surakarta, September 2012

Penulis

Page 7: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Ririn Dewi Cahyani, NIM : I0308013. MODEL HUBUNGAN PEMASOK-PEMANUFAKTUR FURNITUR YANG MEMPERTIMBANGKAN PENYERAPAN KARBON HUTAN JATI. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, September 2012.

Perum Perhutani (PP) Unit I Jawa Tengah, sebagai sebuah BUMN memiliki kewajiban tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku log jati bagi industri kayu, namun juga berkewajiban melestarikan lingkungan dengan mempertahankan hutan yang ada. Hutan yang dipertahankan merupakan kompensasi upaya penyerapan karbon hutan jati. PP juga berkewajiban untuk mengeluarkan Corporate Social Responsibility (CSR) dan memperhatikan K3 karyawan. Dalam model, PP berperan sebagai pemasok.

Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Brumbung (KBM IKB) memiliki tanggung jawab untuk memenuhi permintaan ekspor furnitur kayu. KBM IKB memiliki kewajiban untuk memanfaatkan semaksimal mungkin log jati yang dipasok pemasok agar limbah yang dihasilkan minimal. KBM IKB juga berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) karyawan. Dalam model, KBM IKB berperan sebagai pemanufaktur furnitur.

Dalam mencapai tujuan dan melaksanakan kewajibannya, PP dan KBM IKB harus berusaha mencapai target-target dimana dalam pencapaiannya mungkin saling bertentangan. Pada penelitian ini dikembangkan model hubungan pemasok – pemanufaktur furnitur yang melibatkan perdagangan karbon. Model ini disusun berdasarkan tujuh fungsi tujuan yaitu dari benefit ekonomi, sosial, dan lingkungan. Benefit ekonomi diukur dari profit PP dan profit KBM IKB, benefit lingkungan diukur dari luas area hutan jati untuk perdagangan karbon dan minimasi limbah KBM IKB, dan benefit sosial diukur dari CSR PP, pengadaan APD untuk keselamatan karyawan di PP dan KBM IKB.

Pada tahap awal penyusunan model, dilakukan pendeskripsian karakteristik sistem dan memunculkan variabel-variabel yang mempengaruhi sistem relevan objek kajian. Selanjutnya dilakukan penyusunan model dengan prinsip-prinsip goal programming. Setelah itu, model diuji dengan memasukkan nilai-nilai parameter yang diambil dari data perusahaan dan literatur. Uji coba model dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Lingo 11.0. Pada tahap akhir dilakukan analisis terhadap model.

Hasil uji coba model menunjukkan bahwa pada skenario feasible semua goal dapat tercapai targetnya dan dengan pencapaian yang favorable. Dari uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa model ini dapat mendukung hubungan pemasok dan pemanufaktur untuk mencapai target-target terkait kriteria performansi benefit ekonomi, lingkungan, dan sosial yang merupakan objek kajian dari sustainable supply chain.

Kata-kata kunci: ketersediaan log jati, penyerapan karbon, goal programming,

sustainability xviii + 73 halaman; 18 gambar; 23 tabel; 2 lampiran; daftar pustaka : 26 (2000-2012)

Page 8: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Ririn Dewi Cahyani, NIM : I0308013. A RELATIONSHIP MODEL BETWEEN SUPPLIER AND FURNITURE MANUFACTURER THAT INVOLVING CARBON SEQUESTRATION TEAK FOREST. Thesis. Surakarta : Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, September 2012.

Perum Perhutani (PP) Unit I Central Java, as the government corporate, has a duty not only to meet the raw material needs of teak logs for the timber industry, but also the obligation to preserve the environment by maintaining the existing forest. Conserved forest is compensation teak forest carbon sequestration effort. In addition, PP is also obligated to issue a Corporate Social Responsibility (CSR) and pay attention to the health and safety of employees. In the model, PP role as a supplier.

Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Brumbung (KBM IKB) has a responsibility to meet the demand for wooden furniture export. KBM IKB has an obligation to get the most out of teak logs were supplied by supplier that produced minimal waste. KBM IKB is also committed to protecting the health and safety of employees to meet the needs of Personal Protective Equipment (PPE). In the model, KBM IKB role as a manufacturer of furniture.

In achieving its objectives and carry out its obligations, PP and KBM IKB should try to achieve the targets in which the accomplishment may be conflicting. This study developed a relationship model between supplier and furniture manufacturer involving carbon trading. This model is based on seven objective functions that benefit from economic, social, and ecological. Economic benefits measured from profit of PP and KBM IKB , ecological benefits measured from teak forest area for carbon trading and KBM-IKB waste minimization , and social benefits measured from CSR PP and PPE's procurement for the safety of employees both PP and KBM IKB.

In the early stage of modeling, done description of the system characteristics and bring the variables that affect the system relevant object of study. Furthermore, conducted modeling with the principles of goal programming. After that, model was tested with the values of the parameters taken from the company's data and literature. Test model is conducted by using software Lingo 11.0. In the final stage conducted model analysis.

The results of test model showed that all targets and goals can be achieved with a favorable achievement in the feasible scenario. From the test model, it can be concluded that this model can support a supplier and manufacturer relationships to achieve the target performance criteria related to economic, ecological, and social benefits that objects of a sustainable supply chain.

Key words: Availability of teak log, carbon sequestration, goal programming,

sustainability consideration xviii + 73 pages, 18 figures; 23 tables; 2 appendix; references: 26 (2000-2012)

Page 9: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH...........

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..................

KATA PENGANTAR..............................................................................

ABSTRAK................................................................................................

ABSTRACT..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

DAFTAR TABEL..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………... I-1

1.2 Perumusan Masalah....................................................... I-5

1.3 Tujuan Penelitian........................................................... I-5

1.4 Manfaat Penelitian......................................................... I-6

1.5 Batasan Masalah............................................................ I-6

1.6 Asumsi Penelitian.......................................................... I-6

1.7 Sistematika Penulisan.................................................... I-7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan…………………………………….. II-1

2.1.1 Profil Perum Perhutani....................................... II-1

2.1.2 Visi dan Misi Perum Perhutani……………….. II-2

2.1.3 Profil KBM IKB.................................................

2.1.4 Visi dan Misi KBM IKB....................................

II-3

II-4

2.2 Supply Chain Management…………………………… II-4

2.3 Sustainable Supply Chain..............................................

2.4 Model Sistem.................................................................

2.5 Model Matematik...........................................................

2.6 Validitas Model..............................................................

II-5

II-7

II-8

II-8

Page 10: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2.7 Influence Diagram.........................................................

2.8 Goal Programming.........................................................

2.9 Perdagangan Karbon......................................................

2.9.1 Protocol Kyoto………………………………...

2.9.2 Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan………

2.9.3 Permasalahan Perdagangan Karbon…………...

2.9.4 Model Referensi.................................................

II-9

II-9

II-11

II-11

II-12

II-13

II-13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian.................................................... III-1

3.2 Bagan Alir Penelitian………………………………….

3.2.1 Studi Pendahuluan……………………………..

3.2.2 Perumusan Masalah dan Tujuan………………

3.2.3 Studi Pustaka…………………………………..

3.2.4 Kajian Sistem………………………………….

3.2.5 Pengumpulan Data…………………………….

3.2.6 Karakteristik Sistem…………………………...

3.2.7 Pengembangan Model Hubungan Pemasok dan

Pemanufaktur………………………………….

3.2.8 Verifikasi Model………………………………

3.2.9 Uji Coba Model………………………………..

3.2.10 . Analisis……………………………………...…

3.2.11 Kesimpulan dan Saran……………………...…

III-4

III-4

III-4

III-4

III-4

III-6

III-6

III-6

III-7

III-7

III-7

III-8

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data……………………………………. IV-1

4.1.1 Data Perdagangan Karbon………………….....

4.1.2 Data Perum Perhutani…………………………

4.1.3 Data KBM IKB………………………………..

IV-1

IV-2

IV-4

4.2 Pengolahan Data............................................................ IV-7

4.2.1 Karakteristik Sistem........................................... IV-7

4.2.2 Penentuan Variabel-Variabel yang

Berpengaruh……………………………...........

4.2.3 Pengembangan Model........................................

IV-10

IV-13

Page 11: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. xiv

LAMPIRAN

Lampiran 1. : Script Program Lingo 11.0............................... L-1

Lampiran 2 : Output Program Lingo 11.0.............................. L-7

4.2.4 Verifikasi Model................................................ IV-20

4.2.5 Uji Coba Model.................................................. IV-21

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1 Interpretasi Hasil……………………………………… V-1

5.2 Analisis Model………………………………………...

5.2.1 Analisis Sensitivitas…………………………...

5.2.2 Analisis Kesalahan…………………………….

V-4

V-5

V-10

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan…………………………………………… VI-1

6.2 Saran…………………………………………….......... VI-2

Page 12: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 2.4

Tabel 3.1

Wilayah Kerja Perum Perhutani……………………………

Produk-Produk KBM IKB…………………………………

Perbedaan SCM Konvensional dan s-SCM………………..

Aljabar Tipe Tujuan………………………………………..

Posisi Penelitian………………...………………………….

II-2

II-3

II-6

II-10

III-2

Tabel 4.1 Luas Area Hutan Jati tiap KU KPH Kendal.......................... IV-1

Tabel 4.2 Harga APD PP……………………………………………... IV-3

Tabel 4.3 Harga Jual Log Jati dan Biaya Simpan……………………. IV-4

Tabel 4.4 Harga APD KBM IKB…………………………………….. IV-5

Tabel 4.5 Nilai Konversi Produk – Log………………………………. IV-5

Tabel 4.6 Nilai Konversi Log – Limbah……………………………… IV-6

Tabel 4.7 Permintaan Produk………………………………………… IV-7

Tabel 4.8 Skenario Uji Coba Model………………………………….. IV-23

Tabel 4.9

Tabel 5.1

Tabel 5.2

Tabel 5.3

Tabel 5.4

Tabel 5.5

Tabel 5.6

Tabel 5.7

Tabel 5.8

Tabel 5.9

Hasil Uji Coba Model………………………………………

Pencapaian Kriteria Performansi Pemasok………………...

Pencapaian Kriteria Performansi Pemanufaktur…………...

Perubahan Jumlah Permintaan terhadap Kriteria

Performansi…………………………………………...........

Perubahan Harga Karbon terhadap Kriteria Performansi…..

Perubahan Harga Karbon terhadap Profit PP………………

Perubahan Biaya Pemeliharaan terhadap Total Biaya PP….

Perubahan Harga Log Jati terhadap Total Profit PP………..

Perubahan Biaya Tenaga Kerja Langsung terhadap Total

Biaya KBM IKB……………………………………………

Perubahan Harga Furnitur terhadap Total Profit KBM IKB.

IV-24

V-1

V-2

V-6

V-8

V-9

V-11

V-12

V-13

V-14

Page 13: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran Umum SCM pada Industri Furnitur………… II-5

Gambar 2.2 House of Sustainable Supply Chain Management……… II-6

Gambar 2.3 Diagram Konvensi Influence Diagram…………………. II-9

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian…………………………………... III-5

Gambar 4.1 Kapasitas Karbon tiap KU................................................ IV-2

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 5.1

Gambar 5.2

Gambar 5.3

Gambar 5.4

Gambar 5.5

Gambar 5.6

Gambar 5.7

Gambar 5.8

Kerangka Entitas...............................................................

Aliran Proses Perdagangan Karbon..................................

Influence Diagram………………………………………

Causal Loop Diagram…………………………………..

Alur Prosedur untuk Menyelesaikan Goal Programming

Perubahan Jumlah Permintaan Furnitur terhadap Profit

PP………………………………………………………..

Perubahan Jumlah Permintaan Furnitur terhadap Profit

KBM IKB……………………………………………….

Perubahan Harga Karbon terhadap Profit PP…………...

Persentase Perdagangan Karbon terhadap Profit PP…...

Perubahan Biaya Pemeliharaan Pohon Jati terhadap

Total Biaya PP…………………………………………..

Perubahan Harga Log Jati terhadap Total Profit PP…….

Perubahan Biaya Tenaga Kerja Langsung terhadap

Total Biaya KBM IKB…………………………………..

Perubahan Harga Furnitur terhadap Total Profit KBM

IKB……………………………………………………...

IV-8

IV-9

IV-12

IV-13

IV-23

V-6

V-6

V-8

V-10

V-11

V-13

V-14

V-15

Page 14: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Ageron, B., Gunasekaran, A., dan Spalanzani, A. 2011. Sustainable Supply

Management: An Empirical Study. International Journal of Production

Economics, doi:10.1016/j.ijpe.2011.04.007.

Cetinkaya, B., Cuthbertson, R., Ewer, G., Klaas-Wissing, T., Piotrowicz, W., dan

Tyssen, C. 2011. Sustainable Supply Chain Management: Practical Ideas

for Moving Towards Best Practice. Springer-Verlag Berlin Heidelberg,

2011.

Chopra, S. dan Meindl, P. 2004. Supply Chain Management. Edisi 2. Upper

Saddle River: Pearson Prentice Hall.

Daellenbach, HG. dan McNickle, D.C. 2005. Management Science Decision

Making Through Systems Thinking. Palgrave Macmillan, New York, USA.

Gideon, J. 2012. Ekspor Furnitur 2010 Naik 20%. http://www.indonesiafinance

today.com/read/1422/Ekspor-Furnitur-2010-Naik-20. Diakses 2 Februari

2012.

Ginoga, K., Wulan, Y.C., dan Djaennudin, D. 2005. Karbon Dan Peranannya

Dalam Meningkatkan Kelayakan Usaha Hutan Tanaman Jati (Tectona

grandis) di KPH Saradan, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Sosial & Ekonomi

Vol. 2 No. 2, Hal. 183-202.

Habibie, A., Hisjam, M., Sutopo, W., dan Widodo, K.H. 2012. A Relationship

Model between Supplier and Manufacturer for Securing Availability of

Teak Log in Export Oriented Furniture Industry with Sustainability

Considerations. Proceeding of the International MultiConference of

Engineers and Computer Scientists 2012 Vol II, IMECS 2012, March 14 –

16, 2012, Hong Kong.

Hester, R.E., Harrison, R.M. 2010. Issues In Environmental Science And

Technology – Carbon Capture Sequestration and Storage. The Royal

Society of Chemistry, Cambridge, UK.

Hisjam, M., Ota, I., Guritno, A.D., Simon, H., dan Tandjung, S.D. 2010.

Comparing the practices of forest product certification between perum

Page 15: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

perhutani and yusuhara forest owner’s cooperative, in Proc. Sustainable

Bio-resources for Global Welfare Conf. , 7 - 8 Agustus, Bali, Indonesia.

Hisjam, M., Guritno, A.D., Simon, H., dan Tandjung, S.D. 2011a. A framework

for the development of sustainable supply chain management for business

sustainability of export-oriented furniture industry in indonesia (a case study

of teak wooden furniture in central java province). In Proc. the 1st

International Conference on Industrial Engineering and Service Science, 20

– 21 September, Sol.

Hisjam, M., Guritno, A.D., Simon, H., dan Tandjung, S.D. 2011b. The

development of sustainable supply chain model of the relationship between

wood supplier with furniture industry in indonesia: a case study,” In Proc. of

IGSCI, Indonesia, November, 2011.

Jones, D., Tamiz, M. 2010. Practical Goal Programming. Springer New York

Dordrecht Heidelberg London.

Kardono. 2010. Memahami Perdagangan Karbon. Pusat Standardisasi dan

Lingkungan, Kementerian Kehutanan.

KBM IK Brumbung. KBMIK-BRB/PM/PA-PM/00 PANDUAN MUTU. Perum

Perhutani KBM IK Brumbung.

Keles, S. 2010. Forest optimisation models including timber production and

carbon sequestration values of forest ecosystems: a case study. International

Journal of Sustainable Development & World Ecology, Vol. 17, No. 6, Hal.

468–474.

Kementrian Kehutanan. 2010. Ketidakseimbangan Distribusi Nilai Tambah dalam

Rantai Nilai (Value Chain) Mebel. Police Brief Volume 4 No. 7.

KKPH Kendal. 2011. Public Summary Kendal. Perum Perhutani Unit I Jawa

Tengah Kesatuan Pemangkuan Hutan Kendal.

León-Peña, J.R. 2008. e-Business And The Supply Chain Management. Secured

Assets Yield Corporation Limited Acapulco 36 – 9o piso, Colonia Condesa,

Mexico City.

Page 16: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Media Indonesia. 2011. Pembalak Liar Babat 4.265 Pohon Jati di Bojonegoro.

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/12/02/280656/289/101/Pembala

k-Liar-Babat-4.265-Pohon-Jati-di-Bojonegoro. Diakses 23 Februari 2012.

Menteri Kehutanan. 2009. Peraturan Menhut RI Nomor: P.30/Menhut-II/2009

tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan

(REDD).

Oktyajati, N. 2009. Perencanaan Alokasi Bahan Baku Industri Pengolahan Kayu

Jati (IPKJ) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Dengan Metode Linear

Programming. Skripsi Sarjana-1, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Razak, A. 2007a. Kajian Yuridis CarbonTrade dalam Penyelesaian Efek Rumah

Kaca. Makalah Etika dan Kebijakan Perudangan Lingkungan. Program

Pasca Sarjana/ S2 - Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Razak, A. 2007b. Kelayakan Kompensasi yang ditawarkan dalam Perdagangan

Karbon. Makalah Manajemen Hutan Lanjutan Program Pasca Sarjana / S2

- Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya Aalam dan

Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Regional Economic Development Indonesia (REDI). 2007. Studi Hambatan

Kebijakan Bagi Industri Furnitur - Hasil Studi Di Jawa Timur Dan Jawa

Tengah. USAID: The United States Agency for International Development.

Sutopo, W., Devi, A.O.T., Hisjam, M., dan Yuniaristanto. 2012. A Model for

Procurement and Inventory Planning for Export-Oriented Furniture Industry

in Indonesia: A Case Study. Proceeding of the International

MultiConference of Engineers and Computer Scientists 2012 Vol II, IMECS

2012, March 14 – 16, 2012, Hong Kong.

Teuteberg, F., dan Wittstruck, D. 2010. A systematic review of sustainable supply

chain management research: what is there and what is missing?. In Proc. of

MKWI, pp. 1001-1015.

Page 17: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Zhou, Z., Cheng, S., dan Hua, B. 2000. Supply Chain Optimization of Continuous

Process Industries with Sustainability Considerations. ELSEVIER:

Computers and Chemical Engineering, No. 24, Hal. 1151-1158.

Page 18: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan beberapa hal mengenai latar belakang, perumusan

masalah, tujuan, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, dan sistematika

penulisan laporan.

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara eksportir furnitur terbesar di

dunia. Tahun 2006 posisi ekspor produk furnitur Indonesia di dunia berada pada

peringkat 8 dengan urutan dari peringkat tertinggi Cina, Kanada, Meksiko, Itali,

Vietnam, Malaysia, dan Taiwan (REDI, 2007). Permintaan dunia yang terus

meningkat menjadi penyebab naiknya nilai ekspor furnitur. Ini terbukti dari

peningkatan kinerja ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia selama tahun

2010 mencapai US$ 2,70 miliar dan pada tahun 2009 sebesar US$ 2,25 miliar

atau naik 20,17% (Gideon, 2011). Produk-produk furnitur yang terkenal di

Indonesia merupakan hasil kerajinan para pengrajin yang tersebar di beberapa

kota di Jawa Tengah, seperti Semarang, Jepara, Klaten, Sukoharjo, Kudus,

Rembang, Blora dan Sragen.

Perkembangan industri furnitur di Indonesia khususnya di Jawa Tengah tidak

lepas dari beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut adalah terjadinya

kesenjangan yang tinggi antara ketersediaan (supply) dan permintaan (demand)

bahan baku, persaingan tidak sehat diantara industri mebel kayu, kelangkaan

bahan baku dan harga bahan baku kayu yang fluktuatif dikalangan para pemasok

kayu, kurangnya akses informasi pasar, dan permintaan legalitas keaslian bahan

baku oleh negara pengimpor (Kemenhut, 2010). Dari beberapa permasalahan

tersebut, permasalahan yang paling sering dihadapi oleh industri furnitur adalah

ketersediaan bahan baku (Sutopo, dkk., 2012). Masalah ketersediaan bahan baku

adalah masalah yang paling kritis yang perlu disoroti oleh para pengrajin furnitur.

Para pengrajin produk-produk furnitur menggunakan bahan baku utama

kayu jati. Menurut Hisjam, dkk. (2011b), kayu jati merupakan bahan baku utama

pada industri furnitur yang memiliki kualitas ekspor tinggi. Pemilihan kayu jati

sebagai bahan baku utama karena kayu jati memiliki karakteristik mudah di

Page 19: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

proses, kuat, tahan lama, dan yang terpenting memiliki aspek keindahan. Selain

itu, sebagian besar hutan produksi Perum Perhutani merupakan hutan tanaman jati

(Tectona grandis). Hutan produksi berisi 498.813 ha area produksi tanaman jati dan

220.598 ha untuk area lain (Hisjam, dkk., 2010).

Perum Perhutani (PP) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di

Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan

perencanaan, pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutan di wilayah

kerjanya. Visi PP adalah menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Untuk itu, PP diharapkan mampu memberikan pemasukan

keuangan negara dan tetap menjaga kelestarian hutan. Kontribusi dalam

memberikan pemasukan keuangan negara dilakukan dengan pengelolaan hasil

hutan (kayu jati) untuk pasokan bahan baku ke industri furnitur. Selain

memberikan pasokan bahan baku industri furnitur yang memadai dan dengan

harga yang terjangkau secara berkelanjutan, PP juga memiliki tugas untuk tetap

menjaga kelestarian hutan. Dua hal tersebut harus berjalan dengan selaras, namun

untuk menyelaraskan kedua hal tersebut tidaklah mudah.

Dalam pelaksanaan tugasnya, PP mengalami beberapa masalah. Adanya

pembalakan liar menyebabkan kerugian yang besar bagi negara. Seperti kasus

pembalakan liar di Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)

Bojonegoro, Jawa Timur menyebabkan kerugian sebesar Rp.2 miliar akibat

sedikitnya 4.265 pohon ditebang oleh para pembalak liar (Media Indonesia, 2011).

Oleh karena itu, PP perlu mengeluarkan tanggung jawab sosial perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR) seperti yang telah diatur dalam PER-

05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan.

Hutan memang perlu dilindungi dan dilestarikan. Banyak manfaat yang

bisa didapatkan dari kelestarian hutan. Salah satu manfaat hutan adalah sebagai

paru-paru bumi yang menghasilkan oksigen untuk kehidupan dan menjaga

keseimbangan iklim. Iklim yang buruk diakibatkan oleh perkembangan teknologi

yang tidak seimbang dengan kelestarian hutan. Hal ini menyebabkan adanya

global warming yang merupakan dampak menurunnya fungsi hutan sebagai

penyerap karbon dioksida (CO2).

Page 20: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

Menurut Hester, dkk. (2010), bahan bakar fosil memberikan 81% dari

pasokan energi komersial di dunia. Konsumsi bahan bakar fosil menghasilkan

hampir 30 Pg (petagram) CO2 per tahun. Sampai saat ini, hampir semua CO2 telah

dirilis ke atmosfer. Di masa lalu, atmosfer dianggap cukup besar untuk

menampung setiap tambahan CO2, tetapi kandungan CO2 dari atmosfer kini telah

meningkat lebih dari sepertiga sejak awal revolusi industri, yaitu dari 280 part per

million (ppm) sekarang menjadi 385 ppm. Peningkatan kandungan CO2 perlu

ditanggulangi dengan adanya keberadaan hutan sebagai area penyerapan karbon.

Hal ini dapat dikendalikan dengan adanya sistem perdagangan karbon sehingga

hutan tidak hanya memberikan pemasukan keuangan dari penjualan atau

pengolahan kayu, tetapi juga dari perdagangan karbon.

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

P.30/Menhut-II/2009, perdagangan karbon merupakan kegiatan perdagangan jasa

yang berasal dari kegiatan pengelolaan hutan yang menghasilkan pengurangan

emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Sedangkan menurut Razak (2007a),

perdagangan karbon adalah menjual kemampuan pohon untuk menyerap sejumlah

karbon yang dikandung di atmosfer agar disimpan didalam biomasa pohon untuk

waktu yang ditentukan. Perdagangan karbon dilakukan antara PP (penjual kredit

karbon) dan pembeli kredit karbon. PP menyediakan lahan yang dipertahankan

untuk area perdagangan karbon sedangkan pembeli kredit karbon merupakan

pihak yang bertanggung jawab untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan

degradasi hutan.

Salah satu industri furnitur yang mendapatkan pasokan bahan baku kayu

jati adalah Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Brumbung (KBM IKB) – salah

satu kesatuan bisnis mandiri yang dimiliki PP. Produk yang dihasilkan oleh KBM

IKB adalah Garden Furniture, Housing Component, Flooring, Parquet, dan

Finger Joint Laminating. Untuk dapat memaksimalkan profit, KBM IKB harus

memaksimalkan penggunaan kayu jati yang telah di alokasikan PP dan

meminimalkan limbah hasil pengolahan.

Selain aspek ekonomi, KBM IKB juga perlu memerhatikan aspek

lingkungan. Suatu perindustrian seperti KBM IKB tentu menghasilkan limbah sisa

hasil produksi furnitur. Limbah yang dihasilkan berupa sisa hasil pengolahan

Page 21: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

furnitur seperti serbuk sisa penggergajian kayu dan kayu sisa-sisa pemotongan

(tungkel). Tidak semua limbah yang dihasilkan KBM IKB tidak bermanfaat.

Limbah yang dihasilkan KBM IKB dapat dijadikan bahan bakar dan atau

langsung dijual. Untuk limbah tungkel dapat digunakan sebagai bahan bakar di

kiln dry atau langsung dijual dan limbah serbuk langsung dijual. Tentunya hal ini

akan menambah pemasukan bagi KBM IKB. Limbah yang dihasilkan perlu

diminimalisir agar penggunaan log kayu jati dapat dimaksimalkan.

KBM IKB juga harus memerhatikan keselamatan dan kesehatan

karyawannya. Ini dapat diwujudkan dengan pengadaan APD (Alat Pelindung Diri)

untuk masing-masing karyawan. Pengadaan APD ini telah diatur dalam

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri pasal 2 (1) yang menyatakan

bahwa pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

Tidak hanya pada KBM IKB, PP juga perlu memerhatikan keselamatan dan

kesehatan karyawannya.

Dari kajian hubungan PP sebagai pemasok dan KBM IKB sebagai

pemanufaktur, dapat dilihat permasalahan dalam aspek ekonomi, lingkungan, dan

sosial. Dalam aspek ekonomi, PP harus memasok log kayu jati agar KBM IKB

dapat memenuhi permintaan pasar dan tetap menjaga kelestarian lingkungan

dengan cara melakukan perdagangan karbon. Dilihat dari aspek lingkungan, PP

perlu menjaga ketersediaan lahan untuk perdagangan karbon sedangkan KBM

IKB perlu meminimasi limbah agar dapat memaksimalkan penggunaan log kayu

jati. Dilihat dari aspek sosial, PP perlu mengeluarkan CSR untuk menjaga

kesejahteraan rakyat sekitar dan melakukan pengadaan APD untuk karyawannya.

KBM IKB juga perlu melakukan pengadaan APD untuk menjaga kesehatan dan

keselamatan kerja karyawan. Selain itu, pengadaan APD perlu dilakukan untuk

audit Sistem Verivikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Penelitian terdahulu terkait hubungan pemasok pemanufaktur dilakukan

oleh Zhou, dkk. (2000) dan Habibie, dkk. (2012). Model yang dikembangkan oleh

Zhou, dkk. (2000) meneliti tentang optimisasi supply chain untuk produksi yang

berkelanjutan. Dalam model ini telah dipertimbangkan aspek ekonomi, aspek

sosial, dan aspek lingkungan. Model Zhou, dkk. (2000) hanya mempertimbangkan

kepentingan satu perusahaan. Sedangkan model yang dikembangkan oleh

Page 22: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

Habibie, dkk. (2012) merupakan model yang telah mempertimbangkan aspek

ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan pada hubungan dua perusahaan,

yaitu PP sebagai pemasok dan VSU sebagai pemanufaktur.

Pada penelitian sebelumnya, faktor perdagangan karbon belum

dipertimbangkan. Pada penelitian ini dikembangkan model hubungan pemasok

pemanufaktur yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainability) yaitu

mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (Cetinkaya, dkk.,

2011) dengan melibatkan adanya perdagangan karbon sebagai media penyerapan

karbon hutan jati. Penelitian ini dikembangkan untuk membuat pandangan baru

tentang hubungan pemasok dengan pemanufaktur tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian

ini dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana model s-SC pada hubungan antara pemasok dan pemanufaktur

yang melibatkan perdagangan karbon sebagai media penyerapan karbon

hutan jati?

2. Upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi, nilai

sosial, dan nilai lingkungan bagi pemasok kayu jati dan bagi industri furnitur?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menggambarkan keterkaitan antara pemasok log jati (pengelola hutan jati),

pemanufaktur furnitur, dan pembeli kredit karbon pada sistem rantai pasok

furnitur.

2. Membuat model s-SC pada hubungan antara pemasok dan pemanufaktur yang

melibatkan perdagangan karbon sebagai media penyerapan karbon hutan jati.

Page 23: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-6

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Model s-SC diharapkan membantu Perum Perhutani dalam hal penentuan

jumlah area hutan yang ditanam, jumlah area hutan yang dipertahankan

sebagai penyerap karbon, dan jumlah area hutan yang dipanen serta

memberikan usul dalam mengeluarkan biaya CSR dan pengadaan APD

sehingga ekosistem hutan jati tetap terjaga.

2. Mendukung keberlanjutan produksi pada industri furnitur KBM IKB,

meminimalisisr limbah yang dihasilkan, dan meningkatkan keselamatan dan

kesehatan karyawan.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Periode waktu perencanaan yang digunakan adalah tahunan selama lima

tahun, yaitu tahun 2007 – 2011.

2. Densitas karbon Kelas umur (KU) pohon jati yaitu KU I – VI.

3. Perum Perhutani KPH Kendal sebagai area hutan jati.

4. Perdagangan karbon dilakukan pada pohon jati dengan umur pohon di atas 5

tahun.

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perum Perhutani menyediakan lahan untuk perdagangan karbon.

2. Luas area hutan perdagangan karbon merupakan sisa total luas hutan setelah

dilakukan pemanenan pohon jati.

3. Ada pembeli kredit karbon yang bersedia menurunkan emisi karbon dengan

harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (PP dan pembeli kredit

karbon).

Page 24: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-7

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan

penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika

penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung

penelitian. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang

berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian. Tinjauan pustaka berisi tentang definisi supply chain

management, definisi sustainable supply chain management, konsep

permodelan sistem serta aplikasinya dalam pengembangan model

matematis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan pelaksanaan penelitian secara umum yang berupa

gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai dengan

permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan, gambaran

keterkaitan rantai pasok furnitur, model s-SC, analisis dan interpretasi

hasil, serta pemberian saran dan kesimpulan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian

masalah, pengembangan model beserta batasan-batasannya untuk

mencapai tujuan penelitian.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil pengolahan data sesuai

permasalahan yang dirumuskan, analisis sensitivitas, dan analisis

kesalahan.

Page 25: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-8

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dan saran-

saran yang berkaitan dengan permasalahan yang ada baik untuk instansi

terkait maupun untuk penelitian selanjutnya.

Page 26: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang memuat teori-teori

relevan dan mendukung analisis serta pemecahan masalah yang terdapat pada

penelitian ini.

2.1 Profil Perusahaan

Pada sub bab ini akan dipaparkan profil perusahaan sebagai tempat yang

disoroti pada pelaksanaan penelitian.

2.1.1 Profil Perum Perhutani

Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang

memiliki tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan perencanaan,

pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutan di wilayah kerjanya. Sebagai

BUMN, Perum Perhutani mengusahakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan

sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Perum Perhutani didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun

1972, kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978

seterusnya keberadaan dan usaha-usahanya ditetapkan kembali berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30

Tahun 2003. Saat ini dasar hukum yang mengatur Perum Perhutani adalah

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2010.

Wilayah kerja Perum Perhutani meliputi seluruh hutan yang terdapat di

dalam Daerah Tingkat I Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten

kecuali Hutan Suaka Alam, Hutan Wisata dan Taman Nasional. Luas kawasan

hutan yang menjadi wilayah kerja Perum Perhutani seluruhnya adalah 2.426.206

ha, terdiri dari Hutan Produksi 1.767.304 ha dan Hutan Lindung 658.902 ha yang

tersebar dalam wilayah kerja perusahaan di Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa

Timur dan Unit III Jawa Barat & Banten.

Page 27: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

Tabel 2.1 Wilayah Kerja Perum Perhutani

UNIT KERJA PROPINSI HP(ha) HL(ha) LUAS TOTAL(ha)Unit I Jawa Tengah 546.290 84.430 630.720Unit II Jawa Timur 809.959 326.520 1.136.479Unit III - Jawa Barat 349.649 230.708 580.357

- Banten 61.406 17.244 78.650Total Unit III 411.055 247.952 659.007

1.767.304 658.902 2.426.206Jumlah Sumber: Public Summary Perum Perhutani KPH Kendal, 2011

Wilayah kerja perusahaan terbagi menjadi 3 Unit dengan 57 Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH). Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan perusahaan,

Perum Perhutani didukung pula oleh 13 Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM), satuan

kerja perencanaan sumberdaya hutan (SDH) yang terdiri dari 13 Seksi

Perencanaan Hutan (SPH), dengan rincian sebagai berikut :

1. Unit I Jawa Tengah terdiri dari : 20 KPH ; 2 KBM Pemasaran; 2 KBM Industri

Kayu; 1 KBM Industri Non Kayu; 1 KBM Agroforestry dan 1 KBM Jasa

Lingkungan dan Produksi lainnya serta 4 SPH ; seluas 630.720 ha.

2. Unit II Jawa Timur terdiri dari: 23 KPH ; 3 KBM Pemasaran; 1 KBM Industri

Kayu; 1 KBM Industri Non Kayu; 1 KBM Agroforestry dan 1 KBM Jasa

Lingkungan dan Produksi lainnya serta 5 SPH ; seluas 1.126.958 ha.

3. Unit III Jawa Barat dan Banten terdiri dari:14 KPH ; 1 KBM Pemasaran; 1

KBM Industri Kayu Non Kayu; 1 KBM Agroforestry Ekologi dan Jasa

Lingkungan (AEJ) serta 4 SPH ; seluas 684.423 ha. Selain itu Perum Perhutani

juga memiliki satuan kerja pendukung yaitu Kantor Pusat, 3 Kantor Unit, 1

Puslibang SDH, 1 Pusdiklat SDM dan 3 Kantor Biro Perencanaan.

2.1.2 Visi dan Misi Perum Perhutani

Visi PP adalah “Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”. Sedangkan misi PP adalah sebagai berikut:

1. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip pengelolaan lestari berdasarkan

karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS),

meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa

lingkungan, agroforestry serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna

Page 28: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan

berkelanjutan.

2. Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta sumberdaya

manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal, memberdayakan

masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian

koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan.

3. Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara

regional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian

masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.

2.1.3 Profil KBM IKB

Kesatuan Bisnsis Mandiri Industri Kayu Brumbung (KBM IKB) adalah

salah satu kesatuan bisnis mandiri yang dimiliki Perum Perhutani. KBM IKB

merupakan salah satu kegiatan pengolahan Perum Perhutani yang bertujuan untuk

mendapatkan nilai tambah yang setinggi-tingginya dari hasil pengolahan bahan

baku log yang diproduksi sendiri oleh Perum Perhutani. Tugas pokok KBM IKB

adalah meningkatkan nilai tambah produk-produk kayu sehingga bisa

memberikan kontribusi maksimal pada perusahaan.

Adapun produk-produk kayu yang diproduksi dan dijual adalah kelompok

produk yang bersertifikat FSC (Forest Stewarship Council), yaitu:

Tabel 2.2 Produk-Produk KBM IKB

No Product Group Product Class

Product Type Species Material

Category System Control

1 Garden Furniture 381

Outdoors & Indoors Jati FCS Pure Transfer

2 RST 311 31100 Jati FSCPure Transfer 3 Flooring 311 3870a-b Jati FCS Pure Transfer

4 Housing Component 316 Indoors Jati FCS Pure Transfer

Sumber : KBMIK-BRB/PM/PA-PM/00

Dengan sumber bahan baku log berasal dari raw material yang status

produknya adalah FSC Pure dan kapasitas terpasang yang ada pada KBM IKB

adalah sebesar 10.500 m3 log per tahun.

Page 29: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

Target pasar utama KBM IKB adalah pasar dalam negeri dan ekspor

terutama produk furnitur, RST, flooring, dan housing component sesuai

permintaan pasar.

2.1.4 Visi dan Misi KBM IKB

Sebagai unit pelaksana bisnis Perum Perhutani KBM IKB melaksanakan

fungsi Perum Perhutani dalam memproduksi barang dan jasa bermutu tinggi untuk

menghasilkan nilai yang setinggi-tingginya untuk memupuk keuntungan

perusahaan dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi nasional di bidang

kehutanan.

Adapun visi KBM IKB adalah “Menjadi salah satu unit bisnis Industri

Kayu yang terpercaya dan menjadi andalan di Perum Perhutani”. Sedangkan misi

KBM IKB adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan.

2. Memperluas pangsa pasar dan meningkatkan komunikasi dan informasi serta

konsisten menjamin kepuasan pelanggan.

3. Selalu membangun semangat dan situasi kerja yang kondusif.

4. Menjamin kesiapan SDM, sarana dan alat produksi dan kecukupan bahan baku

industri untuk kelancaran proses produksi yang konsisten, terjadwal dan tepat

mutu, tepat waktu, dan tepat jumlah produk yang berkualitas.

2.2 Supply Chain Management

Menurut Chopra, dkk. (2004), supply chain terdiri dari semua pihak yang

terlibat langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi sebuah permintaan

pelanggan. Supply chain tidak hanya mencakup produsen dan pemasok, tetapi

juga transportasi, gudang, retailer, dan pelanggan itu sendiri. Dalam setiap

organisasi, seperti produsen, supply chain mencakup semua fungsi yang terlibat

dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan. Fungsi ini tidak terbatas

pada pengembangan produk baru, pemasaran, operasional, distribusi, keuangan,

dan layanan pelanggan.

Supply Chain Management (SCM) dikenal sebagai integrasi rantai pasokan

atau optimasi rantai pasokan (León-Peña, 2008). SCM merupakan proses

pengoptimalan kinerja perusahaan dalam berinteraksi dengan pemasok dan

Page 30: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

pembeli untuk membawa produk ke pasar agar lebih efisien. Menurut Cetinkaya,

dkk. (2011), SCM mencakup semua kebutuhan pergerakan dan penyimpanan

bahan baku, persediaan Work In Process (WIP), dan barang jadi dari titik awal ke

titik konsumsi.

Berikut adalah gambaran umum implementasi SCM pada industri furnitur.

Gambar 2.1 Gambaran Umum SCM pada Industri Furnitur Sumber: Hisjam, dkk. (2011a)

2.3 Sustainable Supply Chain Management

Definisi sebenarnya dari manajemen rantai pasokan yang berkelanjutan (s-

SC) harus mempertimbangkan semua masalah ekonomi, sosial dan lingkungan

yang relevan (Cetinkaya, dkk., 2011). Keberlanjutan suatu bisnis tidak hanya

mengacu pada aspek ekonomi saja, melainkan juga mempertimbangkan aspek

sosial, dan lingkungan. Aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi harus

dipertimbangkan dan ditambahkan ke dalam sistem operasi untuk mengatur

kriteria kinerja, seperti kualitas, biaya, dan fleksibilitas (Ageron, dkk., 2011).

Dengan mempertimbangkan ketiga aspek tersebut, akan mengurangi risiko jangka

panjang terkait dengan penipisan sumber daya, fluktuasi biaya energi, dan

pengelolaan polusi dan limbah. Pada Tabel 2.3 dipaparkan perbedaan antara SCM

konvensional dan s-SCM.

Page 31: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

Tabel 2.3 Perbedaan SCM Konvensional dan s-SCM

Sumber : Centikaya, dkk. (2011)

Bidang masalah dan ruang lingkup s-SCM digambarkan dalam House of

Sustainable Supply Chain Management oleh Teuteberg dan Wittstruck (2010).

Tiga dimensi sustainability yang divisualisasikan di sini merupakan pilar yang

diperlukan untuk menjaga keseimbangan bangunan. Manajemen risiko dan

peraturan menjadi pondasi bangunan. Dalam rangka untuk mencapai keuntungan

jangka panjang, risiko harus diidentifikasi dan dikurangi. Hukum, pedoman, dan

standar merupakan titik awal untuk implementasi prinsip sustainability dan

praktek sepanjang rantai pasokan.

Kajian s-SCM pada Gambar 2.2 dapat meningkatkan nilai tambah pada

tiga pilar House of Sustainable Supply Chain Management. Upaya untuk

meningkatkan nilai tambah pada ketiga pilar tersebut dapat dilakukan dengan

pengembangan model sehingga dapat memaksimalkan manfaat, meminimalkan

risiko dan biaya.

Berikut adalah gambar House of Sustainable Supply Chain Management.

Gambar 2.2 House of Sustainable Supply Chain Management Sumber: Teuteberg dan Wittstruck (2010)

Page 32: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

2.4 Model Sistem

Menurut Daellenbach dan McNickel (2005), model merupakan deskripsi atau

analogi yang digunakan untuk membantu untuk memvisualisasikan sesuatu

(seperti atom) yang tidak dapat langsung diamati, meskipun dalam beberapa kasus

aspek-aspek tertentu dari itu bisa diamati. Oleh karena itu model sistem adalah

representasi dari semua bagian penting dari suatu sistem.

Sebuah model dapat berupa ikonik, analog, atau simbolis. Berkut adalah

pemaparannya:

1. Model ikonik adalah reproduksi benda fisik, biasanya untuk skala yang

berbeda dan dengan detail yang berbeda dan detail yang lebih sedikit dari objek

aslinya.

2. Model analog adalah representasi yang menggantikan sifat atau fitur dari

apa yang dimodelkan dengan cara alternatif seperti bahwa model ini mampu

meniru apapun aspek dari hal nyata yang menjadi kepentingan untuk pembuat

model tersebut. Misalnya, perbaruan gambar secara simultan yang diamati

pengawas lalu lintas udara di monitor radar analog.

3. Model simbolis merupakan representasi dari hubungan antara berbagai entitas

atau konsep melalui simbol. Tipe lain dari model simbolik adalah model

matematika. Model matematik dinyatakan dalam bentuk persamaan,

pertidaksamaan, atau fungsi-fungsi matematis. Dalam sebuah model

matematis, entitas yang ada dinyatakan dalam bentuk variabel dan parameter.

Pemodelan sistem merupakan aktivitas atau proses konseptualisasi dari

sebuah sistem yang akan diamati menjadi sebuah model. Menurut Daellenbach

dan McNickel (2005), langkah-langkah dalam memodelkan sistem adalah sebagai

berikut:

1. Situation Summary

Hal ini dilakukan untuk mengenal sistem secara lebih mendalam, baik dari segi

proses dan struktur, situasi, pekerja yang terlibat, tujuan, hubungan antara

komponen sistem, hirarki, sumber daya yang tersedia, dan lain-lain.

Page 33: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

2. Mendeskripsikan sistem yang relevan

Langkah kedua yaitu mendeskripsikan semua komponen yang relevan, baik

komponen struktural maupun proses, yang berhubungan dengan permasalahan

yang akan diteliti dalam sistem tersebut.

2.5 Model Matematik

Model matematika adalah model dimana hubungan antara entitas

dinyatakan melalui bentuk ekspresi matematika, misalnya fungsi, persamaan,

ketidaksamaan dan lain-lain (Daellenbach dan McNickel, 2005). Pembuatan

model matematika berhubungan dengan pendefinisian terminologi tertentu yaitu:

1. Variabel keputusan, merupakan aspek yang dapat dikendalikan dari masalah

yang didefinisikan atau alternatif tindakan lain.

2. Ukuran performansi, merupakan aspek yang mengukur seberapa baik tujuan

dari pembuat keputusan dapat dicapai. Jika ukuran performansi bisa dinyatakan

sebagai fungsi dari variabel keputusan, maka disebut dengan fungsi tujuan

(objective function).

3. Parameter, koefisien, atau konstanta merupakan input yang tidak dapat

dikendalikan dari masalah yang telah didefinisikan.

4. Batasan (constraints) merupakan ekspresi matematika yang membatasi range

nilai dari variabel keputusan.

2.6 Validitas Model

Pengujian validitas dari sebuah model bertujuan untuk mengetahui

kebenaran suatu model secara matematis, konsistensi model secara logis, serta

kedekatan model dengan keadaan nyata. Pengujian validitas dari sebuah model

terdiri atas dua bagian, yaitu pengujian validitas internal dan pengujian validitas

eksternal. Pengujian validitas internal pada umumnya dikenal sebagai verifikasi

sementara pengujian validitas eksternal dikenal sebagai validasi (Daellenbach dan

McNickel, 2005).

Verifikasi suatu model dilakukan untuk menjamin suatu model benar

secara matematis dan konsisten secara logis. Hal ini berarti verifikasi dari model

adalah pemeriksaan seluruh ekspresi matematis dalam model untuk meyakinkan

bahwa ekspresi-ekspresi tersebut merepresentasikan hubungan-hubungan yang

Page 34: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

ada dengan benar. Verifikasi model juga meliputi pemeriksaan model untuk

meyakinkan bahwa semua ekspresi matematis dalam model memiliki dimensi

yang konsisten.

Validasi suatu model dilakukan untuk menjamin kemampuan suatu model

untuk merepresentasikan sistem nyata. Dengan demikian, validasi suatu model

merupakan suatu usaha untuk dapat menjamin kredibilitas dari sebuah model yang

dibangun.

2.7 Influence Diagram

Kompleksitas suatu situasi tidak terstruktur dapat dengan efektif digambarkan

dengan menggunakan influance diagram. Dengan menggunakan influance diagram,

identifikasi masalah sistem dalam rangka pengembangan model matematis lebih

mudah dilakukan. Influence diagram disusun sebagai alat untuk membantu dalam

mendiskripsikan masalah dan mencari hubungan keterkaitan antara variabel yang

dapat dikontrol, parameter, dan konstanta dengan kriteria performansi (Daellenbach

dan McNickel, 2005).

Berikut adalah diagram yang digunakan untuk influence diagram.

Gambar 2.3 Diagram Konvensi Influence Diagram Sumber: Daellenbach dan McNickel (2005)

2.8 Goal Programming

Jones dan Tamiz (2010) menyatakan bahwa dalam suatu goal

programming memungkinkan menggunakan tujuan lebih dari satu tujuan atau

sebanyak Q tujuan, dimana diberikan index q = 1, 2,..., Q. Secara otomatis, maka

Page 35: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

variabel keputusan yang digunakan pun lebih dari satu, dimana diberikan index x

= x1, x2,...,xn. Setiap tujuan pasti mempunyai nilai yang ingin dicapai fq(x), ini

merupakan fungsi tujuan. Pembuat keputusan menetapkan target level yang ingin

dicapai yang dilambangkan bq.

fq(x) + nq - pq = bq ............................................................................................. (2.1)

dimana nq adalah variabel deviasi negatif dari fungsi tujuan, nq merupakan target

batas bawah yang harus dicapai. Sebagai contoh jika bq = 40 dan fq(x) = 25 maka

nq = 15. Sedangkan pq adalah variabel deviasi positif dari fungsi tujuan, pq

merupakan target batas atas yang harus dicapai. Keduanya merupakan variabel

deviasi yang membatasi nilai non-negative dan keduanya tidak boleh bernilai nol

secara bersamaan.

Pembuat keputusan harus memutuskan variabel deviasi mana yang

diperlukan. Terdapat tiga tipe yang bisa digunakan.

Tabel 2.4 Aljabar Tipe Tujuan

Sumber: Jones dan Tamiz (2010)

Tipe tujuan 1 akan melibatkan biaya, dimana setiap penyimpangan positif

atas tingkat tujuan akan dikenakan sanksi. Tipe tujuan 2 akan melibatkan

keuntungan/ profit, dimana setiap deviasi negatif di bawah level tujuan akan

dikenakan sanksi. Tipe tujuan 3 akan melibatkan target tingkat tenaga kerja,

dimana setiap penyimpangan negatif atau positif dari tingkat target akan

dikenakan sanksi.

Fungsi tujuan juga disebut sebagai soft constraint, artinya pembuat

keputusan ingin memenuhi setiap tujuan tetapi jika tujuan tidak tercapai maka

bukan berarti ini disebut tidak layak. Di dalam goal programming juga

memungkinkan menambah sejumlah hard constraint. Hard constraint adalah

fungsi pembatas yang sesungguhnya dalam sistem. Ini dimodelkan dengan

menambahkan kondisi x ∈ F dimana F adalah daerah layak yang terdiri dari titik-

titik dalam ruang keputusan yang memenuhi semua kendala dan pembatasan.

Page 36: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

Akhirnya, variabel deviasi kemudian dibawa ke achievement function yang

bertujuan untuk meminimalkan variabel deviasi dan memastikan bahwa solusi

yang didapat adalah “sedekat mungkin” dengan tujuan yang diinginkan. Secara

umum gambaran pada goal programming sebagai berikut :

Min a = h ( n, p ) ............................................................................................... (2.2)

subject to :

fq(x) + nq - pq = bq q=1,2,..,Q ..................................................................... (2.3)

x Є F ................................................................................................................. (2.4)

nq, pq ≥ 0 q=1,2,..,Q ..................................................................... (2.5)

2.9 Perdagangan Karbon

2.9.1 Protokol Kyoto

Upaya masyarakat internasional menghadapi fenomena perubahan iklim

dimulai sejak ditandatanganinya United Nation Framework Convention on

Climate Change (UNFCCC) tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Tiga tahun

setelah itu, diadakan Conference of the Parties (COP) pertama di Berlin, Jerman.

Pada COP ke-3 tahun 1997 di Kyoto Jepang, para pihak (terutama negara-negara

maju/industri) sepakat menurunkan tingkat emisi mereka pada tahun 2008-2012

sebesar 5 % di bawah tingkat emisi di tahun 1990. Indonesia telah meratifikasi

Protokol Kyoto sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2004.

Protokol Kyoto mengatur 3 mekanisme penurunan emisi yang fleksibel

bagi negara-negara industri. 3 mekanisme tersebut adalah:

1. Clean Development Mechanism (CDM)

CDM memperbolehkan negara-negara yang dibebani target pengurangan

emisi di bawah komitmen Protokol Kyoto untuk mengimplementasikan target

tersebut dalam suatu kegiatan penurunan emisi yang berlokasi di negara

berkembang. Proyek tersebut, untuk dapat “menjual” karbonnya harus

mendapat Certified Emission Reduction (CER), dimana 1 CER setara dengan 1

ton CO2. Inilah yang membentuk pasar karbon.

2. Joint Implementation (JI)

Joint Implementation (JI) memberi keleluasaan bagi negara-negara yang

ditarget penurunan emisi (negara-negara industri) untuk mendapatkan Emission

Page 37: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

reduction Unit (ERU) dari proyek penurunan/penyerapan emisi di negara yang

ditarget penurunan emisi lainnya. Cara kerja JI sama dengan CDM, hanya

negara inang (host country) proyek bukanlah negara berkembang, melainkan

sesama negara dalam annex I country.

3. Emission Trading

Emission trading pada prinsipnya adalah perdagangan karbon dengan

cap-and-trade system di bawah Protokol Kyoto. Negara yang telah dibatasi

emisinya diperbolehkan memperdagangkan karbon dengan satuan yang disebut

AAUs (Assigned Amount Units).

2.9.2 Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.26/Menhut-II/2005 Pasal 13 (4)

menyatakan bahwa salah satu kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan adalah

berupa usaha perdagangan karbon. Perdagangan karbon adalah mekanisme

berbasis pasar untuk membantu membatasi peningkatan CO2 di atmosfer. Pasar

perdagangan karbon sedang mengalami perkembangan yang membuat pembeli

dan penjual kredit karbon sejajar dalam peraturan perdangangan yang sudah

distandardisasi (Razak, 2007b).

Pemilik industri yang menghasilkan CO2 ke atmosfer memiliki

ketertarikan atau diwajibkan oleh hukum untuk menyeimbangkan emisi yang

mereka keluarkan melalui mekanisme sekuestrasi karbon (penyimpanan karbon).

Pemilik yang mengelola hutan atau lahan pertanian bisa menjual kredit karbon

berdasarkan akumulasi karbon yang terkandung dalam pepohonan di hutan

mereka. Atau bisa juga pengelola industri yang mengurangi emisi karbon mereka

menjual emisi mereka yang telah dikurangi kepada emitor lain.

Perubahan penggunaan lahan dan kehutanan (Land use change and

forestry) merupakan penyumbang emisi karbon terbesar kedua setelah sektor

industri, yaitu menyumbang sekitar 15-20% dari total emisi dunia. Pada umumnya

terdapat 3 (tiga) kategori mitigasi perubahan iklim untuk sektor kehutanan, yaitu

peningkatan manajemen hutan, Aforestasi/Reforestasi, dan Reduction Emission

from Deforestation and Degradation (REDD). Dari ketiga kategori tersebut,

REDD mempunyai potensi pengurangan emisi karbon yang paling besar

(Pustanling, 2010).

Page 38: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

Melalui mekanisme CDM (yang notabene satu-satunya mekanisme yang

melibatkan negara berkembang dalam Protokol Kyoto), sektor kehutanan dapat

berperan melalui proyek penyerapan karbon aforestasi dan reforestasi. Aforestasi

adalah upaya menghutankan areal yang pada masa 50 tahun lalu bukan merupakan

hutan. Sedangkan reforestasi adalah upaya menghutankan kembali areal yang

dulunya pernah menjadi hutan.

2.9.3 Permasalahan Perdagangan Karbon

Menurut Razak (2007b), beberapa hal yang menyebabkan kurang

efektifnya sistem perdagangan karbon ini diterapkan di Indonesia terlepas dari

nominal harga yang ditawarkan antara lain adalah

1. Kesiapan kelembagaan untuk mengkoordinir alokasi dana yang

dikompensasikan. Harapan dari kompensasi ini adalah dana tersebut dapat

dinikmati langsung oleh masyarakat, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup

mereka, sehingga mengurangi akses mereka terhadap hutan.

2. Kesiapan regulasi yang mengatur secara detail mulai dari tata ruang wilayah,

sampai kepada sistem pembagian kompensasi yang diperoleh.

3. Status kawasan hutan yang masih tumpang tindih juga merupakan

permasalahan perlu dibenahi terlebih dahulu.

4. Moralitas seluruh elemen yang terkait dengan penggunaan dana kompensasi,

dimana misi yang akan dicapai adalah bagaimana masyarakat dapat hidup

sejahtera dengan jalan peningkatan ekonomi masyarakat tersebut, sehingga

mengurangi dampak kegiatan mereka terhadap hutan, yang selama ini termasuk

salah satu kendala terjadinya degradasi hutan.

2.10 Model Referensi

Model yang digunakan sebagai referensi dalam pengembangan model

penelitian ini adalah optimisasi supply chain dengan mempertimbangkan aspek

sustainability oleh Habibie, dkk. (2012).

Model ini merupakan model hubungan pemasok-pemanufaktur khususnya

tentang pengadaan bahan baku log kayu untuk menjamin ketersediaan bahan baku

log kayu jati dengan mempertimbangkan aspek sustainability. Tujuan dari model

Page 39: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

ini adalah memaksimalkan benefit ekonomi, benefit lingkungan, dan benefit sosial

agar tercapainya sustainability dalam hubungan pemasok dengan pemanufaktur.

Fungsi tujuan

1. Tujuan ekonomi

Tujuan ekonomi dari model ini adalah memaksimalkan profit pemasok (Perum

Perhutani/PP) dan pemanufaktur (CV. Valasindo Sentara Usaha/ VSU). Profit

didapat dari pendapatan dikurangi dengan pengeluaran. Secara matematis

dirumuskan sebagai berikut :

Max å=

12

1t

TPPt = å=

2

1jå=

2

1kå=

12

1t

ljp Qjkt - å

=

12

1t

pc PFt - å=

12

1t

mc CFt - å=

12

1t

hac HFt

å=

-12

1t

CSRt ………………….………………………..….(2.6)

Max å=

12

1t

TPVSUt = å=

2

1jå=

2

1kå=

12

1t

fkp Fjkt - å

=

2

1jå=

2

1kå=

12

1t

lc Fjkt - å=

2

1jå=

2

1kå=

12

1t

ljp

Qjkt - å=

2

1jå=

2

1kå=

12

1t

hojc

pjktQ - å

=

2

1kå=

12

1t

oc Fjkt - å=

12

1t

APDt

…………………………………………………………...(2.7)

2. Tujuan sosial

Tujuan sosial dari model ini adalah memaksimalkan CSR PP dan

memaksimalkan pengadaan APD untuk karyawan VSU Secara matematis

dirumuskan sebagai berikut :

Max å=

12

1t

CSRt = å=

12

1t

β TPPt........................................................................ (2.8)

Max å=

12

1t

APDt = å=

12

1t

djc kt........................................................................... (2.9)

3. Tujuan lingkungan

Tujuan lingkungan dari model ini adalah memaksimalkan penyerapan

karbon berdasarkan luas hutan yang dipertahankan dan meminimalkan

limbah penggergajian kayu. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Max CFt = TFt-1 - HFt + PFt....................................................................... (2.10)

Min å=

12

1t

Wt = å=

2

1jå=

2

1kå=

12

1t

αj Qjkt ............................................................... (2.11)

Page 40: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

Fungsi batasan

1. Batasan keseimbangan hutan

Batasan ini menjamin bahwa keseimbangan hutan tetap terjaga. Batasan

tersebut menjamin bahwa luas hutan yang ditanam pada suatu periode sama

dengan luas hutan yang dipanen pada periode sebelumnya. Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut:

PFt = HF(t-1) ............................................................................................... (2.12)

2. Batasan log yang diproduksi

Batasan pertama menjamin bahwa log yang diproduksi sama dengan luas hutan

yang dipanen dengan ketentuan setiap 1 ha hutan yang dipanen menghasilkan

log sebesar 1.239 m3. Batasan berikutnya menjamin bahwa kebutuhan log

VSU kurang dari sama dengan log yang diproduksi. Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut:

QLt / 1239 = Ct .......................................................................................... (2.13)

å=

2

1jå=

2

1k

Qjkt ≤ QLt ...................................................................................... (2.14)

3. Batasan kapasitas penyimpanan

Batasan pertama menjamin bahwa log yang disimpan di gudang bahan baku,

tidak lebih dari kapasitas tempat penyimpanan yang tersedia. Besarnya

kapasitas gudang bahan baku di VSU adalah 1.000 m3. Batasan yang kedua

menjamin bahwa furnitur yang dihasilkan kurang dari sama dengan kapasitas

produksi VSU yaitu sebesar 40 m3. Secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut:

å=

2

1j

å=

2

1k

pjktQ ≤ 1.000 ................................................................................. (2.15)

å=

2

1j

å=

2

1k

Vjkt ≤ 40 ...................................................................................... (2.16)

Notasi variabel keputusan

PFt : luas area hutan yang ditanam pada periode ke t (ha)

CFt : luas area hutan yang dipertahankan pada periode ke t (ha)

HFt : luas area hutan yang dipanen pada periode ke t (ha)

Qjkt : jumlah log dibeli VSU kelas j untuk furnitur jenis k periode ke t (m3)

Page 41: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

pjktQ

pcmc

ljpf

kp

j : indeks kelas kayu (1 = kelas AII, 2 = kelas AIII)

k : indeks jenis furnitur (1 = GF, 2 = INDOOR)

t : indeks periode waktu analisis ( t = 1, … , 12 )

Parameter

Parameter-parameter yang terlibat dalam model penlitian ini akan diuraikan

sebagai berikut:

: jumlah log yang disimpan VSU kelas j untuk furnitur jenis k pada

periode ke t (m3)

: ongkos tanam hutan jati (Rp/ha)

: ongkos pemeliharaan hutan jati (Rp/ha)

hac : ongkos panen hutan jati (Rp/ha)

lc : biaya tenaga kerja langsung pembuatan furnitur (Rp/m3)

oc : biaya overhead pabrik (BOP) pembuatan furnitur (Rp/m3)

hojc : biaya simpan log kelas j (Rp/m3)

djc : biaya pengadaan APD di VSU pada periode ke t (Rp/m3)

APDt : total biaya APD di VSU pada periode ke t (Rp)

: harga jual log kayu = harga beli log kayu oleh VSU kelas j (Rp/m3)

: harga jual furnitur jenis k (Rp/m3)

Fjkt : jumlah furnitur k yang diproduksi dari log kelas j pada periode ke t =

jumlah furnitur k yang dijual dari log kelas j pada periode ke t (m3)

dkt : jumlah permintaan furnitur k pada periode ke t (m3)

Wt : total jumlah limbah yang dihasilkan VSU pada periode ke t (m3)

TPPt : total profit PP pada periode ke t (Rp)

TPVSU t : total profit VSU pada periode ke t (Rp)

TFt : total luas hutan pada periode ke t (ha)

QPt : jumlah log yang diproduksi untuk VSU pada periode ke t (m3)

CSRt : total biaya CSR yang dikeluarkan PP pada periode ke t (Rp)

β : presentase CSR

kt : jumlah karyawan di VSU pada periode ke t

γj : nilai konversi furnitur menjadi log untuk kelas j

αj : nilai konversi log menjadi limbah untuk kelas j

Page 42: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

ni : deviasi negatif fungsi i

pi : deviasi positif fungsi i

ω i : desired value fungsi i

Page 43: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan pendekatan penelitian yang dilakukan untuk

pengembangan model. Selain itu, pada bab ini juga berisi bagan aliran penelitian

yang digunakan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian agar

hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

3.1 Pendekatan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah memodelkan hubungan antara pemasok dan

pemanufaktur yang melibatkan perdagangan karbon sebagai media penyerapan

karbon hutan jati. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dengan

menggunakan pendekatan model sustainable supply chain (s-SC).

Model acuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Zhou, dkk. (2000),

Habibie, dkk. (2012), dan Keles (2010). Model Zhou dkk. (2000) membahas

tentang pengadaan bahan baku yang mempertimbangkan aspek sustainability

tanpa mempertimbangkan aspek pemasok. Model s-SC yang dikembangkan oleh

Habibie, dkk. (2012) mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Aspek

ekonomi mencakup profit Perum Perhutani (PP) dan profit VSU, aspek

lingkungan yaitu memaksimalkan luas hutan lindung dan meminimalkan limbah,

sedangkan aspek sosial yaitu memaksimalkan CSR (Corporate Social

Responsibility) PP dan memaksimalkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

karyawan VSU. Model Keles (2010) mempertimbangkan luas area hutan yang

digunakan untuk produksi log kayu dan dipertahankan untuk penyerapan karbon.

Tujuan model yang dikembangkan Keles (2010) adalah memaksimalkan Net

Present Value (NPV) produksi log kayu, penyerapan karbon, dan memaksimalkan

nilai kumulatif dari NPV baik produksi log kayu maupun penyerapan karbon.

Model ini hanya meninjau keberlangsungan hutan itu sendiri.

Penelitian ini merupakan pengembangan model penelitian Habibie, dkk.

(2012) dimana model s-SC yang dikembangkan telah melibatkan perdagangan

karbon. Aspek ekonomi diukur dari profit PP dan profit Kesatuan Bisnis Mandiri

Industri Kayu Brumbung (KBM IKB). Selain penjualan log jati, besarnya profit

PP juga dipengaruhi oleh perdagangan karbon yang dilakukan dengan jual beli

Page 44: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

karbon antara PP dengan industri atau pihak yang bertanggung jawab untuk

menurunkan emisi. Aspek lingkungan diukur dengan memaksimalkan penyerapan

karbon dan meminimasi limbah. Penyerapan karbon berdasarkan luas area

perdagangan karbon, sedangkan limbah diminimasi dengan mengolah limbah

menjadi Finger Joint Laminating (FJL) dan sidanya dijual. Aspek sosial diukur

dengan memaksimalkan CSR, dan memaksimalkan kesehatan dan keselamatan

kerja karyawan baik PP maupun KBM IKB.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ginoga, dkk.

(2005). Perhitungan densitas karbon yang dilakukan Ginoga, dkk. (2005)

dibutuhkan pada penelitian ini untuk mengetahui seberapa banyak jumlah karbon

yang diserap oleh luas area hutan tertentu. Densitas karbon dihitung sampai umur

pohon jati ke-60. Dalam perhitungan ini dipertimbangkan jarak tanam yang

digunakan untuk pohon jati yaitu 3 x 1 meter (3.333 batang per ha). Posisi

penelitian saat ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Posisi Penelitian

Penulis

(tahun)

Kriteria

Aspek sustainability Hubungan

dua entitas

Nilai

karbon

Metode

penyelesaian

masalah

Zhou, dkk.

(2000)

Ekonomi : Maksimasi

laba bersih

Sosial : Memenuhi

seluruh permintaan pasar

Lingkungan : Minimasi

penggunaan material,

minimasi energi,

maksimasi pemanfaatan

fasilitas, pengolahan

limbah (minimasi limbah,

maksimasi bahan dan

energi yang dapat

diperbaharui)

x x Goal

Programming

Page 45: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

Habibie,

dkk. (2012)

Ekonomi : Maksimasi

profit PP dan profit VSU

Sosial : Maksimasi CSR

PP dan K3 VSU

Lingkungan : Maksimasi

luas hutan lindung dan

minimasi limbah

√ x Goal

Programming

Keles (2010)

Ekonomi: Sustainable

forest management

dengan memaksimalkan

NPV produksi log kayu,

penyerapan karbon, dan

memaksimalkan nilai

kumulatif dari NPV baik

produksi log kayu

maupun penyerapan

karbon

x √ Linear

Programming

Penelitian ini

Ekonomi : Maksimasi

profit PP dan profit KBM

IKB

Sosial : Maksimasi CSR

PP, K3 PP, dan K3 KBM

IKB

Lingkungan : Maksimasi

luas hutan lindung

sebagai media

perdagangan karbon, dan

minimasi limbah

√ √ Goal

Programming

Page 46: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

3.2 Bagan Alir Penelitian

Penelitian ini secara umum dilakukan dengan langkah-langkah yang

diuraikan pada Gambar 3.1. Setiap langkah akan dijelaskan pada sub bab sebagai

berikut.

3.2.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap mempelajari sistem yang ada pada

penelitian sebelumnya, yaitu mengenai sistem pengadaan bahan baku log jati dari

pemasok. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan studi pendahuluan mengenai

perdagangan karbon, yaitu mekanisme perdagangan karbon, nilai densitas karbon

pada tiap umur kayu jati, dan harga karbon. Studi pendahuluan mengenai

perdagangan karbon dilakukan dengan mengkaji beberapa literatur terkait. Hasil

dari studi pendahuluan ini berupa gambaran sistem yang akan dimodelkan.

3.2.2 Perumusan Masalah dan Tujuan

Pada tahap ini dilakukan penentuan terhadap masalah yang akan

diselesaikan serta tujuan yang akan dicapai. Dua hal tersebut sekaligus

memberikan acuan dalam melakukan penelitian, sehingga menjadi lebih fokus dan

terstruktur. Permasalahan akan menjadi objek penelitian yang selanjutnya akan

dipelajari dan dibuat kesimpulan sesuai konteksnya dalam penelitian.

3.2.3 Studi Pustaka

Pada tahapan ini, dilakukan studi pustaka yang sesuai dengan

permasalahan dan penentuan tujuan yang telah diuraikan pada tahapan

sebelumnya. Penelitian ini menggunakan studi literatur tentang supply chain

management, sustainable supply chain management, konsep permodelan sistem,

dan perdagangan karbon.

3.2.4 Kajian Sistem

Tahap ini berisi kajian tentang hubungan pemasok yaitu Perum Perhutani

(PP) dan pemanufaktur yaitu Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Brumbung

(KBM IKB). Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap sistem pengadaan

bahan baku log jati dari pemasok yang ada di KBM IKB dan sistem perdagangan

karbon.

Page 47: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 48: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

3.2.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

ketersediaan data yang diperlukan dalam penyelesaian masalah dan analisis.

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan antara lain :

1. Data densitas karbon

2. Data harga karbon

3. Data biaya tanam pohon jati

4. Data biaya pemeliharaan dan biaya pemanenan pohon jati

5. Data harga jual log jati dan biaya simpan

6. Data harga sisa penggergajian kayu

7. Data persentase Corporate Social Responsibility (CSR)

8. Data harga Alat Pelindung Diri (APD)

9. Data Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)

10. Data Biaya Overhead Pabrik (BOP)

11. Nilai konversi

12. Data harga funitur

3.2.6 Karakterisasi Sistem

Tahap ini merupakan penggambaran karakteristik sistem yang sedang

berjalan di KBM IKB dan PP. Karakterisasi dilakukan dengan menguraikan

proses yang berlangsung di perusahaan yang melibatkan pihak pemasok dengan

pemanufaktur. Selain itu, pada tahap ini dilakukan penggambaran sistem

perdagangan karbon antara PP dengan pihak-pihak yang berkepentingan

menurunkan emisi karbon. Berdasarkan karakteristik sistem tersebut, diperoleh

acuan dalam pengembangan model hubungan pemasok dengan pemanufaktur.

3.2.7 Pengembangan Model Hubungan Pemasok dan Pemanufaktur

Tahap ini berisi pengembangan model hubungan antara pemasok dan

pemanufaktur dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Langkah-langkah pengembangan model akan diuraikan sebagai berikut :

1. Penentuan sistem relevan objek kajian

Penentuan sistem relevan objek kajian merupakan langkah untuk

mendeskripsikan masalah penelitian yang mendasari penyusunan model.

Page 49: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-7

Dalam penyusunan model ini, dibutuhkan variabel-variabel yang berpengaruh

pada sistem. Hubungan pengaruh antara variabel-variabel dalam sistem relevan

digambarkan dengan menggunakan influence diagram.

2. Formulasi pengembangan model

Setelah diketahui permasalahan yang mendasari pengembangan model,

dilakukan formulasi model yang terdiri dari penentuan kriteria performansi,

variabel keputusan, parameter, dan batasan-batasan yang diterjemahkan ke

dalam rumus matematis.

3.2.8 Verifikasi Model

Validasi internal atau verifikasi, merupakan pengujian bahwa model

adalah benar secara matematis serta logis, dan data yang digunakan benar. Hal ini

berarti seluruh ekspresi matematis telah menggambarkan dengan benar hubungan-

hubungan yang diasumsikan, sehingga dapat diterapkan dengan benar didalam

program komputer (Daellenbach dan McNickel, 2005). Verifikasi dilakukan

dengan memeriksa konsistensi satuan seluruh persamaan matematis dalam model.

3.2.9 Uji Coba Model

Pada tahap ini, model dan data parameter dimasukan ke dalam program

Lingo 11.0 sebagai langkah uji coba apakah model dapat menghasilkan output

yang diharapkan. Model diuji coba dengan menggunakan metode goal

programming. Langkah pertama adalah menambah variabel deviasi positif dan

variabel deviasi negatif pada semua fungsi tujuan yang kemudian disebut dengan

soft constraint serta menentukan desired value (target yang ingin dicapai) pada

semua fungsi tujuan. Kemudian yang menjadi fungsi tujuannya adalah minimasi

variabel deviasi.

3.2.10 Analisis

Pada tahap analisis dilakukan analisis sensitivitas dan analisis kesalahan.

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa sensitif atau dengan

kata lain seberapa besar model matematik terpengaruh terhadap perubahan input

yang terjadi. Semakin sensitif model, dapat dikatakan bahwa model semakin tidak

baik dan perlu dilakukan revisi. Analisis kesalahan dapat memberikan informasi

Page 50: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-8

tentang seberapa besar kerugian yang mungkin diperoleh jika terjadi kesalahan

nilai input parameter.

3.2.11 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini, disusun kesimpulan yang akan menjawab tujuan penelitian

serta hasil dari tahap-tahap yang dilakukan. Saran yang diberikan mencakup saran

implementasi dan penelitian lanjutan yang dapat dilakukan.

Page 51: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menjelaskan tentang pengumpulan dan pengolahan data

pengembangan model antara pemasok (Perum Perhutani) dan pemanufaktur

(Kesatuan Bisnsis Mandiri Industri Kayu Brumbung/ KBM IKB). Bab ini berisi

pendeskripsian data-data yang dibutuhkan dalam karakteristik sistem kajian,

pengembangan model, dan uji coba model. Uji coba model dilakukan dengan

menggunakan program Lingo 11.0.

4.1 Pengumpulan Data

Sub bab ini menyajikan data-data yang digunakan dalam pengolahan data.

Data yang digunakan meliputi data terkait perdagangan karbon, data terkait

pendapatan dan pengeluaran baik Perum Perhutani maupun KBM IKB yang

mendukung Sustainable Supply Chain.

4.1.1 Data Perdagangan Karbon

Data-data terkait perdagangan karbon meliputi data luas area hutan jati

berdasarkan Kelas Umur (KU) dan densitas karbon tiap KU. Luas area hutan jati

yang digunakan adalah luas KU KPH Kendal Perum Perhutani Unit I JawaTengah

(Tabel 4.1). Sedangkan untuk densitas karbon per hektar (Gambar 4.1), dihitung

berdasarkan laju pertumbuhan selama 60 tahun (Ginoga, dkk., 2005).

Tabel 4.1 Luas Area Hutan Jati tiap KU KPH Kendal

Kelas Umur Jangka Th. 2008-2017 (ha) KU I 7.551,79

KU II-VII 6.036,90 KU VIII-XII 43,40

Jumlah 13.632,09 Sumber: Public Summary KPH Kendal, 2011

Page 52: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

Gambar 4.1 Kapasitas Karbon tiap KU Sumber: Ginoga, dkk. (2005)

Selain luas area KU Jati dan densitas karbon tiap kelas umur, dalam

pengolahan data ini dibutuhkan harga karbon/ ton C. Perhitungan bisnis karbon

yaitu setiap upaya penurunan emisi karbon setara dengan 1 (satu) ton karbon

(tCO2) akan diberi 1 (satu) CER (certified emission reduction). CER merupakan

sertifikat yang mirip surat berharga yang dikeluarkan oleh Badan Eksekutif CDM

di bawah UNFCCC. Harga CER bervariasi tergantung kesepakatan pihak-pihak

yang bertransaksi. Berdasarkan Razak (2007b), saat ini harga pasaran karbon di

dunia internasional mencapai USD 5-6 per ton. Harga karbon yang digunakan

pada penelitian ini adalah $5 atau setara dengan Rp.46.955,- ($1 = Rp.9.391,-).

Harga karbon dalam pengolahan data ini diklasifikasikan berdasarkan lama

waktu perdagangan karbon. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor: P.30/Menhut-II/2009, jangka waktu pelaksanaan REDD

(Reduction Emission from Deforestation and Degradation) dalam rangka

penyerapan karbon paling lama 30 tahun.

4.1.2 Data Perum Perhutani

Data-data yang terkait dengan pendapatan dan pengeluaran PP meliputi

biaya operasional (biaya tanam, biaya pemeliharaan, dan biaya panen), biaya Alat

Pelindung Diri (APD), data persentase CSR (Corporate Social Responsibility),

dan data harga jual log jati dan biaya simpan.

Page 53: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

a. Biaya Operasional

Biaya operasional meliputi biaya tanam, biaya pemeliharaan, dan biaya

panen. Data biaya tanam diperoleh dari total biaya kebutuhan bibit per ha,

kebutuhan pupuk per ha, dan biaya tenaga kerja per ha. Luas 1 ha hutan jati

membutuhkan 3.333 bibit dengan harga Rp.3.333.000,-. Dalam penanaman 1

ha pohon jati membutuhkan 9.999 kg pupuk dengan harga Rp.3.999.600,- dan

biaya tenaga kerja sebesar Rp.105.000,-. Jadi biaya tanam 1 ha pohon jati

adalah Rp.7.437.600,-.

Berdasarkan Ginoga dkk. (2005) besarnya biaya pemeliharaan pohon jati

adalah Rp.160.500,- per ha. Sedangkan biaya pemanenan pohon jati sebesar Rp

16.785.300,- per ha. Pada saat pemanenan setiap 1 ha menghasilkan 1.239 m3

(Ginoga, dkk., 2005).

b. Biaya APD

Karyawan PP perlu menggunakan APD untuk menjaga kesehatan dan

keselamatan kerja terutama untuk buruh yang bekerja langsung di lapangan.

Hal ini telah di atur dalam PER.08/MEN/VII/2010 yang mewajibkan untuk

menggunakan APD untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja baik jangka

pendek maupun jangka panjang. APD yang digunakan antara lain helm,

masker, sarung tangan, dan sepatu kerja. Harga dari masing-masing APD dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Harga APD PP

Jenis APD Harga (Rp)Helm 15.000 Masker 9.000 Sarung tangan 5.000 Sepatu kerja 300.000 Total 329.000

c. Persentase CSR

Berdasarkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, Undang-

undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, dan PER-05/MBU/2007 tentang

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan bahwa BUMN wajib mengadakan Program Kemitraan dan Bina

Page 54: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

Lingkungan (PKBL). Besarnya dana yang dikeluarkan maksimal 2% dari laba

perusahaan.

d. Harga jual log jati dan biaya simpan

Log jati yang dihasilkan terdiri dari 3 jenis berdasarkan diameter kayu,

yaitu log jenis AI, AII, dan AIII. Log AI memiliki diameter kurang dari 20 cm,

log AII memiliki diameter 20 sampai 30 cm, sedangkan log AIII memiliki

diameter diatas 30 cm. Pada penelitian ini hanya digunakan log jenis AII dan

AIII untuk dapat memenuhi syarat penjualan ekspor. Biaya simpan per tahun

sebesar 3% dari harga beli log jati. Harga jual log jati dan biaya simpan dapat

dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Harga Jual Log Jati dan Biaya Simpan

Kelas Kayu

Harga/m3 (Rp)

Biaya Simpan (3% per tahun)

Biaya Simpan per Bulan (Rp)

AII 2.750.000 82.500 6.875AIII 4.500.000 135.000 11.250

4.1.3 Data KBM IKB

Data-data yang terkait dengan pendapatan dan pengeluaran KBM IKB

meliputi biaya overhead pabrik (BOP), biaya APD, biaya tenaga kerja langsung

(BTKL), nilai konversi, data limbah, data harga produk, dan biaya transportasi.

a. BOP

Biaya overhead pabrik (BOP) dihitung per m3. BOP yang dihitung adalah

total biaya bahan pembantu dan biaya listrik per m3. Biaya bahan pembantu

untuk pembuatan produk adalah Rp.150.000.000,- per bulan sedangkan biaya

listrik Rp.80.000.000,- per bulan. Rata-rata produksi per bulan adalah 216 m3

sehingga total BOP adalah Rp.1.064.814,815 per m3.

b. Biaya APD

Karyawan KBM IKB perlu menggunakan APD untuk menjaga kesehatan

dan keselamatan kerja terutama untuk buruh yang bekerja langsung di

lapangan. Hal ini telah di atur dalam PER.08/MEN/VII/2010 yang mewajibkan

untuk menggunakan APD untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja baik

jangka pendek maupun jangka panjang. APD yang digunakan antara lain helm,

Page 55: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

masker, earplug, sarung tangan, sepatu kerja, dan baju kerja. Harga dari

masing-masing APD dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Harga APD KBM IKB

Jenis APD Harga (Rp)Helm 15.000 Masker 9.000 Earplug 32.000 Sarung tangan 5.000 Sepatu kerja 300.000 Baju kerja 150.000 Total 511.000

c. BTKL

Biaya tenaga kerja langsung regular dihitung per m3 berdasarkan proporsi

dari kapasitas jam kerja yang berlaku di KBM IKB.

CL = bulanper produksi kapasitas

kerja tenagajml.bulan x gaji/ ................................................ (4.1)

= /bulanm 1080

orang 100 x orang /bulan Rp.993.6503

= Rp.92.005,- per m3

Upah lembur dihitung berdasarkan Keputusan Menakertrans Nomor KEP

102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur. Upah 1

jam pertama sebesar 1,5 kali gaji regular/jam dan untuk jam lembur >1 jam

sebesar 2 kali gaji regular/jam.

d. Nilai konversi produk - log

Produk yang dijual di KBM IKB dikelompokkan menjadi tiga macam,

yaitu produk A, produk B, dan produk C. Produk A terdiri dari Garden

Furniture dan Housing Component. Produk B terdiri dari Flooring, dan

Parquet. Produk C merupakan side product berupa Finger Joint Laminating

dengan proporsi 0,07 dari raw material baik AII maupun AIII.

Tabel 4.5 Nilai Konversi Produk – Log

Kelas Kayu

Produk A B

AII 20 5,6 AIII 5,9 12,5

Page 56: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

Tabel 4.5 menunjukkan nilai konversi produk – log yang merupakan nilai

yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan log agar dapat memproduksi

produk sesuai dengan kebutuhan pesanan. Nilai konversi ini penting karena

dalam proses produksi pada industri kayu tidak seluruh volume kayu dapat

digunakan. Hal ini disebabkan oleh pola pemotongan kayu yang telah

disesuaikan dengan ukuran sesuai pesanan.

Dari nilai konversi tersebut di atas, dapat diketahui kebutuhan log untuk

dapat memenuhi pesanan. Sebagai contoh terdapat jumlah pesanan produk A

10 m3 dengan nilai konversi log AIII 5,9, maka kebutuhan log yang harus

dipenuhi sebesar 59 m3.

e. Data limbah

Terdapat limbah yang dihasilkan saat proses produksi berlangsung.

Limbah yang dihasilkan dalam proses produksi pengolahan log jati di KBM

IKB yaitu limbah sisa-sisa penggergajian (tungkel) dan serbuk. Dalam sehari

proses produksi, terdapat sekitar 30% limbah tungkel dan 70% limbah serbuk.

Limbah yang dihasilkan tidak dibuang begitu saja, namun dapat dijual. Harga

jual untuk limbah tungkel adalah Rp.33.000,-/ m3, sedangkan harga jual limbah

serbuk Rp.10.000,- / m3.

Dari nilai konversi produk menjadi log yang telah dijabarkan sebelumnya,

dapat diketahui pula nilai konversi limbah dari jumlah kebutuhan log. Sebagai

contoh seperti sebelumnya, terdapat jumlah pesanan produk A 10 m3 dengan

nilai konversi log AIII 5,9, maka kebutuhan log yang harus dipenuhi sebesar 59

m3. Sisa dari kebutuhan log akan menjadi limbah.

Tabel 4.6 Nilai Konversi Log – Limbah

f. Harga produk

Harga jual rata-rata untuk produk A adalah Rp.35.000.000,-/m3, produk B

adalah Rp.15.000.000,-/m3, dan produk C adalah Rp.9.700.000,- /m3.

Kelas Kayu

Produk A B

AII 0,95 0,82 AIII 0,83 0,92

Page 57: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

g. Biaya transportasi

Berdasarkan Oktyajati (2009), jarak Kendal – KBM IKB adalah 66 km.

Besarnya biaya transportasi dari KPH Kendal ke KBM IKB sebesar Rp.2.520,-

/km m3. Jadi biaya transportasi merupakan perkalian antara jarak dan biaya

transportasi sesuai dengan jumlah log yang dikirim.

h. Permintaan produk

Produk yang dijual di KBM IKB dikelompokkan menjadi tiga macam,

yaitu produk A, produk B, dan produk C. Sisa bahan baku pengerjaan produk

A dan B diolah kembali menjadi produk C. Jumlah permintaan produk A dan B

tiap tahun selama 5 tahun adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Permintaan Produk

Produk Permintaan Produk (m3) Th. 2007 Th. 2008 Th. 2009 Th. 2010 Th. 2011

A 513.77 601.09 593.34 586.81 604.97 B 595.64 1017.08 976.73 1417.59 1411.64

4.2 Pengolahan Data

Pada sub bab ini akan dipaparkan mengenai karakteristik sistem hubungan

pemasok dan pemanufaktur yang mempertimbangkan adanya perdagangan

karbon, penentuan variabel-variabel yang berpengaruh, pengembangan model,

verifikasi model, dan uji coba model.

4.2.1 Karakteristik Sistem

Tahap ini merupakan pendeskripsian karakteristik sistem antara PP

sebagai pemasok dan KBM IKB sebagai pemanufaktur dengan

mempertimbangkan perdagangan karbon. Jadi pada pengembangan model ini

terdapat empat entitas yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Entitas yang terlibat secara langsung adalah PP dan KBM IKB, sedangkan entitas

yang tidak terlibat secara langsung adalah pembeli kredit karbon dan konsumen

produk kayu. Secara umum, hubungan antara entitas tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.2.

Page 58: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

Gambar 4.2 Kerangka Entitas

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa keempat entitas tersebut saling

berkaitan. Konsumen melakukan pesanan produk sesuai dengan kebutuhan

mereka. Dari pesanan konsumen, dapat diketahui jumlah log jati yang dibutuhkan

KBM IKB untuk dapat memenuhi pesanan konsumen tersebut. Pasar utama KBM

IKB adalah internasional, namun tidak menutup kemungkinan untuk memenuhi

pasar lokal.

KBM IKB melakukan pemilihan kayu ke PP untuk dapat memproses

pesanan konsumen sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. KBM IKB memiliki

alokasi volume log tersendiri dari PP. Dalam setahun, KBM IKB mendapat

alokasi log jati sejumlah 10.500 m3 yang dipasok dua kali dalam satu bulan.

Disamping PP memiliki kewajiban untuk memasok kayu ke industri kayu,

PP juga memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian alam. Fenomena

perubahan iklim yang terjadi akibat kadar emisi yang sudah tidak dapat ditampung

atmosfer menyebabkan adanya kebijakan untuk tetap menjaga keseimbangan

alam.

Kebijakan dalam menjaga keseimbangan alam tidak hanya menjadi

tanggung jawab PP yang memiliki wewenang untuk menjaga perlindungan hutan.

Hal ini juga menjadi tanggung jawab negara-negara industri yang telah

berkontribusi dalam peningkatan jumlah karbon. Berdasarkan Protokol Kyoto

sebagai bukti kesepakan negara-negara industri untuk menurunkan emisi, salah

satu mekanisme penurunan emisi adalah Clean Development Mechanism (CDM).

Dalam mekanisme CDM, untuk dapat menurunkan emisi/ menjual karbon harus

mendapatkan CER (Certified Emission Reduction).

Melalui mekanisme CDM, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

penurunan emisi adalah dengan cara Reduction Emission from Deforestation and

Degradation (REDD). REDD mempunyai potensi penurunan emisi karbon yang

paling besar (Pustanling, 2010). Tata cara pengurunan emisi dengan REDD telah

Page 59: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

P.30/Menhut-II/2009.

Pihak yang terlibat dalam REDD terdiri dari pihak nasional dan

internasional. Pihak nasional terdiri dari pihak-pihak yang memiliki lahan untuk

diperdagangkan, sedangkan pihak internasional terdiri dari pemerintah, badan

usaha, dan organisasi internasional. Pihak internasional merupakan pihak yang

akan menurunkan emisi akibat emisi yang dihasilkan sudah melampui batas

maksimal emisi. Berikut ini bagan mekanisme perdagangan karbon.

Gambar 4.3 Aliran Proses Perdagangan Karbon

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

P.30/Menhut-II/2009 pasal 14, hak dan kewajiban para pelaku REDD adalah

sebagai berikut.

(1) Pelaku REDD mempunyai hak :

a. Entitas nasional memperoleh pembayaran dari entitas internasional atas

penurunan emisi yang dihasilkan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Entitas internasional menggunakan sertifikat REDD sebagai bagian dari

pemenuhan komitmen pengurangan emisi negara maju sesuai peraturan

yang berlaku.

c. Memperjual-belikan sertifikat REDD bagi perdagangan karbon REDD

pasca 2012 yang dikaitkan dengan pelaksanaan komitmen pengurangan

emisi negara maju.

(2) Pelaku REDD mempunyai kewajiban :

a. Melakukan kegiatan pengelolaan hutan dalam rangka pelaksanaan REDD.

b. Menetapkan referensi emisi sebelum pelaksanaan REDD.

Page 60: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

c. Melakukan pemantauan sesuai dengan rencana.

d. Menyampaikan laporan hasil pemantauan kepada Menteri melalui Komisi

REDD.

4.2.2 Penentuan Variabel-Variabel yang Berpengaruh

Sustainable Supply Chain diukur berdasarkan tiga aspek yaitu benefit

ekonomi, sosial, dan lingkungan. Besarnya benefit dari masing-masing aspek

dipengaruhi oleh variabel-variabel terkendali dan tak terkendali. Variabel

terkendali merupakan variabel yang dapat dipastikan nilainya, seperti jumlah

produksi dan jumlah penjualan. Sedangkan variabel tak terkendali merupakan

variabel yang memiliki nilai elastis, seperti harga jual log jati dan biaya

transportasi.

Hubungan antara variabel satu dengan yang lainnya digambarkan melalui

influence diagram pada Gambar 4.4. Dari influence diagram dapat diketahui

benefit dari masing-masing aspek. Aspek ekonomi diukur dari profit PP dan profit

KBM IKB, benefit lingkungan diukur dari luas area KU jati untuk perdagangan

karbon dan minimasi limbah KBM IKB, dan benefit sosial diukur dari Corporate

Social Responsibility PP, pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk

keselamatan karyawan di PP dan KBM IKB.

Profit KBM IKB dihitung dari pendapatan dikurangi pengeluaran.

Pendapatan KBM IKB dipengaruhi oleh penjualan produk. Besarnya pendapatan

KBM IKB tergantung pada harga jual dan jumlah item yang dijual. Sedangkan

pengeluaran KBM IKB dipengaruhi total biaya tenaga kerja langsung (BTKL),

total biaya log, total biaya simpan, dan total biaya overhead pabrik (BOP), biaya

transportasi dan pengadaan APD.

Profit PP diperoleh dari pendapatan dikurangi pengeluaran. Pendapatan PP

dipengaruhi oleh besarnya penjualan log jati dan perdagangan karbon. Sedangkan

pengeluaran dipengaruhi oleh biaya tanam, biaya pemeliharaan, biaya pemanenan,

dan pengadaan APD. Biaya tanam merupakan total dari biaya kebutuhan bibit,

kebutuhan pupuk, dan biaya tenaga kerja yang dihitung per ha. Biaya

pemeliharaan dipengaruhi oleh ongkos pemeliharaan per ha dan jumlah pohon

yang ditanam. Biaya pemanenan dipengaruhi oleh ongkos pemanenan per ha.

Page 61: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

Biaya pengadaan APD disesuaikan dengan kebutuhan APD dan jumlah karyawan

di PP.

Salah satu pendapatan PP berasal dari perdagangan karbon. Dengan

perdagangan karbon, PP tidak hanya mendapatkan benefit ekonomi namun juga

benefit lingkungan. Luas area hutan jati dipertahankan selama waktu yang

ditentukan untuk dapat menyerap karbon sesuai dengan kemampuan penyerapan

tiap KU jati. Penyerapan karbon dipengaruhi luas area dan lama waktu hutan yang

dipertahankan.

Limbah KBM IKB berupa serbuk dan tungkel sisa-sisa penggergajian

kayu. Jumlah limbah yang dihasilkan dipengaruhi oleh nilai konversi log menjadi

limbah dan volume penggergajian log jati. Volume penggergajian kayu

dipengaruhi oleh jumlah permintaan produk karena semakin banyak jumlah

permintaan produk maka semakin banyak kayu yang digergaji dan semakin

banyak pula limbah penggergajian kayu.

CSR PP dipengaruhi oleh besarnya persentase CSR yang ditetapkan

pemerintah dan jumlah profit PP. Profit PP dipengaruhi oleh variabel-variabel

yang telah disebutkan diatas.

Pengadaan APD untuk keselamatan karyawan baik di PP maupun di KBM

IKB dipengaruhi oleh harga APD yang dibutuhkan, jenis APD, dan jumlah

karyawan yang membutuhkan APD. Dengan adanya APD diharapkan mampu

melindungi karyawan dari kemungkinan kecelakaan kerja.

Influence diagram (Gambar 4.4) tersebut mengidentifikasikan masalah

sistem dalam rangka pengembangan model hubungan pemasok pemanufaktur

furnitur yang mempertimbangkan perdagangan karbon hutan jati. Pada penelitian

ini, penjualan furnitur menjadi prioritas utama untuk memenuhi permintaan pasar

baik lokal maupun ekspor yang akan berpengaruh pada jumlah kebutuhan log jati

dan mempengaruhi luas hutan yang ditebang. Sedangkan perdagangan karbon

merupakan wujud keterlibatan dalam menjaga keseimbangan hutan. Sisa total luas

hutan setelah dilakukan penebangan hutan dijadikan area untuk perdagangan

karbon. Untuk lebih jelasnya, keterkaitan antara pemenuhan permintaan log jati

dan penjualan karbon dapat dilihat pada causal loop diagram (Gambar 4.5).

Page 62: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Gambar 4.4 Influence Diagram

Page 63: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

Gambar 4.5 Causal Loop Diagram

4.2.3 Pengembangan Model

Pengembangan model dilakukan dengan acuan influence diagram yang

telah disusun. Melalui influence diagram, dapat diketahui variabel-variabel yang

akan digunakan dan dipertimbangkan dalam pengembangan model tersebut.

Berikut ini akan dijelaskan komponen model yang terdiri dari kriteria

performansi, variabel keputusan, parameter, penyusunan fungsi tujuan, dan

penentuan batasan.

a. Kriteria performansi

Kriteria performansi dalam pengembangan model ini adalah tercapainya

rantai pasok yang berkelanjutan (Sustainable Supply Chain) antara PP dan

KBM IKB. Tercapainya Sustainable Supply Chain baik PP maupun KBM IKB

ditinjau dari tiga aspek, yaitu benefit ekonomi, lingkungan, dan sosial. Hal ini

telah dipaparkan pada influence diagram.

Dari influence diagram dapat dilihat variabel-variabel yang mempengaruhi

benefit ekonomi, lingkungan, dan sosial. Benefit ekonomi diukur dari profit PP

dan KBM IKB. Benefit lingkungan diukur dari penyerapan karbon dari area

hutan jati yang dipertahankan dan minimasi limbah KBM IKB. Sedangkan

benefit sosial diukur dari pengadaan APD untuk keselamatan karyawan di PP

dan KBM IKB, dan CSR PP.

b. Variabel keputusan

Variabel keputusan dari pengembangan model ini adalah:

1. Luas hutan perdagangan karbon

2. Luas hutan yang ditanam

Page 64: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

3. Luas hutan yang dipanen

4. Luas hutan yang dipelihara

5. Jumlah log jati yang dibeli

Notasi variabel keputusan:

: Luas hutan perdagangan karbon pada periode t (ha)

: Luas hutan yang ditanam pada periode t (ha)

: Luas hutan yang dipanen pada periode t (ha)

: Luas hutan yang dipelihara pada periode t (ha)

: Jumlah log jati yang dibeli KBM IKB tipe log j pada period t (m3)

o : indeks kelas umur jati (1, …, 12)

j : indeks kelas kayu (1, …, 2)

k : indeks jenis furnitur (1, …, 2)

t : indeks periode waktu (t = 1,…, 12)

c. Parameter

Parameter-parameter yang digunakan dalam pengembangan model pada

penlitian ini adalah sebagai berikut:

: Profit PP pada period t (Rp)

: Harga jual log jati tipe j (Rp/ m3)

: Densitas karbon untuk kelas umur o (tC/ ha)

: Harga jual karbon pada periode t (Rp/ tC)

: Harga bibit (Rp/ ha)

: Harga pupuk (Rp/ ha)

: Ongkos pemeliharaan (Rp/ ha)

: Ongkos pemanenan (Rp/ ha)

: Biaya transportasi log jati (Rp/ m3)

: Biaya CSR PP pada periode t (Rp)

: Profit KBM IKB pada periode t (Rp)

: Jumlah produk jenis k yang diproduksi pada periode t (m3)

: Harga jual produk tipe k (Rp/ m3)

: Total limbah periode t (m3)

: Harga jual limbah pada periode t (Rp/ m3)

Page 65: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

: Total FJL pada period t (m3)

: Harga jual FJL pada period t (Rp/ m3)

: BOP (Rp/ m3)

: BTKL (Rp/ m3)

: Persentase biaya simpan log jati untuk kelas j

: Total biaya APD PP pada period t (Rp)

: Total biaya APD KBM IKB pada periode t (Rp)

: Total luas hutan pada periode t (ha)

: Nilai konversi log jati ke limbah untuk kelas j

β : Persentase CSR

: Biaya pengadaan APD PP pada periode t (Rp/ karyawan)

: Biaya pengadaan APD KBM IKB pada periode t (Rp/ karyawan)

: Jumlah karyawan PP pada periode t (karyawan)

: Jumlah karyawan KBM IKB pada periode t (karyawan)

ni : deviasi negatif fungsi i

pi : deviasi positif fungsi i

ω i : desired value fungsi i

d. Penyusunan fungsi tujuan

Dalam pengembangan model ini digunakan goal programming untuk

mencapai lebih dari satu tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dari model

hubungan pemasok (PP) dan pemanufaktur (KBM IKB) ditinjau dalam tiga

aspek agar tercapainya sustainability. Hubungan pemasok dan pemanufaktur

memiliki tujuan untuk memaksimalkan benefit baik ekonomi, lingkungan, dan

sosial.

Benefit ekonomi diukur dengan memaksimalkan profit PP dan profit KBM

IKB. Benefit lingkungan diukur dengan memaksimalkan penyerapan karbon

dari luas hutan yang dipertahankan dalam perdagangan karbon dan

meminimalkan limbah penggergajian kayu. Sedangkan benefit sosial diukur

dengan memaksimalkan CSR PP dan memaksimalkan pengadaan APD untuk

karyawan PP dan KBM IKB. Berikut ini diuraikan formulasi fungsi tujuan

yang disusun sesuai konsep pengembangan model pada influence diagram.

Page 66: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

Volume log dijual

Perhutani

Volume karbon yang

dijual Perhutani

Pengadaan APD

1) Maksimasi profit PP

Profit PP merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran PP.

Pendapatan PP berasal dari penjualan log jati dan perdagangan karbon.

Pendapatan dari penjualan log jati tergantung pada harga jual log jati dan

volume penjualan log jati ke KBM IKB. Pendapatan dari perdagangan

karbon diperoleh dari harga jual karbon dikalikan dengan jumlah karbon

yang dapat diserap oleh luas area KU hutan jati. Pengeluaran PP terdiri dari

biaya tanam, biaya pemeliharaan, biaya panen, CSR, dan pengadaan APD.

Biaya tanam merupakan total biaya penanaman per ha yang terdiri dari

biaya pembelian bibit, pupuk, dan tenaga kerja dikalikan dengan luas area

yang akan ditanam. Biaya pemeliharaan diperoleh dari ongkos pemeliharaan

dikalikan dengan total luas hutan. Biaya panen diperoleh dari ongkos panen

dikalikan dengan luas area yang dipanen. Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut.

= x + x

- x - x

- x +

- -

……………...…..…………. (4.2)

2) Maksimasi Profit KBM IKB

Profit KBM IKB diperoleh dari selisih pendapatan dan pengeluaran

KBM IKB. Pendapatan KBM IKB diperoleh dari penjualan produk dan

penjualan limbah. Pendapatan dari penjualan produk merupakan perkalian

Profit PP

Luas hutan yang

ditanam

Luas hutan perdagangan

karbon

Luas hutan yang

dipanen

Luas hutan sisa

penebangan

3 1

8

12

Page 67: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

Volume limbah

BTKL

Pengadaan APD

Volume log kayu yang digunakan

Volume log kayu yang digunakan

antara harga jual produk dan jumlah penjualan produk. Begitu pula dengan

penjualan limbah yang merupakan hasil perkalian harga jual limbah dengan

jumlah limbah yang dihasilkan. Pengeluaran KBM IKB diperoleh dari total

biaya tenaga kerja langsung (BTKL), total biaya pembelian bahan baku,

total biaya overhead pabrik (BOP), total biaya Alat Pelindung Diri (APD),

total biaya transportasi, dan total biaya simpan. Total biaya pembelian bahan

baku didapat dari harga pokok penjualan log jati dikalikan jumlah log yang

dibeli. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

= x + x

- x - x

- x - x

- x -

...................................................................................................... (4.3)

3) Maksimasi luas hutan dipertahankan

Luas area hutan yang dipertahankan adalah minimal sebesar 30% dari

total luas hutan (Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007). Luas hutan

yang dipertahankan ini dapat dimanfaatkan sebagai area hutan perdagangan

karbon. Selain mendapatkan manfaat lingkungan dalam mengurangi emisi

Profit KBM IKB

Volume penjualan produk

3

3

3

14 15

21 27

27

Page 68: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

Volume log kayu yang digunakan

Nilai konversi log

ke limbah

karbon, PP juga mendapatkan pemasukkan dari perdagangan karbon. Luas

area yang di pertahankan merupakan sisa luas hutan

yang ditebang untuk memasok pemanufaktur.

Secara matema tis dapat dirumuskan sebagai berikut:

= - +

................................................................................ (4.4)

4) Minimasi limbah

Limbah di KBM IKB merupakan limbah sisa-sisa hasil penggergajian

log jati. Limbah tersebut diperoleh dari nilai konversi log menjadi limbah

dikalikan dengan jumlah log yang diproduksi KBM IKB untuk membuat

produk. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

= x

…….…...................................................... (4.5)

5) Maksimasi CSR PP

CSR PP merupakan perkalian antara persentase CSR yang ditetapkan

pemerintah dikalikan dengan profit PP. Profit PP didapat dari rumus yang

telah disebutkan pada persamaan sebelumnya. Semakin besar profit PP

maka semakin besar pula CSR yang dikeluarkan. Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut.

= x

...................................................................... (4.6)

6) Maksimasi Pengadaan APD PP

PP perlu memerhatikan kenyamanan dan keamanan karyawan dalam

bekerja. Selain itu, pengadaan APD perlu dilakukan untuk proses audit

SVLK. Oleh karena itu, PP perlu melakukan pengadaan APD bagi

Limbah yang

dihasilkan

CSR PP Profit PP

Luas hutan yang

dipanen

Luas hutan yang

dipertahankan

Total luas hutan

27

Luas hutan yang

ditanam

8 25 10

15 26

Page 69: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

karyawannya. APD yang dibutuhkan antara lain helm, masker, sarung

tangan, dan sepatu kerja. Pengadaan APD diperoleh dari perkalian antara

APD yang dibutuhkan dengan jumlah karyawan. Jumlah karyawan

produksi/ tenaga kerja langsung di PP KPH Kendal adalah 571

orang. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

= x

................................................................. (4.7)

7) Maksimasi Pengadaan APD KBM IKB

Pengadaan APD untuk karyawan merupakan hal penting dalam

menjaga kenyamanan dan keamanan karyawan dalam bekerja. APD yang

dibutuhkan antara lain helm, masker, earplug, sarung tangan, sepatu kerja,

dan baju kerja. Pengadaan APD diperoleh dari perkalian antara APD yang

dibutuhkan dengan jumlah karyawan yang membutuhkan APD. Jumlah

karyawan produksi/ tenaga kerja langsung di KBM IKB adalah 100 orang.

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

= x

................................................................ (4.8)

e. Penentuan batasan

Pembatas yang digunakan dalam pengembangan model ini diuraikan

sebagai berikut.

1) Batasan area perdagangan karbon

Batasan area perdagangan karbon merupakan area hutan yang layak

untuk perdagangan karbon. Sisa luas hutan yang telah dipanen untuk

memenuhi kebutuhan log jati industri furnitur, layak digunakan untuk

perdagangan karbon kecuali pohon jati pada umur 1 – 5 tahun. Secara

matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

.........................................................................................(4.9)

Total Pengadaan

APD

Total Pengadaan

APD

29

30

Page 70: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

2) Batasan keseimbangan hutan

Luas hutan yang dipanen pada periode sebelumnya merupakan luas

hutan yang ditanam pada periode ini. Batasan ini digunakan untuk tetap

menjaga keseimbangan hutan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai

berikut.

…………………………………………….………………(4.10)

3) Batasan log yang diproduksi

KBM IKB mendapatkan pasokan dari PP dalam setahun sebesar 10.500

m3. Namun dalam keadaan tertentu, jumlah pasokan dapat berubah. KBM

IKB memiliki kewajiban untuk memproduksi volume log tersebut. Oleh

karena itu, volume log yang dipasok sama dengan volume log yang

diproduksi. Namun, log yang diproduksi tidak melebihi kapasitas produksi

dan dapat memenuhi permintaan. Secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut.

…….....……...…………………………….…………...….. (4.11)

12960……………………………...…..……….……………..…(4.12)

……………...…………………………….…………….....….(4.13)

Batasan berikutnya adalah log yang diproduksi sama dengan luas hutan

yang dipanen dengan ketentuan setiap 1 ha hutan yang dipanen

menghasilkan log sebesar 1.239 m3 (Ginoga, dkk., 2005). Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut.

/ 1239 = .......................................................................................(4.14)

4.2.4 Verifikasi Model

Verifikasi suatu model dilakukan untuk menjamin suatu model benar

secara matematis dan konsisten secara logis. Hal ini berarti verifikasi dari model

adalah pemeriksaan seluruh ekspresi matematis dalam model untuk meyakinkan

bahwa ekspresi-ekspresi tersebut merepresentasikan hubungan-hubungan yang

ada dengan benar. Verifikasi model juga meliputi pemeriksaan model untuk

meyakinkan bahwa semua ekspresi matematis dalam model memiliki dimensi

Page 71: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

yang konsisten (Daellenbach dan McNickel, 2005). Verifikasi dilakukan dengan

memeriksa konsistensi dimensi setiap persamaan matematis.

a. Persamaan (4.2) dan (4.3) merupakan kriteria performansi yang memiliki

dimensi harga per waktu (Rp/tahun).

b. Persamaan (4.4) merupakan kriteria performansi yang memiliki dimensi luas

area (ha).

c. Persamaan (4.5) merupakan kriteria performansi yang memiliki dimensi

volume (m3).

d. Persamaan (4.6), (4.7), dan (4.8) merupakan kriteria performansi yang

memiliki dimensi harga per waktu (Rp/tahun).

e. Persamaan (4.9) dan (4.10) merupakan pembatas yang memiliki dimensi luas

(ha).

f. Persamaan (4.11), (4.12), (4.13), dan (4.14) merupakan pembatas yang

memiliki dimensi volume (m3).

Berdasarkan hasil verifikasi, diketahui bahwa himpunan pembatas yang

digunakan telah mencukupi fungsi batasan dalam penelitian ini. Secara garis

besar, kriteria performansi merupakan hasil perkalian antara dimensi volume per

waktu dengan dimensi harga serta luas area. Oleh karena itu, batasan terhadap

penentuan volume dan luas area dapat dikatakan sesuai dan sudah mencukupi

untuk digunakan.

4.2.5 Uji Coba Model

Dalam goal programming, fungsi tujuan diubah menjadi batasan dalam

goal programming yang disebut dengan soft constraint. Pengubahan fungsi tujuan

menjadi soft constraint dilakukan dengan cara menambahkan deviasi positif (p),

deviasi negatif (n) serta tujuan (goal) yang ingin dicapai (ω). Fungsi tujuan yang

diubah menjadi soft constraint dapat dilihat sebagai berikut:

Soft constraint

……………………………………………………………………..….. (4.15)

Page 72: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

.................................................................. (4.16)

................................................................. (4.17)

…………………………………….……(4.18)

……………………………………………….(4.19)

……………………………………………..(4.20)

……………………………………………..(4.21)

Fungsi pembatas pada model awal menjadi hard constraint pada goal

programming. Hard constraint pada model ini adalah persamaan 4.9 sampai

dengan persamaan 4.14.

Hard constraint

12960

/ 1239 =

Sedangkan fungsi tujuan dalam goal programming adalah meminimalkan

variabel deviasi dari soft constraint, sehingga hasil yang didapatkan mendekati

dengan goal yang telah ditetapkan di awal. Fungsi tujuan pada model ini yaitu:

Fungsi Tujuan

Zmin = n(1) + n(2) + n(3) + p(4) + n(5) + n(6) + p(6) + n(7) + p(7)……..... (4.22)

Setelah itu, dilakukan uji coba model. Proses uji coba model dilakukan

dengan menginputkan model dan nilai tiap parameter yang digunakan pada

program Lingo11.0. Data yang diinputkan sebagai nilai parameter dapat berupa

data yang sudah dijelaskan dalam subbab pengumpulan data. Alur prosedur dalam

memecahkan goal programming dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Page 73: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

Gambar 4.6 Alur Prosedur untuk Menyelesaikan Goal Programming

Output uji coba model menunjukkan nilai yang dicapai. Nilai yang dicapai

ini menunjukkan hasil pencapaian terhadap goal. Dari hasil ini, tidak semua goal

memiliki pencapaian sesuai dengan target yang telah ditentukan. Oleh karena itu,

uji coba model dilakukan dengan tiga skenario, yaitu optimis, pesimis, dan

feasible. Sekenario optimis memiliki target level yang tinggi dan skenario pesimis

memiliki target level yang rendah. Sedangkan skenario feasible memiliki target

level yang apabila target level dinaikkan dari sebelumnya, maka akan ada goal

yang tidak tercapai. Berikut adalah skenario dan hasil uji coba model dengan

program Lingo.11.

Tabel 4.8 Skenario Uji Coba Model

Goal Target Level

Skenario Optimis Skenario Pesimis Skenario Feasible ω1 ≥20% profit PP ≥3% profit PP ≥5% profit PP

ω2 ≥10% profit KBM

IKB ≥2% profit KBM IKB

≥2% profit KBM IKB

ω3 ≥30% luas hutan ≥30% luas hutan ≥30% luas hutan ω4 ≤5% limbah ≤3% limbah ≤3% limbah ω5 ≥2% profit PP ≥2% profit PP ≥2% profit PP ω6 all non sarung tangan & masker all ω7 all non baju kerja all

Page 74: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Model

Skenario Goal Target Level Nilai yang dicapai Pencapaian

Optimis

ω1 Rp.894.239.704.000,- Rp.859.755.900.000,- Tidak ω2 Rp.33.165.941.000,- Rp.30.730.950.000,- Tidak ω3 4.090 ha 13.627 ha Ya ω4 34.913 m3 35.581 m3 Tidak ω5 Rp.17.884.794.000,- Rp.17.195.120.000,- Tidak ω6 Rp. 939.295.000,- Rp. 939.295.000,- Ya ω7 Rp. 255.500.000,- Rp. 255.500.000,- Ya

Pesimis

ω1 Rp.767.555.746.000,- Rp.859.795.100.000,- Ya ω2 Rp.30.723.721.000,- Rp.30.805.950.000,- Ya ω3 4.090 ha 13.627 ha Ya ω4 36.648 m3 35.581 m3 Ya ω5 Rp.15.351.115.000,- Rp.17.195.900.000,- Ya ω6 Rp.889.325.000,- Rp.889.325.000,- Ya ω7 Rp.180.500.000,- Rp.180.500.000,- Ya

Feasible

ω1 Rp.782.459.741.000,- Rp.859.755.900.000,- Ya ω2 Rp.30.723.721.000,- Rp.30.730.950.000,- Ya ω3 4.090 ha 13.627 ha Ya ω4 35.648 m3 35.581 m3 Ya ω5 Rp.15.649.195.000,- Rp.17.195.118.000,- Ya ω6 Rp.939.295.000,- Rp.939.295.000,- Ya ω7 Rp.255.500.000 Rp.255.500.000 Ya

Dari hasil uji coba dengan skenario optimis, didapatkan nilai fungsi tujuan

(objective value) sebesar 0.3760914E+08 yang merupakan fungsi minimasi. Dari

hasil tersebut terdapat goal yang tidak memenuhi target, yaitu profit PP, profit

KBM IKB, total limbah yang dihasilkan, dan besarnya CSR. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penurunan target level agar seluruh target dapat terpenuhi.

Penurunan target level dilakukan dengan skenario pesimis. Hasil uji coba model

skenario pesimis memberikan nilai fungsi tujuan lebih rendah dari skenario

optimis, yaitu 0.1300000E-08. Namun pada skenario pesimis, kebutuhan APD

baik di PP maupun di KBM IKB tidak memenuhi kelengkapan APD. Oleh karena

itu, dilakukan uji coba model dengan skenario feasible yang artinya memiliki nilai

fungsi tujuan rendah dan seluruh target level pada goal dapat terpenuhi. Dari hasil

uji coba skenario feasible, diperoleh nilai fungsi tujuan 0.1300000E-08 dan

seluruh target level pada goal terpenuhi.

Page 75: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisikan interpretasi hasil dan analisis model. Interpretasi hasil

dilakukan untuk memberi penjelasan mengenai hasil yang didapat. Analisis model

yang dilakukan terdiri dari dua macam yaitu analisis sensitivitas dan analisis

kesalahan.

5.1 Interpretasi Hasil

Uji coba model dilakukan dengan menggunakan tiga skenario. Skenario

yang digunakan yaitu skenario optimis, pesimis, dan feasible. Skenario-skenario

tersebut dibedakan atas target level yang ditetapkan di awal oleh pengambil

keputusan. Pada skenario optimis, target level pada goal ditetapkan pada level

yang tinggi. Pada skenario pesimis, target level pada goal ditetapkan pada level

yang rendah. Sedangkan skenario feasible memiliki target level yang apabila

target level dinaikkan dari sebelumnya, maka akan ada goal yang tidak tercapai.

Target level pada ketiga skenario tersebut ditetapkan berdasarkan

peningkatan atau penurunan persentase pada masing-masing data yang ada pada

Perum Perhutani (PP), Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Brumbung (KBM

IKB), dan juga berdasarkan peraturan pemerintah seperti persentase Corporate

Social Responsibility (CSR) dan luas hutan yang dipertahankan. Pencapaian

kriteria performansi pemasok dan pemanufaktur dapat dilihat secara berurutan

pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2.

Tabel 5.1 Pencapaian Kriteria Performansi Pemasok

Kriteria Performansi

Skenario Pemasok (PP) Optimis Pesimis Feasible

Target Level

Pencapaian Target Level

Pencapaian Target Level

Pencapaian

Goal 1 ≥20% Tidak ≥3% Ya ≥5% Ya Goal 3 ≥30% Ya ≥30% Ya ≥30% Ya Goal 5 ≥2% Tidak ≥2% Ya ≥2% Ya

Goal 6 all Ya

non sarung tangan, masker

Ya all Ya

Page 76: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

Tabel 5.2 Pencapaian Kriteria Performansi Pemanufaktur

Kriteria Performansi

Skenario Pemanufaktur (KBM IKB) Optimis Pesimis Feasible

Target Level

Pencapaian Target Level

Pencapaian Target Level

Pencapaian

Goal 2 ≥10% Tidak ≥2% Ya ≥2% Ya Goal 4 ≤5% Tidak ≤3% Ya ≤3% Ya

Goal 7 all Ya non baju kerja

Ya all Ya

Pada skenario optimis, target level untuk goal pertama yaitu profit PP

ditargetkan lebih besar atau sama dengan 20% dari profit PP. Goal kedua yaitu

profit KBM IKB ditargetkan lebih besar atau sama dengan 10% dari profit KBM

IKB. Target untuk goal ketiga tentang luas hutan yang dipertahankan adalah lebih

besar atau sama dengan 30% dari total luas hutan. Target untuk goal keempat

tentang limbah yang dihasilkan KBM IKB lebih kecil atau sama dengan 5% dari

total limbah pengerjaan log jati. Goal kelima yaitu CSR yang dikeluarkan oleh PP

ditargetkan lebih besar atau sama dengan 2% dari profit yang telah ditetapkan di

goal pertama. Goal keenam tentang pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk

karyawan PP ditargetkan pada pemenuhan semua peralatan APD yang

dibutuhkan. Begitu pula pengadaan APD untuk karyawan KBM IKB pada goal

ketujuh. Pada skenario optimis ini, terdapat goal yang tidak tercapai, yaitu goal

pertama tentang profit PP, goal kedua tentang profit KBM IKB, goal keempat

tentang limbah yang dihasilkan KBM IKB, dan goal kelima tentang CSR yang

dikeluarkan PP. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian target level agar

semua goal dapat tercapai dan mendapatkan pencapaian goal yang feasible.

Pada skenario pesimis, target level ditetapkan lebih rendah daripada

skenario optimis. Target dari goal pertama, profit PP ditargetkan lebih besar atau

sama dengan 3% dari profit PP. Target dari goal kedua, profit KBM IKB

ditargetkan lebih besar atau sama dengan 2% dari profit KBM IKB. Target untuk

goal ketiga tentang luas hutan yang dipertahankan disesuaikan dengan aturan

pemerintah yaitu minimal 30% dari total luas hutan. Target untuk goal keempat

tentang limbah yang dihasilkan KBM IKB lebih kecil atau sama dengan 3% dari

total limbah pengerjaan log jati. Goal kelima yaitu CSR yang dikeluarkan oleh PP

ditargetkan lebih besar atau sama dengan 2%. Goal keenam tentang pengadaan

APD untuk karyawan PP ditargetkan tanpa menyertakan sarung tangan dan

Page 77: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

masker. Sedangkan pengadaan APD untuk karyawan KBM IKB atau goal ketujuh

ditargetkan tanpa menyertakan baju kerja jika dibandingkan dengan pengadaan

APD pada skenario optimis. Pada skenario pesimis semua goal dapat tercapai,

namun goal keenam dan ketujuh tentang pengadaan APD di PP dan KBM IKB

belum memiliki kelengkapan APD. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian

target level. Penyesuaian target level dilakukan dengan menurunkan atau

menaikan target level tersebut.

Skenario feasible merupakan skenario yang apabila target level dinaikkan

atau diturunkan lagi maka akan ada goal yang tidak tercapai. Target level untuk

goal pertama yaitu profit PP ditargetkan lebih besar atau sama dengan 5% dari

profit PP. Goal kedua yaitu profit KBM IKB ditargetkan lebih besar atau sama

dengan 2% dari profit KBM IKB. Target untuk goal ketiga tentang luas hutan

yang dipertahankan adalah lebih besar atau sama dengan 30% dari total luas

hutan. Target untuk goal keempat tentang limbah yang dihasilkan KBM IKB lebih

kecil atau sama dengan 3% dari total limbah pengerjaan log jati. Goal kelima

yaitu CSR yang dikeluarkan oleh PP ditargetkan lebih besar atau sama dengan

2%. Goal keenam tentang pengadaan APD untuk karyawan PP ditargetkan pada

pemenuhan semua peralatan APD yang dibutuhkan. Begitu pula pengadaan APD

untuk karyawan KBM IKB pada goal ketujuh. Dengan menggunakan skenario

tersebut, dihasilkan semua goal dapat tercapai.

Dilihat dari skenario feasible, target level PP dapat dicapai baik dari segi

ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Dari segi ekonomi, profit PP yang

ditargetkan 5% lebih besar dari profit PP semula dapat dicapai. Dari segi

lingkungan, sesuai dengan ketetapan Pemerintah bahwa hutan yang dipertahankan

oleh PP harus lebih besar atau sama dengan 30% dari total luas hutan dapat

dicapai. Dari segi sosial, aturan dari Pemerintah menunjukkan bahwa CSR yang

dikeluarkan oleh PP maksimal sebesar 2% dari profit yang didapatkan oleh PP.

Aturan ini telah diterapkan dalam model dan hasil uji coba model menunjukkan

bahwa kewajiban PP mengeluarkan CSR dapat dipenuhi. Selain itu, dari segi

sosial PP dapat memberikan APD untuk menjaga kesehatan dan keselamatan

karyawannya.

Page 78: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

Seperti pada PP sebagai pemasok, target level KBM IKB sebagai

pemanufaktur dapat dicapai baik dari segi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dari

segi ekonomi, profit KBM IKB yang ditargetkan 2% lebih besar dari profit KBM

IKB semula dapat dicapai. Dari segi lingkungan, pengurangan limbah yang

dihasilkan dari pengolahan log jati adalah lebih kecil atau sama dengan 3% dari

total limbah hasil pengolahan log jati. Pengurangan limbah ditargetkan pada level

yang kecil karena KBM IKB telah memaksimalkan penggunaan log jati dalam

proses produksinya. Semakin sedikit limbah yang dihasilkan maka akan semakin

baik karena log jati digunakan secara optimal. Dari segi sosial, KBM IKB dapat

memberikan Alat Pelindung Diri (APD) untuk karyawan yang bekerja di lantai

produksi. Hal ini diharapkan agar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

karyawan KBM IKB dapat meningkat.

5.2 Analisis Model

Pada penelitian ini, model yang dikembangkan adalah model hubungan

antara pemasok kayu jati (PP) dan pemanufaktur furnitur (KBM IKB). Model ini

telah mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainability), yaitu aspek

ekonomi, lingkungan, dan sosial. Selain itu, pada model ini telah melibatkan

perdagangan karbon untuk menjaga kelestarian hutan dan sekaligus sebagai media

dalam menghadapi fenomena perubahan iklim akibat perkembangan teknologi.

Metode penyelesaian masalah yang digunakan pada pengembangan model

ini adalah goal programming. Pada goal programming, hasil yang didapatkan

bersifat satisfied yang artinya target level pada semua goal tercapai. Jika ada

target level yang tidak tercapai, maka pembuat keputusan dapat mengubah target

level yang ingin dicapai sehingga semua goal bersifat satisfied. Selain itu,

penggunaan metode goal programming dapat mengakomodir model multi fungsi

tujuan dengan dimensi dan tujuan yang berbeda. Model pada penelitian ini

mempertimbangkan aspek keberlanjutan, dimana tujuan yang ingin dicapai dilihat

dari aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Ketiga aspek tersebut memiliki

dimensi yang berbeda sehingga pada penelitian ini digunakan metode goal

programming.

Page 79: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

5.2.1 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar model

matematik terpengaruh terhadap perubahan input yang tidak dapat dikendalikan.

Pada penelitian ini, goal yang dicapai merupakan perolehan hasil dari data-data

yang bersifat pasti (certainty condition). Data-data yang diinputkan dalam

formulasi model telah ditentukan di awal berdasarkan data perusahaan dan studi

literatur. Sebagai contoh, yaitu jumlah permintaan furnitur, harga, kapasitas

produksi, dan biaya. Namun dalam real system, data-data yang dilibatkan dalam

formulasi model bersifat tidak pasti (uncertainty condition). Dari data-data yang

dilibatkan, data permintaan furnitur adalah data yang tingkat ketidakpastiannya

paling tinggi. Selain itu, harga karbon memerlukan kesepakatan antara kedua

belah pihak dalam perdagangan karbon. Oleh karena itu, analisis sentivitas akan

dilakukan pada perubahan permintaan furnitur dan harga karbon.

Jumlah permintaan furnitur dan harga karbon sangat mungkin berubah tiap

periode. Data tersebut dapat meningkat maupun menurun. Pada analisis

sensitivitas ini, perubahan data yang dilakukan adalah peningkatan dan penurunan

data sebesar 10%, 30%, dan 50%. Hasil dari analisis sensitivitas dapat dilihat pada

Tabel 5.3 untuk perubahan permintaan furnitur dan Tabel 5.4 untuk perubahan

harga karbon.

Dari Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa perubahan jumlah permintaan furnitur

berpengaruh signifikan terhadap profit PP dan profit KBM IKB. Artinya apabila

permintaan furnitur menurun, maka profit PP dan profit KBM IKB akan

cenderung menurun. Begitu pula dengan peningkatan jumlah permintaan furnitur.

Apabila jumlah permintaan furnitur meningkat, maka profit PP dan profit KBM

IKB akan cenderung meningkat.

Pada model ini, diprioritaskan pemenuhan kebutuhan log jati KBM IKB

untuk memenuhi permintaan furnitur konsumen. Pemenuhan log jati sebagai

bahan baku akan mempengaruhi luas hutan ditebang dan tentunya akan

berpengaruh terhadap luas hutan perdagangan karbon. Gambar perubahan jumlah

permintaan furnitur terhadap profit PP dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan gambar

perubahan jumlah permintaan furnitur terhadap profit KBM IKB dapat dilihat

pada Gambar 5.2.

Page 80: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

Tabel 5.3 Perubahan Jumlah Permintaan Furnitur terhadap Kriteria Performansi

Gambar 5.1 Perubahan Jumlah Permintaan Furnitur terhadap Profit PP

Gambar 5.2 Perubahan Jumlah Permintaan Furnitur terhadap Profit KBM IKB

-50% -30% -10% 0% +10% +30% +50%Profit PP (Rp) 781.941.300.000 813.060.300.000 844.153.400.000 859.755.900.000 875.287.400.000 906.421.300.000 937.566.200.000 Profit PM (Rp) 15.238.150.000 21.435.120.000 27.622.320.000 30.730.950.000 33.819.780.000 39.664.730.000 45.319.870.000 Hutan dipelihara (ha) 13.630 13.628 13.627 13.627 13.626 13.625 13.624

Limbah (m3) 17.793 24.906 32.015 35.581 39.132 46.250 53.367

CSR (Rp) 15.638.826.000 16.261.206.000 16.883.068.000 17.195.118.000 17.505.748.000 18.128.426.000 18.751.324.000 APD PP (Rp) 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000 APD PM (Rp) 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000

Perubahan Jumlah Permintaan FurniturKriteria Performansi

Page 81: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-7

Perubahan jumlah permintaan furnitur akan berpengaruh secara signifikan

terhadap profit PP dan profit KBM IKB. Peningkatan jumlah permintaan furnitur

menyebabkan peningkatan penjualan furnitur bagi KBM IKB dan peningkatan

penjualan log jati bagi PP, berlaku untuk sebaliknya.

Perubahan jumlah permintaan furnitur tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap total luas hutan yang dipertahankan atau dipelihara. Peningkatan jumlah

permintaan furnitur akan mengurangi total luas hutan yang dipelihara dan begitu

pula sebaliknya. Namun apabila dilihat dari sisi aturan Pemerintah yang

menyatakan bahwa luas hutan yang dipertahankan minimal 30% dari total luas

hutan, naiknya jumlah permintaan hingga 50% masih memberikan luas hutan

dipertahankan lebih besar dari 30%. Sehingga KBM IKB masih dapat

dipertimbangkan untuk mendapatkan tambahan pasokan log jati ketika jumlah

permintaan furnitur meningkat.

Perubahan jumlah permintaan furnitur berpengaruh terhadap limbah yang

dihasilkan dari proses produksi furnitur. Semakin banyak kebutuhan log jati untuk

pemenuhan permintaan furnitur, maka semakin banyak pula limbah yang

dihasilkan. Dilihat dari uji coba model dengan menggunakan skenario feasible,

didapatkan limbah sebesar 35.581 m3. Sedangkan jika jumlah permintaan furnitur

mengalami peningkatan 5% saja, limbah yang dihasilkan sudah melampaui batas

feasible limbah yang dihasilkan. Namun dalam hal ini, limbah yang dihasilkan

tidak dibuang begitu saja tetapi dijual untuk menambahkan pendapatan KBM

IKB.

Perubahan jumlah permintaan furnitur tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap CSR yang dikeluarkan oleh PP. Penurunan jumlah permintaan furnitur

sampai dengan 50% pun tetap dapat mengeluarkan CSR sebesar 2% dari profit PP

sesuai dengan aturan Pemerintah.

Perubahan jumlah permintaan furnitur tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemenuhan kebutuhan APD baik bagi karyawan PP maupun karyawan

KBM IKB. Penurunan jumlah permintaan furnitur sampai dengan 50% akan

menyebabkan profit baik PP maupun KBM IKB akan menurun. Namun dalam

keadaan ini, baik PP maupun KBM IKB dapat memenuhi seluruh kebutuhan APD

karyawan sehingga kesehatan dan keselamatan kerja karyawan terjamin.

Page 82: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-8

Tabel 5.4 Perubahan Harga Karbon terhadap Kriteria Performansi

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa perubahan harga karbon mempengaruhi

jumlah pendapatan PP dari hasil perdagangan karbon. Harga karbon yang

digunakan pada analisis ini adalah $5 atau setara dengan Rp.46.955,- ($1 =

Rp.9.391,-). Semakin meningkat harga karbon, maka pendapatan dari hasil

perdagangan karbon juga meningkat. Begitu pula sebaliknya, penurunan harga

karbon menyebabkan penurunan profit PP. Luas hutan yang diperdagangkan

sebagai area penyerapan karbon merupakan sisa luas hutan setelah ditebang untuk

pemenuhan kebutuhan log jati pemanufaktur. Untuk memperjelas pengaruh

perubahan harga karbon terhadap profit PP dapat dilihat pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Perubahan Harga Karbon terhadap Profit PP

-50% -30% -10% 0% +10% +30% +50%Profit PP (Rp) 502.285.000.000 645.274.400.000 788.262.800.000 859.755.900.000 931.251.200.000 1.074.238.000.000 1.217.228.000.000Profit PM (Rp) 30.730.950.000 30.730.950.000 30.730.950.000 30.730.950.000 30.730.950.000 30.730.950.000 30.730.950.000Hutan dipelihara (ha) 13.627 13.627 13.627 13.627 13.627 13.627 13.627Limbah (m3) 35.581 35.581 35.581 35.581 35.581 35.581 35.581CSR (Rp) 10.045.700.000 12.905.488.000 15.765.256.000 17.195.118.000 18.625.024.000 21.484.760.000 24.344.560.000APD PP (Rp) 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000 939.295.000APD PM (Rp) 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000 255.500.000

Perubahan Harga KarbonKriteria Performansi

Page 83: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-9

Berbeda dengan profit PP, perubahan harga karbon tidak mempengaruhi

profit KBM IKB. Hal ini disebabkan oleh penebangan hutan seluas area tertentu

untuk pemenuhan log jati pemanufaktur lebih diutamamakan. Setelah hutan

ditebang untuk pemenuhan kebutuhan log jati pemanufaktur, sisa luas hutan yang

ada dijadikan sebagai area perdagangan karbon. Sehingga walaupun dilakukan

perubahan harga karbon, profit KBM IKB bernilai tetap. Sama halnya dengan

limbah produksi yang dihasilkan. Adanya perubahan harga karbon tidak

berpengaruh terhadap jumlah limbah.

Jika dilihat dari luas area hutan untuk perdagangan karbon, perubahan

harga karbon tidak berpengaruh secara signifikan. Karena dalam penelitian ini,

pemenuhan permintaan furnitur menjadi prioritas utama sedangkan perdagangan

karbon merupakan bentuk pemanfaatan hutan yang dipelihara untuk turut

menurunkan emisi dunia. Jadi, perubahan harga karbon juga tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap limbah yang dihasilkan KBM IKB.

Perubahan harga karbon tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR, APD

PP, dan APD KBM IKB. Dengan adanya perubahan harga karbon, PP tetap dapat

mengeluarkan CSR sebesar 2% dari profit yang diperoleh. Selain itu, dengan

perubahan harga karbon juga tidak mempengaruhi pemenuhan kebutuhan APD

karyawan baik PP maupun KBM IKB.

Total pendapatan dari hasil perdagangan karbon sangat mempengaruhi

total profit PP. Pada Gambar 5.4 dapat dilihat seberapa besar kontribusi

perdagangan karbon terhadap profit PP. Pada model skenario feasible (kondisi

awal), besarnya kontribusi perdagangan karbon terhadap profit PP sebesar

84,82%. Semakin tinggi harga karbon, maka semakin besar pula persentase hasil

penjualan karbon terhadap profit PP dan begitu juga sebaliknya (Tabel 5.5). Selain

meningkatkan profit, adanya perdagangan karbon menyebabkan hutan

dipertahankan untuk waktu tertentu sehingga kelestarian hutan pun terjaga.

Tabel 5.5 Perubahan Harga Karbon terhadap Profit PP

-50% -30% -10% 0% +10% +30% +50%Profit PP (Rp) 502.285.000.000 645.274.400.000 788.262.800.000 859.755.900.000 931.251.200.000 1.074.238.000.000 1.217.228.000.000 Penjualan Kredit Karbon (Rp) 364.620.300.000 510.469.600.000 656.317.700.000 729.240.600.000 802.165.800.000 948.012.800.000 1.093.862.000.000 Kontribusi Perdagangan Karbon 72,59% 79,11% 83,26% 84,82% 86,14% 88,25% 89,87%

Perubahan Harga KarbonKeterangan

Page 84: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-10

Gambar 5.4 Persentase Perdagangan Karbon terhadap Profit PP

5.2.2 Analisis Kesalahan

Banyak input parameter yang dieperkirakan pada data masa lalu. Input

parameter tersebut kemudian digunakan untuk mengoptimalkan operasi di masa

depan. Tidak ada jaminan bahwa masa depan akan mirip dengan masa lalu.

Misalnya, peningkatan atau penurunan jumlah permintaan produk. Jadi tidak tepat

jika input parameter selalu digunakan dalam model. Oleh karena itu, perlu

dilakukan analisis kesalahan.

Analisis kesalahan berfungsi untuk melihat seberapa banyak potensi

penghematan yang hilang jika terdapat kesalahan input parameter tertentu.

Analisis kesalahan pada umumnya dilakukan pada parameter yang memang dapat

ditentukan sendiri nilainya oleh perusahaan misalnya parameter gaji tenaga kerja,

harga jual produk, kapasitas produksi, dll. Dengan kata lain, kesalahan yang

dimaksudkan dalam analisis ini adalah kesalahan perusahaan dalam menetapkan

nilai pada suatu parameter. Analisis ini juga dapat membantu perusahaan dalam

menentukan parameter yang dapat diubah-ubah nilainya dengan aman. Parameter

yang digunakan dalam analisis ini adalah biaya pemeliharaan pohon jati dan harga

jual log jati pada PP dan biaya tenaga kerja langsung dan harga jual furnitur pada

Page 85: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-11

KBM IKB. Perubahan dilakukan dengan menaikkan baik biaya maupun harga

sebesar 10%, 20%, dan 30%.

Biaya pemeliharaan pohon jati pada PP dinaikkan dari Rp 160.500,00

sebesar 10%, 20% dan 30%. Hasil dari perubahan biaya pemeliharaan pohon jati

terhadap total biaya PP dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Perubahan Biaya Pemeliharaan terhadap Total Biaya PP

Persentase Perubahan Biaya Pemeliharaan

Persentase Perubahan Total Biaya PP

+10% 3,6% +20% 7,2% +30% 10,7%

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa perubahan biaya pemeliharaan pohon jati

mengakibatkan perubahan total biaya yang harus dikeluarkan PP. Hal ini dapat

menjadi pertimbangan bagi pemimpin perusahaan dalam menaikkan biaya

pemeliharaan agar pertumbuhan pohon jati lebih cepat dan kualitas log jati

semakin baik sehingga harga log jati pun akan meningkat. Dari Tabel 5.6 dapat

diketahui bahwa jika perusahaan menaikkan biaya pemeliharaan 10%, maka akan

menyebabkan bertambahnya total biaya yang harus ditanggung perusahaan

sebesar 3,6% dari total biaya di awal. Gambar 5.5 menunjukan perubahan biaya

pemeliharaan pohon jati terhadap total biaya yang harus dikeluarkan PP.

Gambar 5.5 Perubahan Biaya Pemeliharaan Pohon Jati terhadap Total Biaya PP

Page 86: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-12

Parameter selanjutnya yang digunakan dalam analisis ini pada PP adalah

harga jual log jati. Log jati yang dibutuhkan dalam proses produksi furnitur adalah

tipe log AII dan log AIII. Harga jual yang digunakan dalam pengembangan model

ini adalah Rp.2.750.000,- untuk log AII dan Rp.4.500.000,- untuk log AIII. Harga

log jati tersebut masing- masing dinaikkan sebesar 10%, 20%, dan 30%. Hasil

dari perubahan harga log jati terhadap total profit PP dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Perubahan Harga Log Jati terhadap Total Profit PP

Persentase Perubahan Harga Log Jati

Persentase Perubahan Total Profit PP

+10% 1,8% +20% 3,7% +30% 5,5%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa perubahan harga log jati mengakibatkan

perubahan total profit yang diperoleh oleh PP. Walaupun peningkatan profit tidak

terlalu besar, namun angka ini lebih menguntungkan jika dibandingkan tidak

dilakukan peningkatan harga log jati. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi

pemimpin perusahaan apabila akan menaikkan harga log jati. Apabila perusahaan

menaikkan harga log jati sebesar 10%, maka keuntungan perusahaan akan

meningkat sebesar 1,8% dari total profit yang telah diperhitungkan di awal.

Peningkatan harga log jati dapat dilakukan perusahaan untuk menambah

pendapatan dan atau dapat pula dijadikan subsidi untuk biaya pemeliharaan untuk

mendapatkan kualitas log jati yang lebih baik. Gambar 5.6 menunjukkan

perubahan harga log jati terhadap total profit yang akan diperoleh PP.

Page 87: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-13

Gambar 5.6 Perubahan Harga Log Jati terhadap Total Profit PP

Pada KBM IKB, parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah biaya

tenaga kerja langsung dan harga jual furnitur. Biaya tenaga kerja langsung

dinaikkan 10%, 20%, dan 30% dari keadaan awal, yaitu sebesar Rp.92.055,- per

m3 dari kapasitas produksi sebulan. Hasil dari perubahan biaya tenaga kerja

langsung terhadap total biaya yang dikeluarkan KBM IKB dapat dilihat pada

Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Perubahan Biaya Tenaga Kerja Langsung terhadap Total Biaya

KBM IKB

Persentase Perubahan BTKL

Persentase Perubahan Total Biaya KBM IKB

+10% 0,2% +20% 0,5% +30% 0,7%

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa perubahan biaya tenaga kerja langsung

tidak mengakibatkan perubahan total biaya KBM IKB yang besar. Hal ini dapat

menjadi pertimbangan bagi pemimpin perusahaan apabila akan menaikkan gaji

karyawan. Dari hasil tersebut, apabila perusahaan menaikkan gaji karyawan

sebesar 10%, maka perusahaan memiliki tanggung jawab lebih besar dalam

mengeluarkan total biaya sebesar 0,2% dari total biaya yang telah diperhitungkan

di awal. Peningkatan gaji karyawan dapat dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawan dan meningkatkan motivasi kerja

Page 88: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-14

karyawan. Gambar 5.7 menunjukkan perubahan biaya tenaga kerja karyawan

terhadap total biaya KBM IKB.

Gambar 5.7 Perubahan Biaya Tenaga Kerja Langsung terhadap Total Biaya

KBM IKB

Selanjutnya adalah parameter harga jual furnitur pada KBM IKB. Produk

yang dijual KBM IKB dikelompokkan menjadi tiga, yaitu produk A, B, dan C.

Harga masing-masing produk secara berurutan adalah Rp.35.000.000,-/m3,

Rp.15.000.000,-/m3, dan Rp.9.700.000,- /m3. Harga furnitur tersebut dinaikkan

10%, 20%, dan 30%. Hasil dari perubahan harga furnitur terhadap total profit

KBM IKB dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Perubahan Harga Furnitur terhadap Total Profit KBM IKB

Persentase Perubahan Harga Furnitur

Persentase Perubahan Total Profit KBM IKB

+10% 70,5% +20% 141,1% +30% 211,6%

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa perubahan harga furnitur mengakibatkan

perubahan total profit KBM IKB yang besar. Peningkatan harga furnitur sangat

menguntungkan bagi industri furnitur KBM IKB. Hal ini dapat menjadi

pertimbangan bagi pemimpin perusahaan untuk menaikkan harga furnitur.

Apabila perusahaan menaikkan harga furnitur sebesar 10%, maka perusahaan

Page 89: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-15

akan mendapatkan peningkatan profit sebesar 70,5% dari perhitungan profit awal.

Peningkatan profit KBM IKB akibat peningkatan harga furnitur dapat dikatakan

sangat menguntungkan, namun perusahaan harus mempertimbangkan dampak

yang akan terjadi jika harga furnitur tersebut dinaikkan. Makin tinggi harga

furnitur akan berdampak pada jumlah permintaan furnitur. Gambar 5.8

menunjukkan perubahan harga furnitur terhadap total profit KBM IKB.

Gambar 5.8 Perubahan Harga Furnitur terhadap Total Profit KBM IKB

Page 90: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user VI-1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk

perusahaan dan juga untuk penelitian selanjutnya.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Model yang dikembangkan dapat mendukung keberlanjutan (sustainability)

hubungan pemasok dan pemanufaktur dengan memaksimalkan kriteria

performansi aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.

2. Model ini dapat membantu pemasok dalam menentukan jumlah area hutan jati

yang ditanam, jumlah area hutan yang dipertahankan sebagai penyerap karbon

untuk media perdagangan karbon, dan jumlah area hutan yang dipanen serta

memberikan usul dalam mengeluarkan biaya CSR dan pengadaan APD.

3. Model ini dapat mendukung keberlanjutan produksi pada pemanufaktur yang

mempertimbangkan penyerapan karbon, meminimalisisr limbah yang dihasilkan,

dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan karyawan.

4. Uji coba model dilakukan dengan menggunakan tiga skenario, yaitu skenario

optimis, pesimis, dan feasible. Hasil uji coba model skenario feasible

memberikan hasil satisfied sehingga dapat digunakan oleh perusahaan dalam

menentukan target perusahaan.

5. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan jumlah permintaan

furnitur mempengaruhi secara signifikan terhadap benefit ekonomi.

6. Perubahan harga karbon pada analisis sensitivitas mempengaruhi total

pendapatan PP. Semakin tinggi harga karbon, pendapatan PP dari perdagangan

karbon pun semakin meningkat, begitu sebaliknya. Namun, perubahan harga

karbon tidak berpengaruh terhadap profit KBM IKB.

7. Hasil analisis kesalahan menunjukkan bahwa perubahan biaya pemeliharaan

pohon jati, harga log jati, dan biaya tenaga kerja langsung pemanufaktur

Page 91: Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana .../Model... · JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET ... Oleh : Ririn Dewi Cahyani I 0308013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user VI-2

memberikan perubahan yang kecil. Sedangkan perubahan harga furnitur

memberikan perubahan yang sangat besar. Analisis ini dapat membantu

perusahaan dalam memutuskan perubahan nilai parameter dengan aman.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil uji coba dan analisis model, terdapat saran-saran bagi

perusahaan sebagai berikut :

1. Sebaiknya PP mempertimbangkan adanya perdagangan karbon untuk

meningkatkan pendapatan dan juga untuk menjaga kelestarian hutan.

2. Sebaiknya PP dan KBM IKB memperhatikan pentingnya kelengkapan APD

untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah :

1. Model yang dikembangkan akan lebih mempresentasikan sistem nyata jika tidak

hanya satu pemanufaktur yang terlibat.

2. Model ini dapat dikembangkan dengan pertimbangan penjualan log jati dan

perdagangan karbon dilakukan secara dinamis.

3. Penelitian tentang produksi furnitur akan sangat bermanfaat mengingat apabila

pengadaan bahan baku optimal tetapi produksinya tidak optimal maka akan

mengalami kerugian.