Skripsi Pebri Siswandi 0701120040 Asli PRINT Ok

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian pada era globalisasi sekarang ini sangat pesat dan ketat, dalam situasi persaingan yang semakin pesat dan ketat setiap perusahaan barang dan jasa dituntut mampu menguasai dan memenangkan

persaingan serta mampu menerapkan konsep strategi pemasaran yang baik. Pemasaran merupakan bidang yang harus diperhatikan demi keberhasilan perusahaan disamping kegiatan bidang lainnya seperti produksi, personalia dan keuangan. Selain itu pemasaran juga merupakan faktor terpenting yang turut mempengaruhi kemajuan suatu bank dalam meningkatkan volume penjualan dimana bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah satu kegiatan yang terpenting dalam manajemen pemasaraan yakni dengan melakukan promosi, karena promosi merupakan kegiatan perusahaan dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan konsumen, dengan adanya komunikasi diharapkan ada tanggapan dari konsumen atas produk yang ditawarkan. Tanggapan ini oleh konsumen bisa dikategorikan dalam kesiapan pembeli yaitu kesadaran, pengetahuan, kegemaran, referensi, keyakinan, dan pembelian. dewasa ini perusahaan saling berlomba untuk mendekati dan memberikan penawaran kepada konsumen dengan cara yang tepat dan menarik agar konsumen mengkonsumsi produknya. Suatu produk tidak diketahui bahkan tidak dibeli apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya.

1

Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Maka peranan promosi berguna untuk : a. Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat b. Memberitahukan kegunanaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat serta cara penggunaannya.c. Memperkenalkan barang atau jasa baru

Menjadi keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Promosi yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang dijalankan perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun barang. Salah satu perusahaan jasa yakni lembaga keuangan atau perbankan harus memperhatikan aspek-aspek pemasaran yang sesuai. Lembaga keuangan atau Bank merupakan salah satu item terpenting bagi kehidupan ekonomi masyarakat. Kemudian strategi promosi harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan perbankan dalam menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran. Kota pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Riau yang sedang berkembang pesat dan tentunya semakin banyak perbankan yang menawarkan berbagai macam jasa perbankan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia Pekanbaru pada tahun 2010 jumlah Bank yang beroperasi dikawasan Pekanbaru berjumlah 40 Bank. Berikut di bawah ini tabel bank pemerintah maupun swasta yang ada dipekanbaru.

2

Tabel I.1 Bank yang Beroperasi Di Kota Pekanbaru Tahun 2010 No Nama Bank 1 PT. BRI (PERSERO) 2 PT. BNI (PERSERO) 3 PT.MANDIRI (PERSERO) 4 PT. BTN (PERSERO) 5 PT. Bank RIAU 6 PT. Bank BTPN 7 PT. BDI 8 PT. Bank PERMATA 9 PT. BCA 10 PT. BII 11 PT. Bank Panin 12 PT. Bank CIMB Niaga 13 PT. Bank CIMB Niaga (Xlippo) 14 PT. Bank Buana Indonesia 15 PT. Bank NISP 16 PT. Bank BDS Indonesia 17 PT. Bank EKONOMI 18 PT.Bank Robbank Indonesia 19 PT. Bank Mutiara 20 PT. Bank Mayapada 21 PT.Bank Muamalat Indonesia 22 PT. Bank Mestika Dharma 23 PT. Bank Shinta Indonesia 24 PT. Bank Kesawan 25 PT. Bank Mega 26 PT. Bank Bukopin 27 PT. Bank Bumiputera 28 PT. Bank Yudha Bhakti 29 PT. Bank Agroniaga 30 PT. Bank Harda Internasional 31 PT. Bank Commonwealth 32 PT. Bank Inter Pasific 33 PT. BNI Syariah 34 PT. Bank Riau Syariah 35 PT. BRI Syariah 36 PT. Permata Bank Syariah 37 PT. Bank Syariah Mega 38 PT. Bank Syariah Mandiri 39 PT. BTN Syariah 40 BPD Sumareta Barat Sumber : Bank Indonesia Pekanbaru 2010 Status Bank Pemerintah Bank Pemerintah Bank Pemerintah Bank Pemerintah Bank Pemerintah Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Swasta Bank Asing Bank Asing Bank Syariah Bank Syariah Bank Syariah Unit Usaha syariah Unit Usaha syariah Unit Usaha syariah Unit Usaha syariah Unit Usaha syariah

3

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa betapa ketatnya persaingan antar lembaga keuangan yang beroperasi di kawasan kota pekanbaru. Dan PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru sebagai Bank Pembangunan Daerah yang sudah berdiri sejak 1 april 1996 tentunya harus menyikapi arif situasi persaingan tersebut dengan merancang dan menerapkan strategi pemasaran yang mampu menempatkan PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru tetap eksis. Kemudian dalam kegiatan promosi nya harus memerlukan strategi-strategi yang tepat agar kegiatan promosi yang dilakukan manajemen dapat mencapai target, sesuai dengan semangat perubahan yang diusung yang tercermin dalam motto The Spirit To Grow. PT. Bank Riau-Kepri memiliki kantor cabang yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota dikawasan provinsi Riau dan Kepulauan Riau dan mempunyai Jumlah karyawan yang telah mencapai 1.684 orang per 31 Desember 2010, dengan komposisi terbesar 53,86% adalah sarjana, dan

pegawai pada divisi produk dan jasa berjumlah 8 orang yang terdiri dari pemimpin divisi, pemimpin bagian, pemimpin seksi dan pelaksana. Sampai saat sekarang jumlah kantor cabang yakni berjumlah 19 cabang. Untuk mengetahui kantor cabang dari PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru dapat dilihat pada tabel 1.2 Berikut dibawah ini :

4

Tabel I.2 Kantor Cabang PT.Bank Riau-Kepri No Nama Kantor Cabang Alamat 1 Cabang Utama Jl.Jend. Sudirman No.377 Pekanbaru 2 Cabang Tembilahan Jl.Hangtuah No.1 Tembilahan 3 Cabang Tanjung Pinang Jl.Teuku Umar No.21 T. Pinang 4 Cabang Dumai Jl.Sultan Syarif Qasim No.11 Dumai 5 Cabang Selat Panjang Jl.Diponegoro No.58 Selat Panjang 6 Cabang Batam Jl.L.Bintan-Sei. Panas No.14 Batam 7 Cabang Pasar Pusat Jl.Jend.Sudirman Plaza Sukaramai 8 Cabang Bengkalis Jl. Pahlawan No.15 A Bengkalis 9 Cabang Bangkinang Jl.Prof.M.Yamin SH No.29 10 Cabang Air Molek Jl.Jend.Sudirman Air Molek 11 Cabang Tj.Balai Karimun Jl.Pertambangan No.23 Tj.B.karimun 12 Cabang Pangkalan Kerinci Jl.M.Indra No.490 P.Kerinci 13 Cabang Bagan Siapi-api Jl.Perdagangan Bagan Siapi-api 14 Cabang Teluk Kuantan Jl.Jend.Sudirman No.114 T.Kuantan 15 Cabang Pasir Pengaraian Jl.Pasar Senen Pasir Pengaraian 16 Cabang Siak Sri Indrapura Jl.S.Ismail No.72 Siak Sri Indrapura 17 Cabang Natuna Jl.D.K.Wan.M.Benteng Natuna 18 Cabang Syariah Pekanbaru Jl.Jend.Sudirman No.628 Pekanbaru 19 Cabang Syariah T.Pinang Jl.G.Subroto KM.5 T.Pinang Sumber : PT.Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru Kemudian dari pada itu PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru juga memilki kantor cabang Pembantu yang tersebar di beberapa Kabupaten dan Kota yang berada khususnya diprovinsi Riau maupun Kepulauan Riau. Adapun jumlah kantor cabang pembantu yakni berjumlah 7 cabang. Untuk mengetahui kantor Cabang Pembantu dari PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut dibawah ini : Tabel I.3 Kantor Cab. Pembantu PT.Bank Riau-Kepri Cab. Utama Pku No Cabang Pembantu Alamat 1 Capem Tangkerang Jl. Imam Munandar No.162 A Pekanbaru 2 Capem Rumbai Jl. Sekolah No.78 Rumbai 3 Capem Senapelan Jl. Senapelan No.19 Pekanbaru 4 Capem Panam Jl. H.R.Subrantas MTC Blok A No.26 5 Capem T. Tambusai Jl. T.Tambusai No.135 B Pekanbaru 6 Capem Jl.Riau Jl. Riau No.129 B Kec.Senapelan Pku 7 Capem A.Yani Jl. A.Yani No.60 Pekanbaru Sumber : PT.Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru

5

Adapun jenis produk jasa perbankan PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru terdiri dari produk dana yakni Tabungan (Simpeda, Sinar, Dhuha), giro (Giro Rupiah dan Giro Valas), dan Simpanan Berjangka (Deposito Berjangka Rupiah dan Deposito Berjangka Valas), kemudian Produk Kredit (Kredit Karya Prima, Niaga Prima, Bina Prima, Pinjaman Daerah, Pengusaha Kecil, Ketahanan Pangan, BPD Peduli, Aneka Guna, Kendaraan Bermotor, Pemilikan Rumah, MAP, KPKM, Subsidi BBM, Pinjaman Modal). Serta

pelayanan jasa meliputi kiriman uang dalam bentuk Rupiah dan Valas, Western Union, Money Changer, Inkaso, Jaminan Bank, Referensi Bank, Kliring, RTGS, Pembayaran Telpon, Pembayaran Pensiun, Fasilitas ATM dan Kartu Kredit Bank Riau Visa. Untuk mengetahui target serta realisasi penjualan Produk Jasa Perbankan Pada PT. Bank Riau-Kepri cabang utama Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 1.4berikut ini : Tabel I.4 Target dan Realisasi Penjualan Produk Jasa Perbankan Pada PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru Tahun 2008-2010 No 1 Jenis Produk Tabungan Tahun 2008 2009 2010 2 Giro 2008 2009 2010 3 Deposito 2008 Target Penjualan 3.389.500.00 0 3.034.220.00 0 3.083.808.02 4 8.430.000.00 0 8.806.978.94 8 5.875.000.00 0 985.000.00 0 Realisasi Penjualan 2.244.195.24 1 2.248.335.89 9 2.485.439.73 1 7.778.919.62 9 7.309.835.65 0 4.895.319.36 7 1.113.791.02 6 Persentase (%) 66 74 80 92 83 83 113

6

1.275.075.00 1.190.385.42 0 8 2010 1.900.000.00 1.914.823.96 0 4 Sumber.PT.Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru

2009

93 100

Berdasarkan dari tabel 1.2 diatas terlihat bahwa target penjualan produk jasa perbankan pada PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru tiap tahun tidak mencapai target yang telah dicanangkan pada jenis produk tabungan dan giro ini tentunya berpengaruh terhadap peningkatatan penjualan produk jasa perbankan. Produk jasa tabungan pada tahun 2008 yang menargetkan penjualannya 3.389.500.000 dan yang terealisasi hanya 2.244.195.241, begitu juga tahun 2009 pihak manajemen menargetkan penjualannya 3.034.220.000 dan yang terealisasi hanya 2.248.335.899 serta pada tahun 2010 target yang telah ditetapkan masih belum juga tercapai, target penjualannya yakni 3.083.808.024 dan terealisasi hanya 2.485.439.731. Kemudian produk jenis giro pada tahun 2008 menargetkan penjualan 8.430.000.000 dan terealisasi 7.778.919.629, pada tahun 2009 target penjualan ditingkatkan menjadi 8.806.978.948 justru yang terealisasi hanya 7.309.835.650 kemudian pada tahun 2010 menargetkan 5.875.000.000 dan terealisasi hanya 4.895.319.367. Pada tahun 2008 jenis produk deposito target penjualan

985.000.000 dan terealisasi 1.113.791.026 kemudian pada tahun 2009 manajemen mencoba meningkatkan target penjualan menjadi 1.275.075.000 tetapi yang terealisasi hanya 1.190.385.428 dan pada tahun 2010 menargetkan 1.900.000.000 dan terealisasi 1.914.823.964. Dengan melihat target yang belum tercapai pada PT. Bank Riau-Kepri cabang utama Pekanbaru maka diperlukan strategi promosi dalam pencapaian target penjualan produk jasa perbankan.

7

Maka strategi promosi disini sangat diperlukan dengan melihat banyaknya pesaing. Walaupun PT. Bank Riau-Kepri cabang utama Pekanbaru sudah melaksanakan promosi melalui pemasangan iklan di media cetak dan mengikuti pameran atau expo namun kegiatan promosi dilakukan masih kurang. Melihat kondisi tersebut maka perlu diadakan suatu analisa strategi promosi agar dapat mengikuti persaingan bisnis khususnya dibidang jasa perbankan serta meningkatnya penjualan dimasa akan datang. Dari gejala tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan titik fokus pada strategi promosi PT. Bank Riau-Kepri cabang utama pekanbaru. Maka judul penelitian ini yakni Analisa Strategi Promosi Dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Produk Jasa Perbankan Pada PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru. B. Rumusan Masalah Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Strategi promosi yang baik dapat membantu perusahaan dalam menguasai pasar dan persaingan dalam mencari laba yang diharapkan. Persaingan dapat berakibat positiv, dengan adanya persainagn bisa meningkatkan mobilitas perusahaan untuk memasarkan produk yang dimilikinya, dan persaingan juga bisa berakibat negativ seperti penurunan pendapatan penjualan dan tidak tercapainya target penjualan yang bisa berdampak mengancam stabilitas perusahaan. Dengan terjadinya kondisi diatas dimana adanya persaingan dan faktorfaktor penghambat lainnya, maka dari itu dibutuhkan strategi promosi agar tujuan yang direncanakan tercapai sesuai harapan.

8

Bertitik tolak dari penjelasan diatas diketahui bahwa peran strategi promosi cukup besar terhadap eksistensi tercapainya volume penjualan. Hal ini yang membuat penulis tertarik meneliti strategi promosi dengan menganalisa strategi promosi yang diterapkan pada PT. Bank Riau-Kepri cabang utama Pekanbaru dalam menghadapi persaingan bisnis. Sehingga penulis merumuskan permasalahan yakni Bagaimana Strategi Promosi Produk Jasa Perbankan yang Diterapkan PT.Bank RIAU-KEPRI Cabang Utama Pekanbaru Dalam Memasarkan Produknya. C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis strategi promosi produk jasa perbankan yang diterapkan oleh PT. Bank Riau-Kepri cabang utama Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan kontribusi ilmiah yang dituangkan dalam bentuk karya tulis bagi perkembangan kajian Strategi Promosi. 2. Manfaat Praktis a. Bahan masukan kepada PT. Bank Riau-Kepri cabang utama Pekanbaru dalam meningkatkan kinerja perusahaan dimasa akan datang.

9

b. Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang memerlukan untuk bahan perbandingan penelitian mengenai hal yang sama pada masa yang akan datang.

D. Kerangka Teori Teori merupakan serangkaian konsep, definisi dan proporsi yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. Berdasarkan hal tersebut, maka berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang ada hubungannya dengan masalah yang penulis ungkapkan. 1. Strategi Strategi dalam bahasa Yunani yakni Strategos yang dapat diartikan sebagai komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Konsep ini relevan dengan situasi zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Kembali ke dalam bahasa Indonesia strategos berarti jendral atau perwira tinggi. Memang hal tersebut, membingungkan dari ketidak konsistenan. Akan tetapi, tak peduli perwira tinggi maupun strategos. Strategi tidak lain kata yang merupakan lambang pengertian yang dimiliki seseorang dan arbitrer, adalah sah seseorang menyebut strategi dengan sebutan nasi. Permasalahannya terletak dalam kebiasaan umum atau dengan kata lain jika tidak umum maka sukar pengertian yang dirujuk lambang sampai pada penerima lambang tepat sama dengan pengertian pemberi lambang.

10

Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara efektif yang terbaik. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi,yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik. Lantas hasilnya dirumuskan secara tersurat sebagai pedoman taktik yang selanjutnya turun pada tindakan operasional. Rumusan strategi paling tidak mesti memberikan informasi apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan demikian, siapa yang bertanggung jawab dan mengoperasionalkan, berapa besar biaya dan lama waktu pelaksanaan, hasil apa yang akan diperoleh. Akhirnya tidak terlupa keberadaan strategi pun harus konsisten dengan lingkungan, mempunyai alternatif strategi, fokus keunggulan dan menyeluruh, mempertimbangkan kehadiran risiko, serta dilengkapi tanggung jawab sosial. Singkatnya strategi yang ditetapkan tidak boleh mengabaikan tujuan, kemampuan, sumber daya, dan lingkungan. Pengabaian terhadap kualitas maupun kuantitas salah satunya memastikan dan membuka keberadaan titik serang kompetitor. Mengingat masuknya unsur lingkungan ke dalam konsep strategi telah dikemukakan. Keberadaan strategi mempunyai jangka waktu relatif panjang. Hal tersebut, menyiratkan prediksi perubahan lingkungan penting

memperoleh perhatian. Ibarat sebuah pedang pemain anggar yang memiliki kelenturan pergerakan. Pada posisi kaki lawan sejajar ditusukkan ke dada kanan,

11

lawan menarik kaki kanan ke belakang sehingga posisi miring menghindar, pedang bergoyang menempeleng dan atau menusuk dada kiri lawan. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan lawan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu dan antisipasi terhadap setiap kemungkinan yang akan terjadi. Konsep strategi militer sering kali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis, misalnya konsep Sun Tzu, Hannibal, dan Carl von Clausewitz. Dalam konteks bisnis strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang diilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi. Menurut kamus Wikipedia, startegi diartikan sebagai suatu perencanaan jangka panjang suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hutabarat dan Huseini (2008) menyatakan bahwa definisi strategi dari aspek manajemen adalah arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder). Dalam kegiatan promosi diperlukan strategi-strategi yang tepat agar kegiatan promosi yang dilakukan dapat mencapai target. Strategi promosi yang dijalankan untuk mencapai hasil yang maksimal biasanya berbeda untuk setiap perusahaan dalam melaksanakan aktifitas promosinya. Namun pada dasarnya

12

tujuan utama yang ingin dicapai adalah sama, yaitu untuk mempengaruhi konsumen agar memanfaatkan produk barang atau jasa yang ditawarkan. Strategi adalah keseluruhan tindakan-tindakan yang ditempuh oleh sebuah organisasi

untuk mencapai sasaran-sasarannya (Winardi, 1989:46). Dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (14), strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Sedangkan menurut Effendy (1993:7) pengertian strategi adalah strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan-tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Menurut Quinn, (1995:5) strategi adalah sebuah pola atau perencanaan yang menggabungkan tujuan organisasi, kebijakan-kebijakan, dan rangkaian aksi yang terpadu. Hermawan Kertajaya, (2002:228) strategi terdiri dari segmentation (cara membagi pasar berdasarkan variabel-variabel tertentu), targeting (memilih satu atau lebih segmen pasar yang dijadikan target market), dan positioning (posisi yang diinginkan ada di benak konsumen). Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture David (2004).

13

Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancanguntuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Glueck dan Jauch (1989). Alfred Chandler (1962) Strategy and Structure, strategi adalah Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr (1995), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu : (1) perspektif apa yang organisasi lakukan (intends to do), (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan

mengimplementasikan misinya. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap

lingkungannya sepanjang waktu. Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Menurut Hessel Nogi S Tangkilisan (2004) strategi adalah intuisi organisasi dan badan pemerintah terhadap perubahan lingkungan eksternal.

14

Organisasi dan intuisi yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal akan mengalami kemunduran atau kegagalan. Perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, dalam proses pencapaian tujuan tersebut peusahaan menerapkan strategi yang berbeda-beda. Perencanaan strategi harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang agar strategi yang diterapkan dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 2. Promosi Menurut Basu Swastha DM dan Irawan (1999), promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa. Stanson dalam Angipora (1999) promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklarian, penjualan personal dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Kemudian Bilson Simamora (2001) mendefinisikan promosi sebagai kegiatan untuk menginformasikan produk, membujuk konsumen untuk

membeli serta mengingatkan konsumen agar tidak melupakan produk. Sementara bagi konsumen promosi adalah komunikasi antara produsen dan konsumen. Sedangkan menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pora calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.

15

Fandy Tjiptono (2004), bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada potensial dan actual. Menurut Drs. Basu Swastha SH dan Irawan (1993), promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dan pemasaran. Promosi menurut Djaslim saladin (2003 : 123) yaitu suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Sedangkan menurut Buchari Alma (1992:153) Promosi adalah kegiatan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan menyakinkan masyarakat terhadap sesuatu. Mc.Charty & Perrealt (1995:64) Promosi adalah komunikasi informasi antara penjual dan calon pembeli atau pihak-pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Promosi menurut Saladin (1991:66) adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Sedangkan menurut Tjiptono (2000:200) promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran.

16

Gitosudarmo, (1994:237) promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian akan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Menurut Marwan Asri (1991:357) promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepad calon konsumen dan barusaha menbujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang. Promosi juga merupakan untuk menyebarluaskan informasi tentang barang dan jasa yang taawarkan dengan maksud untuk merubah pola perilaku konsumen. Stanton (1996:138) mengungkapkan bahwa Pada dasarnya promosi merupakan usaha dalam bidang informasi, himbauan (persuasi) dan komunikasi. Sedangkan Swasta & Irawan (1993:139) berpendapat bahwa Promosi adalah semua jenis kegiatan yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Promosi adalah segala bentuk aktivitas yang mengiringi operasi penjualan untuk meningkatkan kemungkinan penjualan (Colin Sowter 2003:28). Maka dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan menyakinkan masyarakat terhadap sesuatu barang. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu kebijakan penggunaan promosi yang efektif sehingga mencapai tujuan dan pasar sasaran yang telah ditetapkan. Kotler & Amstrong (1998:88) mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi penentu kebijakan penggunaan promosi yaitu:

17

1) Tipe produk/pasar, pentingnya perbedaan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan industri. Perusahaan produk konsumen biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk iklan, menyusul promosi penjualan, penjualan perorangan, danhubungan masyarakat. Sedangkan perusahaan industri mengalokasikan dananya sebagian besar untuk penjualan perorangan, dan lainnya digunakan untuk iklan, menyusul promosi penjualan, serta hubungan masyarakat, 2) Strategi dorong dan tarik, strategi dorong adalah strategi promosi yang menggunakan tenaga penjual dan promosi perdagangan untuk mendorong produk lewat saluran distribusi. Sedangkan strategi tarik adalah strategi promosi yang banyak menggunakan biaya untuk periklanan dan promosi untuk menumbuhkan permintaan 3) Strategi daur hidup produk, tahap perkenalan iklan dan hubungan masyarakat baik untuk menghasilkan kesadaran serta promosi penjualan untuk penjualan awal. Sedangkan penjualan perorangan dilaksanakan agar pedagang mau menjual produk tersebut. Tahap pertumbuhan, iklan dan hubungan masyarakat terus memberikan pengaruh kuat, sedangkan promosi penjualan dapat dikurangi karena lebih sedikit insentif yang diperlukan. Tahap dewasa, promosi penjualan menjadi relatif penting dari pada iklan. Pembeli mengetahui merk iklan hanya diperlukan untuk mengingatkan mereka akan produk. Tahap penurunan, iklan tetap dilakukan untuk mengingatkan, dan tenaga penjual hanya sedikit mempertahankan produk. Akan tetapi, promosi penjualan dapat tetap dipertahankan.

18

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarananya. Menurut Fandy Tjiptono (1998;221) kegiatan promosi memiliki tujuan yakni : a) b) Menginformasikan mengenai keberadaan suatu produk Membujuk pelanggan sasaran untuk mendorong pembeli belanja saat itu juga c) Mengingatkan para pelanggan pada manfaat yang telah diperoleh setelah menggunakan produk tersebut dan tertarik untuk membelinya kembali. Maka dari pendapat diatas secara singkat promosi berkaitan dengan upaya mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, memahaminya, berubah sikap menyukai, yakin dan membeli serta akan selalu ingat pada produk tersebut. Perusahaan selalu mencari cara untuk bisa mencapai efektifitas dengan beralih dari suatu alat promosi ke alat promosi yang lain, karena nilai ekonominya lebih baik selain itu alat-alat promosi bisa saling menggantikan. Maka fungsi pemasaran perlu dikoordinasikan dalam suatu hubungan pemasaran, bauran alatalat promosi disebut juga bauran promosi. Menurut Fandy Tjiptono (1998;222) bauran promosi adalah bentuk promosi yang memiliki fungsi yang sama tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas khususnya. Sedangkan menurut Kotler (2001;111) bauran promosi merupakan perpaduan khusus antara iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan

19

hubungan masyarakat yang digunakan perusahaan untuk meraih tujuan iklan dan pemasrannya. Menurut Fandy Tjiptono (1997:222) meskipun secara umum bentukbentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus tersebut sering disebut bauran promosi, adalah : 1. Personal Selling, adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pembeli untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 2. Mass Selling, adalah merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai (pasar sasaran) dalam satu waktu dengan cara periklanan dan publisitas. 3. Promosi Penjualan, adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. 4. Public Relation, adalah merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct Marketing, adalah system pemasaran yang bersifat intetaktif, yang memenfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi disembarang lokasi. Dalam direct marketing komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen

20

individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen bersangkutan, naik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Menurut Kotler dan Susanto (2001:774), terdapat lima saluran bauran promosi yang utama yaitu:

a. Periklanan (advertising) b. Pemasaran langsung (direct marketing) c. Promosi penjualan (sales promotion) d. Hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation) e. Penjualan tatap muka atau penjualan personal (personal selling) 3. Strategi Promosi Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian komunikasi persuasive dengan pelanggan. Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan proporsi personal selling, iklan, dan promosi penjualan. Menurut David W.Cravens (1996:77) strategi promosi merupakan perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Menurut Basu Swastha dalam Marius P.Angipora (1999), bauran promosi (promotional mix) adalah Kombinasi Strategi yang paling baik dari variabel-variabel Periklanan, Personal Selling dan alat Promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan, yang terdiri dari :

21

1. Periklanan. Periklanan adalah semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dcngan mendapat bayaran. 2. Promosi Penjualan. Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk atau jasa. 3. Penjualan Perorangan. Penjualan perorangan merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan. 4. Publisitas (Hubungan Masyarakat) Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 4. Penjualan Menurut Marwan, (1991) penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Secara umum penjualan dapat dibagi dua yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila pegiriman barang diikuti dengan adanya penyerahan uang tunai sepenuhnya atau pembayaran kontan oleh pembeli.

22

Sedangkan penjualan kredit terjadi apabila pelanggan meminta tenggang waktu atau perusahaan memberikan tenggang waktu antara penyerahan barang dengan penerimaan pembayaran. Dari pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penjualan adalah suatu kegiatan utama perusahaan yang dapat menyebabkan timbulnya pendapatan ataupun piutang dagang. Penjualan juga merupakan suatu transaksi usaha yang meliputi penyerahan barang ataupun jasa kepada pelanggan yang ditukarkan dengan alat pembayaran yang sah. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas bendabenda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran. Basu Swastha dan Irawan (2003 : 18) definisi penjualan adalah ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang di lakukan oleh pihak penjualan untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang-barang atau jasa yang ditawarkan. Menurut J.B. Heckert (1981; 263) menyatakan bahwa pengertian penjualan adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi yang nantinya akan menimbulkan penambahan uang kas organisasi itu sendiri. Kotler (2006,p.457) Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Sedangkan menurut Assauri, (1992 ) penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari transaksi, oleh karena itu kegiatan penjualan terdiri dari

23

serangkaian yang meliputi, menemukan sipembeli ,negosiasi harga serta syaratsyarat pembayaran dalam hal ini penjual harus menentukan kebijaksanaan dan prosedur yang akan diikuti untuk memungkinkan dilaksanakannya rencana penjualan yang telah ditetapkannya.

5. Produk Menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Stanton, (1996:222) suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Sedangkan menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli. Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah : a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.

24

b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk. d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the companys offer from competitors offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. Menurut Kotler (2002,p.451), suatu produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: 1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu : a) Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. b) Jasa

25

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bank, hotel dan sebagainya. 2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya. b. Barang tahan lama (durable goods) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain. 3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu: a) Barang konsumsi (consumers goods) Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk

memperoleh manfaat dari produk tersebut. b) Barang industri (industrials goods)

26

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali. Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar. Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produklainnya. Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar,

27

perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari : 1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk 2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin

besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk. 3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk. 4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. 5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan. 6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk. 7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan

28

informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan negara asal. 6. Jasa Kotler (1991: 260) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan suatu pihak kepada yang lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan Zeithaml dan bitner (2003:3) mengemukakakn definisi jasa dasarnya adalah seluruh ativitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan , memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya. Menurut Stanton, (1984:220) jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tidak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat pada penggunaan benda yang nyata (tangible). Akan tetapi sekalipun penggunaan benda perlu, namun tidak terdapat adanya pemindahan pemilik atas benda (pemilik permanen). Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksi jasa mungkin berkaitan dengan suatu produk fisik atau tidak. Kotler (1984:126). Kotler (2000) mengemukakan pengertian jasa sebagai Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik.

29

Beberapa karakteristik utama dari jasa, menurut Kotler (1993:230), adalah sebagai berikut: 1. Intangibility (Tidak berwujud) Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karma tidak bisa dindentifikasi oleh ke lima indera manusia, seperti: dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum terjadi proses transaksi pembelian. 2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang maupun mesin, disamping itu apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada. 3. Variability (Berubah-ubah) Jasa dapat mudah berubah-ubah karena jasa ini tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan. 4. Perishability (Daya tahan) Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya than yang lama karena sifatnya tergantung dari fluktuasi permintaan. Menurut Converse (1992:233), macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut : I. Personalized services Personal services adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur, salon kecantikan, laundry, foto. Sementara itu, yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa antara lain adalah, lokasi yang baik, menyediakan fasilitas dan suasana yang menarik, serta nama baik yang bersangkutan.

30

Dalam marketing personal services diusahakan supaya timbul semacam patronage motive yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contohnya patronage ini bisa timbul di dalam usaha laundries, karena kebersihan, layanan yang ramah tamah serta baik, dan sebagainya. 2. Financial services Financial services terdiri dari: a) Banking services (Bank). b) Insurance services (Asuransi). c) Investment securities (Lembaga penanaman modal). d) Public utility and Transportation services. Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah, misalnya perusahaan listrik, air minum. Para pemakainya terdiri dari: Domestic consumer (konsumen lokal), Commercial and office

(perkantoran dan perdagangan), Municipalities (kota praja, pemda). Sedangkan dalam transportation services, meliputi: angkutan kereta api, kendaraan umum, pesawat udara, dsb. Pelayanan disini ditujukan untuk angkutan penumpang dan angkutan barang 3. Entertainment Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang olahraga, bioskop, gedung-gedung pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metodemarketing yang dipakai adalah sistem penyaluran langsung dimana karcis dijual di loket-loket. 4. Hotel services

31

Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempattempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan sebagainya. Jadi produk jasa adalah produk yang dipasarkan di pasaran yang memiliki sifat yang tidak berwujud. Karena biasanya produk jasa adalah tidak bisa dilihat, namun dapat dirasakan. Selain itu, produk jasa juga tidak bisa diraba, dicium namun bisa sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang aktivitas konsumen. Produk jasa juga memiliki sifat yang dinamis yang mengikuti

perkembangan pola hidup konsumen yang menjadi target pemasaran. Karena mengikuti tuntutan update dari strategi pemasaran itu sendiri, maka produk jasa yang ditawarkan juga akan mengalami perubahan untuk menunjang pemasaran dengan hasil yang maksimal yang akan didapatkan oleh perusahaan. Perubahan dari produk jasa ini akan menciptakan persaingan usaha baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. 7. Bank Secara umum bank adalah suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan fungsi untuk untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, menyatakan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

32

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2002: 68), definisi dari Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari Bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, Bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendirian bank. Bagian yang penting dari instrumen pemasaran produk perbankan adalah pesan (message) yang dikomunikasikan kepada calon nasabah melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi. E. Konsep Operasional dan Teknik Pengukuran Untuk memudahkan pengukuran dan menghindari kesalahpahaman maka dibawah berikut :1. Strategi adalah sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin

ini diberikan konsep Operasional dan Teknik Pengukuran

sebagai

puncak yang berfokus pada tujuan organisasi jangka panjang, disertai dengan penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

33

2. Promosi adalah segala bentuk komunikasi pemasaran dalam upaya

menyebarkan informasi, mengenalkan, membujuk/mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran kepada perusahaan dan produk/jasa nya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Promosi yang dimaksud adalah mencakup mass selling. Promosi penjualan, dan public relatioan. 3. Strategi promosi adalah merupakan sebuah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa yang kita miliki dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan melakukan promosi, maka usaha atau bisnis yang dimiliki bisa mengalami kenaikan angka penjualan. 4. Komponen-komponen strategi promosi menurut Menurut Basu Swastha dalam Marius P. Angipora (1999) adalah :a. Periklanan

b. Promosi penjualan c. Penjualan Perorangand. Publisitas (Hubungan Masyarakat)

Berkaitan dengan konseptual diatas maka pengukuran strategi promosi yakni :1. Periklanan

Periklanan adalah salah satu dari kegiatan bauran promosi yang digunakan oleh perusahaan dalam mengkombinasikan barang atau jasanya dengan pembeli dan masyarakat yang ditargetkan. Periklanan merupakan salah satu alat dari bauran promosi yang paling popular. Media yang biasa digunakan oleh periklanan yaitu media cetak ( surat kabar, majalah,

34

selebaran atau brosur dan lain sebagainya), media elektronik (Televisi, radio). Bentuk promosi periklanan yang dilakukan oleh PT. Bank RiauKepri Cabang utama Pekanbaru adalah : a. b. c. Mengadakan iklan surat kabar Mengadakan iklan Televisi dan radio Dengan menyebarkan pamplet maupun brosur

Dari indicator diatas untuk penilaian dapat dilihat : Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk periklanan PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru telah melaksanakan 3 kriteria diatas yaitu meliputi surat kabar, televisi dan radio lokal serta brosur atau pamplet. Cukup Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk periklanan PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya melaksanakan 2 kriteria dari 3 kriteria diatas. Kurang Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk periklanan PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya melaksanakan 1 kriteria dari 3 kriteria diatas atau tidak sama sekali. 2. Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah insentif jangka panjang untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

35

Bentuk promosi yang dilakukan PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru dalam bentuk memberikan hadiah kepada nasabah atau pelanggan. Dalam kegiatan promosi penjualan yang perlu diperhatikan antaranya : a. Kupon undian b. Adanya jaminan atau garansi c. Potongan harga

Dari indicator diatas untuk penilaian dilihat : Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk sales promosi PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru telah melaksanakan 3 kriteria diatas. Cukup Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk sales promosi PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya melaksanakan 2 kriteria dari 3 kriteria diatas. Kurang Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk sales promosi PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya melaksanakan 1 kriteria dari 3 kriteria diatas atau tidak sama sekali. 3. Penjualan perorangan Penjualan perorangan dapat diartikan sebagai komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dengan calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membeli. Kegiatan ini dilakukan dengan bertatap muka

36

langsung antara penjual dan calon pembeli yang merupakan satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Bentuk promosi penjualan langsung yang dilakukan PT.Bank RiauKepri cabang utama pekanbaru menggunakan tenaga marketing yang secara langsung berinteraksi dan bertatap muka dengan calon pembeli dan pelanggan, dalam personal selling aspek utama yang diperhatikan meliputi: a. Mencari prospek (nasabah) b. Melayani c. Bernegosiasi Dari indicator diatas untuk penilaian dilihat : Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk personal selling PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru telah melaksanakan 3 kriteria diatas. Cukup Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk personal selling PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya melaksanakan 2 kriteria dari 3 kriteria diatas. Kurang Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk personal selling PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya melaksanakan 1 kriteria dari 3 kriteria diatas atau tidak sama sekali. 4. Hubungan Masyarakat

37

Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap-sikap kelompok terhadap organisasi tersebut. Yang dimaksud kelompok disini adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kelompok tersebut bisa terdiri dari atas karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan dan orang-orang yang tinggal disekitar organisasi pemasok, perantara, pemerintahan serta media massa. Bentuk promosi yang dilakukan PT. Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru yakni : a. Menjadi sponsor pada acara tertentu b. Menempatkan cerita dimedia (media cetak dan elektronik) dalam menarik perhatian masyarakat terhadap produknya. c. Penyampaian pesan dari karyawan bagian pemasaran kepada konsumen secara langsung. Dari indicator diatas untuk penilaian dilihat : Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk publisitas PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru telah melaksanakan 3 kriteria diatas. Cukup Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk publisitas PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya melaksanakan 2 kriteria dari 3 kriteria diatas. Kurang Baik : Apabila dalam kegiatan promosi dalam bentuk publisitas PT.Bank Riau-Kepri Cabang utama Pekanbaru hanya

38

melaksanakan 1 kriteria dari 3 kriteria diatas atau tidak sama sekali. F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Pekanbaru dikarenakan Pekanbaru merupakan Ibu Kota Provinsi Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Riau pada PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama yang berlokasi di Jl. Sudirman No. 377 Pekanbaru. 2. Populasi Dan Sampel Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah nasabah yang melakukan pembelian produk jasa perbankan jenis tabungan di PT. Bank Riau-Kepri cabang utama Pekanbaru pada tahun 2010 yakni sebanyak 3.747. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian disini yaitu konsumen yang telah membeli produk jasa perbankan dan karyawan divisi produk jasa PT.Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru. Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut, Umar Husein, (2002;146): N n= 1+Ne 3.747 n= 1+N3.747(10%) n= 97,40 (dibulatkan menjadi 97 sampel). n= 97 responden

39

keterangan: n adalah ukuran sampel N adalah ukuran populasi e adalah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan dalam penelitian ini sebesar 10% Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut dipandang cocok sebagai sumber data, Sugiono (2007;77). Kerangka pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.5 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel No Sub Populasi Populasi Sampel 1 Karyawan Divisi Key Produk Jasa Informan 2 Nasabah 3.747 97 Jumlah 3.747 97 Sumber : PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara yakni : a. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan responden untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Pada tahap ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pimpinan divisi produk dan jasa kemudian karyawan.

40

b. Kuesioner, yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang telah disusun secara terperinci yang diajukan kepada nasabah atau konsumen, pimpinan/manejer PT Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru. c. Studi kepustakaan, data dikumpulkan melalui catatan, arsip yang ada pada kantor PT Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru. 4. Jenis Dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari nasabah berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner. b. Data Sekunder, adalah data dan informasi yang penulis peroleh dari PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru yang berupa produk dan jasa, sejarah perkembangan perusahaan, dan stuktur organisasi perusahaan. 5. Analisa Data Setelah semua data didapat, data tersebut dikelompokkan, diuraikan sesuai dengan jenis dan macam data kemudian dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yang mana setelah data diperoleh kemudian dianalisa, diolah dan ditabulasikan dalam bentuk tabel dan dalam pembahasannya diikuti oleh uraian-uraian agar lebih memperjelas.

41

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK RIAU-KEPRI CABANG UTAMA PEKANBARU A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru Tanggal 1 April 1996 menjadi hari sangat bersejarah bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau. Berkas surat keputusan (SK) Gubernur Provinsi Riau No.52/Kpts/IV/1996 menandai lahirnya sebuah bank di Provinsi Riau yang diberi nama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau. SK yang ditandatangani oleh Kaharoeddin Nasution Gubernur Riau saat itu menjadi saksi lahirnya bank milik pemerintah daerah, yang selanjutnya menjadi salah satu BPD di Indonesia. Pendirian PBD Riau ini merupakan penyesuaian terhadap Undang-Undang (UU) No. 13 Tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah. Jauh sebelum berdirinya BPD Riau, di Provinsi Riau telah berdiri PT. Bank Pembangunan Daerah Riau (PT. BAPERI) tanggal 2 Agustus 1961 berdasarkan Akte Notaris Sjawal Sutan Diatas No. 1 tanggal 2 Agustus 1961, dan

42

izin usaha Menteri Keuangan Republik Indonesia No. BUM 9-4-4-5 tanggal 15 Agustus 1961. Namun dalam perjalanannya, PT BAPERI tidak dapat melaksanakan kegiatan usahanya sebagaimana syarat-syarat yang dikendaki UU No. 13 Tahun 1962 tersebut. Maka oleh Gubernur Riau dibentuklah Team Penyesuaian dan

Reorganisasi untuk menilai kelanjutan usah PT. BAPERI. Berdasarkan SK Gebernur Riau No. 52/Kpts/ IV/ 1966 tanggal i April 1966 dilakukan pengakhiran kegiatan operasional PT. BAPERI dan pendirian Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau. Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan dunia perbankan, BPD Riau juga dihadapkan pada berbagai perubahan kebijakan yang berdampak pada perkembangan bank, terutama untuk menjawab bagiman kesiapan dalm menyediakan sumber-sumber modal untuk menunjang pembiayaan pembangunan daearah. Dalam rangka meningkatkan daya usaha pembangunan daerah,

mengerakkan modal dan potensi daerah, dianggap perlu mengikut sertaka Kabupaten/Kota se Provinsi Riau yang maksudnya selain memupuk Bank minded, juga untuk memudahkan dan memperlancar penyaluran dan pembiayaan bagi proyek-proyek pembangunan yang tersebar di Provinsi Riau. Berpedoman pada UU No. 13 Tahun 1962 dan UU No. 14 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, Pemerintah Daearah Tingkat 1 Riau tahun 1975 melahirkan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah TK 1 Riau No. 10 tahun 1975 tentang Bank Pembangunan Daearah Propinsi Daerah TK 1 Riau serta diundangkan dalam lembaran daerah No. 14 Tahun 1977, seri: D Nomor 9.

43

Keluarnya Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 584-033 Tahun 1981 tentang petunjuk pelaksanaan pengangkatan dan pmberhentian anggota Direksi dan Badan Pengawas Bank Pembangunan Daerah No. 584-651 Tahun 1983 tantang pedoman tata tertib dan cara menjalankan pekerjaan direksi dan badan pengawas Bank Pembangunan Daerah, serta no SK.584-17 Tahun 1996 tentang ketentuan-ketentuan penghasilan badan mengenai pengawas Status, dan Pengangkatan, direksi, pemberhentian dan

ketentuan-ketentuan

pokok

kepegawaian dan peraturan gaji pegawai dilingkungan Bank Pembangunan Daerah, dipandang perlu mengadakan penyesuaian dan penyempurnaan serta mengubah untuk pertama kalinya Perda No. 10 Tahun 1975 dengan Peraturan Daerah Propinsi Riau Daerah TK 1 Riau No. 18 Tahun 1986 tentang Bank Pembanguna Daerah Propinsi Daerah TK 1 Riau yang diundangkan dalam Lembaran Daerah No.26 Tahun 1987 Seri: D Nomor 25. Berlakunya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan merupakan peristiwa penting dalam rangkaian upaya pembangunan sektor keuangan pada umumnya dan sektor perbankan pada khususnya, karena seluruh lembaga perbankan diharuskan mengatur kembali status pendirian masing-masing. Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 dan diikuti Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1992 telah ditetapkan penyesuaian peratyran pendirian Bank Pembangunan Daearah. Atas dasar kedua peraturan diatas, Pemerintah Daerah Tingkat 1 Riau mengeluarkan Peraturan Daerah No. 14 Tahun 1992 tentang Bank Pembangunan Daearah (BPD) Riau. Dalam Perda ini disebutkan bahwa modal dasar BPD Riau sebesar Rp 22,5 dalam bentuk saham-saham yang bernilai nominal Rp 750 ribu

44

per saham, dengan ketentuan sekurang-kurangnya 51% dari seluruh jumlah nilai saham itu dimilki oleh Pemerintah Daerah TK1 dan TK II. Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Ketika BPD semakin tumbuh dan berkembang, ada keinginan besar yang hendak diwujudkan manajemen, yakni mengubah status BPD Riau dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroaan Terbatas (PT) yang merujuk pada UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Keinginan ini dilatar belakangi berbagai pertimbangan. Dengan mengubah status menjadi PT, diharapkan kinerja dan pelayanan Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru kepada masyarakat bisa semakin ditingkatkan. Selain itu, kedudukan dengan bank lain akan sejajar. Apalagi dengan berubah menjadi PT, akan memudahkan perusahaan meningkatkan modal, misalnya dengan mengikutsertakan pihak swasta dan masyarakat dalam kepemilikan saham. Jika RUPS ingin memberikan kesempatan kepada pihak ketiga atau masyarakat dalam penyetoran modal, maka bentuk PT akan lebih fleksibel dalam memenuhi persyaratan tersebut. Perubahan status ini intinya brtujuan untuk mengantisipasi persaingan global, karena bnetuk badan hukum PT yang diatur oleh UU No. 1 Tahun 1995 lebih diakui oleh dunia intrnasional dibanding jika berbentuk PD. Dengan berbagai alasan diatas, manajemen BPD Riau terus menguatkan tekad untuk mengubah status bank. Banyak tahapan yang harus dilalui manajemen untuk melangkah menjadi PT. Prosesnya diawali dengan pembentukan Tim Perumusan Rancangan Peraturan Daerah oleh Tim dari Pemerintah Propinsi Riau yang terdiri

45

dari Biro Perekonomian, Biro Keuangan, Biro Hukum, dan Dinas Pendapatan Daerah dan Tim dari BPD Riau. Tugas tim ini membuat Rancangan Peraturan Daerah ( Ranperda) tentang perubahan bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daearah Riau dari PD menjadi PT. Setelah selesai dirancang, Draft Ranperda ini disampaikan ke DPRD Riau oleh Pemerintah Propinsi Riau. Menyikapi Ranperda ini, DPRD Riau kemudian membentuk panitia khusus untuk membahas Renperda bersama-sama dengan Tim Asistensi. DPRD Riau akhirnya menyetujui Ranperda Perubahan status BPD Riau melalui Rapat Paripurna yang berlangsung pada tanggal 31 Juli 2002. setelah disetujui oleh DPRD Riau, Pemerintah Propinsi Riau selanjutnya menetapkan Ranperda tersebut menjadi Perda Propinsi Riau No. 10 Tahun 2002 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum BPD Riau dari PD menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Riau. Perda ini kemudian diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Riau No. 50 Tahun 2002 pada tanggal 26 Agustus 2002 yang ditandatangani Gubernur Riau Saleh Djasid. SH dan Sekda Propinsi Riau Arsyad Rahim. Berdasarkan Perda tesebut Gubernur Riau diberi wewenang untuk melaksanakan proses perubahan Badan Hukum menjadi PT, dengan terlebih dahulu merumuskan Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Riau dengan konsultan hukum Reny dan Darus. Anggaran Dasar tesebut ditandatangani oleh Gubernur Riau dengan Akta Notaris No.36 tanggal 18 Januari 2003. Anggaran Dasar tersebut telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman dan

46

Hak Asasi Manusia, sesuai dengan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor: C-09851 HT.01.01. TH.2003 tanggal 5 Mei 2003. Keputusan ini diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.59/2003 tanggal 25 juli 2003, dan dituangkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor: 5817/2003. Sebagai institusi perbankan, perubahan PD menjadi PT ini pun secara operasional harus mendapat persetujuan oleh pemegang otoritas moneter yaitu Bank Indonesia, kemusian pengurusan izin operasional dilakukan dengan melampirkan dokumen-dokumen yang telah disesuaikan dengan perubahan badan hukum maupun logo baru Bank Riau. Terbitnya Keputusan Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia

No.5/30/KEP.DGS/2003 tanggal 22juli 2003 tentang Perubahan Status Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Riau dari PD menjadi PT, merupakan penyempurnaan dari proses panjang. Dengan keputusan ini, BPD Riau mengumumkan kepada masyarakat bahwa terhitung sejak tanggal 1 agustus 2003, BPD Riau berubah status dari PD menjadi PT,. Bank Pembangunan Daerah Riau atau disingkat menjadi PT. Bank Riau. Konsekuen ini berdampak pada modal dasar yang bank yang semula hanya Rp 100 miliar bertambah menjadi Rp 250 miliar, dan saat ini telah berkembang menjadi Rp 700 miliar. Setelah berkembang dengan status bar, Bank Riau terus melakukan berbagai langah untuk mengembangkan usahanya. Salah satu langkah besar yang dilakukan bank ini adalah dengan membuka Unit Usaha Syariah (UUS) tahun 2003. keberadaan Unit Usaha Syariah menjadi cikal bakal lahirnya Kantor Cabang Bank Riau Syariah. Visi dan Misi Perusahaan PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru

47

Sebagai perusahaan perbankan tentunya PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru harus menetapkan visi dan misi sebagai pondasi berpijak dalam menentukan program dan kebijakan yang akan dijalankan dalam meningkatkan eksistensi dan kemampuan bersaing perusahaan dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan yang termaktub dalam visi dan misi tersebut. Adapun visi dan misi PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru adalah : Visi : Sebagai perusahaan perbankan yang mampu berkembang dan terkemuka di daerah, memiliki manajemen yang profesional dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sehingga dapat memberdayakan perekonomian rakyat. Misi : 1. Sebagai bank yang sehat, elit dan merakyat 2. Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah 3. Sebagai pengelola keuangan pemerintah daerah 4. Sebagai sumber pendapatan daerah 5. Sebagai pembina, pengembang dan pendamping usaha kecil dan menengah Layar Terkembang Di ilhami dari latar belakang alam dan masyarakat Riau yang sangat dekat dengan kehidupan air, ide dasar Corporate Identity (logo) Bank Riau-Kepri adalah tiga layar terkembang . layar (dan erahunya) adalah simbolisasi adanya aktivitas dan dinamikakehidupan masyarakat sehubungan dengan transportasi air. Layar terkembang adalah interprestasi dari simbol kedaerahan (Riau) yang khas, semangat menjaga keteguhan (dalam Keimanan). Terjaganya keutuhan dalam

48

kesatuan identitas, kesiapan mengarungi perjalanan (menuju satu tujuan yang lebih baik). Tiga layar terkembang adalah lambang dari filosofi Teguh, Utuh dan Tumbuh, identitas Bank Riau-Kepri sebagai landasaan dalam setiap aktivitasnya. Teguh Representasi dari sesuatu yang kuat, kokoh dan tak mudah goyah. Dengan spirit Teguh, Bank Riau-Kepri mewujudkan integritas sebagai bank yang memegang teguh norma-norma keimanan yang berlaku. Konsisten dengan komeitmen yang telah disepakati, serta tegas dalam kebijakan (mengarahkan Visi dan menjalankan Misi). Utuh Menggambarkan keterpaduan antara beberapa unsur yang menyatu sehingga menjadikan utuh dan solid (Kompak) dalam satu sinergi sebagai bank daerah. Bank Riau-Kepri terus membina interaksi antar insan Bank Riau-Kepri dan kemitraan dengan masyarakat/nasabah (stake holder) melalui kerja sama dengan layanan terbaik. Tumbuh Bank Riau-Kepri terus tumbuh, maju, progresif, dinamis, kredibel dengan kinerja unggul dan performa prima, serta inovatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan zaman. Inspirasi Dalam menentukan pewarnaan pada loga ada beberapa inspirasi yang diambil PT. Bank Riau-Kepri , inspirasi tersebut adalah : 1. Warna Kuning Keemasan, adalah reflekski dan harapan akan kesuksesan, keagungan dan kegemilangan.

49

2. Warna Merah Marun, adalah ekspresi semangat berkarya (aktif), semangat perjuangan dan produktivitas. 3. Warna Hitam, adalah identik dengan keteguhan, tegas, formal, sopan dan mantap. B. Sruktur Organisasi Struktur organisasi merupakan kerangka usaha dalam menjalankan dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan organisasi, dapat dianggap wadah untuk mencapai tujuan tertentu. Mengetahui kedudukan dan wewenang, tugasa dan fungsi serta tanggung jawabnya, sistem komuniksi dan bagaimana sistem internal kontrol dijalankan. Susunan Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah Dan

Manajemen Eksekutif PT. Bank Riau-Kepri : 1. Dewan Komisaris Susunan Dewan Komisaris PT. Bank Riau-Kepri terdiri dari : Komisaris Utama : Drs.H.R. Mambang Mit Dewan Komisaris : Drs.H. A. Rivaie Rachman Dewan Komisaris : Chairisman Rasahan Dewan Komisaris : H.Juni Sjafrien Jahya,SH,MH Dewan Komisaris : Prof.DR.H.Sufian Hamim,SH,M.Si 2. Direksi Susunan Direksi PT. Bank Riau-Kepri terdiri dari : Direktur Utama : Ir.Erzon,MM Direktur Dana dan Jasa : Drs.H.Abdul Aziz, MBA Direktur Kredit dan Syariah : H.Ruslan Malik, SE Direktur Operasional : H.Wan Marwan, SE Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko : H.Sarjono Amnan, SE 3. Dewan Pengawas Syariah Ketua : Mukhtar Samad Anggota : Mahdini 4 . Manajemen Eksekutif

50

Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis Pemimpin Divisi SKAI Pemimpin Divisi Information Technology Pemimpin Divisi Treasury & Internasional Pemimpin Divisi Komersial Pemimpin Divisi Syariah Pemimpin Divisi Konsumer Pemimpin Divisi Mikro & Kecil Pemimpin Divisi Penanganan Kredit Bermasalah Pemimpin Divisi Umum Pemimpin Divisi Human Capital & Service Pemimpin Divisi Operasional & Keuangan Pemimpin Divisi Kepatuhan & Hukum Pemimpin Divisi Manajemen Risiko 5. Pemimpin Cabang Pemimpin Cabang Utama Pemimpin Cabang Tembilahan Pemimpin Cabang Tanjung Pinang Pemimpin Cabang Dumai Pemimpin Cabang Selat Panjang Pemimpin Cabang Batam Pemimpin Cabang Pasar Pusat Pemimpin Cabang Bengkalis Pemimpin Cabang Bangkinang Pemimpin Cabang Air Molek Pemimpin Cabang Tanjung Balai Karimun Pemimpin Cabang Pangkalan Kerinci Pemimpin Cabang Bagan Siapi-api Pemimpin Cabang Teluk Kuantan Pemimpin Cabang Pasir Pengaraiyan Pemimpin Cabang Siak Sri Indrapura Pemimpin Cabang Ranai Pemimpin Cabang Syariah Pekanbaru Pemimpin Cabang Syariah Tanjung Pinang

: Syamsul Bakri : Afrijon Rauf : Irfan Budiman : Khairul Anwar : Yumadris : Ilyas Karim : Syahrul : Said Syamsuri : Sumitri Bibra : Arifin Nurdin : Afrial Abdullah : Nizam Putih : Eka Afriadi : Frans Z Dinel

: Mukhlis : Surip : M. Zubir Salehan : Asari : Khairul Anwar : Kaharuddin Menteng : Yuharman : Nailan Matin : Fajar Restu : Sofyan : Rizali Effendi : Ikhwan : Zullisman : Zulhelmi : Syahruddin Thabrie : M. Azwizar Hendry : Azhar Effendi : Khairul Ammar : Zaini Ahmad

Dalam melaksanakan fungsi Bank, berdasarkan hasil keputusan RUPS PT. Bank Riau-Kepri tentang susunan organisasi dan tata kerja PT. Bank Riau-Kepri, maka dibawah ini dapat diuraikan tentang tugas pokok dan garis besar pekerjaan sebagai barikut :

51

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)a.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank memegang

kekuasaan tertinggi pada organisasi Bank.b.

Tata tertib pelaksanaan dan materi Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) diatur dengan peraturan tersendiri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Dewan Komisaris Dewan komisatis PT. Bank Riau-Kepri berjumlah 5 (lima) sama dengan jumlah Direksi. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan empat Anggota Komisaris (Independen). a. Menetapkan kebijakan umum Bank dan menjalankan pengawasan, pengendalian dan pembinaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku b. Memutuskan dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bank c. Untuk menyelenggarakan kegiatan sebagaimana tersebut pada ayat a, Komisaris mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab antara lain : c.1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan dan kebijaksanaan pengurusan Bank yang dilakukan Direksi, serta memberi nasehat kepada Direksi mengenai rencana pengembangan, pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan, pelaksanaan ketentuanketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

52

c.2. Melakukan pengawasan secara berkala sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan atau sewaktu-waktu jika dpandang perlu. c.3. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Bank. c.4. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tersebut. c.5. Melaksanakan kepentinga Bank dengan memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan tanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham. d. Komisaris dapat menunjuk satu atau beberapa orang ahli untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang dipandang perlu atas biaya Bank. 3. Dewan Direksi Dewan Direksi PT. Bank Riau berjumlah 5 (lima) sama dengan jumlah Dewan Komisaris. Dewan Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dengan komposisi sebagai berikut : 1. Direktur utama 2. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko 3. Direktur Komersial dan Syariah 4. Direktur Operasional 5. Direktur Konsumer dan Mikro a. Direksi mempunyai tugas pokok memimpin Bank sesuai dengan kebijaksanaan umum yang digariskan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

53

b. Untuk melaksanakan tugas pokok, Direksi mempunyai kewajiban dan tanggung jawab antara lain : b.1. Menjalankan pengurusan dan pengelolaan Bank sesuai dengan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku b.2. Membuat dan menyampaikan laporan keuangan Bank kepada Dewan Komisaris. b.3. Memberikan keterangan yang diminta oleh Komisaris mengenai halhal yang berhubungan dengan pengurusan dan pengelolaan Bank secara akurat, relevan dan tepat waktu. b.4. Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). b.5. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern (SAKAI) Bank, hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lain. c. Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dapat mengangkat Penasehat Direksi, Staf Ahli Direksi terutama yang berpengalaman di bidang ekonomi, moneter, keuangan, sumber daya manusia dan perbankan dengan tugas dan tanggung jawab diatur tersendiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku d. Direksi dalam menjalankan tugasnya dapat menunjuk pejabat untuk jabatan kesekretariatan untuk membantu tugas-tugas Dewan Komisaris.

54

e. Tata tertib, cara menjalankan pekerjaan dan pembagian tugas Direksi diatur dalam peraturan tersendiri dengan persetujuan Dewan Komisaris dan berpedoman padaketentuan perundang-undangan yang berlaku. 4. Direktur Utama a. Direktur Utama mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan, pengurusan dan pengelolaan Bank guna menjamin keterpaduan dan kelancaran tugas-tugas Bank. b. Direktur Utama melakukan koordinasi dengan Direktur-Direktur. 5. Direktur-Direktur a. Direktur-Direktur menyelenggarakan koordinasi , melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap kegiatan Divisi-Divisi di bawah supervisinya. b. Direktur Kepatuhan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank telah mematuhi seluruh peraturan dan ketentuan baik ketentuan Bank Indonesia, peraturan dan ketentuan intern dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian, memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku, memantau dan menjaga kapatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia, Komisaris dan Dewan Pwngawas Syariah maupun pihak ekstern lainnya. c. Direktur-Direktur berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama. 6. Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

55

Tujuan Komite-Komite dibentuk bertujuan untuk mendukung efektivitas

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas-tuga pokoknya serta merumuskan kebijakan Komisaris dalam bidangbidang tertentu. Tugas Pokok a. Komite Audit Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perencanaan dan

pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalm rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan serta memastikan bahwa laporan-laporan yang disampaikan kepada Bank Indonesia serta instansi lain yang

berkepentingan dilakukan dengan benar dan tepat waktu dan memastikan bahwa Bank mematuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku. b. Komite Pemantau Resiko b.1. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen resiko dengan pelasanaan kebijakan tersebut b.2. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Resiko dan Satuan Kerja Manajemen Resiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. 7. Divisi (SBU) Mikro dan Kecil

56

Divisi (SBU) Mikro dan Kecil dipimpin oleh Pimpinan Divisi, yang bertanggung jawab kepada Direktur Operasional dan UMKM. Tugas pokok dan tanggung jawabnya antara lain : a. Menyusun Rencan Anggran Kerja Tahunan (RKAT) dalam bentuk goal setting dan Anggaran Divisi (SBU) Mikro dan Kecil b. Menyelenggarakan, memonitor, mengendalikan, mensosialisasikan dan mengadministrasikan, serta membuat laporan pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahuna (RKAT) Divisi Mikro dan Kecil yang meliputi : b.1. Pembinaan kantor pelayanan (SBU) Mikro dan lembaga keuangan lain yang berhubungan dengan kepentingan bisnis Mikro dan Kecil. b.2. Perluasan jaringan kantor kedai dan pembinaan kedai Bank Riau. b.3. Mengusahakan dan memelihara sumber dana potensial b.4. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemasaran, meliputi : b.4.1. Produk penghimpunan dana, jasa dan kredit b.4.2. Harga dan tarif b.4.3. Promosi b.4.4 Distribusi

b.4.5. Pasar (segmentasi pasar, target pasar, positioning) b.4.6. Portofolio produk b.5. Penciptaan dan pengembangan produk Mikro dan Kecil b.6. Mengadakan kerja sama dengan pihak lain (BI, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perbankan, Koperasi, dan Lembaga

Keuangan/Pembiayaan lain) di bidang Miro dan Kecil

57

c. Merumuskan kebijakan dan pengarahan Direksi dalam suatu intruksi, ketetapan, keputusan dan prosedur tertulis sebagai pedoman bagi staf dan pagawai baik di lingkungan Divisi Miro dan Kecil maupn Bank secara keseluruhan. d. Melatih, membimbing, meningkatkan keteramppilan dan prestasi serta mutu tenaga pemasaran Mikro dan Kecil. e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direksi terutama berkenaan dengan pelaksanaan tugas Divisi Mikro dan Kecil. C. Aktivitas Perusahaan Sesuai dengan Visi dan Misi PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru sebagai perusahaan perbankan yang mamapu berkembang dan terkemuka di daerah, memeiliki manajeman yang propesional dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sehingga dapat memberdayaakan perekonomian rakyat. Sebagai perusahaan perbankan PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru juga melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa : 1. Deposito iB Bank Riau Deposito iB Bank Riau adalah simpanan dana berjangka dengan menggunaka akad mudharabah muthlaqah, yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Produk ini hadir agar simpanan nasabah di Bank diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu dan insyaallah mendapat bagi hasil atas usaha Bank. Keuntungan :

58

a. Bagi hasil lebih adil b. Fleksibel jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan c. Diutamakan sebagai agunan pembiayaan Dokumen yang digunakan untuk perorangan adalah : a. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening b. Menyerahkan fhoto kopi KTP/SIM/idenritas lainnya c. Meyerahkan setoran dana minimanl 1 juta rupiah Dokumen yang harus dilengkapi untuk perusahaan adalah : a. Mengisi dan menandatangani formulir aplikasi pembukaan deposito b. Fhoto kopi akte pendirian perusahaan dan perubahan c. Fhoto kopi SIUP/NPWP d. Fhoto kopi KTP/paspor dari pejabat yang berwenang untuk melakukan transaksi e. Surat kuasa kepada pihak yang mewakili perusahaan f. Menyerahkan setoran dana minimal 1 juta rupiah 2. Giro iB Bank Riau Adalah sarana penyimpanan dana dengan prisip wadiah (titipan) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya, atau dengan pemindah bukuan. Dengan giro iB maka nasabah dapat melakukan penarikan, penyetoran, transfer dana dan pembayaran tunai sewaktu-waktu. Dengan rekening giro ini membantu nasabah melakukan pembayaran maupun penyetoran atas transaksi keuangan secara praktis. yang harus dilengkapi

59

Keuntungan dan manfaat : a. Fleksibilitas dalam bertransaksi b. Dapat digunakan sebagai referensi Bank c. Meningkatkan citra pribadi dari perusahaan d. Memberi kemudahan dan kenyamanan e. Praktis dan akurat Dokumen pembukaan rekening untuk perorangan, yang harus dilengkapi adalah : a. Mengisi dan menandatangani formulir aplikasi pembukaan rekening b. Menyerahkan fhoto kopi KTP/SIM/identitas lain c. Fhoto Kopi NPWP d. Surat referensi Bank e. Menyerahkan setotan awal f. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia Dokumen pembukaan rekening untuk perusahaan, yang harus dilengkapi adalah : a. Mengisi dan menandatangani formulir aplikasi pembukaan rekening b. Surat referensi Bank c. Fhoto kopi akte pendirian perusahaan dan perubahan d. Fhoto kopi SIUP/NPWP/SITU e. Fhoto kopi KTP/paspor dari pejabat yang berwenang untuk melakukan transaksi f. Menyerahkan setoran awal g. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia

60

3. Giro Valas Bank Riau Giro valas Bank Riau-Kepri mempermudah urusan bisnis global dan lebiah aman. Kelancaran transaksi dalam valita asing adalah keharusan dalam era global. Maka Bank Riau mempersembahkan Giro Valas yaitu rekening simpanana dalam valita asing yang ditujukan untuk mendukung kelancaran bisnis nasabah. Keuntungan : 1. Kemudahan dan kenyamanan dalam bertansaksia.

Leluasa memilih jenis mata uang yang nasabah inginkan (USD, SGD, Euro) b. Rekening koran giro valas dapat diperoleh tiap bulan c. Mempermudah penerbitan referensi bank d. Pilihan penyetoran dan penarikan sesuai dengan pilihan nasabah e. Dapat ditransper ke rekening yang nasabah inginkan 2. Biaya penyetoran dan penarikan ringan a.Penyetoran tunai dalam bentuk bank nates USD ke rekening giro valas Bank Riau USD tidak dikenakan kurs jual beli b. Penarikan tunai dalam bentuk bank notes USD ke rekening giro valas Bank Riau USD tidak dikenakan kurs jual beli dan biaya propisi hingga jumlah penarikan USD 10,000/ bulan 3. Jasa giro yang menarik Jasa giro dihitung berdasarkan saldo harian yang dikreditkan ke rekening giro valas nasabah setiap akhir bulan. Syarat pembukaan giro valas Bank Riau 1. Perorangan

61

a. Kartu identitas KTP/SIM/Paspor/KIMS b. Setoran awal minimal USD 100, SGD 1.000, Euro 1.000 2. Badan usahaa. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya

b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

d. Kartu identitas KTP/SIM/Paspor/KIMS, dari pejabat yang berwenange. Setoran awal minimal USD 100, SGD 1.000, Euro 1.000

4. Deposito Valas Deposito Valas Bank Riau-Kepri merupakan produk untuk berinvestasi dalam valuta asing. Dengan kepastian tingkat suku bunga dalam kurun waktu yang nasabah pilih, maka investasi nasabah akan aman dan terjaga dari efek kluktuasi kurs valas sekaligus menguntungkan. Keuntungan yang akan di dapatkan nasabah adalah : 1. Kemudahan dan kenyamanan bertransaksi a. Leluasa memilih mata uang yang nasabah inginkan USD, SGD, Eurob. Aman dari fluktuasi kurs valas dalam jangka waktu yang nasabah

inginkan 1, 3, 6, dan 12 bulanc. Fasilitas Automatic Roll Over (ARO) atau perpanjangan otomatis

yang suku bunganya sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku saat itud.

Kemudahan untuk mendapatkan fasilitas kredit Bank Riau

62

e.

Setoran dan pencairan dapat dilakukan dalam bentuk tunai

(rupiah/bank notes USD) 2. Biaya penarikan dan penyetoran yang ringana. Tidak dikenakan biaya pada saat pembukaan maupun penutupan,

hanya dikenakan biaya materai b. Biaya pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Bunga Deposito Valas Bank Riau sangat bersaing Syarat pembukaan rekening Deposito Valas Bank Riau 1. Perorangana. b.

Kartu identitas KTP/SIM/Paspor/KIMS Setoran awal minimal USD 1.000, SGD 2.500, Euro 1.000 2. Badan usaha

a. Akte pendirian perusahaan dan perubahaannya b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) d. Kartu identitas KTP/SIM/Paspor/KIMS, dari pejabat yang

berwenang e. Setoran awal minimal USD 1.000, SGD 2.500, Euro 1.000 5. Tabungan Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentnu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, dan atau alat yang dipersamakan dengan itu. Penarikan tabungan dapat dilakukan dengan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi, dan katu yang terbuat dari plastik.

63

PT. Bank Riau-Kepri Cabang Utama Pekanbaru mempunyai beberapa produk tabungan yaitu: 1. Tabungan sinar belia. Tabungan bagi Pelajar dan Mahasiswa yang masih berstatus aktif atau masih dalam usia sekolah maksimal 28 tahun. Dengan setoran awal yang ringan hanya Rp 50.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp 20.000,dan biaya administrasi bulanan yang ringan hanya Rp 2.500,-. Gratis biaya tarik tunai di jaringan ATM Bank Riau, Jaringan ATM bersama dan ATM Prima (ATM BCA) selain itu kartu ATM Tabungan dapat menjadi kartu pelajar atau kartu Mahasiswa untuk sekolah/universitas yang memiliki kerjasama khusus.

2. Tabungan Sinar Pendidikan Tabungan bagi demi masa depan pendidikan putera-puteri anda, selain berhadiah puluhan beasiswa pendidikan juga mendapatkan proteksi Asuransi Jiwa Tabungan Sinar Pendidikan dari AIA Indonesia sehingga putera-puteri anda akan tetap memperoleh target dana yang diinginkan meskipun sesuatu yang tidak terduga akan terjadi. Jangka waktu kepesertaan yang fleksible 1-10 tahun di seluruh jaringan cabang Bank Riau dan suku bunga tabungan tinggi yaitu 5% serta biaya administrasi yang ringan hanya Rp 3.000,- /bulan. 3. Tabungan Sinar

64

Merupakan produk andalan Bank Riau dengan konsep budaya Riau dan Kepri yang mengandung arti Simpanan Amanah Riau. Tabungan Sinar menjadi icon kebangaan masyarakat tua dan muda. Manfaat lebih, fasilitas, dan kemudahan-kemudahan lainya.. Setoran awal yang ringan hanya Rp 50.000,- dan biaya administrasi bulanan yang ringan hanya Rp 2.500,-. Memiliki jaringan ATM yang luas, dapat ditarik tunai di jaringan ATM Bank Riau, Jaringan ATM bersama dan ATM Prima (ATM BCA). 4. iB Dhuha Tabungan Haji dan Umrah Membantu nasabah merencanakan ibadah haji SISKOHAT, haji Plus dan Umrah. Mewujudkan niat suci nasabah menuju tanah suci. Tabungan iB Dhuha Adalah produk tabungan haji yang dirancang khusus untuk membantu nasabah merencanakan ibadah haji regular (melalui

SISKOHAT), Haji plus dan umrah. Kini tabungan iB Dhuha hadir dalam 2 (dua) skim syariah. Pertama, simpanan yang bersifat titipan /wadiah (Dhuha Bebas) sehingga nasabah bebas kapan saja merencanakan waktu keberangkatan haji/umrah serta bebas menentukan nominal setoran berdasarkan kemapuan. Kedua, simpanan dengan kontrak bagi hasil/mudharabah antara Bank dan nasabah (Duha Terencana) dimana nasabah akan memperoleh porsi (nisbah) bagi hasil dari keuntungan usaha Bank namun waktu keberangkatan serta jumlah setoran perbulanannya telah direncanakan sesuai dengan keinginan nasabah. Tujuan :

65

a.

Membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji regular ( selama masih tersedia), haji plus dan umrah.

b.

Memberikan keuntungan bagi nasanah dengan memberikan bagi hasil selain merencanakan ibadah haji.

Keunggualan 1. Fleksibela.

Bebas menentukan jumlah setoran tabungan, minimal Rp. 20.000,(Dhuha Bebas)

b.

Bebas menentukan jangka waktu menabung minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun (Dhuha Terencana)

2. Nyamana.

Perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan sampai jumlah tabungan tertentu.

b.

Mendapat free member program santunan Duka dengan nnilai santunan s/d Rp. 10.000.000,-

3. Ringana. b. c.

Bebas biaya administrasi pembuk