31
ANALISIS PENGARUH INVESTASI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2014

SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

ANALISIS PENGARUH INVESTASI SUMBER DAYA

MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN

DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

ARIATNO

NIM:07C20101104

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2014

Page 2: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

ABSTRAK

Ariatno. Analisa Pengaruh Investasi Sumber Daya Manusia terhadap Kemiskinan

di Kabupaten Nagan Raya. Di bawah bimbingan Yayuk EWdanYenny Ertika.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Investasi SDM terhadap

Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya. Data yang diperoleh yaitu dari kantor

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya dan kantor BAPPEDA

Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini menggunakan metode analisis secara

kuantitatif dengan menggunakan Analisis Regresi Liner Sederhana, Analisis

Korelasi dan Koefisien Determinasi.

Koefisien korelasi (X) yang diperoleh adalah R = 0.833 secara positif

menjelaskan terdapat hubungan yang erat antara investasi SDM (X) dan

kemiskinan (Y) dengan keeratan hubungan 83.3 persen terhadap variabel

kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya. Berdasarkan hasil analisa pengaruh

investasi SDM terhadap kemiskinan di peroleh nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0.695 yang berarti bahwa Investasi SDM di Kabupaten Nagan Raya

sebesar 69.5 persen di pengaruhi oleh variabel kemiskinan, sedangkan sisanya

sebesar 30.5 persen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model ini.

Hasil pengujian terhadap nilai t-hitung diperoleh nilai sebesar -4,266 yang

lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (α 0.05 = -2,365) di mana hal ini berarti

bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap variabel

kemiskinan.

Hasil analisis menyimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir secara

empirik dapat dibuktikan bahwa kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya

mengalami penurunan tiap tahunnya, investasi Sumber Daya Manusia

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Kabupaten Nagan

Raya.

Kata Kunci: Investasi Sumber Daya Manusia, Investasi Pemerintah, Jumlah

Penduduk, dan Jumlah Penduduk Miskin.

Page 3: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan stuktur baru

yaitu struktur global. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci

dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan sumber daya yang

berkualitas dan memiliki ketrampilan serta berdaya saing tinggi dalam persangan

global yang selama ini kita abaikan, tidask dapat dipungkiri kalau aspek ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat terutama teknologi komunikasi

dan transportasi, menyebabkan isu-isu global tersebut menjadi semakin cepat

menyebar dan menerpa pada berbagai tantanan baik tantanan politik ekonomi

social budaya maupun pertahanan keamanan.berbicara tentang ilmu pengetahuan,

teknologi dan kemiskinan tidak mustahil kita akan melihat ke masa lampau atau

masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.

Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang sama

pentingnya dengan investasi dalam modal fisik untuk mencapai kesuksesan

ekonomi jangka panjang suatu Negara. Kualitas sumber daya manusia sangat

diperlukan dalam peningkatan kualitas faktor produksi. Kualitas faktor produksi

sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kesehatan.

Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan menambah dan meningkatkan

keterampilan, pengetahuan, kemandirian dan kepribadian yang merupakan modal

dasar yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan. Angkatan kerja yang terdidik

dan terlatih merupakan syarat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan. Semuanya hanya dapat dicapai dengan adanya kesehatan dan

pendidikan yang baik. Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan

Page 4: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

2

yang mendasar, kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan

adalah hal pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga.

Pendidikan bukan hanya sekedar hak azasi manusia, tetapi juga sebagai alat

strategis untuk membangun masyarakat.

Kesehatan dan pendidikan membutuhkan campur tangan dari pemerintah

karena merupakan penyediaan barang publik. Kebijakan fiskal diyakini

merupakan ntervensi pemerintah melalui pengeluaran pemerintah untuk

pemenuhan pelayanan publik.

Dalam keuangan negara, pendapatan negara yang bersumber dari

penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak, akan digunakan

untuk mendanai belanja Pemerintah. Dalam klasifikasi ekonomi (Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara), belanja Pemerintah terdiri

dari: belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah,

bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Sedangkan dalam teori ekonomi makro

belanja Pemerintah dikelompokkan dalam belanja konsumsi (Government

Consumption Expenditure=GC) dan investasi Pemerintah (Government

Investment Expenditure=GI). Oleh karena itu, penggunaan terminologi belanja

menurut klasifikasi ekonomi dan menurut ekonomi makro tidak 100 (seratus)

persen paralel.

Sejalan itu, terminologi belanja modal tidak dapat digunakan untuk

merepresentasikan belanja investasi, atau sebaliknya. Contoh lainnya, belanja

bantuan sosial tidak selalu sama dengan belanja untuk orang miskin. Selanjutnya,

dalam APBN, perkembangan pengeluaran investasi yang sebetulnya tercermin

dalam berbagai komponen APBN, sering ditafsirkan secara lebih sempit sehingga

Page 5: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

3

diidentikkan sebagai belanja modal. Sesuai dengan karakternya, belanja modal

dalam APBN diterjemahkan sebagai belanja yang dilakukan dalam rangka

pemupukan modal dalam aset fisik, seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung

dan bangunan, jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya. Padahal, belanja

tersebut tidak hanya dilakukan pada belanja modal, tetapi juga dilakukan dalam

belanja barang dan bantuan sosial. Oleh karena itu, dalam konteks ekonomi makro

penggunaan terminologi tersebut sebagai belanja modal menjadi terlalu sempit,

dan lebih cocok untuk menggunakan pengeluaran investasi Pemerintah.

Pengeluaran investasi adalah pengeluaran Pemerintah yang digunakan

untuk mendana kegiatan yang menyangkut dimensi waktu yang lebih panjang dari

satu tahun anggaran. Pengeluaran investasi ditujukan untuk pembentukan aset

(stok barang modal/capital stock) di masa depan yang diharapkan dapat

menimbulkan multiplier effect yang besar dan lebih berkelanjutan, sedangkan

pengeluaran konsumsi ditujukan untuk membiayai operasional pemerintah yang

sifatnya rutin dan habis pakai yang multiplier effect nya bersifat jangka pendek.

Selanjutnya, pengeluaran Pemerintah untuk investasi tersebut dapat

dikelompokkan menjadi pengeluaran investasi produktif yang bersifat langsung

dan tidak langsung. Pengeluaran investasi produktif yang bersifat langsung,

seperti pengadaan tanah dan pembelian barang/peralatan fisik akan dapat

meningkatkan stok barang modal (capital stock) secara fisik, dan meningkatkan

output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung

tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang, yang disebut

investasi "infrastruktur" ekonomi dan sosial. Investasi penunjang tersebut, antara

lain berupa pembangunan jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan

Page 6: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

4

perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi dan sebagainya, yang

kesemuanya mutlak diperlukan dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan

segenap aktivitas ekonomi produktif.

Sementara itu, pengeluaran investasi produktif yang bersifat tidak

langsung, salah satu contohnya adalah investasi untuk pengembangan sumber

daya manusia (SDM) yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap

tingkat produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan skala hasil

produksi dan menciptakan pertumbuhan output yang berkesinambungan dalam

jangka panjang.

Masalah kemiskinan bukanlah masalah yang baru. Sejak bangsa Indonesia

merdeka, menjadi cita-cita bangsa adalah mensejahterakan seluruh rakyat karena

kenyataan yang dihadapi adalah kemiskinan yang masih diderita oleh sebagian

besar rakyat Indonesia. Sampai saat ini kita masih menghadapi kenyataan ini,

meskipun bentuk kemiskinan yang terjadi tidak sama disetiap era suatu

pemerintahan. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi Indonesia saja

yang disebut sebagai negara berkembang, bahkan Negara-negara maju pun

mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar Negara dunia ketiga.

Kemiskinan menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

memenuhi kebutuhan hak-hak dasarnya,kemiskinan telah menjadi masalah yang

dibicarakan secara global. Berbagai program penanggulangan kemiskinan belum

mencapai hasil seperti yang diharapkan. Pembangunan sektor pertanian

khususnya dan daerah perdesaan pada umumnya, termasuk di dalamnya

infrastruktur perdesaan seperti jalan, irigasi, listrik, sarana air bersih, dan lain

Page 7: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

5

sebagainya, perlu mendapatkan prioritas utama di dalam pelaksanaan

pembangunan daerah.

Meskipun demikian fakta rendahnya kualitas SDM dengan angka

kemiskinan yang sering kita lihat, dimana masih banyak anak usia sekolah yang

putus sekolah karena kekurangan biaya. Pendidikan dalam rangka peningkatan

sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat strategis dan mendasar

untuk mendukung dan mendorong setiap upaya pembangunan sektor lainnya.

Pendidikan juga penuh terhadap pertumbuhan ekonomi dan peradaban suatu

bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpebgaruh terhadap

produktifitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap fertilitas, mortalitas dan

migrasi masyarakat. Pendidikan juga menjadi faktor penting dalam prosen

transpormasi sosial suatu bangsa. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila

Negara yang berpenduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mengalami

pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Kemiskinan di Aceh merupakan fenomena pedesaan dengan sejumlah

besar masyarakat Aceh masih rentan terhadap kemiskinan (memiliki pendapatan

hanya diatas garis kemiskinan). Padahal Aceh merupakan salah satu produksi

sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia di Provinsi Aceh.

Sejak tahun 1994 berbagai usaha penanggulangan kemiskinan di Provinsi

Aceh diimplementasikan dengan berbagai program pembangunan, seperti

Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Pembangunan Prasarana Pendukung Desa

Tertinggal (P3DT), Program Pembangunan Kecamatan (PKK), Program

Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP). Pada saat krisis ekonomi telah

Page 8: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

6

diluncurkan Program Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Pembangunan

Masyarakat Mulia Sejahtera (PMMS), Program Pengembangan Rakyat (PER),

Gema Assalam, dan berbagai program sosial lainnya (Anwar 2008. h. 1).

Semua program tersebut untuk merubah nasib masyarakat miskin kearah

yang lebih sejahtera dalam seluruh aspek kehidupannya. Dari laporan yang ada,

semua program yang diluncurkan telah terimplementasi dengan baik. Kendati

demikian, kenyataan di lapangan memperlihatkan efektivitas program-program

belum optimal. Hal ini diperkirakan akibat masih adanya elemen penting yang

belum lengkap keterlibatannya dalam implementasi setiap program pembangunan.

Upaya lain dalam pengentasan kemiskinan di Provinsi Aceh, pemerintah

Aceh melakukannya dengan cara menyukseskan atau menjalankan kebijakan-

kebijakan/upaya-upaya yang telah diagendakan oleh pemerintah pusat. Disamping

itu, ada beberapa kebijakan khusus dari pemerintah Aceh seperti, Program Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM), Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh (JKA),

penetapan Pidie Jaya sebagai lumbung pangan daerah, pembangunan

industrialisasi di beberapa daerah (walaupun belum terealisasi), Beasiswa

pendidikan SMA/SI/S2/S3, dan lainnya.

Pengentasan kemiskinan di Aceh di upayakan oleh pemerintah Aceh

disetiap Kabupaten, termasuk Nagan Raya salah satunya. Pemerintah Kabupaten

Nagan Raya terus berupaya mengurangi tingkat kemiskinan melalui berbagai

kebijakan dan program pengentasan kemiskinan, yaitu mengontrol agar Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MANDIRI) dapat berjalan

dengan baik, mengontrol kinerja perbankan dalam Penyaluran Kredit Usaha

Rakyat (KUR), memberikan bibit tanaman perkebunan, seperti karet dan kelapa

Page 9: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

7

sawit dalam membuat rakyat mandiri itu semua upaya yang di lakukan pemerintah

daerah dalam rangka mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Mengenai pengaruh investasi sumber daya manusia terhadap kemiskinan

sehingga akan dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap kebijakan yang

harus diambil dalam rangka meningkatkan anggaran investasi sumber daya

manusia khususnya dalam bidang perekonomian di Kabupaten Nagan Raya.

Kondisi perkembangan investasi sumber daya manusia Kabupaten Nagan

Raya dalam penelitian ini dijelaskan oleh kondisi Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) yang mengalir dalam anggaran dana Investasi Sumber Daya

Manusia (ISDM) di Kabupaten Nagan Raya seperti ditunjukkan pada tabel berikut

ini :

Tabel 1

Investasi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2004–2013

No Tahun Investasi Sumber Daya Manusia

(Rupiah)

Rencana Realisasi

1 2004 286.175.330.000 242.710.281.000

2 2005 198.073.408.000 189.282.412.000

3 2006 313.569.745.000 267.680.698.000

4 2007 401.252.314.000 359.254.159.000

5 2008 452.673.492.000 376.038.853.000

6 2009 472.640.009.000 400.502.110.000

7 2010 481.925.376.000 423.546.156.000

8 2011 545.071.170.000 502.129.188.000

9 2012 591.434.444.000 531.512.639.000

10 2013 608.610.821.000 550.210.093.000

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (Data diolah September 2014)

Berdasarkan tabel di atas bahwa investasi sumber daya manusia di

Kabupaten Nagan Raya selama kurun waktu 2004-2013 terlihat rata-rata setiap

tahun cukup terealisasi, pada tahun 2004 rencana investasi SDM di kabupaten

Nagan Raya senilai 286.175.330.000 rupiah terealisasi sebesar 242.710.281.000

Page 10: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

8

rupiah, pada tahun 2005 rencana investasi SDM senilai 198.073.408.000 rupiah

terealisasi sebesar 189.282.412.000 rupiah dan pada tahun 2006 rencana investasi

SDM senilai 313.569.745.000 rupiah terealisasi sebesar 267.680.698.000 rupiah.

Pada tahun 2007 rencana investasi SDM meningkat senilai 401.252.314.000

rupiah terealisasi sebesar 359.254.159.000 rupiah dan pada tahun 2008 rencana

investasi SDM kembali meningkat senilai 452.673.492.000 rupiah terealisasi

sebesar 376.038.853.000 rupiah. Pada tahun 2009 rencana investasi SDM senilai

472.640.009.000 rupiah terealisasi sebesar 400.502.110.000 rupiah, pada tahun

2010 rencana investasi SDM senilai 481.925.376.000 rupiah terealisasi sebesar

423.546.156.000 rupiah. Pada tahun 2011 rencana investasi SDM kembali

meningkat senilai 545.071.170.000 rupiah terealisasi sebesar 502.129.188.000

rupiah, pada tahun 2012 rencana investasi SDM senilai 591.434.444.000 rupiah

terealisasi sebesar 531.512.639.000 rupiah dan pada tahun 2013 rencana investasi

SDM terus mengalami peningkatan yaitu senilai 608.610.821.000 rupiah dan

terealisasi sebesar 550.210.093.000 rupiah.

Data tersebut mendeskripsikan yang bahwa selama sepuluh tahun terakhir

investasi sumber daya manusia (ISDM) di Kabupaten Nagan Raya cukup

terealisasi dan pada setiap tahunnya meningkat, hal ini dikarenakan bahwa pada

setiap tahunnya sumber investasi yang dibutuhkan semakin banyak, terutama

untuk biaya pembangunan infrastruktur, fasilitas pendidikan, dan lain-lain.

Kondisi kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya selama sepuluh tahun

terakhir pertumbuhannya cukup meningkat dan jumlah penduduk miskin pun dari

tahun ketahun semakin menurun, hal ini dikarenakan pada tiap tahunnya

pertumbuhan ekonomi cukup meningkat walaupun investasi sumber daya manusia

Page 11: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

9

dari tahun ketahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan nilai yang

dibutuhkan semakin tinggi.

Berikut ini adalah tabel data kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya dalam

kurun waktu dari tahun 2004–2013.

Tabel 2

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2004–2013

No Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa)

Persentase (%)

1 2004 38.305 27.86

2 2005 45.800 36,18

3 2006 43.700 35,25

4 2007 40.000 33,61

5 2008 33.210 28,11

6 2009 30.860 26,22

7 2010 33.490 24,06

8 2011 33.570 23,38

9 2012 33.520 23,26

10 2013 32.750 21,75

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (Data diolah September 2014)

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah penduduk miskin

di Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2004–2013 berdasarkan Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya selama sepuluh tahun terakhir relatif

menurun, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2004

mencapai 38.305 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 27.86 persen, pada

tahun 2005 jumlah penduduk miskin mencapai 45.800 jiwa dengan tingkat

pertumbuhan sebesar 36,18 persen dan pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin

berkurang menjadi 43.700 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 35,25 persen.

Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin kembali menurun menjadi 40.000 jiwa

dengan tingkat pertumbuhan sebesar 33,61 persen dan pada tahun 2008 jumlah

Page 12: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

10

penduduk miskin kembali menurun hingga menjadi 33.210 jiwa dengan tingkat

pertumbuhan sebesar 28,1. Pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin menurun

hingga 30.860 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 26.22 persen dan pada

tahun 2010 menurun sebesar 33.490 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 24.06

persen. Dan pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin meningkat mencapai

33.570 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 23.38 persen, pada tahun 2012 kembali

menurun menjadi 33.520 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 23,26 persen,

dan pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin kembali menurun hingga menjadi

32.750 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar hal 21,75 persen. Hal ini

disebabkan kondisi perekonomian di Kabupaten Nagan Raya mulai mengalami

peningkatan dalam hal sumber daya manusia.

Peranan lain pemerintah Kabupaten Nagan Raya untuk menekan jumlah

penduduk miskin dapat dilakukan dengan berbagai program pada pemerintahan

tersebut, seperti membuka peluang kerja yang memadai, menumbuh kembangkan

usaha kecil menengah (UKM) agar industri kecil dan menengah serta Investasi

SDM terus dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakat di Kabupaten

Nagan raya.

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk

meneliti pengaruh-pengaruh investasi yang ada di Nagan Raya yang bertujuan

untuk meningkatkan pembangunan manusia dalam rangka mengurangi angka

kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, adapun judul dari

penelitian ini adalah ”Analisis Pengaruh Investasi Sumber Daya Manusia

terhadap Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya”.

Page 13: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

11

1.2. Rumusan masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

bagaimana pengaruh investasi sektor sumber daya manusia terhadap kemiskinan

di Kabupaten Nagan Raya?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh investasi

sektor sumber daya manusia terhadap kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Penulis

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pelatihan pola pikir yang lebih luas

dan mengembangkan pelatihan intelektual yang berguna bagi semuanya, serta

dapat menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang

telah di pelajari dengan praktek yang di terapkan dan hasil observasi secara

langsung.

b. Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah bahan bacaan

bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar pada umumnya dan Fakultas Ekonomi

pada khususnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi

daerah Kabupaten Nagan Raya dalam mengambil keputusan dalam upaya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Page 14: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

12

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Bagian pertama merupakan pendahuluan terdapat sub yang meliputi Latar

Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, yakni

Manfaat Teoritis dan Manfaat Praktis.

Bagian kedua yaitu Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Pengertian

Investasi, Pengertian Sumber Daya Manusia, Pengertian Kemiskinan, Globalisasi

dan Kemiskinan, Pertumbuhan dan Kemiskinan, dan Perumusan Hipotesis.

Bagian Ketiga yakni Metode Penelitian yang terdiri Ruang Lingkup

Penelitian, Data Penelitian. Data Penelitian Diantaranya Jenis dan Sumber Data,

Tehnik Pengumpulan Data, Model Analisis Data, Definisi Oprasional Variabel

dan Pengujian Hipotesis.

Bagian keempat adalah Hasil dan Pembahasan yang terdiri dari Gambaran

Umum Daerah Penelitian, Gambaran Umum Variabel Satistik Deskriptif Variabel

Penelitian, Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi, Uji Regresi Linier

Sederhana, Uji Signifikan Parsial (Uji t), Pembahasan Hasil Penelitian.

Bagian terakhir adalah Simpulan dan Saran yang terdiri dari Simpulan dan

Saran-saran.

Page 15: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penetapan daerah penelitian merupakan suatu hal yang penting didalam

melaksanakan suatu penelitian, karena suatu daerah akan memberikan kesimpulan

dari keadaan keseluruhan pada daerah tersebut.

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini menyangkut investasi SDM dan

angka kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2004 – 2013.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Nagan Raya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Nagan Raya dan Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Nagan Raya serta data-data yang

di publikasikan melalui Tulisan Ilmiah, Literatur yang ada kaitannya dengan

permasalahan penulisan ini. Data tersebut selanjutnya di analisis dengan melakukan

pendekatan metode kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penyajian dan

penyusunan data kedalam tabel-tabel untuk dianalisis.

3.2.2. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian

antara lain :

Page 16: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

35

1. Studi pustaka (library research)

Metode ini digunakan untuk mengumpul data yang yang dibutuhkan dengan

cara membaca buku-buku, catatan kuliah, surat kabar dan lainnya yang berhubungan

dengan masalah yang akan diteliti

2. Penelitian lapangan (field research)

Data tersebut didapat melalui data-data yang sudah ada artinya data tersebut

bisa berasal dari Badan Pusat Statistik, atau instansi terkait yang dapat memberikan

keterangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini.

3.3. Model Analisis Data

Metode yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan analisa regresi linier sederhana. Analisa ini digunakan sebagai alat

analisis peramalan nilai pengaruh suatu variabel bebas atau lebih terhadap suatu

variabel terikat. Menurut Gujarati (2006, h. 26) persamaan regresi sederhana adalah

sebagai berikut :

………………………………………………………… (1)

…………………………………………………… (2)

Keterangan:

Y = Jumlah Penduduk Miskin

a = Nilai Konstan (Intercept)

b = Slope ( Koefisien Regresi)

X = Jumlah Investasi Sumber Daya Manusia

Page 17: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

36

e = Faktor Pengganggu (disturbanceterm)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Dalam definisi operasional variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah

sebagai berikut:

a. Investasi sumber daya manusia (X) adalah jumlah pengeluaran pemerintah yang

menyangkut, investasi SDM dengan membayar fasilitas pendidikan seperti

sekolah, BLK, dan lain-lain di Kabupaten Nagan Raya pada kurun waktu 2004 –

2013 yang di ukur dalam rupiah.

b. Kemiskinan (Y) adalah tingkat kemakmuran ekonomi masyarakat yang dianggap

tidak memenuhi kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu di Kabupaten

Nagan Raya pada kurun waktu 2004 – 2013 yang diukur dalam jumlah jiwa.

3.5. Uji Hipotesis

a. Analisa Korelasi (r)

Analisa koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui seberapa

besar hubungan antara variabel bebas terhadap variable terikatnya. Dalam regresi

sederhana, jika angka koefisien determinasi tersebut di akarkan, maka akan didapat

koefisien korelasi (r) yang merupakan ukuran hubungan linier antara dua variabel y

dan x. adapun formula perhitungannya sebagai berikut (Nahcrowi 2006, h.133) :

2

11

2

11

1111

)(][)(

))((

YYnXXn

YXYXnr .......................................................... (3)

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

Page 18: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

37

n = Jumlah Tahun

Y = Jumlah Penduduk Miskin

X = Jumlah Investasi Sumber Daya Manusia

b. Koefisien Determinasi (

Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variable

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi (r2) merupakan kuadrat

dari nilai koefisien korelasi. Rumus Koefisien Determinasi adalah sebagai berikut

(Hasan 2002, h. 236) :

Kp = x 100%................................................................................................. (4)

Keterangan :

Kp = Besarnya Koefisien Penentu (determinasi)

r = Koefisien Korelasi

c. Uji t

Uji signifikan parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat signifikan

dari pengaruh variabel bebas (ISDM) terhadap variabel terikat (kemiskinan) secara

individual dengan rumus sebagai berikut (Hasan 2002, h. 241) :

t = ..................................................................................................... (5)

Keterangan :

t = Jumlah Tahun

r = Koefisien Korelasi

Page 19: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

38

Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. H0 ; β = 0, Variabel investasi sumber daya manusia yang di teliti tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap Kemiskinan di kabupaten Nagan Raya

b. H1 ; β ≠ 0, Variabel investasi sumber daya manusia yang di teliti berpengaruh

secara signifikan terhadap Kemiskinan di kabupaten Nagan Raya.

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila th > tt , maka H0 ditolak H1 diterima, artinya variabel investasi sumber

daya manusia yang di teliti berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan di

Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila th < tt , maka H0 ditolak H1 ditolak, artinya variabel investasi sumber daya

manusia yang di teliti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan di

Kabupaten Nagan Raya.

Page 20: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Variabel Penelitian

4.1.1. Perkembangan Investasi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Nagan

Raya

Kondisi perkembangan investasi sumber daya manusia di Kabupaten

Nagan Raya dalam penelitian ini dijelaskan oleh kondisi Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) yang mengalir dalam anggaran dana Investasi Sumber

Daya Manusia (ISDM) di Kabupaten Nagan Raya seperti ditunjukkan pada tabel

berikut ini :

Tabel 3

Investasi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2004-2013

No Tahun Investasi Sumber Daya Manusia

(Rupiah)

Rencana Realisasi

1 2004 286.175.330.000 242.710.281.000

2 2005 198.073.408.000 189.282.412.000

3 2006 313.569.745.000 267.680.698.000

4 2007 401.252.314.000 359.254.159.000

5 2008 452.673.492.000 376.038.853.000

6 2009 472.640.009.000 400.502.110.000

7 2010 481.925.376.000 423.546.156.000

8 2011 545.071.170.000 502.129.188.000

9 2012 591.434.444.000 531.512.639.000

10 2013 608.610.821.000 550.210.093.000 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (September 2014)

Berdasarkan tabel di atas bahwa investasi sumber daya manusia di

Kabupaten Nagan Raya selama kurun waktu 2004-2013 terlihat rata-rata setiap

tahun cukup terealisasi, pada tahun 2004 rencana investasi SDM di kabupaten

Nagan Raya senilai 286.175.330.000 rupiah terealisasi sebesar 242.710.281.000

rupiah, pada tahun 2005 rencana investasi SDM di kabupaten Nagan Raya

Page 21: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

40

mengalami penurunan yang cukup drastis senilai 198.073.408.000 rupiah

terealisasi sebesar 189.282.412.000 rupiah, pada tahun tersebut investasi SDM

kabupaten Nagan Raya tidak terealisasi sesuai rencana, karena pada tahun tersebut

Kabupaten Nagan Raya mengalami pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami,

dan pada tahun 2006 rencana investasi SDM kabupaten Nagan Raya mengalami

peningkatan kembali senilai 313.569.745.000 rupiah terealisasi sebesar

267.680.698.000 rupiah. Pada tahun 2007 rencana investasi SDM meningkat

senilai 401.252.314.000 rupiah terealisasi sebesar 359.254.159.000 rupiah dan

pada tahun 2008 rencana investasi SDM kembali meningkat senilai

452.673.492.000 rupiah terealisasi sebesar 376.038.853.000 rupiah. Pada tahun

2009 rencana investasi SDM senilai 472.640.009.000 rupiah terealisasi sebesar

400.502.110.000 rupiah, pada tahun 2010 rencana investasi SDM senilai

481.925.376.000 rupiah terealisasi sebesar 423.546.156.000 rupiah. Pada tahun

2011 rencana investasi SDM kembali meningkat senilai 545.071.170.000 rupiah

terealisasi sebesar 502.129.188.000 rupiah, pada tahun 2012 rencana investasi

SDM senilai 591.434.444.000 rupiah terealisasi sebesar 531.512.639.000 rupiah,

dan pada tahun 2013 rencana investasi SDM terus mengalami peningkatan yaitu

senilai 608.610.821.000 rupiah dan terealisasi sebesar 550.210.093.000 rupiah.

Selama dekade 2004-2013 semua rencana investasi SDM di Kabupaten

Nagan Raya lebih besar dari pada yang terealisi hal ini di sebabkan pendanaan

yang dibutuhkan untuk realisasi investasi SDM tidak banyak yang dibutuhkan, ini

diakibatkan peningkatan Sumber Daya Manusia setiap tahunnya mulai ada

peningkatan.

Page 22: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

41

Selama sepuluh tahun terakhir investasi sumber daya manusia (ISDM) di

Kabupaten Nagan Raya cukup terealisasi dan pada setiap tahunnya meningkat, hal

ini mendeskripsikan bahwa selama beberapa tahun ini investasi SDM di

Kabupatan Nagan Raya cukup terealisasi.

4.1.2. Perkembangan Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya

Berikut ini adalah tabel data kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya dalam

kurun waktu dari tahun 2004-2013.

Tabel 4

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2004-2013

No Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase (%)

1 2004 38.305 27.86

2 2005 45.800 36,18

3 2006 43.700 35,25

4 2007 40.000 33,61

5 2008 33.210 28,11

6 2009 30.860 26,22

7 2010 33.490 24,06

8 2011 33.570 23,38

9 2012 33.520 23,26

10 2013 32.750 21,75

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (September 2014)

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah penduduk miskin

di Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2004-2013 berdasarkan Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya selama sepuluh tahun terakhir relatif

menurun, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2004

mencapai 38.305 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 27.86 persen, pada

tahun 2005 jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan mencapai 45.800

jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 36,18 persen dikarenakan pada tahun

tersebut Kabupaten Nagan Raya mengalami pasca bencan alam, dan pada tahun

Page 23: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

42

2006 jumlah penduduk miskin berangsur berkurang menjadi 43.700 jiwa dengan

tingkat pertumbuhan sebesar 35,25 persen hal ini dikarenakan tingkat

pertumbuhan ekonomi di Nagan Raya mulai meningkat dan tingkat investasi

SDM mulai terealisasi dengan baik. Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin

kembali menurun menjadi 40.000 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 33,61

persen dan pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin kembali menurun hingga

menjadi 33.210 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 28,1. Pada tahun 2009

jumlah penduduk miskin menurun hingga 30.860 jiwa dengan tingkat

pertumbuhan sebesar 26.22 persen dan pada tahun 2010 menurun sebesar 33.490

jiwa dengan tingkat pertumbuhan 24.06 persen. Pada dekade tahun 2007-2010

jumlah penduduk miskin terus menurun, hal ini di sebabkan selama tahun-tahun

tersebut tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nagan Raya mengalami

peningkatan dan banyak tenaga kerja yang terserap, dan pada tahun 2011 jumlah

penduduk miskin meningkat mencapai 33.570 jiwa dengan tingkat pertumbuhan

23.38 persen, hal ini dikarenakan tingkat investasi kurang terealisasi dan pada

tahun 2012 kembali menurun menjadi 33.520 jiwa dengan tingkat pertumbuhan

sebesar 23,26 persen, dan pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin kembali

menurun hingga menjadi 32.750 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar hal

21,75 persen, ini disebabkan kondisi perekonomian di Kabupaten Nagan Raya

mulai mengalami peningkatan dalam hal sumber daya manusia.

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh statistik deskriptif variabel

penelitian adalah sebagai berikut :

Page 24: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

43

Tabel 5

Statistik Deskriptif

Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )

Berdasarkan tabel diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa rata-rata

variabel investasi SDM (X) selama kurun waktu 2004-2013 adalah sebesar

26.6218 atau 384.286.658.900 rupiah dengan standar deviasi 0.35545 dan jumlah

sampel/tahun (N) sebanyak 10 tahun. Sementara rata-rata variabel Penduduk

Miskin (Y) pada kurun waktu yang sama yaitu tahun 2004-2013 adalah sebesar

10,4972 atau 36.520 jiwa dengan standar deviasi sebesar 0.13521 dan jumlah

sampel/tahun (N) sebanyak 10, ini disebabkan karena Investasi SDM di

Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan pada tiap tahunnya.

4.3. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

Hal ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keeratan

serta arah hubungan antara investasi SDM terhadap kemiskinan di Kabupaten

Nagan Raya untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6

Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

No Variabel Penduduk

Miskin Investasi SDM

1 Pearson Correlatian

a. Penduduk Miskin

b. Investasi SDM

1000

-.833

-.833

1000

2 Model

a. Koefisien Korelasi (R)

b. Koefisien Determinasi (R2)

c. Koefisien Determinasi Adjusted

.833

.695

.657

Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )

No Variabel Rata-rata Std. Deviasi Observasi

1 Penduduk Miskin (y) 10,4972 ,13521 10

2 Investasi SDM (x) 26,6218 ,35545 10

Page 25: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

44

Tabel 6 memperlihatkan dimana koefisien korelasi (X) yang diperoleh

adalah R = 0.833 secara positif menjelaskan terdapat hubungan yang kuat antara

investasi SDM (X) dan kemiskinan (Y) dengan keeratan hubungan 83.3 persen

terhadap variabel kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Berdasarkan hasil analisa pengaruh investasi SDM terhadap kemiskinan di

peroleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.695 yang berarti bahwa

investasi SDM di Kabupaten Nagan Raya sebesar 69,5 persen di pengaruhi oleh

variabel kemiskinan, sedangkan sisanya sebesar 30,5 persen yang dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain diluar model ini :

4.4. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil regresi linier adalah sebagai

berikut :

Tabel 7

Regresi Linier Sederhana

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.937 1,978

LnISDM -.317 ,074 -,833

Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )

Tabel 7 memperlihatkan persamaan regresi linear sederhana akhir estimasi

adalah sebagai berikut:

Ln Y = 18.937 - 0,317 LnX .....................................................................(6)

Persamaan regresi linier sederhana diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 26: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

45

1. Konstanta

Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar

18.937. Nilai konstanta ini menyatakan apabila variabel investasi SDM sama

dengan nol maka kemiskinan di kabupaten Nagan Raya sebesar 18.937.

2. Koefisien Regresi X (Investasi SDM)

Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai X (investasi SDM)

sebesar -0,317. Hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi kenaikan Investasi

Sumberdaya Manusia sebesar 1 persen, maka mengalami penurunan kemiskinan

sebesar 0,317 persen.

4.5. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t di gunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara

variabel bebas yaitu investasi SDM (X) dan variabel terikat kemiskinan (Y) secara

individual dengan tingkat kepercayaan (level of confidence 95 persen) pada taraf

nyata (α) = 0,05. yaitu:

Tabel 8

Uji Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coeffici

ents

t Sig.

95,0%

Confidence

Interval for B

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

1 (Constant) 18,937 1,978 9,572 ,000 14,375 23,500

Ln ISDM -,317 ,074 -,833 -4,266 ,003 -,488 -,146

Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )

Berdasarkan tabel diatas nilai thitung sebesar -4,266 < -2.365 ttabel

dikarenakan nilai signifikan lebih besar dari α 0,05. Yaitu berarti H0 ditolak H1

diterima maka secara parsial investasi SDM berpengaruh secara signifikan

terhadap kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Page 27: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

46

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil regresi menunjukkan investasi SDM berkorelasi terhadap tingkat

kemiskinan Kabupaten Nagan Raya. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat

investasi SDM di Kabupaten Nagan Raya, maka kemiskinan di Nagan Raya

semakin menurun.

Bila dilihat dari hasil pengujian terhadap nilai t-hitung diperoleh nilai -4,266

yang lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (α 0.05 = -2.365) di mana hal ini

berarti bahwa variabel investasi SDM berpengaruh signifikan terhadap variabel

kemiskinan.

Berdasarkan persamaan kemiskinan di atas, maka nilai konstanta diperoleh

sebesar 18.937 hal ini berarti bahwa penurunan kemiskinan sebesar 18.937

persen jika tingkat investasi SDM semuanya bernilai 0.

Berdasarkan hasil penelitian investasi SDM terbukti memberi dampak

positif terhadap berkurangnya jumlah penduduk miskin, koefisien korelasi (X)

yang diperoleh adalah R = 0.833 secara positif menjelaskan terdapat hubungan

yang kuat antara investasi SDM (X) dan kemiskinan (Y) dengan keeratan

hubungan 83.3 persen terhadap variabel kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa, berdasarkan data BPS selama

periode 2004-2013 setelah melewati masa kritis ternyata investasi SDM yang

dicapai Nagan Raya cukup berkualitas dari sisi dampaknya terhadap pengurangan

kemiskinan.

Dampak peningkatan kontribusi dan daya serap tenaga kerja sektor

pertanian dimana banyak terdapat kantong-kantong kemiskinan dapat mengurangi

jumlah penduduk miskin. Di samping itu peningkatan penerapan teknologi hasil

Page 28: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

47

pertanian dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dimana sebagian besar

penduduk miskin menggantungkan hidupnya. Selain itu program-program dalam

pembangunan fasilitas pendidikan dan biaya pendidikan cukup mengalami

perubahan.

Ketertinggalan dalam penguasaan teknologi menyebabkan produktivitas

dan daya saing produk pertanian menjadi rendah sehingga pendapatan petani

menjadi rendah. Dengan kenaikan produktivitas dan daya saing produk hasil

pertanian akan meningkatkan harga jual produk yang lebih kompetitif, sehingga

hal ini akan meningkatkan pendapatan petani dan mengeluarkan mereka dari

kemiskinan.

Page 29: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini di kabupaten Nagan Raya dapat disimpulkan bahwa :

a. Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2004-2013 rata-rata sebesar

10,4972 sedangkan rata-rata Investasi SDM dari tahun 2004-2013 di

Kabupaten Nagan Raya sebesar 26,6218.

b. Koefisien korelasi (R) rata-rata investasi SDM diperoleh sebesar 0.833

secara positif terdapat hubungan yang erat antara investasi SDM dan

kemiskinan dengan keeratan hubungan 83.3 persen sedangkan determinasi

(R2) menunjukkan bahwa investasi SDM berpengaruh terhadap kemiskinan

di Kabupaten Nagan Raya sebesar 69.5 persen sedangkan sisanya 30,5

persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

c. Hasil yang diperoleh dari nilai thitung sebesar -4,266 < ttabel sebesar -2.365,

berarti H0 ditolak H1 diterima maka secara parsial investasi SDM

berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di kabupaten Nagan

Raya.

5.2. Saran – saran

Adapun saran kepada Pemerintah Kabupaten Nagan Raya adalah :

a. Meningkatkan pendapatan penduduk miskin melalui penyediaan lapangan

kerja yang baik, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan

meningkatkan perekonomian rakyat dan menumbuh kembangkan Usaha

Kecil Menengah (UKM) agar industri kecil dan menengah terus

Page 30: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

49

dikembangkan untuk mempercepat investasi SDM di Kabupaten Nagan

Raya.

b. Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan

kesehatan dalam jangka panjang serta meningkatkan keterampilan,

produktivitas dan pendapatan penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya.

c. Untuk menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya pemerintah

perlu kiranya melakukan pengamatan melalui instansi terkait sehingga

mengetahui lebih lanjut tentang kondisi masyarakat.

Page 31: SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Edisi pertama.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Gujarati, N Damodar. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. The

McGraw−Hill Companies.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.

PT.Ghalia Indonesia. Bogor.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Strategi Penanggulangan Kemiskinan dalam Buku

Otonomi dan Pembangunan Daerah. Erlangga. Jakarta.

Mankiw, N gregory. 2003. Pengantar Ekonomi. Erlangga. Jakarta.

Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Popoler dan Praktis Ekonometrika. Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nurba, Diswandi. et. al. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.

Universitas Teuku Umar. Meulaboh.

Siahaan, Hasibuan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. PT.

Gelora Aksara. Jakarta.

Sadono, Sukirno2010. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Raja Wali

Pers. Jakarta.

. 2006. Ekonomi Pembangunan. Edisi kedua. Kencana. Jakarta.

. 2006. Makroekonomi : Teori Pengantar. Edisi ketiga.

RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia &

Ketenagakerjaan. Edisi pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Todaro, Micheal & Stephen Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi

Kedelapan. Erlangga. Jakarta.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional : Teori Pertumbuhan Ekonomi

Wilayah. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.