202
1 HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL BERDASARKAN PERSPEKTIF ABDI DALEM DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT ABDI DALEM KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Nur Sekha 1550407058 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Skripsi Nur Sekha

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi Nur Sekha

1

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL BERDASARKAN PERSPEKTIF

ABDI DALEM DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT

ABDI DALEM KERATON

NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Nur Sekha

1550407058

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: Skripsi Nur Sekha

ii

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul “Hubungan

Antara Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan Perspektif Abdi

Dalem Dengan Employee Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat” ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya

orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 1 Agustus 2012

Nur Sekha

1550407058

Page 3: Skripsi Nur Sekha

iii

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem Dengan Employee Engagement Abdi

Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat” telah dipertahankan dihadapan

sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang pada hari Kamis, 16 Agustus 2012.

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Drs. Sutaryono, M.Pd Dr. Edy Purwanto, M.Si.

NIP.19570825 198303 1 015 NIP. 19630121 198703 1 001

Penguji Utama

Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Si.

NIP. 19790502 200801 2 018

Penguji I Penguji II

Drs. Sugeng Hariyadi,S.Psi., M.S. Liftiah, S.Psi., M.Si.

NIP. 19570125 198503 1 001 NIP. 19690415 199703 2 002

Page 4: Skripsi Nur Sekha

iv

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

MOTTO:

1. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita

gembira kepada orang-orang yang sabar (Qs. Al Baqarah:155).

2. Takabur akan mengkerdilkan dirimu; dengki akan menyempitkan dadamu dan

amarah akan mengeruhkan pikiranmu. Maka bersyukurlah, karena itu akan

membesarkan jiwamu (KH. Musthofa Bisri).

3. Tidak pernah ada yang sia-sia dalam hidup ini, selama kita mampu menyikapi

setiap peristiwa yang terjadi dengan bajik dan bijak (Penulis).

PERUNTUKAN:

Karya sederhana ini penulis persembahkan

untuk orang-orang terkasih:

Abi Ali Masykur dan Ummi Qodriyah;

Nang Muhammad Shofi dan Kang Ahmad Muqoddam;

Keluarga Besar Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang

Page 5: Skripsi Nur Sekha

v

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil „alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah subhanahu wa ta‟ala, atas rahmat dan karunia yang telah diberikan selama

menjalani proses penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara

Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem Dengan

Employee Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat” ini.

Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai prasyarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini

ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Edy Purwanto, M.Si, Ketua Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi., M.S, sebagai dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Liftiah, S.Psi., M.Si, sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan bimbingan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Si, yang telah berkenan mengkritisi,

memberikan saran dan bimbingan demi sempurnanya penyelesaian skripsi ini.

Page 6: Skripsi Nur Sekha

vi

vi

6. Abi Ali Masykur dan Ummi Qodriyah yang senantiasa berjuang mencurahkan

tenaga, dukungan dan kasih sayang yang tiada terputus kepada penulis.

7. Nang Muhammad Shofi dan Kang Ahmad Muqoddam yang dengan ketulusan

dan rasa sayangnya telah mendampingi langkah penulis serta bersedia

menjadi ”tangan” dan ”kaki” penulis selama ini.

8. Seluruh staf pengajar Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan

selama ini.

9. Pengageng Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang telah memberikan ijin

dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan

memberikan arahan dan bimbingan selama proses penelitian.

10. Seluruh Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang telah bersedia

menjadi subjek penelitian dan membagikan pengalaman dan ilmunya kepada

penulis.

11. Seluruh teman-teman Psikologi Unnes angkatan 2007 yang telah memberikan

dukungan dan jalinan pertemanan yang (semoga) tidak akan terputus.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jazakumullahu ahsanal jaza‟, jaza‟an jazila. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi banyak pihak.

Semarang, 31 Juli 2012

Penulis

Page 7: Skripsi Nur Sekha

vii

vii

ABSTRAK

Sekha, Nur. 2012. Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem dengan Employee Engagement Abdi Dalem

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Sugeng Hariyadi,

S.Psi, M.S. dan Pembimbing II Liftiah, S.Psi, M.Si.

Kata kunci: employee engagement, kepemimpinan transformasional, abdi dalem

Setiap individu bekerja demi mencukupi kebutuhan biologisnya, terutama

kebutuhan akan uang. Namun, abdi dalem rela bekerja hanya berdasarkan atas

nurani dan semata ingin mengabdi kepada Nagari Ngayogyakarta, meskipun

pendapatan yang kurang mencukupi. Abdi dalem memiliki kesetiaan dan

komitmen yang kuat untuk mencurahkan segenap tenaga demi tercapainya tujuan

keraton, yaitu melestarikan budaya. Hal tersebut merupakan salah satu wujud

employee engagement, yaitu suatu hubungan atau keterlibatan yang erat secara

fisik, emosional, dan kognitif antara seseorang dengan organisasi atau perusahaan

tempatnya bekerja, yang mengarahkan seseorang kepada sikap dan perilaku

positif terhadap organisasi atau perusahaan demi tercapainya tujuan dan

kesuksesan bersama. Tumbuh dan meningkatnya rasa engaged dapat dikarenakan

beberapa hal, salah satunya kepemimpinan yang diterapkan sultan di keraton.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan

untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepemimpinan transformasional

berdasarkan perspektif abdi dalem dengan employee engagement abdi dalem

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Subjek pada penelitian ini berjumlah 65 abdi

dalem tepas. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling atau studi

populasi. Employee engagement diukur dengan skala employee engagement yang

terdiri dari 37 aitem valid dengan koefisien validitas berkisar antara 0,262 sampai

dengan 0,692 dan p<0,05. Skala employee engagament mempunyai koefisien

reliabilitas sebesar 0,916. Kepemimpinan transformasional diukur dengan

menggunakan skala kepemimpinan transformasional yang terdiri dari 47 aitem

valid dengan koefisien validitas berkisar antara 0,312 sampai dengan 0,785 dan

p<0,05. Skala kepemimpinan transformasional mempunyai koefisien reliabilitas

sebesar 0,952. Uji korelasi menggunakan teknik korelasi product moment dengan

bantuan program SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan employee engagement pada penelitian ini

tergolong tinggi. Sedangkan kepemimpinan yang diterapkan dikategorikan

transformatif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

antara kepemimpinan transformasional dengan employee engagement dengan nilai

koefisien r = 0,779 dan signifikansi atau p = 0,000. Hal tersebut menunjukkan

bahwa hipotesis yang diajukan, yaitu “ada hubungan positif antara kepemimpinan

transformasional berdasarkan perspektif abdi dalem dengan employee engagement

abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat” diterima.

Page 8: Skripsi Nur Sekha

viii

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN ............................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB

1. PENDAHULUAN …… .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 13

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 14

BAB

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 16

2.1 Employee Engagement ....................................................................... 17

2.1.1 Pengertian Employee Engagement …………………………………… . 17

2.1.2 Karakteristik Employee Engagement …………………………………… 19

2.1.3 Aspek-aspek Employee Engagement …………………………………… 21

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement ………… 23

Page 9: Skripsi Nur Sekha

ix

ix

2.2 Kepemimpinan ……………………………………………………… 29

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan ………………………………………… 29

2.2.2 Teori Kepemimpinan …………………………………………………. 30

2.2.3 Fungsi Kepemimpinan …………………………………………… . 32

2.3 Kepemimpinan Transformasional ………………………………… 33

2.3.1 Pengertian Kepemimpinan Transformasional ……………………… 34

2.3.2 Karakteristik Kepemimpinan Transformasional ……………………… 36

2.3.3 Aspek-aspek Kepemimpinan Transformasional …………………. . 38

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Transformasioanal 40

2.4 Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat …………………. 43

2.4.1 Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ………………………… ....... 43

2.4.2 Abdi Dalem …………………………………………………………. 45

2.4.2.1 Pengertian Abdi Dalem ……………………………………………. 45

2.4.2.2 Macam-macam Abdi Dalem ……………………………………….. 45

2.4.2.3 Hak dan Kewajiban Abdi Dalem ……………………………… ..... 48

2.5 Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem dengan Employee Engagement

Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat .......................... 54

2.6 Hipotesis Penelitian ……………………………………………… 60

BAB

3. METODE PENELITIAN ………………………………….. ...................... 61

3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………….. ... 61

3.2 Desain Penelitian ………………………………………………… . 61

3.3 Variabel Penelitian ………………………………………………… 62

3.3.1 Identifikasi Variabel ………………………………………… ......... 62

3.3.2 Hubungan Antar Variabel ………………………………………… 63

Page 10: Skripsi Nur Sekha

x

x

3.4 Definisi Operasional ……………………………………… ............ 63

3.5 Populasi dan Sampel ……………………………………………… 65

3.5.1 Populasi ………………………………………………………….. .. 65

3.5.2 Sampel ………………………………………………………….. .... 66

3.6 Metode dan Alat Pengumpulan Data ………………………… ....... 67

3.6.1. Penentuan Instrumen ............ ............................................................ 67

3.6.2. Blue-print Skala .. ............................................................................. 68

3.7 Validitas dan Reliabilitas ……………………………………… ..... 74

3.7.1 Validitas ………………………………………………………….. . 74

3.7.2 Reliabilitas ………………………………………………………….. 76

3.8 Metode Analisis Data …………………………………… ............... 77

3.9 Penyusunan Instrumen … ................................................................. 79

3.10 Uji Coba … ....................................................................................... 81

3.10.1 Hasil Uji Validitas … ........................................................................ 82

3.10.2 Hasil Uji Reliabilitas … .................................................................... 86

BAB

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . ......................................... 88

4.1 Persiapan Penelitian .. ....................................................................... 88

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian .. ........................................................... 88

4.1.2 Proses Perijinan .. .............................................................................. 93

4.1.3 Penentuan Sampel ............................................................................. 93

4.2 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 94

4.2.1 Pengumpulan Data ............................................................................ 94

4.2.2 Pelaksanaan Skoring ......................................................................... 95

4.3 Analisis Deskriptif ............................................................................ 95

Page 11: Skripsi Nur Sekha

xi

xi

4.3.1 Gambaran Employee engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat .............................................................. 96

4.3.1.1 Gambaran Umum Employee Engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadingngrat ............................................................ 97

4.3.1.2 Gambaran Spesifik Employee Engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat Ditinjau Dari Aspek ........................... 99

4.3.2 Gambaran Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan

Perspektif Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat .......... 105

4.3.2.1 Gambaran Umum Kepemimpinan

TransformasionalBerdasarkan Perspektif Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat ............................................................. 105

4.3.2.2 Gambaran Spesifik Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem Ditinjau dari Tiap Aspek........ 107

4.4 Hasil Penelitian ................................................................................. 118

4.4.1 Uji Asumsi ........................................................................................ 119

4.4.1.1 Uji Normalitas .................................................................................. 119

4.4.1.2 Uji Linearitas .................................................................................... 120

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 120

4.5 Pembahasan ....................................................................................... 122

4.5.1 Employee Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat ....................................................................................... 122

4.5.2 Kepemimpinan Transformasional di Keraton Ngayogyakarta

Hadingingrat Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem........................... 127

4.5.3 Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem dengan Employee

Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ...... 131

4.6 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 136

BAB

5. PENUTUP .................................................................................................... 138

Page 12: Skripsi Nur Sekha

xii

xii

5.1 Simpulan ........................................................................................... 138

5.2 Saran ................................................................................................. 138

1. Bagi Abdi Dalem ..................................................................... 138

2. Bagi Kepemimpinan Sultan ..................................................... 139

3. Bagi Pihak Birokrasi Keraton .................................................. 139

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................... 140

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 141

Page 13: Skripsi Nur Sekha

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rekapitulasi Hasil Studi Pendahuluan .................................................... 5

2.1 Jenjang Kepengkatan Abdi Dalem ......................................................... 49

3.1 Blue-print Skala Employee Engagement................................................. 69

3.2 Blue-print Sebaran Aitem Skala Employee Engagement ........................ 70

3.3 Blue-print Skala Kepemimpinan Transformasional ............................... 72

3.4 Blue-print Sebaran Aitem Skala Kepemimpinan Transformasional....... 73

3.5 Interpretasi Nilai r ................................................................................... 77

3.6 Hasil Uji Validitas Skala Employee Engagement ................................... 83

3.7 Hasil Uji Validitas Skala Kepemimpinan Transformasional .................. 85

3.8 Reliabilitas Skala Employee Engagement ............................................... 87

3.9 Reliabilitas Skala Kepemimpinan Transformasional .............................. 87

4.1 Penggolongan Distribusi Frekuensi Analisis Employee engagement ..... 96

4.2 Distribusi Frekuensi Employee Engagement Abdi Dalem ...................... 98

4.3 Distribusi Frekuensi Aspek Vigor Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat .................................................................... 100

4.4 Distribusi Frekuensi Aspek Dedication Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat .................................................................... 101

4.5 Distribusi Frekuensi Aspek Absorption Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat .................................................................... 103

4.6 Ringkasan Penjelasan Deskriptif Employee Engagement Abdi

Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat........................................... 104

4.7 Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Transformasional Sultan

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem ....................................................... 106

4.8 Distribusi Frekuensi Aspek Idealized Influence .................................... 108

4.9 Distribusi Frekuensi Inspirational Motivation ........................................ 110

Page 14: Skripsi Nur Sekha

xiv

xiv

4.10 Distribusi Frekuensi Aspek Intellectual Stimulation ........................... 112

4.11 Distribusi Frekuensi Aspek Individualized Consideration .................. 114

4.12 Ringkasan Penjelasan Deskriptif Kepemimpinan

Transformasional Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem....................... 115

4.13 Ringkasan Skor Employee Engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat ................................................................ 117

4.14 Ringkasan Skor Kepemimpinan Transformasional di Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat ................................................................. 117

4.15 Uji Normalitas ...................................................................................... 119

4.16 Hasil Uji Linieritas ............................................................................... 120

4.17 Hasil Uji Korelasi Variabel Employee Engagement dan

Kepemimpinan transformasional ......................................................... 121

Page 15: Skripsi Nur Sekha

xv

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 60

3.1 Hubungan Antar Variabel .................................................................... 63

4.1 Diagram Tingkat Employee engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat ................................................................. 98

4.2 Diagram Aspek Vigor Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat .......................................................................................... 100

4.3 Diagram Aspek Dedication Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat .......................................................................................... 102

4.4 Diagram Aspek Absorption Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat .......................................................................................... 104

4.5 Diagram Ringkasan Tingkat Employee Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Berdasarkan Aspek ................... 105

4.6 Diagram Tingkat Kepemimpinan Transformasional ........................... 107

4.7 Diagram Prosentase Aspek Idealized influence ................................... 109

4.8 Diagaram Prosentase Aspek Inspirational Motivation ........................ 111

4.9 Diagram Prosentase Aspek Intellectual Stimulation ............................ 112

4.10 Diagram Prosentase Aspek Individualized Consideration................... 114

4.11 Diagram Ringkasan Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem .................................................... 116

4.12 Diagram Ringkasan Rata-rata Skor Aitem........................................... 118

Page 16: Skripsi Nur Sekha

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Studi Pendahuluan ................................................................... 144

2. Blue-print Penyebaran Aitem .................................................................... 145

3. Skala Penelitian ......................................................................................... 149

4. Tabel Skor Tryout ..................................................................................... 156

5. Tabel Skor Penelitian Secara Umum ........................................................ 160

6. Tabel Skor Penelitian Per Aspek .............................................................. 164

7. Hasil Uji Validitas ..................................................................................... 171

8. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 177

9. Hasil Uji Asumsi ....................................................................................... 178

10. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 179

11. Statistik Diskriptif ...................................................................................... 179

12. Surat Ijin Penelitian (Dari Universitas) ..................................................... 181

13. Surat Ijin (Dari Keraton) ........................................................................... 182

Page 17: Skripsi Nur Sekha

xvii

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 60

3.1 Hubungan Antar Variabel .................................................................... 63

4.1 Diagram Tingkat Employee engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat ................................................................. 98

4.2 Diagram Aspek Vigor Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat .......................................................................................... 100

4.3 Diagram Aspek Dedication Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat .......................................................................................... 102

4.4 Diagram Aspek Absorption Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat .......................................................................................... 104

4.5 Diagram Ringkasan Tingkat Employee Engagement Abdi Dalem

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Berdasarkan Aspek ................... 105

4.6 Diagram Tingkat Kepemimpinan Transformasional ........................... 107

4.7 Diagram Prosentase Aspek Idealized influence ................................... 109

4.8 Diagaram Prosentase Aspek Inspirational Motivation ........................ 111

4.9 Diagram Prosentase Aspek Intellectual Stimulation ............................ 112

4.10 Diagram Prosentase Aspek Individualized Consideration................... 114

4.11 Diagram Ringkasan Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem .................................................... 116

4.12 Diagram Ringkasan Rata-rata Skor Aitem........................................... 118

Page 18: Skripsi Nur Sekha

xviii

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

14. Instrumen Studi Pendahuluan ................................................................... 144

15. Blue-print Penyebaran Aitem .................................................................... 145

16. Skala Penelitian ......................................................................................... 149

17. Tabel Skor Tryout ..................................................................................... 156

18. Tabel Skor Penelitian Secara Umum ........................................................ 160

19. Tabel Skor Penelitian Per Aspek .............................................................. 164

20. Hasil Uji Validitas ..................................................................................... 171

21. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 177

22. Hasil Uji Asumsi ....................................................................................... 178

23. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 179

24. Statistik Diskriptif ...................................................................................... 179

25. Surat Ijin Penelitian (Dari Universitas) ..................................................... 181

26. Surat Ijin (Dari Keraton) ........................................................................... 182

Page 19: Skripsi Nur Sekha

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia hidup, tumbuh dan berkembang dengan kebutuhannya masing-

masing yang berbeda antara satu dengan yang lain dan harus dipenuhi agar

seseorang dapat terus bertahan hidup. Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi

adalah kebutuhan fisiologis: yaitu kebutuhan yang terkait dengan kondisi fisik,

seperti sandang, pangan dan papan. Salah satu usaha atau aktivitas yang dilakukan

oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah bekerja.

Bekerja pada umumnya dipahami sebagai suatu aktivitas yang dilakukan untuk

menghasilkan sesuatu berupa imbalan atas apa yang dilakukannya. Imbalan yang

diterima pada umumnya berupa uang yang kemudian dapat ditukarkan dengan

barang-barang lain untuk memenuhi kebutuhan: seperti makanan, rumah, pakaian

dan lain sebagainya. Seseorang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukan

akan membawa kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan

sebelumnya.

Seiring berkembang dan berubahnya arah orientasi dan tujuan seseorang

untuk bekerja, bekerja pada saat ini tidak lagi hanya berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis saja, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi,

seperti kebutuhan akan penghargaan diri. Penghargaan dari orang lain di

sekitarnya, pengembangan potensi secara maksimal, kepuasan kerja, dan

kenyamanan menjadi prioritas utama dalam bekerja. Kenyataanya, mayoritas

Page 20: Skripsi Nur Sekha

2

masyarakat Indonesia kurang memperhatikan hal tersebut dan masih menganggap

bahwa uang merupakan tujuan utama dalam bekerja. Uang, gaji, upah atau

keuntungan materiil bagi sebagian besar orang merupakan penghargaan yang

lebih penting dari apapun sebagai imbalan atas kinerjanya.

Uang menjadi motivasi utama dalam bekerja, sehingga pada akhirnya

muncul berbagai permasalahan ketika kebutuhan akan uang tersebut tidak

terpenuhi. Permasalahan-permasalahan yang biasa muncul adalah berupa;

burnout, turnover, stres kerja, performansi kerja yang tidak maksimal, rendahnya

loyalitas dan lain sebagainya, yang kemudian menjadikan seseorang memilih

untuk meninggalkan pekerjaanya dan mencari pekerjaan lain yang lebih

menjanjikan banyak keuntungan secara matriil. Para pekerja tidak memiliki

keterikatan secara emosional yang mendalam dengan tempat kerjanya selain

hanya hubungan saling menguntungkan secara finansial.

Berbagai permasalahan tersebut tidak hanya terjadi pada perusahaan atau

organisasi yang bergerak di sektor komersiil saja, tetapi juga lembaga, instansi

atau bidang lain di dalam masyarakat, seperti instansi pemerintah, lembaga

swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, sekolah dan lain sebagainya. Sebuah

provinsi atau daerah dalam hal ini juga dapat dikatakan sebagai organisasi,

dimana didalamnya terdiri dari berbagai aspek, unsur dan bagian-bagian yang

saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) merupakan sebuah provisi yang memiliki keistimewaan dibandingkan

dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Salah satu keistimewaan Yogyakarta

adalah pusat pemerintahannya yang dipimpin oleh seorang Sultan atau Raja yang

Page 21: Skripsi Nur Sekha

3

juga berkedudukan sebagai gubernur. Sultan dan keluarganya tinggal di Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta yang merupakan istana

resmi Kesultanan. Kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian

Republik Indonesia pada tahun 1950 dan masih dilestarikan hingga saat ini, baik

sistem kesultanan maupun tradisi keratonnya.

Sultan dibantu oleh abdi dalem dalam menjalankan tugas-tugas kesultanan,

baik dalam bidang pemerintahan maupun urusan dalam keraton. Abdi dalem

sendiri menurut Ramdhani (http://sosbud.kompasiana.com) merupakan sebutan

untuk mereka yang mengabdikan dirinya kepada Keraton, dalam hal ini Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat (Keraton Yogyakarta).

Menurut Satriani (http://www.politik.lipi.go.id), abdi dalem dibagi dalam

dua kategori, yaitu abdi dalem keprajan dan abdi dalem punokawan. Abdi dalem

keprajan adalah abdi dalem yang berasal dari pihak birokrat atau pegawai

pemerintahan yang ada di Yogyakarta (atau bahkan dalam beberapa kasus berasal

dari luar Yogyakarta), yang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan gelar

kepangkatan yang berlaku dalam sistem pemerintahan keraton. Abdi dalem

punokawan, adalah abdi dalem yang berasal dari masyarakat luas yang

mendapatkan kesempatan dari pihak keraton untuk mengajukan diri menjadi abdi

dalem Keraton Ngayogyakarta. Abdi dalem punokawan bertindak sebagi pegawai

yang memiliki tugas pokok dan gaji sesuai dengan pangkat dan kedudukannya.

Abdi dalem punokawan dan keprajan tersebut memiliki hak dan kewajiban

masing-masing yang berbeda antara satu dan lainnya. Perbedaan yang cukup

signifikan adalah mengenai jumlah gaji yang diterima dan beban tugas yang

Page 22: Skripsi Nur Sekha

4

diberikan. Abdi dalem keprajan misalnya, hanya datang ketika caos (piket) atau

ada upacara adat yang dilakukan oleh Keraton, sedangkan abdi dalem punokawan

harus mengisi absensi sesuai dengan jadwal caos yang sudah ditentukan. Abdi

dalem keprajan tidak mendapatkan gaji karena sudah mendapatkan gaji atau uang

pensiun dari pemerintah, sedangkan abdi dalem punokawan mendapatkan gaji dari

Keraton namun dengan jumlah yang kecil.

Gaji yang diterima oleh abdi dalem berkisar antara Rp. 2.000 – Rp.

45.000/bulan. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh

VIVAnews.com (Huda: http://nasional.vivanews.com/news) terhadap Mas Bekel

Hastono Raharjo (juru kunci Kraton Yogyakarta) disebutkan bahwa sebelumnya

abdi dalem Kraton Yogyakarta bahkan tidak mendapatkan Tunjangan Hari Raya

(THR). Para abdi dalem baru mendapatkan THR dua kali, yaitu pada Idul Fitri

tahun 2010 dan 2011. Meskipun demikian, besarnya THR juga tidak besar, yaitu

Rp. 7.000 – Rp. 15.000. Abdi dalem tidak pernah menuntut kenaikan, dan tetap

menjalankan tugas dengan penuh keikhlasan, meskipun dengan gaji yang kecil

dan bahkan tidak cukup untuk menafkahi anak dan istri. Abdi dalem tetap merasa

bahagia dan mensyukuri hadiah yang didapatkan dari keraton tersebut. Bagi abdi

dalem, menjadi abdi dalem adalah wujud dari pengabdian dengan niat murni

untuk ngalap berkah atau mendapatkan keberkahan dari Keraton

(http://www.belantaraindonesia.org/2011/08/hebatnya-menjadi-abdi-dalem-

keraton.html).

Abdi dalem Keraton bekerja berdasarkan atas nurani dan kemauan diri

sendiri dengan tidak ada paksaan dari pihak manapun, meskipun pendapatan yang

Page 23: Skripsi Nur Sekha

5

diterima sedikit. Para abdi dalem menjadi abdi dalem semata ingin mengabdi

kepada Nagari Yogyakarta dan terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga

bukan ukuran uang yang dicari. Hal inilah yang membedakan abdi dalem dengan

karyawan atau pekerja pada umumnya. Disaat semua orang memiliki orientasi

yang sama dalam bekerja, yaitu uang dan penghasilan secara materiil, abdi dalem

justru bekerja dengan berorientasi pada sebuah kepercayaan bahwa pekerjaan

yang dilakukan akan menghasilkan berkah, ketenangan batin dan kesejahteraan

secara spiritual.

Pengabdian yang tulus dan tidak berpamrih ditunjukkan oleh abdi dalem

dengan kesetiaannya terhadap keraton. Hal ini terungkap dalam studi pendahuluan

yang dilakukan pada 42 abdi dalem punokawan tanggal 30 November – 1

Desember 2011 yang tergambar dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Studi Pendahuluan

No. Pernyataan

Iya Ter

kadang Tidak

Total

subjek

(abdi

dalem) Jml % Jml % Jml %

a)

Menjadi abdi dalem

karena keinginan

pribadi

39 92,8

% - - 3

7,2

% 42

b) Bersemangat dalam

bekerja 25

59,5

% 12

28,6

% 5

11,9

% 42

c)

Mendahulukan

kepentingan keraton

daripada kepetingan

pribadi.

34 81% 4 9,5

% 4

9,5

% 42

d)

Berkeinginan

menjadi abdi dalem

hingga akhir hayat.

37 88,1

% 4

9,5

% 1

2,4

% 42

e)

Harus menjalankan

apa yang

diperintahkan Sultan.

10 23,8

% 12

28,6

% 20

47,6

% 42

f)

Keraton adalah

bagian penting yang

sudah menyatu

38 90,5

% 4

9,5

% - - 42

Page 24: Skripsi Nur Sekha

6

Menjadi abdi dalem adalah sesuatu yang sangat membanggakan, meskipun

gaji yang diterima tidak sebanding dengan tugas yang dijalani dan tidak dapat

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sultan memperkenankan abdi dalem untuk

memiliki pekerjaan lain di luar keraton demi mencukupi kebutuhan hidup yang

belum dapat dipenuhi dengan gaji yang diberikan oleh keraton. Pekerjaan yang

dijalani abdi dalem di luar keraton antara lain bertani, berdagang, menjadi

karyawan swasta, guru dan atau pegawai negeri sipil. Sistem pemerintahan

Yogyakarta yang berbeda dengan daerah lain merupakan nilai lebih bagi

masyarakat. Sultan merupakan pemimpin yang memiliki andil yang signifikan

terhadap kelangsungan dan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta. Selain itu,

Sultan merupakan sosok yang dikagumi dan dihormati oleh masyarakat

Yogyakarta, terutama oleh abdi dalem keraton.

Rasa lelah yang diterima oleh abdi dalem tidak seberapa selama tubuh masih

kuat untuk menjalankan tugas dari keraton. Kesetiaan abdi dalem tersebut juga

dalam kehidupan

g) Gaji adalah tujuan

utama dalam bekerja. 5

11,9

% 2

4,8

% 35

83,3

% 42

h)

Lebih baik gaji

sedikit tapi tenang,

dibanding gaji

banyak namun penuh

tuntutan.

39 92,8

% 2

4,8

% 1

2,4

% 42

i) Bangga menjadi abdi

dalem. 40

95,2

% 1

2,4

% 1

2,4

% 42

j)

Menjalankan

pekerjaan dari

Keraton meskipun

tubuh lelah.

25 59,5

% 16

38,1

% 1

2,4

% 42

k)

Sultan menjadi

sumber inspirasi

(panutan).

41 97,6

% 1

2,4

% - - 42

Page 25: Skripsi Nur Sekha

7

diwujudkan dalam pengabdian seumur hidup terhadap keraton. Kesetiaan tersebut

terlihat dari pengabdian abdi dalem di keraton yang telah mengabdi hingga

puluhan tahun, bahkan separuh atau sepenuh usia digunakan untuk mengabdi

kepada keraton.

Wujud pengabdian Abdi dalem tersebut tidak akan terus bertahan jika tidak

didukung oleh kepemimpinan yang efektif pula, dalam hal ini kepemimpinan

Sultan Hamengku Buwono. Sultan Hamengku Buwono sebagai seorang

pemimpin, memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengkoordinasi semua

abdi dalem khususnya dan warga Yogyakarta pada umumnya agar mampu

menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik. Kepemimpinan Sultan yang

berbeda dengan kepemimpinan lain seperti Presiden atau lainnya bagi warga

Yogyakarta masih dipandang sebagai keunikan yang masih dianggap sakral dan

apa yang dikatakan oleh Sultan adalah sesuatu yang harus diikuti dan memiliki

berkah tersendiri jika mereka benar-benar melaksanakannya.

Perasaan nyaman dan dihargai yang dirasakan abdi dalem tersebut secara

tidak langsung mendorong keeratan hubungan antara abdi dalem itu sendiri

dengan keraton sebagai tempat dan lingkungan kerjanya dan dengan Sultan

sebagai orang yang diberi kuasa untuk menjalankan dan mengatur jalannya

kehidupan kesultanan. Keraton kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari kehidupan abdi dalem sebagai pribadi dan masyarakat Yogyakarta. Keeratan

hubungan tersebut kemudian biasa disebut dengan employee engagement.

Employee engagement merupakan salah satu konsep yang dikembangkan

dari positive psychology dan positive organizational behavior. Kahn (dalam

Page 26: Skripsi Nur Sekha

8

Albrecht, 2010:4) mengembangkan teori mengenai hubungan dan keterlibatan

yang terjalin erat secara fisik, kognitif dan emosional antara seseorang dengan

perannya dalam sebuah pekerjaan, yang kemudian disebut sebagai employee

engagement. Senada dengan definisi di atas, Federman (2007:22) memandang

employee engagement sebagai suatu tingkatan dimana seseorang memiliki

komitmen terhadap sebuah organisasi sehingga dapat menentukan bagaimana

seseorang berperilaku dan seberapa lama dia akan bertahan dengan posisisnya

tersebut. Employee engagement pada abdi dalem diwujudkan dalam bentuk

kesetiaannya terhadapap keraton, di mana meskipun mendapatkan gaji yang tidak

besar, namun abdi dalem tetap bertahan untuk mengabdi kepada keraton selama

bertahun-tahun bahkan sampai ajal menjemput.

Menurut Marciano (2010:42), seorang pekerja yang engaged akan

berkomitmen tehadap suatu tujuan, menggunakan segenap kemampuannya untuk

menyelesaikan tugas, menjaga perilakunya saat bekerja, memastikan bahwa dia

telah menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan tujuan dan bersedia

mengambil langkah perbaikan atau evaluasi jika memang diperlukan. Lebih lanjut

Marciano (2010:45-46) menambahkan bahwa employee engagement memiliki

beberapa keuntungan, yaitu: meningkatkan produktivitas, meningkatkan

keuntungan, menambah efisiensi, menurunkan turnover, mengurangi

ketidakhadiran, mengurangi penipuan, meningkatkan kepuasan konsumen,

mengurangi kecelakaan kerja, dan meminimalkan keluhan karyawan.

Senada dengan pernyataan di atas, penelitiann yang dilakukan oleh Saks dan

Rotman (2006:600) juga menunjukkan bahwa job engagement dan organizational

Page 27: Skripsi Nur Sekha

9

engagement dapat meningkatkan kepuasan kerja, komitmen organisasi,

organizational citizenship behavior dan mengurangi intensi turnover. Seperti

halnya yang dikemukakan oleh Robertson dan Cooper (2010:324) bahwa

employee engagement juga merupakan salah satu aspek yang sangat bermanfaat

untuk membangun dan mengembangkan karyawan dan organisasi itu sendiri. Hal

tersebut tentu saja merupakan keuntungan bagi keraton jika seluruh abdi dalem

dapat memiliki tingkat engagement yang tinggi terhadap keraton.

Membangun employee engagement tidak mudah dan membutuhkan proses

lama. Shaufeli dan Salanova (dalam Albrecht, 2010:13) menyebutkan bahwa

beberapa usaha yang yang dapat dilakukan organisasi sebagai strategi untuk

menanamkan dan meningkatkan employee engagement pada pekerja antara lain

adalah; mengembangkan dan menerapkan proses seleksi dan promosi bakat yang

ada, mengembangkan dan melaksanakan stategi perencanaan yang berkualitas,

dan menerapkan proses kepemimpinan transformasional secara lebih luas.

Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh

Muizzuddin pada karyawan CV. Hardana Jaya (2009:62) yang menyatakan bahwa

employee engagement dapat dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu; team work,

kepemimpinan, budaya organisasi, iklim organisasi dan jenjang karir.

Salah satu hasil penelitian di atas menyebutkan bahwa employee

engagement memiliki hubungan yang positif dengan kepemimpinan. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nowack dari Envisia Learning

(2010:8) yang mengahasilkan kesimpulan bahwa keryawan yang merasa

kepemimpinan dalam organiasinya menunjukkan managemen yang buruk

Page 28: Skripsi Nur Sekha

10

memiliki intensi untuk keluar dari organisasi tersebut dalam kurun waktu kurang

dari 12 bulan, menunjukkan stres kerja tinggi dan kepuasan kerja serta

engagement yang rendah. Penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang

dilakukan dua tahun kemudian dengan subjek yang berbeda dengan alat tes yang

sama. Hasil dari penelitian tersebut menujukkan bahwa karyawan yang menilai

kepemimpinan dalam organisasi cukup efektif, yaitu karyawan yang lebih

engaged, puas terhadap pekerjaan yang dijalani dan tidak merasa stres, lebih

mempertimbangkan terlebih dahulu untuk keluar dari organisasi sebelum 12 bulan

daripada karyawan yang menilai kepemimpinan dalam organisasinya berjalan

dengan tidak efektif sama sekali. Seorang pemimpin berfungsi untuk mengatur

sedemikian rupa bawahannya agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan

prosedur dan sistem yang ada demi mencapai tujuan. Hal ini senada dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2008:12) yang menyatakan bahwa

kepemimpinan memberikan kontribusi sebesar 81,10 % dalam meningkatkan

kinerja karyawan.

Seorang pemimpin juga memiliki tipe, cara, dan strategi yang berbeda antara

satu dengan lainnya dalam menjalankan proses kepemimpinannya. Meyer dan

Bycio (dalam Albrecht; 2010:70-71) menyatakan bahwa seorang karyawan akan

cenderung memiliki kedekatan dengan organisasinya (engaged) dan merasa

mamiliki kewajiban untuk tetap bertahan dan memberikan kontribusi bagi

organisasi ketika pemimpinnya melayani mereka dengan visi yang inspiratif,

memberikan dukungan kepada karyawan untuk berkembang dan memperhatikan

Page 29: Skripsi Nur Sekha

11

karyawan secara personal. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik pemimpin

yang transformastif.

Hal serupa juga dikatakan oleh Nielsen dan Munir (2009:313) dalam hasil

penelitian yang menyebutkan bahwa pemimpin transformasional menggunakan

gaya kepemimpinan yang dapat menginspirasi bawahannya untuk membuat

keputusan sendiri dan kemudian mengembangkannya untuk meningkatkan

kinerjanya. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat positive affective well-

being seseorang dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional yang

dijalankan dalam sebuah organisasi. Selain itu, tingkat positive affective well-

being yang tinggi dapat menghindarkan seseorang dari stres dan burnout dalam

bekerja.

Senada dengan yang dikemukakan di atas, menurut Bass dan Riggio (dalam

Albrecht, 2010:142), pemimpin transformasional akan menformulasikan visi yang

jernih, bertindak sebagai role model dalam kondisi yang mendesak, mendorong

bawahannya untuk bertanggungjawab dan mencari cara baru untuk menyelesaikan

masalah.

Sultan Hamengku Buwono, sebagai pemimpin dari Keraton Ngayogyakarta

melalui kebijakan dan peraturan yang dikeluarkannya, menerapkan sistem

kepemimpinan transformasional. Hal ini terbukti dengan sistem kepemimpinan

yang diterapkan oleh Sultan, dimana Sultan tidak mengedepankan pemberian

imbalan berupa gaji yang besar, hukuman yang keras ketika abdi dalem tidak

melakukan pekerjaan atau perintah, tetapi lebih mengedepankan kepada

pemberian perhatian secara pribadi, kepercayaan, penghargaan dan respektasi

Page 30: Skripsi Nur Sekha

12

kepada abdi dalem serta memperlakukan abdi dalem secara individual dengan

menasehati abdi dalem ketika melakukan kesalahan. Sultan juga memberikan

pelatihan dan pembekalan kepada abdi dalem sebelum bekerja agar abdi dalem

dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku dan

untuk menimalisir kesalahan yang dilakukan oleh abdi dalem.

Keraton, sultan dan abdi dalem merupakan tiga komponen yang tidak

terpisahkan. Ketiganya memiliki peran yang saling berhubungan antara satu

dengan lainnya. Employee engangement sendiri merupakan salah satu aspek yang

harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja, karena dengan itu seseorang akan

mengerahkan tenaganya secara maksimal demi tercapainya tujuan bersama. Hal

ini akan terwujud apabila didukung oleh sistem kepemimpinan yang dapat

mengarahkan, mendorong dan mendayagunakan potensi abdi dalem itu sendiri

sehingga dapat sesuai dengan harapan. Berdasarkan pemaparan fenomena

tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penalitian dengan judul

“Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan Perspektif

Abdi Dalem Dengan Employee Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat.”

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Employee engagement memiliki peranan yang sangat penting dalam

membentuk sikap, pola dan performa kerja seseorang. Keraton Ngayogyakarta

Hadingrat sebagai salah satu kesultanan yang masih berdiri tegak dan senantiasa

menjalankan tradisi kekeratonan secara kental diharapkan memiliki abdi dalem

Page 31: Skripsi Nur Sekha

13

yang setia (engaged) mendayagunakan tenaga dan pikirannya demi mendukung

pelestarian budaya dan tradisi keraton serta memiliki keeratan hubungan yang

kuat dengan keraton dan sultan sebagai pemimpinnya. Kepemimpinan sultan yang

transformatif juga diperlukan untuk mendukung pengembangan sikap dan

performa abdi dalem dalam menjalankan tugasnya di keraton.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimanakah tingkat employee engagement abdi dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat?

2) Bagaimanakah persepsi abdi dalem terhadap kepemimpinan tranformasional

di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat?

3) Apakah ada hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan

employee engagement abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui tingkat employee engagement abdi dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

2) Untuk mengetahui persepsi abdi dalem terhadap kepemimpinan

tranformasional di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 32: Skripsi Nur Sekha

14

3) Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepemimpinan

transformasional dengan employee engagement abdi dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian mengenai hubungan antara kepemimpinan

transformasional dengan employee engagement abdi dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1.4.1 Manfaat Teoretis

1) Memberikan kontribusi bagi ilmu psikologi organisasi, khususnya yang

berkaitan dengan teori kepemimpinan transformasional dan employee

engagement pada abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

2) Dapat digunakan sebagai salah satu rujukan untuk penelitian berikutnya

dengan konteks penelitian yang berbeda.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan

Keraton selanjutnya, terkait dengan kebijakan kepemimpinan dan kebijakan-

kebijakan lain berkenaan dengan strategi meningkatkan dan mempertahankan

employee engagement abdi dalem.

Page 33: Skripsi Nur Sekha

15

2) Bagi Abdi dalem

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi abdi dalem atas

kinerjanya, terkait dengan status engagement yang dimilikinya terhadap

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan tambahan informasi dan wacana pemikiran untuk lebih

mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu psikologi dalam usaha

peningkatan kualitas kepemimpinan dan employee engagement pada pekerja

atau karyawan.

Page 34: Skripsi Nur Sekha

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep mengenai suatu atribut psikologi adalah hal yang sangat penting

dalam usaha untuk memahami sutau gejala, karakteristik atau aspek yang terkait

dengan atribut tersebut. Pemahaman konsep yang mendalam dan jelas bertujuan

untuk menghindarkan dari kesalahpahaman atau overlapping antara atribut satu

dengan yang lain. Konsep yang jelas dan mendalam dapat membantu menentukan

langkah dan keputusan yang tepat dalam memahami suatu hal, demikian juga

dalam sebuah penelitian. Dalam bab ini akan dijabarkan secara jelas dan

mendalam konsep tentang employee engagement dan kepemimpinan

transformasional serta bagaimana kedua variabel ini terbentuk, dipengaruhi dan

mempengaruhi variabel lain.

2.1 Employee Engagement

Employee engagement merupakan salah satu istilah yang sering disebut

dalam pembahasan mengenai pengembangan sumber daya manusia. Employee

engagement disebut juga dengan work engagement atau worker engagement.

Secara umum, istilah engagement diartikan sebagai sebuah pertunangan, yaitu

hubungan yang intim dan mengikat antara seseorang dengan orang lain atau satu

pihak dengan pihak lain. Seiring berjalannya waktu, istilah ini kemudian

berkembang dalam pembahasan mengenai organisasi, terutama yang berkaitan

dengan sumber daya manusia.

16

Page 35: Skripsi Nur Sekha

17

2.1.1 Pengertian Employee Engagement

Employee engagement memiliki definisi yang beragam. Kahn (dalam

Albrecht, 2010:4) mengembangkan teori mengenai hubungan dan keterlibatan

yang terjalin antara seseorang dengan pekerjaannya, yang kemudian disebut

sebagai employee engagement, yaitu hubungan yang erat secara fisik, kognitif dan

emosional antara seseorang dengan perannya dalam sebuah pekerjaan. Lebih

lanjut Albrecht menyatakan bahwa employee engagement adalah suatu kondisi

psikologis dimana seseorang memiliki hubungan yang positif dengan

pekerjaannya (yang digambarkan dalam bentuk antusiasme, energi, keinginan

yang kuat, dan kekuatan) yang memotivasi seseorang untuk mendayagunakan

seluruh usaha dan kekuatan demi tercapainya tujuan dan kesuksesan organisasi.

Menurut Marciano (2010:40), engagement berasal dari dari bahasa Prancis,

yaitu “en+gage”, yang dalam bahasa Inggris berarti “to pledge oneself” yang

berarti “mengikat janji atau ikrar”, sehingga employee engagement secara luas

dapat diartikan sebagai kondisi dimana seseorang memiliki komitmen, dedikasi

dan loyalitas terhadap organisasi, atasan, pekerjaan dan rekan kerjanya.

Schaufeli dkk (dalam Albrecht, 2010:4) mengartikan employee engagement

sebagai suatu pekerjaan yang digambarkan secara positif dan dikatrakteristikkan

dengan vigor (kekuatan), dedication (dedikasi), dan absoption (pengabdian).

Definisi ini menekankan pada hubungan yang bersifat jangka panjang (bukan trait

atau emosi yang bersifat sementara), pola utuh yang bersifat alamiah, yang

menetap secara afektif dan kognitif dan tidak berpusat bagian-bagian tertentu pada

suatu objek, peristiwa, individu maupun perilaku.

Page 36: Skripsi Nur Sekha

18

Senada dengan definisi diatas, Federman (2007:22) mengartikan employee

engagement sebagai suatu tingkatan dimana seseorang memiliki komitmen

terhadap sebuah organisasi sehingga dapat menentukan bagaimana dia berperilaku

dan seberapa lama dia bertahan dengan posisisnya dalam organisasi tersebut.

Employee engagement dalam hal ini merupakan suatu rangkaian yang

berkesinambungan atau berkelanjutan dari waktu ke waktu, bukan terjadi secara

spontan seepeti tombol on/off.

Thomas (2009:38) mengambarkan employee engagement dengan istilah

worker engagement, yang diartikan sebagai suatu tingkatan bagi seseorang yang

secara aktif memiliki managemen diri dalam menjalankan suatu pekerjaan.

Seorang pekerja yang engaged memiliki managemen diri yang baik dalam

menjalankan pekerjaan dan perannya dalam orgnisasi. Lebih lanjut Thomas

menjelaskan bahwa seseorang yang engaged dalam menjalankan pekerjaannya

secara aktif mampu mengatur dirinya saat bekerja.

Employee engagement seperti yang telah dipaparkan dalam beberapa

penjelasan di atas memiliki definisi yang beragam dan berbeda antara satu dengan

yang lainnya, namun pada prinsipnya memiliki kerangka konseptual secara

umum, yaitu menggambarkan kondisi dimana seorang pekerja bekerja sepenuhnya

terhadap pekerjaan dan tempat kerjanya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa employee

engagement merupakan suatu hubungan atau keterlibatan yang erat secara fisik,

emosional, dan kognitif antara seseorang dengan organisasi atau perusahaan

tempatnya bekerja, yang mengarahkan dirinya kepada sikap positif terhadap

Page 37: Skripsi Nur Sekha

19

tempat kerjanya, sehingga memotivasi untuk menggunakan segenap

kemampuannya dan bekerja secara efektif, memiliki antusiasme yang tinggi

terhadap tugas yang diberikan, dan bekerja penuh dedikasi demi tercapainya

tujuan dan kesuksesan organisasi atau perusahaan.

2.1.2 Karakteristik Employee Engagement

Vance (2006:1), seorang yang engaged terhadap pekerjaannya dan memiliki

komitmen terhadap organisasinya akan memberikan keuntungan yang besar,

termasuk tingginya produktivitas dan rendahnya tingkat turnover. Lebih lanjut,

menurut Hewitt Associates (dalam Vance, 2006:3), pekerja yang engaged

memiliki karakter 3S, yaitu Stay, Say dan Strive. Stay berarti pekerja memiliki

keinginan ynag kuat untuk menjadi bagian dari organisasi dan tetap bertahan

dalam organisasi tersebut. Say yaitu menganjurkan kepada organisasi dengan

menunjuk pekerja dan pelanggan yang potensial, yaitu yang memiliki sikap positif

terhadap rekan kerja dan juga selalu memberikan kritik yang membangun. Strive

yaitu menggunakan segenap usaha dan perilaku yang mampu menunjang

keberhasilan atau kesuksesan organisasi.

Marciano (2010:42) memberikan gambaran mengenai pekerja yang

memiliki engagement terhadap organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja,

yaitu:

1) Memiliki ide atau gagasan yang baru dalam bekerja.

2) Memiliki keinginan atau antusiasme yang besar dalam menjalankan

pekerjaannya.

3) Dapat mengambil inisiatif.

Page 38: Skripsi Nur Sekha

20

4) Selalu aktif dalam mengembangkan diri, orang lain dan pekerjaannya.

5) Dapat mencapai atau bahkan melebihi tujuan yang diharapkan.

6) Merasa penasaran dan memiliki ketertarikan yang besar; seperti bertanya.

7) Mendukung anggota-anggota lain dalam tim.

8) Selalu berpikir optimis dan positif; misalkan dengan tersenyum.

9) Dapat mengatasi rintangan dan tetap fokus terhadap tugas; tangguh.

10) Memiliki komitmen terhadap organisasi.

Senada dengan karakteristik yang disampaikan Marciano, Thomas (2009:38)

juga menjelaskan bahwa seorang pekerja dapat dikatakan engaged apabila:

1) Berkomitmen tehadap suatu tujuan.

2) Menggunakan segenap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.

3) Menjaga perilakunya saat bekerja.

4) Memastikan bahwa dia telah menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan

tujuan.

5) Bersedia mengambil langkah perbaikan atau evaluasi jika memang diperlukan.

Colan (2009:2-3) membagi pekerja dalam tiga macam, yaitu engaged,

disengaged dan actively disengaged. Pekerja yang engaged yaitu pekerja yang

mencintai pekerjaannya dan selau memandang kedepan dalam bekerja. Pekerja ini

memiliki gairah terhadap apa yang dikerjakannya, merasa bahwa dirinya

merupakan bagian penting dalam suatu pekerjaan dan merasa jika energi dan

inovasi yang mereka miliki dapat mendukung kesuksesan organisai dan

menjadikannya lebih kompetitif. Pekerja yang disengaged secara kasat mata

bekerja sepanjang waktu, tetapi mata dan hatinya berada di tempat lain. Waktunya

Page 39: Skripsi Nur Sekha

21

dihabiskan untuk bekerja, namun energi dan gairahnya ditinggalkan di rumah.

Terakhir adalah actively disengaged, yaitu pekerja yang merasa tidak bahagia

menghabiskan waktunya di tempat kerja dan menunjukkan secara jelas

kemurungannya pada atasan, rekan kerja dan organisasi secara umum. Ketika

rekan kerjanya bekerja dengan penuh gairah, pekerja ini justru menyabotase setiap

prestasi yang positif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang

pekerja dikatakan memiliki employee engagement apa bila dapat memenuhi

karakteristik berupa; memiliki kesetiaan dan komitmen terhadap organisasi,

berpikir optimis dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap rintangan dalam

bekerja, dan memiliki sikap serta perilaku positif dalam pekerjaan yang dapat

mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

2.1.3 Aspek-aspek Employee Engagement

Employee engagement merupakan suatu tingkatan dimana seseorang

memiliki komitmen terhadap sebuah organisasi, sehingga dapat menentukan

bagaimana dia berperilaku dan seberapa lama dia bertahan dengan posisisnya

dalam organisasi tersebut (Federman, 2007:22). Schaufeli (dalam Albrecht,

2009:111) menyebutkan tiga dimensi dalam employee engagement, yaitu:

1) Vigor

Vigor diartikan sebagai energi dan ketahanan mental dalam menjalankan suatu

pekerjaan serta keinginan untuk dapat melakukan usaha secara maksimal

terhadap suatu pekerjaan.

Page 40: Skripsi Nur Sekha

22

2) Dedication

Dedication dicirikan dengan adanya rasa kebermaknaan, antusiasme, inspirasi,

kebanggaan dan tantangan dalam menghadapi pekerjaan tertentu. Dimensi ini

secara konseptual sama dengan identifikasi yang mendalam terhadap

pekerjaan tertentu.

3) Absorption

Absorption merupakan konsentrasi penuh terhadap suatu pekerjaan, sehingga

dapat keluar dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam bekerja.

Fleck dan Inceoglu (dalam Albrecht, 2010:36-37) memandang bahwa

employee engagement dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:

1) Absorption

Absorption adalah segi dimana seseorang lebih mengesampingkan

kepentingan pribadinya saat bekerja.

2) Energy

Energy merujuk pada segi dimana seseorang merasa memiliki energi atau

kekuatan yang besar saat mereka bekerja.

3) Alignment

Alignment merupakan pandangan seseorang bahwa tujuan dari organisasi akan

berbanding lurus dengan apa yang diharapkan oleh organisasi itu sendiri.

4) Identification

Identification mengarah pada ikatan emosional yang terjalin antara pekerja

dengan organisasi tempatnya bekerja.

Page 41: Skripsi Nur Sekha

23

Berdasarkan pemaparan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa employee

engagement dapat terbentuk dan diketahui melalui tiga aspek, yaitu; vigor,

dedication dan absorption.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement

Suatu pemikiran, sikap dan perilaku tidak berkembang sendiri tanpa adanya

hal-hal yang mempengaruhi. Pengaruh tersebut secara dinamis, baik secara

langsung atau tidak memberikan sumbangan dalam pembentukan perilaku

seseorang, demikian juga dengan kedekatan dan keintiman seseorang terhadap

suatu organisasi dan pekerjaannya atau disebut dengan employee engagemet.

Salah satu usaha untuk meningkatkan employee engagement dilakukan dengan

cara memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi seorang karyawan dalam

meningkatkan komitmennya terhadap organisasi (Marciano, 2010:47).

Bakker dan Demerouti (dalam Albrecht, 2009:112) memperkenalkan prinsip

dasar mengenai JD-R Model (Job Demands–Resources Model), yaitu konsep

mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi employee engagement. Faktor

ini lebih mengesampingkan jenis pekerjaan tertentu, dan memandang bahwa

karakteristik suatu pekerjaan dapat dilihat dari dua kategori, yaitu job demands

dan job resources.

1) Job demands

Job demands (tuntutan kerja) yaitu aspek-aspek dari suatu pekerjaan

yang membutuhkan adanya keterlibatan secara fisik dan psikologis. Tuntutan

kerja dapat menjadi job stressor ketika seorang pekerja dihadapkan pada

pekerjaan-pekerjaan tertentu yang membutuhkan usaha yang besar atau pada

Page 42: Skripsi Nur Sekha

24

beban kerja berlebihan. Namun bagi sebagian orang, tuntutan kerja yang berat

justru dapat menjadi penyemangat dalam bekerja. Job demands dapat berupa

beban kerja yang bersifat fisik, emosional dan kognitif.

2) Job resources

Job resources merupakan aspek dari suatu pekerjaan yang berfungsi

mendukung pencapaian tujuan dari suatu pekerjaan. Aspek ini dimungkinkan

dapat mengurangi tuntutan kerja dan segala kerugian secara fisiologis dan

psikologis, serta dapat juga mendorong pengembangan, pembelajaran, dan

pertumbuhan individu. Pada mulanya job resources digunakan untuk

memenuhi tuntutan kerja, namun akhir-akhir ini lebih sering digunakan

sebagai dasar untuk meningkatkan kepuasan pekerja atas pemenuhan

kebutuahan psikologis, kebermaknaan dan kemampuan, serta memotivasi

pekerja secara internal. Job resources dapat membantu meningkatkan motivasi

intrinsik atau ekstrinsik seorang pekerja.

Menurut Nawawi dan Hadari (2004:51-52), motivasi intrinsik adalah

kondisi yang mendorong terjadinya suatu perbuatan. Kondisi ini berbentuk

kesadaran mengenai arti dan manfaat suatu perbuatan atau kegiatan, baik bagi

diri sendiri maupun orang lain dan masyarakat. Motivasi intrinsik berbentuk

motivasi untuk mengabdi, beramal, berbuat kebaikan, berprestasi,

bertanggungjawab, mengembangkan dan menyalurkan bakat-minat dan lain-

lain yang sifatnya tanpa mengharap pamrih material dan non-material.

Motivasi intrinsik dapat dikembangkan melalui kepemimpinan efektif yang

Page 43: Skripsi Nur Sekha

25

mendorong secara maksimal pemimpin itu sendiri dan anggota kelompoknya

untuk memiliki motivasi dalam bekerja.

Motivasi ekstrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu

perbuatan atau kegiatan yang berada di luar kegiatan itu sendiri. Kondisi

tersebut merupakan faktor di luar pekerjaan yang sudah ada atau memang

sengaja diadakan terkait dengan kebutuhan dan kepribadian yang mendasari

keyakinan dan memunculkan kemauan untuk melakukan kegiatan yang

dipandang paling tepat dan terbaik. Motivasi ekstrinsik ini dapat berupa

pemberian hadiah, pujian, paksaan (sanksi atau hukuman), situasi kerja yang

menyenangkan, keinginan untuk menyenangkan orang lain, prestasi yang

memuaskan atasan dan lain-lain.

Thomas (2009:47-50) berpendapat bahwa motivasi seseorang dalam bekerja

tergantung pada pemberian rewards dan punishment, begitu pula dengan

employee engagement. Engagement dapat dipengaruhi oleh empat intrinsic

rewards, yaitu:

1) Kebermaknaan (A Sense of Meaningfulness), yaitu kesempatan dimana

seseorang mampu menggunakan waktu dan energinya pada sesuatu yang

bermanfaat dan bermakna.

2) Pilihan (A Sense of Choice), yaitu kondisi dimana seseorang merasa diberikan

kesempatan untuk menentukan aktivitas yang sesuai dan tepat dengan dirinya

berdasarkan pendapat dan pemahaman pribadinya.

3) Kemampuan (A Sense of Competence), yaitu prestasi yang diperoleh dari

pekerjaan atau aktivitas yang dipilih. Seseorang merasa memiliki kemampuan

Page 44: Skripsi Nur Sekha

26

yang mumpuni dan mampu bekerja dengan baik saat melakukan suatu

pekerjaan.

4) Kemajuan (A Sense of Progress), yaitu prestasi yang dirasakan ketika

seseorang mampu mencapai tujuannya. Seseorang merasa bahwa pekerjaan

yang dilakukannya dapat membuatnya maju dan menghasilkan sesuatu.

Federman (2009:37-47) menyatakan bahwa employee engagement juga

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1) Kebudayaan (Culture)

Kebudayaan (Culture) berasal dari bahasa Latin “colere” yang berarti

mengolah atau mengusahakan. Banyak organisasi menggunakan “nilai”

tertentu untuk menjelaskan kebudayaan yang diinginkan dan mendukung

organisasi tersebut. Organisasi yang engaged dengan budayanya tidak akan

merubah rancangan operasional kerja organisasi secara signifikan.

2) Indikator Sukses (Success Indicators)

Setiap organisasi harusnya memiliki cara yang jelas untuk mengukur

kesuksesan yang diterapkan dalam perencanaan organisasi, terutama yang

berkaitan dengan karyawan. Sebagian besar organisasi meggunakan keuangan

sebagai dasar untuk menentukan performansi kerja, karena bagaimanapun

juga, uang merupakan latar belakang seseorang dalam bekerja. Namun, uang

tidak akan menunjukkan seberapa bagus karyawan melakukan pekerjaannya

tanpa adanya indikator sukses yang mengikat masing-masing pekerjaan

tertentu, sehingga karyawan akan gagal dalam mengerjakan pekerjaannya

dalam setiap harinya.

Page 45: Skripsi Nur Sekha

27

3) Pengaturan Prioritas (Priority Setting)

Penentuan tujuan organisasi merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan. Seberapa engaged karyawan ditentukan oleh baiknya

pengaturan skala prioritas pekerjaan dalam organisasi. Organisasi yang

mampu menentukan prioritas dan tujuan organisasinya secara jelas dan

mendapatkan keuntungan dari berbagai aspek memberikan pengaruh terhadap

sumber penghasilan dan energi yang menunjang karyawan kedepannya.

Pembatasan budget yang berkepenjangan dapat menyebabkan brand hilang di

pasaran, pengenalan produk tertunda, rendahnya standar kualitas, dan terjadi

burn out dan kekecewaan pada karyawan.

4) Komunikasi (Communication)

Komunikasi merupakan salah satu bagian yang harus ada dalam operational

sehari-hari sebuah organisasi. Organisasi memiliki sistem dan struktur

komunikasi formal maupun informal, bahkan beberapa organisasi

menggunakan tegnologi untuk mengurangi pergerakan karyawan dan

memungkinkan karyawan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda dalam

satu waktu. Setiap karyawan akan menghargai informasi yang disampaikan

dengan keterbukaan dan kejujuran, meskipun terkadang isi pesan yang

diharapakan tidak tersampaikan. Cara menarik perhatian karyawan tergantung

dari bagaimana cara mengkomunikasikan dengan jelas apa yang dimaksud.

5) Inovasi (Innovation)

Inovasi dapat dilihat dari apa yang dihasilkan dalam pekerjaan tertentu.

Seorang karyawan harus memiliki inovasi sebagai jalan untuk mempercepat

Page 46: Skripsi Nur Sekha

28

langkah maju dan membangun kesuksesan. Inovasi tersebut antara lain

berhubungan dengan pemecahan masalah, kreativitas dan kerjasama.

6) Penguasaan Bakat (Talent Acquisition)

Produk dan jasa yang dihasilkan akan tersampaikan melalui bakat yang

dimiliki karyawan. Seleksi dan praktek lapangan adalah cara yang tepat untuk

memperkenalkan organisasi, belajar menghadapi lika-liku pekerjaan,

mempercepat mencapai kesuksesan, meningkatkan produktivitas dan

mengurangi kerugian.

7) Peningkatan Bakat (Talent Enhancement)

Pengembangan karyawan dan peningkatan pengetahuan organisasi adalah

aspek yang sangat vital dalam mempertahankan organisasi dalam persaingan.

Organisasi memberikan pelatihan keterampilan kepada karyawan untuk

mengembangkan bakatnya, terutama pelatihan mengenai pengetahuan

managemen.

8) Insentif dan pengakuan (Incentives and Acknowledgement)

Organisasi memberikan struktur kompenasi dengan berdasarkan pada pasar

dan perbandingan dengan organisasi lain untuk meminimalisir resiko,

memperbesar keuntungan, dan menguragi kerugian. Sebagian organisasi lupa

bahwa karyawan telah bekerja setiap hari, mengorbankan hidupnya untuk

bekeja, dan merasa cemas karena tekanan yang diberikan dalam bekerja,

sehingga tidak memberikan penghargaan terhadap usaha dan pekerjaan yang

dilakukan oleh karyawan.

Page 47: Skripsi Nur Sekha

29

9) Pelanggan (Customer-Centered)

Menjalankan bisnis atau organisasi dimulai dengan memfokuskan pada

kebutuhan pelanggan dan memberikan nilai dalam setiap produk atau jasa

yang diberikan. Organisasi yang baik akan menyediakan produk dan jasa

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa employee

engagement dapat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu job demands yang meliputi

tuntutan kerja atau beban tugas dan job resource yang meliputi pengelolaan

sumber daya manusia (secara intrinsik dan ekstrinsik, fisik dan psikologis) dan

lingkungan kerja (internal dan eksternal).

2.2 Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah istilah umum yang biasa digunakan

dalam interaksi antara dua orang atau lebih. Setiap orang secara sadar atau tidak

pernah menjalankan tugas kepmimpinan, bahkan dalam kapasitas pribadi. Dalam

diri seseorang terdapat potensi yang berfungsi untuk mengendalikan dirinya

sendiri dan juga mengendalikan orang lain dalam proses sosialisasi. Pembahasan

mengenai kepemimpinan sangatlah luas, termasuk juga mengenai konsep

kepemimpinan itu sendiri, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, aspek-aspek

pembentuk kepemimpinan dan juga bagaimanakah karakteristik pemimpin yang

efektif bagi sebuah organisasi.

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan

Teori dan konsep mengenai kepemimpinan telah berkembang sedemikian

rupa dan diungkapkan oleh para ahli dengan berbagai sudut pandang. Danim dan

Page 48: Skripsi Nur Sekha

30

Suparno (2009:41) mengungkapkan bahwa kepemimpinan merupakan sebuah

energi untuk mempengaruhi, memberi arah, menggerakkan, menuntun dan

menjaga aktivitas orang yang dipimpin sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Menurut Nawawi dan Hadari (2004:9), kepemimpinan dapat diartikan

sebagai kemampuan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar

bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan

bersama. Hadari dan Nawawi (2004:36) juga menambahkan bahwa keberhasilan

sebuah kepemimpinan dapat ditentukan oleh kemampuan mengendalikan

sejumlah orang menjadi satu kelompok. Seorang pemimpin dikatakan efektif jika

mampu memelihara iklim dalam kehidupan kelompok/organisasinya melalui

hubungan manusiawi yang menyenangkan, sehingga setiap anggota merasa betah

berada di dalamnya. Setiap anggota di dalam kelompok itu mendapatkan

kesempatan yang luas dan selau didorong untuk berpartisipasi secara maksimal,

tidak seorangpun berlaku aktif dan tidak seorang pun terlalu aktif dengan

melupakan peranan dan partisipasi anggota lain dalam kelompok.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kepemimpian adalah sebuah energi atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang

pemimpin untuk memotivasi, mengarahkan, mempengaruhi dan memberikan

contoh kepada orang lain dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama.

2.2.2 Teori Kepemimpinan

Kajian mengenai kepemimpinan telah dikembangkan oleh banyak ahli

dengan berbagai sudut pandang, demikian juga dengan teori mengenai munculnya

kepemimpinan. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat memiliki

Page 49: Skripsi Nur Sekha

31

kemampuan untuk memimpin, baik memimpin dirinya sendiri atau orang lain.

Danim (2004:56-59) mengungkapkan mengenai gambaran teori munculnya

kepemimpinan, yaitu:

1) Teori Bawaan (Heredity Theory)

Teori ini berpandangan bahwa bakat kepemimpinan dalam diri seseorang telah

dibawa sejak lahir (keturunan). Keturunan yang dimaksud adalah faktor

genetis, bukan berdasarkan status strata sosial, ningrat atau keturunan raja.

Teori ini berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan seseorang telah

dibawa sejak lahir, dan menjadi pemimpin atau tidaknya seseorang adalah

dikarenakan takdir. Seseorang dapat menjadi pemimpin karena kemampuan

otak, bakat intuisi dan kecakapan praktis yang dimilikinya sehingga dipandang

memiliki kelebihan yang menonjol dibandingkan orang lain.

2) Teori Psikologi (Psychological Theory)

Teori ini disebut juga dengan teori kejiwaan. Menurut teori ini, manusia

memiliki potensi kejiwaan atau psikologi yang bisa dibentuk, dimanipulasi

dan didongkrak kematangannya melalui proses interaksi dengan lingkungan,

terutama interaksi yang sengaja dibuat secara khusus untuk itu. Lingkungan

merupakan bagian penting dalam diri seseorang yang dapat dimanfaatkan

sesuai dengan kebutuhannya. Sifat kepemimpinan seseorang pun dapat

diciptakan dan dirumuskan secara khusus misalnya, melalui pendidikan dan

pelatihan.

Page 50: Skripsi Nur Sekha

32

3) Teori Situasi (Situasional Theory)

Teori ini muncul sebagai pelengkap dari teori sebelumnya yang lebih

memandang kepemimpinan dibentuk berdasarkan faktor tunggal, yaitu

bawaan atau lingkungan. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin dibentuk

oleh situasi dan lingkungan yang mengelilinginya. Potensi dasar manusia yang

dibawa sejak lahir berkembang sejalan dengan interaksinya terhadap situasi

yang sesuai. Pada suatu saat seseorang dapat berfungsi sebagai pemimpin,

namun di saat yang lain dapat menjadi orang yang dipimpin.

Berdasarkan teori di atas, dpat disimpulkan bahwa kepemimpinan atau sifat

pemimpin dapat muncul akibat tiga faktor, yaitu; bawaan (hereditas/keturunan),

pendidikan, pelatihan dan pengalaman, dan penggabungan antara keduanya (sifat

pembawaan yang kemudian didukung dengan pendidikan, pelatihan dan

pengalaman).

2.2.3 Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif akan berhasil jika dijalankan sesuai dengan

fungsinya. Fungsi kepemimpinan sendiri berhubungan dengan situasi dan kondisi

yang terjadi di dalam sebuah kelompok yang tentunya terdiri dari dua atau lebih

orang dengan karakter dan kebutuhan yang berbeda-beda. Seorang pemimpin

diharapkan dapat menjalankan fungsinya untuk mengambil keputusan dan

tindakan yang tidak hanya menguntungkan salah satu pihak. Menurut Nawawi dan

Hadari (2004:74-80), fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi:

1) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam

tindakan atau aktifitas pemimpin.

Page 51: Skripsi Nur Sekha

33

2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-

orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok

organisasi.

Berdasarkan kedua dimensi tersebut, secara operasional terdapat lima fungsi

kepemimpinan, yaitu:

1) Fungsi Instruksi, yaitu pemimpin merupakan komunikator yang menentukan

apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan

dapat dilaksanakan secara efektif.

2) Fungsi Konsultasi, yaitu konsultasi yang dimaksudkan untuk memperoleh

timbal balik sebagai masukan untuk menyempurnakan keputusan yang telah

dan akan dilakukan.

3) Fungsi Partisipasi, yaitu berusaha mengaktifkan orang-orang yang

dipimpinnya, baik dalam pengambilan atau pelaksanaan keputusan.

4) Fungsi Delegasi, yaitu memberikan pelimpahan wewenang untuk menentukan

keputusan, baik melaui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pemimpin.

5) Fungsi Pengendalian, mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah

sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

atau pemimpin memiliki fungsi untuk memberikan arahan, bimbingan, dukungan

dan pengaturan segala aktivitas bawahan untuk mencapai tujuan bersama.

2.3 Kepemimpinan Transformasional

Setiap pemimpin memiliki kecenderungan gaya yang berbeda-beda untuk

memimpin anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan bersama. Proses

Page 52: Skripsi Nur Sekha

34

kepemimpinan sendiri dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang berlangsung pada

saat tertentu. Gaya kepemimpinan berkembang dari masa ke masa dengan

berbagai sudut pandang yang berbeda dari para tokoh dan ilmuan. Salah satu gaya

kepemimpinan yang banyak dikembangkan pada saat ini adalah gaya

kepemimpinan transformasional.

2.3.1 Pengertian Kepemimpinan Transformasional

Paradigma mengenai kepemimpinan transformasional pada awal

kemunculannya mendapatkan banyak perhatian dari praktisi. Banyak ilmuan

mendefinisikan kepemimpinan transformasional dengan definisi yang beragam.

Northouse (2003:169) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai

sebuah proses untuk mengubah orang lain dengan memperhatikan aspek-aspek

emosi, nilai, etika, norma dan tujuan jangka panjang, termasuk di dalamnya

mengetahui motif bawahan, memenuhi kebutuhan bawahan, dan memperlakukan

bawahan sebagaimana layaknya manusia seutuhnya. Kepemimpinan berkaitan

dengan pengaruh yang diberikan pemimpin kepada bawahannya untuk melakukan

hal-hal melebihi apa yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional

merupakan proses yang berlangsung secara berkelanjutan dan dalam waktu yang

tidak singkat.

Danim dan Suparno (2009:53) menjelaskan bahwa kepemimpinan

transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian

kesempatan dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam suatu organisasi

untuk bekerja atas dasar nilai yang luhur sehingga pihak lain dalam organisasi

tersebut bersedia tanpa paksaan berpartisipasi secara optimal dalam rangka

Page 53: Skripsi Nur Sekha

35

mencapai tujuan bersama. Proses transformasi yang dilakukan pemimpin

esensinya adalah mengubah potensi yang dimiliki anggota menjadi energi nyata

untuk meningkatkan mutu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Menurut Bass dan Riggio (2006:4), kepemimpinan dapat dipandang dari

segi pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan trasformasional merupakan bentuk

kepemimpinan dimana pemimpinnya memberikan motivasi kepada orang lain

melebihi dari apa yang diharapkan, selalu berpikir bahwa segalanya mungkin,

berusaha mencapai tantangan yang di hadapi dan selalu menunjukkan performansi

maksimal. Pemimpin transformasional cenderung memilki komitmen yang kuat

untuk memuaskan bawahannya dengan memberikan wewenang, perhatian

terhadap kebutuhan individu secara personal, dan membantu mengembangkan

potensi bawahannyanya. Bass dan Riggio juga menekankan bahwa kepemimpinan

transformasional akan membawa keadaan pada kinerja tinggi dalam organisasi

yang menghadapi tuntutan pembaruan atau perubahan.

Senada dengan definisi di atas, Baron dan Byrne (2005:256) menyatakan

bahwa pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki dampak yang

sangat kuat terhadap para pengikutnya dan dengan dampak tersebut seseorang

mampu mengubah organisasi atau masyarakat. Pemimpin transformasional dapat

melakukan hal tersebut karena memanfaatkan kemampuan luar biasa yang

dimiliki untuk meningkatkan motivasi dan komitmen para pengikutnya.

Menurut Burns (dalam Northouse, 2003:173), kepemimpinan

transformasional adalah kepemimpinan yang mampu mendatangkan perubahan di

dalam diri setiap individu yang terlibat atau seluruh organisasi untuk mencapai

Page 54: Skripsi Nur Sekha

36

performa yang semakin tinggi. Asumsi yang mendasari gaya kepemimpinan ini

adalah bahwa setiap orang akan cenderung mengikuti orang yang dapat

memberikan inspirasi, memiliki visi yang jelas, serta cara dan energi yang baik

untuk mencapai suatu tujuan. Burns (dalam Tondok, 2004) juga mengembangkan

konsep kepemimpinan transformasional dengan berlandaskan pada pendapat

Maslow mengenai hierarki kebutuhan manusia. Keterkaitan tersebut dapat

dipahami dengan gagasan bahwa kebutuhan seseorang yang lebih tinggi, seperti

harga diri dan aktualisasi diri hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya

kepemimpinan transformasional.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya

kepemimpinan dimana pemimpinnya cenderung memiliki komitmen yang kuat

untuk memberikan yang terbaik kepada pengikutnya dengan jalan memberikan

wewenang, perhatian terhadap kebutuhan individu secara personal dan membantu

mengembangkan potensi individu, sehingga individu yang terlibat mampu

mendatangkan perubahan di dalam dirinya atau organisasi untuk mencapai

performa yang semakin tinggi.

2.3.2 Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

Pemimpin transformasional memiliki pengaruh yang luar biasa, baik

terhadap individu maupun masyarakat luas. Baron dan Byrne (2005:256)

menjelaskan bahwa pemimpin transformasional memiliki dampak yang sangat

besar terhadap para pengikutnya dan dengan dampak tersebut pemimpin mampu

mengubah organisasi dan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena, pemimpin

Page 55: Skripsi Nur Sekha

37

transformasional mampu memanfaatkan segenap kemampuannya untuk

meningkatkan motivasi dan komitmen bawahannya.

Yukl (2010:291) menyebutkan mengenai beberapa karakteristik

kepemimpinan transformasional, yaitu:

1) Mampu menyampaikan visi secara jelas dan menarik.

2) Mampu menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat dicapai.

3) Percaya diri dan optimis dalam tindakan.

4) Menunjukkan rasa percaya diri di depan bawahannya.

5) Menggunakan perilaku simbolis untuk menegaskan pedoman nilai.

6) Memimpin dengan cara memberikan contoh.

Bass (dalam Northouse, 2003:173) berpendapat bahwa pemimpin

transformasional akan mendorong pengikutnya untuk melakukan hal-hal melebihi

apa yang diharapkan dengan cara mengikuti apa yang dikatakannya. Selan itu,

pemimpin transformasional juga dapat dikarakteristikkan sebagaimana tersebut

dibawah ini:

1) Meningkatkan kesadaaran pengikut atas penting dan bernilainya suatu tujuan

yang telah ditetapkan dan diharapkan.

2) Menekankan kepada pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan tim dan

orgasnisasi.

3) Membawa pengikunya untuk mencapai tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.

Berdasarkan pemarapan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah

kepemimpinan dikatakan transformasional apabila pemimpin tersebut mampu

memenuhi karakteristik berupa; memiliki tujuan, visi dan misi yang jelas,

Page 56: Skripsi Nur Sekha

38

memiliki sikap dan perilaku yang terpuji serta dapat menjadi contoh bagi

bawahannya, senantiasa memberikan dorongan kepada bawahannya agar bekerja

optimal demi mengembangkan potensinya secara maksimal.

2.3.3 Aspek-aspek Kepemimpinan Transformasional

Seorang pemimpin transformasioanl dalam menjalankan fungsi

kepemimpinannya memiliki cara tersendiri yang terdiri dari berbagai aspek atau

komponen. Bass dan Riggio (2006:5) mengemukakan mengenai empat komponen

dalam kepemimpinan transformasional, yaitu:

1) Idealized Influence (Pengaruh Ideal)

Aspek ini disebut juga sebagai kharisma. Kharisma menjabarkan

mengenai pemimpin yang menjadi teladan yang kuat bagi para pengikutnya

atau orang-orang yang dipimpinnya.

Gaya pemimpin yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain

dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan dalam sifat atau aspek

kepribadian pemimpin, sehingga menimbulkan rasa hormat, rasa segan dan

kepatuhan yang tinggi pada para pengikutnya (Nawawi dan Hadari,

2004:103).

Menurut Luthans (2006:652), pemimpin karismatik adalah pemimpin

yang dengan kekuatan personalnya mampu memiliki efek yang luar biasa

terhadap pengikutnya. Pemimpin karismatik dikarakteristikkan dengan

pemimpin yang percaya diri dan memiliki bawahan yang percaya diri, harapan

yang tinggi pada bawahan, visi ideologis dan memakai contoh personal.

Page 57: Skripsi Nur Sekha

39

Selain itu, menurut Nawawi dan Hadari (2004:103) indikator dari

kepemimpinan karismatik adalah sebagai berikut:

a. Pemimpin diterima sebagai seorang yang istimewa oleh

orang-orang yang dipimpinnya.

b. Kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin memunculkan

kepercayaan yang tinggi dari orang-orang yang dipimpin

terhadap pemimpin itu sendiri.

c. Segala pendapat dan keputusan pemimpin dipatuhi secara rela

dan ikhlas oleh orang yang dipimpinnya.

d. Pemimpin memiliki perilaku dan kepribadian yang terpuji

sehingga segala bentuk perilakunya terarah pada kepentingan

orang-orang yang dipimpin, baik secara perorangan atau

kelompok.

2) Inspirational Motivation (Motivasi Inspiratif)

Aspek ini menggambarkan seorang pemimpin yang mampu

membangkitkan semangat, motivasi dan harapan bagi orang yang

dipimpinnya. Pemimpin ini merupakan sumber inspirasi dan motivasi bagi

orang yang dipimpinnya untuk dapat mengembangkan komitmen dalam

pencapaian visi dan misi organisasi.

Pemimpin inspirasional mempergunakan pendekatan emosional dalam

memusatkan hubungan pada orang-orang yang dipimpinnya untuk dapat

memunculkan ketertarikan dan antusiasme mereka terhadap organisasi.

Page 58: Skripsi Nur Sekha

40

3) Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual)

Aspek ini menggambarkan mengenai pemimpin yang mampu

menstimulasi orang-orang yang dipimpinnya untuk belajar dan menjadi lebih

kreatif serta inovatif, dan untuk juga merubah keyakinan dan nilai agar sesuai

dengan nilai organisasi. Pemimpin ini selalu memotivasi orang-orang yang

dipimpinnya untuk senantiasa mencoba dan belajar dari hal-hal baru sehingga

mampu mengembangkan kemampuan mereka dan lebih inovatif dalam

menyelesaikan masalah.

4) Individualized Consideration (Kepedulian Individual)

Aspek ini menggambarkan seorang pemimpin yang menciptakan iklim

organisasi yang mendukung kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya

dengan cara mendengarkan dan memperhatikan setiap kebutuhan mereka

dengan penuh rasa peduli. Pemimpin mendorong orang-orang yang

dipimpinnya untuk dapat mengaktualisasikan diri mereka secara optimal.

Pemimpin ini mungkin menggunakan cara pendelegasian yang dapat

membantu orang-orang yang dipimpinnya untuk mengembangkan potensi

mereka dalam melalui tantangan pribadi yang dihadapi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

transformasional terbentuk berdasarkan empat komponen, yaitu; idealized

influence (pengaruh ideal), inspirational motivation (motivasi inspiratif),

intellectual stimulation (stimulasi intelektual) dan idividualized consideration

(kepedulian individual).

Page 59: Skripsi Nur Sekha

41

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Transformasioanal

Gaya kepemimpinan tidak muncul begitu saja, terdapat faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi seorang pemimpin untuk menentukan gaya kepemimpinan

yang sesuai diterapkan dalam kelompoknya. Bass dan Riggio (2006:167-177)

mengemukakan menganai beberapa hal yang dapat mempengaruhi dan memiliki

hubungan dengan kepemimpinan transformasional, yaitu:

1) Karakteristik Kepribadian

Karakteristik pribadi seseorang memiliki pengaruh yang besar dalam

menentukan apakah kepemimpinan transformasional dapat diterapkan pada

pengikut dengan karakteristik-karakteristik tertentu atau tidak. Selain itu,

karakteristik kepribadian dapat menunjukkan apakah seseorang nantinya dapat

menjadi pemimpin yang selalu berpikir positif, optimis, memiliki kestabilan

emosi, dan dapat bertahan dalam lingkungan dengan permasalahan yang

kompleks.

Karakter kepribadian tersebut antara lain:

a. Mudah bergaul, yaitu seseorang yang ramah, banyak bicara, sopan, suka

bergaul lebih disukai untuk dapat memimpin suatu kelompok.

b. Memiliki kekuatan, pengaruh dan kekuasaan. Karakter ini cenderung

diangggap sesuai untuk diterapkan dalam situasi sosial yang luas dan

dipandang sebagai salah satu aspek yang harus ada jika seseorang ingin

menjadi pemimpin.

c. Kepercayaan diri/harga diri; secara umum, pemimpin yang efektif harus

memiliki kepercayaan diri dan penghargaan diri yang tinggi.

Page 60: Skripsi Nur Sekha

42

d. Terbuka dan berani mengambil resiko.

e. Memiliki kontrol terhadap kehidupannya sendiri.

f. Ketangguhan diri; mampu bertahan dan mengatasi rintangan dan masalah

dalam hidupnya.

2) Multiple Intelligence

Faktor ini menunjukkan bahawa kepemimpinan trasformasional atau

kepemimpinan pada umumnya tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat IQ

(Intelligence Quotient) yang tinggi, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh:

a. Cognitive Intelligence; seorang pemimpin diharapkan memiliki kecerdasan

kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikuntnya.

b. Social Intelligence; yaitu kecerdasan atau kemampuan bertindak dan berpikir

secara bijak untuk mengatur dan memahami orang lain dalam lingkungan

sosial.

c. Emotional Intelligence; secara luas berkaitan dengan kesadaran emosi,

pengetahuan dan pemahaman secara emosional, komunikasi berdasarkan

emosi, dan regulasi emosi.

d. Practical Intelligence; dipahami sebagai pengetahuan mengenai bagaimana

suatu hal dapat diselesaikan dengan baik sesuai yang diinginkan.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

transformasional atau sifat pemimpin yang transformatif dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu; tingkat IQ, multiple intelligence (cognitive intelligence.

social intelligence, emotional intelligence dan practical intelligence) dan

karakteristik kepribadian.

Page 61: Skripsi Nur Sekha

43

2.4 Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

2.4.1 Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau sering disebut dengan Kasultanan

Ngayogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan

pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas

sebuah pesanggrahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan

untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta)

yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton

merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan

Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I

berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah

Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

Keraton merupakan istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang

secara resmi telah menjadi bagian dari Republik Indonesia pada tahun 1950.

Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sultan

dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga

saat ini.

Bangunan Keraton ini dipagari beteng yang luas jaraknya sekitar 5 km. Pada

empat titik pojok bangunan beteng terdapat bangunan kecil yang disebut pojok

beteng. Pintu masuk ke dalam beteng Keraton dapat ditempuh melalui plengkung.

Beteng selain terdapat bangunan Keraton sebagai tempat tinggal Raja,

disekitarnya juga terdapat sejumlah kampung sebagai tempat bermukim

penduduk, yang pada jaman dulu merupakan abdi dalem Keraton, namun pada

Page 62: Skripsi Nur Sekha

44

perkembangan berikutnya hingga sekarang, orang yang tinggal di dalam beteng

Keraton tidak harus sebagai abdi dalem, tetapi bisa orang dari etnis lain, suku

batak misalnya, yang bertempat tinggal di sana lantaran telah membeli tanah

berikut bangunan rumah dari pemilik sebelumnya, atau, bisa juga kost atau

kontrak di wilayah kecamatan Keraton di lingkungan, dalam istilah lokalnya,

"njeron beteng" (dalam benteng). Pemukim yang tinggal di "njeron beteng"

Keraton tidak selalu berkaitan dengan Keraton dan bisa sama sekali terpisah dan

tak ada ikatan apapun, kecuali hanya bertempat tinggal karena telah membeli

tanah berikut bangunan yang ada di "njeron beteng"

(Sartono:http://www.tembi.org/keraton_yogja/).

Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.

Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai

koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa,

replika pusaka keraton dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini

merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki

balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.

Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti

yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan

Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul

(Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu,

Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk

upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton

Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku

Page 63: Skripsi Nur Sekha

45

adatnya. Keunikan dan keistimewaan yang dimiliki oleh Keraton menjadikan

Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah

satu Situs Warisan Dunia pada tahun 1995 oleh UNESCO.

2.4.2 Abdi Dalem

2.4.2.1. Pengertian Abdi Dalem

Ramdhani (http://sosbud.kompasiana.com) menyatakan bahwa abdi atau

pegawai adalah seorang yang memiliki tugas untuk bekerja dan mengabdi. Dalam

istilah kenegaraan terdapat istilah abdi negara yang memiliki arti sebagai seorang

pegawai atau pengabdi yang memiliki tugas untuk mengabdikan diri kepada

negara. Abdi dalem secara prinsip juga pada dasarnya memiliki definisi yang

sama, yakni sebagai seorang pekerja atau pegawai, hanya saja istilah abdi dalem

merupakan sebutan untuk mereka yang mengabdikan dirinya kepada Keraton,

dalam hal ini Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Keraton Yogyakarta).

2.4.2.2. Macam-macam Abdi Dalem

Abdi dalem Keraton Ngayogyakarta dibedakan menjadi bagian. Satriani

(http://www.politik.lipi.go.id) menyebutkan bahwa abdi dalem dibagi menjadi dua

golongan, yaitu:

1) Abdi Dalem Punokawan

Abdi dalem punokawan adalah abdi dalem dari masyarakat luas yang

mendapatkan kesempatan dari pihak Keraton untuk menjadi abdi dalem di

Keraton Ngayogyakarta. Abdi dalem punokawan bertindak sebagi pegawai yang

memiliki tugas pokok dan gaji sesuai dengan pangkat dan kedudukannya

(kalenggahan).

Page 64: Skripsi Nur Sekha

46

Jenjang pangkat abdi dalem punokawan yaitu dari posisi terendah hingga

tertinggi meliputi magang, jajar, bekel enom, bekel sepuh, lurah enom, lurah

sepuh, penewu, wedono, riyo bupati anom, bupati anom, bupati kliwon, bupati

nayoko dan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH). Pangkat dapat naik setiap empat

tahun sekali dengan memenuhi daftar hadir serta „sowan bekti‟ (ritual untuk

menunjukkan kesetiaan), tetapi dua pangkat tertinggi (bupati nayaka dan KPH)

menjadi wewenang Keraton (mirunggan).

Abdi dalem punokawan akan mendapatkan beberapa kompensasi dari pihak

Keraton berupa gelar atau nama pemberian Keraton hingga „kalungguhan‟

(pangkat).

2) Abdi dalem Keprajan

Abdi dalem keprajan adalah abdi dalem yang berasal dari pihak birokrat atau

pegawai pemerintahan yang ada di Yogyakarta (atau bahkan dalam beberapa

kasus berasal dari luar Yogyakarta), yang mendapatkan kesempatan untuk

mendapatkan gelar kepangkatan yang berlaku dalam sistem pemerintahan

Keraton.

Berdasarkan tanggung jawab yang mesti diembannya, menjadi abdi dalem

Keprajan relatif lebih „mudah‟ jika dibandingkan dengan abdi dalem punokawan.

Abdi dalem keprajan juga menggunakan sistem kepangkatan yang sama dengan

yang digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil. Jika seseorang mengajukan diri

menjadi abdi dalem Keprajan, maka yang akan dijadikan pijakan untuk memberi

pangkat dalam sistem Keraton Yogyakarta adalah golongan yang dimiliki dalam

jenjang kepangkatan Pegawai Negeri Sipil. Abdi dalem keprajan tidak menerima

Page 65: Skripsi Nur Sekha

47

gaji, tetapi wajib mengikuti beberapa kegiatan atau ritual yang diadakan oleh

Keraton, seperti sowan bekti, acara ngabekten, grebegan, jamasan pasak, mios

dan kudur gongso dan beberapa kegiatan Keraton lainnya. Kenaikan pangkat abdi

dalem keprajan sama dengan abdi dalem punokawan yaitu setiap empat tahun

sekali dengan mendasarkan pada sikap dan perilakunya yang baik.

Kedua bentuk abdi dalem ini menggambarkan adanya hubungan yang saling

menguntungkan diantara keduanya. Keberadan abdi dalem bagi Keraton adalah

sebagai pengukur pengaruh dan eksistensi serta penerimaan masyarakat akan

kekuasaan Keraton, sementara bagi masyarakat yang memilih untuk menjadi abdi

dalem ada semacam kepuasan batin (ngalap berkah) dan posisi yang bergengsi

secara sosial akibat gelar maupun nama pemberian pihak Keraton Yogyakarta

kepada mereka.

Prabowo (http://news.okezone.com) menjelaskan mengenai perbedaan-

perbedaan antara abdi dalem punokawan dan abdi dalem keprajan, yaitu:

a. Abdi dalem keprajan memiliki derajat atau kasta lebih tinggi dibanding

punokawan. Jumlah abdi dalem keprajan juga tidak begitu banyak dengan

abdi dalem punokawan yang mencapai ratusan. Secara tugas mereka tetap

sama-sama mengabdi kepada pihak Keraton.

b. Abdi dalem keprajan biasanya pegawai aktif atau pensiunan pegawai

pemerintahan, baik di Kepatihan (Kantor Gubernur DIY) maupun di tempat

lain.

c. Abdi dalem keprajan tidak mendapatkan uang gaji, sebab sudah mendapatkan

uang pensiun dari pemerintah.

Page 66: Skripsi Nur Sekha

48

d. Abdi dalem keprajan tidak harus absen (hadir) setiap hari di Keraton.

Biasanya, mereka hadir saat ada acara tertentu atau upacara adat yang

diadakan oleh Keraton.

e. Abdi dalem punokawan mayoritas bukan pegawai (PNS), namun ada juga

yang menjadi pegawai pemerintahan atau PNS.

f. Abdi dalem punokawan mendapatkan gaji meski jumlahnya kecil.

g. Abdi dalem punokawan harus mengisi absensi kehadiran saat tugas (caos)

jaga di lingkungan Keraton. Itu pun dilakukan tidak setiap hari, ada yang 10

hari sekali, 12 hari sekali, dan ada juga yang 15 hari sekali. Waktu caos bagi

masing-masing abdi dalem berbeda-beda, kebanyakan 24 jam, jadi jika masuk

jam 08.00 pagi, dan bisa pulang atau meninggalkan Keraton juga jam 08.00

pagi hari berikutnya.

2.4.2.3. Hak dan Kewajiban Abdi Dalem

Abdi dalem memiliki beberapa hak dan kewajiban yang harus diterima

ketika memutuskan untuk menjadi abdi dalem. Sudaryanto (2005) menyatakan

bahwa abdi dalem memiliki beberapa hak dan kewajiban yang harus diemban,

yaitu:

2.4.2.3.1 Hak-hak Abdi Dalem

1) Kepangkatan

Berdasarkan jenjang kepangkatan (kelenggahan) abdi dalem, terdapat 11

macam hak yang disandang Abdi dalem punakawan maupun kaprajan. Adapun

secara jelas akan tergambar dalam tabel sebagai berikut:

Page 67: Skripsi Nur Sekha

49

Tabel 2.1 Jenjang Kepengkatan Abdi Dalem

Berdararkan tabel diatas, terdapat beberapa ketetapan, yaitu:

a. Abdi dalem memiliki kesempatan menyandang pangkat dari Jajar sampai

dengan KPH.

b. Bagi abdi dalem punokawan, jenjang kepangkatan ditempuh melaui magang,

dari Jajar, Bekel dan seterusnya sampai dengan KPH.

Urutan

Pangkat

Pegawai Negeri Sipil Kepolisi

an

TNI-

AD Punok

awan

Kepra

jan Pangkat

Golo

ngan

1 1 KPH Jenderal Jenderal

2 2 Bupati Nayoko Pem.

Utama IV e Konjen Letjen

3 3 Bupati Kliwon Pem. Ut.

Mdy IV d Irjen Mayjen

4 4 Bupati Sepuh Pem. Ut.

Md IV c Brigjen Brigjen

5 5 Bupati Anom

Pembina

I

Pembina

IV b

IV a

Kombes

AKBP

Kompol

Kolenel

Letkol

Mayor

6 6 Riyo Bupati

Anom

Penata I

Penata

III d

III c

AKP

Iptu

Ipda

Kapten

Let-tu

Let-da

7 7 Wedono

Pen. Md.

I

Pen. Md

III b

III a

A Ip-tu

A Ip-da

Pbt. Let-

tu

Pbt. Let-

da

8 8 Panewu

Pengatur

I

Pengatur

II d

II c

Bripka

Brigpol

Serma

Serka

9 9 Lurah

Peng. Md

Ipeng.

Md

II b

II a

Briptu

Bripda

Sertu

Serda

10 10 Bekel Juru I

Juru

I d

I c

Aj. Brip

Aj.

Briptu

Aj.

Bripda

Kopka

Koptu

Kopda

11 11 jajar

Juru Md

I

Juru Md

I b

I a

Bharaka

Bharatu

Bharada

Parka

Pratu

Prada

Page 68: Skripsi Nur Sekha

50

c. Magang daitempuh dalam masa 2-5 tahun dengan mempertimbangkan

kedisiplinan serta kesetiaan pada Keraton.

d. Kenaikan pangkat diberikan setelah 4-5 tahun.

e. Abdi dalem keprajan tidak melaui proses magang, melainkan disesuaikan

dengan golongan atau kepangkatan dalam pemerintahan, namun tidak dapat

lebih dari Wedono.

Selain itu, abdi dalem bekerja di bawah koordinir pengageng. Pengageng

membawahi personalia dari setiap tepas (kantor) dan caos (piket). Masing-masing

pengageng memiliki seketaris dan bendahara yang bertugas dalam mengelola

pembagian gaji, absensi, jalannya bagian kerja, menerima dan melayani tamu,

melaksanakan tugas dan kesekretariatan. Masing-masing Kawedanan Hageng

koordinator dipimpin oleh kerabat Sultan. Pelaksana tugas masing-masing

kawedanan dan tepas tersebut dilaksanakan oleh pegawai keraton yaitu abdi

dalem. Masing-masing komponen memiliki tugas sebagai berikut :

a. Ngarso Dalem yaitu pemegang kekuasaan tertinggi, penguasa tunggal.

b. Kawedanan Hageng Sri Wandowo yaitu sekretariat pemerintahan.

c. Parentah Hageng Keraton yaitu mengkoordinir seluruh komponen yang ada

di keraton. Dalam hal ini berkaitan dengan tugas abdi dalem, yaitu:

Kawedanan Hageng Punokawan

d. KHP. Widyobudoyo bertugas dalam bidang kebudayaan.

e. KHP. Purorakso bertugas dalam bidang keamanan.

f. KHP. Kridhomardowo bertugas dalam bidang kesenian.

Page 69: Skripsi Nur Sekha

51

g. KHP. Puroyokoro bertugas dalam bidang perbendaharaan (menjaga dan

memelihara pusaka keraton) atau yang berhubungan dengan perlengkapan.

h. KHP. Wahono Sarto Kriyo bertugas dalam bidang transportasi dan pekerjaan

(tenaga).

i. Tepas Rantamharto bertugas dalam bidang perencanaan keuangan.

j. Tepas Danartopuro bertugas dalam bidang penerimaan, pengeluaran dan

penyimpanan uang.

k. Tepas Halpitopuro bertugas dalam bidang pembelanjaan seluruh kebutuhan.

l. Tepas Dwarapuro bertugas dalam bidang penghubung Kraton dengan pihak-

pihak luar keraton.

m. Tepas Darahdalem bertugas mengurus surat dan kekancingan (ketetapan).

n. Tepas Banjarwilopo bertugas dalam bidang penataan buku-buku tidak

termasuk manuskrip.

o. Tepas Pariwisata bertugas dalam bidang pelayanan terhadap para wisatawan.

p. Tepas Keprajuritan bertugas sebagai kelengkapan kebesaran keraton, bukan

untuk berperang.

q. Kawedanan Pengulon bertugas dalam bidang keagamaan.

r. Kabupaten Puroloyo Kitho Ageng bertugas menjaga makam kerabat Raja di

Kotagede.

s. Kabupaten Puroloyo Imogiri bertugas menjaga makam kerabat Raja di

Imogiri.

t. Babadan Wiratama bertugas dalam bidang kesejahteraan (asuransi).

u. Babadan Museum bertugas menjaga dan memelihara museum.

Page 70: Skripsi Nur Sekha

52

2) Gelar Nama

Abdi dalem berhak mendapatkan gelar nama yang diselaraskan dengan

bidang pekerjaan atau keahliannya. Pemberian gelar nama ini diberikan kepada

abdi dalem atas nama Sultan yang deketahui oleh kepala bagian kerjanya

(kawedanan atau tepas) dan Parentah Hageng Keraton.

Pemberian gelar nama akan ditambah dengan Raden jika abdi dalem dapat

memberikan bukti berupa surat keterangan keturunan bangsawan atau terah

dalem. Gelar nama tersebut mengindikasikan tugas dan pekerjaan yang

diembannya di Keraton. Gelar nama tersebut kemudian dirangkaikan dengan

nama lengkap dan gelar akademis lain (jika ada) yang dimilikinya.

3) Gaji

Abdi dalem keprajan pada dasarnya tidak berhak mendapatkan gaji, oleh

karena itu aturan dan ketentuan mengenai penggajian hanya berlaku pada abdi

dalem punokawan. Kisaran gaji abdi dalem adalah dari Rp. 2.000-Rp.

20.000/bulan. Abdi dalem tidak menuntut kenaikan meskipun dengan gaji yang

kecil, karena pada dasarnya mereka bekerja dengan tujuan untuk mengharapkan

berkah (ngalap berkah).

4) Kesejahteraan

Kesejahteraan bagi para abdi dalem punokawan hanya berupa bantuan

kesehatan, jika mereka sakit dan sempat dirawat di rumah sakit. Uang

kesejahteraan ini didasarkan pada kepangkatan yang dimilki.

Page 71: Skripsi Nur Sekha

53

5) Pensiunan

Keraton menerapkan insentif atau kompensasi berupa uang pensiun bagi

abdi dalem punokawan yang telah bekerja pada kurun waktu tertentu. Abdi dalem

akan mendapatkan pensiun sebesar 40% dari gaji, jika tidak dapat meneruskan

caos (tugas) karena sakit sedangkan yang sudah mengabdi lebih dari 25 tahun

mendapatkan pensiun sebesar gaji penuh.

2.4.2.4. Kewajiban Abdi Dalem

1) Caos (Piket)

Abdi dalem punokawan memiliki dua tipe, yaitu punokawan caos dan

punokawan tepas. Punokawan caos bekerja secara normal sesuai aturan pada

umumnya, yaitu sowan atau kerja normal 12 hari sekali dan datang pada hari

Selasa Wage saat wiyosipun dalem. Abdi dalem punokawan tepas bekerja di

kantor pemerintahan Keraton, maka datangnya setiap hari, sedangkan abdi dalem

yang caos dan masih berkedudukan sebagai PNS maka hanya wajib datang saat

upacara-upacara adat yang dilakukan oleh pihak Keraton.

2) Presensi

Pihak Keraton menyediakan daftar presensi yang harus diisi dengan cara

menyerahkan bukti kedatangan kepada atasannya (pangirit) atau teman pada

waktu tugas yang dipercaya oleh atasan untuk memberikan presensi bagi abdi

dalem yang hadir. Kehadiran, ketaatan dan kedisiplinan abdi dalem kemudian

menjadi dasar bagi kenaikan pangkat.

Page 72: Skripsi Nur Sekha

54

3) Mengikuti upacara adat

Upacara adat yang diselenggarakan Keraton wajib dihadiri oleh seluruh abdi

dalem keraton, baik abdi dalem punokawan maupun abdi dalem keprajan.

Kehadiran abdi dalem dalam upacara ini melambangkan kepatuhan tehadap

keraton dan juga menjadi dasar bagi kenaikan pangkat.

Upacara adat yang dilaksanakan di Keraton antara lain adalah; Grebeg

Besar (Hari Raya Idul Adha), Grebeg Mulud (memperingati kelahiran Nabi

Muhammad SAW), Grebeg Syawal (Hari Raya Idul Fitri), Siraman Pusaka

(membersihkan pusaka Keraton), Labuhan (membuang barang ke tempat yang

suci, yaitu laut atau gunung).

2.5 Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem dengan Employee

Engagement Abdi dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat

Employee engagement merupakan hubungan yang erat secara fisik, kognitif

dan emosional antara seseorang dengan perannya dalam sebuah pekerjaan atau

sebagai suatu tingkatan dimana seseorang memiliki komitmen terhadap sebuah

organisasi sehingga dapat menentukan bagaimana dia berperilaku dan seberapa

lama dia akan bertahan dengan posisisnya dalam organisasi tersebut. Menurut

Marciano (2010:45-46), employee engagement memiliki beberapa keuntungan,

yaitu: meningkatkan produktivitas, menigkaatkan keuntungan, menambah

efisiensi, menurunkan turnover, mengurangi ketidakhadiran, mengurangi

Page 73: Skripsi Nur Sekha

55

penipuan, meningkatkan kepuasan konsumen, mengurangi kecelakaan kerja, dan

meminimalkan keluhan karyawan.

Membangun employee engagement tidak mudah dan membutuhkan proses

lama. Shaufeli dan Salanova (dalam Albrecht, 2010:13) menyebutkan bahwa

beberapa usaha yang yang dapat dilakukan organisasi sebagai strategi untuk

menanamkan dan meningkatkan employee engagement pada pekerja antara lain

adalah; mengembangkan dan menerapkan proses seleksi dan promosi bakat yang

ada, mengembangkan dan melaksanakan stategi perencanaan yang berkualitas,

dan menerapkan proses kepemimpinan secara lebih luas. Pernyataan ini sejalan

dengan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Muizzuddin pada karyawan

CV. Hardana Jaya (2009:62) yang menyatakan bahwa employee engagement

dapat dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu; team work, kepemimpinan, budaya

organisasi, iklim organisasi dan jenjang karir.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harter dkk (2009:3) dari Gallup senada

dengan penelitian di atas, dimana penelitian ini mengakumulasikan 199 penelitian

terhadap 152 organisasi di 44 industri di 26 negara dengan mengukur seberapa

besar hubungan antara employee engagement dengan performansi kerja. Secara

lebih spesifik, penelitian tersebut meneliti 32.394 unit pekerjaan dan 955.905

karyawan dengan hasil penelitian sebagai berikut: employee engagement

berhubungan dengan 9 hasil outcome atau performansi kerja karyawan, yaitu

penilaian karyawan sebesar 12%, profitabilitas sebesar 16%, produktivitas sebesar

18%, turnover (tingkat tinggi) sebesar 25%, turnover (tingkat rendah) sebesar

49%, keamanan terhadap kecelakaan kerja sebesar 49%, penyusutan pendapatan

Page 74: Skripsi Nur Sekha

56

sebesar 27%, absen kerja sebesar 37%, kesabaran dalam menghadapi kecelakaan

kerja sebesar 41% dan kualitas (kerusakan) sebesar 60%.

Penelitian senada juga dilakukan oleh Nowack dari Envisia Learning

(2010:8) yang mengahasilkan kesimpulan bahwa karyawan yang merasa

kepemimpinan dalam organiasinya menunjukkan managemen yang buruk

memiliki intensi untuk keluar dari organisasi tersebut dalam kurun waktu kurang

dari 12 bulan, menunjukkan stres kerja tinggi, dan kepuasan kerja serta

engagement yang rendah. Penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang

dilakukan dua tahun kemudian dengan subjek yang berbeda dengan alat tes yang

sama. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang menilai

bahwa kepemimpinan dalam organisasinya cukup efektif, yaitu karyawan yang

lebih engaged, puas terhadap pekerjaanya dan tidak merasa stres, lebih

mempertimbangkan terlebih dahulu untuk keluar dari organisasi sebelum 12 bulan

daripada karyawan yang menilai kepemimpinan dalam organisasinya berjalan

dengan tidak efektif sama sekali.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2008:13) juga

menyatakan bahwa kepemimpinan memberikan kontribusi sebesar 81,10 % dalam

meningkatkan kinerja karyawan. Meyer dan Bycio (dalam Albrecht; 2010:71)

juga menyatakan bahwa seorang karyawan akan cenderung memiliki kedekatan

dengan organisasinya (engaged) dan merasa memiliki kewajiban untuk tetap

bertahan dan memberikan kontribusi bagi organisasi ketika pemimpinnya

melayani mereka dengan visi yang inspiratif, memberikan dukungan kepada

karyawan untuk berkembang, memperhatikan karyawan secara personal.

Page 75: Skripsi Nur Sekha

57

Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah gaya kepemimpinan

pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi

yang tinggi. Pemimpin transformasional menformulasikan visi yang jernih,

bertindak sebagai role model dalam kondisi yang mendesak, mendorong

bawahannya untuk bertanggungjawab dan mencari cara baru untuk menyelesaikan

masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Tondok dan Andarika (2004:42)

menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional juga dapat meningkatkan

loyalitas kerja karyawan. Penelitian yang dilakukan pada 100 karyawan

menunjukkan bahwa 57,2 % loyalitas dipengaruhi oleh kepemimpinan

transformasional, kemudian sisanya dipengaruhi oleh kepemimpinan

transaksional, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan masa kerja dan lainnya

berupa variabel yang belum diketahui.

Pemimpin yang transformatif adalah pemimpin yang mampu memenuhi

empat komponen, yaitu idealized influence, inspirational motivation, intellectual

stimulation dan individualized consideration. Salah satu kriteria pemimpin yang

baik ditunjukkan melaui sikap dan perilaku seorang pemimpin yang mampu

membangkitkan semangat, motivasi dan harapan bagi orang yang dipimpinnya.

Pemimpin ini merupakan sumber inspirasi dan motivasi bagi orang yang

dipimpinnya untuk dapat mengembangkan komitmen dalam pencapaian visi dan

misi organisasi atau dalam kepemimpinan transformasional yaitu inspirational

motivation. Motivasi dalam hal ini merupakan aspek yang sangat diperlukan oleh

seorang pekerja untuk menumbuhkan daya juang dan usaha dalam menyelesaikan

pekerjaannya.

Page 76: Skripsi Nur Sekha

58

Job resources merupakan aspek dari suatu pekerjaan yang berfungsi

mendukung pencapaian tujuan dari suatu pekerjaan. Aspek ini dimungkinkan

dapat mengurangi tuntutan kerja (job demands) dan segala kerugian secara

fisiologis dan psikologis, serta dapat juga mendorong pengembangan,

pembelajaran, dan pertumbuhan individu. Job resources dapat digunakan untuk

memenuhi tuntutan kerja juga sebagai dasar untuk meningkatkan kepuasan

pekerja atas pemenuhan kebutuahan psikologis, kebermaknaan dan kemampuan,

serta memotivasi pekerja secara internal. Job resources juga dapat digunakan

untuk membantu meningkatkan motivasi intrinsik atau ekstrinsik seorang pekerja.

Menurut Nawawi dan Hadari (2004:51-52), motivasi intrinsik dapat

mendorong terjadinya suatu perbuatan. Kondisi ini berbentuk kesadaran mengenai

arti dan manfaat suatu perbuatan atau kegiatan, baik bagi diri sendiri maupun

orang lain dan masyarakat. Motivasi intrinsik berbentuk motivasi untuk

mengabdi, beramal, berbuat kebaikan, berprestasi, bertanggungjawab,

mengembangkan dan menyalurkan bakat-minat dan lain-lain yang sifatnya tanpa

mengharap pamrih material dan non-material. Motivasi ini dapat dikembangkan

melalui kepemimpinan efektif yang mendorong secara maksimal pemimpin itu

sendiri dan anggota kelompoknya untuk memiliki motivasi dalam bekerja.

Sedangkan motivasi ekstrinsik mendorong terjadinya suatu perbuatan atau

kegiatan yang berada di luar kegiatan itu sendiri. Kondisi tersebut merupakan

faktor di luar pekerjaan yang sudah ada atau memang sengaja diadakan terkait

dengan kebutuhan dan kepribadian yang mendasari keyakinan dan memunculkan

kemauan untuk melakukan kegiatan yang dipandang paling tepat dan terbaik.

Page 77: Skripsi Nur Sekha

59

Motivasi ekstrinsik ini dapat berupa pemberian hadiah, pujian, paksaan (sanksi

atau hukuman), situasi kerja yang menyenangkan, keinginan untuk menyenangkan

orang lain, prestasi yang memuaskan atasan dan lain-lain.

Abdi dalem Keraton bekerja berdasarkan atas nurani dan kemauan diri

sendiri dengan tidak ada paksaan dari pihak manapun, meskipun pendapatan yang

diterima sedikit. Para abdi dalem menjadi abdi dalem semata ingin mengabdi

kepada Nagari Yogyakarta dan terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga

bukan ukuran uang atau materi yang dicari. Abdi dalem justru bekerja dengan

berorientasi pada sebuah kepercayaan bahwa pekerjaan yang dilakukan akan

menghasilkan berkah, ketenangan batin dan kesejahteraan secara spiritual.

Motivasi inilah yang tidak dimiliki oleh karyawan atau pekerja pada umumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Kumolohadi (2008:13-14)

menyebutkan bahwa motivasi yang dimiliki oleh abdi dalem dalam mengabdi di

keraton adalah sebagai berikut: terdapat 21.25% subjek yang masuk dalam

kategori motivasi kerja sangat tinggi, 21.25% dalam kategori tinggi, 10.00%

dalam kategori sedang, 22.50% dalam kategori rendah dan 25.00% dalam kategori

sangat rendah.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka hubungan antara employee

engagement dengan kepemimpinan transformasional secara lebih jelas dan

ringkas digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 78: Skripsi Nur Sekha

60

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jawaban

sementara dari penelitian ini adalah: “Ada Hubungan Antara Kepemimpinan

Transformasional Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem Dengan Employee

Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.”

Employee

engagement

tinggi:

Loyalitas

Kepuasan

Kerja

Produktivitas

Employee

Engagement

Abdi

Dalem

Sultan

Hamengku

Buwono

Aspek-aspek:

Idealized

Influence

Inspirational

Motivation

Intellectual

Stimulation

Individualized

Consideration

Kepemimpinan

Transformasional

Faktor yang

mempengaruhi

E. Engagement:

Job demands

Job resources

Aspek-aspek

Employee

Engagement:

Vigor

Absorption

Dedication

Employee

engagement

rendah:

Burnout

Turnover

Ktidakpuasan

Kerja

Page 79: Skripsi Nur Sekha

1

BAB 3

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis

dan terencana untuk mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan

metode tertentu dan bertujuan mencari jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

Metode yang digunakan dalam penelitian harus sesuai dengan objek yang diteliti

agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan sesuai dengan tujuan penelitian yang

diharapkan. Bab ini membahas mengenai jenis dan desain penelitian, variabel

penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, uji coba serta metode

analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto

(2006:12), penelitian kuantitatif yaitu jenis pendekatan penelitian yang banyak

dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

data tersebut serta penampilan dari hasilnya. Hasil penelitian dengan pendekatan

kuantitatif menjadi lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar,

atau tampilan lain yang dapat menjelaskan gambaran di lapangan secara ringkas

namun jelas dan mudah dipahami.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

korelasional, yaitu desain penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh

mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih

61

Page 80: Skripsi Nur Sekha

62

variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009a:8). Korelasi yang akan

diketahui dalam penelitian ini adalah antara variabel tergantung (Y), yaitu

employee engagement dan variabel bebas (X), yaitu kepemimpinan

transformasional. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian akan diolah

menggunakan program SPSS for Windows versi. 17.0.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Identifikasi Variabel

Arikunto (2006:118) menyatakan bahwa variabel adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Identifikasi variabel

merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan

fungsi masing-masing variabel (Azwar, 2009a:61). Pengidentifikasian membantu

dalam menemukan alat pengumpul data dan teknik analisis yang digunakan.

Variabel yang diteliti harus sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian.

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang variasinya

mempengaruhi variabel lain atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas adalah

variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Sedangkan

variabel terikat (dependent) adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besarnya efek tersebut

diamati dari ada-tidaknya, timbul-hilangnya, membesar-mengecilnya atau

berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain yang

Page 81: Skripsi Nur Sekha

63

termaksud (Azwar, 2009a:62). Adapun kedua variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1) Variabel terikat (dependent / Y) : Employee engagement.

2) Variabel bebas (independent / X): Kepemimpinan transformasional.

3.3.2 Hubungan Antar Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini saling berhubungan antara satu

dengan lainnya, yaitu variabel kepemimpinan transformasional sebagai variabel X

dengan variabel employee engagement sebagai variabel Y. Hubungan antar

variabel tersebut dapat ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya,

hubungan kedua variabel ini akan menjadi hubungan yang positif, yaitu semakin

transformatif kepemimpinan (X) yang diterapkan, maka semakin tinggi employee

engagement (Y) yang dimiliki.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi tentang variabel yang dirumuskan

berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang diamati (Azwar,

2009a:74). Definisi operasional variabel digunakan untuk menghindari salah

pengertian terhadap variabel-variabel penelitian serta menghindari ambiguitas arti

( Y )

Employee

Engagement

( X )

Kepemimpinan

Transformasional

Page 82: Skripsi Nur Sekha

64

suatu variabel penelitian dan memudahkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian

maupun dalam proses analisanya.

1) Employee Engagement

Employee engagement merupakan suatu hubungan atau keterlibatan

yang erat secara fisik, emosional dan kognitif antara seseorang dengan

organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja, yang mengarahkan seseorang

kepada sikap dan perilaku positif terhadap organisasi atau perusahaan demi

tercapainya tujuan dan kesuksesan bersama. Employee engagement meliputi

tiga aspek, yaitu:

a. Vigor (kekuatan)

b. Dedication (dedikasi)

c. Absorption (keterikatan)

Employee engagement dalam penelitian ini diketahui melalui skor total

skala employee engagement. Semakin tinggi skor total yang diperoleh,

semakin tinggi employee engagement yang dimiliki dan sebaliknya semakin

rendah skor total yang diperoleh, semakin rendah employee engagement yang

dimiliki.

2) Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan

dimana seorang pemimpin dipandang memiliki kharisma luar biasa,

cenderung memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan yang terbaik

kepada pengikutnya dengan jalan memberikan wewenang, perhatian terhadap

kebutuhan individu secara personal dan membantu mengembangkan potensi

Page 83: Skripsi Nur Sekha

65

individu untuk mencapai performa yang semakin tinggi. Kepemimpinan

transformasional dapat diketahui dari beberapa karakteristik, yaitu:

a. Idealized influence (pengaruh ideal)

b. Inspirational motivation (motivasi inspiratif)

c. Intellectual stimulation (stimulasi intelektual)

d. Individualized consideration (kepedulian individual).

Kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini akan diketahui

melalui skor total skala kepemimpinan transformasional. Semakin tinggi skor

total yang diperoleh, semakin transformatif kepemimpinan yang diterapkan

dan sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh, semakin kurang

transformatif kepemimpinan yang diterapkan.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Azwar (2009a:77), populasi adalah sekelompok subjek yang akan

dikenai generalisasi hasil penelitian. Arikunto (2006:130) mendefinisikan

populasi sebagai keseluruhan subjek penelitian. Populasi ini merujuk pada

sejumlah individu yang paling sedikitnya mempunyai sifat atau karakteristik yang

sama. Untuk menentukan populasi, terlebih dahulu perlu ditentukan luas dan

karakteristik populasi serta memberikan batas yang tegas agar tidak terjadi

kesimpangsiuran dan kesalahapahaman generalisasi hasil penelitian. Karakteristik

populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 84: Skripsi Nur Sekha

66

1) Berkedudukan sebagai abdi dalem punakawan tepas (yang bekerja di

Kawedanan atau Tepas Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat) sesuai dengan

data keabdi-daleman keraton.

2) Telah mengabdi selama 4 tahun atau lebih (termasuk masa magang)

3) Masih aktif menjalankan tugasnya di keraton.

4) Tidak sedang berhalangan atau menjalankan tugas dan aktivitas lain di luar

keraton dalam jangka waktu yang belum dapat dipastikan atau waktu yang

lama.

Berdasarkan data dari keraton, jumlah abdi dalem yang sesuai dengan

karakteristik populasi yang telah ditentukan di atas berjumlah 65 abdi dalem yang

tersebar dalam beberapa tepas.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jenis sampel yang

diambil harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar,

2009a:79). Hasil penelitian terhadap sampel ini diharapkan dapat

digeneralisasikan pada populasi. Sampel harus representatif atau sampel benar-

benar mewakili populasinya (Arikunto, 2006:133). Oleh karena itu diperlukan

teknik pengambilan sampel (sampling) yang sesuai.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

total sampling atau studi populasi. Menurut Arikunto (2006:130-131), studi

populasi dilakukan apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada di

wilayah penelitian, sedangkan jumlah subjeknya terhingga dan tidak terlalu

Page 85: Skripsi Nur Sekha

67

banyak. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 65 abdi dalem punokawan

tepas Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

3.6 Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data berfungsi untuk mengungkapkan variabel yang

akan diteliti. Untuk menentukan metode pengumpulan data perlu dilakukan

pemilihan metode yang signifikan dengan permasalahan dalam suatu penelitian.

3.6.3. Penentuan Instrumen

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengungkap variabel

employee engagement dan kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini

adalah skala psikologi. Menurut Azwar (2009b:5-7), skala psikologi digunakan

atas berbagai pertimbangan, yaitu:

1) Data yang hendak diungkap adalah berupa konstrak atau konsep psikologis

yang menggambarkan aspek-aspek yang terdapat dalam diri individu.

2) Pertanyaan dan pernyataan yang difungsikan sebagai stimulus tertuju pada

indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari

kondisi subjek yang tidak disadari olehnya.

3) Responden atau subjek tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan

kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan atau pernyataan

tersebut

Alat pengumpulan data atau skala yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala employee engagement dan skala kepemimpinan transformasional

dengan model skala Likert. Menurut Azwar (2009b:46), Skala Likert merupakan

metode yang berorientasi pada respon, sehingga data untuk penskalaannya

Page 86: Skripsi Nur Sekha

68

bersumber pada respon-respon yang diberikan oleh responden terhadap

seperangkat stimulus yang terdiri dari aitem favorable dan unfavorable.

Pernyataan-pernyataan dalam aitem favorable mempunyai skor sebagai

berikut:

Sangat Sesuai (SS) = 4

Sesuai (S) = 3

Tidak Sesuai (TS) = 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1

Sementara itu, pernyataan-pernyataan dalam aitem unfavorable mempunyai

skor sebagai berikut:

Sangat Sesuai (SS) = 1

Sesuai (S) = 2

Tidak Sesuai (TS) = 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) = 4

3.6.4. Blue-print Skala

Untuk menyusun dan mengembangkan instrumen maka peneliti terlebih

dahulu membuat blue-print yang memuat tentang indikator dari variabel

penelitian yang dikembangkan melaui aspek dari masing-masing variabel.

Penyusunan blue-print juga ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai isi

dan dimensi kawasan ukur yang akan dijadikan acuan dalam penelitian. Skala

employee engagement dan skala kepemimpinan transformasional yang digunakan

dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk blue-print sebagai berikut:

Page 87: Skripsi Nur Sekha

69

1) Skala Employee Engagement

Skala employee engagement dalam penelitian ini disusun berdasarkan

atas aspek-aspek employee engagement yang berupa; vigor (kekuatan),

dedication (dedikasi) dan absorption (keterikatan). Blue-print skala employee

engagement tersebut secara rinci diuraikan dalam bentuk indikator-indikator

perilaku yang dikemudian disusun menjadi 40 aitem, yaitu 23 aitem favorable

dan 17 aitem unfavorable yang secara lebih jelas dipaparkan pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Blue-print Skala Employee Engagement

No

. Aspek Indikator

Aitem

F

Aitem

UF Jumlah Bobot

1. Vigor

Tidak mudah

menyerah - 1

11 27,5%

Merasa betah

bekerja 2, 3 -

Tidak cepat jenuh - 4

Sungguh-sunggguh 5 -

Menyelesaikan tugas

dengan optimal 6 -

Tidak meremehkan

pekerjaan 7 8

Tidak mudah lelah 9 -

Rajin - 10, 11

2. Dedication

Antusias 12 13

18 45%

Senang 14 15

Bersemangat 16 -

Tepat waktu 17 18

Memiliki gagasan

baru 19 20

Inspiratif 21 22

Wawasan luas 23 24

Bangga terhadap apa

yang dikerjakannya 25 26

Berani menghindari

masalah 27, 28 -

Bersedia menerima - 29

Page 88: Skripsi Nur Sekha

70

tugas dan tanggung

jawab

3. Absorption

Merasa menjadi

bagian dari

organisasi

30, 31 -

11 27,5%

Berhubungan baik

dengan atasan, rekan

kerja dan bawahan

32 33

Konsentrasi dalam

bekerja 34 35

Fokus bekerja 36 -

Lebih

mementingkan

kepentingan

organisasi daripada

kepentingan pribadi

37 38

Menganggap bahwa

pekerjaan yang

dijalani sangat

mengasyikkan

39 40

Total 23 17 40 100%

Berdasarkan blue-print yang telah di sajikan di atas, maka dapat disusun

penyebaran aitem variabel employee engagement sebagai berikut:

Tabel 3.2 Blue-print Sebaran Aitem Skala Employee Engagement

No

. Aspek Indikator

Aitem

F

Aitem

UF Jumlah Bobot

1. Vigor

Tidak mudah

menyerah - 1

11 27,5%

Merasa betah

bekerja 4, 7 -

Tidak cepat jenuh - 10

Sungguh-sunggguh 13 -

Menyelesaikan tugas

dengan optimal 16 -

Tidak meremehkan

pekerjaan 19 22

Tidak mudah lelah 25 -

Rajin - 28, 31

2. Dedication

Antusias 2 5

18 45% Senang 8 11

Bersemangat 14 -

Page 89: Skripsi Nur Sekha

71

Tepat waktu 17 20

Memiliki gagasan

baru 23 26

Inspiratif 29 32

Wawasan luas 34 37

Bangga terhadap apa

yang dikerjakannya 35 38

Berani menghindari

masalah 36, 39 -

Bersedia menerima

tugas dan tanggung

jawab

- 40

3. Absorption

Merasa menjadi

bagian dari

organisasi

3, 36 -

11 27,5%

Berhubungan baik

dengan atasan, rekan

kerja dan bawahan

9 12

Konsentrasi dalam

bekerja 15 18

Fokus bekerja 21 -

Lebih

mementingkan

kepentingan

organisasi daripada

kepentingan pribadi

24 27

Menganggap bahwa

pekerjaan yang

dijalani sangat

mengasyikkan

30 33

Total 23 17 40 100%

2) Skala Kepemimpinan Transformasional

Skala kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini disusun

berdasarkan atas karakteristik-kaarkteristik Kepemimpinan Transformasional

yang berupa;. idealized influence (pengaruh ideal), inspirational motivation

(motivasi inspiratif), intellectual stimulation (stimulasi intelektual) dan

individualized consideration (kepedulian individual). Blue-print skala

kepemimpinan transformasional tersebut secara rinci diuraikan dalam bentuk

Page 90: Skripsi Nur Sekha

72

indikator-indikator perilaku yang dikemudian disusun menjadi 50 aitem, yaitu

26 aitem favorable dan 24 aitem unfavorable yang secara lebih jelas

dipaparkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Blue-print Skala Kepemimpinan Transformasional

No. Aspek Indikator Aitem

F

Aitem

UF Jumlah Bobot

1. Idealized

Influence

Bijak 1 -

20 40%

Dipatuhi

perintahnya - 2

Cerdas 3 -

Tenang - 4

Disegani - 5

Memiliki visi yang

jelas 6 -

Memiliki misi

yang jelas - 7

Tegas 8 -

Tidak minder - 9

Berani berbicara di

depan umum - 10

Jujur - 11

Dapat dipercaya 12 -

Menepati janji - 13

Bertanggungjawab 14 15

Ramah 16 17

Adil - 18

Santun 19 20

2. Inspirational

Motivation

Suportif 21 -

9 18%

Apresiatif 22 23

Menjadi teladan 24 -

Mencontohkan - 25

Menasehati 26 27

Membimbing 28, 29 -

3. Intellectual

Stimulation

Mengarahkan 30 -

13 26%

Memberi pelatihan 31 32

Kreatif 33, 34 -

Inovavtif 35 36

Terbuka 37 38

Tanggap terhadap masalah

39 40

Solutif 41 42

Page 91: Skripsi Nur Sekha

73

4. Individualized

Consideration

Memahami

perasaan bawahan 43 44

8 16%

Memahami

kebutuhan

bawahan

45 46

Mempercayai

bawahan dengan

memberi

wewenang

47 48

Memberdayakan

potensi bawahan 49 50

Total 26 24 50 100%

Berdasarkan blue-print yang telah di sajikan di atas, maka dapat disusun

penyebaran aitem variabel kepemimpinan transformasional sebagai berikut:

Tabel 3.4 Blue-print Sebaran Aitem Skala Kepemimpinan Transformasional

No. Aspek Indikator Aitem

F

Aitem

UF Jumlah Bobot

1. Idealized

Influence

Bijak 1 -

20 40%

Dipatuhi

perintahnya - 5

Cerdas 9 -

Tenang - 13

Disegani - 17

Memiliki visi yang

jelas 21 -

Memiliki misi

yang jelas - 25

Tegas 29 -

Tidak minder - 33

Berani berbicara di

depan umum - 36

Jujur - 38

Dapat dipercaya 40 -

Menepati janji - 42

Bertanggungjawab 44 48

Ramah 45 49

Adil - 46

Santun 50 47

2. Inspirational

Motivation

Suportif 2 - 9 18%

Apresiatif 6 10

Page 92: Skripsi Nur Sekha

74

Menjadi teladan 14 -

Mencontohkan - 18

Menasehati 22 26

Membimbing 30, 34 -

3. Intellectual

Stimulation

Mengarahkan 3 -

13 26%

Memberi pelatihan 7 11

Kreatif 15, 19 -

Inovavtif 23 27

Terbuka 31 35

Tanggap terhadap

masalah 37 39

Solutif 41 43

4. Individualized

Consideration

Memahami

perasaan bawahan 4 8

8 16%

Memahami

kebutuhan

bawahan

12 16

Mempercayai

bawahan dengan

memberi

wewenang

20 24

Memberdayakan

potensi bawahan 28 32

Total 26 24 50 100%

3.7 Validitas dan Reliabilitas

Suatu alat pengumpul data dikatakan baik jika memenuhi dua persyaratan,

yaitu memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Alat pengumpul data

diharapkan dapat mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur. Alat ukur yang

memenuhi syarat akan menghasilkan penelitian yang benar dan dapat

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari permasalahan yang diteliti.

3.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

Page 93: Skripsi Nur Sekha

75

mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006:168). Jenis validitas dalam

penelitian ini adalah validitas konstrak. Validitas konstrak yaitu validitas yang

menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang

hendak diukurnya. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas atau

mengetahui koefisien korelasi dalam penelitian ini adalah teknik Korelasi Product

Moment dari Pearson (Azwar, 2008:19) dengan rumus, yaitu:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi tiap item

N = jumlah subjek

ΣX = jumlah skor item

ΣY = jumlah skor total

ΣXY = jumlah perkalian skor item dengan skor total

ΣX² = jumlah kuadrat skor item

ΣY² = jumlah kuadrat skor total

Hasil perhitungan validitas dalam penelitian ini kemudian dilakukan dengan

bantuan SPSS for Windows versi 17.0. Aitem yang valid adalah aitem yang

memiliki koefisien korelasi di bawah 0,05 atau taraf signifikansi 5%. Hal ini

ditandai dengan adanya tanda (**) untuk signifikansi 0,01 atau 1% dan tanda (*)

untuk signifikansi 0,05 atau 5%.

rxy=

Page 94: Skripsi Nur Sekha

76

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik (Azwar, 2008:4). Untuk mengetahui skala, digunakan teknik

Alpha (Azwar, 2008:78), dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

α = Koefisien Reliabilitas Alpha

k = Jumlah butir

= Varians butir soal

= Varians total

Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas. Reliabilitas sebenarnya

mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung

makna kecermatan pengukuran. Suatu aitem harus diujicobakan kepada

sekelompok sampel terlebih dahulu untuk bisa dikatakan reliabel. Kemudian

setelah membuang aitem yang tidak valid lalu dilakukan uji reliabilitas instrumen.

Semakin tinggi koefisien reliabilitas semakin tinggi pula reliabilitas alat ukur

tersebut. Untuk menguji reliabiltas skala employee engagement dan Skala

Kepemimpinan Transformasional ini digunakan teknik statistik dengan rumus

Alpha Cronbach dan dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi. 17.0.

Adapun penentuan tinggi rendahnya reliabilitas dilihat berdasarkan tabel berikut

(Arikunto, 2006:276):

Page 95: Skripsi Nur Sekha

77

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi

0.800 - 1.00 Tinggi

0.600 - 0.800 Cukup

0.400 - 0.600 Agak rendah

0.200 - 0.400 Rendah

0.000 - 0.200 Sangat rendah

3.8 Metode Analisis Data

Data yang sudah diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat disimpulkan

atau disajikan begitu saja. Suatu pengelolaan data yang lebih lanjut dibutuhkan

agar data tersebut memberikan keterangan yang dapat dipahami secara tepat dan

teliti. Data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik. Metode analisis data

yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1) Statistik deskriptif yang digunakan untuk mengetahui kedudukan subjek

pada kelompok sampel atau populasi. Adapun rumus yang digunakan

adalah:

% = n/N×100%

Keterangan :

% : Tingkat presentase yang dicapai

n : Nilai yang diperoleh pada masing-masing subjek

N : Nilai total

2) Untuk menguji hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif antara

kepemimpinan transformasional berdasarkan perspektif abdi dalem

dengan employee engagement abdi dalem Keraton Ngayogyakarta

Page 96: Skripsi Nur Sekha

78

Hadingrat”, digunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson

(Arikunto, 2006:270) sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi Product Moment

N = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

ΣY = Jumlah total skor aitem

NΣX2 = Jumlah kuadrat X

Perhitungan uji hipotesis dengan teknik korelasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi 17.0. Signifikansi korelasinya

dapat diketahui dengan dasar penentuan jika signifikansi koefisien korelasinya <

0,05 atau 5% maka hipotesis diterima, sebaliknya jika signifikansi koefisien

korelasinya > 0,05 atau 5% maka hipotesis ditolak. Nilai 5% dalam taraf

siginifikansi atau taraf keberartian tersebut bermakna kemungkinan kesalahan

yang terjadi adalah sebesar 5% atau kemungkinan benar adalah 95% (Arikunto,

2006:345).

rxy=

Page 97: Skripsi Nur Sekha

79

3.9 Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa

tahap, yaitu:

1) Menyusun Blue-print Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen dilakukan dengan cara menentukan terlebih

dahulu variabel penelitian untuk kemudian dijbagi dalam beberapa aspek,

Aspek tersebut kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator yang selanjutnya

disusun menjadi beberapa butir aitem dalam sebuah skala psikologi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala employee

engagement dan skala kepemimpinan transformasional. Pertama, skala

employee engagement dijabarkan menjadi 3 aspek yaitu vigor, dedication, dan

absorption. Aspek tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator-

indikator yang selanjutnya disusun menjadi aitem. Kedua, skala

kepemimpinan transformasional dijabarkan menjadi empat aspek, yaitu

idealized influence, intellectual stimulation, inspirational mativation, dan

individualized consideration.

2) Menentukan Karakteristik Jawaban yang Dikehendaki

Jawaban dari masing-masing butir aitem menurut skala secara kontinum.

Skala employee engagement dan skala kepemimpinan transformasional,

masing-masing terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor 4,

3, 2, 1 untuk aitem favorable dan 1, 2, 3, 4 untuk aitem unfavorable.

Page 98: Skripsi Nur Sekha

80

3) Menyusun Format Instrumen

Format skala dalam penelitian ini disusun secara jelas untuk

memudahkan responden dalam mengisi skala. Format skala ini terbagi atas

dua bagian yaitu, skala bagian satu yang merupakan skala untuk mengukur

employee engagement dan skala untuk mengukur kepemimpinan

transformasional. Adapun format skala terdiri dari:

a. Halaman Sampul Muka

Halaman sampul skala berisi judul skala yang digunakan dalam

penelitian ini, namun judul tidak dituliskan secara eksplisit mengenai variabel

apa yang diukur, melainkan ditulis SKALA PENELITIAN. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari responden menjawab skala dengan tidak apa

adanya atau dibuat-buat. Halaman sampul juga terdapat identitas peneliti

(nama dan NIM), asal universitas peneliti (jurusan, fakultas dan universitas).

dan tahun penelitian.

b. Kata Pengantar

Kata pengantar ini berisi penjelasan terhadap responden yang meliputi

latar belakang penyusunan angket, tujuan penelitian dan motivasi kepada

responden agar menjawab pertanyaan atau pernyataan dengan sebenarnya

sesuai dengan keadaan responden dan ucapan terimakasih atas partisipasi

responden dalam mengisi skala.

c. Identitas Responden

Identitas responden dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam

mengelompokkan respoden berdasarkan kategori yang diinginkan. Identitas

Page 99: Skripsi Nur Sekha

81

responden berisi: nama responden, tepas tempat responden bekerja dan jenis

kelamin responden.

d. Petunjuk Pengisian

Petunjuk pengisian memberikan penjelasan kepada responden mengenai

cara mengisi skala dengan benar, meminta untuk membaca dengan seksama,

memberikan jawaban yang tidak dibuat-buat, petunjuk mengganti jawaban

apabila terdapat kekeliruan dalam menjawab serta contoh memberikan

jawaban yang tepat.

e. Butir-butir Instrumen

Butir-butir instrumen ini merupakan serangkaian pernyataan mengenai

employee engagement yang terdiri dari 40 aitem dan kepemimpinan

transformasional yang terdiri dari 50 aitem. Jumlah keseluruhan aitem dari

employee engagement dan kepemimpinan transformasional sebanyak 90

aitem.

3.10 Uji Coba

Penelitian ini menggunakan tryout atau uji coba tepakai, yaitu skala tersebut

hanya disebar sekali kepada subjek. Aitem yang tidak valid dibuang dan aitem

yang valid digunakan sebagai data penelitian yang kemudian dianalisis hasilnya

tanpa melakukan perubahan terhadap aitem-aitemnya. langkah ini diambil atas

dasar bahwa jumlah subjek yang sesuai dengan karakteristik yang ditentukan oleh

peneliti terbatas dan kemungkinan untuk dapat menyebarkan skala dua kali sangat

kecil. Pelaksanaan uji coba dan penelitian berlangsung dari tanggal 7 - 15 Maret

2012 kepada 65 abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Adapun

Page 100: Skripsi Nur Sekha

82

perhitungan dalam uji validitas dibantu dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi. 17.0.

3.10.1 Hasil Uji Validitas

Hasil perhitungan uji validitas menggunakan bantuan SPSS for Windows

versi. 17.0 adalah sebagai berikut:

1) Skala Employee Engagement

Hasil pengukuran uji coba validitas skala yang dilakukan dengan bantuan

program SPSS for Windows versi 17.0 menunjukkan bahwa skala employee

engagement yang terdiri dari 40 aitem terdapat 37 aitem valid dan 3 aitem tidak

valid. Aitem yang valid dalam skala ini mempunyai koefisien validitas berkisar

antara 0,262 sampai dengan 0,692 dengan dasar penentuan jika signifikasnsi

koefisien korelasinya di bawah 0,05 (taraf signifikansi 5%) maka aitem

dinyatakan valid, sebaliknya jika signifikansi koefisien korelasinya di atas 0,05

(taraf signifikansi 5%) maka aitem dinyatakan tidak valid. Nilai 5% dalam taraf

siginifikansi atau taraf keberartian tersebut bermakna kemungkinan kesalahan

yang terjadi adalah sebesar 5% atau kemungkinan benar adalah 95% (Arikunto,

2006:345). Adapun nomor aitem yang tidak valid yaitu: 1, 23 dan 27, sedangkan

nomor aitem yang valid yaitu: 2, 3 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39 dan 40.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Uji Coba Validitas Skala

Employee Engagement. Adapun aitem yang gugur dan aitem yang memenuhi

syarat secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 101: Skripsi Nur Sekha

83

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Employee Engagement

No

. Aspek Indikator

Aitem

F

Aitem

UF

Jumlah

Aitem

Valid

Jumlah

Aitem

Tidak

Valid

1. Vigor

Tidak mudah

menyerah - 1*

10 1

Merasa betah

bekerja 4, 7 -

Tidak cepat jenuh - 10

Sungguh-sunggguh 13 -

Menyelesaikan

tugas dengan

optimal

16 -

Tidak meremehkan

pekerjaan 19 22

Tidak mudah lelah 25 -

Rajin - 28, 31

2. Dedication

Antusias 2 5

17 1

Senang 8 11

Bersemangat 14 -

Tepat waktu 17 20

Memiliki gagasan

baru 23* 26

Inspiratif 29 32

Wawasan luas 34 37

Bangga terhadap

apa yang

dikerjakannya

35 38

Berani menghindari

masalah 36, 39 -

Bersedia menerima

tugas dan tanggung

jawab

- 40

3. Absorption

Merasa menjadi

bagian dari

organisasi

3, 36 -

10 1

Berhubungan baik

dengan atasan,

rekan kerja dan

bawahan

9 12

Konsentrasi dalam

bekerja 15 18

Fokus bekerja 21 -

Page 102: Skripsi Nur Sekha

84

Lebih

mementingkan

kepentingan

organisasi daripada

kepentingan pribadi

24 27*

Menganggap bahwa

pekerjaan yang

dijalani sangat

mengasyikkan

30 33

Total 23 17 37 3

Keterangan: Aitem bertanda ( ) adalah aitem yang tidak valid

2) Skala Kepemimpinan Transformasional

Hasil pengukuran uji coba validitas skala yang dilakukan dengan bantuan

program SPSS for Windows versi 17.0 menunjukkan bahwa skala kepemimpinan

transformasional yang terdiri dari 50 aitem terdapat 47 aitem valid dan 3 aitem

tidak valid. Aitem yang valid dalam skala ini mempunyai koefisien validitas

berkisar antara 0,312 sampai dengan 0,785 dengan dasar penentuan jika

signifikasnsi koefisien korelasinya di bawah 0,05 (taraf signifikansi 5%) maka

aitem dinyatakan valid, sebaliknya jika signifikansi koefisien korelasinya di atas

0,05 (taraf signifikansi 5%) maka aitem dinyatakan tidak valid. Nilai 5% dalam

taraf siginifikansi atau taraf keberartian tersebut bermakna kemungkinan

kesalahan yang terjadi adalah sebesar 5% atau kemungkinan benar adalah 95%

(Arikunto, 2006:345). Adapun nomor aitem yang tidak valid yaitu: 5, 19 dan 20,

sedangkan nomor aitem yang valid yaitu: 1, 2, 3 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,

41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49 dan 50. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran Uji Coba Validitas Skala Kepemimpinan Transformasional.

Page 103: Skripsi Nur Sekha

85

Adapun aitem yang gugur dan aitem yang memenuhi syarat secara jelas dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Skala Kepemimpinan Transformasional

No. Aspek Indikator Aitem

F

Aitem

UF

Jumlah

Aitem

Valid

Jumlah

Aitem

Tidak

Valid

1. Idealized

Influence

Bijak 1 -

19 1

Dipatuhi

perintahnya - 5*

Cerdas 9 -

Tenang - 13

Disegani - 17

Memiliki visi

yang jelas 21 -

Memiliki misi

yang jelas - 25

Tegas 29 -

Tidak minder - 33

Berani berbicara

di depan umum - 36

Jujur - 38

Dapat dipercaya 40 -

Menepati janji - 42

Bertanggungjawa

b 44 48

Ramah 45 49

Adil - 46

Santun 50 47

2. Inspirational

Motivation

Suportif 2 -

9 -

Apresiatif 6 10

Menjadi teladan 14 -

Mencontohkan - 18

Menasehati 22 26

Membimbing 30, 34 -

3. Intellectual

Stimulation

Mengarahkan 3 -

12 1

Memberi

pelatihan 7 11

Kreatif 15,

19* -

Inovavtif 23 27

Page 104: Skripsi Nur Sekha

86

Terbuka 31 35

Tanggap terhadap

masalah 37 39

Solutif 41 43

4. Individualized

Consideration

Memahami

perasaan bawahan 4 8

7 1

Memahami

kebutuhan

bawahan

12 16

Mempercayai

bawahan dengan

memberi

wewenang

20* 24

Memberdayakan

potensi bawahan 28 32

Total 26 24 47 3

Keterangan: Aitem bertanda (*) adalah aitem yang tidak valid

3.10.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

mana hasil suatu pengukuran dengan instrumen tersebut dapat dipercaya. Suatu

aitem diujicobakan kepada sekelompok sampel terlebih dahulu. Setelah

membuang aitem yang tidak valid dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui

apakah instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel atau tidak. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas, semakin tinggi pula reliabilitas alat ukur tersebut.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan teknik statistik Alpha

Cronbach yang dibantu dengan program SPSS for Windows versi 17.0, pada skala

employee engagement diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,916. Hal ini

memiliki arti bahwa perbedaan (variasi) yang tampak pada skor skala employee

engagement mampu mencerminkan 91% dari variasi yang terjadi pada skor murni

kelompok subjek dan 9% dari perbedaan yang tampak disebabkan oleh variasi

error atau kesalahan pengukuran tersebut (Azwar, 2009:96). Dengan nilai

Page 105: Skripsi Nur Sekha

87

reliabilitas 0,916, maka reliabilitas skala employee engagement termasuk dalam

kategori tinggi.

Tabel 3.8 Reliabilitas Skala Employee Engagement

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.916 37

Sedangkan pada skala kepemimpinan transformasional diperoleh koefisien

reliabilitas sebesar 0,952. Hal ini memiliki arti bahwa perbedaan (variasi) yang

tampak pada skor skala kepemimpinan transformasional mampu mencerminkan

95% dari variasi yang terjadi pada skor murni kelompok subjek dan 5% dari

perbedaan yang tampak disebabkan oleh variasi error atau kesalahan pengukuran

tersebut. Dengan nilai reliabilitas 0,952, maka reliabilitas skala kepemimpinan

transformasional termasuk dalam kategori tinggi.

Tabel 3.9 Reliabilitas Skala Kepemimpinan Transformasional

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.952 47

Page 106: Skripsi Nur Sekha

88

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses

penelitian, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan mengenai hubungan

antara employee engagement dengan kepemimpinan transformasional pada abdi

dalem di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Penelitian ini diharapkan dapat

memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, oleh karenanya

diperlukan analisis data yang tepat serta pembahasan mengenai analisis data

tersebut secara jelas.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

skala psikologi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

yang telah ditentukan. Hal yang berkaitan dengan proses, hasil dan pembahasan

hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut:

4.7 Persiapan Penelitian

Dalam persiapan penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang dijalankan, yaitu:

4.1.4 Orientasi Kancah Penelitian

Orientasi kancah dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan untuk

mengetahui kesesuaian karakteristik subjek penelitian dengan lokasi penelitian

dan mempermudah proses pengumpulan data serta informasi yang diperlukan

demi mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini mengambil tempat pelaksanaan di

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

88

Page 107: Skripsi Nur Sekha

89

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau sering disebut dengan Kasultanan

Ngayogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan

pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Keraton Ngayogyakarta Hadingrat

terletak di tengah kota Yogyakarta. Luas keraton dahulu adalah 14.000 meter

persegi, tapi sekarang, hanya 1 kilometer persegi. Komplek keraton dikelilingi

oleh tembok segi empat yang disebut benteng 3,5 meter dengan lebar 3 sampai 4

meter.

Visi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah nglestarekake lan

Ngrembakake Ajaran Budaya Ngayogyakarta Hadiningrat kalandesan Al-Qur‟an

lan Hadist, kanggo mujudake Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dadi pusere

Budaya ing donya kang sumunar saka hakekat Hamangku, Hamengku lan

Hamengkoni tumrap rejane penguripan sosial budaya rakyat (Melestarikan dan

mengembangkan ajaran budaya Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlandaskan

Al-Qur‟an dan Hadist, untuk mewujudkan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

menjadi pusatnya budaya dunia yang bersinar dengan hakekat hamangku,

hamengku dan hamengkoni terhadap kemajuan kehidupan sosial budaya rakyat).

Misi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah khanti ngemban amanahe para

leluhur tumrap ajaran budaya, amanahe kawulo, kanggo nglestarekake budaya

bangsa lan tanggung jawab sajrone lelumban ana ing madyaning pasrawungan

agung bangsa lan negara khanti wadah negara kesatuan Republik Indonesia kang

adhedasar Pancasila, semono uga ing madyane pasrawungan internasional kang

saya tinarbuka (Dengan mengemban amanat dari leluhur tentang ajaran budaya,

amanat untuk melestarikan budaya bangsa dan bertanggungjawab di dalam

Page 108: Skripsi Nur Sekha

90

hubungannya ditengah pergaulan berbangsa dan bernegara dengan wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, begitu juga di tengah-

tengah pergaulan Internasional yang semakin terbuka).

1) Ha. Mrayogakake luwih wani omong barang kang bener kuwi mula pancen

bener lan kang salah kuwi mula pancen salah minangka wewujudane krenteng

atine kawula dasih (Mengutamakan sikap berani mengucapkan yang benar

adalah benar, dan mengatakan salah apabila memang salah).

2) Na. Ngrengkuh lan paring pangayoman tanpa mbedahake golongan, suku,

keyakinan lan agama kanthi adil (Merangkul dan mengayomi tanpa

membedakan golongan, suku, keyakinana dan agama dengan adil).

3) Ca. Berjuang tanpa pamrih kanthi laku luwih akeh anggone peparing

tinimbang anggone nampa lan wani ndhadagi tanggung jawab kanthi terwaca

mung kanggo rejane bangsa/kawula (Berjuang tanpa pamrih, mengutamkan

sikap memberi daripada menerima dan berani mengemban tanggung jawab

yang bertujuan untuk kemajuan bangsa).

4) Ra. Ngrembakakake dadi pusere gagasan lan paring penjurung anane

kahanan masyarakat kang dinamis, kreatif lan universal sifate (Menjadi pusat

gagasan dan memberikan sumbangsih dengan adanya kehidupan masyarakat

yang dinamis, kreatif dan universal).

5) Ka. Ora nerak angger-angger lan paugeran negara (Tidak melanggar

peraturan negara).

Tujuan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah mujudake karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat kang di tata adhedasar wawasan integral, kosmis,

Page 109: Skripsi Nur Sekha

91

filosofis kajawen lahir bathin nyawiji, gregat, sengguh, ora mingkuh, puwa

madya wusana, kang bisa paring panjurung kanggo negara, bangsa lan

masyarakat (mewujudkan keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang ditata

berdasarkan wawasan integral, kosmis, filosofis kejawen lahir batin jadi satu yang

dapat memberikan sumbangsih kepada negara, bangsa dan masyarakat).

Sejak terbentuknya keraton Ngayogyakarta pada tahun 1755 sampai saat ini

sudah sepuluh Sultan yang memimpin Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sultan yang memimpin keraton Ngayogyakarta diberi nama Ngersa Dalem

Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati

Ing Ngalogo Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatulah Ingkang

Jumeneng Ing Ngayogyakarta Hadiningrat. Ngersa Dalem adalah yang dijadikan

junjungan/ pemuka/ pemimpin. Sampeyan Dalem adalah yang diikuti langkahnya,

dijadikan teladan. Ingkang sinuwum adalah yang dimuliakan yang dimohon jasa

baiknya. Kanjeng adalah yang sangat dihormati. Sultan adalah yang sebagai

penguasa. Hamengku Buwono adalah yang Hamengku (yang merengkuh semua

manusia termasuk yang tidak menyukainya, berbudi bawa leksana), hamangku

(yang mengedepankan kepentingan orang banyak daripada dirinya sendiri, lebih

banyak memberi daripada menerima), Hamengkoni (yang ngemong dan menjadi

bingkai pemersatu, gung binatara). Senopati Ing Ngalogo adalah yang sebagai

panglima besar perang jihad melawan keterbelakangan, kebodohan dan

kedhaliman. Ngabdurrakhman adalah yang senantiasa tetap sadar sebagai hamba

Allah, semua dilakukan sebagai pengabdian kepadaNya. Khalifatullah adalah

pengemban amanat Allah di dunia. Ingkang Jumeneng adalah yang bertahta. Ing

Page 110: Skripsi Nur Sekha

92

Ngayogyakarta adalah di negeri sebagaimana negeri Ayodya tempat yang suci,

terhormat, serta penuh kesejahteraan. Hadiningrat adalah negeri yang indah,

wibawa dan mulia.

Dalam menjalankan pemerintahannya dan mengatur segala masalah

kekeratonan, Sultan dibantu oleh abdi dalem yang ditempatkan dalam tepas-tepas

(kantor) keraton. Tepas-tepas tersebut yaitu: Kawedanan Hageng Sri Wandowo,

KHP. Parentah Hageng Keraton, KHP. Panitropuro, KHP. Widyobudoyo, KHP.

Purorakso, KHP. Kridhomardowo, KHP. Puroyokoro, KHP. Wahono Sarto Kriyo,

Tepas Rantamharto, Tepas Danartopuro, Tepas Dwarapuro, Tepas Banjarwilopo,

Tepas Pariwisata, Tepas Keprajuritan, Kawedanan Pengulon, Tepas Puroloyo dan

Tepas Museum.

Alasan peneliti menggunakan tempat pelaksanaan penelitian di Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat anatara lain adalah:

1) Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil

yang signifikan bahwa terdapat fenomena-fenomena yang sesuai dengan

variabel yang akan diteliti.

2) Di Indonesia, hanya Sultan Hamengku Buwono dan Keraton Yogyakarta

yang mendapatkan hak istimewa atau otonomi dari pemerintah RI untuk tetap

memimpin wilayah kerajaannya sekaligus menjadi Gubernur DIY dengan

sistem Penetapan.

Page 111: Skripsi Nur Sekha

93

4.1.5 Proses Perijinan

Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi untuk melakukan penelitian

adalah memperoleh izin dari pihak yang terkait sehingga peneliti dapat segera

melakukan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan

beberapa tahap untuk mempersiapkan perijinan penelitian. Pertama, peneliti

meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang ditanda tangani oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ilmu pendidikan dengan nomor 4040/UN37.1.1/PP/2011 yang ditujukan kepada

GBPH. H. Joyo Kusumo selaku Pengageng Kawedanan Panitrapura Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta. Surat tersebut diserahkan pada tanggal

28 November 2011 dan kemudian peneliti mendapatkan ijin dari Keraton melalui

surat balasan dengan nomor 0534/KHPP/SR-XI/WAWU 1945.2011 pada tanggal

29 November 2011. Surat tersebut digunakan sebagai surat ijin untuk melakukan

penelitian awal atau studi pendahuluan dan juga penelitian. Setelah mendapat ijin

dari tempat penelitian, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan penelitian.

4.1.6 Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling atau studi populasi,

dimana jumlah subjek yang dijadikan sampel adalah seluruh jumlah populasi.

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh abdi dalem tepas Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat yang bertugas di Kawedanan atau tepas. Penelitian ini menggunakan

studi populasi dikarenakan jumlah seluruh abdi dalem tepas yang termasuk dalam

karakteristik populasi terbatas dan hanya berjumlah 65 abdi dalem punokawan

tepas Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 112: Skripsi Nur Sekha

94

4.8 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan tryout tepakai, yaitu skala tersebut disebar hanya

sekali kepada subjek dan dianalisis hasilnya tanpa melakukan perubahan terhadap

aitem-aitemnya. Hal ini disebabkan karena jumlah subjek yang terbatas sesuai

dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti.

4.2.3 Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian berlangsung dari tanggal 7 - 15 Maret 2012. Skala

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala employee engagement dan skala

kepemimpinan transformasional. Pemberian kedua skala tersebut dilakukan secara

serentak dalam satu buku. Pertama, subjek mengisi skala employee engagement,

setelah selesai mengerjakan skala pertama, kemudian subjek langsung mengisi

skala yang kedua yaitu skala kepemimpinan transformasional yang ada di lembar

selanjutnya setelah lembar skala pertama. Pada masing-masing skala diberikan

keterangan bagian skala, yaitu Bagian I dan Bagian II.

Selama proses pengumpulan data, penyebaran skala dilakukan sendiri oleh

peneliti dengan sebelumnya melakukan koordinasi dengan abdi dalem di Tepas

Pariwisata dan Parentah Hageng Keraton untuk mengetahui jumlah subjek

penelitian secara pasti dan tata cara melakukan penelitian di keraton.

Pengumpulan data penelitian dilakukan selama 9 hari dengan jumlah subjek yang

diteliti sebanyak 65 abdi dalem.

Setelah memperoleh data yang diperlukan, langkah-langkah yang dilakukan

peneliti adalah sebagai berikut:

Page 113: Skripsi Nur Sekha

95

1) Memberikan skor pada masing-masing jawaban yang telah diisi oleh subjek

penelitian.

2) Mentabulasi data berdasarkan skor, jumlah aitem dan subjek yang diteliti.

4.2.4 Pelaksanaan Skoring

Setelah melakukan pengumpulan data penelitian, peneliti melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melihat apakah semua skala diisi dengan benar dan tidak ada yang terlewat

maupun diisi secara ganda. Jika ada, peneliti akan kembali menanyakan

jawaban apa yang akan mereka berikan pada soal tersebut.

2) Memberikan skor pada masing-masing jawaban yang telah diisi oleh subjek

penelitian dengan memberikan skor antara 1 sampai dengan 4 pada skala

employee engagement dan skala kepemimpinan transformasional. Pemberian

skor didasarkan jawaban subjek dan sifat dari aitem yaitu aitem favorabel dan

unfavorabel.

3) Memberikan kode untuk mempermudah tabulasi data berdasarkan hasil

perhitungan, jumlah aitem dan skor tiap indikator.

4) Menganalisa data dengan menggunakan analisis statistik.

4.9 Analisis Deskriptif

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Dalam menganalisis hasil

penelitian, peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan

kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Hal ini

dapat dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif dari data yang sudah dianalisis

yang umumnya mencakup jumlah subjek (N), mean skor skala (M), deviasi

Page 114: Skripsi Nur Sekha

96

standar (ϭ), skor skala (s), varians (s²), skor minimum (Xmin) dan skor

maksimum (Xmaks) serta statistik-statistik lain yang dirasa perlu (Azwar,

2009:105).

Distribusi Frekuensi analisis yang digunakan dalam skala employee engagement

ini menggunakan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal (Azwar

2009:108-109). Penggolongan subjek menjadi tiga kategori sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penggolongan Distribusi Frekuensi Analisis Employee engagement

Interval Distribusi Frekuensi

X < ( M - 1,0 σ) Rendah

(M - 1,0 σ) ≤ X < ( M + 1,0 σ) Sedang

(M + 1,0 σ) ≤ X Tinggi

Keterangan:

M = Mean Teoritik

σ = Standar Deviasi

X = Skor

Deskripsi data di atas memberikan gambaran penting mengenai distribusi

skor skala pada kelompok subjek yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai

informasi mengenai keadaan subjek pada aspek atau variabel yang diteliti (Azwar,

2009:105).

4.3.3 Gambaran Employee engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala employee

engagement yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang membentuknya. Oleh

karenanya, gambaran employee engagement abdi dalem dapat ditinjau baik secara

Page 115: Skripsi Nur Sekha

97

umum maupun spesifik (ditinjau dari tiap aspek). Gambaran employee

engagement abdi dalem adalah sebagai berikut:

4.3.1.3 Gambaran Umum Employee Engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadingngrat

Employee engagement dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala employee engagement yang terdiri dari 37 aitem dengan skor tertinggi 4 dan

skor terendah 1, sehingga employee engagement dapat dinyatakan dengan

gambaran sebagai berikut:

Jumlah aitem = 37

Skor tertinggi = 37 x 4 = 148

Skor terendah = 37 x 1 = 37

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 148 +37

= 92,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (148 - 37) : 6

= 18,5

Gambaran secara umum employee engagement abdi dalem berdasarkan

perhitungan di atas diperoleh M = 92,5 dan SD = 18,5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 92,5 – 18,5 = 74

Mean + 1,0 SD = 92,5 + 18,5 = 111

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi employee

engagement abdi dalem sebagai berikut:

Page 116: Skripsi Nur Sekha

98

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Employee Engagement Abdi Dalem

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 74 - -

Sedang 74 ≤ X < 111 24 36,9 %

Tinggi 111 ≤ X 41 63,1 %

Jumlah 65 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar abdi dalem memiliki

employee engagement yang tergolong tinggi dan sebagian lagi berada dalam

kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Tingkat Employee engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat

Mean empirik variabel employee engagement adalah sebesar 117,25 yang

diperoleh berdasarkan perhitungan dari SPSS for Windows versi. 17.0.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, mean empirik employee engagement

dengan nilai 117,25 lebih tinggi dibandingkan mean teoritik dengan nilai 92,5.

Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki

employee engagement yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata.

36,9%

63,1%

Employee Engagement

Sedang

Tinggi

Page 117: Skripsi Nur Sekha

99

4.3.1.4 Gambaran Spesifik Employee Engagement Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat Ditinjau Dari Aspek

Employee engagement abdi dalem meliputi 3 aspek yaitu: vigor, dedication

dan absorption. Berikut ini diuraikan satu persatu gambaran diskriptif aspek

employee engagement.

1) Vigor

Gambaran employee engagement abdi dalem berdasarkan aspek vigor

dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah Aitem dalam aspek vigor = 10

Skor tertinggi = 10 x 4 = 40

Skor terendah = 10 x 1 = 10

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 40 +10 : 2

= 25

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (40 - 10) : 6

= 5

Gambaran employee engagement abdi dalem ditinjau dari aspek vigor

berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M = 25 dan SD = 5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 25 – 5 = 20

Mean + 1,0 SD = 25 + 5 = 30

Page 118: Skripsi Nur Sekha

100

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Aspek Vigor Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 20 - -

Sedang 20 ≤ X < 30 18 27,7 %

Tinggi 30 ≤ X 47 72,3 %

Jumlah 65 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar abdi dalem memiliki

employee engagement ditinjau dari aspek vigor tergolong pada kategori tinggi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.2 Diagram Aspek Vigor Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat

Mean empirik aspek vigor sebesar 31,8. Mean empirik ini diperoleh dengan

perhitungan sebagai berikut:

Mean empirik = Skor total aspek vigor: Jumlah subjek

= 2068 : 65

= 31,8

Rata-rata skor = Mean empirik : Jumlah aitem

= 31,8 : 10

= 3,18

27,7 %

72,3%

Vigor

Sedang

Tinggi

Page 119: Skripsi Nur Sekha

101

2) Dedication

Gambaran employee engagement abdi dalem berdasarkan aspek dedication

dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah Aitem dalam aspek dedication = 17

Skor tertinggi = 17 x 4 = 68

Skor terendah = 17 x 1 = 17

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 68 +17 : 2

= 42,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (68 - 17) : 6

= 8,5

Gambaran employee engagement abdi dalem ditinjau dari aspek dedication

berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M = 42,5 dan SD = 8,5. Selanjutnya

dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 42,5 – 8,5 = 34

Mean + 1,0 SD = 42,5 + 8,5 = 51

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aspek Dedication Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 34 - -

Sedang 34 ≤ X < 51 20 30,8 %

Tinggi 51 ≤ X 45 69,2 %

Jumlah 65 100 %

Page 120: Skripsi Nur Sekha

102

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar abdi dalem memiliki

employee engagement ditinjau dari aspek dedication tergolong pada kategori

tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.3 Diagram Aspek Dedication Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat

Mean empirik aspek dedication sebesar 54,1. Mean empirik ini diperoleh

dengan perhitungan sebagai berikut:

Mean empiric = Skor total aspek dedication: Jumlah subjek

= 3516 : 65

= 54,1

Rata-rata skor = Mean empirik : Jumlah aitem

= 54,1 : 17

= 3,18

3) Absorption

Gambaran employee engagement abdi dalem berdasarkan aspek absorption

dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah Aitem dalam aspek absorption = 10

Skor tertinggi = 10 x 4 = 40

Skor terendah = 10 x 1 = 10

30,8%

69,2%

Dedication

Sedang

Tinggi

Page 121: Skripsi Nur Sekha

103

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 40 + 10 : 2

= 25

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (40 - 10) : 6

= 5

Gambaran employee engagement abdi dalem ditinjau dari aspek absorption

berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M = 25 dan SD = 5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 25 – 5 = 20

Mean + 1,0 SD = 25 + 5 = 30

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Aspek Absorption Abdi Dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 20 - -

Sedang 20 ≤ X < 30 24 36,9 %

Tinggi 30 ≤ X 41 63,1 %

Jumlah 65 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar abdi dalem memiliki

employee engagement ditinjau dari aspek absorption tergolong pada kategori

tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Page 122: Skripsi Nur Sekha

104

Gambar 4.4 Diagram Aspek Absorption Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat

Mean empirik ini diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Mean empiric = Skor total aspek absorption: Jumlah subjek

= 2037 : 65

= 31,3

Rata-rata skor = Mean empirik : Jumlah aitem

= 31,3 : 10

= 3,13

Adapun hasil analisis deskriptif variabel employee engagement secara lebih

ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Ringkasan Penjelasan Deskriptif Employee Engagement Abdi

Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

No. Aspek Distribusi

Frekuensi f %

Mean

Empirik

Mean

Teoritik

1. Vigor

Rendah - -

31,8 25 Sedang 18 27,7 %

Tinggi 47 72,3 %

2. Dedication

Rendah - -

54,1 42,5 Sedang 20 30,8 %

Tinggi 45 69,2 %

3. Absorption

Rendah - -

31,8 25 Sedang 24 36,9 %

Tinggi 41 63,1 %

36,9%

63,1%

Absorption

Page 123: Skripsi Nur Sekha

105

Berdasarkan penjelasan dari masing-masing aspek employee engagement di

atas, secara lebih jelas dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 4.5 Diagram Ringkasan Tingkat Employee Engagement Abdi Dalem

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Berdasarkan Aspek

4.3.4 Gambaran Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan Perspektif

Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepemimpinan

transformasional yang disusun berdasarkan karakteristik atau aspek yang

membentuknya. Oleh karenanya, gambaran kepemimpinan transformasional

berdasarkan perspektif abdi dalem dalam penelitian ini dapat ditinjau, baik secara

umum maupun spesifik (dari tiap aspek). Gambaran kepemimpinan

transformasional berdasarkan perspektif abdi dalem adalah sebagai berikut:

4.3.2.3 Gambaran Umum Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan

Perspektif Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Distribusi Frekuensi analisis yang digunakan dalam skala kepemimpinan

transformasional ini menggunakan kategorisasi berdasarkan model distribusi

normal. Kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini diukur

menggunakan skala kepemimpinan transformasional yang terdiri dari 47 aitem

27,7% 30,8%36,9%

72,3% 69,2%63,1%

0%

20%

40%

60%

80%

Vigor Dedication Absorption

Sedang Tinggi

Page 124: Skripsi Nur Sekha

106

dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1, sehingga kepemimpinan

transformasional dapat dinyatakan dengan Distribusi Frekuensi sebagai berikut:

Jumlah aitem = 47

Skor tertinggi = 47 x 4 = 188

Skor terendah = 47 x 1 = 47

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= (188 + 47) : 2

= 117,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (188 - 47) : 6

= 23,5

Gambaran secara umum kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan

perspektif abdi dalem dalam perhitungan di atas diperoleh M = 117,5 dan SD =

23,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 117,5 – 23,5 = 94

Mean + 1,0 SD = 117,5 + 23,5 = 141

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi

kepemimpinan transformasional subjek sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Transformasional Sultan

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 94 - -

Sedang 94 ≤ X < 141 22 33,8 %

Tinggi 141 ≤ X 43 66,2 %

Jumlah 65 100 %

Page 125: Skripsi Nur Sekha

107

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar abdi dalem menganggap

bahwa sultan menerapkan kepemimpinan yang cenderung transformatif di

keraton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.6 Diagram Tingkat Kepemimpinan Transformasional

Mean empirik variabel kepemimpinan transformasional sebesar 152,8 yang

diperoleh berdasarkan perhitungan dari SPSS for Windows versi. 17.0.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, mean empirik kepemimpinan

transformasional dengan nilai 152,8 lebih tinggi dibandingkan mean teoritik

dengan nilai 117,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada

kenyataannya menganggap sultan menerapkan kepemimpinan yang lebih

transformatif dibandingkan rata-rata.

4.3.2.4 Gambaran Spesifik Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan

Perspektif Abdi Dalem Ditinjau dari Tiap Aspek

Kepemimpinan transformasional meliputi empat aspek yaitu aspek

idealized influence, aspek inspirational motivation, aspek intellectual stimulation,

dan aspek individualized consideration. Berikut ini diuraikan satu persatu aspek

kepemimpinan transformasional.

33,8 %

66,2 %

Kepemimpinan Transformasional

Sedan

gTinggi

Page 126: Skripsi Nur Sekha

108

1) Idealized Influence

Gambaran kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek idealized influence dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah Aitem dalam aspek idealized influence = 19

Skor tertinggi = 19 x 4 = 76

Skor terendah = 19 x 1 = 19

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= (76 + 19) : 2

= 47,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (76 - 19) : 6

= 9,5

Gambaran kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek idealized influence dalam perhitungan di atas

diperoleh M = 47,5 dan SD = 9,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan

sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 47,5 – 9,5 = 38

Mean + 1,0 SD = 47,5 + 9,5 = 57

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Aspek Idealized Influence

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 38 - -

Sedang 38 ≤ X < 57 13 20 %

Tinggi 57 ≤ X 52 80 %

Jumlah 65 100 %

Page 127: Skripsi Nur Sekha

109

Pada tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sabdi

dalem menganggap bahwa sultan menerapkan kepemimpinan yang cenderung

transformatif jika ditinjau dari aspek idealized influence. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.7 Diagram Prosentase Aspek Idealized influence

Mean empirik aspek idealized influence sebesar 63,5. Mean empirik ini

diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Mean empiric = Skor total aspek idealized influence

= 4125 : 65

= 63,5

Rata-rata skor = Mean empirik : Jumlah aitem

= 63,5 : 19

= 3,34

2) Inspirational Motivation

Gambaran kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek inspirational motivation dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah Aitem dalam aspek inspirational motivation = 9

Skor tertinggi = 9 x 4 = 36

Skor terendah = 9 x 1 = 9

20%

80%

Idealized Influence

Sedang

Tinggi

Page 128: Skripsi Nur Sekha

110

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= (36 + 9) : 2

= 22,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (36 - 9) : 6

= 4,5

Gambaran kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek inspirational motivation dalam perhitungan di atas

diperoleh M = 22,5 dan SD = 4,5. Selanjutnya diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean - 1,0 SD = 22,5 – 4,5 = 18

Mean + 1,0 SD = 22,5 + 4,5 = 27

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Inspirational Motivation

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 18 - -

Sedang 18 ≤ X < 27 22 33,8 %

Tinggi 27 ≤ X 43 66,2 %

Jumlah 65 100 %

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar abdi dalem

menganggap bahwa sultan menerapkan kepemimpinan yang cenderung

transformatif jika ditinjau dari aspek inspirational motivation. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Page 129: Skripsi Nur Sekha

111

Gambar 4.8 Diagaram Prosentase Aspek Inspirational Motivation

Mean empirik aspek inspirational motivation sebesar 28,6. Mean empirik ini

diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Mean empirik = Skor total aspek inspirational motivation : Jumlah subjek

= 1859 : 65

= 28,6

Rata-rata skor = Mean empirik : Jumlah aitem

= 28,6 : 9

= 3,18

3) Intellectual Stimulation

Gambaran kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek intellectual stimulation dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah Aitem dalam aspek intellectual stimulation = 12

Skor tertinggi = 12 x 4 = 48

Skor terendah = 12 x 1 = 12

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= (48 + 12 ) : 2

= 30

33,8%

66,2%

Inspirational Motivation

Sedang

Tinggi

Page 130: Skripsi Nur Sekha

112

Standar Deviasi ` = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (48 - 12) : 6

= 6

Gambaran kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek intellectual stimulation dalam perhitungan di atas

diperoleh M = 30 dan SD = 6. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean - 1,0 SD = 30 – 6 = 24

Mean + 1,0 SD = 30 + 6 = 36

Tabel 4. 10 Distribusi Frekuensi Aspek Intellectual Stimulation

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 24 - -

Sedang 24 ≤ X < 36 18 27,7 %

Tinggi 36 ≤ X 47 72,3 %

Jumlah 65 100 %

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar abdi dalem

menganggap bahwa sultan menerapkan kepemimpinan yang cenderung

transformatif jika ditinjau dari aspek intellectual stimulation. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.9 Diagram Prosentase Aspek Intellectual Stimulation

27,7%

72,3%

Intellectual Stimulation

Sedang

Tinggi

Page 131: Skripsi Nur Sekha

113

Mean empirik aspek intellectual stimulation sebesar 38,4. Mean empirik ini

diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Mean empirik = Skor total aspek intellectual stimulation : Jumlah subjek

= 2495 : 65

= 38,4

Rata-rata skor = Mean empirik : Jumlah aitem

= 38,4 : 12

= 3,2

4) Aspek Individualized Consideration

Gambaran kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek individualized consideration dijelaskan sebagai

berikut:

Jumlah Aitem dalam aspek individualized consideration = 7

Skor tertinggi = 7 x 4 = 28

Skor terendah = 7 x 1 = 7

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= (28 + 7 ) : 2

= 17,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (28 - 7) : 6\

= 3,5

Gambaran Kepemimpinan transformasional sultan berdasarkan perspektif

abdi dalem ditinjau dari aspek individualized consideration dalam perhitungan di

Page 132: Skripsi Nur Sekha

114

atas diperoleh M = 17,5 dan SD = 3,5. Selanjutnya diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean 1,0 SD = 17,5 – 3,5 = 14

Mean + 1,0 SD = 17,5 + 3,5 = 21

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Aspek Individualized Consideration

Distribusi

Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 14 - -

Sedang 14 ≤ X < 21 15 23,1 %

Tinggi 21 ≤ X 50 76,9 %

Jumlah 65 100 %

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar abdi dalem

menganggap bahwa sultan menerapkan kepemimpinan yang cenderung

transformatif jika ditinjau dari aspek individualized consideration. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.10 Diagram Prosentase Aspek Individualized Consideration

Mean empirik aspek individualized consideration sebesar 22,3. Mean

empirik ini diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Mean empirik = Skor total aspek individualized consideration : Jumlah subjek

= 1451 : 65

= 22,3

23,1%

76,9%

Individualized Consideration

Sedang

Tinggi

Page 133: Skripsi Nur Sekha

115

Rata-rata skor = Mean empirik : Jumlah aitem

= 22,3 : 7

= 3,19

Adapun hasil analisis deskriptif variabel kepemimpinan transformasional

secara lebih ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12 Ringkasan Penjelasan Deskriptif Kepemimpinan

Transformasional Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem

No. Aspek Distribusi

Frekuensi f %

Mean

Empirik

Mean

Teoritik

1. Idealized

Influence

Rendah - -

63,5 47,5 Sedang 13 20 %

Tinggi 52 80 %

2. Inspirational

Motivation

Rendah - -

28,6 22,5 Sedang 22 33,8 %

Tinggi 43 66,2 %

3. Intellectual

Stimulation

Rendah - -

38,4 30 Sedang 18 27,7 %

Tinggi 47 72,3 %

4. Individualized

Consideration

Rendah - -

22,3 17,5 Sedang 15 23,1 %

Tinggi 50 76,9 %

Berdasarkan penjelasan dari masing-masing aspek kepemimpinan

transformasional di atas, secara lebih lanjut dapat dilihat dalam diagram sebagai

berikut:

Page 134: Skripsi Nur Sekha

116

Gambar 4.11 Diagram Ringkasan Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem

Setelah melakukan penghitungan mean empirik sebagaimana dijabarkan

diatas, maka secara jelas dapat dilihat perbedaan antara mean empirik employee

engagement dengan kepemimpinan transformasional yang cukup tidak berimbang

antara aspek satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan jumlah aitem dalam

setiap aspeknya berbeda-beda. Oleh karena tidak proposionalnya jumlah aitem

dalam tiap aspek yang menyebabkan perbedaan mean empirik yang signifikan

antara aspek satu dengan yang lainnya, perlu dilakukan penghitungan rata-rata

skor dengan memperhatikan jumlah aitem pada masing-masing aspek untuk

mengetahui gambaran employee engagement dan kepemimpinan transformasional

secara lebih jelas dan bermakna. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat dalam

tabel sebagai berikut:

20%

33,8%27,7%

23,1%

80%

66,2%72,3%

76,9%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

Idealized

Influence

Inspirational

Motivation

Intellectual

Stimulation

Individualized

Consideration

Sedang Tinggi

Page 135: Skripsi Nur Sekha

117

Tabel 4.13 Ringkasan Skor Employee Engagement Abdi Dalem

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

No. Aspek Total

Skor

Jumlah

Aitem

Jumlah

Subjek

Rata-rata

Skor/

Aspek

Rata-rata

Skor/

Aitem

1. Vigor

2068 10 65 206,80 3,18

2. Dedication

3516 17 65 206,82 3,18

3. Absorption

2037 10 65 203,70 3,13

Tabel 4.14 Ringkasan Skor Kepemimpinan Transformasional di Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat

No. Aspek Total

Skor

Jumlah

Aitem

Jumlah

Subjek

Rata-rata

Skor/

Aspek

Rata-rata

Skor/

Aitem

1. Idealized

Influence 4125 19 65 217,10 3,34

2. Inspirational

Motivation 1859 9 65 206,56 3,18

3. Intellectual

Stimulation 2495 12 65 207,92 3,20

4. Individualized

Consideration 1451 7 65 207,28 3,19

Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing aspek memiliki

skor rata-rata yang tidak jauh berbeda antara aspek satu dengan yang lainnya, baik

pada employee engagement atau kepemimpinan tarnsformasional tidak ada aspek

yang sangat menonjol. Hanya aspek idealized influence yang memiliki skor

tertinggi diantara aspek-aspek lainnya yang cenderung memiliki skor rata-rata

yang hampir sama. Sedangkan aspek absorption adalah aspek yang memiliki skor

rata-rata terendah dibandingkan aspek yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 136: Skripsi Nur Sekha

118

tidak ada perbedaan yang signifikan antara aspek-aspek dalam employee

engagement abdi dalem dan kepemimpinan transformasional di Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sedangkan berdasarkan skor masing-masing aitem untuk aspek-aspek

employee engagement dan kepemimpinan transformasional juga tidak terdapat

perbedaan yang signifikan. Rata-rata skor pada masing-masing aitem berkisar

antara 3,13-3,34 atau dengan kata lain rata-rata skor aitem adalah 3. Dikarenakan

skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1-4, maka skor 3 termasuk dalam

kategori tinggi atau di atas rata-rata atau di atas 2,5. Secara lebih jelas dapat

dilihat dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 4.12 Diagram Ringkasan Rata-rata Skor Aitem

4.10 Hasil Penelitian

Pengujian data yang terlebih dahulu dilakukan sebelum uji hipotesis adalah

uji asumsi yaitu untuk mengetahui apakah dua variabel yaitu employee

engagement dan kepemimpinan transformasional memiliki data yang normal dan

hubungan antar variabel bersifat linear. Berikut adalah hasil uji asumsi:

Idealized

Influence

3,34

Vigor

3,18

Inspirational

Motivation

3,18

Dedication

3,18

Intellectual

Stimulation

3,2

Absorption

3,13

Individualized

Consideration

3,19

33.05

3.13.15

3.23.25

3.33.35

3.4

Kepemimpinan Transformasional Employee Engagement

Page 137: Skripsi Nur Sekha

119

4.4.3 Uji Asumsi

4.4.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengadakan pengujian terhadap normal

tidaknya sebaran data yang dianalisis. Uji normalitas terhadap data yang diperoleh

dilakukan sebelum analisis data, yaitu untuk memenuhi asumsi dasar analisis

korelasi Product Moment dari Pearson. Uji normalitas data dilakukan untuk

membuktikan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-

Smirnov Z dan dibantu dengan menggunakan SPSS for Windows versi. 17.0.

Tabel 4.15 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kepemimpinan

Transformasional

Employee

Engagement

N 65 65

Normal Parametersa,,b Mean 152.7692 117.2462

Std. Deviation 15.30193 11.62571

Most Extreme

Differences

Absolute .136 .150

Positive .136 .150

Negative -.081 -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 1.100 1.211

Asymp. Sig. (2-tailed) .178 .106

a. Test Distribution is Normal

b. Calculated from data

Cara mengetahui normal atau tidaknya sebaran adalah jika p > 0,01 maka

sebarannya dikatakan normal dan jika p < 0,01 maka sebarannya dinyatakan tidak

normal. Uji normalitas untuk skala kepemimpinan transformasional, diperoleh

koefisien K-S-Z sebesar 1,100 dengan signifikansi sebesar 0,178 (p > 0,01). Hasil

Page 138: Skripsi Nur Sekha

120

tersebut menunjukkan sebaran data berdistribusi normal. Uji normalitas untuk

skala employee engagement, diperoleh K-S-Z sebesar 1,211 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,106 (p > 0,01). Hasil tersebut menunjukkan sebaran data

berdistribusi normal.

4.4.1.4 Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel X dan Y

membentuk garis linier ataukah tidak. Pengujian linieritas tersebut menggunakan

program SPSS for Windows versi. 17.0. Kaidah yang digunakan untuk

mengetahui linier atau tidaknya sebaran adalah jika p < 0,05 maka sebaran

dinyatakan linier dan jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak linier.

Hasil perhitungan diperoleh F sebesar 769.304 dengan p = 0,000. Dikarenakan

nilai p < 0,01 maka pola hubungan antara variabel kepemimpinan

transformasional dan employee engagement adalah linier. Hasil uji linieritas

secara jelas disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.16 Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Employee engagement * Kepemimpinan transformasional

Between Groups

Within Groups Total

(Combined) Linearity

Deviation from

Linearity

Sum of Squares 8438.562 5248.640 3189.921 211.500 8650.062

df 33 1 32 31 64

Mean Square 255.714 5248.640 99.685 6.823

F 37.481 769.304 14.611

Sig. .000 .000 .000

4.4.4 Hasil Uji Hipotesis

Page 139: Skripsi Nur Sekha

121

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi

Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS for Windows versi 17.0 untuk

menguji hubungan antara variabel X, yaitu variabel employee engagement dengan

variabel Y, yaitu variabel kepemimpinan transformasional. Taraf signifikansi

yang digunakan sebesar 1% (0,01). Adapun hasil perhitungannya secara jelas

tergambar dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi Variabel Employee Engagement dan

Kepemimpinan transformasional

Correlations

Kepemimpinan

transformasional

Employee

engagement

Kepemimpinan

Transformasional

Pearson

Correlation 1 .779**

Sig. (2-tailed) .000

N 65 65

Employee Engagement Pearson

Correlation .779** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 65 65

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan analisis korelasi diperoleh nilai r = 0,779 dengan nilai

signifikansi atau p = 0,000 atau nilai signifikansi yang kurang dari 0,01

menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara variabel X dan Y (Arikunto,

2006:276). Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara

variabel X dan Y yang tergolong cukup atau sedang. Berdasarkan hasil

perhitungan korelasi tersebut, hipotesis kerja yang diajukan yaitu “ada hubungan

antara kepemimpinan transformasional berdasarkan perspektif abdi dalem dengan

employee engagement abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat” diterima

atau menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y.

Page 140: Skripsi Nur Sekha

122

Nilai koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan lurus atau hubungan

positif, yaitu kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel lain,

sedangkan penurunan suatu variabel akan menyebabkan penurunan variabel yang

lain. Dengan kata lain, ketika kepemimpinan yang diterapkan sultan transformatif,

maka employee engagement pada abdi dalem juga meningkat.

4.11 Pembahasan

Pembahasan yang akan dipaparkan peneliti dalam hal ini berisi dua bagian

yaitu pembahasan mengenai hasil analisis deskriptif masing-masing variabel dan

hasil analisis inferensial yang menjelaskan hubungan antar kedua variabel.

Pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:

4.5.4 Employee Engagement Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat

Employee engagement adalah suatu kondisi psikologis dimana seseorang

memiliki hubungan yang positif dengan pekerjaannya (yang digambarkan dalam

bentuk antusiasme, energi, keinginan yang kuat, dan kekuatan) yang memotivasi

seseorang untuk mendayagunakan seluruh usaha dan kekuatan demi tercapainya

tujuan dan kesuksesan organisasi (Albrecht, 2010:4). Seseorang dengan employee

engagement yang tinggi akan memiliki hubungan dan keterlibatan yang erat

secara fisik, kognitif dan emosional dengan perannya dalam sebuah pekerjaan.

Employee engagement dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala

employee engagement, dimana semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkuan

semakin tinggi employee engagement yang dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin

Page 141: Skripsi Nur Sekha

123

rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah pula employee

engagement yang dimiliki oleh subjek.

Secara umum dapat dilihat bahwa employee engagement abdi dalem Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat dalam penelitian ini tergolong pada kategori tinggi,

yaitu sebesar 63,1% subjek, sedangkan subjek yang masuk dalam kategori sedang

sebesar 36,9% dan tidak ada satu subjekpun masuk dalam kategori rendah. Mean

teoretik employee engagement dalam penelitian ini adalah sebesar 92,5 dan mean

empirik sebesar 117,25. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar

abdi dalem memiliki komitmen, loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap

keraton dan sultan sebagai pemimpin yang tidak terpisahkan kedudukan, peran

dan fungsinya dari keberadaan keraton itu sendiri. Selain itu juga

mengindikasikan wujud kesetiakawanan terhadap abdi dalem lain di lingkungan

keraton sebagai pihak yang sama-sama berkerja dan mengabdi bagi kejayaan dan

kelestarian keraton. Hal tersebut dapat terlihat dari kesetiaan abdi dalem yang

tetap bertahan mengabdi di keraton hingga bertahun-tahun dengan ikhlas meski

dengan gaji yang kecil atau bahkan tidak mendapatkan imbalan apa-apa, kecuali

keberkahan, ketenteraman, kepuasan batin dan ketenangan dalam menjalani hidup

sebagai hamba Tuhan dan makhluk yang senantiasa berhubungan dengan sesama

manusia lain di dunia.

Pengukuran employee engagement dalam penelitian ini didasarkan pada tiga

aspek yang dikemukakan oleh Schaufeli (dalam Albrecht, 2009:111), yaitu vigor,

dedication dan absorption. Dari ketiga aspek tersebut, aspek vigor dan dedication

memiliki rata-rata skor yang sama, kemudian aspek dan absorption memiliki nilai

Page 142: Skripsi Nur Sekha

124

rata-rata skor yang paling rendah dari keduanya, meskipun pebedaannya tidak

jauh berbeda dan menonjol.

Aspek vigor dan dedication merupakan aspek yang memiliki rata-rata skor

yang sama besar, yaitu 3.18 per aitemnya dengan prosentase penyebaran subjek

untuk aspek vigor sebesar 72,3% subjek termasuk dalam kategori tinggi dan

27,7% subjek termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menujukkan bahwa abdi

dalem energi dan ketahanan mental dalam menjalankan pekerjaan, tugas,

tanggungjawab dan kewajibannya di keraton serta keinginan yang kuat untuk

dapat melakukan usaha secara maksimal. Energi ini merujuk pada fase dimana

abdi dalem merasa tidak mudah menyerah, rajin dan tangguh dalam mencurahkan

tenaganya, sehingga dapat bertahan mengabdikan diri di keraton selama bertahun-

tahun dan tidak akan berhenti sampai kondisi fisik benar-benar sudah tidak

memungkinkan lagi bagi mereka untuk bekerja atau dengan kata lain sampai akhir

hayat.

Selain itu, aspek dedication memiliki prosentase penyebaran subjek sebesar

69,2% subjek termasuk dalam kategori tinggi dan 30,8% subjek termasuk dalam

kategori sedang. Abdi dalem dengan dedikasi yang tinggi merasakan adanya

kebermaknaan, antusiasme, kesenangan, kebanggaan dan tantangan yang

dirasakan abdi dalem dalam menghadapi pekerjaan, tugas, tanggungjawab dan

kewajibannya di keraton. Dimensi ini menunjukkan adanya ikatan emosional yang

terjalin antara abdi dalem dan keraton lengkap dengan tradisi dan budayanya serta

sultan sebagai pemimipin terpilih yang diberikan wewenang dan kepercayaan

untuk memimipin keraton demi tercapainya visi dan misi keraton dalam

Page 143: Skripsi Nur Sekha

125

melestarikan budaya. Dalam hal ini, abdi dalem merasakan kesenangan, semangat

dan kebanggaan tersendiri dapat mengabdikan di keraton tanpa adanya beban.

Aspek absorption memiliki rata-rata skor terendah diantara kedua aspek

diatas, yaitu sebesar 3,13 per aitemnya dengan prosentase penyebaran subjek

sebesar 63,1% subjek termasuk dalam kategori tinggi dan 36,9% subjek termasuk

dalam kategori sedang. Abdi dalem dengan tingkat absorption yang tinggi

memiliki konsentrasi penuh terhadap suatu pekerjaan, sehingga dapat keluar dan

mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui ketika menjalankan pekerjaannya di

keraton dan menganggap bahwa kepentingan keraton lebih pantas didahulukan

dibanding dengan kepentingan pribadinya. Aspek ini memiliki rata-rata skor

terendah dikarenakan sebagian abdi dalem hidup di lingkungan masyarakat yang

jauh lebih membutuhkan peran dan tenaganya dibandingkan dengan di keraton.

Selain itu, abdi dalem memiliki kehidupan sendiri dengan berbagai permasalahan

dan kebutuhannya masing-masing, dimana sebagian abdi dalem masih memiliki

tanggungan untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya secara material dan

finansial.

Employee engagement yang tinggi menurut Thomas (2009:47-50) dapat

dipengaruhi oleh motivasi yang dimiliki seseorang untuk menjalankan

pekerjaannya. Motivasi intinsik abdi dalem dalam bekerja yang kemudian

berpengaruh terhadap employee engagement dapat muncul karena adanya

pemberian rewards dan punishment oleh sultan sendiri atau melalui kebijakan dan

aturan yang diterapkan di keraton. Rewards dalam hal ini dapat berupa

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan abdi dalem, terutama kebutuhan psikologis.

Page 144: Skripsi Nur Sekha

126

Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain adalah: (1) kebermaknaan (a sense of

meaningfulness), yaitu kesempatan bagi abdi dalem untuk menggunakan waktu

dan energinya demi pengabdian yang bermanfaat dan bermakna bagi dirinya

sendiri, keluarganya, masyarakat Yogyakarta pada umumnya, sultan dan keraton,

terutaman bagi pelestarian budaya kekeratonan, (2) pilihan (a sense of choice),

yaitu kondisi dimana abdi dalem merasa diberikan kesempatan untuk menentukan

aktivitas yang sesuai dan tepat dengan dirinya berdasarkan pendapat dan

pemahaman pribadinya. Keraton membebaskan abdi dalem untuk memilih

pekerjaan atau tepas yang sesuai dengan keterampilan dan keinginannya serta

tidak melarang abdi dalem untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan lain di luar

keraton selama itu tidak mengganggu tugas, tanggungjawab dan kewajibannya di

keraton, (3) kemampuan (a sense of competence), yaitu tugas dan pekerjaan abdi

dalem yang diperoleh dari keraton mampu dikerjakan dengan segenap

kemampuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan terakhir adalah (4)

kemajuan (a sense of progress), yaitu prestasi yang dirasakan abdi dalem ketika

mampu mencapai tujuannya. Abdi dalem merasa bahwa pekerjaan dan

pengabdian yang dilakukan dapat membuatnya lebih maju, berkembang dan

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga orang lain.

Selain itu, faktor motivasi ekstrinsik yaitu kondisi yang berada di luar

pekerjaan yang mendorong abdi dalem untuk melakukan suatu perbuatan atau

pekerjaan sebagaimana yang diungkapkan oleh Nawawi dan Hadari (2004:51-52)

juga bisa berpengaruh. Motivasi ekstrinsik ini dapat berupa, (1) pemberian hadiah

jika abdi dalem berprestasi dan dapat membanggakan nama keraton di mata

Page 145: Skripsi Nur Sekha

127

masyarakat umum. Hadiah ini biasanya berupa kenaikan pangkat atau pemberian

gelar, (2) pujian atau penghargaan kepada abdi dalem dapat diberikan oleh siapa

saja, termasuk sultan, konco (rekan) abdi dalem yang lain dan masyarakat secara

luas, (3) paksaan (sanksi atau hukuman) yang diberlakukan di keraton, seperti

mencabut keanggotaan sebagai abdi dalem jika abdi dalem berperilaku asusila dan

melanggar undang-undang, membuat abdi dalem merasa memiliki tanggungjawab

untuk menjaga nama baik dirinya dan keraton pada umumnya, serta (4) situasi

kerja yang menyenangkan di lingkungan keraton membuat abdi dalem merasa

bersemangat, nyaman dan tidak terbebani dalam bekerja.

4.5.5 Kepemimpinan Transformasional di Keraton Ngayogyakarta

Hadingingrat Berdasarkan Perspektif Abdi Dalem

Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah gaya kepemimpinan

yang mengubah orang lain yang dipimpinnya dengan memperhatikan aspek-aspek

emosi, nilai, etika, norma dan tujuan jangka panjang, termasuk di dalamnya

mengetahui motif, memenuhi kebutuhan, dan memperlakukan orang yang

dipimpin sebagaimana layaknya manusia seutuhnya (Northouse, 2003:169).

Selain itu, kepemimpinan trasformasional merupakan bentuk kepemimpinan

dimana pemimpinnya memberikan motivasi kepada orang lain melebihi dari apa

yang diharapkan, selalu berpikir bahwa segalanya mungkin, berusaha mencapai

tantangan yang di hadapi dan selalu menunjukkan performansi maksimal. Selain

itu, pemimpin transformasional cenderung memilki komitmen yang kuat untuk

memuaskan bawahannya dengan memberikan wewenang, perhatian terhadap

kebutuhan individu secara personal, dan membantu mengembangkan potensi

bawahannyanya (Bass dan Riggio, 2006:4).

Page 146: Skripsi Nur Sekha

128

Kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala kepemimpinan transformasional, dimana semakin tinggi skor

yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin transformatif kepemimpinan yang

diterapkan sultan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan perspektif

abdi dalem. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan

semakin kurang transformatif kepemimpinan yang diterapkan sultan di Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan perspektif abdi dalem.

Secara umum dapat dilihat bahwa abdi dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat menganggap bahwa kepemimpinan yang diterapkan oleh sultan

tergolong transformatif, yaitu 66,2% subjek mengkategorikan transformatif dan

33,8% subjek mengkategorikan cukup transformatif. Mean teoritik kepemimpinan

transformasional dalam penelitian ini adalah sebesar 117,5 dan mean empirik

sebesar 152,8. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar abdi dalem

menganggap sultan adalah pemimpin transformatif yang dapat dijadikan teladan,

memiliki budi pekerti yang luhur dan mengutamakan dorongan kepada semua

unsur yang ada di keraton untuk bekerja atas dasar nilai yang luhur sehingga dapat

mengubah potensi yang dimiliki abdi dalem menjadi energi nyata untuk

meningkatkan mutu keraton dalam mencapai tujuannya, yaitu melestarikan

budaya.

Pengukuran kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini didasarkan

pada empat komponen yang dikemukakan oleh Bass dan Riggio (2006:5), yaitu;

idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation dan

individualized consideration. Dari keempat aspek tersebut, aspek idealized

Page 147: Skripsi Nur Sekha

129

influence adalah aspek yang tertinggi, kemudian secara urut diikuti oleh aspek

intellectual stimulation, individualized consideration dan yang terendah adalah

aspek inspirational motivation.

Aspek idealized influence merupakan aspek tertinggi yang memiliki rata-

rata skor sebesar 3,34 per aitemnya dengan prosentase penyebaran subjek sebesar

80% subjek mengkategorikan transformatif dan 20% subjek mengkategorikan

cukup transformatif. Berdasarkan hasil ini, diketahui bahwa abdi dalem

menganggap sultan memiliki kharisma sebagai seorang pemimpin yang patut

menjadi teladan yang kuat bagi abdi dalem keraton dan masyarakat Yogyakarta

pada umumnya. Sifat kharismatik sultan mampu mempengaruhi abdi dalem,

sehingga menimbulkan rasa hormat, segan dan kepatuhan yang tinggi terhadap

sultan sebagai orang terpilih yang diberikan wewenang dan kepercayaan, baik

secara adat maupun personal untuk memimpin keraton. Aspek ini memiliki rata-

rata skor tertinggi dapat disebabkan karena secara konseptual, sultan adalah

pemimpin yang terbentuk berdasarkan adat dan tradisi yang kental dengan nuansa

keteladanan, penghormatan, kepercayaan dan nilai spiritualitas yang tinggi. Baron

dan Byrne (2005:256) bahkan secara tegas menyebutkan bahwa pemimpin

transformasional adalah pemimpin yang kharismatik. Dengan kata lain, secara

tidak langsung seorang pemimpin dapat dikatakan transformatif jika mampu

menunjukkan pengaruh idealnya pada orang-orang yang dipimpinnya. Dalam hal

ini, sultan adalah sosok ideal bagi abdi dalem untuk dijadikan teladan, terutama

menyangkut pengabdian dan usaha yang dilakukan sultan dalam melestarikan

budaya dan menjaga kokohnya adat dan tradisi keraton.

Page 148: Skripsi Nur Sekha

130

Aspek yang kedua adalah intellectual stimulation yang memiliki rata-rata

skor sebesar 3,2 per aitemnya dengan prosentase penyebaran subjek sebesar

66,2% subjek mengkategorikan transformatif dan 33,8% subjek mengkategorikan

cukup transformatif. Berdasarkan hasil ini, abdi dalem menganggap bahwa sultan

merupakan gambaran pemimpin yang mampu menstimulasi dan memotivasi abdi

dalem untuk belajar menjadi lebih kreatif, inovatif dan senantiasa belajar dari hal-

hal baru, sehingga mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan

mereka dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi di keraton. Selain itu, sultan

juga mendorong abdi dalem untuk bersikap terbuka atas kritik dan saran yang

dilontarkan oleh orang lain. hal ini ditunjukkan dengan kebijakan yang diterapkan

di keraton, dimana abdi dalem juga memiliki andil dalam setiap pengembilan

keputusan yang terkait dengan kekeratonan yang disalurkan melalui musyawarah

atau diskusi antara sultan dan pengageng pada masing-masing tepas dan

kawedanan.

Aspek ketiga adalah individualized consideration yang memiliki rata-rata

skor sebesar 3,19 per atiemnya dengan prosentase penyebaran subjek sebesar

76,9% subjek mengkategorikan transformatif dan 23,1% subjek mengkategorikan

cukup transformatif. Berdasarkan hasil ini, abdi dalem menganggap sultan mampu

memberikan gambaran sebagai pemimpin yang mendukung kesejahteraan dan

kenyamanan abdi dalem dengan cara mendengarkan dan memperhatikan setiap

kebutuhan abdi dalem dengan penuh rasa peduli. Sultan melalui kebijakannya

mendorong abdi dalem untuk dapat mengaktualisasikan diri secara optimal

dengan cara pendelegasian atau pemberian wewenang terhadap tugas dan

Page 149: Skripsi Nur Sekha

131

tanggungjawabnya masing-masing. Dalam hal ini, abdi dalem merasa bebas untuk

menentukan kemana dan apa yang akan dikerjakannya di keraton tanpa adanya

paksaan dari pihak manapun termasuk sultan selama itu tidak bertentangan

dengan adat istiadat, tradisi, norma dan nilai luhur yang diterapkan di keraton.

Selain itu, dalam kebijakan dan peraturan keraton tidak dibatasi siapa yang boleh

mencalonkan diri dan menjadi abdi dalem. Semua orang berhak dan layak

menjadi abdi dalem selama dapat memenuhi syarat yang diajukan.

Terakhir adalah aspek inspirational motivation yang memiliki rata-rata skor

sebesar 3,18 per aitemnya dengan prosentase penyebaran subjek sebesar 72,3%

subjek mengkategorikan transformatif dan 27,7% subjek mengkategorikan cukup

transformatif. Berdasarkan hasil ini, diketahui bahwa abdi dalem menganggap

sultan sebagai gambaran seorang pemimpin yang mampu membangkitkan

semangat, motivasi dan harapan abdi dalem. Sultan merupakan sumber motivasi

bagi abdi dalem untuk dapat mengembangkan komitmen dalam pencapaian visi

dan misi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Aspek ini merupakan aspek

terendah dapat disebabkan karena sultan tidak bisa turun secara langsung untuk

memberikan dorongan dan arahan kepada abdi dalem, tetapi hanya melalui

peraturan dan kebijakan yang diterapkan di keraton serta arahan dan motivasi

yang disalurkan melalui pengageng pada kawedanan dan tepas masing-masing.

4.5.6 Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan

Perspektif Abdi Dalem dengan Employee Engagement Abdi Dalem

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Employee engagement pada abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

adalah kondisi dimana abdi dalem memiliki kesetiaan dan dedikasi yang tinggi

Page 150: Skripsi Nur Sekha

132

terhadap keraton, sehingga abdi dalem bersedia mencurahkan segenap tenaga dan

pikirannya untuk mengabdi kepada keraton dan sultan sebagai pemimpin terpilih

yang diberikan wewenang dan kepercayaan untuk mengatur keraton dan segala

komponen yang ada di dalamnya demi terciptanya tujuan keraton, yaitu

melestarikan budaya. Menurut Marciano (2010:42) pekerja yang memiliki

engagement terhadap organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja memiliki

beberapa karakteristik, yaitu: memiliki ide atau gagasan yang baru dalam bekerja,

memiliki keinginan atau antusiasme yang besar dalam menjalankan pekerjaannya,

dapat mengambil inisiatif, selalu aktif dalam mengembangkan diri, orang lain, dan

pekerjaannya, dapat mencapai atau bahkan melebihi tujuan yang diharapkan,

merasa penasaran dan memiliki ketertarikan yang besar; seperti bertanya,

mendukung anggota-anggota lain dalam tim, selalu berpikir optimis dan positif;

dengan tersenyum, dapat mengatasi rintangan dan tetap fokus terhadap tugas;

tangguh dan memiliki komitmen terhadap organisasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Nowack dari Envisia Learning (2010) yang

mengahasilkan kesimpulan bahwa karyawan yang menilai kepemimpinan dalam

organisasinya cukup efektif, yaitu karyawan yang lebih engaged, puas terhadap

pekerjaanya dan tidak merasa stres, lebih mempertimbangkan terlebih dahulu

untuk keluar dari organisasi sebelum 12 bulan daripada karyawan yang menilai

kepemimpinan dalam organisasinya berjalan dengan tidak efektif sama sekali.

Hasil penelitian yang dilakukan pada abdi dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

kepemimpinan transformasional dengan employee engagement. Hal ini dilihat dari

Page 151: Skripsi Nur Sekha

133

hasil koefisien korelasi r sebesar 0,779 dengan p = 0,01. Hasil ini menunjukkan

bahwa hipotesis kerja yang diajukan yaitu “ada hubungan positif antara employee

engagement abdi dalem dengan kepemimpinan transformasional berdasarkan

perspektif abdi dalem di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat”, diterima.

Hubungan positif berarti kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan

variabel yang lain atau semakin transformatif kepemimpinan yang diterapkan oleh

sultan di keraton, maka tingkat employee engagement pada abdi dalem akan

semakin meningkat. Sebaliknya, semakin kurang transformatif kepemimpinan

yang diterapkan sultan di keraton, maka semakin rendah tingkat employee

engagement abdi dalem. Hubungan positif tersebut juga diperlihatkan melalui

rata-rata skor untuk masing-masing aspek pada setiap variabel, baik employee

engagement maupun kepemimpinan transformasional yang bergerak sejajar, yaitu

berkisar antara 3,13 – 3,34. Rata-rata skor antara satu aspek dengan aspek lain

yang tidak jauh berbeda mengindikasikan bahwa setiap variabel memiliki potensi

kenaikan nilai skor yang sama besar, dimana ketika skor variabel satu meningkat

maka skor pada variabel lainnya juga meningkat.

Employee engagement atau yang berupa hubungan erat secara fisik, kognitif

dan emosional dengan peran dan pekerjaannya di keraton menjadikan abdi dalem

memiliki komitmen dan kesetiaan terhadap keraton itu sendiri, sehingga abdi

dalem dapat menentukan bagaimana harus berperilaku dan seberapa lama akan

bertahan untuk mengabdikan diri di keraton. Sultan sebagai pemimpin dan juga

bagian yang tidak terpisahkan dari keraton memiliki andil yang cukup besar untuk

menentukan dan mengarahkan bagaimana abdi dalem harus bersikap dan

Page 152: Skripsi Nur Sekha

134

berperilaku. Selama apa yang dikatakan dan diperintahkan sultan tidak

bertentangan dengan nilai luhur budaya dan kemanusiaan, abdi dalem akan tetap

dengan suka rela dan ikhlas mengikuti dan menjalankan pengabdiannya tanpa

merasa terbebani.

Strategi yang dilakukan oleh keraton untuk menanamkan dan meningkatkan

employee engagement pada pekerja, dalam hal ini adalah abdi dalem dilakukan

dengan cara antara lain mengembangkan dan menerapkan proses seleksi dan

promosi bakat, mengembangkan dan melaksanakan stategi perencanaan yang

berkualitas, dan menerapkan proses kepemimpinan secara lebih luas sebagaimana

yang dijelaskan oleh Shaufeli dan Salanova (dalam Albrecht, 2010:13). Strategi

dan kebijakan tersebut telah dilakukan oleh keraton dimana sebelum menjadi abdi

dalem seseorang diharuskan untuk (a) mengikuti penyeleksian dengan

menyerahkan syarat-syarat untuk menjadi abdi dalem, (b) setelah diterima segala

prasyaratnya, abdi dalem dibebaskan untuk memilih tepas atau bidang apa yang

diingininya, kemudian (c) penerapan pola kepemimpinan yang berpihak pada

kesejahteraan dan kebutuhan abdi dalem, bukan kepemimpinan yang mengekang

dan penuh dengan paksaan sebagaimana yang diterapkan oleh sultan.

Employee engagement abdi dalem yang tinggi juga dipengaruhi oleh

beberapa kebijakan dan aturan yang diterapkan, yaitu; (a) dalam menjalankan

tugasnya, abdi dalem tidak bekerja sendiri melainkan bekerja secara tim atau

bersama-sama yang kesemuanya terbagi dalam tepas-tepas atau kantor-kantor

yang sesuai dengan bidangnya. Antar tepas dan abdi dalem saling terkait dan

bantu-membantu untuk menyelesaikan tugas masing-masing, (b) menerapkan

Page 153: Skripsi Nur Sekha

135

kepemimpinan transformatif yang tidak mengekang, bebas namun tetap

bertanggungjawab, misalkan saja abdi dalem dibebaskan untuk menjalankan

kegiatan atau pekerjaan lain di luar keraton selama itu tidak bertentangan dengan

keraton dan menganggu pelaksanaan tugasnya di keraton, (c) melestarikan budaya

keraton yang menjunjung tinggi keluhuran budi dan saling asah, asih, asuh antar

abdi dalem satu dengan yang lainnya atau antar abdi dalem dengan pengageng

(atasan)nya, (d) memberikan kejelasan tentang jenjang kepangkatan dan prasyarat

yang harus dipenuhi serta menerapkan aturan yang sesuai dengan nilai, norma,

aturan dan syarat kepangkatan.

Hewitt Associates (dalam Vance, 2006:3) menyatakan bahwa pekerja yang

engaged memiliki karakter 3S, yaitu Stay, Say dan Strive. (1) Stay berarti pekerja

memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi bagian dari organisasi dan tetap

bertahan dalam organisasi tersebut. Abdi dalem yang memiliki karakter stay akan

bertahan sebagai abdi dalem hingga akhir hayat. Hal ini ditunjukkan dengan

banyaknya atau bahkan sebagian besar abdi dalem berada pada usia lanjut yang

harusnya sudah beristirahat di rumah namun tetap bertahan untuk mengabdikan

diri di keraton. (2) Say yaitu menganjurkan kepada organisasi dengan menunjuk

pekerja dan pelanggan yang potensial, yaitu yang memiliki sikap positif terhadap

rekan kerja dan juga selalu memberikan kritik yang membangun. Hal ini

ditunjukkan abdi dalem dengan memberlakuakn sistem seleksi, pembekalan dan

pelatihan kepada abdi dalem sebelum benar-benar menjadi abdi dalem melaui

sitem magang (sowan bekti). Selain itu, abdi dalem yang loyal akan

menganjurkan, bahkan beberapa abdi dalem mengharuskan keturunannya utuk

Page 154: Skripsi Nur Sekha

136

meneruskan pengabdiaannya di keraton sebagai abdi dalem dengan tujuan agar

nantinya budaya keraton akan tetap lestari. (3) Strive yaitu menggunakan segenap

usaha dan perilaku yang mampu menunjang keberhasilan atau kesuksesan

organisasi. Abdi dalem dengan segenap kemampuan dan tenaganya berjuang dan

mengabdi di keraton demi terciptanya visi dan misi keraton serta mendedikasikan

diri untuk membantu dan mengabdi kepada sultan sebagai pemimpin yang terpilih

dan bagian yang tidak terpisahkan dari keraton.

4.12 Keterbatasan Penelitian

Hal-hal yang dapat mengganggu validitas konstruk dari sebuah instrumen

penelitian sekaligus menjadi kekurangan dalam instrumen penelitian dapat

disebabkan oleh:

1) Adanya kemungkinan subyek sedang tidak berminat atau dalam kondisi tidak

siap untuk mengisi skala sehingga kurang berkonsentrasi saat mengisi skala.

2) Tingkat pendidikan dan usia abdi dalem yang sudah lanjut menyebabkan

beberapa abdi dalem kesulitan memahami isi skala, sehingga peneliti harus

membacakan dan menjelaskannya terlebih dahulu sebelum diisi.

3) Peneliti mengalami kesulitan saat pengumpulan data. Sistem birokrasi atau

protokoler di keraton dan sibuknya kegiatan abdi dalem membuat peneliti

mengalami kesulitan untuk menemui beberapa subjek sehingga harus diundur

beberapa hari ke depannya. Sewaktu penelitian berlangsung ada beberapa

subyek yang pada saat itu tidak berhasil ditemui oleh peneliti sehingga skala

Page 155: Skripsi Nur Sekha

137

penelitian harus ditinggalkan atau dititipkan pada abdi dalem lain dalam satu

tepas dan diambil pada hari berikutnya.

4) Adanya social desirability (kecenderungan untuk memilih jawaban yang

dianggap baik) yang mungkin melekat pada aitem instrumen, sehingga dapat

mempengaruhi subjek dalam memberikan jawaban pada skala. Subjek

mungkin saja memilih jawaban yang cenderung dirasa baik secara sosial.

5) Tidak proposionalnya pembagian aitem pada masing-masing aspek

menyebabkan mean empirik tidak dapat dijadikan patokan untuk menentukan

aspek mana yang paling tinggi dan berpengaruh.

Kelemahan-kelemahan pada penelitian ini nantinya diharapkan dapat dijadikan

pertimbangan dan pedoman bagi peneliti selanjutnya.

Page 156: Skripsi Nur Sekha

1

BAB 5

PENUTUP

5.3 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sebelumnya telah dipaparkan pada bab

terdahulu, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil analisis deskriptif employee engagement menunjukkan bahwa employee

engagement yang dimiliki oleh abdi dalem Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat berada pada kategori tinggi.

2. Hasil analisis deskriptif kepemimpinan transformasional menunjukkan bahwa

abdi dalem menganggap sultan menerapkan sistem kepemimpinan yang

transformatif di keraton.

3. Ada hubungan yang positif antara employee engagement dengan

kepemimpinan transformasional.

5.4 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut:

5. Bagi Abdi Dalem

Abdi dalem diharapkan mampu mempertahankan kesetiaan, dedikasi dan

pengabdiannya terhadap Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan sultan

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keraton. Abdi dalem juga

diharapkan mampu memberikan pendidikan kepada generasi muda untuk

138

Page 157: Skripsi Nur Sekha

139

meneruskan pergabdian mereka sebagai abdi dalem atau paling tidak turut

serta dalam usaha melestarikan kebudayaan keraton sebagai warisan budaya

nusantara dengan tetap menjunjung tinggi nilai budaya dan keluhuran budi

pekerti sebagaimana makna yang terkandung dalam tradisi dan ritual adat

kekeratonan yang dijalankan oleh leluhur terdahulu.

6. Bagi Kepemimpinan Sultan

Sultan sebagai orang terpilih yang diberikan kepercayaan oleh abdi dalem

pada khususnya dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya untuk memimpin

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan provinsi DIY secara bersamaan

diharapkan untuk terus menerapkan kepemimpinan yang berpihak pada

kesejahteraan pengikut dan bawahannya, dalam hal ini adalah abdi dalem,

mampu menjadi figur pemimpin yang patut dicontoh tindak-tanduknya serta

tetap berpegang teguh pada nilai luhur budaya dan tidak mudah terpengaruh

oleh arus politik negeri yang mungkin bisa saja dapat mempengaruhi nilai

karismatiknya sebagai sultan dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan.

7. Bagi Pihak Birokrasi Keraton

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah satu-satunya keraton yang

mendapatkan hak otonomi untuk mengatur wilayahnya sendiri, dimana sultan

yang bertindak sebagai raja juga ditetapkan secara langsung sebagai gubernur

DIY. Oleh karena itu, keraton dan segala komponen yang ada di dalamnya

diharapkan mampu menjaga kelestarian budaya dan adat istiadat di

Page 158: Skripsi Nur Sekha

140

lingkungan keraton, sehingga keraton akan tetap istimewa dan tidak

ditinggalkan oleh para pengagumnya.

8. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melaksanakan penelitian serupa,

diharapkan untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam dengan

menggunakan metode kuantitatif sebagai metode utama dan metode kualitatif

sebagai metode pelengkap. Penerapan metode kuantitatif saja dipandang

kurang sesuai dengan beberapa karakteristik abdi dalem, sehingga perlu

menambahkan metode kualitatif, misalkan melalui wawancara yang

mendalam untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dan dapat

menggambarkan keadaan abdi dalem yang sebenarnya.

Page 159: Skripsi Nur Sekha

141

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, S., L. 2010. Handbook of Employee Engagement: Perspectives, Issues,

Research and Practice. UK: Edward Elgar Publishing.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

----------------------. 2009a. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

----------------------. 2009b. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Baron, Robert, A., dan Byrne, Donn. 2005. Psikologi Sosial. Edisi kesepuluh.

Surabaya: Erlangga.

Bass, M., B. dan Riggio, R., E. 2006. Transformational Leadership. Second

Edition. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Colan, Lee J. 2009. Engaging The Hearts And Minds Of All Your Employees:

How To Ignite Passionate Performance For Better Business Results. USA:

The McGraw-Hill Companies.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok.

Jakarta: Rineka Cipta.

---------------------- dan Suparno. 2009. Managemen dan Kepemimpinan

Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Federman, Brad. 2007. Employee Engagement: A Roadmap for Creating Profits,

Optimizing Performance, and Increasing Loyalty. USA: Jossey-Bass A

Wiley Imprint.

Gunawan, B., K,. dan Kumolohadi, Retno. 2008. Hubungan Antara Kepuasan

Terhadap Status Abdi dalem Kraton Dengan Motivasi Kerja. Penelitian

Institusional. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Harter, J., K., Schmidt, Frank, L., Killham, Emily A., dan Agrawal, Sangeeta.

August 2009. Meta-Analysis: The Relationship Between Engagement at Work and Organizational Outcomes. Meta-Analysis. Gallup.

141

Page 160: Skripsi Nur Sekha

142

Huda, Eko. Senin, 8 Agustus 2011. Abdi dalem Keraton Yogya Dapat THR Rp7

Ribu. http://nasional.vivanews.com/news/read/238881-abdi-dalem-keraton-

yogya-dapat-thr-rp7-ribu. Diakses tanggal 18 September 2011.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Marciano, Paul L. 2010. Carrots and Sticks Don‟t Work: Build A Culture of

Employee Engagement with the Principles of Respect. New York: McGraw-

Hill Publishing.

Muizzuddin, M., A. 2009. Faktor-faktor yang Dapat Membentuk Employee

Engagement pada Perusahaan Keluarga CV. Hadana Jaya. Skripsi. Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga.

Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini. 2004. Kepemimpinan Yang Efektif.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nielsen, Karina and Munir, Fehmidah. 2009. How Do Transformational Leaders

Influence Followers‟ Affective Well-Being? Exploring The Mediating Role

Of Self-Efficacy. Work & Stress Journal. Vol. 23, No. 4, October-

December. Hal. 313-329. Roudledge: Taylor & Francis Group

NN. Agustus 2011. Hebatnya Menjadi Abdi dalem Keraton Yogyakarta.

http://www.belantaraindonesia.org/2011/08/hebatnya-menjadi-abdi-dalem-

keraton.html. Diakses tanggal 18 September 2011.

NN. 28 Juli 2011. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

http://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Ngayogyakarta_Hadiningrat.

Wikipedia. Diakses tanggal 9 September 2011.

Northouse, Peter, G. 2003. Leadership: Theory and Practice. New Delhi:

Response Books Sage Publications.

Nowack, Kenneth. 2010. Leadership, Emotional Intelligence and Employee

Engagement: Creating a Psychologically Healthy Workplace. Laporan Hasil

Penelitian. Envisia Learning.

Ramdhani, G., S. Abdi Negara Harusnya Belajar dari Abdi Dalem.

http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/15/abdi-negara-harusnya-belajar-

dari-abdi-dalem/. Diakses tanggal 18 September 2011.

Prabowo. Kamis, 7 Juli 2011. Menelisik Abdi dalem Keraton Ngayogyokarto. http://news.okezone.com/read/2011/07/07/345/476968/menelisik-abdi-

dalem-keraton-ngayogyokarto. Diakses tanggal 18 September 2011.

Page 161: Skripsi Nur Sekha

143

Robertson, Ivan T. dan Cooper, Cary L. 2010. Full engagement: the integration of

employee engagement and psychological well-being. Leadership &

Organization Development Journal. Vol. 31 No. 4. Hal. 324-336. Emerald

Group Publishing Limited

Saks, Alan M. dan Rotman, Joseph L. 2006. Antecedents And Consequences Of

Employee Engagement. Journal of Managerial Psychology. Vol. 21 No. 7.

Hal. 600-619. Emerald Group Publishing Limited

Sartono., Herjaka, Agus., dan Didit. Keraton Yogyakarta.

http://www.tembi.org/keraton_yogja/. Diakses tanggal 18 September

2011.

Satriani, Septi. Punokawan dan Keprajan: Konsep Birokrasi Kerajaan dalam

KeistimewaanYogyakarta.http://www.politik.lipi.go.id/index.php/en/column

s/politik- lokal/394-punokawan-dan-keprajan-konsep-birokrasi-kerajaan-

dalam-keistimewaan-yogyakarta. Diakses tanggal 18 September 2011.

Sudaryanto, Agus. 2005. Hak dan Kewajiban Abdi dalem dalam Pemerintahan

Kraton Yogyakarta. Jurnal Mimbar Hukum. Volume 20, Nomor 1, Februari

2008. Hal. 164-177. Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Tampubolon, B., D. 2007. Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan faktor Etos

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah Menerapkan

SNI 19-9001-2001. Jurnal Standarisasi. Vol. 9 No. 3 Tahun 2007. Hal. 106-

115. Puslitbang BSN.

Thomas, Kenneth, W. 2009. Intrinsic Motivation at Work: What Really Drives

Employee Engagement. Califotnia: Berrett-Koehler Publishers.

Tondok, Marcelius, S., dan Andarika, Rita. Desember 2004. Hubungan Antara

Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan

Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Psyche. Vol. 1 No. 1. Hal. 35-49. Pusat

Riset dan Pengembangan Psikologi Yayasan Pendidikan Paramarta.

Vance, Robert J. 2006. Employee Engagement and Commitment: A guide to

understanding, measuring and increasing engagement in your organization.

USA: SHRM Foundation.

Yukl, Gary. 2010. Leadership in Organizations. Seventh Edition. New Jersey:

Pearson Education.

Page 162: Skripsi Nur Sekha

144

Lampiran

Page 163: Skripsi Nur Sekha

145

1. Instrumen Studi Pendahulan

KUISIONER

Nama :_____________________________________ Jenis Kelamin: ___________________ Masa Jabatan :__________ tahun

PETUNJUK PENGISIAN

a) Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) atau cek (√) pada alternatif

jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan Anda.

b) Tidak ada jawaban benar dan salah, maka jawablah pertanyaan dengan jujur.

c) Teliti ulang dan jangan ada jawaban yang terlewatkan.

…SELAMAT MENGERJAKAN…

1. Tujuan saya menjadi Abdi Dalem adalah?

a. Bekerja b. Mengabdi pada Sultan dan Keraton c.Melestarikan budaya

2. Saya menjadi Abdi Dalem karena?

a. Keinginan saya pribadi b. Wasiat orang tua (leluhur) c. Saran orang lain

3. Pekerjaan saya di luar Keraton adalah?

a. Berdagang b. Bertani c. Karyawan swasta d.Lainnya _______________

No. Pernyataan Iya Terkadang Tidak

4. Saya merasa tidak semangat dalam menjalankan tugas-tugas dari Keraton.

5. Kepentingan Keraton jauh lebih penting dibandingkan kepentingan saya sendiri.

6. Saya akan menjadi Abdi Dalem hingga akhir hayat saya.

7. Apa yang diperintahkan Sultan tidak harus dijalankan

8. Keraton adalah bagian penting yang sudah menyatu dalam kehidupan saya.

9. Gaji adalah tujuan utama dalam bekerja.

10. Lebih baik gaji sedikit tapi tenang, dibanding gaji banyak namun penuh tuntutan.

11. Menjabat menjadi Abdi Dalem adalah sesuatu yang sangat membanggakan bagi saya.

12. Saya akan menjalankan pekerjaan dari Keraton meskipun tubuh saya lelah.

13. Sultan menjadi sumber inspirasi (panutan) bagi saya.

...TERIMA KASIH…

Page 164: Skripsi Nur Sekha

146

2. Blue-print Penyebaran Aitem

Rancangan Skala Employee Engagement

No. Aspek Indikator F/UF Aitem Pernyataan Nomor

Aitem

1. Vigor

Tidak mudah menyerah UF Beban tugas yang saya hadapi di Keraton membuat saya putus asa sebagai abdi dalem 1

Merasa betah bekerja F Lingkungan sosial di Keraton membuat saya betah mengabdi disana 4

F Saya akan menjadi abdi dalem hingga akhir hayat 7

Tidak cepat jenuh UF Pekerjaan saya yang monoton di Keraton membuat saya jenuh 10

Sungguh-sunggguh F Saya berusaha sekuat tenaga untuk mengabdikan diri sebagai abdi dalem 13

Menyelesaikan tugas

dengan optimal F Saya menyelesaikan tugas Keraton semaksimal yang saya mampu 16

Tidak meremehkan

pekerjaan

F Tugas dari Keraton, entah penting atau tidak, saya akan tetap menyelesaikannya dengan baik 19

UF Tugas-tugas yang diberikan oleh Keraton bukanlah hal yang harus diutamakan 22

Tidak mudah lelah F Saya akan tetap menjalankan tugas sebagai abdi dalem, meskipun tubuh saya lelah 25

Rajin UF Ketika mendapatkan tugas dari Keraton, saya menunda-nunda untuk mengerjakannya 28

UF Saya merasa malas mengerjakan tugas dari Keraton 31

2. Dedication

Antusias F Saya merasa memiliki tenaga yang besar saat menjalankan tugas dari Keraton 2

UF Menjadi abdi dalem bukanlah pekerjaan yang menarik 5

Senang F Saya merasa senang bisa menjadi abdi dalem Keraton 8

UF Saya menjadi abdi dalem karena mendapat paksaan dari orang lain 11

Bersemangat F Saya merasa bersemangat menjalankan tugas-tugas dari Keraton 14

Tepat waktu F Saya mengerjakan tugas Keraton sesuai batas waktu yang sudah ditentukan 17

UF Telat hadir saat jadwal saya bertugas adalah hal yang biasa 20

Memiliki gagasan baru F Gagasan baru muncul setelah saya bertemu dengan orang baru di lingkungan Keraton 23

UF Mengabdi di Keraton membuat kreatifitas saya menurun 26

Inspiratif F Kondisi Keraton yang tenang membuat inspirasi saya berkembang 29

UF Menjadi abdi dalem membuat saya terbatas untuk melakukan apa yang saya mau 32

Wawasan luas F Mengabdi di Keraton membuat saya memiliki wawasan yang luas 34

UF Pengetahuan yang saya dapat di Keraton hanya seputar Keraton, tidak lebih 37

Bangga terhadap apa yang F Menjadi abdi dalem adalah suatu kebanggaan bagi saya 35

Page 165: Skripsi Nur Sekha

147

dikerjakannya UF Menjadi abdi dalem bukanlah hal yang istimewa bagi saya 38

Berani menghadapi

masalah

F Ketika Keraton menghadapi masalah yang berhubungan dengan tugas saya, maka saya akan siap siaga

untuk menyelesaikannya 39

F Pekerjaan berat yang diberikan oleh Keraton bukanlah hambatan, melainkan tantangan bagi saya

untuk dapat menyelesaikannya 36

Bersedia menerima

tugas/tanggung jawab UF

Jika diminta memilih antara tugas dari Keraton yang berat dan ringan, saya akan memilih tugas yang

ringan saja 40

3. Absorption

Merasa menjadi bagian

dari organisasi

F Keraton dan Sultan adalah bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan saya 3

F Keraton sudah menjadi rumah kedua bagi saya 6

Berhubungan baik dengan

atasan, rekan kerja dan

bawahan

F Semua orang yang ada di lingkungan Keraton sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri 9

UF Saya merasa tidak cocok bekerjasama dengan abdi dalem lain di Keraton 12

Konsentrasi dalam bekerja F Keramaian yang terjadi di dalam lingkungan Keraton bukanlah halangan bagi saya untuk bekerja 15

UF Masalah saya di luar Keraton mengganggu konsentrasi saya saat menjalankan tugas di Keraton 18

Fokus bekerja F Saya baru akan melakukan hal lain setelah tugas di Keraton terselesaikan 21

Lebih mementingkan

kepentingan organisasi

daripada kepentingan

pribadi

F Kepentingan Keraton jauh lebih penting dari kepentingan saya sendiri 24

UF Ketika sedang tidak bertugas di Keraton, saya tidak mau turut campur dalam urusan Keraton 27

Menganggap bahwa

pekerjaan yang dijalani

sangat mengasyikkan

F Saya menikmati pekerjaan saya sebagai abdi dalem 30

UF Menjadi abdi dalem Keraton adalah beban bagi saya 33

Total

Total Aitem Favorable 23

Total Aitem Unfavorable 17

Total Seluruh Aitem 40

Page 166: Skripsi Nur Sekha

148

Rancangan Skala Kepemimpinan Transformasional

No. Aspek Indikator F/UF Aitem Pernyataan Nomor

Aitem

1. Idealized

Influence

Bijak F Sultan bertindak bijak saat mengambil keputusan 1

Dipatuhi perintahnya UF Tidak semua yang diperintahkan Sultan harus dipatuhi 5

Cerdas F Menurut saya, Sultan adalah sosok pemimpin yang cerdas 9

Tenang UF Sultan terlihat grusa-grusu saat memutuskan suatu perkara 13

Disegani UF Sultan hanya disegani oleh abdi dalem Keraton saja 17

Memiliki visi yang jelas F Saya mengetahui betul harapan Sultan dalam menjalankan kepemimpinannya di Keraton 21

Memiliki misi yang jelas UF Kebijakan Sultan dalam kepemimpinannya tidak sesuai jika diterapkan di Keraton 25

Tegas F Sultan bersikap tegas dalam mengambil keputusan 29

Tidak minder UF Sultan terlihat tidak percaya diri ketika bertemu dengan orang lain yang memiliki kemampuan lebih darinya

33

Berani berbicara di

depan umum UF Saat berbicara di depan umum, Sultan terlihat gugup 36

Jujur UF Sebagian dari apa yang dikatakan Sultan adalah tidak benar 38

Dapat dipercaya F Sultan menjaga amanah yang diberikan warga terhadapnya 40

Menepati janji UF Sultan hanya bisa berjanji, tapi tidak bisa menepatinya 42

Bertanggungjawab F Sultan menjalankan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya 44

UF Sultan melalaikan tugas yang diembannya karena ada urusan pribadi 48

Ramah F Sultan bersikap baik terhadap siapa saja yang ditemuinya 45

UF Sultan tidak mengenal abdi dalem Keraton dengan baik 49

Adil UF Sultan memperlakukan abdi dalem secara berbeda sesuai dengan pangkatnya 46

Santun F Sultan bersikap santun terhadap siapa saja yang dihadapinya 50

UF Sultan berkata kasar ketika ada hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya 47

2.

Inspiratio

nal

Motivation

Suportif F Sultan membebaskan abdi dalem untuk memilih kegiatan yang mereka sukai di luar Keraton 2

Apresiatif F

Sultan memberikan apresasi terhadap abdi dalem yang berprestasi di dalam dan luar

Keraton 6

UF Prestasi yang dicapai abdi dalem tidak bermakna apa-apa bagi Sultan 10

Menjadi teladan F Bagi saya, Sultan adalah teladan yang patut dicontoh 14

Mencontohkan UF Sultan membiarkan abdi dalem belajar sendiri tanpa memberikan contoh 18

Page 167: Skripsi Nur Sekha

149

Menasehati F Sultan memberikan nasehat pada abdi dalem yang melakukan kesalahan 22

UF Sultan marah ketika abdi dalem melakukan kesalahan 26

Membimbing F Sultan membantu abdi dalem menemukan makna dalam bekerja 30

F Sultan membimbing abdi dalem agar dapat bekerja sesuai ketentuan Keraton 34

3. Intellectual

Stimulation

Mengarahkan F Sultan memberikan pengarahan kepada abdi dalem dalam merencanakan tugas kerjanya di

Keraton 3

Memberi pelatihan F Keraton mengadakan pelatihan sebagai persiapan sebelum menjadi abdi dalem 7

UF Keraton kurang memperhatikan keterampilan atau kecakapan yang dimiliki abdi dalem 11

Kreatif F Sultan mendorong abdi dalem untuk berpikir kreatif 15

F Sultan memberikan kesempatan kepada abdi dalem untuk memecahkan masalahnya sendiri 19

Inovavtif F

Sultan mengadakan musyawarah/diskusi untuk memunculkan gagasan baru dalam

mengembangkan Keraton 23

UF Sultan masih menerapkan pemikiran lama dalam kepemimpinannya di Keraton 27

Terbuka F Sultan bersedia menerima kritik dan saran dari abdi dalem 31

UF Abdi dalem tidak memiliki hak untuk mengkritik dan memberikan saran kepada Sultan 35

Tanggap terhadap

masalah

F Ketika ada masalah, Sultan dapat menyelesaikannya dengan cepat 37

UF Sultan menyelesaikan masalah tanpa mengetahui akar permasalahannya terlebih dahulu 39

Solutif F Sultan memberikan alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi abdi dalem 41

UF Sultan acuh dengan permasalahan yang dihadapi abdi dalem di Keraton 43

4.

Individuali

zed

Considera

tion

Memahami perasaan

bawahan

F Sultan menanggapi setiap keluh kesah yang dihadapi abdi dalem 4

UF Sultan acuh dengan apa yang dirasakan oleh abdi dalem di Keraton 8

Memahami kebutuhan

bawahan

F Sultan berusaha memenuhi kebutuhan abdi dalem dengan baik 12

UF Sultan mengambil keputusan yang berkenaan dengan Keraton tanpa pertimbangan dari

abdi dalem 16

Mempercayai bawahan

dengan memberi

wewenang

F Sultan menyerahkan segala urusan Keraton kepada abdi dalem sesuai dengan keahliannya 20

UF Sultan meragukan kemampuan abdi dalem dalam mengemban tanggungjawab di Keraton 24

Memberdayakan potensi

bawahan

F Sultan mendukung abdi dalem dalam mengembangkan kemampuannya 28

UF Sultan tidak pernah memperhatikan potensi yang dimiliki abdi dalem 32

Total

Total Aitem Favorable 26

Total Aitem Unfavorable 24

Total Seluruh Aitem 50

Page 168: Skripsi Nur Sekha

150

3. Skala Penelitian

SKALA PENELITIAN

Oleh

NUR SEKHA

1550407058

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG

2012

Page 169: Skripsi Nur Sekha

151

PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Dengan hormat,

Perkenankan Saya,

Nama : Nur Sekha

NIM : 1550407058

Memohon bantuan Anda untuk menjadi responden penelitian saya dalam rangka penyelesaian

skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Kontribusi Anda sangatlah

bermanfaat bagi saya. Saya menjamin kerahasiaan identitas dan data Anda. Setiap orang berhak

memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawabab yang salah, untuk itu pilihlah

jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda.

Atas pehatian dan kerjasama Anda, saya ucapkan terima kasih.

Jazakumullahi ahsanal jaza’.

Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Semarang, 7 Maret 2012

Page 170: Skripsi Nur Sekha

152

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti.

2. Isilah dengan memberi tanda cek (√) pada kolom yang Anda anggap sesuai dengan

keadaan yang pernah atau sedang Anda alami. Pilihan Jawaban terdiri dari:

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi Anda.

S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Anda.

TS : Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi Anda.

STS : Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi Anda.

Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa bahagia √

3. Apabila Anda bermaksud mengganti jawaban, maka tambahkan tanda sama dengan (=)

pada jawaban awal, kemudian beri tanda cek (√) pada jawaban yang baru.

Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa bahagia √ √

4. Periksalah kembali jawaban Anda, agar tidak ada pernyataan yang terlewati/belum

diisi.

5. Isilah jawaban dari pernyataan tersebut dengan jujur sesuai dengan keadaan Anda yang

sebenarnya. Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban benar jika sesuai

dengan keadaan Anda sebenarnya. Jawaban Anda bersifat pribadi dan dijamin

kerahasiaannya.

..TERIMA KASIH ~

Page 171: Skripsi Nur Sekha

153

BAGIAN I

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Beban tugas yang saya hadapi di Keraton membuat saya putus asa

sebagai abdi dalem

2. Saya merasa memiliki tenaga yang besar saat menjalankan tugas dari

Keraton

3. Keraton dan Sultan adalah bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

saya

4. Lingkungan sosial di Keraton membuat saya betah mengabdi disana

5. Menjadi abdi dalem bukanlah pekerjaan yang menarik

6. Keraton sudah menjadi rumah kedua bagi saya

7. Saya akan menjadi abdi dalem hingga akhir hayat

8. Saya merasa senang bisa menjadi abdi dalem Keraton

9. Semua orang yang ada di lingkungan Keraton sudah saya anggap

sebagai keluarga saya sendiri

10. Pekerjaan saya yang monoton di Keraton membuat saya jenuh

11. Saya menjadi abdi dalem karena mendapat paksaan dari orang lain

12. Saya merasa tidak cocok bekerjasama dengan abdi dalem lain di

Keraton

13. Saya berusaha sekuat tenaga untuk mengabdikan diri sebagai abdi

dalem

14. Saya merasa bersemangat menjalankan tugas-tugas dari Keraton

15. Keramaian yang terjadi di dalam lingkungan Keraton bukanlah halangan

bagi saya untuk bekerja

16. Saya menyelesaikan tugas Keraton semaksimal yang saya mampu

17. Saya mengerjakan tugas Keraton sesuai batas waktu yang sudah

ditentukan

18. Masalah saya di luar Keraton mengganggu konsentrasi saya saat

menjalankan tugas di Keraton

19. Tugas dari Keraton, entah penting atau tidak, saya akan tetap

Nama : _______________________________________________________________________

Jenis Kelamin : L / P

Kawedanan/Tepas : ________________________________________________________________________

Page 172: Skripsi Nur Sekha

154

menyelesaikannya dengan baik

20. Telat hadir saat jadwal saya bertugas adalah hal yang biasa

21. Saya baru akan melakukan hal lain setelah tugas di Keraton

terselesaikan

22. Tugas-tugas yang diberikan oleh Keraton bukanlah hal yang harus

diutamakan

23. Gagasan baru muncul setelah saya bertemu dengan orang baru di

lingkungan Keraton

24. Kepentingan Keraton jauh lebih penting dari kepentingan saya sendiri

25. Saya akan tetap menjalankan tugas sebagai abdi dalem, meskipun tubuh

saya lelah

26. Mengabdi di Keraton membuat kreatifitas saya menurun

27. Ketika sedang tidak bertugas di Keraton, saya tidak mau turut campur

dalam urusan Keraton

28. Ketika mendapatkan tugas dari Keraton, saya menunda-nunda untuk

mengerjakannya

29. Kondisi Keraton yang tenang membuat inspirasi saya berkembang

30. Saya menikmati pekerjaan saya sebagai abdi dalem

31. Saya merasa malas mengerjakan tugas dari Keraton

32. Menjadi abdi dalem membuat saya terbatas untuk melakukan apa yang

saya mau

33. Menjadi abdi dalem Keraton adalah beban bagi saya

34. Mengabdi di Keraton membuat saya memiliki wawasan yang luas

35. Menjadi abdi dalem adalah suatu kebanggaan bagi saya

36. Pekerjaan berat yang diberikan oleh Keraton bukanlah hambatan,

melainkan tantangan bagi saya untuk dapat menyelesaikannya

37. Pengetahuan yang saya dapat di Keraton hanya seputar Keraton, tidak

lebih

38. Menjadi abdi dalem bukanlah hal yang istimewa bagi saya

39. Ketika Keraton menghadapi masalah yang berhubungan dengan tugas

saya, maka saya akan siap siaga untuk menyelesaikannya

40. Jika diminta memilih antara tugas dari Keraton yang berat dan ringan,

saya akan memilih tugas yang ringan saja

Page 173: Skripsi Nur Sekha

155

BAGIAN II

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Sultan bertindak bijak saat mengambil keputusan

2. Sultan membebaskan abdi dalem untuk memilih kegiatan yang mereka

sukai di luar Keraton

3. Sultan memberikan pengarahan kepada abdi dalem dalam

merencanakan tugas kerjanya di Keraton

4. Sultan menanggapi setiap keluh kesah yang dihadapi abdi dalem

5. Tidak semua yang diperintahkan Sultan harus dipatuhi

6. Sultan memberikan apresasi terhadap abdi dalem yang berprestasi di

dalam dan luar Keraton

7. Keraton mengadakan pelatihan sebagai persiapan sebelum menjadi abdi

dalem

8. Sultan acuh dengan apa yang dirasakan oleh abdi dalem di Keraton

9. Menurut saya, Sultan adalah sosok pemimpin yang cerdas

10. Prestasi yang dicapai abdi dalem tidak bermakna apa-apa bagi Sultan

11. Keraton kurang memperhatikan keterampilan atau kecakapan yang

dimiliki abdi dalem

12. Sultan berusaha memenuhi kebutuhan abdi dalem dengan baik

13. Sultan terlihat grusa-grusu saat memutuskan suatu perkara

14. Bagi saya, Sultan adalah teladan yang patut dicontoh

15. Sultan mendorong abdi dalem untuk berpikir kreatif

16. Sultan mengambil keputusan yang berkenaan dengan Keraton tanpa

pertimbangan dari abdi dalem

17. Sultan hanya disegani oleh abdi dalem Keraton saja

18. Sultan membiarkan abdi dalem belajar sendiri tanpa memberikan

contoh

19. Sultan memberikan kesempatan kepada abdi dalem untuk memecahkan

masalahnya sendiri

20. Sultan menyerahkan segala urusan Keraton kepada abdi dalem sesuai

dengan keahliannya

21. Saya mengetahui betul harapan Sultan dalam menjalankan

kepemimpinannya di Keraton

22. Sultan memberikan nasehat pada abdi dalem yang melakukan kesalahan

23. Sultan mengadakan musyawarah/diskusi untuk memunculkan gagasan

baru dalam mengembangkan Keraton

24. Sultan meragukan kemampuan abdi dalem dalam mengemban

tanggungjawab di Keraton

25. Kebijakan Sultan dalam kepemimpinannya tidak sesuai jika diterapkan

di Keraton

Page 174: Skripsi Nur Sekha

156

26. Sultan marah ketika abdi dalem melakukan kesalahan

27. Sultan masih menerapkan pemikiran lama dalam kepemimpinannya di

Keraton

28. Sultan mendukung abdi dalem dalam mengembangkan kemampuannya

29. Sultan bersikap tegas dalam mengambil keputusan

30. Sultan membantu abdi dalem menemukan makna dalam bekerja

31. Sultan bersedia menerima kritik dan saran dari abdi dalem

32. Sultan tidak pernah memperhatikan potensi yang dimiliki abdi dalem

33. Sultan terlihat tidak percaya diri ketika bertemu dengan orang lain yang

memiliki kemampuan lebih darinya

34. Sultan membimbing abdi dalem agar dapat bekerja sesuai ketentuan

Keraton

35. Abdi dalem tidak memiliki hak untuk mengkritik dan memberikan saran

kepada Sultan

36. Saat berbicara di depan umum, Sultan terlihat gugup

37. Ketika ada masalah, Sultan dapat menyelesaikannya dengan cepat

38. Sebagian dari apa yang dikatakan Sultan adalah tidak benar

39. Sultan menyelesaikan masalah tanpa mengetahui akar

permasalahannya terlebih dahulu

40. Sultan menjaga amanah yang diberikan warga terhadapnya

41. Sultan memberikan alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi

abdi dalem

42. Sultan hanya bisa berjanji, tapi tidak bisa menepatinya

43. Sultan acuh dengan permasalahan yang dihadapi abdi dalem di Keraton

44. Sultan menjalankan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya

45. Sultan bersikap baik terhadap siapa saja yang ditemuinya

46. Sultan memperlakukan abdi dalem secara berbeda sesuai dengan

pangkatnya

47. Sultan berkata kasar ketika ada hal yang tidak sesuai dengan apa yang

diharapkannya

48. Sultan melalaikan tugas yang diembannya karena ada urusan pribadi

49. Sultan tidak mengenal abdi dalem Keraton dengan baik

50. Sultan bersikap santun terhadap siapa saja yang dihadapinya

Page 175: Skripsi Nur Sekha

157

4. Tabel Skor Tryout

Skor Tryout (Employee Engagement)

NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM SKOR

SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 KHD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 118

2 SWJ 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

3 KBW 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 119

4 YSB 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 113

5 WPD 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 115

6 JDJ 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 117

7 SWB 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 2 129

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 116

9 PDP 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 131

10 PSM 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 131

11 MDD 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 119

12 DKS 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 133

13 WBD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 113

14 DSM 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 128

15 PHT 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143

16 CJS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 153

17 PSP 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 153

18 DDJ 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 150

19 WAR 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 122

20 KPJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 117

21 WAS 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 1 1 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 123

22 WAT 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 118

23 HUT 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 116

24 PDN 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 126

25 GHN 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 137

26 TSS 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 117

27 CPN 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 140

Page 176: Skripsi Nur Sekha

158

28 SDT 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 145

29 SHT 4 1 4 4 1 3 4 4 4 1 3 3 1 1 3 3 3 1 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 1 2 1 1 4 2 4 4 4 2 4 4 116

30 KTN 4 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 146

31 SDT 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 123

32 SDP 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 123

33 DCW 4 2 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 128

34 NSW 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 151

35 RBW 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 119

36 CBR 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 4 3 2 2 3 2 117

37 KDN 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 121

38 MMG 4 3 4 1 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 4 3 4 132

39 DPW 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 123

40 MWD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 121

41 WSP 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 114

42 DWT 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 122

43 MRJ 2 2 2 3 1 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 125

44 MLS 3 3 2 4 1 2 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 2 3 2 4 3 1 2 4 4 3 4 1 4 4 2 2 1 4 1 116

45 PST 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

46 PCR 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 113

47 PBK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 116

48 BND 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 131

49 WKD 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 133

50 WSP 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 128

51 WPN 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 150

52 HDY 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143

53 WPT 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 122

54 SSP 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 124

55 HKS 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 4 3 2 2 3 2 117

56 HSP 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 121

57 DMM 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 126

58 PWW 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 118

59 PWJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 121

60 YHD 4 2 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 128

61 KPN 4 1 4 4 1 3 4 4 4 1 3 3 1 1 3 3 3 1 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 1 2 1 1 4 2 4 4 4 2 4 4 116

62 PJD 4 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 146

63 BDK 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 139

Page 177: Skripsi Nur Sekha

159

64 TYD 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 136

65 WDP 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 123

Skor Tryout (Kepemimpinan Transformasional)

N

O

NA

MA

SUB

JEK

SKOR AITEM TO

TA

L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

1 KHD 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 147

2 SWJ 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 146

3 KBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 150

4 YSB 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145

5 WPD 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 1 4 3 3 1 4 4 4 1 4 2 1 4 155

6 JDJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 153

7 SWB 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 165

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 148

9 PDP 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 158

1 0 PSM 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 160

1 1 MDD 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 137

1 2 DKS 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 169

1 3 WBD 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 146

1 4 DSM 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 163

1 5 PHT 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 186

1 6 CJS 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 190

1 7 PSP 4 4 3 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 188

1 8 DDJ 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 187

1 9 WAR 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 148

2 0 KPJ 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 139

2 1 WAS 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 175

2 2 WAT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 148

2 3 HUT 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 142

2 4 PDN 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 162

2 5 GHN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 180

Page 178: Skripsi Nur Sekha

160

2 6 TSS 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 148

2 7 CPN 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 170

2 8 SDT 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 1 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 167

2 9 SHT 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 177

3 0 KTN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 186

3 1 SDT 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 158

3 2 SDP 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 184

3 3 DCW 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 166

3 4 NSW 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 180

3 5 RBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 145

3 6 CBR 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 137

3 7 KDN 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 143

3 8 MMG 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 155

3 9 DPW 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 157

4 0 MWD 4 4 4 4 2 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 173

4 1 WSP 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 144

4 2 DWT 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 162

4 3 MRJ 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 173

4 4 MLS 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 3 3 1 2 4 4 4 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 1 2 4 164

4 5 PST 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 147

4 6 PCR 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145

4 7 PBK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 148

4 8 BND 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 160

4 9 WKD 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 169

5 0 WSP 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 163

5 1 WPN 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 187

5 2 HDY 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 186

5 3 WPT 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 162

5 4 SSP 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 155

5 5 HKS 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 137

5 6 HSP 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 143

5 7 DMM 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 162

5 8 PWW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 148

5 9 PWJ 4 4 4 4 2 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 173

6 0 YHD 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 167

6 1 KPN 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 1 1 4 1 4 4 1 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 162

Page 179: Skripsi Nur Sekha

161

6 2 PJD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 186

6 3 BDK 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 170

6 4 TYD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 180

6 5 WDP 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 184

5. Tabel Skor Penelitian Secara Umum

Skor Employee Engagement Secara Umum

NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM TOTAL

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 KHD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 109

2 SWJ 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102

3 KBW 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

4 YSB 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 105

5 WPD 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 105

6 JDJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 106

7 SWB 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 2 119

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 107

9 PDP 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 121

10 PSM 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 121

11 MDD 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 110

12 DKS 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 122

13 WBD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 104

14 DSM 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 119

15 PHT 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135

16 CJS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145

17 PSP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145

18 DDJ 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143

19 WAR 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 113

Page 180: Skripsi Nur Sekha

162

20 KPJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 109

21 WAS 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 1 1 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 112

22 WAT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 109

23 HUT 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 108

24 PDN 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 116

25 GHN 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 128

26 TSS 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 108

27 CPN 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 130

28 SDT 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 135

29 SHT 1 4 4 1 3 4 4 4 1 3 3 1 1 3 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 3 1 2 1 1 4 2 4 4 4 2 4 4 106

30 KTN 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 137

31 SDT 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 113

32 SDP 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 113

33 DCW 2 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 1 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 118

34 NSW 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 139

35 RBW 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 110

36 CBR 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 4 4 3 2 2 3 2 107

37 KDN 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 113

38 MMG 3 4 1 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 4 3 4 120

39 DPW 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 115

40 MWD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 113

41 WSP 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 104

42 DWT 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 114

43 MRJ 2 2 3 1 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 120

44 MLS 3 2 4 1 2 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 2 2 4 3 2 4 4 3 4 1 4 4 2 2 1 4 1 109

45 PST 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102

46 PCR 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 105

47 PBK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 107

48 BND 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 121

49 WKD 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 122

50 WSP 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 119

51 WPN 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143

52 HDY 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135

53 WPT 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 114

54 SSP 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 117

55 HKS 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 4 4 3 2 2 3 2 107

Page 181: Skripsi Nur Sekha

163

56 HSP 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 113

57 DMM 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 116

58 PWW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 109

59 PWJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 113

60 YHD 2 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 1 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 118

61 KPN 1 4 4 1 3 4 4 4 1 3 3 1 1 3 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 3 1 2 1 1 4 2 4 4 4 2 4 4 106

62 PJD 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 137

63 BDK 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 130

64 TYD 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 127

65 WDP 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 113

JUMLAH 7621

Skor Kepemimpinan Transformasional Secara Umum

N

O

NA

MA

SUB

JEK

SKOR AITEM TO

TAL 1 2 3 4 6 7 8 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

1 KHD 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 138

2 SWJ 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 138

3 KB

W 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 140

4 YSB 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136

5 WPD 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 1 4 3 3 1 4 4 4 1 4 2 1 4 147

6 JDJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 145

7 SWB 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 157

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 139

9 PDP 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 149

1 0 PSM 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 151

11 MD

D 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 129

1 2 DKS 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 161

13 WB

D 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 138

1 4 DSM 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 152

1 5 PHT 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 176

1 6 CJS 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 183

1 7 PSP 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 181

Page 182: Skripsi Nur Sekha

164 1 8

DDJ 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 177

19 WA

R 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 140

2 0 KPJ 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 131

2 1 WAS 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 166

2 2 WAT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 139

2 3 HUT 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 133

2 4 PDN 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 152

2 5 GHN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 170

2 6 TSS 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 139

2 7 CPN 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 160

2 8 SDT 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 160

2 9 SHT 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 168

3 0 KTN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 176

3 1 SDT 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 149

3 2 SDP 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 175

33 DC

W 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 156

3 4 NSW 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 172

3 5 RBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 136

3 6 CBR 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 128

3 7 KDN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 135

38 MM

G 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 144

3 9 DPW 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 148

40 MW

D 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 165

4 1 WSP 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136

4 2 DWT 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 153

4 3 MRJ 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 165

4 4 MLS 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 3 3 1 2 4 4 4 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 1 2 4 153

4 5 PST 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 139

4 6 PCR 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136

4 7 PBK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 140

4 8 BND 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 151

49 WK

D 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 161

5 0 WSP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 152

5 1 WPN 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 177

Page 183: Skripsi Nur Sekha

165 5 2

HDY 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 176

5 3 WPT 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 153

5 4 SSP 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 146

5 5 HKS 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 128

5 6 HSP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 135

57 DM

M 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 152

58 PW

W 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 139

5 9 PWJ 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 165

6 0 YHD 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 158

6 1 KPN 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 1 1 4 1 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 155

6 2 PJD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 176

6 3 BDK 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 160

6 4 TYD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 170

6 5 WDP 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 175

JUMLAH 9930

Page 184: Skripsi Nur Sekha

166

6. Skor Penelitian Per-Aspek

a) Employee Engagement

Aspek Vigor

NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM SKOR

SUBJEK 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31

1 KHD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

2 SWJ 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 26

3 KBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

4 YSB 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 27

5 WPD 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28

6 JDJ 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28

7 SWB 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 33

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

9 PDP 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 33

10 PSM 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 33

11 MDD 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32

12 DKS 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 33

13 WBD 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29

14 DSM 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32

15 PHT 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 35

16 CJS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

17 PSP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

18 DDJ 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19 WAR 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 32

20 KPJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21 WAS 3 3 2 3 3 3 4 1 4 4 30

22 WAT 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

23 HUT 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 30

24 PDN 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 32

25 GHN 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 36

26 TSS 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31

27 CPN 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 36

28 SDT 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 35

29 SHT 4 4 1 1 3 4 4 4 3 1 29

30 KTN 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38

31 SDT 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 30

32 SDP 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29

33 DCW 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 33

34 NSW 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38

35 RBW 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 30

36 CBR 3 4 3 4 3 3 1 3 1 3 28

37 KDN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

38 MMG 1 3 4 3 3 3 4 2 4 4 31

39 DPW 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30

40 MWD 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30

41 WSP 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29

42 DWT 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30

43 MRJ 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 35

44 MLS 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 34

45 PST 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 26

46 PCR 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 27

47 PBK 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

48 BND 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 33

49 WKD 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 33

50 WSP 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32

51 WPN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

52 HDY 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 35

53 WPT 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30

54 SSP 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 31

55 HKS 3 4 3 4 3 3 1 3 1 3 28

56 HSP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

57 DMM 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 32

58 PWW 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

59 PWJ 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30

60 YHD 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 33

61 KPN 4 4 1 1 3 4 4 4 3 1 29

62 PJD 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38

63 BDK 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 36

64 TYD 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 35

65 WDP 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29

JUMLAH 209 215 206 204 209 214 193 186 208 224 2068

Page 185: Skripsi Nur Sekha

167

Aspek Dedication

NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM SKOR

SUBJEK 2 5 8 11 14 17 20 26 29 32 34 37 35 38 39 36 40

1 KHD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 50

2 SWJ 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49

3 KBW 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

4 YSB 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 51

5 WPD 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49

6 JDJ 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 50

7 SWB 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 4 3 3 3 2 53

8 PNR 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 49

9 PDP 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 56

10 PSM 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 56

11 MDD 4 4 3 4 4 1 2 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 48

12 DKS 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 55

13 WBD 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 47

14 DSM 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 55

15 PHT 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66

16 CJS 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 66

17 PSP 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 66

18 DDJ 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

19 WAR 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 50

20 KPJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49

21 WAS 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 53

22 WAT 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 51

23 HUT 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 50

24 PDN 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 51

25 GHN 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 59

26 TSS 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 48

27 CPN 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 60

28 SDT 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 62

29 SHT 1 1 4 3 1 3 3 3 1 1 2 4 4 2 4 4 4 45

30 KTN 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 61

31 SDT 1 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 52

32 SDP 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 55

33 DCW 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 54

34 NSW 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 64

35 RBW 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51

36 CBR 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 4 2 4 2 3 3 2 50

37 KDN 2 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 53

38 MMG 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 1 4 56

39 DPW 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 55

40 MWD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 54

41 WSP 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 47

42 DWT 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 54

43 MRJ 2 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 1 55

44 MLS 3 1 4 2 4 4 1 3 4 4 4 2 4 1 4 2 1 48

45 PST 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49

46 PCR 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 51

47 PBK 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 49

48 BND 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 56

49 WKD 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 55

50 WSP 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 55

51 WPN 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

52 HDY 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66

53 WPT 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 54

54 SSP 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 53

55 HKS 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 4 2 4 2 3 3 2 50

56 HSP 2 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 53

57 DMM 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 51

58 PWW 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 51

59 PWJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 54

60 YHD 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 54

61 KPN 1 1 4 3 1 3 3 3 1 1 2 4 4 2 4 4 4 45

62 PJD 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 61

63 BDK 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 60

64 TYD 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 57

65 WDP 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 55

JUMLAH 185 200 221 242 207 188 195 214 203 210 221 207 231 185 214 208 185 3516

Page 186: Skripsi Nur Sekha

168

Aspek Absorption NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM SKOR

SUBJEK 3 6 9 12 15 18 21 24 30 33

1 KHD 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 29

2 SWJ 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 27

3 KBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

4 YSB 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27

5 WPD 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28

6 JDJ 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28

7 SWB 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 33

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

9 PDP 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 32

10 PSM 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 32

11 MDD 4 4 3 3 3 2 3 3 4 1 30

12 DKS 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 34

13 WBD 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28

14 DSM 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 32

15 PHT 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34

16 CJS 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

17 PSP 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

18 DDJ 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36

19 WAR 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31

20 KPJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21 WAS 2 3 3 4 3 4 2 1 3 4 29

22 WAT 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

23 HUT 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 28

24 PDN 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 33

25 GHN 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 33

26 TSS 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 29

27 CPN 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 34

28 SDT 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38

29 SHT 4 3 4 3 3 1 4 4 2 4 32

30 KTN 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38

31 SDT 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 31

32 SDP 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 29

33 DCW 4 2 3 4 3 3 3 1 4 4 31

34 NSW 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37

35 RBW 2 2 3 3 3 4 3 2 3 4 29

36 CBR 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 29

37 KDN 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30

38 MMG 4 4 3 4 4 2 3 2 3 4 33

39 DPW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

40 MWD 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

41 WSP 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 28

42 DWT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

43 MRJ 2 2 4 2 4 2 4 2 4 4 30

44 MLS 2 2 4 2 4 2 4 2 4 1 27

45 PST 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 27

46 PCR 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27

47 PBK 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

48 BND 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 32

49 WKD 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 34

50 WSP 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 32

51 WPN 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36

52 HDY 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34

53 WPT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

54 SSP 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 33

55 HKS 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 29

56 HSP 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 30

57 DMM 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 33

58 PWW 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

59 PWJ 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

60 YHD 4 2 3 4 3 3 3 1 4 4 31

61 KPN 4 3 4 3 3 1 4 4 2 4 32

62 PJD 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38

63 BDK 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 34

64 TYD 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 35

65 WDP 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 29

JUMLAH 212 192 206 217 203 197 196 174 222 218 2037

Page 187: Skripsi Nur Sekha

169

b) Kepemimpinan Transformasional

Aspek Idealized Influence

NO SUB

JEK

SKOR AITEM SKOR

1 9 13 17 21 25 29 33 36 38 40 42 44 48 45 49 46 50 47

1 KHD 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 55

2 SWJ 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56

3 KBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

4 YSB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

5 WPD 3 3 3 4 3 2 4 4 4 1 3 1 4 2 4 1 1 4 4 55

6 JDJ 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 59

7 SWB 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 68

8 PNR 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56

9 PDP 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 60

10 PSM 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 59

11 MDD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 54

12 DKS 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 72

13 WBD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

14 DSM 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 65

15 PHT 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75

16 CJS 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75

17 PSP 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75

18 DDJ 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75

19 WAR 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 60

20 KPJ 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54

21 WAS 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 68

22 WAT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 56

23 HUT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

24 PDN 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 67

25 GHN 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 71

26 TSS 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58

27 CPN 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 65

28 SDT 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 1 65

29 SHT 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 1 67

30 KTN 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 72

31 SDT 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 61

32 SDP 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73

33 DCW 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 68

34 NSW 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 70

35 RBW 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 55

36 CBR 3 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 54

37 KDN 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 55

38 MMG 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 61

39 DPW 4 4 1 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 62

40 MWD 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 71

41 WSP 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58

42 DWT 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 63

43 MRJ 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70

44 MLS 4 4 3 4 2 3 4 1 3 4 4 3 4 1 4 2 2 4 2 58

45 PST 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

46 PCR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

47 PBK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

48 BND 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 59

49 WKD 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 72

50 WSP 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 65

51 WPN 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75

52 HDY 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75

53 WPT 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 63

54 SSP 4 4 1 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 60

55 HKS 3 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 54

56 HSP 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 55

57 DMM 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 67

58 PWW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 56

59 PWJ 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 71

60 YHD 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 68

61 KPN 4 4 1 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 1 64

62 PJD 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 72

63 BDK 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 65

64 TYD 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 71

65 WDP 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73

JUMLAH 235 226 221 223 190 206 222 212 232 209 217 221 225 217 228 202 188 230 221 4125

Page 188: Skripsi Nur Sekha

170

Aspek Inspirational Motivation

NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM SKOR

SUBJEK 2 6 10 14 18 22 26 30 34

1 KHD 2 3 3 3 3 3 3 3 3 26

2 SWJ 2 3 2 3 3 3 3 3 3 25

3 KBW 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26

4 YSB 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25

5 WPD 3 3 3 4 3 3 4 3 3 29

6 JDJ 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28

7 SWB 4 3 3 4 3 3 3 3 3 29

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

9 PDP 4 3 4 4 3 3 3 3 3 30

10 PSM 4 3 4 4 3 3 3 3 3 30

11 MDD 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26

12 DKS 3 3 4 3 4 3 2 3 3 28

13 WBD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

14 DSM 3 3 3 4 3 3 4 3 3 29

15 PHT 4 3 4 4 4 3 4 3 3 32

16 CJS 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35

17 PSP 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35

18 DDJ 4 3 4 4 4 3 4 3 3 32

19 WAR 3 3 2 4 2 3 3 3 3 26

20 KPJ 3 3 2 3 2 3 3 3 3 25

21 WAS 2 3 4 4 4 3 4 3 3 30

22 WAT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

23 HUT 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26

24 PDN 3 3 3 4 2 2 3 3 3 26

25 GHN 4 4 4 4 4 3 3 3 3 32

26 TSS 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26

27 CPN 4 4 4 4 3 3 3 3 3 31

28 SDT 4 4 4 1 4 4 3 3 3 30

29 SHT 4 4 4 4 4 4 3 3 3 33

30 KTN 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

31 SDT 3 4 4 4 3 3 3 3 3 30

32 SDP 4 3 3 4 3 4 3 4 4 32

33 DCW 3 3 3 4 3 3 3 2 4 28

34 NSW 4 4 4 4 4 3 4 3 3 33

35 RBW 3 3 3 3 2 3 3 3 3 26

36 CBR 3 2 3 4 2 3 3 3 3 26

37 KDN 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26

38 MMG 3 3 2 3 4 3 2 3 3 26

39 DPW 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26

40 MWD 4 4 1 4 3 3 2 3 4 28

41 WSP 3 3 3 4 2 3 2 3 3 26

42 DWT 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28

43 MRJ 3 4 2 4 2 4 1 4 4 28

44 MLS 3 4 2 4 3 4 1 4 4 29

45 PST 2 3 2 3 3 3 3 3 3 25

46 PCR 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25

47 PBK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

48 BND 4 3 4 4 3 3 3 3 3 30

49 WKD 3 3 4 3 4 3 2 3 3 28

50 WSP 3 3 3 4 3 3 4 3 3 29

51 WPN 4 3 4 4 4 3 4 3 3 32

52 HDY 4 3 4 4 4 3 4 3 3 32

53 WPT 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28

54 SSP 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26

55 HKS 3 2 3 4 2 3 3 3 3 26

56 HSP 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26

57 DMM 3 3 3 4 2 2 3 3 3 26

58 PWW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

59 PWJ 4 4 1 4 3 3 2 3 4 28

60 YHD 3 3 3 4 2 3 3 2 4 27

61 KPN 4 4 4 1 4 3 3 3 3 29

62 PJD 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

63 BDK 4 4 4 4 3 3 3 3 3 31

64 TYD 4 4 4 4 4 3 3 3 3 32

65 WDP 4 3 3 4 3 4 3 4 4 32

JUMLAH 213 210 207 229 203 201 189 201 206 1859

Page 189: Skripsi Nur Sekha

171

Aspek Intellectual Stimulation NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM SKOR

SUBJEK

3 7 11 15 23 27 31 35 37 39 41 43

1 KHD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

2 SWJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

3 KBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

4 YSB 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 34

5 WPD 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 39

6 JDJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 37

7 SWB 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 38

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 35

9 PDP 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 36

10 PSM 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 39

11 MDD 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 30

12 DKS 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 39

13 WBD 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 33

14 DSM 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35

15 PHT 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 42

16 CJS 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 46

17 PSP 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 45

18 DDJ 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 43

19 WAR 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 34

20 KPJ 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 34

21 WAS 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 43

22 WAT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

23 HUT 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 32

24 PDN 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 37

25 GHN 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 42

26 TSS 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 34

27 CPN 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 40

28 SDT 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 44

29 SHT 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 44

30 KTN 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 44

31 SDT 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 37

32 SDP 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 45

33 DCW 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 39

34 NSW 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 44

35 RBW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

36 CBR 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 30

37 KDN 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 35

38 MMG 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 35

39 DPW 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 37

40 MWD 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 42

41 WSP 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 33

42 DWT 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 39

43 MRJ 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 44

44 MLS 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 43

45 PST 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

46 PCR 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 34

47 PBK 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 35

48 BND 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 39

49 WKD 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 39

50 WSP 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35

51 WPN 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 43

52 HDY 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 42

53 WPT 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 39

54 SSP 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 37

55 HKS 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 30

56 HSP 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 35

57 DMM 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 37

58 PWW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

59 PWJ 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 42

60 YHD 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 39

61 KPN 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 44

62 PJD 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 44

63 BDK 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 40

64 TYD 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 42

65 WDP 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 45

JUMLAH 211 206 201 223 209 193 203 192 207 218 212 220 2495

Page 190: Skripsi Nur Sekha

172

Aspek Individualized Consideration

NO NAMA

SUBJEK

SKOR AITEM SKOR

SUBJEK 4 8 12 16 24 28 32

1 KHD 3 3 3 3 3 3 3 21

2 SWJ 3 3 3 3 3 3 3 21

3 KBW 3 3 3 3 3 3 3 21

4 YSB 3 3 3 3 3 3 2 20

5 WPD 3 4 3 3 4 4 3 24

6 JDJ 3 3 3 3 3 3 3 21

7 SWB 3 4 3 2 3 4 3 22

8 PNR 3 3 3 3 3 3 3 21

9 PDP 3 4 4 3 3 3 3 23

10 PSM 3 4 4 3 3 3 3 23

11 MDD 3 3 3 3 2 3 2 19

12 DKS 3 4 3 3 3 3 3 22

13 WBD 3 3 3 3 3 3 3 21

14 DSM 3 3 3 3 4 3 4 23

15 PHT 4 4 3 4 4 4 4 27

16 CJS 3 4 4 4 4 4 4 27

17 PSP 2 4 4 4 4 4 4 26

18 DDJ 4 4 4 4 4 3 4 27

19 WAR 3 3 3 2 3 3 3 20

20 KPJ 3 2 3 2 3 3 2 18

21 WAS 3 4 3 4 4 3 4 25

22 WAT 3 3 3 3 3 3 2 20

23 HUT 2 2 2 3 3 3 3 18

24 PDN 3 4 4 2 3 3 3 22

25 GHN 4 4 3 4 4 3 3 25

26 TSS 3 3 3 3 3 3 3 21

27 CPN 4 4 3 3 3 4 3 24

28 SDT 4 3 4 1 3 3 3 21

29 SHT 4 3 4 4 3 3 3 24

30 KTN 4 4 4 4 3 3 3 25

31 SDT 3 4 3 2 3 3 3 21

32 SDP 4 4 3 4 3 4 3 25

33 DCW 3 4 4 1 3 3 3 21

34 NSW 3 4 3 4 4 3 4 25

35 RBW 3 3 2 2 3 3 3 19

36 CBR 2 2 4 2 2 3 3 18

37 KDN 3 3 3 2 2 3 3 19

38 MMG 3 4 3 2 4 3 3 22

39 DPW 3 4 4 3 3 3 3 23

40 MWD 4 3 4 3 3 4 3 24

41 WSP 3 3 3 2 3 3 2 19

42 DWT 3 4 4 3 3 3 3 23

43 MRJ 4 3 4 3 3 4 2 23

44 MLS 4 3 4 2 3 4 3 23

45 PST 3 3 3 3 3 3 3 21

46 PCR 3 3 3 3 3 3 2 20

47 PBK 3 3 3 3 3 3 3 21

48 BND 3 4 4 3 3 3 3 23

49 WKD 3 4 3 3 3 3 3 22

50 WSP 3 3 3 3 4 3 4 23

51 WPN 4 4 4 4 4 3 4 27

52 HDY 4 4 3 4 4 4 4 27

53 WPT 3 4 4 3 3 3 3 23

54 SSP 3 4 4 3 3 3 3 23

55 HKS 2 2 4 2 2 3 3 18

56 HSP 3 3 3 2 2 3 3 19

57 DMM 3 4 4 2 3 3 3 22

58 PWW 3 3 3 3 3 3 2 20

59 PWJ 4 3 4 3 3 4 3 24

60 YHD 3 4 4 4 3 3 3 24

61 KPN 4 3 1 1 3 3 3 18

62 PJD 4 4 4 4 3 3 3 25

63 BDK 4 4 3 3 3 4 3 24

64 TYD 4 4 3 4 4 3 3 25

65 WDP 4 4 3 4 3 4 3 25

JUMLAH 210 224 216 191 204 209 197 1451

Page 191: Skripsi Nur Sekha

173

7. Hasil Uji Validitas

a) Hasil Uji Validitas Skala Employee Engagement

Correlations

Total

VAR00001 Pearson Correlation .057

Sig. (2-tailed) .654

N 65

VAR00002 Pearson Correlation .318**

Sig. (2-tailed) .010

N 65

VAR00003 Pearson Correlation .471**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00004 Pearson Correlation .354**

Sig. (2-tailed) .004

N 65

VAR00005 Pearson Correlation .454**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00006 Pearson Correlation .434**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00007 Pearson Correlation .536**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00008 Pearson Correlation .556**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00009 Pearson Correlation .435**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00010 Pearson Correlation .515**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00011 Pearson Correlation .478**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00012 Pearson Correlation .610**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00013 Pearson Correlation .481**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

Page 192: Skripsi Nur Sekha

174

VAR00014 Pearson Correlation .493**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00015 Pearson Correlation .283*

Sig. (2-tailed) .022

N 65

VAR00016 Pearson Correlation .686**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00017 Pearson Correlation .262*

Sig. (2-tailed) .035

N 65

VAR00018 Pearson Correlation .588**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00019 Pearson Correlation .622**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00020 Pearson Correlation .545**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00021 Pearson Correlation .415**

Sig. (2-tailed) .001

N 65

VAR00022 Pearson Correlation .528**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00023 Pearson Correlation .013

Sig. (2-tailed) .920

N 65

VAR00024 Pearson Correlation .575**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00025 Pearson Correlation .455**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00026 Pearson Correlation .593**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00027 Pearson Correlation .006

Sig. (2-tailed) .959

N 65

VAR00028 Pearson Correlation .498**

Page 193: Skripsi Nur Sekha

175

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00029 Pearson Correlation .451**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00030 Pearson Correlation .636**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00031 Pearson Correlation .616**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00032 Pearson Correlation .400**

Sig. (2-tailed) .001

N 65

VAR00033 Pearson Correlation .480**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00034 Pearson Correlation .518**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00035 Pearson Correlation .495**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00036 Pearson Correlation .530**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00037 Pearson Correlation .471**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00038 Pearson Correlation .692**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00039 Pearson Correlation .596**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00040 Pearson Correlation .550**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00041 Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 194: Skripsi Nur Sekha

176

b) Hasil Uji Validitas Skala Kepemimpinan Transformasional

Total

VAR00001 Pearson Correlation .719**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00002 Pearson Correlation .684**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00003 Pearson Correlation .527**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00004 Pearson Correlation .632**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00005 Pearson Correlation .156

Sig. (2-tailed) .216

N 65

VAR00006 Pearson Correlation .569**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00007 Pearson Correlation .512**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00008 Pearson Correlation .687**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00009 Pearson Correlation .668**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00010 Pearson Correlation .441**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00011 Pearson Correlation .544**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00012 Pearson Correlation .312*

Sig. (2-tailed) .012

N 65

VAR00013 Pearson Correlation .473**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00014 Pearson Correlation .418**

Sig. (2-tailed) .001

N 65

VAR00015 Pearson Correlation .723**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00016 Pearson Correlation .597**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00017 Pearson Correlation .684**

Page 195: Skripsi Nur Sekha

177

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00018 Pearson Correlation .626**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00019 Pearson Correlation .018

Sig. (2-tailed) .889

N 65

VAR00020 Pearson Correlation .146

Sig. (2-tailed) .247

N 65

VAR00021 Pearson Correlation .333**

Sig. (2-tailed) .007

N 65

VAR00022 Pearson Correlation .334**

Sig. (2-tailed) .007

N 65

VAR00023 Pearson Correlation .394**

Sig. (2-tailed) .001

N 65

VAR00024 Pearson Correlation .619**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00025 Pearson Correlation .543**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00026 Pearson Correlation .372**

Sig. (2-tailed) .002

N 65

VAR00027 Pearson Correlation .510**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00028 Pearson Correlation .481**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00029 Pearson Correlation .509**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00030 Pearson Correlation .399**

Sig. (2-tailed) .001

N 65

VAR00031 Pearson Correlation .523**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00032 Pearson Correlation .577**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00033 Pearson Correlation .582**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00034 Pearson Correlation .529**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

Page 196: Skripsi Nur Sekha

178

VAR00035 Pearson Correlation .701**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00036 Pearson Correlation .557**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00037 Pearson Correlation .530**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00038 Pearson Correlation .553**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00039 Pearson Correlation .676**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00040 Pearson Correlation .733**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00041 Pearson Correlation .480**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00042 Pearson Correlation .708**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00043 Pearson Correlation .766**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00044 Pearson Correlation .737**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00045 Pearson Correlation .739**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00046 Pearson Correlation .532**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00047 Pearson Correlation .411**

Sig. (2-tailed) .001

N 65

VAR00048 Pearson Correlation .649**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00049 Pearson Correlation .539**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

VAR00050 Pearson Correlation .785**

Sig. (2-tailed) .000

N 65

total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 197: Skripsi Nur Sekha

179

8. Hasil Uji Reliabilitas

a) Hasil Uji Reliabilitas Skala Employee Engagement

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 65 100.0

Excludeda 0 .0

Total 65 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.916 37

b) Hasil Uji Reliabilitas Skala Kepemimpinan Transformasional

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 65 100.0

Excludeda 0 .0

Total 65 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.952 47

Page 198: Skripsi Nur Sekha

180

9. Hasil Uji Asumsi

a) Hasil Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kepemimpinan transformasional

Employee engagement

N 65 65

Normal Parametersa,,b

Mean 152.7692 117.2462

Std. Deviation 15.30193 11.62571

Most Extreme Differences Absolute .136 .150

Positive .136 .150

Negative -.081 -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 1.100 1.211

Asymp. Sig. (2-tailed) .178 .106

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

b) Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Employee engagement * Kepemimpinan transformasional

Between Groups

Within Groups Total

(Combined) Linearity Deviation from

Linearity

Sum of Squares 8438.562 5248.640 3189.921 211.500 8650.062

df 33 1 32 31 64

Mean Square 255.714 5248.640 99.685 6.823

F 37.481 769.304 14.611

Sig. .000 .000 .000

Page 199: Skripsi Nur Sekha

181

10. Hasil Uji Hipotesis

Correlations

Kepemimpinan transformasional

Employee engagement

Kepemimpinan transformasional Pearson Correlation 1 .779**

Sig. (2-tailed) .000

N 65 65

Employee engagement Pearson Correlation .779** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 65 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

11. Analisis Statistik Diskriptif

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kepemimpinan transformasional 152.7692 15.30193 65

Employee engagement 117.2462 11.62571 65

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Employee engagement * Kepemimpinan transformasional

65 100.0% 0 .0% 65 100.0%

Page 200: Skripsi Nur Sekha

182

Report

Employee engagement

Kepemimpinan transformasional Mean N Std. Deviation

128.00 107.0000 2 .00000

129.00 110.0000 1 .

131.00 109.0000 1 .

133.00 108.0000 1 .

135.00 113.0000 2 .00000

136.00 106.0000 4 2.70801

138.00 105.0000 3 3.60555

139.00 107.0000 5 2.91548

140.00 110.0000 3 3.00000

144.00 120.0000 1 .

145.00 106.0000 1 .

146.00 117.0000 1 .

147.00 105.0000 1 .

148.00 115.0000 1 .

149.00 117.0000 2 5.65685

151.00 121.0000 2 .00000

152.00 117.5000 4 1.73205

153.00 112.3333 3 2.88675

155.00 106.0000 1 .

156.00 118.0000 1 .

157.00 119.0000 1 .

158.00 118.0000 1 .

160.00 131.6667 3 2.88675

161.00 122.0000 2 .00000

165.00 115.3333 3 4.04145

166.00 112.0000 1 .

168.00 106.0000 1 .

170.00 127.5000 2 .70711

172.00 139.0000 1 .

175.00 113.0000 2 .00000

176.00 136.0000 4 1.15470

177.00 143.0000 2 .00000

181.00 145.0000 1 .

183.00 145.0000 1 .

Total 117.2462 65 11.62571

Page 201: Skripsi Nur Sekha

183

12. Surat Penelitian

Page 202: Skripsi Nur Sekha

184