173
PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 59 JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: NUR FAIZAH NIM: 1110018200030 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Skripsi Nur Faizah Watermark

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qqqq

Citation preview

  • PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

    DI SMK NEGERI 59 JAKARTA

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh:

    NUR FAIZAH

    NIM: 1110018200030

    JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN

    59 Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta telah melalui

    bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

    pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

    Jakarta, 8 Oktober 2014

    Yang mengesahkan,

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Ali Nurdin, M. Pd Dr. Fathi Ismail, MM

    NIP. 195506011981031005 NIP. 194910121978031003

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59

    Jakarta diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada

    tanggal 10 November 2014 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis

    berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

    Jakarta, 14 November 2014

    Panitia Ujian Munaqasah

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

    Dr. Hasyim Asyari, M.Pd . ... NIP. 19661009 199303 1 004

    Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

    Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd . NIP. 19730302 200501 1 002

    Penguji I

    Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil . .... NIP. 19560530 198503 1 002

    Penguji II

    Dr. Jejen Musfah, MA . NIP. 19770602 200501 1 004

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Dra. Nurlena Rifai, MA, Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001

  • SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Nur Faizah

    NIM : 1110018200030

    Jurusan : Manajemen Pendidikan

    Alamat : Jl. Panjang Cidodol RT.002 RW.013 No.32 Kebayoran Lama,

    Jakarta Selatan

    MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

    Bahwa skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    di SMKN 59 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan

    dosen:

    Nama Pembimbing I : Drs. Ali Nurdin, M. Pd.

    NIP : 19550601 198103 1 005

    Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan

    Nama Pembimbing II : Dr. Fathi Ismail, MM.

    NIP : 19491012 197803 1 003

    Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

    menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

    sendiri.

    Jakarta, 8 Oktober 2014

    Yang Menyatakan

    Nur Faizah

  • i

    ABSTRAK

    Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Pendidikan di SMKN 59 Jakarta, Skripsi Program Strata Satu (S-1),

    Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pemeliharaan

    sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Metode yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

    mengenai kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan

    di SMKN 59 Jakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi

    wawancara, studi dokumentasi dan observasi dengan interviewee, yaitu Kepala

    SMKN 59 Jakarta, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, Kepala

    Laboratorium Sekolah dan Kepala Perpustakaan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pemeliharaan sarana

    dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta sudah baik. Hanya saja karena

    belum memiliki Standar Operating Procedure (SOP) maka ada beberapa kegiatan

    dalam perencanaan yang belum berjalan dengan baik. Selain itu, teknik

    pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta belum

    optimal. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pemeliharaan tidak dilaksanakan

    pendataan sesuai dengan teknik pemeliharaan. Namun dalam hal penganggaran

    untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dana yang

    dialokasikan untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sudah

    cukup.

    Rekomendasi yang dapat penulis berikan agar pemeliharaan sarana dan

    prasarana pendidikan dapat dilakukan secara optimal ada 3 (tiga). Pertama, perlu

    dilakukan analisis kebutuhan secara lebih matang dalam membuat perencanaan

    program kerja sarana dan prasarana oleh Tim Sarana dan Prasarana Sekolah.

    Kedua, Tim Sarana dan Prasarana Pendidikan harus melakukan pendataan

    terhadap sarana dan prasarana yang rusak. Ketiga, Kepala Sekolah harusnya lebih

    intensif lagi dalam melakukan pengawasan dan memberikan kesadaran kepada

    seluruh warga sekolah dalam memelihara sarana dan prasarana sekolah.

    Kata Kunci: Pemeliharaan, Sarana dan Prasarana.

  • ii

    ABSTRACT

    Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Maintenance of Educational Facilities in

    Public Vocational High School 59 Jakarta, Thesis Program Degree of Strata I

    (S1), Program Study of Management Education, Faculty of Tarbiyah and

    Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2014.

    This study aims to describe the maintenance of educational facilities at

    Public Vocational High School 59 Jakarta. The method that used in this study is a

    qualitative approach to describe the maintenance activities of educational facilities

    were conducted at Public Vocational High School 59 Jakarta. Data collection

    techniques were used, including interviews, documentation studies and

    observation with the interviewees, the Head of 59 Vocational High School

    Jakarta, Vice Principal field Infrastructures, The Head of the School Laboratory

    and the Head of Library.

    The results of the research showed that the maintenance of educational

    facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta is good. But, because of

    Public Vocational High School 59 Jakarta does not have a Standar Operating

    Procedure (SOP) so that there was some plans has not been going well. In

    addition, maintenance techniques of educational facilities at Public Vocational

    High School 59 Jakarta is not optimal. This is due, the data collection acitivities of

    maintenance is not carried out in accordance with the maintenance techniques

    does. However, in terms of budgeting for maintenance of educational facilities,

    the funds that allocated for maintenance activities for school infrastructure is

    sufficient.

    There are three recommendations which can writer given to the

    maintenance of educational facilities in order to can be performed optimally.

    First, it is necessary to analyze the needs to be done better of the planning work

    program infrastructure by the School Facilities and Infrastructure Team. Second,

    The School Facilities and Infrastructure Team should record all of the damaged

    facilities and infrastructure. Third, the principal should be more intensive in the

    monitoring and bring awareness to the entire school community in maintaining

    school facilities and infrastructure.

    Keywords: Maintenance, Facilities and Infrastructure.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillaahirabbilaalamin, puji serta syukur dipanjatkan kehadirat

    Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang tercurah sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini. Allahummashalliala Muhammad, shalawat serta salam

    semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi

    Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah.

    Dengan penuh rasa syukur, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis

    sangat menyadari bahwa hasil penelitian dari skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Namun Alhamdulillah berkat bantuan, dorongan dan bimbingan

    baik moral maupun material dari banyak pihak sehingga penulis dapat membuat

    skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di

    SMKN 59 Jakarta. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

    kasih kepada:

    1. Dra. Nurlena Rifai, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. Hasyim Asyari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Ali Nurdin, M. Pd. dan Dr. Fathi Ismail, MM., dosen pembimbing

    skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan,

    nasehat, motivasi, ilmu dan kritik yang sangat berarti bagi penulis

    sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

    4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah

    dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar

    di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • iv

    5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

    Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

    telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis

    butuhkan.

    6. Drs. H. Ramli, M. Pd., Kepala SMKN 59 Jakarta. Semoga Allah

    senantiasa memberikan keberkahan dan kesehatan.

    7. Elizar Kamal, S. Pd., Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan

    prasarana serta semua guru dan staf SMKN 59 Jakarta yang telah

    menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat

    diselesaikan dengan baik.

    8. Mamah dan Ayah (Alawiyah dan Hidayat), terima kasih banyak atas

    segala dukungan baik moral maupun materil, doa, nasehat, kesabaran,

    kasih sayang serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    9. Kakak dan adik (M. Fadli, Nurmayanti, S. Kom, Andriansyah, S.E,

    dan Chaerullah), terima kasih untuk dukungan moral dan materil yang

    selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

    ini.

    10. Rekan-rekan seperjuangan MP angkatan 2010, khususnya untuk

    Mecca, Sefti dan Siti. Terima kasih teman untuk segala bantuan,

    motivasi dan dukungan kalian.

    Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan

    kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya

    untuk penulis dan pembaca umumnya.

    Jakarta, 8 Oktober 2014

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ...................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

    C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7

    D. Perumusan Masalah .................................................................... 7

    E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

    BAB II KAJIAN TEORITI DAN KERANGKA BERPIKIR

    A. Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................... 9

    1. Pengertian Sarana Pendidikan ............................................ 9

    2. Pengertian Prasarana Pendidikan Pendidikan ..................... 11

    3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................... 12

    4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ........ 18

    B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................... 28

    1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ...................... 28

    2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana .. 30

    3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.......... 31

    4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ........................ 31

    5. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ....................... 33

    6. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ................... 36

    C. Hasil Kajian yang Relevan ....................................................... 38

    D. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu .................................. 39

  • vi

    E. Kerangka Berpikir .................................................................... 39

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 41

    B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 41

    C. Subjek Penelitian ........................................................................ 42

    D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 43

    E. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 46

    F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 50

    G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ......................... 51

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 54

    1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta ............................. 54

    2. Identitas Sekolah .................................................................. 54

    3. Visi dan Misi SMK Negeri 59 Jakarta ................................. 54

    4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

    SMK Negeri 59 Jakarta........................................................ 55

    5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta .................... 57

    6. Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta ....................... 61

    B. Deskripsi dan Analisis Data ...................................................... 62

    1. Perencanaan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Pendidikan ........................................................................... 62

    2. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..... 67

    3. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Pendidikan ........................................................................... 89

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................. 94

    B. Saran ........................................................................................... 95

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................. 38

    Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ................................................ 41

    Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data .............................. 46

    Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kepala SMKN 59 Jakarta................ 47

    Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Wakasekbid. Sarana dan Prasarana . 48

    Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Kepala Laboratorium ...................... 49

    Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kepala Perpustakaan ....................... 49

    Tabel 4.1 Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta ..................................... 55

    Tabel 4.2 Data Karyawan SMK Negeri 59 Jakarta ............................. 56

    Tabel 4.3 Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta.................................... 57

    Tabel 4.4 Data Inventaris Sarana dan Prasarana

    SMK Negeri 59 Jakarta....................................................... 58

    Tabel 4.5 Rincian Tugas Tim Sarana dan Prasarana

    SMK Negeri 59 Jakarta....................................................... 72

    Tabel 5.1 Sarana Ruang Kelas ............................................................ 98

    Tabel 5.2 Sarana Ruang Perpustakaan ................................................ 98

    Tabel 5.3 Sarana Laboratorium Komputer ......................................... 99

    Tabel 5.4 Sarana Laboratorium Multimedia ....................................... 100

    Tabel 5.5 Sarana Laboratorium Pemasaran ........................................ 101

    Tabel 5.6 Sarana Laboratorium Bahasa .............................................. 102

    Tabel 5.7 Sarana Ruang Pimpinan ...................................................... 102

    Tabel 5.8 Sarana Ruang Guru ............................................................. 103

    Tabel 5.9 Sarana Ruang Tata Usaha ................................................... 104

    Tabel 5.10 Sarana Tempat Ibadah......................................................... 104

    Tabel 5.11 Sarana Toilet ....................................................................... 105

    Tabel 5.12 Sarana Gudang .................................................................... 106

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta ....................... 61

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Hasil Wawancara

    Lampiran 2 Rincian Rencana Program Kerja 2013/2014

    Lampiran 3 Evaluasi Program Kerja 2013/2014

    Lampiran 4 Rencana Anggaran Program Kerja 2013/2014

    Lampiran 5 Kartu Pemeliharaan Barang Tahun 2013

    Lampiran 6 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Bahasa

    Lampiran 7 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Pemasaran

    Lampiran 8 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Multimedia

    Lampiran 9 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Komputer (KKPI)

    Lampiran 10 Rincian Tugas Tim Sarpras

    Lampiran 11 Surat Bimbingan Skripsi

    Lampiran 12 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

    Lampiran 14 Lembar Uji Referensi

    Lampiran 15 Biodata Penulis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber

    daya manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Sebagai

    agent of change, pendidikan mampu meningkatkan taraf hidup manusia

    menjadi lebih baik. Dalam kehidupannya, manusia perlu dididik dan

    mendidik dirinya untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan hidupnya

    secara terus menerus. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pendidikan

    yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pelaksanaan pendidikan harus

    menjamin peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan perkembangan

    zaman yang ada agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi

    dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan

    pendidikan tersebut, pemerintah telah mengatur delapan standar nasional

    pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik

    Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

    Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 ayat 1 pasal 1 dijelaskan bahwa :

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

    aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara.1

    Secara umum, penyelenggaraan proses pendidikan sebagai upaya untuk

    mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan utama dari lembaga

    pendidikan. Dalam pencapaian tujuan tersebut tentunya terkait dengan banyak

    1 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, h.1.

  • 2

    faktor yang di antaranya adalah pengelolaan terhadap sarana dan prasarana

    pendidikan.

    Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional pasal 35 ayat 1 disebutkan bahwa standar nasional pendidikan

    terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,

    sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan

    yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar sarana dan

    prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria

    minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,

    perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi

    dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang

    proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

    komunikasi.2 Dengan adanya standar pendidikan tersebut, sekolah harus

    dapat mengelola semua sumber daya yang ada sesuai dengan standar yang

    telah ditetapkan demi mencapai tujuan pendidikan. Agar tujuan pendidikan

    yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik, maka kegiatan belajar

    mengajar yang ada di sekolah haruslah berjalan dengan lancar tanpa adanya

    suatu hambatan apapun.

    Dalam proses belajar mengajar, agar peserta didik dapat mengikuti

    kegiatan belajar mengajar dengan baik maka harus ditopang dengan fasilitas

    belajar yang memadai yaitu dengan adanya sumber-sumber belajar yang

    berfungsi dengan baik seperti adanya perpustakaan yang lengkap,

    laboratorium serta bengkel-bengkel kerja dan dapat menggunakan teknologi

    informasi.3 Kegiatan belajar mengajar akan efektif jika ketersediaan sarana

    dan prasarana yang ada memadai dan berfungsi dengan baik. Namun hal

    tersebut tidaklah cukup karena meskipun sarana dan prasarana yang ada

    tersedia secara memadai, tetapi pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana

    tersebut tidak dilakukan dengan baik maka nilai guna dan nilai daya dari

    2 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal

    1 ayat 8, h. 3.

    3 Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa Depan), (Bandung:

    Remaja Rosdakarya, 2008), h. 176

  • 3

    sarana dan prasarana tersebut akan menyusut. Hal ini tentunya akan

    mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Pemeliharaan

    terhadap sarana dan prasarana pendidikan merupakan masalah yang sering

    terjadi di suatu lembaga pendidikan, di mana kenyataan di lapangan banyak

    ditemukan bahwa sekolah tidak mampu memelihara sarana dan prasarana

    yang dimilikinya sehingga menyebabkan sarana dan prasarana tersebut rusak

    dan tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya lagi. Banyak sekolah

    yang tidak melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang

    dimilikinya sehingga saat sarana dan prasarana tersebut rusak maka sekolah

    langsung melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana tersebut.

    Padahal jika pemeliharaan dilakukan secara baik dan berkala, maka tentunya

    hal ini akan meningkatkan efisiensi dari sarana dan prasarana yang ada.

    Pemeliharaan sarana dan prasarana itu sendiri bertujuan untuk

    memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat

    kerja, bangunan dan isinya), untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan

    yang dipasang untuk produksi atau jasa, untuk menjamin kesiapan

    operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat

    setiap waktu dan untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat

    tersebut.4

    Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu Standar Nasional

    Pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan,

    sehingga melengkapi sarana dan prasarana menjadi hal yang mutlak. Hal

    tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional pasal 45 ayat 1 yang berbunyi: Setiap satuan

    pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang

    memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan

    perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan

    kejiwaan peserta didik. Hal tersebut juga diperkuat dengan Peraturan

    Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab VII pasal 42 ayat 1 bahwa Setiap satuan

    4 Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi

    Karya Media, 2007), h. 106

  • 4

    pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan

    pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis

    pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

    pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.5

    Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), standar sarana

    dan prasarana untuk satu SMK/MAK harus memiliki sarana dan prasarana

    yang mampu melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 48

    rombongan belajar.6

    Jika melihat pada kenyataan yang ada, di mana sarana dan prasarana

    pendidikan tidak dapat menunjang proses belajar mengajar karena memang

    pengadaan sarana dan prasarana yang tidak diperhatikan dengan baik, banyak

    juga sekolah yang sarana dan prasarana pendidikannya sudah cukup memadai

    namun karena tidak dilakukan pemeliharaan terhadap fasilitas sekolah

    tersebut, sarana dan prasarana yang ada menjadi rusak atau tidak dapat

    digunakan lagi sesuai dengan fungsinya. Bahkan terkadang sarana dan

    prasarana yang rusak tersebut diabaikan begitu saja tanpa adanya tindak

    lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini tentunya akan

    mempengaruhi atau bahkan menghambat kelancaran kegiatan belajar

    mengajar yang ada di sekolah. Berdasarkan kondisi tersebut, lembaga

    pendidikan harusnya mampu mengelola semua sarana dan prasarana yang ada

    termasuk memeliharanya agar sarana dan prasarana yang ada dapat digunakan

    sesuai dengan masa manfaat dari barang tersebut.

    Selain itu, masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah terkait dengan

    sarana dan prasarana pendidikan adalah masalah pemeliharaan. Banyak

    sekolah yang tidak mampu memelihara dan merawat sarana dan prasarana

    pendidikan yang ada sehingga sarana dan prasarana tersebut banyak yang

    rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Kurangnya pemeliharaan terhadap

    sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah mengakibatkan sarana

    5 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII

    pasal 42 ayat 1 , h. 31.

    6 Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan

    Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), h. 1.

  • 5

    dan prasarana tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini

    tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang ada di

    sekolah. Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah disebabkan

    karena kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya

    melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada.

    Kesadaran dan pemahaman yang kurang tersebut dikarenakan karena tidak

    adanya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap sarana dan prasarana

    yang telah dipakai setelah dipakai saat proses belajar mengajar.

    Oleh karena itu, sekolah harus bisa menimbulkan kesadaran dan

    memberikan pemahaman mengenai betapa pentingnya memelihara sarana dan

    prasarana pendidikan yang ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

    menumbuhkan kesadaran dan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana

    dan prasarana adalah dengan memberikan arahan dan penjelasan bagi semua

    warga sekolah bahwa lebih baik memelihara dan merawat sarana dan

    prasarana pendidikan dengan baik daripada sekolah harus mengeluarkan

    biaya yang cukup besar untuk melakukan perbaikan terhadap sarana dan

    prasarana yang rusak akibat tidak dipelihara dengan baik.

    SMK Negeri 59 Jakarta yang terletak di Jl. Peninggaran Barat I

    Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan adalah salah satu lembaga pendidikan

    formal yang sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai.

    Akan tetapi masih ada kekurangan dalam hal pemeliharaan sarana dan

    prasarana pendidikan yang ada. Terdapat beberapa sarana dan prasarana

    pendidikan yang kurang mendapatkan pemeliharaan sehingga rusak dan tidak

    dapat digunakan lagi. Salah satu contohnya adalah proyektor yang ada di

    kelas XII Pemasaran 2 yang rusak dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan

    belajar mengajar. Mengingat pentingnya pemeliharaan terhadap sarana dan

    prasarana pendidikan yang ada di sekolah, maka suatu lembaga pendidikan

    harus melakukan upaya-upaya dalam rangka memelihara dan merawat sarana

    dan prasarana yang ada. Pemeliharaan sarana dan prasarana tentunya harus

    dilakukan secara rutin dan berkala sebagai upaya pencegahan terjadinya

    kerusakan pada sarana dan prasarana yang ada. Dengan pemeliharaan yang

  • 6

    teratur maka sarana dan prasarana dapat tahan lebih lama dari segi kuantitas

    dan kualitasnya sehingga selalu dalam kondisi baik siap pakai.

    Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemeliharaan Sarana

    dan Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi

    masalah sebagai berikut:

    1. Belum efektifnya kegiatan perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana

    pendidikan.

    2. Kurangnya kesadaran warga sekolah (kepala sekolah, wakil kepala

    sekolah, guru, siswa dan pegawai sekolah) dalam memelihara sarana dan

    prasarana pendidikan.

    3. Masih rendahnya alokasi dana dari Rencana Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Sekolah (RAPBS) untuk pemeliharaan sarana dan prasarana

    pendidikan.

    4. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan belum berdasarkan teknik

    pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

    5. Kurangnya sumber daya manusia yang ikut serta dalam pemeliharaan

    sarana dan prasarana.

    6. Rendahnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan sarana dan

    prasarana.

    7. Belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan pemeliharaan

    sarana dan prasarana yang baik.

    8. Kurangnya upaya sekolah dalam memberikan pemahaman mengenai

    pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana.

  • 7

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang

    akan diteliti pada tiga aspek berikut:

    1. Perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

    di SMKN 59 Jakarta.

    2. Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59

    Jakarta.

    3. Alokasi dana Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

    (RAPBS) untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana

    pendidikan di SMKN 59 Jakarta.

    Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang diteliti adalah hanya sarana

    dan prasarana pendidikan yang berhubungan langsung dengan proses belajar

    mengajar seperti: Gedung, ruang kelas, mebiler, laboratorium dan buku.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

    peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana perencanaan pemeliharaan

    sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta, bagaimana bentuk

    teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta

    dna bagaimana pengalokasian dana RAPBS untuk kegiatan pemeliharaan

    sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

    1. Bagi Penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan mengetahui

    bagaimana sesungguhnya penerapan pemeliharaan sarana dan prasarana

    pendidikan.

    2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

    khususnya mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang

    ada di SMKN 59 Jakarta.

  • 8

    3. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

    khasanah kepustakaan kependidikan dan dapat dijadikan referensi untuk

    penelitian selanjutnya.

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

    A. Sarana dan Prasarana Pendidikan

    1. Pengertian Sarana Pendidikan

    Sarana dan prasarana adalah salah satu komponen penting dalam

    sebuah penyelenggaraan pendidikan karena merupakan faktor penunjang

    proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

    rangka mencapai tujuan pendidikan di suatu lembaga pendidikan.

    Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah

    misalnya sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di

    sekolah. Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di

    sekolah. Anak didik tentunya dapat belajar dengan lebih baik dan

    menyenangkan jika sekolah mampu memenuhi kebutuhan belajar dari anak

    didik itu sendiri.1 Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus

    mendapat perhatian lebih karena merupakan tolok ukur sebuah sekolah

    sehingga dalam penggunaannya harus selalu ditingkatkan dan disesuaikan

    dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh

    karena itu, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan harus dilakukan

    sebaik mungkin, terutama dalam hal pemeliharaan agar sarana dan prasarana

    yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan usia sarana dan prasarana

    itu sendiri. Selanjutnya akan dibahas beberapa pengertian sarana sebagai

    berikut:

    Menurut Agustinus Hermino, Sarana pendidikan adalah semua

    perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan

    dalam proses pendidikan di sekolah.2

    1 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 183-

    185

    2 Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: Gramedia,

    2013), h. 178

  • 10

    Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa sarana adalah semua

    peralatan yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran

    dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.3

    Menurut M. Sobry Sutikno, Sarana pendidikan pada umumnya

    mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

    dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: gedung/ruang

    kelas, alat-alat/media pembelajaran, meja, kursi dan sebagainya.4

    Menurut H. M. Daryanto, Sarana seperti alat langsung untuk

    mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku, perpustakaan,

    laboratorium dan sebagainya.5

    Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media

    Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sarana pendidikan

    adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik

    yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan

    dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.6

    Ibrahim Bafadal mengemukakan bahwa sarana pendidikan adalah

    semua perangkat yang digunakan secara langsung dalam kegiatan belajar

    mengajar yang dilaksanakan di sekolah.7

    Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana

    adalah semua peralatan, perabot dan fasilitas baik yang bergerak maupun

    tidak bergerak yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran

    di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Contoh sarana pendidikan

    misalnya seperti; kursi, meja, buku, papan tulis, alat praktik, alat peraga dan

    sebagainya.

    3 Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, h. 6-7

    4 M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga

    Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012), Cet. 1, h. 86

    5 H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 6, h. 51

    6 Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah,

    (Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet. 1, h. 103

    7 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi

    Aksara, 2004), Cet. 2, h. 2

  • 11

    2. Pengertian Prasarana Pendidikan

    Prasarana secara etimologi (arti kata) adalah alat tidak langsung untuk

    mencapai tujuan.8 Hamdani menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah

    fasilitas yang digunakan secara tidak langsung dalam menunjang proses

    pengajaran di sekolah, seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan

    menuju sekolah.9 Perbedaan mendasar antara pengertian sarana dan prasarana

    pendidikan sebenarnya terletak pada sifatnya saja. Di mana sarana pendidikan

    bersifat langsung dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah,

    sedangkan prasarana bersifat tidak langsung dalam menunjang kegiatan

    belajar mengajar di sekolah.

    Menurut Barnawi dan M. Arifin, Prasarana pendidikan merupakan

    semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung digunakan

    untuk menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10

    Prasarana pendidikan juga didefinisikan sebagai semua perangkat

    kelengkapan dasar yang digunakan secara tidak langsung menunjang

    pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.11

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana

    pendidikan adalah semua fasilitas yang digunakan secara tidak langsung

    dalam proses pendidikan seperti; halaman, taman sekolah dan jalan menuju

    sekolah.

    Berdasarkan pengertian sarana dan prasarana pendidikan yang telah

    dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana

    pendidikan merupakan semua alat, fasilitas, atau kelengkapan dasar yang

    digunakan secara langsung dan tidak langsung dalam menunjang

    terselenggaranya kegiatan belajar mengajar demi mencapai tujuan

    pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang, meja,

    8 Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press, 2006), h.

    91

    9 Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 1, h. 191

    10

    Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-

    Ruzz Media, 2012), Cet. 1, h. 48

    11

    Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: Gramedia,

    2013), h. 178

  • 12

    kursi, papan tulis, alat praktik, alat peraga, perpustakaan, laboratorium,

    halaman, taman dan jalan menuju sekolah.

    3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis,

    atau sifatnya, yaitu:

    a. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar (PBM), prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak

    sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah

    tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan

    jalan, air listrik, telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana

    pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan)

    terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan

    media pendidikan.12

    Prasarana pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, memiliki

    peran yang sifatnya tidak langsung menunjang proses belajar mengajar

    (PBM). Oleh karena itu prasarana hanya menjadi faktor pendukung dalam

    proses pendidikan. Sehingga dalam keberadaannya kurang sangat

    menentukan efektifnya proses belajar mengajar. Namun hal tersebut tidak

    membuat prasarana tidak diperhatikan dalam proses pengadaannya karena

    tanpa adanya prasarana pendidikan, proses belajar mengajar yang terjadi akan

    terhambat mengingat prasarana pendidikan itu sendiri merupakan faktor yang

    mendukung dan melengkapi sarana pendidikan guna terlaksananya proses

    belajar mengajar yang efektif. Yang termasuk prasarana pendidikan yaitu

    meliputi gedung/bangunan sekolah (ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang

    kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, ruang Unit Kesehatan Sekolah

    (UKS), tempat ibadah, ruang organisasi, gudang, kantin sekolah dan jamban),

    air, listrik, telepon dan jalan menuju sekolah.

    Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung dalam

    kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu fungsi kehadirannya sangat

    menentukan keefektifan kegiatan pembelajaran di sekolah. Misalnya, buku

    12 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: Rineka

    Cipta, 1996), Cet. 1, h. 115

  • 13

    pelajaran yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya buku

    pelajaran tersebut, maka proses transfer ilmu dari guru ke peserta didik akan

    kurang optimal. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar

    mengajar yang terjadi di kelas.

    Jika dilihat dari jenisnya, maka sarana dan prasarana pendidikan

    dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:

    b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.

    Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang

    berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk

    memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan,

    mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media dan

    sebagainya.

    Fasilitas nonfisik yaitu sesuatu yang bukan benda mati atau kurang

    dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk

    memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa,

    uang.

    Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, fasilitas yang

    dimaksud adalah sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah, baik yang

    bersifat fisik maupun nonfisik. Fasilitas fisik adalah semua sarana dan

    prasarana pendidikan yang digunakan sekolah yang berwujud benda mati

    namun memiliki peran yang penting karena dapat memudahkan suatu

    kegiatan pendidikan. Misalnya kendaraan yang biasa digunakan untuk

    transportasi, mesin tulis dan komputer sebagai media yang digunakan untuk

    praktik kejuruan, perabotan sekolah yang menunjang proses pendidikan, alat

    peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan model kerangka

    manusia atau anatomi tubuh manusia yang digunakan saat pembelajaran

    praktik bidang studi dan lain sebagainya.

    Adapun pendapat lain yang mengartikan sarana dan prasarana

    pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Tholib Kasan, yang

    dimaksud dnegan kebutuhan fisik sekolah adalah sebagai berikut:

    1) Kantor,

    2) Sekolah,

    3) Rumah dinas,

  • 14

    4) Gudang,

    5) Laboratorium,

    6) Instalasi air dan listrik,

    7) Jalan,

    8) Jembatan,

    9) Pagar,

    10) Saluran air,

    11) Tanah; (tanah kosong, kebun percobaan, taman dan halaman).13

    Sedangkan sarana dan prasarana yang dikategorikan ke dalam fasilitas

    nonfisik yaitu fasilitas yang memiliki peranan yang sama dengan fasilitas

    fisik, hanya saja tidak berwujud benda mati. Misalnya manusia, dalam hal ini

    yaitu sumber daya manusia atau guru sebagai pendukung kegiatan belajar

    mengajar. Kemudian adalah jasa, yakni kinerja guru itu sendiri dalam

    mengajar dan memberikan konsultasi kepada siswa yang sedang mengalami

    permasalahan. Yang terakhir adalah uang, di mana uang sebagai faktor

    ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan di

    sekolah, termasuk proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat

    terealisasikan karena adanyan fungsi uang tersebut.

    Sarana dan prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan

    sifatnya, yaitu:

    c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang

    kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.

    1) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tak habis

    pakai.

    a) Barang habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang

    tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi

    lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu

    dan sebagainya.

    b) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa

    digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap

    13 Tholib Kasan, Op. Cit, h. 95

  • 15

    memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk

    pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin tik,

    kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.

    2) Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah,

    bangunan/gedung, sumur, menara air dan sebagainya.14

    Sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah dapat

    diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi barang bergerak dan barang

    tidak bergerak. Barang yang bergerak ini dapat dipindahtempatkan dan

    tentunya volume barang tersebut dapat dijangkau oleh penggunanya. Barang

    bergerak ini terbagi menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai.

    Barang habis pakai hanya dapat digunakan dalam jangka waktu yang

    tidak lama karena volume barang tersebut akan susut pada saat digunakan dan

    sampai barang tersebut habis nilai gunanya. Yang termasuk dalam barang

    habis pakai antara lain seperti spidol dan tinta yang digunakan dalam kegiatan

    belajar mengajar. Sedangkan barang tidak habis pakai jangka waktunya lebih

    lama dibandingkan dengan barang habis pakai, karena volumenya tidak akan

    susut saat digunakan hanya saja dibutuhkan perawatan secara berkala dan

    anggaran biaya untuk melakukan perawatan tersebut agar barang tersebut

    selalu dalam kondisi siap pakai ketika akan digunakan. Yang termasuk dalam

    kategori barang tidak habis pakai adalah seperti mesin tik, komputer yang

    digunakan dalam proses pendidikan dan kendaraan sebagai alat transportasi

    yang digunakan pihak sekolah untuk memudahkan kegiatan pendidikan jika

    harus dilaksanakan di luar sekolah, media pendidikan dan sebagainya.

    Selanjutnya adalah barang tidak bergerak. Barang yang tidak dapat

    dipindahtempatkan ini dapat berupa prasarana pendidikan yang digunakan

    untuk menunjang proses pendidikan. Yang termasuk barang tidak bergerak

    ini yaitu lahan, bangunan/gedung sekolah, air, listrik dan sebagainya.

    Sedangkan dilihat dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar

    mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: alat pelajaran,

    alat peraga dan media pendidikan.

    14 Ibid., h. 115-116

  • 16

    Secara singkat ketiga jenis sarana pendidikan tersebut dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    a. Alat pelajaran Alat pelajaran adalah alat atau benda yang dipergunakan secara

    langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar

    mengajar.15

    b. Alat peraga Alat peraga adalah semua alat bantu pendidikan dan pengajaran,

    dapat berupa benda perbuatan dari yang tingkatannya paling

    konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah

    pengertian (penyampaian konsep) kepada siswa.16

    Dalam proses belajar mengajar, alat peraga sangatlah dibutuhkan

    karena dengan penggunaan alat peraga tersebut mampu memudahkan peserta

    didik untuk mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan alat peraga

    maka peserta didik bisa melihat secara langsung contoh atau gambaran

    konkrit dari teori yang mereka pelajari.

    c. Media pendidikan Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiahnya berarti

    pengantar atau perantara. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai

    segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

    sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang

    kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

    efektif dan efisien.17

    Selain itu ada juga pendapat lain mengenai pengertian media

    pendidikan. Media pendidikan adalah segala bentuk saluran

    pendidikan baik dalam bentuk cetak maupun audio visual yang dapat

    menyajikan pesan serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

    kemauan pembelaajr sehingga dapat mendorong terjadinya proses

    belajar mengajar. Media pendidikan dapat diklasifikasikan

    berdasarkan atas media tradisional dan media modern. Contoh dari

    media tradisional adalah papan tulis, penghapus dan kapur. Sedangkan

    contoh dari media modern adalah slide dan film.18

    Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur

    pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Sedangkan menurut Gagne, media

    terbagi menjadi 7 (tujuh) kelompok yaitu: benda untuk didemonstrasikan,

    15 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materiil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h. 11

    16

    Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 10-11

    17

    Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

    Press, 2012), h. 7

    18

    Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11

  • 17

    komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara

    dan mesin belajar.19

    Media pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual, audio dan audiovisual.20

    1) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan indera

    pendengaran (kemampuan suara), seperti radio, cassette recorder,

    piringan audio.

    2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan,

    seperti film strip, slides, foto, gambar, atau cetakan. Adapula media

    visual yang menampilkan gambar bergerak seperti film bisu, film kartun.

    3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan

    gambar. Media ini memiliki kemampuan yang lebih baik karena

    mencakup kedua unsur yang pertama dan kedua.21

    Ketiga jenis media pengajaran tersebut dapat digunakan oleh guru

    untuk lebih memudahkan dalam penyampaian informasi kepada peserta didik.

    Selain itu, dengan penggunaan media pengajaran tersebut akan lebih menarik

    minat belajar siswa dalam belajar. Misalnya saat guru menggunakan media

    audiovisual berupa film terkait dengan materi pelajaran yang sedang diajar.

    Hal itu tentunya akan membuat peserta didik lebih tertarik dan termotivasi

    untuk belajar karena peserta didik dapat menghubungkan secara langsung

    dengan materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, media pengajaran

    haruslah dimanfaatkan seoptimal mungkin agar proses belajar mengajar yang

    terjadi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien sehingga tujuan

    pembelajaran yang hendak dicapai dapat terealisasikan sebagaimana sesuai

    dengan yang diharapkan.

    Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi

    dua macam, yaitu:

    19 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

    Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 4, h. 20

    20

    Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 50

    21

    Sudirman, dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991), Cet. 5, h. 206-

    207

  • 18

    1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti: ruang teori, ruang perpustakaan,

    ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.

    2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang

    terjadinya proses belajar mengajar, misalnya: ruang kantor, kantin

    sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang

    usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan

    tempat parkir kendaraan.22

    Selain itu, ada juga pendapat lain mengenai prasarana pendidikan.

    Yang termasuk dalam prasarana pendidikan adalah seperti tanah, halaman,

    pagar, gedung/bangunan sekolah serta alat perabot/mebeler dan bangunan

    infrastruktur. Infrastruktur adalah prasarana lingkungan sekolah untuk

    melengkapi gedung sekolah agar sekolah menjadi aman, nyaman dan sehat.

    Infrastruktur yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:

    a) Jalan, gorong-gorong dan jembatan;

    b) Jaringan listrik dan telepon;

    c) Jaringan air bersih;

    d) Sumur gali.23

    4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai

    kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan,

    inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan

    serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah secara

    tepat guna dan tepat sasaran.24

    Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses

    kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-

    22 Daryanto dan Mohammad Farid, Op.Cit, h. 108

    23

    Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11

    24

    Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Sarana

    Panca Karya Nusa, 2009), h. 125

  • 19

    sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan

    agar selalu dalam kondisi siap pakai saat PBM.25

    Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kerja

    sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana secara efektif dan efisien.

    Menurut Agustinus Hermino, proses manajemen sarana dan prasarana

    sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a) Pengadaan

    b) Pendistribusian

    c) Penggunaan dan pemeliharaan

    d) Inventarisasi

    e) Penghapusan26

    Dengan demikian, Agustinus Hermino menyebutkan adanya 5 proses

    dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

    Berbeda dengan Agustinus, Barnawi & M. Arifin menjelaskan bahwa

    proses-proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilakukan

    melalui kegiatan sebagai berikut:

    a) Perencanaan

    b) Pengadaan

    c) Pengaturan

    d) Penggunaan

    e) Penghapusan27

    Sedangkan menurut Ary H. Gunawan, secara kronologis-operasional

    kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

    a) Perencanaan Pengadaan Barang

    b) Prakualifikasi Rekanan

    c) Pengadaan Barang

    d) Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran

    e) Pemeliharaan, Rehabilitasi

    25 Mulyono, Manajemen Administrasi&Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

    Media, 2008), Cet. 1, h. 184

    26

    Agustinus Hermino, Op. Cit, h. 180

    27

    Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 48-49

  • 20

    f) Penghapusan dan Penyingkiran

    g) Pengendalian28

    Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa kegiatan manajemen

    sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

    a) Perencanaan

    b) Pengadaan

    c) Penyimpanan

    d) Inventarisasi

    e) Pemeliharaan

    f) Penataan

    g) Penggunaan dan Pembuatan

    h) Penghapusan

    i) Pengawasan dan Pengendalian

    Dengan demikian, kegiatan manajemen sarana dan prasarana

    pendidikan menurut Ary H. Gunawan ada 7 proses. Sedangkan menurut

    Wahyu Sri Ambar Arum terdapat 9 proses dalam manajemen sarana dan

    prasarana pendidikan. Secara garis besar, proses manajemen sarana dan

    prasarana pendidikan yang mereka kemukakan sama, hanya bedanya Ary H.

    Gunawan menyebutkan proses prakualifikasi rekanan. Menurut Ary H.

    Gunawan, prakualifikasi rekanan dianggap penting untuk menghindari

    berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti penyalahgunaan,

    spekulasi, manipulasi, serta perbuatan-perbuatan negatif lainnya.

    Dari empat pendapat mengenai proses manajemen sarana dan

    prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis dapat

    mengambil kesimpulan bahwa proses manajemen sarana dan prasarana

    pendidikan harus dimulai dengan proses perencanaan. Dengan perencanaan,

    maka kita dapat memulai dan melaksanakan suatu program dengan sistematis.

    Dari penjelasan mengenai proses manajemen sarana dan prasarana

    tersebut, maka penulis berpendapat sama dengan yang dikemukakan oleh

    Wahyu Sri Arum Ambar bahwa proses manajemen sarana dan prasarana

    28 Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 116

  • 21

    pendidikan meliputi: 1) Perencanaan, 2) Pengadaan, 3) Penyimpanan, 4)

    Inventarisasi, 5) Pemeliharaan, 6) Penataan, 7) Penggunaan dan Pembuatan,

    8) Penghapusan dan 9) Pengawasan dan Pengendalian. Adapun penjelasan

    dari masing-masing proses tersebut adalah sebagia berikut:

    1) Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya

    rancangan yang dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan

    prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian,

    penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi

    atau pembuatan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.29

    Menurut Ibrahim Bafadal, perencanaan perlengkapan pendidikan

    adalah suatu proses menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah di

    masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.30

    Berdasarkan beberapa pengertian perencanaan tersebut, maka dapat

    didefinisikan bahwa perencanaan sarana dan prasarana adalah

    keseluruhan rancangan mengenai pembelian, penyewaan, peminjaman,

    penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan fasilitas

    sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Adapun tujuan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana

    pendidikan adalah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan

    kegagalan yang tidak diinginkan untuk meningkatkan efektivitas dan

    efisiensi dalam pelaksanaannya karena perencanaan dilakukan

    berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas.31

    Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap

    organisasi, baik perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap

    kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan yang

    mencakup bidang-bidang sebagai berikut:

    29 Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 51

    30

    Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 26

    31

    Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 20-21

  • 22

    a) Program pengajaran, seperti kebutuhan tenaga guru, pembagian tugas

    mengajar, pengadaan buku-buku, alat pelajaran dan alat peraga, dll.

    b) Kesiswaan, antara lain prosedur penerimaan siswa baru, pembagian

    kelas, bimbingan dan konseling, pelayanan kesehatan, dll.

    c) Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru, usaha

    kesejahteraan guru, mutasi atau promosi guru dan pegawai sekolah,

    dll.

    d) Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan baik

    yang bersumber dari pemerintah atau sumber lainnya.

    e) Perlengkapan, seperti rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang

    kelas, perbaikan lapangan olahraga, pengadaan bangku murid dan

    sebagainya.32

    2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Pengadaan adalah segala kegiatan dalam menyediakan semua

    kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengadaan

    ini tentunya tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah dilakukan

    sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.

    Fungsi pengadaan sendiri adalah untuk memenuhi sarana dan

    prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas,

    tempat dan waktu yang dikehendaki.33

    Pengadaan yang dilakukan meliputi pengadaan seperti berikut:

    1. Pengadaan tanah;

    2. Pengadaan bangunan;

    3. Pengadaan perabot;

    4. Pengadaan kendaraan atau alat taransportasi;

    5. Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor.34

    32 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2005), Cet. 15, h. 107

    33

    Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 46-47

    34

    Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Op. Cit, h. 135

  • 23

    Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya harus

    menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah yang telah dirumuskan dalam

    perencanaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan untuk menghindari

    sekolah membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah

    sehingga semua barang yang dibeli adalah memang yang benar-benar

    dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar serta

    meminimalisir pengeluaran yang tidak diperlukan.

    3) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Penyimpanan sarana pendidikan adalah kegiatan simpan

    menyimpan suatu barang-barang sekolah baik dalam keadaan baru

    maupun rusak yang dilakukan oleh orang yang ditunjuk atau ditugaskan

    oleh suatu lembaga pendidikan.

    Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek

    fisik dan aspek administratif. Aspek fisik yaitu wadah yang diperlukan

    untuk menampung barang negara yang berasal dari pengadaan yang

    biasanya disebut dengan gudang. Sedangkan aspek administratif adalah

    hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penyimpanan seperti

    bendaharawan kepala gudang, urusan penerimaan, urusan pengeluaran

    dan urusan penyimpanan dan pemeliharaan.35

    Dalam proses penyimpanan ini, semua barang yang disimpan harus

    diletakkan di tempat yang aman dan lokasi penyimpanannya mudah

    dijangkau. Diletakkan di tempat aman agar terhindar dari tindak

    pencurian jika barang yang disimpan adalah barang yang berharga seperti

    komputer sekolah. Lokasi yang mudah dijangkau dimaksudkan agar jika

    sewaktu-waktu barang yang disimpan dibutuhkan kembali, maka dapat

    diambil dengan mudah dan terjangkau oleh yang membutuhkan.

    35 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 75-76

  • 24

    4) Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun daftar

    barang-barang yang ada dengan teratur berdasarkan ketentuan yang

    berlaku. Inventarisasi dilakukan dengan menggunakan klasifikasi dan

    pemberian kode barang untuk memudahkan dalam mencatat dan

    mencaritemukan kembali barang tertentu jika suatu waktu dibutuhkan.

    Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi

    adalah:

    a) Mencatat semua barang inventaris di dalam Buku Induk Inventaris dan buku pembantu Buku Golongan Inventaris.

    b) Memberikan koding pada barang-barang yang diinventarisasikan.

    c) Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang. d) Membuat daftar isian/format inventaris. e) Membuat daftar rekapitulasi tahunan.36

    Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha

    penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap

    barang-barang milik negara atau swasta. Daftar inventarisasi barang yang

    disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur dan berkelanjutan

    dapat berfungsi untuk:

    a) Menyediakan data dan informasi untuk menentukan dan

    menyusun rencana kebutuhan barang.

    b) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman pengarahan

    pengadaan barang.

    c) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman penyaluran

    barang.

    d) Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan

    barang sebagai pedoman penghapusan barang.

    e) Memberikan data dan informasi untuk memudahkan pengawasan

    dan pengendalian barang.37

    36 Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 141

    37

    Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 92-93

  • 25

    5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Pemeliharaan perlengkapan adalah kegiatan pemeliharaan yang

    dilakukan secara terus menerus agar setiap jenis barang berada dalam

    kondisi siap pakai. Kegiatan pemeliharaan itu sendiri dibedakan

    berdasarkan kurun waktunya dan keadaan barangnya. Berdasarkan kurun

    waktu, pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan sehari-hari dan

    pemeliharaan berkala. Sedangkan berdasarkan keadaan barangnya,

    pemeliharaan dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharaan barang habis

    pakai, pemeliharaan barang tidak habis pakai.38

    Berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,

    idealnya semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah selalu dalam

    kondisi siap pakai jika akan digunakan. Secara garis besar, pemeliharaan

    sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut;

    a) Melakukan pencegahan kerusakan;

    b) Menyimpan, disimpan di ruang/rak agar terhindar dari kerusakan;

    c) Membersihkan dari kotoran/debu atau uap air;

    d) Memeriksa kondisi sarana dan prasarana secara rutin;

    e) Mengganti komponen-komponen yang rusak;

    f) Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau

    prasarana pendidikan.39

    6) Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Penataan sarana dan prasarana pendidikan dibagi menjadi 4

    (empat) yaitu sebagai berikut:

    a) Penataan Barang Bergerak

    Yaitu pengaturan barang-barang yang dapat dipindahkan dari

    penempatan sebelumnya, seperti perabot kantor, meja, kursi,

    lemari, dsb.

    b) Penataan Barang Tidak Bergerak

    38 Piet Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha

    Nasional, 1994), cet. 1, h. 195-196

    39

    Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124

  • 26

    Yaitu menata barang-barang yang tidak dapat dipindahkan,

    seperti tanah, halaman, gedung, lapangan, dll. Karena tidak dapat

    dipindahkan, maka sebelum dibangun, dilakukan perencanaan

    yang matang terlebih dahulu agar tidak terjadi perbaikan yang

    menimbulkan pemborosan dana.

    c) Penataan Barang Bergerak Habis Pakai

    Yaitu penataan terhadap barang-barang yang tidak tahan lama,

    cepat susut dan habis setelah digunakan, seperti kertas, kapur,

    spidol, pensil, tinta spidol, dll.

    d) Penataan Barang Bergerak Tidak Habis Pakai

    Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan diberikan

    nomor dan kode pada barang tersebut sesuai dengan kode yang

    berlaku. Sarana dan prasarana pendidikan hendaknya ditata

    sedemikian rupa untuk memudahkan dalam melakukan inventaris

    dan penggunaan serta indah dilihat.40

    7) Penggunaan dan Pembuatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Penggunaan fasilitas pendidikan di sekolah merupakan tanggung

    jawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran

    kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang

    sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan

    fasilitas sekolah, maka diberikan tanggung jawab untuk menyusun

    kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah.

    Dalam penggunaan fasilitas sekolah, semua pihak yang

    berkepentingan memiliki tanggung jawab bersama dalam penggunaan

    fasilitas sekolah tersebut. Hal tersebut berarti bahwa semua pengguna

    fasilitas sekolah harus mempertanggungjawabkan pemakaian fasilitas

    sekolah dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang ada.41

    40 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 125-127

    41

    Suryadi, Op. Cit, h. 128

  • 27

    8) Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Penghapusan perlengkapan adalah kegiatan meniadakan barang-

    barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris

    dengan cara yang telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.

    Penghapusan perlengkapan bertujuan untuk:

    a) Mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat untuk pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak;

    b) Mencegah pemborosan biaya pengamanan; c) Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan

    pengamanan;

    d) Meringankan beban inventarisasi. Sarana dan prasarana yang akan dihapus harus memenuhi syarat-

    syarat penghapusan sebagai berikut:

    a) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi; b) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan; c) Kuno, penggunaannya tidak sesuai lagi dengan perkembangan

    zaman;

    d) Terkena larangan; e) Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang; f) Biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan penggunaannya; g) Berlebihan; h) Dicuri; i) Diselewengkan; j) Terbakar atau musnah akibat bencana alam.42

    9) Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Pengawasan adalah pengamatan langsung maupun tidak langsung

    terhadap manajemen fasilitas yang di dalamnya mencakup kegiatan

    perencanaan dan penggunaan fasilitas.43

    Pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan yang diperoleh efisien

    dan efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

    Pengawasan dapat dilakukan melalui lima cara, yaitu sebagai berikut:

    a) Pengawasan Langsung

    Merupakan pengawasan yang dilakukan secara langsung di

    tempat pelaksanaan pekerjaan.

    42 Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 62

    43

    Suryadi, Op. Cit, h. 129

  • 28

    b) Pengawasan Tidak Langsung

    Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas pengawasan

    secara formal yang bertindak atas nama organisasinya.

    c) Pengawasan Informal

    Yaitu pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau

    prosedur yang telah ditentukan.

    d) Pengawasan Administratif

    Yaitu pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian

    dan material.

    e) Pengawasan Teknis

    Yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik.44

    Seluruh kegiatan manajemen sarana dan prasarana tidak dapat

    berjalan dengan sendirinya tanpa adanya pengendalian. Artinya, setiap

    kegiatan masing-masing tidak terlepas dari monitoring. Namun demikian,

    pengendalian bukan merupakan suatu pengaturan yang kaku dan

    membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi agar

    terjalin koordinasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga

    pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.45

    B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan

    pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar selalu dalam kondisi

    baik dan siap digunakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

    Pemeliharaan mencakup daya upaya yang terus menerus untuk

    mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik.46

    44 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 171-172

    45

    Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 153

    46

    Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 74

  • 29

    Wahyuningrum menjelaskan bahwa pemeliharaan perlengkapan

    adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan

    agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai.47

    Menurut Wahyu Sri Ambar Arum pemeliharaan adalah kegiatan

    untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua

    barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara

    berdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan merupakan kegiatan

    penjagaan atau pencegahan daru kerusakan suatu barang sehingga

    barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan

    dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati

    dalam menggunakannya.48

    Pada hakikatnya, sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas

    penunjang dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan

    yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan sarana dan

    prasarana tersebut ketika proses belajar mengajar berlangsung, harus

    digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengurangi nilai guna dan usia

    pemakaian dari sarana dan prasarana tersebut. Untuk melaksanakan hal

    tersebut, dibutuhkan kegiatan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana

    pendidikan yang dilakukan oleh sekolah agar semua fasilitas yang dimiliki

    oleh sekolah terjaga dengan baik. Di samping itu, hal yang perlu mendapat

    perhatian agar semua sarana dan prasarana sekolah selalu dalam kondisi baik

    dan siap pakai adalah masalah pemeliharaan. Jika sarana dan prasarana

    pendidikan yang ada di sekolah terpelihara dengan baik dan dilakukan

    pemeliharaan secara berkala, maka sarana dan prasarana tersebut akan selalu

    dalam kondisi baik dan siap pakai serta semua personel sekolah dapat

    menjalankan tugasnya masing-masing tanpa adanya suatu hambatan,

    sehingga tidak ada sarana dan prasarana pendidikan yang rusak dan

    menghambat kelancaran proses pendidikan di sekolah.

    47 Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124

    48

    Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 105

  • 30

    2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    a. Tujuan Pemeliharaan

    Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan

    jelas sebagai berikut:

    1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).

    2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa.

    3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.

    4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut.

    49

    Selain itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan juga

    bertujuan agar kekayaan yang besar nilainya itu memperoleh

    pengamanan yang baik.50

    b. Manfaat Pemeliharaan

    Pemeliharaan yang baik akan memberikan manfaat yang baik

    untuk negara maupun untuk pegawai yang menangani peralatan tersebut.

    Manfaat bagi negara, yaitu:

    1) Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti

    tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.

    2) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan

    yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.

    3) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih

    terkontrol sehingga menghindar kehilangan.

    4) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan

    dipandang,

    5) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

    Sedangkan manfaat bagi pegawai adalah untuk memudahkan

    pekerjaan yang dibebankan kepadanya.51

    49 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106

    50

    Tholib Kasan, Op. Cit, h. 96

  • 31

    3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Pemeliharaan terdiri dari 5 macam, yakni sebagai berikut:

    a) Pemeliharaan darurat yaitu pemeliharaan tidak terencana.

    Pemeliharaan ini dilakukan karena telah mengabaikan pemelihaaan

    pencegahan. Misalnya, genteng sekolah yang tidak pernah diperbaiki

    dan dibiarkan bocor, saat tiba-tiba hujan datang maka akan

    membanjiri ruangan. Akibatnya ruangan tidak dapat dipakai,

    sehingga harus diperbaiki secara mendadak karena kalau tidak

    diperbaiki, maka akan merusak benda yang lainnya.

    b) Pemeliharaan korektif. Pemeliharaan ini dilakukan sesuai dengan

    usia alat. Contoh: suatu alat hanya dapat digunakan selama 2 tahun.

    Ketika usia pemakaian alat tersebut sudah habis atau lebih dari

    waktunya, maka alat tersebut harus diperbaharui.

    c) Pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan ini sering disebut dengan

    pemeliharaan terencana. Artinya, pemeliharaan yang dilakukan

    sudah direncanakan sebelumnya dan biasanya bersifat terjadwal.

    d) Perawatan yang dilakukan secara berkala atau terus menerus.

    e) Penggantian ringan yang dilakukan karena adanya kerusakan kecil.52

    4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang

    sedang dalam pemakaian tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemeliharaan

    dilakukan agar setiap barang selalu dalam kondisi siap pakai dan dapat

    digunakan sesuai dengan fungsinya tanpa adanya hambatan. Ditinjau dari

    segi waktu pemeliharaan dapat dibagi menjadi:

    a) Berdasarkan kurun waktu

    Pemeliharaan menurut kurun waktu dapat dilakukan secara:

    1. Pemeliharaan sehari-hari

    2. Pemeliharaan berkala

    51 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106

    52

    Ibid., h. 107

  • 32

    b) Berdasarkan usia barang

    1. Usia barang secara fisik

    2. Usia barang secara administratif

    3. Pemeliharaan dalam aspek hukum

    c) Berdasarkan segi penggunaan

    Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya untuk

    menghindari dari terjadinya kerusakan. Misalnya, komputer yang

    ada digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk keperluan

    individual atau lainnya. Penggunaan barang pada umumnya

    dibedakan pada dua hal yakni memperlakukan dan menjalankan.

    Memperlakukan adalah suatu metode untuk menggunakan

    barang secara langsung atau tidak, yang dipengaruhi oleh selera

    pribadi pemakai barang. Sedangkan menjalankan adalah pengertian

    secara khusus yang diterapkan pada barang yang struktur intern

    fisiknya ada yang bergerak dan barang itu seluruhnya bergerak.

    d) Berdasarkan keadaan barang

    Pemeliharaan menurut keadaan barang dilakukan terhadap

    barang habis pakai dan barang tak habis pakai (tahan lama).

    1. Pemeliharaan barang habis pakai

    2. Pemeliharaan barang tahan lama

    Barang tahan lama dapat dikelompokkan menjadi:

    a) Mesin-mesin

    b) Kendaraan.

    c) Alat-alat Elektronika

    d) Buku-buku

    e) Mebiler

    f) Alat-alat Laboratorium

    g) Gedung-gedung

    h) Ruang Kepala Sekolah

  • 33

    i) Ruang Kelas.

    j) Gedung Unit Sekolah Baru (USB)

    k) Bangunan

    l) Tanah53

    5. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Teknik atau tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

    dapat dirumuskan menjadi 5P yang akan dijelaskan sebagai berikut:

    A. Penyadaran

    Penyadaran adalah upaya menanamkan kesadaran kepada warga

    sekolah tentang pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana. Dalam

    tahap ini perlu ditanamkan rasa memiliki (sense of belonging) sekolah

    dan menyadarkan pentingnya kebiasaan baik kepada semua guru dan

    siswa. Perlu diketahui bahwa tanggung jawab dalam pemeliharaan

    sarana dan prasarana sekolah tidak hanya tugas wakil kepala sekolah

    bidang sarana dan prasarana saja, melainkan semua pihak bertanggung

    jawab atas hal tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyadaran

    kepada semua pihak tersebut.

    Pengenalan dan penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan

    prasarana sekolah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu

    menggunakan rumus AMBAK. AMBAK merupakan singkatan dari

    Apa Manfaatnya BAgi Ku. Contohnya, siswa diminta mengisi form

    yang berisi manfaat pemeliharaan WC bagi siswa yang bersangkutan

    sendiri.

    Cara kedua adalah dengan menjelaskan besarnya biaya yang harus

    dikeluarkan jika pemeliharaan sarana dan prasarana tidak dilakukan.

    Kemudian, cara yang ketiga adalah dengan mensosialisasikan tata

    tertib dan memasang pesan-pesan pengingat penggunaan sarana dan

    prasarana sekolah yang diletakkan di tempat-tempat yang strategis.

    53 Ibid., h. 107

  • 34

    B. Pemahaman

    Pemahaman ialah upaya memberikan pemahaman tentang program

    pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Pemahaman diberikan

    kepada semua warga sekolah dengan cara menjelas semua program

    pemeliharaan yang dibuat oleh sekolah secara utuh agar tujuan

    pemeliharaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.

    C. Pengorganisasian

    Pengorganisasian adalah tahap penyusunan struktur organisasi

    pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah beserta pembagian tugas,

    wewenang dan tanggung jawabnya. Pada tahap ini diatur dengan jelas

    siapa yang bertanggung jawab, siapa yang melaksanakan dan siapa

    yang mengendalikannya. Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai

    penanggung jawab utama dan harus berkoordinasi dengan ketua

    komite sekolah. Keduanya memiliki kedudukan sejajar dan tidak

    dapat saling mendikte.

    Organisasi membagi personel pemeliharaan berdasarkan kurun

    waktu pemeliharaan. Kelompok personel yang bertugas melaksanakan

    pemeliharaan harian atau mingguan adalah guru dan siswa. Sedangkan

    kelompok personel yang melaksanakan pemeliharaan secara berkala

    adalah tim teknis pemeliharaan. Tim teknis ini terdiri dari unsur guru,

    wali murid, komite sekolah dan anggota masyarakat.

    Struktur organisasi yang telah dibentuk tidak akan berjalan dengan

    baik jika tidak dijabarkan dengan jelas tugas, tanggung jawab dan

    wewenangnya.

    D. Pelaksanaan

    Pelaksanaan adalah pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

    secara teratur sehingga menjadi suatu kebiasaan civitas sekolah.

    Pelaksanaan pemeliharaan terbagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan

    rutin dan pemeliharaan berkala.

  • 35

    Pemeliharaan rutin bertujuan untuk menjaga sarana dan prasarana

    agar tetap dalam kondisi dan bertahan lama. Kegiatannya mencakup

    membersihkan semua komponen di dalam maupun di luar ruangan

    dan merapikan letak-letak benda. Kegiatan pemeliharaan rutin dapat

    menjadi sarana bagi guru untuk mendidik karakter siswa untuk peduli

    terhadap lingkungan, memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin.

    Sementara pemeliharaan berkala bertujuan untuk merawat dan

    memperbaiki jika ada kerusakan sehingga sarana dan prasarana dapat

    berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Kegiatan perawatan dapat

    dilakukan oleh warga sekolah sendiri, sedangkan kegiatan perawatan

    dilakukan oleh orang luar sekolah yang ahli. Pemeliharaan berkala

    dilakukan oleh tim teknis pemeliharaan sekolah.

    E. Pendataan

    Pendataan adalah inventarisasi sarana dan prasarana ditinjau dari

    ketersediaan dan kondisinya. Petugas yang ditunjuk untuk menyurvei

    sarana dan prasarana harus memahami betul komponen apa saja yang

    harus diinventarisasikan. Hasil dari pendataan dapat digunakan untuk

    mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana serta untuk

    kepentingan pelaporan. Selain itu, hasil pendataan juga dapat

    dijadikan dasar untuk mengajukan pengadaan barang pengganti ke

    Dinas Pendidikan.54

    Jadi, sebelum melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan

    prasarana, maka terlebih dahulu kita harus menyadarkan dan memberikan

    pemahaman terhadap seluruh warga sekolah untuk memahami dan

    menyadari pentingnya memeliharan sarana dan prasarana yang ada untuk

    menimbulkan rasa tanggung jawab kepada setiap pengguna sarana dan

    prasarana agar mampu menjaga dengan baik sarana dan prasarana yang

    54 Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 228

  • 36

    telah dipakai agar sarana dan prasarana tersebut dapat digunakan sesuai

    dengan jangka waktu maksimal pemakaiannya.

    Setelah itu, maka langkah selanjutnya adalah membentuk struktur

    organisasi. Hal ini penting dilakukan agar setiap tugas memiliki

    penanggung jawab yang jelas sehingga tidak ada tugas yang tumpang

    tindih atau bahkan terabaikan karena tidak ada orang bertanggung atas

    tugas tersebut.

    Jika struktur organisasi atau job design sudah dibuat, maka yang

    harus dilakukan selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam hal ini,

    pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan sesuai dengan struktur

    organisasi yang telah disusun dan disepakati bersama.

    Setelah pemeliharaan dilakukan, maka kita dapat mengetahui

    kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Dari hasil

    kegiatan pemeliharaan, maka kita dapat mendata kondisi sarana dan

    prasarana yang ada sehingga dapat dijadikan data dan laporan jika ingin

    mengajukan pengadaan barang ke dinas pendidikan setempat.

    6. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    Anggaran dalam pemeliharaan sarana dan prasarana merupakan hal

    yang amat penting. Permasalahan mengenai anggaran pemeliharaan juga

    selalu dihadapi oleh manajemen sekolah karena ketidaktersediaan dan

    tercukupinya dana pemeliharaan untuk melaksanakan pemeliharaan

    gedung secara menyeluruh. Keterbatasan dan kesadaran masyarakat

    dalam memberikan kontribusi dalam pengumpulan dana pemeliharaan

    sangat kurang, untuk itu berbagai cara perlu ditempuh oleh manajemen

    sekolah untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada

    masyarakat bahwa pemeliharaan gedung sekolah adalah untuk

    kepentingan masyarakat bersama, terutama yang tinggal di sekitar

    sekolah.55

    55 Decentralized Basic Education (DBE-1) USAID, Pengertian dan Acuan Manajemen Aset

    Sarana dan Prasarana Sekolah (Buku IV), Juli 2010, h. B1-14

  • 37

    Dengan demikian, perlu adanya koordinasi antara pihak sekolah,

    orang tua dan masyarakat sekitar untuk saling bekerja sama dalam

    memelihara sarana dan prasarana sekolah, terutama dalam hal

    pendanaan. Tentunya pendanaan tersebut harus bisa dilaksanakan

    sekolah secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan laporannya.

    Dalam hal ini, sekolah harus bisa meningkatkan kesadaran semua warga

    sekolah dan masyarakat untuk bisa berkontribusi dalam hal pendanaan

    untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini didasarkan

    bahwa sarana dan prasarana sekolah itu se