Upload
dheek-ai-rodhi
View
220
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Problematika Manajemen Berbasis Sekolah MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun 2014Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan(STAINU Pacitan)2014
Citation preview
PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Oleh :
RODHI NUR WAHID
NIM : 20102000012
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN
(STAI NU PACITAN)
TAHUN 2014
i
PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Oleh :
RODHI NUR WAHID
NIM : 20102000012
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN
(STAI NU PACITAN)
TAHUN 2014
ii
PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
RODHI NUR WAHID
NIM : 20102000012
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN
(STAI NU PACITAN)
TAHUN 2014
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Naskah skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012,
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I
Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014 Telah diadakan bimbingan, pemeriksaan, maupun perbaikan seperlunya dan dipandang
telah telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqosah/ujian skripsi.
Pacitan, 04 Juli 2014
Pembimbing I
Drs. H. Mukarom, M.Pd.I
Pembimbing II
Drs. H. Abdulloh Sajad, MSI
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid Nim : 2010200012, NIMKO :
2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul Problematika Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan
Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014 telah dipertahankan di
depan dewan penguji skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI
NU) Pacitan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana pendidikan Islam pada tanggal : 07 Juli 2014.
DEWAN PENGUJI
1. Ketua Sidang :
Drs. H. Imam Faqih, MSI
2.
Sekretaris : Zaenal Nurudin, S.Pd., MSI
3.
Penguji I : Drs. H. M. Kholid Masruri, MSI
4.
Penguji II : Dra. Hj. Henny Nailufary, MM
Pacitan, 07 Juli 2014
Mengesahkan
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI NU) Pacitan
K e t u a
Drs. H. IMAM FAQIH, M.S.I
NIY. 01.04.07.2005
v
MOTTO
....Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadilah : 11).*
Barang Siapa Yang Mengamalkan Ilmu,
maka ia akan semakin memilikinya.
* Al-Quranul dan Terjemahnya Semarang, CV. Alwaah, 1993, 910 Aminatus Zahroh, Total Quality Management, Teori Praktik manajemen untuk
mendongkrak mutu pendidikan, Yogyakarta, Arruz Media, 2014, 5
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
Ayah dan Ibu yang telah membesarkanku dan membiayai kuliah;
Adikku yang telah banyak memberikan semangat;
Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan;
Keluarga Besar Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I yang telah
memberikan izin sebagai lokasi penelitian;
Almamaterku STAINU Pacitan
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam.
Dengan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membimbing umat manusia menuju kebenaran dan
kejujuran sehingga eksistensi kemanusiaannya tetap senantiasa terpelihara.
Semata penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Problematika
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014,
sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Pendidikan Islam
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAI NU Pacitan).
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, semoga amal baik
tersebut dibalas oleh Allah SWT. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Imam Faqih, MSI., Selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdlatul Ulama Pacitan (STAI NU Pacitan) yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian terkait dengan judul skripsi ini.
viii
2. Bapak Drs. H. Mukarom, M.Pd.I dan Drs. H. Abdulloh Sajad, MSI selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran
dalam penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan lancar.
3. Bapak Sufyan S.Pd.I., selaku kepala MI Muhammadiyah Jatigunung I dan juga
stafnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,
yang dengan suka rela juga telah banyak membantu penulisan berupa informasi
dan data-data yang penulis perlukan.
4. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang telah membantu demi
terselesaikannya skripsi ini.
Sekalipun Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
kekuatan yang ada untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis sadar skripsi
ini tidak lepas dari kekurangan, Oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari para pembaca.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. Penulis tawakkal dan senantiasa
berdoa semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis dan bagi para pembaca
sekalian. Amin.
Pacitan, 1 September 2014
Rodhi Nur Wahid
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv
ABSTRAK ........................................................................................ xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1
A.a Latar belakang masalah .................................................... 1
B.a Penegasan Istilah .............................................................. 4
C.a Rumusan Masalah ............................................................ 6
D. Tujuan Penelitian .............................................................. 6
E. Kegunaan Penelitian .......................................................... 6
F. Sistematika Pembahasan ................................................... 7
x
BAB II. LNDASAN TEORI .............................................................. 9
A. Pengertian Manajemen .................................................... 9
B. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ........................ 10
C. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah .......... 12
D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah ..................... 14
E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
dalam Manajemen Berbasis Sekolah. .............................. 14
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis
Sekolah ........................................................................... 20
G. Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis
Sekolah ........................................................................... 21
H. Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah .......................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................... 24
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................... 24
B. Kehadiran Peneliti ......................................................... 25
C. Data dan Sumber Data ................................................... 25
D. Lokasi Penelitian ........................................................... 27
E. Metode Pengumpulan Data ............................................ 27
F. Metode Analisis Data .................................................... 31
G. Pengecekan Keabsahan Data .......................................... 32
H. Tahap-tahap Penelitian .................................................. 34
xi
BAB IV. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 36
A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................. 36
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Muhammadiyah
Jatigunung I ............................................................ 36
2. Letak Geografis dan Identitas MI Muhammadiyah
Jatigunung I ............................................................ 37
3. Visi Misi MI Muhammadiyah Jatigunung I .............. 38
4. Tujuan Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I. 39
5. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I .......... 39
6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI
Muhammadiyah Jatigunung I ................................... 41
7. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I ..... 42
8. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Jatigunung I 43
B. Temuan Penelitian ................................................................ 45
1. Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I.......... 45
a.nFaktor Pendidik .......................................................... 45
b.nKurangnya Sarana dan Prasarana pendukung
Pendidikan ...................................................................... 46
c.nProses Manajemen Berbasis Sekolah .......................... 46
C. Pembahasan ......................................................................... 50
1. Problematika Manajemen Berbasis Sekolah di MI
Muhammadiyah Jatigunung I ........................................ 50
xii
2. Proses Manajemen Berbasis Sekolah di MI
Muhammadiyah Jatigunung I ......................................... 55
3. Perencanaan dan Pembelian Sarana dan Prasarana .......... 56
4. Pendistribusian Sarana dan Prasarana .............................. 56
5. Penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
Pendidikan ..................................................................... 57
6. Hasil Peningkatan Kualitas Mutu Pendidikan Melalui Manajemen
Berbasis Sekolah .......................................................... 58
BAB V. PENUTUP .......................................................................... 59
A. Kesimpulan .................................................................. 59
B. Implikasi ....................................................................... 60
C. Saran ............................................................................. 60
DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................. 62
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. KURIKULUM MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ............... 40
Tabel 2. KEADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I TAHUN 2013/2014 ........ 41
Tabel 3. KEADAAN SISWA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ....... 42
Tabel 4. SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I ............................................................................... 43
Tabel 5. SARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I................................................................................. 54
Tabel 6. PRASARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I ................................................................................ 54
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. STRUKTUR ORGANISASI MI MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I ........................................................................... 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penelitian
2. Surat Keterangan Penelitian
3. Pedoman Wawancara
4. Transkrip Wawancara
5. Foto Hasil Observasi
6. Foto Wawancara
7. Surat Keterangan Keaslian
8. Daftar Riwayat Hidup
xvi
ABSTRAK
Oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012, Nimko : 2010.4.106.0020.1.00012
dengan Judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan
Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah
Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAINU) Pacitan Dosen
Pembimbing I : Drs. H. Mukarom, M.Pd., Pembimbing II : Drs. H. Abdulloh Sajad,
MSI.
Latar Belakang : Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh
perkembangan dunia pendidikan, di mana didalamnya mempunyai peran yang
sangat strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Hal
ini bisa dirasakan ketika sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan
pendidikan yang benar-benar bagus, maka dapat dilihat kualitasnya, berbeda
dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hanya dengan
sekedarnya maka hasilnya pun biasa-biasa saja.
Rumusan Penelitian : (1) Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) di MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?, (2) Adakah Problematika
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di MI Muhammadiyah Jatigunung I
Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tujuan Penelitian : tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
mengetahui Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Metode Penelitian : Sesuai dengan tujuan, maka dalam melakukan
penelitian ini metode yang digunakan deskriptif populasi yang dijadikan sasaran
adalah kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan MI Muhammadiyah
Jatigunung I sedangkan sampelnya diambil sebanyak 4 orang guru serta 1 Tenaga
kependidikan untuk memperoleh data dilakukan interview/wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil Penelitian : (1) Pengelolaan manajemen berbasis sekolah di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I sudah menerapkan manajemen berbasis
sekolah akan tetapi masih banyak kekurangan dari berbagai faktor guna
meningkatkan mutu pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah, (2)
Problematika yang timbul yakni kurangnya sarana prasarana pendidikan,
transparansi keuangan dan profesionalitas seorang pendidik dan tenaga
kependidikan.
Penutup : Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut maka disarankan,
adanya supervisi diklat-diklat tentang peningkatan kompetensi guru/pendidik.
Merealisasikan kebutuhan sarana dan prasarana guna faktor penunjang dalam
kegiatan belajar dan mengajar sehingga peningkatan mutu pendidikan melalui
manajemen berbasis sekolah dapat tercapai dengan maksimal.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup tidak dapat lepas dari istilah pendidikan, terciptanya pendidikan yang
berkualitas tidak terlepas dari unsur-unsur dan faktor pendorong berjalanya proses
pendidikan, dilihat dari segi praktisnya bahwasanya faktor pendorong tersebut adalah
pengelolaan yang optimal manajemen yang baik kemudian juga mempunyai pendidik
dan tenaga kependidikan yang profesional serta fasilitas pendidikan yang banyak, dari
segi tersebut kualitas pendidikan bisa dapat berjalan lancar dan dapat mendongkrak
mutu pendidikan di Indonesia.
Administrasi dan Manejemen pendidikan pada setiap sekolah memegang
peranan yang sangat penting, karena kelancaran seluruh kegiatan sekolah sangat
ditentukan oleh Administrasi dan Manajemen sekolah itu, jika Administrasinya bagus
dan manajemen jelas maka segala kegiatan di sekolah itu akan berjalan dengan baik
namun demikian tidak jarang kita temukan di lapangan administrasi pendidikan
kurang diperhatikan dan manajemen tidak jelas, sehingga proses pembelajaran kurang
efektif. Kenyataan ini menimbulkan kehawatiran bagi guru dan kepala sekolah yang
akhirnya memaksa mereka untuk bertindak melanggar etika dan moralitas manajemen
pendidikan.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Definisi manajemen sendiri berasal dari
bahasa latin yaitu asal kata manus yang berarti tangan, dan agere yang berarti
melakukan kemudian dua kata tersebut digabungkan menjadi managere yang artinya
menangani. Kemudian manager diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan kata
2
to manage, kata benda management dan manager untuk orang yang melakukan
kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen yang artinya pengelolaan1.
Selain diatas definisi manajemen banyak dikemukakan oleh para ahli dengan
redaksi yang berbeda-beda, manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan pelaksanaan dan pengawasan agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya2.
Aminatus Zahroh menuliskan dalam bukunya Mutu pendidikan memang
dititiktekankan pada siswa dan proses didalamnya. Tanpa adanya proses yang baik,
sekolah yang bermutu juga akan mustahil untuk dicapai3.
Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan
untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memiliki
manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang
digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan
terkesan tertinggal dari modernitas.
Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa
dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya terkadang para pengelola
pendidikan tidak menyadari akan hal tersebut, oleh karena itu, tulisan ini akan sedikit
mengulas tentang problematika, tantangan serta isu-isu yang berkaitan dengan
Manajemen Pendidikan.
1 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan
Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,1. 2 G.R Terry, Manajemen Teori Strategi dan Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2009,1. 3 Aminatus Zahroh, Total Quality Management, Teori Praktik manajemen untuk mendongkrak
mutu pendidikan, Yogyakarta, Arruz Media, 2014,28.
3
Manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) yang lebih cenderung kepada pengelolaan keuangan sekolah/madrasah
yang diteliti. Sehingga peneliti nantinya dapat mengetahui bagaimana proses
pengelolaan/manajemen administrasi keuangan, sarana dan prasarana, tenaga pendidik
dan kependidikan di sekolah/madrasah tersebut.
Untuk mencapai keberhasilan Pendidikan yang optimal tidak hanya cukup
ditempuh melalui usaha-usaha lewat jalur evaluasi kegiatan pembelajaran Pendidikan
formal saja, melainkan sangat diperlukan adanya pengelolaan dan realisasi keuangan,
pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan guna
mendukung fasilitas kegiatan belajar mengajar tersebut yang kemudian akan menjadi
dampak positif baik pada peserta didik maupun kepada tenaga pendidik.
Manajemen Pendidikan Islam merupakan manajemen kelembagaan Islam yang
bertujuan untuk menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan
pembelajaran. Dengan demikian Manajemen Pendidikan Islam berkaitan erat dengan
penerapan berfikir rasional untuk mengorganisasikan kegiatan yang menunjang
pembeajaran, kegiatan tersebut perlu direncanakan dan dikelola sebaik mungkin agar
bisa mencapai tujuan yang diharapkan4.
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I adalah sebuah lembaga
yang telah lama berdiri dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan prosesnyapun
berjalan lancar akan tetapi output masih standard dan bisa dikatakan belum
memuaskan bagi pendidik kemudian melihat dari pernyataan diatas peneliti
menyimpulkan pertanyaan dari mana penyebab masalah output tersebut sehingga
belum memuaskan, setelah penulis mengadakan penelitian bahwa telah diketahui,
4 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Tulungagung, Teras, 2009, 34
4
penyebab tersebut adalah muncul dari bidang Manajemen/Pengelolaan baik di sarana
dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan maupun keuangan.
Berkaitan dengan pemahaman diatas yaitu yang dimaksud tujuan/rencana
adalah peningkatan mutu pendidikan dan mutu pendidikan tersebut berindikasi pada
hasil keluaran (Output) yang diproses secara maksimal oleh lembaga pendidikan itu
sendiri5.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana dikutip Mulyasa,
pengertian mutu pendidikan mencakup input, proses dan output pendidikan6.
Dalam proses globalisasi yang sedang dan akan dihadapi oleh lembaga
pendidikan di Indonesia saat ini semakin lama semakin intens, Salah satu tantangan
besar lembaga-lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan Islam adalah
bagaimana cara mengoptimalkan Manajemen Berbasis Sekolah. maka pertanyaan
segera muncul, bagaimanakah mengelola sistem pendidikan agar dapat sejalan dengan
dinamika yang sedang dan akan terjadi serta berjalan sesuai dengan tujuan.
Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, sebuah
lembaga keluarga, tentu saja harus dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga
pendidikan dan lembaga sosial, sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhanya,
administrasi termasuk dalam memenuhi kebutuhan pendukung dalam pendidikan
kegiatan pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pendidik.
B. Penegasan Istilah
Sebelum penulis melanjutkan penulisan skripsi ini, penulis memandang perlu
untuk memberikan penegasan berupa istilah yang terdapat dalam penulisan skripsi ini.
5 Aminatul Zahroh, Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014, 27 6 Enco Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan
KBK, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003, 76
5
Adapun istilah yang penulis pandang perlu untuk ditegaskan antara lain sebagai
berikut:
1. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan
dan atau poengarahan suatu kelompok orang-orang kea rah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata7.
2. Manajemen berbasis sekolah secara konseptual dapat digambarkan sebagai suatu perubahan formal struktur penyelenggaraan, sebagai suatu bentuk desentralisasi
yang mengidentifikasi sekolah itu sendiri sebagai unit utama peningkatan serta
bertumpu pada redistribusi kewenangan pembuatan keputusan sebagai sarana
penting yang dengannya peningkatan dapat didorong dan ditopang8.
3. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Adalah bentuk alternatif sekolah sebagai
hasil dari desentralisasi pendidikan. MBS Dimaksudkan meningkatkan otonomi
sekolah/madrasah, mengelola madrasah dengan sumber daya yang ada untuk
berinovasi9.
Asumsi diatas perlu dibuktikan oleh peneliti dilapangan (di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan),
dimana pengelolaan di lembaga tersebut masih kurang baik sehingga proses
berjalannya kegiatan pembelajaran masih terganggu dengan disebabkan oleh
pengelolaan/Manajemen Berbasis Sekolah yang kurang baik.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, penulis dalam rangka penyusunan
skripsi berusaha mengungkap masalah/problem apa saja yang timbul di madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I dengan judul Problematika Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I
Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
7 Tery & Rue Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan
Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,2. 8 http://komunitaspenulisjepara.blogspot.com 9 Op. Cit. 3 hlm 33-34
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?.
2. Adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten
Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
pada Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
E. Kegunaan Penelitian
Diharapkan Penelitian ini dapat memberikan Kegunaan baik teoritis maupun
praktis, antara lain:
1. Kegunaan Teoritis:
a. Menambah pengetahuan/wawasan bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca umumnya.
7
b. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang
Manajemen Pendidikan Islam.
2. Kegunaan praktis.
Sebagai bahan literatur/referensi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Jatigunung I untuk melakukan evaluasi madrasah yang dimana letak masalah
itu ada sehingga dapat di atasi secara optimal.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan merupakan suatu urutan yang saling keterkaitan
antara satu dengan yang lain.
BAB I : Pendahuluan, yang berisi pokok-pokok pemikiran yang melatarbelakangi
penulisan skripsi ini yaitu berisi, latar belakang masalah, penegasan istilah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika
pembahasan.
BAB II : Landasan Teori berisi pembahasan yang lebih fokus untuk menuju titik
penelitian mengenai Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan tahun Pelajaran 2013/2014, kemudian Konsep
Manajemen Berbasis Sekolah dimana di bagian ini dijelaskan tentang
Pengertian Manajemen, Pengertian manajemen manajemen Berbasis
Sekolah, Tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah dan
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah pada poin akhir di BAB ini
adalah Proses Manajemen Berbasis Sekolah di poin pembahasan ini dibagi
menjadi empat bagian yakni, Pertama Faktor-faktor yang menjadi
8
pendukung dan penghambat dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Kedua
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah Ketiga
Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis Sekolah dan yang
terakhir adalah Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah.
BAB III : Metode Penelitian merupakan sumber untuk bahan bagian inti yaitu di
BAB ini akan dibahas pendekatan dan jenis penelitian, Kehadiran
peneliti, data dan sumber data, lokasi penelitian, metode pengumpulan
data, metode analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap
penelitian.
BAB IV : Temuan Penelitian dan Pembahasan, BAB ini akan menjabarkan
masalah/kesenjangan dari istilah BAB III kemudian disini
mendeskripsikan objek penelitian, temuan penelitian dan membahas
temuan-temuan dalam penelitian tersebut.
BAB V : Adalah Penutup yang berisi kesimpulan atas pembahasan yang dilakukan,
saran-saran dan kata-kata penutup.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi dikatakan sebagai
ilmu oleh luther gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan
yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja
sama1.
Berbeda dengan asumsi diatas bahwa manajemen adalah suatu seni untuk
mengkoordinir sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumberdaya
organisasi tersebut meliputi manusia, bahan baku (materials) dan mesin (machines).
Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan efisien sehingga
dapat memenuhi harapan berbagai pihak (stake-holders) yang mempunyai kepentingan
terhadap organisasi.
Manajemen pada hakikatnya dapat dipahami sebagai proses kerja dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan1.
Pengertian manajemen sebagaimana yang telah diutarakan diatas adalah
manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.
Selain itu Penjelasan-penjelasan tentang manajemen diatas bahwa pengertian
manajemen tersebut yang dikemukakan oleh para ahli cenderung berbeda antara yang
1 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan........, 1
10
satu dengan yang lainnya. Karena sangat tergantung dengan sudut pandang masing-
masing.
B. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan
karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan, seperti apa
yang diatur? Kenapa harus diatur? Siapa yang mengatur? Bagaimana mengaturnya? Di
mana harus diatur?.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan
tertentu2. Selebihnya beliau menyatakan bahwa manajemen adalah satu proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Sejalan dengan asumsi diatas penulis mendifinisikan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian
kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang
melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai dengan standar
pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Ada kaitan yang erat antara Organisasi, Administrasi dan Manajemen. Pengertian
organisasi yaitu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu nampak sudah ada kesepakatan dari para ahli. Tetapi
2 Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah ,Jakarta, Bumi Aksara, 2001, 1
11
pengertian administrasi dengan pengertian manajemen masih kelihatan tidak terpisah
secara jelas3. Seringkali kata administrasi dikaitkan dengan kata manajemen.
Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan suatu
kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan sesuai dengan perbedaan kedua
wawasan. Administrasi lebih luas daripada manajemen, administrasi bersifat
menentukan tujuan dan kebijakan umum yang mengikat seluruh atau departemental.
Akhirnya tanpa manajemen tak mungkin administrasi mencapai tujuannya.
Dalam administrasi tercakup dalam manajemen. Secara spesifik administrasi
merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen terdiri dari enam bidang,
yakni production, marketing, financial, personal, human relation dan administrative
management4.
Yang dimaksud Manajemen Berbasis Sekolah yakni semua komponen ataupun
bagian-bagian manajemen dalam sebuah lembaga telah terstruktur secara rapih
kemudian juga melaksanakan tugasnya masing-masing sehingga semua bagian-bagian
manajemen tersebut dapat mewujudkan/menjawab tujuan yang ada.
Manajemen Berbasis Sekolah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan
pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah dan guru di SD/MI, dibantu
oleh komite sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan (Penjelasan Pasal 51 Ayat (1)
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Dengan apa yang dijelaskan diatas maka Manajemen berbasis sekolah
merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Manajemen
berbasis sekolah merupakan paradigma baru manajemen pendidikan, yang memberikan
otonomi luas pada sekolah, dan pelibatan masyarakat dalam kerangka kebijakan
3 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Bina Aksara,1988,1 4 Harbangan Siagian, Administrasi Pendidikan, Semarang,Setya Wacana, 1989, 54
12
pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya,
sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta
lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
C. Tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah
Pada hakikatnya muara penerapan Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk
meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, baik menyangkut kualitas
pembelajaran, kurikulum, sumber daya manusia maupun tenaga kependidikan lainnya,
dan pelayanan pendidikan.
Aspek yang dijadikan motif diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah di
sekolah antara lain adalah motif ekonomi, profesional, politik, efisiensi administrasi,
finansial, prestasi siswa, akuntabilitas, dan efektivitas sekolah.
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia didasari oleh Empat alas
an yakni : Pertama, sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya. Kedua, sekolah lebih mengetahui
kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan
keputusan dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. Keempat,
akuntabilitas sekolah tentang mutu pendidikan kepada pemerintah, orang tua siswa, dan
masyarakat, mendorong sekolah untuk berupaya semaksimal mungkin melaksanakan
dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang direncanakan, dengan melakukan upaya-
upaya inovatif dengan dukungan orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dibawah ini
adalah beberapa Tujuan dan Manfaat penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu :
1. Memperkenan-kan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil
keputusan yang akan dapat meningkatkan pembelajaran.
13
2. Memberikan kesempatan kepada komunitas sekolah (guru, staf sekolah, orang
tua dan masyarakat) dalam keterlibatan mengambil keputusan kunci (prioritas).
3. Memfokuskan akuntabilitas pada keputusan; mengarahkan pada kreativitas dan
fleksibilitas yang lebih besar dalam mendesain program sehingga dapat
memenuhi kebutuhan siswa
4. Mengatur ulang sumber daya untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di
sekolah.
5. Mengarahkan pada penganggaran yang realistik yang mendorong orang tua dan
guru semakin menyadari akan status keuangan sekolah, batasan pembelanjaan
dan biaya dari setiap program
6. Meningkatkan moral para guru dan memelihara kepemimpinan baru pada setiap
tingkat.
7. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan fleksibilitas komunikasi di antara
komunitas sekolah.
Untuk mencapai tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah secara
maksimal terdapat implikasi yang harus dipenuhi melalui penerapan Manajemen
Berbasis Sekolah di suatu sekolah. Implikasi tersebut berupa perubahan peran-peran dari
para pihak yang aktif, yang mencakup pejabat dinas pendidikan, para pengawas sekolah,
para kepala sekolah, para guru dan siswa di sekolah maupun masyarakat dan orang tua
siswa.
Di samping itu terdapat pula sejumlah kendala yang potensial menghadang
pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu daya tahan para pelaksana, harapan-
harapan yang tidak realistik, dukungan dewan sekolah yang tidak memadai,
ketidaksejalanan harapan guru dan kebijakan yang ada, hembatan-hambatan dalam
pengambilan keputusan dan kegagala para pihak untuk fokus pada tujuan utama
14
Manajemen Berbasis Sekolah yaitu peningkatan kualitas pendidikan di sekolah yang
bersangkutan.
D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah sangat berbeda dengan ciri
pengelolaan pada waktu masih menganut kebijakan terpusat. Karakteristik Manajemen
Berbasis Sekolah menurut pemerintah lebih menekankan pada model manajemen yang
memberikan otonomi kepada sekolah artinya sekolah mempunyai kebijakan tersendiri
dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam hal pengelolaan meliputi
pelatihan tim pelatih tingkat kabupaten, pelatihan terhadap sekolah/madrasah dan
masyarakat (Kepala Sekolah, Guru Staf dan juga mitra kerja/Komite sekolah) dalam
penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS) dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) oleh sekolah dan masyarakat. Adapun
karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang dikemukakan oleh Nurkholis Bahwa :
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah meliputi misi sekolah, setrategi-setrategi
manajemen, penggunaan sumber daya, perbedaan peran, hubungan antar manusia,
kualitas para administrator, indikator-indikator pada efektifitas5.
E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Manajemen
Berbasis Sekolah.
Yang dimaksud faktor pendukung adalah sesuatu yang dapat menjadikan
pendidikan itu maju dan berhasil dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan
pendidikan dapat dicapai. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor penghambat adalah
5 Nurkholis, manajemen berbasis sekolah, teori, model dan aplikasi, jakarta, PT Grasindo, 2003,
56-64
15
segala sesuatu yang dapat mengganggu jalannya pendidikan sehingga pendidikan tidak
terwujud dengan baik.
1. Faktor Pendukung
a. Peserta Didik
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah setiap manusia yang
sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi, bukan hanya
anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya,
bukan pula hanya anak-anak dalam usia sekolah. Pengertian ini didasarkan
atas tujuan pendidikan yaitu manusia sempurna secara utuh, yang untuk
mencapainya manusia berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya6.
Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan
dengan lancar, efektif, dan efisien serta dapat mencapai tujuan pendidikan
apabila peserta didik mengikuti pelajaran dengan tenang, memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama, belajar dengan rajin, mampu
mengembangkan potensinya melalui diskusi-diskusi dengan temannya,
disiplin waktu serta yang tak kalah pentingnya fasilitas-fasilitas dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Faktor Pendidik dan Tenaga kependidikan
Pendidik tidak sama dengan pengajar sebab pengajar hanya sekadar
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Menurut UU RI No.
20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab XI pasal 39 ayat 2 disebutkan
bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
6 Heri Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999, 113
16
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik perguruan tinggi.
Sedangkan pada pasal 42 ayat 1 disebutkan: pendidik harus memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.
Bagi guru Agama, disamping harus memiliki syarat-syarat tersebut,
masih harus ditambah dengan syarat yang lain, yang oleh Direktorat
Pendidikan Agama telah ditetapkan sebagai berikut: 1) memiliki pribadi
mukmin, muslim dan muhsin; 2) taat untuk menjalankan agama
(menjalankan syariat Agama Islam, dapat memberi contoh teladan yang baik
kepada peserta didik); 3) memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang
kepada anak didiknya dan ikhlas jiwanya; 4) mengetahui tentang dasar-dasar
ilmu pengetahuan tentang keguruan, terutama didaktik dan metodik; 5)
menguasai ilmu pengetahuan agama dan 6) tidak memiliki cacat rohaniah
dan jasmaniyah dalam dirinya.
Sedangkan tenaga kependidikan berperan penting yang mana dalam
lembaga pendidikan jika tidak di dukung oleh tenaga kependidikan yang ahli
atau teknisi data yang profesional maka lembaga tersebut akan semakin
kurang dalam pelayanan baik dalam administrasi dan maupun pembelajaran.
Jadi tenaga pendidikan di zaman seperti saat ini mau atau tidak mau harus
dimiliki oleh sebuah lembaga guna memberikan pelayanan yang baik.
c. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah
Sebuah sekolah/lembaga pendidikan tak terlepas akan sebuah fasilitas
ataupun sarana dan prasarana yang hal tersebut sangat memberikan pengaruh
17
terhadap proses Manajemen Berbasis Sekolah selanjutnya dibawah ini adalah
beberapa sarana dan prasarana yang sangat menjadi jantung didalam sebuah
lembaga : (Ruang Administrasi) administrasi yang terpisah dengan kantor
guru akan mudah dalam, di tingkat SD/MI ruang TU yang terpisah masih
jarang ditemui kebanyakan masih menyatu dengan ruang guru. (komputer)
dunia teknologi semakin hari semakin canggih oleh karena itu apa bila
lembaga pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah pasti
akan memberikan hal yang terbaik dalam hal pelayanan, (Aplikasi
Pendukung Manajemen Berbasis Sekolah) dimana kebutuhan-kebutuhan
yang banyak baik dalam soft copy maupun hard copy ini dalam lembaga
pendidikan sangat dibutuhkan dan di masa ini menjadi persaingan di bidang
teknologi, (Almari) Menjadi indah dan tertata rapi jika ada almari yang
sesuai untuk diisi berbagai file-file yang kemudian memudahkan seorang
Pendidik dan Tenaga Pendidik untuk mengurus perlengkapan dalam
bertugas. (Ruang/Rak Arsip) Pendidik dan Tenaga Pendidik akan merasakan
sebuah kenyamanan dalam menata sebuah file-file ataupun dokumen arsip
yang disana jika rak arsip dimiliki dan dimanfaatkan oleh sebuah lembaga
dan hal ini sangat mempengaruhi proses manajemen berbasis sekolah
disebuah lembaga.
d. Alat/Fasilitas pendidikan
Alat pendidikan atau yang pada saat ini kerap disebut sarana dalam
pembelajaran hal ini tentu menjadi sebuah faktor yang sangat berpengaruh
dalam kualitas pendidikan disebuah lembaga dan apabila sebuah lembaga
kurang memiliki banyak fasilitas belajar yang pasti akan sulit untuk
menyajikan mutu yang baik.
18
Alat pendidikan sangat menunjang proses pembelajaran PAI, untuk
itu pihak sekolah/madrasah harus menyediakan alat-alat pendidikan tersebut.
Di mana alat pendidikan tersebut di antaranya adalah:
1) Gedung sekolah yang memadai.
2) Perpustakaan sekolah yang lengkap isinya, sehingga siswa dapat belajar
secara mandiri dengan cara membaca buku.
3) Alat peraga dan media pendidikan yang lengkap, sehingga penyampaian
materi dari guru dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
4) Sarana dan prasarana untuk ibadah.
e. Faktor kurikulum
Kurikulum merupakan suatu program bagi unit periodisasi sekolah
dalam rangka mengantar anak-anak kepada taraf pendidikan, tingkah laku
dan pola pikir yang diharapkan serta berusaha pula mengangkat derajat hidup
masyarakat mereka dan merealisasikan tujuan akhirnya. Sistem pendidikan
Islam menuntut pengkajian kurikulum yang Islami pula yang tercermin dari
sifat dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu hanya mungkin, apabila
bertopang dan mengacu pada dasar pemikiran yang Islami pula, serta
bertolak dari pandangan hidup serta pandangan tentang manusia (pandangan
antropologis) serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi
kaidah-kaidah Islami. Untuk memenuhi kriteria tersebut, suatu kurikulum
yang Islami perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini : Perkembangan
kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani sehingga memiliki peluang
untuk menyucikannya dan menjaganya dari penyimpangan sosial Kurikulum
hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam, yaitu
ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah. Pentahapan serta pengkhususan
19
kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi perkembangan peserta
didik. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak
bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan sebaliknya; dan
terarah kepada pola hidup Islami.
2. Faktor Penghambat
a. Faktor Pendidik dan Tenaga Pendidik
Karakteristik seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik yang menjadi
penghambat bagi peningkatan kualitas pembelajaran, di antaranya adalah:
1. Seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik tidak ikhlas dalam mengerjakan
tugas semata-mata materialistik.
2. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak mempunyai sifat penyabar dan
pemaaf.
3. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak berakhlak mulia dan tidak
dapat memberikan contoh teladan kepada murid-muridnya dan para
personil lainnya.
4. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak menguasai bahan tugas dan
pelajaran yang akan diberikan.
5. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak bersikap dinamis, tidak mau
menambah wawasan dan pengetahuannya.
b. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah
Seperti apa yang telah uraikan di faktor pendukung dalam poin
Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah ini yang pasti ada sebuah
Sebuah titik lemahnya artinya keterbatasan dalam hal sarana dan maupun
prasarana baik dalam bidang komputerisasi maupun perabot yang lain
20
sehingga sarpras tersebut bisa jadi penghambat apabila masih banyak yang
kurangdimiliki.
c. Faktor Alat Pendidikan
Sedangkan alat pendidikan/fasilitas/sarana yang dapat menghambat
Dalam manajemen berbasis sekolah adalah:
1. Gedung sekolah yang kurang terawat
2. Kurangnya manajemen sarana dan prasarana, sehingga kurang
mendukung tercapainya manajemen berbasis sekolah yang optimal.
3. Minimnya dana pendidikan sehingga menyebabkan sulitnya pengadaan
sarana pendukung dalam MBS yang dibutuhkan.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah
Selain mempunyai manfaat dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
juga banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Manajemen Berbasis Sekolah
terhadap kemajuan sekolah oleh karena itu implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar dapat terlaksana dengan
baik.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Manajemen Berbasis
Sekolah yaitu : kewajiban sekolah, kebijakan dan prioritas sekolah peranan orang tua
dan masyarakat, peranan profesionalisme, manajerial dan pengembangan profesi. Di
lain sisi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Manajemen Berbasis Sekolah
secara keseluruhan yakni pada keterbatasan sumber daya.
21
G. Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis Sekolah
Konsep mutu (kualitas) telah menjadi fenomena dan kenyataan dalam seluruh
aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini7.
Dalam rangka meningkatkan kualitas Manajemen Berbasis Sekolah, maka
peningkatan materi perlu mendapatkan perhatian karena dengan lengkapnya materi yang
diberikan tentu akan menambah lebih luas pengetahuan dalam pengelolaan Manajemen
Berbasis Sekolah. Materi/pelatihan tidak boleh menyimpang dari tujuan Manajemen
Berbasis Sekolah yang telah dirumuskan.
Mutu yang baik selalu menjadi dambaan setiap orang, terlebih pada bidang
pendidikan kemudian mutu pendidikan pada dasarnya terdiri dari berbagai indikator dan
komponen yang saling berkaitan8. Hal tersebut akhirnya lebih membawa kepada
manajemen pengelolaan pendidikan yang kemudian sangat berpengaruh pada mutu
pendidikan tersebut.
Setiap proyek yang hendak dilaksanakan mempunyai sarana-sarana yang sesuai
dengannya dan akan mewujudkan tujuannya. Mendirikan sebuah bangunan besar
umpamanya, membutuhkan mesin-mesin, para arsitektur, bahan-bahan bangunan dan
para pekerja. Demikian pula pendidikan merupakan satu proyek yang bertujuan
mengarahkan dan memelihara perkembangan generasi manusia, guna merealisasikan
tujuan akhir umat, yaitu tujuan yang diserukan oleh Allah SWT, agar kita menjadi
sebaik-baik umat yang dikeluarkan demi kepentingan manusia.
Tentang tujuan harus jelas dan tidak terlalu tinggi sehingga akan mudah tercapai
sukses di dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Sebagaimana seorang pemain sandiwara
menarik perhatian penonton, demikian pula seorang guru/staf/manajer harus mampu
7 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan........,117 8 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan........,139
22
memberikan perfomance terbaik didepan publik artinya agar dapat menarik perhatian
simpati kepada mereka sehingga lembaga pendidikan dapat terpercaya dan sukses dalam
mengelola pendidikan.
H. Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah
Dengan perencanaan kegiatan atau penyusunan program-program sekolah
dengan melibatkan unsur guru-guru, masyarakat dan pihak pihak terkait yang dilakukan
oleh kepala sekolah/madrasah hal ini akan mendorong terwujudnya keterbukaan dalam
pelaksanaan program kerja sekolah/madrasah. Kegiatan perencanaan dilaksanakan
dengan matang dan dimusyawarahkan secara terbuka dengan melibatkan semua unsur-
unsur yaitu Kepala Sekolah, Guru, Komite dan wali murid hal ini mempunyai dampak
yang positif terhadap keberhasilan sekolah, dengan melibatkan semuan unsur sekolah,
maka guru, komite sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat merasa dilibatkan dan
mempunyai rasa kepercayaan terhadap madrasah dan kegiatan madrasah. Hal ini
menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi pihak tersebut untuk merasa memiliki terhadap
sebuah madrasah dilingkungannya, sehingga dapat tercapai prestasi sekolah seperti yang
diharapkan. Apabila program tersebut di atas tidak dilaksanakan, maka akan berdampak
pada berkurangnya tingkat kepercayaan orang tua siswa terhadap transparansi kegiatan
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten
Pacitan.
Tindakan kepala sekolah dalam mengimplementasikan program kerja sekolah,
dengan berupaya untuk menciptakan suasana kebersamaan dan kepercayaan antara guru
dan pengurus sekolah, yang selaras dengan prinsip penerapan program Manajemen
Berbasis Sekolah yaitu adanya keterbukaan partisipasi dan akuntabilitas, mempunyai
dampak terhadap peran serta masyarakat, dan beralihnya pandangan masyarakat semula
23
masyarakat beranggapan bahwa pendidikan merupakan tugas sekolah, beralih pada
pandangan bahwa keberhasilan pendidikan bukannya hanya menjadi tanggung jawab
sekolah tetapi merupakan tanggung jawab sekolah dan masyarakat.
Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I ini memang sudah
menggunakan sistem Manajemen Berbasis Sekolah akan tetapi dimana masih banyak
sektor-sektor kekurangan yang dimaksudkan untuk membangun Manajemen Berbasis
Sekolah tersebut yang saat ini semakin jelas terlihat adalah dari segi tenaga pendidik dan
kependidikan dimana sumber daya mereka sangat menjadi titik puncaknya pendidikan
kepada peserta didik dalam menghadapi dan menjawab dunia global dengan demikian
dari sisi inilah peningkatan mutu pendidikan ini yang sangat dan harus diutamakan oleh
manajer dan pihak-pihak terkait.
Selanjutnya setelah penulis mengamati jika dipilah-pilah dari beberapa masalah
yang ada bahwa prosentase terbesar kedua adalah dari sisi pengelolaan keuangan
madrasah ini adalah madrasah penerima Bantuan Operasional Sekolah sehingga pada
setiap tiga bulan sekali laporan rutin penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah
tersebut, meski madrasah ini sudah membuat laporan rutin namun hanya laporan
Bantuan Operasional Sekolah yang rapi dalam pembukuannya entah mengapa
permasalahannya ataukah memang dari instansi naungan belum ada form-form tentang
pembukuan yang jelas untuk pengarsipan sebagai bukti authentik. Selain itu bukti
pembelanjaan dalam setiap kegiatan pembelanjaan juga kurang sesuai, dari pernyataan
diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab manajemen ini keuangan dan manajemen
keuangan disebabkan pelatihan/pembinaan dalam mengelola hal itu sangat kurang dan
atau mungkin sumber daya pengelola yang memang juga lemah.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor dalam Moleong L.J penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan prilaku yang diamati1. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Sejalan dengan definisi
tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif, karena dengan pendekatan deskriptif akan dihasilkan data yang berupa
kata-kata, sebagaimana ciri-ciri yang ada dalam penelitian kualitatif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut
apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa
adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Ada beberapa jenis penelitian
yang dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif yaitu : penelitian survai
(survey studies), studi kasus (case studies), penelitian perkembangan
(developmental studies), penelitian tindak lanjut (follow-up studies), analisis
1 L.J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, 3
25
dokumen (documentary analyses) dan penelitian konvensional (correlation
studies)2. Dan penelitian ini termasuk dalam kategori studi kasus (case studies).
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini
dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Sugiyono dalam penelitian
kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri
oleh karena itu peneliti juga harus siap divalidasi seberapa jauh peneliti siap untuk
melakukan kualitatif3.
Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi
segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Ciri-ciri umum manusia sebagai
instrumen mancakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan
keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses data secepatnya, dan
memanfaatkan kesempatan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan, dan
memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim atau idiosinkratik.
C. Data dan Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik
pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi,
2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta Rineka Cipta, 1995), 309 3 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif R & D, Bandung, Alfabeta,
2013,222.
26
maka sumber datanya bisa berupa benda gerak atau proses sesuatu. Apabila
peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi
sumber data. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka sumber
data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 (Tiga) dengan huruf
depan P, singkatan dari bahasa Inggris, yaitu:
Person : sumber data berupa orang, yaitu sumber data yang dapat
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket. Dalam penelitian ini sumber data yang berupa person adalah;
Kepala Sekolah, Staf TU, KTU dan Guru.
Place : sumber data berupa tempat, yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Dalam penelitian ini yang berperan
sebagai sumber data berupa place adalah gedung sekolah, kantor kepsek, ruang
guru, kantor staff sekolah, kantor TU, Ruang Administrasi, dan kelas-kelas untuk
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Paper : sumber data berupa simbol, yaitu sumber data yang menyajikan
tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol yang lain. Peneliti
mengambil data dari file-file yang berada di dokumentasi sekolah dan dijadikan
sebagai sumber data. Seperti dokumentasi mengenai data para guru dan karyawan,
data siswa, dan data inventaris sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I.
Sedangkan Penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan penggalian data
melalui wawancara. Yang dengan menggunakan sumber tersebut peneliti sudah
dapat mendapat informasi berupa data yang akurat serta didukung dokumen-
dokumen terkait.
27
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebuah lembaga pendidikan milik Yayasan
Muhammadiyah yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I
kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan, ditingkat Madrasah Ibtidaiyah
Sekolah/Madrasah ini merpakan madrasah yang tidak begitu ketinggalan dalam
hal prestasi dan juga output-output yang berkualitas.
Alasan peneliti mengambil lokasi di sekolah ini dikarenakan dari tahun ke
tahun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan terus mengalami kemajuan dalam bidang prestasi siswanya
dan sarana dan prasarananya, dimulai dari perbaikan dan penambahan ruang kelas
sebagai ruang belajar mengajar dan perlengkapan sarana pendidikan. Kualitas
pembelajaran yang ditawarkan juga mengalami peningkatan, terutama pendidikan
agama Islam dan olah raga. Walaupun guru Pendidikan Agama Islam ada 3
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebenarnya hanya 1 orang dan dibantu oleh 1
orang guru BP, namun kualitas pembelajaran MI Muhammadiyah Jatigunung I
kecamatan Tulakan. dapat dikatakan cukup baik. Salah satu faktor penunjangnya
yakni sarana dan prasarana yang sudah memadai, fasilitas Manajemen yang bisa
dikatakan cukup sehingga meski belum sebegitu canggih namun sudah dapat
melaksanakan Proses Manajemen Berbasis Sekolah.
E. Metode Pengumpulan data
teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data tanpa
28
teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar yang diterapkan4.
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat
pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliabel dan valid, maka
datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Selain itu metode serta cara dalam
pengambilan data juga harus diperhatikan5. Dalam Penelitian ini peneliti
menggunakan 3 metode yang sudah lazim di gunakan dalam penelitian kualitatif
deskriptif, diantaranya adalah :
1. Metode Observasi/Pengamatan
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar,
siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil
kepegawaian.
Dipandang dari sisi lain observasi atau pengamatan digunakan dalam
rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil
perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja
dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan mengamati dan mencatat.
Yang dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial atau problematika yang muncul dalam kategori yang tepat,
mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan memakai alat bantu
seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik. Dalam pelaksanaannya
4 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian........, 224 5 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali, 1990, 92
29
digunakan alat Bantu seperti checklist, skala penilaian atau alat mekanik
seperti tape recorder dan lainnya6.
Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati kondisi fisik dan non
fisik yang berupa gedung, sarana dan prasarana penunjang Manajemen
Pengelolaan Madrasah dan kegiatan belajar mengajar Di MI Muhammadiyah
Jatigunung I Kecamatan Tulakan, serta sarana kerja kepala sekolah dan tenaga
edukatif dalam rangka mengembangkan lembaga sekolah selanjutnya.
2. Metode interview/wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan pada peneliti7. Wawancara ini dapat dipakai untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode interview dalam bentuk interview bebas
terpimpin. bahwasannya interview bebas terpimpin yaitu kombinasi dari
interview bebas dan interview terpimpin. Sedangkan Interview dapat
dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Interview berstruktur, yaitu interview dimana hal-hal yang
diberikan telah ditentukan terlebih dahulu.
b) Interview non struktur, yaitu belum ada persiapan jawaban
sebelumnya dari responden.
c) Interview terarah, merupakan perpaduan dari dua macam interview
diatas.
6 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999,
11 7 Mardalis, Metode Penelitian ........, 64
30
Dalam penelitian ini penulis menggunakan interview bebas
terpimpin (terarah) sebagai metode bantu. Metode interview ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran pendidikan dan
Proses Manajemen Berbasis Sekolah pada MI Muhammadiyah I
Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.
Data yang diperoleh dengan metode interview ini mengenai
informasi tentang Problematika Manajemen Berbasis Sekolah apa saja
yang dapat diangkat dan sangat menjadi pengaruh dalam peningkatan
mutu MBS di MI Muhammadiyah Jatigunung I bagaimana proses
manajemen pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
pendidikan di MI Muhammadiyah Jatigunung I serta bagaimana hasil
peningkatan kualitas pembelajaran. melalui Manajemen Berbasis Sekolah.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang8.
Mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-
data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah
yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-
dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.
Pengumpulan data melalui teknik ini digunakan untuk melengkapi
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Dengan analisis
dokumentasi ini diharapkan data yang diperlukan benar-benar valid.
8 Prof. Dr Sugiyono, Metode Penelitian........, 240
31
Metode ini dipergunakan untuk mencari data jumlah karyawan, data
pendaftar, data kelulusan, data sarana-prasarana dan catatan-catatan lain
yang relevan dengan permasalahan penelitian.
Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan peneliti menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi, dari
asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dokumentasi
manajemen pendidikan dan lain sebagainya9.
Dengan metode ini peneliti mendapatkan data-data mengenai
kondisi obyektif MI Muhammadiyah Jatigunung I, data karyawan, data
guru serta data siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I. Dan juga berbagai
kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di MI Muhammadiyah
Jatigunung I.
F. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data
untuk memperoleh kesimpulan dalam menganalisis data tersebut dilakukan secara
deskriptif (menutur kata dengan apa adanya secara kualitatif) dengan metode
induktifmetode induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta
atau peristiwa-peristiwa khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat
umum.
Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacm-macam (triangulasi)10.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
9 L.J Moleong, Metodologi Penelitian....., 135 10 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian........, 243
32
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tujuan
analisa di dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-
penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti.
Proses analisis data dianjurkan agar secepatnya dilakukan oleh peneliti,
jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah
menjadi kadaluwarsa. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan
perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan fikiran peneliti. Agar hasil penelitian
dapat tersusun sistematis, maka langkah peneliti dalam menganalisis data adalah;
pertama, dengan mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok
dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Kedua, mendisplay data yaitu
menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel dan
sejenisnya. Dan ketiga melalui verifikasi/penarikan kesimpulan, yaitu kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang bersifat kredibel dan dapat
menjawab rumusan masalah yang dikemukakan sejak awal.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data/validitas dalam suatu penelitian sangat
penting dan harus dilakukan, karena kegiatan ini merupakan pembuktian bahwa
apa yang telah diamati/data yang diperoleh sesuai dengan apa yang sesungguhnya
menjadi kenyataan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan
(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan
kepastian (confirmability).
33
Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi
kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas
terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dalam proses pengecekan
keabsahan data pada penelitian ini harus melalui beberapa teknik pengujian data.
Adapun teknik pengecekan keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti dapat menguji
ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang
berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun
kepercayaan subyek. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti
agar terjun ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna
mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data.
Distorsi dapat berasal dari responden, banyak di antaranya terjadi tanpa
sengaja. Di pihak lain perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk
membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga
kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Ketekunan Pengamatan
Maksud ketekunan pengamatan adalah untuk menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci. Peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan
teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang
menonjol. Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik
sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh
faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.
34
Kekurangtekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap pokok
persoalan yang dilakukan secara terlalu awal. Hal itu mungkin dapat
disebabkan oleh tekanan subyek atau sponsor atau barangkali juga
ketidaktoleransian subyek, atau sebaliknya peneliti terlalu cepat
mengarahkan fokus penelitiannya walaupun tampaknya belum patut
dilakukan demikian.
3. Triangulasi
Triangulasi Susan Stainback dalam buku Dr Sugiyono Tujuan
Triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena.,
tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan11.
Melihat pendapat diatas Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya.
H. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
a) observasi pendahuluan
b) mengurus surat izin penelitian
c) membuat rancangan/desain penelitian
d) mencari beberapa buku untuk dijadikan sebagai referensi agar penelitian
lebih fokus dan terarah
11 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian........, 241.
35
e) Membuat pedoman interview, sehingga data yang diperoleh lebih
sistematis dan mendalam.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Peneliti melaksanakan wawancara kepada para guru guna memperoleh
data awal tentang proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
pelayanan manajemen di MI Muhammadiyah Jatigunung I Bersamaan
dengan itu peneliti melaksanakan observasi langsung terhadap tugas-tugas
guru dan staf MI Muhammadiyah Jatigunung I, agar penelitian lebih
efisien maka peneliti hanya mengamati Kepala Madrasah, Guru dan TU
staf. Serta mengadakan pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen
penting yang ada di MI Muhammadiyah Jatigunung I guna mengetahui
tentang hasil Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah.
b) Peneliti melakukan wawancara yang lebih terarah dan mendalam,
wawancara ini ditujukan kepada Kepala Mi Muhammadiyah Jatigunung I,
untuk mengetahui kualitas mutu pendidikan di madrasah tersebut serta
hambatan yang sering dikeluhkan oleh guru TU dan juga Stafnya.
Wawancara dilanjutkan kepada Urusan kebendaharaan, wawancara ini
dilakukan untuk mengetahui upaya yang akan dan sedang dilakukan guna
meningkatkan kualitas realisasi pendanaan yang relevan dan akuntabel.
Wawancara juga dilakukan Kepada Tata Usaha guna mengetahui proses
manajemen pengelolaan teknisi data pendidikan yang ada di MI
Muhammadiyah Jatigunung I. Wawancara yang terakhir ditujukan kepada
guru guna mengetahui problem-problem yang mereka alami dan yang
sangat intens berpengaruh dalam Manajemen Berbasis Sekolah di MI
Muhammadiyah Jatigunung I.
36
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 berdiri sejak tanggal 04 Juli 1963. Berawal dari kegiatan mengaji pada sore hari di
masjid yang dipimpin oleh seorang tokoh Agama yang bernama Mbah
Kasan Mustat, kegiatan mengaji tersebut santrinya cukup banyak akan
tetapi jarang yang selesai mengaji atau sudah dewasa melanjutkan ke
pondok atau madrasah lain namun ada dua orang santri yang
melanjutkan ke pondok pesantren yaitu bpk Qomari dan Bpk Abdul
Hamid, dengan kepulangan kedua sanitri tersebut ke kampung
halamnya maka timbulah gagasan-gagasan dari masyarakat Dusun
Pinggir Desa Jatigunung ingin merubah dari kegiatan mengaji tersebut
seperti halnya TPA menjadi Madrasah Diniyah. Melihat semakin pesat
santri yang belajar di Madrasah diniyah tersebut sehingga pada tahun
1963 secara resmi Madrasah Diniyah itu berubah menjadi Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1, dengan menempati sebuah
rumah seorang warga masyarakat dusun pinggir Mbah Paikem Namun karena kurang strategis dan letaknyapun terlalu sulit dijangkau
dengan demikian madrasah tersebut dipindahkan untuk menempati
tanah hibah dari Mbah Paijem/Mbah Jumawan1.
Meskipun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 sudah
dikatakan resmi akan tetapi belum ada surat izin operasional dari pemerintah
ataupun Kementrian Agama serta Yayasan Muhammadiyah, tepatnya pada
tanggal 04 Juli 1963 Surat Izin Operasional diterbitkan dan dengan demikian
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 sudah resmi.
Dengan dipelopori oleh para pendiri madrasah tersebut yang
diantaranya Mbah Minarjo, Mbah Marlan, Mbah Jumawan, Mbah Qomari
1 Arsip/Dok Sejarah Berdiri MI Muhammadiyah Jatigunung I
37
serta Mbah Abdul Hamid para pendiri tersebut dan masyarakat berupaya
memajukan Madrasah tersebut dan membangun kader kader Madrasah.
Di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah akhirnya Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 lama kelamaan sekolah subur karena
tidak ada saingan dari sekolah lain. Dan syukur alhamdulillah sampai saat ini
sekolah masih tetap berjalan dengan lancar dan muridnyapun juga tidak kalah
banyaknya dengan sekolah lainnya.
2. Letak Geografis dan Identitas MI Muhammadiyah Jatigunung I
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I berada di Rt 01 Rw
14 dusun Pinggir Desa Jatigunung Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. Secara
geografis Desa Jatigunung ini berbatasan dengan :
a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Ngile
b. Sebelah timur : Berbatasan dengan Desa Tulakan
c. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Desa Wonoanti
d. Sebelah barat : Berbatasan dengan Desa Kalikuning
Sedangkan batas batas MI Muhammadiyah Jatigunung I dengan Sekolah
Lain adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Berbatasan dengan SDN Jatigunung III
b. Sebelah timur : Berbatasan dengan SDN Tulakan 1
c. Sebelah selatan : Berbatasan dengan MI Muhammadiyah Wonoanti III
d. Sebelah barat : Berbatasan dengan SDN Jatigunung 1
38
Sedangkan Identitas Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Jatigunung I adalah sebagai berikut:
Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Jatigunung I
Lokasi/Alamat : Jl. Pinggir-Jatigunung KM. 2 Tulakan
Kabupaten : Pacitan
Provinsi : Jawa Timur
NPSN : 60714231
NSM : 111235010082
Status Madrasah : Swasta
Akreditasi : B
Tahun Berdiri : 04 Juli 1963
Pimpinan : SUFYAN, S.Pd.I
NIP : 19601115 200604 1 016
3. Visi dan Misi Madrasah
a) Visi
Membentuk insan yang berakhlak mulia, bertaqwa, cerdas, iman,
dan terampil. (BERCITRA).
b) Misi
Mengembangkan kreatifitas, potensi anak didik untuk mencapai
harapan dan cita-cita.
39
4. Tujuan Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I
a) Dapat mengamalkan ajaran Agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran.
b) Meningatkan pengamalan salat lima waktu berjamaah, mengucapkan
salam serta menguasai hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari
c) Menciptakan alumni MI Muhammadiyah Jatigunung I yang berkualitas,
meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat
Kecamatan ataupun provinsi.
5. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I
Eksistensi kurikulum dalam sebuah lembaga mempunyai fungsi yang
sangat penting, karena merupakan operasionalisasi yang dicita-citakan.
Bahkan tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum
pendidikan nasional. Kurikulum yang diterapkan di MI Muhammadiyah
Jatigunung I mengacu pada kurikulum Kementerian Agama dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Sehingga materi pelajaran yang diajarkan memuat materi yang ada di
kedua instansi terkait tersebut ditambah dengan materi yang mengandung
muatan lokal. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I bisa dilihat dalam
tabel berikut:
40
Tabel. 1
KURIKULUM MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
NO MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
KELAS
I II III IV V VI
A Pendidikan Agama Islam
1. a) Bahasa arab 1 1 1 2 2 2
b) Al-quran hadits 2 2 2 2 2 2
c) SKI 2 2 2 2
d) Akhidah akhlaq 2 2 1 1 1 1
e) Fiqih 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6 6 6 6
4. Matematika 6 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 3 3 3 3
7. Seni Budaya Dan Keterampilan 2 2 2 2 2 2
8. Pend. Olahraga 3 3 3 3 3 3
B Muatan Lokal
a) Bahasa inggris 2 2 2 2
b) Bahasa daerah 2 2 2 2 2 2
c) Kemuhammadiyahan 1 1 1 1 1 1
d) Pengembangan Diri 2 2 2 2 2 2
Jumlah jam/ Minggu 39 39 43 44 44 44
Adapun pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MI Muhammadiyah
Jatigunung I adalah :
a) Waktu belajar menggunakan sistem semester.
b) Pembelajaran menggunakan system guru kelas kecuali guru Bahasa
Indonesia, Matematika dan Pendidikan Olah Raga.
c) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pukul 07:30 sampai dengan
12 : 25 WIB. Dan alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.
41
6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Muhammadiyah
Jatigunung I
Di MI Muhammadiyah Jatigunung I mempunyai 6 Guru kelas dan 5
Guru bidang studi yang semuanya masih berstatus Guru Tetap Yayasan.
Untuk lebih rincinya bisa dilihat di tabel berikut:
Tabel. 2
KEADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MI
MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I TAHUN 2013/2014
No Nama L/P Ijazah Jabatan
1 SUFYAN, S.Pd.I L S1 Kepala Sekolah
2 SUPARLAN L SLTA GTY
3 PAERAN, S.Pd.I L S1 GTY
4 RUDY SUSANTO, S.Pd L S1 GTY
5 SURANTO, A.MA L D II GTY
6 ENDRO RIYANTO, S.Pd.I L S1 GTY
7 DWI SUCONDRO, S.Pd.I L S1 GTY
8 ENIK WIDYAWATI, S.Pd.I P S1 GTY
9 RINA RATIH, S.Pd.I P S1 GTY
10 RENI PUSPITASARI, S.Pd P S1 GTY
11 NOVIYANTI, S.Pd.I P S1 GTY
12 MUAMAR ZAINUDIN L SLTA TU
Sumber : Arsip Data Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI
Muhammadiyah Jatigunung I
42
7. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I
Jumlah murid yang dimiliki MI Muhammadiyah Jatigunung I dari kelas 1
sampai kelas 6 berjumlah 78 Siswa. Keadaan murid ini dapat dilihat di tabel
berikut :
Tabel. 3
KEADAAN SISWA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 4 9 13
2 II 5 10 15
3 III 7 5 12
4 IV 6 6 12
5 V 7 5 12
6 VI 10 4 14
JUMLAH 39 39 78
Sumber : Arsip Data Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I
Keadaan Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Jatigunung I
Walaupun berada di lokasi pedesaan, namun sarana prasarana yang
dimiliki MI Muhammadiyah Jatigunung I tidak kalah dengan yang berada di
lokasi kecamatan/kota/kabupaten. Berdiri di atas tanah seluas 1463 M2 dan
luas bangunan 390M2, sarana prasarana yang dimiliki MI Muhammadiyah
Jatigunung I yakni :
43
Tabel. 4
SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
No Nama Sarana/Prasarana Jumlah Keterangan
1. Ruang Kelas 6 Lokal
2. Ruang Perpustakaan 1 Sudut
3. Laboratorium IPA - -
4. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang
5. Ruang Guru 1 Ruang
6. Ruang Komputer 1 Ruang
7. LCD Proyektor 1 Paket
8. Ruang Kesehatan (UKS) 1 Sudut
9. Kamar Mandi/WC Guru 1 Ruang
10. Kamar Mandi/WC Siswa 1 Ruang
11. Gudang 1 Ruang
12. Ruang Administrasi 1 Sudut
13. Tempat Bermain/Tempat Olahraga 3 Lokal
14. Komputer 2 Paket
15. Laptop 1 Buah
16 Printer 2 Buah
17. Sumber penerangan 1 Listrik PLN
18. Papan Tulis 6 Buah
19. Meja & kursi Guru 12 Paket
20. Meja & kursi Siswa 45 Paket
21. TV 21 inchi 1 Buah
22. Sound Sistem 1 Paket
Sumber : Data Sarpras MI Muhammadiyah Jatigunung I
8. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Jatigunung I
Organisasi di MI Muhammadiyah Jatigunung I terstruktur mulai dari
jabatan paling atas ditempati oleh bapak kepala sekolah dan selanjutnya
ditempati oleh para staf dan guru mata pelajaran berada di bawah para staf.
Untuk lebih jelasnya apat dilihat pada bagan berikut ini :
44
Bagan. 1
STRUKTUR ORGANISASI MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
WK Bendahara
Rina Ratih, S.Pd.I
BK
Suranto, A.Ma
WK Kurikulum
PAERAN, ,S.Pd.I
Komite Madrasah
KHOIRUDIN
Kepala Madrasah
SUFYAN, S.Pd.I
KTU Muamar Zainudin
BK Suranto
WK Humas
Endro Ri