Upload
tranthien
View
250
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAM(Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syaratguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Kependidikan Islam
Oleh:AHMAD MUTHOFI’IN
NIM: 053311364
FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG2010
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Ahmad Muthofi’inNIM : 053311364Jurusan : Kependidikan IslamJudul : Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam
(Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang).Telah dimunaqasyahkan pada Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus dengan predikatcumlaude / Baik / Cukup, pada tanggal:
30 Juni 2010
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)tahun akademik 2009/2010.
Semarang, 6 Juli 2010
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag. Rosidi, M.SINIP. 19650819 200302 1 001 NIP. 19770131 200604 1 001
Penguji I, Penguji II,
Drs. H. Soediyono, M.Pd. Drs. H. Jasuri, M.SINIP. 19460715 197612 1 001 NIP. 19671014 199403 1 005
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.Hal : Naskah Skripsi A.n. Ahmad Muthofi’in
Kepada:Yth. Dekan Fakultas TarbiahIAIN Walisongodi Semarang
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, makabersama ini saya kirimkan skripsi saudara:Nama : Ahmad Muthofi’inNIM : 053311364Judul : Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di
SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang).Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segeradimunaqasahkan.Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Semarang, 16 Juni 2009
Mengetahui,Pembimbing I Pembimbing II
Fahrurrozi, M.Ag. Drs. Wahyudi, M.Pd.NIP: 19770816 200501 1 003 NIP: 19680314 199503 1 001
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
MOTTO
3žcÎ)©!$#ŸwçŽ Éi•tóãƒ$tBBQöq s) Î/4Ó®Lym(#rçŽ Éi•tóãƒ$tBöNÍkŦàÿR r'Î/3ÇÊÊÈ
“ ... Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehinggamereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ... ”
(Q.S. Al-Ra’d. 11).1
1Depag Republik Indonesia, Al Qur an Al Karim dan Tarjamah, (Semarang: TohaPutra, tth), hlm. 199.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Suharto dan Ibunda Suryati tercinta, atas segala pengorbanan
dan kasih sayangnya serta untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Mba Lasti Zuniroh dan Mas Saryono Kakak-kakakku tersayang yang
selalu memberi nasihat serta motifasi, serta keponakanku Jihan
Maftukhah.
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 15 Juni 2010Deklarator,
Ahmad Muthofi’inNIM: 053311364
ABSTRAKSI
Ahmad Muthofi’in (NIM: 053311364), Manajemen Pemasaran PendidikanIslam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang), Skripsi, Semarang:Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Manajemen pemasaranpendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. 2. Kendala yangdihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMPIslam Sultan Agung 1 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifkualitatif. Data-data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metodeobservasi, interview dan dokumentasi, selanjutnya dianalisis denganmenggunakan pendekatan induktif dan menggunakan uji validitas dengantriangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pelaksanaan manajemenpemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarangmenggunakan konsep manajemen yang dimulai dari tahap: Planning, yaitumenyusun perangkat pemasaran, yang dilaksanakan secara kolaboratif mulai daripimpinan sekolah, panitia penerimaan peserta didik (PPD) beserta seluruhstakeholder sekolah, bekerja sama dengan dengan Pendasmen YBWSA.Organizing, yaitu pengorganisasian struktur kerja: menentukan job diskriptiondimulai dengan membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) sebagaitim pelaksana, pengorganisasian strategi pemasaran dan pengorganisasian sumberdaya pemasaran pendidikan Islam. Actuating, kepala sekolah melakukanpenggerakan/pengarahan baik secara langsung atau tidak langsung. Pemasaranpendidikan Islam dilaksanakan dengan menggunakan berbagai strategi denganbeberapa cara yang berfariasi disesuaikan situasi dan kondisi. Controlling, tidakhanya dilaksanakan diakhir periode saja melainkan juga dalam prosesnya.
Kendala yang dihadapi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalammanajemen pemasaran pendidikan Islam yaitu: Masih kurangnya pemahaman daribeberapa anggota civitas akademika tentang arti penting pemasaran pendidikanIslam dan kurangnya kerja sama yang optimal. Terdapat beberapa anggota yangkurang aktif dalam memberikan gagasan ide sebagai masukan rencana strategipromosi. Minimnya alokasi dana untuk promosi sekolah. Beberapa anggota timpanitia pelaksana penerimaan peserta didik kurang dapat bekerja secara optimalsesuai tugas masing-masing. Masih adanya beberapa kekurangan kelengkapansarana prasarana untuk siswa. Adanya beberapa siswa yang kadang melanggarketentuan pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah Islami). Belum disediakanjam kelas bimbingan konseling kepada siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi bahan pemikiran,informasi dan masukan tentang pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikanIslam bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam, para pemikir pendidikan Islam,mahasiswa dan seluruh pihak yang membutuhkannya di lingkungan FakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas segala kasih sayang-Nya
yang telah melimpahkan karunia yang sangat besar, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada
beliau Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga dan para
sahabatnya hingga akhir nanti.
Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul ”Manajemen Pemasaran
Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang)”
tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Prof., Dr., Ibnu
Hajar, M.Pd.
2. Bapak Fahrurrozi, M.Ag., dan Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan
skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang atas jasa-jasanya.
4. Segenap karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
5. Ibu Dra. Hj. Upi Luthfiah, selaku Kepala Sekolah dan Bapak Drs.
Fatchurrahman ZA, selaku wakil kepala sekolah SMP Islam SMP Islam
Sultan Agungs1 Semarang, serta segenap civitas akademika yang ikut
membantu lancarnya penelitian penulis.
6. Ayahanda Suharto dan Ibunda Suryati tercinta, atas segala pengorbanan
dan kasih sayangnya serta untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Mba Lasti Zuniroh dan Mas Saryono Kakak-kakakku tersayang yang
selalu memberi nasihat serta motifasi, serta keponakanku Jihan
Maftukhah.
8. Kepada semua sahabatku di UKM BITA, Racana Walisongo dan Jurusan
KI 2005 yang selalu bersama menimba ilmu.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberi apa-apa yang
berarti, hanya do’a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan
sebaik-baik balasan serta selalu dalam lindungan-Nya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan
beberapa aspek inti didalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang
konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Amin.
Ahmad Muthofi’inNIM: 053311364
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
HALAMAN PENGANTAR .......................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Penegasan Istilah .................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
E. Kajian Pustaka ...................................................................... 6
F. Metode Penelitian ................................................................. 8
BAB II : MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN
A. Manajemen Pemasaran ........................................................ 14
1. Pengertian manajemen pemasaran ................................ 14
2. Unsur-unsur pemasaran ................................................. 16
3. Pemasaran jasa ............................................................... 17
B. Pemasaran Jasa Pendidikan ................................................. 20
1. Pengertian pemasaran jasa pendidikan ......................... 20
2. Perkembangan konsep pemasaran dalam jasa
pendidikan ....................................................................... 22
3. Fungsi marketing dalam pendidikan ............................. 25
4. Citra (image) terhadap lembaga ..................................... 30
5. Variabel yang menimbulkan citra .................................. 31
C. Manajemen Pemasaran Pendidikan .................................... 36
1. Planning (perencanaan) .................................................. 37
2. Organizing (pengorganisasian) ....................................... 40
3. Actuating (penggerakan/pengarahan) ............................ 41
4. Controlling (pengendalian/pengawasan) ........................ 44
BAB III : MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMPISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
A. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang... 48
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang .............................................. 48
2. Visi dan Misi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang .... 49
3. Letak Geografis ............................................................... 50
4. Sarana dan Prasarana .................................................... 50
5. Struktur Organisasi ........................................................ 52
6. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa ............................. 53
B. Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang .................................................... 54
1. Planning pemasaran pendidikan Islam .......................... 54
2. Organizing pemasaran pendidikan Islam ...................... 56
3. Actuating pemasaran pendidikan Islam ........................ 58
4. Controlling pemasaran pendidikan Islam ...................... 65
C. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen
Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang ................................................................ 68
BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKANISLAM DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
A. ...........................................................................................A
nalisis Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang .......................................... 71
1........................................................................................Pla
nning ................................................................................ 73
2........................................................................................Org
anizing ............................................................................. 75
3........................................................................................Act
uating ............................................................................... 76
4........................................................................................Con
trolling ............................................................................. 79
B. ...........................................................................................A
nalisis Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan
Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang .................................................... 82
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 85
B. Saran ..................................................................................... 86
C. Penutup ................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era persaingan global sekarang ini, telah menciptakan paradigma dunia
yang tidak mengenal batas-batas territorial kedaulatan sebuah negara atau
bangsa. Dampaknya turut menciptakan persaingan yang semakin tinggi pada
semua aspek kehidupan masyarakat. Begitu juga dengan pendidikan, di mana
pengelolaannya tidak hanya dapat dilakukan secara tradisional akan tetapi
membutuhkan kemampuan khusus sehingga output pendidikan sesuai dengan
kebutuhan pangsa pasar baik nasional maupun internasional.2
Pengelolaan pendidikan menjadi sangat penting, di mana pertumbuhan dan
perkembangan lembaga dipengaruhi oleh kemampuan administrator dalam
melakukan scaning lingkungan eksternal, kompetitor lembaga lain,
memperhitungkan kompetensi internal dan harus dapat menciptakan strategi
yang mumpuni untuk memenangkan persaingan tanpa meninggalkan esensi dari
pendidikan itu sendiri.
Dahulu sekolah sebagai produsen jasa pendidikan masih berada pada
seller s market, calon siswa berlomba mendaftarkan masuk ke sekolah tanpa
banyak persaingan dengan lembaga pendidikan yang lain. Namun, beberapa
tahun terakhir ini beberapa lembaga pendidikan mulai terasa kesulitan mencari
calon siswa, anak-anak pelajar sekarang begitu cerdas memilih sekolah yang
bermutu dan sesuai dengan yang diinginkan. Apalagi hal ini diiringi dengan
makin bertambah banyaknya lembaga pendidikan, misalnya saja pertumbuhan
jumlah madrasah, sebagaimana yang tercatat oleh Direktorat Pendidikan
Madrasah Republik Indonesia pada tahun 2001-2004, setiap tahunnya rata-rata
meningkat 3% sebagaimana pada gambar berikut:3
2Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, dalam Tim Dosen Administrasi PendidikanUniversitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1,hlm.s330.
3Direktorat Pendidikan Madrasah Republik Indonesia, Gambaran Umum Data Pendidikanpada Madrasah, http://pendis.depag.go.id/madrasah/Insidex.php?i_367=st01, download tanggal30-04-2010.
2 2 ,7 9 9 2 3 ,0 9 5 2 3 ,1 6 4 2 3 ,5 1 7
1 0 ,7 9 1 1 1 ,4 0 4 1 1 ,7 0 6 1 2 ,0 5 4
3 ,7 7 2 4 ,0 0 3 4 ,4 3 9 4 ,6 8 7
-
5 ,0 0 0
1 0 ,0 0 0
1 5 ,0 0 0
2 0 ,0 0 0
2 5 ,0 0 0
2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4
Jum
lah
Mad
rasa
h
M I
M T S
M A
Gambar Pertumbuhan Jumlah Madrasah Tahun 2001-2004.
Oleh adanya pertumbuhan jumlah lembaga pendidikan seperti ini, maka
pendaftar di beberapa lambaga pendidikan mulai berkurang dan terasa ada
suasana persaingan antar lembaga pendidikan ditinjau dari unsur produk, harga,
kualitas pelayanan, kualitas tamatan, outcome, kualitas bangunan, jaringan dan
sebagainya. Bahkan ironisnya di beberapa daerah, beberapa lembaga yang
kurang dapat mengakomodir hal tersebut terpaksa ditutup karena kekurangan
murid.4
Hal itu menunjukkan bahwa persaingan dunia pendidikan menjadi tidak
dapat terelakkan lagi, sehingga dewasa ini banyak terjadi merger dari beberapa
lembaga pendidikan.5 Kemampuan administrator untuk memahami pemasaran
pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan
pertumbuhan lembaganya. Suatu lembaga atau satuan pendidikan dituntut untuk
senantiasa merevitalisasi strateginya guna menjamin kesesuaian tuntutan
lingkungan dan persaingan dengan kekuatan internal yang dimilikinya. Ini
penting mengingat ketidakmampuan suatu satuan pendidikan dalam merespon
peluang dan ancaman eksternal akan mengakibatkan menurunnya daya saing
dan atau terhambatnya pencapaian kinerja satuan pendidikan itu. Jika hal ini
4Akbar Zainudin, “Mengapa Lembaga Pendidikan Perlu Dipasarkan”, http://www.facebook.com/share.php?u=http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/mengapa-lembaga-pendidikan-perlu-dipasarkan/, download tanggal 31-12-09.
5Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 333.
dibiarkan maka akan mengancam kelangsungan satuan pendidikan yang
bersangkutan.6
Pergeseran lingkungan dan kekuatan persaingan dalam pendidikan
menyebabkan timbulnya kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan persaingan
dengan kekuatan satuan pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan.
Situasi ini telah memaksa sebagian satuan pendidikan mengurangi atau
menghentikan operasinya. Sebagai contoh, pada sejumlah program studi di
sejumlah Perguruan Tinggi mengalami penurunan jumlah mahasiswanya,
bahkan terpaksa ditutup dan atau dicabut ijin operasinya. Ini terjadi pula pada
satuan pendidikan dasar, menengah dan satuan pendidikan lainnya. Fenomena
tersebut sangat meluas dan merupakan isu permasalahan yang penting untuk
dikaji.7
Mengingat hal tersebut, maka fokus dari manajemen pendidikan saat ini
harus mengalami perubahan dari sekedar melayani proses pendidikan, menjadi
bagaimana membuat ‘pemakai pendidikan’ diubah menjadi ‘pelanggan
pendidikan’, di mana pelanggan pendidikan inilah yang akan memberikan
loyalitas yang tinggi untuk tidak bisa berpaling pada lembaga lain. Hal itu akan
menciptakan: makes reguler repeat purchases (pelanggan yang selalu memakai
program yang diluncurkan oleh lembaga), purchases acrouss product and
service lines (pelanggan membeli di luar lini produk atau jasa), refers other
(merekomendasikan produk lain), demonstrates an immunity to the full of the
competition (menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari
pesaing).8 Pelanggan seperti inilah yang dicari oleh setiap lembaga pendidikan
dan hal itu bisa dicapai melalui strategi manajemen pemasaran pendidikan yang
baik. Strategi ini diadopsi dari dunia bisnis, di mana penerapannya disesuaikan
dengan nilai filosofi dari pendidikan itu sendiri sebagai lembaga non profit.
Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan kepada
konsumen (siswa maupun masyarakat umum) yang dikenal sebagai stakeholder
6Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran JasaPendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 63.
7Ibid, hlm. 63.8Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 330-331.
dan pihak yang dilayani tentunya ingin memperoleh kepuasan dari layanan
tersebut baik berupa fasilitas, tenaga pengajar profesional, teknologi, tempat
yang yaman dan sebagainya. Semuanya akan bermuara pada sasaran
memuaskan konsumen. Inilah tujuan hakiki dari marketing lembaga pendidikan.
Pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan lembaga pendidikan
memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan
cara yang memuaskan.9
Dalam konteks pengelolaan pendidikan Islam, maka pada era persaingan
dewasa ini lembaga pendidikan Islam pun harus dapat menata segala aspek
manajemennya sebagai nilai tawar pemasaran pendidikan Islam, sehingga
mampu bersaing dalam kancah persaingan berbagai lembaga pendidikan.
Manajemen pendidikan Islam yang berarti suatu proses pengelolaan
lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber
belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam
secara efektif dan efisien,10 adalah alasan yang jelas bahwa lembaga pendidikan
Islam pun harus memperhatikan hal-hal yang muncul di sekitarnya dalam hal ini
adalah adanya pangsa pasar, harus mampu mengikuti persaingan serta dalam
mendapatkan konsumen, sehingga pelanggan pendidikan merasa puas dan
nyaman atas pelayanan jasa pendidikan Islam yang disampaikan. Jika hal
tersebut terpenuhi maka eksistensi lembaga serta tujuan dari pendidikan Islam
dapat terwujud secara efektik dan efisien.
Berdasarkan permasalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang manajemen pemasaran di lembaga pendidikan Islam yang
bertempat di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Penelitian ini dilakukan
atas dasar alasan yaitu SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang merupakan
lembaga pendidikan Islam swasta yang memiliki kualitas terakreditasi A,
memiliki jumlah siswa (customer) yang cukup banyak, mempunyai guru-guru
profesional serta fasilitas-fasilitas pendidikan yang cukup memadai sebagai
9Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), Cet.s1,hlm.s46.
10Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan LembagaPendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 10.
salah satu nilai tawar pemasaran pendidikan Islamnya. Bagaimanakah cara
lembaga pendidikan Islam swasta ini sehingga mampu mengelola manajemen
pemasaran sampai pada tujuan lembaga pendidikan Islam ini dapat tercapai dan
mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya bahkan termasuk lembaga
pendidikan non Islam?
B. Penegasan Istilah
1. Manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lain.11
2. Pemasaran Pendidikan Islam
Pemasaran didefinisikan sebagai proses yang membentuk hubungan
antara produsen dengan individu atau grup dalam menyampaikan jenis-jenis
produk: barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan (needs and wants), guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas.12
Pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku
individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya
dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan.
Perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai Islam.13 Ini berarti apapun yang
dilakukan manusia khususnya umat Islam dalam rangka mempersiapkan diri
untuk dapat hidup dalam dunia ini, sekarang, besok dan masa yang akan
datang merupakan proses pendidikan Islam.
11Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-RuzzMedia, 2008), Cet. I, hlm. 16.
12Rd. Soemanagara, Strategic Marketing Communication; Konsep Strategis dan Terapan,(Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 2.
13Pendidikan Islam menurut Omar Muhammad Al-Touny Al-Syaebani yang dikutip olehMuzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 15.
Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen pemasaran pendidikan
Islam di sini adalah kegiatan lembaga pendidikan Islam dalam merencanakan,
mengorganisasi, mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan dalam
menginformasikan dan memberi mutu layanan intelektual atau menyampaikan
jasa pendidikan kepada konsumen, yang pada dasarnya tidak hanya berorientasi
pada peningkatan laba lembaga, akan tetapi bagaimana menciptakan kepuasan
bagi customer sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholders atas mutu
dari outputnya.14
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
2. Mendiskripsikan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen
pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku, hasil
penelitian, karya ilmiah, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti sebagai
rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Peneliti
akan mengambil beberapa sumber sebagai bahan rujukan atau perbandingan
baik dari buku-buku maupun dari hasil penelitian.
14Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 337.
Adapun buku yang menjadi rujukan antara lain adalah: ”Pemasaran
Stratejik Jasa Pendidikan karya Buchari Alma, dan Manajemen Corporate
dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Islam Fokus pada Mutu dan
Pelayanan Priman karya Buchari Alma dan Ratih Hurriyati. Buku ini telah
memperkenalkan istilah-istilah dan konsep bisnis ke dalam dunia pendidikan,
mencoba meluruskan tentang konsep dan strategi pemasaran yang memang telah
layak diadopsi bahkan penting dalam dunia pendidikan. Istilah pemasaran bukan
sekedar mengejar komersial akan tetapi mengutamakan pendidikan yang
berkualitas dan memberikan mutu layanan prima kepada stakeholdersnya.
Untuk menghindari kesamaan penulisan dan plagiat, maka penulis
mencantumkan beberapa hasil penelitian di antaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Andik Sismanto pada tahun 2008 yang
berjudul Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Lembaga Pendidikan
Tinggi Islam (Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang). Beliau membahas
tentang setrategi, sistem promosi dan analisis dalam menetapkan setrategi
pemasaran jasa pendidikan di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam.15
2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Winarto pada tahun 2010 yang berjudul
Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK Annur
Tugurejo Semarang . Peneliti ini membahas tentang manajemen humas
yang dilaksanakan di lembaga tersebut, pencitraan publik melalui
manajemen humas dilakukan dengan cara memfokuskan pada perbaikan
yang bersifat internal dengan cara meningkatkan kinerja para staf dan upaya
meningkatkan citra lembaga dengan cara setrategi lisan, setrategi tertulis dan
peragaan.16
Dari beberapa telaah pustaka yang peneliti paparkan menunjukkan bahwa
penelitian ini belum pernah dilaksanakan orang lain karena kajian dalam
penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan manajemen pemasaran
15Andik Sismanto, Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Lembaga Pendidikan TinggiIslam, Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2008).
16Heri Winarto, Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK AnnurTugurejo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010).
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dan kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Setelah menelaah berbagai karya tulis berupa hasil penelitian tersebut,
peneliti mengambil kesimpulan bahwa skripsi yang berjudul Manajemen
Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang) memang belum pernah ada yang melakukan penelitian sebelumnya.
F. Metode Penelitian
Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam
mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat
memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai tujuan
pemecahan permasalahan.17 Sedangkan penelitian adalah rangkaian kegiatan
ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan, atau sesuatu untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
Jadi, metode penelitian adalah serangkaian metode yang saling melengkapi yang
digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh pemecahan terhadap
segala permasalahan.18
Penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini tidak lepas dari penggunaan metode
penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan
baik. Sebuah penelitian dapat mencapai hasil yang maksimal, jika seorang
peneliti memahami metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data
Sehubungan dengan penelitian lapangan terhadap studi kasus, maka
untuk mendapatkan data-data yang dimaksudkan perlu dilakukan dengan
proses terjun langsung di lokasi penelitian yakni melalui observasi,
interview, dokumentasi, maupun dengan pencatatan lapangan. Sedangkan
17Joko Subagyo, Metode Penelitian, dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2004), hlm. 1.
18Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 4.
untuk memperkuat teori-teori yang dipakai, peneliti melengkapi dengan
penelitian kepustakaan (library research).
Beberapa metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan
data di antaranya:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-
gejala yang diselidiki.19
Menurut Sukardi, observasi adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan salah satu panca indra yaitu indra penglihatan sebagai alat
bantu utamanya untuk melakukan pengamatan langsung, selain panca
indra biasanya penulis menggunakan alat bantu lain sesuai dengan
kondisi lapangan antara lain buku catatan, kamera, film proyektor,
checklist yang berisi obyek yang diteliti dan lain sebagainya.20 Namun
dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan alat bantu berupa buku
catatan, kamera dan recorder. Metode ini digunakan untuk melihat
langsung bagaimana pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan
Islam yang diterapkan di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, serta
apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
b. Interview
Interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. 21 Ciri utama dari interview adalah adanya
kontak langsung dengan cara tatap muka antara pencari informasi
(interviewer) dan sumber informasi (interviewee). Untuk memperoleh
19Kholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian: Memberi Bekal Teoritis padaMahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkan dapat Melaksanakan Penelitiandengan Langkah-Langkah yang Benar, (Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005), Cet. 7, hlm.s70.
20Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: BumiAksara, 2003), hlm. 78-79.
21Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 4, hlm.s72.
informasi yang tepat dan objektif, setiap interviewer harus mampu
menciptakan hubungan baik dengan interviewee.22
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kondisi
sekolah serta untuk memperoleh kejelasan dari proses observasi yang
bersifat mendukung data penelitian. Di sini peneliti akan menggunakan
wawancara tidak terstruktur, di mana pihak-pihak yang terkait akan
diwawancarai diminta informasi terkait dengan pelaksanaan manajemen
pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan. Maka kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Jenis interview ini baik
digunakan dalam penelitian sebuah kasus.23
Pihak-pihak yang terkait di antaranya: Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Waka Humas dan pihak-pihak yang terkait lainnya.
Peneliti dalam wawancara ini akan mendata pihak-pihak mana saja yang
akan menjadi objek penelitian yang akan memperkuat data yang
diperoleh, karena dari pihak-pihak tersebut dapat diperoleh data-data
yang valid.
Metode wawancara tersebut akan peneliti gunakan untuk
memperoleh jawaban dari pihak-pihak yang tersebut di atas. Peneliti
akan mengemukakan pertanyaan seputar tentang kondisi sekolah kepada
Kepala Sekolah, bagaimana pelaksaan manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dan kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan
Islam kepada bagian Waka Humas dan pihak-pihak tertentu.
22Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000),hlm.s165.
23Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2002), hlm. 202.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa lampau. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.24
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan manajemen pemasaran pendidikan Islam dan kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Data dapat berupa foto, tulisan,
brosur, check list maupun dokumen-dokumen penting lainnya, yang
mana data-data tersebut dapat memperkuat proses pelaksanaan
manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang.
d. Teknik keabsahan data (triangulasi)
Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.25
Triangulasi pada penelitian ini, peneliti gunakan sebagai
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dalam pelaksanannya peneliti
melakukan pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara dengan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan waka humas dalam hal
pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang. Lebih jauh lagi, hasil wawancara tersebut
kemudian peneliti cek dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan
selama masa penelitian untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang. Peneliti juga melakukan wawancara dengan
masyarakat (beberapa wali murid) tentang respon mereka terhadap SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang.
24Sugiyono, op.cit., hlm. 82.25Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), Cet. 20, hlm. 330.
Setelah hal di atas terlaksana, maka data-data yang dibutuhkan akan
terkumpul. Peneliti kemudian mengorganisasi dan mensistematisasi data
agar siap dijadikan bahan analisis. Untuk lebih jelasnya dalam hal teknik
pengumpulan data dapat dilihat sebagai berikut:
Jenis data Sumber Metode Instrumen
- Manajemen pemasaranpendidikan Islam di SMPIslam Sultan Agung 1Semarang (perencanaan,pengorganisasian,penggerakan, evaluasi).
- Pelaksanaan pemasaranpendidikan Islam.
- Pengawasan pemasaranpendidikan Islam.
- Respon masyarakat.
- Kepala Sekolah SMPIslam Sultan Agung 1Semarang.
- Wakil Kepala Sekolah.
- Waka Humas.- Ketua panitian.
penerimaan pesertadidik.
- Pelaksana kegiatan.
- Kepala Sekolah.- Wakil Kepala Sekolah.
- Wali murid.
- Interview.- Dokumentasi.
- Interview.- Dokumentasi.- Observasi.
- Interview.
- Interview.
- Peneliti, pointerwawancara,tape rekorder,pena, bukucatatan.
- Peneliti, pointerwawancara,tape rekorder,pena, bukucatatan.
- Peneliti, pointerwawancara,tape rekorder,pena, bukucatatan.
- Peneliti, pena,buku catatan.
2. Metode analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.26
Analisis data yang digunakan berupa model analisis data interaksi, hal
ini komponen data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
26Sugiyono, op.cit., hlm. 89.
diwawancarai. Bila setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan melakukan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh
data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman, mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kalitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display dan
data conclusion drawing/verification, sebagaimana gambar berikut:27
Data diperoleh dari penelitian atau data colection masih bersifat
komplek dan rumit direduksi, yaitu merangkum dan memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, membuang hal-hal tidak perlu. Data
hasil penelitian ini harus direduksi meliputi data hasil wawancara,
dokumentasi dan observasi berisi tentang pelaksanaan manajemen
pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan
pengevaluasian.
Data hasil reduksi disajikan atau di display ke bentuk yang mudah
dipahami, biasanya penyajian ini berbentuk naratif, table, grafik.
Kesimpulan dan verifikasi, simpulan awal yang berupa analisis interaktif
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi simpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti konsisten
pada saat peneliti kembali ke lapangan, maka simpulan yang dikemukakan
simpulan kredibel.
27Ibid, hlm. 91.
DataColection
DataDisplay
Conclusion:Drawing/ferifying
DataReduktion
BAB II
MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN
A. Manajemen Pemasaran
1. Pengertian manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan penggabungan dari dua istilah
yaitu manajemen dan pemasaran.28 Manajemen menurut Henry L. Sisk:
Management is the coordination of all resources through the processes of
planning, organizing, directing, and controlling in order to attain stated
objectives.29
(Manajemen adalah pengkoordinasian dari semua sumber-sumber melaluiproses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pemberianbimbingan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan).
Sedangakan manajemen pemasaran menurut Philip Kotler and
Amstrong, sebagaimana yang dikutip oleh Buchari Alma:
Marketing management is the analysis, planning, implementation,and control of programs designed o create, build, and maintainbeneficial exchanges with target buyers for the purpose of achievingorganizational objectives. (Manajemen pemasaran ialah kegiatanmenganalisa, merencanakan, mengimplementasi dan mengawasisegala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaranyang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangkamencapai tujuan organisasi).30
Menurut Ben M. Anis: Marketing Management is the process ofincreasing the effectiveness and or efficiency by which marketingactivities are performed by individuals or organizations.(Manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensidan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individuatau oleh perusahaan).31
28Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm. 137.
29Henry L. Sisk, Principles of Management, (Ohio: South-Western Publishing Company,1969), hlm. 10.
30Buchari Alma, op.cit., hlm. 130.31Ibid, hlm. 130.
Processing(proses)
Pengertian di atas mempunyai implikasi yaitu:
1) Menekankan adanya efektivitas (memaksimalkan hasil yang hendak
dicapai yang telah ditetapkan lebih dulu) dan efisiensi (meminimalkan
pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut).
2) Manajemen pemasaran ini merupakan suatu proses. Penekanan pada
efisiensi dan efektivitas erat hubungannya dengan produktifitas.
Produktifitas merupakan kombinasi antara afektivitas dan efisiensi.
Jika orang ingin menentukan produktifitas, maka ia harus mengetahui
hasil yang ingin dicapai (ini masalah efektifitas), dan sumber-sumber
apa yang telah digunakan (berdaya guna) serta mendapatkan hasil yang
maksimal (berhasil guna), inilah efisiensi dan efektifitas.32
Untuk memahami manajemen pemasaran sebagai suatu proses, di
bawah ini digambarkan pendekatan sistem:33
Input outputs Objektive(masukan) (luaran) (tujuan)
Feedback (balikan)
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Untuk keberhasilan kegiatan manajemen pemasaran pada sebuah
perusahaan, maka diperlukan sebuah masukan, misalnya berasal dari
informasi kegiatan yang berjalan di lapangan. Contoh: barang-barang
‘merk X’ kurang laku, ternyata harganya lebih tinggi dari saingan. Ini
adalah masukan informasi yang harus diproses. Setelah diadakan analisis,
dari berbagai sumber informasi lainnya, akhirnya muncullah output
(luaran) yaitu berupa suatu keputusan atau kebijaksanaan yang harus
ditempuh guna mencapai tujuan perusahaan. Setelah keputusan diambil
dan dilaksanakan, ditunggu bagaimana hasil pelaksanaannya. Inilah yang
disebut feedback (balikan) yang sangat berguna bagi manajemen untuk
32Ibid, hlm. 131.33Ibid, hlm. 131.
memperbaiki kebijaksanaan lebih lanjut. Dengan demikian proses
manajeman pemasaran akan lebih meningkatkan efesiensi dan efektifitas.
Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan sebagai
suatu proses merencanakan, mengorganisasi, mengimplementasi dan
mengawasi segala kegiatan (program pemasaran) secara efektif dan
efisien, guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kegiatan
pemasaran pada sebuah perusahaan harus dikelola dengan sebaik-baiknya
dan manajer pemasaran harus memainkan peranan penting dalam
perencanaannya.
2. Unsur-unsur pemasaran
Dalam pemasaran terdapat beberapa unsur, yaitu:34
a. Unsur strategi persaingan
1) Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasikan dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.
Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik,
kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.
2) Targeting, yaitu suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dimasuki.
3) Positioning, yaitu penetapan posisi pasar. Tujuannya untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk
yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.
b. Unsur taktik pemasaran
1) Diferensiasi, berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran
dalam berbagai aspek di perusahaan.
2) Bauran pemasaran (marketing mix), berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.
34Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi KonsepPerencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005),Cet. 12, hlm. 48-51.
c. Unsur nilai pemasaran
1) Merk (brand), yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai
yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Jika brand
equity ini dikelola dengan baik, perusahaan yang bersangkutan
setidaknya akan mendapatkan dua hal. Pertama, para konsumen
akan menerima nilai produknya. Mereka dapat merasakan semua
manfaat yang diperoleh dari produk yang mereka beli dan merasa
puas karena itu sesuai dengan harapan mereka. Kedua, perusahaan
itu sendiri memperoleh nilai melalui loyalitas pelanggan terhadap
merek, yaitu peningkatan margin keuntungan, keunggulan bersaing
dan efisiensi serta efektifitas kerja khususnya pada program
pemasarannya.
2) Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan
pemberian jasa pelayanan kepada konsumen.
3) Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk
membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung
jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
3. Pemasaran jasa
Kita mengetahui bahwa yang disalurkan oleh para produsen bukan
benda-benda berwujud saja, tetapi juga jasa. Sifat perusahaan yang
menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa ditimbun atau ditumpuk
dalam gudang seperti barang-barang lainnya sambil menunggu
penjualan.35
Penyaluran jasa kebanyakan bersifat langsung dari produsen kepada
konsumen, seperti jasa perawatan, pengobatan, nasihat-nasihat, hiburan,
travel/perjalanan, dan sebagainya. Rumah-rumah sewaan, apartemen,
hotel, para penjual yang mengadakan transaksi saham dan obligasi di bursa
serta perantara-perantaranya juga merupakan jasa. Dalam arti yang lebih
35Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), Cet.s1,hlm. 1.
luas lagi, asuransi dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah juga
merupakan jasa. Pajak yang kita bayar sebetulnya adalah untuk membeli
jasa yang ditawarkan oleh pemerintah tersebut, lembaga keagamaan,
lembaga pendidikan juga merupakan bagian dari jasa.36
Selama ini pemasaran jasa masih belum begitu diperhatikan, tetapi
melihat banyaknya jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli jasa
tersebut, maka para produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal
ini ditambah pula dengan tingkat persaingan yang mulai ketat di antara
para penghasil jasa.
Jasa tidak memiliki bentuk fisik, kegiatannya tidak berwujud,
meliputi berbagai jenjang layanan professional, mulai dari dokter,
insinyur, akuntan, guru, dosen, pelatih, pengacara, perawat, sopir, tukang
cukur, ahli desain dan sebagainya. Jasa ini menampilkan sosok orangnya
yang telah mendapatkan latihan-latihan tertentu.37
Selanjutnya Pride and Ferrell yang dikutip oleh Buchari Alma,
memperkenalkan dan memberi pengertian tentang marketing non business
organization, yaitu: merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh individu
atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, beda dengan tujuan
perusahaan yang mengutamakan laba, penguasaan pasar atau untuk
mempercepat pengembalian investasi.38 Dalam organisasi non-bisnis ini
obyek transaksinya tidak jelas, tidak spesifik nilai uangnya. Transaksi
banyak dilakukan lewat negoisasi dan menanamkan keyakinan melalui
diskusi dan mereka ini sebenarnya telah menerapkan konsep-konsep
marketing, misalnya marketing lembaga pendidikan, marketing yayasan
dan sebagainya.
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian jasa, di
antaranya:
36Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 241.37Ibid, hlm. 242.38Ibid, hlm. 242.
a. William J.sStanton, yang dikutip oleh Buchari Alma:
Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak
berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat
dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.39
b. Zaithaml dan Bitner, yang dikutip oleh Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka
Prihati:
Jasa pada dasarnya merupakan seluruh aktifitas ekonomi dengan
output selain produk dan pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi
pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip
tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.40
Jadi, jasa adalah setiap aktivitas maupun manfaat apapun yang
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tanpa
wujud tetapi dapat memberikan nilai tambah bagi pembelinya.
Menurut Kotler, sebagaimana yang dikutip oleh Yoyon Bahtiar
Irianto dan Eka Prihati, jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Tidak berwujud (intangibility), sehingga konsumen tidak dapatmelihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnyasebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidak pastian,maka konsumen mencari informasi tentang jasa tersebut.
b. Tidak terpisahkan (inseparability), jasa tidak dapat dipisahkandari sumbernya yaitu perusahaan jasa tersebut.
c. Berfariasi (variability), di mana jasa seringkali berubah-ubahtergantung siapa, kapan dan di mana menyajikannya.
d. Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat dijual pada masayang akan datang.41
Sifat-sifat khusus dari pemasaran jasa:
a. Menyesuaikan dengan selera konsumen.
b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh pendapatan penduduk.
c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan.
39Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 2-3.40Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1,hlm. 335.
41Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 335.
d. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud (perlengkapannya).
e. Saluran distribusi dalam marketing jasa tidak begitu penting.
f. Kadang terjadi problema dalam penetapan harga jasa.42
B. Pemasaran Jasa Pendidikan
1. Pengertian pemasaran jasa pendidikan
Menurut John R. Silber yang dikutip Buchari Alma, menyatakan
bahwa:
Etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutulayanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.Sebuah lembaga pendidikan harus menjaga nama baik danmenekankan pada mutu layanan yang harus diberikan kepada parasiswa43
Kotler, yang dikutip oleh Henry Sumurung Octavian mendefinisikan
pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
lain. Dengan demikian pemasaran produk dan jasa, termasuk pendidikan,
akan terkait kepada konsep: permintaan, produk, nilai dan kepuasan
pelanggan.44
Konsep produk dalam dunia pendidikan terbagi atas jasa
kependidikan dan lulusan. Jasa kependidikan sendiri terbagi atas jasa:
kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermasyarakat,
ekstrakurikuler dan administrasi. Bentuk produk-produk tersebut
hendaknya sejalan dengan permintaan pasar atau keinginan pasar yang
diikuti oleh kemampuan dan kesediaan dalam membeli jasa kependidikan.
Pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak
berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses
42Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 251-253.43Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 53.44Henry Sumurung Octavian, “Manajemen Pemasaran Sekolah sebagai Salah Satu Kunci
Keberhasilan Persaingan Sekolah”, http://www.bpkpenabur.or.id/files/108-117%20Manajemen%20Pemasaran%20Sekolah%20sebagai%20Salah%20Satu%20Kunci%20Keberhasilan%20Persaingan%20Sekolah.pdf, download tanggal 13-01-2010.
dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik, di
mana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan
pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak
atau kepemilikan.45
Sekolah hendaknya dapat berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Selain itu juga perlu mencermati pergeseran konsep ‘keuntungan
pelanggan’ menuju ‘nilai’ (value) dari jasa yang diberikan. Sekolah mahal
tidak menjadi masalah sepanjang manfaat yang dirasakan siswa melebihi
biaya yang dikeluarkan. Dan sebaliknya sekolah murah bukan jaminan
akan diserbu calon siswa apabila dirasa nilainya rendah.
Dalam membangun lembaga pendidikan, menurut Brubacher yang
dikutip Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, menyatakan ada dua
landasan filosofi yaitu landasan epistimologis dan landasan politik:
Secara epistimologis, lembaga pendidikan harus berusaha untukmengerti dunia sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnyamasalah yang ada di masyarakat, di mana tujuan pendidikan tidakdapat dibelokkan oleh berbagai pertimbangan dan kebijakan, tetapiharus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasan politikadalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depanbangsa, karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyakmasalah pemerintahan, industri, pertanian, perbankan, tenaga kerja,bahan baku, sumber daya alam dan manusia, hubungan internasional,pendidikan, lingkungan, kesehatan dan sebagainya, yang perlu untukdipecahkan oleh tenaga ahli yang dicetak oleh lembaga pendidikan,di mana lulusan yang bermutu dihasilkan dalam black box prossingyang diolah oleh tenaga pendidik yang bermutu. 46
Pendidikan merupakan produk yang berupa jasa, yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud.
2. Produksi dan komsumsi bersama waktu.
3. Kurang memiliki standard dan keseragaman.47
45Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 335.46Ibid, hlm. 338.47Ibid, hlm. 335.
Dengan demikian pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses
menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara
menyeluruh baik menggunakan bantuan produk fisik maupun tidak, untuk
memenuhi kebutuhan konsumen (siswa). Hal itu karena pendidikan
sifatnya lebih kompleks yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab,
hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga
Negara, generasi penerus ilmuwan dikemudian hari.
2. Perkembangan konsep pemasaran dalam jasa pendidikan
Ada beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang
digunakan oleh para pengusaha dalam menghadapi persaingan yaitu:
a. Konsep produksi
Konsep ini berpandangan bahwa perusahaan membuat produksi
sebanyak-banyaknya. Dengan produksi massal ini akan diperoleh
efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi.
Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan harga jual lebih murah
dari saingan. Hal ini sejalan dengan keinginan konsumen, agar mereka
mudah memperoleh barang yang mereka butuhkan, mereka bisa
membeli di banyak tempat dan harganya tidak terlalu mahal.48
Jika hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti
lembaga pendidikan menghasilkan lulusan secara massal dengan
mengabaikan mutu, kemudian menurunkan uang sekolah (SPP) agar
lebih banyak peminat masuk. Konsep produksi dalam pendidikan
harus tatap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang
pembayaran sekolah tidak terlalu tinggi.
b. Konsep produk
Konsep ini berlaku sudah sejak lama pada saat produsen berada
pada posisi kuat. Produsen menghasilkan produk yang sangat baik
menurut ukuran atau selera produsen itu sendiri, bukan menurut
kehendak konsumen, konsumen demikian banyaknya sehingga selera
48Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran JasaPendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 173-174.
mereka pun sangat berfariasi. Selera konsumen tidak dapat
diidentikkan dengan selera produsen. Inilah satu kesalahan yang terjadi
pada konsep produk, yang menyamakan selera produsen dengan selera
konsumen. Akibatnya jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam
bidang produksi, maka pengusaha yang menganut konsep produk ini
akan kalah dalam persaingan.49
Jika ini diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan
lembaga tidak boleh berbuat sekehendaknya, walaupun dalam rangka
ingin meningkatkan mutu. Pimpinan sekali-kali harus memonitor apa
kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang diobrolkan oleh para
siswa di luar, ataupun guru, tenaga administrasi, dan sebagainya.
Pimpinan lembaga pendidikan tidak tinggal diam di kamar kantornya,
berlagak sebagai birokrat sebuah departemen yang sulit dihubungi.
Pimpinan lembaga pendidikan harus sering turun ke bawah melihat
ruang kelas sekolah, memperhatikan taman-taman sekolah, bertegur
sapa dengan siswa, guru dan orang lain yang berkunjung ke sekolah.
c. Konsep penjualan
Pengusaha yang menganut konsep penjualan (selling concept)
berpendapat bahwa yang penting produsen menghasilkan produk,
kemudian produk itu dijual ke pasar dengan menggunakan promosi
secara besar-besaran. Produsen ini mempunyai keyakinan bahwa
dengan jalan promosi, konsumen dipengaruhi, dirangsang, dimotivasi
untuk membeli, maka mereka pasti akan membeli. Konsep ini banyak
dianut oleh para produsen dan mereka juga berhasil dalam pemasaran
produknya. Tetapi strategi ini tidak akan mampu bertahan selamanya.50
Jika diterapkan pada lembaga pendidikan, maka ada
kecenderungan lembaga menggunakan surat kabar, TV, pasang iklan,
layaknya seperti iklan barang. Iklan ini bisa saja asal ada bukti nyata
yang menunjang kekuatan iklannya. Iklan tanpa usaha perbaikan mutu
49Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 47.50Ibid, hlm. 48.
atau performens lembaga pendidikan akan berakibat sebaliknya,
menjadi bumerang bagi lembaga itu sendiri. Para pengelola pendidikan
yang menganut konsep penjualan, hanya mementingkan tugasnya saja.
Asal tugas sudah dijalankan maka selesailah kewajibannya dan dia
akan menerima gaji sesuai dengan yang ditetapkan. Karyawan seperti
ini tidak pernah memikirkan dan tidak peduli apakah layanannya sudah
baik atau belum, pokoknya tugas selesai.
d. Konsep marketing (marketing concept)
Konsep marketing ini menyatakan bahwa produsen jangan
memperhatikan diri sendiri, jangan melihat selera sendiri, tapi lihatlah,
carilah apa dan bagaimana selera konsumen. Marketing tidak berarti
bagaiamana menjual produk agar laris habis, tidak peduli apa yang
terjadi sesudah itu. Konsep marketing lebih berorientasi jangka
panjang. Konsep ini lebih menekankan kepada “kepuasan konsumen”.
Tujuan marketing ialah bagaimana usaha untuk memuaskan selera,
memenuhi needs and wants dari konsumen. Istilah needs artinya
kebutuhan atau “rasa kekurangan pada diri seseorang yang harus
dipenuhi”. Sedangkan wants berarti keinginan atau suatu kebutuhan
yang sudah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti daya beli,
pendidikan, agama, keyakinan, famili dan sebagainya. Agar dapat
memenuhi needs and wants konsumen ini, maka para produsen
harus mengadakan marketing research.
Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini, tahu
persis apa yang harus dilakukan, bukan hanya sekedar mengajar siswa
tiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis
perkara. Tapi harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa puas dalam
suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri,
guru-guru yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan olah raga
dan sebagainya harus siap melayani para siswa.
e. Konsep rensponsibility=Konsep societal=Konsep kemasyarakatan
Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus
bertanggung jawab pada masyarakat terhadap segala perilaku
bisnisnya. Perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang bisa
diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya jika digunakan oleh
konsumen dan turut menjaga kelestarian alam. Dunia bisnis harus
berhemat dalam menggunakan sumber-sumber alam dan turut
mengadakan penghijauan.51
Demikian pula sebuah lembaga pendidikan, harus bertanggung
jawab terhadap masyarakat luas mulai dari mutu lulusan yang
dihasilkannya. Jangan sampai lulusan yang dihasilkan malah
membawa ekses di masyarakat berlagak dengan titel yang ia peroleh.
Lembaga pendidikan harus bertangguang jawab terhadap uang
masyarakat yang dipungut dan ia gunakan, sehingga betul-betul
memberikan hasil maksimal untuk kepentingan masyarakat.
Premis dari konsep marketing:
a. Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka.
b. Konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan needs and wants-nya.
c. Tugas pengusaha ialah meneliti dan memilih pasar dan
mengembangkan program pemasaran yang efektif.
d. Bila konsumen merasa puas, mereka akan mengulangi pembeliannya.52
2. Fungsi marketing dalam pendidikan
Untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan dalam menarik
minat sejumlah calon siswa, maka lembaga pendidikan telah
menggunakan/mengembangkan berbagai upaya strategi yang dikenal
dengan strategi bauran pemasaran (strategi marketing mix).
Dalam gambar berikut dapat dilihat elemen bauran pemasaran yang
terdiri atas 4 P (Promotion, Place, Price, Product) tradisional ditambah 3
elemen P lagi yaitu Physical evidence, People dan Process mempengaruhi
51Ibid, hlm. 49.52Ibid, hlm. 50.
calon siswa, sehingga mereka mau mendaftar masuk ke lembaga
pendidikan tersebut:53
INPUT PENYUSUNAN DISAIN PENAWARAN JASA
BALIKAN
STRATEGI MARKETING MIX PROSES TUJUAN4P + P KE LIMA
BALIKAN
Gambar Model Penawaran Jasa Pendidikan.
Informasi tentang 7 P tersebut akan diperoleh calon siswa dari
berbagai sumber seperti dari massmedia, orang tua, famili, alimni, guru
sekolah, siswa yang masih aktif dan sebagainya. Di samping itu ada empat
53Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 373.
LAND
MAN
CAPITAL
MANAGEMEN
Pengaturan:MnusiaKurikulumFasilitasLearning environmentprogram/jurusanemployment officemapping technique(segmentation)diversivikasi
TeachingResearchPublic servicesPesta kampusHub. kampus-masyarakatPembinaan alumni
PRODUCT Layanan akademik Layanan sosio kulturalPROMOTION
Menggunakan mediacetak dan elektronik
PLACELokasi
PRICESPP, sumbanganpembangunan, uangpraktikum, dsb.
PERSONAL TRAITSUnsur pimpinanlembagapendidikan/yayasan/personil
Untuk kerja dosenPerkuliahanPenelitianSeminar/workshopGedung-ruangLab/perpustakaanOlah ragaKeagamaanKesenianCafetariaToko, dsb.
MENINGKATKANMUTU AKADEMIK
CITRA EKSISTENSILEMBAGAVALUE ADDED
KEILMUANEKONOMI PRESTISE
JUMLAHPEMINAT
faktor lain yang turut mempengaruhi pilihan siswa yaitu lingkungan sosio
cultural, dari mana calon siswa berasal, apakah dia cocok bergaul di
lingkungan lembaga pendidikan yang akan ia masuki. Lingkungan politik
dan hukum, lingkungan ekonomi dan teknologi, lingkungan kompetitif dan
lingkungan sumber daya semuanya menjadi bahan pertimbangan calon
siswa untuk memasuki sebuah lembaga pendidikan.
P1= Product. Produk yang dihasilkan dan ditawarkan ke konsumen
haruslah yang berkualitas. Sebab konsumen tidak senang pada
produk kurang bermutu. Misalnya, di samping produk bidang
akademik, ialah produk yang membuat layanan pendidikan lebih
berfariasi seperti kegiatan olah raga, kesenian, keagamaan, kursus-
kursus dan sebagainya untuk menambah kualitas pendidikan.
P2= Price. Produsen harus pandai menetapkan kebijaksanaan tinggi atau
rendahnya harga yang ditetapkan, harus berpedoman pada:
a. Keadaan atau kualitas barang.
b. Konsumen yang dituju: berpenghasilan tinggi, sedang/rendah.
c. Suasana pasar, apakah produknya baru diintroduksi ke pasar atau
produk menguasai pasar, produk sudah melekat di hati konsumen
atau banyak saingan.
P3= Place. Keamanan tempat atau lokasi yang dituju, dalam hal ini perlu
dipertimbangkan faktor-faktor seperti: akses (kemudahan mencapai
lokasi), vasibilitas (lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas
keberadaan fisiknya), lalu lintas, tempat parkir, ekspansi
(ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha), persaingan
(dengan memperhitungkan lokasi pesaing).54
P4= Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu
aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi tentang
keberadaan produk atau jasa, mempengaruhi, membujuk dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar
54Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 344.
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
oleh lembaga. Namun perlu diingat, promosi berlebihan mempunyai
hubungan korelatif yang negative terhadap daya tarik peminat.
P5= People, berarti orang yang melayani ataupun yang merencanakan
pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa
dilayani oleh orang, maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih,
dimotivasi, sehingga memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap
konsumen dengan sikap perhatian, responsive, inisiatif, kreatif,
pandai memecahkan masalah, sabar dan ikhlas. Para guru harus
mempunyai kompetensi pedagogig, kepribadian, professional dan
kompetensi sosial.55
P6= Physical Avidence (bukti fisik), merupakan sarana dan prasarana
yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan
membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya.
P7= Process, dalam hal ini perlu diperhatikan dan selalu ditingkatkan
bagaimana proses yang terjadi dalam penyaluran jasa dari produsen
ke konsumen. Produk utama lembaga pendidikan yang dialami siswa
misalnya bimbingan, latihan-latihan dan terutama adalah proses
belajar mengajar, maka kualitas jasa atau pembelajaran harus
bermutu, guru berpenampilan baik serta menguasai bahan pelajaran.
Namun secara keseluruhan, proses ini terjadi berkat dukungan dari
seluruh karyawan dan tim manajemen yang mengatur semua proses
agar berjalan lancar.56 Kualitas dalam seluruh elemen yang
menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai
bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga dalam merekrut
55Ibid, hlm. 344-345.56Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 38.
pelanggan pendidikan. Jika digambarkan secara sederhana adalah
sebagai berikut:57
Gambar Lingkaran Pendidikan.
Apabila lembaga pendidikan sudah mencoba malaksanakan kegiatan
marketing yang berorientasi ke konsumen, maka seluruh personil staf baik
guru maupun tenaga administrasi harus mengahayati apa visi, misi dan
tujuan mereka, apa bisnis mereka dan menganalisa intra serta ekstra
kurikuler, fasilitas pendidikan, suasana belajar mengajar dan sebaginya,
sehingga kegiatan mereka selalu terpusat kepada perbaikan mutu
pelayanan.
Dengan melaksanakan kegiatan marketing akan dapat membantu
lembaga pendidikan mengahadapi masa depan yang lebih baik. Ada dua
usaha yang hendak dicapai oleh organisasi non profit dalam kegiatan
marketingnya, yaitu mencari konsumen dan mencari donatur. Namun kita
lihat organisasi non profit seperti lembaga keagamaan, kesehatan, lembaga
57Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 346.
Pelangganpendidikan
Tujuan
Produk PT
Place
Promotion
Price
People
Physicalevidence
Citra PT
Process
Penyerapanpasar kerja
pendidikan, tidak senang menggunakan istilah konsumen. Mereka
menggunakan istilah spesifik yang sesuai dengan kegiatannya seperti
jamaah, anggota, pasien, para pendengar, siswa dan sebagainya.
Organisasi non profir ini mencoba membangkitkan image positif dari
anggotanya terhadap lembaga.58
3. Citra (image) terhadap lembaga
Konsumen membeli sesuatu bukan hanya sekedar membutuhkan
barang itu, tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkannya. Sesuatu yang
lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu,
penting sekali organisasi memberi informasi kepada publik agar dapat
membentuk citra yang baik sebagai salah satu strategi pemasarannya.
Citra adalah impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik
mengenai perusahaan, suatu objek, orang atau mengenai lembaga.59 Citra
adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan pemahaman
seseorang tentang sesuatu. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan
melakukan kegiatan operasionalnya, yang mempunyai landasan utama
pada segi layanan. Citra yang baik dari suatu organisasi akan mempunyai
dampak yang menguntungkan, sedangkan citra yang jelek akan merugikan
organisai.60
Mirror Image. Suatu lembaga pendidikan harus mampu melihat
sendiri bagaimana image yang mereka tampilkan dalam melayani
publiknya. Lembaga harus dapat mengevaluasi peampilan mereka apakah
sudah maksimal dalam memberi layanan atau masih dapat ditingkatkan
lagi. Ini disebut mirror image.
Multiple Image. Ada kalanya anggota masyarakat memiliki berbagai
image terhadap perusahaan atau lembaga pendidikan misalnya sudah ada
yang merasa puas, bagus, dan ada yang masih banyak kekurangan dan
58Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 374.59Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., 92.60Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2003), Cet. 3, hlm. 331.
perlu diperbaiki. Ada yang merasa puas untuk sebagian layanan, dan tidak
merasa puas dengan beberapa sektor yang lain. Ini adalah multiple image.
Current Image yaitu bagaimana citra terhadap lembaga pendidikan
pada umumnya. Current image perlu diketahui oleh seluruh karyawan
lembaga pendidikan sehingga di mana ada kemungkinan image umum ini
dapat diperbaiki.61
Image akan diperhatikan publik dari waktu kewaktu dan akhirnya
akan membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari
satu mulut ke mulut yang lain. Dalam kesibukan kita sehari-hari jangan
melupakan keadaan fisik, keterampilan, fasilitas, kantor, karyawan, dan
yang melayani publik harus selalu dalam garis dengan satu tujuan
memuaskan konsumen. Katakan pada mereka apa yang kita perbuat untuk
menjaga agar mereka selalu puas, dan tanyakan lagi apa yang mereka
inginkan agar dapat diperbaiki dimasa yang akan datang.
Citra merupakan realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar tidak
cocok dengan realitas, ketidakpuasan akan muncul dan akhirnya konsumen
mempunyai persepsi yang buruk terhadap citra organisai.62
Masalah image ini mungkin saja berbeda pada seseorang, karena apa
yang dialaminya tidak sesuai dengan apa yang dialami oleh orang lain. Di
sinilah perlunya organisasi harus setiap saat memberi informasi tentang
image positif yang diperlukan oleh publik dan mampu menarik
perhatiannya. Sehingga masyarakat dapat membuat keputusan untuk
mendaftarkan putra-putri mereka masuk ke lembaga tersebut. Pemupukan
image ini tidak hanya dalam waktu singkat, sebab publik sifatnya sangat
sensitive dan kritis. Biasanya image negative dapat terbentuk dalam waktu
singkat, tetapi image positif terbentuk dalam jangka waktu lama.
Banyak komponen yang akhirnya dapat membentuk image antara
lain: reputasi atau mutu akademik dari sebuah lembaga, penampilan
61Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 92-93.62Sutisna, op.cit., hlm. 334.
kampus, biaya, lokasi, jarak dari rumah tempat tinggal, kemungkinan karir
masa depan, kegiatan social dari lembaga dan sebagainya.
4. Variabel yang menimbulkan citra
a. Aspek mutu akademik
Lembaga pendidikan harus melakukan total quality management
(TQM). Karena semua organisasi yang ingin mempertahankan
keberhasilannya harus berobsesi pada mutu.63 Mutu harus sesuai
dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan. Kotler
mengungkapkan total quality management adalah suatu pendekatan
perusahaan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas produk,
mulai dari proses pembuatan, hasil jadi, pengiriman, pelayanan yang
terus menerus.64 Intinya adalah perbaikan mutu terus menerus dalam
segala kegiatan perusahaan, sehingga muncul kualitas yang makin
lama makin baik.
Secara konseptual mutu akademik adalah muara dari mutu
proses pendidikan manusia, alat, kurikulum dan fasilitas yang
tercermin pada mutu mengajar guru, mutu bahan pelajaran dan mutu
hasil belajar, sehingga akhirnya membentuk seperangkat kemampuan.
Mutu akademik dapat dilihat dari sudut kuantitatif dan sudut
kualitatif. Dari sudut kuantitatif orang melihatnya dari sisi indeks
prestasi hasil belajar, jumlah lulusan, banyaknya siswa diterima di
lembaga pendidikan lanjutan atau yang diterima bekerja pada
instansi/perusahaan, banyak alumni yang menjadi pejabat dan
sebagaianya. Sedangkan mutu akademik secara kualitatif memiliki
indikator seperti berikut:
1) Kemampuan mengidentifikasi sesuatu secara jelas. Ini merupakan
karakteristik berpikir tamatan lembaganya.
63Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan), (Jakarta: PT. BumiAksara, 2006), hlm. 460.
64Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 36.
2) Siswa memiliki kemampuan dalam eksplanasi, yang diartikan
mampu berargumentasi menerangkan apa yang ada di pikirannya
dengan bahasa dan terminology yang tepat kepada orang lain.
3) Kemampuan memprediksi atau meramal.
4) Kemampuan mengawasi.65
b. Guru/Dosen
Siswa mempunyai pandangan tentang guru yang baik adalah
memiliki kompetensi keilmuan, penguasaan metode mengajar,
pengendalian emosi dan disiplin. Guru harus memiliki kompetensi
pedagogik, professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan segi mentalitas yang baik. Jika kompetensi guru ini ditampilkan
secara baik, maka guru akan menjadi idola bagi siswa, teman
sejawatnya dan masyarakat.66
c. Perpustakaan
Perpustakaan adalah unsur penting dalam pengembangan ilmu
dan pengembangan lembaga pendidikan. Maka hal yang perlu
diperhatikan antara lain: banyaknya buku dan judul buku yang ada di
perpustakaan, adanya perhatian anggaran belanja yang dialokasikan
untuk kebutuhan perpustakaan, luas perpustakaan dan sebagainya.
d. Teknologi pendidikan
Alat bantu berupa teknologi pendidikan sangat besar artinya bagi
pengembangan ilmu, terutama dalam proses kegiatan mengajar. Hal ini
dalam rangka mempertinggi pelayanan akademis untuk para siswa.
e. Biro konsultan
Biro konsultan ini bertugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam bentuk layanan konsultasi, penyuluhan dan
bimbingan lainya.
65Ibid, hlm. 127.66Ibid, hlm. 110.
f. Kegiatan olah raga
Lembaga dapat mengadakan pertandingan-pertandingan olah
raga dalam bentuk perlombaan maupun persahabatan, baik
dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus, sehingga dapat
menarik perhatian yang baik dari masyarakat.
g. Kegiatan marching band dan tim kesenian
Kegiatan marching band dan kesenian yang ditampilkan oleh
lembaga pendidikan pada suatu acara resmi seperti pada perayaan
17sAgustus di kota yang bersangkutan, hari ulang tahun lembaga, hari
wisuda dan perayaan lainnya, akan memperoleh keuntungan promosi
yang luar biasa. Apalagi jika diikutkan dalam perlombaan dan
mendapakan juara.
Lembaga pendidikan yang memiliki manajemen baik, akan
mengarahkan perhatiannya lebih untuk membina kegiatan ini, karena
ini membuka peluang untuk lebih dikenal oleh masyarakat dan
pemerintah. Tetapi lembaga harus berhati-hati menjaga penampilan
timnya agar tidak mengecewakan penonton, sebab akan membawa
akibat negative terhadap lembaga, yang dianggap mencerminkan
ketidakberesan manajemen intern. Oleh sebab itu dalam setiap
penampilan harus betul-betul disiapkan secara professional.
h. Kegiatan keagamaam
Kegiatan ini bukan hanya ditandai oleh adanya bangunan fisik
keagamaan, tetapi yang lebih penting adalah kegiatan rutinitas yang
dilaksanakan di dalamnya maupun dalam peringatan hari-hari besar
dengan mengundang masyarakat sekitar dan kadang-kadang
dipublikasikan di massmedia. Para orang tua siswa dan masyarakat
akan sangat terkesan dengan kegiatan seperti ini, karena kaum intelek
atau calon intelek betul melaksanakan ajaran agama sehingga kelak
ketika terjun ke masyarakat akan tetap membawa almamater baiknya
dan juga akan membina masyarakat dari segi agama yang dianutnya.
i. Kunjungan orang tua ke kampus
Kegiatan semacam ini perlu dilembagakan, diprogram dengan
baik, undangan berkunjung ke kampus diadakan secara teratur dan
tertib, jika perlu para orang tua disuguhi acara-acara khusus. Pada
acara berkunjung tersebut para orang tua siswa diberi kesempatan
bertanya dan melihat-lihat suasana kampus, seperti ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, teknologi pendidikan, sarana olah raga
dan sebagainya.
j. Membantu kemudahan mendapat dan mengurus pekerjaan atau cara
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
Salah satu hal yang membingungkan siswa setelah lulus ialah
bagaimana cara mencari kerja atau meneruskan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Sekurang-kurangnya para siswa diberikant informasi
tentang cara-cara dari hal tersebut. Fasilitas semacam ini sangat besar
artinya bagi para siswa yang baru lulus, karena mereka memang belum
mengetahui tentang hal ini.
k. Penerbitan kampus
Media seperti penerbitan kampus, jurnal, bulletin, majalah
ilmiah, humor, sketsa dan lain-lain, di samping sebagai sarana belajar
menulis bagi bagi para siswa yang berbakat, ini juga dapat digunakan
sebagai alat komunikasi atau hubungan dengan dunia luar shingga
akan terjalin kerjasama yang akrab.
l. Alumni
Adanya persatuan alumni dari suatu lembaga pendidikan
merupakan kebanggaan tersendiri bagi para anggotanya. Dengan
adanya organisai tersebut mereka dapat saling tukar informasi dan
menceritakan nostalgia masing-masing. Almamater yang selalu
mengadakan kontak dengan persatuan alumninya akan memperoleh
banyak keuntungan, karena dapat saling mengadakan tukar informasi
dan sebagai jalur peningkatan nama baik lembaga asalnya tersebut.
Organisasi alumni dapat melakukan kegiatan membantu dalam
merekrut calon siswa, pengumpulan dana untuk membantu salah satu
proyek di almamaternya ataupun mengadakan kerja bakti sosial untuk
masyarakat sekitar dengan membawa dan mengagungkan nama
lembaga pendidikan asalnya tersebut. Dan masih banyak lagi kegiatan
yang dapat dilakukan, misalnya mengadakan seminar, symposium,
tukar pengalaman melalui forum diskusi, membuat majalah atau
bulletin antar alumni, mengadakan publicity dan sebagainya. Organisai
alumni akan sangat merasa dihargai jika selalu ada perhatian atau
kontak dari pimpinan lembaga dan seringkali diundang serta dimintai
pandangan mereka dalam hal-hal tertentu.67
C. Manajemen Pemasaran Pendidikan
Manajemen pemasaran pendidikan berasal dari istilah: manajemen dan
pemasaran pendidikan, ini merupakan dua ilmu yang kemudian dipadukan
dalam satu kegiatan. Artinya, fungsi-fungsi yang ada dalam kedua ilmu
tersebut digabung dalam satu bentuk kerja sama.
Sebagaimana dijelaskan di awal, manajemen merupakan sebuah proses
yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Menurut
George R. Terry sebagaimana yang dikutip Mulyono, terdapat 4 fungsi
manajemen yang dikenal sebagai POAC, yaitu: planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan/ pengarahan) dan
controlling (pengendalian).68
Sedangkan pemasaran pendidikan ialah menawarkan mutu layanan
intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.
Jadi, manajemen pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan pengendalian
(dalam segala kegiatan pemasaran pendidikan) secara efektif dan efisien untuk
menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak siswa secara
67Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 377-382.68Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), Cet. I, hlm. 22-23.
menyeluruh, melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Fokus dari penerapan pemasaran ini adalah bagaimana mendekatkan
pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasan siswa, yang tentunya hal
tersebut harus didukung dengan peran para tenaga ahli di bidangnya, sumber
daya dan fasilitas yang memadai, serta selalu meningkatkan mutu lulusan.
1. Planning (perencanaan)
Perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang untuk mencapai tujuan.69 Menurut Koontz-O’Donell, dalam
Principles of Management, planning is the most basic of all management
functions since it involves selection from among alternative courses of
action.70 (Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling dasar karena
manajemen meliputi penyeleksian di antara bagian pilihan dari tindakan).
Perencanaan dalam pemasaran pendidikan bertujuan untuk
mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan yang akan
datang, memusatkan perhatian kepada sasaran, menjamin atau
mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana secara efisien dan
efektif, serta memudahkan pengendalian.
Islam memperingatkan manusia untuk membuat perencanaan dalam
menetapkan masa depan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S.
Al-Hasyr, ayat 18:
$pkš‰ r' ¯» tƒšúï Ï% ©!$#(#q ãZtB#uä(#q à)®?$#©!$#ö• ÝàZtFø9urÓ§øÿtR$̈BôMtB£‰s%7‰tóÏ9((#q à)̈?$#ur©!$#4
¨b Î)©!$#7Ž•Î7 yz$yJ Î/tbq è=yJ ÷ès?ÇÊÑÈ
Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiapdiri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)
69Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), Cet. 1, hlm. 61.
70Koontz-O’Donnell, Principles of Management: An Analysis of Managerial Functions,(Kogakusha: McGraw Hill), hlm. 111.
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apayang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18). 71
Maka, perencanaan dalam pemasaran pendidikan adalah sebagai
patokan dalam kegiatan pemasaran yang akan dilaksanakan agar efektif
dan efisien. Planning ini dibuat berdasarkan data yang ada di perusahaan.
Misalnya planning daerah pemasaran, planning tentang harga, planning
strategi yang akan digunakan dalam memasuki pasar, teknik promosi yang
akan digunakan, dan sebagainya.72
Dalam tahap ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi pasar
Tahapan pertama adalah mengidentifikasi dan menganalisis
pasar. Dalam tahapan ini perlu dilakukan suatu penelitian atau riset
pasar untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-
atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan.
Termasuk dalam tahapan ini adalah pemetan dari sekolah lain. Ini
harus diawali dari perencanaan setrategis yang lebih dulu menetapkan
visi, misi dan tujuan lembaga.
b. Segmentasi pasar dan positioning
Segmentasi pasar adalah strategi yang dirancang untuk
mengalokasikan sumber daya pemasaran kepada segmen yang telah
didefinisikan. Ini adalah upaya membedakan konsumen.
Sedangkankan positioning adalah strategi yang dirancang untuk
mengkomunikasikan manfaat produk untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Ini merupakan usaha untuk membedakan produk kita
dengan produk lain.73
Dalam pasar yang sangat beragam karakternya, perlu ditentukan
atribut-atribut apa yang menjadi kepentingan utama bagi pengguna
pedidikan. Secara umum pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik
71Departemen Agama, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1996),hlm.s437.
72Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 137.73Sutisna, op.cit., hlm. 247.
demografi (umur, jenis kelamin, pendapatan, pendapatan, agama, dll.),
geografi (Negara, kota atau komplek perumahan, dll.), psikografi
(kelas social, gaya hidup, kepribadian, dll.), maupun perilaku
(kesempatan, manfaat yang dicari, tingkat pemakaian, status loyalitas,
dll.).74 Dengan demikian sekolah akan lebih mudah menentukan
strategi pemasaran yang akan dilaksanakan sehubungan dengan
karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah mengetahui karakter pasar,
kemudian menentukan bagian pasar mana yang akan dilayani.
Tentunya secara ekonomis, melayani pasar yang besar akan membawa
sekolah masuk ke dalam skala operasi yang baik.
Untuk analisa pelanggan, maka perlu dilakukan:
1) Segmentasi: perlu dicari jawaban terhadap pertanyaan siapakah
pelanggan terbesar, daerah mana, tipenya, masih banyakkah
pelanggan potensial dari daerah tersebut? Apa motivasi dan
karakteristiknya.
2) Motivasi pelanggan: perlu dicari jawaban unsur atau elemen
produk yang mana mereka paling tertarik, apa tujuan mereka
membeli, apakah motivasi mereka bisa diklasifikasikan atau
mungkinkah berubah.
3) Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi, perlu dipertanyakan
mengapa ada konsumen merasa tidak puas, apa masalahnya,
bisakah dilakukan identifikasi dan bagaimana dengan pesaing?75
c. Diferensiasi produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam
mencari perhatian pasar. Dari banyaknya sekolah yang ada, orang tua
siswa akan kesulitan memilih sekolah untuk anaknya dikarenakan
atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin standar. Sekolah
hendaknya dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah
lainnya dalam bentuk-bentuk kemasan yang menarik seperti logo dan
74Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi danPenelitian Pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet. 1, hlm. 61-63.
75Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 164-165.
slogan serta beberapa fasilitas yang baik. Melakukan pembedaan dapat
pula dilakukan melalui bentuk tampilan fisik yang memberikan kesan
baik, seperti pemakaian seragam yang menarik, gedung sekolah yang
bersih atau stiker sekolah.
2. Organizing (pengorganisasian)
Menurut Gibson seperti yang dikutip Syaiful Sagala:
Pengorganisasian meliputi semua kegiatan manajerial yangdilakukan untuk mewujudkan kegiatan yang merencanakan menjadisuatu struktur tugas, wewenang dan menentukan siapa yang akanmelaksanakan tugas tertentu untuk mencapai tugas yang diinginkanorganisasi.76
Pada tahap ini harus disusun organisasi pemasaran yang jelas dan
efisien, sehingga dengan jelas diketahui siapa yang bertanggung jawab,
kepada siapa harus dipertanggungjawabkan, bagaimana koordinasi dalam
perusahaan. Jadi di sini diperlukan suatu struktur tim manajemen
pemasaran pendidikan yang jelas, sehingga tidak terjadi saling lempar
tanggung jawab seandainya terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
pekerjaan.
Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang
sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.77
Ini berarti harus melibatkan kerjasama dan diserahkan kepada orang-
orang yang ahli dibidangnya agar terkoordinir dengan baik sehingga tujuan
76Syaiful Sagala, Administrsi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), hlm.s49-50.
77Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),Cet. IX, hlm. 71.
yang ditetapkan lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi yang berbunyi:
: . : , :
: : : . :
.)(
Dari Abi Hurairoh RA. Ketika Nabi SAW sedang berbicara dalam sebuahmajlis muncul seorang bangsa arab dan bertanya kapankah datangnya harikiamat. Rasul melanjutkan pembicaraannya itu menurut sebagiansahabatnya, Rasul menyimak pertanyaan kemudian hendak menjawabnya,beberapa sahabat yang lain menanyakannya bahwa rasul tidak mendengarpertanyaan tersebut. Ketika Rasulullah telah menyelesaikanpembicaraannya ia berkata: Mana orang yang bertanya tentang hari kiamattadi? Orang arab badui berkata : aku disini ya Rasulullah, kemudian Nabibersabda: Ketika amanat diabaikan, maka tunggulah kehancurannya.Orang Badui bertanya bagaimana ia diabaikan? Nabi menjawab: ketikasuatu urusan diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulahkehancurannya ( Hr.Shahih Bukhori ).
3. Actuating (penggerakan/pengarahan)
Menurut Terry sebagaimana yang dikutip oleh Hani Handoko,
pergerakan berarti usaha menggerakkan anggota kelompok sedemikian
rupa untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan antusias dan
kemampuan yang baik.79
Pergerakan merupakan upaya untuk mewujudkan perencanaan
menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian
agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
78 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar Al-KutbAl-ilmiah 1994), hlm. 24
79Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1999), Cet. XIV, hlm. 28.
Malayu S. P. Hasibuan mendefinisikan pengarahan adalah:
mengarahkan semua bawahan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif
dalam mencapai tujuan.80
Oleh karena itu proses pemasaran pendidikan perlu dijalankan
dengan sebaik-baiknya dan perlu adanya kerjasama yang baik pula di
antara semua pihak baik dari pihak atasan maupun bawahan dalam
melaksanakan pekerjaan (pemasaran), bagaimana cara kerja, ke mana
harus pergi, kapan, dan sebagainya.81
Dalam pergerakan ini lembaga melaksanakan kegiatan pemasaran
(meliputi segala bentuk pelayanan mutu jasa pendidikan) selain itu juga
melakukan komunikasi pemasaran dengan baerbagai setrateginya,
terutama kepada kelompok yang menjadi sasaran pemasaran. Komunikasi
pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik
terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan produk di pasar.82
Kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai saluran atau
sejumlah media, dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu:
perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan yang
dikehendaki.83 Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan bila
bentuk komunikasi disajikan dalam format ilmiah, seperti
menyelenggarakan kompetisi bidang studi, seminar dan publikasi prestasi
oleh media independen seperti berita dalam media massa. Namun,
komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk promosi atau
bahkan iklan perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi pesan
hendaknya dikemas secara elegan namun menarik perhatian, agar sekolah
tetap dalam image sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik.
Usaha mengkomunikasikan segala upaya lembaga dalam
peningkatan mutu dan keberhasilan sekolah di bidang pendidikan ini dapat
80Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: BumiAksara, 2005), Cet. 4, hlm. 41.
81Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 138.82Sutisna, op.cit., hlm. 267.83Soemanagara, Strategic Marketing Communication, Konsep Strategi dan Terapan,
(Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 4.
dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, untuk masyarakat sasaran
tingkat lokal, dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang
menyebabkan masyarakat setempat tertarik untuk datang ke sekolah,
seperti kegiatan olah raga dan kesenian yang melibatkan masyarakat
setempat, kunjungan orang tua dan calon siswa ke sekolah (open day),
keikut-sertaan dalam pawai dan karnaval di kota sendiri. Untuk
masyarakat sasaran yang lebih jauh tempatnya, dapat dilakukan melalui
brosur, kalender, cinderamata, majalah siswa sekolah, atau surat kabar
umum (dengan pemuatan berita kegiatan sekolah).
Selain itu, cara-cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian
publik terhadap suatu lembaga pendidikan baik melalui daya tarik fisik
kampus atau yang bersifat akademik, religius, dan sebagainya, misalnya:84
a. Lembaga membenahi kampus terutama bagian yang menghadap jalan
raya, sehingga setiap orang yang lewat di depan kampus merasa
tertarik dan sewaktu-waktu ingin masuk ke kampus.
b. Di gerbang kampus terutama yang berada di jalan raya, dapat dipasang
lampu kuning berkedap-kedip, dipasang rambu yang jelas dan terbaca
“Harap Hati-Hati Keluar Masuk Kendaraan Kampus X”.
c. Kerja sama dengan masmedia.
d. Percetakan/penerbitan kampus. Akan terbentuknya image bahwa
kampus ini betul-betul menguasai bidang ilmunya.
e. Pimpinan lembaga gencar mengadakan pidato, sambutan-sambutan,
seminar di mana-mana, diinformasikan kepada publik apa, siapa dan
bagaimana lembaga kita dengan yakin dan membanggakan.
f. Memberi konsultasi serta nasihat-nasihat yang diperlukan publik
sebagai layanan masyarakat.
g. Mengadakan peringatan-peringatan hari besar keagamaan dengan
mengundang masyarakat agar masuk kampus, dan even-even lainnya.
Publikasi yang sering terlupakan namun memiliki pengaruh yang
kuat adalah promosi words of mouth (getok tular). Langkah ini lebih
84Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 92.
efektif dan dipercaya konsumen, melalui alumnus dan keluarganya yang
merasa puas selama mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Alumni
yang sukses dapat membagi pengalaman (testimony) atau bukti
keberhasilan sekolah.85
4. Controlling (pengendalian/pengawasan)
Menurut Chuck Williams dalam buku Management, Controlling is
monitoring progress toward goal achievement and taking corrective
action when progress isn t being made.86
(Pengawasan adalah peninjauan kemajuan terhadap pencapaian hasil akhirdan pengambilan tindakan pembetulan ketika kemajuan tersebut tidakterwujud).
Tujuan pengendalian adalah sebagai berikut:
1) Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari rencana.
2) Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat
penyimpangan-penyimpangan (deviasi).
3) Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.87
Maka inti dari pengendalian/pengawasan adalah untuk mengatur
pekerjaan yang direncanakan dalam hal ini adalah pemasaran pendidikan
dan memastikan bahwa pelaksanaan pepemasaran pendidikan tersebut
berlangsung sesuai rencana atau tidak. Kalau tidak sesuai dengan rencana
maka perlu adanya perbaikan.
Dari setiap pekerjaan yang dilakukan dalam pemasaran pendidikan
perlu adanya control. Control harus dilakukan sedini mungkin agar tidak
terjadi kesalahan yang berlarut-larut. Jika terjadi penyimpangan dari
85Arief Furchan, “Manajemen Pemasaran Madrasah: Antisipasi Masa Depan”, http://www.pendidikanislam.net/index.php/makalah/41-makalah-tertulis/158-manajemen-pemasaran-madrasah?start=2, download 31-12-09.
86Chuck Williams, Management, (United States of America: South-Western CollegePublishing, 2000), hlm. 7.
87Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, op.cit., hlm. 241-242.
planning yang telah ditetapkan maka perlu diambil tindakan
pencegahannya.88
Sebagai bahan eveluasi salah satu hal yang perlu diperhatikan dan
menjadi pertimbangan utama oleh manajemen yaitu tentang kepuasan
pelanggan. Menurut Engel, et. al., yang dikutip oleh Triton PB.: kepuasan
pelanggan merupakan evaluasi purna beli di mana alternative yang dipilih
sekurang-kurangnya sama dengan harapan pelanggan, sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak mampu memenuhi
harapan.89
Pelanggan pendidikan terdiri dari dua jenis, yaitu pelanggan internal
dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal terdiri atas guru, pustakawan,
laboran, teknisi dan tenaga administrasi. Sedangkan pelanggan eksternal
terdiri dari pelanggan primer (siswa), pelanggan skunder (orang tua,
pemerinta dan masyarakat), pelanggan tersier (pemakai atau penerima
lulusan, baik lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun dunia
usaha).90
Pelanggan atau konsumen umumnya mengacu berbagai perspektif
untuk mengevaluasi kepuasan terhadap produk atau jasa, antara lain:
a. Kinerja (performance).
b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features).
c. Keandalan (reliability).
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Daya tahan (durability).
f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, dll.
g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra (bentuk fisik).
88Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm. 138.
89Triton PB., Marketing Strategic, Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing,(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2008), Cet. 1, hlm. 59.
90Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan LembagaPendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 200.
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahan terhadapnya.91
Menurut Kotler yang dikutip Buchari Alma, cara mengukur
kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan:
a. Complaint and suggestion sistem (sistem keluhan dan saran)Perusahaan berhubungan dengan pelanggan membuka kotaksaran dan menerima keluhan-keluhan yang dialami olehpelanggan. Ada juga perusahaan yang memberi amplop yangtelah ditulis alamat perusahaan untuk digunakan menyampaikansaran keluhan serta kritik setelah mereka sampai di tempattujuan. Informasi ini dapat memberikan ide-ide dan masukanyang memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepattanggap terhadap kritik dan saran tersebut.
b. Costomer statisfaction surveys (survey kepuasan pelanggan)Tingkat keluhan yang disampaikan oleh konsumen dijadikan datadalam mengukur tentang kepuasan konsumen pada umumnya.Penelitian mengenai kepuasan pelanggan dapat dilakukan melaluisurvey, melalui pos, telepon, wawancara pribadi, atau perusahaanmengirimkan angket ke orang-orang tertentu.
c. Ghost shopping (pembeli bayangan)Dalam hal ini perusahaan menyuruh orang-orang tertentu sebagaipembeli ke perusahaan lain atau ke perusahaannya sendiri.Pembeli-pembeli misteri ini melaporkan keunggulan dankelemahan pelayan-pelayan yang melayaninya. Ia jugamelaporkan segala sesuatu yang bermanfaat sebagai bahanmengambil keputusan oleh manajemen. Manajer sendiri jugaharus turun ke lapangan di mana ia tidak dikenal. Pengalamanmanajer ini sangat penting karena data dan informasi yangdiperoleh langsung ia alami sendiri.
d. Lost costomer analisyis (analisis pelanggan yang beralih)Perusahaan yang kehilangan langganan mencoba menghubungilangganan tersebut. Mereka dibujuk untuk mengungkapkanmengapa mereka berhenti atau pindah ke perusahaan lain, adakahsesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi. Dari kontaksemacam ini akan diperoleh informasi dan akan memperbaikikinerja perusahaan sendiri agar tidak ada lagi langganan yanglari, dengan cara meningkatkan kepuasan mereka.92
Sebab-sebab timbulnya ketidakpuasan pelanggan:
a. Tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang dialami.
b. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan.
91Triton PB., op.cit., hlm. 61-63.92Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 34-35.
c. Perilaku personil tidak/kurang menyenangkan.
d. Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang.
e. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang,
dan harga terlalu tinggi.
f. Promosi atau iklan terlalu muluk tidak sesuai dengan kenyataan.93
Hal-hal di atas merupakan bahan evaluasi yang harus benar-benar
diperhatikan oleh pihak manajemen pemasaran pendidikan dan segera
dicari solusi atau cara untuk mengantisipasinya jika terjadi penyimpangan,
karena masalah kepuasan pelanggan merupakan salah satu penentu
meningkatkan daya saing lembaga pendidikan. Dalam rangka evaluasi,
manajemen juga harus melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats). Lembaga harus menganalisis kembali tentang
kekuatan dan kelemahan dari internal, serta peluang dan ancaman dari
eksternal.
Demikianlah sekilas tentang manajemen pemasaran pendidikan yang
harus difahami oleh segenap komponen lembaga pendidikan, agar penerapan
pemasaran pendidikan berada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan
sifat dari pendidikan itu sendiri. Dengan pemasaran yang bagus maka lembaga
pendidikan akan menjadi sasaran bagi konsumen dalam hal ini adalah calon
siswa, sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara efektif dan efisien.
93Ibid, hlm. 35-36.
BAB III
MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAMDI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
D. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang
SMP Islam Sultan Agung I Semarang adalah salah satu lembaga
pendidikan Islam yang berada di Kecamatan Semarang Timur. Sekolah ini
berada di bawah pengelolaan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung dengan
Akta Notaris Raden Mas Soetomo Soeprapto, SH. No. 1989.
Keberadaan SMP Islam Sultan Agung ini tidak dapat dipisahkan
sejarahnya dari TK Al-Falah yang didirikan pada tahun 1950 oleh Ustadz
Tahir Nuri dan Abu Bakar Assegaf di kampung Mustramam. Setelah
berdirinya TK tersebut, masyarakat merasa perlu untuk mendirikan
sekolah-sekolah yang lebih tinggi agar dapat menampung anak-anak
mereka yang telah lulus TK, SR, atau MI.
Akhirnya berkat dorongan, desakan dan bantuan infaq dari
mayarakat pada tahun 1954 berhasil didirikan SR dan Sekolah Menengah
Diniyah. Sekolah ini adalah untuk mendidik calon-calon guru Madrasah
Ibtida’iyah dan lama pendidikannya adalah selama 4 tahun. Sebelum tahun
tersebut kelas IV pindah ke Ma’had dan pada tahun itu sudah meluluskan
Sekolah Rakyat yang pertama.
Pada tahun 1970 oleh pihak sekolah murid-murid kelas III dan IV
dicoba untuk diikutsertakan pada ujian Sekolah Menengah Pertama dan
ternyata hampir 100% lulus ujian. Sejak itu dengan berbagai pertimbangan
akhirnya Sekolah Menengah Diniyah dirubah menjadi SMP Badan
WakafsI / SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang pada tahun itu juga.
Adapun tujuan didirikannya SMP Badan Wakaf I adalah:
a. Hendak melaksanakan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu
membentuk manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya
pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
b. Bersama-sama dengan potensi lain ikut mengembangkan ketrampilan,
pengalaman, pengetahuan untuk membangun masyarakat Negara
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dan untuk kurikulumnya menyesuaikan dengan kurikulum SMP
ditambah dengan pelajaran agama dan bahasa Arab. Berkat pengelolaan
yang baik maka pada tahun 1972 sekolah ini diberikan kepercayaan untuk
menyelenggarakan ujian sendiri.
Dalam perkembangan selanjutnya karena kuantitas murid yang
semakin bertambah, sedang ruangan yang ada waktu itu sangat terbatas,
maka oleh pihak yayasan pada tahun 1988/1989 SMP Islam Sultan
Agungs1 Semarang dipindahkan ke Jalan Seroja Selatan No. 14 A, yang
memiliki fasilitas, sarana dan prasarana belajar yang lebih baik.94
2. Visi dan Misi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
a. Visi
Menjadi lembaga pendidikan terkemuka dalam menanamkan
dasar-dasar Islam dan menstimulasi potensi intelektual dan motorik
untuk mempersiapkan kader umat yang siap tumbuh kembang menjadi
generasi khaira ummah.
b. Misi
1) Menjadi lembaga pendidikan terbaik dengan pengelolaan yang
amanah dan profesional.
2) Mendidik generasi berkualitas dan berkepribadian muslim.
3) Mengajarkan kurikulum yang integratif dengan nilai-nilai agama
Islam.
4) Membangun kualitas guru yang profesional dan tafaqquh fiddin.
5) Memberikan layanan terbaik melalui penyediaan sarana prasarana
yang lengkap dan memadai.
6) Berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
7) Sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan mutu.
94Sejarah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, dalam http://smpsultanagung1.com/index.php?pilih=hal&id=9, download tanggal 15 April 2010.
c. Tujuan
1) Meletakkan dasar-dasar pendidikan secara profesional, utuh,
menyeluruh dan seimbang antara aspek: ruhaniyah, aqliyah dan
jasadiyah, dzikir, filir dan ikhtiar, kognitif, afektif dan
psikomotorik, individu, keluarga dan masyarakat, imtaq dan iptek,
ayat qouliyah dan kauniyah, kepentingan dunia dan akhirat.
2) Berusaha mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan negara untuk
menjadi kader-kader yang memiliki kriteria: a.sLurus aqidahnya.
b.sBenar ibadahnya.95
3. Letak Geografis
SMP Islam Sultan Agung I Semarang adalah salah satu lembaga
pendidikan Islam yang berada di tempat strategis, yaitu di komplek
Simpang Lima Semarang tepatnya berada di Jalan Seroja Selatan No.
14sA Semarang, Desa/Kelurahan Karang Kidul, Kecamatan Semarang
Tengah. Mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi termasuk
kendaraan umum, memiliki fasilitas, sarana dan prasarana belajar yang
baik. Di sisi lain masyarakat di sekitar juga memiliki respon dan
partisipasi yang sangat baik terhadap keberadaannya, terutama dalam
menyekolahkan putra-putrinya ke lembaga tersebut, terbukti dengan siswa
SMP Islam Sultan Agung I Semarang yang cukup banyak mencapai
kurang lebih 394 siswa.
4. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang diharapkan, maka
diperlukan beberapa penunjang sarana prasarana. SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang memiliki fasilitas sarana dan prasarana sebagai
berikut:
a. Keadaan tanah SMP Islam Sultan Agung I Semarang adalah sebagai
berikut:96
Luas tanah : 2992 m.
95Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tahun 2009-2010.96Data dinding SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun 2009-2010.
Status tanah : milik sendiri.
Lokasi sekolah : pusat kota.
Nomor Statistik/NIS : 204036306042/200540.
b. Gedung sekolah
No Fasilitas Jumlah Keterangan
1 Ruang Kelas 12 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
5 Ruang BP/BK 1 Baik
6 Ruang Komite 1 Baik
7 Ruang Perpustakaan 1 Baik
8 Ruang OSIS dan Keterampilan 1 Baik
9 Ruang UKS 1 Baik
10 Ruang Kesenian 1 Baik
11 Laboratorium IPA 1 Baik
12 Laboratorium Komputer 1 Baik
13 Ruang serba guna (aula) / musholla 1 Baik
14 Tempat olah raga 1 Baik
15 Koperasi 1 Baik
16 Tempat parkir guru / karyawan 1 Baik
17 Kamar mandi guru / karyawan 2 Baik
18 Kamar kecil siswa 6 Baik
19 Kantin 3 Cukup
20 Gudang 1 Baik
21 Pos Satpam 1 Baik
5. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 SemarangTahun 2009/2010.97
Kepala Sekolah : Dra. Hj. Upi Luthfiah
Wakil Kepala Sekolah : Drs. Fatchurrahman ZA
Kepala Tata Usha : Suhartini
Kaur Kurikulum : Dra. Eka Dewi Rahmawati
Kaur Sarpras : Dra. Siti Aisyah
Kaur Kesiswaan : Ninik Musyarofah, S.Pd.
Wali Kelas : 7 A : Fathul Alim, S.Pd.I. B : Rina Budi Astuti, Dra. C : Suhartini, S.Pd. D : Trubus Purnama, S.Pd. 8 A : Harmanto, S.Pd. B : HM. Hamim Setyo, Drs. C : Yunita Kus Astuti, S.Si. 9 A : A. Hakim Rifai, S.Pd. B : Asrul Sani, S.Pd. C : Ike Sliana, S.Pd. D : Ani Kurstiani, S.Pd. E : M. Hasan Bisri, S.Pd.
Koordinator BP : Anggra Taurusya, S.Pd.
Guru Mata Pelajaran : Kuswanto, S.Pd.
Juli Aswan Nugroho, S.Pd.
Kiki Inggi Sariyani
Kumainia, S.Pd.
Karyawan : Sri Herni Isroch P.
Abdul Basir
Titin Rahayuningsih
Sunandar
Daryanto
Maskhun.
97Data dinding SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran 2009-2010.
6. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru/Karyawan:98
No Status L P J Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Guru tetap yayasan
Guru Bantu GPS
Guru Bantu Depag
Guru tidak tetap
Tenaga administrasi
Tenaga persustakaan
Pesuruh
Penjaga sekolah/keamanan
6
4
1
2
1
8
3
2
1
14
0
0
7
3
1
2
1
Jumlah 14 14 28
b. Keadaan Siswa:
Keadaan Siswa per-Mei 2010.99
No Kelas L P J
A 14 19 33
B 16 17 33
C 14 18 321 7
D 22 11 33
A 21 12 33
B 22 13 352 8
C 21 13 34
A 18 14 32
B 19 14 33
C 17 15 32
D 20 12 32
3 9
E 18 14 32
Jumlah 222 172 394
98Arsip Tata Usaha SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun 2009/2010.99Keadaan siswa dalam data dinding ruang tata usaha SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang, bulan Mei tahun ajaran 2009-2010.
E. Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang merupakan bagian dari unit-unit
pendidikan Islam di bawah Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah
(Pendasmen) Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Semarang.
Untuk melaksanakan kegiatan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang, maka dilaksanakan planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan/ pengarahan) dan
controlling (pengendalian). Manajemen pemasaran pendidikan Islam SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang dapat digolongkan menjadi dua yaitu
dilakukan bersama dengan Pendasmen YBWSA dan dilaksanakan sendiri oleh
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Hal tersebut dilakukan dengan
menyatukan visi sekolah dan mengumpulkan pandangan atau gagasan dari
masing-masing pihak anggota manajemen pemasaran pendidikan Islam SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang, sehingga nantinya akan dapat ditentukan
bagaimana alternatif promosi yang akan ditempuh dengan cara yang efektif.
Dari alternatif-alternatif itu disaring sehingga ditentukan yang paling tepat
untuk dilaksanakan sebagai bentuk pemasaran pendidikan Islam SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang.
Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dapat dilihat dalam
uraian penjelasan di bawah ini.
i. Planning pemasaran pendidikan Islam
Dalam merencanakan pemasaran pendidikan Islam SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang, maka disusun perangkat pemasaran meliputi
rencana waktu/tanggal pelaksanaan, rencana daerah pemasaran, segmen
atau target yang dituju, cara pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam dan
tim pelaksana.
Menyusun perangkat pemasaran merupakan tugas awal untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran pendidikan Islam yang harus
dirumuskan oleh tim manajemen pemasaran pendidikan Islam SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang dan selanjutnya disahkan oleh kepala sekolah.
Maksud dari penyusunan perangkat pemasaran pendidikan Islam tersebut
ialah untuk dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pemasaran
pendidikan Islam agar tidak terjadi penyimpangan dari koridor pendidikan
Islam yang berdasarkan pada visi dan misi SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang.
Dari hasil wawancara yang peneliti laksanakan, ditemukan bahwa
proses penyusunan perencanaan perangkat pemasaran pendidikan Islam
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dilaksanakan oleh mulai dari
pimpinan sekolah, panitia penerimaan peserta didik (PPD) dan seluruh
stakeholder sekolah (guru, karyawan, pembina ekstra kurikuler, komite
sekolah dan orang tua wali siswa). Hal ini dimaksudkan agar perencanaan
pemasaran pendidikan Islam yang dilaksanakan akan dapat tersusun lebih
efektif.100
Pada tahap ini dilakukan identifikasi pasar dan segmentasi yaitu
menentukan daerah pemasaran dan siapa saja yang akan dituju dalam
pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam. Pada dasarnya setiap lembaga
mempunyai pangsa pasar tersendiri. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
pangsa pasarnya adalah Sekolah Dasar di bawah Pendasmen YBWSA,
lembaga pendidikan dasar Islam seperti SDI/MI di sekitar sekolah yang
tentunya lebih dekat dan lebih mempunyai ikatan institusi walaupun tidak
menutup kemungkinan pada sekolah dasar negeri, dan keluarga siswa.
Proses selanjutnya adalah pengemasan, yaitu bagaimana
kemasan/cara pemasaran yang akan dilaksanakan? Seperti apa? Dan
semua harus mengedepankan pengabdian kepada masyarakat.
Pengemasan ini dibuat dari proses pembicaraan rencana-rencana
melalui elisitas dari yang umum menjadi lebih khusus, sehingga jadilah
bentuk utuh. Kemudian dijabarkan dengan skedul program pelaksanaan.
Pada tahap ini dibahas dan dikonsep lagi untuk menjadi lebih bagus
100Wawancara dengan Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 20 Mei 2010.
dengan jalan dilakukan brifing serta pembagian job diskription. Setiap
penanggung jawab mempunyai catatan dan skedul tersendiri seperti bentuk
penyampaian, media yang akan digunakan dan sebagainya, semua bersifat
taktis dan mengutamakan kepentingan atau kepuasan masyarakat sebagai
pengguna atau pelanggan pendidikan Islam yang disampaikan.
ii. Organizing pemasaran pendidikan Islam
Dalam rangka mencapai tujuan sekolah, maka harus mengorganisir
seluruh kegiatan yang telah direncanakan. Adapun pengorganisasian ini
meliputi pemberian tugas kepada masing-masing staf, serta mengkoordinir
kerja setiap staf dalam satu tim yang solid dan terorganisir. Demi
kelancaran seluruh pelaksanaan program-program pemasaran pendidikan
Islam yang telah direncanakan tersebut, masing-masing karyawan dan
guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang mempunyai kewajiban untuk
menyukseskan program-program pemasaran pendidikan Islam yang telah
direncanakan.
Dari hasil wawancara peneliti, dalam pengorganisasian pemasaran
pendidikan Islam, SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang melaksanakan
beberapa kegiatan yaitu: pengorganisasian struktur kerja, pengorganisasian
strategi pemasaran pendidikan Islam dan pengorganisasian sumber daya
pemasaran pendidikan Islam. Kegiatan-kegiatannya dapat dilihat dalam
penjelasan di bawah ini:101
1. Pengorganisasian struktur kerja
Pada tahap ini disusun struktur tentang siapa saja yang dilibatkan
dalam kegiatan pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung
1 Semarang, dimulai dengan membentuk kepanitiaan penerimaan
peserta didik (PPD) yaitu sebagai tim pelaksana.
Adapun contoh pengorganisasian struktur kepanitiaan
penerimaan peserta didik adalah sebagai berikut:102
101Ibid.102Arsip tata usaha SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun 2009/2010.
SUSUNAN PANITIA PELAKSANAPENERIMAAN PESERTA DIDIK
SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANGTahun Pelajaran 2010/2011
Penanggung Jawab : Kepala SekolahPengarah : Drs. Fatkhurrachman ZAKetua : Dra. Eka Dewi RWakil Ketua : Asrul Sani, S.Pd.Sekretaris 1 : A. H. Rifa’I, S.Pd.Sekretaris 2 : Kuswanto, S.Pd.Bendahara 1 : 1. Ninik Musyarofah, S.Pd.Bendahara 2 : 2. Ani Kurstiani, S.Pd.Sie Humas : 1. Trubus Purnama, S.Pd.
2. Fathul Alim, S.Pd. 3. Abdul Basir
Sie Perlengkapan : 1. Suhartini, S.Pd. 2. Sri Herni Isroch 3. Titin Rahayuningsih
Sie Pendaftaran : 1. Dra. Rina Budi Astuti 2. Ike Sliana, S.Pd. 3. Drs. H. Hamim Setyo
Sie Pelayanan Informasi : 1. Dra. Siti Aisyah 2. Hasan Bisri, S.Pd. 3. Harmanta, S.Pd.
Sie Pembantu Umum : SuhartiniSie Kebersihan : 1. Sunandar
2. DaryantoSie Keamanan : Maskhon.
2. Pengorganisasian strategi pemasaran pendidikan Islam
Pada tahap ini disusun strategi pemasaran pendidikan Islam SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dari hasil wawancara peneliti,
strategi pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang adalah dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain: dengan datang ke sekolah-sekolah dasar, mengadakan
acara-acara ilmiah, melaksanakan kegiatan atau acara peringatan hari-
hari besar nasional maupun keagamaan, mengadakan acara open
house, jalan sehat, pentas seni, pemasangan sepanduk promosi dan
brosur penerimaan peserta didik (PPD), bulletin dakwah, dan bekerja
sama dengan media informasi seperti surat kabar dan radio. Hal
tersebut merupakan strategi pemasaran dengan tujuan memberikan
informasi yang komplit kepada publik tentang pelayanan pendidikan
Islam yang disampaikan, prestasi sekolah maupun program unggulan
yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang guna membangun
citra positif lembaga di mata publik.
3. Pengorganisasian sumber daya pemasaran pendidikan Islam
Dalam hal ini disusun sumber daya apa saja yang akan digunakan
dalam proses pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang, antara lain media yang akan digunakan,
dana yang dibutuhkan dan lain-lain.
Dari hasil wawancara peneliti, media yang digunakan dalam
pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
antara lain: sepanduk promosi, panflet dan brosur penerimaan peserta
didik (PPD), bulletin dakwah, media informasi seperti surat kabar
Suara Merdeka dan radio RRI Semarang.
iii. Actuating pemasaran pendidikan Islam
Untuk melaksanakan proses penggerakan, Kepala Sekolah SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang selalu melakukan
penggerakan/pengarahan kepada para stafnya baik secara langsung
maupun tidak langsung agar para anggota organisasi yang diberi tugas dan
tanggung jawab dalam berhubungan dengan publik dapat bekerja dengan
baik dan benar demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Pergerakan
yang dilakukan tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan.
Pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah dengan beberapa cara yang
berfariasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Hal ini dimulai dengan
membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) yang tugasnya
tidak hanya menerima pendaftaran calon siswa baru, akan tetapi lebih jauh
lagi juga melakukan beberapa tugas pokok dalam memperkenalkan SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang kepada para konsumen pendidikan dan
masyarakat umum dengan memberikan penjelasan program yang jelas dan
komplit.
Salah satu bentuk pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam menawarkan programnya
adalah dengan melakukan promosi dengan cara menyabarkan informasi
dengan datang ke sekolah-sekolah dasar baik Sekolah Dasar yang berada
di bawah Pendasmen YBWSA, maupun Sekolah Dasar negeri/swasta di
sekitar SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Hal ini dilaksanakan dengan
bentuk ceramah visi, misi dan tujuan SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang, sambil memberikan brosur. Akan tetapi hal itu bukanlah
informasi yang utama. Penekanan informasi yang disampaikan adalah
pada bagaimana bentuk pelayanan pendidikan Islam yang ada di SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang yang mengutamakan mutu dan kualitas
pelayanan pendidikan Islam dengan sebaik mungkin demi kepuasan
pelanggan pendidikan Islam. Di samping itu juga menyampaikan program-
program unggulan yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
seperti:103
a. Adanya BUSI (Budaya Sekolah Islami) yaitu suasana pembelajaran
dan kegiatan-kegiatan yang disampaikan dalam lingkungan pendidikan
dengan nuansa Islami, baik dari segi seragam yang dikenakan siswa,
bekal materi-materi dan praktik keagamaan yang diberikan kepada
siswa, seperti: wajib melaksanakan sholat berjamaah dzuhur di sekolah
dengan ketentuan pemisahan waktu antara jamaah siswa putra dengan
siswa putri, pada tata pergaulan siswa putra dan putri dilarang bergaul
di luar batas yang telah ditentukan yaitu perbuatan yang mengarah
pada pelanggaran norma agama maupun adat masyarakat, dilarang
103Wawancara dengan Ibu Suhartini, tanggal 14 Juni 2010.
jajan bareng di kantin antara siswa putra dan siswa putri (dilakukan
pemisahan waktu), maupun bentuk-bentuk lainnya.104
b. Adanya beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan sebagai
wadah pengembangan bakat dan keahlian siswa, baik yang bersifat
keagamaan (seperti: rebana dan seni baca Al-Qur’an), maupun yang
bersifat umum (seperti: komputer dan internet, english conversation,
basket/volley ball, paskibra, futsal, pramuka, presenter, PMR, beladiri,
dan seni tari).
Kegiatan penyampaian informasi pada kunjungan ke sekolah-sekolah
dasar tersebut diawali dengan cara melakukan dialog antara pihak SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan sekolah yang dituju mengenai
program keahlian apa yang diinginkan oleh pihak sekolah yang didatangi.
Misalnya sekolah menginginkan keahlian yang dapat mendidik siswa
terkait dengan keahlian seni-seni Islam (tilawah Al-Qur’an), maka pihak
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang menyampaikan bahwa di sana ada
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat digunakan sebagai wadah atau sarana
siswa untuk menyalurkan bakat di bidang seni baca al-Qur’an yaitu adanya
kegiatan ekstrakurikuler tilawah atau seni baca al-Qur’an yang
menghadirkan pelatih yang berkompeten di bidang tilawah al-Qur’an,
sehingga nantinya siswa akan lebih mengerti dan menguasai seni tilawah
al-Qur’an lebih jauh lagi.
Program pemasaran dilakukan dengan memberikan informasi yang
komplit agar tidak terjadi ketakutan pada siswa. Misalnya, bagi calon
siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur’an, maka disampaikan bahwa
tidak perlu takut karena nanti pada pelaksanaan pembelajarannya akan
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan BTA-nya, dibimbing secara
bertahap dan terpadu untuk bisa membaca dan menulis Al-Qur’an dengan
baik dan benar. Dibimbing oleh ustadz/ustadzah yang berkompeten di
bidangnya dengan metode belajar qiro’ati.
104Observasi pada tanggal 20-24 Mei 2010.
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan promosi
dengan cara menyampaiakan prestasi-prestasi yang pernah diraih,
misalnya data akademik tentang prestasi yang dicapai selama tahun
pelajaran 2009/2010, yaitu:105
No Prestasi Kategori
1 Juara 2 tenis lapangan Popda Tk. Kota
2 Juara 3 taekwondo Tk. Jateng Stimart AMNI
3 Juara 3 lomba gambar global warming Tk. Kota
4 Juara harapan 3 story telling Tk. Kota
5 Lulus UN 100% -
Kunjungan memberikan informasi selengkapnya tentang program
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan berbagai kegiatan unggulan
yang dimiliki baik yang bersifat keagamaan maupun yang bersifat umum,
sehingga akan mampu memberikan wacana bahwa lembaga pendidikan
Islam ini sangat peduli dengan kehidupan sosial keagamaan dengan
menawarkan dan menjelaskan program yang tentunya dapat bermanfaat
bagi masyarakat, misalnya juga ada pelayanan-pelayanan yang disediakan
untuk siswa, seperti program khusus yang melayani masyarakat/peserta
didik dalam bidang bimbingan dan penyuluhan (konsultasi) tentang
masalah-masalah yang dihadapi, kegiatan motivasi siswa, mediasi,
kunjungan rumah, serta kegiatan kunjungan-kunjungan yang lain seperti
ke TVRI, mosium dan sebagainya.106
Dengan bentuk-bentuk seperti hal di atas diharapkan akan banyak
yang tertarik dan disela ketertarikan itu pihak SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang sambil menyampaikan bahwa SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang bukan semata-mata melakukan promosi lembaga, tetapi juga
sangat memperhatikan pelayanan untuk kehidupan keberagamaan dan
sosial yang harus saling membantu bekerja sama demi terciptanya
105Brosur Penerimaan Peserta Didik SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran2010/2011.
106Wawancara dengan Ibu Anggra Taurusya, S.Pd., tanggal 15 Juni 2010.
kerukunan dan kemajuan bangsa, sehingga praktik pendidikan yang ada
benar-benar sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, bukan
menjadi lembaga atau institusi yang berdiri sendiri dan tidak berguna bagi
masyarakat. Hal ini dibuktikan lagi dengan adanya kegiatan pemberian
santunan pada waktu-waktu tertentu, misalnya santunan kepada para anak
yatim setiap bulan Muharam, penyampaian zakat fithrah dan pembagian
hasil qur’ban kepada warga di sekitar yang membutuhkan. Sebuah bentuk
contoh konkrit bahwa SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah
lembaga yang sangat memperhatikan kehidupan sosial kemasyarakatan.107
Selain itu, SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga berupaya
melakukan sosialisi kepada masyarakat luas tentang program dan tujuan
yang akan dicapai setelah melakukan studi melalui pamphlet, brosur dan
poster/sepanduk penerimaan peserta didik (PPD), juga mengajak kerja
sama dengan beberapa media komunikasi seperti surat kabar Suara
Merdeka dan media komunikasi elektronik seperti radio RRI Semarang.
Kemudian juga membuka website SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
agar calon siswa dengan mudah mendapatkan informasi yang komplit
dengan semua fasilitas dan program unggulan sebagai kekuatan/kelebihan
yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sehingga calon siswa
tersebut dapat tertarik untuk masuk atau mendaftarkan diri ke SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang.
Pada tahun ini SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga
melakukan strategi khusus dalam mempromosikan lembaganya yaitu
dengan memberikan bonus khusus bagi pendaftar gelombang 1,
sebagaimana pada table berikut:108
No Potongan DP Kategori
1 50 % Juara I Olimpiade Maple Tingkat Kota.
107Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd., tanggal 15 Juni 2010.108Brosur Penerimaan Peserta Didik SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran
2010/2011.
2
3
4
30%
25 %
10 %
Juara I Popda Tingkat Kota.
Juara II Olimpiade Mapel Tingkat Kota.
Juara II Popda Tingkat Kota.
Lulusan dari SD di lingkungan Yayasan Badan
Wakaf Sultan Agung.
Rangking 1 di sekolah.
Selain dengan cara-cara di atas, SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang juga melakukan promosi dengan jalan mengundang masyarakat
untuk hadir ke sekolah seperti dengan cara mengadakan acara open house,
pameran/pentas seni, jalan sehat keluarga besar Pendasmen YBWSA
dengan wali murid dalam rangka promosi dan sebagainya. Kegiatan ini
dimaksudkan di samping agar masyarakat umum dapat melihat kondisi
atau keadaan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang secara langsung,
masyarakat juga dapat mengetahui tentang beberapa keunggulan atau
prestasi yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sekaligus
agar mereka dapat memberikan beberapa kontribusi kepada lembaga baik
yang berupa saran pemikiran maupun materiil. Dengan demikian
perbaikan dan peningkatan kualitas mutu pelayanan pendidikan Islam
secara terus menerus akan dapat ditingkatkan demi pemenuhan kepuasan
pelanggan pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.109
Hal lain yang tidak kalah pentingnya yang dilakukan oleh SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah melakukan pengelolaan alumni
dengan cara mengadakan reuni alumni. Hal ini dimaksudkan komunikasi
atau informasi yang disampaikan oleh para alumni nanti akan sangat
membantu publikasi di masyarakat tentang pelayanan pendidikan Islam
yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, bahkan akan berakibat
sangat baik karena masyarakat akan cenderung lebih mempercayai atas
109Wawancara dengan Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 20 Mei 2010.
dasar pengalaman yang dialami oleh para alumni pada saat mereka
mengenyam pendidikan di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.110
Adapun contoh program kegiatan yang merupakan bagian dari
strategi yang digunakan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam
meningkatkan citra lembaga di mata publik adalah sebagai berikut:111
Program KegiatanSMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Tahun 2009/2010
No Kegiatan Sasaran Waktu
1 Peringatan Hari-hari Besar:a. Kegiatan peringatan hari pramuka.b. Kegiatan peringatan HUT RI ke-61.c. Kegiatan bulan ramadhan, peringatan nuzulul
qur’an, penerimaan dan penyaluran zakatfithrah.
d. Kegiatan halal bihalal
e. Upacara hari sumpah pemuda.f. Upacara hari pahlawan.g. Kegiatan peringatan Idul Adha,
penyembelihan qurban dan penyalurandaging qurban.
h. Kegaiatan peringatan tahun baru hijriyah1431 H.
i. Kegiatan peringatan maulid nabi Muhammadsaw. 1431 H.
j. Upacara Hardiknas.k. Upacara Harkitnas.
Siswa.Siswa.Siswa, guru/kary., danmasyarakat.
Keluarga besar SMPIslam Sultan Agung 1Semarang.Siswa.Siswa.Siswa, guru/kary., danmasyarakat.
Siswa, guru/kary.
Siswa, guru/kary.
Siswa.Siswa.
Agustus 2009Agustus 2009
September 2009
Oktober 2009
Oktober 2009November 2009
Desember 2009
Februari 2010
Mei 2010Mei 2010
2 Kegiatan kunjungan untuk siswa baru (MOS), kepagoda “Watugong” dan PT Sosro Ungaran. Siswa. Juli 2009
3 Open house Wali murid,masyarakat. Agustus 2009
4 Jalan sehat dan olah raga bareng di Simpang LimaSemarang dalam rangka promosi
Keluarga besar SMPIslam Sultan Agung 1Smrg., masyarakat.
Agustus 2009
5 Promosi penerimaan peserta didik (PPD) dansosialisasi BUSI (budaya sekolah Islami)
SD YBWSA, SDswasta/negeri disekitar, masyarakat.
Maret 2010
6 Wisata keluarga Siswa, wali murid. -
7 Mujahadah kubro Siswa, guru/karyawan,wali murid. Maret 2010
8 Pentas seni Siswa, masyarakat. Juni 2010
9 Reuni alumniAlumni SMP IslamSultan Agung 1 Smrg.,guru/kar., masyarakat.
Juli 2010
110Ibid, tanggal 24 Mei 2010.111Arsip SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran 2009/2010.
iv. Controlling pemasaran pendidikan Islam
Setelah melalui berbagai tahap dalam manajemen, yakni
perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan, tahap selanjutnya adalah
melakukan pengendalian atau evaluasi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui sampai di mana pelaksanaan rencana kerja yang telah
dirumuskan sebelumnya. Jika ditemukan kekurangan atau hambatan dapat
segera dilakukan perbaikan-perbaikan.112
Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan oleh pengelola pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tidak hanya
dilakukan di akhir periode saja, melainkan juga dalam prosesnya, yaitu
pada tiap dua mingguan, bulanan, tengah semester, akhir semester dan
akhir tahun. Ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan/rapat oleh kepala
sekolah dengan segenap guru dan karyawan, membahas program yang
telah dilaksanakan dalam tahapan waktu tersebut yaitu tentang bagaimana
realisasinya dan jika terjadi kendala maka akan dipecahkan dan dicari
solusi bersama demi menjaga kualitas pelayanan pendidikan Islam yang
disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang persiapan
program kegiatan terdekat yang akan dilaksanakan berikutnya, agar lebih
matang dalam pelaksanaannya.
Dalam kaitannya dengan evaluasi, maka berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan jasa pendidikan Islam adalah hal yang
pokok yang harus dilakukan. Sebagai lembaga pendidikan Islam tentunya
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga selalu melakukan peningkatan
mutu pendidikan agar dapat bersaing dalam persaingan mutu lulusannya.
Di antara upaya yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
dalam peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam di antaranya:
112Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Luthfiah, tangal 24 Mei 2010.
1. Meningkatkan mutu guru dengan cara melaksanakan pelatihan-
pelatihan keguruan.
2. Peningkatan kinerja guru dengan mengharuskan setiap guru membuat
silabus dan RPP pada setiap pelajaran yang diampu.
3. Evaluasi diri guru (mengevalusi kinerja) baik dilakukan sendiri
maupun dengan cara meminta kritik dan saran dari para siswa.
Di antara yang dievaluasi dari diri guru adalah:
a. Kompetensi pedagogik: kemampuan mengelaola pembelajaran
peserta didik, yang meliputi penyusunan rencana pembelajaran,
pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar
peserta didik.
b. Kompetensi kepribadian: kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi tauladan peserta
didik.
c. Kompetensi professional: kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam.
d. Kompetensi sosial: kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru
dan masyarakat sekitar.
Dengan demikian akan diketahui titik kelemahannya sehingga akan
mudah mengembangkan kemampuannya.
4. Peningkatan kualitas siswa: Bidang akademik (matrikulasi pelajaran,
pembentukan tim olimpiade dan pemberian jam pelajaran tambahan).
Bidang non akademik (pembinaan secara intensif kegiatan ekstra
kurikuler dan mengikutkan dalam berbagai perlombaan/pertandingan
baik dalam bidang olah raga maupun kesenian).
5. Persaingan yang begitu ketat antar lembaga pendidikan dalam
menyediakan jasa pendidikan disikapi dengan tetap menjaga kualitas
mutu pendidikan dan berupaya melengkapi sarana prasarana dengan
cara menambah beberapa fasilitas untuk menunjang proses belajar
mengajar, seperti: LCD, internet, computer, perlengkapan alat olah
raga, alat kesenian/keterampilan dan sebagainya.113
Dari beberapa upaya di atas tentunya tujuan utamanya adalah
peningkatan mutu pendidikan yang harus sesuai dengan tuntutan
masyarakat luas dan menjadikan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
bukan sebagai lembaga pendidikan yang tidak peka dengan kehidupan
sosial keagamaan masyarakat dan perkembangannya. Sehingga
selanjutnya akan tercipta citra positif dari masyarakat luas terhadap SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya mewawancarai dari pihak
lembaga saja, tetapi peneliti juga mengadakan wawancara dengan
masyarakat yaitu orang tua siswa tentang respon mereka terhadap SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Wawancara yang pertama adalah dengan bapak Drs. Suyanto,
warga Kelurahan Karang Kidul, pada saat beliau mengantar anaknya
mendaftar sekolah. Beliau mengutarakan bahwa yang melatar belakangi
beliau menyekolahkan putra keduanya ke SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang adalah karena menurut beliau mutu pendidikan di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang memang tergolong baik, hal ini terbukti dari
pengalaman beliau ketika menyekolahkan putri pertamanya di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang yang lulus pada tahun ajaran 2008 dapat
diterima di salah satu SMA ternama di Semarang dan selalu mendapat
peringkat 10 besar di kelas.114
Berbeda dengan bapak Muhadi yang beralamat di Kaligawe, pada
saat itu sedang menjemput menunggu anaknya pulang latihan olah raga di
sekolah. Secara singkat adalah bahwa awal beliau mengenal SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang yaitu dari tulisan setiker promosi yang tertera di
bodi mobil angkot yang sering lewat di depan rumahnya. Kemudian dari
pengalaman beliau juga merasakan pelayanan yang baik dari pihak
113Wawancara dengan Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 14 Juni 2010.114Wawancara dengan Drs. Suyanto, tangal 2 Juli 2010.
sekolah, terbukti antara lain adalah pada suatu ketika anaknya tidak masuk
sekolah karena sakit, pihak sekolah saat itu menelfon beliau dan
menanyakan kondisi putranya.115
Responden ketiga adalah bapak Saiful Anwar, S.Ag., seorang guru
SD, menyampaiakan bahwa yang mendorong beliau untuk meyekolahkan
putranya ke SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah cerita dari
tetangganya, menurut beliau (menirukan cerita tetangganya), “Pak Anwar
rencana anaknya mau disekolahkan di mana? Sekolahkan di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang saja, di sana mutunya bagus ditambah lagi
dengan materi keagamaan yang diberikan setiap hari, sehingga apa yang
diterima anak Anda nanti akan seimbang antara pendidikan umum dan
pendidikan agama”.116
Responden berikutnya adalah bapak Nugroho yang kebetulan
beliau merupakan warga sekitar SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Menurut beliau dari dulu sampai sekarang Alhamdullilah SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang selalu memperhatikan warga sekitar, seperti
saat penyembelihan hewan qur’ban, pembagian zakat fitrah, santunan anak
yatim tiap bulan Muharram dan lain-lain.117
Dari hasil wawancara di atas pada dasarnya sebagian besar yang
melatar belakangi para orang tua siswa memasukkan putra-putrinya ke
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah karena mutu layanan
pendidikan yang disampaikan memang tergolong cukup baik, sehingga
mereka senang dapat menyakolahkan putra/putri mereka di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang.
F. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen Pemasaran
Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Dari hasil wawancara yang peneliti laksanakan, terdapat beberapa
kendala dalam pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan
115Wawancara dengan Bapak Muhadi, pada tangal 2 Juli 2010.116Wawancara dengan Bapak Saiful Anwar, S.Ag., pada tangal 5 Juli 2010.117Wawancara dengan Bapak Nugroho pada tangal 5 Juli 2010.
Agung 1 Semarang, yang hal ini telah mengakibatkan sedikit terhambatnya
program pemasaran pendidikan Islam yang dilaksanakan, antara lain:118
i. Masih kurangnya pemahaman dari beberapa anggota civitas akademika
tentang arti penting pemasaran pendidikan Islam yang bertujuan pada
peningkatan mutu pendidikan Islam dan mengutamakan pelayanan secara
optimal demi kepuasan pelanggan pendidikan Islam.
ii. Masih kurangnya kerja sama yang optimal dari beberapa anggota civitas
akademika sebagai bagian dari pelaksana pemasaran pendidikan Islam,
sehingga mengakibatkan pelaksanaan program sedikit terganggu.
iii. Masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang maksimal baik sarana
prasarana pembelajaran maupun sarana prasarana lain yang menunjang
kegiatan-kegiatan siswa, terutama adalah lapangan olah raga dan
peralatannya.
Setelah menemukan informasi tentang beberapa kendala di atas,
kemudian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa penanggung jawab
pelaksana kegiatan untuk mengetahui lebih spesifik tentang kendala yang
dihadapi dalam hal-hal yang berkaitan dengan unsur pemasaran pendidikan
Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, antara lain:
1. Dengan ketua panitia pelaksana penerimaan peserta didik SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang tahun 2010/2011. Dari hasil wawancara
tersebut terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain:119
a. Minimnya dana yang dialokasikan untuk promosi sekolah, sehingga
mengakibatkan pelaksanaannya kurang maksimal.
b. Dalam merencanakan strategi promosi, kadang terdapat beberapa
anggota yang kurang aktif dalam memberikan ide atau gagasan sebagai
masukan, sehingga mengakibatkan kurangnya opsi pilihan rencana
strategi pemasaran yang dapat dirancang.
c. Beberapa anggota tim panitia pelaksana penerimaan peserta didik
kurang dapat bekerja secara optimal sesuai tugas masing-masing,
118Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 14 Juni 2010.119Wawancara dengan Ibu Dra. Eka Dewi, tanggal 14 Juni 2010.
sehingga kadang mengakibatkan terjadi dobel tugas dari beberapa
pelaksana kegiatan. Misalnya, karena anggota sie pelayanan informasi
kadang tidak ada yang hadir, kemudian mengakibatkan sie pendaftaran
merangkap sebagai sie pelayanan informasi.
2. Dengan Kaur Kesiswaan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dari hasil
wawancara terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain: Adanya
beberapa siswa yang kadang melakukan pelanggaran dalam ketentuan
pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah Islami) yang merupakan
salah satu unsur pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang, antara lain: kadang beberapa siswa putra tidak melaksanakan
ibadah sholat dzuhur berjamaah di sekolah.120
3. Dengan Koordinator BP: Belum disediakan jam kelas bimbingan
konseling kepada siswa, sehingga belum dapat sepenuhnya melaksanakan
pendampingan psikologi untuk semua siswa.121
120Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd., pada tanggal 15 Juni 2010.121Wawancara dengan Ibu Anggra Taurusya, S.Pd., pada tanggal 15 Juni 2010.
BAB IV
ANALISIS MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAMDI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
Dalam bab ini penulis akan menganalisis manajemen pemasaran pendidikan
Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang yang meliputi: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan/
pengarahan) dan controlling (pengendalian) pemasaran pendidikan Islam.
A. Analisis Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang
Penyelenggara pendidikan dituntut semakin profesional dalam
mengelola sekolah. Tidak saja menghadapi iklim persaingan yang semakin
sengit, namun juga tuntutan pasar yang semakin kritis dan rasional. Maka
diperlukan suatu penelitian pasar yang sistematis sehingga sekolah dapat
membuat strategi pemasaran pendidikan dengan melihat kondisi persaingan
lembaga pendidikan dan pasar pendidikan.
Arah pengelolaan pemasaran pendidikan adalah mencapai kepuasan
pelanggan. Upaya komunikasi pemasaran akan menekankan pada atribut yang
dianggap penting oleh segmen yang dituju. Dengan pengalaman pelanggan
yang puas, maka akan dapat menjadi media yang cukup efektif dan obyektif.
Lembaga yang mengutamakan mutu atau kualitas akan menjadi dasar yang
kuat dalam pemasaran produk pendidikan.
Pendidikan yang merupakan proses yang sirkuler akan menempatkan
pengelolaan pemasaran lembaga pendidikan kepada langkah berkelanjutan
yang saling mendukung. Dengan demikian diharapkan sekolah tidak
mengalami kesulitan dalam mendapatkan siswa dengan diketahuinya kondisi
pasar pendidikan.
Dalam kaitannya dengan tujuan dari manajemen pemasaran pendidikan
Islam salah satunya adalah untuk menghasilkan mutu layanan pendidikan
yang dapat memuaskan konsumen sebagai pengguna layanan jasa pendidikan
Islam. Artinya, pemahaman terhadap konsep pemasaran pendidikan Islam
pada lembaga pendidikan Islam menjadi semakin penting. Dengan
memperhatikan pentingnya aspek pemasaran pendidikan Islam tersebut, maka
akan berkaitan dengan strategi bauran pemasaran yang dikembangkannya.
Unsur-unsur strategi bauran pemasaran ini meliputi strategi: produk, harga,
lokasi, promosi, proses, SDM (orang yang malayani) dan fasilitas fisik.122
Keterpaduan dan ketepatan rumusan serta implementasi yang efektif dari
unsur-unsur bauran pemasaran tersebut merupakan salah satu syarat kunci
bagi keberhasilan lembaga pendidikan Islam dalam menghasilkan suatu
layanan pendidikan terbaik bagi konsumennya (stakeholders).
Seiring dengan adanya kemajuan pada kehidupan kita dan
ketergantungan yang semakin tinggi, maka banyak permasalahan yang
menaungi kehidupan kita. Misalnya pada aspek layanan pendidikan, ada yang
meminta layanan pendidikan A, maka ada juga yang menawarkannya. Dan
dalam rangka menyampaikan informasi tentang adanya layanan pendidikan
tersebut, maka diperlukan pemasaran pendidikan agar dapat menarik perhatian
dari para calon pembeli/pengguna layanan pendidikan tersebut.
Pemasaran lebih dari sekedar kemampuan organisasi untuk
memproduksi suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan para
konsumen. Maka dari itu, para konsumen dapat membeli dari berbagai sumber
dengan kebutuhan, pilihan dan keinginan yang selalu berubah. Sehingga pada
pengorganisasiannya harus selalu siap menghadapi segala perubahan tersebut
dan terus menerus meninjau dan memperbaiki penawarannya. Input, proses
dan output menjadi objek kajian yang telah dimantapkan, sehingga tidak
mengherankan jika inovasi-inovasi tersebut menjadi sebuah kajian pemasaran
yang menarik.
Pemasaran dewasa ini bukan hanya monopoli institusi yang profit
oriented, namun pada trennya telah diadopsi institusi pendidikan baik negeri
maupun swasta. Upaya untuk memperoleh input yang lebih capable dan
122Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm. 373.
matang (calon siswa yang potensial), telah menjadi tuntutan yang wajib
dipenuhi dalam rangka mendukung proses pembelajaran. Dengan input yang
qualified tersebut maka guru akan lebih mampu melakukan akselerasi, bukan
justru menganggap mudah proses belajar mengajar.
Lembaga pendidikan Islam seperti SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang sebagai lembaga yang berorientasi pada pendidikan keislaman,
tidak luput dari konsep pemasaran pendidikan Islam dalam rangka mengatasi
persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat dengan masing-masing
penawaran program atau produk yang menggiurkan.
Dalam pandangan peneliti, pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang juga menggunakan konsep dasar fungsi manajemen
sebagai landasan kuat dalam menuju terciptanya kualitas lembaga pendidikan
yang akuntable dan mempunyai daya saing. Konsep manajemen pemasaran
pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
berupa planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(penggerakan/ pengarahan) dan controlling (pengendalian).
1. Planning yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
dalam pemasaran pendidikan Islamnya dilakukan dengan mengadakan
rencana pemasaran yang dimulai dari melakukan beberapa diskusi di
bawah tanggung jawab pimpinan sekolah, panitia penerimaan peserta didik
(PPD) dan seluruh stakeholder sekolah (guru, karyawan, pembina ekstra
kurikuler, komite sekolah dan orang tua wali siswa), bekerja sama dengan
Pendasmen Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung. Hal ini dimaksudkan
agar perencanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilaksanakan akan
dapat tersusun lebih efektif untuk mencari cara yang tepat dalam
memperkenalkan program-program unggulan yang dimiliki SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang kepada konsumen pendidikan Islam baik
sekolah-sekolah dasar dan masyarakat.
Menurut pandangan peneliti, SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
telah melakukan perencanaan dengan baik. Hal ini dapat dilihat mulai dari
adanya penyusunan perangkat pemasaran meliputi:
a. Rencana waktu/tanggal pelaksanaan.
b. Rencana daerah pemasaran dengan cara melakukan identifikasi pasar,
yaitu riset dalam upaya mengetahui kondisi masyarakat sasaran
pemasaran pendidikan Islam dan menggali data tentang hal-hal yang
diinginkan oleh para pelanggan. Dengan demikian dapat dirancanakan
tentang bagaimana cara strategi pemasaran pendidikan Islam, berapa
besar dana atau biaya sekolah yang akan ditetapkan kepada pelanggan
pendidikan dan sebagainya.
c. Segmentasi dan positoning
Sebagai lembaga yang harus siap mengahadapi persaingan, dalam
hal ini adalah lembaga pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang, tentunya mempunyai segmen pasar tersendiri yang perlu
diolah dan diasah lebih tajam sehingga tidak akan lari ke lembaga lain.
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah menentukan segmen
atau target yang akan dituju yaitu Sekolah Dasar di bawah Pendasmen
YBWSA, Sekolah Dasar Islam/Madrasah Ibtidaiyah di sekitar yang
tentunya serumpun dengan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang,
maka penawaran SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang lebih banyak
diarahkan di sana, meskipun tidak menutup kemungkinan ke Sekolah
Dasar Negeri dan masyarakat umum dengan model pemasaran
pendidikan dan promosi yang tepat guna.
Kemudian SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga
memberikan penekanan yang berbeda dari lembaga pendidikan yang
lain sebagai lembaga pendidikan Islam yang peka terhadap
kepentingan sosial kemasyarakatan dan siap membangun generasi
yang khaira ummah. Kemudian juga adanya BUSI (Budaya Sekolah
Islami) yang selalu diajarkan kepada peserta didik sebagai bentuk
diferensiasi produk.
Bentuk pengemasan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan
oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga dilakukan dengan
rapi. Dapat dilihat dari cara promosi yang tepat dengan program
penawaran yang tepat, yang sesuai dengan keinginan konsumen dan
intinya adalah peningkatan pada aspek kehidupan sosial keagamaan
masyarakat, tentunya dengan perencanaan dan pelaksanaan yang
matang dan evaluasi setiap saat demi kemajuan.
2. Organizing secara teori adalah sebagai proses membagi kerja ke dalam
tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya,
serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.123
Pengorganisasian dalam pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga sudah dilaksanakan dengan
baik, terlihat mulai dari adanya pengorganisasian struktur kerja, strategi
pemasaran dan sumber daya pemasaran, sebagaimana berikut:
a. Pengorganisasian struktur kerja: menentukan job diskription,
pemberian tugas kepada masing-masing staf serta mengkoordinir kerja
setiap staf dalam satu tim yang solid dan terorganisir, dimulai dengan
membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) sebagai tim
pelaksana.
b. Pengorganisasian strategi pemasaran pendidikan Islam, yaitu
dilakukan dengan berbagai cara seperti datang ke sekolah-sekolah
dasar, mengadakan acara-acara ilmiah, melaksanakan kegiatan atau
acara peringatan hari-hari besar nasional maupun keagamaan,
mengadakan acara open house, jalan sehat, pentas seni, pemasangan
sepanduk promosi dan brosur penerimaan peserta didik (PPD), bulletin
dakwah, dan bekerja sama dengan media informasi seperti surat kabar
dan radio.
c. Pengorganisasian sumber daya pemasaran pendidikan Islam, yaitu
menentukan media yang digunakan (sepanduk promosi, panflet dan
brosur penerimaan peserta didik, bulletin dakwah, media informasi:
123Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),Cet. IX, hlm. 71.
surat kabar Suara Merdeka dan radio RRI Semarang), dana yang
dibutuhkan dan lain-lain.
3. Actuating yang berarti mengarahkan semua bawahan agar mau
bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan,124 di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang selalu dilakukan oleh kepala sekolah kepada
para stafnya baik secara langsung maupun tidak langsung agar para
anggota organisasi yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam
berhubungan dengan publik dapat bekerja dengan lebih baik dan benar
demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang tergolong cukup maksimal dan tepat guna
karena telah dilaksanakan dengan beberapa cara/strategi yang berfariasi
disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan inovasi-inovasi tertentu.
Misalnya dalam kegiatan promosi, hal yang paling ditekankan adalah
dengan menunjukkan kepada masyarakat bahwa SMP Islam Sultan Agung
1 Semarang merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang sangat
mengutamakan mutu layanan pendidikan serta sangat memperhatikan
kehidupan keberagamaan dan kepentingan sosial kemasyarakatan. Hal ini
dibuktikan antara lain dengan adanya beberapa kegiatan sosial
kemasyarakatan seperti adanya pemberian santunan kepada anak-anak
yatim setiap bulan Muharram, penyaluran zakat fithrah dan daging kurban
kepada masyarakat di sekitar yang membutuhkan.
Peran promosi dalam pemasaran pendidikan Islam menjadi sangat
penting dalam menawarkan produk yang dimiliki oleh lembaga. Maka
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan promosi dengan
menggunakan beberapa media seperti pamphlet, brosur dan
poster/sepanduk penerimaan peserta didik (PPD), juga mengajak kerja
sama dengan beberapa media informasi baik media cetak (surat kabar
Suara Merdeka) maupun elektronik (radio RRI Semarang) untuk
124Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: BumiAksara, 2005), Cet. 4, hlm. 41.
menawarkan program-program yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang kepada masyarakat. Selain itu juga membuka wibsite SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang agar calon siswa dengan mudah
mengetahui secara komplit dengan semua fasilitas, program unggulan dan
kelebihan yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sehingga
dapat tertarik untuk masuk atau mendaftarkan diri ke SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang.
Kemudian juga mengadakan acara yang dapat menarik perhatian
masyarakat, seperti pameran/pentas seni, peringatan hari-hari besar, jalan
sehat keluarga besar Pendasmen YBWSA, open house, sampai pada
melakukan pengelolaan alumni dan lain-lain.
Karena pada dasarnya inovasi pemasaran pendidikan Islam memang
harus kreatif, maka pelaksana manajemen pemasaran pendidikan Islam di
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang khususnya adalah penitia
penerimaan siswa baru tidak hanya difungsikan sekedar mengurusi hasil
administrasi dan seleksi ketat penerimaan calon siswa baru semata, namun
mereka diefektifkan jauh-jauh hari sebelum tahun ajaran baru untuk
mengalokasi dan melakukan kampanye terhadap target-target calon siswa
potensial. Dalam hal ini, diawali dengan melakukan riset mengenai tren
masyarakat konsumen pendidikan. Dan pada tahap selanjutnya adalah
berinovasi untuk mengedukasi pasar dan mengahasilkan input yang sesuai
standar target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Strategi promosi terpenting yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung
1 Semarang dalam pengamatan peneliti adalah kelihaian pihak tim
manejemen pamasaran pendidikan Islam yang melakukan pendekatan
pada lembaga sekolah dengan menawarkan program khusus, seperti:
adanya budaya sekolah Islami (BUSI) dan adanya program kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler sebagai media pengembangan bakat siswa baik
yang bersifat keagamaan (tilawah Al-Qur’an dan rebana), maupun
kegiatan yang bersifat umum (komputer dan internet, english conversation,
basket/volley ball, paskibra, futsal, pramuka, presenter, PMR, beladiri, dan
seni tari), dengan mendatangkan staf pengajar/pelatih yang ahli di
bidangnya. Semua informasi itu disampaikan atas dasar disesuaikan
dengan permintaan lembaga yang didatangi. Kemudian juga ditambah
dengan menyampaiakan prestasi-prestasi akademik yang pernah diraih,
bahkan juga melakukan strategi pemasaran khusus yaitu memberikan
potongan DP bagi siswa berprestasi pada pendaftar gelombang I. Dengan
pemberitahuan yang bersifat door to door seperti ini akan lebih
menjadikan kedekatan antara program yang ditawarkan SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang dengan hal-hal yang diharapkan oleh konsumen yaitu
calon siswa/anak sekolah.
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang memang telah
dilaksanakan dengan maksimal dengan cara melakukan berbagai inovasi
demi tercapainya tujuan dari rencana yang telah ditetapkan untuk
membangun citra baik di mata publik.
4. Controlling merupakan peninjauan kemajuan terhadap pencapaian hasil
akhir dan pengambilan tindakan pembetulan ketika kemajuan tersebut
tidak terwujud. Dalam pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang control ini dilakukan setiap saat oleh pimpinan
sekolah, sehingga jika terjadi kekurang efektifan dalam pelaksanaan
kegiatan maka dapat segera diluruskan. Cara yang dilaksanakan adalah
dengan mengadakan pertemuan/rapat oleh kepala sekolah dengan segenap
guru dan karyawan pada tiap dua mingguan, bulanan, tengah semester,
akhir semester dan akhir tahun. Ini dilaksanakan untuk membahas program
kegiatan yang telah dilaksanakan dalam tahapan waktu tersebut yaitu
tentang bagaimana realisasinya dan jika terjadi kendala maka akan
dipecahkan dan dicari solusi bersama demi menjaga dan meningkatkan
mutu kualitas pelayanan pendidikan Islam yang disampaikan. Kemudian
juga dilanjutkan dengan pembahasan tentang persiapan program kegiatan
terdekat yang akan dilaksanakan berikutnya, agar lebih matang dalam
pelaksanaannya.
Keempat fungsi manajemen di ataslah yang digunakan oleh SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang dalam proses pemasaran pendidikan Islam. Tujuan
sebenarnya dari konsep pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang adalah mengenalkan SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang dengan bentuk lembaga pendidikan Islam yang peduli kepada
masyarakat, peka terhadap permintaan masyarakat dan berguna bagi
masyarakat, yang siap membangun mutu lulusan yang berkualitas dan
generasi khaira ummah dengan pelayanan pendidikan Islam sebaik mungkin.
Peningkatan mutu pendidikan juga merupakan perhatian yang tidak
kalah penting dalam memasarkan sebuah produk pendidikan, karena kualitas
dari lembaga pendidikan menjadi perhatian penting yang akan menjadi
pertimbangan para konsumen untuk masuk ke dalam lembaga pendidikan
yang dimaksud. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagai lembaga
pendidikan Islam menjadikan mutu adalah moto utama yang harus dijaga dan
ditingkatkan secara terus menerus, sehingga nantinya dapat berjalan seimbang
dengan perkembangan zaman. Di antara peningkatan mutu yang dilakukan
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah: meningkatkan mutu pendidikan
guru dengan memberikan pelatihan-pelatihan keguruan. Peningkatan kinerja
guru dan karyawan dengan mengadakan evaluasi. Peningkatan kualitas siswa
baik bidang akademik maupun bidang non akademik. Tetap menjaga kualitas
mutu pendidikan dan berupaya melengkapi sarana prasarana dengan cara
menambah beberapa fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar,
seperti: LCD, internet, computer, perlengkapan alat olah raga, alat
kesenian/keterampilan dan sebagainya.
Semua bentuk upaya peningkatan mutu secara terus menerus di atas
dalam pandangan peneliti akan menjadikan calon konsumen lebih dapat
menikmati pelayanan pendidikan Islam yang diberikan oleh SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang. Dan dengan memperhatikan atau mengupayakan
peningkatan beberapa keuntungan yang diperoleh pelanggan, maka akan
mampu memelihara loyalitas pelanggan pendidikan Islamnya. Terkait dengan
kepuasan pelanggan ini, sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan
beberapa wali murid, secara garis besar mereka memang cukup merasa puas
dan senang menyekolahkan putra-putri mereka di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang karena ada bekal yang seimbang antara pengetahuan umum dan
agama yang disampaiakan, selain itu lulusannya pun dapat diterima di
lembaga pendidikan yang cukup ternama di kota Semarang.
Jika dikaitkan dengan unsur taktik atau strategi pemasaran, pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga sudah
melakukan strategi bauran pemasaran. Hal ini terlihat mulai dari
mengupayakan produk yang berkualitas, harga (biaya pendidikan) yang
disesuaikan dengan kondisi pelanggan pendidikan, lokasi sekolah yang
memadai, nyaman dan mudah dijangkau, promosi yang dilakukan sudah
cukup maksimal dan tepat guna, proses penyelenggaraan pendidikan yang
disampaikan sudah cukup baik, SDM (guru maupun karyawan) cukup
berkompeten di bidangnya, dan tersedianya fasilitas fisik (sarana dan
prasarana). Namun kesemuanya itu masih perlu ditingkatkan demi perbaikan
mutu pendidikan Islam secara continue.
Selain itu SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga telah melakukan
beberapa analisis, yaitu: analisis visi dan misi, karena telah melakukan
program penawaran yang merupakan perwujudan dari visi dan misi yang ingin
dicapai SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Analisis stakeholder karena
melibatkan masyarakat sebagai partner dalam setiap program yang
ditawarkan. Analisis kebutuhan karena menitik beratkan penyesuaian pada
kebutuhan sosial keagamaan masyarakat dari program-programnya.
Pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga
menggunakan analisis SWOT karena selalu memperhatikan kelemahan dan
kelebihan serta peluang dan hambatan, sehingga dari setiap tindakan
pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan lembaga dan mengupayakan peningkatan mutu lembaga
sebagai wujud dari tujuan yang diinginkan sebagai bentuk upaya peningkatan
mutu pelayanan pendidikan Islam secara optimal kepada masyarakat
pelanggan pendidikan Islam.
B. Analisis Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen
Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Secara umum adanya permasalahan atau kendala dalam setiap kegiatan
adalah merupakan hal yang wajar, namun demi pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan maka kendala tersebut harus segera di tangani dan dicari solusi
yang tepat untuk mengatasinya.
Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dan solisinya yaitu
sebagai berikut:
iv. Masih kurangnya pemahaman dari dari beberapa anggota civitas
akademika tentang arti penting pemasaran pendidikan Islam yang
bertujuan pada peningkatan mutu dan kepuasan pelanggan. Ini dilihat dari
kadang ada beberapa guru/karyawan yang masih beranggapan bahwa yang
penting sudah melaksanakan tugas maka telah selesai. Padahal ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih serius lagi sebagai bentuk
tanggung jawab lembaga pendidikan, yaitu tentang mutu pendidikan, mutu
kinerja dan mutu pelayanan jasa pendidikan Islam yang harus selalu
dievaluasi dan ditingkatkan lagi demi kepuasan pelanggan pendidikan
Islam dalam menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas dan
peningkatan citra baik lembaga di mata publik yaitu dalam rangka
menjaga brand equity. Maka hendaknya pimpinan sekolah terus
melakukan pemahaman tentang pentingnya pemasaran pendidikan Islam
dengan pengarahan/penggerakan kepada segenap anggota civitas
akademika.
v. Masih kurangnya kerja sama yang optimal dari beberapa anggota civitas
akademika sebagai bagian dari pelaksana pemasaran pendidikan Islam,
sehingga mengakibatkan pelaksanaan program sedikit terganggu. Demi
mencapai tujuan dari suatu program yang dilaksanakan sudah semestinya
harus dilakukan pengorganisasian yang baik dan melibatkan kerja sama
yang baik pula dari segenap tim pelaksana dengan jalan pembagian tugas
dan tanggung jawab disesuaikan dengan keahlian masing-masing staf
secara lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini diharapkan adanya
kesadaran yang lebih baik dari segenap pelaksana pemasaran pendidikan
Islam dan diharapkan peran pimpinan sekolah dalam melakukan
pergerakan dan control kepada anggotanya agar dapat lebih digalakkan.
vi. Mengingat kondisi sekolah dengan keterbatasannya belum dapat
memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang maksimal, baik sarana
prasarana pembelajaran maupun sarana prasarana lain yang menunjang
kegiatan-kegiatan siswa, terutama adalah lapangan olah raga dan
peralatannya. Hal ini hendaknya segera dilakukan usaha untuk melengkapi
sarana dan prasarana tersebut, karena salah satu kunci keberhasilan dalam
membangun peserta didik yang berkualitas agar lebih efektif adalah harus
dibantu atau didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
vii. Minimnya alokasi dana untuk promosi sekolah yang mengakibatkan
pelaksanaannya kurang maksimal, agar segera dievaluasi sehingga
selanjutnya dapat lebih disesuaikan dengan kebutuhan promosi sebagai
salah satu bentuk strategi pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang agar dapat terlaksana dengan lebih efektif.
viii. Dalam merencanakan strategi promosi, kadang terdapat beberapa anggota
yang kurang aktif dalam memberikan ide atau gagasan sebagai masukan.
Untuk selanjutnya agar setiap anggota tim pemasaran pendidikan Islam
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang lebih aktif dalam memeberikan ide
sekecil apapun, karena hal itu akan sangat membantu dalam
pengembangan inovasi pemasaran pendidikan Islam yang akan
dilaksanakan.
ix. Beberapa anggota tim panitia pelaksana penerimaan peserta didik kurang
dapat bekerja secara optimal sesuai tugas masing-masing. Hendaknya
pimpinan sekolah dapat lebih memberi ketegasan atau tindakan memberi
perhatian/pengertian sebagai bentuk penggerakan/pengarahan, sehingga
tidak terjadi lagi dobel tugas dari beberapa pelaksana kegiatan.
x. Adanya beberapa siswa yang kadang melakukan pelanggaran dalam
ketentuan pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah Islami) yang
merupakan salah satu unsur pemasaran pendidikan Islam SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang, yaitu: kadang beberapa siswa putra tidak
melaksanakan ibadah sholat dzuhur berjamaah di sekolah. Maka perlu
dilaksanakan penertiban yang lebih, agar siswa lebih dapat mentaati
progam tersebut demi tercapainya tujuan sekolah dengan lebih baik dalam
membangun generasi yang khaira ummah berbudaya Islami.
xi. Belum disediakan jam kelas bimbingan konseling kepada siswa, sehingga
belum dapat sepenuhnya melaksanakan pendampingan psikologi untuk
semua siswa. Pada tahun ajaran selanjutnya hendaknya disediakan jam
kelas BK sebagai waktu khusus untuk pendampingan psikologi semua
peserta didik agar perkembangan jiwanya dapat lebih tenang dan terarah.
Demikian beberapa solusi yang dapat penulis sampaikan untuk
mengatasi beberapa kendala yang dihadapi pada pelaksanaan manajemen
pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Dengan demikian diharapkan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi, guna
mencapai tujuan lembaga dengan efektif dan efisien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan deskripsi hasil penelitian dari bab I sampai Bab
IV kemudian dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang tergolong sudah dilaksanakan dengan maksimal, di mana
konsepnya dimulai dari tahap: Planning, yaitu menyusun perangkat
pemasaran, yang dilaksanakan secara kolaboratif mulai dari pimpinan
sekolah, panitia penerimaan peserta didik (PPD) beserta seluruh
stakeholder sekolah (guru, karyawan, pembina ekstra kurikuler, komite
sekolah dan orang tua wali siswa), bekerja sama dengan dengan
Pendasmen YBWSA. Organizing, yaitu pengorganisasian struktur kerja:
menentukan job diskription, dimulai dengan membentuk kepanitiaan
penerimaan peserta didik (PPD) sebagai tim pelaksana, kemudian juga
melaksanakan pengorganisasian strategi pemasaran dan pengorganisasian
sumber daya pemasaran pendidikan Islam. Actuating, kepala sekolah
melakukan penggerakan/pengarahan baik secara langsung atau tidak
langsung agar para anggota organisasi yang diberi tugas dan tanggung
jawab dalam berhubungan dengan publik dapat bekerja dengan baik dan
benar. Pemasaran pendidikan Islam yang laksanakan adalah dengan
menggunakan berbagai strategi dengan beberapa cara yang berfariasi
disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Controlling, tidak hanya
dilaksanakan diakhir periode saja, melainkan juga dalam prosesnya, yaitu
dengan mengadakan pertemuan/rapat oleh kepala sekolah dengan segenap
guru dan karyawan pada tiap dua mingguan, bulanan, tengah semester,
akhir semester dan akhir tahun.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, antara lain:
Masih kurangnya pemahaman dari beberapa anggota civitas akademika
tentang arti penting pemasaran pendidikan Islam dan kurangnya kerja
sama yang optimal. Terdapat beberapa anggota yang kurang aktif dalam
memberikan gagasan ide sebagai masukan rencana strategi promosi.
Minimnya alokasi dana untuk promosi sekolah. Beberapa anggota tim
panitia pelaksana penerimaan peserta didik kurang dapat bekerja secara
optimal sesuai tugas masing-masing. Masih adanya beberapa kekurangan
kelengkapan sarana prasarana untuk siswa. Adanya beberapa siswa yang
kadang melanggar ketentuan pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah
Islami). Belum disediakan jam kelas bimbingan konseling kepada siswa.
B. Saran
Tanpa mengurangi rasa hormat (ta dzim) kepada semua pihak dan demi
suksesnya kegiatan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung
1 Semarang agar berjalan dengan lebih lancar dan memperoleh hasil yang
maksimal, maka penulis memberikan saran, antara lain:
1. Penyelenggara dan pengelola pendidikan untuk selalu bekerja lebih giat
dan lebih professional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
untuk melahirkan SDM yang berkualitas, dengan selalu merencanakan dan
melaksanakan kegiatan dengan baik dan terprogram, serta harus lebih
meningkatkan dan memberdayakan seluruh sumber daya yang yang ada,
demi perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Islam secara terus
menerus untuk mencapai kepuasan pelanggan dalam pelayanan
pendidikan.
2. Pengurus, kepala sekolah, guru-guru dan karyawan hendaknya mengelola
manajemen pemasaran pendidikan Islam secara lebih baik lagi dengan
mengacu pada konsep manajemen pemasaran pendidikan Islam secara
lebih baik sehingga tujuan lembaga dapat tercapai dengan lebih baik dan
lebih mudah.
C. Penutup
Demikian sekripsi ini penulis susun. Syukur alhamdulillah atas
limpahan rahmad Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar. Shalawat dan salam atas Rasul saw semoga kita mendapat syafaatnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari dan Hurriyati, Ratih, Manajemen Corporate dan StrategiPemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima,Bandung: Alfabeta, 2008.
Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi,Bandung: Alfabeta, 2007.
_________, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2003,Cet.s1.
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara,2003.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PTRineka Cipta, 2002.
Bukhori, Imam, Shahih Bukhari, Juz I, Beirut: Daar al-Fikri, 1981.
Departemen Agama, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra,1996.
Direktorat Pendidikan Madrasah Republik Indonesia, Gambaran Umum DataPendidikan pada Madrasah, http://pendis.depag.go.id/madrasah/Insidex.php?i_367=st01, download tanggal 30-04-2010.
Donnell, Koontz-O’, Principles of Management: An Analysis of ManagerialFunctions, Kogakusha: McGraw Hill.
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: RemajaRosdakarya, 2008, Cet. IX.
Furchan, Arief, “Manajemen Pemasaran Madrasah: Antisipasi Masa Depan”,http://www.pendidikanislam.net/index.php/makalah/41-makalah-tertulis/158-manajemen-pemasaran-madrasah?start=2, download 31-12-09.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.
Handoko, Hani, Manajemen, Yogyakarta : BPFE, 1999, Cet. XIV.
Hasibuan, Malayu S. P., Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta:Bumi Aksara, 2005, Cet. 4.
Irianto, Yoyon Bahtiar dan Prihati, Eka, dalam Tim Dosen AdministrasiPendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. 1.
Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: RemajaRosdakarya, 2004, Cet. 20.
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, Cet. I.
Narbuko, Kholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian: Memberi BekalTeoritis pada Mahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkandapat Melaksanakan Penelitian dengan Langkah-Langkah yang Benar,Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005, Cet. 7.
Octavian, Henry Sumurung, “Manajemen Pemasaran Sekolah sebagai Salah SatuKunci Keberhasilan Persaingan Sekolah”, http://www.bpkpenabur.or.id/files/108-117%20Manajemen%20Pemasaran%20Sekolah%20sebagai%20Salah%20Satu%20Kunci%20Keberhasilan%20Persaingan%20Sekolah.pdf, download tanggal 13-01-2010.
Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru PengelolaanLembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2007.
Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, ReorientasiKonsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21, Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 2005, Cet. 12.
Sagala, Syaiful, Administrsi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2000.
Sejarah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam http://smpsultanagung1.com/index.php?pilih=hal&id=9, download tanggal 15 April 2010.
Setiadi, Nugroho J., Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi danPenelitian Pemasaran, Jakarta: Prenada Media, 2003, Cet. 1.
Sisk, Henry L., Principles of Management, Ohio: South-Western PublishingCompany, 1969.
Sismanto, Andik, Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Lembaga PendidikanTinggi Islam, Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang, Semarang:Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008.
Soemanagara, Rd., Strategic Marketing Communication; Konsep Strategis danTerapan, Bandung: Alfabeta, 2006.
Soemanagara, Strategic Marketing Communication, Konsep Strategi danTerapan, Bandung: Alfabeta, 2006.
Subagyo, Joko, Metode Penelitian, dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT RinekaCipta, 2004.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 4.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:Bumi Aksara, 2003.
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset, 2003, Cet. 3.
Triton PB., Marketing Strategic, Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing,Yogyakarta: Tugu Publisher, 2008, Cet. 1.
Usman, Husaini, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan), Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006.
Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: BumiAksara, 2006, Cet. 1.
Williams, Chuck, Management, United States of America: South-Western CollegePublishing, 2000.
Winarto, Heri, Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TKAnnur Tugurejo Semarang, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2010.
Zainudin, Akbar, “Mengapa Lembaga Pendidikan Perlu Dipasarkan”, http://www.facebook.com/share.php?u=http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/mengapa-lembaga-pendidikan-perlu-dipasarkan/, download tanggal 31-12-09.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Ahmad Muthofi’in
2. Tempat/Tgl. Lahir : Grobogan, 12 Maret 1987
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Alamat : Desa Rajek, RT: 02 RW: II, Kecamatan Godong,
Kabupaten Grobogan. Kode Pos: 58162.
7. Nama Orang Tua :
a. Ayah : Suharto
b. Ibu : Suryati.
8. Alamat Orang Tua : Desa Rajek, RT: 02 RW: II, Kecamatan Godong,
Kabupaten Grobogan. Kode Pos: 58162.
9. Jenjang Pendidikan :
a. MI Walisongo Desa Rajek, Godong - Grobogan, Lulus Tahun 1999.
b. MTs YATPI Godong - Grobogan, Lulus Tahun 2002.
c. MA YATPI Godong - Grobogan, Lulus Tahun 2005.
d. Jurusan KI, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, angkatan 2005.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan data yang sebenar-benarnya.
Semarang, 18 Juni 2010
Ahmad Muthofi’in
Pedoman Wawancara
Judul: Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP IslamSultan Agung 1 Semarang)
7. Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang?
8. Apa visi, misi dan tujuan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
9. Bagaimana letak geografis SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
10. Bagaimana struktur organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
11. Bagaimana keadaan guru dan siswa?
12. Bagaimana peran kepala sekolah dalam pelaksanaan pemasaran pendidikan
Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
13. Bagaimana bentuk pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang?
14. Bagaimanakah perencanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang?
15. Bagaimana SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam melakukan
segmentasi, positioning dan diferensiasi produk?
16. Bagaimana pengorganisasian yang dilakukan dan siapa saja yang berperan
dalam manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang?
17. Bagaimana bentuk pelaksanaan promosi yang dilakukan SMP Islam Sultan
Agungs1 Semarang dalam memasarkan lembaganya?
18. Adakah strategi khusus dalam pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang?
19. Apa saja program kegiatan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang terkait
dengan pemasaran pendidikan Islam?
20. Bagaimana pengendalian/pengawasan yang dilakukan dan bagaimana cara
melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan-penyimpangan?
21. Bagaimana model pengelolaan alumni SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
22. Bagaimana upaya SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas (mutu) sebagai lembaga pendidikan Islam dan
meningkatkan citra lembaga di mata publik, sehingga nantinya calon siswa
dan orang tua tertarik masuk di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
23. Bagaimana upaya SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam menghadapi
persaingan dunia lembaga pendidikan saat ini?
24. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
Pedoman Observasi
1. Bagaimana pelaksanaan penerimaan calon peserta didik di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang?
2. Bagaimana pelaksanaan program Budaya Sekolah Islam (BUSI) di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang dalam:
a. Pergaulan siswa putra dengan putri?
b. Pelaksanaan sholat berjamaah?
c. Pelaksanaan jam jajan di kantin?
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan eksra kurikuler di SMP Islam Sultan
Agungs1 Semarang?
Lampiran 2:STRUKTUR ORGANISASI
SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANGTAHUN AJARAN 2009/2010
Kadinas PendidikanKOTA SEMARANG
YBW Sultan AgungPENDASMEN
Kepala SekolahDra. Hj. Upi Luthfiah
Wakil Kepala SekolahDrs. Fatchurrahman ZA
Ketua Komite SekolahBpk. Yuli Kusumawardana
Kepala Tata UsahaSuhartini
Kaur SarprasDra. Siti Aisyah
Kaur KurikulumDra. Eka Dewi Rahmawati
Kaur KesiswaanNinik Musyarofah, S.Pd.
Wali KelasKelas 7
Wali KelasKelas 8
Wali KelasKelas 9
Koordinator BPAnggra Taurusya, S.Pd.
Guru Bidang Studi
SISWA
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Promosi dengan Pemasangan Spanduk
Pelaksanaan BUSI (Jamaah Siswi dan Guru Putri) SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang