Upload
ari-matea
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tidak ada
Perempuan 45 tahun dengan keluhan kulit melenting kemerahan pada dada kiri dan terasa sakit serta panas
Tata LaksanaKomplikasiProgonsis
Perempuan 45 tahun, melenting kemerahan di dada kiri
Anamnesis PF&Pemeriksaan Penunjang WD/DD
Etiologi
Patofisiologi
Epidemiologi
Gejala Klinis
Perempuan 45 tahun dengan keluhan kulit melenting kemerahan pada dada kiri dan terasa sakit serta panas karena terkena herpes zoster
Identitas pasien: perempuan 45 tahun Keluhan utama: melenting kemerahan pada
dada kiri terasa sakit dan panas Riwayat penyakit sekarang: lokasi, kualitas,
kuantitas, waktu termasuk awitan, durasi, dan frekuensi, situasi ketika gejala timbul, faktor yang memperberat atau meringankan gejala, dan manifestasi yang menyertainya. Apakah ada ruam, benjolan, luka-luka, perasaan gatal, kekeringan, perubahan warna, dan perubahan pada rambut dan kuku.
Obat-obatan Riwayat penyakit dahulu Riwayat keluarga. Riwayat personal dan sosial terkait
Kulit Warna Kelembaban Suhu Tekstur Mobilitas dan Turgor Lesi (lokasi, susunan, tipe, warna)
KukuRambut
Inspeksi : pemeriksaan dgn cara melihat secara keseluruhan,penyebaran & keadaan umum lainnya.
Perkusi : dapat menentukan adanya kelainan paru pada komplikasi h.zooster.
Tes Tzanck : sel datia inti banyak
PCR : cepat dan sensitif : vesikel&krusta
Tes hitopatologi : Ditemukan vesikel
intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal & acantholisis
Parestesi dermatom terkena
Gejala prodromal Khas: erupsi lokalisata
& unilateral Lesi: eritema → vesikel
eritematosa dan edema → pustul dan krusta
Masa tunas: 7-12 hari
Herpes zoster Penyakit oleh infeksi virus vaisela-zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer
Reaktivasi virus varicella zoster yang laten dalam ganglion posterior atau ganglion intrakranial
Varicella zoster virus DNA Famili: herpes virus
(neuropatik) Virion: glikoprotein,
kapsid, amplop, dan nukelokapsid
Varicella zoster virus → varicella (infeksi akut primer) → sembuh → terpapar → herpes zoster
Menetap di ganglion sensori
Invasi virus varicella
Susunan saraf tepi
Ganglion anterior
Gangguan motorik
Masuk sirkulasi darah
Melalui serabut saraf sensorik ke ganglion
saraf
Varicella Efloresensi primer:
Eritema yang berubah menjadi vesikel (menyerupai tetesan embun). Vesikel berubah menjadi pustul dan menjadi krusta. Sementara proses berlangsung, timbul lagi vesikel baru (polimorfi)
Mulai dari badan, lalu ke muka dan ekstremitas
Herpes simplex Efloresensi primer:
Vesikel bergerombol dasar eritem.
Didahului rasa gatal dan panas, serta kemerahan kulit. Terdapat 2 tipe, yaitu lesi pada bibir, r0ngga mulut, tenggorokan, dan jari tangan (tipe 1); lesi pada genitalia eksterna (tipe 2)
Pengobatan umum Dianjurkan untuk tidak keluar rumah
(menular) Usahakan agar vesikel tidak pecah
(jangan digaruk, pakai baju longgar) Kebersihan badan
Pengobatan sistemik Antivirus (hambat inhibitor DNA
polimerase pada virus)▪ Asiklovir oral 5x800mg/hari selama 7 hari▪ Valasiklovir 3x1000mg/hari selama 7 hari▪ Famsiklovir 3x200mg/hari selama 7 hari
Analgetik (mengurangi neuralgia)▪ Asam mefenamat 1500mg/hari sebanyak 3
kali
Topikal: Stadium vesikel: bedak (agar tidak
pecah) Erosif: kompres terbuka Ulserasi: salep antibiotik
Neuralgia paska herpetik Infeksi sekunder Kelainan pada mata (pada
herpes zoster oftalmikus) Sindrom Ramsay Hunt
(Herpes zoster facialis) Prednisolon 3x20mg/hari
(tapering off) Gangren superficialis
Umumnya baik, tetapi pada usia tua resiko terjadi komplikasi makin tinggi, dan secara kosmetika menimbulkan makula hipopigmentasi atau sikatrik. Dengan memperhatikan higiene dan perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik dan jaringan parut makin sedikit.
Hipotesis diterima