Upload
almira-zada-neysan-susanto
View
217
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
f23
Citation preview
Tujuan pemberian preparat besi pada kasus
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropoetin, terlebih lagi pada kasus kehamilan kembar. Akibatnya, volume plasma bertambah
dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi .
Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah
(Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam
sirkulasi. Ekspansi volume plasma di mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-37.
Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada
minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan, dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22
ketika titik keseimbangan tercapai. Sebab itu, apabila ekspansi volume plasma yang terus-
menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin sehingga menurunkan kadar
Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas “normal”, timbullah anemia. Umumnya
ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari
33 % .
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar 75 % anemia pada kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom
pada apusan darah tepi. Pemberian sulfa ferosus yang merupakan preparat besi diharapkan dapat
mencegah terjadinya anemia akibat kurangnya jumlah sel darah merah untuk mensuplai
kebutuhan oksigen selama kehamilan. Penggunaan sulfa suferosus bersifat profilaksis anemia,
yaitu untuk mencegah terjadinya anemia saat kehamilan.
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau (seperti
bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat penting untuk pembentukan asam
nukleat dan inti sel. Kekurangan asam folat menyebabkan sintesa asam nukleat tidak adekuat dan
terganggunya pembentukan inti sel sehingga menyebabkan anemia megaloblastik (anemia
perniciosa). Kebutuhan akan asam folat sampai 50-100 µg/hari pada wanita normal dan 300-400
µg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar butuh lebih banyak lagi. Hamil memerlukan
pembelahan sel dalam perkembangan janin dan organ sehingga ibu membutuhkan asupan asam
folat yang cukup.
Pada umumnya, pemberian sulfa ferosus dan asam folat bertujuan untuk mencegah terjadinya
anemia baik anemia defisiensi besi dan anemia megaloblastik akibat kehamilan.
Penanganan awal heavy lochia dan perdarahan hebat dan bergumpal
Perdarahan kala III ( plasenta belum lahir )
Masase fundus uterus untuk memicu kontraksi uterus disertai dengan tarikan talipusat terkendali.
Bila perdarahan terus terjadi meskipun uterus telah berkontraksi dengan baik, periksa,
kemungkinan laserasi jalan lahir atau ruptur teri.
Bila plasenta belum dapat dilahirkan, lakukan plasenta manual
Bila setelah dilahirkan terlihat tidak lengkap maka harus dilakukan eksplorasi cavum uteri atau
kuretase
Perdarahan pasca persalinan primer ( true HPP )
Periksa apakah plasenta lengkap
Masase fundus uteri
Pasang infuse RL dan berikan uterotonik ( oksitosin , methergin atau misoprostol )
Bila perdarahan > 1 L pertimbangkan tranfusi
Periksa faktor pembekuan darah
Bila kontraksi uterus baik dan perdarahan terus terjadi , periksa kembali kemungkinan
adanya laserasi jalan lahir
Bila perdarahan terus berlangsung , lakukan kompresi bimanual
Kompresi bimanual dilakukan pada kasus atonia uteri dengan tujuan untuk mengurangi
jumlah perdarahan. Langkah-langkah kompresi bimanual adalah sebagai berikut :
o Berikan dukungan emosional.
o Lakukan tindakan pencegahan infeksi.
o Kosongkan kandung kemih.
o Pastikan plasenta lahir lengkap.
o Pastikan perdarahan karena atonia uteri.
o Segera lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit.
o Masukkan tangan dalam posisi obstetri ke dalam lumen vagina, ubah menjadi
kepalan, dan letakkan dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking pada
forniks anterior dan dorong segmen bawah uterus ke kranio-anterior.
o Upayakan tangan luar mencakup bagian belakang korpus uteri sebanyak mungkin.
o Lakukan kompresi uterus dengan mendekatkan telapak tangan luar dan kepalan
tangan dalam.
o Tetap berikan tekanan sampai perdarahan berhenti dan uterus berkontraksi.
o Jika uterus sudah mulai berkontraksi, pertahankan posisi tersebut hingga
o uterus berkontraksi dengan baik, dan secara perlahan lepaskan kedua
tangan lanjutkan pemantauan secara ketat.
o Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, lakukan kompresi bimanual
eksternal oleh asisten/anggota keluarga.
o Tekan dinding belakang uterus dan korpus uteri di antara genggaman ibu jari dan
keempat jari lain, serta dinding depan uterus dengan kepalan tangan yang lain.
o Sementara itu:
Berikan ergometrin 0,2 mg IV.
Infus 20 unit oksitosin dalam 1 L NaCL/Ringer laktat IV 60 tetes/ menit dan
metil ergometrin 0,4 mg.
CATATAN: Perhatikan kondisi pasien selama tindakan dan pasca persalinan. Bila 5
menit pasca kompresi bimanual interna tidak berkontraksi maka tindakan dilanjutkan
dengan kompresi bimanual eksterna dalam persiapan rujukan. Komplikasi yang dapat
timbul adalah robekan pada dinding vagina.
Bila perdarahan terus berlangsung , pertimbangkan ligasi arteri hipogastrika
Perdarahan Pasca Persalinan Sekunder
Etiologi utama adalah :
Proses reepitelialisasi ‘plasental site’ yang buruk ( 80% )
Sisa konsepsi atau gumpalan darah
Bila dengan pemeriksaan ultrasonografi dapat diidentifikasi adanya masa intra uterin (sisa
konsepsi atau gumpalan darah ) maka harus dilakukan evakuasi uterus
Terapi awal :
Memasang cairan infuse dan
Memberikan uterotonika (methergin 0.5 mg intramuskular)
Antipiretika dan Antibiotika (bila ada tanda infeksi)
Kuretase hanya dilakukan bila ada sisa konsepsi
Intepretasi mekanisme abnormal
Pemeriksaan Nilai normal Interpretasi
TB = 155 cm
BB = 50 kg
BMI = BB/(TB)2
= 50/2,40
= 20,83
Normal = 18-24,9 Status Gizi baik (normal)
TD = 120/70 mmHg TD = ±120/80 mmHg Normal
HR = 112x/menit HR = 60-100 bpm Takikardi
Takipneu. Karena
gangguan oksigenasi,
tubuh
mengkompensasinya
dengan meningkatkan
denyut jantung.
T = 35,9 C T = 36,5-37,2 Hipotermia
Karena kehilangan darah
intravaskuler, tubuh
memprioritaskan aliran ke
organ-organ. Sehingga
aliran ke perifer dibatasi,
terjadi vasokonstriksi
perifer, suhu tubuh
menurun.
Kesadaran drowsy
(somnolen) and pale
Kesadaran : compos mentis
Tidak pucat
Terjadi kehilangan darah
yang berarti, sehingga
Ny.Anita terlihat pucat, dan
terjadi gangguan
hemodinamik dan penurunan
oksigenasi ke organ-oragan
yang menyebabkan
kesadarannya menjadi
somnolen.
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi dan
Mekanisme
Bagian Perifer Dingin - Anemis, berkurangnya
pasokan darah ke
perifer
(hipoperfusi ke perifer)
Uterus Fundus uteri
teraba setinggi
umbilicus dengan
kontraksi yang
lembek
(kontraksi uterus
melemah)
Setelah plasenta
dan bayi lahir
uterus berkontraksi
dan fundus menjadi
keras
Hipotoni, atonia uteri.
(segera setelah
persalinan, uterus turun
2 cm dibawah
umbilicus 12 jam
pertama naik hingga 1
cm di atas umbilicus
12 jam kedua turun
1 cm tepat di
umbilicus)
Abdomen Lembut dan tidak
tegang
Lembut dan tidak
tegang
Normal
Inspeksi Vagina 1. Laserasi
derajat 2 pada
bagian
perineum dan
telah dijahit
2. Tidak bisa
diperiksa
karena terjadi
perdarahan
yang
berlebihan
- 1. Normal
2. Perdarahan post
partum
Faktor resiko (kehamilan kembar, primipara,usia ekstrim >35 tahun) distensi uterus yang
berlebihan penurunan fungsi miometrium (akibat kelelahan) atau bisa juga akibat partus yang
lama (karena kehamilan kembar) rangsangan serabut-serabut otot miometrium ↓ kegagalan
kontraksi uterus tonus miometrium ↓ atonia uteri (pada saat plasenta lepas dari dinding
uterus) arteri yang rupture gagal dikonstriksi perdarahan terus menerus perdarahan hebat
Post Partum Hemorrhage
Perdarahan hebat hipoksia jaringan kompensasi takikardia
Perdarahan hebat hipoksia otak somnolen
Kegagalan kontraksi uterus uterus teraba lunak
Perdarahan hebat vasokonstriksi perifer aliran darah ke pembuluh-pembuluh perifer
menurun pucat dan terasa dingin
Tabel Interpretasi Permeriksaan Laboratorium
Normal Interpretasi
Haemoglobin: 7,2 g/dL 11-15,5 g/dL Anemia
MCV: 99,0 fL 80-98 fL Normal
White cell count: 3.200/mm3 5-10x103/mm3 ↓
Platelets: 131.000/mm3 150-400x103/mm3 ↓
INR: 1.3 0,9-1,3 Normal
APTT: 39” 30-40” Normal
Sodium: 138 mEq/dL 135-145 mmol/L Normal
Potassium: 3.5 mEq/dL 3,5-4,5 mmol/L Normal
Ureum: 5.2 mmol/dL 3-6,5 mmol/L Normal
Creatine: 64 μmol/dL 34-82 μmol/L Normal
Mekanisme abnormal kasus :
Hbmenurun
Atonia uteri kontraksi uterus tidak baik uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir > 500 ml darah yang keluar
perdarahan post partum volume darah beserta komponen darah ikut keluar RBC dan WBC
ikut hilang sewaktu perdarahan Hbmenurun Anemia
WBCmenurun
Atonia uteri kontraksi uterus tidak baik uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir > 500 ml darah yang keluar
perdarahan post partum volume darah beserta komponen darah ikut keluar RBC dan WBC
ikut hilang sewaktu perdarahan WBC menurun
Platelet menurun
Atonia uteri kontraksi uterus tidak baik uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir perdarahan post partum
platelet ikut hilang sewaktu perdarahan platelet menurun