8
SKDI DOKTER UMUM UNTUK PEMERIKSAAN. Tingkat kemampuan yang harus dicapai: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk 3A. Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 3B. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter

SKDI untuk Pemeriksaan Sistem Indera

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FK UPR

Citation preview

Page 1: SKDI untuk Pemeriksaan Sistem Indera

SKDI DOKTER UMUM UNTUK PEMERIKSAAN.

Tingkat kemampuan yang harus dicapai:

Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan

Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang

paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya

menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah

kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan

yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti

sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk

3A. Bukan gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan

yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi

penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari

rujukan.

3B. Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan

gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien.

Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 4

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut

secara mandiri dan tuntas.

Page 2: SKDI untuk Pemeriksaan Sistem Indera

Sistem Indera

Page 3: SKDI untuk Pemeriksaan Sistem Indera

No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan

MATAKonjungtiva

1 Benda asing di konjungtiva 3B2 Konjungtivitis 43 Pterigium 3A4 Perdarahan subkonjuntiva 3B

Kelopak Mata5 Blefaritis 46 Hordeolum 47 Chalazion 3A8 Laserasi kelopak mata 3B9 Entropion 2

10 Trikiasis 3A11 Lagoftalmus 212 Epikantus 213 Ptosis 214 Retraksi kelopak mata 215 Xanthelasma 2

Aparatus Lakrimal16 Dakrioadenitis 217 Dakriosistitis 218 Dakriostenosis 219 Laserasi duktus lakrimal 2

Sklera20 Skleritis/episkleritis 2

Kornea21 Erosi 222 Benda asing di kornea 223 Luka bakar kornea 224 Keratitis 3A25 Kerato-konjungtivitis sicca 226 Edema kornea 227 Kerato konus 228 Xeroftalmia 3A

Bola mata29 Endoftalmitis 2

8

Page 4: SKDI untuk Pemeriksaan Sistem Indera

30 Mikroftalmos 2Anterior chamber

31 Hifema 3A32 Hipopion 3A

Cairan Vitreous33 Perdarahan Vitreous 1

Iris dan Badan Silier34 Iridosisklitis, iritis 3A35 Tumor iris 2

Lensa36 Katarak 3A37 Afakia 3A38 Pseudoafakia (lensa artifisial) 3A39 Dislokasi Lensa 3B

Akomodasi dan Refraksi40 Hipermetropia 441 Miopia 442 Astigmatism 3A43 Presbiopia 444 Anisometropia 3A45 Ambliopia 3A46 Diplopia 3A47 Buta senja 448 Skotoma 3A49 Hemianopia, bitemporal and homonymous 3A50 Gangguan lapang pandang 2

Retina51 Ablasio retina 252 Perdarahan retina , oklusi pembuluh darah retina 253 Degenerasi makula karena usia 254 Retinopati (diabetik, hipertensi, prematur) 255 Korioretinitis 1

Diskus Optik dan Saraf Mata56 Optic disc cupping 257 Edema papil 3A58 Atrofi optik 3A59 Neuropati optik 260 Neuritis optik 2

Glaucoma61 Glaukoma akut 3B62 Glaukoma lainnya 3A

Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan63 Tuli (kongenital, perseptif, konduktif) 264 Inflamasi pada aurikuler 3A

9

Page 5: SKDI untuk Pemeriksaan Sistem Indera

65 Herpes zoster pada telinga 3A66 Fistula pre-aurikuler 3A67 Labirintitis 268 Otitis eksterna 469 Otitis media akut 470 Otitis media serosa 3A71 Otitis media kronik 3A72 Mastoiditis 3A73 Miringitis bullosa 3A74 Korpus Alienum 3A75 Perforasi membran timpani 3A76 Otosklerosis 3A77 Timpanosklerosis 278 Kolesteatoma 179 Presbiakusis 3A80 Serumen prop 481 Mabuk perjalanan 482 Trauma akustik akut 3A83 Trauma aurikuler 3B

Hidung dan Sinus Hidung84 Deviasi septum hidung 285 Sinusitis 3A86 Furunkelpada hidung 487 Rhinitis akut 488 Sinusitis frontal akut 289 Sinusitis maksilaris akut 290 Sinusitis kronik 3A91 Benda asing 492 Rhinitis vasomotor 493 Rhinitis alergika 494 Rhinitis kronik 3A95 Rhinitis medikamentosa 3A96 Epistaksis 497 Etmoiditis akut 198 Polip 2

Laring dan Faring99 Faringitis 4

100 Tonsilitis 4101 Laringitis 4102 Hipertrofi adenoid 2103 Abses peritonsilar 3A104 Pseudo-croop acute epiglotitis 3A105 Difteria (THT) 3B106 Karsinoma laring 2

10

Page 6: SKDI untuk Pemeriksaan Sistem Indera

107 Karsinoma nasofaring 2Trakea

108 Trakeitis 2109 Aspirasi 3B110 Benda asing 3B

Kepala dan Leher111 Fistula dan kista brankial lateral dan medial 2112 Higroma kistik 2113 Tortikolis 3A114 Parotitis 4115 Limfadenopati servikal 3A116 Limfadenitis servikal 4117 Abses peritonsilar 3A118 Angina Ludwig 3A119 Leukoplakia 2120 Abses Bezold 3A

Sumber : Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan

Kedokteran Indonesia. 2012.