29
1 © 2004 Setia Mangunsong Posted: 29 December, 2004 Makalah Pribadi / TKL-Khusus Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI UNTUK MENANGGULANGI MASALAH EKSPOR IKAN TUNA KE UNI EROPA Oleh: Setia Mangunsong C561030164 [email protected] =============================================== I. Pendahuluan Perdangangan internasional produk perikanan dewasa ini tidak lagi hanya dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran, tetapi juga sangat ditentukan oleh hasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional perikanan. Perjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderung mengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasar internasional antara lain; a). perjanjian internasional yang bernuansa menjaga kelestarian sumberdaya perikanan, seperti Code of Conduct for Responsible Fisheries, International Convention for the Concervation of Atlantic Tuna (ICCAT), Indian Ocean Tuna Comisión dan Agreement on Straddling Stocks. b). perlindungan internasional terhadap satwa yang terancam punah seperti Convention on Interntional Trade of Endangered Species (CITES) dan c). perjanjian internasional tentang perdagangan seperti GATT/WTO, termasuk

Sistem Pengawasan Mutu Perikanan

Embed Size (px)

Citation preview

1copy 2004 Setia Mangunsong Posted 29 December 2004Makalah Pribadi TKL-KhususFalsafah Sains (PPS 702)Sekolah Pasca Sarjana S3Institut Pertanian BogorDosenProf Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI UNTUKMENANGGULANGI MASALAH EKSPOR IKAN TUNA KE UNIEROPAOlehSetia MangunsongC561030164setiammyahoocom===============================================I PendahuluanPerdangangan internasional produk perikanan dewasa ini tidak lagi hanyadipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukanoleh hasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional perikanan Perjanjianinternasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderung mengatur mekanismeperdagangan komoditi perikanan dipasar internasional antara lain a) perjanjianinternasional yang bernuansa menjaga kelestarian sumberdaya perikanan sepertiCode of Conduct for Responsible Fisheries International Convention for theConcervation of Atlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreementon Straddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yang terancampunah seperti Convention on Interntional Trade of Endangered Species (CITES) danc) perjanjian internasional tentang perdagangan seperti GATTWTO termasukdidalamnya perjanjian Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dan Agreement onTechnical Barriers to Trade Termasuk didalamnya bidang pengawasan dan2penghendalian mutu hasil petrikananDengan adanya perjanjian ini dan dalam upaya meningkatkan perekonomiannasional serta pemulihan ekonomi sektor kelautan dan perikanan memiliki perananpenting khususnya dalam menyerap lapangan kerja serta penghasil devisa

Uni Eropa yang dulu terdiri hanya 15 negara sekarang sudah menjadi 25 negaramengimpor produk hasil perikanan lebih dari 40 total kebutuhan ikannyamerupkan salah satu pasar ekspor hasil perikanan dan kelautan dari IndonesiaDengan adanya ketergantungan terhadap produk perikanan dari negara ketigamaka peluang ini harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan upayameningkatkan kualitas dan kuantitas produk perikanan dan kelautan dipasar UniEropa Bagi UE Indonesia merupakan mitra dagang yang sangat potensial untukproduk perikanan dan kelautan hal ini dapat di lihat dari jumlah Approval Numberperusahaan pengolah perikanan di Indonesia yang melakukan ekspor produk hasilperikanan ke UE Beberapa jenis komodi utama hasil perikanan di pasar UE antaralain Swordfish Ikan Marlin Tuna (Segar loin maupun dalam bentuk tuna kaleng)Oil fish Udang (black tiger shrimps maupun black pink shrimps serta frog legsPermasalahan utama produk perikanan Indonesia ke UE adalah kualitasatau jaminan mutu yang umumnya tidak sesuai dengan standard yangdiberlakukan oleh Uni Eropa Komisi UE sejak pertengahan tahun 2003sampai awal tahun 2004 telah memasukan sejumlah eksportir perusahaanpengolah perikanan (establishment) Indonesia dalam daftar Rapid AlertSystem for Food and Feed (RASFF) dan frekuensi ini cenderung meningkatkarena masih banyaknya eksportir Indonesia memenuhi standard yangberlaku Penyebab Rapid Alert System ( RAS) adalah karena ditemukannyabeberapa jenis komoditi ikan yang miliki kandungan histamine yang sangattinggi (tuna) swordfish yang tercemar oleh logam berat (cadmium danmercury)3II HAMBATAN EKSPOR PRODUK PERIKANAN21 Hambatan TarifPermintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestik maupuninternasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring denganmeningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan (income)terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadi White Meatrdquo serta

menurunya konsumsi daging sebagai akibat dari merebaknya berbagai penyakitternak seperti BSE (bovine spongiform encephalopaty) dan penyakit mulut dankuku Disamping itu akhir ndash akhir ini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganicfoodrdquo termasuk ldquoorganic fishrdquo khususnya dinegara-negara majuSementara itu kebijakan UE dibidang perikanan yang diatur secara khusus dalamCommon Fisheries Policy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapanterhadap pengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun program-programyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikan diwilayah pantai (6 ndash12 mile) pengaturan sistem pemberian quota dan TAC (Total allowable cacth)penanggulangan pencemaran laut peningkatan kemampuan MCS (MonitoringControl and Surveillance) pengaturan sistem subsidi perikanan danpengembangan kemitraan penangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itudalam mengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiap kebijaksanaanpembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan Dalam perdaganganinternasional dikenal adanya hambatan tarif dan hambatan non tariff Untukmelindungi daya saing sektor perikanan Uni Eropa juga memberlakukan sistemquota dan tarif bea masuk yang tinggi selain ketentuan anti - dumping sertacountervailling measures Tarif bea masuk yang dikenakan sangat berfariasi darinegara ndash negara dan dari species ke species Sedang anti ndash dumping dancountervailling duty sampai saat ini hanya diberlakukan oleh Uni Eropa terhadapikan salmon yang diimpor dari Norwegia yaitu sebesar 108 dan 36Safeguard measures juga hanya dipakai oleh Uni Eropa untuk melindungi industridomestik budidaya ikan salmon terhadap harga salmon yang sangat rendah dari4Norwegia Sampai saat ini peraturan tersebut belum pernah digunakan terhadapnegara ndash negara berkembangDengan tingginya tarif bea masuk impor produk perikanan ke UE maka daya saingkomoditi perikanan Indonesia khususnya ikan tuna kaleng menjadi sangat lemahHal ini disebabkan karena tarif bea masuk ikan tuna yang diberlakukan adalah

sebesar 24 padahal ikan tuna kaleng merupakan komoditi andalan ekspor daribeberapa negara anggota ACP dengan tarif bea masuk nol persen Oleh karena itudalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi pergeseran dalam dominasiekspor ikan tuna kalengan dari negara-negara ASEAN ke negara-negara anggotaACP khususnya di Afrika22 Hambatan Non Tarif Uni Eropa memberlakukan berbagai hambatan non ndash tarif khususnya standardmutu dan sanitasi serta isu lingkungan Hambatan non ndash tarif untuk sektorperikanan terutama ( a) Harmonisasi sistem pengawasan mutu sesuaidengan Council Directive No 97296EC hanya unit pengolahaneksportirldquoterdaftarrdquo (mempunyai Approval Number) dari negara-negara yang mempunyaisistem pembinaan mutu yang equivalent (harmonized countries) dengan sistemyang berlaku di Uni Eropa yang diizinkan untuk mengekspor produk perikanan kenegara-negara Uni Eropa (b) Sertifikat Ekspor ndash Setiap ekspor produkperikanan diwajibkan untuk dilengkapi dengan sertifikat mutu (quality certificate)dan sertifikat kesehatan (health certificate) Namun untuk ekspor ke Uni Eropamaka bahasa yang dipergunakan dalam sertifikat harus sesuai dengan bahasanasional negara tujuan Disamping itu sertifikat hanya boleh ditanda tangganioleh inspektur yang telah ter ndash akreditasi dengan menggunakan tinta yangwarnanya sesuai Apabila persyaratan ini tidak dipenuhi maka ekspor produkperikanan tersebut akan ditahan(c) Standard Sanitasi ndash Sesuai denganCouncil directive No 9399EEC dan No 2000207EEC maka semuaproduk makanan termasuk hasil perikanan yang dikespor ke Uni Eropa mutusanitasinya harus sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh Uni Eropa Akantetapi dalam kenyataan standar sanitasi ini sering diberlakukan secara tidaktransparan atau diskriminatif (menggunakan standar ganda) Misalnya dalam5peraturan Uni Eropa tidak ada persyaratan yang menyebutkan bahwa udang beku(kecuali udang rebus beku) harus bebas dari bakteri salmonella Namun dalamperaturan nasional yang dipakai negara ndash negara anggota Uni Eropa dengan tegasmempersyaratkan bahwa semua ekspor udang beku harus bebas dari bakteripathogen(d) Standard mutu ndash walaupun standar mutu yang dipakai relatif lebihlunak dibandingkan dengan standar sanitasi namun pengujian mutu secara

organoleptik masih merupakan cara konvensional yang dulunya lazim dipakaiuntuk menentukan kualitas dan penerimaan produk perikanan impor di pelabuhanmasuk namun dewasa ini diterapkan pula pengujian mikrobiologi dan kimia secaraketat dan akan dikenakan sanksi atau embargo apabila mutu produk yangdiekspor dinyatakan tidak memenuhi standar yang dipersyaratkanIII Staacutendar Mutu yang merupakan Hambatan Non TarifUntuk mengawasi standar sanitasi dan mutu produk perikanan impor akhirakhir ini Uni Eropa mengadakan pengujian laboratorium secara acak(random sampling) yang dikenal dengan Rapid Alert System (RAS) produkhasil perikanan disetiap pelabuhan masuk utamaya untuk Ikan Tuna segarApabila produk perikanan yang diekspor ke Uni Eropa oleh suatuperusahaan mutunya dianggap lsquomeragukanrsquo maka seluruh pelabuhanmasuk dan pejabat verteriner di negara anggota Uni Eropa akan lsquodiingatkanrsquo untuk mewaspadai (menguji kembali) terhadap produk yangmencurigakan tersebut Pengujian Ikan Tuna terutama dilakukan untukHistamin dan Logam berat karena kedua duanya harus dicegah agar tidakmembahayakan konsumen31 HistaminUpaya Pencegahan perkembangan histamin pada produk tuna dalam semuatahapan penanganan dan pengolahan di kapal pembongkaran dan transportasi keperusahaan untuk kegiatan ekspor harus menerapkan Good Handling Practices(GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Penerapan GHP dan GMP inidengan persyaratan antara lain (a) Semua kapal penangkap tuna harus di6monitor suhu penyimpanan dan pendinginan setiap jam selama prosespenangkapan berlangsung agar suhu tuna dapat dipertahankan dibawah 440CPenekanan suhu ini disebabkan oleh karena formasi histamin dari histidinadecarboxilation yang dapat memperkecil suhu dibawah 440C Untuk produk tunabeku di kapal suhu maksimum yang harus dipertahankan adalah - 180C (b)Setelah proses penangkapan tuna harus dimatikan dengan segera diiukuti olehpendarahan dan apabila ada tuna yang mati di tempat pendaratan maka harusdilakukan uji organoleptik dan hanya tuna yang bermutu baik yang memenuhistadard UE yang dipergunakan untuk proses selanjutnyaKondisi minimum produk tuna adalah sebagai berikut

1048633 Penampakan Bersih cerah dan bersisik dan Tidak ada indikasi yangberpengaruh terhadap kerusakan fisik dan lendir pada permukaan tuna1048633 Mata Cembung dan cerah serta bening1048633 Insang Merah berbau segar dan tertutp lendir bening1048633 Tekstur Kompak dan solid (jika ditekan dengan tanganjari)Pengawas mutu di perusahaan dan laboratoirum harus mencek record keeping suhutuna ketika didaratkan di tempat pendaratan diiukiti dengan contoh paling sedikit 9sampel per bacth untuk di lakukan uji oraganoleptik dan histamin Selama tidakditempat pendaratan dan transporatasi ke perusahaan tuna harus disimpan padakondisi yang dingin dengan mempergunakan ldquoSlurry icerdquo atau Chilled Sea Waterrdquodalam cold box yang berinsulasi Tindakan pencegahan segera di lakukan terhadapperubahan suhu (temperatura abuse) dan matahari selama pengangkutan keperusahaanSelama penanganan dan proses di persuhaan sistem rantai dingin harus dipertahankan (maximum of core temperatura 440C) dan diikuti dengan pengecekansetiap jam dalam semua tahapan prosesHealth Certificate (HC) merupakan permasalahan jika suhu setiap proses mengikutistandar UE dan sekaligus hasil uji organoleptik terhadap kadar histamine mengacupada standar UE Dari Sembilan (9) sampel yang diuji persyaratan yang di ikutisebagai berikut (a) Nilai harus tidak lebih dari 100 ppm (b) Dua sampel harus7mempunyai nilai lebih dari 100 ppm tetapi tidak kurang dari 200 ppm (c) Tidak adasampel yang mempunyai nilai lebih dari 200 ppm32 Logam BeratBahan Kimia berupa logam berat atau logam lainnya yang Keberadaannyapada batas tertentu dalam produk pangan air dan udara tidak dikehendakiBahan ini mungkin ada dalam produk pangan sebagai akibat dari berbagai_ iacutean_ dalam proses produksipengemasantransportasi atau darikontaminasi lingkunganKehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural) dan

terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic) contohnya padakegiatan pertambanganCemaran kimia ini disebabkan oleh elemen kimia metalik yang memiliki beratatom dan densitas yang tinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini Sangayrendah maka dapat bersifat racun bagi makluk hidupAda beberapa unsur yang terdapat pada logam berat antara _ iacutean Mercuri(Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb) Arsen (As) dll1048633 Mercuri (Hg) ndash _ iacutean_ a salah satu logam berat yang berbahaya dandapat terjadi secara alamiah dilingkungan sekaligus merupakan hasilperombakan mineral dialam melalui proses cuaca dan iklim dari air danangin serta berupa logam cair berwarna putih Keperakan mengkilat dantidak berbau dapat ditemukan di udara tanah dan air dekat tempattempatkotor dan berbahaya1048633 Dapat berikatan dengan senyawa _ iacutean seperti klorin sulfur atau oksigenmembentuk senyawa atau merkuri dan secara alamiah merkuri dapatterjadi dalam beberapa bentuk dilingkuganalam Bisanya secara alamiahpula ditemukanberada pada ikan laut atau kekerangan plusmn 10 ppmMerkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyerapan udarayang dapat mengandung bauupa metalik merkuri atau ketikamengkonsumsi makanan yang tercemar merkuri Ketika menyerap uapmerkuri 80 merkuri akan masuk ke dalam darah secara langsung dari8paru-paru dan secara cepat menyebar kebagian tubuh lain seperti otakdan ginjal1048633 Batas penggunaan merkuri di Indonesia (SK DIRJEN POM 1989) dandinegara asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang membatasi cemaranmerkuri dalam produk pangan berkisar antara 0003 ndash 05 mgkg (ppm)CAC membatasi cemaran produk merkuri hanya dalam produk ikansebesar 05 ndash 10 ppm dan air 0001 mgl Sementara untuk negaranegaradi Uni Eropa dan Australia hanya dalam produk ikan sebesar 05 ndash10 ppm dan Amerika melalui NATIONAL PRIMARY DRINKING WATERREGULATIONS menetapkan batas cemaran merkuri dalam air sebesar

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

Uni Eropa yang dulu terdiri hanya 15 negara sekarang sudah menjadi 25 negaramengimpor produk hasil perikanan lebih dari 40 total kebutuhan ikannyamerupkan salah satu pasar ekspor hasil perikanan dan kelautan dari IndonesiaDengan adanya ketergantungan terhadap produk perikanan dari negara ketigamaka peluang ini harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan upayameningkatkan kualitas dan kuantitas produk perikanan dan kelautan dipasar UniEropa Bagi UE Indonesia merupakan mitra dagang yang sangat potensial untukproduk perikanan dan kelautan hal ini dapat di lihat dari jumlah Approval Numberperusahaan pengolah perikanan di Indonesia yang melakukan ekspor produk hasilperikanan ke UE Beberapa jenis komodi utama hasil perikanan di pasar UE antaralain Swordfish Ikan Marlin Tuna (Segar loin maupun dalam bentuk tuna kaleng)Oil fish Udang (black tiger shrimps maupun black pink shrimps serta frog legsPermasalahan utama produk perikanan Indonesia ke UE adalah kualitasatau jaminan mutu yang umumnya tidak sesuai dengan standard yangdiberlakukan oleh Uni Eropa Komisi UE sejak pertengahan tahun 2003sampai awal tahun 2004 telah memasukan sejumlah eksportir perusahaanpengolah perikanan (establishment) Indonesia dalam daftar Rapid AlertSystem for Food and Feed (RASFF) dan frekuensi ini cenderung meningkatkarena masih banyaknya eksportir Indonesia memenuhi standard yangberlaku Penyebab Rapid Alert System ( RAS) adalah karena ditemukannyabeberapa jenis komoditi ikan yang miliki kandungan histamine yang sangattinggi (tuna) swordfish yang tercemar oleh logam berat (cadmium danmercury)3II HAMBATAN EKSPOR PRODUK PERIKANAN21 Hambatan TarifPermintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestik maupuninternasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring denganmeningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan (income)terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadi White Meatrdquo serta

menurunya konsumsi daging sebagai akibat dari merebaknya berbagai penyakitternak seperti BSE (bovine spongiform encephalopaty) dan penyakit mulut dankuku Disamping itu akhir ndash akhir ini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganicfoodrdquo termasuk ldquoorganic fishrdquo khususnya dinegara-negara majuSementara itu kebijakan UE dibidang perikanan yang diatur secara khusus dalamCommon Fisheries Policy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapanterhadap pengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun program-programyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikan diwilayah pantai (6 ndash12 mile) pengaturan sistem pemberian quota dan TAC (Total allowable cacth)penanggulangan pencemaran laut peningkatan kemampuan MCS (MonitoringControl and Surveillance) pengaturan sistem subsidi perikanan danpengembangan kemitraan penangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itudalam mengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiap kebijaksanaanpembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan Dalam perdaganganinternasional dikenal adanya hambatan tarif dan hambatan non tariff Untukmelindungi daya saing sektor perikanan Uni Eropa juga memberlakukan sistemquota dan tarif bea masuk yang tinggi selain ketentuan anti - dumping sertacountervailling measures Tarif bea masuk yang dikenakan sangat berfariasi darinegara ndash negara dan dari species ke species Sedang anti ndash dumping dancountervailling duty sampai saat ini hanya diberlakukan oleh Uni Eropa terhadapikan salmon yang diimpor dari Norwegia yaitu sebesar 108 dan 36Safeguard measures juga hanya dipakai oleh Uni Eropa untuk melindungi industridomestik budidaya ikan salmon terhadap harga salmon yang sangat rendah dari4Norwegia Sampai saat ini peraturan tersebut belum pernah digunakan terhadapnegara ndash negara berkembangDengan tingginya tarif bea masuk impor produk perikanan ke UE maka daya saingkomoditi perikanan Indonesia khususnya ikan tuna kaleng menjadi sangat lemahHal ini disebabkan karena tarif bea masuk ikan tuna yang diberlakukan adalah

sebesar 24 padahal ikan tuna kaleng merupakan komoditi andalan ekspor daribeberapa negara anggota ACP dengan tarif bea masuk nol persen Oleh karena itudalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi pergeseran dalam dominasiekspor ikan tuna kalengan dari negara-negara ASEAN ke negara-negara anggotaACP khususnya di Afrika22 Hambatan Non Tarif Uni Eropa memberlakukan berbagai hambatan non ndash tarif khususnya standardmutu dan sanitasi serta isu lingkungan Hambatan non ndash tarif untuk sektorperikanan terutama ( a) Harmonisasi sistem pengawasan mutu sesuaidengan Council Directive No 97296EC hanya unit pengolahaneksportirldquoterdaftarrdquo (mempunyai Approval Number) dari negara-negara yang mempunyaisistem pembinaan mutu yang equivalent (harmonized countries) dengan sistemyang berlaku di Uni Eropa yang diizinkan untuk mengekspor produk perikanan kenegara-negara Uni Eropa (b) Sertifikat Ekspor ndash Setiap ekspor produkperikanan diwajibkan untuk dilengkapi dengan sertifikat mutu (quality certificate)dan sertifikat kesehatan (health certificate) Namun untuk ekspor ke Uni Eropamaka bahasa yang dipergunakan dalam sertifikat harus sesuai dengan bahasanasional negara tujuan Disamping itu sertifikat hanya boleh ditanda tangganioleh inspektur yang telah ter ndash akreditasi dengan menggunakan tinta yangwarnanya sesuai Apabila persyaratan ini tidak dipenuhi maka ekspor produkperikanan tersebut akan ditahan(c) Standard Sanitasi ndash Sesuai denganCouncil directive No 9399EEC dan No 2000207EEC maka semuaproduk makanan termasuk hasil perikanan yang dikespor ke Uni Eropa mutusanitasinya harus sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh Uni Eropa Akantetapi dalam kenyataan standar sanitasi ini sering diberlakukan secara tidaktransparan atau diskriminatif (menggunakan standar ganda) Misalnya dalam5peraturan Uni Eropa tidak ada persyaratan yang menyebutkan bahwa udang beku(kecuali udang rebus beku) harus bebas dari bakteri salmonella Namun dalamperaturan nasional yang dipakai negara ndash negara anggota Uni Eropa dengan tegasmempersyaratkan bahwa semua ekspor udang beku harus bebas dari bakteripathogen(d) Standard mutu ndash walaupun standar mutu yang dipakai relatif lebihlunak dibandingkan dengan standar sanitasi namun pengujian mutu secara

organoleptik masih merupakan cara konvensional yang dulunya lazim dipakaiuntuk menentukan kualitas dan penerimaan produk perikanan impor di pelabuhanmasuk namun dewasa ini diterapkan pula pengujian mikrobiologi dan kimia secaraketat dan akan dikenakan sanksi atau embargo apabila mutu produk yangdiekspor dinyatakan tidak memenuhi standar yang dipersyaratkanIII Staacutendar Mutu yang merupakan Hambatan Non TarifUntuk mengawasi standar sanitasi dan mutu produk perikanan impor akhirakhir ini Uni Eropa mengadakan pengujian laboratorium secara acak(random sampling) yang dikenal dengan Rapid Alert System (RAS) produkhasil perikanan disetiap pelabuhan masuk utamaya untuk Ikan Tuna segarApabila produk perikanan yang diekspor ke Uni Eropa oleh suatuperusahaan mutunya dianggap lsquomeragukanrsquo maka seluruh pelabuhanmasuk dan pejabat verteriner di negara anggota Uni Eropa akan lsquodiingatkanrsquo untuk mewaspadai (menguji kembali) terhadap produk yangmencurigakan tersebut Pengujian Ikan Tuna terutama dilakukan untukHistamin dan Logam berat karena kedua duanya harus dicegah agar tidakmembahayakan konsumen31 HistaminUpaya Pencegahan perkembangan histamin pada produk tuna dalam semuatahapan penanganan dan pengolahan di kapal pembongkaran dan transportasi keperusahaan untuk kegiatan ekspor harus menerapkan Good Handling Practices(GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Penerapan GHP dan GMP inidengan persyaratan antara lain (a) Semua kapal penangkap tuna harus di6monitor suhu penyimpanan dan pendinginan setiap jam selama prosespenangkapan berlangsung agar suhu tuna dapat dipertahankan dibawah 440CPenekanan suhu ini disebabkan oleh karena formasi histamin dari histidinadecarboxilation yang dapat memperkecil suhu dibawah 440C Untuk produk tunabeku di kapal suhu maksimum yang harus dipertahankan adalah - 180C (b)Setelah proses penangkapan tuna harus dimatikan dengan segera diiukuti olehpendarahan dan apabila ada tuna yang mati di tempat pendaratan maka harusdilakukan uji organoleptik dan hanya tuna yang bermutu baik yang memenuhistadard UE yang dipergunakan untuk proses selanjutnyaKondisi minimum produk tuna adalah sebagai berikut

1048633 Penampakan Bersih cerah dan bersisik dan Tidak ada indikasi yangberpengaruh terhadap kerusakan fisik dan lendir pada permukaan tuna1048633 Mata Cembung dan cerah serta bening1048633 Insang Merah berbau segar dan tertutp lendir bening1048633 Tekstur Kompak dan solid (jika ditekan dengan tanganjari)Pengawas mutu di perusahaan dan laboratoirum harus mencek record keeping suhutuna ketika didaratkan di tempat pendaratan diiukiti dengan contoh paling sedikit 9sampel per bacth untuk di lakukan uji oraganoleptik dan histamin Selama tidakditempat pendaratan dan transporatasi ke perusahaan tuna harus disimpan padakondisi yang dingin dengan mempergunakan ldquoSlurry icerdquo atau Chilled Sea Waterrdquodalam cold box yang berinsulasi Tindakan pencegahan segera di lakukan terhadapperubahan suhu (temperatura abuse) dan matahari selama pengangkutan keperusahaanSelama penanganan dan proses di persuhaan sistem rantai dingin harus dipertahankan (maximum of core temperatura 440C) dan diikuti dengan pengecekansetiap jam dalam semua tahapan prosesHealth Certificate (HC) merupakan permasalahan jika suhu setiap proses mengikutistandar UE dan sekaligus hasil uji organoleptik terhadap kadar histamine mengacupada standar UE Dari Sembilan (9) sampel yang diuji persyaratan yang di ikutisebagai berikut (a) Nilai harus tidak lebih dari 100 ppm (b) Dua sampel harus7mempunyai nilai lebih dari 100 ppm tetapi tidak kurang dari 200 ppm (c) Tidak adasampel yang mempunyai nilai lebih dari 200 ppm32 Logam BeratBahan Kimia berupa logam berat atau logam lainnya yang Keberadaannyapada batas tertentu dalam produk pangan air dan udara tidak dikehendakiBahan ini mungkin ada dalam produk pangan sebagai akibat dari berbagai_ iacutean_ dalam proses produksipengemasantransportasi atau darikontaminasi lingkunganKehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural) dan

terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic) contohnya padakegiatan pertambanganCemaran kimia ini disebabkan oleh elemen kimia metalik yang memiliki beratatom dan densitas yang tinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini Sangayrendah maka dapat bersifat racun bagi makluk hidupAda beberapa unsur yang terdapat pada logam berat antara _ iacutean Mercuri(Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb) Arsen (As) dll1048633 Mercuri (Hg) ndash _ iacutean_ a salah satu logam berat yang berbahaya dandapat terjadi secara alamiah dilingkungan sekaligus merupakan hasilperombakan mineral dialam melalui proses cuaca dan iklim dari air danangin serta berupa logam cair berwarna putih Keperakan mengkilat dantidak berbau dapat ditemukan di udara tanah dan air dekat tempattempatkotor dan berbahaya1048633 Dapat berikatan dengan senyawa _ iacutean seperti klorin sulfur atau oksigenmembentuk senyawa atau merkuri dan secara alamiah merkuri dapatterjadi dalam beberapa bentuk dilingkuganalam Bisanya secara alamiahpula ditemukanberada pada ikan laut atau kekerangan plusmn 10 ppmMerkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyerapan udarayang dapat mengandung bauupa metalik merkuri atau ketikamengkonsumsi makanan yang tercemar merkuri Ketika menyerap uapmerkuri 80 merkuri akan masuk ke dalam darah secara langsung dari8paru-paru dan secara cepat menyebar kebagian tubuh lain seperti otakdan ginjal1048633 Batas penggunaan merkuri di Indonesia (SK DIRJEN POM 1989) dandinegara asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang membatasi cemaranmerkuri dalam produk pangan berkisar antara 0003 ndash 05 mgkg (ppm)CAC membatasi cemaran produk merkuri hanya dalam produk ikansebesar 05 ndash 10 ppm dan air 0001 mgl Sementara untuk negaranegaradi Uni Eropa dan Australia hanya dalam produk ikan sebesar 05 ndash10 ppm dan Amerika melalui NATIONAL PRIMARY DRINKING WATERREGULATIONS menetapkan batas cemaran merkuri dalam air sebesar

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

menurunya konsumsi daging sebagai akibat dari merebaknya berbagai penyakitternak seperti BSE (bovine spongiform encephalopaty) dan penyakit mulut dankuku Disamping itu akhir ndash akhir ini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganicfoodrdquo termasuk ldquoorganic fishrdquo khususnya dinegara-negara majuSementara itu kebijakan UE dibidang perikanan yang diatur secara khusus dalamCommon Fisheries Policy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapanterhadap pengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun program-programyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikan diwilayah pantai (6 ndash12 mile) pengaturan sistem pemberian quota dan TAC (Total allowable cacth)penanggulangan pencemaran laut peningkatan kemampuan MCS (MonitoringControl and Surveillance) pengaturan sistem subsidi perikanan danpengembangan kemitraan penangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itudalam mengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiap kebijaksanaanpembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan Dalam perdaganganinternasional dikenal adanya hambatan tarif dan hambatan non tariff Untukmelindungi daya saing sektor perikanan Uni Eropa juga memberlakukan sistemquota dan tarif bea masuk yang tinggi selain ketentuan anti - dumping sertacountervailling measures Tarif bea masuk yang dikenakan sangat berfariasi darinegara ndash negara dan dari species ke species Sedang anti ndash dumping dancountervailling duty sampai saat ini hanya diberlakukan oleh Uni Eropa terhadapikan salmon yang diimpor dari Norwegia yaitu sebesar 108 dan 36Safeguard measures juga hanya dipakai oleh Uni Eropa untuk melindungi industridomestik budidaya ikan salmon terhadap harga salmon yang sangat rendah dari4Norwegia Sampai saat ini peraturan tersebut belum pernah digunakan terhadapnegara ndash negara berkembangDengan tingginya tarif bea masuk impor produk perikanan ke UE maka daya saingkomoditi perikanan Indonesia khususnya ikan tuna kaleng menjadi sangat lemahHal ini disebabkan karena tarif bea masuk ikan tuna yang diberlakukan adalah

sebesar 24 padahal ikan tuna kaleng merupakan komoditi andalan ekspor daribeberapa negara anggota ACP dengan tarif bea masuk nol persen Oleh karena itudalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi pergeseran dalam dominasiekspor ikan tuna kalengan dari negara-negara ASEAN ke negara-negara anggotaACP khususnya di Afrika22 Hambatan Non Tarif Uni Eropa memberlakukan berbagai hambatan non ndash tarif khususnya standardmutu dan sanitasi serta isu lingkungan Hambatan non ndash tarif untuk sektorperikanan terutama ( a) Harmonisasi sistem pengawasan mutu sesuaidengan Council Directive No 97296EC hanya unit pengolahaneksportirldquoterdaftarrdquo (mempunyai Approval Number) dari negara-negara yang mempunyaisistem pembinaan mutu yang equivalent (harmonized countries) dengan sistemyang berlaku di Uni Eropa yang diizinkan untuk mengekspor produk perikanan kenegara-negara Uni Eropa (b) Sertifikat Ekspor ndash Setiap ekspor produkperikanan diwajibkan untuk dilengkapi dengan sertifikat mutu (quality certificate)dan sertifikat kesehatan (health certificate) Namun untuk ekspor ke Uni Eropamaka bahasa yang dipergunakan dalam sertifikat harus sesuai dengan bahasanasional negara tujuan Disamping itu sertifikat hanya boleh ditanda tangganioleh inspektur yang telah ter ndash akreditasi dengan menggunakan tinta yangwarnanya sesuai Apabila persyaratan ini tidak dipenuhi maka ekspor produkperikanan tersebut akan ditahan(c) Standard Sanitasi ndash Sesuai denganCouncil directive No 9399EEC dan No 2000207EEC maka semuaproduk makanan termasuk hasil perikanan yang dikespor ke Uni Eropa mutusanitasinya harus sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh Uni Eropa Akantetapi dalam kenyataan standar sanitasi ini sering diberlakukan secara tidaktransparan atau diskriminatif (menggunakan standar ganda) Misalnya dalam5peraturan Uni Eropa tidak ada persyaratan yang menyebutkan bahwa udang beku(kecuali udang rebus beku) harus bebas dari bakteri salmonella Namun dalamperaturan nasional yang dipakai negara ndash negara anggota Uni Eropa dengan tegasmempersyaratkan bahwa semua ekspor udang beku harus bebas dari bakteripathogen(d) Standard mutu ndash walaupun standar mutu yang dipakai relatif lebihlunak dibandingkan dengan standar sanitasi namun pengujian mutu secara

organoleptik masih merupakan cara konvensional yang dulunya lazim dipakaiuntuk menentukan kualitas dan penerimaan produk perikanan impor di pelabuhanmasuk namun dewasa ini diterapkan pula pengujian mikrobiologi dan kimia secaraketat dan akan dikenakan sanksi atau embargo apabila mutu produk yangdiekspor dinyatakan tidak memenuhi standar yang dipersyaratkanIII Staacutendar Mutu yang merupakan Hambatan Non TarifUntuk mengawasi standar sanitasi dan mutu produk perikanan impor akhirakhir ini Uni Eropa mengadakan pengujian laboratorium secara acak(random sampling) yang dikenal dengan Rapid Alert System (RAS) produkhasil perikanan disetiap pelabuhan masuk utamaya untuk Ikan Tuna segarApabila produk perikanan yang diekspor ke Uni Eropa oleh suatuperusahaan mutunya dianggap lsquomeragukanrsquo maka seluruh pelabuhanmasuk dan pejabat verteriner di negara anggota Uni Eropa akan lsquodiingatkanrsquo untuk mewaspadai (menguji kembali) terhadap produk yangmencurigakan tersebut Pengujian Ikan Tuna terutama dilakukan untukHistamin dan Logam berat karena kedua duanya harus dicegah agar tidakmembahayakan konsumen31 HistaminUpaya Pencegahan perkembangan histamin pada produk tuna dalam semuatahapan penanganan dan pengolahan di kapal pembongkaran dan transportasi keperusahaan untuk kegiatan ekspor harus menerapkan Good Handling Practices(GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Penerapan GHP dan GMP inidengan persyaratan antara lain (a) Semua kapal penangkap tuna harus di6monitor suhu penyimpanan dan pendinginan setiap jam selama prosespenangkapan berlangsung agar suhu tuna dapat dipertahankan dibawah 440CPenekanan suhu ini disebabkan oleh karena formasi histamin dari histidinadecarboxilation yang dapat memperkecil suhu dibawah 440C Untuk produk tunabeku di kapal suhu maksimum yang harus dipertahankan adalah - 180C (b)Setelah proses penangkapan tuna harus dimatikan dengan segera diiukuti olehpendarahan dan apabila ada tuna yang mati di tempat pendaratan maka harusdilakukan uji organoleptik dan hanya tuna yang bermutu baik yang memenuhistadard UE yang dipergunakan untuk proses selanjutnyaKondisi minimum produk tuna adalah sebagai berikut

1048633 Penampakan Bersih cerah dan bersisik dan Tidak ada indikasi yangberpengaruh terhadap kerusakan fisik dan lendir pada permukaan tuna1048633 Mata Cembung dan cerah serta bening1048633 Insang Merah berbau segar dan tertutp lendir bening1048633 Tekstur Kompak dan solid (jika ditekan dengan tanganjari)Pengawas mutu di perusahaan dan laboratoirum harus mencek record keeping suhutuna ketika didaratkan di tempat pendaratan diiukiti dengan contoh paling sedikit 9sampel per bacth untuk di lakukan uji oraganoleptik dan histamin Selama tidakditempat pendaratan dan transporatasi ke perusahaan tuna harus disimpan padakondisi yang dingin dengan mempergunakan ldquoSlurry icerdquo atau Chilled Sea Waterrdquodalam cold box yang berinsulasi Tindakan pencegahan segera di lakukan terhadapperubahan suhu (temperatura abuse) dan matahari selama pengangkutan keperusahaanSelama penanganan dan proses di persuhaan sistem rantai dingin harus dipertahankan (maximum of core temperatura 440C) dan diikuti dengan pengecekansetiap jam dalam semua tahapan prosesHealth Certificate (HC) merupakan permasalahan jika suhu setiap proses mengikutistandar UE dan sekaligus hasil uji organoleptik terhadap kadar histamine mengacupada standar UE Dari Sembilan (9) sampel yang diuji persyaratan yang di ikutisebagai berikut (a) Nilai harus tidak lebih dari 100 ppm (b) Dua sampel harus7mempunyai nilai lebih dari 100 ppm tetapi tidak kurang dari 200 ppm (c) Tidak adasampel yang mempunyai nilai lebih dari 200 ppm32 Logam BeratBahan Kimia berupa logam berat atau logam lainnya yang Keberadaannyapada batas tertentu dalam produk pangan air dan udara tidak dikehendakiBahan ini mungkin ada dalam produk pangan sebagai akibat dari berbagai_ iacutean_ dalam proses produksipengemasantransportasi atau darikontaminasi lingkunganKehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural) dan

terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic) contohnya padakegiatan pertambanganCemaran kimia ini disebabkan oleh elemen kimia metalik yang memiliki beratatom dan densitas yang tinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini Sangayrendah maka dapat bersifat racun bagi makluk hidupAda beberapa unsur yang terdapat pada logam berat antara _ iacutean Mercuri(Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb) Arsen (As) dll1048633 Mercuri (Hg) ndash _ iacutean_ a salah satu logam berat yang berbahaya dandapat terjadi secara alamiah dilingkungan sekaligus merupakan hasilperombakan mineral dialam melalui proses cuaca dan iklim dari air danangin serta berupa logam cair berwarna putih Keperakan mengkilat dantidak berbau dapat ditemukan di udara tanah dan air dekat tempattempatkotor dan berbahaya1048633 Dapat berikatan dengan senyawa _ iacutean seperti klorin sulfur atau oksigenmembentuk senyawa atau merkuri dan secara alamiah merkuri dapatterjadi dalam beberapa bentuk dilingkuganalam Bisanya secara alamiahpula ditemukanberada pada ikan laut atau kekerangan plusmn 10 ppmMerkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyerapan udarayang dapat mengandung bauupa metalik merkuri atau ketikamengkonsumsi makanan yang tercemar merkuri Ketika menyerap uapmerkuri 80 merkuri akan masuk ke dalam darah secara langsung dari8paru-paru dan secara cepat menyebar kebagian tubuh lain seperti otakdan ginjal1048633 Batas penggunaan merkuri di Indonesia (SK DIRJEN POM 1989) dandinegara asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang membatasi cemaranmerkuri dalam produk pangan berkisar antara 0003 ndash 05 mgkg (ppm)CAC membatasi cemaran produk merkuri hanya dalam produk ikansebesar 05 ndash 10 ppm dan air 0001 mgl Sementara untuk negaranegaradi Uni Eropa dan Australia hanya dalam produk ikan sebesar 05 ndash10 ppm dan Amerika melalui NATIONAL PRIMARY DRINKING WATERREGULATIONS menetapkan batas cemaran merkuri dalam air sebesar

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

sebesar 24 padahal ikan tuna kaleng merupakan komoditi andalan ekspor daribeberapa negara anggota ACP dengan tarif bea masuk nol persen Oleh karena itudalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi pergeseran dalam dominasiekspor ikan tuna kalengan dari negara-negara ASEAN ke negara-negara anggotaACP khususnya di Afrika22 Hambatan Non Tarif Uni Eropa memberlakukan berbagai hambatan non ndash tarif khususnya standardmutu dan sanitasi serta isu lingkungan Hambatan non ndash tarif untuk sektorperikanan terutama ( a) Harmonisasi sistem pengawasan mutu sesuaidengan Council Directive No 97296EC hanya unit pengolahaneksportirldquoterdaftarrdquo (mempunyai Approval Number) dari negara-negara yang mempunyaisistem pembinaan mutu yang equivalent (harmonized countries) dengan sistemyang berlaku di Uni Eropa yang diizinkan untuk mengekspor produk perikanan kenegara-negara Uni Eropa (b) Sertifikat Ekspor ndash Setiap ekspor produkperikanan diwajibkan untuk dilengkapi dengan sertifikat mutu (quality certificate)dan sertifikat kesehatan (health certificate) Namun untuk ekspor ke Uni Eropamaka bahasa yang dipergunakan dalam sertifikat harus sesuai dengan bahasanasional negara tujuan Disamping itu sertifikat hanya boleh ditanda tangganioleh inspektur yang telah ter ndash akreditasi dengan menggunakan tinta yangwarnanya sesuai Apabila persyaratan ini tidak dipenuhi maka ekspor produkperikanan tersebut akan ditahan(c) Standard Sanitasi ndash Sesuai denganCouncil directive No 9399EEC dan No 2000207EEC maka semuaproduk makanan termasuk hasil perikanan yang dikespor ke Uni Eropa mutusanitasinya harus sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh Uni Eropa Akantetapi dalam kenyataan standar sanitasi ini sering diberlakukan secara tidaktransparan atau diskriminatif (menggunakan standar ganda) Misalnya dalam5peraturan Uni Eropa tidak ada persyaratan yang menyebutkan bahwa udang beku(kecuali udang rebus beku) harus bebas dari bakteri salmonella Namun dalamperaturan nasional yang dipakai negara ndash negara anggota Uni Eropa dengan tegasmempersyaratkan bahwa semua ekspor udang beku harus bebas dari bakteripathogen(d) Standard mutu ndash walaupun standar mutu yang dipakai relatif lebihlunak dibandingkan dengan standar sanitasi namun pengujian mutu secara

organoleptik masih merupakan cara konvensional yang dulunya lazim dipakaiuntuk menentukan kualitas dan penerimaan produk perikanan impor di pelabuhanmasuk namun dewasa ini diterapkan pula pengujian mikrobiologi dan kimia secaraketat dan akan dikenakan sanksi atau embargo apabila mutu produk yangdiekspor dinyatakan tidak memenuhi standar yang dipersyaratkanIII Staacutendar Mutu yang merupakan Hambatan Non TarifUntuk mengawasi standar sanitasi dan mutu produk perikanan impor akhirakhir ini Uni Eropa mengadakan pengujian laboratorium secara acak(random sampling) yang dikenal dengan Rapid Alert System (RAS) produkhasil perikanan disetiap pelabuhan masuk utamaya untuk Ikan Tuna segarApabila produk perikanan yang diekspor ke Uni Eropa oleh suatuperusahaan mutunya dianggap lsquomeragukanrsquo maka seluruh pelabuhanmasuk dan pejabat verteriner di negara anggota Uni Eropa akan lsquodiingatkanrsquo untuk mewaspadai (menguji kembali) terhadap produk yangmencurigakan tersebut Pengujian Ikan Tuna terutama dilakukan untukHistamin dan Logam berat karena kedua duanya harus dicegah agar tidakmembahayakan konsumen31 HistaminUpaya Pencegahan perkembangan histamin pada produk tuna dalam semuatahapan penanganan dan pengolahan di kapal pembongkaran dan transportasi keperusahaan untuk kegiatan ekspor harus menerapkan Good Handling Practices(GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Penerapan GHP dan GMP inidengan persyaratan antara lain (a) Semua kapal penangkap tuna harus di6monitor suhu penyimpanan dan pendinginan setiap jam selama prosespenangkapan berlangsung agar suhu tuna dapat dipertahankan dibawah 440CPenekanan suhu ini disebabkan oleh karena formasi histamin dari histidinadecarboxilation yang dapat memperkecil suhu dibawah 440C Untuk produk tunabeku di kapal suhu maksimum yang harus dipertahankan adalah - 180C (b)Setelah proses penangkapan tuna harus dimatikan dengan segera diiukuti olehpendarahan dan apabila ada tuna yang mati di tempat pendaratan maka harusdilakukan uji organoleptik dan hanya tuna yang bermutu baik yang memenuhistadard UE yang dipergunakan untuk proses selanjutnyaKondisi minimum produk tuna adalah sebagai berikut

1048633 Penampakan Bersih cerah dan bersisik dan Tidak ada indikasi yangberpengaruh terhadap kerusakan fisik dan lendir pada permukaan tuna1048633 Mata Cembung dan cerah serta bening1048633 Insang Merah berbau segar dan tertutp lendir bening1048633 Tekstur Kompak dan solid (jika ditekan dengan tanganjari)Pengawas mutu di perusahaan dan laboratoirum harus mencek record keeping suhutuna ketika didaratkan di tempat pendaratan diiukiti dengan contoh paling sedikit 9sampel per bacth untuk di lakukan uji oraganoleptik dan histamin Selama tidakditempat pendaratan dan transporatasi ke perusahaan tuna harus disimpan padakondisi yang dingin dengan mempergunakan ldquoSlurry icerdquo atau Chilled Sea Waterrdquodalam cold box yang berinsulasi Tindakan pencegahan segera di lakukan terhadapperubahan suhu (temperatura abuse) dan matahari selama pengangkutan keperusahaanSelama penanganan dan proses di persuhaan sistem rantai dingin harus dipertahankan (maximum of core temperatura 440C) dan diikuti dengan pengecekansetiap jam dalam semua tahapan prosesHealth Certificate (HC) merupakan permasalahan jika suhu setiap proses mengikutistandar UE dan sekaligus hasil uji organoleptik terhadap kadar histamine mengacupada standar UE Dari Sembilan (9) sampel yang diuji persyaratan yang di ikutisebagai berikut (a) Nilai harus tidak lebih dari 100 ppm (b) Dua sampel harus7mempunyai nilai lebih dari 100 ppm tetapi tidak kurang dari 200 ppm (c) Tidak adasampel yang mempunyai nilai lebih dari 200 ppm32 Logam BeratBahan Kimia berupa logam berat atau logam lainnya yang Keberadaannyapada batas tertentu dalam produk pangan air dan udara tidak dikehendakiBahan ini mungkin ada dalam produk pangan sebagai akibat dari berbagai_ iacutean_ dalam proses produksipengemasantransportasi atau darikontaminasi lingkunganKehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural) dan

terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic) contohnya padakegiatan pertambanganCemaran kimia ini disebabkan oleh elemen kimia metalik yang memiliki beratatom dan densitas yang tinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini Sangayrendah maka dapat bersifat racun bagi makluk hidupAda beberapa unsur yang terdapat pada logam berat antara _ iacutean Mercuri(Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb) Arsen (As) dll1048633 Mercuri (Hg) ndash _ iacutean_ a salah satu logam berat yang berbahaya dandapat terjadi secara alamiah dilingkungan sekaligus merupakan hasilperombakan mineral dialam melalui proses cuaca dan iklim dari air danangin serta berupa logam cair berwarna putih Keperakan mengkilat dantidak berbau dapat ditemukan di udara tanah dan air dekat tempattempatkotor dan berbahaya1048633 Dapat berikatan dengan senyawa _ iacutean seperti klorin sulfur atau oksigenmembentuk senyawa atau merkuri dan secara alamiah merkuri dapatterjadi dalam beberapa bentuk dilingkuganalam Bisanya secara alamiahpula ditemukanberada pada ikan laut atau kekerangan plusmn 10 ppmMerkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyerapan udarayang dapat mengandung bauupa metalik merkuri atau ketikamengkonsumsi makanan yang tercemar merkuri Ketika menyerap uapmerkuri 80 merkuri akan masuk ke dalam darah secara langsung dari8paru-paru dan secara cepat menyebar kebagian tubuh lain seperti otakdan ginjal1048633 Batas penggunaan merkuri di Indonesia (SK DIRJEN POM 1989) dandinegara asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang membatasi cemaranmerkuri dalam produk pangan berkisar antara 0003 ndash 05 mgkg (ppm)CAC membatasi cemaran produk merkuri hanya dalam produk ikansebesar 05 ndash 10 ppm dan air 0001 mgl Sementara untuk negaranegaradi Uni Eropa dan Australia hanya dalam produk ikan sebesar 05 ndash10 ppm dan Amerika melalui NATIONAL PRIMARY DRINKING WATERREGULATIONS menetapkan batas cemaran merkuri dalam air sebesar

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

organoleptik masih merupakan cara konvensional yang dulunya lazim dipakaiuntuk menentukan kualitas dan penerimaan produk perikanan impor di pelabuhanmasuk namun dewasa ini diterapkan pula pengujian mikrobiologi dan kimia secaraketat dan akan dikenakan sanksi atau embargo apabila mutu produk yangdiekspor dinyatakan tidak memenuhi standar yang dipersyaratkanIII Staacutendar Mutu yang merupakan Hambatan Non TarifUntuk mengawasi standar sanitasi dan mutu produk perikanan impor akhirakhir ini Uni Eropa mengadakan pengujian laboratorium secara acak(random sampling) yang dikenal dengan Rapid Alert System (RAS) produkhasil perikanan disetiap pelabuhan masuk utamaya untuk Ikan Tuna segarApabila produk perikanan yang diekspor ke Uni Eropa oleh suatuperusahaan mutunya dianggap lsquomeragukanrsquo maka seluruh pelabuhanmasuk dan pejabat verteriner di negara anggota Uni Eropa akan lsquodiingatkanrsquo untuk mewaspadai (menguji kembali) terhadap produk yangmencurigakan tersebut Pengujian Ikan Tuna terutama dilakukan untukHistamin dan Logam berat karena kedua duanya harus dicegah agar tidakmembahayakan konsumen31 HistaminUpaya Pencegahan perkembangan histamin pada produk tuna dalam semuatahapan penanganan dan pengolahan di kapal pembongkaran dan transportasi keperusahaan untuk kegiatan ekspor harus menerapkan Good Handling Practices(GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Penerapan GHP dan GMP inidengan persyaratan antara lain (a) Semua kapal penangkap tuna harus di6monitor suhu penyimpanan dan pendinginan setiap jam selama prosespenangkapan berlangsung agar suhu tuna dapat dipertahankan dibawah 440CPenekanan suhu ini disebabkan oleh karena formasi histamin dari histidinadecarboxilation yang dapat memperkecil suhu dibawah 440C Untuk produk tunabeku di kapal suhu maksimum yang harus dipertahankan adalah - 180C (b)Setelah proses penangkapan tuna harus dimatikan dengan segera diiukuti olehpendarahan dan apabila ada tuna yang mati di tempat pendaratan maka harusdilakukan uji organoleptik dan hanya tuna yang bermutu baik yang memenuhistadard UE yang dipergunakan untuk proses selanjutnyaKondisi minimum produk tuna adalah sebagai berikut

1048633 Penampakan Bersih cerah dan bersisik dan Tidak ada indikasi yangberpengaruh terhadap kerusakan fisik dan lendir pada permukaan tuna1048633 Mata Cembung dan cerah serta bening1048633 Insang Merah berbau segar dan tertutp lendir bening1048633 Tekstur Kompak dan solid (jika ditekan dengan tanganjari)Pengawas mutu di perusahaan dan laboratoirum harus mencek record keeping suhutuna ketika didaratkan di tempat pendaratan diiukiti dengan contoh paling sedikit 9sampel per bacth untuk di lakukan uji oraganoleptik dan histamin Selama tidakditempat pendaratan dan transporatasi ke perusahaan tuna harus disimpan padakondisi yang dingin dengan mempergunakan ldquoSlurry icerdquo atau Chilled Sea Waterrdquodalam cold box yang berinsulasi Tindakan pencegahan segera di lakukan terhadapperubahan suhu (temperatura abuse) dan matahari selama pengangkutan keperusahaanSelama penanganan dan proses di persuhaan sistem rantai dingin harus dipertahankan (maximum of core temperatura 440C) dan diikuti dengan pengecekansetiap jam dalam semua tahapan prosesHealth Certificate (HC) merupakan permasalahan jika suhu setiap proses mengikutistandar UE dan sekaligus hasil uji organoleptik terhadap kadar histamine mengacupada standar UE Dari Sembilan (9) sampel yang diuji persyaratan yang di ikutisebagai berikut (a) Nilai harus tidak lebih dari 100 ppm (b) Dua sampel harus7mempunyai nilai lebih dari 100 ppm tetapi tidak kurang dari 200 ppm (c) Tidak adasampel yang mempunyai nilai lebih dari 200 ppm32 Logam BeratBahan Kimia berupa logam berat atau logam lainnya yang Keberadaannyapada batas tertentu dalam produk pangan air dan udara tidak dikehendakiBahan ini mungkin ada dalam produk pangan sebagai akibat dari berbagai_ iacutean_ dalam proses produksipengemasantransportasi atau darikontaminasi lingkunganKehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural) dan

terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic) contohnya padakegiatan pertambanganCemaran kimia ini disebabkan oleh elemen kimia metalik yang memiliki beratatom dan densitas yang tinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini Sangayrendah maka dapat bersifat racun bagi makluk hidupAda beberapa unsur yang terdapat pada logam berat antara _ iacutean Mercuri(Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb) Arsen (As) dll1048633 Mercuri (Hg) ndash _ iacutean_ a salah satu logam berat yang berbahaya dandapat terjadi secara alamiah dilingkungan sekaligus merupakan hasilperombakan mineral dialam melalui proses cuaca dan iklim dari air danangin serta berupa logam cair berwarna putih Keperakan mengkilat dantidak berbau dapat ditemukan di udara tanah dan air dekat tempattempatkotor dan berbahaya1048633 Dapat berikatan dengan senyawa _ iacutean seperti klorin sulfur atau oksigenmembentuk senyawa atau merkuri dan secara alamiah merkuri dapatterjadi dalam beberapa bentuk dilingkuganalam Bisanya secara alamiahpula ditemukanberada pada ikan laut atau kekerangan plusmn 10 ppmMerkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyerapan udarayang dapat mengandung bauupa metalik merkuri atau ketikamengkonsumsi makanan yang tercemar merkuri Ketika menyerap uapmerkuri 80 merkuri akan masuk ke dalam darah secara langsung dari8paru-paru dan secara cepat menyebar kebagian tubuh lain seperti otakdan ginjal1048633 Batas penggunaan merkuri di Indonesia (SK DIRJEN POM 1989) dandinegara asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang membatasi cemaranmerkuri dalam produk pangan berkisar antara 0003 ndash 05 mgkg (ppm)CAC membatasi cemaran produk merkuri hanya dalam produk ikansebesar 05 ndash 10 ppm dan air 0001 mgl Sementara untuk negaranegaradi Uni Eropa dan Australia hanya dalam produk ikan sebesar 05 ndash10 ppm dan Amerika melalui NATIONAL PRIMARY DRINKING WATERREGULATIONS menetapkan batas cemaran merkuri dalam air sebesar

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

1048633 Penampakan Bersih cerah dan bersisik dan Tidak ada indikasi yangberpengaruh terhadap kerusakan fisik dan lendir pada permukaan tuna1048633 Mata Cembung dan cerah serta bening1048633 Insang Merah berbau segar dan tertutp lendir bening1048633 Tekstur Kompak dan solid (jika ditekan dengan tanganjari)Pengawas mutu di perusahaan dan laboratoirum harus mencek record keeping suhutuna ketika didaratkan di tempat pendaratan diiukiti dengan contoh paling sedikit 9sampel per bacth untuk di lakukan uji oraganoleptik dan histamin Selama tidakditempat pendaratan dan transporatasi ke perusahaan tuna harus disimpan padakondisi yang dingin dengan mempergunakan ldquoSlurry icerdquo atau Chilled Sea Waterrdquodalam cold box yang berinsulasi Tindakan pencegahan segera di lakukan terhadapperubahan suhu (temperatura abuse) dan matahari selama pengangkutan keperusahaanSelama penanganan dan proses di persuhaan sistem rantai dingin harus dipertahankan (maximum of core temperatura 440C) dan diikuti dengan pengecekansetiap jam dalam semua tahapan prosesHealth Certificate (HC) merupakan permasalahan jika suhu setiap proses mengikutistandar UE dan sekaligus hasil uji organoleptik terhadap kadar histamine mengacupada standar UE Dari Sembilan (9) sampel yang diuji persyaratan yang di ikutisebagai berikut (a) Nilai harus tidak lebih dari 100 ppm (b) Dua sampel harus7mempunyai nilai lebih dari 100 ppm tetapi tidak kurang dari 200 ppm (c) Tidak adasampel yang mempunyai nilai lebih dari 200 ppm32 Logam BeratBahan Kimia berupa logam berat atau logam lainnya yang Keberadaannyapada batas tertentu dalam produk pangan air dan udara tidak dikehendakiBahan ini mungkin ada dalam produk pangan sebagai akibat dari berbagai_ iacutean_ dalam proses produksipengemasantransportasi atau darikontaminasi lingkunganKehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural) dan

terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic) contohnya padakegiatan pertambanganCemaran kimia ini disebabkan oleh elemen kimia metalik yang memiliki beratatom dan densitas yang tinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini Sangayrendah maka dapat bersifat racun bagi makluk hidupAda beberapa unsur yang terdapat pada logam berat antara _ iacutean Mercuri(Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb) Arsen (As) dll1048633 Mercuri (Hg) ndash _ iacutean_ a salah satu logam berat yang berbahaya dandapat terjadi secara alamiah dilingkungan sekaligus merupakan hasilperombakan mineral dialam melalui proses cuaca dan iklim dari air danangin serta berupa logam cair berwarna putih Keperakan mengkilat dantidak berbau dapat ditemukan di udara tanah dan air dekat tempattempatkotor dan berbahaya1048633 Dapat berikatan dengan senyawa _ iacutean seperti klorin sulfur atau oksigenmembentuk senyawa atau merkuri dan secara alamiah merkuri dapatterjadi dalam beberapa bentuk dilingkuganalam Bisanya secara alamiahpula ditemukanberada pada ikan laut atau kekerangan plusmn 10 ppmMerkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyerapan udarayang dapat mengandung bauupa metalik merkuri atau ketikamengkonsumsi makanan yang tercemar merkuri Ketika menyerap uapmerkuri 80 merkuri akan masuk ke dalam darah secara langsung dari8paru-paru dan secara cepat menyebar kebagian tubuh lain seperti otakdan ginjal1048633 Batas penggunaan merkuri di Indonesia (SK DIRJEN POM 1989) dandinegara asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang membatasi cemaranmerkuri dalam produk pangan berkisar antara 0003 ndash 05 mgkg (ppm)CAC membatasi cemaran produk merkuri hanya dalam produk ikansebesar 05 ndash 10 ppm dan air 0001 mgl Sementara untuk negaranegaradi Uni Eropa dan Australia hanya dalam produk ikan sebesar 05 ndash10 ppm dan Amerika melalui NATIONAL PRIMARY DRINKING WATERREGULATIONS menetapkan batas cemaran merkuri dalam air sebesar

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic) contohnya padakegiatan pertambanganCemaran kimia ini disebabkan oleh elemen kimia metalik yang memiliki beratatom dan densitas yang tinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini Sangayrendah maka dapat bersifat racun bagi makluk hidupAda beberapa unsur yang terdapat pada logam berat antara _ iacutean Mercuri(Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb) Arsen (As) dll1048633 Mercuri (Hg) ndash _ iacutean_ a salah satu logam berat yang berbahaya dandapat terjadi secara alamiah dilingkungan sekaligus merupakan hasilperombakan mineral dialam melalui proses cuaca dan iklim dari air danangin serta berupa logam cair berwarna putih Keperakan mengkilat dantidak berbau dapat ditemukan di udara tanah dan air dekat tempattempatkotor dan berbahaya1048633 Dapat berikatan dengan senyawa _ iacutean seperti klorin sulfur atau oksigenmembentuk senyawa atau merkuri dan secara alamiah merkuri dapatterjadi dalam beberapa bentuk dilingkuganalam Bisanya secara alamiahpula ditemukanberada pada ikan laut atau kekerangan plusmn 10 ppmMerkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyerapan udarayang dapat mengandung bauupa metalik merkuri atau ketikamengkonsumsi makanan yang tercemar merkuri Ketika menyerap uapmerkuri 80 merkuri akan masuk ke dalam darah secara langsung dari8paru-paru dan secara cepat menyebar kebagian tubuh lain seperti otakdan ginjal1048633 Batas penggunaan merkuri di Indonesia (SK DIRJEN POM 1989) dandinegara asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang membatasi cemaranmerkuri dalam produk pangan berkisar antara 0003 ndash 05 mgkg (ppm)CAC membatasi cemaran produk merkuri hanya dalam produk ikansebesar 05 ndash 10 ppm dan air 0001 mgl Sementara untuk negaranegaradi Uni Eropa dan Australia hanya dalam produk ikan sebesar 05 ndash10 ppm dan Amerika melalui NATIONAL PRIMARY DRINKING WATERREGULATIONS menetapkan batas cemaran merkuri dalam air sebesar

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

0002 ppb Jenis produk perikanan yang mengandung mercury (Hg)adalah jenis kerang (bivalve) khususnya pada kerang darah kerang hijaudan jenis ikan lainnya seperti tongkol kakap merah dan ikan bawal hitam1048633 Kadmium (Cd) ndash merupakan logam berat yang ditemukan secara alamidan dalam kerak bumi sebagai mineral yang terkait dengan unsur lainseperti oksigen kolrin atau sulfur Kadmium ini dapat berupa logam lunakyang berwarna putih perak dan tidak memiliki rasa ataupun aromah sertadapat digunakan di industri sebagai bahan untuk pembuatan bateraipigmen pelapisan logam dan plastik kadmium Senyawa yang terdapatpada kadmium ini dapat bersifat Karsinogenik dan bersifat racunkumulatif serta apabila dalam kondisi asam lemah maka sat ini akanmudah teraborsi ke daam organisme1048633 Sebanyak 5 kadmium iserap melalui saluran pencernaan dan dapatterakumulasi dalam liver dan ginjal Selain laluran pencernaan dan paruparuorgan yang paling parah akibat pencemaran kadmium adalah GinjalGejala keracunan kronis adalah terjadinya ekskresi β-Mikro-Globulin dalamurin akibat kerusakan fungsi ginjal Juga dapat menyebabkan terjadinyadeformasi tulang1048633 Indonesia (Sk Dirjen Pom 1989) CAC Australia Eropa Jerman danMalaysia membatasi Ccemaran Kadmium dalam berbagai produk panganberkisar antara 0003 ndash 025 ppm Di Indonesia terdapat kajian dosiskadmium dalam beras coklat (beras pecah Kulit) 004 ndash 039 Ppm (1993)9Untuk perikanan biasanya kadmium ini terdapat pada Jenis produkkerang-kerangan1048633 Timbal (Pb) ndash Merupakan logam berat yang tidak berbau dan tidakberasa sangat beracun terutama terhadap anak-anak Secara alamiditemukan pada tanah Timbal dapat bereaksi dengan senyawa-senyawalain membentuk berbagai senyawa-senyawa timbal baik senyawa organikseperti timbal Oksida (Pbo) Timbal Klorida (Pbcl2) Dll Sumber-sumbertimbal antara lain cat usang debu udara air makanan tanah yangterkontaminasi dan bahan bakar bertimbal

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

1048633 Penggunaan senyawa-senyawa timbal antara lain membuatan gelaspenstabil pada senyawa-senyawa PVC cat berbasis minyak zatpengoksidasi dan bahan bakar Di dalam tubuh timbal diperlakukanseperti halnya kalsium Tempat penyerapan pertama adalah plasma danmembran jaringan lunak Selanjutnya didistribusikan Ke bagian-bagiandimana kalsium memegang peranan penting seperti gigi pada anak-anakdan tulang pada semua umur1048633 Sekitar 90 timbal yang masuk dalam tubuh orang dewasa dapatdiekselresilam setelah beberapa minggu Sedang untuk anak-anak hanyaa32 yang dapat diekskresikan Timbal dapat masuk kedalam tubuhmelalui pernafasan dan makanan Bila dikonsumsi dalam jumlah banyaksecara langsung menyebabkan kerusakan jaringan mukosal Pada bayidan anak-anak paparan timbal berlebihan dapat menyebabkan kerusakanotak penghambatan pertumbuhan anak kerusakan ginjal gangguanpendengaran mual sakit kepala dan kehilangan nafsu makan1048633 Pada orang dewasa timbal dapat menyebabkab peningkatan tekanandarah dan ganguan pencernaan kerusakan ginjal kerusakan syaraf sulittidur sakit otak dan sendi perubahan Di Indonesia telah dikeluarkan SkDirjen Pom CAC UsaCFR Malaysia EC Membatasi Regulasi EPA melaluiNational Primary Drinking Water Regulations dan USA yang menetapkanbatas timbal untuk air minum sebesar 0015 MgL (15 Ppb) Hitam Untukproduk perikanan Kadmium (Pb dapat terakumulasi pada bagian kulit(sotong dan cumi-cumi)10IV HARMONISASI SISTEM MUTU SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENANGGULANGI HAMBATAN EKSPOR IKAN TUNA41 PERANAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANANUNTUK MENINGKATKAN EKSPOR DI ERA GLOBALISASIDampak era globalisasi terhadap komoditas perikanan adalah semakinketatnya persaingan dalam perdagangaan internasional baik dari segiharga kualitas ldquodelivery timerdquo maupun pelayanan Kendala utama yangdihadapi dalam perkembangan ekspor komoditi perikanan adalahmunculnya berbagai hambatan Non Tarif yang seringkali juga

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

diperlakukan secara tidak transparan dan diskriminatif Salah satu upayadan strategi untuk menghadapi kendala tersebut adalah memantapkanSISTEM PENGAWASAN MUTU HASIL PERIKANAN termasuksistem sertifikasi dan pengendalaian mutu hasil perikanan pada semua liniagar dapat mempunyai kesamaan equvalensi dan mendapat pengakuandari Negara tujuan ekspor Suatu negara dapat diakui mempunyai harmonisasi system oleh negaratujuan ekspor apabila telah dipenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut 1 Pemerintah dari negara tersebut mempunyai unit organisasi yangkhusus menangani pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan2 Mempunyai system pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikananberdasarkan konsepsi HACCP yang didukung dengan peraturanpelaksanaan yang sesuai dengan peraturan internasional3 Mempunyai sarana dan prasarana seperti Laboratorium penguji danLaboratorium acuan dan sumberdaya manusia yang cukup danmemenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi system mutu11validasiauditingverifikasi audit sertifikasi personil sertifikasipengujian produk dan mempunyai standar dan persyaratan lainnya4 Mempunyai system jaringan kerja secara nasional dan internasional5 Mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan secaramandiri dan professional sesuai dengan peraturan dan lain-lainPengakuan adanya Harmonisasi system ini pada umumnya diwujudkandalam bentuk Mutual Recognation Arragement (MRA ) atau Memorandumof Understanding (MOU)Pada umumnya MRA ini terdiri dari 2 (dua )macam yaitu MRA 1 (satu )arah dan MRA dua(2) arahAdapun langkah-langkah yang penting yang ditempuh untukmendapatkan pengakuan harmonisasi sistem sertifikasi dan pengawasanmutu hasil perikanan dari Negara tujuan ekspor secara garis besarnyaadalah a Peningkatan system pembinaan dan pengawasan mutu yang mengacukepada standar internasional khususnya pola HACCP yang secara resmitelah disetujui oleh Codex Committe on fish and Fishery ProductsFAOWHO untuk dimasukkan dalam setiap rancangan standarperikanan Codex

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

b Berpartisipasi aktif dalam berbagai perjanjian internasional baik yangberkaitan dengan masalah perdagangan khususnya GATTWTOmaupun konvensi perikanan international dan regional untuk masalahkonservasi sumberdaya perkanan serta konvensi menyangkut isulingkungan mengingat isi perjanjian dan konvensi internasionaltersebut pada umumnya bersifat mengikat (binding) dan berpotensimenghambat ekspor produk perikanan dari Indonesiac Menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari GMOdalam industri pengolahan ikan khususnya yang akan diekspor ke Uni12Eropa Meningkatkan efisiensi mulai dari budidaya sampai pemasaranagar harganya di pasaran Internasional kompetitifd Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran ekspor dari system FOBmenjadi C amp F sehingga nilai keuntungan yang diraih menjadi lebihoptimale Ekspor komoditi perikanan yang diirradiasi khususnya paha kodok danudang rebus ke Eropa seyogyanya dikirim melalui perancis Belgia atauBelanda mengingat anggota Uni Eropa yang lain masih menentangmasuknya produk makanan impor yang diirradiasif Untuk menangkal meningkatnya kampanye anti udang tambak Makasetiap upaya pengembangan tambak untuk budidaya udangbandengsebaiknya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungankhususnya konservasi hutan bakaug Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotikhormon dan obat-obatan terkait dalam budidaya udang dan ikanmengingat negara pengimpor semakin meningkatkan systempengawasan terhadap residu senyawa-senyawa tersebuth Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna memecahkanmasalah ldquoAutomatic detentionrdquo yang dikenakan terhadap eksporkomoditi perikanan dari Indonesia di Amerika Serikati Menyiapkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan programsanitasi agar izin ekspor kekerangan ke Uni Eropa dapat segeradiperoleh kembali mengingat ekspor kekerangan ke Uni Eropaberpotensi menghasilkan devisa lebih dari 1 juta dollar per tahunj Meningkatkan system pengendalian dan pengawasan dalam pemberiansertifikat mutu dan Hygiene khususnya bagi komoditi perikanan yangakan segera diekspor ke UE mengingat 1048633 Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa nasional dipelabuhan masuk kalau tidak maka produk perikanan yangdiekspor akan ditolak walaupun mutu dan sanitasinya prima13

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

1048633 Izin ekspor hanya berlaku bagi unit pengolah yang mempunyairdquoApproval Numberrdquo dari Komisi Eropa1048633 Ekspor produk perikanan yang mengandung telur khususnyakerupuk ikanudang seringkali harus disertai sertifikat tambahanuntuk mutu telur yang digunakan (bebas dioxin bebas residuhormon antibiotik dsb)1048633 Adanya tuduhan bahwa Indonesia melanggar perjanjian CITESkarena ukuran pada kodok dan bekicot yang diekspor ke UEukurannya semakin kecil42 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKAMEMANTAPKAN HARMONISASI SISTEM PENGAWASAN MUTU HASILPERIKANANUntuk mengantisipasi hambatan ekspor DJPT (DKP) segera melakukanharmonisasi system pengewasan mutu dengan melakukan berbagai kegiatanstrategis yang meliputi 1048633 Penyesuaian peraturan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No21MEN2004 tertanggal 9 Juni 2004 tentang ldquoSistem Pengawasan danPengendalian Mutu Hasil Perikanan Untuk Pasar Uni Eropardquo dan SK DirjenPerikanan Tangkap No 3511DPT0PI320S4VII2004 tanggal 2 Juli 2004tentang ldquoPersyaratan Higiene Di Kapal Penangkap Ikan Yang HasilTangkapannya Untuk Pasar Uni Eropardquo yang mengadopsi CD 91493EECdan CD 9248EC1048633 Menyusun Plan Of Action penanggulangan masalah Hiostamin dan Logamberat serta mengirimkannya ke Komisi Uni Eropa Plan of Action tersebutoleh pihak ldquoHealth and Consumer Protection ECrdquo karena masih dianggapsebagai penyelesaian jangka menengah dan panjang sehingga merekameminta Competent Authority (CA) Indonesia untuk mengambil langkahlangkahpenyelesaian jangka pendek dan meminta CA melakukanldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS141048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DKP) merespons ke UE melaluisurat tertanggal 15 Juni 2004 dan surat tertanggal 8 Juli 2004 untuk tidakmelakukan ldquoDELISTINGrdquo terhadap perusahaan yang terkena RAS tetapihanya ldquoTemporary Suspensionrdquo dimana masa berlakunya suspensiontersebut terhitung tanggal 1 Juli 2004 berdasarkan tanggal dikeluarkanldquoHealth Certificate Komisi Eropa juga mempermasalahkan banyaknya unitpengolahan yang diberi Approval Number tetapi tidak aktif ekspor ke UEdan untuk menunjukan keseriusan Competent Authority Indonesia makabeberapa perusahaan pemegang Aproval Number yang tidak melakukanaktifitas ekspor ke UE diajukan untuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Usulan Indonesia untuk mensuspens ke 16 (enam belas) perusahaan yangterkena RAS tersebut direspons kembali oleh UE melalui surat tertanggal 13Juli 2004 yang kembali meminta Competent Authority Indonesia untuktidak hanya mengenakan ldquosuspensionsrdquo terhadap ke 16 (enam belas)perusahaan tersebut tapi ldquoDELISTINGrdquo dan memberi batas waktu sebelumtanggal 15 Juli 2004 untuk memberikan jawabanDisamping itu pihak UEjuga memberi batas waktu untuk melakukan Re-Inspeksi terhadap semuapemegang Approval Number (termasuk kapal penangkap) dan melaporkan

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

hasilnya pada akhir Oktober 2004 dimana perusahaan yang tidak mengertidan tidak menerapkan persyaratan UE serta perusahaan yang terkena RASuntuk ldquoDELISTINGrdquo1048633 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) merespons melalui surattertanggal 14 Juli 2004 dimana kembali meminta pengertian Pihak UEuntuk tidak menggunakan tindakan ldquoDELISTINGrdquo tapi memberi waktuuntuk perusahaan tersebut melakukan perbaikan dan Competent Authority(CA) akan melakukan inspeksi sampai dengan akhir Juli 20041048633 Usulan Indonesia untuk tidak ldquoDELISTINGrdquo tetapi cukup dikenakanldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 16 perusahaan tersebut DISETUJUI oleh UEmelalui surat tertanggal 20 Juli 2004 dengan catatan (a) Pencabutanstatus ldquoSUSPENSIONrdquo harus mendapat persetujuan dari Komisi UE (Prior15Agreement of the Commission) dan (b) diminta audit report dan tindakankoreksi terhadap 16 perusahaan tersebut dikirim ke komisi UE Berdasarkan pembinaan dan inspeksi yang dilakukan Direktorat JenderalPerikanan Tangkap (DJPT) pada tanggal 31 Juli 2004 telah mengirim surat ke UEyang isinya 1048633 Pemberitahuan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquo terhadap 5 (lima) perusahaandengan pertimbangan telah mengikuti persyaratan UE dan hanya terkena1(satu) kasus RAS tahun 2003 dan tidak lagi terkena RAS tahun 20041048633 4 (empat) perusahaan yang hanya terkena RAS 1(satu) kali sebelumkedatangan Tim Inspeksi UE dan perusahaan tersebut sudah menerapkansesuai dengan persyaratan UE diajukan untuk diberikan waktu untukdievaluasi kembali pertengahan Agustus tahun 20041048633 7 (tujuh) perusahaan lainnya diajukan untuk tetap dikenakan suspensioacuten(tidak DELISTING) mengingat perusahaan tersebut masih terkena RASberulang pada tahun 2004 sampai dapat memberikan jaminan dalammemproduksi produk yang bermutu baik sesuai dengan persyaratan UEPada tanggal 18 Agustus 2004 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kembalimemberitahukan ke UE bahwa dari 11 perusahaan yang terkena ldquoSUSPENSIONrdquo4 perusahaan sudah memenuhi persyaratan UE dan di cabut dari ldquoSUSPENSIONrdquosedangkan 7 perusahaan masih diperpanjang status ldquoSUSPENSIONrdquoDisamping itu data lengkap hasil inspeksi 16 perusahaan tersebut telah dikirimmelalui surat tertanggal 3 September 2004Pembertahuan pencabutan status suspension 7 perusahaan tersebut dilanjutkandengan surat tertanggal 8 Oktober 2004 terhadap 5 perusahaan yang sudahmemenuhi persyaratan sehingga sampai saat ini hanya tersisa 2 perusahaanyang masih terkena ldquoSUSPENSIONrdquoSurat dari Komisi UE tertanggal 6 Oktober 2004 antara lain menekankan kembalibahwasanya pncabutan status ldquoSUSPENSIONrdquo dapat dilakukan oleh competent

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

Authority Indonesia (DJPT) dengan pemberitahuan terlebih dahulu ke Komisi UE(Prior Knowledge of The Commnission)16Dengan langkah-langkah seperti tersebut diatas diperoleh informasi bahwabeberapa perusahaan yang telah diberitahukan pencabutan ldquoSUSPENSIONrdquosudah melakukan ekspor ke UE dan ternyata tidak lagi mengalami hambatan oleh karena itu untuk kelangsungan ekspor ikan Tuna ke UE maka ke-14perusahaan yang bersangkutan dapat diijinkan melakukan ekspor ke UE denganketentuan (catatan) sebagai berikut 1048633 pihak perusahaan harus tetap menjaga mutu ikannya supaya terjamin agartidak lagi terkena RAS di UE1048633 Hasil pengujianmonitoring mutu produk harus memenuhi persyaratan UE1048633 Pihak importir (buyer) menjamin tidak mendapat hambatan yang berkaitandengan status tersebut1048633 Apabila terjadi penahanan oleh Komisi UE maka menjadi tanggung jawabperusahaan yang bersangkutanV KESIMPULAN1 Pedangangan internasional komoditi perikanan tidak hanya dipengaruhioleh faktor permintaan dan penawaran tetapi juga sangat ditentukan olehhasil-hasil konvensi dan perjanjian internasional di bidang perikananPerjanjian internasonal yang berpengaruh langsung bahkan cenderungmengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan dipasarinternasional antara lain a) perjanjian internasional yang bernuansamenjaga kelestarian sumberdaya perikanan seperti Code of Conduct forResponsible Fisheries International Convention for the Concervation ofAtlantic Tuna (ICCAT) Indian Ocean Tuna Comisioacuten dan Agreement onStraddling Stocks b) perlindungan internasional terhadap satwa yangterancam punah seperti Convention on Interntional Trade of EndangeredSpecies (CITES) dan c) perjanjian internasional tentang perdagangan17seperti GATTWTO termasuk didalamnya perjanjian Sanitary andPhytosanitary Measures (SPS) dan Agreement on Technical Barriers toTrade2 Permintaan terhadap produk perikanan baik untuk pasar domestikmaupun internasional terhadap produk tuna akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk kenaikan pendapatan(income) terjadinya pergeseran selera consumen dari ldquoRed Meat menjadiWhite Meatrdquo serta menurunya konsumsi daging sebagai akibat darimerebaknya berbagai penyakit ternak seperti BSE (bovine spongiformencephalopaty) dan penyakit mulut dan kuku Disamping itu akhir ndash akhirini juga terlihat meningkat permintaan ldquoorganic foodrdquo termasuk ldquoorganicfishrdquo khususnya dinegara-negara maju Sementara itu kebijakan UEdibidang perikanan yang diatur secara khusus dalam Common FisheriesPolicy (CFP) masih tetap didominasi oleh upaya pemantapan terhadappengaturan sistem penangkapan dalam rangka pemanfaatan danpengolahan sumberdaya perikanan (laut) secara lestari Adapun programprogramyang dicanangkan meliputi pengaturan penangkapan ikandiwilayah pantai (6 ndash 12 mile) pengaturan sistem pemberian quota danTAC (Total allowable cacth) penanggulangan pencemaran lautpeningkatan kemampuan MCS (Monitoring Control and Surveillance)pengaturan sistem subsidi perikanan dan pengembangan kemitraanpenangkapan ikan dengan negara ketiga Disamping itu dalammengkonsolidasikan berbagai peraturan perundangan UE terusmengupayakan untuk menjaga adanya konsistensi dari setiapkebijaksanaan pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan3 Kehadiran logam-logam berat yang terdapat disuatu perairan laut dapatberasal dari dua (2) sumber yaitu dapat terjadi secara alamiah (Natural)dan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia (Anthropogenic)contohnya pada kegiatan pertambangan Cemaran kimia ini disebabkan18oleh elemen kimia metalik yang memiliki berat atom dan densitas yangtinggi dan jika konsentrasi pada eleven ini sangat rendah maka dapatbersifat racun bagi makluk hidup Ada beberapa unsur yang terdapat padalogam berat antara lain Mercuri (Hg) Cadmium (Cd) Plumbum (Pb)Arsen (As) dll

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

Lebih 250 Perusahaan Perikanan Dicabut Izin Ekpornya ke UESelama 2007 pemerintah telah mencabut izin ekspor ke Uni Eropa (UE) kepada lebih dari 250 perusahaan perikanan karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukanDirektur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Saut P Hutagalung di Jakarta Selasa mengatakan dari sekitar 400 perusahaan perikanan saat ini yang bisa melakukan ekspor ke UE tinggal 133 perusahaan Perusahaan yang tidak mampu memenuhi standar kualitas tersebut umumnya perusahaan yang kecil-kecil katanya ketika ditanyakan nama-nama perusahaan yang dicabut izin ekspornya ke UE ituBahkan tambahnya diantara perusahaan-perusahaan tersebut hanya sesekali muncul untuk mengekspor produk perikanan ke UE namun kemudian menghilang lagi Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada selama ini umumnya selalu memperhatikan standar mutu yang ditetapkan sehingga mereka tetap bisa melakukan ekspor hasil perikanan ke UEOleh karena itu meskipun saat ini tinggal 133 perusahaan yang bisa melakukan ekspor ke UE namun pihaknya tetap optimis hal itu tidak berdampak pada target perolehan devisa dari ekspor hasil perikanan nasional Saut mengatakan pemerintah memproyeksikan target ekspor hasil perikanan naik sebesar 300 juta dollar AS menjadi 26 miliar dollar AS tahun ini

Dalam tiga tahun terakhir rata-rata ekspor hasil perikanan nasional meningkat sekitar 200 juta dollar AS per tahunMelihat kondisi tersebut kami optimis target ekspor 26 miliar dollar AS terpenuhi katanyaMenurut dia meskipun berbagai hambatan terhadap ekspor produk perikanan Indonesia mulai berkurang pemerintah tetap melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mutu komoditas perikanan yang akan diekspor Berbagai upaya kata dia telah dilakukan untuk membantu

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

ekspor komoditas perikanan antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu baik peralatan maupun petugasnya serta perbaikan sistem aturan standar mutu produk perikanan

Berdasarkan catatan DKP ekspor komoditas perikanan pada 2005 mencapai 19 miliar dollar AS kemudian naik menjadi 21 miliar dollar AS pada 2006 dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 23 miliar dollar AS Begitu juga dari segi volume selama 2005 hingga 2007 juga terjadi peningkatan dari 857922 ton menjadi 926478 ton dan turun menjadi 857783 ton pada 2007 namun nilainya tetap naikMenurut dia pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26 persen 14 persen dan 34 persenUdang dan tuna lanjutnya masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia dengan jumlah masing-masing ekspor sebesar 153906 ton dan 91631 ton pada 2005 atau senilai masing-masing 94813 juta dollar AS dan 2463 juta dollar AS Pada 2006 ekspor udang mencapai 169329 ton dengan senilai 11 juta dollar AS dan tuna sebanyak 91822 ton dengan senilai 2505 juta dollar ASSementara pada 2007 udang ekspor udang mencapai 160797 ton dengan nilai 104 miliar dollar AS dan tuna 110034 ton dengan senilai 2808 juta dollar AS (ANT) Kompascom

kirim ke teman | versi cetak

Berita Pengolahan dan Pemasaran LainnyaRINGKASANFATMAWATI NIT 06402676 Pengawasan Mutu Yang Dititik Beratkan Pada Titik Kritis PadaProses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus) Bentuk Fillet Di PT Varia NiagaNusantara Pasuruan Jawa Timur Di Bawah Bimbingan Ir Dahri Dahar Selaku DosenPembimbing I dan Drs R Sugeng Rahardjo MMA Selaku Dosen Pembimbing IIEra globalisasi ekonomi menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan mempunyaisuatu manajemen pengawasan mutu hasil perikanan untuk meminimalkan bahkanmenghilangkan bahaya pada produk yang dihasilkan sehingga konsumen menjadi merasaaman untuk mengkonsumsi ikan salah satu diantaranya jenis ikan kakap merah dari keluargaLutjanidae yang dalam dunia dagang dikenal dengan rdquoSnapperrdquo (Pardjoko 2001) Ataspertimbangan tersebut diatas maka dikembangkan sistem yang dapat mencegah danmendeteksi secara dini masalah-masalah yang didapat selama proses produksi Secara teknispengawasan mutu dilakukan terhadap titik kritis selama proses produksi mulai dari tahap awalsampai siap dikonsumsiMaksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari tentang alurproses pembekuan fillet kakap merah dan memahami tentang pengawasan mutu yang dititikberatkan pada titik kritis pada proses pembekuan fillet kakap merah dengan tujuan memperolehpengetahuan keterampilan dan wawasan dalam pengawasan mutu yang dititik beratkan padatitik kritis pada alur proses pembekuan ikan kakap merah bentuk fillet dari penerimaan bahanbaku sampai produk akhirPT Vaninus adalah perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya dibidangpembekuan ikan bentuk fillet yang berdiri pada tahun 1986 keseluruhan rata-rata produksiperusahaan ini adalah plusmn 20 ton perhari sedangkan untuk kakap merah plusmn 7 ton atau tergantungdari permintaan buyer Lokasi pabrik PT Vaninus terletak di Pasuruan Jawa TimurPada proses produksi terjadi penyimpanganndashpenyimpangan atau tidak bagaimanacara mengoreksinya atau tindakan yang perlu diambil maka selama proses pembekuan filletikan kakap merah banyak titikndashtitik kritis yang perlu diawasi secara periodik Persyaratanpenanganan dan pengolahan mencakup persyaratan kualitas ikan waktu suhu karyawanperalatan yang digunakan teknik pengolahan pengemasan pelabelan dan penyimpanan

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

Titik kritis pada proses penerimaan bahan baku tersebut adalah suhu bahan baku saattiba dilokasi pabrik dengan ketentuan suhu yang diterima yaitu 110C sampai dengan 440Cserta kondisi fisik setelah dilakukan pengecekan secara organoleptik maupun pengecekanterhadap mikrobiologi Jika bahan baku yang datang sudah memenuhi syarat perusahaan makadilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi Pada proses sortasi ini dilakukan secara cepat tepatdan cermat serta tetap mempertahankan rantai dingin agar tidak terjadi pertumbuhan bakterikemudian hasil sortasi tersebut ditimbang Ikan yang telah disortir dan ditimbang kemudiandimasukan ke dalam ruang proses melalui pintu tikus berbentuk bak panjang yang terbuat daristainless steel yang didalamnya diisi air dan es sehingga suhu air mencapai 50C Hal ini sesuaidengan pendapat BSN (2006) pencucian dilakukan dengan tetap menjaga suhu pusat produkmaksimal 50C Suhu yang ditetapkan tersebut untuk menghindari titik kritis yang terjadi padasaat pencucian Setelah ikan dicuci dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangandigital tetapi sebelum dilakukan penimbangan maka alat timbang tersebut dikalibrasi terlebihdahulu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat dan tepat sehingga titik kritis padakesalahan dalam penimbangan tidak terjadi Proses selnjutnya yaitu penyisikan yang dilakukansecara manual tapi perlu ketelitian dalam melakukan proses tersebut untuk menghindari titikkritis yang terjadi berupa kerusakan fisik ikan dan tetap menjaga suhu maksimal 50C Kemudianselanjutnya proses pembuangan isi perut titik kritis yang dapat terjadi yaitu masih adanya isiperut yang masih tersisa karena dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri Jika hal tersebutterjadi maka dilakukan pembersihan ulang Kamudian Ikan dicuci dengan mencelupkan ikankedalam bak yang sudah terisi air dengan suhu maksimal 50C Suhu tersebut harusdipertahankan karena bisa menyebabkan terjadinya titik kritisProses selanjutnya yaitu fillet dilakukan dengan mengambil daging ikan pada bagiansisi-sisi ikan tanpa tulang dan kepala ikan Hal ini sesuai dengan pendapat Suseno (2008)bahwa fillet dilakukan untuk mengambil ikan pada sisi-sisi ikan dengan membuang tulangkepala dan isi perut Perlakuan selanjutnya yaitu pencabutan duri dilakukan secara cermatcepat dan tepat agar tidak menimbulkan titik kritis Pengawasan yang dilakukan pada tahap iniadalah pengecekan atau pengontrolan tahap proses pencabutan duri meliputi kerapihandaging karena pada saat pencabutan duri kenampakan daging ikan harus diperhatikan dandikontrol agar tidak terjadi kerusakan daging dan tekstur daging tetap rapi Setelah difilletdaging ikan dilakukan perapihan Untuk menghindari titik kritis yang terjadi maka dilakukanpengawasan terhadap kebersihan daging ikan Pencucian III ini dilakukan bertujuan untukmembersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan setelah prosesperapihan Pengawasan yang dilakukan pada penimbangan ini lebih ditekankan padaketepatan dan keakuratan dari alat timbang yang digunakan karena hal tersebut merupakan titikkritis dari proses penimbangan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbanganPengawasan yang dilakukan pada proses pembungkusan yaitu cara melipat dengan benarkarena merupakan bentuk akhir dari produk serta plastik yang digunakan dalam keadaan bersihkarena produk tersebut bersentuhan langsung dengan plastik sehingga perlu pengawasan yangbaik dari QC agar tidak terjadi titik kritis kemudian disusun didalam long pan Pengawasan yangdilakukan pada proses penyusunan yaitu cara penataan harus tepat dan teratur dan suhu harusdipertahankan selama penataan dalam long pan dengan suhu maksimal 50C dengan carapenambahan es curai serta long pan yang dipakai harus benar-benar bersih agar produk tidakterkontaminasiProses pembekuan dilakukan dengan menggunakan CPF berlangsung selama 7-8 jamdengan suhu -350C Pengontrolan terhadap mesin pembekuan sebelum produk dibekukanpengecekan terhadap suhu mesin pembekuan selama proses pembekuan dan mengecek hasilproduk yang telah dibekukan dan bila mendapat produk yang kurang sesuai maka dilakukanpembekuan ulang Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecekan yaitu melakukanpengecekan berat fillet tiap potong pengecekan lebih ditekankan pada ukuran fillet termasukkenampakan warna daging dan bau Hal ini bertujuan untuk menghindari titik kritis yang terjadiserta produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Pengecekan dan pemisahanukuran harus dilakukan dengan cepat dan bersih Kemudian Pengecekan terhadap alat timbangagar tidak terjadi kekeliruan dan jika terjadi kekeliruan maka upaya yang dilakukan yaituperbaikan alat timbang atau dilakukan pergantian alat timbang yang sudah terlebih dahuludikalibrasi Pada proses glazing ini menggunakan air dingin dengan suhu lt50C sampai seluruh

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene

permukaan produk terlapisi dengan es yang disimpan didalam bak fiber dan kebersihankeranjang harus selalu diperhatikan Kemudian dilakukan penimbangan ulang untukmengetahui penambahan berat apakah sesuai dengan permintaan atau tidak dan jika tidakmemenuhi maka dilakukan glazing ulang sampai berat yang diinginkan kemudian daging fillettersebut dimasukkan dalam plastik jenis PE yang berkapasitas 10 kg dan ada juga yangberkapasitas 20 kg kemudian dilewatkan pada mesin metal detector Jika produk tersebut amansetelah dilewatkan pada mesin metal detector maka dilakukan proses pengemasan yangdilakukan didalam ruangan yang bersuhu 160C Titik kritis pada proses ini yaitu terjadinyakesalahan label dan label yang digunakan rusak Label harus benar dengan ukuran beratbersih tanggal produksi dan tujuan ekspor serta lengkap dengan tanggal kadaluarsa kemudianproduk tersebut disimpan diruang penyimpanan Pengawasan yang perlu diperhatikan padaproses penyimpanan ini lebih ditekankan pada suhu didalam ruang penyimpanan agar tetapstabil pada suhu ndash 220C dengan fluktuasi suhu plusmn 20C Kemudian proses selanjutnya yaitupengiriman atau ekspor container harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemuatan danpemuatan di container dilakukan dengan hati-hati dan cepat dan disusun dengan rapi agartetap mendapat sirkulasi udara dengan baik Untuk standar pengujian sebelum dilakukanekspor yaitu TPC 50 x 105koloni EColi harus negatif begitupun juga dengan salmonellaKesimpulan yang dapat diambil yaitu setiap proses pembekuan fillet tersebut terdapattitik kritis yang harus diminimalkan sehingga saran saya untuk menghindari perlu pengawasanmutu produk yang baikKey words Pengawasan mutu titik kritis pengujian produk akhir sanitasi dan hygiene