Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
Cikal bakal pembentukan Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
(BBP2HP) dimulai pada tahun 1978 dengan nama Balai Bimbingan dan pengujian
Mutu Hasil Perikanan (BBPMHP) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktur
Jenderal Perikanan Departemen Pertanian yang merupakan Pusat Pengembangan
Teknologi Pengolahan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan secara Nasional dan
Internasional sesuai dengan perkembangan waktu BBPMHP mengalami beberapa
perubahan yaitu Surat Keputusan Menteri Ekplorasi Laut dan Perikanan Nomor 68
Tahun 2000, tentang organisasi dan tata kerja Balai Pengembangan dari Pengujian
Mutu Hasil Perikanan. Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan
mempunyai tugas melaksanakan bimbingan dan pengawasan pengujian mutu hasil
perikanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku BBPMHP
menjalankan fungsi:
1. Pengembangan bimbingan serta penyebarluasann teknologi pengolahan hasil
perikanan dan teknologi alat dan mesih hasil perikanan.
2. Pengembangan dan bimbingan teknik pegujian mutu hasil perikanan
3. Penyiapan bahan standar mutu hasil, teknologi,dan sarana pengolahan serta
metode pengujian mutu hasil perikanan
4. Penerapan sistem jaringan pengujian mutu hasil perikanan
5. Pengawasan dan bimbingan pengujian laboratorium.
23
Pada tahun 1990 dengan kompetensi yang dimiliki BBPMHP dijadiakan
acuan bagi laboratorium pengujian perikanan didaerah (LPPMHP) yang dimilikioleh
ditjen perikanan Departemen Pertanian. Sebagai acuan untuk memenuhi
kompetensinya.dan balai dijadikan pusat pelatihan (centre of execellence) untuk
kementerian lainnya seperti BPOM,kemendag,kememperin dan lain lain.
Pada tahun 2006 terjadi perubahan yang sebelumnya BBPMHP merupakan
UPT eleson III berubah menjadi UPT Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Departemen Kelautan dan perikana eleson II b berdasarkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan nomor 05/MEN/2006 tentang organisasi dan tata kerja
BBP2HP pada tahun 2010. Dengan adanya per 15/Men/2010 tentang organisai dan
tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagian fungsi BBP2HP terkait
fungsi pengendalian mutu hasil perikanan beralih Badan Karantina Ikan dan
Pengendalian Mutu.
Lokasi kantor BBP2HP mengalami beberapa kali perubahan antara lain pada
tahun 1978 sampai dengan 1980 menempati gedung Departmen Pertanian di Jalan
Salema Raya Nomor 16 Jakarta Pusat.Pada tahun 1980 sampai dengan 1981
menempati gedung milik Koperasi Mina Bahari di Jalan Juanda Jakarta Pusat pada
tahun 1981 sampai 2009 menempati gedung yang berlokasi di Jalan Muara Baru
Ujung Penjaringan Jakarta 14440. Pada tahun 2009 BBP2HP menempati gedung
yang berlokasi di Jl Raya Setu Cipayung Jakarta Timur.Saat ini gedung BBP2H
berdiri di tiga lokasi yaitu :
1. Gedung BBP2HP 1 sebagai gedung untuk administrasi dan workshop dijalan Raya
Setu Cipayung No 70 Jakarta Timur
2. Gedung BBP2HP II sebagai gedung untuk pengujian laboratorium di Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur
24
3. Gedung pengolahan dan Cold storage di Jalan Muara Baru Jakarta Utara
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Perusahaan
Pada Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) terdapat
struktur organisasi secara lengkap terdapat pada lampiran gambar 1 dan di bawah ini
merupakan struktur organisasi Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
(BBP2HP).
Sumber : Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
Gambar III.1
Struktur Organisasi BBP2HP
KEPALA
BIDANG UJI TERAP TEKNIK PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN
BIDANG PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI PRODUK BIDANG PELAYANAN
PENGEMBANGAN USAHA
SEKSI SARANA PENGEMBANGAN USAHA
SEKSI UJI TERAP TEKNIK PEMASARAN
SEKSI SERTIFIKASI PRODUK
SEKSI PELAYANAN INFORMASI
SEKSI UJI TERAP TEKNIK PENGOLAHAN
SEKSI PENGUJIAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUBBAGIAN UMUM
BAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN PERENCANAAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
25
3.1.3. Deskripsi Pekerjaan
Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan Jakarta mempunyai tugas
melaksanakan bimbingan dan pengawasan pengujian mutu hasil perikanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku menjalankan fungsi:
1. Pengembangan bimbingan serta penyebarluasann teknologi pengolahan hasil
perikanan dan teknologi alat dan mesih hasil perikanan.
2. Pengembangan dan bimbingan teknik pegujian mutu hasil perikanan
3. Penyiapan bahan standar mutu hasil, teknologi,dan sarana pengolahan serta
metode pengujian mutu hasil perikanan
4. Penerapan sistem jaringan pengujian mutu hasil perikanan
5. Pengawasan dan bimbingan pengujian laboratorium.
3.1.4. Kegiatan Usaha
Adapun tugas dari masing-masing bagian dari struktur organisasi yang terdapat
pada Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan yaitu sebagai berikut :
1. Kepala mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina
dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok BBP2HP.
2. Bagian Tata Usaha melaksanakaan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan program dan anggaran, keuangan, pengelolaan administrasi
kepegawaian, rumah tangga, barang kekayaan milik negara, dan
ketatausahaan di ruang lingkup BBP2HP. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Subbagian Perencaraan. Bertugas melakukan penyiapan bahan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan
program dan anggaran.
26
b. Subbagian Keuangan. Bertugas melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan keuangan.
c. Subbagian Umum. Bertugas untuk melakukan penyiapan bahan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan
pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga, barang kekayaan
milik negara dan ketatausahaan.
3. Bidang Uji Terap Teknik Pengolahan dan Pemasaran melaksanakan
bimbingan teknis, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan uji terap teknik alat
dan mesin, rancangan bangunan dan tata letak sarana prasarana serta
penyiapan bahan standarisasi teknik pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan. Bidang Uji Terap Teknik Pengolahan dan Pemasaran terdiri dari :
a. Seksi Uji Terap Teknik Pengolahan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan, bimbingan teknis, evaluasi, dan pelaporan
uji terap teknik alat dan mesin, rancang bangun dan tata letak sarana
prasarana, serta penyiapan bahan standardisasi teknik pengolahan hasil
perikanan.
b. Seksi Uji Terap Teknik Pemasaran mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan, bimbingan teknis, evaluasi, dan pelaporan
uji terap teknik alat dan mesin, rancang bangun dan tata letak sarana
prasarana, serta penyiapan bahan standardisasi teknik pemasaran hasil
perikanan.
4. Bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk melaksanakan bimbingan teknis,
pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan pengujian persyaratan kelayakan
pengolahan dan penganeka ragaman produk, sertifikasi produk penggunaan
tanda SNI, dan penyiapan bahan standardisasi nutrisi produk dan metode
27
pengujian hasil perikanan. Bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk terdiri
dari :
a. Seksi Pengujian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan, bimbingan teknis, evaluasi, dan pelaporan pengujian
persyaratan kelaykan pengolahan dan penganeka ragaman produk, serta
penyiapan bahan standardisasi nutrisi produk dan metode pengujian hasil
perikanan.
b. Seksi Sertifikasi Produk mempunyai tugas melakukan penyiapan tentang
bahan pelaksanaan, bimbingan teknis, evaluasi, dan pelaporan sertifikasi
produk penggunaan tanda SNI, serta pemeliharaan sistem manajemen
mutu laboratorium dan sertifikasi produk hasil perikanan.
5. Bidang Pelayanan Pengembangan Usaha melaksanakan bimbingan teknis,
pelaksanaan, pengelolaan data informasi dan publikasi, evaluasi, dan
pelaporan dibidang pelayanan informasi dan sarana pengembangan usaha
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Bidang Pelayanan
Pengembangan Usaha terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan, pengelolaan data informasi dan publikasi, serta evaluasi dan
pelaporan dibidang pelayanan informasi pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan.
b. Seksi Sarana Pengembangan Usaha mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan, bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan
dibidang sarana pengembangan usaha pengelolaan dan pemasaran hasil
perikanan.
28
6. Kelompok Jabatan Fungsional bertugas melaksanakan kegiatan penerapan
dan pengujian hasil perikanan serta kegiatan lain yang sesuai dengan tugas
masing-masing jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
29
3.2. Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara dengan Ibu Ria dan Bapak Azil Kaharutman BBP2HP
berdiri sejak 1978, untuk pengelolaan arsip sendiri di BBP2HP sebenarnya masih
lebih sering menggunakan arsip manual, dikarenakan karyawan pada BBP2HP
belom begitu menguasai system arsip elektronik, meskipun sudah beberapa
karyawan yang sudah mengoperasikan arsip elektronik. Penerapan arsip manual di
BBP2HP sama seperti instansi dan perusahaan lainnya untuk proses penerapan atau
penanganan arsip manual adalah pada saat sekretaris menerima surat masuk
sekretaris mencatat surat tersebut kedalam buku agenda, setelah itu sekretaris
membaca terlebih dahulu tujuan dan isi surat tersebut. Dikarenakan pada BBPHP
masih menggunakan sistem arsip yang manual maka setiap surat masuk yang masuk
dicatat terlebih dahulu di buku agenda setelah itu surat tersebut diberikan kepada
kepala bagian masing masing untuk di tindak lanjut. Setelah di tindak lanjut oleh
Kepala bagian dan terdapat disposisinya, sekretaris mengambil kembali surat
tersebut dan menyampaikan isi dari disposisinya, biasanya jika surat tersebut
ditujukan untuk berbagai karyawan surat tersebut di fotocopy terlebih dahulu dan
surat yang aslinya di arsip ke dalam odner jenis surat tersebut. Sedangkan untuk arsip
elektronik pada BBP2HP hanya sebagian saja yang menggunakan serta masih sedikit
arsip elektronik yang digunakan misalnya pada saat membuat surat masuk, surat
keluar, memorandum pada computer, scan, mengirim surat melalui email.
Memindahkan arsip yang tercatat dala buku agenda ke dalam computer sesuai jenis
suratnya, dan membalas email yang masuk.
Sedangkan untuk aplikasi khusus saat ini belum ada, tetapi pada saat rapat
bulan lalu sudah ada pemberitahuan tentang salah satu aplikasi yang akan
diperkenalkan untuk penyimpanan arsip, tetapi berhubung aplikasinya sedikit rumit
30
perlu diadakannya kembali pelatihan serta pemahaman kembali untuk masing-
masing karyawan sehingga belum digunakan, selain itu karena BBP2HP hanya
menggunakan 3 system penyimpanan arsip banyak sekali kendala dalam penataan
arsipnya, misalnya banyak arsip yang menumpuk karna dari tahun ke tahun, terjadi
kesulitan pada saat mencari surat yang dibutuhkan karena terlalu banyak arsip.
Sering terdapat kerusakan pada arsip karena sering digunakan ataupun bertumpukan.
Selain itu karena terbatasnya tempat penyimpanan arsip sehingga sering terlihat arsip
yang berserakan diatas meja kerja dan itu membuat ruangan tidak enak dipandang.
BBP2HP juga selau ada petugas arsip di setiap bagian, karena pada BBP2HP
itu terdapat banyak bagian ruangan dan bidangnya masing masing sehingga harus
terjaga dengan baik arsipnya, untuk pelatihannya tidak ada hanya mengikuti saja
prosedur yang ada dalam perusahaan. Arsip yang masih dominan dan paling sering
digunakan adalah arsip manual, karena BBP2HP sudah terbiasa dengan arsip itu
meskipun sebenarnya dengan kemajuan teknologi pada zaman sekarang itu
perusahaan yang masih menggunakan arsip manual itu sudah tertinggal, tetapi demi
kelancaran kami tetap menggunakannya.
Peralatan arsip yang digunakan di BBP2HP adalah filling cabinet, lemari
arsip, rak arsip, map arsip. map snelhecter, hanging folder, ordner.guide, stapler, alat
penyimpanan khusus, alat fotocopy, alat scan, computer dan lain-lain. Pemeliharaan
arsip yang ada di BBP2HP meliputi pemeliharaan fisik dapat dilakukan dengan
pengaturan ruangan, Pemeliharaan tempat penyimpanan, penggunaan bahan-bahan
pencegah, larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar, serta menjaga kebersihan.
31
Berikut adalah flowchart penerapan arsip manual pada BBP2HP.
Sekretariat Kepala
Ada
Tidak
Sumber : Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
Gambar III.2
Flowchart Penerapan Arsip Manual
Pemindaian dokumen ke data excel komputer
Isi dan tempel lembar disposisi
Surat masuk dan lembar
disposisi
Gabung dgn surat lain yang
terkait
Masukan ke felling cabinet
End
start
Surat Masuk
Pencatatan surat ke buku agenda
Arsip Laksanaka
Tempat
Kualitas dokumen
Jawaban Surat
Surat keluar
Berkas simpen ke folder
32
3.2.1. Penerapan arsip manual bagian Pelayanan Pengembangan Usaha pada
Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan sebagai berikut :
A). Penerapan arsip surat masuk
Sekretaris menerima surat yang masuk ke bagian pelayanan pengembangan
usaha (PPU), setelah itu sekretaris membaca terlebih dahulu tujuan dan isi
surat tersebut. Dikarenakan pada BBPHP masih menggunakan sistem arsip
yang manual maka setiap surat masuk yang masuk dicatat terlebih dahulu
dalam buku surat masuk setelah itu surat masuk itu diberikan kepada kepala
bagian PPU untuk di tindak lanjut. Setelah di tindak lanjut oleh Kepala PPU
dan terdapat disposisinya, sekretaris mengambil kembali surat tersebut dan
menyampaikan isi dari disposisinya, biasanya jika surat tersebut ditujukan
untuk berbagai karyawan surat tersebut di fotocopy terlebih dahulu dan surat
yang aslinya di arsip ke dalam odner surat masuk
Sumber : Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
Gambar III.3
Contoh Surat Masuk
33
B). Penerapan arsip surat keluar
Surat keluar yaitu surat yang dibuat oleh bagian PPU untuk unit lain, setiap
karyawan yang membuat surat keluar harus membuat double surat tersebut
karna satu dari surat tersebut untuk arsip ruangan itu sendiri, surat keluar
dicatat terlebih dahulu dibuku surat keluar setelah itu diberi nomor sesuai
urutan surat keluar yang sudah ada, setelah itu dibolongi dan dimasukan
kedalam odner surat keluar
C). Penerapan arsip surat pelaksana harian (PLH)
Surat pelaksana harian yaitu surat yang berisi tentang kegiatan- kegiatan
karyawan di bagian Pelayanan Pengembangan Usaha (PPU) biasanya surat
itu berisi tentang karyawan yang diberi tugas diluar kantor contohnya : rapat
di satker bogor atau mengikuti pameran ikan hias di satker Bogor. Surat ini
dicatat terlebih dahulu di buku surat pelaksana harian, dinomori dan
dibolongi setelah itu di masukan ke dalam odner surat pelaksana harian.
D). Penerapan arsip Memorandum
Memorandum adalah suatu bentuk surat tanpa kop yang biasa digunakan oleh
lingkungan internal perusahaan , sebelum karyawan mengirim memorandum
ke unit yang dituju karyawan harus terlebih dahulu menyerahkan 1 (satu)
kepada sekretaris untuk arsip, setelah itu dicatat di buku
memorandum,dinomori dan dibolongi, setelah itu dimasukan atau di arsip
kedalam odner memorandum.
34
3.2.2 Penerapan arsip elektronik di BBP2HP
Penerapan arsip elektronik adalah penerapan/pengelolaan arsip
menggunakan media elektronik berbasiskan pada penggunaan komputer. Pada
BBP2HP, penggunaan arsip elektronik ini terlihat masih minim dikarenakan seluruh
pegawai belum menguasainya sehingga hanya sebagian saja yang menggunakannya.
Penggunaan arsip elektronik ini terlihat pada pembuatan surat keluar atau pun surat
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan kantor. BBP2HP menggunakan
komputer sebagai alat ketik untuk pembuatan surat keluar.
Adapun tahap-tahap pengelolaan arsip elektronik sebagai berikut:
Sumber : Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
Gambar III.2
Tahap Penerapan Arsip Elektronik
Memindahkan dokumen Menyimpan Dokumen
Mengindeks Dokumen Mengontrol Akses
35
1. Memindahkan Dokumen
Terdiri dari 3 (tiga) metode dalam memindahkan dokumen yaitu :
a). Scanning
Memindai atau men-scan dokumen yang menghasilkan data gambar yang dapat
disimpan di komputer.
b). Conversion
Mengkonversi dokumen adalah proses mengubah dokumen word processor atau
spreadsheet menjadi data gambar permanen untuk disimpan pada sistem
computerisasi.
c). Improting
Metode ini juga memindahkan data secara elektronik, seperti dokumen office site,
grafik, audio clips, atau data video, ke dalam sistem pengarsipan dokumen
elektroniks. Data dapat dipindahkan dengan melakukan drag dan drop ke sistem
dan tetap menggunakan format data aslinya.
2. Menyimpan Dokumen
Setelah dipindahkan kedalam sistem, dokumen harus disimpan secara benar.
Metode dalam penyimpanan dokumen ini terdiri dari cara yaitu :
a). Harddisk
Harddisk juga mempunyai ukuran kecepatan untuk membaca data yang
bervariasi,harddisk eksternal adalah independen, yaitu seperti media
penyimpanan luar lainnya yang bisa dipasang dan di lepas setiap waktu.
36
b.). Server
Server adalah bagian yang sangat penting dalam jaringan komputer, server bisa
disebut juga terminal induk dimana kontrol terpusat terhadap jaringan komputer.
3. Mengindeks Dokumen
Metode dalam mengindeks dokumen secara elektronik adalah folder/file structure,
sistem ini menyediakan metode visual dalam pencarian dokumen. Dalam kantor, file
secara normal akan dapat ditemukan dengan mencari pada polder atau filling cabinet
yang tepat.
4. Mengontrol Akses
Sebuah instansi yang mengimplementasikan arsip elektronik dengan dokumen yang
bervariasi hendaknya meningkatkan keamanan dengan melakukan kontrol akses
yang komprehensif dan sederhana. Hal ini akan memungkinkan administrator sistem
negontrol folder dan dokumen apa yang baru di akses , dilihat, dan di copy bahkan di
edit atau dihapus oleh seorang pengguna.
3.2.3. Faktor Kendala pada Penerapan Arsip di BBP2HP dan Cara Mengatasi
Kendala
Berdasarkan penelitian penulis pada bagian kearsipan di BBP2HP, penulis
melihat sistem kearsipan pada BBP2HP tidak cukup baik, karena ada beberapa
kendala dan permasalahan, antara lain :
1. Masih terbatasnya pemahaman karyawan pada bagian kearsipan tentang cara
penerapan dan penanganan arsip yang baik dan benar. Dalam hal ini penulis
37
menganalisa dalam pembuatan berbagai surat masih sedikit yang bisa
mengaplikasikan komputer, sehingga masih bergantung dengan orang lain
dikarenakan lebih banyak karyawan yang umurnya sudah tua.
2. File atau dokumen susah dicari pada penyimpanan arsip manual. Dalam hal
ini penulis menganalisa pada penyimpanan arsip secara manual seperti surat
masuk tentang undangan rapat, undangan event, pelaksanaan harian,dan
sebagainya masih tersimpan berbauran, meskipun sudah di pisahkan menurut
perihalnnya namun pada saat pencarian surat sudah lama karyawan merasa
kesulitan karena terlalu banyaknya arsip yang ada di BBP2HP.
3. Adanya file yang hilang pada penyimpanan arsip elektronik. Dalam hal ini
penulis menganalisa seperti gambar-gambar hasil scan yang disimpan
berbauran dengan file lain. Selain itu juga terdapat file-file yang sama akan
tetapi tidak sesuaikan dalam satu folder. Sehinga menyebabkan penemuan
file kembali dalam waktu yang sama.
4. Kurangnya pelatihan untuk karyawan dalam mengaplikasikan arsip
elektronik. Seharusnya untuk zaman sekarang sudah tidak lagi menggunakan
arsip manual karena sangat memperlambat kegiatan dalam kantor tersebut,
meskipun pada dasarnya arsip elektronik tidak bisa terlepas dari arsip manual.
5. Masih terdapat banyak arsip yang menumpuk karena setiap harinya pasti
arsip terus bertambah, oleh karena itu sebaiknya perusahaan memusnahkan
arsip-arsip yang sudah lama atau yang sudah tidak terpakai, sehingga sedikit
mengurangi penumpukan arsip pada perusahaan tersebut.
38
3.2.2 Solusi Dari Kendala Penerapan Arsip Pada BBP2HP
Maka untuk mengatasi masalah-masalah kearsipan tersebut, kita harus tahu
bagaimana cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar tidak merugikan
perusahaan, yaitu dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Gunakan system penyimpanan secara tepat
Sehingga harus mengikuti rangkaian tata cara yang teratur memuat sesuatu pedoman
tertentu untuk menyusun/menyimpan warkat, sehingga bilamana diperlukan dapat
ditemukan kembali secara tepat dan cepat. Dan gunakan 5 system penyimpanan arsip
yaitu System abjad, system masalah, system tanggal, system wilayah, system nomor
sedangkan di BBP2HP hanya menggunakan 3 system yaitu system nomor,tanggal
dan masalah saja.
2. Perlu adanya pengaturan prosedur peminjaman, pengawasan/control dan
pengendalian yang ketat.
3. Secara rutin diadakan perawatan dan pencegahan kerusakan
Ruang tempat penyimpanan harus tetap kering (tidak lembab). Ruang penyimpanan
harus dijaga dari serangga api, serangga pemakan kertas, dan percikan air.
4. Fasilitas kearsipan harus memenuhi syarat
Ruangan yang tepat, luas, suhu, kelembaban dll. Alat- alat korespondensi seperti
kertas,mesin tik,mesin stensil,stempel dll.
5. Petugas kearsipan yang memenuhi syarat
Pegawai yang bekerja pada unit kearsipan bukan hanya ditunjang oleh faktor
kemauan terhadap pekerjaannya, melainkan juga harus dibekali keterampilan khusus
mengenai bidang kearsipan. Pegawai yang terlatih baik dan mempunyai ilmu
pengetahuan sangat dibutuhkan dalam satu unit pengelolaan kearsipan.