Upload
dinhhanh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN PADA MANUSIA DENGAN METODE BACKWARD
CHAINING
Naskah Publikasi
Diajukan Oleh :
Meliana Anandari
09.22.1034
Kepada
JURUSAN SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2012
EXPERT SYSTEM FOR DIGESTION SYSTEM DISORDERS DIAGNOSE METHOD IN HUMANS BACKWARD CHAINING
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN PADA MANUSIA DENGAN METODE BACKWARD CHAINING Meliana Anandari Sistem Informasi
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The human digestive system is a system of multi-cellular organ that receives food,
digests it into energy and nutrients, and removing the rest of the process. Next is the process of absorption of the juices of food that occurs in the intestine. Then the process of spending the remnants of food through the anus. The human digestive system disorder often occurs because of a lack of human consciousness in health care regardless of a healthy lifestyle and regular, such as regular meals and avoid stress.
Expert systems are computer-based system that uses knowledge, facts and reasoning techniques to solve problems that normally can only be solved by an expert in that field (Martin and Oxman, 1988). Expert systems are made in the certain knowledge of a particular keparan sector in areas close to human capabilities. Expert system tries to find a satisfactory solution, as done by an expert. In addition the expert system can also provide an explanation of steps taken and give reasons for the suggestions or conclusions found.
By making this application specialist shortage problem can be overcome, by this expert system application user expected to interact with this system as well as interact with experts. Able to give information to the user about the disease through the human digestive system symptoms that the user entered into the system in accordance with the conditions he was experiencing.
Key words: digestive system, expert system, expert system results
BAB I
1.1 Pendahuluan
Sistem pencernaan pada manusia adalah sistem organ multisel yang
menerima makanan, mencerna menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi
sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah
proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi didalam usus. Kemudian proses
pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus.
Gangguan sistem pencernaan manusia sering terjadi karena kurangnya
kesadaran manusia dalam menjaga kesehatan dengan mengabaikan pola hidup sehat
dan teratur, seperti makan secara teratur dan hindari stress.
Keterlambatan atau ketidakhadiran seorang dokter di Rumah Sakit ini akan
mengakibatkan tertundanya pengobatan yang seharusnya dilakukan sehingga banyak
pasien yang penyakitnya bertambah parah atau mungkin sampai mengalami kematian.
Sehingga untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan suatu sistem berbasis
komputer yang dapat membantu peran seorang pakar dokter spesialis dalam yang
berhalangan hadir atau sedang sibuk dengan pasien yang lainnya. Dengan bantuan
sistem pakar, diharapkan dapat membantu dokter dalam pengobatan pasien, atau
dengan sistem pakar ini juga, asisten dokter juga bisa membantu menangani pasien.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence)
Kecerdasan buatan (artificial intelegence) adalah suatu area dalam ilmu
komputer. Menurut Jackson dan Raynon pada tahun 1996, istilah kecerdasan buatan
mempunyai banyak definisi. Secara garis besar, kecerdasan terbagi kedalam dua
dasar pemikiran yaitu : kecerdasan buatan melibatkan pembelajaran proses pemikiran
manusia atau disebut dengan kecerdasan komputasional dan kecerdasan buatan
berkaitan dengan representasi dan duplikasi proses tersebut melalui mesin seperti
komputer dan robot atau disebut juga kecerdasan konvensional.
Berikut ini adalah definisi kecerdasan buatan :
1. Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer
melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1989).
2. Kecerdasan buatan (artificial intelegence) merupakan kawasan penelitian aplikasi
dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan
sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H.A. Simon, 1987).
3. Kecerdasan buatan (AI) sebagai cabang dari ilmu komputer yang dalam
merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan simbol-simbol dari pada
bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan
sejumlah aturan (Ensiklopedi Britanica).
Bidang yang termasuk dalam kecerdasan buatan antara lain : penglihatan
komputer (computer vision), bahasa alami (natural language), robotika (robotic), sistem
saraf buatan (artificial neuralsystem), dan sistem pakar (exspert system).
2.2. Definisi Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan
pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang
biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin
dan Oxman, 1988) (Kusrini, Dr, M.Kom 2006 Sistem Pakar Teori dan Aplikasi).
Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu suatu keparan
tertentu yang mendekati kemampuan manusia disuatu bidang. Sistem pakar
mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana dilakukan oleh seorang
pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan langkah yang
diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya.
2.3 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar mempunyai disusun dua lingkungan yaitu : lingkungan
pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation
environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk
memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan
lingkungan konsultasi dilakukan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh
pengetahuan pakar. (Turban, 1995), (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem
pakar)
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar dapat di lihat dalam
gambar berikut ini :
LINGKUNGANKONSULTASI LINGKUNGANPENGEMBANGAN
Fakta Tentang Kejadian tertentu
Akuisisi
pengetahuan
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar)
2.4 Antar Muka Pengguna (User Interface)
User Interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan
sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan
mengubahnya kedalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka
menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh pemakai. (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar)
2.5 Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman,
formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua
elemen dasar, yaitu :
Pemakai
Antar Muka
Fasilitas Penjelasan
Mesin Inferensi
Aksi Yang Direkomendasikan
Workplace Perbaikan
Pengetahuan
Basis Pengetahuan : Fakta dan Aturan
Knowledge Engineer
Pakar
a. Fakta, fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan
tertentu
b. Aturan, aturan merupakan informasi tentang bagaimana memperoleh fakta baru
dari fakta yang telah diketahui.
2.6 Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada
pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan
dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi.
Ada 4 tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu (Schnupp, 1989) :
1. Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukkan status konsultasi.
2. Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh.
3. Penjelasan mengapa sistem menanyakan suatu pertanyaan.
4. Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang
dikehendaki pengguna.
2.7 Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerja
serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut penting dalam
pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis
penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialami. (Muhammad Arhami, konsep
dasar sistem pakar)
2.8 Mesin Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang
digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah
program komputer yang memberikan metologi untuk penalaran tentang informasi
yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk
memformulasikan kesimpulan (Turban,1995).
Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar
berbasis aturan, yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining) dan pelacakan ke
depan (forward chaining).
a. Runut Balik (Backward Chaining)
Runut balik adalah pendekatan yang dimotori tujuan, dalam pendekatan ini
runut balik di mulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan
tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan
premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain
dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.
Gambar 2.2 Proses Backward Chaining (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem
pakar)
b. Runut Maju (forward Chaining)
Runut maju adalah pendekatan yang dimotori data, dalam pendekatan ini
pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba
menggambarkan kesimpulan.
Observasi A aturan R1 fakta C
Aturan R3
Observasi B aturan R2 fakta D tujuan 1
(kesimpulan)
Aturan R2
Gambar 2.3 Proses forward chaining (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem
pakar)
pencernaan manusia ini menggunakan dua metode inferensi, yaitu runut balik
(backward chaining). Forward chaining digunakan untuk menguji fakta –fakta yang
dimasukkan pengguna dengan aturan yang telah disimpan dalam sistem satu demi
satu hingga dapat diambil suatu kesimpulan. Jika fakta yang pertama bernilai benar,
maka dilakukan pencarian ke fakta berikutnya pada rule yang sama, tetapi jika ada
fakta yang bernilai salah, maka dilakukan pencarian ke rule yang lain, dimana rule
yang dicari adalah rule yang mempunyai fakta bernilai benar yang sama pada rule
sebelumnya.
2.9 Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan adalah merupakan kombinasi sistem
berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafsiran prosedur untuk
digunakan pengetahuan dalam menyimpan struktur data. Hal ini penting untuk
merealisasikan kedua elemen tersebut dan dalam sistem representasi pengetahuan
adalah suatu hal yang perlu. Struktur data tanpa penafsiran prosedur adalah seperti
menggunakan kamus tanpa program pengecekannya. (Muhammad Arhami 2005,
Konsep Dasar Sistem Pakar)
Observasi A aturan R1 fakta C
Kesimpulan 1
Aturan 1
Observasi B aturan R2 fakta D
Kesimpulan 2
Aturan 2
Fakta E
Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk
mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis
pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting
problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan
problema.
2.10 Akuisisi Pengetahuan (knowledge Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan trasnformasi keahlian
dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program
komputer. Dalam tahap ini knowledge enginerr berusaha menyerap pengetahuan
untuk selanjutnya ditrasnfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh
dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman
pemakai.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting. Karena
kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.
Analisis bertujuan untuk mendapatkan pemahaman keseluruhan tentang sistem yang
akan kita dikembangkan berdasarkan masukan dari calon pengguna dan beberapa
pihak yang berkepentingan.
Dalam tahap analisis langkah yang pertama harus dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah. Masalah-masalah yang ada merupakan suatu kelemahan,
sehingga menghambat pencapaian tujuan. Dari kelemahan sistem yang ada harus
ditindak lanjuti untuk ditemukan dan dicari pemecahannya agar sistem dapat berjalan
dengan baik guna mencapai tujuan sistem.
3.1.1 Analisis Masalah
Masalah diagnosa penyakit pada sistem pencernaan manusia dapat
dimasukkan dalam salah satu cabang ilmu artificial intelligence, yaitu sistem pakar.
Pada permasalahan ini, pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan
mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai dokter. Dengan kata lain
terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang
artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke
sebuah sistem komputer.
Maka proses penarikan kesimpulan dalam mencari solusi terbaik terhadap
penyakit tersebut dapat dilakukan. Penyakit pada sistem pencernaan manusia
banyak macamnya. Oleh karena itu diharapkan pengembangan sistem pakar ini
dapat membantu pakar atau pemakai untuk bisa mendiagnosa penyakit khususnya
pada sistem pencernaan manusia dengan lebih cepat dan tepat. Dari uraian
tersebut, maka berdasarkan kategori bidang yang sesuai untuk diselesaikan
dengan pendekatan sistem pakar termasuk dalam jenis diagnosa, yaitu mengamati
gejala atau tingkahlaku dan memberi kesimpulan penyakit.
Pada proses ini, sistem akan memberikan daftar berupa fakta-fakta yang
telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. User (pengguna) akan
memilih gejala-gejalanya kemudian akan diproses oleh sistem sehingga
menghasilkan kesimpulan tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Sistem ini
memberikan sarana penatalaksanaan dan pencegahan yang bisa dilakukan agar
sistem pencernaan manusia terhindar dari penyakit.
pencernaan manusia ini menggunakan dua metode inferensi, yaitu runut balik
(backward chaining). Forward chaining digunakan untuk menguji fakta –fakta yang
dimasukkan pengguna dengan aturan yang telah disimpan dalam sistem satu demi
satu hingga dapat diambil suatu kesimpulan. Jika fakta yang pertama bernilai benar,
maka dilakukan pencarian ke fakta berikutnya pada rule yang sama, tetapi jika ada
fakta yang bernilai salah, maka dilakukan pencarian ke rule yang lain, dimana rule
yang dicari adalah rule yang mempunyai fakta bernilai benar yang sama pada rule
sebelumnya.
3.1.2 Representasi Pengetahuan
Sistem pakar untuk membantu mendiagnosa penyakit pada sistem
pencernaan manusia ini membutuhkan basis pengetahuan dan mesin inferensi
untuk mendiagnosa penyakit. Basis pengetahuan ini berisi fakta-fakta yang
dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk
menganalisa fakta-fakta yang dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin
inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan pengguna
sampai dapat ditentukan suatu kesimpulan.
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi
Implementasi program aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sistem
pencernaan manusia merupakan tahap paling penting pada sistem yang sudah dirancang, di
implementasikan untuk menghasilkan sistem yang sesuai dengan yang diinginkan dan siap
dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya. Dari hal ini dapat diketahui apakah sistem yang
dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tidak.
Tahapan perancangan aplikasi telah dikerjakan. Mulai dari rancangan sistem,
rancangan input output, rancangan sistem, rancangan database dan juga rancangan antar
muka pengguna (user interface). Semua rancangan ini digunakan untuk mempermudah dalam
penjabaran sistem ke dalam bahasa pemrograman.
4.2 Pengujian
4.2.1 Uji Coba Program
Pengujian terhadap sebuah system secara umum bisa dilakukan dengan
berbagai macam pendekatan, diantaranya adalah metode white box testing dan
black box testing.
4.2.2 White Box Testing
Pengujian white box adalah metode desain test case yang menggunakan
struktur control desain secara procedural untuk memperoleh test case. Testing
dimaksudkan untuk meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci. Karenanya
logical part (jalur logika) perangkat lunak akan dites dengan menyediakan test case
yang akan mengerjakan kumpulan kondisi atau pengulangan secara fisik.
Selain berfungsi sebagaimana dijabarkan diatas, pengujian white box juga
dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang tidak bisa dihandle oleh
system (tidak ada validasi / pesan eror dari program), atau keanehan-keanehan yang
terjadi pada hasil (out put) dari suatu proses dalam program. Kesalahan atau
keanehan tersebut bisa disebabkan oleh kesalahan dalam logika program, syntax
atau code program, dimana kesalahan tersebut hanya programmer saja yang
mengetahuinya. Pengguna hanya akan mengetahui output yang dihasilkan berbeda
dengan yang diharapkan. Berikut contoh pengujian white box atas terjadinya
kesalahan dalam program.
‘cari penyakit yang sesuai dengan gejala terpilih
For i = 0 To ListView2.ListItems.Count
With ListView2.ListItems.Item(i)
conn.Execute (“insert into tmp select a.kd_gejala,b.kd_penyakit,b.probabilitas “
_
& “,a.probabilitas as prob_gejala from aturan_gejala a,aturan b where
a.kd_aturan=” _
& “b.kd_aturan and a.kd_gejala=’” & .Text & “’”)
End With
Next i
Dari script diatas terdapat kesalahan logika perulangan dimana perulangannya
harusnya diawali dari angka 1 bukan 0.
4.2.3 Kesalahan Syntax
Kesalahan yang paling sering ditemukan pada saat membuat program
adalah kesalahan sintaks atau syntax error, dimana perintah atau statement yang
diketikkan menyalahi aturan pengkodean. Berikut ini adalah gambar yang
menampilkan adanya kesalahan syntax yang terjadi kesalahan penulisan kode
program.
Gambar 4.18 Kesalahan Syntax
4.2.4 Kesalahan Logika
Kesalahan logika atau logical error merupakan jenis kesalahan yang cukup
sulit untuk ditemukan penyebabnya. Karena aplikasi yang mengandung logical error
berjalan tanpa pesan kesalahan, tetapi mengeluarkan hasil yang tidah diharapkan.
Logical error dapat diperbaiki dengan memeriksa alur program. Berikut ini potongan
scrip dari fungus tambah data dari form pengobatan :
conn.Execute ("INSERT INTO pengobatan(kd_pengobatan,pengobatan) VALUES('"
& Trim(XPText2.Text) & "'," _
& "'" & Trim(XPText1.Text) & "')")
Dari script diatas terdapat kesalahan dalam penginputan, seharusnya
kd_pengobatan diisi dengan XPText1 bukan XPText2.
4.2.5 Black Box Testing
Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara
beroperasinya. Apakah pemasukan data telah berjalan sebagaimana yang
diharapkan dan apakah informasi yang tersimpan dapat dijaga tingkat
kemuthakhirannya.
Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasaan
perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya
menggunakan persyaratan fungsional untuk semua program. Pengujian black box
berusaha menemukan kesalahan dalam beberapa hal yaitu :
a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
b. Kesalahan interface
c. Kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminal
Berikut ini table yang menggambarkan metode pengujian black box pada
beberapa form interface. Pengujian ini hanya dilakukan pada beberapa form dengan
input atau kondisi tertentu, seperti form login pakar, dan form input data penyakit.
Pengujian ini tidak membahas keseluruhan sistem yang ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan diselesaikannya pembuatan aplikasi system pakar untuk mendiagnosa
system pencernaan manusia ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Dengan pembuatan aplikasi ini masalah kekurangan tenaga pakar dapat diatasi,
dengan aplikasi system pakar ini user diharapkan dapat berinteraksi dengan system
ini seperti halnya ketika berinteraksi dengan pakar.
2. Kompleksnya permasalahan yang timbul dalam diagnose dalam penyakit sistem
pencernaan manusia, bisa ditangani dengan sistem pakar.
3. Mampu member informasi kepada user mengenai penyakit system pencernaan
manusia melalui gejala-gejala yang diinputkan user ke system sesuai dengan kondisi
yang sedang dialaminya,
4. Dengan adanya pembatasan hak akses yang diterapkan pada sistem, proses untuk
pengolahan basis pengetahuan dan basis aturan hanya dapat dilakukan oleh pakar.
5.2 Saran
Berdasarkan evaluasi terhadap proses dan hasil dari system ini, maka saran-saran
untuk mengembangkan selanjutnya dalam bidang ini antara lain :
1. Menggunakan metode lain dalam menyelesaikan tingkat kepercayaan bisa menjadi
alternative perbandingan untuk mengetahui metode mana yang paling mendekati
kenyataan tingkat kebenaran.
2. Untuk membuat pengguna tidak cepat bosan, maka perlu ditambahkan fasilitas
multimedia dalam system pakar tersebut.
3. Untuk pengembangan selanjutnya, dapat melengkapi data-data tentang penyakit
system pencernaan manusia dengan gambar untuk memperjelas informasi.
Aplikasi system pencernaan manusia yang dibuat masih jauh dari sempurna. Karena
seiring dengan bertambahnya pengetahuan seseorang pakar dan berkembangnya gejala
penyakit yang di timbulkan oleh suatu penyakit, oleh karena itu diharapkan perbaikan dan
pengembangan yang lebih baik kedepannya nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta.
Fitri, idatul, 2009, Mini Ensiklopedi Sistem Pencernaan, Garailmu, Yogyakarta.
Kusrini, M. Kom, 2008, Aplikasi Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta.
Kusrini, S. Kom, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta.
Nursing, 2008, Memahami Berbagai Macam Penyakit, Indeks, Jakarta Barat.
Prof. Dr. Sunarto, Sp.Ak, 2008, Diagnosis Klinis Awal Dari Masalah Menuju Diagnosis,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Sari Iswanti & Sri Hartati, 2008. Sistem Pakar Dan Pengembangannya, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Sadeli, Muhammad, 2010, 46 Trik Tersembunyi Access, Maxikom, Palembang.
Tutik Rahayuningsih, Deden Dermawan, 2010, Keperawatan Medikal Bedah, Gosyen
Publishing, Yogyakarta.
2009, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Andi Offset, Yogyakarta.