Upload
mohamad-rizki-dwikane
View
13
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ad
Citation preview
SINDROMA NEFROTIK
Definisi
Sindroma nefrotik adalah gambaran klinis dengan ciri khusus proteinuria massif lebih
dari 3,5 gram per 1,73 m2 luas permukaan badan per hari disertai dengan hipoalbuminemia
kurang ari 3,0 gr/ml.1
Sindroma nefrotik (SN) merupakan salah satu manifestasi klinis glomerulonefritis (GN)
ditandai dengan edema anasarka, proteinuria massif > 3,5 gr/hari, hipoalbuminemia < 3,5 gr/dl,
hiperkolesterolemia, dan lipiduria.2
Sindroma nefrotik merupakan sebutan umum untuk semua penyakit yang melibatkan
kerusakan glomeruli ginjal yang ditandai dengan proteinuria masif (>3,5g/hari), lipiduria, dan
edema dengan derajat bervariasi, hipoalbuminemia (<3,5g/dl), serta hiperlipidemia.3
Epidemiologi
Kasus ini lebih sering terjadi pada anak-anak (<18 tahun) dengan angka kejadian 2-7
kasus/100.000 per tahun. Sebagian besar pasien sindrom nefrotik, berkisar antara 75-85%
termasuk sindrom nefrotik idiopati, etiologinya tidak diketahui. Sebagian kecilnya (20%)
termasuk sindrom nefrotik sekunder.
Puncak insidensi pada umur 2-3 tahun. Pada saat anak-anak, perbandingan anak laki-laki
dan perempuan 2:1. Sindrom nefrotik primer lebih banyak terdapat pada anak-anak, sedangkan
yang sindrom nefrotik sekunder pada dewasa.1
Penatalaksanaan
Pengobatan untuk sindrom nefrotik tergantung diagnosis patologis yang sesuai. Secara
umum, bentuk primer glomerulonephritis yang menyebabkan sindrom nefrotik diobati dengan
menggunakan corticosteroid.
Pengobatan SN terdiri dari pengobatan spesifik yang ditujukan terhadap penyakit dasar
dan pengobatan non spesifik untuk mengurangi proteinuria, mengontrol edema dan mengobati
komplikasi. Diuretik disertai diet rendah garam dan tirah baring dapat membantu mengontrol
edema. Furosemid oral dapat diberikan dan bila resisten dapat dikombinasi dengan tiazid,
metalazon dan atau acetazolamid. Kontrol proteinuria dapat memperbaiki hipoalbuminemia dan
mengurangi risiko komplikasi yang ditimbulkan.
Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 g/kg berat badan/hari dapat mengurangi risiko
proteinuria. Obat penghambat enzim konversi angiotensin dan antagonis angiotensin II dapat
menurunkan tekanan darah dan kombinasi keduanya dapat menimbulkan efek aditif dalam
menurunkan proteinuria. Risiko tromboemboli pada SN meningkat dan perlu mendapatkan
penanganan, walaupun pemberian antikoagulan jangka panjang masih kontroversi tapi pada satu
study terbukti memberikan keuntungan. Dislipidemia pada SN belum secara meyakinkan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular tetapi bukti klinik dalam populasi menyokong
pendapat perlunya keadaan ini. Obat penurunan lemak golongan statin seperti simvastatin,
pravastatin dan lovastatin dapat menurunkan kolesterol LDL, trigliserid dan meningkatkan
kolesterol HDL.
Terapi Non farmakologis
- Istirahat dengan tirah baring dan memakai stocking yang menekan, terutama untuk
pasien lanjut usia.
- Restriksi protein dengan diet protein 0,8 gram/kg ideal/hari + eksresi protein dalam
urin/24 jam. Bila fungsi ginjal sudah menurun, diet proteksi disesuaikan hingga 0,6
gr/kgBB ideal + eksresi protein dalam urin/24 jam
- Diet rendah kolesterol < 600/hari
- Berhenti merokok
- Diet rendah garam, restriksi cairan pada edema
Farmakologis
- Pengobatan diuretic : diuretic loop
- Pengobatan proteinuria dengan penghambat ACE dan/atau antagonis reseptor
angiotensin II
Contoh obat-obat Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors:
Benazepril (generic, Lotensin)
Oral: 5, 10, 20, 40 mg tablets
Captopril (generic, Capoten)
Oral: 12.5, 25, 50, 100 mg tablets
Enalapril (generic, Vasotec)
o Oral: 2.5, 5, 10, 20 mg tablets
o Parenteral (Enalaprilat): 1.25 mg/mL for injection
Fosinopril (generic, Monopril)
Oral: 10, 20, 40 mg tablets
Lisinopril (generic, Prinivil, Zestril)
Oral: 2.5, 5, 10, 20, 40 mg tablets
Moexipril (generic, Univasc)
Oral: 7.5, 15 mg tablets
- Pengobatan dislipidemia dengan golongan statin
Contoh obat golongan statin:
Simvastatin (Zocor)
Oral: 5, 10, 20, 40, 80 mg tablets
Lovastatin (generic, Mevacor)
Oral: 10, 20, 40 mg tablets; extended release (Altoprev): 10, 20, 40, 60 mg
- Pengobatan hipertensi dengan target tekanan darah < 125/75 mmHg. Penghambat
ACE dan antagonis reseptor angiotensin II sebagai pilihan obat utama
- Pengobatan kausal sesuai etiologi SN
REFERENSI
1. Sukandar, Enday. Nefrologi Klinik edisi II. Bandung: Penerbit ITB. 1997.
2. Sudoyo, Setyohadi, Alwi, SImadibrata K., Setiati (ed). Buku Ajar Imu Penyakit Dalam
Jilid I Edisi IV. PB PAPDI. 2006.
3. Tanagho, Emil.A & McAnich, Jack W. Smith’s General Urology 16th ed. USA: McGraw-
Hill companies. 2004.
4.