71
Pemicu III Blok saraf dan kejiwaan “ketika dinosaurus itu berbisik- bisik” Silvie A.W Kelompok 4

Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt jiwa

Citation preview

Page 1: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pemicu III Blok saraf dan kejiwaan“ketika dinosaurus itu berbisik-bisik”

Silvie A.WKelompok 4

Page 2: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

LO I

MM. Menjelaskan multiaksial

Page 3: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan
Page 4: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis• F0 : Gangguan Mental Organik, Termasuk Gangguan Mental

Simtomatik– F00 : Demensia pada penyakit Alzheimer– F01 : Demensia vaskuler– F02 : Demensia pada penyakit lain YDK– F03 : Demensia YTT– F04 : Sindrom amnesik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif

lainnya– F05 : Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya– F06 : Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan

penyakit fisik– F07 : Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan

disfungsi otak– F09: Gangguan mental organik atau simtomatik YTT

Page 5: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis• F1 : Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif

– F10 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol– F11 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida– F12 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida– F13 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau hipnotika– F14 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain– F15 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain

termasuk kafein– F16 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika– F17 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau– F18 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah

menguap– F19 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan

penggunaan zat psikoaktif lainnya

Page 6: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis

• F2 : Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham– F20 : skizofrenia

• F20.0 : Skizofrenia paranoid• F20.1 : Skizofrenia hebefrenik• F20.2 : Skizofrenia katatonik• F20.3 : Skizofrenia tak terinci• F20.4 : Depresi paska skizofrenia• F20.5 : Skizofrenia residual• F20.6 : Skizofrenia simpleks• F20.8 : Skizofrenia lainnya• F20.9 : Skizofrenia YTT

Page 7: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis– F21 : Gangguan skizotipal– F22 : Gangguan waham menetap

• F22.0 : Gangguan waham• F22.8 : Gangguan waham menetap lainnya• F22.9 : Gangguan waham menetap YTT

– F23 : Gangguan psikotik akut dan sementara• F23.0 : Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia• F23.1 : Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia• F23.2 : Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut• F23.3 : Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham• F23.8 : Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya• F23.9 : Gangguan psikotik akut dan sementara YTT

– F24 : Gangguan waham terinduksi– F25 : Gangguan skizoafektif– F28 : Gangguan psikotik nonorganik lainnya– F29 : Psikosis non organik YTT

Page 8: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis

• F3 : Gangguan Suasana Perasaan – F30 : Episode manik– F31 : Gangguan afektif bipolar– F32 : Episode depresif– F33 : Gangguan depresif berulang– F34 : Gangguan suasana perasaan menetap– F38 : Gangguan suasana perasaan lainnya– F39 : Gangguan suasana perasaan YTT

Page 9: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis

• F4 : Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres– F40 : Gangguan anxietas fobik– F41 : Gangguan anxietas lainnya– F42 : Gangguan obsesif kompulsif– F43 : Reaksi terhadap stres berat dan gangguan

penyesuaian– F44 : Gangguan disosiatif– F45 : Gangguan somatoform– F48 : Gangguan neurotik lainnya

Page 10: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis

• F5 : Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik– F50 : Gangguan makan– F51 : Gangguan tidur non organik– F52 : Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau

penyakit organik– F53 : Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa

nifas YTK– F54 : Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan

gangguan atau penyakit YDK– F55 : Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan– F59 : Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan

fisiologis dan faktor fisik

Page 11: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Daftar Kategori Diagnosis

• F6 : Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa

• F7 : Retardasi Mental• F8 : Gangguan Perkembangan Psikologis• F9 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan

Onset Biasanya pada Masa Kanak dan Remaja

Page 12: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Diagnosis Multiaksial

• Tujuan dari diagnosis multiaksial : – Mencakup informasi yang komperhensif (gangguan jiwa, kondisi medik

umum, masalah psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehingga dapat membantu dalam:

• perencanaan terapi • memperkirakan outcome atau prognosis.

– Format yang mudah dan sistematik, sehingga dapat membantu dalam:• Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis• Menangkap kompleksitas situasi klinis• Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama

– Memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial” dalam klinis. Pendidikan dan penelitian

Page 13: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Diagnosis MultiaksialAksis I : –gangguan klinis

–fungsi lain yang menjadi fokus perhatian klinis

Aksis II : –gangguan kepribadian–retardasi mental

Aksis III : kondisi medik umum

Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan

Aksis V : penilaian fungsi secara global

CATATAN :• Antara aksis I, II, III tidak selalu ada hub etiologik atau patogenesis• Hub antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi

Page 14: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

LO II

MM. Teori psikotik dan skizofrenia

Page 15: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia

• Emil Kraepelin (1856 – 1926)– Demensia prekoks suatu istilah yang

menekankan suatu proses kognitif yang jelas (demensia) dan onset yang awal (prekoks) / terjadi kemunduran inteligensi sebelum waktunya.

– Pasien dengan demensia prekoks mengalami perjalanan jangka panjang yang memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.

Page 16: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia

– Kraepelin lebih lanjut membedakan pasien dengan demensia prekoks dari pasien dengan psikosis manik-depresif atau paranoia.• Pasien dengan psikosis manik-depresif dibedakan dari

pasien dengan demensia prekoks dengan adanya episode penyakit yang jelas yang dipisahkan oleh periode fungsi normal.

• Pasien dengan paranoia mempunyai waham persekutorik yang persisten sebagai gejala utamanya tetapi tidak mempunyai perjalanan demensia prekoks yang memburuk atau gejala psikosis manik-depresif yang intermiten.

Page 17: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia

• Eugen Bleuer (1857 – 1939)– Dalam tahun 1911 Bleuer menganjurkan supaya lebih baik dipakai

istilah “skizofrenia” (schizos = pecah-belah atau bercabang; phren = jiwa) jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan / disharmoni antara proses berpikir, perasaan, dan perbuatan.

– Demensia dalam demensia prekoks tidak dapat disamakan dengan demensia pada gangguan otak organik atau gangguan inteligensi pada retardasi mental dan pada skizofrenia perjalanannya tidak harus memburuk pada skizofrenia tidak terdapat demensia.

– Gejala fundamental Empat A: gangguan asosiasi, afektif, autisme, dan ambivalensi.

– Gejala pelengkap (sekunder) halusinasi & waham

Page 18: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia

– Bleuer membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi dua kelompok:• Gejala-gejala primer:

– Gangguan proses berpikir– Gangguan emosi– Gangguan kemauan– Otisme

• Gejala-gejala sekunder:– Waham– Halusinasi– Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain

Page 19: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia

• Adolf Meyer – Skizofrenia dan gangguan mental lainnya adalah

reaksi terhadap berbagai stres kehidupan, yang dinamakannya sindroma suatu reaksi skizofrenik.

• Harry Stack Sullivan– Pendiri bidang psikoanalitik internasional.– Menekankan isolasi sosial sebagai penyebab dan

gejala skizofrenia.

Page 20: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia

• Gabriel Langfeldt– Membagi pasien dengan gejala psikotik berat menjadi dua

kelompok: skizofrenia sesungguhnya & psikosis skizofreniform.– Skizofrenia sesungguhnya depersonalisasi, autisme,

penumpulan emosi, onset yg perlahan, dan perasaan derealisasi• Kurt Schneider

– Menggambarkan sejumlah gejala urutan pertama yang dianggap tidak spesifik untuk skizofrenia tetapi mempunyai nilai pragmatik dalam membuat diagnostik, juga dapat didiagnosis semata-mata atas dasar gejala urutan kedua dan gambaran klinis yang tipikal lainnya.

Page 21: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

LO III

MM. Gangguan psikosis

Page 22: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Definisi suatu gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.

Pola •Perasaan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam•Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorik yang berlebihan•Regresi ke otisme (“autism”) manerisme pembicaraan dan perilaku, isi pikiran yang berwaham, acuh-tak-acuh terhadap harapan sosial•Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecenderungan membela diri atau rasa kebesaran•Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi den halusinasi

Klasifikasi • Psikosa yang berhubungan dengan sindroma otak organik• Psikosa fungsional

Psikotik

Page 23: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Sindrom otak organikDefinisi Gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang

disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otakEtiologi •Otak: meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak,

tumor otak•Di luar otak: tifus, endometritis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoksikasi

Kalsifikasi •Akut: Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia•Menahun: demensia

Page 24: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F23 Gangguan Psikotik Akut & Sementara

•F23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA

•F23.1 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA

•F23.2 GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZOFRENIA AKUT

•F23.3 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN PREDOMINAN WAHAM

•F23.8 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA LAINNYA

•F23.9 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA YTT (Termasuk: Psikosis reaktif (singkat) YTT)

Page 25: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Gangguan psikotik akut dan sementara

Definisi suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik ke keadaan psikosis yang jelas abnormal yang terjadi dalam periode 2 minggu/kurang

Etiologi • Kesedihan• Kehilangan mitra atau pekerjaan secara tak terduga• Perceraian• Trauma psikologis karena peperangan, terorisme dan penyiksaan.

Gejala • Kebingungan• Preokupasi• Tiada perhatian terhadap wawancara

Periode prodomal

• Anxietas• Depresi• Penarikan diri secara sosial• Perilaku abnormal yang ringan

Prognosa Baik

TL • Rawat inap• Farmakoterapi• Psikoterapi (Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga, Mengatasi stresor dan

episode psikotik,Mengembalikan harga diri dan kepercayaan)

Page 26: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA

Definisi Suatu gangguan psikotik akut di mana jelas terdapat halusinasi, waham dan gangguan persepsi, tetapi bersifat sangat bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam

Gejala •Gambaran klinis yg polimorfik dan tidak stabil serta yang selalu berubah, walaupun kadang-kadang ada gejala-gejala afektif/psikotik•Kekalutan emosional•Berbagai perasaan senang & ekstase atau anxietas •IritabilitasGejala cepat mereda

Onset Mendadak (dalam 48 jam)

Pedoman diagnosa

•Onset harus akut •Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yg berubah dalam jenis & intensitasnya dari hari ke hari/ dalam hari yang sama.•Harus ada keadaan emosional yg sama beraneka ragamnya•Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satu pun dari gejala itu ada secara cukup konsisten

Jika gejala menetap >3bln mka kemungkinan diagnosa yg tetap: gangguan waham menetap dan psikotik nonorganik lainnya

Page 27: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F23.1 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA

Definisi Suatu gangguan psikotik akut yang memenuhi kriteria deskriptif untuk gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0), tetapi yang selalu disertai gejala skizofrenik yang khas

Pedoman diagnosa

•Untuk diagnosis pasti, kriteria a, b, dan c yang khas pada F23.0 untuk gangguan psikotik polimorfik akut harus dipenuhi•Tambahan: gejala-gejala yg memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.

Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk > 1 bulan, maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)

Page 28: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F23.2 GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZOFRENIA AKUT

Definisi Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-gejala psikotik yang secara komparatif bersifat cukup stabil dan memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) tetapi hanya berlangsung < 1 bulan lamanya

Pedoman diagnosa

• Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu/< dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik)• Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-)

harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik• Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.

Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk waktu > 1 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)

Page 29: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F23.3 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN PREDOMINAN WAHAM

Definisi Gangguan psikotik akut dengan waham dan halusinasi yang secara komparatif stabil merupakan gambaran klinis utama, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-):• Waham kejaran atau waham rujukan adalah lazim.• Halusinasi biasanya audiotorik (suara-suara yang berbicara langsung

dengan pasien).

Pedoma diagnosa

• Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu/< dari keadaan nonpsikotik sampai jelas psikotik)• Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar

waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yang jelas.• Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan

psikotik polimorfik akut (F23.0) tidak terpenuhi

•Kalau waham-waham menetap untuk > 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi gangguan waham menetap (F22.-).•Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk > 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi psikosis nonorganik lainnya (F28).

Page 30: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F23.8 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA LAINNYA

• DEFINISI: Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori mana pun dalam F23.– Seperti keadaan psikotik akut dengan waham dan

halusinasi jelas ada, tetapi menetap hanya untuk sebagian kecil waktu Harus dimasukkan dalam kode ini.

– Keadaan-keadaan gaduh gelisah tak khas harus juga dimasukkan dalam kode ini kalau informasi yang lebih rinci tentang keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh, dengan syarat bahwa tidak terdapat tanda-tanda suatu penyebab organik.

Page 31: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Obat anti-psikosis• Tipikal

Phenothiazine

- Rantai Aliphatic CHLORPROMAZINE

- Rantai Piperazine PERPHENAZINE

TRIFLUOPERAZINE

FLUPHENAZINE

- Rantai Piperidine THIORIDAZINE

Butyrophenone HALOPERIDOL

Diphenyl-butyl-piperidine PIMOZIDE

• Atipikal Benzamide SULPIRIDE

Dibenzodiazepine CLOZAPINE, OLANZAPINE, QUETIAPINE, ZOTEPINE

Benzisoxazole RISPERIDON, ARIPIPRAZOLE

Page 32: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Gangguan WAHAMDefinisi Kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak konsisten dengan

latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 1993)

Kalsifikasi •Waham kejaran•Hipokondrik (waham kebesaran), berhubungan dengan:

oSuatu perkara pengadilanoKecemburuanoKeyakinan bahwa tubuh orang itu dibentuk secara abnormaloKeyakinan bahwa orang lain berpendapat dirinya berbau atau

adalah homoseks

Gejala •Tidak terdapat psikopatologi lain, tetapi gejala depresif dapat dijumpai secara intermiten•Halusinasi olfaktorik atau taktil.•Halusinasi audiotorik (suara) yang timbul sewaktu-waktu & bersifat sementara, terutama pada pasien lanjut•Afek, pembicaraan & perilaku nya normal.

Page 33: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pedoman diagnosa • Sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya• Harus bersifat khas pribadi (personal) & bukan subkultural. • Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif

yang selengkapnya (F32) mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa waham-waham tsb menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan suasana perasaan (mood).

• Tidak boleh ada bukti-bukti penyakit otak• Tidak boleh terdapat halusinasi atau hanya kadang-kadang

saja• Tanpa ada riwayat gejala skozofrenik (waham dikendalikan,

siaran pikiran (thought broadcasting)

TERMASUK TAK TERMASUK

Paranoia Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)

Psikosis paranoid Psikosis paranoid psikogenik (F23.3)

Keadaan paranoid Reaksi paranoid (F23.3)

Parafrenia (lanjut) Skizofrenia paranoid (F20.0)

Beziehungswahn yang lebih peka

Page 34: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

GANGGUAN WAHAM MENETAP LAINNYA

• Termasuk kategori residual untuk gangguan-gangguan waham menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan waham (F22.0)

• Gangguan-gangguan dengan waham-waham disertai oleh suara-suara halusinasi yang menetap atau oleh gejala-gejala skizofrenik yang tidak cukup untuk memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) harus dimasukkan di sini.– Gangguan waham yg berlangsung < 3 bulan lamanya harus,

bagaimana pun juga, setidaknya untuk sementara, dimasukkan dalam kode F23.-.

• Termasuk:– Dismorfofobia delusional– Keadaan paranoid involusional– Keluhan paranoia (querulans)

Page 35: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Gangguan delusional• Suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yg utama adalah

waham• Waham pada gangguan delusional dapat bersifat

kebesaran,erotik, cemburu, somatik, dan campuran• Pasien dengan gangguan delusional mungkin memiliki suatu

mood yg konsisten denagn isi wahamnya, mereka tidak memiliki bukti meresapnya gejala afektif yg terlihat pd gangguan mood

• Pasien delusional beda dengan skizofrenik dalam hal tidak kacaunya isi waham mereka, tidak ada halusinasi yg menonjol,pendataran afektif, dan gejala tambahan gangguan pikiran

Page 36: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan
Page 37: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

LO IV

MM. skizofrenia

Page 38: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Definisi

• Sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi

• Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok gangguan neurokognitif di mana terjadi gangguan dalam proses pikir dan persepsi

• Gangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted)

• Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, walaupun definisi kognitif dapat berkembang

Page 39: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Epidemiologi Keterangan

Umum • DSM IV TR 0.5-5.0/10000/thn dg variasi geografik (area urban >>)• US 0.05% dari total populasi per tahun skizo dg hanya 50% ps mendapat tx

Gender & usia • Pria = wanita berbeda di onset & course• Puncak usia: pria (10-25 th), wanita (25-35 th)• 90% ps skizo: 10-55 th sgt jarang < 10 th atau > 60 th• Prognosis wanita > baik; pria > mudah impaired ok gejala negatif

Keluarga • 1st degree relative 10x lipat risiko skizo

Infeksi & Musiman

• Lahir di winter & early spring risiko >> dp late spring & summer• Hipotesis: kaitan dg komplikasi gestasional/birth, epidemic flu, starvasi maternal, inkompatibilitas Rh msh belum dik sempurna• malnutrisi pada masa perikonsepsi 2x risiko skizo• infeksi flu t.u 3mester ke2 6 model hipotesis

Substance Abuse

• banyak terjadi 50% ps : drug abuse (selain tobacco), alkohol (40%)• cth: cannabis (6x risiko), amfetamin, kokain, dll• nikotin (90% ps tergantung nikotin) dapat ↓kadar antipsikotik• nikotin efek ke ® nikotinic dapat m’perbaiki kognitif, parkinson, ↓ gejala positif, ↓persepsi stimulus luar t.u bising

Kepadatan • > tinggi pada area yg lebih padat

Page 40: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

SkizofreniaEtiologi• Penyebab belum diketahui• Namun ditemukan :

– Kelainan pada area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, dan basal ganglia misalnya :• Pelebaran sulkus, fisura, serta ventrikel lateral III dan IV• Perubahan asimetri hemisfer serebri• Gangguan densitas otak.

– Aktivitas dopamin yang berlebihan– Kadar 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA) menurun pada

skizofrenik kronik dan skizofrenik dengan pelebaran ventrikel– Faktor genetik

• Seseorang mempunyai kecenderungan skizofrenia bila mempunyai keluarga seorang pasien skizofrenia.

• Demikian juga pada kembar monozigot– Faktor lingkungan dan psikologis

Page 41: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

SkizofreniaPatofisiologiPada Pemeriksaan pencitraan terdapat : 1. Ventrikulomegali bilateral2. Penurunan volume otak pada temporal medial seperti

hippocampus dan amygdala.

Hal yang mendasari terjadinya skizofrenia adalah3. Stimulasi berlebihan dari receptor striatal dopamine

(DA) D2.4. Defisiensi stimulasi dari receptor prefrontal DA D1.5. Perubahan konektivitas prefrontal yang melibatkan

transmisi glutamate pada reseptror N-methyl-d-aspartate (NMDA).

Page 42: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pedoman diagnostik(menurut PPDGJ-III)

• Harus ada setidaknya 1 gejala di bawah ini yang amat jelas– Thought

• T.echo = isi pikiran diri sendiri yg berulan n bergema di kepala dengan isi yg sama dgn kualitas berbeda

• T.insertion or withdrawal= isi pikiran yang masuk dr luar ke dalam / pikiran dari dalam diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya

• T.broadcasting= isi pikiran yg tersiar di luar sehingga org lain tau

– Delusion• D.of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu dari luar• D.of influence = waham tentan dirinya dipengaruhi oleh sesuatu dari luar• D.of passivity= waham tentag dirinya pasrah terhadap sesuatu dari luar• D.perception= pengalaman inderawi yang tidak wajar yang bermakna khas bagi dirinya bersifat

mistik / muksizat

– Halusinasi auditorik• Suara halusinasi yg berkomentar secara terus menerus ttg dirinya • Mendengar suara yg sedang berdikusi ttg perilaku dirinya• Jenis suara halusinasi dr bag tubuhnya

– Waham lain yang menurut budaya setempat tidak wajar dan sesuatu yg mustahil (agama yang aneh / kekuatan yang aneh)

Page 43: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pedoman Diagnostik• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus

selalu ada secara jelas: – halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja,

apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

– arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

Page 44: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pedoman Diagnostik

– perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

– gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Page 45: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pedoman Diagnostik• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah

berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)

• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Page 46: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

SUBTIPE SKIZOFRENIA

F20.0 Skizofrenia paranoidF20.1 Skizofrenia hebefrenikF20.2 Skizofrenia katatonikF20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)F20.4 Depresi pasca-skizofreniaF20.5 Skizofrenia residualF20.6 Skizofrenia kompleksF20.8 Skizofrenia lainnyaF20.9 Skizofrenia YTT

Page 47: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F20.0 Skizofrenia paranoid

• Halusinasi / waham harus menonjol– Suara halusinasi mengacam pasien/ memberi perintah / tidak ada

suara verbal hanya bunyi2an– Halusinasi pembauan / pengecapan/ bersifat seksual/ lain2

perasaan tubuh (visual ada tapi jarang)– Waham bisa dari berbagai jenis tapi waham dikendalikan,

dipengaruhi, passivity dan keyakinan yg dikejar2 biasanya paling khas

• Gangguan afektif, dorongan kehendak n pembicaraan , gejala katatonik tidak menonjol

DD :•Epilepsi n psikosis yg diinduksi oleh obat•Paranoid involusional•paranoia

Page 48: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F20.1 Skizofrenia Hebefrenik• Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.• Biasanya diagnosis pertama kali pada saat usia remaja atau dewasa

muda (15-25 tahun)• Keadaan premobid = pemalu n penyendiri• Gejala khas (bertahan 2-3 bulan)

– Tidak bertangung jawab– Perilaku tidak bertujuan & hampa perasaan– mannerisme– Afek pasien dangkal & tidak wajar– Cekikikan, senyum sendiri– Perasaan puas diri & tinggi hati– Kelainan hipokondriakal– Pengulangan kata berulang2– Proses pikir mengalami disorganisasi– Pembicaraan tidak menentu

Page 49: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F20.2 Skizofrenia katatonik

Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.1 / lebih perilaku di bwah harus mendominasi:• Stupor• Gaduh n gelisah• Menampilkan n mempertahankan posisi tubuh yg aneh• Negativisme• Rigiditas• Fleksibilitas cerea• Gejala2 lain : Command automatism (kepatuhan secara

otomatis terhadap perintah), Pengulangan kata & kalimat

Page 50: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F20.3 Skizofrenia undifferentiated

Tidak memenuhi kriteria dibawah ini:• Skizofrenia paranoid• Skizofrenia Hebefrenik• Skizofrenia katatonik• Skizofrenia residual • Depresi pasca Skizofrenia

Page 51: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F20.4 Depresi pasca Skizofrenia

• Mengalami Skizofrenia selama 1tahun• Masih ada gejala Skizofrenia yg tertinggal dan

menetap• Gejala depresif menonjol dan memenuhi

kriteria depresif selama 2 ming

NB• Bila gejala sisa Skizofrenia telah hilang maka

gejala diagnosis menjadi Episode depresif

Page 52: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F20.5 Skizofrenia residual

• Sindrom negatif menonjol• Ada riwayat episode Skizofrenia di masa lampau• Minimal 1 tahun dimana halusinasi dan waham

berkurang dan timbul sindrom negatif• Tidak terdapat dimensia / ganguan otak lain / depresi

yang dapat menjelaskan bagaimana sindrom negatif tersebut timbul

Sindrom negatif:•Perlambatan psikomotorik•Aktivitas menurun•Afek menumpul•Pasif n ketidakadaan inisiatif

•Kuantitas n isi pembicaraan kurang•Ekspresi muka n kontak mata buruk•Posisi tubuh buruk •Perawatan diri n kinerja sosial buruk

Page 53: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

F20.6 Skizofrenia simpleks

• Gangguan ini memiliki gejala psikotik yg kurang jelas dibanding Skizofrenia yg lain

• Ditentukan berdasar perkembangan yg berjalan perlahan dan progesif dari:– Sindrom negatif dr Skizofrenia residual tanpa didahului

oleh halusinasi, waham / manifestasi psikotik lain– Disertai perubahan perilaku pribadi yg bermakna

• Kehilangan minat• Tidak berbuat sesuatu• Tanpa tujuan hidup• Penarikan diri dari lingkungan sosial

Page 54: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

• F 20. 8 Skizofrenia Lainnya• F 20. 9 Skizofrenia YTT

Page 55: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Diagnosa ANAMNESIS

•Fisik•Status mental•Laboratrium

•Radiologi•Evalusi psikologik•dll

•Alasan berobat•Riwayat gangguan sekarang•Riwayat gangguan terdahulu

•Riwayat perkembangan dri•Latar belakang sosial, keluarga,dll

PEMERIKSAAN

DIAGNOSIS

TERAPI

TNDAK LANJUT•Evaluai terapi•Evaluasi diagnosis

•dll

•Farmakoterapi•Psikoterapi•Terapi sosial

•Terapi okupasional•dll

AKSISI=klinisII=kepribadian

III=kondisi medikIV=psiko-sosialV=taraf fungsi

Page 56: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pemeriksaan status mental

• Penjelasan umum • Mood, perasaan, dan afek • Gangguan persepsi • Ilusi • Pikiran • Impulsivitas • Sensorium dan kognisi • Pertimbangan dan tilikan • Reliabilitas

Page 57: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Temuan neurologis • Adanya tanda & gejala neurologis berhubungan dengan

meningkatnya keparahan penyakit, penumpulan afektif dan prognosis yang buruk

• Stereotipik, seringai, gangguan keterampilan yang halus, tonus motorik abnormal, gerakan abnormal

• Pemeriksaan mata kecepatan kejap yang lebih tinggi dari normal, gangguan pada pengejaran okular yang halus

• Bicara ketidakmampuan untuk merasakan prosodi bicara atau untuk mengubah bicaranya sendiri

• Ketidakmampuan melakukan tugas(apraksia)• Disorientasi kanan-kiri • Tidak adanya keprihatinan terhadap gangguannya

Page 58: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

TES PSIKOLOGIS

• Tes neuropsikologis – Hasilnya sering kali berguna secara klinis– Pengukuran objektif kinerja neuropsikologis sering

kali memberikan hasil yang abnormal • Tes inteligensia – Cenderung memiliki nilai yang lebih rendah dari

orang normal – Tes proyektif dan kepribadian dapat menyatakan

gagasan yang kacau , dan penelitian kepribadian seringkali memberikan hasil yang abnormal

Page 59: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Pemeriksaan Penunjang

• Tidak ada temuan laboratorium diagnostik tertentu skizofrenia

• CT, MRI, dan positron emisi tomografi (PET) scanning dapat mengungkapkan kelainan struktur otak dan fungsi dalam skizofrenia

• Tes psikologis dan neurobiologis : absence of smooth eye-tracking

Page 60: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Diagnosis bandingMedis dan Neurologis• Akibat zat-amfetamin,halusinogen, alkaloid

beladona, halusinosis alkohol, putus barbiturat, kokain, phencyclidine (PCP)

• Epilepsi, terutama epilepsi lobus temporalis• Neoplasma, penyakit serebrovaskular, atau trauma

(terutama frontalis atau limbik)• Kondisi lain :– AIDS, porfiria intermiten akut, defisiensi B12, karacunan

karbon monoksida, lipoidosis serebral, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Fabry, penyakit Fahr, dll

Page 61: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Psikiatrik• Psikosis atipikal• Gangguan autistik• Gangguan psikotik singkat• Gangguan delusional• Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis

yg menonjol• Berpura-pura• Gangguan mood• Gangguan obsesif-kompulsif• Gangguan kepribadian• Gangguan skizoafektif• Gangguan skizofreniform

Page 62: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

TERAPI

• TERAPI SOMATIK – Antipsikotik (antagonis resptor dopamin)• Remoxipride • Risperidone • Clozapine

– Obat lain :• Lithium • Antikonvulsan • Benzodiazepin

– Terapi somatik lainnya :• ECT

Page 63: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

• PRINSIP-PRINSIP TERAPETIK – Klinisi harus secara cermat menentukkan gejala sasaran

yang akan diobati – Suatu antipsikotik yang bekerja dengan baik di masa

lalu pasien, harus digunakan lagi , jika tidak ada informasi tersebut, pemilihan antipsikotik biasanya didasarkan pada sifat efek samping

– Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6 minggu pada dosis yang adekuat

– Penggunaan >1 antipsikotik pada satu waktu jarang diindikasikan

– Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin yang diperlukan untuk mencapai pengendalian gejala selama episode psikotik

Page 64: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

• 3 HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA :• Terapi harus disesuaikan dengan

lingkungan yang mendukung pasien• Strategis nonfarmakologik harus

mengatasi masalah-masalah nonbiologik• Terapi tunggal jarang memberi hasil yang

memuaskan, karena gangguan skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks

Page 65: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT

– Menstabilkan dosis obat– Keamanan pasien ( sucide/homicide)– Perilaku yang sangat kacau– Perawatan diri yang buruk– Keperluan diagnostik dan terapi– Keamanan pasien karena ide-ide bunuh diri atau

homosidial

Page 66: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

• TERAPI PSIKOSOSIAL– Terapi perilaku– Famili terapi– Grup terapi– Psikoterapi individual

Page 67: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Komplikasi

• Halusinasi dan delusi tindak kekerasan• Tingkat bunuh diri 10%• Harapan hidup <<• Morbiditas jangka panjang dapat dihasilkan

dari penggunaan obat antipsikotik (misalnya, tardive dyskinesia, gejala parkinsonian) dan ketekunan gejala negatif meskipun peningkatan yang positif

Page 68: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Skizofrenia

Perjalanan Penyakit dan Prognosis• Sindrom prodromal dapat berlangsung selama

setahun atau lebih sebelum mula gejala psikotik yang jelas.

• Setelah episode psikotik pertama, pemulihan berjalan bertahap dan diikuti oleh lamanya periode fungsi yang berjalan normal.

• Biasanya terjadi relaps dan diikuti perburukan lebih lanjut dari fungsi dasar pasien.

• Sebagian besar pasien mempunyai prognosis buruk, namun sejumlah faktor telah dihubungkan dalam memperbaiki prognosis pasien.

Page 69: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

PROGNOSIS

• Periode 5-10 tahun setelah perawatan psikiatrik pertama kali di RS karena skizofrenia, hanya kira-kira 10-20% memiliki hasil yang baik

• > 50% memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan RS yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood yang berat, usaha bunuh diri

• Prognosis pada pasien skizofrenik jauh lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan mood

Page 70: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

LO V

MM. Aspek etika

Page 71: Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan

Hukum Kedokteran• Rahasia kedokteran di bidang psikiatri dikenal sebagai sesuatu yang

sangat penting dan peka, sehingga penjagaan rahasia kedokteran pasien harus betul-betul diperhatikan.

• Kode etik kedokteran dengan jelas mewajibkan para anggotanya untuk menyimpan rahasia kedokteran; khususnya bagi para psikiater yang sifat keilmuannya telah mengakibatkan hubungan dokter-pasien harus didasarkan kepada saling percaya Pembukaan rahasia kedokteran tanpa alasan yang tepat kepada pihak ketiga adalah pelangaran etik, dan dapat diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, dan juga dengan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam PP 10 tahun 1966.

• American Psychiatric Association. Principles of Medical Ethics with Annotations especially applicable to Psychiatry (APA Press Washington, DC, 1985)

• Kode Etik Kedokteran Indonesia