8
Email Redaksi: [email protected] Email Opini/Sastra: [email protected] LAYOUTER: AKBAR SENIN l 30 Maret 2020 @kabarmaduranews kabarmadura.id www.kabarmadura.id Kabar Madura BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 Semoga tidak terjadi di Sumenep. Untuk sementara kami memang mengeluarkan fatwa agar masyarakat yang sudah dinyatakan positif diharamkan untuk bergaul dengan masyarakat sekitar. Saya sudah sampaikan itu. Kalau terjadi, ya pasrahkan kepada petunjuk medis, termasuk penanganan jenazahnya,” KH SYAFRAJI Ketua MUI Sumenep MUI pusat juga sudah memberikan fatwa seperti itu. Kalau masih sanggup, maka harus dimandikan, diberikan kain kafan dan dishalatkan. Karena dalam agama harus seperti itu. Itu kalau memungkinkan dilakukan oleh tim medis,” KH. SYARIFUDDIN DAMANHURI Ketua MUI Bangkalan. Jika misalnya tidak bisa disucikan dengan cara ditayamumin atau dimandikan, maka menurut pendapat jumhur ulama Mazhab Sya!’i, tidak perlu dishalatkan,” USTAZ FATHOR ROSYID Ketua LBMNU Pamekasan COVID-19 www.kabarmadura.id BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 KM/ALI WAFA WASPADA: Beberapa titik lokasi yang menjadi perhatian pemerintah untuk dilakukan sterilisasi dari potensi penyebaran wabah Virus Corona. Dirikan 5 Titik Posko Perbatasan PAMEKASAN-Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko penyebaran pandemi Covid-19, pemerintah berencana untuk melaku- kan sterilisasi di beberapa titik lokasi. Yakni, yang menjadi akses keluar-masuk pemudik yang kabarnya akan berjumlah banyak dari luar daerah Pamekasan. Ketua Satgas Covid-19 Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa tindakan untuk menekan angka kemungkinan bertambahnya jumlah Orang Dalam Resiko (ODR) dan Orang Dalam Penga- wasan (ODP) di Kabupaten Pamekasan. Salah satunya adalah dengan menyiapkan sedikitnya 5 posko satgas di lima titik yang menjadi akses keluar-masuk masyarakat Pamekasan. Mendesak Karena Kesulitan Merujuk Pasien SAMPANG- Perkembangan penyeba- ran Pandemi Covid1-9 di Madura, uta- manya di Sampang yang sulit terpantau, menjadikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang menyaipakan ber- bagai antisipasi. Diantaranya, adalah akan menjadikan Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di Jalan Syamsul Arifin seb- agai salah satu gedung yang dipersiapkan untuk menangani pasien Covid-19. Pilihan untuk menjadikan gedung BLK gedung perawatan tersebut, ungkap Plt Kepala Dinkes Sampang, Agus Mulyadi, berawal dari pengalaman jika pihaknya kesulitan merujuk pasien yang men- galami sesak nafas, karena rumah sakit rujukan tidak menerima, dengan alasan sudah penuh dan semacamnya. Tetapkan Gedung BLK Ruang Isolasi Sampang sud - Rp2 Miliar bersumber dari BPPKAD - Rp2 Miliar bersumber dari Dinkes Sampang - RP500 juta bersumber dari Diskominfo - Rp2,7 miliar bersumber dari Dana Desa miliar Rp7,2 *Sumber pendanaan Dana Desa dilakukan dengan cara desa mengalokasikan Dana Desa maksimal Rp15 Juta untuk penganan Covid 19 - Siapkan Gedung BLK sebagai tempat penanganan pasien isolasi - Terdapat 17 ruangan dengan 34 tempat tidur - Paramedis dan petugas kesehatan akan disiapkan secara khusus - Fasilitas yang akan dibangun, meliputi syal, tempat tidur dan perbaikan irigasi Langkah Taktis : Gandeng TNI-Polri untuk Pengamanan Pandemi Covid-19 yang hingg akini masih terus berkembang. Bebagai upaya penanganan telah disiapkan oleh Pemerintah di empat Ka- bupaten di Madura. Beragam tindakan sudah dijalani, termasuk salah satunya adalah anti- sipasi terhadap kemungkinan adanya korban meninggal karena terpapar Covid-19. Bangkalan misalnya, secara khusus Pemkab Bangkalan sebagaimana disampaikan Juru Bi- cara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 RSUD Bangkalan, Catur Budi, akan memberlakukan protokol penanganan jenazah sebagaimana prot- okol yang telah ditetapkan oleh Satgas Nasional. “Perlakuannya akan ditangani, sesuai dengan standar operasional (SOP) kebencanaan non-alam. Kami akan melibatkan unsur kepolisian dan TNI untuk pengamanan, prinsipnya adalah kehati- hatian demi kemaslahatan bersama,” ulas Budi, sambil menegaskan bahwa pihaknya tidak berharap wabah Covid-19 bisa selesai tanpa harus ada jenazah terinfeksi virus yang perlu ditangani. Senada dengan Bangkalan, Jubir Satgas Pencegahan Pendemi Covid-19 Pamekasan, Dr. Achmad Marsuki, men- egaskan jika pihaknya memiliki alur yang telah ditetapkan bersama sebagai SOP dalam kesiapan mengantisipasi Covid-19, mulai dari orang yang ter- papar dalam perawatan medis, alat pelindung diri (APD) paramedis, ruang isolasi dan beberapa tindakan yang dianjurkan dalam protap kesehatan. Bagaimana Rencana Penanganan Jenazah Covid-19 di Madura? Berharap Wabah Selesai Tanpa Korban Gugur Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Pamekasan Ustaz Fathor Rosyid men- egaskan, ada perlakuan khusus terhadap jenazah yang terkena Corona. Apabila nantinya dari orang yang terpapar pendemi Covid-19 dimandikan oleh dokter khusus, maka bisa disholatkan sebagaimana mestinya. “Jika misalnya tidak bisa disucikan dengan cara di- tayamumin atau dimandikan, maka menurut pendapat jumhur ulama Mazhab Syafi’i, tidak perlu dishalatkan. Pendapat yang kuat jika sudah tidak dimandikan dan tidak ditayamumin itu, sudah tidak wajib dishalati, karena mayit ini sudah tidak suci. Kalau menurut Imam Romli, itu ada yang membolehkan tidak apa-apa dishalati, tapi pendapat yang kuat dari Mazhab Syafi’i, itu tidak wajib dishalatkan,” ujarnya. HAL 7 KE HAL 7 kemaslahatan bersama,” ulas menegaskan bahwa pihaknya wabah Covid-19 bisa selesai da jenazah terinfeksi virus angani. n ga n Ba ng kala n, Jubir gahan Pendemi Covid-19 Dr. Achmad Marsuki, men- pihaknya memiliki alur tetapkan bersama sebagai kesiapan mengantisipasi ulai dari orang yang ter- perawatan medis, ng diri (APD) uang isolasi a tindakan kan dalam atan. SAMPANG-Semakin banyaknya warga Madura, khususnya di Kabupaten Sampang yang mulai pulang kampung halaman dari tanah rantau, baik dari Jawa, bahkan dari luar negeri, harus disikapi secara serius. Untuk menganti- sipasi dan meningkatkan kewaspadaan penyebaran covid-19 di wilayah itu, De- wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang mendesak Tim Satgas Corona setempat memaksimalkan pemantauan terhadap warga yang baru pulang dari tanah rantau, sebab orang yang baru pulang itu sudah dikatagorikan orang dalam resiko (ODR). Hal itu disampaikan ketua DPRD Sampang Fadol. Menurutnya, saat ini di desa-dasa di wilayah Sampang mulai banyak berdatangan warga dari tanah rantau. Pihaknya meminta tim Satgas untuk memperketat penga- wasan terhadap ODR tersebut, uta- manya warga yang baru datang dari perantauan. Di sisi lain, pihaknya juga meminta untuk meningkatkan penga- wasan di pintu-pintu masuk ke wilayah Pulau Garam, khusus ke daerah yang berjuluk Kota Bahari ini. “Kami mendesak Tim Satgas Sam- pang harus memaksimalkan peman- tauan warga yang baru pulang dari parantauan. Harus meningkatkan pemantauan dan pengawasan di pintu masuk Sampang, jangan sampai lengah dan santai-santai, karena bisa vatal,” ungkap Fadol. Tak hanya itu, Politisi partai PKB itu juga meminta semua kepala desa di Sampang proaktif mendata semua warganya yang baru pulang dari daerah lain, khususnya dari daerah zona merah wabah mematikan itu. Hal itu sebagai upaya untuk mendeteksi dini penyebaran Covid-19. Pihaknya mengaku hingga saat ini masih menunggu tindak lanjut dari tim satgas untuk lebih memaksi- malkan pengawasan. Pihaknya juga mendorong sosialisasi untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat, harus terus digalakkan secara masif, dan meminta semua kepala desa melakukan pendataan secara mandiri setiap warga yang baru datang dari perantauan. Bahkan, setiap kepala desa wajib terbuka terkait ad- anya warga yang baru datang, jangan sampai disembunyikan, karena yang paling tahu adalah pemerintah desa setempat, makanya setiap desa wajib proaktif melaporkan ke tim satgas, agar bisa terpantau. “Sebenarnya, terkait antisipasi ini sudah kami sampaikan kepada Bupati. Kami masih menunggu tindak lanjut dari tim Satgas Covid ini, terkait langkah ke depannya, karena ini harus ditangani secara serius,” terangnya. Desak Satgas Maksimalkan Pantau Warga Warga Harap Kluster Pasien Diungkap Lebih Cepat Kabupaten Pamekasan mulai masuk kawasan merah setelah satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal pada 20 Maret lalu, dinyatakan positif terjangkit Covid-19 berdasar hasil laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta, yang diterima oleh Pemkab Pamekasan pada Minggu (29/3/2020) sekitar pukul 17.00 WIB. Lampu Merah PAMEKASAN Kronologis Kejadian 1 Positif Covid-19 di Pamekasan Minggu, 29 Maret 2020 hasil laboratorium dari Balitbangkes Jakarta menyatakan Positif. Selasa, 17 Maret 2020 PDP datang dari Malang (dalam kondisi sakit) Kamis, 19 Maret 2020 Jam 21.20 WIB PDP masuk rumah sakit. Jum’at, 20 Maret 2020 Jam 12.30 WIB PDP meninggal dunia Jum’at, 20 Maret dokter, perawat, dan Orang tua PDP yang menangani PDP dikarantina selama 14 hari (hingga 4 April 2020) dan tidak ada keluhan sampai hari ini. Selasa, 24 Maret 2020 sekitar jam 17.00 WIB informasi BBTKLP2 (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) Surabaya menyatakan negatif. BERSAMBUNG KE HAL 7 UPDATE DATA COVID-19 PAMEKASAN 29 Maret 2020 ODR ODP PDP POSITIF 1 Orang 115 Orang 1923 Orang 1 Orang Ulama Madura Sepemahaman Penanganan Jenazah Covid-19

SENIN l 30 Maret 2020 Lampu Merah 1 Positif Covid-19 ... · gedung perawatan tersebut, ungkap Plt Kepala Dinkes Sampang, Agus Mulyadi, berawal dari pengalaman jika pihaknya kesulitan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Email Redaksi: [email protected] Email Opini/Sastra: [email protected] LAYOUTER: AKBAR

    SENIN l 30 Maret 2020

    @kabarmaduranews

    kabarmadura.id

    www.kabarmadura.id

    Kabar Madura

    BERSAMBUNG KE HAL 7

    BERSAMBUNG KE HAL 7

    Semoga tidak terjadi di Sumenep. Untuk sementara kami memang mengeluarkan fatwa agar masyarakat yang sudah dinyatakan positif diharamkan untuk bergaul dengan masyarakat sekitar. Saya sudah sampaikan itu. Kalau terjadi, ya pasrahkan kepada petunjuk medis, termasuk penanganan jenazahnya,”

    KH SYAFRAJI Ketua MUI Sumenep

    MUI pusat juga sudah memberikan fatwa

    seperti itu. Kalau masih sanggup, maka

    harus dimandikan, diberikan kain kafan

    dan dishalatkan. Karena dalam agama

    harus seperti itu. Itu kalau memungkinkan

    dilakukan oleh tim medis,”

    KH. SYARIFUDDIN DAMANHURI Ketua MUI Bangkalan.

    Jika misalnya tidak bisa disucikan

    dengan cara ditayamumin atau

    dimandikan, maka menurut

    pendapat jumhur ulama Mazhab

    Sya! ’i, tidak perlu dishalatkan,”

    USTAZ FATHOR ROSYID Ketua LBMNU Pamekasan

    COVID-19

    www.kabarmadura.id

    BERSAMBUNG KE HAL 7BERSAMBUNG KE HAL 7

    BERSAMBUNG KE HAL 7

    KM/ALI WAFA

    WASPADA: Beberapa titik lokasi yang menjadi perhatian pemerintah untuk dilakukan sterilisasi dari potensi penyebaran wabah Virus Corona.

    Dirikan 5 Titik Posko Perbatasan

    PAMEKASAN-Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko penyebaran pandemi Covid-19, pemerintah berencana untuk melaku-kan sterilisasi di beberapa titik lokasi. Yakni, yang menjadi akses keluar-masuk pemudik yang kabarnya akan berjumlah banyak dari luar daerah Pamekasan.

    Ketua Satgas Covid-19 Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa tindakan untuk menekan angka kemungkinan bertambahnya jumlah Orang Dalam Resiko (ODR) dan Orang Dalam Penga-wasan (ODP) di Kabupaten Pamekasan. Salah satunya adalah dengan menyiapkan sedikitnya 5 posko satgas di lima titik yang menjadi akses keluar-masuk masyarakat Pamekasan.

    Mendesak Karena Kesulitan Merujuk Pasien

    SAMPANG- Perkembangan penyeba-ran Pandemi Covid1-9 di Madura, uta-manya di Sampang yang sulit terpantau, menjadikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang menyaipakan ber-bagai antisipasi. Diantaranya, adalah akan menjadikan Gedung Balai Latihan

    Kerja (BLK) di Jalan Syamsul Arifi n seb-agai salah satu gedung yang dipersiapkan untuk menangani pasien Covid-19.

    Pilihan untuk menjadikan gedung BLK gedung perawatan tersebut, ungkap Plt Kepala Dinkes Sampang, Agus Mulyadi, berawal dari pengalaman jika pihaknya kesulitan merujuk pasien yang men-galami sesak nafas, karena rumah sakit rujukan tidak menerima, dengan alasan sudah penuh dan semacamnya.

    Tetapkan Gedung BLK Ruang Isolasi

    Sampang

    suda

    - Rp2 Miliar bersumber dari BPPKAD

    - Rp2 Miliar bersumber dari Dinkes Sampang

    - RP500 juta bersumber dari Diskominfo

    - Rp2,7 miliar bersumber dari Dana Desa

    miliarRp7,2

    *Sumber pendanaan Dana Desa dilakukan dengan cara desa

    mengalokasikan Dana Desa maksimal Rp15 Juta untuk penganan

    Covid 19

    - Siapkan Gedung BLK sebagai tempat penanganan pasien isolasi- Terdapat 17 ruangan dengan 34 tempat tidur- Paramedis dan petugas kesehatan akan disiapkan secara khusus- Fasilitas yang akan dibangun, meliputi syal, tempat tidur dan perbaikan irigasi

    Langkah Taktis :

    Gandeng TNI-Polriuntuk Pengamanan

    Pandemi Covid-19 yang hingg akini masih terus berkembang. Bebagai upaya penanganan telah disiapkan oleh Pemerintah di empat Ka-bupaten di Madura. Beragam tindakan sudah dijalani, termasuk salah satunya adalah anti-sipasi terhadap kemungkinan adanya korban meninggal karena terpapar Covid-19.

    Bangkalan misalnya, secara khusus Pemkab Bangkalan sebagaimana disampaikan Juru Bi-cara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 RSUD Bangkalan, Catur Budi, akan memberlakukan protokol penanganan jenazah sebagaimana prot-okol yang telah ditetapkan oleh Satgas Nasional.

    “Perlakuannya akan ditangani, sesuai dengan standar operasional (SOP) kebencanaan non-alam. Kami akan melibatkan unsur kepolisian dan TNI untuk pengamanan, prinsipnya adalah kehati-

    hatian demi kemaslahatan bersama,” ulas Budi, sambil menegaskan bahwa pihaknya tidak berharap wabah Covid-19 bisa selesai tanpa harus ada jenazah terinfeksi virus yang perlu ditangani.

    Senada dengan Bangkalan, Jubir Satgas Pencegahan Pendemi Covid-19 Pamekasan, Dr. Achmad Marsuki, men-egaskan jika pihaknya memiliki alur yang telah ditetapkan bersama sebagai SOP dalam kesiapan mengantisipasi Covid-19, mulai dari orang yang ter-papar dalam perawatan medis, alat pelindung diri (APD) paramedis, ruang isolasi dan beberapa tindakan yang dianjurkan dalam protap kesehatan.

    Bagaimana Rencana Penanganan Jenazah Covid-19 di Madura?

    Berharap Wabah Selesai Tanpa Korban Gugur

    Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Pamekasan Ustaz Fathor Rosyid men-egaskan, ada perlakuan khusus terhadap jenazah yang terkena Corona. Apabila nantinya dari orang yang terpapar pendemi Covid-19 dimandikan oleh dokter khusus, maka bisa disholatkan sebagaimana mestinya.

    “Jika misalnya tidak bisa disucikan dengan cara di-tayamumin atau dimandikan, maka menurut pendapat jumhur ulama Mazhab Syafi ’i, tidak perlu dishalatkan. Pendapat yang kuat jika sudah tidak dimandikan dan tidak ditayamumin itu, sudah tidak wajib dishalati, karena mayit ini sudah tidak suci. Kalau menurut Imam Romli, itu ada yang membolehkan tidak apa-apa dishalati, tapi pendapat yang kuat dari Mazhab Syafi ’i, itu tidak wajib dishalatkan,” ujarnya.

    E HAL 7G KE HAL 7

    kemaslahatan bersama,” ulas menegaskan bahwa pihaknya

    ap wabah Covid-19 bisa selesai ada jenazah terinfeksi virus itangani.

    engan Bangkalan, Jubir cegahan Pendemi Covid-19 Dr. Achmad Marsuki, men- pihaknya memiliki alur itetapkan bersama sebagai kesiapan mengantisipasi

    mulai dari orang yang ter-perawatan medis, ng diri (APD) uang isolasi

    pa tindakan kan dalam atan.

    SAMPANG-Semakin banyaknya warga Madura, khususnya di Kabupaten Sampang yang mulai pulang kampung halaman dari tanah rantau, baik dari Jawa, bahkan dari luar negeri, harus disikapi secara serius. Untuk menganti-sipasi dan meningkatkan kewaspadaan penyebaran covid-19 di wilayah itu, De-wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang mendesak Tim Satgas Corona setempat memaksimalkan pemantauan terhadap warga yang baru pulang dari tanah rantau, sebab orang yang baru pulang itu sudah dikatagorikan orang dalam resiko (ODR).

    Hal itu disampaikan ketua DPRD Sampang Fadol. Menurutnya, saat

    ini di desa-dasa di wilayah Sampang mulai banyak berdatangan warga dari tanah rantau. Pihaknya meminta tim Satgas untuk memperketat penga-wasan terhadap ODR tersebut, uta-manya warga yang baru datang dari perantauan. Di sisi lain, pihaknya juga meminta untuk meningkatkan penga-wasan di pintu-pintu masuk ke wilayah Pulau Garam, khusus ke daerah yang berjuluk Kota Bahari ini.

    “Kami mendesak Tim Satgas Sam-pang harus memaksimalkan peman-tauan warga yang baru pulang dari parantauan. Harus meningkatkan pemantauan dan pengawasan di pintu masuk Sampang, jangan sampai lengah

    dan santai-santai, karena bisa vatal,” ungkap Fadol.

    Tak hanya itu, Politisi partai PKB itu juga meminta semua kepala desa di Sampang proaktif mendata semua warganya yang baru pulang dari daerah lain, khususnya dari daerah zona merah wabah mematikan itu. Hal itu sebagai upaya untuk mendeteksi dini penyebaran Covid-19. Pihaknya mengaku hingga saat ini masih menunggu tindak lanjut dari tim satgas untuk lebih memaksi-malkan pengawasan.

    Pihaknya juga mendorong sosialisasi untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat, harus terus digalakkan secara masif, dan meminta semua

    kepala desa melakukan pendataan secara mandiri setiap warga yang baru datang dari perantauan. Bahkan, setiap kepala desa wajib terbuka terkait ad-anya warga yang baru datang, jangan sampai disembunyikan, karena yang paling tahu adalah pemerintah desa setempat, makanya setiap desa wajib proaktif melaporkan ke tim satgas, agar bisa terpantau.

    “Sebenarnya, terkait antisipasi ini sudah kami sampaikan kepada Bupati. Kami masih menunggu tindak lanjut dari tim Satgas Covid ini, terkait langkah ke depannya, karena ini harus ditangani secara serius,” terangnya.

    Desak Satgas Maksimalkan Pantau Warga

    Warga HarapKluster Pasien Diungkap Lebih CepatKabupaten Pamekasan mulai masuk kawasan merah setelah

    satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal pada 20 Maret lalu, dinyatakan positif terjangkit Covid-19 berdasar hasil laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta, yang diterima oleh Pemkab Pamekasan pada Minggu (29/3/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.

    Lampu MerahPAMEKASAN

    Kronologis Kejadian 1 Positif Covid-19di Pamekasan

    Minggu, 29 Maret 2020 hasil laboratorium dari Balitbangkes Jakarta menyatakan Positif.

    Selasa, 17 Maret 2020 PDP datang dari Malang (dalam kondisi sakit)

    Kamis, 19 Maret 2020 Jam 21.20 WIB PDP masuk rumah sakit.

    Jum’at, 20 Maret 2020 Jam 12.30 WIB PDP meninggal dunia

    Jum’at, 20 Maret dokter, perawat, dan Orang tua PDP yang menangani PDP dikarantina selama 14 hari (hingga 4 April 2020) dan tidak ada keluhan sampai hari ini.

    Selasa, 24 Maret 2020 sekitar jam 17.00 WIB informasi BBTKLP2 (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) Surabaya menyatakan negatif.

    BERSAMBUNG KE HAL 7

    UPDATE DATACOVID-19PAMEKASAN29 Maret 2020

    ODR

    ODP

    PDP

    POSITIF

    1 Orang

    115 Orang

    1923 Orang

    1 Orang

    Ulama MaduraSepemahaman Penanganan Jenazah Covid-19

  • Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: FAIQ

    2 SENIN l 30 Maret 2020

    KOTA-Nelayan di Kelurahan Pejagan Bangkalan beberapa hari terakhir ini tidak melaut. Hal terse-but disebabkan adanya Covid-19, sehingga para nelayan yang berada di Desa Pejagan tidak melaut serta harga ikan sangat turun drastis. Hal itu menyebabkan, nelayan merugi karena biaya produksi untuk melaut tidak sebanding dengan harga ikan yang ditawarkan di pasar.

    Dampak ekonominya,banyak ne-layan yang akhirnya memilih untuk istirahat dari laut untuk sementara waktu. Mereka pun beralih dari yang awalnya menjadi nelayan menjadi pekerja serabutan.

    Hal tersebut disampaikan oleh Moh Hasun (35), asal Bandaran Kelu-rahan Pajagan. Ia menyampaikan, banyak nelayan yang tidak melaut. Hal tersebut disebabkan hasil lau saat ini sedang mengalami penu-runan harga .

    “Sebelumya kami jual hasil dari

    laut ke pabrik atau pengepul namun untuk saat ini kami jual langsung ke pasar dan harganya juga lebih murah dari biasanya,” ungkapnya, Minggu 29/03/2020

    Ia menambahkan, hasil laut yang murah tidak hanya ikan melainkan juga rajungan serta kepiting juga lebih murah dari biasanya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi para nelayan sebab para nelayan tidak mendapatkan keuntungan yang cu-kup banyak.

    “Hasil dari laut kami jual ke pasar namun untuk saat ini pembelinya sangat jarang. Jika ditanya rugi jelas rugi mas sebab kondisi pasar saat ini mulai sepi,” imbuhnya.

    Menurut koordinator penyuluh perikanan kabupaten Bangkalan Heri Santoso mengatakan, omset penjualan hasil dari laut perlu di-perhatikan. Sebab menurut para nelayan jika sebelumnya harga rajungan mencapai Rp50-60 ribu

    per kg. Sekarang malah turun drastis menjadi Rp25-30 ribu per kg.

    “Kejadian tersebut disebabkan karena banyaknya p abrik ya g tu-tup sehingga penjualan terbatas ,” tuturnya.

    Sementara itu kepala Dinas Ke-lautan dan Perikanan Bangkalan Mohammad Zaini mengakatakan, pihaknya sudah mengetahui hal tersebut. Namun untuk sementara waktu tidak bisa menjalankan semua programnya apalagi membantu se-bab mengikuti protokol pemerintah untuk menjauhi keramaian.

    “Untuk jalan tengahnya kami akan mencoba ke program yang lebih efi sien,” ungkapnya. (sae/pai)

    Merugi, Nelayan Enggan Melaut

    KOTA- Dibatalkannya Ujian Nasi-onal Berbasis Komputer (UNBK) mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) karena Covid-19 mendapat tanggapan dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan Nur Hasan. Menurutnya, UNBK harus tetap ditiadakan walaupun nantinya pandemi Covid-19 sudah tidak ada lagi.

    Politisi dari Partai Persatuan Pem-bangunan (PPP) ini meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebuday-aan (Kemendikbud) untuk selamanya menghapus UNBK. Sebab, menurut-nya, kualitas peserta didik tidak bisa diukur hanya dengan satu kali ujian. Bahkan ia menuturkan, tingkat ke-mampuan siswa yang mengerti adalah daerah masing-masing, bukan pemer-intah pusat.

    “Setiap daerah kan berbeda-beda ke-mampuannya. Jadi kalau siswa dinilai kemampuannya hanya dengan UNBK dan kriterianya ditentukan oleh pusat itu

    kan tidak adil. Jadi saya sangat sepakat jika UNBK dibatalkan,” tuturnya.

    Apalagi menurutnya, saat ini ada otonomi daerah. Seharusnya, kata Nur Hasan, pendidikan masuk dalam otonomi yang nantinya bisa dilakukan kebijakan-kebijakan berbeda untuk setiap daerah. Namun, kenyataannya hingga saat ini UNBK sendiri standar mutunya masih diatur oleh pemerintah pusat. Sehingga, mau tidak mau daerah harus mentaati aturan atau kebijakan yang telah diatur pusat.

    “Tapi daerah juga harus punya standar mutu baik menurut sekolah ataupun daerah. Jadi, standar kelulusan bukan ditentukan hanya kecerdasan intelektu-alnya saja, karena itu tadi, yang mengerti kemampuan siswa itu kan daerahnya masing-masing,” terangnya.

    Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Ka-bupaten Bangkalan, Bambang Budi Mus-tika mengatakan, di tingkat kabupaten hanya mengikuti keputusan tersebut. Bambang mengaku sangat setuju den-gan peniadaan UNBK tersebut. Sebab,

    penyebaran pandemi Covid-19 sangat membahayakan masyarakat khususnya bagi para siswa dan keputusan itu bisa menjadi salah satu langkah antisipasi.

    “Covid-19 ini sangat berbahaya, jadi saya sangat setuju jika siswa itu dilarang untuk berkumpul,” katanya.

    Bambang menjelaskan, berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 tahun 2020 itu, syarat kelulusan siswa SMP diambil dari nilai yang diperoleh selama 5 semester sebelumnya, ditambah dengan prestasi akademik dan non aka-demik siswa.

    Ia menjelaskan, mulai tahun 2020 USBK (SD) itu diganti asessmen. Kalau UNBK tingkat SMP rencananya terakhir tahun ini, karena ada bencana Covid-19 ini akhirnya Kemendikbud memutuskan menghapus UN ini.

    “Yang jelas SMP dulu karena sudah positif batal, kalau SD belum tahu, itu rencana UN-nya kan Mei. Kalau SMP, kelulusan siswa sepenuhnya kewenangan sekolah,” tandasnya. (ina/pai)

    KOTA-Kepolisian Resort (Polres) Bangkalan memberikan masker dan vitamin C kepada wartawan yang bertugas di Bangkalan, Jumat (27/3/2020). Pemberian tersebut dilakukan agar wartawan tidak mudah tertular oleh virus corona atau Covid-19 di Bangkalan.

    Tidak hanya pemberian masker saja, Kapolres Bangkalan mengajak teman-teman wartawan untuk berjemur dalam waktu kurang lebih 5 menit agar kondisi para wartawan yang berada di kabupaten Bangkalan tetap segar dan terhin-dar dari pandemi Covid-19.

    Setelah pemberian masker serta vitamin dan berjemur bersama selesai di halaman Kapolres Bangkalan para wartawan langsung kondisi tubunya langsung dicek dengan alat termom-eter digital untuk memastikan kondisi para wartawan bahwa tetap sehat dan segar.

    Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama Putra menyampaikan,bahwasannya rekan-rekan wartawan merupakan puncak sebagai penyambung informasi kepada masyarakat sebeb lantaran tugasnya sering di lapangan.

    “Magar kesehatan rekan-rekan media tetap terjaga dan tidak gampang tertular virus corona,

    maka jangan lupa untuk minum vitamin C dan menggunakan masker,” ungkapnya.

    Dirinya kembali menambahkan bahwasannya rekan-rekan wartawan sudah termasuk orang dalam resiko (ODR). Sebab pekerjaannya se-lalu berada di lapangan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat .

    “Ketika teman-teman wartawan waspada akan kesehatannya. Semoga kita semua ter-hindar dari wabah virus Corona,” imbuhnya

    Pihaknya berharap agar wartawan dan ma-syarakat Bangkalan bisa menjaga diri dengan baik, agar terhindar dari wabah virus corona.

    “Semoga semuanya bisa terhindar dari penu-laran Covid-19,” ungkapnya.

    Ia juga menyampaikan, jika ada perkum-pulan remaja dia akan membubarkan warga yang berkerumum agar wilayah di Kabupaten Bangkalan betul-betul steril dari virus tersebut .

    “Jangan sampai ada warga yang positif co-rona. Maka kami akan mengambil tindakan tegas untuk membubarkan setiap perkumpulan. Sebab ini semua demi kesehatan serta kesela-matan masyarakat,” (Sae/pai)

    Legislatif Setuju UNBK Ditiadakan Selamanya

    Berikan Vitamin C dan Masker untuk Wartawan

    Pengendapan Dana PIP Tahun 2019

    KOTA-Pemanggilan terhadap Di-nas Pendidikan (Disdik) Bangkalan dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Bangkalan oleh Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan, Jumat (27/3) kembali gagal digelar. Kali ini lagi-lagi yang datang hanya pihak Dinas Pendidikan (Disdik) saja, sementara dari pihak BRI hanya diwakilkan

    kepada Relationship Manager-nya. Padahal pemanggilan tersebut un-tuk menindaklanjuti pengendapan Program Indonesia Pintar (PIP) di Sekolah Dasar (SD) tahun 2019.

    Dalam kasus tersebut, setidaknya dari 45 ribu anak yang menerima PIP, 3.507 di antaranya dana PIP masih belum cair dan mengendap di Bank BRI pada tahun 2019. Ang-gota Komisi D DPRD Bangkalan Subaidi menuturkan, pihaknya sangat kecewa kepada Bank BRI Cabang Bangkalan. Karena tidak

    memenuhi panggilannya, padahal, pemanggilan tersebut sudah dilaku-kan dua kali.

    Bank BRI memiliki peran untuk mencetak buku tabungan dan alat yang dibutuhkan dalam program tersebut. Pihak Komisi D sendiri sebelumnya, telah mewanti-wanti kepada pihak Bank BRI untuk tidak datang dengan diwakilkan.

    “Kami kecewa karena kita sudah dua kali mengundang dan tidak diindahkan. Padahal, undangan per-

    tama tidak bisa hadir dengan alasan adanya miskomunikasi, tapi hari ini dengan alasan mengikuti ketentuan pusat terkait adanya Covid-19,” katanya.

    Politisi Partai Hanura itu men-gatakan, rapat sudah sesuai dengan ketentuan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang ada dalam pencegahan Covid-19. Akibat tidak datangnya langsung Manajer Bank BRI cabang Bangkalan, pemang-gilan tersebut kembali gagal digelar.

    “Undangan kami pun tidak den-gan banyak orang serta sudah kami sesuaikan dengan SOP serta jarak duduknya dua meter. Bukan kami tidak paham. Kami sudah mema-tuhi ketentuan medis tentang virus corona,” tegasnya.

    Dirinya juga menuding Bank BRI Cabang Bangkalan melalaikan tu-gas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Pihaknya juga akan melakukan tindakan tegas dengan membuat surat somasi yang akan ditujukan kepada Bank BRI pusat.

    “Serta kami akan melayangkan su-rat pemberitahuan kepada Bank BRI pusat kalau BRI Cabang Bangkalan sudah tidak kooperatif,” ungkapnya.

    Sementara itu, Relationship Man-ager BRI Cabang Bangkalan, Edo Firman enggan berkomentar terkait tudingan yang dilontarkan oleh DPRD Bangkalan.

    “Kami gak mau berkomentar, kami tidak tahu masalah itu,” tan-dasnya. (ina/pai)

    BRI Mewakilkan, Pertemuan Gagal Digelar

    KM/FA’IN NADOFATUL M.

    DIBATALKAN: Terlihat seorang pengendara di depan kantor Disdik Cabang Bangkalan

    F/SAE

    CEGAH: Polres Bangkalan memberikan masker dan vitamin C kepada wartawan, Jum’at (27/3/2020) kemarin.

    KM/SAE

    MERUGI: Nelayan di Sungai Bandaran sedang melakukan

    aktivitas sehari-hari.

  • Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: AKBAR

    3SENINl 30 Maret 2020

    Hingga Lakukan Pemeriksaan Warga

    dari PerantauanKOTA-Untuk terus menekan

    kerumunan massa di berbagai tem-pat-tempat umum, guna mencegah penyebaran wabah covid-19 di Kabupaten Sampang. Dinas Per-hubungan (Dishub) setempat mulai berlakukan penutupan akses masuk dan keluar kawasan lapangan Wijaya Kusuma Sampang, mulai Sabtu (28/3/2020) malam.

    Kapala Dishub Sampang Aji Waluyo yang dikonfi rmasi melalui Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Darat Chotihul Umam mengatakan, penutupan akses masuk ke kawasan Wijaya Kusuma untuk mencegah adanya kerumanan massa, terlebih pada saat malam Minggu. Hal itu disebabkan, lantaran kawasan Wi-jaya Kusuma sering dijadikan tempat remaja untuk nongkrong.

    “Kawasan Wijaya Kusuma ini kami berlakukan buka tutup, dengan tujuan tidak dijadikan tempat ber-kumpul lagi untuk sementara waktu,

    hinggga covid-19 ini mereda,” ucap Chotibul Umam saat dikonfi rmasi Kabar Madura, Minggu (29/3/2020).

    Dirinya menjelaskan, upaya pem-berlakuan buka tutup akses masuk ke kawasan Wijaya Kusuma itu, berdasarkan perintah dari Bupati Sampang, untuk terus meningkatkan kewaspadaan penyebaran wabah virus mematikan itu. Sedangkan untuk tempat-tempat umum lain-nya, seperti di kawasan taman kota dan sebagainya belum diberlakukan penutupan, hanya saja dilakukan upaya pemantauan dan pengawasan

    secara intens oleh pihak yang ber-wajib untuk menghindari adanya kerumunan warga.

    “Untuk kawasan yang diberlakukan buka tutup hanya di Wijaya Kusuma, sementara lainnya masih belum. Namun pengawasan dan pemantauan tetap dilakukan secara maksimal,” terangnya.

    Lanjut Chotib, selain memberlaku-kan lock down di Wijaya Kusuma, tim satgas bersama Dishub Sampang juga melaksanakan kegiatan pengecekan terhadap puluhan unit bus dengan jumlah penumpang mencapai ratu-san setiap harinya. Yakni dilakukan

    pengecekan suhu badan para penum-pang asal Sampang dan melakukan penyemprotan desinfektan.

    Selain itu, manakala para penum-pang itu, sudah sampai di rumah, diminta untuk melaksankan pem-bersihan badan dan tidak boleh melakukan kontak badan dengan kerabat, saudara dan famili sebelum melaksanakan pembersihan badan dan pakaian yg di gunakan segera di cuci dengan deterjen. Hal itu dilaku-kan, agar apabila ada virus bisa mati dan tidak menyebar.

    Pihaknya juga meminta agar warga

    yang baru pulang dari perantau-an, selama 14 hari kedepan tidak melakukan aktivitas apapun dengan cara tidak keluar dari rumah atau bepergian ke luar kota Sampang, jika ada keluhan atau ada gejala segera melakukan pengecekan pada puskesmas terdekat.

    “Setelah dilakukan screening ke-sehatan untuk para penumpang bus ini, maka dipersilahkan melanjutkan perjalanan sesuai tujuan masing - masing dan diimbau untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan,” tandasnya. (sub/pin)

    KM/IST FOR KM

    BUKA TUTUP: Guna terus meningkatkan kewadapadaan covid-19 di Kabupaten Sampang, Dishub setempat mulai berlakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup kawasan Wijaya Kusuma.

    Mulai Berlakukan Sistem Buka Tutup Area

    BANYUATES-Pembangunan menara teleko-munikasi di Desa Nepa, Kecamatan Banyuates, mendapat penolakan dari warga setempat. Hal itu lantaran PT Centratama Media Telekomu-nikasi (CMT), selaku perusahaan yang akan membangun menara tersebut, tidak melalukan koordinasi dengan warga setempat.

    Kepala Bidang (Kabid) Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu (DPMPTSP) Sampang Moh. Saudi Asyikin mengaku, pihaknya telah menerima laporan dari lembaga masyarakat yang disertai dengan surat pernyataan dari sejumlah warga yang menolak adanya pembangunan menara atau tower di desa tersebut.

    Penolakan adanya pembangunan menara di lokasi itu, lantaran hingga kini pembangunan menara belum memiliki izin. Ditambah pihak perusahaan juga belum memberikan komitmen terkait dengan jaminan keamanan bagi warga yang tinggal di sekitar menara.

    “Ada sekitar tujuh warga setempat yang menandatangani surat peryataan (penolakan, red) itu,” ungkapnya, Minggu (29/3/2020).

    Pihaknya mengatakan, saat ini izin mendirikan bangunan (IMB) tower telekomunikasi di lokasi tersebut, sudah diajukan oleh PT CMT, namun

    belum selesai.

    Pihaknya mengaku, masih menunggu izin rata ruang (ITR), izin upaya pengelolaan ling-kungan hidup (UKL), dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL) dari dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) dan dinas lingkungan hidup (DLH) Sampang, untuk me-nyelesaikan IMB tersebut.

    “Perizinan sudah diajukan, namum masih dalam proses,” ungkapnya

    Sementara itu, Tim Perizinan PT CMT Indo-nesia Ardian mengatakan, dampak dari peno-lakan warga, pihaknya melakukan pengajuan perizinan terkait pembangunan menara atau tower telekomunikasi di lokasi ke DPMPTSP Sampang.

    Tidak hanya itu, sebelum melakukan pem-bangunan menara, pihaknya mengaku sudah melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan kepala desa (Kades) dan juga warga setempat. Bahkan diungkapkan olehnya, PT CMT Indo-nesia juga berkomitmen untuk memberikan kompensasi kepada warga yang tinggal di sekitar menara.

    “Ada tim khusus yang nantinya akan melaku-kan komunikasi dengan warga terkait kompen-sasi dan semacamnya,” tutupnya. (mal/pin)

    Tanpa Izin, Warga Tolak Pembangunan Tower

    Pengabdian dak terbatas pada kes-

    enangan diri. Pengabdian bisa dilakukan

    oleh se ap orang yang mampu meman-

    faatkan potensi diri, seper halnya yang

    dilakukan oleh Ratu Bernessa. Putri

    Ba k Sampang 2019 ini, memilih men-

    gabdikan diri dengan memaksimalkan

    kemampuan berbahasa Inggris yang

    dimiliki.

    JAMALUDDIN, KOTA

    Ratu Bernessa, Sanstri putri Pon-dok Pesantren (Ponpes) Sabilillah Sampang, merupakan perempuan

    yang menghabiskan waktu sehari-harinya di ponpes. Uniknya, selain menjadi santri, Putri Batik Sampang tahun 2019 ini juga menjadi guru pendamping Bahasa Inggris.

    Ratu Bernessa merupakan dara kelahiran Sampang 30 September 2002 lalu. Saat ini, dirinya masih menjalani pendidikan di bangku kelas XII MA Sabilillah.

    Kepada Kabar Madura, dirinya menceri-takan satu hal unik saat dirinya mengikuti kontestasi Putri Butik Sampang 2019. Gadis mungil itu, mengaku tidak menyukai make up dan dunia fashion. Padahal, make up men-jadi salah satu unsur pendukung penampilan dirinya saat mengikuti kontes

    “Jujur saya tidak suka yang namanya make up, termasuk dengan dunia fashion. Tetapi saya itu dipilih mungkin karena dari ke-mampuan Bahasa Inggris saya,” ungkapnya, Minggu (29/3/2020).

    Saat mengikuti kontes Putri Batik, dirin-ya harus dibenturkan dengan berbagai aturan di pondok pesantren. Karena tinggal di pondok, sudah sepatutnya baginya untuk mentaati aturan jika ingin mengikuti kegiatan keluar pondok, termasuk harus selalu izin kepada pengurus pondok. Terlebih, dirinya tidak ingin meninggalkan kewajiban di pondok begitu saja.

    “Alhamdulillahn-ya, saat mengikuti kegiatan pemilihan Putri Batik dan kegiatan lainnya, pengurus pondok selalu mendu-kung,” imbuh D u t a L a l u Lintas Polres S a m p a n g 2020 itu.

    K i n i ,

    setelah terpilih menjadi Putri Batik Sampang, Ratu Bernessa mempunyai insiatif dan komit-men yang tinggi untuk mengabdikan diri pada pondok pesantren yang membesarkannya dengan ikut berbagi memberikan pembela-

    jaran Bahasa inggris pada anak-anak di pondok pesantren.

    Dirinya mengaku, pengabdian terhadap dunia pendidikan di Ka-bupaten Sampang akan terus dit-ingkatkan. Dirinya mengaku tidak ingin tempat kelahirannya dikucil-kan oleh warga luar daerah, karena indeks pembangunan masyarakat (IPM) yang salah satu sektornya

    adalah pendidikan.

    “Dulu saat pertama kali ikut kegiatan keluar, saya sem-pat dikucilkan oleh

    orang luar saat saya memperkenalkan diri. Dengan ini saya harus berikan pembelajaran bahasa inggris pada anak Sampang,” tu-tur juara 2 Remaja Favorit Jawa Timur 2019 tersebut. (pin)

    Melihat Keseharian Putri Ba k Sampang Ratu Bernessa

    Abdikan Diri Sebagai Tenaga Pendamping Bahasa Inggris

    KOTA-Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor: S-247/MK.07/2020 ter tang-gal (27/3/2020), menyebutkan seluruh program pengadaan barang dan jasa (Barjas) di berbagai daerah, baik yang sedang berlangsung maupun belum dimulai untuk dihentikan pelaksanaan-nya. Hal itu, seiring merebaknya wabah covid-19 di beberapa wilayah. Untuk itu, Pemkab Sampang secara resmi menghentikan semua program pen-gadaan Barjas, khususnya kegiatan fi sik dana alokasi khusus (DAK) tahun 2020.

    Bupati Sampang H. Slamet Jun-aidi berujar, upaya penghentian semua proses pengadaan Barjas itu, difokuskan kepada upaya penanggulangan bencana non alam wabah covid-19, khususnya di daerah yang berjuluk Kota Bahari ini.

    Pria yang akrab disapa Aba Idi men-gaku, sudah malakukan pemanggilan semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk segera menghentikan program pengadaan Barjas.

    “Kami sudah hentikan pengadaan Barjas DAK fisik, tapi SE ini tidak berlaku bagi pengadaan Barjas di bi-dang kesehatan dan bidang pendidikan, yakni semua yang berhubungan dengan

    pengadaan penanggulangan bencana non Alam Cohid-19 ini, harus tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.

    Dirinya menjelaskan, untuk pengadaan Barjas di bidang kesehatan yang ber-hubungan dengan upaya penanganan wabah covid-19 tersebut, yakni meng-gunakan penunjukan secara langsung. Sedangkan pengadaan Barjas yang dihentikan, yakni untuk sub bidang gedung olahraga dan sub bidang per-pustakaan daerah pada program fi sik.

    “Kami harap, dengan kebijakan meng-hentikan program Barjas ini, semua OPD terkait dapat memfokuskan ter-hadap program penanggulangan dan upaya mengantisipasi sebaran virus covid-19 ini, meskipun saat ini wilayah Kabupaten Sampang masih tergolong zona aman di wilayah Provinsi Jatim,” harapnya.

    Di sisi lain, politisi partai Nasdem itu meminta semua pihak dan semua elemen masyarakat, khususnya di Sampang untuk proaktif dan ikut andil dalam mengantisipasi dan pencegahan penyebaran covid-19 itu. Sementara un-tuk batas waktu penghentian pengadaan barjas itu, belum ditentukan. (sub/pin).

    Pengadaan Barjas DAK Fisik 2020 Dihentikan

    KM. JAMALUDDIN

    DITOLAK: Pembangunan tower di Kabupaten Sampang sempat ditolak oleh warga setempat.

    engikuti kontes Putri Batik, dirin- dibenturkan dengan berbagai i pondok pesantren. Karena

    di pondok, sudah sepatutnya untuk mentaati aturan jika

    mengikuti kegiatan keluar termasuk harus selalu izin

    pengurus pondok. Terlebih, tidak ingin meninggalkan

    ban di pondok begitu

    amdulillahn- mengikuti pemilihan

    Batik dan lainnya,

    us pondok mendu- imbuh

    L a l u Polres

    a n g

    n i ,

    jaran Bahasa inggris pada anakpondok pesantren.

    Dirinya mengaku, penterhadap dunia pendidikabupaten Sampang akan tingkatkan. Dirinya mengaingin tempat kelahirannya kan oleh warga luar daerahindeks pembangunan mas(IPM) yang salah satu se

    adalah pendidikan.

    “Dulu saatkali ikut kekeluar, sayapat dikucilk

    orang luar smemperkenaDengan ini sayberikan pembbahasa inggranak Sampatur juara 2 Favorit Jawa2019 tersebut.

    Ratu BernessaPutri Ba k Sampang 2019

  • 4 SENINl 30 Maret 2020

    Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: FAIQ

    Disperindag Tunda Relokasi Pedagang

    Pasar Pakong

    KOTA–Demi mengikuti imbau-an pemerintah untuk menghindari tempat-tempat keramaian selama masa waspada covid-19, Dinas Per-pustakaan dan Kearsipan (DPK) Pamekasan menutup layanan per-pustakaan bagi pengunjung untuk sementara waktu. Hal itu dilaku-kan, lantaran jumlah pengunjung perpustakaan daerah tidak kunjung berkurang, meski pemerintah telah memerintahkan untuk melakukan physical distancing atau jaga jarak fisik bagi masyarakat.

    Hal itu disampaikan oleh Pustakawan DPK Pamekasan Kusairi. Menurut-

    nya, beberapa hari pasca imbauan pemerintah kepada seluruh masyara-kat Pamekasan untuk menghindari tempat-tempat keramaian, pengun-jung perpustakaan malah tetap normal tanpa ada penurunan.

    Diungkapkannya, setiap harinya ada sekitar 400 pengunjung yang memada-ti ruang baca perpustaan. Oleh karena itu, pihaknya mengambil kebijakan untuk menutup layanan perpustakaan demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Kunjungan perpustakaan ditiada-kan, karena tingkat kunjungan yang cukup banyak seperti hari-hari biasan-ya, yakni di kisaran 400 hingga 450 pengunjung setiap harinya,” ucapnya, Minggu (29/3/2020).

    Dilanjut olehnya, setelah diterbitkan-nya imbauan oleh pemerintah untuk

    menghindari keramaian, masyarakat terutama kalangan anak muda masih sering ditemukan berkumpul di area perpustakaan, seperti di area parkir dan gazebo. Hal itu terjadi, lantaran layanan internet perpustakaan yang masih aktif, sehingga masyarakat tetap berkumpul di sekitar perpustakaan untuk memanfaatkan layanan internet.

    Oleh karena itu, pihaknya mengam-bil kebijakan untuk juga menutup layanan internet perpustakaan untuk sementara waktu, agar masyarakat berhenti berkumpul di daerah sekitar perpustakaan.

    Kendati layanan pengunjung ditu-tup, Kusairi memastikan, masyara-kat masih bisa mengakses layanan perpustakaan secara online melalui Digital Library E-Maos Pamekasan. Dengan begitu masyarakat masih bisa

    menikmati layanan perpustakaan dan membaca koleksi buku Perpusda Pa-mekasan yang tersedia secara online.

    “Layanan internet baru ditutup sejak tanggal 22 Maret karena dari tang-gal 16 hingga 21 Maret pengunjung perpustakaan masih banyak terlihat nimbrung di area parkir dan gazebo,” tukasnya.

    Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pa-mekasan, kembali menunda jadwal re-lokasi 400 pedagang Pasar Pakong ke lokasi baru yang telah dibangun pada tiga tahun lalu itu, untuk menekan penyebaran pandemi covid-19.

    Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar Disperindag Pamekasan Imam Hidajad, gagalnya relokasi sekitar 400 orang pedagang ke kios baru disebab-

    kan adanya pandemi covid-19. Oleh sebab itu, pihaknya mengambil kepu-tusan untuk melakukan penundaan relokasi pedagang hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.

    Dia menjelaskan, pembatalan untuk relokasi pedagang sudah disampaikan kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, untuk kemudian bisa dipahami dengan adanya wabah yang sedang melanda.

    “Ini terkait situasi pandemi covid-19, karena berpotensi timbulnya kerumu-nan massa yang tidak ada hungngan-nya anatara penjual dan pembeli,” ungkapnya, Minggu (29/3/2020).

    Pada dasarnnya, pihaknya menyadari betapa pentingnya menjaga stabilitas masyarakat yang ingin berjualan dan belanja di pasar tradisional itu, namun yang rencananya akan direlokasi pada

    tanggal 30 Maret 2020 tidak bisa terlaksana akibat pandemi covid-19.

    “Kami nunggu situasi yang aman dulu untuk relokasinya,” tukasnya.

    Sementara itu, Ketua fraksi Ger-indra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan Rida’i menyampaikan, pihaknya sepakat atas penundaan relokasi pedagang Pasar Pakong itu atas alasan keselamatan. Namun demikian, pihaknya berharap relokasi pedagang bisa segera di-lakukan apabila kondisi sudah mulai membaik.

    “Untuk sementara prioritas kami untuk mengurangi potensi mengum-pulkan orang banyak agar bisa terhin-dar dari virus corona,” pungkasnya. (km53/rul/pin)

    KOTA- Pemerintah Kabupaten (Peemkab) Pamekasan, terus berusaha untuk menekan penyebaran pandemi covid-19 mulai dari penyemprotan desinfektan, hingga mengajak warg-anya untuk menerapkan hidup sehat. Bahkan, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam meminta masyarakat yang sedang merantau di luar daerah dan luar negeri untuk tidak memaksakan mudik di tengah wabah covid-19.

    Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, penyerabaran pandemi co-vid-19 sudah tidak bisa dibendung di kabupaten dan kota lainnya, termasuk di kota-kota tempat masyarakat asal Pamekasan merantau.

    Oleh karena itu, demi tetap menja-dikan Kabupaten Pamekasan daerah yang bebas dari covid-19, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus sadar mengikuti arahan pemerintah dengan selalu membiasakan hidup bersih, menjaga jarak dan membatasi diri untuk keluar rumah.

    Bahkan, pihaknya juga mengimbau pada masyarakat yang berada di luar kota dan luar negeri untuk sementara waktu tidak pulang, atau menunda keinginan mudik ke kampung hala-mam hingga situasi bisa dinyatakan kondusif.

    “Pemerintah Kabupaten Pamekasan ingin mengajak kepada kita semua jika sebagian ada yang ingin mudik, datang kesanak famili, atau ingin si-laturrahim kepada orang tuanya, ingin bertemu dengan saudara yang lain dalam suasana yang seperti ini, beber-apa virus mengancam kesehatan kita semua, saya ingin mengajak kepada kita semua untuk lebih bijaksana, jika kita yang ingin bertemu dengan keluarga dengan sanak famili, akan lebih baik hindari dulu,” paparnya, Minggu, (29/3/2020).

    Lebih lanjut dia menyampaikan, Pemkab Pamekasan akan terus beru-saha melindungi segenap warganya untuk tidak terpapar pandemi co-vid-19, utamanya masyaraat yang saat ini berada di luar daerah untuk tetap tinggal di daerah tempat perantauan, dengan tetap menjaga kesehatan, serta menghindari penularan covid-19.

    “Urungkan niat kita semua, jika ada yang kangen dengan orang tua semen-tara ini bisa melalui telpon dulu, atau melalui video call dengan keluarga, karena di Indonesia di Jawa Timur, di Pamekasan ingin semuanya sehat, ingin semuanya terhindar dari semua penyakit, ingin semuanya terhindar dari Covid-19,” tuturnya.

    Dirinya menambahkan, jika ada sebagian dari warga Pamekasan yang terpaksa ingin pulang, pihaknya meminta untuk menghubungi Satgas Pencegahan Pandemi Covid-19 di Pa-mekasan, agar bisa didata, diperiksa kesehatannnya, dan dipantau perkem-bangannya, bahkan jika ditemukan dengan kondisi kurang sehat maka akan dikarantina di rumah sakit yang telah disiapkan oleh pemerintah.

    “Jika terpaksa harus pulang mudik, bisa menghubungi nomor telpon yang disediakan pemerintah untuk mel-aporkan, akan kita periksa kesehat-annya, jika ada suhu badan melebihi batas maka akan kita pantau, akan kita obati, bahkan bisa saja akan kita karantina,” pungkasnya. (rul/pin)

    PALENGAAN: Besarnya rasa takut para mahasiswa alumni pon-dok pesantren Miftahul Ulum Bara’ Leke, Palengaan, Pamekasan, terha-dap pandemi covid-19 tidak sebesar semangat belajar mereka. Terbukti, sekumpulan mahasiswa yang ter-gabung dalam Paguyuban Maha-siswa Miftahul Ulum (PMMU) Bara’ Leke Larangan Badung terse-but, menggelar pelatihan keorgan-isasian bertemakan “Menumbuhkan Rasa Kepemilikan Terhadap Organ-isasi,” Minggu (29/03/2020).

    Junaidi penanggung jawab kegiatan tersebut mengaku, acara yang digelar-nya tetap mengedepankan prinsip phys-ical distancing sebagaimana imbauan pemerintah, yaitu dengan mengatur jarak antara audien satu dengan audien lainnya dengan jarak minimal 1 meter. Hal itu dilakukan, karena pihaknya menghargai imbauan pemerintah meski di daerahnya masih kecil kemungkinan terdapat virus corona menyebar.

    “Kami tetap memperhatikan ke-selamatan para peserta, makanya semua kami atur sedemikian rupa agar tehindar dari bahaya pandemi covid-19, meski sebenarnya menu-rut kami kecil kemungkinan virus itu akan menyebar di pelosok desa seperti daerah kami ini,” ucapnya,

    Minggu (29/3/2020).

    Dalam kesempatan tersebut , PMMU menghadirkan salah satu jurnalia muda Harian Pagi Kabar Madura Ali Wafa sebagai pemateri yang diminta untuk memberikan suntikan motivasi kepada puluhan mahasiswa alumni Miftahul Ulum Bara’ Leke, khususnya berkenaan dengan materi-materi edukasi ten-tang wawasan keorganisasian.

    Sementara itu, Ali Wafa menye-but, penting berorganisasi sebagai modal bagi setiap insan akademik sebelum terjun ke masyarakat dan dunia profesional. Menurut-nya, melalui organisasi maha-siswa akan banyak belajar tentang bagaimana mengemban amanah dan melaksanakan tugas organisasi sebagaimana diamanatkan dalam peraturan organisasi.

    “Berorganisasi penting sekali, sebab melalui organisasi kalian akan merasakan bagaimana rasanya mengatur diri sendiri dan menga-tur orang lain, di organisasi pula kalian tahu bagaimana keharusan setiap individu dalam mengemban amanahnya masing-masing,” ucap aktivis PMII Pamekasan tersebut. (km53/pin)

    Lebih baik ma dengan sebuah

    makna dari pada hidup tanpa

    ar . Happiness is not how much

    money we have, but how many

    me we can be thankfull. Begi-

    tulah prinsip hidup Halimatus

    Sakdiyah dalam mengarungi

    kehidupannya sebagai seorang

    ibu rumah tangga (IRT) dan juga

    sebagai Wakil Rektor Universi-

    tas Islam Madura yang menyita

    banyak waktu.

    ALI WAFA, KOTA

    Karakter pribadi yang rajin, giat dan profesional ter-bangun dalam diri Halima-tus Sakdiyah sejak dirinya

    duduk di bangku sekolah, hingga kini saat dirinya menjadi seorang ibu rumah tangga (IRT) dan juga seb-agai seorang dosen dan wakil rektor, dirinya tetap dalam kepribadiannya sebagai seorang ibu yang profesional.

    Ibu tiga anak tersebut mengaku, tidak jarang harus mendua antara keluarga dan profesinya yang bukan hanya sebagai seorang dosen dan wakil rek-tor, akan tetapi juga sebagai seorang peneliti yang kesehariannya bergelut dengan data yang harus didapatkan di sejumlah lokasi penelitian yang berbeda.

    Bagi keluargaya, Perempuan kelahi-ran Pamekasan 16 Oktober 1975 terse-

    but, bukan hanya ibu yang profesional, melainkan juga seorang malaikat yang tangguh yang harus berbagi waktu demi sejumlah pihak yang membutuh-kan tenaga dan pikirannya.

    “Saya lakukan itu dengan sepenuh hati, sebab sudah menjadi kodrat saya sebagai seorang ibu dari banyak orang, bukan hanya bagi keluarga tapi juga bagi mahasiswa-mahasiswa saya di kampus,” ucap dosen yang memiliki 12 karya penelitian tersebut, Minggu (29/3/2020).

    Di waktu dirinya mengandung anak kedua, Halimatus Sakdiyah harus rela bersusah payah mendampingi sejum-lah mahasiswa yang sedang melaku-kan penelitian di luar kota. Dirinya memilih untuk tidak mengecewakan orang banyak meski saat hamil tua resiko yang akan dihadapinya ter-golong berat.

    Menjadi wanita karir tidak meng-hilangkan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga, meski dirinya terbilang perempuan akademisi yang memiliki pengetahuan luas, dia tetap sadar bahwa dirinya adalah seorang ibu rumah tangga yang mengabdi pada suami dan dan mengayomi ketiga anaknya.

    Memasak dan mencuci adalah rutini-tas lumrah baginya, meski menurut mahasiswanya dia adalah seorang dosen yang kaya wawasan dan memi-liki banyak pengetahuan.

    Kendati demikian, sebagai seorang dosen, peneliti dan wakil rektor, dirinya harus tetap mengabdi dengan sepenuh hati untuk mewujudkan visi dan cita-cita Universitas Islam Madura. Dirinya mengungkapkan, pernah suatu ketika memiliki setum-puk tugas penelitian yang harus segera diselesaikan, sementara pada waktu itu dirinya baru saja melahirkan anak keduanya, dan anaknya tidak bisa ditinggal olehnya, walhasil dia harus membawa anaknya untuk ikut lembur menemani dirinya hingga larut malam.

    Tidak jarang Halimatus Sakdiyah harus bekerja hingga larut malam sampai jam satu pagi baru pulang ke rumahnya. Hal itu dilakukan dengan sepenuh hati demi mewujudkan visi dan cita-cita perguruan tinggi yang ia pimpin.

    Sebagai seorang dosen dirinya dituntut untuk membimbing, mengayomi dan mendampingi mahasiswa yang menjadi tang-gung jawabnya, tidak jarang dirinya dihadapkan dengan berb-agai karakter mahasiswa yang be-ragam, mulai dari mahasiswa yang 50 ke bawah dan mahasiswa yang 50 ke atas, sehingga baginya, dirinya bukan hanya ibu rumah tangga di rumah tetapi juga ibu rumah tangga di kampusnya.

    “Saya memiliki mimpi yang besar untuk UIM, saya ingin

    UIM bisa bersaing bukan hanya di kancah nasional tapi juga di kancah internasional, tentunya hal itu bisa tercapai dengan kualitas dosen dan kualitas mahasiswa yang terjamin” pungkas alumnus Universitas Muham-madiyah Malang tersebut. (pin)

    KOTA- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, menutup area monumen Arek Lancor setiap dua kali dalam sepekan. Penutupan itu sebagai upaya dalam memberi-kan edukasi kepada masyarakat, khususnya dalam menjaga physi-cal distancing atau jaga jarak fisik untuk memutus rantai penyebaran pandemik covid-19 .

    Saat melakukan pemantauan sterila-si area monumen Arek Lancor dari kegiatan masyarakat, Bupati Pame-kasan Baddrut Tamam didampingi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Ka-bupaten Pamekasan Totok Hartono, Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Pamekasan, Perwakilan Kodim 0826 Pamekasan, Satuan Tugas (Satgas) Pecegahan Pandemi Covid-19, dan Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Pamekasan.

    Dalam kesempatan itu, Baddrut Tamam menyampaikan, penutupan

    sejumlah ruas jalan menuju pusat kota Pamekasan itu sebagai wujud edukasi pada masyarakat tentang pentingnya menjaga jarak, menjaga diri, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap pereda-ran covid-19 di Kabupaten Pamekasan.

    “Penutupan beberapa ruas jalan dalam rangka physical distancing ini dilakukan untuk mengedukasi dan mentransformasi tentang pentingnya menjaga jarak fisik pada masyara-kat,” paparnya.

    Dijelaskan olehnya, penetapan area monumen Arek Lancor itu berdasar-kan hasil keputusan rapat yang dige-lar dengan jajaran Forkopimda,Sabtu (28/3/2020). Diungkapkan olehnya, penutupan akses menuju area Arek Lancor akan dilakukan dua kali dalam sepekan, yakni pada hari Jum’at dan Sabtu, mulai pukul 20.00-23.00 WIB.

    “Selain upaya penutupan ini , pemerintah juga memberikan per-

    lindungan terhadap masyarakat dan memberikan disinfektan di beberapa lokasi-lokasi dan tempat umum seperti di kantor-kantor dan tempat keramaian lainnya,” ungkapnya.

    Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur itu menjabarkan, physical distancing merupakan program bersama Pemer-intah Provinsi Jawa timur bersama pemerintah kabupaten dan Kapolda serta Kapolres, Dandim, Pangdam Brawijaya yang terkoordinasi, den-gan harapan bisa menekan mewa-bahnya virus yang mematikan itu.

    “Tujuan akhirnya adalah mem-berikan perlindungan secara pasti kepada masayarakat, kami di ka-bupaten Pamekasan sekarang terus bergandengan tangan bersama-sama untuk memutus penularan virus ini. Alhamdulillah Pamekasan masih aman, dan masyarakatnya tenang,” pungkasnya. (rul/pin)

    Pengunjung Tidak Berkurang, DPK Tutup Pelayanan

    Bupati Harapkan Masyarakat Gotong Royong Cegah Covid-19

    Jurnalis KM Berikan Pelatihan dengan Prinsip

    Physical Distancing

    Belajar Profesionalitas dari Halimatus Sakdiyah

    Menjadi IRT di Rumah dan di Kampus

    Pemkab Tetapkan Area Arek Lancor Pusat Phisycal Distancing

    Km; ist

    TEGAS: Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengimbau agar masyarakat yang berada di luar daerah menahan diri untuk tidak mudik di tengah wabah covid-19.

    Km; ist

    EDUKASI: Bupati Pamekasan Baddrut Tamam melakukan pemantauan langsung area monumen Arek Lancor usai ditetapkan sebagai titik physical distancing, Sabtu (28/3/2020) malam.

    kan,etum-segera

    aktu anak bisa

    harus embur

    malam.

    diyah alam

    ang ke ngan visi g

    - be-ng

    ng

    pungkas alumnus Universitas Muhamadiyah Malang tersebut. (pin)

    HALIMASTUS SAKDIYAH, S.E, M.SiWakil Rektor I

    Universitas Islam Madura (UIM)Pamekasan.

  • Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: FAIQ

    SENIN l 30 Maret 2020 5

    6 Proyek Masih Proyek Lelang

    KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep cukup lamban dalam mengerjakan proyek pembangunan fi sik tahun anggaran 2020. Dari 9 proyek di bawah Dinas Peruma-han Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP dan CK) Sumenep, hanya 2 dalam proses pengerjaan, sementara 6 lainnya proses lelang dan satu di antaranya belum mulai lelang. (Selengkapnya lihat Grafi s)

    Kepala bidang (Kabid) Penataan Bangunan dan Lingkungan Hery Gushendrawan men-gutarakan, perencanaan dan pengerjaannya akan dilakukan secara bersaman. Namun, hingga saat ini belum sesuai kenyataan. Aki-batnya, ada yang dilelang dan ada pula yang masih pengerjaan. Namun demikian, akhir tahun diharapkan tuntas.

    “Saat ini masih proses perampungan mas,” katanya, Minggu (25/3/2020).

    Dijelaskan, pembangunan tersebut meru-pakan kelengkapan gedung di semua OPD yang nantinya bisa dipergunakan untuk ke-berlangsungan roda pemerintahan Kabuapaten Sumenep.

    Menurutnya, jika semua gedung terbangun semua dan sudah lengkap dan fasilitas mema-dai, maka roda pemerintahan bakal berjalan

    sesuai harapan.

    “Kami akan terus melakukan terobosan agar pengerjaan diselesaikan semua,” ujarnya.

    Hery menjelaskan, pembangunan itu sesuai dengan perencanaan yang ada. Pastinya beber-apa kajian sudah dilakukan rapat bersama serta angggarannya juga disesuaikan kebutuhan.

    “Untuk anggaran itu sudah cukup,” ung-kapnya.

    Pengerjaan proyek dilakukan oleh pihak ke-tiga melalui proses lelang. Anggaran pemban-gunan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ia berharap, semua anggaran diharapkan tidak sia sia sebab hal itu merupakan uang rakyat dan pembangu-nan untuk kesejahteraan masyarakat.

    Sementara itu, Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep M Ramzi mengutarakan, semua proyek fi sik harus dimaksimalkan untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.

    Aktivis PMII itu meminta agar proyek dilak-sanakan sesuai perencanaan, sehingga tidak melabrak deadline.

    “Kami terus berharap agar semua proyek cepat terselesaikan. Dinas terkait harus dapat mengatur waktu dengan baik, agar tidak ada yang namanya putus kontrak maupun minta perpanjangan nantinya,” pungkasnya. (imd/pai)

    Pembangunan Proyek Fisik

    Lamban

    KOTA-Dalam menyiasati mewabahnya Covid-19 maka aktivitas pasar takjil selama bulan Ramadan oleh Dinas Perin-dustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep resmi ditiadakan meskipun tanpa surat edaran (SE). Kepala Dis-perindag Sumenep Agus Dwi Saputra menyampaikan, masyarakat tidak di-perkenankan untuk melakukan aktivitas di luar rumah hingga batas waktu yang belum ditentukan.

    “Kalau pasar murah kami pastikan ada, tetapi kalau pasar takjil karena kondisinya sekarang seperti ini. Maka tidak akan diadakan di Sumenep ini, biar masyara-kat menyediakan sendiri di rumahnya

    masing-masing. Karena ini memang sudah darurat,” katanya, kemarin.

    Sementara alasan tidak perlu surat pem-beritahuan secara tertulis, pihaknya men-ganggap semua fasilitas yang dibutuhkan oleh pasar di daerah perkotaan itu memang sudah disediakan, termasuk tempat-tempat jualannya. Sehingga kalau pemerintah sudah tidak menyediakan maka otomatis pasar tersebut tidak akan berjalan.

    “Tidak perlu surat edaran kalau pasar takjil, karena yang menyediakan fasilitas-fasilitasnya adalah kami. Maka saya rasa hal itu tidak perlu diberikan SE. Untuk sementara memang kami masih difokus-

    kan pada antisipasi pencegahan Covid-19 ini,” imbuhnya.

    Dan termasuk yang menjadi fokus per-hatiannya juga adalah rencana-rencana atau konsep yang akan diterapkan ter-hadap pelaksanaan atau pendistribusian pasar murah, karena kedua kegiatan menjelang Ramadan itu memang menjadi atensi tersendiri untuk lebih diperhatikan oleh pemerintah.

    “Intinya yang menjadi sesuatu yang kurang mendesak alangkah baiknya ti-dak usah dilaksanakan terlebih dahulu, menunggu situasi yang aman,” pungkas-nya. (ara/pai)

    KOTA-Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemu-da dan Olahraga (Disparbudpora) mewacanakan pembangunan gedung peningggalan sejarah di Kabupaten Sumenep. Alasannya, masih banyak peninggalan sejarah yang belum tercover dan terarsip di museum.

    Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dis-parbudpora Sumenep Roby Firmansyah men-gatakan, peninggalan yang dimaksud semisal baju raja-raja Sumenep dan perlengakapan alat keraton lainnya.

    “Saat ini masih dalam tahap perencanaan,” katanya Minggu (29/3/2020).

    Menurutnya, Sumenep memang kaya akan peninggalan sejarah. Karenanya perlu dibangun gedung khusus untuk menyimpan benda-benda

    bersejarah.

    “Saat ini masih menunggu persetujuan bu-pati,” ujarnya.

    Dengan adanya gedung peninggalan sejarah nantinya diharapkan masyarakat Sumenep bisa lebih cinta terhadap sejarah.

    “Ada banyak hal menarik sepanjang sejarah Sumenep. Hal-hal yang bagus dalam sejarah itu bisa terungkap bukan hanya dari publikasi foto, melainkan juga dari barang asli yang bisa taruh di satu tempat,” paparnya.

    Dilanjutkan, barang kuno yang berkaitan den-gan ibadah, pekerjaan pengabaran, dan sejarah yang ditinggalan lainnya memang sangat perlu dilestarikan barang-barang peningalan sejarah

    tersebut.

    Anggaran yang akan diajukan nantinya mini-mal sebanyak Rp5 miliar. Disparbudpora akan terus berusaha untuk memperjuangkan ang-garan pembangunan ini.

    Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumenep Siti Hosna mendukung atas kinerja pemerintah tersebut. Sebab, melestarikan bu-daya memang hal yang sangat penting untuk dilakukan. Harapannya, bupati nantinya juga menyetujuai atas kinerja tersebut. Sehingga, dapat diterima dan dapat dikerjakan pada tahun berikutnya.

    “Kami siap mendukung atas pekerjaan pemer-intah yang ingin melestarikan cagar budaya,” pungkasnya. (imd/pai)

    KOTA-Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil)akhirnya bisa melakukan desentral-isasi cetak Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik. Hal itu setelah alat cetak KTP di 4 UPT sudah bisa di-operasikan. Kepala Dispendukcapil Sumenep Sahwan Efendi menyam-paikan, alat cetak KTP di 4 UPT saat ini sudah siap dioperasikan.

    “Alat cetak KTP di 4 UPT sudah siap semua,” katanya, Minggu (29/3/2020).

    Diketahui, empat UPT yang dimak-sud menaungi beberapa kecamatan yang terdiri dari UPT 1, UPT2,UPT3 dan UPT4. Untuk wilayah UPT 1 terpusat di Kecamatan Ganding yang membawahi Kecamatan Pragaan, Kecamatan Guluk-Guluk dan Ke-camatan Lenteng. Untuk wilayah UPT 2 yakni Kecamatan Ambunten yang membawahi Kecamatan Pa-songsongan, Kecamatan Rubaru, Kecamatan Dasuk serta Kecamatan Manding. Untuk wilayah UPT 3 terpusat di Kecamatan Gayam yang membawahi Kecamatan Masalembu

    dan Kecamatan Ra’as.

    Khusus untuk percetakan KK dan akta kelahiran saat ini bisa dilaku-kan di masing-masing UPT. Untuk mencetak KK dan akta kelahiran tidak ribet, sebab menggunakan alat printer seperti biasanya. Sementara untuk KTP membutuhkan alat cetak khusus seharga Rp50-60 juta terma-suk dengan blangkonya.

    “Saat ini pemerintah sudah dapat mengopersikan. Namun, masyarakat saat ini tidak dapat mengurus KTP. Sebab, masih maraknya Covid-19,” paparnya.

    Sementara itu Anggota Komisi I DPRD Sumenep Nurus Salam Salam mengatakan, dirinya bersyukur atas kesiapan alat cetak KTP di masing-masing UPT. Dengan demikian, saat ini tidak usah ribet lagi dalam mengurus KTP di Sumenep

    “Jika sudah siap, maka dinas terkait juga wajib memperbaiki pelay-anan yang ada. Sebab, tidak cukup pengadaan tanpa dibarengi dengan pelayanan yang mumpuni,” harap-nya. (imd/pai)

    Disperindag Pastikan Tiadakan Pasar Takjil

    Disparbudpora Ajukan Pembangunan Gedung

    Peninggalan Sejarah

    Alat Cetak KTP

    Tersedia di 4 UPT

    Telah hilang surat pen ng berupa STNK sepeda motor Honda atas nama Suparji, dengan Nomor Polisi M 3605 WO. Diketa-

    hui hilang pada Hari Rabu, Tanggal 25 Maret 2020, di seki-tar wilayah Kota Sumenep. Bagi yang menemukan, diharap mengembalikan kepada pelapor atas nama Subaidi Ikhsan,

    alamat Dusun Laok Songai, Desa Lembung Barat, Kecamatan Lenteng, RT/RW: 003/003.

    INFO KEHILANGAN

    KM/RAZIN

    Meninjau: Wakil Bupati Sumenep Ach Fauzi saat mendatangi Pasar Takjil tahun lalu.

    KM/IMAM MAHDI

    KERATON: Pengunjung sedang berada di Museum/Keraton Sumenep

    Progres Proyek Pembangunan di Sumenep- Pembangunan rumah sakit arjasa

    3 paket Rp 24,2 miliar (lelang)- Gedung Polres Sumenep 2 lantai Rp4,3 miliar (pengerjaan)

    - Pembangunan Eks Rumdis Guru Rp2,8 M (pengerjaan)

    - Pembangunan SMPN 3 Sumenep Rp3,7 M (belum lelang)

    - Gedung Hemodialisa RSUD Sumenep Rp4,3 M (lelang)

    - Interior VIP Lounge Gedung Sekretariat Daerah Rp 877 juta (lelang)

    - Renovasi Masjid Pemkab Sumenep Rp877 Juta (lelang)

    - Pembangunan Gedung Dinas PU Cipta Karya 2 lantai Rp3,7 M (lelang)

    - Pembangunan Gedung Disparbudpora Rp2,8 M (lelang)

  • SENIN l 30 Maret 2020

    Harian Pagi Kabar Madura Menerima Karya Berupa: Opini, Esai, Karikatur, Puisi, Cerpen, Resensi Buku, Prosa, dan Jurnal Komunitas Kirim ke: [email protected]

    6

    LAYOUTER: SHAFIF K AEmail Redaksi: [email protected] LAYOUTER: FAIQ

    Malam ini malam pertunju-kan terakhirnya. Mono mau memensiunkan tubuhnya

    dari panggung.Orang tua itu tengah berceng-

    krama dengan istrinya di belakang panggung. Selama menjadi pemain teater, baru kali ini istrinya nonton. Itu pun dipaksa. Entah kenapa, Mono merasa gugup luar biasa. Apa mungkin gara-gara pertunjukan terakhirnya? Maka istrinya disuruh menemani sebelum naik panggung.

    Waktu naik panggung tinggal 10 menit lagi. Mono bergegas meny-iapkan diri. Napasnya agak tersen-gal. Tangannya meraih tangan istrinya. “Doakan aku,” katanya berat. Mono menyuruh istrinya segera duduk di kursi penonton. Istrinya hanya mengangguk.

    Panggung masih gelap. Saat lam-pu mulai menyala, Mono duduk di sebuah kursi. Ya, hanya kursi saja. Tidak ada satu pun benda yang ditaruh. Tak satu pun olesan make up di wajahnya. Betul-betul orijinal. Baju mantel coklat. Celana katun lusuh. Sepatu kulit. Mono menarik nafas panjang. Dengan nada berat, ia mulai bertutur.

    Suatu ketika aku diserang penya-kit yang aneh. Tiba-tiba saja mulut-ku tak bisa bicara. Tak bisa dibuka. Seolah-olah mulutku dijahit rapat. Anehnya, tubuhku tidak merasakan sakit sedikit pun. Anehnya lagi tiba-tiba saja telingaku bisa mendengar hal-hal yang janggal. Aku bisa mendengar seluruh panca indraku bicara. Dalam mulutku tertutup, tiba-tiba saja terdengar, “Mari kita protes pada Mono!”

    Tubuhku bergetar. Keringat ber-cucuran. Suara-suara itu terus menerus menggendang. Semakin jelas . “Proteeeeeesssss!” “Pro-

    teeeeeesssss!”

    Aku berusaha tenang. Ya, tuhan gejala apa ini. Apakah aku gila? Gila? Ha...ha...ha, bukannya setiap manusia itu gila. Bayangkan saja selama hidupnya ia harus melaku-kan rutinitas yang begitu-begitu saja. Tidur, makan, minum, kerja. Streeesss. Penat. Akhirnya melaku-kan aktivitas yang janggal. Korup. Pelecehan. Tawuran. Adu mulut. Menebar bohong. Arrgghhhh...goblok.

    Mata Mono melihat tajam ke sudut kanan panggung. Matanya sedikit berkaca. Tangannya memegang dada. Mukanya menampakkan kesedihan yang luar biasa. Pang-gung sangat hening. Istri Mono, Khadijah, melihat suaminya den-gan khusuk. Sesekali menunduk-kan kepalanya. Lampu panggung berubah keunguan. Mono berdiri. Melangkah pelan ke depan pang-gung sekira empat langkah. Dia melanjutkan ceritanya lagi.

    “Mari kita proteeeessss!” suara itu terus bergumuruh di telinga. Sangat riuh. Aku tidak bisa mengelak. Tel-inga coba kututup pakai telunjuk. Tetap saja terdengar. Aku baring-kan tubuh di kasur. Muka kututup bantal. Suara itu semakin jelas saja. Jelas sekali. Akhirnya, satu per satu kudengarkan protes itu. Tubuhku menjadi diam. Kaku. Tak bergerak. Aku seperti orang yang sudah mati. Seperti mayat hidup sebab aku bisa mendengar.

    Mono terdiam. Kembali ia duduk di kursi. Menarik napas panjang. Waktu berjalan begitu lambat. Kira-kira per 15 detik terdengar suara seperti tiang listrik dipukul. Teng. Teng. Teng. Terus menerus. Seperti sedang mengisyaratkan sesuatu. Seperti penanda akan terjadi sesuatu. Penonton terdiam.Penasaran. Mukanya terlihat gelap.

    Hanya matanya saja sedikit terlihat berkilauan. Meski sesekali terden-gar suara yang berdeham atau suara jok kursi ketika satu dua penonton menggeser bokongnya.

    Mata. Ya, mata ini. Kedua mata ini. Tiba-tiba saja dia bicara. Dia bilang begini. Mono giliran aku ngomong sekarang. Apakah engkau tahu? Aku diciptakan Tuhan untuk melihat kebaikan. Tapi engkau telah menyia-nyiakannya. Sampai aku perih. Air mataku kering. Tapi engkau Mono, kau tak pernah peduli. Aku, kau buat jelalatan. Kau lebih suka melihat kisruh. Kau jadikan aku terbelalak akan uang, perempuan, surat perjanjian, atau melihat jutaan hadiah. Tak sedikit pun aku kau gunakan melihat matahari terbit dan terbenam. Apa kau tak mikir? Bagaimana jika kau kehilangan matahari? Aku protes padamu Mono sekarang. Kau harus bilang pada Tuhan nanti. Bukan aku yang menginginkan ini. Tapi kamu Mono. KAMU.

    Tubuh Mono yang masih duduk terlihat bergetar. Kepalanya tertun-duk. Lalu mukanya tengadah ke arah lampu depan. Matanya telihat berkaca. Mulutnya bergetar.Terbata dia melanjutkan monolognya.

    Tangan. Mono... aku juga protes padamu. Di tengah ketakutan itu, tiba-tiba kedua tanganku menam-par mukaku. Plak. Plak. Mono me-namparkan tangannya ke mukanya. Rasanya aku ingin menutup telin-gaku oleh tanganku. Tapi tidak bisa. Aku ingin teriak. Tapi bagaimana? Mulutku semakin terkatup rapat. Anjing kau Mono. Aku selama ini kau hiasi dengan gelang dan cincin emas. Eh ternyata itu untuk pamer. Biar kau merasa dipandang. Aku suka kau bikin buat tanda tangan yang nggak-nggak. Pemalsuan

    tanda tangan orang. Bikin surat palsu. Bahkan buat menggasak daging-daging yang janggal. Tak pernah aku kau gunakan untuk memukul bedug atau lonceng. Tak pernah. Dasar babi. Kau tidak pernah merasa peduli kalau aku, tangan ini, tangan, begitu kebas dengan semua itu.

    Di atas panggung, Mono terlihat menangis. Tangannya meraih sal coklat yang membelit lehernya. Dia usapkan ke matanya. Ke hidungnya yang beringus. Kepalanya menun-duk. Menangis tersedu bebarengan dengan suara seperti biola yang digesek tak karuan. Mono menutup telinga. Mono berteriak. Penonton mulai menunjukkan kengiluan di wajahnya seperti yang sedang dira-sakan Mono. Arrrggggghhh. Tiba-tiba lampu padam. Suasana sangat hening. Memang di pertunjukkan Mono ini, tata suara minim.

    Tak begitu lama lampu kembali menyala. Cuma agak redup. Mono sudah berdiri di belakang kursi. Berdiri membelakangi penonton. Kepalanya menunduk. Perlahan membalikkan tubuhnya. Kedua tan-gannya memegang ujung sandaran kursi. Napasnya semakin berat. Wa-jahnya dihadapkan kembali ke arah penonton. Khadijah yang duduk di kursi depan penonton terus khusuk melihat suaminya di panggung. Matanya seperti tak berkedip. Tan-gan Mono mengangkat kursi. Kursi itu dipanggul di atas kepalanya. Dia melangkah berat ke sana ke mari. Sesekali menggusur kakinya. Masih dengan kepala memanggul kursi, Mono melanjutkan monolognya.

    Kawan-kawan begitulah kejadian-nya. Betapa berat penyakitku. Entah apa namanya. Rasanya ingin mati saja. Tak sampai di situ pula. Sesu-dah telinga ini mendengar protes

    mata dan tangan, kini kedua kaki pun ikut-ikutan protes. Suaranya berat. Telingaku begitu menden-gung. Bergemuruh. “Kini giliran aku yang protes,” katanya.

    Kaki. Kini giliran aku Mono. Aku kaki yang kau gunakan ke mana-mana. Ke mana pun kamu pergi. Ke WC sekalipun. Tanpa aku, kau bukan apa-apa. Tapi apakah eng-kau sadar? Mana ucapan terima kasihmu padaku. Tak pernah aku diinjakkan ke tempat-tempat suci. Jika pernah pun, kau datang saat ada orang-orang penting yang datang ke tempat suci itu. Sial. Betapa hinanya kau ini. Aku, lebih kau gunakan ketika malam. Ke tempat hiburan, restoran, buat bikin perjanjian. Bermain tanda tangan. Juga minum-minum. Apakah kau tak sadar? Aku merasakan kelela-han yang sangat luar biasa. Apa kau tak sadar, istri dan anakmu itu, setiap malam menunggumu? Tak pernah sekalipun telapak kakiku kau tempelkan di tanah. Merasakan kerikil atau menginjak rumputan. Merasakan kedinginan embun atau memendamkan dalam lumpur. Kau mesti menanggungnya Mono! Seb-agai kaki, aku tak mau disalahkan. Itu bukan mauku.

    Mendengar protes-protes itu, Khadijah yang masih khusuk meli-hat suaminya. Matanya berlinang. Menetes di pipinya. Ia menyekanya dengan selendang yang dikena-kannya. Ia merasa sedih. Ia seolah merasakannya. Pikirannya men-gawang. Khadijah, terlihat terisak. Ia sadar, ia sedang menonton sua-minya di panggung. Ia menahan rasa kesedihannya itu.

    Di panggung, Mono masih me-manggul kursi. Tubuhnya jongkok seperti sedang menahan beban berat yang luar biasa. Mono terlihat

    menangis tersedu.Begitu ceritanya kawan-kawan

    penyakitku. Aku tak tahu namanya. Medis juga kebingungan. Tapi tak usah dipikirkan. Mungkin para ilmuwan belum ada yang menemu-kan model penyakitku itu. Begitu-lah manusia. Ya, manusia.

    Mono menaruh kembali kursi yang dipanggulnya. Dia berdiri kembali. Diarahkannya kursi itu ke belakang panggung. Mono duduk membelakangi penonton. Sedikit demi sedikit lampu meredup. Lalu padam. Penonton terdiam. Hen-ing. Beberapa detik kemudian. Lampu tengah dinyalakan. Mono berdiri lalu menunduk memberi salam. Mukanya tersenyum. Tanda pertunjukan berakhir. Penonton terdiam. Tak ada yang bertepuk tangan seorang pun.

    Khadijah yang duduk di kursi depan berdiri. Ia berteriak dan menunjuk ke arah Mono. “Mono, dasar Lu Orang Gila!”

    Mono terlihat terkejut. Dia seben-tar diam. Lalu turun dari pang-gung menghampiri istrinya. Mono memeluk istrinya. “Terima kasih, engkau sudah menyaksikan per-tunjukanku yang terakhir.” Kem-bali Mono menatap Khadijah kian dalam. Wajah Khadijah kian samar. Dia melihat wajahnya sendiri di genangan air mata suaminya. Mono kembali memeluk erat istrinya penuh rasa gembira meski dalam monolog itu masih ada yang tidak terceritakan. Kelamin, ya kelamin, yang sebetulnya ikut protes juga. *

    Mono (Log)Oleh: Radeya Q. Kalimi*

    *Radeya Q. Kalimi lahir di Pandeglang 31 Maret 1998. Radeya tercatat

    sebagai mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Islam

    Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.

    Selama ini, Ujian Nasional (UN) menjadi syarat kelu-lusan siswa SD, SMP, dan

    SMA. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, seharusnya saat ini dilaksanakan UN di sekolah-sekolah. Namun, menyebarnya coronavirus disease (Covid-19)—yang oleh WHO ditetapkan seb-agai pandemi global—membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ber-sikap tegas dengan membatalkan pelaksanaan UN.

    Hal ini sebagaimana keputusan Presiden Joko Widodo yang me-niadakan UN Tahun 2020 menyu-sul persebaran Covid-19 tersebut. Keputusan itu diambil dalam rapat terbatas terkait pelaksanaan UN 2020, Selasa (24/3). Sebagaimana

    diketahui, sejak 17 Maret 2020, sesuai instruksi pemerintah

    pusat, sekolah-sekolah diliburkan dan diganti dengan kegiatan belajar dari rumah (BDR). Hal ini menuntut kreativitas guru agar bisa menyam-

    paikan materi pelajaran dan melaksanakannya se-

    cara daring.Seperti dilansir liputan6.com

    (24/3), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Na-

    diem Makarim menjelaskan, me-luasnya wabah Covid-19 menjadi momentum bagi para pengajar untuk mengembangkan metode pembelajaran jarak jauh. Menu-rutnya, wabah Covid-19 meru-pakan suatu bencana yang terjadi dalam skala nasional, tapi ini juga menjadi kesempatan untuk para guru beradaptasi menggunakan pembelajaran daring.

    Dalam kondisi darurat ini, kepu-tusan untuk belajar dari rumah dalam rangka mencegah menye-barnya virus mematikan yang telah banyak menelan korban jiwa, merupakan langkah yang tepat. Mengingat korban jiwa semakin banyak, terutama di beberapa negara. Di Indonesia sendiri, per 28 Maret penyebaran Covid-19 sudah mencapai 1.155 kasus.

    Penyebaran Covid-19 yang be-gitu masif ini tidak bisa diremeh-kan. Imbauan pemerintah untuk menghindari kerumunan dengan cara social distancing (bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah), hendaknya didukung oleh semua elemen ma-syarakat. Masyarakat harus sadar bahwa instruksi pemerintah untuk tidak banyak melakukan kegiatan di luar rumah—kecuali sangat mendesak—demi keselamatan

    bersama dan mencegah penyeba-ran Covid-19.

    Langkah yang diambil pemer-intah dan Kemendikbud untuk meniadakan UN di masa pandemi ini dianggap sangat tepat mengin-gat pelaksanaan UN, seperti biasa, mengharuskan interaksi secara langsung yang sangat rentan den-gan penyebaran wabah. Meskipun masyarakat diimbau untuk tidak terlalu panik, namun hendaknya juga berusaha untuk tidak tertular dengan menjaga kebersihan dan menghindari acara tidak penting yang melibatkan banyak orang.

    Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman melalui keterangan ter-tulis, Selasa (24/3), mengatakan, Presiden Joko Widodo memu-tuskan meniadakan UN Tahun 2020. Menurutnya, keputusan membatalkan UN 2020 diambil se-bagai respons merebaknya wabah Covid-19. Pemerintah menguta-makan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Di sisi lain, peniadaan UN juga salah satu penerapan kebijakan social distancing atau yang kini disebut physical distanc-ing untuk mencegah penyebaran virus.

    UN dibatalkan untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau setingkat Madrasah

    Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau setingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Dasar (SD) atau setingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI).

    Penentu Kelulusan SD hingga SMA

    Keputusan Kemendikbud ten-tang peniadaan UN tertuang dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Dalam surat edaran yang ditandatangani Mendikbud Nadiem Makarim 24 Maret 2020, pembatalan UN karena lebih mempertimbangkan kesehatan dan keamanan para siswa.

    Dengan dibatalkannya UN Ta-hun 2020 ini, maka keikutsertaan UN tidak menjadi syarat kelulu-san atau seleksi masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Nadiem juga menyebutkan bahwa dibatalkannya UN, maka proses penyetaraan bagi lulusan program Paket A, program Paket B, dan Pa-ket C akan ditentukan kemudian (liputan6.com, 24/3/2020).

    Melalui Surat Edaran Mendik-bud tersebut, Nadiem Makarim

    juga menjelaskan bahwa, kelulusan ditentukan

    melalui ujian sekolah yang pe-nyelenggaraannya tidak diperke-nankan secara tatap muka. Ujian Sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelum-nya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya.

    Sementara itu, bagi sekolah yang telah melaksanakan ujian sekolah, dapat menggunakan nilai ujian sekolah untuk menentukan kelulu-san siswa. Sementara bagi sekolah yang belum melaksanakan ujian sekolah berlaku ketentuan sebagai berikut:

    Pertama, kelulusan Sekolah Dasar (SD)/sederajat ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir (kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 semester gasal). Nilai semester genap kelas 6 dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan.

    Kedua, kelulusan Sekolah Menen-gah Pertama (SMP) / sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA) / sederajat ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir. Nilai semester genap kelas 9 dan kelas 12 dapat digunakan sebagai tam-bahan nilai kelulusan.

    Ketiga, kelulusan Sekolah Menen-gah Kejuruan (SMK) / sederajat di-tentukan berdasarkan nilai rapor,

    praktik kerja lapangan, portofolio, dan nilai praktik selama lima semester terakhir. Nilai semester genap tahun terakhir dapat digu-nakan sebagai tambahan nilai kelulusan.

    Keputusan yang diambil Kemendikbud untuk meniadakan UN 2020 ini merupakan keputusan yang tepat karena persebaran Co-vid-19 sudah bukan hal yang bisa dianggap remeh. Imbauan social distancing diharapkan agar para guru hendaknya lebih mengem-bangkan kreativitas mengajarnya secara daring. (*)

    Covid-19 dan Pembatalan Ujian NasionalOleh: Untung Wahyudi*

    *) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel,

    Surabaya

    Tidak ada kebijaksanaan yang paling tinggi dalam diri manusia kecuali rasa

    cinta. Karena cinta akan memben-tuk kesadaran seseorang untuk saling menghargai, menghormati dan saling membangun kebersa-maan satu sama lain. Cinta pada hakikatnya adalah sesuatu yang bersifat abstrak untuk kita ekspre-sikan dalam menuntun diri agar lebih dewasa dalam menyikapi kehidupan.

    Sehingga, merayakan cinta ala Rasulullah SAW adalah ekspresi untuk membentuk kematangan secara lahiriah dan batiniah untuk dapat merealisasikan kekuatan cinta melalui ikatan suci yaitu (pernikahan). Sedangkan fungsi ideal yang paling penting dalam ikatan suci bagi Rasulullah SAW adalah kebaikan, kebahagiaan, kebersamaan dan keberkahan.

    Karena hubungan asmara yang tidak dilingkari oleh pernikahan sejatinya akan mengakibatkan

    kepada jalan kemaksiatan yang akan berdampak kepada keburu-kan. Sehingga, apabila seseorang yang siap mencintai, tentu ini satu bukti harapan emosional dalam diri seseorang yang harus dimunculkan untuk mengambil satu langkah yaitu menikahi demi mencapai kebaikan, kebahagiaan dan keberkahan tersebut.

    Dalam buku ini, Ummu Kaysa menampilkan satu konstruksi ni-lai bagaimana membangun cinta ala Rasulullah SAW. Serta dapat merealisasikan dan merayakan cinta dengan prinsip pernikahan. Karena kita tahu bahwa akan sem-purna keimanan seseorang apabila dia sudah menjalani sunnah Rasu-lullah SAW menikahi seseorang yang dicintai. Bukan hanya seka-dar ekspresi perasaan, bagaimana memiliki rasa tanggung-jawab serta membangun rumah tangga dengan matang. Di situlah letak pahala dan keberkahan yang akan kita dapatkan.

    Rasulullah SAW membimbing kita agar bisa selamat dari berhala-berhala nafsu yang akan beraki-bat fatal. Oleh karena itu, beliau menganjurkan untuk merawat kesucian cinta dengan menikah. Karena menikah sejatinya upaya membentuk hubungan antara laki-laki dan perempuan ke dalam lingkaran suci dan penuh dengan pahala dan berkah.

    Tentu ini dapat dilakukan den-gan anjuran untuk selalu mem-bina rumah tangga dengan baik. Bagaimana rasa tanggung-jawab yang dimiliki serta keharusan-ke-harusan yang segera dilaksanakan. Seperti dalam pernikahan, seorang suami wajib mencintai istri dengan sepenuh hati dan pengorbanan.

    Menafkahi dengan segala ketu-lusan. Begitu juga seorang istri yang harus mengekspresikan cintanya untuk selalu mendorong suami kepada kebaikan-kebaikan. Tentu ini tidak luput dari ekspresi kecintaannya yang tulus serta

    memberikan kasih-sayang. Karena inti dari sebuah pernikahan un-tuk menghindari dari perzinaan serta membentuk hubungan di dalam membangun rumah tangga yang baik. Di sinilah letak proses pembentukan diri yang pada haki-katnya kita adalah manusia yang paripurna.

    Rasulullah SAW menghukumi pernikahan sangat relatif dan sesuai dengan konteksnya. Jika seseorang sudah siap secara lahi-riah dan batiniah untuk menjalin ikatan cinta yang suci (pernikahan) tentu sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim untuk meni-kah. Karena di satu sisi ini akan merawat ikatan cinta yang suci, di sisi lain akan mendapatkan hadiah pahala dan barakah dari Allah SWT dari ikatan suci tersebut.

    Beliau selalu menegaskan kepada kita semua bahwa seorang laki-laki yang siap menikah, sejatinya dia harus belajar untuk menjadi seorang suami yang harus selalu

    diselimuti cinta di dalam memban-gun rumah tangganya. Begitu juga seorang perempuan yang sudah siap untuk dilamar oleh seorang laki-laki. Sejatinya Rasulullah SAW menasihati dengan penuh cinta bahwa belajar menjadi istri yang shalihah dapat dibentuk oleh sikap, rasa dan tindakan yang dilu-muri oleh cinta. Tidak ada kalan-ya bagi kita semua yang memiliki kesadaran akan indahnya sebuah rasa dalam cinta yang dibungkus oleh kesucian pernikahan. Selain kebahagiaan dunia kita dapat, nis-caya kebahagiaan di akhirat juga kita akan gapai. Buku ini adalah ruh kita di dalam membangun kesadaran bahwa mencintai ala Rasulullah adalah sesuatu yang perlu kita pelajari. Bagaimana dalam setiap bab, buku ini akan menuntun kepada pengetahuan bagaimana merayakan serta mem-bangun cinta ala Rasulullah SAW yang akan membawa keberkahan bagi kita semua.

    Merayakan Cinta Ala Rasulullah SAW

    Judul Buku : Jangan Asal Cinta! Berguru Cinta Kepada Rasulullah SAWPenulis : Ummu Kaysa Penerbit : NoktahTerbit : Cetakan Januari 2020Tebal : 232 halamanISBN : 978-602-5781-55-1Peresensi : Saiful Bahri

  • 7

    Email Redaksi: [email protected].

    WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BARANG DARI SUMBER BERITA

    Plt. Pemimpin Redaksi: Hairul Anam. Redaktur Pelaksana: Wawan Awalluddin Husna. Koordinator Liputan: Tabri S. Munir. Redaktur: Tabri S. Munir, Paisun, Miftahul Arifi n. Sport: Syahid Mujtahidy. Bangkalan: Mohammad Khairul Umam (Kepala), Fa’in Nadofatul M. Sampang:

    Miftahul Arifi n (Plt. Kepala) Subhan, Jamaluddin. Pamekasan: Totok Iswanto (Kepala), Khoyrul Umam Syarif. Sumenep: Fathor Rahman (Kepala), Imam Mahdi, Razin. Tata Artistik/Desain Grafi s: Akbar Iman (Kepala), Moh. Faiq, Akh. Zainuddin. Sekretaris Redaksi: Feri Anggriawan,

    Sekretaris Biro: Subaidi Ikhsan (Sumenep), Mar’atus Saleha (Sampang). Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Pendiri: Achsanul Qosasi, Cholili Ilyas. Komisaris: Tabri S. Munir. Direktur: Hairul Anam. Alamat Redak si/Iklan dan Pemasaran: Jl. Panglegur No.10 KM

    1 Pamekasan. -,Bangkalan: Perumahan Griya Abadi RT. 02 Nomor AE 21. Sampang: Jl Raya Taddan KM 101 Sampang (Kantor POJUR Sampang); Pamekasan: Jl. Panglegur No.10 KM 1 Pamekasan; Sumenep: Jl. Diponegoro No. 100 Karangduwak (Kantor POJUR Sumenep);

    e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

    Sambungan dari hal 1

    Sampang....

    Sambungan dari hal 1

    Ulama....

    Sambungan dari hal 1

    Desak....

    Sambungan dari hal 1

    Lampu....

    SENIN l 30 Maret 2020

    Sebelumnya, warga Pamekasan yang dinyatakan positif itu, telah meninggal dunia, Jumat (20/3/2020) pukul 12.30 WIB. Dua hari kemu-dian, informasi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengen-

    dalian Penyakit Surabaya menunjuk-kan, pasien tersebut berstatus negatif atau masih PDP.

    “Selasa 24 Maret 2020 dari Indor-masi Balai besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Pe-nyakit Surabaya, pasien dinyatakan negatif. Informasi yang beredar di tengah-tengah kita menyatakan, pasien tersebut dinyatakan negatif. Baru kemudian hari ini sekitar jam

    17 Minggu 29 Maret 2020, dari hasil laboratorium Balit bangkes Ja-karta menyatakan, pasien dinyatakan positif,” tutur Bupati Pamekasan Badrut Tamam, Minggu (29/3/20200 malam.

    Menurut Badrut Tamam, dokter, perawat, dan orang tua warga positif corona itu sedang masa karantina se-lama 14 hari sejak Jumat (20/3/2020) hingga Sabtu (4/4/2020). Sejauh

    ini, Bupati Pamekasan ini menyam-paikan, mereka belum mengalami gejala.

    Lebih lanjut, Satgas Corona Pame-kasa bakal bergerak cepat dengan melakukan rapid test terhadap orang yang berkontak langsung dengan pasien tersebut, untuk kemudian dilakukan traching.

    “Akan melakukan rapid test terha-

    dap orang yang berkontak langsung, melakukan tracking, dan menyam-paikan informasi ke daerah asal,” jelasnya soal gerap cepat yang akan dilakukan.

    Terhadap hasil lab dari Balit-bangkes Jakarta tersebut, Achmad Sutrisno salah satu guru di Pameak-san, berharap Satgas Corona Pame-kasan bisa lebih cepat mengungkap kluster pasien positif corona itu.

    Lantaran, dia tidak ingin penyebaran virus tengah terjadi dalam kondisi sekarang.

    “Sebelum kluster pasien jelas, tentu kami masih khawatir. Bagaimana kalau ternyata virus itu sudah nyebar sebelumnya. Saya sangat berharap, agar bisa lebih cepat mengungkap kluster pasien yang positif ini,” pin-tanya. (idy/bri)

    Sambungan dari hal 1

    Dirikan....

    Kelima titik tersebut meliputi wilayah selatan di daerah Tlanakan yang sekaligus merupakan perbatasan antara Pamekasan-Sampang; di wilayah barat yaitu di desa Panaguan Kecamatan Proppo; di wilayah utara yaitu di daerah Batu Karbuy; dan di kawasan timur yaitu di sekitar talang siring yang sekaligus menjadi perbatasan antara Pamekasan-Sumenep.

    Hal itu dilakukan, lanjutnya, untuk men-gantisipasi banyaknya jumlah pemudik dari luar kota. Pihaknya akan melakukan tinda-kan berupa penyemprotan diesinfi ktan dan memeriksa setiap pendatang dari luar kota. Itu dilakukan bersama Dinas Kesehatan Pamekasan dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pamekasan.

    “Rencana tim satgas kabupaten untuk mendeteksi dugaan-dugaan. Kami akan membentuk posko satgas di 5 titik, yang menjadi akses keluar-masuk masyarakat, yaitu di Tlanakan, Panagguan, Talang Sir-ing, dan Batu Kerbuy,” ucapnya.

    Lebih lanjut Akmal mengatakan, semua bus yang datang dari luar kota akan diarahkan untuk masuk ke Terminal Ceguk. Penompangnya akan disemprot dengan disinfektan serta serta diperiksa. Sedangkan untuk kendaraan pribadi, semua akan dititik-kumpulkan di Termi-nal Kargo dan akan dilakukan tindakan yang sama.

    “Nanti setiap bus yang datang dari luar kota akan kami arahkan untuk masuk ke Terminal Ceguk semua. Kami lakukan penyempro-tan disinfektan dan pemeriksaan. Untuk kendaraan pribadi akan diarahkan masuk ke Terminal Kargo,” pungkasnya. (km53/nam )

    Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sampang Suhanto menegaskan, bahwa setiap desa sudah diperintahkan untuk merubah (APB-

    Des) untuk memasukkan program-program antisipasi Corona, dan setiap desa wajib membentuk relawan desa guna melawan covid 19 serta melakukan edukasi dan sos-ialisasi terkait covid-19 kepada masyarakat. Selian itu, melakukan penyemprotan disin-fektan dan menyediakan cairan pembersih tangan , pemakaian masker bagi yg batuk batuk, bahkan harus menyiapkan angkutan

    bagi pasien positif Corona.

    “Semua desa harus tanggap dan wajib menyediakan semua fasilitas terkait pencegahan dan penanganan corona melalui DD. Ini sebagai bentuk kepedu-lian pemerintah desa dengan pola Padat Karya Tunai Desa (PKTD) serta harus tetap memprioritaskan anggota keluarga miskin,” singkatnya. (sub/nam)

    Secara umum, tambahnya, dalam men-gurus janazah ada ada 4 tahapan, yaitu memandikan, dilakukan untuk membersi-hkan dari kotoran, menyucikan dari najis; mengafani jenazah dengan membungkus seluruh tubuh jenazah dengan kain kafan, sehingga tubuhnya tidak ada yang terbuka sedikit pun; menyolatkan jenazah yang dikerjakan sebanyak 4 kali takbir dalam rangka mendoakan orang muslim yang su-dah meninggal; dan terakhir menguburkan jenazah, yakni memasukannya ke liang lahat yang telah disediakan.

    Di tempat terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangkalan KH. Syarifud-din Damanhuri menuturkan, jenazah yang sudah meninggal, dalam agama Islam harus dimandikan dan dibungkus dengan kain ka-fan. Kemudian jenazah wajib dishalatkan. Untuk itu, ia menyampaikan, MUI pusat juga memberikan fatwa bahwa jenazah yang terpapar Covid-19 harus dimandikan, dikafani dan disholatkan oleh tim medis kesehatan jika masih sanggup.

    “MUI pusat juga sudah memberikan fatwa seperti itu. Kalau masih sanggup, maka harus dimandikan, diberikan kain kafan dan dishalatkan. Karena dalam agama harus seperti itu. Itu kalau memungkinkan dilaku-kan oleh tim medis,” terangnya.

    Kembali lagi berdasarkan fatwa agama Islam, menurutnya, jenazah tidak sah dis-halatkan jika tidak dimandikan. Untuk itu, ia juga meminta, pada tim medis kesehatan sesuai fatwa agama Islam bagi jenazah yang beragama Islam, harus diberlakukan sebagaimana mestinya.

    “Tapi kalau dalam keadaan darurat, ka-lau memang tim kesehatan tidak sanggup, boleh-boleh saja tidak dimandikan dan dishalatkan. Tapi kalau sanggup, ya harus

    dimandikan dan dishalatkan,” tandasnya.

    Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep KH Syafraji berpendapat, untuk di Sumenep sendiri jika sudah terjadi, maka terkait prosedurnya maka tetap diserahkan kepada tim ahli, yaitu tim medis yang memang direkomendasikan untuk men-gurusi Covid-19. Termasuk mekanisme pemakamannya tetap mengikuti petunjuk teknis (juknis).

    “Semoga tidak terjadi di Sumenep. Untuk sementara kami memang mengeluarkan fatwa agar masyarakat yang sudah din-yatakan positif diharamkan untuk bergaul dengan masyarakat sekitar. Saya sudah sampaikan itu. Kalau terjadi, ya pasrahkan kepada petunjuk medis, termasuk penanga-nan jenazahnya” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua Tim Khusus pence-gahan Covid-19 Sumenep dr. Andri Dwi Wahyuni menjelaskan, untuk penanganan atau prosedur penguburan jenazah yang terdeteksi Covid-19, pihaknya menyerah-kan kepada rumah sakit yang memang direkomendasikan untuk mengatasi pasien Covid-19.

    “Jika ada yang ODP, ODR dan seb-againya langsung dirujuk. Kalau tidak ke Pamekasan, ya ke Bangkalan. Itu kalau di Madura, ya. Kami memastikan saja, terma-suk kalau pun ada yang positif nanti dan meninggal, maka kami juga memasrahkan ke rumah sakit tersebut,” paparnya.

    Sementara untuk pendampingan psikolo-gis terhadap keluarga, pihaknya akan memaksimalkan tenaga medis yang ada di Sumenep. Sehingga, hal itu menjadi solusi sementara antisipasi pencegahan penularan Covid-19.

    Adapun yang memandikan jinazah yang terpapar penyakit menular tersebut, ada penanganan khusus dari petugas. Bahkan dalam penangannanya, sesuai dengan agama masing-masing.

    “Cara memandikannya sama dengan

    ajaran agama masing-masing, tidak ber-tentangan. Karena di rumah sakit sudah ada petugasnya,” imbuhnya.

    Tak hanya itu, rumah sakit sudah me-nyediakan petugas sesuai SOP. Karena di rumah sakit sudah terbiasa manangani jenazah yang dialami dengan penyakit menular, seperti HIV.

    Bahkan untuk pendamping pesikolog terhadap keluarga yang ditinggal, rumah sakit sudah tersedia, karena di rumah sakit sudah ada dokter kejiwaannya.

    “Semuanya sudah lengkap, karena rumah sakit sudah ada dokter sepesialis kejiwaan,” tuturnya.

    Kendati demikian, semisal ada jenazah terpapar Covid-19, pihaknya menginfor-masikan kepada publik. Hanya saja meski diinformasikan secara publik, masyarakat atau keluarga korban tidak diizinkan untuk membuka jenazah tersebut.

    Termasuk saat dimakamkan pun, pihak keluarga tidak boleh ikut, kecuali ada pe-lindungan diri, tidak boleh membuka peti yang sudah disediakan oleh rumah sakit.

    “Semoga aja tidak ada. Adapun untuk informasi jenazah Covid-19 tetap akan me-nyampaikan secara publik, namun jenazah tetap tidak bisa dibuka. Cukup dengan per-awatan dari rumah sakit, dan pihak keluarga hanya bisa menyalatkan saja,” akunya

    Adapun jarak dan kedalaman makam, pi-haknya tidak membedakan, antara jenazah Covid-19 dan jenazah pada umumnya. Sehingga, pihaknya tidak menyediakan lahan pamakaman khusus karena jenazah boleh dimakamkan di makam umum seperti makam biasanya.

    “Bisa dimakamkam di mana pun, tidak ada perlakuan khusus, yang penting harus tetap dalam peti dari rumah sakit. Terkait kultur masyarakat Madura yang mayoritas muslim tidak bermasalah, karena perawatan jenazah tetap dirawat seperti biasanya,” tutupnya. (rul/ina/ara/mal/nam )

    Sambungan dari hal 1

    Berharap....

    “Kami sudah punya protokol tetap, dan petugas-petugas medis yang bertugas sudah tahu protapnya. Misalnya ada ma-syarakat datang, sejak dari kedatangan, kita pantau kemudian kita periksa. Ter-masuk jika ada gejala kita pantau terus, bahkan jika dalam pemantauan mengarah kepada sakit, kita rujuk, misalnya kita harus periksa labnya. Termasuk, misalnya meninggal sudah ada protapnya semua,” urai Marsuki.

    Lebih lanjut, Marsuki menguraikan, semisal ada orang yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19, maka untuk pemaka-manya ditempatkan dipemakaman umum seperti orang meninggal pada umumnya, bahkan untuk melayatpun diperkenankan asalkan APD-nya disesuaikan dengan stan-dart kesehatan yang ada.

    “Yang penting APD-nya bagus, dan memperhatikan kebersihan, cuci tangan, jika batuk memperhatikan etika batuknya,

    pemulasaran janazah juga sudah ada pro-tapya juga,” pungkas Marsuki.

    Tidak adanya persiapan lahan secara khusus untuk korban meninggal terin-feksi Covid-19 juga ditegaskan oleh Satgas Penganganan Covid-19 Pemkab Sumenep. Sekretaris Daerah (Sekda) Sumenep Edy Rasyadi menguraikan, jika sejauh ini pihaknya masih bergerak dalam tahap antisipasi. Untuk antisipasi terhadap adanya korban gugur katrena Covid-19, pihaknya belum menetapkan perencanaan secara khusus.

    “Untuk sementara kami tidak sampai ke situ (penanganan korban meninggal) dulu, kami fokus kepada penyadaran masyarakat dan melakukan upaya-upaya untuk mence-gah masuknya virus Corona ke Sumenep, ini sudah menjadi p