Upload
lamdung
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SEKRETARIAT JENDERALKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
ArahArahArahArah KebijakanKebijakanKebijakanKebijakanDan Dan Dan Dan RuangRuangRuangRuang LingkupLingkupLingkupLingkup
2
RUJUKAN
DAK INFRASTRUKTUR TA. 2011
Latar belakang:Latar belakang:
Sudah 3 tahun belum ada perubahan (2008, 2009, dan 2010);
Beberapa Peraturan perundangan yang mendasari telah berubah;
Adanya penajaman arah kebijakan dan ruang ringkup dari masing-
masing Subbidang;
3
masing Subbidang;
Adanya penyempurnaan Petunjuk Pelaksanaan (Lampiran) dari
masing-masing Subbidang;
UntukUntuk PelaksanaanPelaksanaan TA 2011 TA 2011 mengacumengacu padapada PERMEN PU No. PERMEN PU No.
15/PRT/M/2010, 15/PRT/M/2010, tentangtentang PetunjukPetunjuk TeknisTeknis PenggunaanPenggunaan DAK DAK BidangBidang
InfrastrukturInfrastruktur SebagaiSebagai penggantipengganti PERMEN PU No. 42/PRT/M/2007, PERMEN PU No. 42/PRT/M/2007,
Subbidang Jalan meningkatkan integrasi fungsi jaringan jalan,
meningkatkan akses-akses ke daerah potensial, membuka daerah
terisolasi dan terpencil, mendukung pengembangan kawasan
perbatasan, dan pariwisata;
Subbidang Irigasi, mempertahankan tingkat pelayanan jaringan irigasi
(termasuk jaringan reklamasi rawa) di provinsi dan kabupaten/kota guna
mendukung program ketahanan pangan;mendukung program ketahanan pangan;
Subbidang Air Minum memberikan akses pelayanan sistem penyediaan
air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan
kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan
permukiman nelayan;
Subbidang Sanitasi memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan
melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Arah Kebijakan
Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan fiskal rendah atau sedang,
dalam rangka mendanai kegiatan pemeliharaan berkala, peningkatan dan pembangunan jalan
provinsi, jalan kabupaten/kota yang telah menjadi urusan daerah.
Mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan prasarana jalan provinsi, kabupaten dan
kota dalam rangka memperlancar distribusi penumpang, barang jasa, serta hasil produksi yang
diprioritaskan untuk mendukung sektor pertanian, industri, dan pariwisata sehingga dapatdiprioritaskan untuk mendukung sektor pertanian, industri, dan pariwisata sehingga dapat
memperlancar pertumbuhan ekonomi regional.
Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana jalan.
Ruang Lingkup
Untuk kegiatan pemeliharaan berkala/rehabilitasi jalan, peningkatan jalan, pemeliharaan
berkala/rehabilitasi jembatan, penggantian jembatan, dan penyelesaian pembangunan
jalan/jembatan. Ruas jalan provinsi dan kabupaten/kota yang dapat ditangani adalah ruas-ruas
jalan sebagaimana telah ditetapkan atau dalam proses penetapan keputusan
gubernur/bupati/walikota tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan sebagai Jalan Provinsi dan Jalan
Kabupaten/Kota;
5
Tujuan
Terwujudnya penanganan jaringan jalan daerah secara optimal
Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan penumpang, serta kinerja pelayanan
jalan berupa kondisi mantap jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota
Sasaran
Penambahan jumlah jalan provinsi dengan kondisi mantap sepanjang 1.173 km
sehingga jalan provinsi dengan kondisi mantap meningkat dari 40,73% menjadi
41,26% atau sepanjang 20.217 km.
Penambahan jumlah jalan kabupaten/kota dengan kondisi mantap sepanjang
2.857 km sehingga jalan kabupaten/kota dengan kondisi mantap meningkat dari
49,37% menjadi 50,69% atau sepanjang 146.016 km.
6
Arah Kebijakan
Untuk mempertahankan tingkat layanan, mengoptimalkan fungsi, dan membangun prasarana
sistem irigasi, termasuk jaringan reklamasi rawa dan jaringan irigasi desa yang menjadi
kewenangan kabupaten/kota dan provinsi khususnya daerah lumbung pangan nasional dalam
rangka mendukung program prioritas Pemerintah bidang ketahanan pangan.
Ruang Lingkup
Prasarana irigasi, (termasuk jaringan reklamasi rawa) untuk kegiatan rehabilitasi dan peningkatan
sistem jaringan irigasi termasuk sistem jaringan reklamasi rawa berikut bangunan pelengkapnya
yang menjadi wewenang provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung program ketahanan
pangan. Peningkatan sistem jaringan irigasi untuk meningkatkan fungsi dan kondisi atau
menambah luas areal pelayanan jaringan yang sudah ada. Pada daerah Rawa tidak ada kegiatan
peningkatan jaringan reklamasi rawa. Sedangkan rehabilitasi merupakan kegiatan perbaikan
sistem jaringan Irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti desain semula,
atau untuk mencapai pelayanan maksimum yang pernah dicapai. Kegiatan operasi dan
pemeliharan (OP) diharapkan tidak didanai dengan DAK Bidang Infrastruktur;
7
Tujuan
Untuk mengembalikan dan meningkatkan fungsi dan pelayanan jaringan irigasi
dan/atau untuk menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang ada.
Sasaran
Untuk merehabilitasi, meningkatkan, dan membangun jaringan irigasi sehingga dapat
meningkatkan layanan jaringan irigasi.
8
Arah Kebijakan
Meningkatkan cakupan pelayanan air minum untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat dan memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) penyediaan air minum.
Ruang Lingkup
Untuk kegiatan mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum TerbangunUntuk kegiatan mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum Terbangun
(pemanfaatan sisa kapasitas terpasang) dan/atau pembangunan baru Sistem
Penyediaan Air Minum non-PDAM bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
pada ibukota kecamatan dan pada kawasan kumuh perkotaan serta desa-desa rawan
air minum dan kekeringan;
9
Tujuan
Untuk meningkatkan akses air minum terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah melalui penambahan sambungan rumah dan hidram umum baik secara
langsung maupun dengan mastermeter
Sasaran Sasaran
Sasaran pembangunan air minum dalam RPJMN 2010-2014 adalah
tersedianya akses air minum bagi 70 persen penduduk pada akhir tahun
2014, dengan perincian akses air minum perpipaan 32 persen dan akses air
minum non perpipaan terlindungi 38 persen.
DAK air minum ini akan membantu pencapaian pembangunan air minum,
baik untuk mencapai target penyediaan air minum perpipaan (melalui
peningkatan sambungan rumah) dan target penyediaan air minum non-
perpipaan terlindungi (melalui penyediaan SPAM sederhana).
10
Arah Kebijakan
Meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase)
untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan memenuhi standar
pelayanan minimal (SPM) penyediaan sanitasi.
Ruang Lingkup Ruang Lingkup
Prasarana sanitasi, untuk kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang
prioritas pertamanya untuk kegiatan pengembangan prasarana dan sarana air limbah komunal
berbasis masyarakat dalam rangka menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar
Sembarangan (BABS). Apabila prioritas pertama sudah dipenuhi (tidak ada BABS), maka prioritas
kegiatan selanjutnya untuk pengembangan fasilitas pengurangan sampah berbasis masyarakat
dengan pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan pengembangan prasarana dan sarana drainase
mandiri yang berwawasan lingkungan.
11
Tujuan
untuk meningkatkan akses sanitasi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yaitu
dengan menyediakan sistem layanan sanitasi, baik berupa sistem pelayanan air limbah,
persampahan, dan drainase. Sistem tersebut diharapkan dapat dikerjakan secara mandiri oleh
masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat serta menggunakan teknologi tepat guna
dan dapat dikelola secara mandiri oleh masyarakat.
Sasaran
Sasaran pembangunan sanitasi dalam RPJMN 2010-2014 adalah:
a. Air Limbah: Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga akhir tahun
2014, yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-
site) bagi 10 persen total penduduk, baik melalui sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota
sebesar 5 persen maupun sistem pengelolaan air limbah terpusat skala komunal sebesar 5 persen
serta penyediaan akses dan peningkatan kualitas terhadap sistem pengelolaan air limbah setempat
(on-site) yang layak bagi 90 persen total penduduk.
b. Persampahan: Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga di
daerah perkotaan.
c. Drainase: Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan.
DAK sanitasi ini akan membantu pencapaian pembangunan sanitasi, baik untuk mencapai target
pembangunan air limbah, persampahan, dan drainase. 12
Outline :
Batang Tubuh
Lampiran Bidang Jalan
Lampiran Bidang Irigasi Lampiran Bidang Irigasi
Lampiran Bidang Air Minum
Lampiran Bidang Sanitasi
Lampiran Pemantauan dan Evaluasi
Lampiran Mekanisme Pelaporan
13
Merupakan pedoman bagi Kementerian, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pemanfaatan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pembinaan dari segi teknis terhadap kegiatan
yang dibiayai melalui DAK Bidang Infrastruktur;yang dibiayai melalui DAK Bidang Infrastruktur;
Ruang lingkupnya meliputi perencanaan dan pemrograman,
koordinasi penyelenggaraan, pelaksanaan, tugas dan tanggung
jawab pelaksanaan kegiatan, pemantauan, monitoring dan evaluasi,
pengendalian, pelaporan kegiatan fisik dan keuangan, serta
penilaian kinerja.
14
Menjamin tertib pemanfaatan, pelaksanaan dan pengelolaan DAK Bidang
Infrastruktur yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten atau Pemerintah Kota;
Menjamin terlaksananya koordinasi antara Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian terkait, dinas teknis di provinsi, dan dinas teknis di kabupaten/kota
dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pemantauan teknis kegiatan yang
dibiayai dengan DAK Bidang Infrastruktur;dibiayai dengan DAK Bidang Infrastruktur;
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan DAK Bidang Infrastruktur,
serta mensinergikan kegiatan yang dibiayai dengan DAK Bidang Infrastruktur
dengan kegiatan prioritas nasional;
Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana bidang infrastruktur seperti kinerja
jalan provinsi/kabupaten/kota, kinerja pelayanan jaringan irigasi (termasuk
jaringan reklamasi rawa) yang merupakan kewenangan
provinsi/kabupaten/kota, meningkatkan cakupan pelayanan air minum, dan
cakupan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat di kabupaten/kota.
15
Kementerian melalui Unit Kerja Eselon-1 terkait untuk masing-
masing subbidang membantu proses perencanaan kegiatan yang
dibiayai DAK Bidang Infrastruktur dalam hal:
Merumuskan kriteria teknis pemanfaatan DAK Bidang Merumuskan kriteria teknis pemanfaatan DAK Bidang
Infrastruktur;
Pembinaan teknis dalam proses penyusunan Rencana Kegiatan
(RK) dalam bentuk pendampingan dan konsultasi;
Melakukan evaluasi dan sinkronisasi atas usulan RK dan
perubahannya, terkait kesesuaiannya dengan prioritas nasional.
16
Berdasarkan penetapan alokasi DAK dari Menteri Keuangan,
Gubernur/Bupati/Walikota penerima DAK Bidang Infrastruktur membuat
Rencana Kegiatan (RK) secara partisipatif berdasarkan konsultasi dengan
berbagai pemangku kepentingan. Kegiatan-kegiatan tersebut diharuskan
memenuhi kriteria prioritas nasional.memenuhi kriteria prioritas nasional.
Penyusunan RK harus memperhatikan tahapan penyusunan program,
penyaringan, dan penentuan lokasi kegiatan yang akan ditangani,
penyusunan pembiayaan, serta metoda pelaksanaan yang berpedoman
pada standar, peraturan, dan ketentuan yang berlaku.
Rencana Kegiatan (RK) dan usulan perubahannya terlebih dahulu
dikonsultasikan ke Unit Kerja Eselon-1 dan/atau Dinas Provinsi terkait
tentang kesesuaian dengan prioritas nasional.
17
Kebijakan lain yang diintrodusir dalam perubahan Petunjuk
Teknis ini adalah menindaklanjuti arahan Presiden dalam
rapat kerja dengan para Gubernur di Bogor (direktif Bogor)
yaitu agar kegiatan pembangunan di daerah dapat
disinkronkan dan disinergikan agar dapat lebih efektif, efisien,
dan optimal, di mana Kementerian PU mendapat tugas untuk
18
dan optimal, di mana Kementerian PU mendapat tugas untuk
menyusun Pedoman Penyusunan Rencana Program dan
Investasi Jangka Menengah (RPIJM). Untuk itu dalam
Petunjuk Teknis ini kami mengharuskan agar dalam
penyusunan rencana kegiatan bidang infrastuktur yang
dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus mengacu pada RPIJM
yang telah disusun dan disepakati antara para pemangku
kepentingan (stakeholder).
Dalam rangka mensinergikan dan mensinkronisasikan program-program
Bidang Infrastruktur, pemerintah daerah harus menyusun Rencana dan
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur.
RPIJM adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan
dalam periode tiga hingga lima tahun, baik yang dilaksanakan Pemerintah,
pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang harus mengacu
pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan
masyarakat secara berkualitas dan mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan dan dilaksanakan secara terpadu
Pemerintah provinsi harus menyusun RPIJM Bidang Infrastruktur khususnya
untuk Subbidang Jalan dan Subbidang Irigasi.
Pemerintah Kabupaten/Kota harus menyusun RPIJM Bidang Infrastruktur
khususnya untuk Subbidang Jalan, Subbidang Irigasi, Subbidang Air Minum,
dan Subbidang Sanitasi.
Rencana Kegiatan dan Usulan Perubahannya harus mengacu pada RPIJM
yang telah disepakati.
19
Salah satu komponen dalam menentukan alokasi DAK adalah Kriteria
Teknis. Kriteria Teknis kegiatan Bidang Infrastruktur meliputi:
a. Kriteria Teknis untuk prasarana jalan;
b. Kriteria Teknis untuk prasarana irigasi (termasuk jaringan reklamasi
rawa);
c. Kriteria Teknis untuk prasarana air minum; dan
d. Kriteria Teknis untuk prasarana sanitasi.d. Kriteria Teknis untuk prasarana sanitasi.
Kriteria Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk prasarana Jalan
diutamakan untuk program Konektivitas Domestik yang mempertimbangkan
antara lain :
a. Panjang jalan;
b. Kondisi panjang jalan mantap dan tidak mantap.
Kriteria Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk prasarana Irigasi
diutamakan untuk program ketahanan pangan yang mempertimbangkan
antara lain :
a. Luas Daerah Irigasi (termasuk daerah jaringan reklamasi rawa);
b. Kondisi Luas Daerah Irigasi.
20
Kriteria Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk prasarana Air
Minum diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan
memenuhi sasaran/target Millennium Development Goals (MDGs) yang
mempertimbangkan antara lain :
a. Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
b. Tingkat kerawanan air minum.
Kriteria Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk prasarana
Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan memenuhi sasaran/target Millennium Development Goals
(MDGs) yang mempertimbangkan antara lain :
a. Kerawanan sanitasi;
b. Cakupan pelayanan sanitasi.
Kriteria Teknis lain untuk masing-masing Subbidang disesuaikan dengan
Rencana Kerja Pemerintah pada tahun berjalan dan dibahas dalam
Trilateral Meeting antara Bappenas, Kementerian Keuangan, dan
Kementerian Teknis.
21
Koordinasidandan
Pelaporan
Dibentuk oleh Menteri
Terdiri dari dari unsur Sekjen, Itjen, dan Eselon-1 terkait.
Tugas dan tanggung jawab meliputi:
Menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;
Memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi dan konsultasi serta pembinaan
pelaksanaan kepada daerah yang mendapat DAK Bidang Infrastruktur;
Memfasilitasi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
DAK Bidang Infrastruktur oleh daerah;
Memberikan saran, masukan, maupun rekomendasi kepada Menteri dalam
23
Memberikan saran, masukan, maupun rekomendasi kepada Menteri dalam
mengambil kebijakan terkait penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur;
Menyiapkan laporan tahunan Kementerian kepada Menteri Keuangan
terkait penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur.
Dibentuk oleh Direktur Jenderal terkait.
Tugas dan tanggung jawab meliputi:
Membantu pelaksanaan sosialisasi, diseminasi, dan pembinaan pelaksanaan kepada
daerah yang mendapat DAK subbidang terkait;
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta penilaian kinerja terhadap pelaksanaan
DAK pada subbidang terkait; dan
Menyiapkan dan menyampaikan laporan tahunan subbidangnya, kepada Tim Koordinasi
Kementerian Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur tingkat Kementerian.
Dibentuk oleh Gubernur
Terdiri dari unsur Bappeda Provinsi, Dinas teknis terkait, dan Balai/Satuan Kerja Pusat yang ada di daerah terkait.
Tugas dan tanggung jawab meliputi:
Memberikan masukan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur;
Membantu pelaksanaan sosialisasi, diseminasi, dan pembinaan pelaksanaan kepada daerah yang mendapat DAK
Bidang Infrastruktur;
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta penilaian kinerja terhadap Pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur oleh
pemerintah provinsii;
Memberikan saran dan masukan atas Rencana Kegiatan (RK) yang disusun pemerintah provinsi kepada Tim
Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur tingkat Kementerian;
24
Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur tingkat Kementerian;
Menyiapkan laporan triwulanan, semesteran, dan tahunan terkait penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur di
provinsinya, dan menyampaikannya kepada Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur tingkat
Kementerian sebagaimana mekanisme pelaporan dalam Peraturan Menteri ini, dengan tembusan Unit Kerja Eselon 1
terkait.
Catatan : Tim Koordinasi Provinsi memberikan saran dan masukan atas RK yang disusun Pemerintah Kab/Kota
Operasional Tim dibantu oleh Satker Pusat terkait:
Subbidang Jalan oleh SNVT P2JJ,
Subbidang Irigasi oleh Balai Wilayah Sungai atau Satker PSDA,
Subbidang Air Minum oleh Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum,
Subbidang Sanitasi oleh Satker Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman .
Dibentuk oleh Bupati/Walikota
Terdiri dari unsur Bappeda Kabupaten/Kota dan Dinas teknis terkait.
Tugas dan tanggung jawab meliputi:
Memberi masukan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan DAK Bidang
Infrastruktur;
Membantu pelaksanaan sosialisasi, diseminasi, dan pembinaan pelaksanaan
kepada daerah yang mendapat DAK Bidang Infrastruktur;
25
kepada daerah yang mendapat DAK Bidang Infrastruktur;
Melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur di
kabupaten/kota yang bersangkutan; dan
Menyiapkan laporan triwulanan, semesteran, dan tahunan terkait
penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur di kabupaten/kota sesuai
wewenangnya, dan menyampaikan kepada Tim Koordinasi Penyelenggaraan
DAK Bidang Infrastruktur tingkat provinsi dan tingkat Kementerian, dengan
tembusan Unit Kerja Eselon 1 terkait sebagaimana mekanisme pelaporan
dalam Peraturan Menteri ini.
SKPD DAK masing-masing subbidang infrastruktur bertugas
melaksanakan kegiatan yang dananya bersumber dari DAK Bidang
Infrastruktur sebagaimana telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Kepala SKPD DAK bertanggung jawab secara fisik dan keuangan
terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari DAK Bidang
26
Infrastruktur.
Mekanisme KoordinasiMekanisme Koordinasi
a.a.SKPDSKPD DAKDAK tingkattingkat KabupatenKabupaten/Kota/Kota sebagaisebagai anggotaanggotaTimTim KoordinasiKoordinasi KabupatenKabupaten/Kota/Kota melakukanmelakukan koordinasikoordinasidengandengan instansiinstansi terkaitterkait dalamdalam menyusunmenyusun laporanlaporan DAKDAKDaerahDaerah KabupatenKabupaten/Kota/Kota;;
b.b.SatuanSatuan KerjaKerja//BalaiBalai kementeriankementerian sebagaisebagai anggotaanggota TimTim
27
b.b.SatuanSatuan KerjaKerja//BalaiBalai kementeriankementerian sebagaisebagai anggotaanggota TimTimKoordinasiKoordinasi ProvinsiProvinsi melakukanmelakukan koordinasikoordinasi dengandenganinstansiinstansi terkaitterkait dalamdalam menyusunmenyusun laporanlaporan DAKDAK ProvinsiProvinsi;;
c.c. TimTim TeknisTeknis SubSub BidangBidang sebagaisebagai anggotaanggota TimTim KoordinasiKoordinasiPusatPusat melakukanmelakukan koordinasikoordinasi dalamdalam menyusunmenyusun laporanlaporanPemanfaatanPemanfaatan DAKDAK BidangBidang InfrastrukturInfrastruktur ;;
Tim Teknis Sub
Bidang Irigasi
Tim Teknis Sub
Bidang Jalan
Tim Teknis Sub
Bidang Air
Minum
Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur
Kementerian PU
MENTERI PU
Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Infrastruktur Provinsi
GUBERNUR
Mekanisme Koordinasi dan PelaporanMekanisme Koordinasi dan Pelaporan
Tim Teknis Sub
Bidang Sanitasi
Balai/Satker
PSDA
Satker
P2JJSatker
PKPAM dan PPLP
Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Infrastruktur Provinsi
Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang
Infrastruktur Kabupaten/Kota
SKPD DAK
Kabupaten/Kota
BUPATI / WK
28
SEB Kepala Bappenas, Menkeu dan
Mendagri No. 0239/M.PPN/11/2008
tanggal 21 November 2008 tanggal 21 November 2008
perihal Petunjuk Pelaksanaan
PemantauanTeknis Pelaksanaan dan
Evaluasi Pemanfaatan DAK.
29
PelaporanPelaporan
a.a. LaporanLaporan disampaikandisampaikan secarasecara berkalaberkala triwulanantriwulanan:: TriwulanTriwulan II padapada mingguminggu keke duadua bulanbulan AprilApril TriwulanTriwulan keke IIII padapada mingguminggu keke duadua bulanbulan JuliJuli TriwulanTriwulan keke IIIIII padapada mingguminggu keke duadua bulanbulan OktoberOktober TriwulanTriwulan keke IVIV padapada mingguminggu keke duadua bulanbulan JanuariJanuari tahuntahun
berikutnyaberikutnyab.b. SubstansiSubstansi LaporanLaporan::
DataData UmumUmum ((11 KaliKali kecualikecuali berubahberubah))
30
DataData UmumUmum ((11 KaliKali kecualikecuali berubahberubah)) DataData DasarDasar ((11 KaliKali kecualikecuali berubahberubah)) DataData KesesuaianKesesuaian ProgramProgram ((11 KaliKali setahunsetahun)) DataData PelaksanaanPelaksanaan PekerjaanPekerjaan ((TriwulananTriwulanan)) DataData KemajuanKemajuan PelaksanaanPelaksanaan PekerjaanPekerjaan ((TriwulananTriwulanan)) MasalahMasalah dandan UpayaUpaya PemecahanPemecahan ((TriwulananTriwulanan))
c.c. PenyampaianPenyampaian LaporanLaporan TriwulananTriwulanan:: SKPDSKPD kepadakepada BupatiBupati//WalikotaWalikota tembusantembusan TimTim KoordinasiKoordinasi
ProvinsiProvinsi BupatiBupati//WalikotaWalikota kepadakepada GubernurGubernur TimTim KoordinasiKoordinasi ProvinsiProvinsi kepadakepada TimTim TeknisTeknis EselonEselon II terkaitterkait GubernurGubernur kepadakepada MenteriMenteri cqcq.. SekretarisSekretaris JenderalJenderal
a. Persiapan Usulan sampai dengan Rencana Kegiatan (RK)
Kesesuaian RK dengan Program Prioritas Nasional
b. Pelaksanaan Kesesuaian Pekerjaan dengan RK
Kesesuaian hasil dengan NSPM
Pencapaian Sasaran
31
Pencapaian Sasaran
c. Pelaporan Tingkat Kepatuhan
Substansi Laporan sesuai Format dalam Juknis
d. Evaluasi Evaluasi Dampak dan Manfaat
Evaluasi Kinerja