14
BERPETUALANG BERSAMA MENDELSEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER MULTEMEDIA BERBASIS MS POWER POINT * Oleh Yanti Herlanti [email protected] Abstract This study due to know contribution of computer multimedia towards retention. About 52 students of MTs Cimahi were involved in this study. They were separated in two groups i.e. Group of non multimedia (n=26) and group of multimedia (n=26). Multimedia reduced interaction between teacher and students untill 59,62%. It may caused concept understanding of multimedia group lower than non multimedia group. Retention of multimedia group higher than non multimedia group. So multimedia as imagery tools is good for student retention, so multimedia as aids is important in learning activity. Key words: Retention, Multimedia A. Latar Belakang Bahar et al (2003) mengemukakan bahwa genetika merupakan materi yang sulit dimengerti oleh sebagian besar siswa sekolah menengah. Kesulitan ini disebabkan konsep genetika bersifat esoterik dan abstrak, yang meliputi obyek-obyek yang mikroskopik dan proses-proses di luar pengalaman siswa sehari-hari. Konsep genetika termasuk salah satu konsep yang sukar dipresentasikan dalam bentuk praktikum secara hands on. Jika pun dipaksakan untuk praktikum secara hands on waktu yang tersedia tidak mungkin memadai. Misalnya penemuan prinsip Mendel I dan II melalui hibridisasi tidak mungkin dilakukan dalam waktu 4X3 jam pelajaran per minggu. Oleh karena itu dibutuhkan bentuk presentasi yang dapat menggambarkan proses yang terjadi pada hibridisasi Mendel dalam waktu yang tidak terlalu lama. Presentasi dengan bantuan komputer multimedia merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Selain itu pemilihan komputer multimedia karena beberapa keunggulannya diantaranya adalah: * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah ini menjadi Juara Favorit pada lomba tersebut

SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

“BERPETUALANG BERSAMA MENDEL” SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

MULTEMEDIA BERBASIS MS POWER POINT*

Oleh

Yanti Herlanti [email protected]

Abstract

This study due to know contribution of computer multimedia towards retention. About 52 students of MTs Cimahi were involved in this study. They were separated in two groups i.e. Group of non multimedia (n=26) and group of multimedia (n=26). Multimedia reduced interaction between teacher and students untill 59,62%. It may caused concept understanding of multimedia group lower than non multimedia group. Retention of multimedia group higher than non multimedia group. So multimedia as imagery tools is good for student retention, so multimedia as aids is important in learning activity.

Key words: Retention, Multimedia

A. Latar Belakang

Bahar et al (2003) mengemukakan bahwa genetika merupakan materi yang sulit

dimengerti oleh sebagian besar siswa sekolah menengah. Kesulitan ini disebabkan

konsep genetika bersifat esoterik dan abstrak, yang meliputi obyek-obyek yang

mikroskopik dan proses-proses di luar pengalaman siswa sehari-hari. Konsep genetika

termasuk salah satu konsep yang sukar dipresentasikan dalam bentuk praktikum secara

hands on. Jika pun dipaksakan untuk praktikum secara hands on waktu yang tersedia

tidak mungkin memadai. Misalnya penemuan prinsip Mendel I dan II melalui hibridisasi

tidak mungkin dilakukan dalam waktu 4X3 jam pelajaran per minggu. Oleh karena itu

dibutuhkan bentuk presentasi yang dapat menggambarkan proses yang terjadi pada

hibridisasi Mendel dalam waktu yang tidak terlalu lama. Presentasi dengan bantuan

komputer multimedia merupakan salah satu cara yang dapat digunakan.

Selain itu pemilihan komputer multimedia karena beberapa keunggulannya

diantaranya adalah:

* Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah ini

menjadi Juara Favorit pada lomba tersebut

Page 2: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

2

1. Pelibatan berbagai organ tubuh mulai telinga (audio), mata (visual), dan tangan

(kinetik). Pelibatan berbagai organ ini membuat informasi lebih mudah

dimengerti (Arsyad, 2004). De Porter (2000) mengungkapkan manusia dapat

menyerap suatu materi sebanyak 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio

visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya

hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%.

2. Kemampuan layar komputer untuk menyajikan sebuah tampilan berupa teks

nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan

simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user) lebih

leluasa memilih, mensintesis, dan mengelaborasi pengetahuan-pengetahuan yang

ingin dipahaminya (Mc Clintock, 1992). Beberapa program komputer (software)

menyediakan tautan (hyperlink) yang menghubungkan antara satu simpul (node)

atau file dengan simpul atau file lainnya, sehingga user memiliki keleluasan

untuk melakukan pemilihan dan pengelaborasian. Keleluasan ini memberikan

peluang untuk menggunakan komputer tidak sekedar sebagai tools tetapi sebagai

tutor dalam proses belajar mengajar. Keunggulan multimedia sebagai tutor

disebutkan oleh Taylor (1995):

“Computer presents information to be learned, prompts students to respond, evaluates their response, and from this evaluation

determines what to present next. Often, the computer also keeps records on students’ preformance, has access to a wide range of material to be presented in a pre-specified scope and sequence,

and individualizes to accomodate a variety of student differences”

3. Pengendalian komputer berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan

belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Ini yang

membuat desain tampilan multimedia mampu mengakomodasi siswa yang

lamban menerima pelajaran. Arsyad (2004) mengemukakan, komputer dapat

mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat

memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual,

tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intruksi,

seperti yang diinginkan. Iklim afektif ini akan melibatkan penggambaran ulang

berbagai objek yang ada dalam pikiran siswa.

Page 3: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

3

4. Kemampuan menghadirkan obyek-obyek yang sebenarnya tidak ada secara fisik

atau diistilahkan dengan imagery. Menurut Matlin (1984) imagery refers to the

mental representations of objects or actions that are not physically present.

Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan

meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran yang ada.

B. Tujuan

Studi ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi penggunaan Multimedia

“Berpetualang Bersama Mendel” terhadap retensi siswa.

D. Ide atau Konsep Media Pembelajaran

Materi yang disajikan dalam bentuk multimedia dibuat dengan teknik historis.

Materi subyek yang disajikan dengan menggunakan teknik historis ini diistilahkan

dengan “Berpetualang Bersama Mendel”.

Teknik historis menggambarkan jalan pikiran Mendel yang hidup pada abad ke-

19, dan bagaimana para ahli genetika mengambil peran untuk lebih mempermudah

memahami penemuan-penemuan Mendel. Penggunaan teknik historis ini, mengajak

siswa berpetualang memahami penemuan-penemuan Mendel. Oleh karena itu

pembelajaran hereditas dengan menggunakan teknik historis ini disebut dengan

“Berpetualang Bersama Mendel”.

Alur yang digunakan dalam “Berpetualang Bersama Mendel” adalah

perkembangan sejarah ilmu genetika. Untuk mempertahankan rangkaian historis, maka

apersepsi yang digunakan adalah kejadian yang terjadi sebelum Mendel (Pra Mendel).

Materi “Berpetualang Bersama Mendel” disusun dalam tiga bagian, yaitu peristiwa pra

Mendel, penemuan Mendel pada abad 19, dan pasca Mendel.

Peristiwa pra Mendel berkaitan dengan sebuah teka-teki genetika yang tidak dapat

dipecahkan sampai dengan pertengahan abad ke 19. Kisah Nabi Yakub dan kambing-

kambingnya yang diabadikan dalam kitab suci menjadi bukti otentik dari sebuah

permasalahan genetika. Kisah yang terjadi pada masa sebelum Masehi dijadikan

pembuka untuk memberikan sebuah apersepsi bagi siswa. Apersepsi memberikan

gambaran pada siswa bahwa teka-teki hereditas menjadi pertanyaan yang menarik sejak

zaman dahulu. Gambaran kisahnya adalah sebagai berikut:

Page 4: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

4

Pernahkah kalian mendengar kisah Nabi Yakub dan Kambing-kambingnya?

Ceritanya seperti ini….

La’ban Bapak Mertua Yakub mempunyai sejumlah kambing. Warna kulit kambing-kambingnya ada dua kelompok yaitu hitam legam dan ada yang belang bertotol. Jumlah kambing yang hitam legam lebih

banyak dari pada jumlah kambing belang bertotol. Nabi Yakub diminta menggembalakan kawanan ternak Laban.

Sebagai bayaran, Yakub berhak atas semua anak kambing yang lahir dengan warna belang bertotol. Sedangkan Laban memperoleh

semua anak kambing yang lahir dengan warna hitam legam. La’ban tidak memperbolehkan kedua kelompok kambing itu saling dikawin-

kawinkan.

Aneh bin ajaib. Kambing-kambing yang hitam legam melahirkan juga

anak-anak yang belang dan totol, maka kambing Yakub pun

bertambah banyak.

Untuk memperoleh kejelasan fenomena yang terjadi digunakan gambar-gambar berikut:

Gambar 1. Misteri Kambing Yakub: Induk Kambing Berkulit Hitam

Melahirkan Anak Kambing Berkulit Belang Bertotol

Belang bertotol lahir dari orang tua hitam legam

Kamy

bing akub

tambah ak

berbany

Mendel adalah bapak genetika modern, yang hidup pada abad ke 19 masehi.

Mendel adalah peneliti yang akan mengungkap pertanyaan, “Mengapa kambing berkulit

hitam dapat melahirkan anak belang bertotol?”. Pada tahapan ini siswa dibawa pada

pola berpikir Mendel pada abad itu, sehingga Mendel menemukan prinsip-prinsip

Mendel. Pada tahapan ini istilah-istilah genetika diperkenalkan dengan bahasa Mendel

pada masa tersebut. Pada abad 19, ketika kata gen dan alela belum dikenalkan, Mendel

menggunakan kata “sesuatu” untuk menyatakan gen, dan kata “faktor” untuk menyatakan

alela. Contoh materi ketika memperkenalkan istilah gen dan alela ada pada Gambar 2.

Pasca Mendel berkaitan dengan peranan para ahli genetika pada abad 20. Para

ahli genetika memperjelas rumusan Mendel dengan menggunakan huruf besar dan kecil

untuk menyatakan dominan dan resesif. Penggunaan huruf-huruf ini merupakan upaya

Page 5: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

5

para ahli genetika untuk mempermudah memahami prinsip-prinsip Mendel dengan

menggunakan simbol. Penggunaan simbol merupakan salah satu cara reduksi dan salah

satu upaya memberikan eksplanasi pedagogis. Gambaran materi “berpetualang Bersama

Mendel” untuk siswa SMP dapat dilihat pada Gambar 3.

Sesuatu itu yang kita kenalsekarang dengan GEN. Faktor-faktor yang ada pada gen disebutalela.

Setiap serbuk sari dan putikpunya “SESUATU”, dan dalamsesuatu itu senantiasa ada DUA FAKTOR

Ayo kita, ganti sesuatu= gen, Faktor = alela!

Bagaimana bunyipenemuan keduaku ini?

LanjutkanStop KembaliHome

Konsep Istilah anehaplikasi

Monohibrid

Dominasi

Gen dan Alel

Penggunaanhuruf dalamGenetika

PrinsifMendel I

Resume

Hereditas

Dihibrid

Intermediet

Gambar 2. Tampilan Teks Multimedia dalam Membahasakan Temuan

Mendel ke Dalam Bahasa Ilmiah yang Saat Ini Digunakan.

Pada studi ini wacana multimedia dibuat dengan menggunakan program power

point. Program Microsoft Power Point adalah program komputer yang biasa digunakan

untuk kebutuhan presentasi. Para pendidik menggunakan program ini sebagai media

untuk menampilkan gambar-gambar bergerak (animasi) kepada para siswanya. Pada

kurikulum 2004, program Microsoft Power Point termasuk salah satu program yang

dipelajari oleh siswa SMP. Program Microsoft Power Point bukan program yang asing

bagi guru maupun siswa. Program ini menampilkan menu-menu yang berguna dalam

pembuatan wacana multimedia yang bersifat tutorial. Menu-menu tersebut adalah menu

animasi; menu untuk memasukkan (import file) suara, video, dan gambar animasi; dan

menu tautan (hyperlink) untuk menghubungkan antara satu simpul (node) atau file

dengan simpul atau file lainnya. Menu-menu ini menjadikan program Microsoft Power

Point tidak hanya berperan sebagai alat presentasi (tools) tetapi dapat dikembangkan

menjadi tutor. Contoh peranan multimedia sebagai tutor dapat dilihat pada Gambar 4.

Pengguna (User) dibimbing oleh ikon tutorial (Mendel) untuk menemukan prinsip-

Page 6: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

6

prinsip asortasi Mendel. Pada sisi lain, user diberikan keleluasan untuk mengakses

berbagai informasi yang ingin diketahuinya, dari menu-menu yang ada di bagian bawah

dan samping tampilan.

4

Intermediat

• Peristiwa dominan tidak penuh pada tanaman snapdragon

•Pada bentuk panca indera manusia •Contoh sifat unggul pada padi

Mengapa kambing berkulit belang bertotol dapat lahir dari induk kambing yang dua-duanya berwarna hitam ?

Penelitian Mendel pada monohibrid

Jawaban kejadian Yakub

Kejadian Yakub Penelitian Mendel pada dihibrid

2

2 3

•Pada bentuk panca indra manusia •Pada penyakit turunan

Monohibrid

Dihibrid

4

• Mendel mengawinkan dua sifat beda

• Mendel mengemukakan dugaan-dugaannya

• Mendel menemukan prinsip pengelompokan bebas (asortasi=Prinsif Mendel II )

Penerapan penelitian Mendel

3

• Mendel memilih kacang ercis

• Mendel melakukan Hibridisasi

• Mendel Menemukan “DOMINASI”

• Mendel menemukan Gen dan Alela

• Penggunaan huruf oleh ahli genetika akan mempermudah memahami temuan Mendel

• Fenotip • Genotip

• Alela pada saat pembentukan gamet

• Mendel menemukan pemisahan alela dari pasangannya (Segregasi=Prinsif Mendel I)

1

HEREDITAS

Gambar 3. Outline materi Berpetualang Bersama Mendel untuk siswa SMP

Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan komputer dalam pembelajaran

genetika telah dilakukan sebelumnya oleh Tsui dan Treagust (2001; 2003). Hasil

penelitian Tsui dan Treagust (2003) terhadap 24 orang siswa sekolah menengah atas di

Perth, Australia menunjukkan bahwa para siswa menyukai pembelajaran genetika

menggunakan komputer. Para siswa menyukai pembelajaran genetika menggunakan

Page 7: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

7

komputer, karena komputer dapat menghadirkan gambaran yang selama ini sangat

abstrak. Penelitian Tsui dan Treagust (2003) menunjukkan bahwa motivasi dan prestasi

siswa dalam belajar genetika meningkat ketika pembelajaran genetika menggunakan

komputer. Pada pembelajaran dengan menggunakan komputer, guru lebih banyak

berperan aktif sebagai pemandu, siswa lebih berperan aktif untuk mengetahui lebih dalam

materi-materi yang ingin diketahuinya melalui komputer. Penelitian Tsui dan Treagust

(2001) juga menemukan bahwa kemampuan reasoning siswa yang belajar genetika

dengan menggunakan komputer meningkat dari 25,5% pada saat pre test menjadi 54,9%

pada saat post test.

Pilihan menu yang bisa diakses siswa

Pilih

an k

onse

p G

enet

ika

Men

del y

ang

dapa

t dia

kses

Siswa dibimbing untuk menemukan kesalahan dugaan Mendel

Gambar 4. Contoh Tampilan yang Membimbing Siswa

Menemukan Prinsip

E. Pelaksanaan

Media pembelajaran yang telah dibuat ini diujicobakan kepada Siswa SMP

Islam/MTS Asih Putera dari tanggal 1 Agustus sampai 30 Agustus 2005. Lima puluh dua

orang siswa MTs Cimahi dilibatkan dalam uji coba ini. Siswa-siswa tersebut dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok siswa yang proses belajar mengajarnya

Page 8: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

8

menggunakan komputer multimedia (n=26) dan yang tidak menggunakan komputer

multimedia (n=26).

Media pembelajaran dibuat dengan menggunakan program Microsoft Power Point

2003 dan beberapa animasinya dibuat dengan program Macromedia Flash 7.0. Wacana

multimedia ini berkapasitas 99,1 Mb. Wacana multimedia dibuat dengan karakter

tutorial, sehingga siswa dapat mengakses wacana tersebut secara mandiri dengan

mengikuti instruksi-instruksi yang tertera pada tampilan multimedia.

Kuantitas interaksi yang terjadi selama proses belajar mengajar baik pada

kelompok non multimedia, maupun pada kelompok multimedia diukur dengan

menggunakan Verbal Interaction Category System berdasarkan Flanders (Siregar, 1999).

Retensi siswa diukur dengan menggunakan 18 buah soal pilihan ganda yang sudah

tervalidasi, dan mempunyai reliabilitas yang tinggi (0.727). Soal mempunyai tingkat

kesukaran 30% mudah, 35% sedang, dan 25% sukar. Post test dilakukan

pascapembelajaran selesai, sedangkan retest dilakukan setelah dua minggu pembelajaran

berhenti. Skor retensi dihitung dengan cara membagi skor retest dengan post test,

kemudian dikalikan dengan 100 (Deese, 1959).

Data diuji secara statistik dengan menggunakan Mann Whitney untuk melihat ada

tidaknya perbedaan antara kedua kelompok perlakuan. Uji regresi digunakan untuk

melihat seberapa besar variabel IQ dan teknik penyajian mempengaruhi retensi siswa.

Uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara IQ dan teknik

penyajian dengan pemahaman konsep dan retensi siswa. Semua uji statistik dilakukan

dengan bantuan program SPSS 11.0 Versi Windows.

F. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil Post test dan retest

Hasil post test dan retest pada kedua kelompok non multimedia dan multimedia

dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 memperlihatkan rata-rata hasil post test

kelompok non multimedia lebih tinggi. Walaupun hasil post test kelompok non

multimedia lebih tinggi, tetapi berdasarkan uji Man Whitney perbedaannya tidak

signifikan. Retest pada kelompok non multimedia mengalami penurunan. Sebalikknya

hasil retest kelompok multimedia lebih besar mengalami peningkatan, sehingga hasil

retest kelompok multimedia lebih tinggi dari pada kelompok non multimedia. Perbedaan

Page 9: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

9

hasil retest antara kedua kelompok, berdasarkan uji Man Whitney perbedaannya sangat

signifikan.

78.63 76.7175.4382.69

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

post test retest

rata

-rat

a be

rdas

arka

n pe

rsen

tasi

kelompok non multimedia

kelompokmultimedia

Gambar 5. Rata-rata Post Test, dan Retest pada Kelompok Multimedia dan Non

Multimedia b. Retensi Siswa

Keberhasilan siswa memahami suatu konsep yang diajarkan oleh guru,

ditentukan oleh kemampuan menyimpan abstraksi konsep dalam struktur kognitifnya.

Kemampuan menyimpan abstraksi konsep dalam struktur kognitif diukur dengan retensi.

Hasil rata-rata retensi siswa terlihat pada Gambar 2.

97.13110.29

0

20

40

60

80

100

120

Kelompoknon multimedia

Kelompokmultimedia

Nila

i ret

ensi

Page 10: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

10

Gambar 2. Rata-rata Retensi Siswa pada Kelompok Non multimedia, dan

Multimedia

Rata-rata retensi pada kelompok multimedia lebih baik dari pada kelompok non

multimedia. Rata-rata retensi siswa berkurang 2,87% pada kelompok non multimedia,

sebaliknya pada kelompok multimedia terjadi peningkatan retensi sebesar 10,29%.

Retensi siswa pada kelompok multimedia lebih tinggi dari pada kelompok non

multimedia, ini menandakan tampilan-tampilan multimedia yang mempunyai kekuatan

imagery, terbukti mampu menyimpan lebih lama abstraksi-abstraksi konsep di dalam

struktur kognitif siswa. Retensi siswa juga lebih baik pada kelompok pengguna wacana

multimedia karena keunggulan multimedia sebagaimana yang dikemukakan Arsyad

(2004) dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat

memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak

pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intruksi, seperti yang

diinginkan. Iklim afektif ini akan melibatkan penggambaran ulang berbagai objek yang

ada dalam pikiran siswa. Kesempatan siswa untuk mengolah materi-materi yang ada

sehingga dipahami dengan jalan pengulangan-pengualangan inilah yang membuat tingkat

retensi siswa lebih baik. Anderson (1973) mengemukakan seseorang yang telah

memperoleh materi dan mengolah materi sehingga ia memahami materi dengan baik,

maka hal ini dapat mengurangi lupa.

c. Peran Guru dan Multimedia “Berpetualang Bersama Mendel”

Multimedia mampu mengurangi peran pengajar di kelas. Tabel 1 memperlihatkan

jumlah interaksi yang terjadi di dalam kelas pada kelompok multimedia lebih sedikit dari

pada kelompok non multimedia, ini berarti pula sebanyak 59,62% peran tutorial pengajar

telah diambil alih oleh komputer multimedia.

Peranan wacana multimedia dalam pembelajaran adalah sebagai tutor. Peran

wacana multimedia sebagai tutor terlihat dari sikap siswa ketika proses belajar mengajar

(PBM) berlangsung. Sikap siswa pengguna mutimedia selama PBM adalah membaca

dengan teliti tampilan-tampilan yang ada kemudian mengulanginya lagi ketika belum

mengerti, berdiskusi dengan teman, meminta penjelasan ulang dari pengajar, dan

menuliskan kembali tampilan di layar komputer pada buku catatan. Hasil observasi dan

Page 11: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

11

wawancara pada siswa diketahui bahwa 46,15% sering melakukan diskusi dengan teman-

teman terdekatnya untuk memahami maksud tampilan yang ada. Sebanyak 42.31%

sering meminta kepada pengajar memberikan penjelasan tentang materi pada tampilan

dilayar komputer. Sebanyak 50% menuliskan tampilan di layar komputer pada buku

catatan. Sebanyak 57,69% secara mandiri mampu memahami materi yang tersaji pada

layar komputer.

Tabel 1. Kuantitas interaksi Verbal Pengajar dan Pembelajar pada Kelompok non multimedia dan multimedia

Non

Multimedia Multimedia Tipe Interaksi

n n

Pengajara memberikan penjelasan kepada pembelajar 69 22

Tanya-Jawab antara pembelajar dan pengajar 422 158

Diskusi atau tanya jawab antar pembelajar 17 3

Lainnya 22 31

Jumlah interaksi seluruhnya 530 214

Keterangan: n = jumlah interaksi

d. Hubungan dan pengaruh penggunaan multimedia terhadap retensi

Dari hasil uji coba dengan memasukkan variabel-variabel lainnya yang dapat

mempengaruhi retensi yaitu IQ† dan skor Test of Logical Thinking (TOLT)‡, terbukti

bahwa hubungan multimedia dan retensi lebih nyata dibandingkan dengan variable

lainnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hubungan variabel IQ, TOLT, dan Multimedia terhadap Retensi

Multimedia IQ TOLT

† Tes IQ dilakukan oleh psikolog dengan menggunakan skala Wechsler. Tes IQ dilakukan kepada para

siswa pada saat pendaftaran masuk sekolah (2003). ‡ TOLT adalah alat untuk mengukur kemampuan penalaran formal para siswa. TOLT yang digunakan

adalah TOLT yang sudah divalidasi oleh Sumarmo (1997:74)

Page 12: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

12

Spearman's rho

RANK of RETENSI

Correlation Coefficient .584(**) .195 .215

Sig. (2-tailed) .000 .112 .078

Seberapa besar pengaruh multimedia terhadap retensi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa retensi dipengaruhi oleh multimedia sebanyak 100%,

adapun IQ mempengaruhi retensi sebanyak 78,6% dan TOLT sebanyak 18,1%.

Tabel 4. Pengaruh IQ, TOLT, dan Multimedia terhadap Retensi

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 19.598 17.261 1.135 .261 IQ 5.865 4.672 .152 1.256 .214 TOLT -1.352 5.874 -.027 -.230 .819 Multimedia 24.786 4.292 .707 5.775 .000

a Dependent Variable: RETENSI e. Respon Siswa terhadap Penggunaan Multimedia Berpetualang Bersama Mendel

Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan multimedia

menunjukkan 100% menyenangi pembelajaran ini. Sebanyak 92,86% siswa merasa

mengerti dengan tampilan yang tersaji dalam layar komputer. Sebanyak 29,17% dari

siswa ketika diberikan lembar kerja tidak merasa kesulitan mengerjakannya, karena

mereka memahami materi yang tersaji pada layar komputer. Sebanyak 20,83 % merasa

bingung mengerjakan lembar kerja, mereka baru mengerti cara pengerjaannya setelah

melihat ulang tampilan di layar komputer. Sebanyak 37,5% merasa bingung

mengerjakan lembar kerja, tetapi mereka dapat memahami cara pengerjaan lembar kerja,

setelah meminta penjelasan pada pengajar. Sebanyak 12,5% siswa baru bisa

mengerjakan lembar kerja setelah melihat ulang tampilan pada layar komputer dan

meminta penjelasan pada pengajar dan teman. Hal-hal yang membuat siswa mudah

memahami materi yang tersaji pada layar komputer terekam dalam tulisan siswa sebagai

berikut:

(Nuris, 27 Agustus 2005)

Page 13: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

13

(Fathimah, 27 Agustus 2005)

G. Kesimpulan

Pada studi ini tampak jelas bahwa penggunaan multimedia “Berpetualang

Bersama Mendel” memberikan kontribusi yang positif pada retensi. Keunggulan

multimedia dalam imagery tools dan penyedia iklim afektif untuk pembelajaran,

membuat siswa mampu lebih lama menyimpan abstraksi konsep dalam struktur

kognitifnya. Multimedia yang berperan sebagai tutor mengurangi peran pengajar

sebanyak 59,62%.

H. Referensi

Anderson, R, Teaching in The Science of Learning, (New York: Harper and Row

Publishers, 1973).

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R., A Taxonomy for Learning Teaching and Assesing, a revision of Bloom’s taxonomy of educational objective. (New York: Longman, 2001).

Arsyad, N., Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004). Caverly, D.C., Technology in Learning Assistance Centers: Past, Present, Future,

(Tucson: University Learning Center, University of Arizona, 1995). Deese, J., Psychology of Learning, (New York: Addison Wesley Longman, 1959). De Potter, B., Quantum Teaching (terjemahan). (Bandung: Kaifa-Mizan, 2000). Matlin, M.W., Cognition, (Fort Worth: Harcourt Brace Publishers, 1994). Mc Clintock, R., Power and Pedagogy: Transforming Education through Information

Technology. (New York: Institute for Teaching Technologies, 2000). Siregar, N. Pedagogi Materi-Subyek: Dasar-dasar Pengembangan PBM, Bahan Kuliah

Pedagogi Materi Subyek, (Bandung: PPS UPI, 1999). Sumarmo, U. (1997). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA

Dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Page 14: SEBUAH MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN … · A. Latar Belakang Bahar et al (2003) ... * Makalah disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP Jabar 23-24 November 2006. Makalah

14

Tsui, C.Y., & Treagust, D.F., . Learning Genetics with Computer Dragon. Journal of Biological Education, 2003, 2(37), 96-98.

_______________________ (2003). Learning Genetics with Computer Dragon. Journal

of Biological Education. 2(37), 96-98.