6
Rotasi tanaman adalah praktek penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran di satu lahan. Rotasi tanaman diketahui memberikan manfaat bagi tanah. Elemen utama dari rotasi tanaman adalah pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legum setelah penanaman serealia dan sejenisnya. Rotasi tanaman mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang sering menyerang satu spesies saja. Rotasi tanaman juga meningkatkan kualitas struktur tanah dan mempertahankan kesuburan dengan melakukan pergantian antara tanaman berakar dalam dengan tanaman berakar dangkal. Rotasi tanaman merupakan bagian dari polikultur . Rotasi tanaman juga mempengaruhi bahan organic pada tanah. Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Sisa tanaman yang masih tersisa pada tanah pada saat rotasi tanaman akan melapuk dan secara tidak langsung juga dapat menjadi bahan organic tanah. Namun dari hari kehari terjadi penurunan bahan organic tanah yang di sebabkan karena adanya perlakuan manusia yang keliru dalam mengelolanya, kerusakan ini bisa di sebabkan karena adanya perlakuan secara fisik dan kimia yang keliru seperti pada saat pengolahan tanahnya. Beberapa sebab turunnya bahan organik tanah yaitu pengolahan tanah yang terlalu sering dan terus menerus, cara mengolah tanah yang keliru, p enggunaan bahan kimia dalam

Rotasi tanaman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rotasi tanaman

Citation preview

Page 1: Rotasi tanaman

Rotasi tanaman adalah praktek penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran di

satu lahan. Rotasi tanaman diketahui memberikan manfaat bagi tanah. Elemen utama dari rotasi

tanaman adalah pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legum setelah penanaman

serealia dan sejenisnya. Rotasi tanaman mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang

sering menyerang satu spesies saja. Rotasi tanaman juga meningkatkan kualitas struktur tanah

dan mempertahankan kesuburan dengan melakukan pergantian antara tanaman berakar dalam

dengan tanaman berakar dangkal. Rotasi tanaman merupakan bagian dari polikultur. Rotasi

tanaman juga mempengaruhi bahan organic pada tanah. Bahan organik merupakan bahan-bahan

yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang

dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan

penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan

pembentukan kembali.  Sisa tanaman yang masih tersisa pada tanah pada saat rotasi tanaman

akan melapuk dan secara tidak langsung juga dapat menjadi bahan organic tanah.

Namun dari hari kehari terjadi penurunan bahan organic tanah yang di sebabkan karena

adanya perlakuan manusia yang keliru dalam mengelolanya, kerusakan ini bisa di sebabkan

karena adanya perlakuan secara fisik dan kimia yang keliru seperti pada saat pengolahan

tanahnya. Beberapa sebab turunnya bahan organik tanah yaitu pengolahan tanah yang terlalu

sering dan terus menerus, cara mengolah tanah yang keliru, penggunaan bahan kimia dalam

jangka waktu yang lama, panen yang tidak di sertai pengembalian BO ke tanah. Pengolahan

tanah yang terlalu sering dan terus menerus dapat merusak struktur dalam tanah, terutama pada

lahan ringan jenis tanah pasir, seperti kita ketahui tanah tersusun dari 4 unsur yaitu padat, air,

udara dan bahan organik, pengolahan tanah yang terus menerus pada tanah terutama pada tanah

pasir menyebabkan keseimbangan unsur penyusun tanah menjadi terganggu. Pengolahan tanah

yang keliru juga menyebabkan tanah menjadi cepat miskin, hal ini terutama pada pengetahuan

dalam pemilihan alat pengolah tanah, dimana penggunaan alat pertanian yang tidak disertai

pengetahuan tentang fungsi dari alat pertanian bisa menjadi bumerang dan mesin penghancur

kesuburan tanah.

Rotasi tanaman serta bahan organic tanah ini dapat diterapkan untuk mendukung satu

atau lebih hal berikut yaitu mengurangi lapisan tanah yang tererosi akibat angin, meningkatkan

kualitas tanah, mengelola keseimbangan nutrisi tanaman. , memasok nitrogen melalui fiksasi

nitrogen biologis untuk mengurangi penggunaan energy, penghematan air, mengelola hama

Page 2: Rotasi tanaman

tanaman (gulma, serangga, dan penyakit), memberikan pakan ternak dalam negeri, memberikan

tanaman tahunan untuk simpanan energi, memberikan makanan dan penutup untuk satwa liar.

Rotasi tanaman merupakan salah satu praktek yang paling penting dalam pertanian

berkelanjutan. Karena hal ini melibatkan menanam tanaman yang berbeda di daerah yang sama

pada waktu yang berbeda tahun atau di tahun yang berbeda . Metode ini dapat mengurangi

pestisida dan herbisida digunakan. Penggunaan pestisida terbatas karena hama tidak bisa

membangun populasi karena mereka tidak memiliki sumber makanan yang stabil ketika panen

berubah dari tahun ke tahun. Siklus reproduksi hama juga terganggu dengan perubahan dalam

tanaman , mencegah jumlah hama berkembang pesat.

Berikut ini merupakan pola pergiliran tanaman pada daerah surutan waduk. Dimana pada

saat bulan April sampai Juli disaat terjadi penurunan curah hujan ditanami padi gogo. Kemudian

pada bulan Juli sampai Oktober ditanami jagung, dan pada saat curah hujan tinggi yaitu pada

bulan November- Maret lahan tersebut tergenang dan tidak dapat dilakukan penanaman.

sistem budidaya pertanian terdapat dua jenis pola tanam yaitu

1. Monokultur

Monokultur merupakan pola tanam denan membudidayakan hanya satu jenis

tanaman dalam satu lahan pertanian selama satu tahun. Misalnya pada suatu lahan hanya

ditanami padi, dan penanaman tersebut dilakukan sampai tiga musim tanam (satu tahun).

Pola monokultur merupakan suatu pola tanam yang bertentangan dengan aspek ekologis.

Page 3: Rotasi tanaman

Penanaman suatu komoditas seragam dalam suatu lahan dalam jangka waktu yang lama

telah membuat lingkungan pertanian yang tidak mantap. Ketidak mantapan ekosistem

pada pertanaman monokultur dapat dilihat dari masukan-masukan yang harus diberikan

agar pertanian dapat terus berlangsung. Masukan-masukan yang dimaksud adalah pupuk

ataupun obat-obatan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.

Ketidakmantapan ekosistem juga dapat dilihat dari meledaknya poulasi suatu jenis hama

yang sulit dikendalikan karena musuh alami untuk setiap jenis hama yang menyerang

terbatas jumlahnya.

2. Polikultur

Pola tanam polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada suatu

lahan pertanian dalam waktu satu tahun. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman ini bisa

dalam satu waktu atau juga bisa dalam beberapa waktu tetapi dalam satu tahun. Dalam

satu waktu contohnya adalah penanaman jagung bersamaan dengan kacang tanah dalam

satu lahan dalam satu waktu tanam. Berikut ini merupakan macam-macam pola tanam

polikultur:

1.       Tumpangsari (Intercropping)

Tumpang sari (intercropping) adalah teknik budidaya tanaman yang

membudidayakan lebih dari satu tanaman pada satu lahan yang sama pada periode

tanam yang sama.

      2.       Tumpang gilir (multiple cropping)

Tumpang gilir (multiple cropping) adalah teknik budidaya tanaman dengan

menanam lebih dari satu tanaman pada satu musim, kemudian dilanjutkan menanam

lebih dari satu jenis tanaman pada musim berikutnya dengan lahan yang sama dalam

waktu satu tahun. Tumpang gilir adalah tumpang sari yang dilakukan secara

berurutan dan lebih dari satu periode tanam.

        3.       Tanaman Bersisipan (relay cropping)

Tanaman bersisipan (relay cropping) adalah pola tanam dengan menyisipkan

satu atau beberapa jenis tanaman, selain tanaman pokok. Tanaman bersisipan hampir

sama dengan tumpang sari, tetapi pada tanaman bersisipan penanaman bisa

Page 4: Rotasi tanaman

dilakukan tidak serentak asal daur hidup tanaman pertama belum habis sebelum

tanaman yang lain ditanam. 

      4.       Tanaman Campuran (mixed cropping)

Tanaman campuran (mixed cropping) adalah teknik budidaya tanaman yang

membudidayakan lebih dari satu tanaman pada satu lahan yang sama pada periode

tanam yang sama tetapi jarak tanam dan barisan antar tanaman tidak diperhatikan.

Tanaman campuran adalah tumpang sari yang tidak memperhatikan jarak tanam.

      5.       Tanaman Bergiliran (sequential planting)

Tanaman bergiliran (sequential planting) adalah menanam lebih dari satu

jenis komoditas yang dilakukukan pada satu lahan pertanian dalam waktu yang tidak

bersamaan (bergiliran). Komoditas lain baru ditanam setelah satu komoditas

dipanen. Jadi, dalam satu periode tanam hanya menanam satu jenis komoditas.