Upload
wong
View
264
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
1/65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
( R K S )
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PU TAHAP IIDI GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN ANGGARAN 2015
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
2/65
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................. IBAB I PENJELASAN UMUM .................................................................................... 1
A. URAIANUMUMPEKERJAAN.............................................................................. 1
B. LINGKUPPEKERJAAN......................................................................................... 2
C. DOKUMENKONTRAK.......................................................................................... 4
D. SARANADANCARAKERJA................................................................................. 5
BAB 2 SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN & MATERIAL .......................................... 7
A. KETENTUANDANSYARAT-SYARATBAHAN.................................................. 7
B. AIR(PUBI1970/N1-3).............................................................................................. 7C. PASIR(PUBI1970/NI-3,PBI1971/NI-2)................................................................. 7
D. AGREGATKASAR(KERIKILDANBATUPECAH)........................................... 8
E. PORTLANDCEMENT(N1.8,PBI1971/N1.2)........................................................ 8
F. KAYU(PKKI1961).................................................................................................. 9
G. BAJATULANGANBETONDANKAWATPENGIKAT(PUBI1970/N1-3DAN
SNI0720522002)...................................................................................................... 9
H. BETON(PBI1971/N1-2)......................................................................................... 10
I. BATUBATA........................................................................................................... 10
J. KACA(SNI15-0047-1987DAN SNI15-0130-1987)................................................. 10
K. BAHANLANGIT-LANGIT................................................................................... 11
BAB 3 PEKERJAAN PENDAHULUAN .................................................................. 13
A. PEMBUATANRENCANAJADUALPELAKSANAAN....................................... 13
B. PEMBERSIHANLOKASIDANPEMBONGKARAN......................................... 13
C. KANTORKONTRAKTOR,LOSDANHALAMANKERJA,GUDANGDAN
FASILITASLAIN................................................................................................... 13
D. KANTORPENGAWAS(DIREKSIKEET)........................................................... 14
E. PAGARSEMENTARA.......................................................................................... 14
F. PAPANNAMAPROYEK...................................................................................... 15
G. PENGUKURANPAPANBANGUNAN(BOUWPLANK).................................... 15
H. SALURANPEMBUANGAN.................................................................................. 15
I. AIRDANDAYA..................................................................................................... 15
BAB 4 PEKERJAAN ARSITEKTUR ....................................................................... 20
A. PEKERJAANTANAHDANURUGANPASIR.................................................... 20
B. PEKERJAANPASANGANPONDASIDANTEMBOKPENAHANTANAH..... 21
C. PEKERJAANDINDING........................................................................................ 22
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
3/65
ii
D. PEKERJAANATAP............................................................................................... 25
E. PEKERJAANLANGIT-LANGIT.......................................................................... 28
F. PEKERJAANKUSEN,PINTU,JENDELA........................................................... 29
G. PEKERJAANKACA.............................................................................................. 30
H. PEKERJAANALATPENGGANTUNGDANPENGUNCI................................. 32
I. PEKERJAANPELAPISANLANTAI&DINDING.............................................. 33
J. PEKERJAANSANITAIR...................................................................................... 36
K. PEKERJAANPENGECATAN.............................................................................. 38
BAB 5 PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL ................................................................ 42
A. PEKERJAANBETONBERTULANG................................................................... 42
BAB 6 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL .................................... 50
A. PEKERJAANSANITARYDANINSTALASIAIR............................................... 50
B. PEKERJAANAIR-KOTORDALAMBANGUNAN............................................ 52
C. PEKERJAANELEKTRIKALARUSKUAT........................................................ 54
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
4/65
1
BAB I
PENJELASAN UMUM
A. URAIAN UMUM PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pembangunan Gedung PU Tahap II di Gerung Kabupaten Lombok Barat
2. Lokasi pekerjaan adalah :
Kompleks perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat, Jl. Bung
Hatta Giri Menang - Gerung.
3. Bila dianggap perlu dapat dilakukan peninjauan lapangan guna menunjukkan
situasi lokasi dan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4. Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong dengan kondisi seperti pada
saat peninjauan lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan
meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak rekanan.
5. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim/tuntutan.
6. Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada :
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
c. Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas
Keputusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
d. Peraruran Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
e.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Standar danPedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
5/65
2
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
j. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk
Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.k. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
l. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
m. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
n. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
o. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
p. SKSNI T-15-1991-03
q. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
r. Algemenee Voorwarden (AV)
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan
peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk
dalam kontrak.
2. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan
berkonsultasi dan persetujuan pihak Direksi.
3. Pekerjaan ini adalah meliputi :
A. Gedung Bidang Pengairan
* Pekerjaan Persiapan
* Pekerjaan Tanah dan Pasir
* Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
* Pekerjaan Beton
*
Pekerjaan Kayu* Pekerjaan Alumunium
* Pekerjaan Keramik
* Pekerjaan Plafon
* Pekerjaan Partisi
* Pekerjaan Penutup Atap
* Pekerjaan Listrik
* Pekerjaan Sanitasi
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
6/65
3
* Pekerjaan Pengecatan
B. Gedung Bidang Bina Marga
* Pekerjaan Persiapan
*
Pekerjaan Tanah dan Pasir
* Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
* Pekerjaan Beton
* Pekerjaan Kayu
* Pekerjaan Alumunium
* Pekerjaan Keramik
* Pekerjaan Plafon
*
Pekerjaan Partisi
* Pekerjaan Penutup Atap
* Pekerjaan Listrik
* Pekerjaan Sanitasi
* Pekerjaan Pengecatan
* Pekerjaan lain-lain
C. Bengkel
*
Pekerjaan Persiapan
* Pekerjaan Tanah dan Pasir
* Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
* Pekerjaan Beton
* Pekerjaan Penutup Atap
* Pekerjaan Listrik
* Pekerjaan Pengecatan
D. Gudang
* Pekerjaan Persiapan
* Pekerjaan Tanah dan Pasir
* Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
* Pekerjaan Beton
* Pekerjaan Kayu
* Pekerjaan Alumunium
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
7/65
4
* Pekerjaan Keramik
* Pekerjaan Plafon
* Pekerjaan Partisi
* Pekerjaan Penutup Atap
* Pekerjaan Listrik
* Pekerjaan Pengecatan
E. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak
bisa dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS.
C.
DOKUMEN KONTRAK
1. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
2. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara
RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya,
Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
8/65
5
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.
3.
Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksananpekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran
terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/
melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas
tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
D. SARANA DAN CARA KERJA
1. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat
pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruhlingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari
proyek.
2. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin
dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
3. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton
molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yangdiperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam
kondisi baik.
4. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
5. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
6.
Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas danKonsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
7. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-
gambar perubahan.
8. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
9/65
6
9. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat
dilakukan.
10.
Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila : Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.
Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
11. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
10/65
7
BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN & MATERIAL
A. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN
1. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas
yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan
diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-
bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan
ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
3. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas
Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum
ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan
untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
5. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya
bahan-bahan dari kerusakan.
B. AIR (PUBI 1970/N1-3)
1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak mengandung minyak,
asam, alkali, garam. bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak bangunan.2. Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton atau dapat ditentukan dengan ukuran isi
atau ukuran berat serta harus dilakukan setepat- tepatnya.
C. PASIR (PUBI 1970/NI-3, PBI 1971/NI-2)
1. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih dan keras.
Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
11/65
8
2. Pasir Pasang, Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
c.
Butiran-butiran harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
d. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
3. Pasir Beton, Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971 (Nl-2) diantaranya yang paling penting adalah:
a. Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
jari dan pengaruh cuaca.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
4. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan yakan 150 maka sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,
berkisar antara 60% sampai dengan 90% dari berat
5. Pasir laut tidak boleh dipergunakan
6. Syarat-syarat tersebut di atas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium
D. AGREGAT KASAR (KERIKIL DAN BATU PECAH)
1. Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu (Stone Chruser) dengan besar butiran lebih besar
dari 5 mm (split).
2. Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan alam SK SNI T-15-1991 diantaranya : harus terdiri dari butir-butir yang
keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur o!eh pengaruh cuaca.
3. Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan gradasinya
bergantung pada penggunaannya
4. Kerikil/Batu Pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1% (satu
persen)
5.
Warnanya harus hitam mengkilat keabu-abuan
E. PORTLAND CEMENT (N1.8, PBI 1971/N1.2)
1. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dengan type I (satu) dan
dalam Kantong Baru/Utuh.
2. Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih
dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
3. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi
lembab, begitu pula penempatannya harus ditempatkan di tempat kering.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
12/65
9
4. PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping) tidak boleh
dipakai/dipergunakan lagi.
5. Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5%.
F.
KAYU (PKKI 1961)
1. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan segar dengan ketentuan bahwa sifat
dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan
merusak atau mempengaruhi nilai konstruksi bangunan
2. Jenis kayu yang digunakan harus sudah cukup tua, dipilih dan mutu yang terbaik,
kering, lurus dan dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putih
kayu, pecah-pecah, mata kayu, melinting basah dan lapuk.
3. Untuk kayu balok, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 19% dan kayu papan
(kayu yang ketebalannya kurang dari 2,5 cm) disyaratkan kelembabannya tidak
lebih dari 12%.
G. BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT (PUBI 1970/N1-3 dan SNI 07 2052
2002)
1. Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan
bentuk belahan-belahan polos.
2. Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, cema
(luka pd besi beton yang terjadi karena proses cenai) yang dalam dan tidak
berkarat pada permukaan.
3. Mutu baja besi tulangan dipakai U-39 (sirip/defom) untuk besi pokok dan U-24
(polos) untuk sengkang dan tulangan plat. Kecuali pada beton-beton non struktur
seperti kolom praktis, sloof praktis, ring balok dan balok latei memakai besi U-24
(polos) pada tulangan pokok.
4. Baja tulangan beton sirip (defom) harus mempunyai sirip yang teratur. Setiap
batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang sejajar dan sejajar
dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lainya dengan arah melintang sumbu
batang. Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak
pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.5. Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 derajat terhadap
sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai dengan 75derajat, arah
sirip melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di
atas 70derajat arah berlawanan tidak diperlukan
6. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
13/65
10
H. BETON (PBI 1971/N1-2)
1. Beton yang dipakai untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai/diperkirakan
dengan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil/ Spilit atau dipakai 1 PC : 3 Pasir: 5
Kerikil/Split perbandingan berat.
2.
Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan sebuahkerucut terpancung Abram. Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
menurut Tabel 4.4.1. PBI 1971 (NI-l).
I. BATU BATA
Persyaratan Batu Bata harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam Nl-10 atau
secara singkatnya diuraikan sebagai berikut :
1. Batu Bata merah harus satu Pabrik, satu ukuran, satu warna atau satu kualitas
2.
Ukuran harus sama :
3. Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm, atau
4. Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm.
5. Penyimpangan terbesar dan ukuran seperti tersebut di atas adalah panjang
maksimum 3%, lebar 4% tetapi antara batu bata ukuran terbesar dengan ukuran
selisih maksimum adalah sebagai berikut :
6. Untuk Panjang diperbolehkan maksimum 10 mm
7. Untuk lebar diperbolehkan maksimum 5 mm
8.
Untuk tebal diperbolehkan 4 mm
9. Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna penampang harus
sama dan merata kemerah-merahan
10. Bentuk bidang-bidangnya harus rata, sudut-sudutnya. atau. rusuk-rusuknya harus
siku atau bersudut 90 derajat dan bidangnya tidak boleh retak-retak
11. Berat satu sama lainnya harus sama, berarti ukuran, pembakaran dan
pengadukannya harus sama dan sempuma
12. Bila dipukul dengan benda keras suaranya harus nyaring
J. KACA (SNI 15-0047-1987 dan SNI 15-0130-1987)
1. Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan
data teknisnya.
2. Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga
terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak
diinginkan.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
14/65
11
3. Kaca Polos.
a. Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang
datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang
memenuhi ketentuan SNI 15-0047-1987 dan SNI 15-0130-1987.
b. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
4. Cermin
c. Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa
cacat dan dari kualitas baik.
d. Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
5. Neoprene/Gasket.
e. Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium.
f. Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan
kaca dan jenis profil alumunium yang digunakan.
K. BAHAN LANGIT-LANGIT
12. Papan Calsiboard
a. Papan Calsiboard harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk
daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 4 mm untuk plafond dan ukuran
modul 1220 mm x 2440 mm sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
b. Papan Calsiboard harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588,
BS 1230 atau ASTM C 36.
13. Semen Penyambung.
Semen penyambung papan Calsiboard harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat papan Calsiboard.
14. Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan Calsiboard harus dibuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat
khusus untuk pemasangan papan Calsiboard. Dimensi rangka adalah campuran
profil hollow 40 mm x 40 mm dan 40 mm x 20 mm.
15. Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan Calsiboard yang memenuhi ketentuan AS
2589.
16. Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan Calsiboard, antara lain seperti
tersebut berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan Calsiboard :
a. Perekat
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
15/65
12
b. Pita kertas berperforasi,
c. Cat dasar khusus untuk permukaan papan Calsiboard.
d. Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan Calsiboard terpasang
dengan baik.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
16/65
13
BAB 3
PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN
1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan
dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
3.
Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana
belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
4. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
B.
PEMBERSIHAN LOKASI DAN PEMBONGKARAN
1. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-
barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
2. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
C. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
17/65
14
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap
bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali
kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
D. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor
sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari.
Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas : air dan penerangan listrik
2. Furnitur : 15 meja kerja 1/2 biro dan 15 kursi
2 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,
dan 20 kursi
2 unit meja gambar beserta peralatannya
1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut
beserta peralatannya.
Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi
Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
E. PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus memasang pagar sementara yang sifatnya melindungi dan
menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa
untuk lancarnya pekerjaan.
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman
secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya
bahan-bahan bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun
aktivitas lain disekitar bangunan.
Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan
perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
18/65
15
F. PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 60 x 120cm ditopang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkanatau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
G. PENGUKURAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
1. Peil + 0.00 Lantai Bangunan di ambil +0.40 dari muka tanah baru (urugan lahan).
2. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
3. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
4. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
H. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agardaerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Pengawas.
I. AIR DAN DAYA
1. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
a. Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam
kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat
merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
b. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
2. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri
sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini
harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
19/65
16
menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di
lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
20/65
17
BAB 3
PEKERJAAN PENDAHULUAN
J. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN
1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan
dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana
belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
4. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
K. PEMBERSIHAN LOKASI DAN PEMBONGKARAN
1. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-
barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
2. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
L. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
21/65
18
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap
bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali
kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
M. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor
sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari.
Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas : air dan penerangan listrik
2. Furnitur : 15 meja kerja 1/2 biro dan 15 kursi
2 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,
dan 20 kursi
2 unit meja gambar beserta peralatannya
1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut
beserta peralatannya.
Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi
Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
N. PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus memasang pagar sementara yang sifatnya melindungi dan
menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa
untuk lancarnya pekerjaan.
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman
secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya
bahan-bahan bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun
aktivitas lain disekitar bangunan.
Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan
perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.
O.
PAPAN NAMA PROYEK
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
22/65
19
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 60 x 120cm ditopang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan
atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
P. PENGUKURAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
1. Peil + 0.00 Lantai Bangunan di ambil +0.40 dari muka tanah baru (urugan lahan).
2. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
3.
Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harusmemakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
4. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
Q. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar
daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau airbuangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Pengawas.
R. AIR DAN DAYA
1. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
a. Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam
kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat
merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.b. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
2. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri
sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini
harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan
menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di
lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
23/65
20
BAB 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN PASIR
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan galian tanah meliputi :
1). Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang pondasi, lubang-
lubang-lubang saluran dan pekerjaan- pekerjaan lain yang menurut
kondisinya memerlukan adanya galian tanah.
2). Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor bersama- sama pengawas
lapangan menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan galian padapapan bouwplank.
3). Apabila dasar tanah galian untuk pondasi diperlukan daya dukung lebih
baik, maka dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
4). Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal tertentu, kontraktor
harus melaksanakan penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai
dengan persyaratan, akibat hal ini tidak dilakukan biaya tambahan.
5). Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus selalu diperiksa dahulu
oleh direksi/pengawas lapangan.
b.
Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :
1). Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang sisa pondasi, peninggian
tanah untuk nol lantai dan pada bagian-bagian pekerjaan yang
kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan urugan tanah.
2). Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus, sampah atau kotoran
lainnya, bila terlalu basah harus dihamparkan dahulu hingga kering,
dan bila terlalu kering harus dengan air sesuai persyaratan.
3). Pelaksanaan pengurugan harus lapis demi lapis serta diikuti
pemadatan, ketebalan perlapis urugan maximal 20 cm. Pemadatan
disyaratkan harus memakai alat pemadatan STAMPER, dengan mencapai
kepadatan maximal. Dan hasil akhir dari pekerjaan ini harus
diperiksa/dilaporkan kepada direksi lapangan.
c. Urugan pasir
1). Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-bagian dasar/bawah
pasangan pondasi batu kali atau pondasi lainnya sesuai gambar.
2). Ketebalan urugan pasir sesuai dengan gambar bestek untuk dibawah
pondasi.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
24/65
21
3). Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan padat dengan cara
ditimbris sambil disiram air.
4). Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran- kotoran/humus-
humus.
B. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI DAN TEMBOK PENAHAN TANAH
1. Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :
a. Pasangan pondasi batu kali.
b. Pasangan Tembok.
2. Bahan yang digunakan
a. PC/semen.
b.
Pasir pasang.c. Batu belah/batu kali/batu gunung.
d. Air.
Persyaratan dan spesifikasi bahan harus memenuhi persayaran bahan dan material
sebagaimana dijelaskan dalam BAB 2.
3. Adukan dan Campuran
Didalam mengatur perbandingan campuran yang sempurna, kontraktor harus
menggunakan dolak-dolak pengatur campuran bahan, terbuat dari papan
berukuran 40x40x20 cm. Campuran adukan yang digunakan antara lain :
Tabel jenis adukan
No.
Jenis
Adukan
(Spesi)
Perbandingan
BahanDigunakan Untuk
1. M1 1 pc : 3 pc 1. Pondasi batu kali setebal 60 cm dibawah
permukaan sloof.
2.
Lapisan plester beton pada kolom, sloof, ring balk
dan pembalokan yang permukaannya akan
tampak.3. Pasangan batu kedap air.
2. M2 1 pc : 5 pc 1.
Semua pasangan pondasi batu kali yang bukan
kedap air.
2. Semua pasangan dinding dan plesteran bata
bukan kedap air.
3. Pasangan ubin/keramik semua ruangan.
4.
Lantai kerja dibawah pasangan keramik.
3. Pasangan batu kosong,
tanpa adukan
Sebagian dasar dari bagian pondasi batu kali
setebal 20 cm.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
25/65
22
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pasangan batu kosong/Aanstamping
1). Dilaksanakan pada dasar pondasi batu kali setelah lapisan urugan pasir
dibawahnya rata dan padat.
2).
Pemasangan batu kosong harus disusun tegak bersilang saling
menggigit,dan pada rongga- rongga pertemuan batu harus diisi
dengan pasir hingga padat. Dalam hal ini bisa dibantu disiram air hingga
merata.
b. Pasangan batu kali :
1). Dilaksanakan pada pasangan pondasi atau pekerjaan lain yang
dinyatakan memakai pasangan batu kali.
2). Batu belah sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran.
3).
Pemasangan batu kali harus bersilang, pemberian adukan harus penuhberisi/tidak boleh ada yang berongga.
4). Tinggi pasangan batu kali tidak boleh lebih dari 0,50 m pada setiap
harinya.
5). Bagian pasangan batu kali harus diplester kaprot sesuai dengan jenis
adukan yang dipakai pasangan.
6). Proses pengeringan pasangan harus dibantu dengan siraman air.
7). Selama pasangan batu kali belum secara utuh selesai (persekian
meter), lobang pondasi tidak dibenarkan diurug.
C. PEKERJAAN DINDING
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran Meliputi :
a. Pasangan dinding bata
b. Plesteran dan Acian dinding bata
2. Bahan yang digunakan
a. PC/semen.
b. Pasir pasang.
c. Batu Bata.
d. Air.
Persyaratan dan spesifikasi bahan harus memenuhi persayaran bahan dan material
sebagaimana dijelaskan dalam BAB 2.
3. Adukan dan Campuran
a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc:3ps, dilaksanakan untuk :
1).
Semua pasangan bata yang masuk dalam tanah.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
26/65
23
2). 20 cm di atas lantai pada semua dinding.
3). Pasangan batu/bata sisi saluran,bak control,serta tempat lain yang
diperlukan sesuai gambar rencana.
4). Plesteran dinding bata yang masuk kedalam tanah seluruhnya
pasangan trasraam,plint plesteran,aferking permukaan beton danplesteran seluruh pasangan bata perbandingan 1pc : 3ps.
5). Plesteran topi turap ( Dinding Penahan Tanah).
6). Kolom.
b. Adukan perbandingan 1pc : 5ps dilaksanakan untuk :
Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan trasraam seperti
tercantum di di atas
c. Adukan semen,digunakan untuk siar benam batu kali.
4.
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pasangan dinding bata
1). Pekerjaan pasangan dinding batu/bata harus terkontrol waterpast baik
arah vertical maupun horizontal.
2). Pelaksanaan pasangan dinding bata/batu tidak boleh melibihi ketinggian
1m setiap hari sebelum dipasangkan batu/bata terlebih dahulu dibasahi
air dengan cara direndam.
3). Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari,
untuk dinding septictank harus dihindarkan adanya rembesan air tanahdari sisi luar,untuk itu plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar
dalam.
4). Untuk finishing beton expose,sebelum diperhalus/aferking permukaan
beton perlu dikasarkan/pahat dulu kemudian disiram Portland cement
untuk mendapatkan ikatan yang baik
5). Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus,
berombak dan retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pemborong.
6).
Pada pasangan dinding trasraam diatas lantai,sampai ketinggian 30 cmplesteran dilaksanakan dengan adukan 1pc : 3ps dan dibuat lebih masuk
sedalam 1cm untuk kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan semen
kemudian di finishing dengan cat minyak.
b. Plesteran dinding bata
1). Pencampuran.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur
atau alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang
merata, untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan
pencampuran dilanjutkan kembali.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
27/65
24
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
2).
Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
Semua permukaan yang akan menerima adukan dan atau plesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya
yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya
pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima plesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang
akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu.
Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan
air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dandibersihkan.
3). Pemasangan Plesteran Batu Bata
Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagibagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos
kelos sementara dari bambu.
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokankerataan bidang.
Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata
dan tidak kepingankepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan akan dilapis dengan bahan lain.
Sisasisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagianpertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus
untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan
membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
2). Plesteran Permukaan Beton
Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagianbagian yang lepas dan dibasahi air,
kemudian diplester.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
28/65
25
Permukaan beton harus bersih dari bahanbahan cat, minyak, lemak,
lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja.
Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran
dirawat dengan penyiraman air. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retakretak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
3). Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan atau plesteran 1025 mm, kecuali bila dinyatakan lain
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan
b. Pengacian.
1). Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang,
tidak ada bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan)
hari atau sudah kering betul.
2). Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor
harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai
jenuh, sekurangkurangnya dua kali setiap harinya.
c. Pemeriksaan dan Pengujian
1). Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas
Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telahdiselesaikan.
2). Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan
dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya
tambahan dari Pemilik Proyek.
D. PEKERJAAN ATAP
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Atap Meliputi :
a. Pekerjaan konstruksi atap baja ringan
1). Rangka utama atas (top chord)
2). Rangka utama bawah (bottom chord)
3). Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4). Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
29/65
26
b. Pekerjaan penutup atap
1). Genteng beton flat.
2). Bubungan atap genteng beton flat.
2. Bahan yang digunakan
a. Rangka Atap.
1). Rangka atap menggunakan Baja Ringan dengan dimensi C95.40.2,2 mm
(seperti pada gambar kerja).
2). Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
Baja Mutu Tinggi G 550
Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
3). Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi,
dengan lapisan anti karat (coating) jenis Galvalume (AZ100) atau
Alvanised (Z220)
4). Dimensi :
Ukuran Chanel 95 x 40 tebal = 2,2 mm
Ukuran Reng 40 x 30 tebal = 0.50 mm
b. Penutup Atap
Penutup Atap Genteng Beton Flat dimensi 420 mm x 330 mm, kualitas baik
sesuai standard SNI (SNI 03-0096-1999)
Persyaratan dan spesifikasi bahan harus memenuhi persayaran bahan dan material
sebagaimana dijelaskan dalam BAB 2.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persyaratan Pra-Konstruksi
1). Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
2). Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
3). Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta
detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil,
panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
30/65
27
4). Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
5). Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjaminkeakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6). Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7). Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).
b. Persyaratan Pelaksanaan
1). Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung denganaplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2). Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3). Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan
dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4). Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
5). Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal
itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi
mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6). Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia
konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat
kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7). Jaminan Struktural yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi
yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan
reng.
8). Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai
dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada
persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada Cold formed
code for structural steel(Australian Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan Dead
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
31/65
28
and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) &
Wind load(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan Screws-self drilling-for the building and
construction industries(Australian Standard 3566).
E. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Langit-Langit Meliputi :
Pengadaan bahan dan pemasangan pembuatan dan pemasangan langit-langit
dengan berbagai bahan penutup langit-langit sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
dan atau Spesifikasi Teknis.
2. Bahan yang digunakan
a. Papan Calsiboard.
b.
Semen Penyambung.
c. Rangka.
d. Alat Pengencang.
e. Perekat
f. Pita kertas berperforasi,
g. Cat dasar khusus untuk permukaan papan Calsiboard.
h. Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan Calsiboard terpasang
dengan baik
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum papan Calsiboard dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi
pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas
pada tempat yang sama.
b. Pemasangan papan Calsiboard dan kelengkapannya harus sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.
c. Jenis/bentuk tepi papan Calsiboard harus dipilih berdasarkan jenis
pemasangan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.d. Pemasangan.
1). Rangka papan Calsiboard untuk pemasangan di langit-langit, partisi atau
tempat-tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari
standar pabrik pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan
papan Calsiboard seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2). Papan Calsiboard dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang
yang sesuai.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
32/65
29
3). Sambungan antara papan Calsiboard harus menggunakan pita
penyambung dan perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan
dari pabrik pembuat papan Calsiboard.
e. Pengecatan.
1).
Permukaan papan Calsiboard harus kering, bebas dari debu, oli ataugemuk dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan
dimulai.
2). Kemudian permukaan papan Calsiboard tersebut harus dilapisi dengan
cat dasar khusus untuk papan Calsiboard untuk menutupi permukaan
yang berpori.
3). Setelah cat dasar papan Calsiboard kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema yang akan diterbitkan
kemudian.
F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela Meliputi :
a. Pekerjaan kusen alumunium
b. Pekerjaan daun pntu dan jendela alumunium
c. Pekerjaan daun pintu panel
2. Bahan yang digunakan
a. Kusen pintu dan jendela menggunakan material alumunium jenis catmen
dengan skoning, warna silver.
b. Daun pintu dan jendela menggunakan frame alumunium silver sejenis dengan
kusen, kecuali ruang-ruang dalam menggunakan daun pintu panel kayu kelas
II.
c. Kaca clear tebal 5 mm.
d. Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain lihat pada penjelasan
Perlengkapan Kunci-Kunci dan Penggantung.
Persyaratan dan spesifikasi bahan harus memenuhi persayaran bahan dan material
sebagaimana dijelaskan dalam BAB 2.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pintu-pintu, jendela-jendela dan bouvenlicht harus betul-betul persegi dan
datar. Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-
bekas mesin dan selesai siap untuk dicat atau penyelesian lainnya. Permukaan
yang bersentuhan dengan adukan tembok harus dicat meni alkali atau cat
meni besi.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
33/65
30
b. Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya
diperhitungkan tebal cat dan kemungkinan pengembangan atau pengerutan
bahan.
c. Kunci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya.
d.
Rongga pada rangka vertikal, pada kunci dan penggantung dan di atas reltidak boleh melebihi 2,5 mm, lubang yang dibawah tidak boleh melebihi 3
mm.
e. Semua ujung-ujung yang runcing harus dibulatkan dan rangka vertikal pada
kunci harus dimiringkan sedikit
f. Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi
tidak longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci-kunci dan
engsel-engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
g. Pemasangan Kaca
G. PEKERJAAN KACA
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Kaca Meliputi :
a. Pemasangan kaca pintu dan jendela
b. Pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. Bahan yang digunakan
a.
Kaca Polosb. Cermin
c. Neoprene/Gasket
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah
ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan
besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran
di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk
dari Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.
b. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
c. Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan
dari Pengawas Lapangan.
d. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.
f. Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
34/65
31
1). Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
2). Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
3). Kedalaman celah minimal 16mm.
4). Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -
1,5mm.
Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.
g. Persiapan Permukaan.
1). Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi
dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa
mereka dapat bergerak dengan baik.
2). Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan
terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan
kaca selesai.
3). Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
4). Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab
dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
h. Neoprene/Gasket dan Seal.
1). Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan Neoprene/Gasket yang sesuai.
2).
Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu
dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.
i. Pemasangan Cermin.
1). Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang
memiliki dop penutup stainless steel.
2). Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
j.
Penggantian dan Pembersihan.
1). Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam
keadaan bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran
dalam bentuk apapun.
2). Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
35/65
32
H. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci Meliputi :
Pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci pada
semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau
Spesifikasi Teknis.
2. Bahan yang digunakan
a. Kunci dan Pegangan Pintu
b. Engsel
c. Hak Angin
d. Pengunci Jendela
e. Grendel Tanam/ Flush Bolt
f.
Gembokg. Penahan Pintu (Door Stop)
h. Pull Handle
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
c.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buahengsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu
harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela
dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang
memiliki pagangan.
d. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah
engsel.
e. Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,
hendel/pelat, kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
f.
Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu denganbingkai bawah pemegang pintu kaca.
g. Pemasangan Pintu.
1). Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
2). Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun
pintu dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun
pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
3). Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel),
pelat penutup muka dan pelat kunci.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
36/65
33
4). Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus
dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
h. Pemasangan Jendela.
1).
Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusendengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar
Kerja.
2). Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan
cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
3). Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela
harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.
I. PEKERJAAN PELAPISAN LANTAI & DINDING
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Langit-Langit Meliputi :
a. Pasangan keramik lantai.
b. Pasangan keramik dinding.
c. Pasangan keramik pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.
2. Bahan yang digunakan
a. Keramik lantai 20 x 20 cm.
b. Keramik lantai 30 x 30 cm.
c. Keramik lantai 40 x 40 cm.
d. Keramik dinding 20 x 25 cm.
e. Pengisi celah (semen warna)
f. PC/semen.
g. Pasir pasang.
h. Air.
Persyaratan dan spesifikasi bahan harus memenuhi persayaran bahan dan material
sebagaimana dijelaskan dalam BAB 2.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan.
1). Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
37/65
34
2). Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak
dibelakang atau dibawah pasangan keramik ini telah diselesaikan
terlebih dahulu.
b.
Pemasangan keramik dinding.1). Sebelum pemasangan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.
2). Adukan untuk pasangan keramik dinding luar dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
3). Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran 1 semen dan 5 pasir.
4). Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5). Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian
diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
6). Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yamg
terpasang tetap lurus dan rata.
7). Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
8). Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
9). Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
10). Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
11). Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.12). Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi
dan sesempuna mungkin.
13). Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas.
14). Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-
garis siar.
15). Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
38/65
35
16). Setiap pemasangan keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga
berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Pengawas
Lapangan.
17). Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Pemasangan keramik Lantai.
1). Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
2). Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
3).
Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan diataslapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
4). Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
5). Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
6). Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
7). Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
8). Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
9). Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
10). Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi
dan sesempuna mungkin.11). Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas.
12). Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-
garis siar.
13). Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
14). Setiap pemasangan keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga
berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
39/65
36
petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan
Pengawas.
15). Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
d.
Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan keramik harus benar-benar bersih,
tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan keramik harus diberi
perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang
diperbolehkan, tanpa merusak permukaan keramik.
J. PEKERJAAN SANITAIR
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Sanitair Meliputi :
a.
Pemasangan kloset, wastafel, urinoir beserta accessories-nya.
b. Pemasangan kran air,floor drain, shoap holderdan lain-lain.
2. Bahan yang digunakan
a. Water Closet dan Wastafel.
b. Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri dengan kualitas baik, sesuai dengan SNI
SNI 03-0797-2006 lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (warna
standard).
c.
Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri dengan kualitas baik, sesuai dengan SNI
SNI 03-0797-2006 lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (warna
standard).
d. Wastafel
1). Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri sesuai dengan SNI
SNI 03-0680-1998, lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan
lainnya (warna standard).
2).
Wastafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri sesuai denganSNI SNI 03-0680-1998, lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan
lainnya (warna standard).
3). Wastafel pedestal sesuai dengan SNI SNI 03-0680-1998.
4). Semua bahan yang digunakan harus disetujui oleh pihak Direksi.
5). Semua wastafel dan sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran,
siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
40/65
37
e. Keran,floor drain, shoap holder, dan lain-lain
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun dan sesuai dengan SNI. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh
untuk disetujui oleh Pengawas bersama dengan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.Persyaratan dan spesifikasi bahan harus memenuhi persayaran bahan dan material
sebagaimana dijelaskan dalam BAB 2.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan semua peralatan/perlengkapan sanitair harus dilakukan oleh ahli
pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus
dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
b. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan
tidak diijinkan.
c.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
d. Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian
rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja
dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
e. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
f. Bak cuci tangan tipe dinding harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak
bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali biladitunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
g. Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
h. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada
meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
i. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan
Lapangan.
j.
Pemasangan alat-alat sanitair lain
k. Tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan diskrupkan
pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang
rapih. Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan
adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor
drain rata dan sebidang dengan bidang lantai. Tempat sabun hanya dipasang
pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada dinding 100
cm di atas lantai.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
41/65
38
K. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Pengecatan Meliputi :
a. Pengecatan Dinding dan Beton.
b. Pengecatan Plafon.
c. Pengecatan Kayu.
d. Pengecatan Besi dan Metal.
2. Bahan yang digunakan
a. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
1). Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan
Calsiboard dan panel kalsium silikat.
2).
Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima catakhir berbahan dasar minyak.
3). Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
4). Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
b. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang
setara:
1).
Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan Calsiboarddan panel kalsium silikat.
2). Weathershield / Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran,
beton, papan Calsiboard dan panel kalsium silikat.
3). High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan
interior pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
Persyaratan dan spesifikasi bahan harus memenuhi persayaran bahan dan material
sebagaimana dijelaskan dalam BAB 2.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai.
b. Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
c. Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
42/65
39
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.
d. Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.e. Permukaan Pelesteran dan Beton.
1). Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka.
Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong
dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-
tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
2). Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur,
lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesanadukan.
3). Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran
dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan
genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam
bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan
hingga air dapat diserap.
f. Permukaan Calsiboard.
1). Permukaan Calsiboard harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.2). Kemudian permukaan Calsiboard tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk Calsiboard, untuk menutup permukaan yang berpori.
3). Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan.
g. Permukaan Barang Besi/Baja.
1). Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda
asing lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawatatau penyemprotan pasir/sand blasting.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus
dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap
dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
43/65
40
2). Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek
yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek
dan memenuhi ketentuan dalam BAB 2.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harusdilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan
dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk
menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan
sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St-2/SP-2, dan kemudian
dicat kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang
telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
3).
Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna
harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang
diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat.
Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa
pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
h. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat
harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harusdiperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada
permukaan yang sudah disiapkan di atas.
i. Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut.
1). Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Calsiboard.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
2).
Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsionkhusus eksterior.
3). Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan
Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
44/65
41
4). Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.
j. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
1). Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
2). Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
3).
Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metodapengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
4). Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
k. Metode Pengecatan.
1). Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas ataurol.
2). Cat dasar untuk permukaan papan Calsiboard diberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
3). Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
4). Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
l. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas
harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.
7/21/2019 Rks Gedung Pu Lobar 2015
45/65
42
BAB 5
PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
A. PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Beton meliputi :