4
RINGKASAN BAB 1 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, (3) ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi. Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa (Winkel, 1991). Benyamin S Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom, ada tiga domain belajar, yaitu: a. Kawasan Kognitif: Perilaku yang merupakan proses berpikir atau perilaku hasil kerja otak. b. Kawasan Afektif: perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam lingkungan tertentu. c. Kawasan Psikomotor: perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. RINGKASAN BAB 2 TEORI-TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA Reigeluth (1983 dalam Degeng, 1990) mengemukakan bahwa, teori preskriptif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free. Maksudnya adalah teori pembelajaran preskiptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perunbahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor yang diberikan lingkungan. Beberapa ilmuan yang termasuk pendiri yang sekaligus penganut

Ringkasan Chandra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ringkasan

Citation preview

Page 1: Ringkasan Chandra

RINGKASAN BAB 1

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, (3) ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi.

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa (Winkel, 1991). Benyamin S Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom, ada tiga domain belajar, yaitu:

a. Kawasan Kognitif: Perilaku yang merupakan proses berpikir atau perilaku hasil kerja otak.b. Kawasan Afektif: perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya

untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam lingkungan tertentu.c. Kawasan Psikomotor: perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia.

RINGKASAN BAB 2

TEORI-TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA

Reigeluth (1983 dalam Degeng, 1990) mengemukakan bahwa, teori preskriptif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free. Maksudnya adalah teori pembelajaran preskiptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil.

Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perunbahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor yang diberikan lingkungan. Beberapa ilmuan yang termasuk pendiri yang sekaligus penganut behavioristik, antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner.

Menurut teori belajar kognitif, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Lebih dari itu, belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sangat menentukan hasil belajar. Termasuk ilmuwan dengan kategori teori kognitif adalah Gagne, Piaget, Ausubel, Bruner.

Bagi penganut teori humanistik, proses belajar dilakukan dengan memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya kepada individu. Si belajar diharapkan dapat mengambil keputusannya sendiri dan bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang dipilihnya. Termasuk ilmuwan dengan kategoti teori humanistik adalah Bloom dan Krathwohl, Kolb, Honey, Mumford, Habermas, Abraham Maslow, dan Carl Rogers.

Teori kontruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang

Page 2: Ringkasan Chandra

mengetahui dan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) kepada orang lain (siswa).

RINGKASAN BAB 3

MOTIVASI

Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadiberkembangan. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasisebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta memberi arah dan ketehanan (persistence)pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme.

Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar, misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional.

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS model yaitu attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (kepercayaan diri), dan satisfaction (kepuasan). Dalam proses belajar dan pembelajaran, keempat kondisi motivasional tersebut sangat penting dipraktikkan agar terus terjaga, sehingga motivasi siswa terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung.

Optimalisasi pengalaman maupun kemampuan pembelajar juga perlu dilakukan untuk memotivasi pembelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: (1) biarkan pembelajar menangkap sesuai kemampuan dan pengalamannya, (2) kaitkan pengalaman belajar saat ini dengan pengalaman masa lalu dan kemampuan sipembelajar, (3) lakukan penggalian pengalaman dan kemampuan yang dimiliki pembelajar misalnya melalui tes lisan atau tertulis, (4) beri kesempatan pembelajar untuk membandingkan apa yang sekarang dipelajari dengan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya.

RINGKASAN BAB 4

KURIKULUM

Secara etimologis, kurikulum merupakan terjemahan dari kata curriculum dalam bahasa inggris, yang berarti rencana pelajaran (Echols, 1984). Curriculum berasal dari kata “currere” yang berarti: berlari cepat, maju dengan cepat, merambat, tergesa-gesa, menjelajahi, menjalan dan berusaha untuk (Hasibua, 1979). Curriculum juga diartikan sebagai jarak yang harus ditempu oleh seorang pelari mulai dari start hingga finish. Dalam kamus Webster’s (1857), kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa untuk mendapatkan ijazah atau naik kelas.

Dalam kajian tentang pengertian kurikulum dikalangan praktisi pendidikan dan pakar pendidikan, banyak persepsi tentang pemahaman kurikulum. Karena itu, terdapat berbagai macam

Page 3: Ringkasan Chandra

pengertian atas pemahaman sekitar kurikulum. Beberapa pemahaman tersebut adalah (a) kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan sekolah dari tahun ke tahun; (b) kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik; (c) kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah; (d) kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan; dan (e) kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

Empat landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum yaitu; (a) landasan fisolofis / yuridis, (b) psikologis, (c) sosiologis, (d) organisatoris. Mulyana (2006) menjelaskan bahwa terdapat beberaoa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, hal tersebut adalah (a) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik; (b) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan kabupaten atau kota, dan departemen agama yang bertanggung jawab dibidang pendidikan; (c) kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi diperguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

RINGKASAN BAB 5

PENDEKATAN PEMBELAJARAN