Renstra Bkkbn 2015-2019

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    1/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    2/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    3/104

    Rencana StrategisBADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

    TAHUN 2015 - 2019

    BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

     JUNI TAHUN 2015

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    4/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    5/104

    i

    KATA PENGANTAR 

    Dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang PerkembanganKependudukan dan Pembangunan Keluarga dijelaskan bahwa Badan

    Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas

    melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga

    Berencana. Berdasarkan pasal 56 ayat (2) BKKBN memiliki 6 (enam) fungsi

    diantaranya BKKBN memiliki fungsi dalam perumusan kebijakan nasional.

    Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019 merupakan kebijakan

    nasional yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala BKKBN Nomor : 212

    /PER/B1/2015 tentang Rencana Strategis BKKBN Tahun 2015-2019 sebagai

    dokumen perencanaan dan acuan penganggaran Program Kependudukan,

    Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) periode 2015-

    2019.

    Renstra BKKBN 2015-2019 ini berisi tentang sasaran, kebijakan strategi

    program serta kegiatan-kegiatan dalam penguatan pembangunan bidang

    Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang sesuai dengan tugas

    dan fungsi BKKBN sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan

    Presiden Nomor 3 tahun 2013 - perubahan ketujuh atas Keputusan

    Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

    Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata kerja Lembaga Pemerintah Non

    Kementerian dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Selain itu, penyusunan Renstra

    BKKBN 2015-2019 juga mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan

    dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 -

    2025 sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 serta sesuai dengan

    arah pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019 dimana BKKBN

    merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat

    untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita),

    terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu “MeningkatkanKualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan

    Kependudukan dan Keluarga Berencana”. 

    Mengingat dinamika perubahan lingkungan strategis yang demikian cepat,

    khususnya berkenaan dengan adanya ketentuan baru dalam pemprograman

    dan penganggaran berdasarkan Undang - undang Nomor 17 tahun 2003

    tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan penerapan penganggaran

    berbasis kinerja, anggaran terpadu, dan Kerangka Pengeluaran Jangka

    Menengah (KPJM), maka Renstra BKKBN 2015-2019 mengacu pada ketiga

    i

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    6/104

    ii

    pendekatan tersebut. Selanjutnya, terkait dengan perubahan kewenangan

    pemerintah sebagaimana tercantum dalam lampiran Undang - undang Nomor

    23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, BKKBN telah melakukan beberapa

    penyesuaian pada struktur program dan kegiatan di dalam Renstra BKKBN

    2015 - 2019.

    Penyusunan Renstra BKKBN 2015 - 2019 telah melalui beberapa langkah

    penyempurnaan dengan melakukan penajaman pada sasaran, outcome, output

    dan kegiatan berdasarkan perubahan lingkungan strategis Program

    Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

    Penyempurnaan Renstra BKKBN 2015-2019 tersebut melibatkan seluruh

    komponen internal di lingkungan BKKBN, Bappenas, Kementerian Keuangan

    dan para Mitra Kerja Utama BKKBN. Selanjutnya dalam implementasi

    Program KKBPK pada kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, diharapkanseluruh Unit Kerja di lingkungan BKKBN dapat mengacu pada dokumen

    Renstra BKKBN 2015-2019 ini, terutama sebagai dasar dalam penyusunan

    dokumen perencanaan program dan anggaran di Unit Kerjanya dan dokumen

    Rencana Kegiatan masing - masing Unit Kerja Eselon II baik di Pusat

    maupun di Provinsi.

     Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh jajaran BKKBN, kami berharap

    agar seluruh target sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Renstra

    BKKBN 2015-2019 ini dapat tercapai sehingga akan menggambarkansuksesnya implementasi program KKBPK secara utuh dan menyeluruh di

    semua tingkatan wilayah.

    KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN

    DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

    Surya Chandra Surapaty

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    7/104

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................ i

    DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

    PERATURAN KEPALA BKKBN NOMOR 212/PER/B1/2015 ................... v

    BAB I PENDAHULUAN ............................... ........................ 1

    1.1 Kondisi Umum ............................ ......................... 1

    1.2 Potensi dan permasalahan ............................... ... 3 

    BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

    BKKBN TAHUN 2015 - 2019 ....................................... 9

    2.1 Visi ................................ ................................ ..... 9

    2.2 Misi ................................ ................................ ..... 11

    2.3 Tujuan BKKBN ............................... ..................... 12

    2.4 Sasaran Strategis BKKBN .......................................... 13 

    BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA

    REGULASI DAN KELEMBAGAAN ................ ........... . 15

    3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ......... ...... ... ... 15

    3.2 Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN ............ ...... ... .. 16

    3.3 Kerangka Regulasi ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ... 20

    3.4 Kerangka Kelembagaan ............................................. 25 

    BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 29

    4.1 Target Kinerja .......... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ...... ..... .... 29

    4.2 Kerangka Pendanaan ................................ .......... 37

    BAB V PENUTUP ........................................................... ... 43

    LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Matriks Kinerja dan Pendanaan BKKBN

    Lampiran 2 : Matriks Kerangka Regulasi

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    8/104

    iv

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    9/104

    v

    PERATURAN

    KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN

    KELUARGA BERENCANA NASIONAL

    NOMOR : 212/PER/B1/2015

    TENTANG

    RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN DAN

    KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015 -2019

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

    NASIONAL,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka menghadapi tantangan

    Pembangunan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana yang semakin kompleks dan perubahan

    lingkungan strategis yang sangat dinamis, diperlukanProgram Kependudukan, Keluarga Berencana dan

    Pembangunan Keluarga yang terintegrasi dan

    bersinergi dengan semua sektor pembangunan;

    b. bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden

    Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-

    2019 dan upaya meningkatkan efektivitas dan

    efisiensi pengelolaan Program Kependudukan,

    Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga,

    perlu disusun kebijakan, strategi, rencana kerja dan

    indikator kinerja Program Kependudukan, Keluarga

    Berencana dan Pembangunan Keluarga, Tahun

    2015-2019.

    c. bahwa dalam Strategi Pembangunan Nasional

    2015-2019 Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional berada pada Dimensi

    Pembangunan Manusia, yang berperan serta

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    10/104

    vi

    pada upaya mensukseskan Dimensi

    Pembangunan Kesehatan dan Revolusi Mental.

    Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

    Nasional bertanggung jawab untukmeningkatkan peran keluarga dalam

    mewujudkan kesehatan dan revolusi mental; 

    d. bahwa Rencana Strategis Badan Kependudukan

    dan Keluarga Berencana Nasional  Tahun 2015-

    2019 untuk Program Kependudukan, Keluarga

    Berencana dan Pembangunan Keluarga disusun

    mengacu pada perencanaan program dan kegiatan

    strategis, serta perencanaan pendanaan yang

    memperhatikan sistem perencanaan anggaran yang

    berbasis kinerja (PBK), Kerangka Pengeluaran

    Jangka Menengah (KPJM) dan Anggran terpadu

    (Unified Budgeting ) dan menggunakan pendekatan

    Balanced Score Card  (BSC);

    e. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada

    huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu

    menetapkan Peraturan Kepala tentang Rencana

    Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional Tahun 2015 -2019;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    2. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang

    Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

    Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

    3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    11/104

    vii

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 87 tahun 2014 tentang

    Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

    Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi

    Keluarga (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor, 319, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5614);

    5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

    Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

    Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

    Kementerian, sebagaimana telah beberapa kali

    diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3

    Tahun 2013;

    6. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

    Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

    Pemerintah Non Kementerian, sebagaimana telah

    beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan

    Presiden Nomor 4 Tahun 2013;

    7. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan

    Keluarga Berencana Nasional Nomor

    72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

    Nasional, yang telah diubah dengan Peraturan

    Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional Nomor 273/PER/B4/2014;

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN

    KELUARGA BERENCANA NASIONAL TENTANG

    RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN

    DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN

    2015-2019.

    KESATU : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional Tahun 2015-2019 digunakan sebagai

    dasar sinkronisasi kebijakan dan integrasi antara kegiatan

    program Kependudukan, Keluarga Berencana dan

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    12/104

    viii

    Pembangunan Keluarga dengan program dan kegiatan

    stakeholder dan mitra kerja.

    KEDUA : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional Tahun 2015-2019 merupakan suaturencana dan acuan dalam:

    a. penyusunan Program Pengendalian Penduduk,

    Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

    ditingkat nasional

    b. penyusunan Rencana Strategis Daerah yang harus

    dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Penduduk

    Tumbuh Seimbang; dan

    c. penyusunan Rencana Belanja Pengendalian

    Penduduk, Keluarga Berencana dan Pembangunan

    Keluarga serta Rencana Kegiatan dan Anggaran

    (RKA). 

    KETIGA : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional Tahun 2015-2019 merupakan

    ketetapan yang meliputi uraian tentang Mandat, Tugas,

    Fungsi dan Kewenangan Badan Kependudukan dan

    Keluarga Berencana Nasional serta Peran, Kondisi,

    Tantangan, Kebijakan, Strategi, Program dan kegiatan

    yang dilengkapi dengan sasaran strategis yang harus di

    capai serta indikator output, indikator outcome, target

    capaian, pendanaan, dan indikator kinerja utama (IKU);

    KEEMPAT : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional Tahun 2015-2019 disusun untuk

    meningkatkan akuntabilitas, kualitas perencanaan dan

    pelaksanaan program pembangunan pada umumnya danProgram Kependudukan, Keluarga Berencana dan

    Pembangunan Keluarga pada khususnya;

    KELIMA : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana

    dimaksud dalam Diktum KESATU, tercantum dalam

    Lampiran Peraturan Kepala Badan Kependudukan

    Keluarga dan Berencana Nasional yang merupakan satu

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    13/104

    ix

    kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari

    Peraturan ini.

    KEENAM : Hal-hal lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan

    Rencana Strategis Badan Kependudukan dan KeluargaBerencana Nasional Tahun 2015-2019 yang belum diatur

    dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut dalam

    pedoman penyelenggaraan disesuaikan dengan peraturan

    perundangan yang berlaku.

    KETUJUH : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 11 Juni 2015

    KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN

    KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

    SURYA CHANDRA SURAPATY

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    14/104

    x

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    15/104

    xi

     

    LAMPIRAN

    PERATURAN KEPALA

    BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

    NOMOR : 212/PER/B1/2015

    TENTANG

    RENCANA STRATEGIS

    BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

    TAHUN 2015 -2019

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    16/104

    xii

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    17/104

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN 

    1.1 Kondisi Umum

    Sesuai amanat Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang

    Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk

    harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di

    Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana

    di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara

    perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung

    lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus

    mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga

    menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan

    dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu: 1) 

    penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek

    pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir

    partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki

    peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya

    pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkankapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut

    “pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas”.

    Sesuai dengan arah pembangunan Pemerintahan periode 2015-

    2019, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

    (BKKBN) merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang

    diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan

    (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu

    “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui

    “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana”. 

    Kemudian di dalam Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019

    (Dimensi Pembangunan), BKKBN berada pada Dimensi

    Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta pada

    upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta

    Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab

    untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi

    mental.

    Selanjutnya, terkait dengan integrasi penduduk dengan pembangunan

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    18/104

    2

    diperlukan penguatan kebijakan dalam pembangunan berwawasan

    kependudukan. Secara garis besar, pembangunan berwawasan

    kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi

    dan kondisi penduduk yang ada, dimana penduduk harus dijadikan titik

    sentral dalam proses pembangunan, penduduk harus dijadikan subyek

    dan obyek dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan

    oleh penduduk dan untuk penduduk. Pembangunan berwawasan

    kependudukan merupakan pembangunan dari sisi peningkatan kualitas

    sumber daya manusia.

    Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang berwawasan

    kependudukan, maka BKKBN  turut memperkuat pelaksanaan

    pembangunan kependudukan dengan upaya pengendalian kuantitas dan

    peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan persebaran penduduk.Pembangunan kependudukan juga merupakan upaya untuk mewujudkan

    keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan

    penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan

    pembangunan berkelanjutan.

    Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program

    Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam

    rangka mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta

    diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan

    kuantitas penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah, struktur,

    komposisi dan persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan

    daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

    Perjalanan pergeseran distribusi umur penduduk dan penurunan rasio

    ketergantungan penduduk muda (youth dependency ratio) di Indonesia

    membentuk keadaan ideal yang menghasilkan potensi terjadinya bonus

    demografi, di mana jumlah penduduk usia kerja hampir dua kali

    dibandingkan dengan jumlah penduduk di bawah 15 tahun. Rasio

    ketergantungan penduduk Indonesia telah menurun dari 54/100 padatahun 2000 menjadi 51/100 pada tahun 2011 dan turun menjadi 50/100

    tahun 2012. Kondisi ini akan menurun terus mencapai angka terendah

    pada tahun 2020 sampai 2030, di mana angkanya berkisar 44 per 100,

    dengan catatan pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan

    Keluarga Berencana dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Bonus

    demografi, jika dimanfaatkan akan menghasilkan jendela peluang atau

    window of opportunity   untuk memicu pertumbuhan ekonomi termasuk

    peningkatan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa.

    Pada saat bersamaan akan menghasilkan kualitas penduduk usia

    produktif yang tinggi sehingga menjadi modal pembangunan bangsa

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    19/104

    3

    dengan karakter keuletan dan ketangguhan sebagai unsur utama dalam

    mewujudkan ketahanan nasional guna mengantisipasi berbagai

    ancaman baik dari luar maupun dari dalam.

    Berdasarkan uraian di atas diperlukan kebijakan, strategi, dan upaya

    yang optimal dalam pemanfaatan peluang bonus demografi tersebut

    melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan

    Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian

    target/sasararan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

    (RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk

    (LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian

    kontrasepsi (CPR), menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi

    (unmet need), menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19

    tahun (ASFR 15 –

      19 tahun), serta menurunnya kehamilan yang tidakdiinginkan dari WUS (15-49 tahun).

    1.2 Potensi dan permasalahan

    Berdasarkan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

    Pemerintah Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

    merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan

    Pelayanan Dasar yang kewenangannya secara konkuren menjadikewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam Undang -

    undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi

    kewenangan bersama, yaitu; 1)  Pengendalian Penduduk, 2)  Keluarga

    Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, serta 4) Standarisasi Pelayanan

    KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB). Adanya perubahan

    lingkungan strategis seperti perubahan pemerintahan dengan segala

    perubahan perilaku manajemen kepemerintahan negara, perubahan

    peraturan perundangan yang menjadi dasar penggerakan operasional

    program KKBPK sehingga mengubah beberapa kewenangan yang telah

    diserahkan ke daerah yang diatur melalui Peraturan Pemerintah nomor

    38 tahun 2007 dan dijadikan lampiran Undang - undang nomor 23 tahun

    2014.

    Perubahan lingkungan strategis antara lain, tingginya tingkat

    keterbukaan dan aspirasi masyarakat yang mendorong kesadaran akan

    pentingnya perubahan kelembagaan yang melaksanakan Pengendalian

    Penduduk dan Keluarga Berencana di Pusat, Provinsi dan

    Kabupaten/Kota. Sesuai amanat Undang - undang Nomor 52 Tahun

    2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    20/104

    4

    Keluarga dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun

    2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

    Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

    kemudian diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

    4 Tahun 2013 tentang perubahan kedelapan atas Keputusan Presiden

    Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan

    Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Sedangkan

    untuk kelembagaan di Kabupaten/Kota tetap merujuk pada ketentuan

    dalam Undang - undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah.

    Prinsip otonomi daerah dalam penyelenggaraan urusan pengendalian

    penduduk dan Keluarga Berencana merupakan langkah konkrit untuk

    mengatasi rentang kendali manajemen pelayanan program KB antarapemerintah dengan pemerintah daerah khususnya di Kabupaten/Kota.

    Hal ini tentunya dapat berjalan dengan baik apabila di dukung dengan

    peningkatan kualitas pelayanan pengendalian penduduk dan KB kepada

    masyarakat, yang diindikasikan dengan adanya keberpihakan

    ketersediaan infrastruktur instrumen regulasi yang mendukung

    penyelenggaraan program, penempatan Tenaga Penyuluh dan

    Pelayanan KB, rancang bangun program yang tertuang dalam Arah

    Kebijakan Umum Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Daerah (Renstrada) yang

    tergambar dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat

    Daerah - Keluarga Berencana (RKA SKPD-KB). Jika seluruh regulasi

    tersebut dapat disinkronkan secara harmonis, maka dapat dipastikan

    bahwa penyelenggaraan program semakin baik.

    Terkait dengan hal - hal tersebut diatas, maka perlu segera dilakukan

    penyempurnaan kelembagaan BKKBN di Pusat untuk menjabarkan

    tugas dan fungsi yang diamanatkan oleh Undang - undang nomor 23

    tahun 2014. Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015 - 2019 yang

    mengacu pada RPJMN 2015 - 2019 dan dijabarkan ke dalam strukturprogram dan anggaran melalui penetapan dan pelaksanaan program

    prioritas, perubahan manajemen secara berjenjang dengan penuh

    amanah, konsekuen dan berintegritas demi Negara Kesatuan Republik

    Indonesia sebagaimana amanat perubahan reformasi birokrasi yang

    menyangkut 8 (delapan) area utama yakni (1) organisasi, (2)

    tatalaksana, (3) peraturan perundang - undangan, (4) sumber daya

    manusia, (5) pengawasan, (6) akuntabilitas, (7) pelayanan publik, serta

    (8) monitoring, evaluasi dan pelaporan.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    21/104

    5

    Beberapa isu strategis dan permasalahan pengendalian kuantitas

    penduduk, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 2015 - 2019 Buku II

    (Bab II  – Bidang Sosial budaya) yang harus mendapat perhatian khusus

    adalah:

    a. Penguatan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

    tentang Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

    Pembangunan Keluarga (KKBPK) pelaksanaannya masih

    dihadapkan dengan beberapa permasalahan antara lain: (1) masih

    lemahnya komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program

    KKBPK, yaitu terkait kelembagaan, kebijakan, perencanaan program

    dan penganggaran; (2) masih tingginya jumlah anak yang diinginkan

    dari setiap keluarga, yaitu sekitar 2,7 sampai dengan 2,8 anak atau di

    atas angka kelahiran total sebesar 2,6 (SDKI 2012), angka ini tidakmengalami penurunan dari tahun 2002 (TFR 2,6; SDKI 2002-2003);

    (3) pelaksanaan advokasi dan KIE belum efektif, ditandai dengan

    pengetahuan tentang KB dan alat kontrasepsi sangat tinggi (98% dari

    Pasangan Usia Subur/PUS), namun tidak diikuti dengan perilaku

    untuk menjadi peserta KB 57,9% (SDKI 2012). Disamping itu, masih

    rendahnya pengetahuan masyarakat tentang isu kependudukan,

    hanya sebesar 34,2 persen (Data BKKBN 2013); (4) masih terjadinya

    kesenjangan dalam memperoleh informasi tentang program KKBPK

    baik antar provinsi, antara wilayah perdesaan - perkotaan maupun

    antar tingkat pendidikan dan pengeluaran keluarga; (5) pelaksanaan

    advokasi dan KIE mengenai KB yang belum responsif gender,

    tergambar dengan masih dominannya peran suami dalam

    pengambilan keputusan untuk ber-KB; (6) muatan dan pesan dalam

    advokasi dan KIE belum dipahami secara optimal; serta (7) peran

    bidan dan tenaga lapangan KB dalam konseling KB belum optimal.

    Berdasarkan data SDKI 2012, hanya sebesar 5,2 persen wanita

    kawin yang dikunjungi petugas lapangan KB dan berdiskusi tentang

    KB, sedangkan 88,2 persen wanita kawin tidak berdiskusi tentang KB

    dengan petugas KB atau provider.

    b. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata untuk

    dapat mengatasi permasalahan pelayanan KB, antara lain: (1) Angka

    pemakaian kontrasepsi cara modern tidak meningkat secara

    signifikan, yaitu dari sebesar 56,7 persen pada tahun 2002 menjadi

    sebesar 57,4 persen pada tahun 2007, dan pada tahun 2012

    meningkat menjadi sebesar 57,9 persen; (2) Kebutuhan ber-KB yang

    tidak terpenuhi (unmet need) masih tinggi, yaitu sebesar 8,5 persen

    atau 11,4 persen apabila dengan menggunakan metode formulasi

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    22/104

    6

    baru; (3) Masih terdapat kesenjangan dalam kesertaan ber-KB

    (contraceptive prevalence rate/CPR) dan kebutuhan ber-KB yang

    belum terpenuhi (unmet need), baik antar provinsi, antar wilayah,

    maupun antar tingkat pendidikan, dan antar tingkat pengeluaran

    keluarga; (4) Tingkat putus pakai penggunaan kontrasepsi (drop out)

    masih tinggi, yaitu 27,1 persen; (5) Penggunaan alat dan obat Metode

    Kontrasepsi Jangka Pendek (non MKJP) terus meningkat dari 46,5

    persen menjadi 47,3 persen (SDKI 2007 dan 2012), sementara

    Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) cenderung menurun,

    dari 10,9 persen menjadi 10,6 persen (atau 18,3 persen dengan

    pembagi CPR modern); (6) rendahnya kesertaan KB Pria, yaitu

    sebesar 2,0 persen (SDKI 2007 dan 2012); (7) kualitas pelayanan KB

    (supply side) belum sesuai standar, yaitu berkaitan dengan

    ketersediaan dan persebaran fasilitas kesehatan/klinik pelayanan KB,ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan yang kompeten

    dalam pelayanan KB, kemampuan bidan dan dokter dalam

    memberikan penjelasan tentang pilihan metode KB secara

    komprehensif termasuk mengenai efek samping alokon dan

    penanganannya, serta komplikasi dan kegagalan. Selanjutnya yang

    berkenaan dengan ketersediaan dan distribusi alokon di fasilitas

    kesehatan (faskes)/klinik pelayanan KB (supply chains); (8) Jaminan

    pelayanan KB belum seluruhnya terpetakan pada fasilitas pelayanan

    KB, terutama dalam rangka pelaksanaan Sistem Jaminan SosialNasional (SJSN) Kesehatan.

    c. Peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai

    kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga sangat

    penting dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan

    menurunkan resiko kematian Ibu melahirkan. Permasalahan

    kesehatan reproduksi remaja, antara lain: (1) Angka kelahiran pada

    perempuan remaja usia 15-19 tahun masih tinggi, yaitu 48 per 1.000

    perempuan usia 15-19 tahun (SDKI 2012), dan remaja perempuan

    15-19 tahun yang telah menjadi ibu dan atau sedang hamil anakpertama meningkat dari sebesar 8,5 persen menjadi sebesar 9,5

    persen (SDKI 2007 dan SDKI 2012) ; (2) Masih banyaknya

    perkawinan usia muda, ditandai dengan median usia kawin pertama

    perempuan yang rendah yaitu 20,1 tahun (usia ideal pernikahan

    menurut kesehatan reproduksi adalah 21 tahun bagi perempuan dan

    25 tahun bagi pria); (3) terdapat kesenjangan dalam pembinaan

    pemahaman remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

    yang tergambar pada tingkat kelahiran remaja (angka kelahiran

    remaja kelompok usia 15-19 tahun); (4) Tingginya perilaku seks pra

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    23/104

    7

    nikah di sebagian kalangan remaja, berakibat pada kehamilan yang

    tidak diinginkan masih tinggi; (5) Pengetahuan remaja mengenai

    kesehatan reproduksi dan perilaku beresiko masih rendah; serta (6)

    Cakupan dan peran Pusat Informasi dan Konseling

    Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) belum optimal.

    d. Pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan

    kesejahteraan keluarga yang ditandai dengan peningkatan

    pemahaman dan kesadaran fungsi keluarga. Dalam rangka

    pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui

    pembinaan kelestarian kesertaan ber-KB masih dihadapkan pada

    beberapa permasalahan, antara lain: (1) Masih tingginya jumlah

    keluarga miskin, yaitu sebesar 43,4 persen dari sebanyak 64,7 juta

    keluarga Indonesia (Keluarga Pra Sejahtera/KPS sebesar 20,3persen dan Keluarga Sejahtera I/KS-1 sebesar 23,1 persen

    (Pendataan Keluarga, BKKBN 2012); (2) Pengetahuan orang tua

    mengenai cara pengasuhan anak yang baik dan tumbuh kembang

    anak masih rendah; (3) Partisipasi, pemahaman dan kesadaran

    keluarga/orang tua yang memiliki remaja dalam kelompok kegiatan

    pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga masih rendah; (4)

    Kualitas hidup Lanjut usia (lansia) dan kemampuan keluarga dalam

    merawat lansia masih belum optimal; (5) Terbatasnya akses keluarga

    dan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan konseling

    ketahanan dan kesejahteraan keluarga; (6) Pelaksanaan program

    ketahanan dan kesejahteraan keluarga akan peran dan fungsi

    kelompok kegiatan belum optimal dalam mendukung pembinaan

    kelestarian kesertaan ber-KB. Disamping itu, Kelompok

    Kegiatan/Poktan, yang terdiri dari: Bina Keluarga Balita (BKB), Bina

    Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) belum optimal

    dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat akan pentingnya

    ber-KB/pelestarian Peserta KB Aktif (PA); dan (7) Terbatasnya materi

    program KKBPK dalam kelompok kegiatan serta terbatasnya jumlahdan kualitas kader/tenaga kelompok kegiatan.

    e. Penguatan landasan hukum dalam rangka optimalisasi pelaksanaan

    pembangunan bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana

    (KKB). Penguatan landasan hukum dan penyerasian kebijakan

    pembangunan bidang KKB memiliki beberapa permasalahan, antara

    lain: (1) Landasan hukum dan penyerasian kebijakan pembangunan

    bidang KKB belum memadai, yaitu masih terdapat beberapa

    peraturan pemerintah dari UU nomor 52 tahun 2009 yang belum

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    24/104

    8

    disusun dan ditetapkan, dan masih banyak kebijakan pembangunan

    sektor lain yang tidak sinergi dengan pembangunan bidang KKB; (2)

    Komitmen dan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap

    kebijakan pembangunan bidang KKB masih rendah, yaitu kurangnya

    pemahaman pemerintah pusat dan daerah tentang program KKBPK,

    dan belum semua kebijakan perencanaan program dan

    penganggaran yang terkait dengan bidang KKB dimasukan dalam

    perencanaan daerah, serta peraturan perundangan yang belum

    sinergis dalam penguatan kelembagaan pembangunan bidang KKB;

    dan (3) Koordinasi pembangunan bidang KKB dengan program

    pembangunan lainnya masih lemah (antara lain; koordinasi dengan

    program bantuan pemerintah seperti Program Keluarga

    Harapan/PKH, Jamkesmas/Jamkesda, Jampersal, PNPM, dan SJSN

    Kesehatan), serta penanganan kebijakan pembangunan bidang KKBselama ini masih bersifat parsial.

    f. Penguatan Data dan Informasi Kependudukan, KB dan KS. Terdapat

    beberapa sumber data pembangunan kependudukan, KB dan KS,

    diantaranya administrasi kependudukan yang mencatat registrasi

    pendudukan dan registrasi vital; sensus penduduk dan beberapa

    survei terkait bidang kependudukan dan KB; serta data sektoral

    pembangunan kependudukan dan KB termasuk data - data kajian

    dan evaluasi pembangunan Kependudukan dan KB. Data Sektoral

    memegang peranan penting dalam penyusunan rencana,

    pelaksanaan dan evaluasi pembangunan bidang KKB. Namun, data

    sektoral yang diperoleh melalui statistik rutin pendataan

    kependudukan, KB, dan keluarga belum dapat digunakan secara

    optimal dalam pengawasan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi

    program KKBPK, dikarenakan sistem pengolahan data masih kurang

    berkualitas.

    Beberapa permasalahan diatas memberikan informasi yang cukup

    mendalam tentang pencapaian Program KKBPK secara nasional selamalima tahun terakhir (Renstra BKKBN 2010-2014), dan harus dijadikan

    fokus dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi dalam Renstra

    BKKBN 2015-2019.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    25/104

    9

    BAB II

    VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

    BKKBN 2015-2019 

    Secara garis besar Pembangunan Kependudukan meliputi 5 (lima) aspek

    penting, yaitu: Pertama berkaitan dengan kuantitas penduduk, antara lain:

     jumlah, struktur dan komposisi penduduk, laju pertumbuhan penduduk, serta

    persebaran penduduk. Kedua, berkenaan dengan kualitas penduduk yang

    berkaitan dengan status kesehatan dan angka kematian, tingkat pendidikan,

    dan angka kemiskinan. Ketiga adalah mobilitas penduduk, seperti tingkatmigrasi yang mempengaruhi persebaran penduduk antar wilayah, baik antar

    pulau maupun antara perkotaan dan perdesaan. Keempat adalah data dan

    informasi penduduk dan kelima adalah penyerasian kebijakan kependudukan.

    Pembangunan Kependudukan dan KB di Indonesia harus benar - benar dapat

    memanfaatkan jendela peluang demografi untuk memicu pertumbuhan ekonomi

    dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka memperkuat

    implementasi Program KKBPK, terutama yang meliputi ke-5 (lima) aspek

    diatas, maka diperlukan penguatan program dan kegiatan melalui penajaman

    pada tujuan dan sasaran srategis BKKBN yang harus bermuara pada visi dan

    misi pembangunan 2015 - 2019 pada Agenda Prioritas Pembangunan No. 5

    (lima) yaitu untuk “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”. 

    2.1 Visi Pembangunan 2015-2019

    Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019,

    seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut serta

    mensukseskan Visi dan Misi Pembangunan 2015-2019, dimana Visi

    Pemerintah untuk 5 (lima) tahun kedepan adalah untuk mewujudkan

    “Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribad ian berlandaskan

    Gotong Royong” dengan misi: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang

    mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi

    dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan

    kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan, 2)  Mewujudkan

    masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan

    Negara Hukum, 3)  Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan

    memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4)  Mewujudkan kualitas

    hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan

    Indonesia yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara

    maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional,

    dan 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    26/104

    10

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    27/104

    11

    2.2 Misi Pembangunan 2015-2019

    Dalam mendukung upaya perwujudan visi pembangunan 2015-2019

    diatas, BKKBN memiliki misi: 1)  Mengarusutamakan Pembangunan

    Berwawasan Kependudukan,

    2)

     Menyelenggarakan Keluarga Berencanadan Kesehatan Reproduksi, 3) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga, 4) 

    Membangun dan menerapkan Budaya Kerja Organisasi secara

    konsisten, serta 5)  Mengembangkan jejaring Kemitraan dalam

    pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan

    Keluarga.

    Berdasarkan ketentuan pasal 56 ayat (2) Undang - Undang Nomor 52

    Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

    Keluarga, dan ketentuan Lampiran huruf (n) Undang - undang Nomor 23

    Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, BKKBN mempunyai tugas

    melaksanakan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan KB.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

    tersebut, BKKBN menyelenggarakan fungsi:

    a. Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi

    kebijakan di bidang KKB;

    b. Penetapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria di bidang KKB;

    c. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian

    penduduk dan KB;

    d. penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang KKB;

    e. Penetapan perkiraan pengendalian penduduk secara nasional;

    f. Penyusunan desain Program KKBPK;

    g. Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB

    (PKB/PLKB).

    h. Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk

    kebutuhan PUS nasional.

    i. Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga.

     j. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi

    kemasyarakatan tingkat nasional dalam pengendalian pelayanan dan

    pembinaan kesertaan ber-KB dan Kesehatan Reproduksi (KR).

    k. Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui

    pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

    l. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi

    kemasyarakatan tingkat nasional dalam pembangunan keluarga

    melalui ketahanan dan kesejahteraan keluarga

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    28/104

    12

    m. Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/

    petugas lapangan KB (PKB/PLKB).

    n. penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian

    penduduk dan keluarga berencana; dano. pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang KKB.

    Selain fungsi tersebut BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:

    a. penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di

    bidang KKB;

    b. pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di

    lingkungan BKKBN;

    c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

     jawab BKKBN;

    d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN, dan

    e. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang KKB.

    2.3 Tujuan BKKBN

    Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, berkualitas dan

    berdaya saing serta dalam upaya penguatan pelaksanaan 4 (empat) Sub

    Urusan amanat Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014, BKKBN akan

    berupaya dalam tujuan paling utama untuk: a) Menguatkan aksespelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas, terutama dalam

    Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan. Penguatan dan

    pemaduan kebijakan pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas

    dengan menetapkan standar kualitas fasilitas kesehatan KB (pelayanan

    KB, mekanisme pembiayaan, pengembangan SDM, menjamin

    ketersediaan sarana prasarana pelayanan kontrasepsi dan persebaran

    klinik pelayanan KB di setiap wilayah, serta manajemen ketersediaan

    dan distribusi logistik alokon); pengembangan operasional pelayanan

    KB dan Kesehatan Reproduksi yang terintegrasi dengan SJSN

    Kesehatan; peningkatan kualitas alat dan obat kontrasepsi produksi

    dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian ber-KB; serta penyediaan

    dan distribusi sarana dan prasarana serta alat dan obat kontrasepsi yang

    memadai di setiap fasilitas kesehatan yang melayani KB (RS, Klinik

    utama, Puskesmas, Praktek Dokter, Klinik Pratama, RS Daerah

    Pratama, praktek bidan/perawat yang tidak memiliki dokter di

    kecamatan), jejaring pelayanan KB (Bidan Praktek Swasta, Dokter

    Praktek Swasta, Puskesmas Pembantu, Poli Klinik Desa, Pos Kesehatan

    Desa) dan pendayagunaan fasilitas kesehatan untuk KB dan KR, yaitu

    persebaran fasilitas kesehatan KB yang berkualitas dan merata, baik

    pelayanan KB statis di wilayah yang terjangkau, maupun pelayanan KB

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    29/104

    13

    mobile  (bergerak) di wilayah khusus/sulit, untuk mengurangi

    kesenjangan pelayanan KB; b) Peningkatan pembinaan peserta KB,

    baik menggunakan MKJP maupun Non - MKJP dengan

    memperhatikan efektivitas dan kelayakan medis hak reproduksi

    (rasional, efektif dan efisien), dan peningkatan penanganan KB pasca

    persalinan, pasca keguguran, serta penanganan komplikasi dan efek

    samping penggunaan kontrasepsi; c) Meningkatkan pemahaman

    remaja mengenai Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

    dalam penyiapan kehidupan dalam berkeluarga, melalui; pengembangan

    kebijakan dan strategi yang komprehensif dan terpadu, antar sektor dan

    antara pusat - daerah, tentang KIE dan konseling kesehatan reproduksi

    remaja dengan melibatkan orang tua, teman sebaya, tokoh agama

    (toga)/tokoh masyarakat (toma)/ tokoh adat (toda), sekolah dengan

    memperhatikan perubahan paradigma masyarakat akan pemahaman

    nilai - nilai pernikahan, dan penanganan kehamilan yang tidak diinginkan

    pada remaja untuk mengurangi aborsi; peningkatan pengetahuan

    Kesehatan Reproduksi (Kespro) remaja dalam pendidikan, yaitu

    peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas kegiatan

    kelompok remaja tentang pengetahuan Kespro bagi remaja dan

    mahasiswa (pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi

    remaja/PIK - KRR) dengan mendorong remaja untuk mempunyai

    kegiatan positif dalam meningkatkan status kesehatan, pendidikan, jiwa

    kepemimpinan, serta dalam penyiapan kehidupan berkeluarga; dan d) 

    Penguatan tata kelola, penelitian, dan pengembangan bidangKeluarga Berencana untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan

    efektivitas pembangunan Kependudukan dan KB.

    2.4 Sasaran Strategis BKKBN

    Berdasarkan hal - hal tersebut diatas, maka telah disusun sasaran

    strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN

    2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama, sebagai berikut:

    1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

    2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun)

    3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)

    4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)

    5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR

    15  – 19 tahun)

    6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 - 49

    tahun)

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    30/104

    14

    Ke-6 (enam) sasaran strategis BKKBN 2015-2019 secara langsung

    terkait dengan tujuan utama BKKBN; sasaran strategis nomor 2, dan 3

    terkait secara langsung dengan tujuan utama “a” Menguatkan akses

    pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas dan berbagai rincian

    didalamnya. Sasaran strategis nomor 4 dan 6 terkait secara langsung

    dengan tujuan utama “b” Peningkatan pembinaan peserta KB, baik

    menggunakan MKJP maupun Non - MKJP. Sasaran strategis nomor 5

    terkait dengan tujuan utama “c” Meningkatkan pemahaman remaja

    mengenai Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi dengan

    berbagai rincian didalamnya, sedangkan sasaran strategis nomor 1

    secara umum berkaitan dengan tujuan utama “d”. 

    Ke-6 (enam) sasaran strategis tersebut akan dijabarkan di dalam

    Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang dijabarkan ke dalam Indikator

    Kinerja Program dan Indikator Kinerja Kegiatan yang secara rincidijelaskan pada Bab IV.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    31/104

    15

    BAB III

    ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA

    REGULASI DAN KELEMBAGAAN

    3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

     Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Pembangunan

    Kependudukan dan Keluarga Berencana yang tertera pada RPJMN

    2015-2019 Buku I dan yang akan menjadi fokus dalam pelaksanaan

    Program Kependudukan dan Keluarga Berencana selama lima tahun

    ke depan adalah:

    1. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan

    reproduksi yang merata dan berkualitas

    2. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat

    dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan

    KB dan jejaring pelayanan, serta pendayagunaan fasilitas

    kesehatan untuk pelayanan KB

    3. Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan MKJP untuk

    mengurangi resiko drop-out maupun penggunaan non MKJPdengan memberikan informasi secara berkesinambungan untuk

    keberlangsungan kesertaan ber-KB serta pemberian pelayanan KB

    lanjutan dengan mempertimbangkan prinsip Rasional, Efektif dan

    Efisien (REE)

    4. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB

    dan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta penguatan lembaga di

    tingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan dan

    penyuluhan KB

    5. Advokasi program kependudukan, keluarga berencana, danpembangunan keluarga kepada para pembuat kebijakan, serta

    promosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam penggunaan

    alat dan obat kontrasepsi KB

    6. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi

    bagi remaja melalui pendidikan, sosialisasi mengenai pentingnya

    Wajib Belajar 12 tahun dalam rangka pendewasaan usia

    perkawinan, dan peningkatan intensitas layanan KB bagi pasangan

    usia muda guna mencegah kelahiran di usia remaja

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    32/104

    16

    7. Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui

    kelompok kegiatan bina keluarga dalam rangka melestarikan

    kesertaan ber-KB dan memberikan pengaruh kepada keluarga

    calon akseptor untuk ber-KB

    8. Penguatan tata kelola pembangunan kependudukan dan KB

    melalui penguatan landasan hukum, kelembagaan, serta data dan

    informasi kependudukan dan KB

    9. Penguatan Bidang KKB melalui penyediaan informasi dari hasil

    penelitian/kajian Kependudukan, Keluarga Berencana dan

    Ketahanan Keluarga serta peningkatan kerjasama penelitian

    dengan universitas terkait pengembangan Program KKBPK

    3.2 Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN

     Arah kebijakan dan strategi BKKBN dalam menyelenggarakan

    pembangunan subbidang kependudukan dan keluarga berencana

    dalam lima tahun ke depan adalah:

    1. Meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan

    berkualitas di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional,

    yang dilakukan melalui strategi: 

    a. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB yang

    merata dan berkualitas, baik antar - sektor maupun antara

    pusat dan daerah, terutama dalam sistem jaminan kesehatan

    nasional dengan menata fasilitas pelayanan KB (ketersediaan

    dan persebaran klinik pelayanan KB di setiap wilayah, serta

    manajemen penjaminan ketersediaan dan distribusi logistik

    alokon);

    b. Penyediaan sarana dan prasarana serta alat kontrasepsi yang

    memadai di setiap faskes KB;

    c. Peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah

    perkotaan, dan pelayanan KB secara mobile di wilayah sulit;

    d. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan

    KB (PLKB) dan tenaga medis pelayanan KB (dokter bidan),

    serta penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk

    mendukung penggerakan dan penyuluhan KB.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    33/104

    17

    e. Penguatan konsep kemandirian ber-KB melalui peningkatan

    kualitas alat dan obat kontrasepsi produksi dalam negeri untuk

    meningkatkan kemandirian, pengembangan Advokasi dan KIE

    KB Mandiri serta pengembangan dalam kemandirian mengikuti

    SJSN Kesehatan.

    2. Meningkatkan pemahaman remaja mengenai kesehatan

    reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga, yang

    dilakukan melalui strategi: 

    a. Peningkatan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan

    terpadu, antar sektor dan antara pusat - daerah, tentang KIE

    dan konseling kesehatan reproduksi remaja dengan melibatkan

    orang tua, teman sebaya, toga/toma, sekolah dengan

    memperhatikan perubahan paradigma masyarakat akanpemahaman nilai - nilai pernikahan dan penanganan kehamilan

    yang tidak diinginkan pada remaja untuk mengurangi aborsi;

    b. Peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas

    kegiatan kelompok remaja (PIK KRR) dengan mendorong

    remaja untuk mempunyai kegiatan yang positif dengan

    meningkatkan status kesehatan, memperoleh pendidikan, dan

    meningkatkan jiwa kepemimpinan;

    c. Pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatankelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) sebagai wahana untuk

    meningkatkan kepedulian keluarga dan pengasuhan kepada

    anak - anak remaja mereka; dan

    d. Peningkatan jumlah dan kompetensi/kapasitas SDM

    kader/penyuluh dalam memberikan KIE dan konseling kepada

    remaja dan orangtua, serta penguatan lembaga dengan

    mengembangkan intervensi bersifat lintas sektor (forum

    koordinasi antara pemerintah dan LSM).

    3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan

    reproduksi di seluruh wilayah, yang dilakukan melalui strategi:

    a. Penguatan kebijakan dan pengembangan strategi advokasi -

    KIE tentang KB dan kespro yang sinergi antar sektor dan

    antara pusat dan daerah yang lebih efektif dan efisien dalam

    rangka mendukung SJSN Kesehatan (materi dan tools melalui

    pemahaman dan perubahan sikap dan perilaku dalam ber-KB

    yang disesuaikan dengan isu KKB di masing - masing wilayah);

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    34/104

    18

    b. Peningkatan sosialisasi dan penyuluhan tentang KB dan

    Kespro oleh aparatur dengan melibatkan masyarakat dan

    keluarga, serta penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan

    bidan dengan memperhatikan sasaran target masyarakat

    sesuai dengan karakteristik sosial, budaya, dan ekonomi;

    c. Peningkatan komitmen lintas sektor dan pimpinan daerah

    tentang pemahaman pentingnya KB dan kesehatan reproduksi;

    d. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya KB

    dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

    4. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan

    anak dan perawatan lanjut usia, yang dilakukan melalui strategi: 

    a. Mengharmonisasikan dan mengusulkan amandemen peraturan

    perundangan agar lebih mendukung pelaksanaan program KB

    (Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan Peraturan

    Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 agar selaras dengan

    Undang - undang Nomor 52 Tahun 2009; Peraturan

    Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Perimbangan

    Keuangan);

    b. Penguatan dan pelibatan sektor terkait dalam rangka

    penyusunan rancangan peraturan pemerintah dari Undang -undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan

    Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;

    c. Peningkatan kapasitas SDM SKPD KB dalam hal perencanaan,

    pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi (monev) KB, serta

    peningkatan kapasitas SDM pelaksana KB (tenaga lapangan,

    kader, tenaga medis) secara berkala dan menyeluruh dalam hal

    advokasi, KIE, serta konseling KB dan kespro;

    d. Melakukan sosialisasi dan pembentukan lembaga KB di daerah

    serta pengembangan kemitraan operasional KB didukung

    dengan panduan teknis yang jelas.

    5. Menyerasikan landasan hukum dan kebijakan kependudukan

    dan keluarga berencana, yang dilakukan melalui strategi:

    a. penyerasian dan peninjauan kembali landasan

    hukum/peraturan perundang -undangan kependudukan dan

    keluarga berencana;

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    35/104

    19

    b. koordinasi terpadu lintas - kementerian/lembaga terkait

    perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan

    evaluasi pembangunan KKB;

    c. perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antaraaspek kuantitas, kualitas dan mobilitas;

    d. advokasi, sosialisasi dan fasilitasi penyusunan kebijakan

    Program KKBPK kepada seluruh pemangku kebijakan dan

    masyarakat.

    6. Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas

    kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana di pusat

    dan daerah, yang dilakukan melalui strategi:

    a. Peningkatan koordinasi seluruh instansi terkait pembangunankependudukan yang holistik;

    b. Advokasi dan fasilitasi kepada pemerintah daerah tentang

    pembangunan kependudukan dan keluarga berencana;

    c. Literasi dinamika penduduk bagi pengambil kebijakan dan para

    perencana pembangunan;

    d. Evaluasi tentang efektivitas kelembagaan kependudukan dan

    keluarga berencana setelah pelaksanaan desentralisasi dan

    otonomi daerah, serta setelah ditetapkannya Undang - undang

    Nomor 52 Tahun 2009;

    e. Penguatan kebijakan dan pengembangan strategi dan materi

    yang relevan tentang pemahaman orangtua mengenai

    pentingnya keluarga dan pengasuhan tumbuh kembang anak,

    melalui: pendidikan, penyuluhan, pelayanan tentang perawatan,

    pengasuhan dan perkembangan anak dengan melibatkan

    tenaga lapangan, kader, dan masyarakat;

    f. Penyuluhan tentang pemahaman keluarga/orangtua mengenai

    pentingnya keluarga dalam peran dan fungsi tribina (BKB, BKR,BKL), serta penguatan 8 (delapan) fungsi keluarga (agama,

    sosial, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan,

    ekonomi dan lingkungan); dan

    g. Peningkatan kapasitas tenaga lapangan dan kader serta

    kelembagaan pembinaan keluarga dalam hal penyuluhan

    tentang pemahaman fungsi keluarga dan peningkatan

    kerjasama lintas sektor dalam upaya meningkatkan fungsi dan

    peran keluarga.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    36/104

    20

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    37/104

    21

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    38/104

    22

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    39/104

    23

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    40/104

    24

    3. Harmonisasi dan sinkronisasi dengan Kementerian Dalam Negeri

    dan Kementerian terkait dalam penerapan Undang - undang Nomor

    23 tahun 2014, seperangkat peraturan perundangan yang berkaitan

    dengan kelembagaan pengendalian penduduk dan KB di daerah

    Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta petunjuk teknis tentang

    nomenklatur, struktur dan tugas fungsi lembaga di daerah yang

    menangani Program KKBPK.

    4. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan

    Norma Standard Prosedur dan Kriteria (NSPK) program dan

    kegiatan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana di

    daerah provinsi dan Kabupaten/Kota.

    5. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam perincian

    program dan kegiatan serta penganggaran di Kabupaten/Kota

    sebagai rujukan daerah dalam menerapkan struktur program dan

    kegiatan, indikator per kegiatan kependudukan dan KB sekaligus

    kode akun anggaran.

    6. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan

    Sistem Informasi Kependudukan dan Keluarga secara Nasional dan

    di Daerah.

    7. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan

    standarisasi pelayanan KB kepada tenaga Pelayanan KB.

    8. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan

    pengelolaan tenaga Penyuluh KB dan Petugas Lapangan KB.

    9. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan

    sertifikasi tenaga penyuluh KB.

    10. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan

    peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka harmonisasi

    dan sinkronisasi dengan Kementerian Dalam Negeri, pemerintah

    Daerah provinsi dan Kabupaten/Kota dan Kementerian terkait

    terutama dalam penerapan peraturan perundangan yang berlaku.11. Penyusunan regulasi untuk mendukung pencapaian sasaran

    program KB di daerah, antara lain: mendukung pencapaian peserta

    KB Baru, pembinaan peserta KB aktif, kedudukan operasional

    penyuluh KB, penyaluran anggaran mekanisme operasional dan

    penggerakan KB, distribusi alokon dari kabupaten/kota ke fasilitas

    pelayanan kesehatan (fasyankes), serta insentif bagi tenaga

    lapangan KB.

    Rincian kerangka regulasi dapat dilihat pada Lampiran II: Matriks

    Kerangka Regulasi.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    41/104

    25

    3.4 Kerangka Kelembagaan

    Berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat 2 Undang - undang Nomor 23

    tahun 2014, ditetapkan bahwa Urusan Bidang Pengendalian Penduduk

    dan Keluarga Berencana adalah merupakan urusan PemerintahanWajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.  Penguatan 

    kapasitas kelembagaan yang menangani penyelenggaraan urusan

    Bidang KKB di Daerah Provinsi, dan Kabupaten/Kota belum

    sepenuhnya mengacu pada ketentuan tugas dan fungsi

    penyelenggaraan urusan pengendalian penduduk dan KB sebagaimana

    telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri. Peraturan

    Daerah (PERDA) Lembaga SKPD berkaitan dengan tugas dan fungsi

    (Tupoksi) lembaga lebih terfokus pada struktur organisasi dan fungsi

    lembaga yang bersifat umum. Hal ini akan menyulitkan saat

    penyusunan program dan kegiatan di dalam Renstrada sehingga

    kegiatan terkait Bidang KKB tidak masuk dalam indikator kinerja

    Bupati/Walikota. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka perlu

    dilakukan penguatan fasilitasi, sosialisasi, pendampingan dan

    pembinaan, terutama dalam menindaklanjuti Perda tersebut, BKKBN

    agar menampung semua fungsi yang telah ditetapkan dalam petunjuk

    Teknis Menteri Dalam Negeri supaya kegiatan terkait Bidang KKB

    dapat tertampung dalam Renstrada. Dalam rangka penguatan

    pembangunan kependudukan dan keluarga berencana selama periode

    2015-2019, maka cakupan kelembagaan sub - bidang KKB adalah:

    1. Meningkatkan upaya penguatan kapasitas pemerintah daerah

    provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan urusan

    bidang KKB minimal berkaitan dengan;

    a) Penguatan Kapasitas yang berkaitan dengan kedudukan,

    fungsi, klasifikasi lembaga daerah  yang menangani

    pengendalian penduduk dan KB.

    b) Penguatan kapasitas infrastruktur  regulasi yang mendukung

    operasional maupun eksistensi lembaga sebagai tindak lanjutperubahan peraturan perundangan (peraturan daerah,

    peraturan Bupati/Walikota atau regulasi lain) yang berfungsi

    menjaga kualitas dan sinergitas kebijakan dalam

    perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi

    program.

    c) Penguatan kompetensi/kapasitas sumber daya manusia baik

    tenaga pengelola, tenaga pelaksana maupun tenaga

    masyarakat yang menyelenggarakan Program KKBPK sesuai

    tingkat wilayah.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    42/104

    26

    d) Penguatan kapasitas program dan kegiatan  sebagai tindak

    lanjut penerapan  Norma Standar Prosedur dan Kriteria

    (NSPK) program KKBPK sebagai penetapan arah Kebijakan

    umum pembangunan di daerah, Renstrada dan Rencana

    Kegiatan dan Anggaran SKPD pembangunan pengendalian

    penduduk dan KB.

    e) Penguatan kapasitas dukungan sarana, prasarana dan

    anggaran untuk menyelenggarakan program KKBPK di

    Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa dalam upaya menjaga

    kesinambungan dan keberlangsungan pelayanan

    pengendalian penduduk dan KB kepada masyarakat.

    2. Menyelenggarakan sistem informasi keluarga yang berkaitan

    dengan penyelenggaraan pendataan Keluarga, pencatatan danpelaporan pelayanan kontrasepsi dan pencatatan dan pelaporan

    pengendalian lapangan program KKBPK secara akurat dan tepat

    waktu.

    3. Memperkuat kedudukan dan peran penyuluh KB dan Petugas

    Lapangan KB terutama berkaitan dengan pengelolaan sebagai

     Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun tenaga non ASN yang

    didayagunakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota serta

    pelaksanaan sertifikasi penyuluh KB;

    4. Memperkuat Kedudukan hukum PPKBD, SUB PPKBD dan kader

    KB sebagai penerapan. Undang - undang Nomor 6 Tahun 2014

    tentang Desa, Pasal 150 menyatakan bahwa Lembaga

    kemasyarakatan Desa dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa

    dan masyarakat khususnya yang bertugas: a) melakukan

    pemberdayaan masyarakat desa; b) ikut serta dalam perencanaan

    dan pelaksanaan pembangunan; dan c) pelayanan masyarakat

    Desa, serta memiliki fungsi: a) menampung dan menyalurkan

    aspirasi masyarakat; b) menanamkan dan memupuk rasa

    persatuan dan kesatuan; c) meningkatkan kualitas danmempercepat pelayanan Pemerintah Desa kepada masyarakat

    Desa; d) menyusun rencana, melaksanakan, mengendalikan,

    melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan secara

    partisipatif; e) menumbuhkan, mengembangkan, dan

    menggerakkan prakarsa, partisipasi, swadaya, serta gotong

    royong masyarakat; f) meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan

    g) meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

    5. Memperkuat pemberdayaan dan peningkatan peran serta

    organisasi kemasyarakatan dalam pengendalian

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    43/104

    27

    pelayanan/pembinaan kesertaan ber-KB serta dalam

    pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan

    keluarga.

    6. Memperkuat pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alatdan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di

    kabupaten/kota.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    44/104

    28

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    45/104

    29

    BAB IV

    TARGET KINERJA DAN KERANGKA

    PENDANAAN 

    4.1. TARGET KINERJA

    Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019 dan Peraturan Menteri

    Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

    Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman

    Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019, maka BKKBN

    menyusun dan menetapkan Renstra BKKBN 2015-2019 dengan target

    kinerja dan kerangka pendanaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun.

    Penyusunan Renstra BKKBN 2015 - 2019 telah mengacu kepada Agenda

    Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) khususnya agenda nomor 5 (lima)

    yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Di dalam agenda

    pembangunan manusia dan masyarakat, BKKBN berperan dalam

    Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana sehingga seluruh

    sasaran dan indikator kinerja diarahkan untuk mendukung agenda

    prioritas pembangunan.

    Gambar 4.1

    Skema Struktur Program dan Kegiatan BKKBN Tahun 2015-2019

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    46/104

    30

    4.1.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

    Sasaran Strategis BKKBN adalah kondisi yang akan dicapai secara

    nyata oleh BKKBN mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh

    adanya outcome  dari beberapa program. Bentuk penjabaran tujuan

    strategis tersebut, BKKBN menetapkan Sasaran Strategis Tahun 2015-

    2019 sebagai berikut:

    1. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP)

    2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun)

    3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)

    4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)

    5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR

    15 –

     19 tahun)

    6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun)

    Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis BKKBN

    Tahun 2015-2019, maka BKKBN menetapkan indikator kinerja sasaran

    strategis sebagai berikut:

    Tabel 4.1

    Indikator Kinerja Sasaran Strategis BKKBN Tahun 2015-2019

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    47/104

    31

    4.1.2. Sasaran Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program

    Sasaran Program (Outcome) merupakan hasil yang akan dicapai dari

    suatu program dalam rangka pencapaian sasaran strategis BKKBN

    Tahun 2015-2019. BKKBN merupakan Lembaga Pemerintah NonKementerian (LPNK) sehingga hanya mempunyai 1 (satu) Program

    Teknis yaitu Program Kependududukan, Keluarga Berencana dan

    Pembangunan Keluarga serta 3 (tiga) Program Generik yaitu: 1)

    Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama

    Internasional BKKBN; 2) Program

    Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya; 3)

    Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN.

    4.1.3. Sasaran Program (Outcome) Kependududukan, Keluarga

    Berencana dan Pembangunan Keluarga

    Sasaran Program (Outcome) Program Kependududukan, Keluarga

    Berencana dan Pembangunan Keluarga adalah Terlaksananya Program

    KKBPK di seluruh tingkatan wilayah. Untuk mengukur keberhasilan

    pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator Kinerja Program

    Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga sebagai berikut:

    Tabel 4.2Indikator Kinerja Program Kependududukan, KB dan Pembangunan Keluarga

    Tahun 2015-2019

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    48/104

    32

    4.1.4. Sasaran Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian dan

    Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN

    Sasaran Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan

    serta Kerjasama Internasional BKKBN adalah meningkatnya kualitasSDM Aparatur Penyelenggara Program, Kerjasama Internasional serta

    Penelitian dan Pengembangan program KKBPK. Untuk mengukur

    keberhasilan pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator

    Kinerja Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta

    Kerjasama Internasional BKKBN sebagai berikut:

    Tabel 4.3

    Indikator Kinerja Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama

    Internasional BKKBN Tahun 2015-2019

    4.1.5. Sasaran Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan

    Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN

    Sasaran Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

    Tugas Teknis lainnya adalah tersedianya dukungan manajemen dalamrangka penyelenggaraan Program  KKBPK. Untuk mengukur

    keberhasilan pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator

    Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

    lainnya sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    49/104

    33

    Tabel 4.4

    Indikator Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

    lainnya BKKBN

    Tahun 2015- 2019

    4.1.6. Sasaran Program (Outcome) Program Pengawasan dan

    Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

    Sasaran Program (Outcome) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN adalah meningkatnya akuntabilitas

    pengelolaan Program KKBPK. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian

    hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator Kinerja Program Pengawasan

    dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN sebagai berikut: Tabel 4.5

    Indikator Kinerja Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

    Tahun 2015-2019

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    50/104

    34

    4.1.7. Sasaran Kegiatan (Output) dan Indikator Kinerja Kegiatan

    Sasaran Kegiatan (Output) adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu

    kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran

    program. Sasaran kegiatan merupakan sasaran strategis unit kerjaEselon II dengan ukuran tingkat keberhasilan pencapaiannya melalui

    indikator kinerja kegiatan. Berikut adalah program dan kegiatan prioritas

    BKKBN Tahun 2015-2019:

    a. Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan

    Pembangunan Keluarga terdiri dari:

    (1) Perencanaan Pengendalian Penduduk dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah Pengelolaan data dan informasi kependudukan

    yang dimanfaatkan sebagai Basis Perencanaan Pembangunan.

    (2) Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk dengan sasaran

    kegiatan (output) adalah terwujudnya kebijakan pembangunan

    yang berwawasan kependudukan pada semua sektor di tingkat

    pusat, provinsi dan Kab/Kota.

    (3) Kerjasama Pendidikan Kependudukan dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah meningkatnya komitmen lintas sektor dalam

    pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan kependudukan.

    (4) Analisis Dampak Kependudukan dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah  tersedianya kebijakan pengendalian dampakkependudukan dan model solusi strategis.

    (5) Peningkatan Pembinaan Kesertaan ber-KB Jalur Pemerintah

    dengan sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya

    pembinaan dan kesertaan KB melalui fasilitas kesehatan KB

    pemerintah.

    (6) Pembinaan Standarisasi Kapasitas Tenaga Kesehatan

    Pelayanan KBKR dengan sasaran kegiatan (output) adalah

    meningkatnya kapasitas tenaga kesehatan pelayanan KBKR

    yang terstandarisasi.

    (7) Peningkatan Kesertaan KB di Wilayah dan Sasaran Khusus

    dengan sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya

    pembinaan kesertaan KB di wilayah dan sasaran khusus.

    (8) Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi dengan sasaran

    kegiatan (output) adalah meningkatnya Kualitas Promosi dan

    Konseling Kesehatan Reproduksi.

    (9) Pembinaan Keluarga Balita dan Anak dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah meningkatnya Pengetahuan Sikap dan Perilaku

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    51/104

    35

    (PSP) keluarga balita dan anak dalam pengasuhan dan

    pembinaan tumbuh kembang anak.

    (10) Pembinaan Ketahanan Remaja dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah meningkatnya remaja yang mendapatkanpembinaan tentang Generasi Berencana (GenRe).

    (11) Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan dengan

    sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya PSP keluarga

    lansia dan rentan dalam pembinaan keluarga lansia dan rentan.

    (12) Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah meningkatnya pemberdayaan ekonomi Keluarga

    Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera (KS) I melalui

    kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

    (UPPKS) dalam pembinaan ber-KB.

    (13) Peningkatan Advokasi dan KIE Program Kependudukan, KB,

    dan Pembangunan Keluarga dengan sasaran kegiatan (output)

    adalah meningkatnya komitmen stakeholders (pemangku

    kepentingan) dan mitra kerja serta meningkatnya pengetahuan

    dan pemahaman masyarakat terhadap program KKBPK.

    (14) Peningkatan Kemitraan dengan Stakeholder dan Mitra Kerja

    dengan sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya

    komitmen dan peran serta stakeholder dan organisasikemasyarakatan tingkat nasional dan daerah yang mendukung

    operasional program KKBPK

    (15) Peningkatan Pembinaan Lini Lapangan dengan sasaran

    kegiatan (output) adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas

    tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) dalam pengelolaan program

    KKBPK.

    (16) Penyediaan Data dan Informasi Program KKBPK dengan

    sasaran kegiatan (output) adalah tersedianya Sistem Infomasi

    Keluarga program KKBPK berbasis TI sebagai pusat datainformasi BKKBN.

    (17) Penyediaan Teknologi, Informasi dan Dokumentasi Program

    KKBPK dengan sasaran kegiatan (output) adalah tersedianya

    layanan Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (STIK).

    (18) Pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

    Pembangunan Keluarga Provinsi dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah terlaksananya Program Kependudukan,

    Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)

    diseluruh tingkatan wilayah.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    52/104

    36

    b. Program generik dan kegiatan prioritas yang ada di BKKBN adalah

    sebagai berikut:

    1. Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan  serta

    Kerjasama Internasional BKKBN, terdiri dari kegiatan:

    (1) Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Bidang

    Kependudukan, KB serta Ketahanan dan Kesejahteraan

    Keluarga dengan sasaran kegiatan (output) adalah

    meningkatnya kesertaan pendidikan dan pelatihan SDM

     Aparatur Kependudukan dan KB.

    (2) Pengembangan Pelatihan dan Kerjasama Internasional

    bidang Kependudukan dan KB dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah meningkatnya SDM Aparatur yang mengikuti

    pendidikan dan pelatihan Internasional serta penguatan

    kerjasama Internasional Bidang Kependudukan dan KB.

    (3) Peningkatan Penelitian dan Pengembangan Keluarga

    Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah tersedianya hasil penelitian dan

    pengembangan (kajian) Keluarga Berencana dan Ketahanan

    Keluarga.

    (4) Peningkatan Penelitian dan Pengembangan Kependudukan

    dengan sasaran kegiatan (output) adalah tersedianya datadan informasi hasil penelitian dan pengembangan

    kependudukan.

    2. Program Dukungan Manajemen  dan Pelaksanaan Tugas

    Teknis lainnya BKKBN terdiri dari kegiatan:

    (1) Penyediaan dan sinkronisasi Landasan hukum dan

    Kebijakan Kependudukan dan KB, serta Pengelolaan

    Organisasi dan Tata laksana dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah tersedianya landasan hukum dan kebijakan

    yang dapat dipergunakan sebagai dasar penguatan

    pelaksanaan program KKBPK.

    (2) Pengelolaan Keuangan dan BMN dengan sasaran kegiatan

    (output) adalah terwujudnya pengelolaan keuangan dan

    BMN yang akuntabel untuk mencapai tingkat opini WTP.

    (3) Penguatan Perencanaan Program dan Anggaran dengan

    sasaran kegiatan (output) adalah terlaksananya

    perencanaan program dan anggaran yang mengacu pada

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    53/104

    37

    pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah,

    penganggaran terpadu dan berbasis kinerja.

    (4) Pengelolaan Administrasi Kepegawaian dan

    Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur dengansasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya pengelolaan

    adminstrasi kepegawaian tepat waktu dan pengembangan

    SDM Aparatur yang kompeten.

    (5) Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Perkantoran dan

    Kerumahtanggaan yang Cepat dan Tepat (termasuk Gaji,

    Uang Makan dan Remunerasi, serta Cakupan Pemeliharaan

    Sarana dan Prasarana Perkantoran) dengan sasaran

    kegiatan (output) adalah terlaksananya pelayanan

    administrasi perkantoran, kerumahtanggaan danpemeliharaan sarana prasarana perkantoran.

    3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

    Aparatur  BKKBN terdiri dari kegiatan:

    (1) Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Program KKBPK

    Wilayah I dengan sasaran kegiatan (output) adalah

    terlaksananya pelaksanaan pengawasan intern yang efektif

    dan efisien terhadap pengelolaan program KKBPK di wilayahI.

    (2) Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Program KKBPK

    Wilayah II dengan sasaran kegiatan (output) adalah

    terlaksananya pelaksanaan pengawasan intern yang efektif

    dan efisien terhadap pengelolaan program KKBPK di wilayah

    II.

    (3) Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Program KKBPK

    Wilayah III dengan sasaran kegiatan (output) adalah

    terlaksananya pelaksanaan pengawasan intern yang efektifefisien terhadap pengelolaan program KKBPK di wilayah III.

    Rincian Indikator Kinerja Kegiatan dan target dapat dilihat pada

    Lampiran I: Matriks Kinerja dan Pendanaan BKKBN.

    4.2. Kerangka Pendanaan

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun

    2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

    Negara/Lembaga (RKA-K/L), Pemerintah menyusun Anggaran

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    54/104

    38

    Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun dalam

    penyelenggaraan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan

    bernegara. Dokumen penyusunan anggaran yang dibutuhkan sebelum

     APBN ditetapkan oleh Pemerintah dan DPR, adalah RKA/KL dan

    Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP BUN).

    RKA-K/L merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang

    disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga, sedangkan

    RDP BUN adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran

    Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik

    yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka

    pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah

    yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri

    Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 juga mengatur bahwapenyusunan RKA-K/L harus menggunakan pendekatan Kerangka

    Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), penganggaran terpadu (unified

    budgeting) dan penganggaran berbasis kinerja (PBK).

    Dukungan anggaran BKKBN untuk pelaksanaan Program KKBPK

    bersumber dari APBN rupiah murni, PHLN dan Dana Alokasi Khusus

    (DAK) Bidang KB (dimulai tahun 2008). Anggaran tersebut dialokasikan

    ke BKKBN Pusat dan 33 Perwakilan BKKBN Provinsi.

    4.2.1. Pendanaan Sasaran Strategis

    Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran strategis program

    KKBPK, baseline anggaran BKKBN pada tahun 2014 sebesar Rp 2,8

    Trilyun, namun dengan adanya APBN-P 2014 pagu anggaran tersebut

    bergeser menjadi Rp 2,5 Trilyun. Pada tahun 2015 telah dianggarkan

    pagu sebesar Rp. 3,2 Trilyun dan pada akhir tahun RPJMN (2019)

    dianggarkan sebesar Rp 4,6 Trilyun, dengan rincian sebagaimana

    berikut:

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    55/104

    39

    Tabel 4.6

    Alokasi Pendanaan Sasaran Strategis 2015-2019

    (dalam Juta

    Rupiah)

    4.2.2. Pendanaan Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program

    Pendanaan Program Teknis, baseline anggaran pada tahun 2014

    sebesar Rp 2,1 Trilyun, untuk tahun 2015 telah dianggarkan sebesar Rp

    2,3 Trilyun dan pada akhir tahun RPJMN (2019) dianggarkan sebesar Rp

    3,3 Trilyun. Sedangkan untuk pendanaan Program Generik, baselineanggaran pada tahun 2014 sebesar Rp 795,2 Milyar, untuk tahun 2015

    telah dianggarkan sebesar Rp 911,4 Milyar, dan pada akhir tahun

    RPJMN dianggarkan sebesar Rp 1,3 Trilyun.

    4.2.3. Pendanaan Program (Outcome) Kependududukan, Keluarga

    Berencana dan Pembangunan Keluarga

    Pendanaan Program (Outcome) Program Kependudukan, Keluarga

    Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) merupakan anggaran

    untuk mendukung kegiatan program Kependudukan, Keluarga

    Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat pusat dan di

    tingkat provinsi dengan rincian anggaran sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    56/104

    40

    Tabel 4.7

    Alokasi Pendanaan Per Program (Outcome) Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga

    Tahun 2015-2019

    (dalam Juta Rupiah) 

    4.2.4. Pendanaan Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian dan

    Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN

    Pendanaan Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian danPengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN merupakan

    anggaran untuk mendukung kegiatan Program Pelatihan, Penelitian

    dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN di tingkat

    pusat dan tingkat provinsi, dengan rincian anggaran sebagai berikut:

    Tabel 4.8

    Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional

    BKKBN Tahun 2015-2019 (dalam Juta Rupiah) 

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    57/104

    41

    4.2.5. Pendanaan Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan

    Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN

    Pendanaan Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan

    Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya merupakan anggaran untukmendukung kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

    Tugas Teknis lainnya di tingkat pusat dan tingkat provinsi, dengan

    rincian anggaran sebagai berikut:

    Tabel 4.9

    Indikator Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN

    Tahun 2015-2019 (dalam Juta Rupiah)

    4.2.6. Pendanaan Program (Outcome) Pengawasan dan Peningkatan

    Akuntabilitas Aparatur BKKBN

    Pendanaan Program (Outcome) Pengawasan dan Peningkatan

     Akuntabilitas Aparatur BKKBN merupakan anggaran untuk mendukung

    kegiatan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

    BKKBN di tingkat pusat dan tingkat provinsi, dengan rincian anggaran

    sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    58/104

    42

    Tabel 4.10

    Indikator Kinerja Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

    Tahun 2015-2019

    (dalam Juta Rupiah)

    4.2.7. Pendanaan Kegiatan (Output)

    Pendanaan Kegiatan (Output) merupakan anggaran untuk mendukung

    keluaran (output) yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan

    untuk mendukung pencapaian sasaran program. Rincian pendanaan

    Kegiatan dapat dilihat pada Lampiran I: Matriks Kinerja dan PendanaanBKKBN. 

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    59/104

    43

    BAB V

    PENUTUP

    Upaya penguatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan

    Pembangunan Keluarga (KKBPK) tidak terlepas dari berbagai permasalahan

    yang tergambar pada kondisi pencapaian Program KKBPK secara nasional

    selama lima tahun terakhir (Renstra 2010-2014), dimana target/sasaran yang

    telah ditetapkan belum berhasil dicapai secara maksimal. BKKBN harus lebih

    meningkatkan komitmen bersama, dan lebih membangun kerja sama lintas

    sektor dengan seluruh mitra kerja utama, untuk bekerja lebih keras dan bekerja

    lebih cerdas dalam upaya pencapaian target/sasaran yang telah ditetapkan didalam Renstra BKKBN 2015-2019.

    Segala penajaman pada tujuan dan sasaran srategis BKKBN yang diikuti

    dengan perumusan indicator - indikator dalam pencapaian sasaran strategis

    BKKBN 2015-2019 harus bermuara pada visi dan misi pembangunan 2015-

    2019, Nawa Cita dan Agenda Prioritas Pembangunan No. 5 (lima) yaitu untuk

    “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”. 

     Akhirnya, segala upaya dalam implementasi Program Kependudukan, KB dan

    Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang disusun di dalam dokumen Renstra

    ini diharapkan mendapat dukungan sepenuhnya dari seluruh Unit Kerja di

    lingkungan BKKBN. Segala permasalahan yang ada di dalam implementasi

    Program KKBPK ke depan merupakan tantangan bersama yang harus

    dihadapi melalui berbagai strategi yang telah disiapkan.

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    60/104

    44

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    61/104

    45

    Lampiran I

    Matriks Kinerja dan Pendanaan

    Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional (BKKBN)

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    62/104

    46

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    63/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    64/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    65/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    66/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    67/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    68/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    69/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    70/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    71/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    72/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    73/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    74/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    75/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    76/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    77/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    78/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    79/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    80/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    81/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    82/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    83/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    84/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    85/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    86/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    87/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    88/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    89/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    90/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    91/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    92/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    93/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    94/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    95/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    96/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    97/104

  • 8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019

    98/104

    82

        2    0    1    5

        2    0    1    6

        2    0    1    7

        2    0    1    8

        2    0    1    9

        2    0    1    6

        2    0    1    7

        2    0    1    8

        2    0    1    9

        N   o .

        P    R    O    G    R    A    M    /

      �