Author
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
- 1 -
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI BLORA
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BLORA TAHUN 2017-2021
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA
TAHUN 2017-2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, perangkat daerah menyusun rencana strategis dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD). Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah memuat tujuan,
sasaran, program dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan
sesuai dengan tugas dan fungsi setiap perangkat daerah. Pencapaian
sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam Renstra Perangkat
Daerah diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian atau
lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran
pembangunan nasional.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah, renstra perangkat daerah adalah dokumen
perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun
berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Dalam proses
penyusunannya, Perangkat Daerah melakukan koordinasi, sinergi dan
harmonisasi dengan BAPPEDA dan pemangku kepentingan.
Renstra perangkat daerah disusun dengan tahapan:
a. persiapan penyusunan;
- 2 -
b. penyusunan rancangan awal;
c. penyusunan rancangan
d. pelaksanaan forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah;
e. perumusan rancangan akhir; dan
f. penetapan
Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan juga
merupakan unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan upaya antar program dan antar
sektor, serta tidak dapat dilepaskan juga dari hasil upaya-upaya
yang dilaksanakan pada periode sebelumnya.
Renstra Dinas Kesehatan ini merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan
tahunan. Penyusunan Renstra ini berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blora
tahun 2016 – 2021, dengan menggunakan 4 pendekatan yaitu
teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-
atas (bottom-up). Selain itu, penyusunan Renstra ini juga
berpedoman pada Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, utamanya menyangkut
program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan target yang
harus dicapai dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan secara nasional. Renstra ini merupakan acuan bagi
seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaksana kesehatan serta
perwujudan komitmen dari seluruh pelaksana tugas di Dinas
Kesehatan untuk berusaha mencapai sasaran strategis dan
indikator kinerja yang telah disepakati.
1.1 Landasan Hukum
Dasar hokum Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten BloraTahun 2016-2021 sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
- 3 -
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan
- 4 -
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
Dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4697);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4698);
17. Peraturan Daerah ProvinsiJawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
ProvinsiJawa Tengah (Lembaran Daerah ProvinsiJawa Tengah
Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor 1);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
28);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
BloraTahun 2005-2025;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Blora Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Kabupaten BloraTahun 2011 Nomor 18;
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 17).
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
1.2 Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra ini dimaksudkan agar seluruh program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya
selama kurun waktu lima tahun ke depan berjalan secara
berkesinambungan dan terarah. Adapun tujuan dari Renstra ini
adalah :
1. Sebagai pedoman/acuan resmi bagi Dinas Kesehatan dan
jajarannya dalam perencanaan program dan kegiatan
pembangunan;
2. Menyediakan tolok ukur kinerja untuk mengevaluasi kinerja
pembangunan kesehatan di Kabupaten Blora;
- 5 -
1.3 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Renstra SKPD ini adalah sebagai
berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan mengenai latar belakang penyusunan Renstra
yang memberikan detail dasar pemikiran dan dasar hukum
penyusunannya serta hubungan dengan dokumen perencanaan
lainnya. Di bab ini juga dijelaskan mengenai maksud dan tujuan,
serta sistematika penulisannya.
2. BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BLORA
Bab ini menguraikan tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora, sumber daya yang dimiliki, capaian
kinerja periode 5 (lima) tahun sebelumnya serta tantangan dan
peluang pengembangan pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Blora.
3. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Pada bab ini dijelaskan tentang identifikasi permasalahan yang
muncul berkaitan dengan tugas dan fungsi pelayanan Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora, juga mengenai telaahan terhadap visi,
misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
4. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
Bab ini berisikan tentang rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran
SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, serta strategi dan
kebijakan yang diambil dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan.
5. BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Bab ini berisikan tentang perumusan rencana program dan
kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif.
6. BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN
BLORA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima
tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran RPJMD
7. BAB VII PENUTUP
- 5 -
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Blora yang dijabarkan dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 56 Tahun
2016 tentang Penjabaran Tugas Pokok , Fungsi dan Uraian Tugas Dinas
Kesehatan menyebutkan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Program dan Keuangan;
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
c.
Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:
1. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan;
2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi; dan
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;
d. Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit,
membawahkan:
1. Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
2. Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa; dan
3. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
- 6 -
e. Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumberdaya Kesehatan,
membawahkan:
1. Seksi Pelayanan Kesehatan;
2. Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan; dan
3. Seksi Sumber Daya Kesehatan;
f. Unit Pelaksana Teknis;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun tugas dan fungsi dari Susunan Organisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora diatas dijabarkan sebagai berikut :
Tugas dan Fungsi Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan program dan keuangan, umum dan
kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat dan organisasi serta
pengkoordinasian perencanaan dan pelaporan bidang di lingkungan Dinas.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
Sekretariat mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan bidang umum dan kepegawaian, program dan keuangan;
b. pengelolaan dan pelayanan program dan keuangan serta umum dan
kepegawaian, serta hukum, hubungan masyarakat dan organisasi untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas;
c. pengkoordinasian pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan di
lingkungan dinas; dan
d. pelaksanaan fungsi kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Subbagian Program dan Keuangan
Subbagian Program dan Keuangan mempunyai tugas:
a. merencanakan dan mengonsep program dan rencana kerja serta
rencana kegiatan pada Subbagian Program dan Keuangan berdasarkan
program kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja agar
pelaksanaan program kerja sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang - undangan yang
terkait dengan Subbagian Program dan Keuangan dan yang terkait
dengan bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya
dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan
kompetensinya untuk pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas
secara benar;
- 7 -
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang
optimal
e. melaksanakan penyusunan rencana program dan kegiatan dinas
dengan menghimpun kegiatan dari masing-masing bidang untuk
pelaksanaan kegiatan;
f. merancang pengelolaan sistem informasi manajemen bidang kesehatan
sebagai bahan informasi Dinas;
g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan dari masing-masing
bidang untuk mengetahui mutu pelaksanaan kegiatan;
h. melaksanakan penyusunan rencana belanja dinas berdasarkan alokasi
dana dalam dokumen pelaksanaan anggaran perangkat daerah guna
terwujudnya tertib penggunaan anggaran;
i. melaksanakan penyusunan belanja tidak langsung, belanja langsung
dan penerimaan sesuai petunjuk teknis kegiatan guna terwujudnya
tertib anggaran;
j. melaksanakan pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan
akuntansi sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang telah ditentukan
guna tertib administrasi;
k. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam
rangka peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
l. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan subbagian Program dan
Keuangan berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target hasil;
n. membuat laporan pelaksanaan kegiatan subbagian Program dan
Keuangan sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:
a. merencanakan dan mengonsep program dan rencana kerja serta
rencana kegiatan pada Subbagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan
program kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja agar
pelaksanaan program kerja sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Subbagian Umum dan Kepegawaian dan yang terkait dengan
bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
- 8 -
e. mengelola pelaksanaan surat menyurat dan kearsipan dinas dengan
meneliti berikut kelengkapan surat untuk terwujudnya tertib
administrasi;
f. menyusun pelaksanaan perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan
serta pelaporan sarana prasarana sesuai kebutuhan untuk mendukung
kelancaran tugas;
g. menyusun pelaksanaan administrasi kepegawaian sesuai dengan
ketentuan yang berlaku guna tertib administrasi kepegawaian;
h. melaksanakan pelayanan urusan hukum, hubungan masyarakat dan
Organisasi untuk kelancaran komunikasi dan informasi dinas;
i. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam
rangka peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
j. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Subbagian Umum dan
Kepegawaian berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target
hasil;
k. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Umum dan
Kepegawaian sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang Kesehatan Masyarakat, mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan menyusun kebijakan teknis,
pembinaan, pelaksanaan, pengelolaan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga dan promosi kesehatan
dan pemberdayaan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bidang
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan kegiatan pada Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan Seksi
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan;
b. pengelolaan dan penyelenggaraan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi,
Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan Seksi
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi dinas;
c. pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga dan Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan;
dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
- 9 -
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi berdasarkan program kerja tahun
sebelumnya sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan program kerja
sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dan yang terkait dengan
bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
sesuai dengan peraturan perundang – undangan dan petunjuk teknis
sebagai bahan kajian pimpinan;
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan keluarga dan gizi;
h. melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan kegiatan
kesehatan keluarga dan gizi;
i. menyelenggarakan program/kegiatan gizi meliputi perbaikan dan
penanggulangan masalah gizi keluarga, institusi dan masyarakat;
j. menyelenggarakan surveilans epidemiologi, penyelidikan kejadian luar
biasa/kejadian luar biasa gizi buruk;
k. melaksanakan evaluasi kegiatan di bidang kesehatan keluarga dan gizi;
l. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
m. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Kesehatan Keluarga dan
Gizi berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target hasil;
n. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Kesehatan Keluarga dan
Gizi sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
- 10 -
Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai
tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan
program kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja agar
pelaksanaan program kerja sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan
yang terkait dengan bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga sesuai dengan peraturan perundang –
undangan dan petunjuk teknis sebagai bahan kajian pimpinan;
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas Kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. menyelenggarakan kegiatan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olahraga;
h. menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan pencemaran
lingkungan permukiman di daerah;
i. melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan kegiatan
kesehatan lingkungan meliputi penyehatan kualitas air, lingkungan
permukiman, industri dan tempat-tempat umum, kesehatan kerja dan
olahraga;
j. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
k. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
l. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan program kerja agar sesuai
dengan target hasil;
j. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan
sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
- 11 -
Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan berdasarkan program kerja tahun
sebelumnya sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan program kerja
sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan dan yang terkait
dengan bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
e. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
f. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan sesuai dengan peraturan perundang – undangan dan
petunjuk teknis sebagai bahan kajian pimpinan;
g. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
h. menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas di bidang promosi
kesehatan dan pemberdayaan sebagai upaya untuk pemasaran sosial di
bidang kesehatan;
i. merencanakan kegiatan promosi kesehatan dengan berbagai cara dan
metode sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat tentang kesehatan;
j. melaksanakan inventarisasi dan pendataan permasalahan terhadap
kegiatan promosi kesehatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
evaluasi;
k. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan;
l. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
m. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target
hasil;
n. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
- 12 -
Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan, mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan
menyusun kebijakan teknis, pembinaan, pelaksanaan, pengelolaan kegiatan
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dan pencegahan, penanggulangan penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan kegiatan pada Seksi Surveilans dan Imunisasi, Seksi
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Seksi
Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa;
b. pengelolaan dan penyelenggaraan Seksi Surveilans dan Imunisasi, Seksi
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Seksi
Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi dinas;
c. pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Seksi
Surveilans dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular dan Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Seksi Surveilans dan Imunisasi
Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Surveilans dan Imunisasi berdasarkan program kerja tahun sebelumnya
sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan program kerja sesuai dengan
rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Surveilans dan Imunisasi dan yang terkait dengan bidang
tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Surveilans dan Imunisasi sesuai
dengan peraturan perundang – undangan dan petunjuk teknis sebagai
bahan kajian pimpinan;
- 13 -
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. melaksanakan pengawasan dan pengendalian surveilans dan imunisasi;
h. menyelenggarakan dan mengendalikan operasional surveilans
epidemiologi, penanggulangan penyakit akibat bencana, kejadian luar
biasa dan wabah;
i. menyelenggarakan kegiatan imunisasi sebagai tindakan pencegahan
penyakit menular dan penyakit tidak menular tertentu;
j. melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi;
k. mengumpulkan, menganalisa data, mendistribusikan dan melaporkan
hasil kegiatan surveilans dan imunisasi;
l. menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan haji di daerah;
m. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
o. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Surveilans dan Imunisasi
berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target hasil;
p. membuat laporan pelaksanaan Seksi Surveilans dan Imunisasi sesuai
dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud akuntabilitas dan
transparansi pelaksanaan tugas; dan
q. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular berdasarkan program
kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan
program kerja sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan yang
terkait dengan bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular sesuai dengan peraturan perundang – undangan dan
petunjuk teknis sebagai bahan kajian pimpinan;
- 14 -
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular tertentu;
h. melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan
program/kegiatan pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi dan penyakit menular tertentu;
i. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit;
j. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
k. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular berdasarkan program kerja agar sesuai
dengan target hasil;
l. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan
sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa
Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa berdasarkan program kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman
kerja agar pelaksanaan program kerja sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa dan yang terkait dengan bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Pencegahan, Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa sesuai dengan peraturan
perundang – undangan dan petunjuk teknis sebagai bahan kajian
pimpinan;
- 15 -
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit
tidak menular tertentu dan kesehatan jiwa;
h. melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan
program/kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi dan penyakit tidak menular tertentu;
i. melaksanakan evaluasi kegiatan operasional di bidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular;
j. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
k. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Pencegahan,
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target hasil;
m. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pencegahan,
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa sesuai
dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud akuntabilitas dan
transparansi pelaksanaan tugas; dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Tugas dan Fungsi Bidang Pelayanan dan Sumber Daya kesehatan
Bidang Pelayanan dan Sumber Daya kesehatan
Bidang Sumberdaya Kesehatan melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
dalam melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, koordinasi,
pembinaan, pengendalian, pembiayaan kesehatan, farmasi, makanan dan
minuman, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan, serta sarana prasarana
dan pengembangan sumberdaya kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bidang
Sumberdaya Kesehatan mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pembiayaan Kesehatan, Seksi Farmasi,
Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan, serta
Seksi Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan;
b. pengelolaan dan penyelenggaraan Seksi Pembiayaan Kesehatan, Seksi
Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan, serta Seksi Sarana Prasarana dan Pengembangan
Sumberdaya Kesehatan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi dinas;
- 16 -
c. pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Seksi
Pembiayaan Kesehatan, Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan, serta Seksi Sarana Prasarana dan
Pengembangan Sumberdaya Kesehatan; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Seksi Pembiayaan Kesehatan
Seksi Pembiayaan Kesehatan mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Pembiayaan Kesehatan berdasarkan program kerja tahun sebelumnya
sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan program kerja sesuai dengan
rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Pembiayaan Kesehatan dan yang terkait dengan bidang
tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Pembiayaan Kesehatan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan dan petunjuk teknis sebagai
bahan kajian pimpinan;
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pelayanan kesehatan primer
dan tradisional, pada daerah perbatasan, terpencil, rawan;
h. menyiapkan bahan bimbingan teknis, sarana prasarana, pengendalian
dan koordinasi program pelayanan kesehatan primer pada UPTD;
i. menyiapkan bahan kebijakan, kegiatan usaha kesehatan sekolah dan
kerja serta pelayanan kesehatan keluarga miskin di sarana pelayanan
kesehatan primer dan tradisional;
j. mengumpulkan bahan dan evaluasi pelayanan kesehatan primer dan
tradisional;
k. melaksanakan bahan teknis perumusan kebijakan Sistem Pelayanan
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) sehari – hari dan akibat bencana;
l. melaksanakan penyiapan bahan bimbingan teknis, sarana prasarana,
pengendalian dan koordinasi program pelayanan kesehatan dasar dan
penyusunan rencana kerja upaya kesehatan indra, gigi dan mulut
masyarakat dan anak sekolah, olahraga serta tradisional komplomenter;
- 17 -
m. melaksanakan penyiapan bahan teknis registrasi, akreditasi dan
sertifikasi sarana kesehatan serta mengkoordinasikan dan mengendalikan
program pelayanan kesehatan rujukan dan khusus;
n. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan
kesehatan rujukan dan khusus serta penyakit genetis dan bawaan;
o. melaksanakan penyiapan bahan teknis penanganan rujukan lintas batas
Daerah dan fasilitasi kebutuhan sarana prasarana kesehatan;
p. menyiapkan bahan perumusan kebijakan tata usaha fasilitas data dan
informasi pelayanan kesehatan, mutu tenaga perizinan, institusi serta
kemitraan;
q. melaksanakan penyiapan bahan penerbitan surat izin tenaga profesi
kesehatan;
r. melaksanakan penyiapan bahan pendayagunaan tenaga kesehatan dan
pembinaan organisasi profesi bidang kesehatan;
s. melaksanakan penyiapan bahan registrasi, akreditasi lembaga pendidikan
kesehatan dan tenaga kesehatan fungsional, sertifikasi tenaga kesehatan
serta rekomendasi perizinan tenaga asing;
t. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
u. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Pembiayaan Kesehatan
berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target hasil;
v. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pembiayaan Kesehatan
sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud akuntabilitas
dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
w. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan
Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan berdasarkan program kerja tahun sebelumnya sebagai
pedoman kerja agar pelaksanaan program kerja sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan dan yang terkait dengan bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk, dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
- 18 -
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Farmasi, Makanan dan
Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang – undangan dan petunjuk teknis sebagai bahan
kajian pimpinan;
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas Kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. melaksanakan penyiapan bahan teknis perumusan kebijakan teknis,
pelayanan farmasi, makanan dan minuman, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan;
h. melaksanakan penyiapan bahan teknis penyusunan dan
mengkoordinasikan standarisasi kefarmasian dan alat kesehatan pada
rumah sakit dan puskesmas;
i. melaksanakan penyiapan bahan teknis fasilitasi kebutuhan pelayanan
farmasi, makanan dan minuman, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan;
j. melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis pelayanan farmasi,
makanan dan minuman, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan;
k. melaksanakan penyiapan bahan teknis pengelolaan obat buffer stock dan
obat program bidang kesehatan;
l. melaksanakan penyiapan bahan teknis perumusan kebijakan pembinaan
dan pengendalian teknis program penanggulangan penyalahgunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya;
m. melaksanakan teknis penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat
kesehatan dan optikal;
n. melaksanakan teknis penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas
1 (satu) tertentu dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) kelas 1
(satu) tertentu perusahaan rumah tangga;
o. melaksanakan teknis sosialisasi, evaluasi pembinaan pemberdayaan dan
pengendalian penerapan standar farmasi dan izin usaha kesehatan sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan;
p. melaksanakan teknis penerbitan izin Usaha Mikro Obat Tradisional
(UMOT);
q. melaksanakan teknis penerbitan izin produksi makanan dan minuman
pada industri rumah tangga;
r. melaksanakan penyiapan bahan teknis pembinaan, pengendalian dan
pengawasan sarana produksi dan distribusi pelayanan kefarmasian;
- 19 -
s. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
t. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Farmasi, Makanan dan
Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan berdasarkan
program kerja agar sesuai dengan target hasil;
u. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Farmasi, Makanan dan
Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi
pelaksanaan tugas; dan
v. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Seksi Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
Seksi Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
mempunyai tugas:
a. menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi
Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
berdasarkan program kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja
agar pelaksanaan program kerja sesuai dengan rencana;
b. mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Seksi Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan dan yang terkait dengan bidang tugasnya;
c. membagi tugas, memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk
pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Sarana Prasarana dan
Pengembangan Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan dan petunjuk teknis sebagai bahan kajian
pimpinan;
f. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di
lingkungan Dinas Kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan
informasi sebagai bahan evaluasi permasalahan;
g. melaksanakan penyiapan bahan teknis perizinan dan penetapan status
Rumah Sakit Umum Pemerintah, Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit
Swasta setara tipe D dan C dan Laboratorium di Daerah;
h. melaksanakan penyiapan bahan teknis pemberian rekomendasi izin
sarana kesehatan yang diberikan Pemerintah;
i. melaksanakan teknis perencanaan dan pengembangan sumberdaya
masyarakat kesehatan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP);
- 20 -
j. melaksanakan teknis fasilitasi, pengawasan, pembinaan penggunaan
anggaran bersumber dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan;
k. melaksanakan penyiapan bahan teknis pelayanan kesehatan keluarga
miskin dan sarana pelayanan kesehatan dasar serta pelayanan kesehatan
rujukan;
l. melaksanakan teknis penyiapan data dan pembiayaan pelayanan
kesehatan keluarga miskin serta jaminan kesehatan;
m. melaksanakan dan menyiapkan teknis registrasi, perizinan dan akreditasi
tenaga medis, tenaga para medis dan tenaga non medis/ tradisional
terlatih;
n. melaksanakan teknis pemberian/pengadaan atau pembangunan aset
tetap/berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan;
o. melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka
peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
p. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Sarana Prasarana dan
Pengembangan Sumber Daya Kesehatan berdasarkan program kerja agar
sesuai dengan target hasil;
q. membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Sarana Prasarana dan
Pengembangan Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan hasil pelaksanaan
kegiatan sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan
tugas; dan
r. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
- 21 -
2.2 Sumber Daya SKPD
Secara keseluruhan jumlah personil Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
sampai dengan tahun 2017 sebanyak 781 orang, dengan komposisi pegawai
sebagai berikut :
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN DIKLAT STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN TA
2017
DIKLAT STRUKTURAL
ESELON
II.B III.A III.B IV.A IV.B V.A V.B -
SEPALA/ADUM/DIKLAT PIM TK.IV
0 0 2 14 0 0 0 3
SEPADYA/SPAMA/DIKLAT PIM TK. III
1 1 0 0 0 0 0 1
Total 1 1 2 14 0 0 0 4
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN FORMAL PADA DINAS KESEHATAN TAHUN 2017
PENDIDIKAN
FORMAL
JML
GOL.
GOLONGAN
GOL I GOL II GOL III GOL IV
I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c
Sekolah Dasar 7 1 0 4 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
SLTP 8 1 1 0 0 5 0 0 0 0 0 1 0 0
SLTA 99 1 1 12 3 16 5 7 30 12 12 0 0 0
Diploma I 15 0 0 0 0 1 4 3 1 3 3 0 0 0
Diploma III/Sarjana Muda
425 0 0 3 0 190 37 81 31 24 59 0 0 0
Diploma IV 81 0 0 2 0 0 0 17 20 9 20 13 0 0
S-1/Sarjana 97 0 0 1 0 2 1 5 12 20 40 15 1 0
S-2/Pasca Sarjana
49 0 0 0 0 0 0 0 2 7 19 19 1 1
Total 781 3 2 22 3 214 47 114 97 75 153 48 2 1
- 22 -
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN ESELON DAN GOLONGAN PADA DINAS KESEHATAN
TAHUN 2017
ESELON JML
GOL.
GOLONGAN
GOL III GOL IV
III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b
II.b 1 0 0 0 0 0 0
III.a 1 0 0 0 0 0 1
III.b 3 0 0 0 0 3 0
IV.a 39 0 0 1 21 17 0
IV.b 26 0 1 20 5 0 0
Total 70 0 1 21 26 20 1
JUMLAH TENAGA KONTRAK YANG ADA DI DINAS KESEHATAN KAB BLORA TAHUN 2017
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 S1 SKM 2
2 S1 KEPERAWATAN 2
3 S1 PSIKOLOGI 1
4 S1 HUKUM 1
5 S1 EKONOMI MANAJEMEN 1
6 S1 AKUNTANSI 2
7 S1 PROF APOTEKER 2
8 S1 KEDOKTERAN 5
9 D4 KEBIDANAN 3
10 D3 AKUNTANSI 1
11 D3 ANALIS KESEHATAN 2
12 D3 KEPERAWATAN 29
13 D3 KEBIDANAN 4
14 D3 KEPERAWATAN GIGI 2
15 D3 KESEHATAN LINGKUNGAN 1
16 D3 GIZI 2
17 D3 ADMINISTRASI NIAGA 1
18 D3 INFORMASI MANAJEMEN 1
19 SPK 2
20 SPRG 1
21 SMF 1
22 SMA/SMEA/STM/SLTA 51
23 SMP/SLTP 6
24 SD 6
JUMLAH 129
- 23 -
Sampai dengan akhir tahun 2017, jumlah asset tetap Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora yang tercatat adalah sebagai berikut
Tabel 2.3
Daftar Aset Tetap Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
Tahun 2017
NO Urut
Kode Barang
Nama Bidang Barang Jumlah Barang
Nilai Buku
1 1 GOLONGAN TANAH 45
7.568.120.200,00
A. 1,01 TANAH 45
7.568.120.200,00
1 01.01.11 TANAH UNTUK BANGUNAN GEDUNG
45
7.568.120.200,00
2 2 GOLONGAN PERALATAN DAN MESIN
13.575
35.413.291.944,14
A. 2,02 ALAT - ALAT BESAR 11
71.408.166,67
1 02.02.01 ALAT-ALAT BESAR DARAT 2
31.910.666,67
B. 2,03 ALAT - ALAT ANGKUTAN 250
4.628.996.166,12
C. 2,04 ALAT - ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR
159
763.257.483,73
D. 2,05 ALAT - ALAT PERTANIAN 98
1.137.997.069,63
E. 2,06 ALAT - ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA
8.123
11.985.097.618,67
F. 2,07 ALAT - ALAT STUDIO DAN ALAT KOMUNIKASI
119
367.481.436,67
G. 2,08 ALAT - ALAT KEDOKTERAN 4.351
7.449.766.490,88
H. 2,09 ALAT - ALAT LABORATORIUM 464
9.009.287.511,79
3 3 GOLONGAN GEDUNG DAN BANGUNAN
278
74.841.192.893,55
A. 3,11 BANGUNAN GEDUNG 279
75.638.269.693,55
4 4 GOLONGAN JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
136
501.237.069,49
5 5 GOLONGAN ASET TETAP LAINNYA 675
34.869.850,00
6 6 GOLONGAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
5
139.744.364,00
TOTAL
118.498.456.321,18
Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Kesehatan sampai saat ini
dapat dikategorikan cukup memadai sebagai penunjang pelayanan kesehatan
dari mulai bangunan gedung, perbekalan kesehatan dan penunjang lainnya,
meskipun ada beberapa sarana prasarana yang memerlukan
perbaikan/pemeliharaan berat.
- 24 -
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
Kinerja Dinas Kesehatan dilaksanakan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blora selama tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 2.4
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora
25
NO
In
dik
ato
r K
inerj
a
Targ
e
t SPM
Targ
e
t IK
K
Targ
et
Indik
ato
r Lain
nya
Targ
et
Renstr
a S
KPD
Tah
un
ke-
Reali
sasi
Capaia
n T
ah
un k
e-
Rasio
Capaia
n p
ada T
ah
un k
e-
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
A
spek k
eseja
hte
raan
m
asyara
kat
F
oku
s k
eseja
hte
raan
sosia
l
1
An
gka h
ara
pan
hid
up
74,5
0
72,5
0
73,0
0
73,5
0
74,0
0
74,5
0
71
71,1
5
97,9
3
97,4
7
-
-
-
2
An
gka k
em
ati
an
ibu
(p
er1
00.0
00 K
H)
102
137
127
107
105
100
164,4 7
115,5
119,1
99,0
4
124,9
0
120,0
5
90,9
4
111,3
1
94,3
2
124,9
0
3
An
gka k
em
ati
an
bayi per
(1000K
H)
23
10,2
10,1
10,1
9,8
9,5
12,6
3
13,6
3
13,8
1
6,8
4
14,1
0
123,8
2
134,9
5
136,6
3
171,8
4
148,4
2
4
An
gka k
em
ati
an
balita
(p
er1
000K
H)
32
10,9
10,8
10,7
10,6
10,5
14,6
15,3
2
16,5
1
9,7
3
17,0
0
133,9
4
141,8
5
154,2
1
186,1
3
161,9
0
A
. PE
LA
YA
NA
N K
ESE
HA
TA
N
DA
SA
R
1
Caku
pan
ku
nju
ngan
ibu
ham
il
K -
4
95
93
96
98
100
100
98,2
5
96,2
9
92,6
0
95,1
1
97,7
7
105,6
5
100,3
0
94,4
9
95,1
1
97,7
7
2
Caku
pan
kom
plikasi
kebid
an
an
yan
g d
itan
gan
i 80
80
85
90
95
100
112,1 1
87,1
7
89,3
0
104,3
5
100,0
0
140,1
4
102,5
5
99,2
2
109,8
4
100,0
0
3
Caku
pan
pert
olo
ngan
pers
alin
an
ole
h t
en
aga
keseh
ata
n y
an
g m
em
ilik
i kom
pete
nsi kebid
an
an
90
93
96
98
99
99
95,3
5
99,4
5
99,5
2
99,8
3
99,3
3
102,5
3
103,5
9
101,5
6
100,8
4
100,3
3
4
Caku
pan
pela
yan
an
nifas
90
95
97
98
99
100
95,4
6
98,3
5
97,2
3
98,5
8
98,6
3
100,4
8
101,3
9
99,2
2
99,5
8
98,6
3
5
Caku
pan
Neon
atu
s d
en
gan
kom
plikasi yan
g d
itan
gan
i 80
45
60
70
80
90
84,7
86,6
8
86,7
2
85,4
7
100,0
0
188,2
2
144,4
7
123,8
8
106,8
4
111,1
1
6
Caku
pan
ku
nju
ngan
bayi
90
94
95
96
97
98
98,2
2
100
96,8
3
99,0
4
98,4
8
104,4
9
105,2
6
100,8
6
102,1
1
100,4
9
7
Caku
pan
desa/kelu
rah
an
U
niv
ers
al C
hild I
mm
un
izati
on
100
85
90
95
100
100
92,8
8
99,3
2
100,0
0
100,0
0
100,0
0
109,2
7
110,3
6
105,2
6
100,0
0
100,0
0
8
Caku
pan
pela
yan
an
an
ak
balita
90
65
75
90
95
95
76,6
7
76,4
4
88,6
2
91,3
0
93,4
5
117,9
5
101,9
2
98,4
7
96,1
1
98,3
7
9
Caku
pan
pem
beri
an
makan
an
pen
dam
pin
g A
SI
pada a
nak
100
42,6
6
56,9
9
71,3
2
85,6
5
100
100
100
100,0
0
100,0
0
100,0
0
234,4
1
175,4
7
140,2
1
116,7
5
100,0
0
26
usia
6 -
24 b
ula
n
10
Caku
pan
Balita
Giz
i bu
ruk
men
dapat
pera
wata
n
100
100
100
100
100
100
100
100
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
11
Caku
pan
pen
jari
ngan
keseh
ata
n s
isw
a S
D d
an
seti
ngkat
100
87
93
95
100
100
98,1
8
95,1
4
98,4
2
99,4
2
100,0
0
112,8
5
102,3
0
103,6
1
99,4
2
100,0
0
12
Caku
pan
pesert
a K
B a
kti
f 70
82
87
95
97
98
80,1
9
81,8
0
82,4
0
82,4
9
82,5
7
97,7
9
94,0
2
86,7
3
85,0
4
84,2
6
13
Caku
pan
pen
em
uan
dan
pen
an
gan
an
pen
deri
ta
pen
yakit
:
100
100
100
100
100
-
-
-
-
-
a. A
FP R
ate
per
100.0
00
pen
du
du
k <
15 t
ah
un
2/10
0.0
00
2
2
2
2
2
1,9
6
2,4
3
2,4
3
1,8
8
1,3
9
98,0
0
121,5
0
121,5
0
93,7
9
69,5
0
b. Pen
em
uan
pen
deri
ta
pn
eu
mon
ia b
alita
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100,0
0
122,2
2
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
122,2
2
c. Pen
em
uan
pasie
n b
aru
TB
B
TA
posit
if
70
45
50
60
65
70
57
54,0
7
100
52,5
7
100,0
0
126,6
7
108,1
4
166,6
7
80,8
8
142,8
6
d. Pen
deri
ta D
BD
yan
g
dit
an
gan
i 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
e. Pen
em
uan
pen
deri
ta d
iare
100
100
100
100
100
100
100
100
100
66,9
1
121,8
9
100,0
0
100,0
0
100,0
0
66,9
1
121,8
9
14
Caku
pan
pela
yan
an
keseh
ata
n
dasar
pasie
n m
asyara
kat
mis
kin
100
100
100
100
100
100
100
100
66,2
2
31,2
3
77,7
9
100,0
0
100,0
0
66,2
2
31,2
3
77,7
9
B
. PE
LA
YA
NA
N K
ESE
HA
TA
N
RU
JU
KA
N
1
Caku
pan
pela
yan
an
keseh
ata
n
ruju
kan
pasie
n m
asyara
kat
mis
kin
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
2
Caku
pan
pela
yan
an
gaw
at
daru
rat
level 1 y
an
g h
aru
s
dib
eri
kan
sara
na k
eseh
ata
n
(RS
) di K
abu
pate
n B
lora
100
100
100
100
100
100
100
39,0
2
100
100,0
0
100,0
0
100,0
0
39,0
2
100,0
0
100,0
0
100,0
0
C.
PE
NY
IDIK
AN
EPID
EM
IOLO
GI
DA
N
PE
NA
NG
GU
LA
NG
AN
KLB
Caku
pan
desa/kelu
rah
an
m
en
gala
mi K
LB
yan
g
dilaku
kan
pen
yelidik
an
epid
em
iolo
gi < 2
4 jam
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
100,0
0
D.
PR
OM
OSI
KE
SE
HA
TA
N
DA
N P
EM
BE
RD
AY
AA
N
MA
SY
AR
AK
AT
1
Caku
pan
desa s
iaga a
kti
f 80
40
50
60
70
80
100
100
100
100,0
0
100,0
0
250,0
0
200,0
0
166,6
7
142,8
6
125,0
0
2
Pers
en
tase r
um
ah
tan
gga
bers
an
itasi
80
77
78
79
80
80
78
62,5
8
67,3
3
40,6
8
75,0
6
101,3
0
80,2
3
85,2
3
50,8
5
93,8
2
27
3
Pers
en
tase r
um
ah
tan
gga
pen
ggu
na a
ir b
ers
ih
85
69
73
76
81
85
66
62,4
0
79,8
2
76,1
3
86,9
7
95,6
5
85,4
8
105,0
3
93,9
9
102,3
1
4
Pers
en
tase g
izi bu
ruk
0,0
5
0,2
5
0,2
0
0,1
5
0,1
0
0,0
5
0,2
4
0,2
0
0,1
6
0,1
5
0,1
0
96,0
0
100,0
0
106,6
7
152,4
7
200,0
0
5
Pers
en
tase r
um
ah
tan
gga(K
K)
yan
g m
en
ggu
nakan
air
bers
ih
72
64
66
68
70
72
66
62,4
0
79,8
2
76,1
3
86,9
7
103,1
3
94,5
5
117,3
8
108,7
6
120,7
9
28
Tabel
2.5
A
nggara
n d
an
Reali
sasi
Pen
dan
aan
Pela
yan
an
SK
PD
DIN
AS K
ESE
HA
TA
N
KA
BU
PA
TE
N B
LO
RA
UR
AIA
N
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I R
AS
IO A
NT
AN
GG
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
PE
ND
APA
TA
N
DA
ER
AH
2.3
80.0
65.0
00
4.0
02.8
09.0
00
5.0
45.0
00.0
00
25.1
52.6
00.0
00
26.0
67.5
00.0
00
3.0
10.2
11.6
28
4.6
88.7
96.7
70
6.5
71.6
70.2
50
24.2
66.2
96.4
40
27.2
91.6
04.7
26
126,5
117,1
Pen
dapata
n A
sli
Daera
h
Hasil r
etr
ibu
si
daera
h
2.3
69.4
65.0
00
3.9
82.1
89.0
00
5.0
00.0
00.0
00
8.6
84.2
37.0
00
1.6
19.0
00.0
00
2.9
87.3
67.1
08
4.6
66.6
81.6
30
6.5
26.8
47.2
50
8.5
67.6
11.0
00
1.5
73.0
52.0
00
126,1
117,2
Lain
-lain
PA
D y
an
g
sah
10.6
00.0
00
20.6
20.0
00
45.0
00.0
00
16.4
68.3
63.0
00
24.4
48.5
00.0
00
22.8
44.5
20
22.1
15.1
40
44.8
23.0
00
15.6
98.6
85.4
40
25.7
18.5
52.7
26
215,5
107,3
BE
LA
NJA
DA
ER
AH
40.8
27.0
00.0
00
62.0
20.1
39.4
50
53.4
07.2
45.0
00
81.8
21.6
75.0
00
99.3
94.6
58.2
00
39.8
44.1
75.8
20
59.8
11.9
81.5
01
51.5
44.3
76.4
83
75.5
53.7
49.6
55
94.0
09.7
45.0
57
97,6
96,4
Bela
nja
tid
ak
langsun
g
25.0
02.0
00.0
00
28.8
96.6
39.4
50
31.5
17.7
45.0
00
33.2
98.0
00.0
00
37.1
25.7
00.0
00
24.6
74.8
78.2
83
28.2
58.0
51.5
73
31.0
72.4
20.4
56
32.7
87.6
57.7
77
36.6
60.9
17.6
37
98,7
97,8
Belj. pegaw
ai
25.0
02.0
00.0
00
28.8
96.6
39.4
50
31.5
17.7
45.0
00
33.2
98.0
00.0
00
37.1
25.7
00.0
00
24.6
74.8
78.2
83
28.2
58.0
51.5
73
31.0
72.4
20.4
56
32.7
87.6
57.7
77
36.6
60.9
17.6
37
98,7
97,8
Bela
nja
lan
gsung
15.8
25.0
00.0
00
33.1
23.5
00.0
00
21.8
89.5
00.0
00
48.5
23.6
75.0
00
62.2
68.9
58.2
00
15.1
69.2
97.5
37
31.5
53.9
29.9
28
20.4
71.9
56.0
27
42.7
66.0
91.8
78
57.3
48.8
27.4
20
95,9
95,3
Belj. pegaw
ai
1.4
94.5
66.0
00
4.4
58.0
92.5
00
6.0
62.2
61.5
00
15.6
60.3
75.1
00
2.5
98.5
58.0
00
1.3
95.3
68.3
13
4.3
84.9
14.7
88
5.8
10.8
19.3
71
14.8
67.0
83.6
07
2.4
39.3
11.8
09
93,4
98,4
Belj. bara
ng d
an
ja
sa
7.5
13.4
70.0
00
18.3
07.9
74.5
00
10.1
43.7
55.0
00
15.1
06.6
07.8
50
37.1
72.1
48.2
00
7.4
21.3
77.9
24
17.0
84.0
29.4
25
8.9
38.6
70.2
63
10.9
10.3
54.0
65
33.2
10.8
87.7
85
98,8
93,3
Belj. m
odal
6.8
16.9
64.0
00
10.3
57.4
33.0
00
5.6
83.4
83.5
00
15.5
99.5
69.0
50
22.4
98.2
52.0
00
6.3
52.5
51.3
00
10.0
84.9
85.7
15
5.6
69.5
62.4
13
15.2
24.9
03.1
10
21.6
98.6
27.8
26
93,2
97,4
29
Indikator kinerja sasaran ini sebagian berasal dari Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan dan sebagian lainnya berasal dari target Tujuan
Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs).
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
.
1. Angka Kematian Bayi
Jumlah absolut kematian bayi pada tahun 2015 ini mengalami
penurunan yaitu sebanyak 169 kasus dari tahun 2014 ( 204 kasus ).
Penyebab tertinggi kematian bayi adalah BBLR. Hal ini disebabkan
oleh masih perlunya peningkatan pengetahuan ibu tentang kesehatan
ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Untuk itu direncanakan kelas ibu
bayi / balita guna meningkatkan pengetahuan ibu bayi dan balita.
Penyebab terbesar kedua adalah asfiksi, di ikuti penyebab terbesar
selanjutnya kelainan neonatal (cacat bawaan)
Menurut Angka Kematian bayi jika dilihat per 1000 kelahiran hidup,
tahun 2015 juga mengalami penurunan angka, yaitu 14,07 dari tahun
2015 sebesar 16,84 / 1000 KH. Hal ini sudah memenuhi target dari
target Nasional sebesar 23 / 1000 KH
0
100
200
300
177
129
204169
JUMLAH KEMATIAN BAYI
2012
2013
2014
2015
30
1. Angka Kematian Ibu
Kematian ibu bias any aterjadi karena banyak faktor penyebab
dari sasaran ibu, petugas & sistim pelayanannya. Penyebab dari
faktor sasaran ibu hamil dimaksud adalah kurangnya kesadaran
akan pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil sehingga banyak
kasus – kasus ibu dengan komplikasi obstetri yang terlambat
ditangani akibat dari keterlambatan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan sehingga bagi kasus yang berat tidak bisa di
selamatkan walaupun berbagai upaya sudah dilakukan.kejadian
tersebut di latarbelakangi oleh status sosial ekonomi dan
pendidikan sehingga berpengaruh pada pengambilan keputusan
yang tidak mendukung kesehatan ibu.
Sedangkan faktor petugas adalah masih adanya petugas
kesehatan di tingkat dasar yang kurang terampil & kompeten
dalam menangani persalinan dan komplikasinya sesuai
kewenangan yang diberikan, untuk itu perlu adanya pelatihan –
pelatihan yang berbasis peningkatan ilmu & ketrampilan klinik
guna peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu & Anak di
Kabupaten Blora.
Sistim pelayanan juga berperan penting dalam kejadian kematian
ibu , mengingat banyak pihak pelayanan kesehatan yang terkait
seperti Puskesmas, BPS, RB, Rumah Sakit dll.dimana kuantitas
tenaga ahli di fasilitas rujukan juga masih belum maksimal
terutama tenaga dokter umum & dokter specialis, sehingga
berdampak pada kurangnya kualitas pelayanan kesehatan
terutama kesehatan ibu & Anak ( KIA ) .
Jumlah Kematian Ibu tahun 2015 sebanyak 15 kasus, meningkat
3 kasus dari tahun sebelumnya yaitu 12 kasus pada tahun 2015.
Penyebab Kematian meliputi : perdarahan, Infeksi , Eklamsia (
Hipertensi ) dan penyakit penyerta seperti Jantung, Asma, Kanker
dll.
31
JUMLAH KEMATIAN IBU 5
TAHUN TERAKHIR
0
20
40
2010 2011 2012 2013 2014 2015
12
22
15 14 1215
JUMLAH ABSOLUT
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, adalah kunjungan ibu hamil
dengan frekuensi minimal 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali
pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali
pada triwulan ketiga. Cakupan K4 pada tahun 2015 mencapai
95,11 % dimana target yang harus di capai adalah 96 %, hal ini
disebabkan karena masih adanya sasaran ibu hamil yang belum
waktunya mendapat pelayanan K4, tingginya mobilitas penduduk
( ibu hamil ) juga berpengaruh terhadap rendahnya cakupan
K4,dimana masih adanya ibu hamil yang telah tercatat di wilayah
Kabupaten Blora kemudian pindah ke daerah asal dan
melahirkan di daerah tersebut .
4. Cakupan Pertolongan Persalinan Kesehatan mencapai 99,8 % ,
sedangkan target yang di tetapkan adalah 96 %, beberapa hal
yang mendukung tercapainya cakupan pertolongan persalinan
antara lain peningkatan pengetahuan masyarakat sehingga diikuti
kesadaran yang baik terhadap kesehatan ibu, adanya dukungan
program – program bagi ibu hamil antara lain program P4K (
program pertolongan persalinan dan pencegahan komplikasi ) ,
kelas ibu hamil, program – program jaminan kesehatan dari
pemerintah , disamping itu peningkatan fasilitas kesehatan &
infrastruktur sehingga akses mencapai fasilitas kesehatan lebih
mudah.
5. Pelayanan Nifas ( KF 3 ) merupakan pelayanan kesehatan ibu nifas
secara lengkap yaitu KF 1 pada 6 jam pertama s/d 3 hari, KF 2
pada 7 s/d 14 hari & KF 3 pada hari ke 36 s/d 42.
Cakupan Kunjungan Nifas ( KF 3 ) adalah 98,58 % sudah
mencapai dari target yang ditentukan yaitu 97 % , hal ini di
sebabkan karena meningkatnya kerjasama antara ibu dan
petugas dimana selama hamil ibu mendapat pendampingan
secara terus menerus dari petugas kesehatan sehingga sampai 42
32
hari ibu masa nifas kondisi masih terpantau dengan baik,
disamping itu peningkatan ilmu pengetahuan & teknologi
berperan penting dalam tingginya capaian kunjungan nifas ;
seperti alat komunikasi Handphone dimana ibu bisa dengan cepat
menghubungi petugas bila ibu membutuhkan pelayanan.
6. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri. Cakupan dimaksud
adalah semua kasus komplikasi obstetri baik pada masa
kehamilan, persalinan & nifas yang telah ditangani baik di tingkat
dasar ( PKD, Pustu , RB / Puskesmas )
Cakupan penanganan komplikasi obstetri mencapai 100 % dari
target yaitu 85 % hal ini berarti sudah semua kasus komplikasi
kebidanan ditangani oleh petugas dan telah terlaporkan dengan
baik,banyak faktor yang mendukung yaitu adanya peningkatan
sistem dan manajemen program kesehatan ibu antara lain
penyediaan protap – protap terkait penanganan kasus – kasus
emergency yang sering terjadi di pelayanan tingkat dasar, dan
diikuti oleh program peningkatan ketrampilan melalui pelatihan
petugas sehingga terjadi peningkatan capaian penanganan
komplikasi obstetri
7. Cakupan Kunjungan Neonatus adalah pelayanan yang diberikan
kepada neonatus ( bayi baru lahir ) secara lengkap minimal 3 kali
yaitu Kunjungan Neonatal 1 saat 6 – 48 jam, Kunjungan Neonatal
2 saat usia 3- 7 hari & Kunjungan Neonatal 3 usia 8 – 28 hari.
Target Cakupan Kunjungan Neonatus adalah 92% dan pada
tahun 2015 telah melampui target yaitu mencapai 97,89 % .
Hal ini disebabkan peningkatan kinerja petugas yang diikuti oleh
peningkatan peran serta keluarga tentang kesehatan bayi baru
lahir terutama perawatan bayi dimana membutuhkan perhatian
penuh dari seluruh anggota keluarga dan juga petugas kesehatan,
disamping itu mudahnya akses untuk mencapai fasilitas
kesehatan juga turut mendukung peningkatan capaian ini.
8. Cakupan Kunjungan Bayi merupakan cakupan bayi ( usia 29 hari
s/d 11 bln ) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali yaitu satu kali
pada umur 29 hari - 2 bulan,satu kali pada umur 3-5 bulan, satu
kali pada umur 6-8 bulan,
Dan satukali pada umur 9-11 bulan / sampai imunisasi dasar
lengkap diberikan.
Target yang telah di tetapkan dari cakupan kunjungan bayi
adalah 100 %, sedangkan pada tahun 2015 cakupan kunjungan
bayi mencapai 95,65%, belum mencapai target yang ditentukan
disebabkan ada sasaran yang belum saatnya mendapatkan
pelayanan kesehatan yang seharusnya diberikan yaitu imunisasi
campak dimana pada saat usia tersebut biasa di pake sebagai
indicator dari kunjungan bayi, , disamping itu mobilitas
33
penduduk yang tinggi di beberapa kecamatan juga
mempengaruhi kurangnya cakupan kunjungan bayi
. Pelayanan Gizi
a. Cakupan Balita Gizi Buruk
Cakupan Balita gizi buruk tahun 2012 –2015
Penyebab gizi balita gizi buruk di Kabupaten Blora diantaranya
penyakit infeksi ( TB Parudan Pneumonia ), pola asuh ibu yang
belum mengarah kegizi seimbang dan status social ekonomi
keluarga yang rendah.Pola asuh yang tidak benar oleh orang tua
mempunyai dampak yang besar bagi perkembangan gizi dan
kesehatan balita.
b. Cakupan Balita Gizi Kurang
Cakupan Balita Gizi kurang tahun 2012 –2015 :
Prosentase balita gizi kurang di Kabupaten Blora pada
tahun 2012 sebesar 4,9 %, tahun 2013 sebesar 4,5 % ( 2339 kasus )
dan tahun 2014 sebesar 3,87 % ( 1928 ). Pada tahun 2012 dan tahun
2014 terjadi penurunan di tahun 2013 jumlah gizi kurang sebesar 0.4
34
% ( 259 kasus ) dan tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 0,63 %
dan tahun 2015 sebesar 3 % ( 1487 kasus ) terjadi penurunan 0,8 %
,dikarenakan adanya intervensi gizi berupa pemberian makanan
tambahan baik dari dana BOK maupun APBD Provinsi dan Kabupaten
dan kegiatan klinik centergizi (CKG ). Prosentase tersebut masih
dibawah target MDG’s tahun 2015 (15,5%)
c. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi
Cakupan vitamin A biru untuk bayi tahun 2012 sebesar 99,7 % dan
tahun2013 sebesar 99,8 % dan tahun 2014 sebesar 100 %.
Cakupandari 3 tahun terakhir telah sesuai dengan target standard
pelayanan minimum( SPM ) bidangkesehatanyaknisebesar 90 %.
Pencapain Vitamin A Biru pada tahun 2014 mencapai 100 %, dan
pada 2015 sebesar 99,98 % cakupan Vitamin A masih diatas target,
dikarenakan peran kader posyandu dan petugas atau tenaga
kesehatan bekerja dengan baik dan maksimal.
Cakupan vitamin A bayi di Kabupaten Blora Tahun 2012 – 2015
d. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita
Cakupan vitamin A merah untuk balita tahun 2012 sebesar 99,7 %
tahun 2013 sebesar 99,77 % dan tahun 2014 sebesar 99,8 %, dan pada
Pebruari 2015 Cakupan Vitamin untuk balita 99,97 %, dari 3 tahun
terakhir telah sesuai dengan target standard pelayanan minimun ( SPM
) bidang kesehatan yakni sebesar 90 % dikarenakan petugas
melakukan sweeping kerumah balita yang belum diberikapsul viatmin
A merah.
Cakupan Vitamin A Balita di Kabupaten Blora Tahun 2012 –2015
35
e. CakupanVitamin A pada IbuNifas
Cakupan vitamin A merah untuk ibu nifas tahun 2012 sebesar
98,4 %, tahun 2013 sebesar 100 % dan tahun 2014 sebesar 98 %, dan
pada 2015 sebesar 92,16 % Cakupan dari 1 tahun terakhir belum
sesuai dengan target standar pelayanan minimun ( SPM ) bidang
kesehatan yakni sebesar 100 % dikarenakan masih ada ibu hamil yang
melahirkan di pelayanan kesehatan lain ( swasta / RS ) yang diberikan
kapsul vitamin A merah setelah melahirkan masih terlewati.
Cakupan Vitamin A Bufasdi Kabupaten Blora Tahun 2012 –2015
f. Persentaseibuhamil yang mendapatkan Tablet Fe
Cakupan ibu hamil yang mendapat Fe tahun 2012 sebesar 96,3
%, tahun 2013 sebesar 92,6 % dan tahun 2014 sebesar 95,1 % dan pada
tahun 2015 mencapai 62,8 % Cakupan Fe ibu hamil dari tahun 2012
sampai 2015 belum memenuhi standar pelayanan minimal ( SPM )
sebesar 90 % dan untuk tahun 2015
Cakupan ibu hamil yang mendapat Fedi Kab. Blora Tahun 2012 – 2015
36
g. Cakupan Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif
Cakupan ASI Eksklusif tahun 2012 sebesar 72,7 %, tahun 2013
sebesar 74,1 % dan tahun 2014 sebesar 76,4 %, dan pada tahun 2015,
mencapai sebesar 75,6 %. Dari tahun 2012 sampai tahun 2015
cakupan ASI Eksklusif belum mencapai standard pelayanan minimal (
SPM ) sebesar 80 %, halini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu
melahirkan tentang pentingnya ASI Eksklusif dan pelayanan dari tenaga
kesehatan sendiri yang belum patuh, Penegakan hukum belum berjalan
berjalan.
Cakupan Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif di Kabupaten Blora :
h. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6 –
24 bulan Keluarga Miskin.
Cakupan MP ASI usia 6 – 24 bulan untuk balita gizi buruk dari
keluarga miskin tahun 2012 sebesar 100 %, tahun 2013 dan tahun
2014 cakupan MP ASI sebesar 100 % dan untuk tahun 2015 mencapai
100 %. Cakupan MP ASI tersebut mengalami peningkatan atau
cenderung stabil dikarenakan adanya pengadaan susu balita usia 6 –
24 bulan bagi keluarga miskin melalui pemberian makanan tambahan
terutama bagi balita gizi buruk.
Cakupan MP ASI di Kabupaten Blora Tahun 2012 – 2015
37
i. Jumlah Balita Ditimbang
Peran aktif masyarakat dan kader posyandu sangat
mempengaruhi keberhasilan kegiatan penimb