Remathoid Ath

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    1/21

    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN

    SISTEM MUSKULOSKELETAL : REMATOID ARTRITIS

    A. Pengertian

    Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani.Pertama, arthron, yang berarti

    sendi.Kedua, itis yang berarti peradangan.Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.

    Rematoid artritis adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat sistemik,

    progresif, cendrung kronis yang menyerang berbagai sistem organ.Penyakit ini adalah

    salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh

    imunitas dan tidak diketahui sebabnya.Biasanya terjadi destruksi sendi progresif

    walaupun episode pradangan sendi dapat mengalami masa remisi.

    Rematiod Artritis adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem

    organ.Penyakit ini adalah salah satu dari kelompok penyakit jaringan ikat difus yang

    diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. Biasanya terjadi destruksi

    sendi progresif, walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa remisi.

    (Patofisiologi, Edisi 6 Vol 2).

    Rematoid Artritis suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi

    utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh, terlibatnya sendi pada

    penderita rematoid arthritis terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai

    dengan sifat progresivitasnya. Panderita dapat pula menunjukkan gejala konstitusional

    berupa kelemahan umum , cepat lelah atau gangguan non artikular lain.(Masjoer, Arif M.

    2000. Kapita selekta).

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    2/21

    Dapat disimpulkan Reumatoid Artritis adalah penyakit inflamasi nonbakterial

    yang bersifat sistemik kronis, yang melibatkan seluruh organ tubuh tetapi umumnya

    mengenai membran sinovial dari persendian yang ditandai dengan nyeri persendian, kaku

    sendi, penurunan mobilitas dan keletihan yang ditandai dengan nyeri persendian dan

    dengan manifestasi utama poliartritis progresif.

    Gambar 1.2 Reumatoid Artritis

    (http://www.sonicmend.com/_img/rheumatoid_arthritis.jpg)

    B. Klasifikasi

    Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:

    1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala

    sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

    2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala

    sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

    3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala

    sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

    http://www.sonicmend.com/_img/rheumatoid_arthritis.jpghttp://www.sonicmend.com/_img/rheumatoid_arthritis.jpg
  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    3/21

    4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala

    sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

    C. Etiologi

    Penyebab rematoid artritis masih belum diketahui secara pasti walaupun banyak

    hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap.Penyakit ini belum dapat dipastikan

    mempunyai hubungan dengan faktor genetik.Namun, berbagai faktor (termasuk

    kecendrungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Faktor-faktor yang berperan

    antara lain adalah jenis kelamin, infeksi (Price, 1995), keturunan (Price, 1995 ; Noer S,

    1996), dan lingkungan (Noer S, 1996).

    Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun

    faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik,

    dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

    D. Patofisiologi

    Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan synovial.

    Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan

    memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran synovial, dan akhirnya

    membentuk panus. Panus akan meghancurkan tulang rawan dan emnimbulkan erosi

    tulang, akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami perubahan

    generative dengan menghilangnya elastisita otot dan kekuatan kontraksi otot.

    Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi synovial disertai edema, kongesti

    vascular eksudat fibrin dan inflamasi selular. Peradangan yang berkelanjutan

    menyebabkan synovial menjadi menebal terutama pada sendi artikular kartilago dari

    sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus atau penutup yang menutupi

    kartilago. Pannus masuk ke tulang subcondria. Jaringan granulasi menguat karena radang

    menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuler. Kartilago menjadi nekrosis.Tingkat erosi dari kartilago persendian menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    4/21

    kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi , karena

    jaringan fibrosa atau tulang bersatu (akilosis). Kerusakan kartilago dan tulang

    menyebabkan tendon dan ligament menjadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau

    dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub condrial bisa menyebabkan osteoporosis

    setempat. Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan masa

    adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara orang ada yang sembuh dari

    serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain terutama yang

    mempunyai factor rematoid, gangguan akan menjadi kronis yang progresif. Pada

    sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai kerusakan sendi yang terus

    menerus dan terjadi vaskulitis yang difus.

    PATWAY

    Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan muskuloskeletal

    Inflamasi non-bakterial disebabkan oleh

    infeksi, endokrin, autoimun, metabolik dan

    Atritis

    Reumatoid

    Sinovit tenosinovit Kelainan pada

    tulang

    Kelainan pada

    jaringan ekstra-

    artikular

    Gambara

    n khas

    nodul

    Hipere

    miadan

    pembe

    ngkaka

    Invasi

    kolagen

    Erosi

    tulangdan

    kerusak

    an pada

    tulang

    miopat sistemi Kel.

    limfe

    saraf Inflama

    si

    keluar

    ekstra-

    Nekrosis

    dan

    kerusakan

    dalam

    Ruptur

    tendo

    secara

    ersial

    Instabilitas

    dan

    deformitas

    Atrofi

    otot

    splenomeg

    Neuropat

    i periferKelemahan

    Dx 3 defisitperawatan

    Dx 5

    gangua

    n

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    5/21

    E. Manifestasi Klinis

    Ada beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada klien rematoid

    artritis.Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan.Oleh

    karenanya penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang sangat bervariasi. Gejala-gejala

    konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam.Terkadang

    dapat terjadi kelelahan yang hebat. Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer,

    termasuk sendi-sendi ditangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi

    interfalangs distal.Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang. Kekakuan dipagi hariselama lebih dari satu jam, dapat bersifat generalisita terapi terutama menyerang sendi-

    sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan

    selalu kurang dari satu jam. Artritis erosif, merupakan ciri khas artritis rematoid pada

    gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi ditepi tulang

    dan dapat dilihat pada radioram (Lukman,2009).

    F. Komplikasi

    Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik

    yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

    atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirheumatoid drugs,

    DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis

    reumatoid.

    Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar

    dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik.Umumnya berhubungan dengan

    Dx 1 Dx 2

    Hambatan

    Ggn

    mekanisme N

    fungsional pd

    Perubahan

    bentuk tubuh

    pd tulang dan

    Gambaran

    khusus nodul

    Dx 4

    Ansiet

    Dx 7

    kurang

    Dx 6

    Gangguan

    konsep diri,

    Anemia

    osteoporosis

    generalisita

    Dx 4

    Resiko

    Perikardi

    tis, dan

    radang

    katup

    jantung

    Kegagala

    n fungsi

    jantung

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    6/21

    mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat

    vaskulitis.

    G. Pemeriksaan Khusus

    1. Tes faktor reumatoid positif, antinuclear antibody (ANA) psotif bermakna pada

    sebagian penderita.

    2. LED naik pada penyakit aktif :Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h)

    mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat ;anemia; albumin

    serum rendah, dan fosfatase alkalimeningkat.

    3. Rontgen menunjukkan erosi terutama pada sendi-sendi tangan, kaki dan pergelangan

    pada stadium dini; kemudian, pada tiap sendi.

    4. Kelainan destruktif yang progresif pada sendi dan disorganisasi pada penyakit yang

    berat.

    5. Kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl.

    H. Penatalaksanaan Keperawatan

    1. Memberikanpendidikan.

    Pendidikan yang di berikan meliputi pengertian tentang patofisiologi,

    penyebab, dan prognosis penyakit, dan termasuk komponen penatalaksanaan regimen

    obat yang kompleks.Pendidikan tentang penyakit ini kepada pasien, keluarga dan

    siapa saja yang berhubungan dengan pasien.

    Pendidikan pencegahan yang diberikan pada klien berupa istirahat yang

    cukup, gunakan kaos kaki atau sarung tanga sewaktu tidur malam, kurangi aktivitas

    yang berat secara perlahan-lahan.

    2. Istirahat

    Sangat penting karena Rematoid Artritis biasanya disertai rasa lelah yang

    hebat.Oleh karena itu pasien harus membagi waktu istirahat dan beraktivitas.

    3. Latihan fisik

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    7/21

    Dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi.Latihan ini mencakup

    gerakan aktif dan pasif semua sendi yang sakit, minimalnya 2x sehari.

    4. Termotrafi

    Lakukan kompres panas pada sendi sendi yang sakit dan bengkak mungkin

    dapat mengurangi nyeri.

    5. Gizi

    Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan

    mempertahankan status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada sendi.

    Adapun syarat-syarat diet atritis reumatoid adalah protein cukup, lemak

    sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang

    dikeluarkan setiap hari. Rata-rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 L/hari,

    karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65-75% dari kebutuhan energi total.

    I. Penatalaksanaan Medis

    Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID (Non Steriodal Anti-

    Inflammatory Drug) dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang

    penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun

    pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar

    obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-

    inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).

    Pengobatan harus diberikan secara paripurna, karena penyakit ini sulit

    sembuh.Oleh karena itu, pengobatan dapat dimulai secara lebih dini, klien harus

    diterangkan mengenai penyakitnya dan diberikan dukungan psikologis.Nyeri dikurangi

    atau bahkan dihilangkan, reaksi inflamasi harus ditekan, fungsi sendi dipertahankan, dan

    deformitas dicegah dengan obat anti inflamasi nonsteroid, alat penopang ortopedis, dan

    latihan terbimbing (Lukman, Nurna Ningsih dalam bukunya askep pada klien dengan

    gangguan sistem muskuloskeletal, 2009).

    Pada keadaan akut kadang dibutuhkan pemberian steroid atau

    imunosupresan.Sedangkan, pada keadaan kronik sinovektomi mungkin berguna bila

    tidak ada dekstruksi sendi yang luas.Bila terdapat dekstruksi sendi atau deformitas dapat

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    8/21

    dianjurkan dan dilakukan tindakan artrodesis atau artroplastik. Sebaiknya pada revalidasi

    disediakan bermacam-macam alat bantu untuk menunjang kehidupan sehari-hari dirumah

    maupun ditempat kerja.

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    9/21

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN REMATOID ARTRITIS

    A. Pengkajian

    Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan. Untuk

    itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga dapat

    memberi arah terhadap

    1. Anamnesis.

    Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :

    a. Identitas meliputi nama,jenis kelamin,usia,alamat,agama,bahasa yang

    digunakan,status perkawainan,pendidikan,pekerjaan,asuransi,golongan

    darah,nomor register,tanggal masuk rumah sakit,dan diagnosis medis.

    Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah

    sendi yang mengalami masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang lengkap

    tentang nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.

    1) Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah

    peradangan.

    2) Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat

    menusuk.

    3) Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri

    terjadi di sendi yang mengalami masalah.

    4) Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang

    skala pengukuran 0-4.

    5) Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada

    malam hari atau siang hari.

    b. Riwayat penyakit sekarang.Pengumpulan data dilakukan sejak keluhan

    muncul.Pada klien artritis reumatoid , stadium awal biasanya ditandai dengan

    gangguan keadaan umum berupa malaise,penurunan berat badan,rasa

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    10/21

    capek,sedikit panas,dan anemia. Gejala lokal yang terjadi berupa

    pembengkakan,nyeri,dan gangguan gerak pada sendi metakarpofalangeal. Perlu

    dikaji kapan gangguan sensorik muncul.Gejala awal terjadi pada sendi.Persendian

    yang paling sering terkena adalah sendi tangan,pergelangan tangan,sendi

    lutut,sendi siku,pergelangan kaki,sendi bahu,serta sendi panggul, dan biasanya

    bersifat bilateral/simetris.Akan tetapi,kadang artritis reumatoid dapat terjadi

    hanya pada satu sendi.

    c. Riwayat penyakit dahulu.Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab

    yang mendukung terjadinya artritis reumatoid.Penyakit tertentu seperti penyakit

    diabetes menghambat proses penyembuhan artritis reumatoid.Masalah lain yang

    perlu ditanyakan adalah apakah klien pernah dirawat dengan masalah yang

    sama.Sering klien ini menggunakan obat antireumatik jangka panjang sehingga

    perlu dikaji jenis obat yang digunakan(NSAID,antibiotik,dan analgesik).

    d. Riwayat penyakit keluarga. Kaji tentang adakah keluarga dari generasi terdahulu

    yang mengalami keluhan yang sama dengan klien.

    e. Riwayat psikososial. Kaji respon emosi klien terhadap penyakit dan perannya

    dalam keluarga dan masyarakat.Klien ini dapat mengalami ketakutan akan

    kecacatan karena perubahan bentuk sendi dan pandangan terhadap dirinya yang

    salah(gangguan citra diri).Klien ini juga dapat mengalami penurunan libido

    sampai tidak dapat melakukan hubungan seksual karena harus menjalani rawat

    inap dan kelemahan fisik serta nyeri.Klien artritis reumatoid akan merasa cemas

    tentang fungsi tubuhnya sehingga perawat perlu mengkaji mekanisme koping

    klien. Kebutuhan tidur dan istirahat juga harus dikaji,selain lingkungan,lama

    tidur,kebiasaan,kesulitan,dan pengguanaan obat tidur.

    2. Pemeriksaan fisik.Setelah melakukan anamnesis,pemeriksaan fisik sangat berguna

    untuk mendukung data anamnesis .Pemeriksaan fisik dilakukan per sistem (B1-B6)

    dengan fokus pemeriksaan B6(Bone) yang dikaitkan dengan keluhan klien.

    a. B1 (Breathing).Klien artritis reumatoid tidak menunjukkan kelainan sistem

    pernapasan pada saat inspeksi.Palpasi toraks menunjukkan taktil fremitus

    seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi,tidak ada suara napas tambahan.

    b. B2 (Blood). Tidak ada iktus jantung pada palpasi.Nadi mungkin meningkat,iktus

    tidak teraba.Pada auskultasi,ada suara S1 dan S2 tunggal dan tidak ada murmur.

    c. B3(Brain).Kesadaran biasanya kompos mentis.Pada kasus yang lebih parah,klien

    dapat mengeluh pusing dan gelisah.

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    11/21

    Kepala dan wajah : Ada sianosis.

    Mata : Skelera biasanya tidak ada ikterik.

    Leher : Biasanya JVP dalam batas normal

    Telinga :Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan

    normal.Tidak ada Lesi atau nyeri tekan.

    Hidung : Tidak ada deformitas,tidak ada pernapasan cuping

    hidung.

    Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil,gusi tidak terjadi

    perdarahan,mukosa mulut tidak pucat.

    Status mental : penampilan dan tingkah laku klien biasanya tidak

    mengalami perubahan.

    d. B4 (Bladder). Produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan

    pada sistem perkemihan.

    e. B5 (Bowel). Umumnya klien artritis reumatoid tidak mengalami gangguan

    eliminasi.Meskipun demikian,perlu dikaji frekuensi,konsitensi,warna serta bau

    feses.Frekuensi berkemih,kepekatan urin,warna,bau,dan jumlah urin juga harus

    dikaji.Gangguan gastointestinal yang sering adalah mual,nyeri lambung,yang

    menyebabkan klien tidak nafsu makan,terutama klien yanmg menggunakan obat

    reumatik dan NSAID.Peristaltik yang menurun menyebabkan klien jarang

    defekasi.

    f. B6 (Bone )

    1) Look

    Didapatkan adanya pembengkakan yang tidak biasa

    (abnormal ),deformitas pada daerah sendi kecil tangan, pergelangan kaki,dan

    sendi besar lutut,panggul dan pergelangan tangan.Adanya degenerasi serabut

    otot memungkinkan terjadinya pengecilan,atrofi otot yang disebabkan oleh tidak

    digunakannya otot akibat inflamasi sendi.Sering ditemukan nodul subkutan

    multipel.

    2) Feel

    Nyeri tekan pada sendi yang sakit.

    3) Move

    Ada gangguan mekanis dan fungsional pada sendi dengan

    manifestasi nyeri bila menggerakan sendi yang sakit.Klien sering mengalami

    kelemahan fisik sehingga menggangguaktifitas hidup sehari-hari.

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    12/21

    Pemeriksaan diagnostik :

    a) Pemeriksaan radiologi

    Pada tahap awal, foto rontgen tidak menunjukkan kelainan yang mencolok.

    Pada tahap lanjut, terlihat rarefaksi korteks sendi yang difus dan disertai

    trabekulasi tulang, obliterasi ruang sendi yang memberi perubahan degeneratif

    berupa densitas, iregullaritas permukaan sendi, serta spurring marginal.

    Selanjutnya bila terjadi destruksi tulang rawan, akan terlihat penyempitan

    ruang sendi dengan erosi pada beberapa tempat.

    B. Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan pada yang dapat ditemukan pada klien rumatoid arthritis

    (doengoes, 2000) adalah sebagai berikut :

    1. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi cairan/

    proses inflamasi/ destruksi sendi.

    2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri/

    ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan otot.

    3. Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan

    kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energy

    atau ketidakseimbangan mobilitas.4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan

    kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak, atau depresi.

    5. Resiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan

    proses penyakit degenerative jangka panjang, system pendukung tidak adekuat.

    6. Kurang pengetahuan/ kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis, dan

    pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi

    informasi.

    C. Intervensi dan Implementasi Keperawatan

    Rencana asuhan keperawatan pada klien arthritis rheumatoid dibawah ini, disusun

    berdasarkan diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan, dan rasionalisis(doenges,

    2000).

    Diagnosa keperawatan I :nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan

    akibat akumulasi cairan atau proses inflamasi, destruksi sendi.

    Tindakan RasionalMandiri :

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    13/21

    1. Kaji keluhan nyeri, skala nyeri serta catat

    lokasi dan intensitas, factor-faktor yang

    mempercepat, dan respon rasa sakit non

    verbal.

    Membantu dalam menentukan kebutuhan

    manajemen nyeri dan efektifitas program.

    2. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil.

    Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan.

    Matras yang lembut/ empuk, bantal yang

    besar akan menjaga pemeliharaankesejajaran tubuh yang tepat,menempatkan

    stress pada sendi yang sakit. Peninggian

    tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi

    yang terinflamasi/nyeri

    3. Biarkan klien mengambil posisi yang

    nyaman waktu tidur atau duduk di kursi.

    Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai

    indikasi

    Pada penyakit yang berat/ eksaserbasi, tirah

    baring mungkin diperlukan untuk membatasi

    nyeri cedera.

    4. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl,

    karung pasir, gulungan trokhanter, bebat,

    brace.

    Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan

    mempertahankan posisi netral. Penggunaan

    brace dapat menurunkan nyeri dan dapat

    mengurangi kerusakan pada sendi.

    Imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan

    hilang mobilitas/ fungsi sendi.

    5. Anjurkan klien untuk sering merubah

    posisi,. Bantu klien untuk bergerak di

    tempat tidur, sokong sendi yang sakit di

    atas dan bawah, hindari gerakan yang

    menyentak.

    Mencegah terjadinya kelelahan umum dan

    kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,

    mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi.

    6. Anjurkan klien untuk mandi air hangat.

    Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi yang sakit. Pantau suhu

    air kompres, air mandi, dan sebagainya.

    meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas,

    menurunkan rasa sakit dan menghilangkankekakuan pada pagi hari. Sensitivitas pada

    panas dapat dihilangkan dan luka dermal

    dapat disembuhkan

    7. Berikan masase yang lembut. meningkatkan relaksasi/ mengurangi

    tegangan otot.

    8. Dorong penggunaan teknik manajemen

    stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan

    terapeutik, biofeed back, visualisasi,

    pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan

    pengendalian napas.

    Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa

    kontrol nyeri dan dapat meningkatkan

    kemampuan koping.

    9. Libatkan dalam aktivitas hiburan sesuaidengan jadwal aktivitas klien.

    Memfokuskan kembali perhatian,memberikan stimulasi, dan meningkatkan

    rasa percaya diri dan perasaan sehat.

    Kolaborasi :

    10. Beri obat sebelum dilakukan aktivitas/

    latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

    10.Meningkatkan relaksasi, mengurangi

    tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk

    ikut serta dalam terapi.

    11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk

    Asetilsalisilat (Aspirin).

    11. Obat-obatan:

    Bekerja sebagai antiinflamasi dan efek

    analgesik ringan dalam mengurani kekakuan

    dan meningkatkan mobilitas. ASA harus

    dipakai secara regular untuk mendukung

    kadar dalam darah teurapetik. Riset

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    14/21

    NSAID lainnya, missal ibuprofen (motrin),

    naproksen, sulindak, proksikam (feldene),

    fenoprofen.D-penisilamin (cuprimine).

    Antasida

    Produk kodein

    mengindikasikan bahwa ASA memiliki

    indeks toksisitas yang paling rendah dasi

    NSAID lain yang diresepkan.

    Dapat digunakan bila klien tidak

    memberikan respons pada aspirin atau untuk

    meningkatkan efek dari aspirin. Dapat mengontrol efek-efek sistemik dari

    RA jika terapi lainnya tidak berhasil. Efek

    samping yang lebih berat misalnya

    trombositopenia, leucopenia, anemia aplastik

    membutuhkan pemantauan yang ketat. Obat

    harus diberikan diantara waktu makan,

    karena absorbs obat menjadi tidak seimbang

    antara makanan dan produk antasida dan

    besi.

    Diberikan bersamaan dengan NSAID

    untuk meminimalkaniritasi/ketidaknyamanan lambung.

    Meskipun narkotik umumnya adalah

    kontraindikasi, namun karena sifat kronis

    dari penyakit, penggunaan jangka pendek

    mungkin diperlukan selama periode

    eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri

    yang berat.

    12. Bantu klien dengan terapi fisik, missal

    sarung tangan paraffin, bak mandi dengan

    kolam bergelombang.

    12. Memberikan dukungan hangat/ panas untuk

    sendi yang sakit.

    13. Berikan kompres dingin jika dibutuhkan.13. Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan

    bengkak pada periode akut.

    14. Pertahankan unit TENS jika digunakan. 14. Rangsang elektrik tingkat rendah yang

    konstan dapat menghambat transmisi nyeri.

    15. Siapkan intervensi pembedahan, missal

    sinovektomi.

    15. Pengangkatan sinovium yang meradang

    dapat mengurangi nyeri dan membatasi

    progresi dan perubahan degeneratif.

    Diagnosa Keperawatan II :Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas

    skeletal, nyeri/ ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan

    kekuatan otot.

    Tindakan Rasional

    Mandiri :

    1. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat

    inflamasi/ rasa sakit pada sendi.

    Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari

    perkembangan/ resolusi dari proses

    inflamasi.

    2. Pertahankan istirahat tirah baring/ dudukjika diperlukan. Buat jadwal aktivitas yang

    Istirahat sistemik dianjurkan selamaeksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    15/21

    sesuai dengan toleransi untuk memberikan

    periode istirahat yang terus menerus dan

    tidur malam hari yang tidak terganggu.

    yang penting, untuk mencegah kelelahan, dan

    mempertahankan kekuatan.

    3. Bantu klien dengan rentang gerak

    aktif/pasif, demikian juga latihan resistif

    dan isometris jika memungkinkan

    Mempertahankan/ meningkatkan fungsi

    sendi, kekuatan otot dan stamina umum.

    Latihan yang tidak adekuat menimbulkankekakuan sendi, karenanya aktivitas yang

    berlebihan dapat merusak sendi.

    4. Ubah posisi klien setiap dua jam dengan

    bantuan personel yang cukup.

    Demonstrasikan/ bantu teknik pemindahan

    dan penggunaan bantuan mobilitas.

    Menghilangkan tekanan pada jaringan dan

    meningkatkan sirkulasi. Mempermudah

    perawatan diri dan kemandirian klien. Tehnik

    pemindahan yang tepat dapat mencegah

    robekan abrasi kulit.

    5. Posisikan sendi yang sakit dengan bantal,

    kantung pasir, gulungan trokanter, dan

    bebat, brace.

    Meningkatkan stabilitas ( mengurangi

    resiko cidera ) dan mempertahankan posisi

    sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh

    serta dapat mengurangi kontraktur.

    6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. Mencegah fleksi leher.

    7. Dorong klien mempertahankan postur

    tegak dan duduk, berdiri, dan berjalan.

    Memaksimalkan fungsi sendi dan

    mempertahankan mobilitas.

    8. Berikan lingkungan yang aman, misalnya

    menaikkan kursi/kloset, menggunakan

    pegangan tangga pada bak/pancuran dan

    toilet, penggunaan alat bantu

    mobilitas/kursi roda.

    Menghindari cidera akibat kecelakaan/

    jatuh.

    Kolaborasi :

    9. Konsultasi dengan ahli terapifisik/okupasi dan spesialis vokasional.

    berguna dalam memformulasikan programlatihan/ aktivitas yang berdasarkan pada

    kebutuhan individual dan dalam

    mengidentifikasi alat/bantuan mobilitas.

    10. Berikan matras busa/ pengumbah

    tekanan.

    Menurunkan tekanan pada jaringan yang

    mudah pecah untuk mengurangi risiko

    imobilisasi / terjadi dekubitus.

    Berikan obat obatan sesuai indikasi :

    Agen antireumatik, mis garam emas,natrium tiomaleat.

    Steroid.

    Obat obatan :

    Krisoterapi ( garam emas ) dapatmenghasilkan remisi dramatis / terus menerus

    tetapi dapat mengakibatkan inflamasi

    rebound bila terjadi penghentian atau dapat

    terjadi efek samping serius, misl krisis

    nitrotoid seperti pusing, penglihatan kabur,

    kemerahan tubuh, dan berkembang menjadi

    syok anafilaktik.

    Mungkin dibutuhkan untuk menekan

    inflamasi sistemik akut.

    Siapkan intervensi bedah :Atroplasti. Intervensi bedah :

    Perbaikan pada kelemahan periartikuler dan

    subluksasi dapat meningkatkan stailitas

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    16/21

    Prosedur pelepasan tunnel, perbaikan

    tendon,ganglionektomi.

    Implan sendi.

    sendi.

    Perbaikan berkenaan dengan defek jaringan

    penyambung, dan mobilitas.

    Pergantian mungkin diperlikan untuk

    memperbaiki fungsi optimal dan mobilitas.

    Diagnosa Keperawatan III : Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran

    berhubungan dengan perubahan kemapuan untuk melakukan tugas-tugas umum,

    peningkatan penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.

    Tindakan Rasional

    Mandiri :

    1. Dorongn klien mengungkapakan

    perasaannya melalui proses penyakit dan

    harapan masa depan.

    Memberikan kesempatan untuk

    mengidentifikasi rasa takut / kesalahan

    konsep dan mampu menghadapi masalah

    secara langsung.2. Diskusikan arti dari kehilangan /

    perubahan pada klien / orang terdekat.

    Pastikan bagaimana pandangan pribadi

    klien dalam berfungsi dalam gaya hidup

    sehari hari, termasuk aspek aspek

    seksual.

    Mengidentifikasi bagaimana penyakit

    mempengaruhi persepsi diri dan interaksi

    dengan orang lain akan menentukan

    kebutuhan terhadap intervensi / konseling

    lebih lanjut.

    3. Diskusikan persepsi klien ,mengenai

    bagaimana orang terdekat menerima

    keterbatasan klien.

    Isyarat verbal / nonverbal orang terdekat

    dapat memengaruhi bagaimana klien

    memandang dirinya sendiri.

    4. Akui dan menerima perasaan berduka,

    bermusuhan, serta ketergantungan.

    Nyeri konstan akan melelahkan, perasaan

    marah, dan bermusuhan umum terjadi.5. Obesrvasi perilaku klien terhadap

    kemungkinan menarik diri, menyangkal

    atau terlalu memperhatikan perubahan

    tubuh.

    Dapat menujukkan emosional atau metode

    koping maladatif, membutuhkan intervensi

    lebih lanjjut / dukungan psikologis.

    6. Susun batasan pada perilaku maladatif.

    Bantu klien untuk mengidentifikasi

    perilaku positif yang dapat membantu

    mekanisme koping yang adaptif.

    Membantu klien untuk

    mempertahankankontrol diri, yang dapat

    meningkatkan perasaan harga diri.

    7. Ikut sertakan klien dalam merencanakanperawatan dan membuat jadwal akitvitas.

    Meningkatkan perasaan kompetensi/ hargadiei, mendorong kemandirian, dan

    mendorong partisipasi dalam terapi.

    8. Bantu kebutuhan perawat yang

    diperlukan klie.

    Mempertahankan penampilan yang dapat

    meningkatkan citra diri.

    9. Berikan respon/ pujian positif bila perlu. Memungkinkan klien untu merasa senang

    terhadap dirinya sendiri. Menguatkan prilaku

    positif, dan meningkatkan rasa percaya diri.

    Kaloborasi :

    10. Rujuk pada konseling psikiatri, mis

    perawat spesialis psikiatri, psikiatri/psikolog,pekerjaan sosial.

    10. Klien/ orang terdekat mungkin mebutuhkan

    dukungan selama berhadapan dengan proses

    jangka panjang/ ketidakmampuan.

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    17/21

    11. Berikan obat obatan sesuai petunjuk,

    mis antiasietas dan obat obatan

    eningkatan alam perasaan

    11. Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya

    depresi hebat sampai klien mampu

    mengembangkan kemampuan koping yang

    lebih efektif.

    Diagnosa Keperawatan IV : kurang keperawatan diri b.d krusakan muskloskeletal,

    penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau depresi.

    Tindakan Rasional

    Mandiri :

    Diskusikan dengan klien tingkat fungsional

    umum sebelum timbulnya/ eksaserbasi

    penyakit dan risiko perubahan yang

    diantisipasi.

    Klien mungkin dapat melanjutkan aktivitas

    umum dengan melakukan adaptasi yang

    diperlukan pada keterbatasan saat ini.

    Pertahan kan mobilitas, kontrol terhadapnyeri, dan program latihan.

    Mendukung kemandirian fisik/ emosionalklien.

    Kaji hambatan kliendalam partisipasi

    perawatan diri. Identifikasi/ buat rencana

    untuk modifikasi lingkungan.

    Menyiapkan klien untuk meningkatkan

    kemandirian, yang akan meningkatkan harga

    diri.

    Kalaborasi :

    Konsultasi dengan ahli terapi okupasi. Berguna dalam menentukan alat bantu untuk

    memenuhi kebutuhan individu, misal

    memasang kancing, menggunakan alat bantu,memakai sepatu , atau menggantungkan

    pegangan untuk mandi pancuran.

    Mengatur evaluasi kesehatan di rumah

    sebelum dan setelah pemulang.

    Mengidentifikasi masalah-masalah yang

    mungkin dihadapi karena tingkat

    ketidakmampuan aktual. Memberikan lebih

    banyak keberhasilan usaha tim dengan orang

    lai yang ikut serta dalam perawatan, misaltim

    terapi okupasi.

    Membuat jadwal konsul dengan lembaga

    lainnya, misal pelayanan perawatan di

    rumah, ahli nutrisi.

    Klien mungkin membutuhkan berbagi

    bantuan tambahan untuk partisipasi situasi di

    rumah.

    Diagnosa keperawtan V : Risiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan

    rumah b . d proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung tidak

    adekuat.

    Tindakan RasionalMandiri :

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    18/21

    Kaji tingkat fungsional fisik klien. Mengidentifikasi tingkat bantuan/ dukungan

    yang diperlukan klien.

    Evaluasi lingkungan sekitar untuk

    mengkaji kemampuan klien dalam

    melakukan perawatan diri sendiri.

    menentukan kemungkinan susunan yang ada/

    perubahan susunan rumah untuk memenuhi

    kebutuhan klien.

    Tentukan sumber sumber finansial untukmemenuhi kebutuhan situasi individual.

    Identifikasi sistem pedukung yang tersedia

    untuk klien, misalnya membagi perbaikan/

    tugas-tugas rumah tangga antara anggota

    keluarga atau pelayanan.

    Menjamin bahwa kebutuhan klien akandipenuhi secara terus menerus.

    Identifikasi peralatan yang diperlukan

    untuk mendukung aktivitas klien, misalnya

    peninggian dudukan toilet, kursi roda.

    Memberikan kesempatan untuk mendapatkan

    peralatan sebelum pulang untuk menunjang

    aktivitas klien di rumah.

    Kolaborasi :

    Koordinasi evaluasi di rumah dengan ahli

    terapi okupasi.

    Bermanfaat untuk mengidentifikasi peralatan,

    cara- cara untuk mengubah berbagai tugas

    dalam mempertahankan kemandirian.

    Identifikasi sumber sumber komunitas,

    misal pelayanan pembatu rumah tangga,

    pelayan sosial ( bila ada).

    Memberkan kemudahan berpindah pada/

    mendukung kontinuitas dalam situasi rumah.

    Diagnosa keperawatan VI :kurang pengetahuan / kebutuhan belajar mengenai

    panyakit, prognosis, dan penobatan b . d kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan

    interpretasi informasi.

    Tindakan Rasional

    Mandiri :

    Tinjau proses penyakit, prognosis, dan

    harapan masa depan.

    Memberikan pengetahuan di mana klien

    dapat membuat pilihan berdasarkan informasi

    yang disampaikan.

    Diskusikan kebiasaan klien dalam

    penatalaksanaan proses sakit melalui diet,

    obat-obatan, serta program diet seimbang,

    latihan, dan istirahat.

    Tujuan kontrol penyakit adalah untuk

    menekan inflamasi sendi/ jaringan lain guna

    mempertahankan fungsi sendi dan mencegah

    deformitas.

    Bantu klien dalam merencanakan jadwal

    aktivitas terintegrasiyang realitis,

    periodeistirahat,perawatan diri, pemberian

    obat -obatan,terapi fisik,dan manajemen

    stres.

    Memberikan struktur dan mengurangi

    ansietas pada wakru menangani proses

    penyakit kronis yang kompleks.

    Tekankan pentingnya melanjutkan

    manajemen farmakoterapeutik.

    Keuntungan dari terapi obat obatan

    tergantung ketepatan dosis, misal aspirin

    harus diberikan secara reguleruntuk

    mendukung kadar terapeutik darah 18- 25

    mg.

    Rekomendasikan pengunaan aspirin Preparat bersalut/ dibuper dicerna dengan

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    19/21

    bersalut/ dibuper enterik atau salisilat

    nonasetil, misal kolin magnesium

    trisalisilat

    makanan, meminmimalkan iritasi gaster,

    mengurangi risiko perdarahan. Produk

    nonastil sedikit dibutuhkan untuk

    mengurangi iritasi lambung.

    Anjurkan kliean untuk mencerna obat-obatan dengan makanan,susu atau antasida.

    Membatasi iritasi gaster. Penggurangan nyeriakan meningkatkan kualitas tidur san

    meningkatkan kadar darah serta mengurangi

    kekuatan di pagi hari.

    Identifikasi efek samping oabt-obatan yang

    merugkan, misal tinitus, intoleransi

    lambung, perdaraha gastrointestinal, dan

    ruam purpurik.

    Memperpanjang dan memaksimalakan dosis

    aspirrin dapat mengakibatkan takar lajak

    ( overdosis). Tinitus umumnya

    mengidentifikan kadar terapeutik darah yang

    tinggi. Jika terjadi tinitus, dosis umumnya

    diturunkan menjadi satu tablet setiap tiga hari

    sampai berhenti.

    Tekankan pentingnya membaca label

    produk dan mengurangi penggunaan obat

    yang dijual bebas tanpa prsetujuan dokter.

    Banyak produk mengandung salisilat

    tersembunyi.(misal obat diare, pilek)yang

    dapat meningkatkan risiko overdosis obat /

    efek samping yang bebahaya.

    Tinjuan pentingnya diet yang seimbang

    dengan makanan yang banyak

    mengandung vitamin, protein, dan zat besi.

    Meningkatkan perasaan sehat umum dan

    perbaikan regenerasi sel.

    Dorong klien yang obesitas untuk

    menurunkan berat badan dan berikan

    informasi penurunaan berat badan sesuai

    kebutuhan.

    Penurunan berat badan akan mengurangi

    tekananan sendi, terutama pinggul,

    lutut,pergelanagan kaki,dan telapak kaki.

    Berikan informaasi mengenai alat bantu,

    missal bermain barang-barang yang

    bergerak, tongkat untuk mengambil,

    piring-piring ringan, tempat duduk toilet

    yang dapat dinaikkan, palang keamanan.

    Mengurangin paksaan untuk menggunakan

    sendi dan meungkinkan individu untuk serta

    secara lebih nyaman dalam aktivitas yang

    dibutuhkan.

    Diskusikan teknik menghemat energy,

    missal duduk lebih baik daripada berdiri

    dalam menyiapkan makanan dan mandi.

    Mencegah kepenatan, memberikan

    kemudahan perawatan diri, dan kemandirian.

    Dorong klien untuk mempertahankan

    posisi tubuh yang benar, baik saat istirahat

    maupun saat aktivitas, misal menjaga sendi

    tetap meregang tidak fleksi.

    mekanika tubuh yang baik harus menjadi

    bagian dari gaya hidup lklien untuk

    mengurang tekanan sendi dan nyeri.

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    20/21

    Tinjau perlunya infeksi sering pada kulit

    lainnya dibawah bebet, gips, alat

    penyokong. Tunjukan pemberian bantalan

    yang tepat.

    Mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit.

    Diskusikan pentingnya obat- obatan

    lanjutan/pemeriksaan laboratorium, misal

    LED, kadar salisilat, PT.

    Terapi obat obatan membutuhkan

    pengkajian / perbaikan yang terus- menerus

    untuk menjamin efek optimal dan mencegah

    overdosis, serta efek samping yang berbahay,

    misal aspirin memperpanjang PT,

    peningkatan risiko perdarahan. Krisoterapi

    akan menekan trombosit, potensi risiko untuktrombositopenia.

    Berikan konseling seksual sesuai

    kebutuhan.

    Informasi mengenai posisi-posisi yang

    berbeda dan teknik dan / pilihan lain untuk

    pemenuhan seksual mungkin dapat

    meningkatkan hubungan pribadi dan

    perasaan harga diri / percaya diri.

    Identifikasi sumber-sumber komunikasi,

    misal yayasan artritis (bila ada).

    bantuan / dukungan dari orang lain dapat

    meningkatkan pemulihan maksimal.

    D. Evaluasi

    Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :

    1. Terpenuhunya penuruna dan peningkatan adaptasi nyeri.

    2. Tercapainya fungsi sendi dan mencegah terjadinya deformitas.

    3. Tercapainya peningkatan fungsi anggota gerak yang terganggu.

    4. Tercapainya pemenuhan perawatan diri.

    5. Tercapainya penatalaksanaan pemeliharaan rumah dan mencegah penyakit

    degeneratif jangka panjang.

    6. Terpenuhinya pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi.

  • 7/28/2019 Remathoid Ath

    21/21