Upload
rinto-nugroho
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
1/32
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Syringomyelia adalah kelainan kronis, progresif, degeneratif pada medula
spinalis yang berupa lubang/ kavitasi pada bagian tengah medula spinalis segmen
servikal. Kelainan ini dapat meluas ke arah kaudal menuju segmen torasik dan
lumbar, atau ke arah rostral menuju batang otak (syringobulbia). Kelainan ini
menyebabkan gangguan-gangguan neurologis secara progresif, biasanya sebagai
amiotrofi brakhial dan disosiasi sensorik segmental.,!
Kelainan ini jarang ditemukan. Kelainan ini sering terdapat atau mengikuti
kelainan kongenital seperti misalnya malformasi "rnold-#hiari.,$,!,%,& 'leh karena itu,
manifestasi kelainan ini bisa beragam, tergantung dari letak lesi, perluasan lesi, dan
kelainan yang mendasarinya. amun, secara garis besar kelainan ini dapat didiagnosis
karena adanya gejala yang khas seperti amiotrofi dan disosiasi sensibilitas. !,&
atofisiologi syringomyelia sampai saat ini belum ada persesuaian. *al ini
mengakibatkan beragamnya metode penatalaksanaan.
Kelainan ini berkembang secara lambat. +ahkan seorang penderita
syringomyelia dapat berada dalam kondisi yang tetap sama selama beberapa tahun
atau bahkan berpuluh tahun.,$,!,&
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
2/32
2. PEMBAHASAN
2.1 Batasan
esi tunggal yang berupa lubang di pusat substansia grisea sentralis
dinamakan sebagai syringomyelia., Syringomyelia adalah kelainan berupa lubang
atau kavitas (syrin) yang terdapat pada bagian tengah medula spinalis. Kavitas ini
berisi cairan dan tidak berhubungan secara anatomis maupun fisiologis dengan kanalis
sentralis medula spinalis.,$,!,%,& Kavitas tersebut bisa terletak sentral atau eksentris,
dilapisi oleh sel glia dan tidak berhubungan dengan ventrikel keempat (siringomielia
non-komunikata). 'leh karena itu, cairan kista siringomielia bukan berasal dari
cairan serebrospinal dalam kanalis sentralis medula spinalis. 0alaupun begitu, dalam
perkembangannya kista siringomielia ini dapat mencapai kanalis sentralis medula
spinalis sehingga terjadi suatu hubungan dengan kanalis sentralis yang
memungkinkan cairan serebrospinalis mengisi kista siringomielia dan juga terjadi
hubungan antara kista siringomielia dengan ventrikel keempat. *al ini disebut sebagai
siringomielia komunikata.!
*idromyelia adalah keadaan di mana terdapat dilatasi kanalis sentralis medula
spinalis.,$,!,%,& Kanal yang berdilatasi dilapisi oleh ependim dan berhubungan dengan
ventrikel keempat melalui obe.,$
1enurut Satyanegara, siringohidromielia didefinisikan sebagai suatu kavitasi
tubuler berisi cairan di dalam sumsum tulang belakang (dapat melibatkan sampai
beberapa segmen). 2stilah ini merupakan istilah yang umum di mana dalam hal ini
tidak dapat menunjukkan lokasi kavitas tersebut, hubungannya dengan kanalis
sentralis, dan juga tidak menjelaskan mengenai histologi dinding kista maupun ciri-
ciri cairan di dalamnya. 3engan kata lain, siringomielia dapat merupakan segala
macam kista termasuk kista paskatrauma yang berisi cairan likuor, kista akibat
abnormalitas ba4aan daerah kranio-vertebra atau kista tumor-tumor intramedular.
*idromielia yang merupakan istilah yang lebih spesifik, adalah terminologi dari
kavitas intramedular yang merupakan pelebaran dari kanalis sentralis, dindingnya
adalah lapisan ependim, dan mengandung cairan yang identik dengan likuor.
Siringobulbia adalah sebutan bagi kasus yang kavitasnya meluas sampai ke batang
otak.!
"kumulasi cairan di dalam medula spinalis sendiri adalah bukan merupakan
suatu manifestasi primer dari proses penyakit, ia merupakan proses sekunder dengan
$
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
3/32
mekanisme yang bervariasi satu penyakit dengan lainnya. Kavitas yang berisi cairan
mirip dengan likuor disebut sebagai siringomielia komunikans (siringohidromielia),
dan kerap berkaitan dengan malformasi #hiari atau disgrafisme spinal okulta.
Sedangkan yang berisi cairan pekat yang proteinkaseosa, yang merupakan proses
sekunder dari neoplasma, anomali vaskuler, arakhnoiditis, dan trauma, diistilahkan
sebagai siringomielia nonkomunikans.!
2.2 Epidemiologi
revalensi syringomyelia adalah , 5 6, per 77.777 populasi.,$ amun
tidak ada angka kejadian yang pasti untuk syringomyelia di seluruh dunia.& enyakit
ini dapat mengenai laki-laki dan perempuan dengan frekuensi yang sama besar.,$,!
1anifestasi penyakit ini biasanya muncul pada umur ! 5 % tahun, tapi bisa juga
muncul pada usia akli balik atau a4al remaja.,&
2.3 Etiologi
Kelainan ini bisa terjadi akibat sebab kongenital dan dapatan.,$,! enyebab
kongenital yang sering terkait dengan kelainan ini adalah malformasi "rnold-
#hiari.,$,!,& Sedangkan sebab dapatan kelainan ini antara lain karena prosedur
pembedahan, trauma, peradangan, dan tumor.,!,&
a. Kongenital
Syringomyelia dapat terjadi karena suatu gangguan pada 4aktu kanalis
sentralis dibentuk8 atau karena terjadi penyusupan spongioblas (kelainan
deferensiasi sel otak) di kanalis sentralis pada tahap embrional8 atau karena
terjadi perdarahan pada tahap embrional. Syringomyelia yang tampak pada
masa de4asa sering menyertai malformasi #hiari tipe 2.,$ Sedangkan
malformasi #hiari tipe 22 dan 222 sering terdapat pada syringomyelia infantil.
b. 3apatan
• 9rauma: kavitasi paska trauma medula spinalis adalah kelainan
progresif di mana kerusakan medula spinalis menyebabkan gangguan
pada hidrodinamik cairan serebrospinal dan arakhnoiditis, sehingga
terjadi ekspansi progresif dari syrin. Kasus tersering terdapat pada
kecelakaan kendaraan bermotor dan mengenai bagian ba4ah segmen
servikal medula spinalis.,!,&,6
!
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
4/32
• embedahan: pembedahan spinal intradural, misalnya pada reseksi
tumor medula spinalis, dapat menyebabkan Syringomyelia.
• eradangan: Syringomyelia paska peradangan dapat terjadi sesudah
suatu infeksi (misalnya tuberkular, jamur, parasit) atau dari meningitiskemikal, dan biasanya berhubungan dengan pembentukan parut
arakhnoidal.,$
• 9umor: beberapa tumor, misalnya ependimoma dan hemangioblastoma
memiliki insidens 7 ; disertai dengan syringomyelia.$
2.4 Anatomi Medla Spinalis
anjang medula spinalis antara %7-% sentimeter dan beratnya !%-!6 gram.1edula spinalis dimulai dari atas, pada perbatasannya dengan medula oblongata,
yaitu pada dekusasio piramidum, dan berakhir setinggi vertebra lumbalis 2.
+entuknya silindrik dan terletak di dalam kanalis vertebralis. +aik panjang
maupun diameternya tidak mengisi penuh seluruh kanalis vertebralis ini. anjang
kanalis vertebralis antara -& sentimeter.<
!am"ar 2.1 Anatomi #lang Belakang $%%%.spinal&ordin'r(.net)
1edula spinalis dapat dibagi menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
. ars cervicalis:
1engeluarkan 6 pasang nervi (spinales) cervicales.
$. ars thoracica:
1engeluarkan $ pasang nervi (spinales) thoracales.
%
http://www.spinalcordinjury.net/http://www.spinalcordinjury.net/
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
5/32
!. ars lumbalis:
1engeluarkan:
- pasang nervi (spinales) lumbales.
- pasang nervi (spinales) sacrales.
- pasang nervus (spinalis) coccygeus.
!am"ar 2.2 Segmen *erte"ra dan +olmna *erte"ralis
$%%%.spinal&ordin'r(.net)
3i daerah cervical, antara n. cervicalis = sampai dengan n. thoracicus 2,
sebagian dari medula spinalis membesar, dan disebut intumescentia cervicalis. ada
pars lumbalis, antara n. lumbalis 2 sampai dengan n. sacralis 22, terdapat juga suatu
pelebaran daripada medula spinalis yang disebut intumescentia lumbosacralis.<
>jung akhir medula spinalis berbentuk kerucut, dan disebut conus medullaris,
yang letaknya setinggi vertebra lumbalis 2. >jung conus medullaris ini
melanjutkan diri sebagai filum terminale yang terbentuk dari jaringan ikat fibrilar.
?ilum terminale bukan merupakan ujung akhir medula spinalis8 ujung akhir medula
spinalis dibentuk oleh conus medularis. ?ilum terminale dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu:
http://www.spinalcordinjury.net/http://www.spinalcordinjury.net/
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
6/32
. ?ilum terminale internum (pialis), yang masih terletak di dalam saccus duralis,
setinggi vertebra lumbalis = dan vertebra sacralis 2, dan kemudian menembus saccus
duralis keluar menjadi:
$. ?ilum terminale eternum (durale), yang meneruskan diri ke dalam canalis sacralis,
dan akhirnya melekat pada periosteum os coccygeus. <
ada permukaan medula spinalis terdapat beberapa celah memanjang, yaitu:
. 3i sebelah ventral, di tengah-tengah terdapat fissura mediana ventralis
(anterior) (agak lebar), dan disebelah lateralnya terdapat sulcus ventro
(antero)-lateralis, dari mana keluar radi ventralis (anterior).
$. 3i sebelah dorsal terdapat sulcus medianus dorsalis (posterior), yang bila
diteruskan ke dalam menjadi septum medianum dorsale posterius.
ateral dari sulcus medianus dorsalis terdapat sulcus dorso (postero) lateralis,
tempat keluarnya radi dorsalis (posterior). ada pars cervicalis medullae spinalis,
antara sulcus medianus dorsalis dan sulcus dorsolateralis terdapat sulcus intermedius
dorsalis posterior.<
@adices nervi sacralis yang keluar dari conus medullaris, secara berjejeran
mengelilingi filum terminale, memberi kesan bentuk ekor kuda, sehingga disebut
sebagai cauda eAuina.
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
7/32
banyak terdapat jurai-jurai serabut memanjang, sehingga makin banyak substantia
albanya. Sebaliknya, makin ke kaudal, makin sedikit jurai-jurai serabut
memanjangnya, sehingga akan tampak lebih banyak substantia grisea.$
Substantia alba medullae spinalis dibagi menjadi tiga pasang kelompok, yaitu:
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
8/32
commissura grisea dorsalis (posterior). =entral dari commissura grissea ventralis
terdapat substantia alba yang disebut commissura alba ventralis (anterior), yang
terdiri dari serabut serabut yang menyilang. 9iap-tiap columna grisea terdiri dari
bagian ventral, disebut columna ventralis (anterior) yang merupakan bagian
terbesar, dan bagian dorsal yang kecil disebut columna dorsalis (posterior) .<
!am"ar 2.3 ,lstrasi Medla Spinalis.
ada pars thoracica medullae spinalis, setinggi n. cervicalis =222 sampai
dengan n. lumbalis 22-2=, substantia grisea yang terletak di antara columna
ventralis dan columna dorsalis mengeluarkan suatu tonjolan ke lateral yang
disebut columna lateralis. 3i dalamnya terdapat nucleus intermedio-lateralis yang
merupakan pusat dari sistem sympathycus. #olumna dorsalis pada basisnya menyempit
dan bagian ini disebut isthmus columnae dorsalis. 3i sebelah medial dari isthmus ini
terdapat suatu penebalan substantia grisea yang menonjol ke dalam funiculus posterior
yang disebut columna dorsalis dari #larke8 di dalamnya terdapat nucleus dorsalisdari #larke. 3i sebelah dorsal dari isthmus columnae dorsalis, columna dorsalis
tersebut membesar dan disebut substantia gelatinosa dorsalis (posterior) atau
substantia gelatinosa @olandi. 3ari substantia gelatinosa @olandi ke dorsal, columna
dorsalis menjadi ujung yang sempit yang disebut crista columnae dorsalis. 3i
belakang ini terdapat Cona marginalis dan Cona terminalis (fasciculus dorso-lateralis
dari issauer).<
#olumna dorsalis dapat juga dibagi menjadi bagian-bagian ape ,
capu t , dan cervi (collum). ateral dari cervi (collum) columnae dorsalis
6
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
9/32
terdapat suatu daerah yang terdiri dari campuran substantia alba dan substantia
grisea yang disebut formatio reticularis. #olumna ventralis substantiae griseae
mengandung nuclei motorii.<
Durai-jurai serabut memanjang pada substantia alba medula spinalis dapat
dibagi menjadi:
. 9ractus sensibilis:
9erdapat di dalam funiculus dorsalis (posterior) dan praktis terdiri dari serabut-
serabut ascendens.
$. 9ractus motorius:
9erdapat di dalam funiculus lateralis dan funiculus ventralis (anterior) dan praktis
terdiri dari serabut-serabut descendens.
Durai-jurai descendens terdiri dari:
. 9ractus cortico-spinalis lateralis (crossed pyramidal tract ).
$. 9ractus cortico-spinalis ventralis (anterior) (direct pyramidal tract ).
!. 9ractus vestibulo-spinalis: untuk mempertahankan tonus, sikap kepala sikap tegak
dari tubuh.
%. 9ractus reticulo-spinalis: untuk memperlancar atau menghambat gerakan, untuk
menaikkan atau menurunkan tonus otot.
. 9ractus tecto-spinalis: untuk refleks-refleks penglihatan dan pendengaran.
. 9ractus rubro-spinalis dart 1onakov
&. 9ractus olivo-spinalis: hanya terdapat pada pars cervicalis medullae spinalis,
fungsinya masih belum dimengerti dengan jelas.
Durai-jurai ascendens terdiri dari:
. 9ractus spino-thalamicus lateralis: rasa nyeri, panas-dingin, tekanan berat, kasar
(protopatik).
$. 9ractus spino-thalamicus ventralis (anterior): tekanan ringan, halus, dan perabaan
(epikritik).
!. ?asciculus gracilis dari Boll.
%. ?asciculus cuneatus dari +urdach.
(!) dan (%) ini untuk diskriminasi taktil (epikritik, light touch) dan untuk
stereognosi (melalui serabut-serabut proprioseptif dari otot, tendon, dan
persendian), perasaan getaran (vibrasi).
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
10/32
. 9ractus spino-cerebellaris dorsalis (posterior) dari ?lechsig: proprioseptif.
. 9ractus spino-cerebellaris ventralis (anterior) dari Bo4ers: proprioseptif dan
rasa nyeri.
() dan () untuk pengaturan koordinasi dan keseimbangan.
&. 9ractus spino-corticalis.
6. 9ractus spino-vestibularis.
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
11/32
subclavia) 222 sampai dengan F22 merupakan cabang dari ramus dorsalis a.
intercostalis 222 sampai dengan F22, yang masing-masing adalah cabang dari aorta
thoracalis.<
@ami spinales pars lumbalis 2 sampai dengan = merupakan cabang dari a.
lumbalis (cabang dari aorta abdominalis).<
@ami spinales pars sacralis: 2 sampai dengan = merupakan cabang dari a.
sacralis lateral (cabang dari a. hypogastrica). @ami spinales tersebut akan pecah
menjadi dua, yaitu a. radicularis anterior dan a. radicularis posterior yang
mengikuti jalannya radi anterior dan radi posterior. Kedua arteri ini kemu di an
bersama-sama dengan a. spinalis anterior dan a. spinalis posterior membentuk
suatu lingkaran pembuluh di dalam pia mater medula spinalis yang disebut vasa
corona arteriosum.<
3ari sini kemudian dikeluarkan cabang-cabang yang menembus pia mater dan
yang memberi darah pada substansia alba medula spinalis. >ntuk substansia grisea
medula spinalis, darahnya datang dari cabang a. spinalis anterior (ada dua cabang),
yaitu yang disebut a. sulcocommissuralis. "rteri ini akan pecah menjadi pembuluh-
pembuluh yang memberikan darahnya kepada substansia grisea.<
Aliran dara- enos
3arah venous dari medula spinalis disalurkan melalui pembuluh-pembuluh
yang kemudian membentuk suatu pleus venosus di dalam pia mater. 3i dalam pleus
venosus ini masuk pula:
. =. spinalis anterior (dua buah), yang seterusnya pergi ke v. vertebralis, lalu masuk
ke dalam v. anonyma.
$. =. spinalis posterior (satu buah), yang masuk ke dalam v. vertebralis dan
selanjutnya ke dalam v. anonyma.
!. =. radicularis anterior dan v. radicularis posterior bergabung menjadi satu dan
membentuk v. intervertebralis.<
=enae spinalis anterior et posterior, venae radiculares anterior et posterior, dan
pleus venosus yang terdapat di dalam pia mater medula spinalis membentuk suatu
lingkaran venous yang disebut vasa coronavenosum.
3arah dari v. intervertebralis kemudian disalurkan sebagai berikut:
ars cervicalis:
Ke v. vertebralis, kemudian ke v. anonyma.
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
12/32
$ ars thoracica 2 dan 22:
1asuk ke dalam v. intercostalis suprema. Kemudian yang sinistra masuk ke dalam
v. hemiaCygos accesoria, ke v. aCygos, lalu ke v. cava superior. Gang detra masuk
ke dalam v. aCygos dan v. cava superior.
! ars thoracica 222 sampai dengan F22:
1asuk ke dalam v. intercostalis. Kemudian yang sinistra masuk ke dalam v.
hemiaCygos, terus ke v. cava superior. Gang detra masuk ke dalam v. aCygos, lalu
ke v. cava superior.
% ars lumbalis:
"kan masuk ke v. lumbalis. Gang sinistra kemudian masuk ke dalam v.
hemiaCygos dan v. cava superior.
ars sacralis:
"kan masuk ke dalam v. sacralis lateralis, lalu ke v. glutea superior, v.
hypogastrica, v. iliaca communis, dan akhirnya masuk ke dalam v. cava inferior.<
2./ 0isiologi +airan Sere"ro Spinal
Sirkulasi dimulai dengan sekresi cairan serebrospinal dari pleksus choroideus
di dalam ventrikel dan produksinya dari permukaan otak. #airan mengalir dari
ventriculus lateralis ke dalam ventriculus tertius melalui foramen interventriculare.
Selanjutnya, cairan mengalir ke dalam vetriculus Auartus melalui aAuaductus cerebri.
Sirkulasi dibantu oleh pulsasi arteri pada pleksu choroideus dan silia sel-sel ependimal
yang melapisi ventrikel.
3ari ventrikulus Auartus, cairan berjalan melalui apertura mediana dan
foramen lateralis di recessus lateralis ventriculi Auarti, kemudian mesuk keruang
subarachnoid. #airan perlahan-lahan bergerak melalui cisterne cerebellomedullaris
dan cisterna pontis, lalu mengalir ke superior melalui incisura tentorii dari tentorium
cerebelli untuk mencapai permukaan inferior cerebri. Selanjutnya cairan serebrospinal
berjalan ke atas melalui aspek lateral masing-masing hemispherium cerebri. Sebagian
cairan seerebrospinal berjalan ke inferior di dalam ruang subarachnoid di sekeliling
medula spinalis dan cauda eAuina. 3enyut arteri serebri dan spinal serta gerakan-
gerakan columna vertebralis, pernafasan, batuk, dan perubahan posisi tubuh akamn
memfasilitasi aliran cairan secara bertahap.
$
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
13/32
#airan serebrospinal tidak hanya membasahi permukan ependima serta pia
mater otak dan medula spinalis, tetapi juga berpenetrasi ke dalam jaringan saraf
disepanjang pembuluh darah.
!am"ar 2.4 ,lstrasi Aliran +airan Sere"rospinal
$%%%.&ere"romente.org)
"liran cairan serebrospinal: lateral ventricles--H foramen of 1onro third
ventricle --H aAueduct of Sylvius --H fourth ventricle --H foramina of 1agendie and
uschka --H subarachnoid space over brain and spinal cord --H reabsorption into
venous sinus blood via arachnoid granulations
2. Patoisiologi
Sampai saat ini patofisiologi terjadinya Syringomyelia masih belum diketahui.
+elum ada kesepakatan tentang patofisiologi Syringomyelia, khususnya yang terjadi pada malformasi #hiari 2.,$,!,&,
Salah satu dari postulat yang dikemukakan untuk menerangkan patofisiologi
syringomyelia adalah teori *idrodinamik dari Bardner. "liran normal cairan
serebrospinal dari ventrikel keempat dapat terganggu oleh kegagalan pembukaan
saluran keluar dari ventrikel keempat secara kongenital. Sebagai akibatnya, pulsasi
tekanan cairan serebrospinal, yang ditimbulkan oleh pulsasi sitolik dari pleus
choroideus, disalurkan melalui ventrikel keempat menuju kanal sentralis medula
!
http://www.cerebromente.org/http://www.cerebromente.org/
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
14/32
spinalis, kemudian menyebabkan pembentukan kavitas sentral yang meluas sepanjang
substansi kelabu dan serat-serat lintasan saraf.,$,&
9eori ini didukung oleh seringnya dijumpai syringomyelia bersama-sama
dengan malformasi kongenital pada tautan kranioservikal yang dapat mengganggu
aliran normal cairan serebrospinal, misalnya pada malformasi "rnold-#hiari, dan
sindrom Klippel-?eil (fusi antara satu atau lebih vertebra servikal), dan abnormalitas
kongenital lainnya seperti spina bifida dan hidrosefalus.,$,!
+endungan sirkulasi cairan serebrospinal secara anatomis maupun fisiologis,
yang terjadi sebagai respon terhadap ekspansi otak selama sistol jantung,
menyebabkan terjadinya aliran dari tengkorak menuju ke ruangan subarakhnoid spinal
dan mendorong tonsil serebelar masuk ke dalam ruang subarakhnoid. Kemudian
terbentuk pulsasi bertekanan, yang mendorong cairan serebrospinal dari ruang
subarakhnoid menuju ke medula spinalis melalui ruang =ircho4-@obin.,$
ada pasien dengan syringomyelia paska trauma, dapat terjadi nekrosis dan
pembentukan kista pada tempat terjadinya cedera yang disebabkan oleh cairan yang
dihasilkan oleh akson yang rusak.$,6
Syringomyelia yang terjadi pada arakhnoiditis spinal dapat disebabkan oleh
mekanisme vaskular. ada syringomyelia yang terkait dengan tumor, pertumbuhan
tumor dapat mengganggu suplai darah medula spinalis dan mengakibatkan iskemia,
nekrosis, dan pembentukan kavitas.$
!am"ar 2./ S(ringom(elia Malormasi +-iari ,
%
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
15/32
2. Patologi
Kista abnormal berisi cairan, dilapisi oleh jaringan gliotik astrositik dan
pembuluh darah, dan berisi cairan jernih dengan kadar protein relatif rendah, seperti
cairan serebrospinal.,$ Kelainan ini sering terletak pada bagian tengah massa kelabu
medula spinalis segmen servikal ba4ah atau torasik atas, tapi dapat juga mengenai
seluruh panjang medula spinalis dan dapat meluas sampai batang otak (syringobulbia)
sampai talamus. Sering juga terdapat abnormalitas perkembangan kolumna
vertebralis (skoliosis toraks, fusi vertebra, atau anomali Klippel-?eil), pada dasar
tengkorak (platibasia dan invaginasi basilar), dan kadang-kadang pada serebelum dan
batang otak (malformasi #hiari tipe 2).,!,&
ada mulanya lubang itu tentu kecil dan meluas ke tepi secara berangsur-
angsur. Seluruh substansia grisea sentralis dapat musnah, berikut dengan massa putih
yang dikenal sebagai komisura alba ventralis. ?unikulus dorsalis yang membatasi
substansia grisea sentralis dari dorsal tidak pernah terdesak oleh lubang petologik itu.
9ergantung pada luas lubang dalam orientasi rostrokaudal, maka kornu anterius dan
kornu laterale berikut serabut-serabut spinotalamik (yang membentuk komisura alba
ventralis) dapat terusak sepanjang satu atau dua segmen.
+iasanya syringomyelia itu kempis, sehingga pada segmen yang terkena,
medula spinalis memperlihatkan atrofia. 9etapi lubang patologik itu dapat
mengandung cairan serebrospinalis bagaikan kista. enimbunan cairan itu dapat
berlnagsung secara progresif, sehingga tekanan terhadap substansia alaba di
sekelilingnya mengganggu funikulus posterolateralis (yang mengandung serabut-
serabut kortikospinal) dan funikuklus anterolateralis (yang mengandung serabut-
serabut spinotalamik).
!am"ar 2. S(ringom(elia
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
16/32
2.5 6lasiikasi
+erdasarkan gambaran patologi dan postulat tentang mekanisme
perkembangan syringomyelia, maka syringomyelia dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.,!,&
a. 9ipe 2. Syringomyelia dengan obstruksi foramen magnum dan dilatasi kanal
sentralis, dapat disertai dengan malformasi #hiari tipe 2, atau disertai dengan
lesi obstrukstif foramen magnum yang lain.
b. 9ipe 22. Syringomyelia tanpa obstruksi foramen magnum (idiopatik).
c. 9ipe 222. Syringomyelia dengan penyakit medula spinalis yang lain (tumor
medula spinalis, mielopati traumatik, arakhnoiditis spinal dan pakimeningitis,
myelomalasia sekunder).
d. 9ipe 2=. *idromyelia murni dengan atau tanpa hidrosefalus.
2.7 Maniestasi 6linis
1anifestasi klinis syringomyelia beragam terkait dengan empat jenis
klasifikasi syringomyelia. erbedaannya tidak hanya karena letak dan perluasan
syrin, tapi juga berkaitan dengan perubahan patologik yang berhubungan dengannya,
seperti misalnya malformasi #hiari.!
!am"ar 2. Maniestasi 6linis S(ringom(elia%
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
17/32
Secara umum kelainan ini menyebabkan gejala-gejala neurologis progresif,
biasanya amyotrofi brakhial dan kelumpuhan sensorik segmental, sesuai bagian yang
terkena.,$,!,% Bejala-gejalanya biasanya muncul pada umur ! 5 % tahun, tapi bisa
juga muncul pada masa akil balik atau remaja.,$,!,%,& Bejala yang pertama kali muncul
dapat berupa nyeri dan rasa tebal pada tangan, kekakuan pada kaki, skoliosis, vertigo,
osilopsia, diplopia, disfonia, disfagia, stridor laringeal, gangguan pada kelenjar
keringat, tortikolis, dan artropati neurogenik.$ 1anifestasi klinis syringomyelia yang
dapat digunakan sebagai petunjuk diagnosis adalah: a) kelemahan otot segmental dan
antrofi otot-otot tangan dan lengan8 b) hilangnya sebagian atau seluruh refleks tendon,
terutama pada lengan8 dan c) hipo atau anestesia segmental secara disosiatik.,!,%,&
6elema-an dan atroi otot
"kibat dari rusaknya kornua anterius dan kornu laterale berikut serabut-serabut
spinotalamik maka terjadi kelumpuhan 1 (akibat runtuhnya motoneuron), adanya
disosiasi sensibilitas (akibat hancurnya serabut-serabut spinotalamik di komisura alba
ventralis), dan hilangnya reaksi neurovegetatif (akibat musnahnya neuron-neuron di
kornu laterale) pada bagian tubuh yang merupakan ka4asan sensorik dan motorik
segmen-segmen yang diduduki syringomyelia. 'leh karena sering berlokasi di
intumesensia servikalis, maka daerah tubuh yang terkena adalah kedua lengan. 3alam
hal ini ditemukan kelumpuhan 1 yang melanda otot-otot tenar, hipotenar, dan
interosea. Kulit yang menutupi otot-otot tersebut menunjukkan disosiasi sensibilitas/
sensorik dan gangguan neurovegetatif. Sebagai tanda perluasan lubang patologik itu
dapat ditemukan fasikulasi di otot-otot bahu, lengan ba4ah dan lengan atas.
Bambaran penyakit tersebut dikenal sebagai sindroma syringomyelia.,$,!,%,,&
Kemudian, kelemahan anggota gerak ba4ah dapat terjadi berkaitan dengan kompresi
jaras kortikospinal, menyebabkan paraparesis spastik.,$,!,%,&
Per"a-an releks
*ilang refleks dapat terjadi pada anggota gerak atas karena gangguan pada busur
refleks pada segmen yang terlibat.,$ ada kaki dapat terjadi peningkatan tonus otot
dan refleks halus (kekakuan tungkai merupakan gejala yang sering ditemukan) jika
jaras kortikospinal lateral tertekan, menyebabkan paraparesis spastik atau
kuadriparesis, di ba4ah tingkat segmen.,!,&
Disngsi sensorik segmental
&
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
18/32
• *ilang rasa nyeri dan sensasi suhu terdapat pada satu atau dua dermatom pada
lengan atas bilateral, sering dengan distribusi melintasi punggung dan bahu
(pola selendang).,$,!,%,& *al ini terjadi berhubungan dengan perluasan kavitas
ke arah anterior (dan lebih dari satu atau dua segmen) setinggi daerahdermatom, dan juga menekan serat nyeri dan temperatur yang
menyilang.,$,!,%,,& Dika syrin meluas secara lateral, hal ini dapat menyebabkan
nyeri dan hilang sensasi suhu kontralateral di ba4ah tingkat lesi. "kibatnya,
pasien sering terluka karena terbakar dan mengalami cedera sendi karena tidak
bisa merasakan nyeri.,$,!,%,&
• @asa raba dan posisi masih ada (disosiasi sensorik), tapi gangguan
proprioseptif selanjutnya juga terjadi pada anggota gerak karena kompresi
pada kolumna posterior.,$,!,%,&
• yeri dapat juga ditemukan.$ +iasanya nyeri didapatkan pada syringomyelia
tipe 2 dan 22. yeri biasanya pada satu sisi tubuh atau lebih nyata pada satu
sisi leher, bahu, dan lengan. yeri ini bersifat membakar, terutama pada
daerah perbatasan dengan daerah yang mengalami gangguan sensorik.!,%,&
!am"ar 2.5 Maniestasi S(ringom(elia
S(ringo"l"ia
"dalah suatu kelainan neurologis dengan progresifitas yang lambat dan
memiliki karakteristik yang ditandai dengan terbentuknya kavitas yang berisi cairan di
dalam medula spinalis dan batang otak. Syrin meluas secara rostral ke dalam medula
(biasanya pada dasar ventrikel keempat) dan jarang di ba4ahnya.,!,%
Bejala yang timbul dapat berupa :
6
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
19/32
• Sensasi nyeri dan suhu berkurang atau hilang pada satu atau kedua sisi 4ajah,
jika syrin meluas ke segmen servikal atas (#,$) dan menekan traktus
trigeminotalamik.
•
Sensasi raba, propriosepsi, dan getaran dapat berkurang atau hilang ipsilateralkarena penekanan serat-serat menyilang lemniskus medialis pada beberapa
kasus syringobulbia.
• "trofi dan kelemahan lidah, palatum molle, faring, dan plika vokalis,
menyebabkan disfagia, disartria, dan disfonia, dapat terjadi jika syrin meluas
sampai medula dan menekan inti saraf hipoglosus dan vagus (nukleus
ambiguus).
•
'ftalmoplegia internuklear dapat terjadi jika fasikulus longitudinal medialisikut terlibat.,!,%
2.18 Pemeriksaan Penn'ang
9idak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk membantu
menegakkan diagnosa syringomyelia.$,& emeriksaan cairan serebrospinal tidak
dianjurkan untuk dilakukan karena resiko terjadinya herniasi sangat besar. Seringkali
terjadi peningkatan tekanan intrakranial akibat adanya blokade total dari rongga
subarakhnoid. +isa didapatkan peningkatan ringan dari jumlah protein. ada kasus
blokade total rongga subarakhnoid bisa didapatkan jumlah protein sekitar 77 mg/dl.
emeriksaan penunjang yang dianjurkan untuk saat ini oleh para klinikus
adalah pemeriksaan 1@2 (1agnetic @esonance 2maging).,$,!,& "lat ini dapat
mengambil gambaran dari struktur tubuh seperti otak dan medula spinalis dengan
terperinci. 3alam pemeriksaan akan didapatkan gambaran kista didalam medula
spinalis dengan kondisi yang sama baik seperti pada gambaran adanya tumor.
emeriksaan ini juga aman, kurang invasif, serta memberikan informasi yang sangat
mendukung diagnosis syringomyelia.
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
20/32
!am"ar 2.7 M9, S(ringom(elia (ang men(ertai Malormasi +-iari ,
emeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah,,!,& :
• F-ray hoto
• #9-scan
• 1yelography
• #9-myelography
• 1@" (1agnetic @esonance "ngiography)
• >SB
2.11 Diagnosis Banding,&
• 9umor spinal intramedular (primer maupun sekunder): perkembangannya
cepat dan terdapat peningkatan protein cairan serebrospinal.
• 9umor spinal etramedular: biasanya disertai dengan nyeri akar saraf dan
paraparesis spastik karena penekanan etramedular terhadap segmen medula.
rotein cairan serebrospinal dapat meningkat.
•
*ematomyelia: biasanya terdapat ri4ayat trauma, timbul tiba-tiba, dan nyeri pada daerah yang terlibat.
• Spondilosis servikal: defisit sensorik biasanya terdapat pada akar saraf yang
terlibat.
• enyakit motor neuron: pengecilan tangan, tapi tak ada defisit sensorik
• 1ononeuropati multipel: dapat dihubungkan dengan defisit sensorik pekuliar.
+iasanya onsetnya mendadak dengan kehilangan fungsi satu saraf, diikuti oleh
saraf perifer dan kranial yang lainnya. 3isosiasi sensorik pada tubuh bagian
atas sangat jarang ditemukan.
$7
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
21/32
• europati diabetik: penyebab nyeri sendi pada bahu, tapi dengan disertai
dengan gejala diabetes.
• europati vaskuler (sistemik : poliartritis nodosa, reumathoid arthritis, taau
nonsistemik): dapat tampak sebagai polinueropati simetris distal, tapi lebihsering terjadi sebagai mononeuropati multipleks.
• epra: menyebabkan nyeri, sensasi suhu dan mungkin menyebabkan sindrom
yang mirip dengan gejala syringomyelia. "kan tetapi pada lepra, gejala
dirasakan pada saraf intrakutan, sehingga defek sensoris tidak diikuti dengan
distribusi pada saraf tepi dan akar saraf. Selain itu gejala kehilangan sensoris
selalu disertai dengan gejal lepra yang lain seperti adanya lesi lepromatous
yang khas.• orfiria 2ntermiten "kut: di sini gejala kehilangan sensoris yang menyerang
tubuh atau lengan memiliki onset akut. Keempat ekstremitas terserang lebih
dahulu sebelum didapatkan gejala lain pada tubuh, seperti nyeri perut, gejala
psikiatri, atau defisiensi eritrosit porphobilinogen deamniase dapat dijumpai.
• "myliodosis: kehilangan sensasi nyeri dan suhu yang sering disertai dengan
disfungsi otonom.
•
enyakit ?abry: kelainan resesif kromosom F dimana sering ditemukansensasi terbakar pada daerah tangan dan kaki.
• enyakit 9angier: mungkin dapat menyebabkan sindrom seperti syringomylia
(nyeri spontan pada lengan, kelemahan pada otot tangan, dan kelaian sensoris
pada tubuh bagian atas) yang terjadi akibat tidak adanya serabut myelin pada
saraf dan akar ganglion.
2.12 DiagnosisSyringomyelia dapat didiagnosis dengan mudah jika ditemukan tanda-tanda
yang khas.,$,!,%,& 9etapi, ada kalanya syringomyelia sulit untuk didiagnosis. *al ini
terjadi jika gejala-gejala syringomyelia minimal sekali atau bahkan tidak spesifik
untuk 4aktu yang lama. Bejala-gejala syringomyelia juga dapat dikaburkan oleh
adanya gejala-gejala kelainan yang terdapat bersamanya.! 3alam hal ini, pemeriksaan
dengan 1@2 dapat membantu menegakkan diagnosis syringomyelia.,$,!,&
2.13 Penatalaksanaan
$
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
22/32
6onserati
ada syringomyelia yang kecil dengan progresifitas yang lambat dapat digunakan
karbamaCepin, amitriptilin atau tindakan stimulasi saraf transkutaneus jika nyeri
tidak berespon dengan pemberian analgetik saja. 9idak ada pengobatan spesifik
yang dapat digunakan untuk pengobatan syringomyelia. "kan tetapi pemberian
analgesik dan pelemas otot mungkin dapat dipergunakan.,!,& Kategori obat
S"23s ( Non Steroidal Anti Inflammation Drugs) sering kali digunakan sebagai
analgetik pada penderita syringomyelia. Dika salah satu jenis tidak memberikan
efek setelah $ minggu pengobatan, maka dapat dicoba dengan kelas yang lain.
Sediaan yang sering dipakai seperti misalnya ibuprofen, asam asetil salisilat,
naproen, indometasin, asam mefenamat, dan piroicam.!,& Kategori obat pelemas
otot juga dapat digunakan, dimana obat ini untuk meredakan spasme otot yang
dapat meredakan rasa tidak nyaman yang dialami penderita. >ntuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran .&
Pem"eda-an
rosedur pembedahan dilakukan jika defisit neurologis memberat. 3eformitas
spinal, seperti kifoskoliosis harus sesegera mungkin dikoreksi.
S(ringom(elia (ang "er-"ngan dengan malormasi +-iari ,
9ujuan utama ialah menghentikan progresifitas dari gejala defisit neurologis
dengan cara kraniotomi suboksipital dan laminektomi servikal atas yang
dikombinasi dengan tindakan duraplasti. Dika ditemukan jaringan parut di daerah
ventrikel keempat, maka harus dilakukan pembukaan untuk mengambil jaringan
parut.,$
S(ringom(elia (ang "er-"ngan dengan malormasi +-iari ,,
#hiari 22 adalah kelainan kongenital yang berhubungan dengan myelomeningokel,
hidrosefalus, dan kelainan nervus kranial. 3apat dilakukan dekompresi fossa
posterior dan servikal atas.$,!,! 9etapi, seringkali dekompresi pada fosa posterior
tidak efektif karena fosa posterior terlalu kecil untuk terjadinya herniasi
serebelum, sehingga yang terjadi ialah herniasi keatas (ke bagian fossa media).
S-nting
9indakan yang dilakukan dengan membuat jalur pintas ( shunt ) merupakan pilihan
terakhir. 9indakan ini dapat membuat kolaps kista, tetapi sering kali memberi
komplikasi berupa reekspansi kista sehingga memerlukan tindakan pembedahan
ulang, juga obstruksi, dislokasi, infeksi, maupun kerusakan medula spinalis akibat
$$
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
23/32
shunt yang bergeser. Komplikasi yang lain ialah bertambahnya defisit neurologis
yang seringkali terjadi. 3ekompresi dengan dural graft dan membuat IbypassI
untuk cairan serebro spinal mungkin membantu.,!,!
!am"ar 2.18 Skema Penanganan S(ringo-idrom(elia!
2.14 6omplikasi
Syringobulbia biasanya merupakan komplikasi syringomyelia. Saat tekanan
intraspinal meningkat selama kontraksi otot abdomen dan tidak terjadi
penyeimbangan tekanan intrakranial, maka tekanan ini akan diteruskan ke syrin dan
cairan kista akan bergerak ke atas.$
Komplikasi lain yang dapat berlangsung lama antara lain artropati neurogenik,
spondilosis servikal, koma sentral, dan mati mendadak. 0alaupun telah dilakukan
operasi yang adekuat, penderita dapat menunjukkan deteriorasi, seringkali karena
$!
asca trauma
Syringomyelia
simptomatik
asca
arakhnoiditis 1alformasi
#hiari
eoplasma /
"=1
2doipatik
atensi foramen
magendi
on paten
aten
9eseksi lesi
primer
Dekompresi
kranioserikal
Pintas
s(ringopleral :
peritoneal
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
24/32
gliosis di sepanjang dinding kavitas, meskipun ukuran syrin sudah tidak membesar
lagi.$
Komplikasi dari dekompresi foramen magnum antara lain cedera tulnag
belakang karena hiperekstensi leger atau hiperfleksi selama intubasi, iskemia medula
spinalis karena hipotensi arterial, kekurangan cairan serebrospinal dengan
pembentukan pseudomeningokel, perdarahan fossa posterior, infeksi, hidrosefalus,
dan ptosis serebelar.$
Komplikasi prosedur pembuatan jalur pintas (shunting) antara lain malfungsi
shunt, hematom lokal, infeksi, dan syrin yang kolaps.$,!
2.1/ Prognosis
Syringomyelia yang tidak diterapi akan berkembang lambat, dan hampir
separuh dari semua pasien tetap tanpa gejala yang spesifik selama lebih dari 7
tahun.$,!,& 2ndikator prognosis yang buruk termasuk terdapatnya gejala selama lebih
dari $ tahun dan terdapatnya ataksia, nistagmus, gejala-gejala bulbar, atrofi otot, atau
disfungsi kolumna dorsalis.$
Secara umum, prognosis siringomielia sulit ditentukan. *al ini berkaitan
dengan letak lesi yang sulit dicapai sehingga sulit untuk dilakukan tindakan
pembedahan. 9indakan pembedahan pada kista bisa memperbaiki gejala neurologis.
9etapi, gejala neurologis juga dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi.
ada siringomielia nonkomunikans, letak lesi yang lebih dekat dengan kanalis
sentralis medula spinalis akan mempermudah dilakukannya tindakan pembuatan
pintas ( shunt ) dengan kanalis sentralis medula spinalis sehingga cairan kista dapat
dialirkan keluar melalui kanalis sentralis medula spinalis. 9etapi hasil dari tindakan ini
juga tidak dapat ditentukan berkaitan dengan berbagai resiko yang terkait seperti
obstruksi, dislokasi dan infeksi, drainase yang tidak sempurna dari kista yang
bersepta, kerusakan medula spinalis akibat shunt yang bergeser, atau perburukan
klinis neurologis akibat tindakan mielotomi.!
Karena terdapat hubungan anatomis dan fisiologis dengan kanalis sentralis
medula spinalis, maka pada siringomielia komunikans dapat dilakukan tindakan
pembedahan dengan tidak banyak melibatkan medula spinalis secara langsung. *al ini
berarti bah4a prognosisnya lebih baik dari siringomielia nonkomunikans. 9etapi,
sampai sekarang belum ada laporan yang lengkap mengenai prognosis penderita
siringomielia.&,!
$%
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
25/32
3. 6ES,MPULAN
. Syringomyelia adalah kelainan berupa terbentuknya lubang atau kavitas (syrin)
yang terdapat pada bagian tengah medula spinalis. Kavitas ini berisi cairan dan
tidak berhubungan secara fungsional dengan kanalis sentralis medula spinalis.
Kavitas tersebut bisa terletak sentral atau eksentris.
$. 1anifestasi penyakit ini biasanya muncul pada umur ! 5 % tahun, tapi bisa
juga muncul pada usia akil balik atau a4al remaja.
!. Kelainan ini bisa terjadi akibat sebab kongenital dan dapatan. enyebab
kongenital yang sering terkait dengan kelainan ini adalah malformasi "rnold-
#hiari. Sedangkan sebab dapatan kelainan ini antara lain karena prosedur
pembedahan, trauma, peradangan, dan tumor.
%. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya syringomyelia masih belum diketahui.
"kan tetapi banyak yang mengemukakan bah4a terjadinya akibat terganggunya
proses hidrodinamik dari cairan serebrospinal baik akibat blokade secara
anatomis fisiologis maupun patologis. 3apat juga akibat paskatrauma maupun
gangguan mekanisme vaskuler.
. 1anifestasi klinis syringomyelia beragam terkait dengan empat jenis klasifikasi
syringomyelia. erbedaannya tidak hanya karena letak dan perluasan syrin, tapi
juga berkaitan dengan perubahan patologik yang berhubungan dengannya,
seperti misalnya malformasi #hiari. Secara umum kelainan ini menyebabkan
gejala-gejala gangguan neurologis progresif, biasanya amyotrofi brakhial dan
kelumpuhan sensorik segmental, sesuai bagian yang terkena.
. Syringomyelia dapat didiagnosis dengan mudah jika ditemukan tanda-tanda
yang khas. 9etapi, ada kalanya syringomyelia sulit untuk didiagnosis. *al ini
$
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
26/32
terjadi jika gejala-gejala syringomyelia minimal sekali atau bahkan tidak
spesifik untuk 4aktu yang lama. 3alam hal ini, pemeriksaan dengan 1@2 dapat
membantu mengakkan diagnosis syringomyelia.
&. ada umumnya penatalaksanaan tergantung dari gejala neurologis yang timbul.
Dika ringan maka dapat diberikan terapi simptomatis saja, tetapi jika gejala
memburuk maka terapi pembedahan adalah pilihan utama.
6. rognosis penderita dengan siringomielia sampai saat ini masih belum pasti
terkait dengan kompleksitas kelainan sekaligus penatalaksanaannya.
DA0#A9 PUS#A6A
. Braeme D. *ankey, Doanna 1. 0ardla4. $77$. S(ringom(elia. dalam Clinical
Neurology. pp: % 5 !!. 1anson ublishing
$. "lireCa 1inagar, D. Steven "leander. $77!. Arnold;+-iari Malormation and
S(ringom(elia. dalam @andolph 0. Jvans. Saunder’s Mannual of
Clinical Practice. pp
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
27/32
. Snell @ichard.S. $77. Sistem *entriklar< +airan Sere"rospinal< Serta
Sa%ar Dara- =tak Dan Sa%ar Dara- +airan Sere"rospinal. 3alam
Neuroanatomi $lini%. pp 76 5 7. JB# 8 Dakarta
$. Bondim, ?rancisco de "ssis "Auino. $77&. Spinal +ord< #opograp-i&al and
0n&tional Anatom(. http://444.emedicine.com
!. Satyanegara.
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
28/32
Precautions
6ategory / in third tri#ester of pregnancy! caution incongestive heart failure, hypertension, and decreasedrenal or hepatic function! caution in coagulationabnor#alities or during anticoagulant therapy
Drug Name
Aspirin (Anacin, Ascriptin, 7ayer Aspirin) -- 4reats #ild to#oderately severe pain and headache. Inhibitsprostaglandin synthesis, hich prevents for#ation ofplatelet-aggregating thro#boxane A$! acts on heat-regulating center of hypothala#us and vasodilatesperipheral vessels to reduce fever.
Adult Dose $8-8 #g "O *+-h! not to exceed + g9d
Pediatric Dose '-'8 #g91g9dose "O *+-h! not to exceed -#g91g9d
Contraindications
/ocu#ented hypersensitivity! liver da#age!hypoprothro#bine#ia! vita#in : deficiency! bleedingdisorders! asth#a7ecause of association ith ;eye syndro#e, do not usein children (
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
29/32
Pediatric Dose
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
30/32
Interactions
Aspirin increases ris1 of inducing serious 2AI/-relatedadverse effects! probenecid #ay increaseconcentrations and, possibly, toxicity! #ay decrease
effects of hydrala3ine, captopril, and beta-bloc1ers! #aydecrease diuretic effects of furose#ide and thia3ides!#onitor "4 closely in patients ta1ing anticoagulants(instruct patients to atch for signs of bleeding)! #ayincrease ris1 of #ethotrexate toxicity! #ay increasephenytoin levels
Pregnancy 7 - 5sually safe but benefits #ust outeigh the ris1s.
Precautions
6ategory / in third tri#ester of pregnancy! acute renalinsufficiency, hyper1ale#ia, hyponatre#ia, interstitialnephritis, and renal papillary necrosis #ay occur!increases ris1 of acute renal failure in patients ithpreexisting renal disease or co#pro#ised renalperfusion! reversible leu1openia #ay occur, (discontinueif persistent leu1openia, granulocytopenia, orthro#bocytopenia)
Drug Name
"iroxica# (>eldene) -- /ecreases activity ofcyclooxygenase, hich in turn inhibits prostaglandinsynthesis. 4hese effects decrease for#ation ofinfla##atory #ediators.
Adult Dose '-$ #g9d "O *d
Pediatric Dose .$-. #g91g9d "O *d! not to exceed '8 #g9d
Contraindications /ocu#ented hypersensitivity! active 0I bleeding
Interactions
Aspirin increases ris1 of inducing serious 2AI/-relatedadverse effects! probenecid #ay increase
concentrations and, possibly, toxicity! #ay decreaseeffects of hydrala3ine, captopril, and beta-bloc1ers! #aydecrease diuretic effects of furose#ide and thia3ides!#onitor "4 closely in patients ta1ing anticoagulants(instruct patients to atch for signs of bleeding)! #ayincrease ris1 of #ethotrexate toxicity! #ay increasephenytoin levels
Pregnancy 7 - 5sually safe but benefits #ust outeigh the ris1s.
!7
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
31/32
Precautions
6ategory / in third tri#ester of pregnancy! acute renalinsufficiency, hyper1ale#ia, hyponatre#ia, interstitialnephritis, and renal papillary necrosis #ay occur!
increases ris1 of acute renal failure in patients ithpreexisting renal disease or co#pro#ised renalperfusion! reversible leu1openia #ay occur, (discontinueif persistent leu1openia, granulocytopenia, orthro#bocytopenia)
Drug NameMefena#ic acid ("onstel) -- Inhibits infla##atoryreactions and pain by decreasing prostaglandinsynthesis.
Adult Dose 8 #g "O initially folloed by $8 #g *+h prn
Pediatric Dose
8/18/2019 Referaat Syringomyelia RN
32/32
Pelemas =tot $Ms&le 9ela>ant)
Drug Name
Methocarba#ol (;obaxin) -- 21eletal #uscle relaxantused in con%unction ith other therapeutic efforts to treat
pain and disco#fort associated ith #usculos1eletalconditions. Acts on 62 to relax certain reflexes.
Adult Dose