103
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA SISWA (Penelitian Dilakukan di SMP Negeri 2 Kebakkramat Tahun Ajaran 2008/2009) SKRIPSI Oleh: RATMIATI K 1305016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

i

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA SISWA

(Penelitian Dilakukan di SMP Negeri 2 Kebakkramat Tahun Ajaran 2008/2009)

SKRIPSI

Oleh:

RATMIATI

K 1305016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

ii

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA

SISWA

(Penelitian Dilakukan di SMP Negeri 2 Kebakkramat Tahun Ajaran 2008/2009)

Oleh :

RATMIATI

K 1305016

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada:

Hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19660225 199302 1 002

Pembimbing II

Ristu Saptono, S.Si NIP. 19790210 200212 1 001

Page 4: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Ketua : Sutopo, S.Pd, M.Pd (…………………..)

Sekretaris : Drs. Mardjuki, M.Si (…………………..)

Anggota I : Dr. Mardiyana, M.Si (…………………..)

Anggota II : Ristu Saptono, S.Si, M.T (…………………..)

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

v

ABSTRAK

RATMIATI. K1305016. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA DENGAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN

LINIER DUA VARIABEL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN

KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA SISWA TAHUN AJARAN

2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Mei 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode STAD lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel, (2) apakah siswa dengan motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar matemátika yang lebih baik dari pada siswa dengan motivasi belajar sedang dan rendah, dan siswa dengan motivasi belajar matemátika sedang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan motivasi belajar matematika rendah, (3) apakah siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, (4) apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV, (5) apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV, (6) apakah terdapat interaksi antara motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV, (7) apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran, motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP 2 Kebakkramat tahun ajaran 2008/2009. Sampel penelitian ini diambil secara cluster random sampling, diperoleh 2 kelas yaitu, kelas VIII C sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 40 siswa dan kelas VIII E sebagai kelompok kontrol yang terdiri dari 40 siswa. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran STAD untuk kelompok eksperimen dan metode konvensional untuk kelompok kontrol. Sebagai prasyarat penelitian, kedua kelompok harus dalam keadaan seimbang, maka dilakukan uji keseimbangan dengan uji-t.

Data yang digunakan untuk melakukan uji keseimbangan adalah nilai rapot mata pelajaran matematika siswa kelas VII semester genap tahun ajaran

Page 6: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

vi

2008/2009 pada kelas yang menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengumpulan data prestasi belajar matematika dan kemampuan awal matematika menggunakan metode tes, sedangkan data motivasi belajar matematika siswa dikumpulkan dengan metode angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama yang dilakukan setelah dilakukan uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett.

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh hasil: (1) pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional pada materi pokok SPLDV ( 0,05;1;74a F 3.981 0023,27 F =>= ), (2) prestasi belajar matematika siswa dengan

motivasi belajar matematika lebih tinggi tidak lebih baik dari pada siswa dengan motivasi belajar matematika lebih rendah pada materi pokok SPLDV ( 0,05;4;62b F 3,148 0,5244 F =<= ), (3) prestasi belajar matematika siswa dengan

kemampuan awal matematika lebih tinggi tidak lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan awal matematika lebih rendah pada materi pokok SPLDV ( 0,05;4;62c F 3.131 2638,1 F =<= ), (4) Tidak terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV (Fab = 0,6118 < 3,148 = F0,05;4;62), (5) Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV (Fac = 0,4274 < 3,148 = F0,05;4;62), (6) Tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV (Fbc = 1,6178 < 2,528 = F0,05;4;62), (7) tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran, motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV (Fabc = 0,4567 < 2,528= F0,05;2;62).

Page 7: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

vii

ABSTRACT

RATMIATI. K1305016. AN EXPERIMENT OF MATHEMATICS TEACHING WITH STUDENT TEAMS ACHIECVEMENT DIVISION METHOD ON SUBJECT MATERIAL DOUBLE VARIABLE LENEAR EQUATION SYSTEM VIEWED FROM LEARNING MOTIVATION AND STUDENT’S INITIAL ABILITY OF MATHEMATICS IN EDUCATION YEAR OF 2008/2009. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, Juni 2010.

This research is to find out: (1) whether students, who were taught by using STAD type, can produce the mathematics learning achievement better than ekspository learning method in the subject matter of SPLDV, (2) whether students with high mathematics learning motivation had better achievement than those with middle and low learning motivation, and students with middle mathematics learning motivation had better achievement than those with low in the subject matter of SPLDV, (3) whether students with high initial ability make better mathematics learning achievement than students with low and middle initial ability, as for students with middle initial ability make better mathematics learning achievement than students with low initial ability in the subject matter of SPLDV, (4) whether there is an interaction between learning method and students’ learning motivationon on the mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV, (5) whether there is an interaction between learning method and students’ initial ability of mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV, (6) whether there is an interaction between students’ mathematics learning motivation and students’ initial ability on the mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV, (7) whether there is an interaction between learning method , students’ mathematics learning motivation on the mathematics and students’ initial ability on the mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV. The research employed a quasi experimental method. The population of research is all students of grade VIII of SMP Negeri 2 Kebakkramat in the school year of 2008/2009. The sample of the research was obtained by using cluster random sampling technique; obtained 2 classes namely class VIII C as the experiment group which is consisting of 40 students and class VIII E as the control group which is consisting of 40 students. The learning method employed was STAD for the experiment group and ekspository learning method for the control group. The balance test of the prior ability was carried out by using t-test. The data used in conducting the balance test was grades of event semester school report for mathematics lesson of grade VII in the school year of 2007/2008 in the classes belonging to both experiment and control groups. The variable data collection of mathematic learning achievement was done using test method, while the variable data of students’ mathematics learning interest using questionnaire method. Technique of analyzing data employed was a three-way variance analysis with different cells conducted following the normality test with Liliefors method and homogeneity test with Bartlett method.

Page 8: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

viii

Based on the result of calculation in the three-way variance analysis with different cells, the following results was obtained: (1) the mathematics learning with STAD produced better mathematics learning achievement than ekspository method in the subject matter of SPLDV ( Fa=27.0023>3.981=F0,05;1;74), (2) students with higher mathematics learning motivation have mathematics learning achievement not as good as students with lower mathematics learning motivation in the subject matter of SPLDV(Fb=0,5244<3,148=F0.05;4;62), (3) student with higher initial ability have mathematics learning achievement not as good as students with lower initial ability in the subject matter of SPLDV (Fc=1,2638 < 3.131=F0,05;4;64), (4) there is no interaction between learning method and students’ learning motivation on the mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV (Fab = 0,6118 < 3,148 = F0,05;4;62), (5) there is no interaction between learning method and students’ initial ability to the mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV (Fac= 0.4274< 3,148= F0,05;4;62 (6) there is no interaction between student students’ mathematics learning motivation and students’ initial ability in mathematics to the mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV (Fbc=1.6178= F0.05;4;62), (7) there is no interaction between learning method , students’ mathematics learning motivation on the mathematics and students’ initial ability on the mathematics learning achievement in the subject matter of SPLDV (Fabc=0,4567<2,528=F0.05;2;62).

Page 9: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

ix

MOTTO

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Qs. Al Insyirah: 6-8)

“Tak ada kehidupan yang berdasarkan kebahagiaan semata, namun kehidupan

sebenarnya adalah hasrat dan kekuatan tekad”

(Kahlil Gibran)

“Jangan takut untuk melakukan sesuatu yang baik, karena meskipun ada

kesalahan kita dapat belajar darinya...”

Page 10: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

x

PERSEMBAHAN

Tulisan Sederhana Ini Ku Persembahkan Kepada:

© Allah SWT

Alhamdulillah ucapkan syukur Pada-Mu Ya Allah yang

telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya.

© Ibuku tercinta, atas kasih sayang, doa, semangat, dan

pelukan hangat yang selalu menenangkan

© Bapakku tersayang, untuk doa, dukungan, dan

pembicaraan hangat yang membuatku lebih mengerti akan

hidup

© Seseorang yang telah memberikan kebahagiaan dan solusi

serta mengajariku tentang banyak hal “R.A.P”

© Adit yang selalu bersedia menemaniku dan membantuku

serta memberiku semangat

© Picka ‘n Ning terimakasih telah menjadi teman dan

sahabat yang luar biasa

© Teman-teman Angkatan’05 P. Matematika

Thank’s for all…

© Almamater yang ku banggakan

Page 11: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika

Dengan Metode STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Pada

Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Motivasi

Belajar Dan Kemampuan Awal Matematika Siawa Kelas VIII Semester Ganjil

SMP Negeri 2 Kebakkramat Tahun Ajaran 2008/2009 sebagai persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Matematika

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selain karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan

penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

untuk menulis skripsi ini.

2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin untuk menulis skripsi ini.

3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan izin untuk menulis skripsi ini.

4. Dr. Mardiyana, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang

sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Page 12: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xii

5. Ristu Saptono, S.Si, M.T, sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, kepercayaan, dukungan, saran, dan

kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Drs. Eko Widodo, Kepala SMP N 2 Kebakkramat yang telah memberikan izin

serta dukungannya bagi penulis untuk mengadakan penelitian

7. Drs. Sutarno, guru matematika SMP N 7 Surakarta yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk membantu

terlaksananya penelitian.

8. Siswa-siswi kelas VIII C dan kelas VIII E SMP N 2 Kebakkramat yang telah

membantu pelaksanaan penelitian ini.

9. My little family…Ibu,,Bapak….terimakasih banyak atas dukungan, doa,

fasilitas, dan kasih sayang yang tiada pernah habis….

10. Seseorang yang selalu menghiburku di saat aku jenuh, memberiku semangat

di saat aku malas, menemaniku di saat semua orang sibuk dengan aktivitas-

aktivitasnya…terimakasih telah menjadi cinta, teman, dan sahabat yang

menemaniku… “Thank’s For All”….

11. Keluarga kecilku di solo Picka, Ning, Nida…terimakasih untuk segala warna

dan kenangan indah yang tak kan terlupakan…

12. Para sahabat dan teman-teman terbaikku….,,adit,,nda ndutz,,lilih,,picky,, pipit

….terimakasih bersedia selalu disisi untuk mendengar keluh dan memberiku

semangat dengan segala canda tawa…aku tidak bisa membalas segala

kebaikan kalian dengan apapun juga….

13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan

dari Allah SWT. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

penulis pada khususnya, bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2009

Penulis

Page 13: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v

HALAMAN MOTTO...................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9

1. Prestasi Belajar Matematika .................................................... 11

2. Metode Pembelajaran ............................................................. 12

3. Tinjauan Materi Pokok SPLDV ............................................... 18

4. Motivasi Belajar Matematika Siswa .………………………… 21

5. Kemampuan Awal Matematika Siswa ................................... 25

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 27

C. Perumusan Hipotesis .................................................................... 30

Page 14: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 31

1. Tempat Penelitian .................................................................. 31

2. Waktu Penelitian .................................................................... 31

B. Metode Penelitian ........................................................................ 31

1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 31

2. Rancangan Penelitian ............................................................. 32

3. Pelaksanaan Eksperimen ........................................................ 34

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 34

1. Populasi .................................................................................. 34

2. Sampel .................................................................................... 34

3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 35

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35

1. Variabel Penelitian ................................................................. 35

2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 37

3. Instrumen Penelitian .............................................................. 39

E. Teknik Analisis Data .................................................................... 45

1. Uji Keseimbangan .................................................................. 45

2. Uji Prasyarat Analisis .............................................................. 46

3. Uji Hipotesis .......................................................................... 49

4. Uji Komparasi Ganda ............................................................. 54

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen ............................................................ 57

1. Tes Kemampuan Awal Matematika ......................................... 57

2. Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa ........................ .. 59

3. Tes Prestasi Belajar ............................................................... .. 60

B. Deskripsi Data .............................................................................. 63

1. Data Kemampuan Awal Matematika ...................................... 63

2. Data Motivasi Belajar Matematika Siswa............................. .. 63

3. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa .............................. .. 64

Page 15: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xv

C. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 65

1. Pengujian Persyaratan Eksperimen....................................... .. 65

2. Persyaratan Analisis .............................................................. .. 67

a. Uji Normalitas ................................................................. .. 67

b. Uji Homogenitas ............................................................. .. 68

D. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 69

E. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................. 71

1. Hipotesis Pertama ................................................................. .. 71

2. Hipotesis Kedua .................................................................... .. 72

3. Hipotesis Ketiga.................................................................... .. 72

4. Hipotesis Keempat ................................................................ .. 73

5. Hipotesis Kelima................................................................... .. 74

6. Hipotesis Keenam ................................................................. .. 75

7. Hipotesis Ketujuh.................................................................. .. 76

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. .. 78

B. Implikasi...................................................................................... .. 79

C. Saran ........................................................................................... .. 80

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... .. 82

LAMPIRAN..................................................................................................... .. 84

TABEL STATISTIK..................................................................................... ... 402

SURAT PERIJINAN ....................................................................................... .. 409

Page 16: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Prosedur Penyekoran untuk STAD...……………………............ 17

Tabel 2.2 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu…………….. 18

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian …….…………………………………….. 42

Tabel 3.2 Notasi dan Tata Letak Data……………………………………..

Tabel 3.3 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan ……………………….62

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Awal……………... 66

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Coba Angket ......................………………. 68

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar...………………. 66

Tabel 4.4 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Materi

Pokok SPLDV Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol……………….................................................................. 69

Tabel 4.5 Rataan Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa .…………….... 70

Tabel 4.6 Rataan dan Variansi Nilai Rapot Semester Genap ..................….71

Tabel 4.7 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas………….... 71

Tabel 4.8 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Homogenitas………… 71

Tabel 4.9 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas…………... 72

Tabel 4.10 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Homogenitas………… 73

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama..74

Page 17: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………........... 39

Gambar 4.1 Grafik Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar

Matematika Siswa …………………………………………….. 432

Gambar 4.1 Grafik Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Kemampuan

Awal Matematika Siswa ……………………………………... 433

Gambar 4.1 Grafik Interaksi Antara Motivasi Belajar Matematika dan

Kemampuan Awal Matematika Siswa ……………………….. 434

Page 18: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran………………………………………...... 84

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa, Kuis..................... ……………………… 156

Lampiran 3 Lembar Validitas Isi Tes Kemampuan Awal Matematika ......... 210

Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal Matematika……………….. .. 216

Lampiran 5 Soal Uji Coba Tes Kemampuan Awal Matematika…………... 218

Lampiran 6 Pembahasan Soal Uji Coba Tes Kemampuan Awal

Matematika.................................................................................. 228

Lampiran 7 Lembar Jawab dan Kunci Jawaban Uji Coba Tes Kemampuan

Awal Matematika ........................................................................239

Lampiran 8 Konsistensi Internal Tes Kemampuan awal Matematika……… 241

Lampiran 9 Reliabilitas Tes Kemampuan Awal Matematika……………… 243

Lampiran 10 Soal Tes Kemampuan Awal Matematika…………………….... 245

Lampiran 11 Pembahasan Soal Tes Kemampuan Awal Matematika……… 253

Lampiran 12 Lembar Jawab dan Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar

Matematika ........................................................………………. 261

Lampiran 13 Lembar Validitas Isi Angket Motivasi Belajar Matematika ...... 263

Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Matematika ..............…….. 269

Lampiran 15 Uji Coba Angket Motivasi Belajar Matematika................…….. 270

Lampiran 16 Konsistensi Internal Angket Motivasi Belajar Matematika ……274

Lampiran 17 Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika ..................... 276

Lampiran 18 Angket Motivasi Belajar Matematika .....................…………... 278

Lampiran 19 Lembar Validitas Isi Tes Prestasi Belajar Matematika .............. 282

Lampiran 20 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika…………………….. 288

Lampiran 21 Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika………………. 290

Lampiran 22 Pembahasan Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika… 300

Lampiran 23 Lembar Jawab dan Kunci Jawaban Uji Coba Tes Prestasi Belajar

Matematika ........................................................................……..321

Lampiran 24 Konsistensi Internal Tes Prestasi Belajar Matematika……….... 323

Lampiran 25 Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Matematika………………….. 325

Page 19: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

xix

Lampiran 26 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika…………………………. 327

Lampiran 27 Pembahasan Soal Tes Prestasi Belajar Matematika…………… 333

Lampiran 28 Lembar Jawab dan Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar

Matematika ........................................................………………. 346

Lampiran 29 Pembagian Kelompok, Skor Perkembangan Individu dan

Penghargaan Kelompok …......................................................... 348

Lampiran 30 Kategori Motivasi Belajar Matematika dan Tendensi Sentral Tes..

…………………………………………………………………. 350

Lampiran 31 Nilai Rapot Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII Semester

Ganjil Tahun Ajaran 2008/2009 ..............………………………353

Lampiran 32 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas (Sebelum Penelitian) ...... 354

Lampiran 33 Uji Keseimbangan………………………................................... 361

Lampiran 34 Rangkuman Data Induk Penelitian .....................................….... 364

Lampiran 35 Uji Normalitas………………………………………................. 365

Lampiran 36 Uji Homogenitas…………………………………..................... 381

Lampiran 37 Uji Hipotesis Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama……. 390

Lampiran 38 Tabel Statistik ...........……………………………..................... 402

Lampiran 39 Surat Perijinan ...........……………………………..................... 409

Page 20: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di
Page 21: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga

sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian

pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

Dalam dunia pendidikan saat ini kita dihadapkan pada

masalah yang lebih kompleks dimana sumber daya manusia yang berkualitas

dan mampu menghadapi tantangan zaman yang akan dapat bertahan. Pada

kenyataannya semua bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu

dihadapkan kepada masalah-masalah yang memerlukan matematika sebagai

pemecahannya.

Hampir di semua sekolah menengah pertama, pelajaran matematika

mempunyai posisi yang penting. Hal ini dikarenakan matematika dapat diterapkan

dalam ilmu yang lain. Melalui matematika, siswa diharapkan dapat berpikir teliti,

logis, sistematis, kreatif, dan kritis. Dalam beberapa tahun terakhir ini, matematika

menjadi salah satu pelajaran yang diujikan dalam UAN, sehingga menjadi salah

satu pelajaran yang memberi kontribusi pada keberhasilan atau kegagalan siswa.

Di sisi lain, sifat pelajaran matematika yang abstrak dan hierarkis menyebabkan

tingkat kesulitan yang relatif tinggi pada siswa dalam mempelajarinya. Indikator

kesulitan ini tampak pada pencapaian hasil belajar yang relatif lebih rendah

dibandingkan dengan pelajaran lain.

Banyak siswa yang merasa terbebani jika harus berhadapan dengan

matematika di sekolah. Hal ini disebabkan mereka sudah menganggap bahwa

matematika ini rumit, membingungkan dan banyak siswa merasa pesimis dahulu

sebelum belajar matematika. Akibatnya siswa hanya menghafal materi pelajaran

Page 22: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

2

matematika untuk memenuhi syarat lulus ujian saja. Oleh karena itu sering terjadi

kekeliruan dalam pemahaman konsep yang berdampak negatif terhadap prestasi

belajar matematika yang dicapai siswa.

Guru mempunyai peran yang penting dalam menyiapkan peserta didik.

Hal ini dikarenakan keberhasilan suatu proses belajar mengajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya yaitu metode pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Untuk dapat terus berkarya, kemampuan guru dalam berkreasi mengajar

sangat diperlukan. Kompetensi guru dalam hal penguasaan materi, pengelolaan

kelas, penciptaan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak didiknya, serta

kemampuan guru dalam menilai prestasi siswanya merupakan syarat mutlak untuk

mencapai keberhasilan proses belajar mengajar.

Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah motivasi belajar. Motivasi pada diri seseorang merupakan daya

pendorong untuk melakukan suatu aktivitas. Aktivitas belajar seorang siswa akan

ditentukan oleh motivasi belajarnya dan motivasi belajar antara siswa yang satu

pasti berbeda dengan siswa lainnya. Ada kecenderungan siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi maka prestasinya akan baik pula, demikian pula siswa

yang motivasinya rendah prestasinya juga kurang menggembirakan.. Dalam hal

ini peran guru sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang dapat

memotivasi belajar siswa lebih tinggi.

Materi pelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam

proses belajar. Materi sistem persamaan linear dua variabel merupakan salah satu

materi yang harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VIII semester I. Namun

kenyataanya sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

sistem persamaan linear dua variabel. Hal inu dikarenakan dalam pemecahan soal-

soalnya dibutuhkan ketelitian, sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam

penggunaan simbol-simbol dalam aljabar, dan siswa kesulitan ketika mereka

harus mengubah soal cerita menjadi bentuk matematika. Selain itu dalam jurnal

internasional yang ditulis oleh Samo (2008) menyatakan bahwa ”this study has

revealed that the students have many misconceptions in the use of symbols in

Algebra wich have bearings on their learning of Algebra.” Hal ini menjelaskan

Page 23: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

3

bahwa sering terjadi kesalahan dalam penggunaan symbol-simbol dalam aljabar

sehingga menghambat pemahaman siswa terhadap materi aljabar.

Berdasarkan observasi timbul masalah dalam kegiatan belajar mengajar di

SMP Negeri 2 Kebakkramat pada kelas VIII terutama pada sub pokok bahasan

sistem persamaan dua variabel (SPLDV). Hal tersebut dapat diketahui

berdasarkan hasil belajar ujian semester mata pelajaran tersebut, hasil yang

diperoleh siswa belum maksimal, dari 40 siswa yang mengikuti ujian, sebanyak

15 % atau sebanyak 35 siswa masih dibawah KKM yang diterapkan yaitu 6,5.

Menurut pendapat guru yang mengajar, siswa mengalami kesulitan dalam

pemahaman materi yang diberikan oleh guru. Hal ini mungkin disebabkan metode

mengajar yang digunakan oleh guru atau mungkin terdapat masalah pada siswa itu

sendiri.

Suherman (2003:7) menyatakan, bahwa pembelajaran akan lebih

bermakna (meaningfull), jika siswa tidak hanya belajar untuk mengatasi sesuatu

(learning to know), tetapi siswa juga belajar melakukan (learning to do), belajar

menjiwai (learning to be), serta belajar bersosialisasi dengan sesama teman

(learning to live together). Dengan kata lain, siswa diberikan kesempatan untuk

mencoba sendiri mencari jawaban suatu masalah, bekerja sama dengan temannya

sekelas, atau membuat sesuatu, akan jauh lebih menantang dan mengarahkan

perhatian siswa daripada apabila siswa hanya harus mencerna saja informasi yang

diberikan secara searah. Untuk itu, perlu diciptakan sistem lingkungan

pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang mementingkan

peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai indikator

tersebut, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran dan mampu menyajikan metode pembelajaran yang lebih

menarik. “Metode pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan

guru dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan dan teknik pembelajaran

yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas”.

Keberhasilan suatu belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi juga

peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

Page 24: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

4

dituntut untuk mengkondisikan kelas dan memilih metode pembelajaran dengan

tepat agar prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk mengembangkan

interaksi yang positif dengan sesama ketika mereka belajar dalam tim dalam

memecahkan suatu masalah, sedangkan tipe metode pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana dan mendekati pembelajaran kooperatif adalah tipe student

teams-achievement division (STAD).

Keberhasilan proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh kemampuan

awal siswa. Kemampuan awal merupakan prasyarat yang diperlukan untuk

mengikuti proses belajar mengajar. Untuk itu pada setiap awal kegiatan belajar

mengajar, seorang pengajar seharusnya mengetahui kemampuan awal siswanya.

Dengan demikian diharapkan seorang pengajar dapat menentukan bagaimana

proses belajar mengajar diatur dan metode apa yang tepat digunakan sehingga

belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan

penelitian mengenai eksperimentasi pembelajaran matematika menggunakan

metode STAD pada sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel

ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika pada siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran

akan membuat siswa benar-benar memahami materi dan menguasai konsep.

Tetapi masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran

konvensional pada setiap proses pembelajaran, padahal tidak semua pokok

bahasan cocok disampaikan dengan metode konvensional. Oleh karena itu

perlu dikaji lebih lanjut apakah metode mengajar yang diganti dapat

menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.

2. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar

matematika lebih baik dari pada siswa yang mempunyai motivasi belajar

Page 25: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

5

sedang, dan rendah. Terkait dengan hal tersebut siswa yang mempunyai

motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik

dari pada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.

3. Banyak siswa yang kurang memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,

dan aktif dalam memahami konsep sistem persamaan linier dua variabel. Hal

ini memungkinkan kemampuan awal yang dimiliki siswa berbeda-beda, yang

dapat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Siswa yang mempunyai

kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik

dari pada siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah,

sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang menghasilkan

prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa yang mempunyai

kemampuan awal rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dapat

terarah dan mendalam, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Metode pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan metode

STAD pada kelompok eksperimen dan metode konvensional pada kelas

kontrol.

2. Motivasi belajar siswa dibatasi pada motivasi belajar matematika pada siswa

kelas VIII semester I SMP Negeri 2 Kebakkramat pada pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel.

3. Kemampuan awal siswa dibatasi pada kemampuan awal matematika pada

siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 2 Kebakkramat pada pokok bahasan

sistem persamaan linier dua variabel.

4. Prestasi belajar matematika siswa pada penelitian ini dibatasi pada prestasi

belajar pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel yang

dilakukan pada siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 2 Kebakkramat

2009/2010.

Page 26: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, permasalahan yang

akan diteliti dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan metode STAD lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode konvensional pada pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel ?

2. Apakah siswa dengan motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik dari pada siswa dengan motivasi belajar sedang

dan rendah, dan siswa dengan motivasi belajar matematika sedang

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan motivasi

belajar matematika rendah.?

3. Apakah siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi menghasilkan

prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa yang mempunyai

kemampuan awal sedang dan rendah, dan siswa yang mempunyai kemampuan

awal sedang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dari pada

siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah?

4. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

SPLDV?

5. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

SPLDV?

6. Apakah terdapat interaksi antara motivasi belajar matematika dan kemampuan

awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok

bahasan SPLDV?

7. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran, motivasi belajar

matematika siswa dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi

belajar matematika pada pokok bahasan SPLDV?

Page 27: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode STAD lebih baik dibandingkan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional pada pokok bahasan

sistem persamaan linier dua variabel.

2. Untuk mengetahui apakah siswa dengan motivasi belajar tinggi menghasilkan

prestasi belajar matemátika yang lebih baik dari pada siswa dengan motivasi

belajar sedang dan rendah, dan siswa dengan motivasi belajar matemátika

sedang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan

motivasi belajar matematika rendah.

3. Untuk mengetahui apakah siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi

menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah, dan siswa yang mempunyai

kemampuan awal sedang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik

dari pada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan

motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada

pokok bahasan SPLDV.

5. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan

kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada

pokok bahasan SPLDV.

6. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara motivasi belajar

matematika dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan SPLDV.

7. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran,

motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal matematika siswa

terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan SPLDV.

Page 28: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk :

1. Memberikan informasi kepada guru atau calon guru matematika tentang

penggunaan metode STAD pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua

variabel.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian sejenis dengan

subyek dan tempat penelitian yang berbeda.

4. Memberikan informasi kepada guru akan pentingnya motivasi belajar siswa

dan kemampuan awal matematika siswa untuk mendorong siswa belajar

secara efektif dan efisien.

Page 29: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1.Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895) prestasi adalah

hasil yang telah dicapai (dilakukan / dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan

menurut Winkel (1996:391) prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.

Selain itu menurut Zainal Arifin (1990:3) mengatakan bahwa prestasi adalah

hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan suatu hal.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi

adalah hasil kemampuan yang dicapai seseorang setelah melaksanakan usaha

dengan kemampuan yang dimilikinya.

b. Pengertian Belajar

Pengertian belajar, menurut konstruktivisme, adalah perubahan proses

mengonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami

siswa sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan yang

mereka peroleh sebagai hasil interpretasi pengalaman yang disusun dalam

pikirannya. Secara psikologis, tugas dan wewenang guru adalah mengetahui

karakteristik siswa, memotivasi belajar, menyajikan bahan ajar, memilih

metode belajar, dan mengatur kelas.

(Ahmad Faqih,http://ahmadfaqih.multiply.com/journal/item/1/2 januari 2008)

Para penganut konstruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan itu

adalah merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Pengetahuan

bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, tetapi

merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman,

maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada disana

dan orang tinggal mengambilnya, tetapi merupakan suatu bentukan terus

menerus dari seseorang yang setiap kali mengadakan reorganisasi karena

munculnya pemahaman yang baru.

9

Page 30: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

10

Dalam belajar sistem, peran murid diutamakan dan keaktivan murid

untuk membentuk pengetahuan dinomorsatukan. Semua peralatan, bahan,

lingkungan, dan fasilitas disediakan untuk membantu pembentukan itu. Murid

diberi kesempatan mengungkapkan pemikirannya akan suatu masalah, tanpa

dihambat. Dengan dibiasakan berpikir sendiri dan mempertanggungjawabkan

pemikirannya, murid akan terlatih untuk menjadi pribadi yang sungguh

mengerti, yang kritis, kreatif, dan rational. Dalam pengertian konstruktivisme,

murid tidak dianggap sebagai suatu tabula rasa yang kosong, yang tidak

mengerti apa-apa sebelumnya. Murid dipahami sebagai subyek yang sudah

membawa "pengertian awal" akan sesuatu sebelum mereka mulai belajar

secara formal. Pengetahuan awal tersebut, meski kadang sangat naif atau tidak

cocok dengan pengertian para ahli, perlu diterima dan nanti dibimbing untuk

semakin sesuai dengan pemikiran para ahli. Pemikiran mereka itu meski naif,

bukanlah salah tetapi terbatas berlakunya.

(Paul Suparno, 1996)

c. Pengertian Matematika

Purwoto (2003: 12-13) mengemukakan bahwa, “Matematika adalah

pengetahuan tentang pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang

terorganisasi mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur

yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil”.Di bawah

ini diberikan beberapa pengertian tentang matematika, antara lain:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat

(Soedjadi, 2000: 11)

Page 31: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

11

Ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian

matematika secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah:

1) Memiliki objek kajian abstrak

2) Bertumpu pada kesepakatan

3) Berpola pikir deduktif

4) Memiliki simbol yang kosong dari arti

5) Memperhatikan semesta pembicaraan

6) Konsisten dalam sistemnya

(Soedjadi, 2000: 13)

d. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar

secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.

Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai

dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu

dapat kita temukan satu titik persamaan.

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan

sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk

nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar

mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.

Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya

prestasi belajar siswa.

Page 32: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

12

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar matematika akan menjadi baik apabila proses

pembelajaran matematika berjalan dengan baik. Hal ini dapat terjadi apabila

situasi belajar dapat dioptimalkan sehingga dapat mencapai tujuan yang

diinginkan. Menurut Slameto (1995: 54 - 72) faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar yaitu:

1) Faktor intern, yang terdiri dari tiga faktor berikut.

a) Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan rohani.

2) Faktor ekstern

a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2. Metode Mengajar

Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk

mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun

bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula

pencapaian tujuan (Winamo Surakhmad). Metode berasal dari Bahasa Yunani

“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan

upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat

memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode

berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Page 33: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

13

Menurut Purwoto (2003: 70), “Metode mengajar adalah cara-cara yang

tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya, agar pembelajaran mencapai tujuannya

atau sasarannya”. Sementara itu, Muhibbin Syah (1995: 202) mengatakan bahwa,

“Metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan

kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada

siswa”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah

cara yang teratur dan terpikir oleh guru yang digunakan dalam menyampaikan

materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh

para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada

tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.

1) Metode Ekspositori

Percival dan Elington dalam Yeni Indrastoeti S.P (1999 : 43) menamakan

model konvensional dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru (the

Teacher Centered Opproach). Dalam model pembelajaran yang berpusat pada

guru hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru.

Seluruh sistem diarahkan kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga

pendidikan, tanpa ada usaha untuk mencari dan menerapkan strategi belajar

yang berbeda sesuai dengan tema dan kesulitan belajar setiap individu.

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan

memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi

pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam

bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti

pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori

merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi

pelajaran kepada siswa secara langsung.

Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri

fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung

berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi

Page 34: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

14

pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode

ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya

sama-sama memberikan informasi.

Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada

saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,

memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan,

membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal

latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal

latihan bersama dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di

papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru

memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan menjelaskan kembali secara

individual. Apabila dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum

sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan secara klasikal.

Pendapat David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7)

menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang

paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya

Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah

memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.

Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2)

memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing

siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan

informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang benar,

2) pemakai media dan sumber yang benar, 3) menyelesaikan tugas dengan

penilaian guru.

(Sunarto, 2009)

2) Metode STAD

Metode kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan

adanya kelompok-kelompok. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk

memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif

dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,

tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disampaikan

Page 35: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

15

oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai

ketuntasan belajar.

Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan

yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah). Metode kooperatif mengutamakan

kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan. Tujuan metode kooperatif adalah

hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai

keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Perlu ditekankan kepada siswa bahwa mereka belum boleh mengakhiri

diskusinya sebelum mereka yakin bahwa seluruh anggota timnya dapat

menyelesaikan seluruh tugas. Pada saat siswa bekerja dalam kelompok, guru

berkeliling diantara anggota kelompok, memberikan pujian dan mengamati

bagaimana kelompok bekerja.

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan metode

lain, yaitu :

a) Meningkatkan kemampuan siswa.

b) Meningkatkan rasa percaya diri.

c) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan

keahlian yang dimiliki.

d) Memperbaiki hubungan antar kelompok.

e) Dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan kooperatif

(kerjasama).

Menurut Ballantine, J dan Larres, P bahwa, “ Student found the

cooperative learning approach beficial in developing their generic skills.” Ini

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif bermanfaat untuk mengembangkan

kemampuan umum para siswa.

Apabila disimpulkan, menurut Slavin(1995:5), beberapa tipe pembelajaran

kooperatif antara lain:

a) Student Teams Achievement Division (STAD)

b) Teams Games Tournament (TGT)

c) Team Accelerated Instruction (TAI)

d) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Page 36: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

16

e) Jigsaw

Dalam pelaksanaannya, metode pemlajaran kooperatif tipe STAD

mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

a) Tahap Penyajian Materi Pelajaran

Pada tahap ini, bahan atau materi pelajaran matematika

diperkenalkan melalui pengajaran secara langsung. Dalam penyajian ini,

maka perlu ditekankan pada:

(1) Pendahuluan

Dalam pendahuluan guru menekankan pada apa yang akan

dipelajari peserta didik (siswa) dan mengapa itu penting. Hal ini

dilaksanakan untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep

yang telah diajarkan.

(2) Pengembangan

(a) Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai.

(b) Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah

memahami makna dan bukan hafalan.

(c) Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut

benar atau salah.

(d) Beralih pada konsep yang lain jika siswa menguasai pakok

masalahnya.

(3) Praktek Terkendali

(a) Menyuruh siswa mengerjakan soal atau pertanyaan yang

diberikan.

(b) Memanggil peserta didik secara random untuk menyelesaikan

soal.

(c) Pemberian tugas kelas.

b) Kegiatan Kelompok

Selama kegiatan kelompok masing-masing siswa bertugas

mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman

sekelompok untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Guru memberikan

lembar kegiatan dan kemudian siswa mengerjakannya secara mandiri dan

Page 37: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

17

selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman

sekelompoknya. Apabila diantara teman sekelompok tersebut ada yang

kurang memahami, maka anggota kelompok yang lain membantunya.

Guru menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan

untuk diisi atau diserahkan pada guru. Apabila peserta didik mempunyai

suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota

kelompoknya kemudian kalau tidak mampu baru ditanyakan pada

gurunya.

c) Kuis (individu)

Kuis dilaksanakan secara individu. Siswa tidak diijinkan meminta

atau memberi bantuan kepada siswa lain dalam mengerjakan kuis. Siswa

diminta mengumpulkan pekerjaan tersebut untuk diperiksa sendiri oleh

guru pada kesempatan lain.

d) Perhitungan Skor Perkembangan Individu

Guru membuat skor individual dan skor kelompok. Skor

perkembangan individu diperoleh dari penilaian setiap tugas yang

dikerjakan siswa dan kemudian dilihat perkembangannya skor masing-

masing individu. Dari skor perkembangan individu ini dapat dilihat tingkat

keberhasilan siswa dalam belajar. Sedangkan skor kelompok pada STAD

didasarkan pada peningkatan skor anggota kelompok dibandingkan dengan

skor mereka sendiri pada pertemuan sebelumnya. Guru harus segera

membuat skor kelompok dan mengumumkannya pada pertemuan pertana

setelah kuis tersebut. Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara

menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya

dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Secara ringkasnya prosedur

penyekoran untuk STAD adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Prosedur Penyekoran untuk STAD

Langkah 1 Menetapkan skor dasar

Setiap siswa memberikan skor berdasarkan skor-skor kuis yang lalu

Langkah 2 Menghitung skor kuis terkini

Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini

Langkah 3 Menghitung skor perkembangan

Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai

Page 38: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

18

atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang diberikan dibawah ini

Cara menentukan nilai perkembangan individu untuk tiap-tiap kuis

individu adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu

Nilai Kuis Nilai Perkembangan

· Lebih dari 10 poin di bawah nilai awal · 10 poin sampai 1 poin di bawah nilai awal · Sama dengan nilai awal sampai dengan 10 poin di atas

nilai awal · Lebih dari 10 poin di atas nilai awal · Betul semua (nilai sempurna)

5 10 20

30 30

e) Pengakuan / Penghargaan Kelompok

Guru mengadakan pengakuan / penghargaan kepada prestasi

kelompok. Guru dapat memberikan sertifikat kepada anggota kelompok

atau mempersiapkan suatu penghargaan dalam papan pengumuman.

Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata

yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan

kelompok super. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan

pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut:

(1) Superteam (kelompok super), diberikan bagi kelompok yang

memperoleh skor rata-rata lebih besar atau sama dengan 25.

(2) Greatteam (kelompok hebat), diberikan bagi kelompok yang

memperoleh skor rata-rata antara 20 sampai 25.

(3) Goodteam (kelompok baik), diberikan bagi kelompok yang

memperoleh skor rata-rata antara 15 sampai 20.

(Slavin, 1995: 80)

3.Tinjauan Tentang Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

A. Persamaan Linear Dua Variabel

1. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan linear dua variabel / peubah adalah persamaan linear yang

memuat dua variabel dan masing-masing variabel berpangkat satu.

Page 39: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

19

Contoh :

i. 7=+ yx

ii. 2434 =- yx

iii. 82 -=+- yx

2. Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel

Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel adalah

himpunan pasangan bilangan (p,q) yang memenuhi persamaan cyx =+ ,

apabila nilai p dan q memenuhi cqp =+

Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 82 =+ yx dengan

x ydan variabel pada bilangan cacah.

Penyelesaian

Pasangan nilai-nialai pengganti untuk x ydan yang menghasilkan

kalimat-kalimat yang benar adalah sebagai berikut :

2,4

3,2

4,0

======

yx

yx

yx

0,8

1,6

====

yx

yx

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah

( ) ( ) ( ) ( ) ( ){ }0,8,1,6,2,4,3,2,4,0

B. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

1. Pengertian SPLDV

Sistem persaman linear dua variabel adalah dua atau lebih persamaan

linear dengan dua variabel, yang mana kedua variabel tiap persamaan

adalah sama, namun koefisien variabel dan konstanta untuk tiap

persamaan belum tentu sama.

Contoh :

îíì

=+=+72

1223

yx

yx

Pada ,1223 =+ yx maka 3 dan 2 disebut koefisien, sedangkan x dan y

disebut variabel, dan 12 adalah konstantan.

Page 40: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

20

Pada ,72 =+ yx maka 2 dan 1 disebut koefisien, sedangkan x dan y

disebut variabel, dan 7 adalah konstantan.

2. Himpunan Penyelesaian SPLDV

Himpunan sistem persaman linear dua variabel adalah himpunan

pasangan bilangan terurut yang memenuhi semua persamaan dalam sistem

tersebut.

Ada beberapa cara untuk menentukan penyelesaian suatu sistem

persamaan, yaitu dengan metode grafik, metode eliminasi, dan metode

substitusi.

a. Metode Grafik

Langkah-langkah himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel dengan metode grafik adalah sebagai berikut :

1) Carilah himpunan penyelesaian masing-masing persamaan

2) Gambarlah grafik himpunan penyelesaian masing-masing

persamaan pada satu bidang koordinat.

3) Tentukan titik potong kedua grafik tersebut (jika ada)

4) Titik potong kedua grafik tersebut merupakan himpunan

penyelesaian sistem persamaan tersebut.

b. Metode Substitusi

Metode eliminasi artinya menghilangkan salah satu variabel x atau y

untuk mendapatkan satu penyelesaian. Jika kamu akan mencari nilai x,

terlebih dahulu eliminasi ydari kedua persamaan itu. Usahakan supaya

koefisien y pada persamaan pertama sama dengan koefisien y pada

persamaan kedua (tanpa memperhatikan tandanya)

c. Metode Eliminasi

Metode substitusi adalah cara mengganti nilai x atau nilai y dari suatu

persamaan ke persamaan lainnya, jika salah satu dalam x atau y

mempunyai koefisien 1.

Page 41: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

21

4.Motivasi Belajar Siswa

a. Pengertian Motivasi

Menurut Mc. Donald (Sardiman A.M, 2007 : 73 - 75), motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.dari

pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen

penting, yaitu :

1) Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada

organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia

(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya

akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau ”feeling”, afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan

kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan diransang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yaitu tujuan.tujuan ini

menyangkut soal kebutuhan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa,

misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu

diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam,

mungkin dia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-

lain. Keadaan demikian perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan

sebab-musababnya kemudian menderong seseorang siswa itu mau melakukan

pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa

perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau

singkatnya perlu diberi motivasi.

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-

intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

Page 42: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

22

kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil

belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka

kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempermasalahkan pihak siswa,

sebab mungkin saja gfuru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang

mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Jadi tugas

guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

b. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an

essential conditioning of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau

ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula

pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha

belajar bagi para siswa.

Motivasi berhubungan dengan suatu tujuan, sehubungan dengan hal

tersebut ada tiga fungsi motivasi :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tudak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Di samping itu ada fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya

usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang

yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

(Sardiman A.M, 2007 : 84 - 86)

Page 43: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

23

c. Macam-Macam Motivasi

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a) Motif –motif bawaan

Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir,

jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Misalnya : dorongan untuk

makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk

beristirahat, dorongan seksual.

b) Motif –motif yang dipelajari

Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang

diisyaratkan secara sosial. Misalnya : dorongan untuk belajar suatu

cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam

masyarakat.

2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodwort dan Marquis

a) Motif kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum,

makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

b) Motif-motif darurat, yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain :

dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk

berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena adanya

rangsangan dari luar.

c) Motif –motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

Motif ini munscul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar

secara efektif.

3) Motivasi jasmani dan rohani

Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya : refleks, insting

otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohani adalah

kemauan.

4) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a) Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perku ada rangsangan dari luar,

Page 44: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

24

karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah

ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-

buku untuk dibacanya.

b) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu

belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan

mendapatkan nilai yang baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau

temannya.

(Sardiman A.M, 2007 : 86 - 91)

d. Motivasi dalam Belajar Matematika

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar

tersebut ada intrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi belajar ada di tangan

guru atau pendidik dan anggota masyrakat lain. Di dalam kegiatan belajar

mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat

diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan

inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan

kegiatan belajar.

Ada beberapa cara dan bentuk untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah :

1) Memberi angka

2) Hadiah

3) Saingan atau kompetisi

4) Ego-involvement

5) Memberi ulangan

6) Mengetahui hasil

7) Pujian

8) Hukuman

9) Hasrat untuk belajar

10) Minat

Page 45: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

25

11) Tujuan yang diakui

(Sardiman A.M, 2007 : 92 - 95)

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar

1) Cita-cita atau aspirasi siswa

2) Kemampuan siswa

3) Kondisi siswa

4) Kondisi lingkungan siswa

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

(Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 97 - 100)

5. Kemampuan Awal Siswa

Begitu banyak karakteristik yang bisa diidentifikasikan dalam diri siwa

yang dapat membawa pengaruh pada pelaksanaan dan hasil pengajaran secara

keseluruhan. Salah satu dari karakteristik tersebut adalah kemampuan awal

yang telah dipelajari yang berguna sebagai pijakan dalam pemilihan strategi

pengajaran yang optimal. Kemampuan awal sangat penting peranannya dalam

meningkatkan kebermaknaan pengajaran, yang selanjutnya membawa dampak

dalam memudahkan proses internal yang berlangsung dalam diri siswa ketika

belajar.

Reigeluth, (1983b) mengidentifikasi tujuh jenis kemampuan awal yang

dapat dipakai untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian dan

pengungkapan kembali pengetahuan baru. Ketujuh jenis kemampuan awal ini

antara lain sebagai berikut :

a. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi (arbitrarily meaningful

knowledge), sebagai tempat mengaitkan hafalan (yang tak bermakna)

untuk memudahkan retensi.

b. Pengetahuan analogis (analogic knowledge), yang mengaitkan

pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang amat serupa, yang berada

di luar isi yang sedang dibicarakan.

c. Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate knowledge), yang

dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan bagi pengetahuan baru.

Page 46: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

26

d. Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge), yang dapat memenuhi

fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan atau komparatif.

e. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge), yang

berfungsi untuk mengkonkretkan pengetahuan baru atau juga penyediaan

contoh.

f. Pengetahuan pengalaman (experiental knowledge), yang memiliki fungsi

sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah, yaitu untuk

mengkonkretkan dan menyediakan contoh bagi pengetahuan baru.

g. Strategi kognitif (cognitive stategy), yang menyediakan cara mengolah

pengetahuan baru, mulai dari penyandian, penyimpanan sampai pada

pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan.

Ketujuh jenis kemampuan awal ini dapat diklasifikasi menjadi tiga,

yaitu pertama kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan

diajarkan meliputi pengetahuan tingkat lebih tinggi, pengetahuan setingkat,

pengetahuan tingkat lebih rendah, dan pengetahuan pengalaman. Kedua

pengetahuan yang berada di luar pengetahuan meliputi pengetahuan bermakna

tak terorganisasi, dan pengetahuan anlogis, dan ketiga pengetahuan mengenai

keterampilan generik (generic skill) hanya meliputi strategi kognitif.

Apabila dilihat dari tingkat penguasaannya, kemampuan awal bisa

diklasifikasi menjadi tiga jenis, yaitu

a. Kemampuan awal siap pakai

b. Kemampuan awal siap ulang

c. Kemampuan awal pengenalan

Bagaimanapun, kemampuan awal siap pakai paling penting

peranannya sebagai pertimbangan dalam pertimbangan rancangan

pembelajaran, khususnya pemilihan strategi pengajaran. Bagian paling penting

dari jenis kemampuan awal ini adalah konsep, prosedur, serta prinsip yang

mendasari disiplin ilmu yang akan dipelajari.

(Hamzah B. Uno, 2006 : 158-161)

Page 47: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

27

Dalam penelitian ini pengelompokkan kemampuan siswa berdasarkan

pada nilai tes awal yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Dalam

penelitian ini kemampuan awal dikategorikan ke dalam 3 kategori, yaitu :

1) Tinggi : nilai lebih besar atau sama dengan (nilai rata-rata + 21

standar

deviasi)

2) Sedang : nilai lebih dari (nilai rata-rata - 21

standar deviasi) dan nilai

kurang dari (nilai rata-rata + 21

standar deviasi)

3) Rendah : nilai kurang dari atau sama dengan (nilai rata-rata - 21

standar

deviasi)

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dibuat suatu kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Belajar merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan sengaja dalam

rangka memperoleh suatu pengalaman atau pengetahuan. Mengajar tidak hanya

memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi harus dapat membawa siswa

belajar. Guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas dan

kemudahan bagi suatu kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan maksimal.

Sedangkan belajar sendiri tidak hanya usaha menguasai pengetahuan saja tetapi

juga suatu aktivitas baik fisik maupun mental untuk merubah diri siswa ke arah

yang lebih baik sebagai hasil pengalamannya sendiri.

Pada dasarnya keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi

belajar siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses

belajar mengajar diantaranya metode pembelajaran, motivasi belajar siswa dan

kemampuan awal siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat akan

mengakibatkan terhambatnya dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk

mengatasinya, seorang guru harus mengetahui macam-macam metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Pada materi

Page 48: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

28

pokok SPLDV penggunaan metode pembelajaran STAD dimungkinkan dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada menggunakan

metode ekspositori.

Dalam pembelajaran ekspositori masih menempatkan guru sebagai pusat

belajar dengan sistem pembelajaran yang bersifat kaku, linier, monoton dan siswa

diharapkan untuk duduk diam selama satu jam atau lebih dalam deretan bangku-

bangku yang mengahadap ke depan. Hal ini memerlukan suatu inovasi dalam

suatu proses belajar mengajar yaitu dengan siswa berusaha memperoleh

pengetahuan dan pemahamannya sendiri melalui pengalaman belajar yang

diberikan kepada mereka dalam suasana belajar yang menyenangkan.

Metode pembelajaran STAD dapat dijadikan alternatif dalam menyajikan

materi sub pokok bahasan SPLDV. Metode pembelajaran STAD menuntut belajar

secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, diharapkan dapat mendorong

tumbuhnya motivasi siswa. Dengan ini mereka dengan aktif menggunakan otak,

baik untuk menentukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan

masalah, mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan

yang ada dalam kehidupan nyata. Sehngga dengan itu kebermaknaan siswa dalam

belajar akan tercapai.

Selain metode mengajar dalam proses belajar mengajar, motivasi

belajar siswa dan kemampuan awal matematika yang dimiliki siswa juga

memegang peranan yang cukup penting terhadap pencapaian hasil belajar.

Prestasi belajar setiap siswa belum tentu sama. Perbedaan tersebut salah satunya

dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa dan kemampuan awal matematika yang

dimiliki siswa. Motivasi belajar sangat diperlukan dalam kegiatan belajar karena

siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berusaha dengan tekun

untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, seseorang yang memiliki

kecerdasan yang tinggi mungkin akan mengalami kegagalan di dalam proses

belajar dikarenakan dalam dirinya tidak tumbuh motivasi untuk belajar. Hal ini

menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa.

Page 49: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

29

Sedangkan kemampauan awal yang dimiliki siswa menjadikan mereka

lebih siap dan sanggup untuk mengikuti pelajaran berikutnya karena kemampuan

awal yang dimiliki siswa merupakan pengetahuan dasar bagi kesiapan dan

kesanggupan mengikuti pelajaran selanjutnya. Siswa yang mempunyai

kemampuan dasar yang baik pada saat pre tes sebelum menerima materi SPLDV,

mungkin akan mempunyai prestasi yang lebih baik pada saat ulangan harian

materi SPLDV dari pada siswa yang mempunyai kemampuan dasar yang rendah

pada saat pre tes sebelum menerima materi SPLDV. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan awal matematika yang dimiliki siswa berpengaruh terhadap tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa metode pembelajaran STAD, motivasi belajar matematika dan

kemampuan awal matematika berperan dalam menentukan prestasi belajar

matematika siswa pada materi pokok SPLDV. Dari pemikiran di atas

digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Motivasi Belajar

Metode Mengajar Prestasi Belajar

Kemampuan Awal

Page 50: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

30

C. PERUMUSAN HIPOTESIS

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran tersebut di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

1. Prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode STAD lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode konvensional dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan

SPLDV.

2. Siswa dengan motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik dari pada siswa dengan motivasi belajar sedang

dan rendah, dan siswa dengan motivasi belajar matematika sedang

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan motivasi

belajar matematika rendah pada pokok bahasan SPLDV.

3. Siswa dengan kemampuan awal tinggi menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan awal sedang

dan rendah, dan siswa dengan kemampuan awal matematika sedang

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan

kemampuan awal matematika rendah pada pokok bahasan SPLDV.

4. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

SPLDV.

5. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

SPLDV.

6. Terdapat interaksi antara motivasi belajar matematika dan kemampuan awal

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

SPLDV.

7. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran, motivasi belajar matematika

siswa dan kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan SPLDV.

Page 51: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kebakkramat dengan subyek

penelitian siswa-siswa kelas VIII tahun pelajaran 2008/2009. Untuk uji coba tes

dan angket dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kebakkramat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Bulan April-Juni 2009 : pengajuan judul dan proposal skripsi.

2) Bulan Juni-Juli 2009 : persiapan instrumen penelitian.

3) Bulan September 2009 : uji coba instrumen penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dengan melakukan eksperimentasi model pembelajaran

dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009 yaitu pada

bualan September sampai dengan bulan Oktober 2009.

c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

1) Bulan November 2009 -Januari 2010 : pengolahan data hasil penelitian.

2) Bulan Februari-Mei 2010 : penyusunan laporan.

B. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu karena peneliti

tidak mungkin melakukan kontrol atau manipulasi pada semua variabel yang

relevan kecuali beberapa dari variable variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan

pendapat Budiyono (2003:82) bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah

untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang

dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan.

31

Page 52: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

32

Manipulasi variabel dalam penelitian ini dilakukan pada variabel bebas

yaitu metode pembelajaran matematika STAD dan metode pembelajaran

konvensional. Untuk variabel bebas yang lain yaitu motivasi belajar matematika

siswa dan kemampuan awal matematika siswa dijadikan sebagai variabel yang

ikut mempengaruhi variabel terikat.

2. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan 3 variabel bebas yaitu metode

pembelajaran, motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal

matematika siswa. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode

pembelajaran matematika STAD dan metode pembelajaran konvensional,

sedangkan motivasi belajar matematika siswa dibagi menjadi motivasi tinggi,

sedang, dan rendah begitu juga kemampuan awal dibagi menjadi kemampuan

awal tinggi, sedang, dan rendah. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan

rancangan faktorial sederhana 2 ´ 3 ´ 3, untuk mengetahui pengaruh tiga variable

bebas terhadap variable terikat.

Page 53: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

33

Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian

Motivasi

Belajar

(b)

Tinggi

(b1)

Sedang

(b2)

Rendah

(b3)

Model

Pembel

ajaran

(a) Kemam

puan

Awal

(c)

Tinggi

(c1)

Sedang

(c2)

Rendah

(c3)

Tinggi

(c1)

Sedang

(c2)

Rendah

(c3)

Tinggi

(c1)

Sedang

(c2)

Rendah

(c3)

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

STAD

(a1)

111 cba 211 cba

311 cba 121 cba

221 cba 321 cba

131 cba 231 cba

331 cba

Model

Pembelajaran

Konvensional

(a2)

112 cba 212 cba 312 cba

122 cba

222 cba 322 cba

132 cba 232 cba

332 cba

33

Page 54: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

34

3. Pelaksanaan Eksperimen

Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu akan dilihat kemampuan awal

dari sampel penelitian yang akan dikenai perlakuan, baik dari kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol. Tujuannya untuk mengetahui apakah

kemampuan awal kedua kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. Data yang

digunakan untuk uji keseimbangan adalah nilai rapot siswa pada mata pelajaran

matematika kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. Pada kelompok

eksperimen diberikan perlakuan khusus yaitu metode pembelajaran matematika

STAD, sedangkan pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode konvensional.

Pada akhir eksperimen kedua kelompok tersebut diukur dengan

menggunakan alat ukur yang sama, yaitu soal tes prestasi belajar matematika pada

materi pokok SPLDV.

Hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan

tabel uji statistik yang digunakan.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,

1998: 115). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa populasi merupakan

keseluruhan subyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu yang

hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Kebakkramat pada tahun pelajaran 2008/209 sebanyak 6 kelas dengan

banyaknya siswa adalah 240 siswa.

2. Sampel

Menurut Suhassimi Arikunto (2002: 109) bahwa, ”Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Hasil penelitian terhadap sampel ini

akan digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap seluruh populasi yang ada.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak dua kelas, yaitu siswa kelas

VIII-C sebagai kelas eksperimen dan VIII-E sebagai kelas kontrol.

34

Page 55: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

35

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster

random sampling. Dalam hal ini setiap kelas pada kelas VIII SMP Negeri 2

Kebakkramat merupakan sub populasi atau cluster. Dari enam kelas yang ada,

diambil dua kelas secara acak dengan kemampuan siswa yang seimbang. Untuk

mengetahui bahwa keadaan kelas seimbang dengan dilakukan uji keseimbangan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat satu variabel terikat dan tiga variabel bebas,

yaitu :

a. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika :

1) Definisi Operasional

Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha siswa dalam proses belajar

matematika yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf yang menyatakan

hasil yang sudah dicapai oleh siswa pada periode tertentu.

2) Indikator : nilai tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan logika

matematika

3) Skala Pengukuran : skala interval

b. Variabel Bebas

Budiyono (2003: 29) menyebutkan bahwa variabel bebas adalah variabel

independen atau variabel penyebab. Ada tiga variabel bebas dalam penelitian

ini, yaitu:

1) Metode Mengajar

a) Definisi operasional

Metode mengajar adalah suatu cara yang dirancang oleh guru untuk

membantu siswa mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru

dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,

pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar,

Page 56: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

36

yang meliputi metode STAD yang diterapkan pada kelas eksperimen dan

metode konvensional yang diterapkan pada kelas kontrol.

b) Indikator : Pemberian perlakuan metode STAD pada kelas eksperimen

dan metode konvensional pada kelas kontrol.

c) Skala pengukuran : Skala nominal.

d) Simbol: a1 = Metode STAD

a2 = Metode Ekspositori

2) Motivasi Belajar Matematika

a) Definisi Operasional

Motivasi belajar siswa adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi belajar siswa

dikelompokkan menjadi motivasi belajar siswa tinggi, sedang dan

rendah.

b) Indikator : skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa

c) Skala Pengukuran : skala interval kemudian diubah menjadi skala

ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.

Untuk kategori tinggi : gabmgabmm sXX21

Untuk kategori sedang : gabmgabmmgabmgabm sXXsX21

21

+<<-

Untuk kategori rendah : gabmgabmm sXX21

Keterangan : gabms = standar deviasi gabungan motivasi

gabmX = rerata skor gabungan motivasi (seluruh siswa)

mX = skor total motivasi siswa

d) Simbol :

b1 : motivasi belajar tinggi

b2 : motivasi belajar sedang

b3 : motivasi belajar rendah

Page 57: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

37

3) Kemampuan Awal Siswa

a) Definisi Operasional

Kemampuan awal sangat penting peranannya dalam meningkatkan

kebermaknaan pengajaran, yang selanjutnya membawa dampak dalam

memudahkan proses internal yang berlangsung dalam diri siswa ketika

belajar.

b) Indikator : skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa

c) Skala Pengukuran : skala interval kemudian diubah menjadi skala

ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.

Untuk kategori tinggi : gabkgabkk sXX21

Untuk kategori sedang : gabkgabkkgabkgabk sXXsX21

21

+<<-

Untuk kategori rendah : gabkgabkk sXX21

Keterangan : gabks = standar deviasi gabungan kemampuan awal

gabkX = rerata skor gabungan kemampuan awal (seluruh

siswa)

kX = skor total kemampuan awal siswa

d) Simbol :

c1 : kemampuan awal tinggi

c2 : kemampuan awal sedang

c3 : kemampuan awal rendah

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 234) bahwa metode dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan

Page 58: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

38

sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data kemampuan awal yaitu nilai rapot siswa pada mata pelajaran

matematika kelas VII semester 2 tahun pelajaran 2007/2008. Data yang diperoleh

digunakan untuk menguji keseimbangan rataan kemampuan awal kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

b. Metode Angket

Menurut Budiyono (2003: 47), “Metode angket adalah cara pengumpulan

data melalui pengajuan pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden

atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis”. Metode angket

digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar matematika siswa.

Angket dalam penelitian ini memuat pernyataan-pernyataan mengenai motivasi

belajar matematika siswa yang terdiri dari 30 soal dengan bentuk daftar cek

(check list) dengan prosedur pemberian skor berdasarkan motivasi belajar

matematika siswa, yaitu:

1) Untuk instrumen positif :

a) Kolom pertama, skor 4 menunjukkan motivasi belajar matematika sangat

tinggi.

b) Kolom kedua, skor 3 menunjukkan motivasi belajar matematika tinggi.

c) Kolom ketiga, skor 2 menunjukkan motivasi belajar matematika sedang.

d) Kolom keempat, skor 1 menunjukkan motivasi belajar matematika

rendah.

2) Untuk instrument negatif :

a) Kolom pertama, skor 1 menunjukkan motivasi belajar matematika

rendah.

b) Kolom kedua, skor 2 menunjukkan motivasi belajar matematika sedang.

c) Kolom ketiga, skor 3 menunjukkan motivasi belajar matematika tinggi.

d) Kolom keempat, skor 4 menunjukkan motivasi belajar matematika sangat

tinggi.

Page 59: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

39

c. Metode Tes

Suharsimi Arikunto (2002 :127) berpendapat bahwa tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu atau kelompok. Tes yang dibuat dalam penelitian ini berisi tentang materi

pokok Bangun Ruang Sisi Datar.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar

dan angket motivasi belajar.

Tes kemampuan awal matematika yang dibuat dalam penelitian ini berisi

tentang materi prasyarat SPLDV yaitu PLSV dan persamaan garis lurus,

sedangkan tes prestasi belajar yang dibuat dalam penelitian ini berisi tentang

materi pokok bahasan SPLDV.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk

memperoleh data tentang kemampuan awal matematika dan prestasi belajar

matematika dan angket motivasi belajar siswa. Adapun langkah-langkah dalam

menyusun tes kemampuan awal matematika dan prestasi belajar matematika serta

angket motivasi belajar terdiri dari:

1) membuat kisi-kisi tes.

2) menyusun soal-soal tes.

3) memvalidasi isi butir tes.

4) merevisi butir tes.

5) mengadakan uji coba tes.

6) menguji konsistensi internal dan reliabilitas tes.

7) menentukan butir tes yang dapat digunakan.

Instrumen penelitian disusun dalam bentuk soal obyektif berdasarkan kisi-

kisi yang telah dibuat. Setelah instrumen penelitian selesai disusun, dilakukan uji

validitas isi dan selanjutnya diuji cobakan terlebih dahulu sebelum dikenakan

pada sampel penelitian. Tujuan uji coba ini adalah untuk mengetahui apakah

instrumen yang telah disusun memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik, yaitu

Page 60: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

40

konsistensi internal, taraf kesukaran dan uji reliabilitas. Cara untuk mengetahui

bahwa instrumen yang dibuat memenuhi syarat- syarat tersebut adalah:

a. Metode Tes

1) Uji Validitas Isi

Pada penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas

isi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas isi adalah:

membuat kisi-kisi butir tes, menyusun soal-soal butir tes, kemudian menelaah

butir tes. Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu

instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah

melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar).

Langkah berikutnya yaitu para penilai menilai apakah masing-masing butir tes

yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi- kisi yang ditentukan.

Lebih lanjut lagi tentang langkah-langkah memvalidasi isi butir soal

menurut Budiyono (2003: 59) adalah penilai menilai apakah kisi-kisi yang

dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi

telah mewakili isi (substansi) yang akan diukur. Dalam penelitian ini validitas

isi dilakukan oleh para pakar yaitu beberapa guru matematika SMP Negeri 2

Kebakkramat dan beberapa dosen matematika di UNS.

Kriteria penelaahan dalam validasi isi meliputi:

a). Segi materi

(1). Soal sesuai dengan indikator.

(2). Pengecoh sudah berfungsi.

(3). Hanya ada satu kunci jawaban yang paling tepat.

b). Segi konstruksi

(1). Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas,dan tegas.

(2). Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan

penafsiran ganda.

(3). Panjang pilihan jawaban relatif sama.

(4). Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya.

(5). Pilihan jawaban yang berbentuk angka disusun berdasarkan urutan

besar kecilnya.

Page 61: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

41

(6). Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya.

c). Segi bahasa

(1). Soal menggunakan bahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia.

(2). Soal menggunakan bahasa yang komunikatif.

(3). Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

2) Uji Konsistensi Internal

Sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrument.

Semua butir harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan

yang sama pula. Budiyono (2003: 65) menyatakan bahwa, “Konsistensi

internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir

tersebut dengan skor totalnya”.

Untuk mengetahui konsistensi internal setiap butir ke-i digunakan

rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

)Y)(Y)(nX)(X(n

Y)X)((XYnr

2222xy

ååååå å å

--

-=

Keterangan :

xyr : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n : banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)

Y : skor total (dari subyek uji coba)

Soal dikatakan konsisten jika 3,0 jikadan 3,0 <³ xyxy rr maka soal

dikatakan tidak konsisten dan harus di drop (dibuang).

(Budiyono, 2003: 65)

3) Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf

kesukaran soal. Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus

sebagai berikut:

Page 62: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

42

JSB

P =

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

- Soal dengan 0 £ P < 0,30 adalah soal sukar

- Soal dengan 0,30 £ P £ 0,70 adalah soal sedang

- Soal dengan 0,70 < P £ 1,00 adalah soal mudah

Dengan ketentuan bila jawaban benar skornya adalah 1 dan bila jawaban salah

skornya adalah 0.

Soal-soal yang dianggap baik, yaitu soal-soal sedang, adalah soal-

soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 £ P £ 0,70.

(Suharsimi Arikunto, 2005: 211-214)

4) Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang sama

jika digunakan untuk mengukur hal yang sama pada waktu dan tempat yang

berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2003:65) yang

menyatakan bahwa suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran

dengan alat tersebut adalah sama atau hampir sama jika sekiranya pengukuran

tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan dengan

kondisi yang sama pada waktu yang sama.

Pada penelitian ini tes prestasi belajar yang digunakan adalah tes

obyektif, dengan setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah

diberi skor 0. Untuk menghitung indeks reliabilitas tes ini digunakan rumus

dari Kuder-Richardson (KR–20) sebagai berikut :

÷÷ø

öççè

æ -÷øö

çèæ

-= å

2t

ii2

t11

s

qps

1nn

r

Page 63: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

43

Keterangan:

11r : indeks reliabilitas instrumen

n : banyaknya instrumen

p i : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

q i : 1 - p i

2ts :variansi total

(Budiyono, 2003 : 70)

Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,90 £ r11 £ 1,00 : Sangat Tinggi

0,70 £ r11 < 0,90 : Tinggi

0,40 £ r11 < 0,70 : Cukup

0,20 £ r11 < 0,40 : Rendah

0,00 £ r11 < 0,20 : Sangat Rendah

Masidjo (1995:243)

Dalam penelitian ini, instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai

indeks reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7 (tinggi atau sangat tinggi).

b. Metode Angket

1) Uji Validitas Isi

Pada penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas

isi, langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas angket adalah :

membuat kisi-kisi angket, menyusun soal-soal angket, kemudian menelaah

angket, Budiyono (2003:59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu

instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah

melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar).

Penelaahan dilakukan oleh pakar atau validator yaitu beberapa guru

matematika SMP Negeri 2 Kebakkramat Dalam penelitian ini validitas isi

dilakukan oleh para pakar yaitu beberapa guru matematika SMP Negeri 2

Kebakkramat dan beberapa dosen matematika di UNS. Langkah berikutnya

yaitu para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun

cocok atau relevan dengan kisi- kisi yang ditentukan.

Page 64: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

44

Kriteria penelaahan dalam validasi isi meliputi:

(1) Kesesuaian kisi-kisi tes.

(2) Kesesuaian dengan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar

(3) Kesesuaian dengan tujuan penelitian.

(4) Butir soal telah mempresentasikan tentang motivasi belajar matematika

siswa

(5) Butir soal merupakan sampel yang representatif.

(6) Titik berat itam yang diujikan telah seimbang dengan titik berat tahap

perkembangan siswa SMP kelas VIII

(7) Soal menggunakan bahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia.

(8) Item soal tidak memerlukan pengetahuan yang lain dalam menjawabnya.

2) Uji Konsistensi Internal

Sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrument.

Semua butir harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan

yang sama pula. Budiyono (2003: 65) menyatakan bahwa, “Konsistensi

internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir

tersebut dengan skor totalnya”.

Untuk mengetahui konsistensi internal setiap butir ke-i digunakan

rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson yang terdapat pada halaman

51.

3) Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini, untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus

Alpha, sebab skor butir angket bukan 1 dan 0. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suharsimi Arikunto (1998:192) yang menyatakan bahwa rumus Alpha

digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun rumus Alpha yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

÷÷ø

öççè

æ-÷

øö

çèæ

-= å

2t

2i

11s

s1

1nn

r

Page 65: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

45

Keterangan:

11r : indeks reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen 2

is : variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, 4,...,n

2ts : variansi skor skor yang diperoleh subyek uji coba

(Budiyono, 2003 : 70)

Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,90 £ r11 £ 1,00 : Sangat Tinggi

0,70 £ r11 < 0,90 : Tinggi

0,40 £ r11 < 0,70 : Cukup

0,20 £ r11 < 0,40 : Rendah

0,00 £ r11 < 0,20 : Sangat Rendah

(Masidjo, 1995:243)

Dalam penelitian ini, instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai

indeks reliabilitas ³ 0,7 (tinggi atau sangat tinggi).

E. Teknik Analisa Data

1. Uji Keseimbangan

Sebelum peneliti melakukan eksperimennya, terlebih dahulu harus

menguji kesamaan rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal

ini bertujuan agar hasil dari eksperimen adalah benar akibat perlakuan yang telah

diberikan bukan karena adanya pengaruh yang lain. Untuk menguji kesamaan

rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut digunakan

uji-t, dengan prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis

H0 : 21 mm = (kedua populasi seimbang)

H1 : 21 mm ¹ (kedua populasi tidak seimbang)

b. Tingkat signifikansi : 05,0=a

Page 66: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

46

c. Statistik uji

( )

( ) ( )2nn

s1ns1ns

2nnt~

n1

n1

)XX(t

21

222

2112

p

21

21

21

-+-+-

=

-++

-=

ps

Dengan:

t = harga statistik yang diuji t ~ ( )221 -+ nnt

1X = rata-rata nilai raport kelas X semester 1 kelas eksperimen

2X = rata-rata nilai raport kelas X semester 1 kelas kontrol

21s = Variansi dari kelas eksperimen

22s = Variansi dari kelas kontrol

n1 = cacah anggota kelas eksperimen

n2 = cacah anggota kelas kontrol

ps 2 = variansi gabungan

ps = deviasi baku gabungan

d. Daerah kritik: DK = {t | t < -ta/2; n, atau t > ta/2; n}

e. Keputusan uji: H0 ditolak jika t Î DK

f. Kesimpulan

1). Kedua populasi seimbang jika H0 diterima.

2). Kedua populasi tidak seimbang jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2004: 151)

2. Uji Prasyarat Analisis

Sehubungan dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi sebelum

menentukan teknik analisis statistik yang digunakan, maka untuk memenuhi

prasyarat analisis dalam penelitian ini digunakan 2 macam pengujian yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas.

Page 67: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

47

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada penelitian ini, untuk uji

normalitas digunakan metode Lilliefors. Adapun prosedur ujinya adalah

sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Taraf signifikansi : a = 0.05

3) Statistik uji

L = MaksïF(zi) - S(zi)ï

Dengan :

L = Koefisien Liliefors dari pengamatan

zi = skor standar, untuk zi = s

XXi -;

F(zi) = P(Z £ zi) ; Z ~ N (0,1)

S(zi) = proporsi cacah z £ zi terhadap seluruh cacah zi

s = standar deviasi sampel;

X = rataan sampel

4) Daerah kritik

DK = {LïL > La;n} dengan n adalah ukuran sampel

Untuk beberapa a dan n, nilai La;n dapat dilihat pada tabel nilai kritik uji

Lilliefors.

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika L Î DK atau Ho diterima jika L Ï DK

(Budiyono, 2004: 170-171)

Page 68: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

48

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama. Pada penelitian ini, untuk uji homogenitas

digunakan metode Bartlett dengan statistik uji chi kuadrat, sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0 : s12 = s2

2 = s32 =…..= sk

2 (populasi-populasi homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (populasi-populasi tidak homogen)

2) Tingkat signifikansi : a = 0.05

3) Statistik uji

( )å-= 22 loglog203.2

jj sfRKGfc

c

Dengan : 2c ~ ( )1kχ 2 -

k : banyaknya populasi

f : derajat kebebasan untuk kNRKG -=

jf : derajat kebebasan untuk sj

2 = nj-1

j : 1, 2, 3, …k

N : banyaknya seluruh pengukuran

jn : banyaknya pengukuran pada sampel ke-j

c = 1 + )1k(3

1- ÷

÷ø

öççè

æ-å å jj f

1f1

RKG = åå

j

j

f

SS ; SSj =

( ) ( ) 2jj

j

2

j2

j s1nn

XX -=- åå ; Sj

2

j

j

f

SS=

4) Daerah kritik

DK = { c2 | c2 > c2a;k-1}

Untuk beberapa a dan (k-1), nilai c2a;k-1 dapat dilihat pada tabel nilai chi

kuadrat dengan derajat kebebasan (k-1).

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika c2 Î DK atau Ho diterima jika c2 Ï DK.

(Budiyono, 2004: 175-178)

Page 69: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

49

3. Uji Hipotesis

Analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama digunakan untuk menguji

signifikansi perbedaan efek dua faktor A dan B serta interaksi AB terhadap

variabel terikat. Model dari analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama adalah

sebagai berikut :

( ) ( ) ( ) ( ) ijklijkjkikijkjiijklX eabgbgagabgbam ++++++++=

dengan :

Xijkl = Data amatan ke- l yang dikenai faktor A (metode mengajar) kategori ke i

faktor B (motivasi siswa) kategori ke j dan faktor C (kemampuan awal

siswa) kategori ke k

m = Rerata dari seluruh data amatan

ia = Efek faktor A kategori ke-i pada variabel terikat

jb = Efek faktor B kategori ke-j pada variabel terikat

kg = Efek faktor C kategori ke-k pada variabel terikat

( )ijab = Kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

ijke = Kesalahan experimental yang berdistribusi normal N (0, 2ijs )

i = 1, 2; 1 : pembelajaran dengan metode STAD

2 : pembelajaran konvensional

j = 1, 2,3; 1 : motivasi belajar tinggi

2 : motivasi belajar sedang

3 : motivasi belajar rendah

k = 1, 2, 3; 1 : kemampuan awal tinggi

2 : kemampuan awal sedang

3 : kemampuan awal rendah

L = 1, 2, 3, ....,n (n = cacah sampel masing-masing sel)

(Budiyono, 2004: 235)

Page 70: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

50

Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan yaitu :

a. Hipotesis

pada analisis variansi tiga jalan terdapat tujuh pasang hipotesis yang

perumusannya adalah sebagai berikut :

1) H0A : 0=ia untuk semua i, i= 1, 2

H1A : paling sedikit ada satu ia yang tidak nol

2) H0B : 0=jb untuk setiap j = 1, 2, 3

H1B : paling sedikit ada satu jb yang tidak nol

3) H0C : 0=kg untuk semua k, k =1, 2, 3

H1C : paling sedikit ada satu kg yang tidak nol

4) H0AB : 0)( =jiab untuk semua pasang (i,j)

H1AB : paling sedikit ada satu )( jiab yang tidak nol

5 ) H0AC : ( ) 0=ikag untuk semua pasang (i,k)

H1AC : paling sedikit ada satu ( )ikag yang tidak nol

6) H0BC : ( ) 0=jkbg untuk semua pasang (j,k)

H1BC : paling sedikit ada satu ( ) jkbg yang tidak nol

7) H0ABC : ( ) 0=ijkabg untuk setiap i =1,2; j = 1,2,3; k = 1,2,3

H1ABC : paling sedikit ada ( )ijkabg yang tidak nol

(Budiyono, 2004 : 237)

b. Komputasi

Tabel 3.1 Notasi dan Tata Letak Data

b b1 b2 b3 a

c c1 c2 c3 c1 c2 c3 c1 c2 c3

a1 111 cba 211 cba 311 cba 121 cba

221 cba

321 cba 131 cba

231 cba 331 cba

a2 112 cba 212 cba 312 cba

122 cba

222 cba 322 cba

132 cba 232 cba

332 cba

Sel abij memuat : Xij1 ; Xij2 ;…;Xijijn

Page 71: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

51

dimana :

a1 = Metode STAD

a2 = Metode ekspositori

b1 = Motivasi belajar tinggi

b2 = Motivasi belajar sedang

b3 = Motivasi belajar rendah

c1 = Kemampuan awal tinggi

c2 = Kemampuan awal sedang

c3 = Kemampuan awal rendah

1) Notasi-notasi

nijk = Ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= Banyaknya data amatan pada sel ij

= Frekuensi sel ij

hn = Rataan harmonik frekuensi seluruh sel =

åkji jkin

pqr

,,

1

N = åkji

jkin,,

= banyaknya seluruh data amatan

SSijkl = ijk

lijkl

lijkl n

X

X

2

2÷ø

öçè

æ

å

= Jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ijkABC = rataan pada sel ijk

ABij = åji

ijkABC,

= Jumlah rataan pada baris ke-i, kolom ke-j

ACik = åki

ijkABC,

= Jumlah rataan pada baris ke-i, kolom ke-k

BCjk = åkj

ijkABC,

= Jumlah rataan pada kolom ke-j, kolom ke-k

G = åkji

ijkABC,,

= Jumlah rataan semua sel

Page 72: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

52

2) Besaran-besaran

(1) = pqrG 2

(2) = åkji

ijkSS,,

(3) = åi

i

qr

A2

(4) = åj

j

pr

B 2

(5) = åk

k

pq

C 2

(6) = åj

ij

r

AB 2

(7) = åj

ik

q

AC 2

(8) = åj

jk

p

BC 2

(9) = åji

ijkABC,

2

3) Jumlah Kuadrat

JKA = [ ])1()3( -hn JKAB = [ ])4()3()6()1( --+hn

JKB = [ ])1()4( -hn JKAC = [ ])5()3()7()1( --+hn

JKC = [ ])1()5( -hn JKBC = [ ])5()4()8()1( --+hn

JKABC = ( ) ( )[ ]87)6()1()9()5()4()3( ----+++hn

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKC + JKAB + JKAC + JKBC + JKG

4) Derajat Kebebasan

dkA = p – 1 dkC = r-1

dkB = q – 1

dkAB = (p - 1)(q - 1) dkBC = (q-1)(r-1)

dkAC = (p-1)(r-1) dkABC = (p-1)(q-1)(r-1)

dkG = N – pqr

dkT = N – 1

5) Rataan Kuadrat

RKA = JKA / dkA RKAB = JKAB / dkAB

RKB = JKB / dkB RKAC = JKAB / dkAC

RKC = JKC / dkC RKBC = JKBC / dkBC

RKABC = JKABC/ dkABC RKG = JKG / dkG

c. Statistik Uji

1) Untuk H0A adalah Fa = RKA / RKG

2) Untuk H0B adalah Fb = RKB / RKG

Page 73: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

53

3) Untuk H0C adalah Fc = RKC / RKG

4) Untuk H0AB adalah Fab = RKAB / RKG

5) Untuk H0AC adalah Fac = RKAC / RKG

6) Untuk H0BC adalah Fbc = RKBC / RKG

7) Untuk H0ABC adalah Fabc = RKABC / RKG

d. Daerah Kritik

Daerah kritik untuk Fa adalah DK = { }pqrNpaa FFF --> ,1;a

Daerah kritik untuk Fb adalah DK = { }pqrNqbb FFF --> ,1;a

Daerah kritik untuk Fc adalah DK = { }pqrNrcc FFF --> ,1;a

Daerah kritik untuk Fab adalah DK = ( )( ) ( ){ }pqrNqpabab FFF ---> ,11;a

Daerah kritik untuk Fac adalah DK = ( )( ) ( ){ }pqrNrpacac FFF ---> ,11;a

Daerah kritik untuk Fbc adalah DK = ( )( ) ( ){ }pqrNrqbcbc FFF ---> ,11;a

Daerah kritik untuk Fabc adalah DK = ( )( )( ) ( ){ }pqrNrqpabcabc FFF ----> ,111;a

e. Keputusan Uji

H0 ditolak apabila Fobs Î DK

(Budiyono, 2003: 237-239)

f. Rangkuman Analisis

Tabel 3.3 Rangkuman Analisis Variansi tiga Jalan dengan Sel Tak Sama

Sumber

Variansi

JK dK RK Fobs

Efek Utama

A

B

C

Interaksi

AB

AC

BC

JKA

JKB

JKC

JKAB

JKAC

JKBC

p - 1

q - 1

r-1

(p - 1)(q - 1)

(p - 1)(r - 1)

(p q- 1)(r - 1)

RKA

RKB

RKC

RKAB

RKAC

RKBC

Fa

Fb

Fc

Fab

Fac

Fbc

Page 74: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

54

ABC

Galat

JKABC

JKG

(p - 1)(q - 1)(r-1)

N - pqr

RKABC

RKG

Fabc

-

Total JKT N - 1 - -

4. Uji Komparasi Ganda

Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan

kolom dan setiap pasangan sel dilakukan uji komparasi ganda dengan

menggunakan metode Scheffe, karena metode tersebut akan menghasilkan beda

rerata dengan tingkat signifikansi yang kecil.

Uji komparasi ganda dilakukan apabila H0 ditolak dan variabel bebas dari

H0 yang ditolak tersebut terdiri atas tiga kategori. Jika H0 ditolak tetapi variabel

bebas dari H0 yang ditolak tersebut terdiri atas dua kategori maka untuk melihat

perbedaan pengaruh antara kedua kategori mengikuti perbedaan rataannya. Uji

komparasi juga perlu dilakukan apabila terdapat interaksi antara kedua variabel

bebas.

Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji Scheffe adalah sebagai

berikut:

a. Identifikasi semua pasangan komparasi yang ada

b. Menentukan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi

c. Menentukan tingkat signifikansi

d. Mencari harga statistik uji F , antara lain:

1) Komparasi Rataan antar Kolom

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom adalah

F.i-.j = ( )

÷÷ø

öççè

æ+

-

××

××

ji

ji

nnRKG

XX

11

2

Page 75: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

55

Keterangan :

F.i-.j : nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

iX× : rataan pada kolom ke-i

jX× : rataan pada kolom ke-j

RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

i n × : ukuran sampel kolom ke-i

jn × : ukuran sampel kolom ke-j

Daerah kritik untuk uji itu adalah DK = { F.i-.j | F.i-.j > (q-1)Fa; q-1, N-pq }

2) Komparasi Rataan antar Sel Pada Kolom yang Sama

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

adalah :

Fij-kj = ( )

÷÷ø

öççè

æ+

-

kjij

2kjij

n1

n1

RKG

XX

Keterangan :

Fij-kj : nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel-ij dan rataan

pada sel-kj

ijX : rataan pada sel-ij

kjX : rataan pada sel-kj

RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

ijn : ukuran sel-ij

kjn : ukuran sel-kj

Daerah kritik untuk uji itu adalah DK = {F ij-kj | Fij-kj > (pq-1)Fa; pq-1, N-pq}

3) Komparasi Rataan antar Sel Pada Baris yang Sama

Page 76: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

56

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

adalah :

Fij-ik = ( )

÷÷ø

öççè

æ+

-

ikij

2ikij

n1

n1

RKG

XX

Keterangan :

Fij-ik : nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel-ij dan rataan

pada sel-ik

ijX : rataan pada sel-ij

ikX : rataan pada sel-ik

RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

ijn : ukuran sel-ij

ikn : ukuran sel-ik

Daerah kritik untuk uji itu adalah DK = {F ij-ik | Fij-ik >(pq-1)Fa; pq-1, N-pq}

e Menentukan keputusan uji untuk setiap pasangan komparasi rerata

f. Menyusun rangkuman analisis.

( Budiyono, 2004 : 213-215 )

Page 77: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam

yaitu berupa tes kemampuan awal matematika siswa pada materi prasyarat

SPLDV yaitu PLSV dan persamaan garis, tes prestasi belajar matematika siswa

pada materi pokok SPLDV dan angket motivasi belajar matematika. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. Oleh karena itu

sebelum dikenakan pada obyek penelitian, instrumen perlu diuji cobakan untuk

melihat validitas isi, konsistensi internal butir soal, tingkat kesukaran butir soal tes

prestasi dan reliabilitas instrumen. Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh

data sebagai berikut :

1. Tes Kemampuan Awal

a. Validitas Isi Tes Kemampuan Awal

Tes kemampuan awal matematika pada materi pokok SPLDV terdiri

dari 40 butir soal. Validitas isi instrumen tes kemampuan awal matematika

dilakukan oleh dua validator, yaitu oleh Drs. Sutarno sebagai validator

pertama, Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd sebagai validator kedua. Validator

pertama merupakan guru bidang studi matematika di SMP Negeri 2

Kebakkramat, dan validator kedua merupakan dosen matematika di UNS.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator pertama, ada revisi

pada kriteria penelaahan butir soal tentang pilihan jawaban yang berbentuk

angka disusun berdasarkan urutan besar kecilnya, nomor butir soal yang

direvisi yaitu nomor 7, 8, 9, 16, 17, 19, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 33, 34, 36,

37 dan 38. Sedangkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator kedua, ada

revisi pada kriteria penelaahan butir soal tentang soal menggunakan bahasa

sesuai kaidah bahasa Indonesia, butir soal yang direvisi yaitu nomor 1, 2, 3, 4,

6, 7, 9 dan 10. Pada kriteria penelaahan butir soal tentang soal menggunakan

bahasa yang komunikatif, butir soal yang direvisi yaitu nomor 2, 6, 7, 9 dan

22. Setelah dilakukan revisi maka 40 butir soal tes kemampuan awal

Page 78: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

58

matematika dinyatakan valid secara validitas isi, karena semua instrumen

sudah sesuai dengan kriteria penelaahan butir soal yang baik dan layak untuk

digunakan dalam penelitian. (Hasil validasi dapat dilihat pada Lampiran 3)

b. Konsistensi Internal Butir Soal

Instrumen tes kemampuan awal belajar matematika pada materi pokok

SPLDV yang diujicobakan sebanyak 40 butir soal, setelah dilakukan uji

konsistensi internal butir soal dengan rumus korelasi product moment

diperoleh 26 butir soal yang dapat digunakan, yaitu butir soal yang memenuhi

indeks konsistensi internal 3,0³xyr . Sedangkan 14 butir soal tidak layak

digunakan karena rhit dari 14 soal tersebut (rxy butir ke 3, 12, 13, 16, 18, 20,

23, 26, 28, 33, 34, 37, 38, 39) kurang dari rxy = 0,3. Butir-butir soal yang

tidak layak digunakan tersebut tidak mempengaruhi kisi-kisi yang akan

digunakan untuk penelitian karena setiap indikator masih memuat butir soal

tes kemampuan awal belajar matematika matematika. (Perhitungan

konsistensi internal tes prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok

bangun ruang sisi datar disajikan pada Lampiran 8)

c. Taraf Kesukaran Butir Soal

Berdasarkan kategori tingkat kesukaran ÷øö

çèæ =

JSB

P yaitu sukar (0 £ P

<0,30); sedang (0,30 £ P £ 0,70); dan mudah (0,70<P £ 1,00), dari 40 butir soal

yang diuji cobakan diperoleh hasil bahwa jumlah tingkat kesukaran soal

kategori sukar sebanyak 9 butir soal, tingkat kesukaran soal kategori sedang

sebanyak 28 butir soal, dan tingkat kesukaran soal kategori mudah sebanyak

3 butir soal. Soal-soal yang dianggap baik adalah soal kategori sedang yaitu

sebanyak 28 butir soal (Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8).

d. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam penelitian ini untuk instrumen tes kemampuan

awal belajar matematika menggunakan rumus KR-20, Berdasarkan

perhitungan yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah =11r 0,799327295.

Karena 0,71 £ 11r < 0,90, maka soal tes prestasi belajar matematika siswa

Page 79: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

59

tersebut termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi dan karena 11r =

0,799327295 ³ 0,7 maka soal tes kemampuan awal belajar matematika

dikatakan reliabel. (Perhitungan reliabilitas tes prestasi belajar matematika

siswa disajikan pada Lampiran 9)

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Uji Coba Tes kemampuan awal belajar matematika

Uji Konsistensi Internal Uji Reliabilitas

Jumlah

Sebelum

Uji Coba

(butir)

Jumlah

Setelah Uji

Coba (butir)

Nomor butir soal yang

tidak digunakan Angka Kriteria

40 26 3,12,13,16,18,20,23,26,

28,33,34,37,38,39

0,799327295 tinggi

2. Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa

a. Validitas Isi Angket

Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 30 butir. Validitas isi

instrumen tes prestasi belajar matematika dilakukan oleh dua validator, yaitu

oleh Drs. Sutarno sebagai validator pertama, Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd

sebagai validator kedua. Validator pertama merupakan guru bidang studi

matematika di SMP Negeri 2 Kebakkramat, dan validator kedua merupakan

dosen matematika di UNS. Berdasarkan hasil validasi oleh validator pertama,

kedua dan ketiga diperoleh hasil bahwa tidak ada bagian yang perlu direvisi

atau ditinjau ulang karena semua instrumen sudah sesuai dengan kriteria

penelaahan angket minat belajar yang baik dan layak untuk digunakan dalam

penelitian. (Hasil validasi dilihat pada Lampiran 3)

b. Konsistensi Internal Butir Angket

Instrumen angket tingkat angket motivasi belajar matematika yang

diuji cobakan sebanyak 30 butir soal, setelah dilakukan uji konsistensi

internal butir soal dengan rumus korelasi product moment diperoleh 28 butir

soal yang dapat digunakan, yaitu butir soal yang memenuhi indeks

Page 80: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

60

konsistensi internal 3,0³xyr . Sedangkan sebanyak 2 butir soal ( xyr butir ke

25 dan 26) tidak dapat digunakan karena xyr < 0,3. Butir-butir soal yang tidak

dapat digunakan tersebut tidak mempengaruhi kisi-kisi yang akan digunakan

dalam penelitian karena setiap indikator masih memuat butir soal tes angket

motivasi belajar matematika siswa. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

dalam Lampiran 8).

c. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam penelitian ini untuk instrumen angket motivasi

belajar matematika siswa menggunakan rumus Alpha. Berdasarkan

perhitungan yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah =11r 0,7693. Karena

0,71 £ 11r < 0,90, maka angket motivasi belajar matematika siswa tersebut

termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi dan karena karena 11r = 0,7693 ³

0,7 maka soal tes prestasi belajar dikatakan reliabel. (Perhitungan reliabilitas

angket minat belajar matematika siswa disajikan pada Lampiran 9)

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Coba Angket

Uji Konsistensi Internal Uji Reliabilitas

Jumlah

Sebelum Uji

Coba (butir)

Jumlah

Setelah Uji

Coba (butir)

Nomor butir

soal yang tidak

digunakan

Angka Kriteria

30 28 25 dan 26 0,7736 tinggi

3. Tes Prestasi Belajar

a. Validitas Isi Tes Prestasi

Tes prestasi belajar matematika pada materi pokok SPLDV terdiri dari

40 butir soal. Validitas isi instrumen tes prestasi belajar matematika

dilakukan oleh dua validator, yaitu oleh Drs. Sutarno sebagai validator

pertama, Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd sebagai validator kedua. Validator

pertama merupakan guru bidang studi matematika di SMP Negeri 2

Kebakkramat, dan validator kedua merupakan dosen matematika di UNS.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator pertama, ada revisi

Page 81: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

61

pada kriteria penelaahan butir soal tentang pilihan jawaban yang berbentuk

angka disusun berdasarkan urutan besar kecilnya, nomer butir soal yang

direvisi yaitu nomor 7, 9, 10, 15,16, 22, 29, 30, 32, 33, dan 35. Sedangkan

hasil validasi yang dilakukan oleh validator kedua, ada revisi pada kriteria

penelaahan butir soal tentang pilihan jawaban homogen dan logis, nomer

butir soal yang direvisi yaitu nomor 2 dan 14. Pada kriteria penelaahan butir

soal tentang pengecoh sudah berfungsi, butir soal yang direvisi yaitu nomer 2

dan 14. Pada kriteria penelaahan butir soal tentang soal menggunakan bahasa

sesuai kaidah bahasa Indonesia, butir soal yang direvisi yaitu nomor 1, 8, 34,

dan 36. Pada kriteria penelaahan butir soal tentang soal menggunakan bahasa

yang komunikatif, butir soal yang direvisi yaitu nomor 1, 7, 8, 10 dan 18.

Setelah dilakukan revisi maka 40 butir soal tes prestasi dinyatakan valid

secara validitas isi, karena semua instrumen sudah sesuai dengan kriteria

penelaahan butir soal yang baik dan layak untuk digunakan dalam penelitian.

(Hasil validasi dapat dilihat pada Lampiran 3)

b. Konsistensi Internal Butir Soal

Instrumen tes tes prestasi belajar matematika pada materi pokok

SPLDV yang diujicobakan sebanyak 40 butir soal, setelah dilakukan uji

konsistensi internal butir soal dengan rumus korelasi product moment

diperoleh 25 butir soal yang dapat digunakan, yaitu butir soal yang memenuhi

indeks konsistensi internal 3,0³xyr . Sedangkan 15 butir soal tidak layak

digunakan karena rhit dari 15 soal tersebut (rxy butik ke 4, 6, 7, 15, 23, 24, 26,

28, 29, 31, 32, 33, 38, 39, 40) kurang dari rxy = 0,3. Butir-butir soal yang

tidak layak digunakan tersebut tidak mempengaruhi kisi-kisi yang akan

digunakan untuk penelitian karena setiap indikator masih memuat butir soal

tes prestasi belajar matematika. (Perhitungan konsistensi internal tes prestasi

belajar matematika siswa pada materi pokok bangun ruang sisi datar disajikan

pada Lampiran 8)

Page 82: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

62

c. Taraf Kesukaran Butir Soal

Berdasarkan kategori tingkat kesukaran JSB

P = yaitu sukar (0 £ P

<0,30); sedang (0,30 £ P £ 0,70); dan mudah (0,70<P £ 1,00), dari 40 butir soal

yang diuji cobakan diperoleh hasil bahwa jumlah tingkat kesukaran soal

kategori sukar sebanyak 10 butir soal, tingkat kesukaran soal kategori sedang

sebanyak 25 butir soal, dan tingkat kesukaran soal kategori mudah sebanyak

5 butir soal. Soal-soal yang dianggap baik adalah soal kategori sedang yaitu

sebanyak 25 butir soal (Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8).

d. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam penelitian ini untuk instrumen tes tes prestasi

belajar matematika menggunakan rumus KR-20, Berdasarkan perhitungan

yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah =11r 0,81091932. Karena 0,71

£ r11 < 0,90, maka soal tes prestasi belajar matematika siswa tersebut

termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi dan karena karena r11 =

0,81091932 ³ 0,7 maka soal tes prestasi belajar dikatakan reliabel.

(Perhitungan reliabilitas tes prestasi belajar matematika siswa disajikan pada

Lampiran 9)

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar

Uji Konsistensi Internal Uji Reliabilitas

Jumlah

Sebelum Uji

Coba (butir)

Jumlah

Setelah Uji

Coba (butir)

Nomor butir

soal yang tidak

digunakan

Angka Kriteria

40 25

4, 6, 7 , 15, 23,

24, 26, 28, 29,

31, 32, 33, 38,

39,40

0,81091932 tinggi

Page 83: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

63

B. Deskripsi Data

1. Data Kemampuan Awal Matematika Siswa

Data kemampuan awal matematika siswa diperoleh melalui tes. Untuk

mengetahui kemampuan awal matematika yang dimiliki siswa, data yang

diperoleh dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan rata-rata ( gabmX ) dan

standar deviasi ( gabks ). Untuk gabkgabkk sXX21

+³ kemampuan awal matematika

dikategorikan tinggi, untuk kategori sedang jika

gabkgabkkgabkgabk sXXsX21

21

+<<- , sedangkan gabkgabkk sXX21

kemampuan awal matematika dikategorikan rendah.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa

=gabkX 68,0625 dan gabks = 8,0573. Sehingga untuk kX > 72,0912 dikategorikan

kemampuan awal matematika tinggi, 0912,7203385,64 ££ kX dikategorikan

kemampuan awal matematika sedang dan untuk kX < 64,03385 dikategorikan

kemampuan awal matematika rendah. Berdasarkan data yang diperoleh, untuk

kelompok eksperimen terdapat 10 siswa termasuk dalam kategori kemampuan

awal tinggi, 21 siswa termasuk dalam kategori kemampuan awal sedang dan 9

siswa termasuk dalam kategori kemampuan awal matematika rendah. Sedangkan

untuk kelompok kontrol terdapat 10 siswa termasuk dalam kategori kemampuan

awal matematika tiggi, 20 siswa termasuk dalam kategori kemampuan awal

sedang dan 10 siswa termasuk dalam kemampuan awal matematika rendah.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30)

2. Data Motivasi Belajar Matematika Siswa

Data minat belajar matematika siswa diperoleh melalui angket. Untuk

mengetahui minat belajar yang dimiliki siswa, data yang diperoleh

dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan rata-rata ( mX ) dan standar

deviasi ( gabms ). Untuk gabmgabmm sXX21

+³ motivasi belajar dikategorikan tinggi,

Page 84: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

64

untuk kategori sedang jika gabmgabmmgabmgabm sXXsX21

21

+<<- , sedangkan

gabmgabmm sXX21

-£ motivasi belajar dikategorikan rendah.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa =gabmX

78,5 dan gabms = 8,859. Sehingga untuk mX > 82,9295 dikategorikan motivasi

belajar tinggi, 9295,820705,74 ££ mX dikategorikan motivasi belajar sedang dan

untuk mX < 74,0705 dikategorikan motivasi belajar rendah. Berdasarkan data

yang diperoleh, untuk kelompok eksperimen terdapat 11 siswa termasuk dalam

kategori motivasi belajar tinggi, 17 siswa termasuk dalam kategori motivasi

belajar sedang dan 12 siswa termasuk dalam kategori motivasi belajar rendah.

Sedangkan untuk kelompok kontrol terdapat 11 siswa termasuk dalam kategori

motivasi belajar tinggi, 19 siswa termasuk dalam kategori motivasi belajar sedang

dan 10 siswa termasuk kategori motivasi belajar rendah. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30)

3. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa

Data prestasi belajar matematika yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nilai tes akhir materi pokok SPLDV setelah obyek peneliti diberi perlakuan

dengan metode pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sementara kelompok kontrol dengan metode

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan data prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok

SPLDV kemudian ditentukan ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rerata

( X ), median (Me), modus (Mo) dan ukuran penyebaran dispersi yang meliputi

jangkauan (J) dan deviasi standar (s). Data hasil tes prestasi belajar siswa dan

deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.4

Page 85: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

65

Tabel 4.4 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pokok

SPLDV Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi Kelompok

X Mo Me Skor min Skor maks J s

Eksperimen 77,325 73 76,5 63 93 30 8,0587

Kontrol 67,25 70 68 53 78 25 6,4001

Keterangan : X : rataan J : jangkauan

Mo : modus s : standar deviasi

Me : median

C. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Pengujian Persyaratan Eksperimen

Uji persyaratan eksperimen menggunakan uji keseimbangan. Uji

keseimbangan ini diambil dari nilai rapot matematika siswa kelas VIII semester

ganjil tahun pelajaran 2008/2009 kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.5 Rataan dan Variansi Nilai Rapot Semester Ganjil

Kelompok Jumlah (siswa) Rataan Variansi

Eksperimen 40 64,625 113,15641

Kontrol 40 64,325 165,4053

Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing sampel terlebih dahulu

diuji apakah berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas kemampuan awal

kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas

Sampel Lhit Ltab Keputusan Uji Kesimpulan

1. Eksperimen 0.0755 0,1400 H0 tidak ditolak Normal

2. Kontrol 0,1390 0,1400 H0 tidak ditolak Normal

Page 86: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

66

Dari tabel tampak bahwa harga Lhit untuk masing-masing sampel tidak

melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak ditolak yang berarti masing-masing sampel

tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32).

Selain itu, juga dilakukan uji homogenitas dengan tujuan untuk

mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau

tidak. Hasil uji homogenitas kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Homogenitas

Sumber 2obsc 2

tabelc Keputusan Uji Kesimpulan

Kemampuan Awal 1,3197 3,841 H0 tidak ditolak Homogen

Nilai statistik uji dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah

2obsc = 1,3197 sedangkan 2

tabelc untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah 21;05,0c =

3,841. Karena 2obsc = 1,3197 < 2

1;05,0c = 3,841 maka H0 tidak ditolak. Hal ini

berarti kedua kelompok tersebut homogen.(Perhitungan selengkapnya pada

Lampiran 32)

Data yang digunakan dalam uji keseimbangan adalah nilai rapot mata

pelajaran matematika siswa kelas VII semester genap dari sampel yang digunakan

sebagai obyek penelitian. Kelompok eksperimen menggunakan kelas VIII C

dengan jumlah siswa 40 siswa diperoleh rerata 64,625 dan variansi 113,15641.

Sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan kelas VIII E dengan jumlah

siswa 40 siswa diperoleh rerata 64,325 dan variansi 165,4053.

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji-t diperoleh

tobs = 0,1137. Karena tobs = 1,4534 DKÏ = {t | t < – 1,960 atau t > 1,960}, maka

H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berasal dari dua populasi yang memiliki kemampuan awal sama. Akibatnya dapat

ditarik kesimpulan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut dalam

keadaan seimbang. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33).

Page 87: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

67

2. Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel digunakan

metode Lilliefors. Dengan menggunakan metode Lilliefors diperoleh harga

statistik uji untuk taraf signifikan 0,05 pada masing-masing sampel sebagai

berikut:

Tabel 4. 8 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas

Sumber Lmaks Ltab Keputusan

Uji

Kesimpulan

1. Eksperimen 0,1103 0,1400 H0 tidak

ditolak Normal

2. Kontrol 0,1196 0,1400 H0 tidak

ditolak Normal

3. Motivasi Belajar Tinggi 0,1574 0,1832 H0 tidak

ditolak Normal

4. Motivasi Belajar Sedang 0,1301 0,1477 H0 tidak

ditolak Normal

5. Motivasi Belajar Rendah 0,1221 0,1832 H0 tidak

ditolak Normal

6. Kemampuan Awal

Matematika Tinggi

0,1402 0,19 H0 tidak

ditolak Normal

7. Kemampuan Awal

Matematika Sedang

0,1319 0,1384 H0 tidak

ditolak Normal

6. Kemampuan Awal

Matematika Rendah

0,0982 0,195 H0 tidak

ditolak Normal

Dari tabel tampak bahwa harga L = Maksimal {| F (zi) - S (zi) |} pada

kelompok eksperimen, kelompok kontrol, motivasi belajar tinggi, motivasi belajar

sedang, motivasi belajar rendah, kemampuan awal matematika tinggi, kemampuan

awal matematika sedang, kemampuan awal matematika rendah tidak melebihi

harga Ltab, sehingga H0 tidak ditolak. Hal ini berarti masing-masing sampel

Page 88: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

68

tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35).

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang

homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dalam penelitian ini

digunakan metode Bartlett untuk uji homogenitas yang hasilnya disajikan pada

Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Homogenitas

Sumber 2obsc 2

tabelc Keputusan Uji Kesimpulan

Model Pembelajaran 1,94 3,841 H0 tidak ditolak Homogen

Motivasi Belajar Siswa 0,2837 5,991 H0 tidak ditolak Homogen

Kemampuan Awal

Matematika Siswa 4,7787 5,991 H0 tidak ditolak

Homogen

Nilai statistik uji dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah

2obsc = 1,94 sedangkan 2

tabelc untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah 21;05,0c = 3,841.

Karena 2obsc = 1,94 < 2

1;05,0c = 3,841 maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kedua

kelompok tersebut homogen.

Nilai statistik uji dari kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi,

sedang, dan rendah adalah 2obsc = 0,2837 sedangkan 2

tabelc untuk tingkat

signifikansi 0,05 adalah 22;05,0c = 5,991. Karena 2

obsc = 0,2837 < 22;05,0c = 5,991

maka H0 tidak ditolak.

Nilai statistik uji dari kelompok siswa dengan kemampuan awal

matematika belajar tinggi, sedang, dan rendah adalah 2obsc = 4,7787 sedangkan

2tabelc untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah 2

2;05,0c = 5,991. Karena 2obsc = 4,7787

< 22;05,0c = 5,991 maka H0 tidak ditolak.Hal ini berarti kedua kelompok tersebut

homogen. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 36).

Page 89: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

69

D. Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama

disajikan pada Tabel 4. 10 berikut:

Tabel 4. 10 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama

Sumber JK Dk RK obsF aF Keputusan

A 1487,852969 1 1487,853 27,0023

3,98 H0 ditolak

B 57,7853672 2 28,8927 0,5244

3,148 H0 tidak ditolak

C 139,2688 2 69,6344 1,2638

3,148 H0 tidak ditolak

AB 67,4169232 2 33,7085 0,6118

3,148 H0 tidak ditolak

AC 47,0999144 2 23,55 0,4274

3,148 H0 tidak ditolak

BC 356,5753928 4 89,1438 1,6178

2,528 H0 tidak ditolak

ABC 100,6592312 4 25,1648 0,4567

2,528 H0 tidak ditolak

Galat 3416,2556 62 55,101

Total 5672,914198 79

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa :

1. Pada efek utama baris (A), H0A ditolak.

Hal ini berarti ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode

pembelajaran ekspositori pada materi pokok SPLDV.

2. Pada efek utama kolom (B), H0B tidak ditolak.

Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang

mempunyai motivasi belajar matematika tinggi, motivasi belajar matematika

sedang, dan motivasi belajar matematika rendah pada materi pokok SPLDV.

Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika siswa.

Page 90: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

70

3. Pada efek utama kolom (C), H0C tidak ditolak.

Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang

mempunyai kemampuan awal belajar matematika tinggi, kemampuan awal

belajar matematika sedang, dan kemampuan awal belajar matematika rendah

pada materi pokok SPLDV. Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh

kemampuan awal matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika

siswa pada pokok bahasan SPLDV.

4. Pada efek utama interaksi (AB), H0AB tidak ditolak.

Hal ini berarti siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika berbeda

(tinggi, sedang, rendah), metode STAD juga akan memberikan efek yang

sama dengan metode ekspositori pada materi pokok SPLDV, dan siswa yang

diberi metode STAD, antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang

dan rendah tidak ada perbedaan prestasi pada materi pokok SPLDV, dan hal

yang sama berlaku pada metode ekspositori. Dengan kata lain tidak ada

perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan motivasi belajar

yang lebih tinggi dan siswa dengan motivasi belajar lebih rendah baik

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran ekspositori.

5. Pada efek utama interaksi (AC), H0AC tidak ditolak.

Hal ini berarti siswa yang mempunyai kemampuan awal matematika berbeda

(tinggi, sedang, rendah), metode STAD juga akan memberikan efek yang

sama dengan metode ekspositori pada materi pokok SPLDV, dan siswa yang

diberi metode STAD, antara siswa yang mempunyai kemampuan awal

matematika tinggi, sedang dan rendah tidak ada perbedaan prestasi, pada

materi pokok SPLDV dan hal yang sama berlaku pada metode ekspositori.

Dengan kata lain tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa

dengan kemampuan awal matematika yang lebih tinggi dan siswa dengan

kemampuan awal matematika lebih rendah baik menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode pembelajaran ekspositori.

Page 91: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

71

6. Pada efek utama interaksi (BC), H0BC tidak ditolak.

Hal ini berarti siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi

mempunyai prestasi belajar matematika yang tidak berbeda antara siswa yang

mempunyai motivasi tinggi, sedang dan rendah pada materi pokok SPLDV

dan hal yang sama berlaku pada siswa yang mempunyai motivasi belajar

matematika sedang dan rendah, siswa yang mempunyai kemampuan awal

matematika tinggi mempunyai prestasi belajar yang tidak berbeda antara siswa

yang mempunyai motivasi tinggi, sedang dan rendah pada materi pokok

SPLDV dan hal yang sama berlaku pada siswa yang mempunyai kemampuan

awal matematika sedang dan rendah.

7. Pada efek utama interaksi (ABC), H0ABC tidak ditolak.

Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran, motivasi

belajar matematika siswa dan kemampuan awal belajar matematika siswa

terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok SPLDV.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 37).

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Dari perhitungan anava tiga jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.10

diperoleh 0,05;1;74a F 3.981 0023,27 F =>= , sehingga H0A ditolak. Hal ini berarti ada

perbedaan prestasi belajar matematika antara penggunaan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran ekspositori pada materi pokok

SPLDV.

Berdasarkan rataan marginal (pada siswa-siswa yang diberi metode STAD

adalah 77,325 sedangkan pada siswa-siswa yang diberi metode ekspositori adalah

67,25) sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa-siswa yang diberi

metode STAD memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa-siswa yang

diberi metode ekspositori. Hal ini disebabkan karena metode STAD memiliki

beberapa kelebihan, diantaranya adanya interaksi antara siswa melalui diskusi

untuk menyelesaikan masalah yang akan meningkatkan ketrampilan siswa dan

Page 92: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

72

juga baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai sama-sama

memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan

metode STAD menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada

metode ekspositori pada subpokok bahasan SPLDV.

2. Hipotesis Kedua

Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.12

diperoleh 0,05;4;62b F 3,148 0,5244 F =<= , sehingga H0B tidak ditolak sehingga tidak

perlu dilakukan uji pasca anava. Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi

belajar matematika siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi,

motivasi belajar matematika sedang, dan motivasi belajar matematika rendah pada

materi pokok SPLDV.

Keputusan BH 0 tidak ditolak dimungkinkan karena adanya faktor lain

yang tidak terkontrol selama penelitian yaitu pada saat pengisian angket turut

mempengaruhi hasil nilai angket misalnya pengisian jawaban tidak sesuai dengan

kondisi sebenarnya yang dialami oleh siswa dan siswa cenderung mengisi angket

dengan kondisi yang positif semua. Hal ini akan mempengaruhi skor angket yang

diperoleh siswa. Padahal pada saat pengisian angket telah diarahkan agar angket

tersebut diisi sesuai dengan kondisi siswa yang sebenarnya dan tidak akan

mempengaruhi nilai prestasi siswa tersebut.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada

Tabel 4.12 diperoleh 0,05;4;62c F 3.131 2638,1 F =<= , maka H0C tidak ditolak

sehingga tidak perlu dilakukan uji pasca anava. Hal ini berarti tidak ada perbedaan

prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kemampuan awal matematika

tinggi, kemampuan awal matematika sedang, dan kemampuan awal matematika

rendah pada materi pokok SPLDV.

Page 93: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

73

Keputusan H0C tidak ditolak dimungkinkan karena siswa yang mempunyai

kemampuan awal matematika lebih tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran

kurang sungguh-sungguh sehingga prestasi belajar yang diperoleh sama dengan

siswa yang mempunyai kemampuan awal matematika lebih rendah. Akibatnya

siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah mempunyai

prestasi tidak berbeda (mengalami peningkatan yang sama).

4. Hipotesis Keempat

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada

Tabel 4.10 diperoleh Fab = 0,6118 < 3,148 = F0,05;4;62, maka H0AB tidak ditolak

sehingga tidak perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H0AB

berarti siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika berbeda (tinggi,

sedang, rendah), metode STAD juga akan memberikan efek yang sama dengan

metode ekspositori pada materi pokok SPLDV, dan siswa yang diberi metode

STAD, antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang dan rendah tidak

ada perbedaan prestasi pada materi pokok SPLDV, dan hal yang sama berlaku

pada metode ekspositori. Dengan kata lain tidak ada perbedaan prestasi belajar

matematika antara siswa dengan motivasi belajar yang lebih tinggi dan siswa

dengan motivasi belajar lebih rendah baik menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode pembelajaran ekspositori.

Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode pembelajaran konvensional mempunyai prestasi yang tidak berbeda untuk

tiap kategori motivasi belajar siswa. Dan juga tidak ada perbedaan prestasi belajar

matematika antara siswa dengan motivasi belajar yang lebih tinggi dan siswa

dengan motivasi belajar lebih rendah baik menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode pembelajaran ekspositori.

Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor materi, suasana pembelajaran di

kelas dan juga tingkat intelegensi siswa dimungkinkan lebih menentukan

Page 94: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

74

kemampuan siswa untuk memahami suatu permasalahan sehingga siswa yang

mempunyai motivasi belajar tinggi dengan tingkat intelegensi yang relatif rendah

hasil prestasi belajarnya juga rendah. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD di

kelas eksperimen, hampir semua siswa dengan berbagai motivasi belajar yaitu

tinggi, sedang, maupun rendah ikut tertarik dan termotivasi dalam memperhatikan

penjelasan guru di depan kelas. Akibatnya, setiap siswa dengan motivasi belajar

tinggi, sedang, maupun rendah mengalami peningkatan prestasi yang sama.

Sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran ekspositori

muncul keluhan siswa bahwa materi yang diberikan kurang menarik dan

membosankan. Faktor materi yang sulit dan pembelajaran yang kurang menarik,

mengakibatkan siswa dengan berbagai motivasi belajar yaitu tinggi, sedang,

maupun rendah berperilaku sama di dalam kelas sehingga apabila ada peningkatan

prestasi belajar dimungkinkan hanya terjadi pada beberapa siswa dengan motivasi

belajar tinggi. Dengan demikian, apapun model pembelajaran yang digunakan dan

bagaimana pun motivasi belajar matematika siswa, tidak mempengaruhi prestasi

belajar siswa pada materi pokok SPLDV. Grafik Interaksi Antara Metode

Pembelajaran dan Motivasi Belajar Matematika Siswa dapat dilihat pada halaman

432.

5. Hipotesis Kelima

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada

Tabel 4.10 diperoleh Fac = 0,4274 < 3,148 = F0,05;4;62, maka H0AC tidak ditolak

sehingga tidak perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H0AB

berarti Hal ini berarti siswa yang mempunyai kemampuan awal matematika

berbeda (tinggi, sedang, rendah), metode STAD juga akan memberikan efek yang

sama dengan metode ekspositori pada materi pokok SPLDV, dan siswa yang

diberi metode STAD, antara siswa yang mempunyai kemampuan awal

matematika tinggi, sedang dan rendah tidak ada perbedaan prestasi, pada materi

pokok SPLDV dan hal yang sama berlaku pada metode ekspositori. Dengan kata

lain tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan

kemampuan awal matematika yang lebih tinggi dan siswa dengan kemampuan

awal matematika lebih rendah baik menggunakan metode pembelajaran kooperatif

Page 95: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

75

tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode

pembelajaran ekspositori.

Hal ini dikarenakan oleh kurang disiplinnya siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol,

yang mengakibatkan ada sebagian siswa yang kurang perhatian pada materi yang

disampaikan. Yang mengakibatkan siswa dengan berbagai kemampuan awal

matematika yaitu tinggi, sedang, maupun rendah mempunyai prestasi yang tidak

jauh berbeda sehingga apabila ada peningkatan prestasi belajar dimungkinkan

hanya terjadi pada beberapa siswa dengan kemampuan awal matematika tinggi.

Dengan demikian, apapun model pembelajaran yang digunakan dan bagaimana

pun kemampuan awal matematika siswa, tidak mempengaruhi prestasi belajar

siswa pada materi pokok SPLDV. Grafik Interaksi Antara Metode Pembelajaran

dan Kemampuan Awal Matematika Siswa dapat dilihat pada halaman 433.

6. Hipotesis Keenam

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada

Tabel 4.12 diperoleh Fbc = 1,6178 < 2,528 = F0,05;4;62, maka H0BC tidak ditolak

sehingga tidak perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H0BC

berarti siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi mempunyai

prestasi belajar matematika yang tidak berbeda antara siswa yang mempunyai

motivasi tinggi, sedang dan rendah pada materi pokok SPLDV dan hal yang sama

berlaku pada siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika sedang dan

rendah, siswa yang mempunyai kemampuan awal matematika tinggi mempunyai

prestasi belajar yang tidak berbeda antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi,

sedang dan rendah pada materi pokok SPLDV dan hal yang sama berlaku pada

siswa yang mempunyai kemampuan awal matematika sedang dan rendah..

Hal ini dikarenakan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas

eksperimen maupun pada pembelajaran konvensional di kelas kontrol, siswa yang

mempunyai kemampuan awal lebih tinggi lebih mempunyai motivasi yang lebih

tinggi. Hal ini terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa yang

Page 96: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

76

mempunyai kemampuan awal matematika lebih tinggi, mereka lebih aktif

(sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran dan aktif mengerjakan soal

maupun bertanya) mengikuti kegiatan pembelajaran dari pada siswa yang

mempunyai kemampuan awal matematika lebih rendah. Sehingga siswa yang

mempunyai kemampuan awal matematika lebih tinggi mempunyai prestasi belajar

yang lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai kemampuan awal lebih

rendah.

Akibatnya siswa yang mempunyai kemampuan awal matematika tinggi

mempunyai motivasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai

kemampuan awal sedang dan rendah, dan siswa yang mempunayai kemampuan

awal matematika sedang mempunyai motivasi yang lebih tinggi dari pada siswa

yang mempunyai kemampuan awal matematika rendah. Grafik Interaksi Antara

Motivasi Belajar Matematika dan Kemampuan Awal Matematika Siswa dapat

dilihat pada halaman 434.

7. Hipotesis Ketujuh

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada

Tabel 4.10 diperoleh Fabc = 0,4567 < 2,528= F0,05;2;62, maka H0ABC tidak ditolak

sehingga tidak perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H0ABC

berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar

siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok SPLDV.

Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran ekspositori mempunyai prestasi yang tidak berbeda untuk tiap

kategori motivasi belajar siswa dan kemampuan awal matematika siswa.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor materi, suasana pembelajaran di kelas.

Dengan demikian, apapun model pembelajaran yang digunakan, bagaimana pun

motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal matematika tidak

mempengaruhi prestasi belajar siswa pada materi pokok SPLDV. Selain itu

adanya variabel bebas lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, yang

Page 97: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

77

memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar matematika siswa

yang tidak terkontrol oleh peneliti.

Page 98: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

78

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada metode pembelajaran ekspositori pada

materi pokok SPLDV.

2. Motivasi belajar siswa untuk kategori tinggi, sedang maupun rendah tidak

memberikan perbedaan prestasi belajar matematika pada materi pokok

SPLDV.

3. Kemampuan awal matematika siswa untuk kategori tinggi, sedang maupun

rendah tidak memberikan perbedaan prestasi belajar matematika pada

materi pokok SPLDV.

4. Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode pembelajaran ekspositori mempunyai prestasi yang tidak berbeda

untuk tiap kategori motivasi belajar siswa pada materi pokok SPLDV.

5. Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode pembelajaran ekspositori mempunyai prestasi yang tidak berbeda

untuk tiap kategori kemampuan awal matematika siswa pada materi pokok

SPLDV.

6. Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika dan kemampuan awal

matematika tinggi mempunyai prestasi yang tidak berbeda dengan siswa

yang mempunyai motivasi belajar matematika dan kemampuan awal

matematika rendah pada materi pokok SPLDV.

7. Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

Page 99: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

79

metode pembelajaran ekspositori mempunyai prestasi yang tidak berbeda

untuk tiap kategori motivasi belajar matematika siswa dan kemampuan awal

matematika siswa pada materi pokok SPLDV.

B. Implikasi

Berdasar atas kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, penulis

akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara

praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan

prestasi belajar yang lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional pada

materi pokok SPLDV. Dengan kata lain, motode pembelajaran yang digunakan

akan mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok

SPLDV. Hal tersebut berkenaan oleh beberapa hal yaitu

a. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan yaitu adanya

interaksi antar siswa melalui diskusi dalam menyelesaikan masalah akan

meningkatkan ketrampilan siswa baik siswa yang pandai maupun siswa yang

kurang pandai akan memperoleh manfaat malalui aktivitas tersebut, siswa

menjadi lebih kritis, siswa lebih aktif bertanya dan membangun pengetahuan

berdasar pengalaman mereka sendiri kemudian memberi makna pada

pengetahuan itu.

b. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki

motivasi belajar matematika dan kemampuan awal matematika tidak

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan pada saat proses

belajar mengajar berlangsung banyak faktor yang mempengaruhi siswa

ataupun dari luar diri siswa seperti kondisi sosial ekonomi siswa, latar

belakang keluarga dan lingkungan.

c. Selain kedua hal di atas, berdasarkan penelitian juga diperoleh hasil bahwa

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada metode konvensional pada subpokok

Page 100: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

80

bahasan SPLDV baik untuk siswa yang mempunyai motivasi belajar

matematika dan kemampuan awal matematika kategori tinggi, sedang

maupun rendah

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pendidik

dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar

yang dicapai siswa pada subpokok bahasan SPLDV. Pengajaran dengan metode

pembelajaran STAD dapat dijadikan suatu pertimbangan bagi guru sebagai

alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa khususnya pada

subpokok bahasan SPLDV. Selain itu, Usaha guru dalam membantu siswa

meningkatkan prestasi belajarnya tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran, antara lain kemampuan awal siswa dan

motivasi belajar matematika yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Selain itu

guru perlu memperhatikan komponen lain yang mempengaruhi proses pencapaian

prestasi belajar siswa, antara lain tingkat intelegensi, aktivitas belajar siswa, minat

belajar siswa, kedisiplinan siswa, latar belakang dan lingkungan siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, beberapa saran yang

peneliti dapat sampaikan yaitu:

1. Bagi guru

Kepada guru matematika penulis memberikan saran agar pada subpokok

bahasan SPLDV, pembelajaran dengan menggunakan metode STAD dapat

dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain

itu hendaknya guru memperhatikan komponen-komponen yang mempengaruhi

proses pencapaian prestasi belajar siswa, misalnya aktivitas belajar, motivasi

belajar siswa, kondisi sosial ekonomi, latar belakang dan lingkungan, sehingga

dapat dicari alternatif dalam membentuk pola pembelajaran dalam kelas yang

mengakibatkan prestasi siswa meningkat..

Page 101: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

81

2. Bagi siswa

Siswa hendaknya memperkaya sumber belajar. Guru bukan satu-satunya

sumber belajar, namun siswa harus menambah referensi tentang materi yang

dipelajari dari sumber yang lain, baik media cetak seperti buku-buku bacaan

maupun media elektronik seperti internet. Hal ini diharapkan dapat memperkaya

pengetahuan siswa dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah.

3. Bagi Peneliti Lain

Dalam penelitian ini metode pembelajaran ditinjau dari motivasi belajar

matematika dan kemampuan awal matematika siswa. Bagi para calon peneliti

yang lain mungkin dapat melakukan tinjauan yang lain, misalnya motivasi,

karakteristik cara berpikir, kreativitas, aktivitas, minat siswa, dan lain-lain. Untuk

peneliti lain yang akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

hendaknya lebih matang dalam persiapan, terutama kepastian alokasi waktu yang

akan dipakai untuk penelitian.

Page 102: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

82

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Faqih. 2008. MengenalTeoriKontruktivisme. http: // ahmad faqih multiply. com/ journal/ item/. 3 Juni 2009

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press . 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press

Ballantine, J dan Larres, P. 2007. Cooperative Learning: A Pedagogy to Improve Students Generic Skill?. Journal Education & Training. v49, n2, p 126-137.

Dimyati, Dr dan Mudjiono, Drs. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Hamzah B. Uno. 2007. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta :

PT. Bumi Aksara Masijdo, I 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.

Yogyakarta : Kanisius Oemar Hamalik. 2001. Proes Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Paul Saptono. 1996. Konstruktivisme dan Dampaknya terhadap Pendidikan. http:

// www.library.ohiou.edu/indopubs/1996/11/18/0236.html. 3 Juni 2009 Purwoto. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. Surakarta: UNS Press Ruseffendi. 1992. Materi Pokok Pendidikan Matematika. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi

Ridwan. 2008. Ketercapaian Prestasi Belajar. http :// ridwan 202. wordpress.

com / 2008 / 05 / 03/ ketercapaian prestasi belajar/. 2 Mei 2009 Samo. 2009. Student’s Perceptions About The Symbols, Letters And Sign And

Algebra And How Do These Affect Their Learning Of Algebra : A Case Study In A Government Girl Secondary School Karaci. International Journal Of Matematics Theaching and learning. http://www.Cimt.Plymouth.ac.uk/journal/Samo.pdf.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Page 103: RATMIATI - digilib.uns.ac.id filepada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan awal matematika siswa (penelitian dilakukan di

83

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta

. 1995. Matematika 2b untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Jakarta: Balai Pustaka Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.

Boston: Asiman and Schuster Co. Soejadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Direktorat

Jendral Penidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Sudirman. 2007. Cerdas Aktif Matematika Pelajaran Matematika Untuk SMP.

Jakarta : Ganeca Exact Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta. . 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Sunarto. 2009. Pengertian Metode Ekspositori. http :// sunartombs. wordpress.

com/ 2009/ 03/ 09 / pengertian-metode-ekspositori /. 2 mei 2009 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Winkel, W S. 1996 . Psikologi Pengajaran . Jakarta : Gramedisa Widiasarana Indonesia

. 2005. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur.

Bandung: Remaja Rosdakarya.