79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 15 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 OLEH ATIK RETNONINGSIH X 1304027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB POKOK

BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV )

DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 15 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

OLEH

ATIK RETNONINGSIH

X 1304027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB POKOK

BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV )

DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 15 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

ATIK RETNONINGSIH

X1304027

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Atik Retnoningsih, EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB

POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

(SPLDV ) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 15 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah metode

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada

sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ( SPLDV ) menghasilkan

prestasi belajar yang lebih baik daripada metode konvensional (metode

ekspositori), (2) apakah terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa

terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan sistem persamaan

linier dua variabel ( SPLDV ), (3) apakah terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dengan gaya belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar

matematika siswa pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel

( SPLDV ).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester gasal SMP Negeri 15

Surakarta tahun ajaran 2010/2011 sejumlah 270 siswa. Sampel diambil dengan

teknik cluster random sampling sejumlah 76 siswa. Sampel penelitian ini adalah

kelas VIII-A sejumlah 38 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-B

sejumlah 38 siswa sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah dengan metode dokumentasi, metode angket dan metode tes.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel

tak sama. Dalam penelitian ini digunakan uji persyaratan eksperimen yaitu uji

keseimbangan menggunakan uji-t dan uji normalitas dengan metode Lilliefors.

Sedangkan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dengan metode Lilliefors

dan uji homogenitas dengan metode Bartlett.

Page 6: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) tidak ada

perbedaan prestasi belajar matematika antara metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan metode konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier

dua variabel. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama yaitu tabela F 3,9928 3365,2 F , pada taraf signifikansi 5%, (2) tidak

terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa (Fb =

0.6246 < 3.143 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%), (3) tidak terdapat interaksi

yang signifikan antara metode pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua

variabel. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama

yaitu Fab = 0,3661 < 3,143 = Ftabel, pada taraf signifikansi 5%.

Page 7: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Atik Retnoningsih, EXPERIMENTAL STUDY OF COOPERATIVE

LEARNING OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TYPE

(STAD) AGAINST LINEAR EQUATION SYSTEM WITH TWO

VARIABLE BASED ON MATHEMATIC STUDENT LEARNING STYLE

AT EIGHT GRADE OF FIRST SEMESTER OF SMP NEGERI 15

SURAKARTA 2010/2011. Thesis, Surakarta: education faculty of sebelas

university, 2012.

The research is aimed to figure out: (1) whether the student team

achievement division type (STAD) of cooperative learning method against linear

equation system with two variable is appropriate than expository method (2)

whether mathematic student’ learning style affects student mathematic

achievement at linear equation system with two variable straight line equity (3)

whether there is any interaction between learning method and mathematic student’

learning style against student mathematic achievement at linear equation system

with two variable.

The research is Appearance experiment. The population of the research is the

students of eighth grade of second semester of SMP Negeri 15 Surakarta

2010/2011. It consists of 270 students. The sample of the research is carried out

by cluster random sampling, that is, 76 students. The samples contain 38 students

of VIII-A as experiment class and 38 students of VIII-B as control class. The data

collection methods is used are documentation method, form method, and testing

method.

The technique of analyzing data is two way variant analysis with two different

cells. The test of experimental requirement is equivalence test by using T-Testing

and normality test by using Liliefors. The test of experimental requirement is

normality test by using liliefors method and homogeneity by using Bartlett

method.

The result of the research concluded that: (1) there is no differences of

mathematic student achievement between one was using STAD cooperative

method and conventional method at linear equation system with two variable .

Page 8: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

These showed that two way variant analyses with two different cells, that is,

tabela F 3,9928 3365,2 F , at 5 % significance level (2) there is no effect

between learning style against student mathematic achievement (Fb = 0.6246 <

3.143 = Ftabel at 5 % significance level) (3)there is no significant interaction

between learning method and student learning style against student mathematic

achievement at linear equation system with two variable. These can be concluded

based on two way variant analysis with two different cells, that is, Fab = 0,3661 <

3,143 = Ftabel, at 5 % significance level.

Page 9: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu

mengubah apa yang ada pada diri mereka”

(QS Ar-Ra’d: 11)

Page 10: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Penulis persembahkan untuk :

Bapakku dan Ibuku, yang selalu

mendoakanku dan memberikan kasih

sayang yang tanpa batas

De’ Arif yang selalu menjadi

penghibur dan penyemangatku

Calon pendampingku yang telah

setia menantiku

UNS yang selalu kubanggakan

Page 11: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain ungkapan rasa

syukur kepada Allah SWT yang mengatur setiap desah nafas setiap makhluk di

bumi ini. Betapa tidak, atas limpahan nikmat dan kemurahan-Nya skripsi yang

berjudul “EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN

LINIER DUA VARIABEL (SPLDV ) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 15 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2010/2011” dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bimbingan, saran, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang

sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini . Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada segenap pihak antara lain:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah

memberikan ijin menyusun skripsi ini.

2. Sukarmin, M.Si Ph.D, Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang telah

memberikan ijin menyusun skripsi ini.

3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah

memberikan ijin menyusun skripsi ini.

4. Dra. Rini Budiharti, M.Pd, Koordinator Skripsi P. Matematika FKIP UNS

yang telah memberikan kemudahan dalam pengajuan ijin menyusun skripsi

ini.

5. Drs. Suyono,M.Si, Pembimbing 1 dan Henny Ekana CH., S.Si, M.Pd,

Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan,

dukungan,saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan

skripsi ini.

6. Hariadi Giarso, S.Pd, Kepala SMP N 15 Surakarta yang telah memberikan

ijin untuk melaksanakan penelitian.

.

Page 12: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

7. Ninik Kadarini, S.Pd, Guru bidang studi matematika SMP N 15 Surakarta

yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, bimbingan, dan tularan

ilmu selama melakukan penelitian .

8. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang dan

dukungan yang tak ternominalkan.

9. Om Sriyanto dan Mbak.kiki oktaviana, terima kasih untuk pengertian,

dorongan, dan bantuannya.

10. Benny Cahyo dan Andelina, terima kasih atas indahnya persahabatan, dan

kenangan yang tak terlupakan.

11. inox, jho, riris, terima kasih kerjasamanya.

Demikian skripsi ini disusun dan penulis sadar masih banyak

kekurangan di dalamnya. Demi sempurnanya sebuah suatu pembelajaran, maka

segala keterbatasan dan kekurangan tersebut perlu senantiasa diperbaiki, oleh

karenanya saran, ide, dan kritik yang membangun dari semua pihak tetap penulis

harapkan.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan guna

mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 13: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6

D. Perumusan Masalah ............................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8

1. Prestasi Belajar Matematika ............................................ 8

a. Pengertian Prestasi ................................................... 8

b. Pengertian Belajar .................................................... 8

c. Pengertian Prestasi Belajar ...................................... 9

d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika .................. 10

2. Metode Mengajar ............................................................ 10

a. Pengertian Pembelajaran………………..……………..11

b. Metode Pembelajaran Konvensional………………….12

Page 14: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

c. Model Pembelajaran Kooperatif……………………..13

d. Pendekatan Struktural “STAD”……………………….14

3. Gaya belajar .................................................................... 17

a. Auditorial ................................................................. 18

b. Visual ....................................................................... 18

c. Kinestetik ................................................................. 19

4. Tinjauan Materi Tentang Sub pokok Bahasan sistem

persamaan linier dua variabel ......................................... 20

a. Persamaan linier dua variabel .................................. 20

b. Sistem persamaan linier dua variabel ...................... 20

B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 23

C. Hipotesis ................................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITAN .................................................... 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 26

1. Tempat Penelitian ........................................................... 26

2. Waktu Penelitian ............................................................. 26

B. Metode Penelitian................................................................... 27

C. Populasi dan Sampel .............................................................. 27

1. Populasi ........................................................................... 27

2. Sampel ............................................................................. 27

3. Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 28

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 28

1. Identifikasi Variabel ........................................................ 28

2. Rancangan Penelitian ...................................................... 30

3. Pelaksanaan Penelitian .................................................... 30

4. Metode Pengambilan Data dan Penyusunan Instrumen .. 31

a. Metode Dokumentasi ............................................... 31

b. Metode Tes ............................................................... 31

c. Metode Angket ......................................................... 34

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 35

1. Uji Keseimbangan ........................................................... 35

Page 15: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2. Uji Prasyarat ................................................................... 36

a. Uji Normalitas .......................................................... 36

b. Uji Homogenitas ...................................................... 37

3. Pengujian Hipotesis......................................................... 38

4. Uji Komparasi Ganda...................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 46

A. Deskripsi Data ........................................................................ 46

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen ....................................... 46

a. Hasil Uji Coba Angket ............................................. 46

b. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar ......................... 47

2. Data Skor Prestasi Belajar Siswa pada Sub pokok Bahasan

SPLDV ............................................................................ 48

3. Data Skor Angket Gaya Belajar Matematika Siswa ....... 48

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ..................................... 49

1. Uji Keseimbangan ........................................................... 49

2. Uji Normalitas ................................................................. 50

3. Uji Homogenitas ............................................................. 51

C. Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................... 52

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ........ 52

D. Pembahasan Hasil Analisis .................................................... 53

1. Hipotesis Pertama ........................................................... 53

2. Hipotesis Kedua .............................................................. 54

3. Hipotesis Ketiga .............................................................. 55

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 56

A. Kesimpulan ........................................................................... 56

B. Implikasi ................................................................................ 56

1. Implikasi Teoritis ............................................................ 58

2. Implikasi Praktis ............................................................. 59

C. Saran ...................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61

LAMPIRAN ..................................................................................................... 63

Page 16: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 30

Tabel 3.2 Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi ..................... 39

Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan ............................................................ 40

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis ..................................................................... 43

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................... 48

Tabel 4.2 Data gaya belajar matematika siswa ............................................. 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal ...................................... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 51

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama . 52

Tabel 4.6 Rataan dan Rataan Marginal ......................................................... 53

Page 17: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran SPLDV Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ...................................................................................... 64

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) SPLDV ..................................... 103

Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar Siswa ........................................ 111

Lampiran 4 Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar Siswa ................................ 113

Lampiran 5 Pembahasan Uji Coba Tes Prestasi Belajar Siswa ................... 118

Lampiran 6 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Prestasi Belajar Siswa ............... 133

Lampiran 7 Lembar Jawab Uji Coba Tes Prestasi Belajar Siswa ................ 132

Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Gaya Belajar Matematika ........................ 133

Lampiran 9 Angket Uji Coba Gaya Belajar Matematika ............................. 137

Lampiran 10 Lembar Jawab Uji Coba Gaya Belajar Matematika ................ 143

Lampiran 11 Lembar Validitas Isi Tes dan Angket Prestasi Belajar

Matematika ............................................................................... 144

Lampiran 12 Lembar kuis dan penghargaan .................................................. 156

Lampiran 13 Uji Konsistensi Internal dan Reliabilitas Tes Prestasi Belajar

Siswa......................................................................................... 168

Lampiran 14 Uji Konsistensi Internal dan Reliabilitas Gaya Belajar

Matematika Siswa .................................................................... 170

Lampiran 15 Soal Tes Prestasi Belajar Siswa ................................................ 172

Lampiran 16 Pembahasan Tes Prestasi Belajar Siswa ................................... 176

Lampiran 17 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar Siswa ............................... 187

Lampiran 18 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa .............................. 188

Lampiran 19 Angket Gaya Belajar Matematika ............................................ 189

Lampiran 20 Lembar Jawab Gaya Belajar Matematika ................................. 195

Lampiran 21 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ............. 196

Lampiran 22 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Kontrol.................... 198

Page 18: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 23 Uji Keseimbangan Antara Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ...................................................................................... 200

Lampiran 24 Data Induk Penelitian ............................................................... 202

Lampiran 25 Uji Normalitas Kelas dengan STAD ........................................ 203

Lampiran 26 Uji Normalitas Kelas dengan Metode Konvensional ............... 205

Lampiran 27 Uji Normalitas Kelompok Gaya Belajar Auditorial ................. 207

Lampiran 28 Uji Normalitas Kelompok Gaya Belajar Visual ....................... 209

Lampiran 29 Uji Normalitas Kelompok Gaya Belajar Kinestetik ................. 211

Lampiran 30 Uji Homogenitas Metode Pembelajaran ................................... 213

Lampiran 31 Uji Homogenitas Gaya Belajar Siswa ...................................... 216

Lampiran 32 Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .................. 218

Lampiran 34 Tabel Statistik ........................................................................... 201

Lampiran 35 Perijinan .................................................................................... 205

Page 19: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Page 20: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan suatu perubahan

di segala bidang kehidupan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, lembaga pendidikan dituntut untuk berperan aktif dalam meningkatkan

mutu dan kualitas pendidikan secara optimal guna mengimbangi kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan daya saing lulusan guna

menghadapi ketatnya persaingan dan tantangan dunia kerja. Oleh karena itu,

inovasi di bidang pendidikan sangat diperlukan agar kualitas pendidikan terus

meningkat sehingga memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Usaha mencapai keberhasilan pembangunan dalam bidang pendidikan

bukan hanya merupakan tanggung jawab dari pemerintah semata, melainkan juga

seluruh masyarakat termasuk di dalamnya adalah guru. Salah satu usaha untuk

meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan pendidikan

matematika.

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mendasari berbagai ilmu

pengetahuan lain, karena itu matematika sangat perlu diajarkan pada semua

jenjang pendidikan. Namun demikian banyak siswa yang tidak menyukai mata

pelajaran matematika. Bagi sebagian besar siswa, saat Ujian Akhir Nasional

(UAN) matematika merupakan mata pelajaran yang sulit. Prestasi belajar

matematika siswa pun rata-rata lebih rendah bila dibandingkan dengan prestasi

belajar pada mata pelajaraan yang lainnya (Mujiyanto dalam

http://matemarso.files.wordpress.com/2010/04/penggunaan-media-pendidikan-

pada-pengajaran-matematika-di-sekolah-menengah.pdf). Hal ini seharusnya

menjadikan periksa bagi guru, apakah metode pembelajaran yang diterapkan

sudah sesuai dengan materi atau belum. Karena pada kenyataannya masih banyak

guru matematika yang menggunakan metode konvensional dalam penyampaian

materi pelajaran. Untuk itu dalam mengajarkan matematika seorang guru harus

mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk setiap materi yang

Page 21: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

akan diajarkan karena metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Guru seharusnya dapat

menguasai bermacam-macam metode pembelajaran sehingga dapat memilih

metode yang tepat untuk suatu materi yang akan disampaikannya.

Matematika sebagai sumber bagi ilmu pengetahuan yang lain, artinya

banyak ilmu pengetahuan yang pengembangannya bergantung pada matematika.

Pendidikan matematika mencakup proses mengajar, proses belajar, dan proses

berfikir kreatif. Proses mengajar dilakukan oleh pengajar dan proses belajar

dilakukan oleh siswa sebagai anak didik.

Kenyataannya sampai saat ini matematika masih menjadi masalah bagi

sebagian siswa. Sebagian siswa masih menganggap matematika sangat sulit

sehingga mereka sering acuh tak acuh dalam proses belajar mengajar. Akibatnya,

prestasi belajar mengajar matematika yang dicapai siswa masih tergolong rendah.

Salah satu faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar matematika

kemungkinan adalah metode mengajar guru yang tidak sesuai dengan kondisi

siswa maupun pokok bahasan yang disampaikan. Banyak metode mengajar yang

dapat digunakan dalam pengajaran matematika. Tetapi tidak setiap metode dapat

diterapkan dalam setiap materi / pokok bahasan, sehingga pemilihan metode

mengajar sangatlah penting guna mencapai tujuan mengajar dan mendapatkan

hasil yang optimal. Oleh karena itu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar diperlukan pemikiran yang sangat matang dalam pemilihan metode

mengajar yang tepat untuk suatu pokok bahasan yang akan disajikan. Hal tersebut

dimaksudkan agar pengajaran matematika menjadi efektif dan efisien. Namun

yang terjadi guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode mengajar.

Umumnya yang terjadi di lapangan, bahwa guru menggunakan metode ceramah

dan metode ekspositori pada setiap pokok bahasan. Kedua metode tersebut

berpusat pada guru. Metode ceramah berpusat penuh pada guru sedangkan metode

ekspositori, dominasi guru sudah agak berkurang karena siswa diberi kesempatan

bertanya jika kurang mengerti dan mengerjakan latihan soal sendiri. Dominasi

guru tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat berfikir kritis dan kreatif. Karena

itu penggunaan metode ceramah atau metode ekspositori pada sub pokok bahasan

Page 22: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) yang menuntut siswa dapat berfikir

kritis, dan kreatif dimungkinkan menyebabkan prestasi belajar siswa kurang

optimal. Seperti halnya dengan siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Surakarta.

Berdasarkan pengamatan dari peneliti diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas

VIII masih belum memenuhi standar ketuntasan. Misalkan saja kelas VIII A dan

VIII B untuk rata-rata hasil ulangan Mid semester rata-rata kelas siswa VIII A

adalah 53,45 sedangkan kelas VIII B adalah 56,16. Pemilihan metode mengajar

perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan

pengajaran,waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan

dengan dengan proses belajar mengajar. Metode mengajar yang dipilih hendaknya

metode yang dapat mendorong siswa untuk aktif. Terutama dalam pengajaran

matematika, siswa harus aktif sehingga dapat berfikir kritis, kreatif, dan

memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Pada sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)

merupakan materi yang diperoleh siswa kelas VIII semester ganjil Sekolah

Menengah Pertama. Dalam sub pokok bahasan ini dibutuhkan pemahaman dan

penguasaan konsep serta ketelitian.

Terkait dengan masalah kesulitan siswa di atas maka perlu diterapkan

suatu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan dan melibatkan keaktifan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran adalah metode yang menempatkan

siswa dalam kelompok kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan metode

pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah

tipe STAD (Student Team Achievement Division). Hal yang mendasari peneliti

memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena model pembelajaran

kooperatif tipe STAD ini merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana sehingga cocok diterapkan untuk mengajar siswa SMP Negeri 15

Surakarta kelas VIII yang sebelumnya masih terbiasa menerima pelajaran dari

gurunya dengan menggunakan metode konvensional.

Dalam model pembelajaran STAD ini siswa diarahkan dalam kegiatan

belajar berkelompok dan bekerjasama dalam memecahkan masalah pemahaman

Page 23: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

materi. Model ini didasarkan pada kebersamaan melalui proses gotong royong

siswa dalam usaha pendalaman materi pelajaran. Hal ini karena ada interaksi

antara siswa dengan kelompoknya. Siswa dengan kemampuan lebih tinggi

diarahkan untuk membantu siswa yang berkemampuan lebih rendah sehingga

seluruh anggota dalam kelompok tersebut dapat memahami materi yang diajarkan.

Selain itu, dengan model ini siswa tidak akan cepat merasa bosan dalam

belajar matematika. Rendahnya prestasi belajar siswa tidak mutlak disebabkan

metode mengajar yang tidak cocok. Tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi

keberhasilan belajar matematika, diantaranya adalah gaya belajar matematika.

Gaya belajar matematika merupakan cara yang khas dan konsisten

dilakukan oleh siswa dalam menyerap informasi. Gaya belajar matematika

dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya

belajar visual menggunakan indera penglihatannya untuk membantunya belajar.

Gaya belajar auditorial memanfaatkan kemampuan pendengaran untuk

mempermudah proses belajar, sehingga akan lebih mudah menerima materi yang

disajikan dengan diskusi atau tanya-jawab. Gaya belajar kinestetik menggunakan

fisiknya sebagai alat belajar yang optimal. Siswa kinestetik dibantu dengan

membawa alat peraga yang nyata. Pada umumnya siswa memiliki ketiga gaya

belajar tersebut, namun ada satu yang paling dominan dimilikinya. Kebanyakan

siswa belum mengenal persis gaya belajar yang dimilikinya sehingga mereka

belum dapat menerapkannya secara optimal. Pemanfaatan sumber belajar

matematika, cara memperhatikan pembelajaran matematika di kelas, serta cara

mudah bagi siswa untuk berkonsentrasi penuh saat belajar dapat digunakan untuk

mengenal gaya belajar matematika. Hal-hal tersebut di atas dipergunakan seorang

guru maupun siswa itu sendiri untuk mengetahui gaya belajar matematika masing-

masing.

Bertolak dari uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaraan Matematika Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams Achievement Division

(STAD) pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV)

Page 24: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Ditinjau dari Gaya Belajar Matematika”. (Penelitian dilakukan terhadap siswa

kelas VIII semester I ).

B. Identifikai Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Banyak guru yang masih memakai metode konvensional dalam melaksanakan

pembelajaran, padahal ada beberapa pokok bahasan di mana metode tersebut

kurang tepat untuk diterapkan, misalnya pada sub pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel (SPLDV) sehingga kemungkinan rendahnya

prestasi belajar matematika siswa disebabkan karena kurang tepatnya

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan topik bahasan.

2. Pada umumnya prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini

mungkin disebabkan karena kurangnya perhatian guru terhadap gaya belajar

matematika yang dimiliki oleh setiap siswa. Selain hal itu, banyak siswa yang

menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit, dan membosankan

terutama pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel

(SPLDV).

3. Banyak siswa dalam belajar matematika kurang aktif mengikuti proses belajar

dan hanya mengorganisir sendiri apa yang diperolehnya tanpa

mengkomunikasikan dengan siswa lain sehingga kemungkinan rendahnya

prestasi belajar disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap topik

bahasan yang dipelajari.

Page 25: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dalam

penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari apa yang menjadi tujuan

dilaksanakannya penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada

model kooperatif tipe STAD untuk kelas eksperimen dan metode

konvensional untuk kelas kontrol.

2. Gaya belajar yang dibicarakan adalah cara yang khas dalam belajar

matematika, baik di rumah maupun di kelas.

3. Prestasi belajar yang dimaksudkan adalah prestasi belajar pada sub pokok

bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) yaitu prestasi belajar

siswa yang dicapai setelah proses belajar mengajar.

4. Siswa dalam penelitian ini dibatasi pada siswa SMP Negeri 15 Surakarta kelas

VIII semester 1 tahun ajaran 2010 / 2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka

permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih

baik jika dibandingkan dengan metode konvensional pada sub pokok bahasan

sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV)?

2. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa terhadap prestasi

belajar matematika pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua

variabel (SPLDV)?

3. Apakah terdapat interaksi antara metode mengajar dengan gaya belajar

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pada sub

pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV)?

Page 26: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai adalah

sebagai berikut.

1.Untuk mengetahui metode pembelajaran mana yang menghasilkan prestasi

belajar yang lebih baik antara model kooperatif tipe STAD dan metode

konvensional dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel (SPLDV).

2.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa

terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan sistem persamaan

linier dua variabel (SPLDV).

3.Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode mengajar dengan

gaya belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada sub pokok

bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru matematika dalam

menentukan metode mengajar yang tepat, yang dapat digunakan sebagai

alternatif selain metode yang biasa digunakan oleh guru dalam proses belajar

mengajar dalam rangka upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya

dalam sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV ).

2. Memberikan informasi kepada guru ataupun calon guru untuk lebih

memperhatikan gaya belajar matematika sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajarnya.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian eksperimentasi

metode STAD yang lainnya.

Page 27: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi

Pengertian prestasi yang dikemukakan oleh para ahli sangatlah

bervariasi. Hal tersebut antara lain dikarenakan latar belakang dan sudut pandang

yang berbeda-beda dari para ahli itu sendiri. Akan tetapi perbedaan tersebut justru

dapat saling melengkapi pengertian dari prestasi itu sendiri. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2005: 895) dinyatakan Prestasi adalah hasil yang telah dicapai

(dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dalam pengertian ini

prestasi merupakan suatu usaha yang telah dilaksanakan menurut batas

kemampuan dari pelaksanaan usaha tersebut. Prestasi merupakan akhir dari usaha

yang melalui proses pendidikan dan pelatihan tertentu yang telah dicapai. Prestasi

yang dicapai sering mendatangkan konsekuensi-konsekuensi berupa imbalan-

imbalan yang bersifat material psikologis dan sosial. Sedangkan Sutratinah

Tirtonagoro (2001: 43) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar adalah penilaian

hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dalam bentuk symbol, angka, huruf,

atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil usaha yang sudah dicapai oleh anak

dalam periode tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

mengenai prestasi yaitu bukti atau hasil yang telah dicapai setelah diadakan usaha

sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan dari batas usaha tersebut.

b. Pengertian Belajar

Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dekat dengan apa yang

disebut belajar. Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah

laku baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun dalam sikap. Perubahan

tingkah laku dalam aspek pengetahuan yaitu dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dari bodoh menjadi pintar. Perubahan tingkah laku dalam aspek

ketrampilan yaitu tidak bisa menjadi bisa, dari tidak trampil menjadi trampil.

Page 28: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sedangkan perubahan tingkah laku dalam sikap yaitu dari ragu-ragu menjadi

yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Winkel (1996: 53) bahwa, “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-

sikap. Perubahan ini bersifat relarif konstan dan berbekas”.

Pengertian lain tentang belajar juga diberikan oleh ahli diantaranya

adalah pengertian menurut psikologis. Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa,

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.

Selain beberapa pendapat mengenai definisi belajar tersebut, Sumadi

Suryabrata (1995: 249) menyebutkan bahwa hal pokok dalam kegiatan yang

disebut “belajar” adalah sebagai berikut:

1) Belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioural changes,

aktual, maupun potensial ).

2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu aktifitas yang dilakukan oleh individu yang mengakibatkan perubahan

tingkah laku yang berupa pengetahuan (aspek kognitif), sikap (aspek afektif),

ketrampilan (aspek psikomotor), pada diri individu tersebut berkat adanya

interaksi antara individu dengan individu atau dengan lingkungan. Di dalam

belajar terkandung suatu aktifitas yang dilakukan dengan segenap panca indra

untuk memahami arti dari hubungan-hubungan kemudian menerapkan konsep-

konsep yang dihasilkan ke situasi yang nyata. Belajar akan lebih baik kalau siswa

mengalami sendiri.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar tersebut di atas, prestasi

belajar merupakan suatu hasil usaha yang dicapai seseorang dalam penguasaan

Page 29: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pengetahuan, sikap serta ketrampilan berkat pengalaman dan latihan yang

dinyatakan dalam perubahan tingkah laku.

Sutratinah Tritinegoro (2001: 43) mengatakan bahwa, “Prestasi belajar

adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar”. Dengan mengetahui

prestasi belajar anak, dapat diketahui kedudukan anak dalam kelas, apakah anak

tersebut tergolong kelompok anak pandai, sedang atau kurang. Prestasi anak ini

dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan

hasil yang dicapai oleh anak dalam periode tertentu.

Sedang Zainal Arifin (1990: 3) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar

merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah manusia karena

sepanjang rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi menurut

bidang kamampuannya masing-masing”. Zainal Arifin juga mengemukakan

bahwa prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil dari usaha yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar yang

dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun simbol. Di dalam penelitian ini

prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka.

d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa,

“Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan

dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

bilangan”.

Page 30: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Purwoto (2003: 12-13) mengemukakan bahwa, “Matematika adalah

pengetahuan tentang pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang

terorganisasi mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur yang

didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil”.

Sedangkan R. Soejadi (2000: 11) mengemukakan bahwa ada beberapa

definisi dari matematika, yaitu sebagai berikut:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulasi, penalaran,

logik, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat,

dan pola keteraturan serta tentang struktur yang terorganisir.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah

diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah

hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang

menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan, ketrampilan, dan

kecakapan baru yang dinyatakan dengan symbol, angka, atau, huruf.

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang

mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu

memilih metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Muhibbin Syah (1995 : 201) bahwa “Metode pembelajaran

adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan

kependidikan, khususnya penyajian materi pelajaran kepada siswa”.

Page 31: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sedangkan arti metode pembelajaran menurut Purwoto (2003 : 65)

antara lain:

1) Metode pembelajaran adalah suatu cara mengajarkan topik tertentu agar

proses dari pengajaran tersebut berhasil dengan baik.

2) Metode pembelajaran adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaik-

baiknya, agar guru berhasil dalam mengajarnya, agar mengajar mencapai

tujuannya atau mengenai sasarannya.

3) Metode pembelajaran adalah cara mengajar yang umum yang dapat diterapkan

atau dipakai untuk semua bidang studi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode

mengajar adalah suatu cara atau teknik yang dipakai guru dalam menyajikan

bahan pengajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

b. Metode Pembelajaran Konvensional

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999 : 467) dinyatakan bahwa

“Konvensional adalah tradisional”, selanjutnya tradisional sendiri diartikan

sebagai “Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada

norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun”. Oleh karena itu

metode konvensional dapat juga disebut metode tradisional. Dari pengertian di

atas disimpulkan bahwa metode konvensional adalah suatu pembelajaran dimana

proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang lama, yaitu dalam

penyampaian pelajaran guru masih mengandalkan sistem ceramah. Tetapi di

dalam pembelajaran matematika metode konvensional, metode yang paling sering

dipakai adalah metode ekspositori karena selain memberikan materi, guru juga

memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa.

Dalam metode konvensional yang dalam penelitian ini adalah metode

ekspositori, guru memegang peranan utama untuk menentukan isi dan urutan

langkah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga tidak bisa

begitu saja dikatakan jelek. Metode yang bisa juga dikatakan metode ceramah ini

dalam pembelajaran matematika mempunyai banyak kekuatan dan kelemahan.

Adapun kekuatan dan kelemahannya menurut Purwoto (2003 : 67)

adalah sebagai berikut:

Kekuatannya:

Page 32: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Dapat menampung kelas yang besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang

sama untuk mendengarkan dan karenanya biaya yang diperlukan relatif

murah.

Bahan pelajaran/keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru,

konsep-konsep yang disajikan secara hierarki akan memberikan fasilitas

belajar bagi siswa.

Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus

menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.

Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu tidak

menghambat dilaksanakannya pelajaran.

Kelemahannya:

Pelajaran berjalan membosankan siswa dan siswa menjadi pasif dan tidak

berkembang.

Kepadatan konsep-konsep yang diberikan hanya akan membuat siswa tidak

mampu menguasai materi pelajaran.

Pengetahuan yang didapat dari metode ini mudah terlupakan.

Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi „Belajar menghafal‟ yang tidak

menyebabkan timbulnya pengertian.

c. Model Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2007 : 41) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks.

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang heterogen kemampuan,

jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya

kelompok tersebut adalah untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir

dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok

adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling

membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:

1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara

kooperatif.

2) Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

Page 33: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3) Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,

budaya, jenis kelamin maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri

dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.

4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

(Depdiknas, 2005 : 14)

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tiga tujuan penting yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap keragaman

Pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-

temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang.

Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik,

dan tingkat sosial.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan sosial

siswa. Ketrampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif

antara lain: berbagi tugas, aktif bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat,

bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.

(Depdiknas, 2005 : 15)

d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement

Division)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD dikatakan tipe

pembelajaran yang paling sederhana karena kegiatan pembelajaran yang

dilakukan masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional. Hal ini

dapat dilihat bahwa pada STAD juga terdapat adanya penyajian materi melalui

presentasi kelas.

Menurut Slavin (1995 : 12), gagasan utama dari STAD adalah untuk

memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain

dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin

timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu

timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu

timnya untuk bisa melakukan yang terbaik.

Page 34: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Slavin (1995 : 143), STAD terdiri atas lima komponen utama

yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.

1) Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama dikenalkan dalam presentasi di dalam

kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan

atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Bedanya presentasi kelas

dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-

benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari

bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi

kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan

kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian kelas

dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari

tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang

paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan

bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan

pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

3) Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan

sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis

individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual

untuk memahami materinya.

4) Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada

tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih

giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa

Page 35: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam

sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa

memberikan usaha mereka yang terbaik.

Untuk memberikan skor kemajuan individu dihitung seperti Tabel 2.1 berikut

ini:

Tabel 2. 1 Perhitungan Skor Kemajuan Individu

Skor Kuis Skor Kemajuan

o lebih dari 10 poin di bawah skor awal

o 10 - 1 poin di bawah skor awal

o skor awal sampai 10 poin di atas skor awal

o lebih dari 10 poin di atas skor awal

o kertas jawaban sempurna (tanpa

memperhatikan skor awal)

5

10

20

30

30

5) Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila

skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Menurut Ratumanan dalam

(Trianto, 2007 : 56), berdasarkan skor kemajuan yang diperoleh kelompok

terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk tiap kelompok, yaitu:

(1) Superteam (tim super): diberikan bagi kelompok yang memperoleh rata-

rata antara 25 sampai 30.

(2) Greatteam (tim hebat): diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor

rata-rata antara 15 sampai 25.

(3) Goodteam (tim baik): diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor

rata-rata antara 5 sampai 15.

Seluruh tim dapat memperoleh penghargaan tersebut. Di dalam sebuah

kelas dapat terjadi lebih dari satu tim yang kriteria di atas terpenuhi. Kriteria

di atas dibuat sedemikian rupa sehingga untuk mendapatkan tim hebat,

sebagian besar siswa mendapat skor dasar mereka, dan untuk mendapatkan

tim super, sebagian besar anggota tim paling sedikit mendapatkan 10 poin di

atas skor dasar mereka.

Page 36: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Guru seharusnya mempersiapkan sejenis penghargaan atau hadiah untuk

tim yang mencapai tingkat “tim hebat” atau “tim super”. Penghargaan atau hadiah

tersebut dapat berupa sertifikat dengan ukuran besar untuk tim super dan yang

lebih kecil untuk tim hebat, sedangkan tim baik dapat diberikan sekedar ucapan

selamat di kelas. Selain berupa sertifikat guru juga dapat menyiapkan selebaran

satu halaman, memberi siswa lencana atau pin untuk dipakai, perlakuan simpatik,

atau apapun yang sesuai sebagai penghargaan atau hadiah.

3. Gaya Belajar

Setiap siswa mempunyai cara atau sikap yang berbeda-beda dan hal

tersebut selalu dilakukannya dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan beberapa

pendapat dari beberapa ahli. NASSP dalam Yosep Gobai (2005: 2) menyatakan

bahwa “Gaya belajar atau Learning style adalah suatu karakteristik kognitif,

afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif

stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap

lingkungan belajar”. Gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih

seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi

tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike

(1999: 110-112) yang merumuskan bahwa, “Gaya belajar seseorang adalah

kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi”. Gaya belajar ini berkaitan dengan pribadi seseorang yang tentu

dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya. Sedangkan Winkel

(1996: 147) mengemukakan bahwa, ”Gaya belajar merupakan cara belajar yang

khas bagi siswa. Cara khas ini bersifat individual yang kerapkali tidak disadari

dan sekali terbentuk dan cenderung bertahan terus”. Dari pengertian-pengertian

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar siswa adalah cara belajar

yang khas, bersifat konsisten, kerapkali tidak disadari yang merupakan kombinasi

dari bagaimana siswa tersebut menyerap dan mengatur serta mengolah informasi.

Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui oleh guru dan siswa. Hal ini

akan memudahkan bagi siswa untuk belajar maupun guru untuk mengajar dalam

proses pembelajaran. Siswa akan dapat belajar dengan dengan baik dan hasil

Page 37: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan

guru dalam menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat.

Sriyono (1992: 4) menggolongkan gaya belajar berdasarkan cara

menerima informasi ke dalam empat tipe yaitu tipe mendengarkan, tipe

penglihatan, tipe merasakan dan tipe motorik. Sedangkan De Porter, Bobbi dan

Hernacki, Mike (1999: 112-113) mengolongkan gaya belajar berdasarkan cara

menerima informasi dengan mudah (modalitas) ke dalam tiga tipe yaitu gaya

belajar tipe visual, tipe auditorial, dan tipe kinestetik. Selanjutnya sesuai dengan

pembagian tipe gaya belajar, orang dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam

yaitu orang bertipe visual, auditorial, dan kinestetik.

a. Auditorial

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike (1999: 118) mengemukakan ciri-

ciri siswa yang bertipe auditorial dapat dirangkum bahwa:

Orang-orang yang bertipe auditorial memiliki ciri-ciri perilaku sebagai

berikut:

1) Mudah terganggu oleh keributan.

2) Senang membaca dengan keras dan mendengarakan.

3) Dapat mengulang kembali atau menirukan nada dan birama, dan

warna suara.

4) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang

lebar.

5) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekarjaan yang bersifat

visualisasi, seperti memotong bagian-bagian sehingga sesuai satu

sama lain.

Sriyono (1992: 4) menyatakan bahwa,”Siswa yang bertipe mendengarkan

dapat menerima dengan baik setiap informasi dengan mendengarkan”. Ada

beberapa cara yang bisa digunakan untuk membantu siswa auditorial dalam

belajar yaitu mengusahakan menghindari kebisingan atau suara-suara yang

mengganggu, memutarkan musik-musik tenang tanpa lirik, mengajak berdiskusi

untuk memahami suatu pelajaran.

b. Visual

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike (1999: 116) mengemukakan ciri-

ciri siswa yang bertipe visual dapat dirangkum bahwa:

Orang-orang yang bertipe visual memiliki ciri-ciri perilaku sebagai

berikut:

Page 38: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Perilaku rapi, teratur,teliti terhadap detail.

2) Lebih mudah dalam mengingat apa yang dilihat daripada yang

didengar.

3) Mengingat dengan asosiasi visual.

4) Lebih suka membacakan daripada dibacakan.

5) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika

ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

Sriyono (1992: 4) menyatakan bahwa, “Siswa yang memiliki gaya

belajar tipe penglihatan dapat menerima informasi dengan baik bila ia melihat

langsung”. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk membantu siswa visual

dalam belajar yaitu menyediakan alat peraga seperti bagan, gambar, flow chart,

atau alat-alat eksperimen yang dibuat sendiri, membantunya untuk menuliskan

hal-hal yang penting dalam materi yang dipelajari dan memberi kesempatan untuk

mengobservasi.

c. Kinestetik

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike (1999: 118-120) mengemukakan

ciri-ciri siswa yang bertipe kinestetik dapat dirangkum bahwa:

Orang-orang yang bertipe kinestetik memiliki ciri-ciri perilaku sebagai

berikut:

1) Selalu berorientasi pada fisik, banyak gerak.

2) Berbicara dengan perlahan.

3) Belajar melalui manipulasi dan praktek.

4) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot dengan

mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.

5) Ingin melakukan segala sesuatu.

Sriyono (1992: 4) menyatakan bahwa,”Siswa yang bertipe motorik akan

menerima informasi dengan baik bila ia melakukan sendiri secara langsung”.

Beberapa cara yang bisa digunakan untuk membantu siswa kinestetik dalam

belajar yaitu menyediakan alat peraga yang nyata untuk belajar (seperti balok-

balok, miniatur, patung peraga), membiarkan dia menyentuh sesuatu yang

berhubungan dengan pelajarannya, memberi kesempatan untuk mempraktekkan

apa yang dipelajarinya, memberi kesempatan untuk berpindah tempat.

Page 39: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Tinjauan Materi Tentang Sub pokok Bahasan

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

(SPLDV )

a. Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan linear dua variabel adalah suatu persamaan linear yang

mempunyai dua variabel berpangkat satu. Bentuk umumnya adalah :

ax + by = c

Dengan x,y adalah variabel; a,b ≠ 0 dan a,b,dan c bilangan real

b. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem persamaan linear dua variabel adalah sekelompok berhingga

persamaan linear yang mengandung dua variabel. Bentuk umumnya adalah :

ax + by = c

, dengan a,b,c,p,q, dan r bilangan real; x dan y = variabel

px + qy = r

Himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dapat

ditentukan dengan 3 cara, yaitu :

1) Metode Grafik

Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi apabila menggunakan

metode grafik, diantaranya :

a) Jika grafik persamaan berpotongan di satu titik, maka sistem persamaan

tersebut mempunyai penyelesaian tunggal.

b) Jika grafik persamaan saling sejajar, maka sistem persamaan tersebut

tidak memiliki penyelesaian.

c) Jika grafik persamaan saling berhimpit, maka sistem persamaan tersebut

memiliki banyak penyelesaian.

2) Metode Substitusi

Substitusi berarti mengganti. Menyelesaikan SPLDV dengan

metode substitusi berarti mengganti atau menyamakan salah satu variabel

dalam variabel lain pada salah satu persamaan, kemudian mensubstitusikan

pada persamaan yang lain.

Page 40: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Metode Eliminasi

Eliminasi berarti menghilangkan. Jadi, metode eliminasi dilakukan

dengan menghilangkan salah satu variabel. Pada metode eliminasi, angka dari

koefisien variabel yang akan dihilangkan harus sama.

Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode

eliminasi relatif jauh lebih mudah dan efektif apabila dibandingkan dengan

metode grafik. Dalam metode grafik, jika ukuran skalanya tidak sama maka

titik potong dari dua persamaan garis yang merupakan himpunan

penyelesaian belum tentu sama dengan himpunan penyelesaian dari sistem

persamaan linear dua variabel yang menggunakan metode eliminasi.

c. Menyelesaikan Soal Cerita Yang Berkaitan Dengan Sistem Persamaan

Linear

Untuk menyelesaiakan soal cerita yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel, soal tersebut terlebih dahulu dibuat model

matematika kemudian baru diselesaikan persamaannya denagan

menggunakan salah satu dari ketiga metode di atas

(M. Cholik. A dan Sugijono,2005: 120)

Page 41: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

B. Kerangka Berfikir

Bertolak dari tinjauan teori di atas dapat dibuat suatu kerangka pemikiran

sebagai berikut ;

Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam

proses belajar matematika sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran

serta tingkah laku. Prestasi belajar matematika di pengaruhi oleh beberapa faktor

di antaranya adalah pendekatan pengajaran dan gaya belajar.

Salah belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya usaha

untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Indikator keberhasilan siswa dalam

belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Banyak siswa yang menganggap

matematika itu sulit terutama pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier

dua variabel (SPLDV). Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara

guru dan siswa, melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan

belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Belajar pada hakikatnya adalah

aktivitas yang membuat perubahan tingkah laku yang bersifat permanen dan

kontinu serta mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan

mengajar adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di

sekitar siswa untuk menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses

belajar. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dengan mengatur dan

menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk melaksanakan kegiatan

belajar. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dan siswa

memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Satu cara mencapai prestasi belajar adalah dengan cara menentukan

model pembelajaran yang tepat. Dalam proses belajar mengajar, pemilihan dan

penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi atau bahan

pelajaran akan membantu siswa dalam menstransfer segala sesuatu yang

disampaikan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran cukup besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model

pembelajaran yang tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan

mengajar. Agar model pembelajaran terpilih dengan tepat seorang guru harus

Page 42: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mengetahui pula model pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pokok

bahasan.

Matematika bukanlah pelajaran yang dapat dipelajari dengan menghafal

saja. Dalam matematika sangat diperlukan pemahaman dan penguasaan konsep.

Selama belajar, jika siswa hanya menghafal prosedur penyelesaian soal, maka

tidak ada kebermaknaan dalam belajar matematika. Oleh karena itu diperlukan

suatu metode pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa akan

kebermaknaan matematika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari–hari.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran matematika agar bisa menjadi lebih

bermakna. Dengan menggunakan model ini pada sub pokok bahasan SPLDV

siswa lebih mudah memahami konsep dasar yang berkaitan dengan SPLDV.

Dengan mengaitkan SPLDV dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-

hari maka siswa akan termotivasi untuk membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dan penerapannya dalam permasalahan yang dihadapi. Hal

tersebut akan sangat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dasar dari

materi tersebut sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika karena

siswa tahu akan makna belajar.

Dengan demikian siswa mengetahui arah, tujuan dan kegunaan dari apa

yang mereka pelajari sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Pada metode

ini siswa akan belajar dari konsep sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Selain pemilihan model, guru juga perlu menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan optimal.

Dengan pengalaman belajar yang menyenangkan, diharapkan siswa mampu

memperoleh pemahaman konsep yang melekat.

Prestasi belajar siswa belum tentu sama. Perbedaan ini salah satunya

dipengaruhi oleh gaya belajar siswa. Gaya belajar matematika adalah cara khas

yang bersifat konsisten yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau

menangkap informasi matematika. Gaya belajar matematika di kelompokkan

menjadi tiga tipe yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Berdasarkan ciri-ciri yang

di miliki ketiga gaya belajar, siswa auditorial merupakan siswa yang aktif dan

Page 43: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

biasanya anak yang pandai. Akan tetapi, kebanyakan siswa bertipe visual. Sesuai

dengan cirinya, siswa dengan tipe visual memerlukan sesuatu yang nyata, yang

dapat dibayangkan dalam memahami pelajaran dan biasanya mempunyai prsetasi

yang cukup baik. Siswa dengan tipe kinestetik biasanya mempunyai prestasi yang

agak tertinggal dari siswa bertipe visual dan bertipe auditorial. Hal ini

dikarenakan siswa kinestetik memerlukan objek yang dapat disentuh.

Kedua faktor di atas yakni model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Team Achievement Division). dan gaya belajar matematika dapat

mempengaruhi prestasi belajar matematika. Siswa yang bertipe auditorial dan

visual dengan ciri-ciri suka berdiskusi dan mudah mengingat asosiasi visual akan

lebih mudah memahami subpokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel

yang disampaikan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Team Achievement Division). sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada siswa yang bertipe kinestetik. Hal ini

mungkin disebabkan karena siswa yang bertipe kinestetik tidak menyukai diskusi

dan mempunyai masalah terhadap visualisasi gambar. Jadi metode pembelajaran

tidak akan mempengaruhi prestasi belajar matematika untuk siswa yang bertipe

kinestetik.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Division , dan gaya belajar matematika berperan dalam menentukan

prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan sistem persamaan

linier dua variabel (SPLDV ).

Dari pemikiran-pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka berpikir

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Metode Mengajar

Gaya Belajar

Prestasi Belajar

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Page 44: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang dikemukakan di atas, maka dalam

penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement

Division) menghasilkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik jika

dibandingkan dengan metode konvensional pada pembelajaran matematika

sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV ).

2. Terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar

matematika pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel

(SPLDV ).

3. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok

bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Page 45: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Surakarta pada kelas VIII

semester I tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan Uji coba tes maupun angket

juga dilaksanakan di SMP Negeri 15 Surakarta pada kelas VIII semester I tahun

pelajaran 2010 / 2011

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Bulan Februari 2010 : pengajuan judul skripsi

2) Bulan Februari 2010 : Pengajuan proposal skripsi

3) Bulan April 2010 : Pengajuan instumen penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 dengan perincian sebagai

berikut:

1) Pelaksanaan eksperimen metode pembelajaran dilaksanakan pada bulan

Oktober 2010.

2) Pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu ke I bulan

November 2010.

c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

1) Bulan Desember 2010 : Pengolahan data hasil penelitian

2) Bulan Januari 2011 – selesai : Penyusunan laporan

Page 46: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental semu

(quasi-experimental research). Hal tersebut berkenaan dengan peneliti tidak

mungkin mengontrol semua variabel yang relevan. Seperti yang dikemukakan

Budiyono (2003: 82) bahwa “Tujuan eksperimental semu adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat

diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang

relevan”.

Pada penelitian ini yang dilakukan adalah membandingkan prestasi

belajar dari kelompok yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran tipe

STAD dengan kelompok yang diberi pelajaran dengan menggunakan metode

konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel

(SPLDV ).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian”, sehingga dari pengertian tersebut dapat dikatakan

bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, populasi adalah

semua siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011

sebanyak 7 kelas dengan jumlah 270 siswa .

2. Sampel

Dalam penelitian, tidak selalu perlu untuk meneliti semua subyek dalam

populasi, karena selain membutuhkan biaya yang besar juga memerlukan waktu

yang lama. Untuk itu dengan mengambil sebagian subyek suatu populasi atau

sering disebut dengan pengambilan sampel diharapkan hasil penelitian yang

didapat sudah dapat menggambarkan populasi yang bersangkutan. Sesuai dengan

pendapat Suhassimi Arikunto (2006: 131) bahwa, ”Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Hasil penelitian dari sampel ini akan digunakan

Page 47: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

untuk melakukan generalisasi terhadap populasi yang ada. Dari populasi yang ada

didapatkan dua kelas sebagai sampel dari kelas VIII yang ada di SMP 15

Surakarta yaitu siswa kelas VIII-A dengan 38 siswa sebagai kelas kontrol dan

siswa kelas VIII-B dengan 38 siswa sebagai kelas eksperimen.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan cluster random sampling. Dalam cluster random sampling, dengan cara

memandang populasi sebagai kelompok-kelompok. Dalam hal ini kelas dipandang

sebagai satuan kelompok kemudian tiap kelas diberi nomor untuk diacak dengan

undian. Undian tersebut dilaksanakan satu tahap dengan dua kali pengambilan.

Nomor kelas yang keluar pertama sebagai kelompok kontrol dan nomor kelas

yang keluar berikutnya ditetapkan sebagai kelompok eksperimen. Pengambilan

sampel secara acak pada populasi dimaksudkan agar setiap kelas pada populasi

dapat terwakili.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat,

yaitu:

a. Variabel Bebas

1) Metode Pembelajaran

a). Definisi Operasional

Metode Pembelajaran adalah Suatu cara atau teknik yang

dipakai guru untuk menyajikan bahan pembelajaran kepada siswa

untuk mencaoai tujuan pembelajaran. Di dalam penelitian ini terdiri

dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan pada kelas

eksperimen (a1) dan model pembelajaran konvensional (a2) dilakukan

pada kelas kontrol.

Page 48: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b). Simbol : A

c). Skala Pengukuran: skala nominal dengan 2 kategori yaitu model

pembelajaran tipe STAD dan model pembelajaran konvensional.

d). Indikator: Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar

mengajar pada sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua

variabel ( SPLDV ).

2) Gaya belajar matematika

a) Definisi operasional

Gaya belajar matematika adalah cara khas yang bersifat konsisten

yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau menangkap

informasi matematika yang datanya diperoleh dari angket gaya

belajar matematika.

b) Skala Pengukuran: skala interval yang ditransformasikan ke skala

nominal yang dibagi menjadi tiga tipe gaya belajar yaitu tipe visual,

auditorial, dan kinestetik. Penggolongan gaya belajar matematika

siswa didasarkan pada kecenderungan skor siswa pada tipe yang

sesuai. Siswa mempunyai skor tertinggi pada tipe tertentu

menunjukkan bahwa siswa tergolong tipe tersebut. Apabila terdapat

dua tipe yang memiliki skor tertinggi maka siswa tidak tergolong

tipe yang manapun.

c) Indikator: skor angket gaya belajar matematika.

d) Simbol: B

1) Tipe Auditorial ( b1 )

2) Tipe Visual ( b2 )

3) Tipe Kinestetik ( b3 )

b. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa.

1) Definisi operasional: prestasi belajar matematika adalah hasil usaha

siswa dalam proses belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai siswa

Page 49: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dalam periode tertentu yang datanya diperoleh dari tes prestasi belajar

siswa pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

( SPLDV ) setelah diberi perlakuan.

2) Skala pengukuran: skala interval.

3) Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan

sistem persamaan linear dua variabel.

.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 3 , dengan maksud

untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Gaya Belajar ( B )

Metode Mengajar ( A )

Auditorial

( b1 )

Visual

( b2 )

Kinestetik

( b3 )

STAD ( a1 ) ab11 ab12 ab13

Metode Konvensional ( a2 ) ab21 ab22 ab23

dengan:

a1 : Model pembelajaran STAD.

a2 : Metode Konvensional.

b1 : Auditorial.

b2 : Visual.

b3 : Kinestetik.

3. Pelaksanaan penelitian

Sebelum diadakan eksperimen, antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

diuji keseimbangannya terlebih dahulu berdasarkan nilai ujian tengah

semester I kelas VIII mata pelajaran matematika. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui apakah kedua kelas yang akan diteliti dalam keadaan

seimbang atau tidak.

Dalam penelitian ini kedua kelompok yang dibandingkan

diasumsikan sama dalam semua segi yang sesuai dan hanya berbeda dalam

penggunaan model pembelajaran. Pada akhir eksperimen kedua kelompok

Page 50: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

diukur dengan soal-soal tes yang sama. Hasil pengukuran tersebut

digunakan sebagai data eksperimen, kemudian data yang diperoleh diolah

dan hasilnya dibandingkan dengan tabel uji statistiknya.

4. Metode Pengambilan Data dan Penyusunan Instrumen

Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini

adalah :

a. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 231), “…., metode dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”

Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui

daftar nama, dam nomor absen siswa. Selain itu untuk mendapatkan data tentang

nilai ujian tengah semester I kelas VIII mata pelajaran matematika yang

digunakan untuk uji keseimbangan.

b. Metode Tes

Suharsimi Arikunto (2006: 150) menyatakan bahwa, “Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok”. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk

yang diberikan. Selanjutnya dijelaskan bahwa “Tes prestasi yaitu tes yang

digunakan untuk mengukur pencapaian seorang setelah mempelajari sesuatu”.

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier

dua variabel ( SPLDV ). Instrumen ini menggunakan tes prestasi belajar. Adapun

langkah-langkah membuat tes terdiri dari :

1) Membuat kisi-kisi tes

2) Menyusun butir-butir tes

3) Mengadakan uji coba tes

4) Menguji validitas dan reliabilitas tes

5) Revisi Butir-butir tes

Page 51: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu diadakan uji coba tes,

yang dimaksudkan untuk mengetahui validitas isi, konsistensi internal dan

reabilitas instrumen tes tersebut. Pada penelitian ini uji coba tes dilakukan di SMP

15 Surakarta pada siswa kelas VIII E tahun ajaran 2010/2011 berdasarkan

kesamaan karakteristik antara subjek uji coba dan subyek sampel penelitian.

Setelah dilaksanakan uji coba, selanjutnya dilakukan analisis item soal

yang meliputi validitas isi, konsistensi internal, dan uji reliabilitas.

1) Uji Validitas Isi

Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa, “Untuk menilai apakah

instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah

melalui experts judgment (penilaian yang dilakukan oleh para pakar)”. Dalam hal

ini para penilai (yang sering di sebut subject-matter experts), menilai apakah kisi-

kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-

kisi telah mewakili isi (substansi) yang akan diukur. Langkah berikutnya, para

penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau

relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Cara ini sering disebut

relevance ratings (penilaian berdasarkan relevansi).

Dalam penelitian ini bisa dikatakan mempunyai validitas isi, jika

validator setuju dengan semua kriteria-kriteria dalam validasi.

2) Uji Konsistensi Internal

Sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrument.

Semua butir harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan

yang sama pula. Budiyono (2003: 65) menyatakan bahwa, “Konsistensi internal

masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan

skor totalnya”.

Untuk mengetahui konsistensi internal setiap butir ke-i digunakan rumus

korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

)Y)(Y)(nX)(X(n

Y)X)((XYnr

2222xy

Page 52: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Keterangan :

xyr : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n : banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-I (dari subyek uji coba)

Y : skor total (dari subyek uji coba)

Soal dikatakan konsisten jika

xyr maka soal dikatakan tidak konsisten dan

harus di drop (dibuang).

(Budiyono, 2003: 65)

3) Uji Reliabilitas

Menurut Budiyono (2003: 65), “Suatu Instrumen disebut reliabel apabila

hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya

pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan

atau pada orang-orang yang berlainan pada waktu yang sama atau pada waktu

yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau

pada waktu yang berlainan”. Untuk menguji reliabilitas instrumen tes belajar

matematika yang berbentuk tes obyektif, perhitungan indeks reliabilitasnya

menggunakan rumus Kuder Richardson ( KR-20), yaitu sebagai berikut:

2

t

ii

2

t

11s

qps

1n

nr

dengan :

r11 : indeks reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen

pi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

qi : 1- p i , i : 1, 2, …N

2

ts : variansi total

(Budiyono, 2003: 69)

Page 53: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Soal dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika r11 > 0,7.

(Budiyono, 2003: 71).

Dalam penelitian ini instrument dikatakan mempunyai indeks reliabilas

yang baik jika r11 > 0,7.

c. Metode Angket

Definisi angket sama dengan definisi kuesioner. Suharsimi Arikunto

(2006 : 151) mendefinisikan “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui”.

Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk mengumpulkan

data mengenai gaya belajar siswa. Jawaban-jawaban angket menunjukkan gaya

belajar siswa.

Prosedur pemberian skor berdasarkan gaya belajar matematika siswa,

yaitu:

1) Untuk instrumen positif

a) Jawaban a, skor 4 menunjukkan gaya belajar matematika sangat sesuai

pada tipe tertentu.

b) Jawaban b, skor 3 menunjukkan gaya belajar matematika sesuai pada tipe

tertentu.

c) Jawaban c, skor 2 menunjukkan gaya belajar matematika kurang sesuai

pada tipe tertentu.

d) Jawaban d, skor 1 menunjukkan gaya belajar matematika tidak sesuai

pada tipe tertentu.

2) Untuk instrumen negatif

a) Jawaban a, skor 1 menunjukkan gaya belajar matematika tidak sesuai

pada tipe tertentu.

b) Jawaban b, skor 2 menunjukkan gaya belajar matematika kurang sesuai

pada tipe tertentu.

c) Jawaban c, skor 3 menunjukkan gaya belajar matematika sesuai pada tipe

tertentu..

Page 54: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

d) Jawaban d, skor 4 menunjukkan aktivitas gaya belajar matematika sangat

sesuai pada tipe tertentu.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini memiliki

kemampuan awal yang sama. Untuk menguji keseimbangan kedua sampel dipakai

uji t. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan diambil dari dokumentasi nilai

Ujian Mid Semester kelas VIII semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 untuk mata

pelajaran matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji

keseimbangan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap kemampuan

awal masing-masing sampel.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Hipotesis

H0 : 1 = 2 (kedua kelompok sampel berasal dari populasi seimbang)

H1 : 1 2 (kedua kelompok sampel berasal dari populasi tidak

seimbang)

b. Taraf signifikan ( ) = 0,05

c. Statistik uji yang digunakan :

21

21

11

)(

nns

XXt

p

~ )2( 21 nnt

2 22 1 1 2 2

1 2

( 1) ( 1)

2p

n s n ss

n n

dengan:

t : harga statistik yang diuji t ~ )2( 21 nnt

1X : rata-rata nilai UAS kelas VIII semester 1 kelas eksperimen

2X : rata-rata nilai UAS kelas VIII semester 1 kelas kontrol

s12 : variansi dari kelas eksperimen

s22 : variansi dari kelas kontrol

n1 : cacah anggota kelas eksperimen

Page 55: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

n2 : cacah anggota kelas kontrol

2

ps : variansi gabungan

ps : deviasi baku gabungan

d. Daerah kritik

DK = 2{t t t atau t > 2}t

e. Keputusan uji

H0 ditolak jika t DK

f. Kesimpulan

Jika H0 tidak ditolak maka kedua kelompok berasal dari populasi yang

seimbang.

(Budiyono, 2004: 151)

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan

metode Lilliefors dengan prosedur :

1). Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang bertdistribusi normal

2). Statistik Uji

L = max ii ZSZF

dengan :

iZF : iZZP , Z ~ N(0,1)

iZ : skor standar

s

XXZ i

i

s : variansi

Page 56: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

iZS : proporsi cacah Z iZ terhadap seluruh cacah iZ

iX : skor responden

3). Taraf Siginifikansi ( ) = 0,05

4). Daerah Kritik (DK)

DK = { L L > Lα:n } dengan n adalah ukuran sampel.

5). Keputusan Uji

Ho ditolak Jika Lhitung DK.

6). Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0

ditolak.

(Budiyono, 2004: 170-171)

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini

digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dengan prosedur

sebagai berikut:

1). Hipotesis

Ho : 2

1 =2

2 =… = 2

k dengan k = 2 pada metode mengajar,

k = 3 pada gaya belajar

H1 : Paling tidak ada satu 22

ji dengan i ≠ j

2). Statistik Uji yang digunakan :

k

1j

2

jj

2 logSf -RKG f.logC

2,203χ

dengan:

2

1)(k

2 χ~χ

k : banyaknya populasi.

f : derajat kebebasan untuk RKG : N – k

N : banyaknya data amatan (ukuran)

Page 57: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

fj : nj – 1 = derajat kebebasan untuk 2

jS ; j = 1,2, …, k

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

f

1 -

f

1

1) -3(k

1 1 c

j

j

i

f

SS RKG :

j

2

j2

jjn

XXSS ;

j

j2

jf

SSS

3). Taraf Signifikansi ( ) = 0,05

4). Daerah Kritik (DK)

DK = { 2χ 2χ > α2χ : k-1}

5). Keputusan Uji

Ho ditolak Jika 2χ hitung DK

6). Kesimpulan

a) Populasi-populasi homogen jika H0 diterima.

b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak

(Budiyono, 2004: 176-177)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan

sel tak sama digunakan untuk menguji signifikasi perbedan efek dua faktor A dan

B serta interaksi AB terhadap variable terikat. Model dari analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut :

jiijk βαμX + (αβ )ij + ijk

dengan :

Xijk : data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

: rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

i : efek baris ke-i pada variabel terikat

j : efek kolom ke-j pada variabel terikat

( )ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

ijk : error yang berdistribusi N (0,2)

Page 58: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

i : 1, 2, …, p ; p : cacah baris (A)

j : 1, 2, …, q ; q : cacah kolom (B)

k : 1, 2, …, nij ; nij : cacah data amatan pada setiap sel ij

(Budiyono, 2004: 207)

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama, yaitu :

a. Hipotesis

1) H0A : i = 0 untuk setiap i = 1, 2, … p (tidak ada pengaruh metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar matamatika)

H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol (ada perbedaan efek

antar baris terhadap variabel terikat)

2) H0B : j = 0 untuk setiap j = 1, 2, … q (tidak ada perbedaan efek antar

kolom terhadap variabel terikat)

H1B : paling sedikit ada satu j yang tidak nol (ada perbedaan efek antar

kolom terhadap variabel terikat)

3) H0AB : ( )ij = 0 untuk setiap i = 1, 2, … p dan j = 1, 2, … q (tidak ada

interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)

H1AB : paling sedikit ada satu ( )ij yang tidak nol (ada interaksi baris

dan kolom terhadap variabel terikat).

(Budiyono, 2004: 211)

b. Komputasi

1). Notasi dan Tata Letak Data

Tabel 3.2 Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi

B

A b1 b2 b3

a1

n11

X11k

n12

X12k

n13

X13k

Page 59: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

X 11

2

11X k

C11

SS11

X 12

2

12X k

C12

SS12

X 13

2

13X k

C13

SS13

a2

n21

X21k

X 21

2

21X k

C21

SS21

n221

X22k

X 22

2

22X k

C22

SS22

n1231

X23k

X 23

2

23X k

C23

SS23

Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan

B

A

b1 b2 b3 Total

a1 11AB 12AB

13AB A1

a2 21AB 22AB

23AB A2

Total B1 B2 B3 G

Sel abij memuat: Xij1; Xij2; …;Xijn

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-

notasi sebagai berikut :

nij : ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

: cacah data amatan pada sel ij

: frekuensi sel ij

hn : rataan harmonik frekuensi seluruh sel

ji, ij

h

n

1

pqn

N : cacah seluruh data amatan

Page 60: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

ji,

ijnN

SSij : jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

SSij =k ij

k

ijk

ijkn

X

X

2

2

ijAB : rataan pada sel ij = ij

k

ijk

n

X

Ai : Jumlah rataan pada baris ke-i =j

ijAB

Bi : Jumlah rataan pada kolom ke-j = i

ijAB

G : Jumlah rataan semua sel =ji,

ijAB = j

j

i

i BA

Rerata Harmonik frekuensi seluruh sel

ji, ij

h

n

1

pqn

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2),

(3), (4) dan (5) sebagai berikut :

pq

G 2

)1( j

j

p

B 2

)4(

ji

ijSS,

)2( ji

ijAB,

2)5(

i

i

q

A2

)3(

2). Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah

kuadrat, yaitu :

JKA = hn { (3) – (1) }

Page 61: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

JKB = hn { (4) – (1) }

JKAB = hn { (1) + (5) - (3) – (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

dengan :

JKA = jumlah kuadrat baris

JKB = jumlah kuadrat kolom

JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

3). Derajat kebebasan (dk) untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut

adalah :

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1) (q – 1)

dkT = N – 1

dkG = N – pq

4). Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing

diperoleh rataan kuadrat berikut

dkA

JKA RKA

dkB

JKB RKB

dkAB

JKAB RKAB

dkG

JKG RKG

c. Statistik Uji

- Untuk H0A adalah RKG

RKAFa

Page 62: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

- Untuk H0B adalah RKG

RKBFb

- Untuk H0AB adalah RKG

RKABFab

d. Taraf Signifikansi ( ) = 0,05

e. Daerah Kritik

1). Daerah kritik untuk Fa adalah DK { Fa Fa > F pqN1,pα, }

2). Daerah kritik untuk Fb adalah DK { Fb Fb > F pqN1,q:α }

3). Daerah kritik untuk Fab adalah DK { Fab Fab > F pqN1),1)(q(p:α }

f. Keputusan Uji

Ho ditolak jika Fhit DK

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis

Sumber jk dk Rk Fhit F

A(baris) JkA dkA RkA Fa F pqN1,pα,

B(kolom) JkB dkB RkB Fb F pqN1,q:α

AB JkAB dkAB RkAB Fab F pqN1),1)(q(p:α

Galat JkG dkG RkG - -

Total JkT dkT - - -

(Budiyono, 2004: 212-213)

4. Uji Komparasi Ganda

Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil

analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji

lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe.

Statistik Uji

a. Komparasi rataan tiap baris

Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel maka jika H0A

ditolak tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava antar baris. Untuk

mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih baik cukup dengan

membandingkan besarnya rerata marginal dari masing-masing model

Page 63: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pembelajaran. Jika rataan marginal untuk model pembelajaran kooperatif tipe

STAD lebih besar dari rataan marginal untuk model pembelajaran

konvensional berarti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikatakan

lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional atau

sebaliknya.

b. Komparasi rataan antar kolom

.j.i

2

.j.i

.j.i

n

1

n

1RKG

XXF

F.i-.j = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

.iX = rerata pada kolom ke-i

.jX = rerata pada kolom ke-j

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

n.i = ukuran sampel kolom ke-i

n.j = ukuran sampel kolom ke-j

dengan daerah kritik DK = {F | F > (q-1)F qpN1,q:α }

c. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

Fij-kj =

kjij

2kjij

n

1

n

1RKG

)XX(

Fij-kj = nilai Fobspada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj

ijX = rerata pada sel ij

kjX = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

dengan daerah kritik Dk = {Fij Fij.kj > (pq-1)F pqN1,:pqα }

Page 64: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

Fij-ik =

ikij

2ikij

n

1

n

1RKG

)XX(

Fij-ik = nilai Fhit pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

ijX = rerata pada sel ij

X ik = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

dengan daerah kritik Dk = {Fij Fij.ik > (p-1)F pqN1,:pα }

Page 65: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data skor uji coba dan skor pada sampel

penelitian yang masing-masing terdiri dari

1) Data skor tes prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan

sistem persamaan linier dua variabel

2) Data nilai angket gaya belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan

tersebut.

Setelah kedua data tersebut diperoleh selanjutnya data tersebut diuji.

Berikut ini uraian tentang data yang diperoleh.

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini berupa angket gaya

belajar matematika siswa dan tes prestasi belajar matematika siswa pada sub

pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

a. Hasil Uji Coba Angket Gaya Belajar Matematika Siswa.

1) Validitas isi angket uji coba

Uji Validitas isi dilakukan oleh dua orang validator yaitu guru

SMP N 15 Surakarta. Berdasarkan uji validitas isi yang dilakukan

validator dari 40 butir angket gaya belajar matematika semuanya

dinyatakan valid secara validitas isi karena memenuhi kriteria yang

diberikan setelah dilakukan beberapa revisi. (Hasil validasi dapat dilihat

pada Lampiran 12).

2) Konsistensi internal angket uji coba

Angket uji coba yang diujicobakan terdiri dari 40 butir soal

obyektif. Dari hasil uji konsistensi internal menggunakan rumus korelasi

produk moment diperoleh semua soal ( 34 butir soal soal) yang konsisten

dengan rhit dari 34 soal tersebut lebih dari 0,3. (Perhitungan selengkapnya

dapat dillihat pada lampiran 13).

Page 66: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3) Reliabilitas angket

Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha,

diperoleh hasil perhitungan r 11 = 0,892410244. Karena r 11 > 0,7 maka

instrumen angket gaya belajar matematika tersebut dikatakan baik dan

dapat digunakan dalam kaitannya dengan indeks reliabilitas. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14).

b. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar

1) Validitas isi soal uji coba tes prestasi belajar.

Tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan sistem

persamaan liner dua variabel terdiri dari 30 butir soal. Melalui dua orang

validator yaitu dua guru SMP N 15 surakarta diperoleh 30 soal dinyatakan

valid secara validitas isi karena memenuhi kriteria yang diberikan setelah

dilakukan beberapa revisi. (Hasil validasi dapat dilihat pada Lampiran 12 )

2) Konsistensi internal soal uji coba

Tes prestasi belajar yang diujicobakan terdiri dari 30 butir soal

tes obyektif. Dari hasil uji konsistensi internal menggunakan rumus

korelasi produk moment diperoleh semua soal ( 24 butir soal tes) yang

konsisten dengan rhit dari 24 soal tersebut lebih dari 0,3. (Perhitungan

selengkapnya dapat dillihat pada lampiran 13).

3) Reliabilitas soal uji coba

Dengan menggunakan rumus KR-20, diperoleh

801817403,011r . Karena r 11 > 0,7 maka instrumen tes prestasi belajar

matematika tersebut dikatakan baik dan dapat digunakan dalam kaitannya

dengan indeks reliabilitas. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 14 ).

Page 67: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika

Dari data prestasi belajar matematika siswa kemudian ditentukan ukuran

tendensi sentralnya yang meliputi rataaan ( X ), median (Me), Modus (Mo) dan

ukuran dispersi meliputi jangkauan (J) serta simpangan baku yang dapat

dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan

Sistem Persamaan linier Dua Variabel ( SPLDV )

Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok

Ukuran Tendensi

Sentral Ukuran Dispersi

X Mo Me Skor Min Skor Maks J S

Eksperimen 70,95 84 71 46 96 50 14,32

Kontrol 64,37 50 65 42 100 58 14,96

Keterangan : X : rataan J : jangkauan

Mo : modus s : standar deviasi

Me : median

3. Data Skor Gaya Belajar Matematika Siswa

Gaya belajar matematika siswa diukur menggunakan angket gaya belajar

matematika. Data hasil penelitian dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu gaya

belajar matematika tipe visual, gaya belajar matematika tipe auditorial, dan gaya

belajar matematika tipe kinestetik. Penentuan kategori didasarkan pada perolehan

skor siswa pada tipe gaya belajar matematika yang sesuai, yaitu:

1.) Siswa mempunyai skor tertinggi pada tipe tertentu menunjukkan

bahwa siswa tergolong tipe tersebut.

2.) Apabila terdapat dua tipe yang hasil skor tertinggi sama, maka siswa

tidak tergolong tipe yang mana pun.

3.) Jika ketiga tipe memiliki skor yang sama, maka siswa tidak tergolong

tipe yang mana pun

Page 68: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan data yang terkumpul, pada kelompok eksperimen terdapat 27

siswa tipe visual, 8 siswa tipe auditorial, 3 siswa tipe kinestetik. Sedangkan pada

kelompok kontrol terdapat 28 siswa tipe visual, 4 siswa tipe auditorial, 6 siswa

tipe kinestetik. Data gaya belajar matematika siswa tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Gaya Belajar Matematika Siswa

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran ).

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Pengujian Persyaratan Eksperimen

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai

kemampuan awal sama atau tidak. Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing

sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji

normalitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas

Sampel Lhit Ltab Keputusan Uji

1. Kelompok Eksperimen 0,1376 0,1437 H0 tidak ditolak

2. Kelompok Kontrol 0,1366 0,1437 H0 tidak ditolak

Dari tabel tampak bahwa harga Lhit untuk masing-masing sampel tidak

melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak ditolak yang berarti masing-masing sampel

tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21 dan lampiran 22).

Kategori Gaya Belajar Matematika Siswa

Visual Auditorial Kinestetik

Kelas Eksperimen 27 8 3

Kelas Kontrol 28 4 6

Page 69: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji-t diperoleh tobs = 0,9488.

Karena tobs = 0,9488 DK = {t | t < – 1,960 atau t > 1,960 maka H0 tidak

ditolak. Hal ini berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari

dua populasi yang memiliki kemampuan awal sama. Akibatnya dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut dalam keadaan

seimbang. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23).

2. Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel digunakan

pendekatan Lilliefors. Dengan menggunakan pendekatan Lilliefors diperoleh

harga statistik uji untuk taraf signifikan 0,05 pada masing-masing sampel

sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas

Sumber Lmaks Ltab Keputusan Uji

1. Kelompok Eksperimen 0,1021 0,1437 H0 tidak ditolak

2. Kelompok Kontrol 0,1385 0,1437 H0 tidak ditolak

3. Gaya Belajar Visual 0,1029 0,1195 H0 tidak ditolak

4. Gaya Belajar Auditorial 0,1628 0,242 H0 tidak ditolak

5. Gaya Belajar Kinestetik 0,1414 0,271 H0 tidak ditolak

Dari tabel tampak bahwa harga L = Maksimal {| F (Zi) - S (Zi) |} pada

kelompok eksperimen, kelompok kontrol, gaya belajar visual, gaya belajar

auditorial, gaya belajar kinestetik tidak melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak

ditolak. Hal ini berarti masing-masing sampel tersebut berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. ( Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 25, 26, 27, 28, dan 29).

Page 70: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang

homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dalam penelitian ini

digunakan metode Bartlett untuk uji homogenitas yang hasilnya disajikan pada

tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Homogenitas

Sumber 2

obs 2

tabel Keputusan Uji

Metode Pembelajaran 0,0385 3,841 H0 tidak ditolak

Gaya Belajar Siswa 1,3688 5,991 H0 tidak ditolak

Nilai statistik uji dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

adalah 2

obs = 0,0385 sedangkan 2

tabel untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah

2

1;05,0 = 3,841. Karena 2

obs = 0,0385 < 2

1;05,0 = 3,841 maka H0 tidak ditolak.

Hal ini berarti kedua kelompok tersebut homogen.

Nilai statistik uji dari kelompok siswa dengan gaya belajar visual,

auditorial, dan kinestetik adalah 2

obs = 1,3688 sedangkan 2

tabel untuk tingkat

signifikansi 0,05 adalah 2

2;05,0 = 5,991. Karena 2

obs = 1,3688 < 2

2;05,0 = 5,991

maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kedua kelompok tersebut homogen.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30 dan 31).

Page 71: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

JK dK RK Fobs Fa Keputusan

Metode (A) 513.2957 1 513.2957 2.3365 3.9928 Ho Tidak ditolak

Gaya belajar

(B) 274.4546 2 137.2273 0.6246 3.143 Ho Tidak ditolak

Interaksi

(AB) 160.8465 2 80.4233 0.3661 3.143 Ho tidak ditolak

Galat 15378.1554 70 219.6879 - - -

Total 16326.7522 75 - - - -

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.6 dapat diperoleh

informasi sebagai berikut :

1. Pada efek utama baris (A), H0A tidak ditolak.

Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode

konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

2. Pada efek utama kolom (B), H0B tidak ditolak.

Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang

mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar

kinestetik pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar matematika siswa.

Page 72: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3. Pada efek utama interaksi (AB), H0AB tidak ditolak.

Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode mengajar dan gaya

belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada sub pokok

bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 32

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama

diperoleh tabela F 3.9928 3365.2 F , sehingga H0A tidak ditolak. Hal ini berarti

tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan metode konvensional pada sub pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel.

Hasil perhitungan rerata skor prestasi belajar matematika siswa disajikan

pada tabel 4.7 berikut :

Tabel Rataan antar sel

Metode Pembelajaran

Gaya Belajar

Gaya Belajar Auditorial

Gaya Belajar Visual

Gaya Belajar Kinestetik

Rataan Marginal

Metode Konvensional (Ekspositori) 56.2500 65.8929 62.6667 64.3684

Metode Kooperatif tipe STAD 69.1250 72.0741 65.6667 70.9474

Rataan Marginal 64.8333 68.9273 63.6667

Dari rataan marginalnya memang menunjukkan bahwa rata-rata marginal kelas

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada rata-rata

marginal kelas dengan metode konvensional tetapi perbedaan rataan skor prestasi

belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Jadi

Page 73: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD tidak lebih baik daripada metode pembelajaran

konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Hipotesis pertama yang tidak didukung oleh data tersebut mungkin

disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu:

1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran karena masih

terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional,

2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD karena perlu mengkondisikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok dan dalam membimbing siswa dalam berdiskusi

kelompok masih perlu bimbingan lebih,

3) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas dan kuis

yang diberikan guru,

4) Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang hanya

mencontoh jawaban temannya yang pandai tanpa mau memahami konsepnya.

Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar

kegiatan belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.

2. Hipotesis Kedua

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama

diperoleh 70:2:05,0143,36246,0 FFobs , sehingga obsF bukan merupakan

anggota dari daerah kritik. Akibatnya H0B tidak ditolak yang berarti tidak ada

pengaruh kategori gaya belajar matematika siswa pada pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel, dengan kata lain semua kategori gaya belajar

matematika siswa memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Hipotesis kedua yang tidak didukung oleh data tersebut mungkin

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

a faktor dari dalam diri siswa sendiri, yaitu pada saat pengisian angket.

Dimungkinkan pada waktu pengisian angket siswa kurang memperhatikan apa

Page 74: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang ditanyakan sehingga jawaban siswa yang dituliskan kemungkinan juga

berbeda dengan kondisi yang sebenarnya terjadi pada diri masing-masing

individu siswa. Hal ini mengakibatkan nilai angket pada siswa tersebut kurang

menggambarkan kategori gaya belajarnya.

b faktor lain yang ikut mempengaruhinya adalah faktor diluar variabel

penelitian misalnya faktor tingkat intelegensi, masalah ekonomi, masalah

pribadi pada diri siswa yang mempengaruhi dalam kemampuan untuk

menyerap materi yang disajikan.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama

diperoleh Fab = 0,3661 < 3,143= F0,05;2;70, sehingga obsF bukan merupakan

anggota dari daerah kritik. Akibatnya H0AB tidak ditolak yang berarti tidak

terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel.

Penggunaan model kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi yang

sama dengan penggunaan metode konvensional (ekspositori) baik untuk

siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, maupun kinestetik pada sub

pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Dengan demikian dapat

diambil kesimpulan bahwa tidak ada interaksi antara metode pembelajaran

dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok

bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya

belajar matematika mungkin dikarenakan oleh siswa kurang bersungguh-

sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, maupun kurang jujur

dalam mengisi angket gaya belajar matematika.

Page 75: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Secara umum, tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode konvensional pada sub

pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel ( SPLDV ). Dari rataan

marginalnya memang menunjukkan bahwa rata-rata marginal kelas dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada rata-rata

marginal kelas dengan metode konvensional tetapi perbedaan rataan skor

prestasi belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

prestasi belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak lebih baik daripada metode

pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan

linier dua variabel (SPLDV ).

Tidak dipenuhinya hipotesis pertama mungkin disebabkan oleh banyak

faktor, diantaranya yaitu:

1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran yang

sebelumnya masih terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode

konvensional.

2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD karena perlu mengkondisikan

siswa ke dalam kelompok-kelompok dan dalam membimbing siswa

dalam berdiskusi kelompok masih perlu bimbingan lebih.

3) Peneliti kurang mampu membimbing semua kelompok saat kegiatan

diskusi berlangsung.

56

Page 76: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas dan

kuis yang diberikan guru.

5) Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang

hanya mencontoh jawaban temannya yang pandai tanpa mau

memahami konsepnya.

Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan

belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.

b. Tidak ada pengaruh kategori gaya belajar matematika siswa pada sub pokok

bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV), dengan kata lain

semua kategori gaya belajar matematika siswa memberikan pengaruh yang

sama terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel (SPLDV).

Hipotesis kedua yang tidak didukung oleh data tersebut mungkin

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1) Faktor dari dalam diri siswa sendiri, yaitu pada saat pengisian angket.

Dimungkinkan pada waktu pengisian angket siswa kurang

memperhatikan apa yang ditanyakan sehingga jawaban siswa yang

dituliskan kemungkinan juga berbeda dengan kondisi yang sebenarnya

terjadi pada diri masing-masing individu siswa. Hal ini mengakibatkan

nilai angket pada siswa tersebut kurang menggambarkan kategori gaya

belajarnya.

2) Faktor lain yang ikut mempengaruhinya adalah faktor diluar variabel

penelitian misalnya faktor tingkat intelegensi, masalah ekonomi,

masalah pribadi pada diri siswa yang mempengaruhi dalam

kemampuan untuk menyerap materi yang disajikan.

c. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel

(SPLDV). Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

Page 77: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

metode pembelajaran konvensional mempunyai prestasi yang tidak berbeda

untuk tiap kategori gaya belajar visual, audiotorial, kinestetik.

B. Implikasi

Berdasar atas kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, maka

penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun

secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan

prestasi belajar yang tidak lebih baik dengan pembelajaran matematika

menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal ini mungkin disebabkan

oleh banyak faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa di luar

kegiatan belajar-mengajar. Meskipun pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi

belajar yang tidak lebih baik dengan pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode pembelajaran konvensional namun ada beberapa kelebihan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun kelebihan tersebut antara lain:

guru dapat mengetahui perkembangan nilai siswa baik secara individu maupun

kelompok dan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat

penghargaan kelompok dimana hal tersebut dapat membantu membangkitkan

motivasi siswa dalam belajar dan bersaing secara sehat. Selain itu dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dapat belajar untuk bekerjasama untuk

kepentingan bersama.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kategori

gaya belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier

dua variabel, dengan kata lain semua kategori gaya belajar matematika siswa

memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar matematika pada sub

pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Namun demikian dengan

guru memperhatikan gaya belajar siswa diharapkan guru dapat memberikan

perlakuan yang tepat untuk siswa yang mempunyai gaya belajar visual, auditorial,

Page 78: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

maupun kinestetik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa.

.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru maupun

calon guru dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi

belajar siswa. Dengan memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi proses

belajar mengajar, guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, efektif dan

efisien serta memperhatikan gaya belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan sistem persamaan

linier dua variabel (SPLDV ). Misalkan untuk menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada sub pokok bahasan sistem persamaan linier dua

variabel (SPLDV ).

.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas maka ada beberapa saran

yang ditujukan pada guru, calon guru dan peneliti lain sebagai berikut:

a. Kepada kepala sekolah hendaknya menghimbau kepada guru agar guru mau

menerapkan dan menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat

membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar. Selain itu seorang kepala

sekolah juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung

kelancaran proses belajar mengajar.

b. Kepada guru dan calon guru bidang studi matematika khususnya untuk

Sekolah Menengah Pertama (SMP) hendaknya menggunakan metode yang

tepat dalam menyampaikan materi pelajaran matematika.

c. Kepada peneliti lain, mungkin dapat melakukan penelitian dengan peninjauan

lain misalnya kemampuan awal, minat belajar, kreativitas belajar, aktivitas

belajar, kedisiplinan, tingkat intelegensi dan lain-lain agar lebih dapat

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Selain itu

peneliti lain dapat meneliti pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe

Page 79: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE … · BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ( SPLDV ) DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 15 SURAKARTA 2010/2011 OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

STAD pada sub pokok bahasan lain selain sub pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel ( SPLDV ).

d. Kepada siswa hendaknya meningkatkan intensitas dan keaktifan belajar

matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar matematikanya.