Upload
andrygonius
View
229
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
preeklamsia eklamsia
Anatomi Patologi
Epidemiologi
• Penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia 6.6 juta wanita di Dunia
• 4 juta pertumbuhan janin terhambat• 30% prematuritas• Kejadian rekuren untuk prematuritas 12%
pertahun
Etiologi
Belum ada etiologi pasti namun diperkirakan• Implantasi plasenta dengan invasi trofoblas abnormal• Toleransi maladaptif antara maternal, paternal dan
kehamilan normal• Maladaptasi maternal terhadap kardiovaskular dan
perubahan inflamasi pada kehamilan normal• Faktor genetik baik gen predisposisi dan pengaruh
epigenetik
• Sumber: williams obstetric 24th edition
Faktor Resiko
• Kehamilan kembar• Penyakit trofoblas• Hidramnion• Diabetes melitus• Gangguan vaskular plasenta• Faktor herediter• Riwayat preeklamsia sebelumnya• Obesitas sebelum hamil
Patogenesis
Penyakit Vaskuler
Kegagalan Plasenta
Excessive TrophoblastGenetik
ImunologiInflamasi
Aktivasi endotelPG,NOEndothelin
Bahan Vasoaktif
CytokineLipid
Peroksidase
Pe Perfusi Uteroplasenta
Vasospasme Kebocoran kapiler Aktivasi koagulasi
Edema Proteinuria
Hemokonsentrasi Trombositopeni
a
HTKejangOligouriSolusio
Iskemia hepar
PATOFISIOLOGI
Diagnosis
• Hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang normotensive (<120/80) DITAMBAH
• Proteinuria ≥ 300 mg / 24 jam atau• Protein dan rasio kreatinin ≥ 0,3 atau• Dipstick +1 persisten
ATAU• Platelet < 100000 / µL• Kreatinin > 1,1 mg/dL atau 2x dari nilai kreatinin
normal apabila tidak ada kelainan ginjal yang ditemukan
• Serum AST dan ALT meningkat 2x dari nilai normal• Sakit kepala, gangguan visual, kejang• Edema paru
DD
• Hipertensi gestasional• Hipertensi kronis• Preeklamsia superimposed hipertensi
gestasional
Penunjang
• Pengukuran tanda – tanda vital• Analisis urin dipstick: untuk memastikan diagnosis
preeklamsia itu sendiri• Analisis kreatinin : protein urin dalam 24 jam• Asam urat: pada penurunan fungsi ginjal dengan
semakin berkurangnya GFR, maka level asam urat semakin meningkat
• LFT untuk memastikan diagnosis PE akibat sebab lain• Ultrasound sonography, CTG, BPP score untuk kesehatan
fetus
Treatment
• PEB ringan: Konservatif dengan memantau kesejahteraan ibu dan janin (Non stress test, BPP score, Biometri janin, dan pematangan paru janin). Pemberian vit C, E, aspirin dosis rendah (50-150 mg) / hari kalsium dan antioksidan
• PE berat indikasi terminasi kehamilan: kesejahteraan janin jelek, ada tanda impending eklamsia, HELLP Syndrome, kehamilan aterm, PEB prematur dengan tensi tidak terkendali
Apa yang harus dilakukan kalau menemukan PER ?
Ukur tekanan darah tiap 3 hari
Informasikan dan diskusikan dengan keluarga tentang penyakit dan prognosisnya
Jelaskan pada ibu dan keluarga pentingnya gizi seimbang
Mengukur BB ibu
Pengobatan suportif : Vitamin C & E, aspilet, kalsium, antioksidan
Beri pengertian tentang pemeriksaan kesejahteraan janin : USG & CTG
Apa yang harus dilakukan bila berkembang menjadi PEB ?
Menjelaskan pada suami dan keluarga bahwa kondisi ibu berbahaya
Merawat ibu di kamar khusus, hindari rangsangan bunyi dan cahaya
Pasang infus :RD 5 %
Memberikan obat pencegah kejang : MgSO4 atau Diazepam
Rujuk
Apa yang harus dilakukan kalau terjadi kejang ?
Baringkan ibu dengan kepala menyamping untuk menghindari resiko aspirasi dari sekresi, muntahan, atau darah
Pasang sudip lidah
Berikan O2 dan pasang infus RD 5 %
Berikan obat anti kejang : MgSO4 atau diazepam
Jaga ibu agar tidak terluka( jangan memfiksasi terlalu erat )
Setelah kejang lakukan aspirasi mulut dan oropharynx
Rujuk
Tatacara Pemberian Obat Anti Kejang
Magnesium Sufat ( MgSO4) → obat pilihan pertama
Awalan : MgSO4 20 % 20 cc bolus iv dalam waktu 5 menit Mg SO4 40% 10 cc encerkan menjadi 20 cc bolus iv dalam waktu 5 menit
Dilanjutkan MgSO4 40 % 20 cc terbagi masing-masing untuk bokong kanan
dan kiri im
30 menit
Rumatan : dosis 1-2 g/jam iv MgSO4 40 % 15 cc ( 6 g ) dalam 500 cc RD5 tetesan 30 tts / m MgSO4 40 % 25 cc (10g) dalam 500 cc RD5 tetesan 18 tts / m atau MgSO4 40 % 15 cc (6 g) dalam 500 cc RD5 tetesan 30 tts/m atau dengan MgSO4 40 % 10 cc im gantian bokong kanan dan bokong kiri tiap 6 jam sampai 24 jam post partum
Syarat Pemberian MgSO4 :
RR ≥ 16 kali/m
produksi urine ≥ 25 cc/jam
Reflex patella positif
Bila terjadi kejang ulangan setelah 15 menit pemberian MgSO4 sebelumnya :
→ berikan MgSO4 40 % 5 cc (2g) berikan iv pelan-pelan selama 5 menit
kesadaran
tensi
Nadi
Nafas
Produksi urine tiap 2 jam
DJJ tiap 30 menit
Tiap 30 menitObservasi
INGAT !!
Pada saat memutuskan memberikan MgSO4 harus tersedia anti dotumnya : CALCIUM GLUCONAS 10 %
Bila terjadi henti napas setelah injeksi MgSO4
bebaskan jalan napas injeksi Calcium gluconas 10 5 10 cc (1g) i v pelan-pelan sampai pernapasan kembali spontan
Anti Hipertensi
• Hydralazin• Labetalol (Anti Hypertensi) I.V 10 mg - 20 mg• Nifedipin
• Diuretic ------- Kontroversi, hanya diberikan pada kasus acute lung edema
• Intravenous Fluid Therapy RL 60 – 125 cc / jam
KOMPLIKASI ECLAMPSIA PULMONARY EDEMA
1. ASPIRASI PNEUMONITIS2. CARDIAC FAILURE
BLINDNESS (10 %)1. RETINAL DETASHMENT2. OCCIPITAL LOBE ISCHEMIA
INFARCTION EDEMA PROGNOSA BAIK DEATH
– INVASIVE CEREBRAL HAEMORHAGE
Komplikasi pengobatan
• Bayi lahir preterm • Gangguan fungsi ginjal• Henti nafas
Edukasi pasien
PENCEGAHAN
1.Primer- Hindari terjadinya penyakit- Hilangkan faktor risiko dengan :
- Tidak hamil- intervensi faktor risiko di luar
proses kehamilan misalnya gizi sulit dilakukan
2. Sekunder- Cegah berkembangnya & memberatnya penyakit DETEKSI DINI
- MAP ( bila > 85 mmHg)
MAP = S+ 2D 3
-Roll Over test ( Bila beda diastolik > 15 mmHg )-Obese : BMI = BB = > 25
TB2
-(+) Faktor risiko intervensi
3
-Tirah baring satu sisi- Diet asam lemak tak jenuh- Obat anti enzim cyclooksigenase- Obat antioksidan
3. Tersier- Obati penyakit dan cegah komplikasi
INTERVENSI