106
PS-03 SUPERVISI AKADEMIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAHAN AJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK PENGAWAS SEKOLAH

ps-03-supervisi-akademik-2

Embed Size (px)

Citation preview

PS-03SUPERVISI AKADEMIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJARIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013UNTUK PENGAWAS SEKOLAHPUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2014

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013PENGAWAS SEKOLAH

SUPERVISI AKADEMIKPUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANTAHUN 2014Pusat Pengembangan Tenaga KependidikanKomplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174website: http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/pusbangtendikemail: [email protected] BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANPengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru merupakan tiga pilar penting dalam mewujudkan implementasi Kurikulum 2013. Efektivitasnya sangat bergantung pada kesesuaian kompetensi ketiganya dengan kebutuhan mewujudkan target yang diharapkan pada tingkat satuan pendidikan. Peningkatan kompetensi melalui penyelenggaraan pelatihan merupakan kegiatan strategis yang perlu disertai dengan langkah penjaminan bahwa ketiga pilar mutu pelaksanaan kurikulum yang terukur dan sistematis.

Implementasi kurikulum 2013 berimplikasi terhadap kebutuhan peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan tiga pilar penjamin mutu. Untuk merespon kebutuhan itu Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan telah menyusun Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Materi yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan peserta pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum

2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Materi Pokok Pelatihan

Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah terdiri atas Manajemen

Implementasi Kurikulum 2013, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013, dan Kepramukaan. Sedangkan Materi Pokok Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas

Sekolah terdiri atas Supervisi Manajerial Implementasi Kurikulum 2013,

Manajemen Implementasi Kurikulum 2013, Supervisi Akademik Implementasi

Kurikulum 2013, dan Kepramukaan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas dedikasi tinggi para penyusun materi dan penelaah materi. Terima kasih saya sampaikan kepada pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif sehingga terselesaikan materi tersebut.

Semoga keberadaan materi dan seluruh perangkat pelatihan lainnya dapat berkontribusi positif terhadap efektivitas penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Jakarta, Januari 2014

Kepala Badan PSDMPK dan PMP

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. NIP 196202031987031002

Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi pelatihan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Materi pelatihan merupakan muatan wajib yang digunakan oleh nara sumber, instruktur nasional dan kepala sekolah serta pengawas sekolah sasaran dalam meningkatkan kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Materi pelatihan kepala sekolah meliputi manajemen implementasi kurikulum 2013, supervisi akademik, manajemen kepemimpinan sekolah dan kepramukaan. Sedangkan materi pelatihan pengawas sekolah meliputi manajemen implementasi kurikulum 2013, supervisi akademik, supervisi manajerial dan kepramukaan.

Materi pelatihan ini merupakan salah satu sumber belajar sehingga peserta pelatihan diharapkan dapat memperkaya diri dengan referensi lain yang relevan. Materi yang disusun ini telah diupayakan untuk menjawab beberapa prinsip dan tujuan utama. Pertama, materi ini diharapkan dapat menunjang pengembangan kompetensi pengawas sekolah yang diturunkan dari kebutuhan pelaksanaan kurikulum 2013 pada seluruh level satuan pendidikan. Kedua, setiap materi menunjang sikap keberterimaan, pengetahuan, dan keterampilan serta menumbuhkan daya inisiatif untuk merencanakan strategi dan implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan evalausi pengawasan dan pembinaan sekolah sesuai kebutuhan khas implementasi kurikulum 2013. Ketiga, materi yang dipelajari dapat mengurangi resistensi pada implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Keempat, seluruh materi pelatihan dapat berkontribusi positif terhadap pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kompetensi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Kelima, menyelaraskan seluruh kompetensi yang dikembangkan untuk menunjang penjaminan mutu kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas dedikasi tinggi para tim pengembang materi, penyusun Prosedur Operasional Standar dan pengembang perangkat pelatihan lainnya. Terima kasih pula saya sampaikan kepada seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, konsultan, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam penyusunan materi ini.

Semoga materi pelatihan ini dapat membantu nara sumber, instruktur nasional, kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dan secara khusus bermanfaat sebagai referensi bagi nara sumber dan instruktur pada pelatihan implementasi kurikulum 2013.

Jakarta, Januari 2014

Kepala PusbangtendikDr. Muhammad Hatta, M.Ed.NIP.195507201983031003

Sambutan .............................................................................................ii Kata Pengantar .................................................................................... iii Daftar Isi .............................................................................................iv Peta Konsep ........................................................................................ vii Glosarium .......................................................................................... viii I Pendahuluan ................................................................................... 1

A. Petunjuk Pembelajaran ................................................................ 1

B. Kompetensi Yang Akan Dicapai..................................................... 1

C. Ruang Lingkup Materi .................................................................. 1

D. Langkah-Langkah Pembelajaran ................................................... 2

II Kegiatan Pembelajaran 1: KONSEP, PRINSIP, PROSEDUR, DAN TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK .......................................................................... 3

A. Deskripsi Materi ........................................................................... 3

B. Tujuan Pembelajaran ................................................................... 3

C. Uraian Materi............................................................................... 3

1. Pengertian Supervisi Akademik........................................................ 3

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik ............................................. 4

3. Prinsip-prinsip supervisi akademik ................................................... 4

4. Prosedur supervisi akademik ........................................................... 5

5. Teknik Supervisi Akademik.............................................................. 5

D. Aktifitas Pembelajaran ................................................................. 9

E. Penilaian ................................................................................... 10F. Rangkuman ............................................................................... 10G. Refleksi ..................................................................................... 10III Kegiatan Pembelajaran 2: MODEL SUPERVISI AKADEMIK ................ 11A. Deskripsi Materi ......................................................................... 11B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 11C. Uraian Materi............................................................................. 111. Model supervisi konvensional .........................................................112. Model supervisi artistik ..................................................................123. Model supervisi ilmiah ...................................................................124. Model supervisi klinis.....................................................................12D. Aktifitas Pembelajaran ............................................................... 14E. Penilaian ................................................................................... 14F. Rangkuman ............................................................................... 14G. Refleksi ..................................................................................... 14IV Kegiatan Pembelajaran 3: RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK........ 15A. Deskripsi Materi ......................................................................... 15B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 15C. Uraian Materi............................................................................. 151. Pengertian Rencana Pengawasan Akademik (RPA) ...........................162. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPA .....................................................163. Komponen dan Sistematika RPA .....................................................164. Prosedur Penyusunan Perencanaan Pengawasan .............................19D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................... 19E. Penilaian ................................................................................... 21F. Rangkuman ............................................................................... 21G. Refleksi ..................................................................................... 21V Kegiatan Pembelajaran 4: INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK ........ 22A. Deskripsi Materi ......................................................................... 22B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 22C. Uraian Materi............................................................................. 221. Pengertian Instrumen....................................................................222. Prosedur Pengembangan Instrumen Supervisi Akademik ..................233. Teknik Mengembangkan Instrumen ................................................244. Jenis InstrumenSupervisi Akademik ................................................245. Model Instrumen Pengawasan .......................................................25D. Aktifitas Pembelajaraan.............................................................. 33E. Penilaian ................................................................................... 37F. Rangkuman ............................................................................... 37G. Refleksi ..................................................................................... 37VI Kegiatan Pembelajaran 5: SIMULASI SUPERVISI AKADEMIK ............ 38A. Deskripsi Materi ......................................................................... 38B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 38C. Uraian Materi............................................................................. 38D. Aktifvitas Pembelajaran .............................................................. 41E. Penilaian ................................................................................... 44F. Rangkuman ............................................................................... 44G. Refleksi ..................................................................................... 45VII KEGIATAN PEMBELAJARAN 6: Program Tindak Lanjut .................... 46A. Deskripsi Materi ......................................................................... 46B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 46C. Uraian Materi............................................................................. 461. Pembinaan ...................................................................................472. Penyempurnaan Instrumen Supervisi..............................................483. Cara Melaksanakan Tindak Lanjut ..................................................48D. Aktivitas Pembelajaran. .............................................................. 49E. Penilaian ................................................................................... 50F. Rangkuman ............................................................................... 50G. Refleksi ..................................................................................... 50Daftar Pustaka ................................................................................... 51Peta Konsep

Supervisi Akademik viiGlosariumAchieveable, program-program yang dirancang terjangkau untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada.

Causal-conference percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru

Classroom-conference percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika peserta didik sedang meninggalkan kelas (istirahat).

Coach pelatih, pendamping, pembina

Coachee orang yang mendapat pelatihan, pendampingan, dan pembinaan dari coach

Coaching proses pendampingan.kepada seseorang (guru atau kepala sekolah) yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya

Content Validity instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur

Face Validity kalimat dalam instrumen mempunyai struktur yang benar sehingga tidak bias

GROW ME model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia

Instrumen supervisi alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan supervisi

Observational visitation.

percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

Office-conference. percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru

Measureable program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.

Program supervisi dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemantauan dalam rangka.membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Program tindak lanjut penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti bimbingan teknis/penataran lebih lanjut

Realistics program-program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta tidak mengada-ada

Specific program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan mencakup bidang tertentu secara khusus.

Supervisi. supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.

Supervisi akademik supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

Supervisi artistik model supervisi yang mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for the other), bekerja dengan orang lain (working.with the other), dan bekerja melalui orang lain (working trough the other).

Supervisi ilmiah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket

Supervisi konvensional model supervisi yang menganut paham.bahwa supervisor sebagai seseorang yang memiliki power untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru

Supervisi klinis supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah dari guru yang disampaikan kepada supervisor

Time Bound program yang dirancang memiliki batasan waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas

Supervisi Akademik ixI PendahuluanA. Petunjuk PembelajaranUntuk dapat memahami dengan baik dan agar tidak salah pengertian dalam memahami materi dalam bahan ajar ini, Saudara perlu mengikuti petunjuk pembelajaran berikut ini:

1. Perhatikan dengan baik kompetensi, tujuan,dan indikator yang hendak dicapai dalam mempelajari bahan ajar ini.

2. Pelajari dan pahami dengan seksama uraian materi di setiap bagian bahan ajar ini secara berurutan dari awal sampai akhir.

3. Jika menemui kesulitan dalam memahami materi bahan ajar ini dapat didiskusikan dengan teman sejawat, atau dapat minta bimbingan

pada fasilitator.4. Setelah selesai mempelajari modul pada bagian ini, Saudara dapat mengerjakan latihan yang telah disediakan.

B. Kompetensi Yang Akan DicapaiSetelah mengikuti pelatihan, pengawas sekolah mampu;

1. Menyusun instrumen supervisi akademik

2. Melaksanakan supervisi akademik sesuai rencana

3. Membuat program tindak lanjut.C. Ruang Lingkup MateriMateri yang dibahas dalam bahan ajar ini untuk setiap kegiatan belajar dan alokasi waktu pembelajarannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Kegiatan BelajarKe:MateriAlokasiWaktu

1Konsep, Prinsip, Prosedur dan Teknik

Supervisi Akademik.15

2Model Supervisi Akademik30

3Rencana Pengawasan Akademik90

4Instrumen Supervisi Akademik180

5Simulasi Supervisi Akademik180

6Evaluasi dan Program Tindak lanjut45

D. Langkah-Langkah PembelajaranPendahuluanRefleksi melalui tanya jawab pelaksanaan Supervisi Akademik yang telah dilaksanakan di sekolah binaan.

Kegiatan Inti Revieuw pemahaman prosedur dan teknik supervisi akademik melalui pendekatan andragogi

Membuat Rencana Pengawasan Akademik (RPA)

Mengembangkan instrumen observasi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Simulasi observasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Membuat program tindak lanjutPenutupKonfirmasi, refleksi dan evaluasi bersama antara peserta dengan fasilitator tentang jalannya pelatihan.

IIKegiatanPembelajaran1:KONSEP,

PRINSIP,PROSEDUR,DANTEKNIK

SUPERVISIAKADEMIK

A. Deskripsi MateriBahan belajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur, dan teknik Supervisi akademik. Manfaat bagi pengawas sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain: 1) dapat memberikan arah yang jelas dalam pelaksanaan supervisi akademik; 2) meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) meningkatkan kepercayaan diri pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik. Dengan demikianharapan untuk mewujudkan pengawas sekolah professional dapat terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

B. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan simulasi peserta pelatihan dapat menjelaskan:

1. Konsepsupervisi akademik.2. Prinsip supervisi akademik.

3. Prosedur dan teknik supervisi akademik.

C. Uraian Materi1. Pengertian Supervisi AkademikSupervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya.

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademikSupervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987). Tujuan supervisi akademik dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini.

PengembanganProfesionalismePenumbuhanMotivasi

TIGA TUJUAN SUPERVISI

PengendalianMutuGambar 1 Segitiga Tujuan SupervisiSelain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential function)

dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk.,1981; dan Glickman, et al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme

guru.3. Prinsip-prinsip supervisi akademikProses pelaksanaan supervisi memiliki beberapa prinsip, diantaranya:

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen. d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yangmungkin akan terjadi.

f.Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

i.Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor

l.Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah).

m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas (Dodd, 1972)

4. Prosedur supervisi akademikProsedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam bidang akademik dengan cara memilih pendekatan, metoda, dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas: (1) Tahap Persiapan, meliputi: (a) menyiapkan instrumen dan (b) menyiapkan jadwal bersama, (2) Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung, (3) Tahap Pelaporan, meliputi: (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, (b) menganalisishasil supervisi, (c) mengevaluasi bersama antara supervisor dengan kepala sekolah danguru, dan (d) membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan, (4) Tahap Tindak lanjut, meliputi: (a) mendisukusikan dan membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan (c) mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada kepala sekolah dan guru.

5. Teknik Supervisi AkademikTeknik supervisi akademik terdiri atas dua macam, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Secara umum teknik supervisi akademik ditunjukan pada diagram berikut:

SUPERVISI INDIVIDUAL

a. Kunjungan kelas

b. Kunjungan observasi c. Pertemuan individual d. Kunjungan antar kelas

TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK

SUPERVISI KELOMPOK

a. Pertemuan atau rapat b. Diskusi kelompok

c. Mengadakan pelatihan- pelatihan

Gambar 2. Bagan Teknik Supervisi Akademik

a. Teknik supervisi individualTeknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual terdiri atas lima macam yaitu kunjungan kelas,observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri

1) Kunjungan kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk membantu guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas adalah sebagai berikut:

a)dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya,

b) atas permintaan guru bersangkutan,c) sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan d) tujuan kunjungan harus jelas.

Adapun tahapan kunjungan kelas meliputi:

a)Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.

b)Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.

c)Tahap akhir kunjungan, pada tahap ini supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil observasi.

d) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

Teknik supervisi individual melalui kunjungan kelas harus menggunakan enam kriteria, yaitu memiliki tujuan-tujuan

tertentu, mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru, menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif, terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian, pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran; danpelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

2) Observasi kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara lebih teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah usaha-usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Karena pelaksanaan observasi kelas melalui tahapan persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi, dan tindak lanjut, maka pelaksana supervisi sebaiknya 1) sudah siap dengan instrumen observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan 3) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

3) Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah:

a)memberikan kemungkinan peningkatan kompetensi guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi;

b) mengembangkan strategi pembelajaranyang lebih baik;c)memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan

(percakapan) individual sebagai berikut:

a)classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika peserta didik-peserta didik sedang meninggalkan kelas (istirahat).

b)office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat

digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.c)causal-conference, yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru

d)post observational visitation, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas

atau observasi kelas.Pada teknik pertemuan individual supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.

4) Kunjungan antar kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas, yaitu:

a) harus direncanakan;

b) guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;

c) tentukan guru-guru yang akan mengunjungi;

d) sediakan segala fasilitas yang diperlukan;e) supervisor hendaknya mengamati kegiatan ini dengan cermat; f) pastikan ada tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi,

penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu;

g)segera aplikasikan di sekolah atau di kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;

h) buat rencana untuk mengadakan kunjungan antar kelasberikutnya.

b. Teknik Supervisi kelompokTeknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu atau bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn (1961), ada tiga belas (13) teknik supervisi kelompok yaitu kepanitiaan, kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru, lokakarya atau konferensi kelompok.

Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang pengawas sekolah

harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampumembina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk

menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang pengawas sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar pengawas sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru

D. Aktifitas PembelajaranReviu pemahaman materi tentang konsep, prinsip, prosedur dan teknik supervisi akademik melalui tanya jawab.

E. Penilaian1. Penilaian sikapmeliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.

2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.

3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.

F. RangkumanPemahaman konsep, prinsip, prosedur, dan teknik supervisi akademik merupakan modal utama bagi pengawas agar pelaksanaan supervisi akademik dapat berlangsung secara efektif dan efesian. Melalui pemahaman tersebut pelaksanaan supervisi akademik dapat mencapai sasaran yang tepat dan berdampak positif terhadap penilaian kinerja guru dan peningkatan mutu pendidik.

G. Refleksi1)Apa yang telah Saudara pahami dan peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini?

2) Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah kegiatan ini?3)Rencana seperti apa yang akan Saudara kembangkan dari materi ini dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah binaan Saudara.

.

III Kegiatan Pembelajaran 2: MODELSUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi MateriBahan ajar ini memuat materi model-model supervisi yang secara praktis sering digunakan dalam pelaksanaan supervisi akademik. Manfaat yang dapat diraih oleh pengawas sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain:

1) untuk mengkaji model-model supervisi akademik; 2) untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan model supervisi dalam pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) untuk memilih dan menentukan model supervisi yang sesuai

dengan kebutuhan guru dalam pelaksanaan supervisi akademik.B. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu: 1) menjelaskan model-model supervisi akademik, dan 2) membedakan model supervisi konvensional dan supervisi klinis.

C. Uraian MateriDalam pelaksanaan supervisi akademik, pengawas sekolah harus memahami model-model supervisi sebagai bekal pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) untuk menjalankan tugas pengawasannya. Menurut Makawimbang (2011), dalam praktek supervisi pendidikan dikenal beberapa model supervisi pendidikan yang diimplementasikan oleh supervisor (pengawas sekolah) dalam pelaksanaan tugasnya. Setiap model supervisi memiliki karakteristik, oleh karena itu penggunaan model supervisi dalam pelaksanaanan tugas kepengawasan tentunya ada yang sesuai dengan sasaran yang akan disupervisi (compatible)sehingga pelaksanaan supervisi dapat berlangsung secara efektif dan efesien dan ada pula yang tidak sesuai dengan kondisi sasaran (uncompatible) sehingga pelaksanaaan supervisi kurang berjalan sesuai dengan harapan. Dengan demikian, ketrampilan memilih model supervisi sangat penting bagi pengawas agar kegiatan supervisi dapat berjalan sesuai dengan harapan.Menurut Sahertian (2008), model supervisi terdiri dari:

1. Model supervisi konvensionalModel supervisi konvensional adalah model supervisi yang menganut paham bahwa supervisor sebagai seseorang yang memiliki power untuk

menentukan nasib kepala sekolah dan guru. Dalam praktek supervisinya supervisor dengan gaya konvensional akan mencari-cari kesalahan kepala sekolahdan guru bahkan sering kali memata-matai guru. Perilaku memata- matai ini disebut dengan istilah snoopervision atau juga sering disebut supervisi korektif.

2. Model supervisi artistikModel supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif. Seperti diungkapkan oleh Jasmani dan Mustofa (2013) model supervisi artistik mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for the other), bekerja dengan orang lain (workingwith the other), dan bekerja melalui orang lain (working trough the other). Oleh karena itu, pelaksanaan supervisi tentunya mengandung nilai seni (art)

Menurut Sergiovannimodel supervisi artistic memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

a. Memerlukan perhatian agar lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara.

b. Memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup.c. Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru-guru dalam rangka mengembangkan pendidikan bagi generasi muda

d. Menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas.

e. Memerlukan suatu kemampuan berkomunikasi yang baik dalam cara mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang dapat

membuat orang lain menangkap dengan jelas ciri ekspresi yang diungkapkan itu.

f. Memerlukan kemampuan untuk menafsirkan makna dari peristiwayang diungkapkan.

3. Model supervisi ilmiahModel supervisi ilmiah adalah sebuah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket.

Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a. Dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan.

b. Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu. c. Menggunakan instrumen pengumpulan data.

d. Dapat menjaring data yang obyektif.4. Model supervisi klinisSupervisi klinis adalah supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah dari guru yang disampaikan kepada supervisor. Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan pembelajaran dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan,

pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

Ciri-ciri supervisi klinis:

Bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah.

Sehingga tercipta hubungan manusiawi, yang pada akhirnya guru- guru memiliki rasa aman.

Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri karena dia memang membutuhkan bantuan itu.

Satuan tingkah laku pembelajaran yang dimiliki guru merupakan satuan yang terintegrasi, sehingga terlihat kemampuan apa, keterampilan apa yang spesifik yang harus diperbaiki.

Suasana dalam pelaksanaan supervisi adalah suasana yang penuh kehangatan, kedekatan, dan keterbukaan.

a. Prinsip-prinsip supervisi klinis

1) Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasar atas inisiatif dari para guru terlebih dahulu.

2) Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa kesejawatan.

3) Ciptakan suasana terbuka dimana setiap orang bebas mengemukakan apa yang dialaminya.

4) Objek kajian adalah kebutuhan professional guru.5) Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diperbaiki.

b.

Langkah-langkah dalam supervisi klinis melalui tiga tahap sebagai berikut:

1) Pertemuan awalPada tahap ini, guru menyampaikan keluhannya kepada supervisor dan pada tahap ini perlu membangun komunikasi, menyatukan persepsi, menciptakan suasana yang harmonis,

terbuka, dan akrab. Selain itu didiskusikan rencana untukmelakukan observasi terhadap guru tersebut, dan menentukan fokus observasi, instrumen observasi dan menentukan teknik pelaksanaan observasi.

2) Observasi

Pada tahap pelaksanaan observasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah disetujui pada tahap awal. Selama guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan pedoman yang telah disiapkan dan disepakati bersama, supervisor mengobservasi dan mencatat penampilan guru dengan menggunakan instrumen observasi yang telah disiapkan.

3) Pertemuan akhirSetelah observasi kelas selesai, supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi keterampilan-keterampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan. Pada

tahap ini supervisor mengevaluasi dan menganalisis semua proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki unjuk kerja guru. Selanjutnya supervisor menjelaskan dan menunjukkan hasil observasi dan membuat kesimpulan dari hasil observasi tersebut.

D. Aktifitas PembelajaranMelakukan reviu pemahaman materi model-model supervisi akademik melalui tanya jawab

E. Penilaian1. Penilaian sikap meliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.

2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.

F. RangkumanSecara konseptual terdapat beberapa model supervisi, tinggal bagaimana supervisor memilih model yang tepat untuk melaksanakan supervisi. Model supervisi akademik yang biasanya digunakan adalah (1) model konvensional, (2) model artistik, (3) model ilmiah, dan (4) model klinis. Setiap model mempunyai karakteristik yang berbeda, dan masing-masing model mempunyai kelemahan dan kelebihan sehingga supervisor sebaiknya cermat dan penuh pertimbangan dalam menggunakan model supervisi jika akan menggunakan suatu model.

G. Refleksi1. Setelah Saudara mengikuti kegiatan belajar 2 ini, bagaimana cara Saudara menentukan penggunaan model supervisi?

2. Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah kegiatan ini?3. Adakah hal-hal baru yang Saudara peroleh yang dapat di implementasikan dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah binaan Saudara?

IV Kegiatan Pembelajaran 3: RENCANAPENGAWASAN AKADEMIKA. Deskripsi MateriBahan belajar ini memuat materi Rencana Pengawasan Akademik. Materi rencana pengawasan akademik memuat unsur-unsur yang akan dilaksanakan oleh pengawas sekolah dalam kurun waktu tertentu pada saat melaksanakan supervisi akademik di sekolah binaan. Manfaat yang dapat diraih oleh pengawas sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain: 1) agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, jelas, terarah, dan berkesinambungan dengan kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada periode sebelumnya; dan 2) untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan simulasi pesertapelatihan dapat:

1. Menjelaskan fungsi rencana pengawasan akademik2. Membuatrencana pengawasan akademik

C. Uraian MateriPerencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan jangka waktu atau periode kerja penggunaannya, program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester (c) rencana pengawasan akademik (RPA) dan (d) rencana pengawasan manajerial (RPM). Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun yang disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu kabupaten/kota untuk setiap jenjang pendidikan. Program pengawasan semester merupakan penjabaran dari program pengawasan tahunan pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester yang disusun oleh masing-masing pengawas, penyusunannya disesuaikan dengan kondisi obyektif sekolah binaanya masing-masing.

Selanjutnya program semester dijabarkan secara rinci dan sistematis untuk dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, dituangkan dalam rencana pengawasan akademik (RPA).

1. Pengertian Rencana Pengawasan Akademik (RPA)Rencana pengawasan akademik merupakan penjabaran dari program semester kedalam rencana kegiatan yang disusun secara rinci dan sistematis dengan menggunakan prinsip SMART dan dirancang untuk dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Di samping itu rencana pengawasan akademik dapat juga diartikan sebagai rencana kegiatan pengawasan yang dikembangkan secara rinci berdasarkan tugas pokok pengawas sekolah yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terutama bagi guru dalam melaksanakan tugas pokok terkait dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian, hasil belajar. Penyusunan rencana pengawasan akademik dilakukan pada setiap awal tahun pelajaran, atau awal semester dengan maksud agar RPA telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan supervisi akademik.

2. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPASebagai bagian dari tahapan implementasi program kerja pengawasan, penyusunan rencana pengawasan akademik hendaknya memperhatikan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and Time Bound), yaitu;

a. Specific, artinya program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan mencakup bidang tertentu secara khusus.

b. Measureable, artinya program-program dan kegiatan-kegiatan yang

dipilih dapat diukur pencapaiannya.c. Achieveable, artinya program-program yang dirancang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada.

d. Realistics artinya program-program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta tidak

mengada-ada.e. Time Bound, artinya program yang dirancang memiliki batasan waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas.

3. Komponen dan Sistematika RPAKomponen yang terdapat dalam rencana pengawasan akademik paling sedikit memuat:

a. Fokus MasalahFokus masalah berisi rencana materi pokok kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan terkait dengan kompetensi guru yang akan ditetapkan sebagai bahan pemantauan delapan SNP, pembinaan, dan pembimbingan pada saat melaksanakan supervisi akademik.

b. Tujuan

Tujuan dirumuskan secara jelas (tidak menimbulkan penafsiran ganda), dan berorientasi pada peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran

c. Strategi/ Metode,Strategi/metode/teknik dipilih berdasarkan kebutuhan pelaksanaan kegiatan pengawasan yang sesuai.

d. Skenario kegiatanSkenario pembinaan, ditulis secara runtut langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan pengawasan yang sesuai dengan

strategi/metode/teknik pengawasan yang digunakan.

e. Sumber Daya,

Sumber daya, berisikan alat dan bahan kegiatan yang relevan (LCD, permen, juklak, juknis, pedoman).

f. Penilaian,Penilaian dan instrumen diisi dengan jenis penilaian dan instrumen relevan yang digunakan.

g. Tindak Lanjut.Rencana tindak lanjut berisi tindakan rasional dan operasional, misalnya melalui konsultasi, diskusi, contoh, diklat/PKB.

h. Waktu

Waktu berisi hari/tanggal dan jumlah jam yang diperlukan. i. Tempat/Sekolah/Sasaran

Tempat / Sekolah berisi nama dan jenjang sekolah serta jumlah guru dan kepala sekolah sasaran.

Sistematika Rencana Pengawasan akademik dapat dilihat pada model format supervisi akademik berikut ini.

MODEL FORMAT RENCANA KEPENGAWASAN SUPERVISI AKADEMIK

A. Aspek/Fokus Masalah : B. Tujuan : C. Indikator :

D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan :

E. Setting : SD/SMP/SMA/SMK*)F.Strategi/Metode kerja /Teknik : Supervisi

G. Skenario Kegiatan;No.PertemuanKegiatanAlokasiWaktu

1.Awal

2.Inti

3.Akhir

H. Sumber daya yang diperlukan;I.Penilaian dan Instrumen

H. Rencana Tindak Lanjut;Mengetahui;

,2014Kepala Dinas Pendidikan Pengawas

Catatan:

Pilih/coret yang tidak diperlukan

4. Prosedur Penyusunan Perencanaan PengawasanDengan memperhatikan langkah pokok perencanaan (Stoner, 1992), terdapat empat tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan pengawasan sekolah termasuk rencana pengawasan akademik meliputi:

a. Menetapkan tujuan atau seperangkat tujuan b. Menentukan situasi pada saat ini

c. Mengidentifikasi pendukung dan penghambat tujuand. Mengembangkan seperangkat tindakan untuk mencapai tujuan

Tujuan berkaitan dengan pengembangan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang merupakan kondisi ideal yang diharapkan sesuai dengan tuntutan regulasi terkait dengan profesionalisme guru. Kondisi saat ini merupakan gambaran profil kompetensi guru. Pendukung merupakan unsur-unsur penting baik berupa sarana prasarana, lingkungan, maupun sumberdaya lain yang dapat menjadi katalisator untuk mempercepat pelaksanaan pembinaan dalam mengembangkan kompetensi guru. Sedangkan penghambat dapat berupa situasi dan kondisi internal guru seperti kemampuan dan motivasi kerja. Seperangkat tindakan antara lain berkaitan dengan pemilihan strategi dan media yang dapat digunakan dalam pembinaan dan pembimbingan guru

D. Aktivitas Pembelajaran1. Peserta dibagi dalam kelompok, masing-masing beranggotakan lima orang

2. Masing-masing kelompok menganalisis model RPA yang diberikan oleh fasilitator

3. Setiap kelompok mendiskusikan hasil analisis model RPA dalam kelompok4. Setiap kelompok menyusun RPA untuk pelaksanaan supervisi akademik menggunakan LK berikut ini.

08.LK2.1 RPAMateri :Rencana Pengawasan Akademik (RPA)Kegiatan : Mereview Rencana Pengawasan Akademik (RPA) Petunjuk Kegiatan:1. Identifikasi profil kompetensi guru dalam:1) menyusun program tahunan, 2) menyusun program semester, 3) menyusun RPP, 4) menyusun perangkat penilaian, 5) menganalisis hasil tes, 6) melakukan diagnostik tes, 7) menyusun program tindak lanjut hasil penilaian (pengayaan, remediasi, dan perbaikan pelaksanaan pembelajaran) berdasarkan studi kasus yang diberikan fasilitator.

2. Analisislah jenis kebutuhan pengembangannya.

3. Buatlah rencana pengawasan akademik (RPA) program pengembangan guru berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan tersebut.

E. Penilaian1. Penilaian sikapmeliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.

2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.

3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.F. RangkumanRencana pengawasan akademik merupakan rencana kegiatan pengawasan yang dikembangkan secara rinci berdasarkan tugas pokok pengawas sekolah yang digunakan sebagai pedoman pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan guru dalam melaksanakan tugas pokok terkait dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar, penilaian, remidial dan pengayaan. Komponen RPA mencakup: a) Fokus Masalah Pembinaan/Pembimbingan; b) Tujuan Pembinaan/Pembimbingan; c) Metode Pembinaan/ Pembimbingan; d) Sumber Daya; e) Penilaian; dan; f) Tindak Lanjut. Secara teknis sistematika penyusunan RPA mengacu pada komponen- komponennya.

G. Refleksi1. Bagaimana cara Saudara mengembangkan RPA dalam melaksanakan supervisi akademik yang selama ini dilakukan?

2. Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini?

3. Hal-hal apa saja yang seharusnya Saudara pertimbangkan agar pelaksanaan supervisi akademik lebih terarah?

V Kegiatan Pembelajaran 4: INSTRUMENSUPERVISI AKADEMIKA. Deskripsi MateriBahan belajar ini memuat materi tentang instrumen supervisi akademik. Instrumen supervisi akademik secara esensial merupakan alat yang digunakan oleh supervisor untuk dapat mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Setelah mempelajari bahan ajar ini, manfaat yang diperoleh oleh pengawas, antara lain; 1) untuk memberikan bekal keterampilan bagi pengawas sekolah dalam menyusun instrumen supervisi akademik; 2) dapat memanfaatkan instrumen supervisi akademik sesuai dengan tahapan kegiatan supervisi; dan 3) meningkatkan efektivitas pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi dan praktek, pengawas sekolah dapat:

1. MembuatInstrumen observasi pra pembelajaran.

2. Membuat Instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran.

3. Membuat instrument observasi hasil pembelajaran.C. Uraian Materi1. Pengertian InstrumenDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2002: 437), kata instrumen dapat diartikan sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik dan kimia); dan (2) sarana penelitian (berupa seperangkat tes, angket, dan sebagainya) untuk mengumpulkan data.Arikunto (1988: 51) menyatakan bahwa instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu.

Pengawasan dapat diartikan sebagai proses melihat/mencermati apakah yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Dengan demikian, karena supervisi akademik merupakan bagian dari kegiatan pengawasan, maka keberadaan instrumen dalam proses supervisi akademik merupakan suatu keniscayaan. Instrumen yang dirancang oleh pengawas sekolah

dalam pelaksanaan supervisi akademik harus fungsional, artinya efektivitas instrumen tergantung pada proses supervisi akademik yang dilakukan.

2. Prosedur Pengembangan Instrumen Supervisi AkademikMenurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah utama dalam melakukan supervisi akademik, yaitu:

a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan.

b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan yang nyata telah dicapai.

c. Membandingkan antara hasil penilaian pekerjaan dengan yang seharusnya dicapai sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.

d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi(bila ada).e. Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.

Menurut Arikunto (1988: 48-52), langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun instrumen apapun, termasuk instrumen pengawasan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun.

Contoh: Tujuan menyusun angket untuk mengumpulkan data tentang besarnya minat belajar dengan modul.

b. Membuat kisi-kisi yang memuat perincian variabel dan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan.

Contoh: Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan belajar mengajar di kelas diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.

c. Membuat butir-butir instrumen

Menyusun instrumen bukanlah pekerjaan yang mudah. Bagi peneliti atau pengawas sekolah pemula, tugas menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang menantang. Diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap langkah-langkah kegiatan supervisi. Selainitupemahaman tentang penyusunan instrumen yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan penyusunan dan penggunaannya harus menjadi perhatian. Contoh instrumen supervisi ini dapat dilihat pada halaman berikutnya di

subbagian model supervisi.

d. Menyunting instrumen

Apabila butir-butir instrumen sudah tersusun dengan lengkap, maka penilai atau pengawas melakukan pekerjaan terakhir dari penyusunan instrumen yaitu mengadakan penyuntingan (editing). Hal-hal yang dilakukan dalam tahap-tahap ini adalah:

1) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki penilai atau pengawas untuk mempermudah pengolahan data.

2) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.3. Teknik Mengembangkan InstrumenSetidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu: (1) dengan mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation). Menurut Natawidjaja (Komala, 2003: 59) ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan sendiri instrumen pengawasan sekolah. Langkah-langkah tersebut dapat mengikuti tahapan berikut:

a. Menentukan sasaran.

b. Menentukan variabelc. Menentukan instrumen yang akan digunakan.d. Menjabarkan bangun setiap variabel.e. Menyusun kisi-kisi.f. Penulisan butir-butir instrumen.g. Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh pengawas sekolah

h. Penyusunan perangkat instrumen sementara.i.Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui: (a) apakah instrumen itu dapat diadministrasikan; (b) apakah setiap butir instrumen dapat dipahami; (c) apakah instrumen tersebut valid; dan

(d) mengetahui reliabilitas.j. Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.

k. Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh data yang akan digunakan.

Bila pengawas sekolah ingin mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi (menyadur), maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum(manual) instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami (1) variabel; (2) kisi-kisinya; (3) butir-butirnya; dan (4) cara penafsiran jawaban.

b. Penerjemahan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia.

Penerjemahan dilakukan oleh dua orang secara terpisah.c. Memadukan keduanya dari hasil terjemahan oleh kedua orang tersebut. d. Penerjemahan kembali ke dalam bahasa aslinya. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kebenaran penerjemahan tadi. e. Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.

f. Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen. g. Uji validitas instrumen.

h. Uji reliabilitas instrumen4. Jenis InstrumenSupervisi AkademikDalam mengembangkan instrumen supervisi terdapat dua jenis instrumen supervisi akademik, seperti berikut:

a. Instrumen supervisi persiapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran terdiri dari:

1) Program Tahunan2) Program Semester

3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4) Pelaksanaan proses pembelajaran.5) Penilaian hasil pembelajaran.

6) Pengawasan proses pembelajaran.

b. Instrumen supervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran

1) Lembar pengamatan.2)Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).

Sebelum digunakan sebaiknya instrumen supervisi di validasi terlebih dahulu dan memenuhi reliabilitas instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpuldata karena instrumen tersebutmemiliki kehandalan yang tinggi.Validitas instrumen untuk instrumen supervisi akademik minimal mencakup dua jenis, yaitu:

1) Content Validity: instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur2)Face Validity : kalimat dalam instrumen mempunyai struktur yang benar sehingga tidak bias

5. Model Instrumen PengawasanDalam tulisan ini akan dijelaskan beberapa instrumen yang dapat dikembangkan atau digunakan oleh pengawas sekolah dalam upaya membantu menjalankan tugasnya.

a. Pedoman ObservasiBagi kelancaran dan keefektivan obeservasi, supervisor hendaknya memiliki suatu pedoman observasi yang harus direncanakan sebelum observasi dilaksanakan.

Karena observasi di sini sebagai teknik pengawasan, maka supervisorharus menetapkan:

1) Apa yang harus diobservasi atau diawasi.

2) Kriteria-kriteria yang dijadikan tolok ukur dengan mempertimbangkan pengawasannya; dan sebagainya

Untuk memudahkan pengolahan data, maka sebaiknya pedoman observasi menggunakan skala penilaian, antara lain; kala angka (numerical scale), skala grafik (graphic scale), skala grafik deskriptif (descriptive graphic scale) atau kartu nilai (score card)

Contoh: Skala Angka

pertanyaan dan jawaban peserta didik

4Pertanyaan didistribusikan kepada tiap peserta didik54321

5Pertanyaan membimbing ke arah berpikir kreatif54321

Contoh Skala GrafikNoAspek yang DiawasiABCDE

1Apakah guru merumuskan tujuan

instruksional secara khusus?

2Apakah peserta didik aktif dalam belajar?

3Apakah peserta didik menunjukkan

kreativitas dalammemecahkan persoalan yang dihadapi dalam belajar?

4Apakah guru terampil dalam

mengorganisasikankegiatan belajar mengajar?

5Apakah dalam proses pembelajaran dipergunakan cukup

alat (media) pelajaran?

6Apakah guru memahami dan

membantu pesertadidik yang mengalami kesulitan dalam belajar?

Keterangan: A= Amat Baik, B= Baik, C=Cukup, D=Kurang, E=Kurang sekali

Contoh Skala Grafik Deskriptif.

1. Sejauh mana guru berpartisipasi dalam rapat supervisi ini?

a. Tak pernah berpartisipasi; diam, pasif. b. Berpartisipasi seperti peserta lainnya

c. Berpartisipasi lebih dari yang lainUlasan:...................................................................................2. Sejauh mana tanggapan-tanggapan guru berhubungan dengan dengan topik yang sedang didiskusikan?

a. Tanggapannya menyimpang dari topikb. Tanggapan kadang-kadang membingungkan

c. Tanggapan selalu dikaitkan dengan topik

Ulasan:.........................................................................

Contoh Kartu NilaiNoAspek PengawasanNILAI

DitetapkanDicapai

1Perumusan tujuan20

a. Guru5

b. Peserta didik15

2Kecakapan dan teknik30

a. Keadaan fisik kelas5

b. Teknik mengajar25

3Kemajuan Kelas30

a. Sikap dan kebiasaan10

b. Pengetahuan dan penguasaan15

c. Keterampilan5

4Kerja sama10

a. Profesional5

b. Pribadi5

5Pendidikan dan perkembangan profesional10

a. Pendidikan5

b. Perkembangan profesional5

Jumlah100

b. Pedoman Wawancara (Interview Guide)

Wawancara dapat digunakan untuk memperoleh atau informasi tambahan berkaitan dengan pelakasaaan pembelajaran. Untuk

kelancaran dan keefektipan proses wawancara diperlukan pedoman wawancara.

Contoh:

PEDOMAN WAWANCARA PEMBELAJARAN IPSBerapa lama Bapak/Ibu Guru mengajar IPS di kelas ini?

.........................................................................................................................................

Berapa jumlah peserta didik yang belajar IPS di kelas Bapak/Ibu?

Laki-laki:........................Orang Perempuan:.................... Orang Topik-topik apa saja yang dapat diselesaikan dalam pembelajaran IPS di kelas Bapak/Ibu?

................................................................................................................

................................................................................................................

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan silabus IPS sebelum mengajar

IPS di kelas?

................................................................................................................

................................................................................................................ Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan RPP IPS sebelum mengajar di kelas?

................................................................................................................

................................................................................................................Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu hadapi dalam melaksanakan pembelajaran IPS di kelas?

................................................................................................................................................................................................................................Dan seterusnya.

c. Daftar Cek/Kendali (Checklist)Daftar kendali merupakan suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi nyata dari suatu aktivitas/situasi yang terjadi

didalam kelas atau di sekolah.Hasil ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang pengawas, seperti rencana pembelajaran

bagiguru.Dalam pelaksanaan supervisi akademik, model instrumen yang telah dipaparkan diatas dapat difungsikan sebagai inspirasi dalam penyusunan instrumen ketika akan merancang instrumen secara mandiri. Namun dapat pula diadaptasi sesuai dengan kebutuhan pelaskanaan supervisi akademik.

Contoh Instrumen-instrumen supervisi pembelajaran

Contoh 1:FORMAT PENELAAHAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. NamaGuru :..............................................

2. Nama Sekolah :..............................................

3. Mata Pelajaran/Tema :.............................................Berilahtanda cek (V) pada kolom skor (1, 2, 3) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Saudara

NoKomponen RencanaPelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan SkorCatatan

123

AIdentitas Mata PelajaranTidak adaKurangLengkapSudahLengkap

1.Terdapat satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran,

jumlah pertemuan

B.Perumusan IndikatorTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh-

nya

1.Kesesuaian dengan SKL, KI danKD

2.Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan

kompetensi yang diukur

3.Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

C.Perumusan TujuanPembelajaranTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh- nya

1.Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan

tercapai

2.Kesesuaian dengan kompetensi dasar

D.Pemilihan Materi AjarTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh- nya

1.Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2.Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

3.Kesesuaian dengan alokasi waktu

E.Pemilihan Sumber BelajarTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh- nya

1.Kesesuaian dengan KI dan KD

2.Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific

3.Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

F.Pemilihan Media BelajarTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh- nya

1.Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2.Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific

3.Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

G.Model PembelajaranTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh- nya

1.Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2.Kesesuaian dengan pendekatanScientific

H.Skenario PembelajaranTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh- nya

Supervisi Akademik 291.Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup

dengan jelas

2.Kesesuaian kegiatan denganpendekatan scientific

3.Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi

4.Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi

I.PenilaianTidakSesuaiSesuaiSebagianSesuaiSeluruh- nya

1.Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik

2.Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi

3.Kesesuaian kunci jawabandengan soal

4.Kesesuaian pedoman penskorandengan soal

Komentar terhadap RPP secara umum..................

ANALISIS PEMBELAJARAN

....................................................................................................................Contoh 2;FORMAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

..................................................................................................................................

FORMAT PENELAAHAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. NamaGuru :..............................................

2. Nama Sekolah :..............................................

3. Mata Pelajaran :..............................................4. Tema :..............................................

Aspek yang DiamatiYaTidakCatatan

Kegiatan Pendahuluan

Melakukan apersepsi dan motivasi

AMenyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

BMengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik dalam perjalanan menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya.

CMengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang akan dibelajarkan.

DMengajak peserta didik berdinamika/melakukan sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi.

Kegiatan Inti

Guru menguasai materiyang diajarkan

a.Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

b.Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevan dengan perkembangan Iptek

dankehidupan nyata.

c.Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradual (dari yang mudah ke sulit, dari konkrit

ke abstrak)

Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik

a.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

b.Melaksanakan pembelajaran secara runtut.

c.Menguasai kelas dengan baik.

d.Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

e.Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

f.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

Guru menerapkan pendekatan saintifik

aMenyajikan topik atau materi yang mendorong peserta didik melakukan kegiatan mengamati/

observasi.

Aspek yang DiamatiYaTidakCatatan

bMemancing peserta didikuntuk bertanya.

cMenyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi/data

dMenyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk mengasosikan/mengolah informasi.

eMenyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk terampil mengkomunikasikan hasil secara lisan maupun tertulis.

Guru melaksanakan penilaian autentik

aMengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

bMelakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan aktifitas individu/kelompok.

cMendokumentasikan hasil pengamatan sikap, perilaku dan keterampilan peserta didik.

Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.

a.Menunjukkan keterampilan dalam pemanfaatan sumber belajar.

b.Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

c.Menghasilkan pesan yang menarik.

d.Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar.

e.Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

a.Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, dan sumber

belajar.

b.Merespon positif partisipasi peserta didik,

c.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik,

d.Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

e.Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam belajar.

Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

a.Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

b.Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

c.Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

Kegiatan Penutup

32 Supervisi AkademikiAspek yang DiamatiYaTidakCatatan

Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif

a.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

b.Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan lanjutan, atau tugas.

D. Aktifitas Pembelajaraan1. Peserta dibagi dalam kelompok yang beranggotakan lima orang/

2. Masing-masing kelompok melakukan telaah dan revisi instrumen observasi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang selama ini digunakan sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang direkomendasikan dalam implementasi kurikulum 2013. Lakukan kegiatan tersebut secara berkelompok menggunakan LK berikut.

09.LK 2.2 Kisi-Kisi Instrumen SupakMateri : Instrumen Supervisi AkademikMateri : Kisi-Kisi Instrumen Supervisi AkademikKegiatan : Membuat kisi-kisi instrumen supervisi akademik (20 menit)Petunjuk Kegiatan :1. Diskusikan dalam kelompok tentang kisi-kisi pembuatan instrumen supervisi akademik.

2. Pahami ketentuan dan prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pendekatan/model pembelajaran (Scientific Aproach, Discovery, Problem Based Learning, Project Based Learning) sesuai

kurikulum 2013.

3. Buatlah dua tabel, untuk kisi-kisi instrumen persiapan pembelajaran (RPP) dan kisi-kisi instrumen pelaksanaan pembelajaran.

Contoh tabel kisi-kisi:

a. Perencanaan (RPP):

5.Dst.

b. Pelaksanaan Pembelajaran:NoAspek yangDiamatiBunyi IndikatorKeterangan

1Menerapkan pendekatan saintifikMenyajikan topik atau materi yang mendorong peserta didik melakukan kegiatan mengamati/ observasi.

2....................................................................................................................................................................................

3....................................................................................................................................................................................

4....................................................................................................................................................................................

5.Dst.

10. LK 2.3 Instrumen Supervisi PersiapanMateri : Instrumen/Lembar Observasi UntukKegiatan Supervisi PersiapanPembelajaranKegiatan : Mereview dan membuat instrumenPetunjuk Kegiatan:1. Peserta dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang

2. Setiap kelompok memahami ketentuan dan prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pendekatan/model pembelajaran (Scientific Aproach, Discovery, Problem Based Learning, Project Based Learning)untuk kurikulum 2013, berdasarkan Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses dan Permendikbud No 81 A tahun

2013 lampiran IV.3. Setiap kelompok melakukan identifikasi instrumen/lembar observasi supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan di sekolah saat ini

4. Identifikasi tingkat kesesuaian instrumen/lembar observasi yang digunakan saat ini bila akan digunakan untuk melakukan supervisi pelaksanaan kurikulum 2013. Gunakan format seperti berikut untuk melakukan identifikasi

No.Komponen RencanaPelaksanaanPembelajaranHasil Penelaahan danSkorCatatan

123

A.Identitas MataPelajaran

Terdapat; satuan pendidikan,kelas, semester,Tidak adaAda kurang lengkapAda lengkapDirevisi/diganti/ Dipertahankan

program/program keahlian, mata pela-

jaran atau temapelajaran, jumlah pertemuan

................

Dst.

5. Buatlah (revisi) instrumen observasi supervisi akademik persiapan pembelajaran untuk implementasi kurikulum 2013 dari hasil identifikasi tingkat kesesuaian dengan kurikulum 2013 di atas.

6. Gunakan instrumen yang sudah direvisi untuk mengobservasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru. (RPP terlampir/dari fasilitator)11. LK 2.4 Instrumen Supervisi PembelajaranMateri : Instrumen/Lembar Observasi Untuk Kegiatan SupervisiPelaksanaan PembelajaranKegiatan : Menyusun InstrumenPetunjuk Kegiatan;1. Peserta dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang.

2. Masing-masing anggota kelompok mengidentifikasi karakteristik kegiatan satumodel/pendekatan pembelajaran.

3. Masing-masing anggota kelompok menyusun instrumen/lembar observasi pembelajaransesuai dengan model Pembelajaran yang telah diidentifikasi (Scientific Aproach/ Discovery/ Problem Based Learning/ Project Based Learning).4. Identifikasi komponen pembelajaran berdasarkan Permendikbud No 65 tahun 2013 tentangstandar proses dan Permendikbud No 81 A tahun 2013 lampiran IV tentang pedoman umum pembelajaran.

5. Setiap kelompok melakukan identifikasi instrumen observasi supervisi pelaksanaan pembelajaran yang digunakan di sekolah saat ini menggunakan format berikut ini.

No.Aspek yang DiamatiHasil Penelaahan danSkorCatatan

TidakYa,

A.Kegiatan Pendahuluan

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.Direvisi/diganti/ Dipertahankan

Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman

peserta didik

Dst.

B.Kegiatan Inti

Materi pembelajaran sesuai dengan indikator

Dst

6.Gunakan instrumen yang sudah direvisi untuk mengobservasi tayangan video (2.1 video pembelajaran IPA/IPS SMP) yang akan ditayangkan oleh fasilitator.

E. Penilaian1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap meliputi; kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab

2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan

3. Penilaian KeterampilanPenilaian keterampilan meliputi proses dan produk

F. Rangkuman1. Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan supervisi akademik, baik pada saat untuk mengobservasi persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran. Instrumen supervisi akademik bisa dikembangkan sendiri atau mengadaptasi dari instrumen yang sudah ada.

2. Langkah-langkah pengembangan instrumen supervisi akademik yaitu: (a) merumuskan tujuan, (b) mengembangkan kisi-kisi, (c) menyusun butir instrumen, dan (d) menyunting

3. Beberapa model instrumen yang bisa digunakan dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu: (a) pedoman observasi, (b) panduan wawancara, (c) angket/kuesioner, dan (d) daftar cheklist

4. Skala penilaian yang bisa dipakai dalam pengembangan instrumen supervisi akademik, yaitu: (a) skala angka, (b) skala grafik, (c) skala grafik deskriptif, dan (d) kartu nilai

G. Refleksi1. Setelah Saudara mempelajari bahan ajar ini, apakah selama ini instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat digunakan secara efektif dalam mengindentifikasi profil kompetensi guru?

2. Bagaimana cara Saudara mengembangkan instrumen di masa mendatang?

VI Kegiatan Pembelajaran 5: SIMULASISUPERVISI AKADEMIKA. Deskripsi MateriBahan belajar ini memuat materi tentang simulasi supervisi akademik.Simulasi supervisi akademik secara esensial memperagakan aktivitas tindak lanjut hasil supervisi akademik pada kondisi yang tidak sebenarnya yang berbasis pada profil kompetensi guru.Setelah mempelajari bahan ajar ini, manfaat yang diperoleh oleh pengawas, antara lain; 1) menambah bekal keterampilan bagi pengawas dalam melakukan feedback supervisi akademik; 2) meningkatkan efektivitas pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi dan simulasi, pesertapelatihan dapat;

Memahami implementasi supervisi akademik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan instrumen dan memberi umpan balik dengan menggunakan coaching model (GROW ME)

C. Uraian MateriPelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru berpijak pada kondisi objektif profil kompetensi guru. Kondisi objektif profil kompetensi guru ini, diperoleh berdasarkan data hasil supervisi yang dikembangkan oleh pengawas sekolah pada tahun sebelumnya dan diselaraskan dengan tugas pokok guru dalam kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar merujuk pada kurikulum yang berlaku.

Saat ini, pelaksanaan supervisi akademik untuk mendapatkan data riil kondisi objektif profil kompetensi guru digunakan instrumen supervisi akademik berbasis pada implementasi kurikulum tahun 2006 baik untuk perencanaan,

pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran. Dengan demikian, profilkompetensi guru yang diperoleh lebih merepresentasikan kompetensi yang sesuai dengan tututan implementasi kurikulum 2006.

Dalam konteks implementasi kurikulum 2013, instrumen supervisi akademik perlu dikembangkan sesuai dengan pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, dan penilaian yang secara esensial berorientasi pada

pembentukan karakter, pengembangan kreativitas dan inovasi. Sebagai contoh,penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru

harus mengacu pada pendekatan saintifik yang merefleksikan aktivitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Perangkat penilaian mengacu pada penilaian otentik yang terpadu meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dimana pelaksanaan penilaian berbasis proses, produk, dan portofolio. Dengan demikian, dalam implementasi kurikulum 2013 diperlukan pengawas sekolah yang dapat melaksanakan supervisi akademik dan berperan sebagai; 1) inisiator, 2) fasilitator, 3) motivator, dan 4) inspirator. Penggunaan instrumen hasil pengembangan yang disesuaikan dengan impelementasi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat menghasilkan profil kompetensi guru berdasarkan tututan kurikulum 2013. Pendekatan dan teknik pembinaan sangat tergantung kepada kondisi yang meliputi tingkat kompetensi dan motivasi guru. Guru dengan kondisi kompetensi (IQ/abstraksi/kreativitas) rendah dan motivasi (komitmen/dedikasi) rendah pembinaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan direktif. Guru dengan kompetensi rendah dan motivasi tinggi pembinaannya dengan pendekatan kolaboratif. Guru dengan kompetensi tinggi dan motivasi rendah menggunakan pembinaan dengan pendekatan kolaboratif. Guru dengan kompetensi tinggi dan motivasi tinggi menggunakan pembinaan dengan pendekatan indirektif. Pendekatan dan teknik pembinaan pengawas sesuai kompetensi guru dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Paradigma tipe guru (sumber; Glickman)

Salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah untuk pembinaan guru sesuai kondisi psikologis guru yang ditunjukkan oleh diagram paradigma tipe guru tersebut dapat dengan coaching. Secara sederhana coaching merupakan proses mengantar atau mendampingi orang yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Hayes (2003)menulis bahwa coaching adalah kunci dari keberhasilan dalam suatu proses managemen, karena coaching membawa orang-orang untuk selalu berkontribusi dan berpartisipasi sebagai mitra kerja yang aktif. Coaching yang efektif adalah proses yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Hal ini selaras dengan Parsloe (1999) yang juga mengatakan bahwa coaching adalah suatu proses yang memungkinkan pembelajaran dan pengembangan diri terjadi sehingga meningkatkan kinerja.

Profil guru dapat menjadi rujukan dalam melakukan feedback supervisi akademik.Pelaksanaan feedback supervisi akademik yang merefleksikan

peran pengawas sesuai dengan tuntutan implementasi kurikulum 2013 dapat digunakan model yang berorientasi pada pengembangan diri (self improvement). Salah satu model pelaksanaan feed back supervisi akademik dapat digunakan coaching dengan Model GROW ME.

Coaching dengan Model GROW MEGROW ME merupakan model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia. Model ini dikembangkan oleh Ng (2005) dengan tahapan sebagai berikut:

TujuanEvaluasi

RealitasCOACHINGMonitoring

AlternatifLangkah selanjutnyaGambar 4. Teknik Coaching1. Goals (G)- Tujuan Coachee menentukan sendiri tujuan Coach bertanya tentang tujuan, makna dan indikator sukses sampai tujuan.

2. Reality (R)- Realitas Coachee menilai dirinya sendiri, bagaimana kondisi sekarang, dan mengapa begitu.

Coach bertanya tentang kondisi dan alasannya, dan upaya yang pernah dilakukan.

3. Options (O) - Alternatif Coachee bertanya kepada dirinya tentang solusiuntuk mencapai ujuan

Coach meminta coachee mengeksplorasi berbagai alternatif dan menawarkan saran-saran dengan hati-hati.

4. Whats Next?/ Will (W) - Langkah Selanjutnya.

Coachee mengungkapkan rencana alternatif pemecahan masalah berikut tahapan, serta potensi hambatan dan pemecahannya, serta alokasi waktunya.

Coach meminta coachee memegang teguh pilihan rencana tindakan dan mengidentifikasi langkah, hambatan, dukungan,

cara mengatasi, serta waktu yang diperlukan. Coach dan coachee membuat komitmen tentang rencana tersebut dan didokumentasikan.

5. Monitoring (M) Coachee mengecek dan mereview kemajuan pencapaian tujuan tahapan GROW,

Coach bertanya tentang proses mencapai tujuan, posisi, konsitensi waktu, dukungan yang dibutuhkan.

Coachdan coachee berbagi pengalaman tentang hasil pengamatannya.

Coach memberi umpan balik yang kreatif, akurat, konstruktif danmemotivasi.

6. Evaluasi (E) Coachee mengevalausi pencapain tujuan yang telah ditetapkan dan alasannya.

Coach bertanya tentang hasil evalusi pencapaian tujuan dan alasannya, bagian yang signifikan, serta komentar.

Coach memberikan hasil evaluasi, bila mana hasil evalusi jauh berbeda diperlukan penyamaan persepsi dan kriteria.

Coachee merayakan kesuksesan dan coach menyatakan dukungan atas usaha-usaha yang telah dilakukan coachee.

D. Aktifvitas PembelajaranMensimulasikan prinsip-prinsip yang digunakan pada coaching dan menggunakan format penilaian untuk menerapkan prinsip-prinsip coaching

12. LK 2.5 GROW MEMateri : Coaching (GROW ME)Kegiatan : Simulasi dan Kerja Kelompok (45 Menit)Petunjuk Kegiatan :1. Amati model pembianaan (coaching) guru dan kepala sekolah dengan model

GROW ME berikut ini.Monitoring2. Diskusikan dalam kelompok dan tuliskan maksud setiap kata G-R-O-W- M-Etersebut beserta penjelasannya.

3. Amati video coaching (V.2.2) yang ditayangkan fasilitator sambil menuliskan nilai-nilai sikap dan aktivitas yang diperankan oleh coach (pakai topi) dan coachee dalam tayangan video tersebut.

4. Pelajari dan bedakan nuansa pertanyaan berikut,selanjutnya berikan tanda ()

pada pertanyaan yang paling cocok untuk coaching :o Siapa yang bertanggungjawab atas kegagalan ini?o Apakah yang bisa Saudara ceritakan mengenai kegagalan ini?o Apakah Saudara mengetahui apa yang harus Saudara lakukan?o Adakah tugas tersebut masih belum jelas menurut Saudara?o Apakah Saudara bisa menyelesaikannya sesuai jadwal?o Langkah apakah yang akan Saudara lakukan supaya selesai sesuai jadwal?5. Buatlah pertanyaan-pertanyaan non direktif atau pertanyaan yang menggali kedasaran sesuai dengan konsep coaching berkaitan dengan masalah-masalah yang mungkin muncul dalam implementasi kurikulum 2013.

6. Setiap kelompok mempersiapkan simulasi coaching dengan langkah berikut:

a. Fasilitator memilih dua orang untuk berperan sebagai Guru dan PengawasPembina dari kelompok yang berbeda,

b. Guru pemeran simulasi memilih salah satu masalah yang diberikan fasilitor (misalnya: masalah penyusunan RPP, pembelajaran saintifik atau masalah penilaian otentik), dan dilanjutkan dengan melakukan simulasi di depan kelas.

c. Peserta pelatihan lainnya memberikan nilaisimulasi coaching tersebut berdasarkan rubrik penilaian yang diberikan dan menyampaikan kesimpulan

hasilpenilaian serta rekomenda