Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    1/22

    PROSES KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR :

    WAHAM

    A. Konsep Dasar

    1. Pengertian

    a. Schizophrenia

    Schizophrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai

    dimana-mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian, pengetahuan kita tentang

    sebab musabab dan patogenesisnya sangat kurang. (W F. Maramis, 2005 : 215).

    Istilah Schizophrenia diperkenalkan oleh Eugen Bleuler (1857 - 1938)

    seorang psikiater Swiss. Schizophrenia berasal dari bahasa Yunani, terdiri daridua kata schizos = pecah, belah, atau bercabang, dan phren = jiwa. Secara

    harafiah, schizophrenia berarti pikiran/jiwa yang terpecah/terbelah. Bleuler lebih

    menekankan pola perilaku, yaitu tidak adanya integrasi otak yang

    mempengaruhi pikiran, perasaan, dan afeksi. Dengan demikian tidak ada

    kesesuaian antara pikiran dan emosi, antara persepsi terhadap kenyataan yang

    sebenarnya.

    ( W F. Maramis, 2005 : 217).

    Schizoprenia adalah salah satu jenis gangguan kejiwaan yang paling berat,

    dengan harapan sembuhnya sangat kecil dan seringkali kambuh. Gangguan jiwa

    tersebut biasanya ditandai dengan pembicaraan yang kacau dan tidak dapat

    dimengerti maksudnya oleh orang lain, dengan tingkah laku aneh dan terkadang

    memperlihatkan gerakan yang diulang atau dipertahankan.

    (http://forum.detik.com/archive/index.php/t-43299.html)

    b. Schizophrenia Paraniod

    Schizophrenia paranoid agak berlainan dari jenis-jenis yang lain dalam

    jalannya penyakit. Gejala-gejalanya adalah waham primer disertai dengan

    waham-waham sekunder dan halusinasi. Baru dengan pemeriksaan yang teliti

    ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek, emosi dan kemauan.

    p Saepul Muslim, Amd.Kep. S.pd.I

    http://forum.detik.com/archive/index.php/t-43299.htmlhttp://forum.detik.com/archive/index.php/t-43299.html
  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    2/22

    Paranoid merupakan penyakit gila kebesaran atau gila menuduh orang.

    Simptom utamanya adalah adanya delusi yaitu satu pikiran salah yang

    menguasai orang yang diserangnya. Hal tersebut terjadi karena segala sesuatu

    ditanggapi secara sensitif dan egosentris seolah-olah orang lain akan berbuat

    buruk kepadanya. Oleh karena itu, sikapnya terhadap orang lain agresif.

    Kelakuan paranoid biasanya :

    1) Terlihat sekali dalam segala tindakannya, bahwa ia egois, keras

    kepala dan sangat keras pendirian dan pendapatnya.

    2) Tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangannya, selalu

    melempar kesalahan pada orang lain, dan segala kegagalannya disangkannya

    akibat dari campur tangan orang lain.3) Ia berkeyakinan bahwa dia mempunyai kemampuan dan kecerdasan

    yang luar biasa. Ia berasal dari keturunan yang jauh lebih baik dari orang

    lain dan merasa bahwa setiap orang iri, dengki dan takut kepadanya.

    4) Dalam persaudaraan ia tidak setia, orang tadinya sangat dicintainya,

    akan dapat berubah menjadi orang yang sangat dibencinya oleh sebab-sebab

    yang remeh saja.

    5) Orang ini tidak dapat bekerja dan mempunyai kepatuhan pada

    pimpinan. Karena ia suka membantah atau melawan dan mempnuayai

    pendapat sendiri, tidak mau menerima nasehat atau pandangan dari orang

    lain. (Prof. Dr. Zakiah Daradjat, dari situs :

    http://refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=72).

    c. Waham

    Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak

    diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial.

    Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada

    penderita gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi

    pikir. Waham atau delusi merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa

    stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : tidak

    realistik, tidak logis, menetap, Egosentris, diyakini kebenarannya oleh penderita,

    http://refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=72http://refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=72
  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    3/22

    tidak dapat dikoreksi, dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata, penderita

    hidup dalam wahamnya itu, keadaan atau hal yang diyakini itu bukan

    merupakan bagian sosiokultural setempat.

    (http209.85.175.104/search?q=cache:P_CQqE8YQQQJ:www.e-

    smartschool.com/)

    2. Psikodinamika

    a. Rentang respon

    Gejala psikologis dikelempokkan dalam lima kategori utama fungsi otak :

    kognisi, persepsi, emosi, perilaku, dan sosialisasi, yang juga saling

    berhubungan.

    Rentang Respon NeurologisRespon Adaptif Respon Maladaptif

    Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Kelainan fikiran/delusi

    Persepsi akurat Ilusi Halusinasi

    Emosi konsisten

    dengan pengalaman

    Reaksi emosi berlebihan atau

    kurang

    Kesulitan untuk

    memproses emosi

    Prilaku sesuai Prilaku ganjil atau tak lazim Ketidak aturan perilaku

    Hubungan sosial Menarik diri Isolasi Sosial

    b. Tanda dan gejala

    1) Tidak dapat membedakan persepsi dalam hal kontek realita

    2) Sikap curiga dan bermusuhan

    3) Merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

    4) Tidak dapat membedakan hal yang nyata dantidak nyata

    5) Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi

    6) Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal

    7) Menarik diri8) Sulit membuat keputusan

    9) Ketakutan

    10) Mudah tersinggung, jengkel dan marah

    11) Menyalahkan diri sendiri / orang lain

    (Gail W. Stuart, 2007 : 241)

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    4/22

    12) Mata merah kadang pucat

    13) Ekspresi wajah tegang

    14) Tekanan darah meningkat

    15) Nafas terengah-engah

    16) Nadi cepat

    17) Banyak keringat

    Blueler membagi gejala-gejala schizophrenia menjadi 2 kelompok yaitu primer

    dan sekunder. Gejala-gejala primer : Gangguan proses pikiran, gangguan afek

    dan emosi, gangguan kemauan, gejala Psikomotor. Dan gejala-gejala sekunder :

    Waham, halusinasi.

    (W.F. Maramis, 2005 : 218)c.Faktor-faktor yang mempengaruhi

    Faktor predisposisi :

    1) Genetik : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan system syaraf

    yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaftif

    2) Neorobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks

    limbic

    3) Neorotransmiter : abnormalis pada dopamine, serotonin dan glutamate

    4) Virus paparan virus influenza pada trimester III

    5) Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

    Faktor presipitasi :

    1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan

    2) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal

    3) Adanya gejala pemicu

    d. Dampak kerusakan terhadap Kebutuhan Dasar Manusia

    1) Kebutuhan aktivitas sehari-hari

    Mekanisme pertahanan diri yang tidak efektif menyebabkan individu

    menarik diri dari lingkungan sehingga menurunkan keinginan individu

    untuk melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    2) Kebutuhan nutrisi

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    5/22

    Seseorang yang mengalami waham dapat menyebabkan terjadinya

    perubahan proses fikir, dimana perasaannya selalu menolak sesuatu yang

    tidak dianggap akan membahayakan dirinya atau mengancam dirinya.

    Sehingga menyebabkan klien menolak makan dan berat badannya menurun.

    3) Kebutuhan eliminasi

    Demikian halnya seperti kebutuhan dasar lainnya klien mengalami

    gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi BAB/BAK biasanya klien

    mengalami obstipasi karena kekurangan cairan dan makanan yang masuk

    dan selain itu sikarenakan sedikitnya pergerakan mengenai output klien

    masih mengontrol karena sesuai dengan intakenya, biasanya dilakukan

    dengan wajar.4) Kebutuhan perawatan diri

    Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan

    diri hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang

    berhubungan dengan keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri.

    5) Kebutuhan isturahat tidur

    Pada klien dengan gangguan kelainan jiwa ada kalanya mengalami

    gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur, sehingga lupa istirahat, atau

    karena terlalu asik alam perasaannya dimana terjadi gangguan emosi yang

    disertai gejala mania atau depresi.

    6) Kebutuhan rasa aman

    Dengan adanya gangguan proses pikir, dapat menimbulkan prilaku

    berbahaya atau menyerang, merasa dirinya tidak berharga dan tidak berguna

    dapat menyebabkan individu merasa tidak aman dan curiga terhadap orang

    lain disekitarnya.

    7) Kebutuhan mencintai dan dicintai

    Individu tidak dapat mencintai orang lain karena adanya perasaan curiga,

    takut tidak diterima atau ditolak.

    8) Kebutuhan harga diri

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    6/22

    Masalah yang tidak terselesaikan dapat menimbulkan stress, kecemasan

    yang meningkat, sehingga terjadi penurunan harga diri.

    9) Kebutuhan aktualisasi

    Kegagalan dalam meraih cita-cita dapat berakibat buruk terhadap aktualisasi

    diri.

    10) Kebutuhan spiritual

    Tidak adanya rasa percaya kepada orang lain cenderung menyalahkan orang

    lain dan lingkungan. Perasaan ini bermula suatu rasa kehidupan yang

    menyakitkan serta melukai perasaan sehingga timbul rasa benci yang

    membutakan kepercayaan terhadap lingkungan, dan yang utama lupa akan

    yang menciptakannya.B. Proses Keperawatan

    Proses keperawatan merupakan suatu metode sistematis dan ilmiah yang digunakan

    perawat untuk memenuhi kebutuhan klien untuk mencapai atau mempertahankan

    keadaan biologi, psikologi, sosial dan spiritual yang optimal. Proses kepeawatan

    mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luas dan terbuka. (Budi Anna

    Keliat, 2005 : 1).

    1. Pengkajian

    Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap

    pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisa data dan perumusan masalah

    klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan

    spiritual. Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa

    faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping,

    dan kemampuan koping yang dimiliki klien.

    (Stuart dan Larai, 2001 : dalam Keliat, 2005 : 3).

    a. Pengumpulan data

    1) Identitas klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,

    pekerjaan, status marital, agama, suku bangsa, no RM, tanggal masuk,

    tanggal pengkajian, diagnosa medis.

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    7/22

    2) Identitas penanggung jawab yang meliputi : nama, umur, jenis

    kelamin, alamat, pekerjaan, hubungan dengan klien.

    b. Alasan masuk

    Alasan masuk yaitu alasan yang menyebabkan klien dibawa ke Rumah Sakit.

    c. Faktor predisposisi

    1) Perlu ditanyakan apakah sebelumnya klien pernah mengalami

    gangguan jiwa dimasa lalu.

    2) Bila klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu maka

    tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah berhasil, kurang

    berhasil, tidak berhasil.

    3) Perlu ditanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan,mengalami atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari

    lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.

    4) Perlu ditanyakan pada klien dan keluarga apakah ada anggota

    lainnya yang mengalami gangguan jiwa.

    5) Perlu ditanyakan kepada klien atau keluarga tentang pengalaman

    yang tidak menyenangkan ( kegagalan, kehilangan atau perpisahan,

    kematian, trauma selama tumbuh kembang ) yang pernah dialami klien pada

    masa lalu.

    d. Pemeriksaan Fisik

    1) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan klien.

    2) Tinggi badan dan berat badan klien.

    e. Psikososial

    1) Genogram

    Buatlah genogram minimal 3 generasi yang dapat menggambarkan

    hubungan klien dengan keluarga.

    2) Konsep diri

    a) Citra tubuh

    Perlu ditanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang

    disukai dan tidak disukai.

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    8/22

    b) Identitas diri

    Perlu ditanyakan status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien

    terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau

    perempuan.

    c) Peran

    Perlu ditanyakan pada klien tugas atau peran yang diemban dalam

    keluarga atau kelompok atau masyarakat, kemampuan klien dalam

    melaksanakan tugas atau peran tersebut.

    d) Ideal diriPerlu ditanyakan pada klien mengenai harapan-harapan.

    e) Harga diri

    Perlu ditanyakan mengenai penilaian atau penghargaan orang lain

    terhadap diri dan kehidupannya.

    f. Hubungan sosial

    1) Tanyakan kepada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya,

    tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.

    2) Tanyakan pada klien kelompok apa yang diikuti dalam masyarakat.

    3) Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok

    dimasyarakat.

    g. Spiritual

    1) Nilai dan keyakinan

    Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan klien mengenai gangguan jiwa

    sesuai dengan norma budaya dan agama yang dianut.

    2) Kegiatan ibadah

    Tanyakan pendapat klien tentang kegiatan ibadah.

    h. Status mental

    1) Penampilan

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    9/22

    Didapat melalui hasil observasi perawat atau keluarga.

    a) Penampilan tidak rapih, jika dari ujung rambut sampai ujung kaki

    ada yang tidak rapih.

    b) Penggunaan pakaian tidak sesuai.

    c) Cara berpakaian tidak seperti biasanya, jika penggunaan pakaian

    tidak tepat.

    2) Pembicaraan

    a) Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien apakah cepat, keras,

    gagap, membisu, apatis atau lembut.

    b) Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain

    yang tidak ada kaitannya dimasukkan ke kotak inkoheren.3) Aktivitas motorik

    Bisa didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga.

    a) Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.

    b) Agitasi : gerakan motorik yang menunjang kegelisahan.

    c) Tik : gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.

    d) Grimasen : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat

    dikontrol oleh klien.

    e) Tremor : jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan

    tangan dan merentangkan jari-jari.

    f) Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.

    4) Alam perasaan

    Data ini didapat melalui hasil observasi perawat atau keluarga :

    a) Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas.

    b) Ketakutan : objek yang diakui sudah jelas.

    c) Khawatir : objeknya belum jelas.

    5) Afek

    Data didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga :

    a) Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang

    menyenangkan atau menyedihkan.

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    10/22

    b) Tumpul : Hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.

    c) Labil : emosi yang cepat berubah-ubah.

    d) Tidak sesuai : emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan

    stimulus yang ada.

    6) Interaksi selama wawancara

    Data ini didapat melalui hasil wawancara dan observasi perawat atau

    keluarga.

    a) Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.

    b) Kontak mata kurang : tidak menatap lawan bicara.

    c) Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran

    dirinya.d) Curiga : menunjukkan sikap atau perasaan tidak percaya pada orang

    lain.

    7) Persepsi

    a) Jenis-jenis halusinasi sudah jelas.

    b) Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien

    berhalusinasi.

    8) Proses pikir

    Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara.

    a) Sirkumansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada

    tujuan pembicaraan.

    b) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada

    tujuan.

    c) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu

    kalimat dengan kalimat lainnya dan klien tidak menyadarinya.

    d) Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik

    lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada

    tujuan.

    e) Blocking

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    11/22

    Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian

    dilanjutkan kembali.

    f) Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.

    9) Isi Pikir

    Data didapatkan melalui wawancara.

    a) Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

    menghilangkannya.

    b) Phobia : ketakutan yang patologik atau tidak logis terhadap objek

    atau situasi tertentu.

    c) Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalamtubuh yang sebenarnya tidak ada.

    d) Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri,

    orang lain atau lingkungan.

    e) Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi

    dilingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.

    f) Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan

    hal-hal yang mustahil atau diluar kemampuannya.

    g) Waham : keyakinan klien terhadap ide-ide pikiran yang tidak sesuai

    dengan kenyataan, tidak dapat dirubah dengan logika atau bukti bukti

    yang nyata.

    10) Tingkat kesadaran

    Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan

    observasi, stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien ( waktu,

    tempat, orang ) diperoleh melalui wawancara :

    a) Bingung : tampak bingung dan kacau.

    b) Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar dan tidak

    sadar.

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    12/22

    c) Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulang-

    ulang, anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan

    dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi di

    lingkungan.

    d) Orientasi waktu, tempat dan orang.

    11) Memori

    Data diperoleh melalui wawancara.

    a) Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat

    kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan.

    b) Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat

    kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir.c) Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang

    baru saja terjadi.

    d) Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan

    memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya

    ingat.

    12)Tingkat konsentrasi dan berhitung

    Data diperoleh melalui wawancara.

    a) Mudah dialihkan : perhatikan klien mudah berganti dari satu objek

    ke objek lain.

    b) Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu meminta agar pertanyaan

    di ulang atau tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan.

    c) Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan atau

    pengurangan pada benda-benda yang nyata.

    13) Kemampuan penilaian

    a) Gangguan kemampuan penilaian : dapat mengambil keputusan yang

    sederhana dengan bantuan orang lain.

    b) Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu

    mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain.

    14)Daya tilik diri

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    13/22

    Data diperoleh dari wawancara.

    a) Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala

    penyakit ( perubahan fisik, emosi pada dirinya dan merasa tidak perlu

    pertolongan.

    b) Menyalahkan hal-hal di luar dirinya : menyalahkan orang lain atau

    lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.

    i. Kebutuhan persiapan pulang

    1) Makan

    a) Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam (

    suka atau tidak suka atau pantang ) dari cara makan.

    b) Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkanalat makan.

    2) BAB/BAK

    Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK :

    Pergi, menggunakan dan membersihkan WC.

    Membersihkan diri dan merapihkan pakaian.

    3) Mandi

    a) Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat

    gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur kumis, jenggot dan rambut.

    b) Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.

    4) Berpakaian

    a) Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan

    mengenakan pakaian dan alas kaki.

    b) Observasi penampilan dandanan klien.

    c) Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.

    d) Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih

    dan mengenakan pakaian.

    5) Istirahat tidur

    Observasi dan tanyakan tentang : lama dan waktu tidur siang atau malam.

    6) Penggunaan obat

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    14/22

    Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang penggunaan obat.

    7) Pemeliharaan kesehatan

    Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang apa sistem pendukung yang

    dimiliki.

    8) Aktivitas di dalam rumah

    Tanyakan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas di dalam rumah.

    9) Aktivitas diluar rumah

    Tanyakan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas diluar rumah.

    j. Aspek medis

    Tuliskan diagnosa medik klien telah dirumuskan oleh dokter yang dirawat.Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan therapi

    lain.

    k. Daftar Masalah

    Dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan format pengkajian, perawat

    langsung merumuskan masalah keperawatan pada setiap kelompok data yang

    dikumpulkan. (Budi Anna Keliat, 2006 : 4)

    Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang

    dimiliki oleh klien. (Budi Anna Keliat, 2006 : 7)

    l. Analisa Data

    Semua data yang sudah terkumpulkan, kemudian dikelompokkan menjadi dua

    macam, yaiu : data subjektif (data yang disampaikan secara lisan oleh klien atau

    keluarga) dan data objektif (data yang ditemukan secara nyata melalui observasi

    dan pemeriksaan langsung). Data yang sudah dikelompokan kemudian dianalisa

    dengan menggunakan konsep/teori keperawatan untuk menentukan masalah

    keperawatan. (Depkes RI, 2000 : 34-35).

    2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

    a) Gangguan Proses fikir

    b) Perubahan sensori persepsi : Halusinasi

    c) Isolasi sosial : Menarik diri

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    15/22

    d) Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

    e) Gangguan kebutuhan nutrisi

    f) Defisit perawatan diri

    g) Gangguan komunikasi perbal.

    3. Perencanaan

    a) Gangguan Proses fikir

    Pasien

    Tujuan :

    Pasien mampu berorientasi kepada realita secara bertahap,

    Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan,

    Pasien mampu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah pertemuan pasiendapat

    memenuhi kebutuhannya

    SP 1

    1. Identifikasi kebutuhan pasien

    2. bicara konteks realita

    3. Latih pasien memenuhi kebutuhannya

    4. Masukan dalam jadwal harian pasien

    Setelah pertemuan pasien mampu :

    1. Menyebutkan kegiatan yang sudah

    dilakukan

    2. mampu menyebutkan serta memilih

    kemampuan yang dimiliki

    SP 2

    1. Evaluasi kegiatan yang lalu

    2. Identifikasi potensi ? kemampuan yang

    dimiliki

    3. Pilih dan latih potensi / kemampuan yang

    dimiliki

    Setelah pertemuan pasien dapat

    menyebutkan kegiatan yang sudah

    dilakukan dan mampu memilih

    kemampuan yang lain

    SP 3

    1. Evaluasi kegiatan yamg lalu

    2. Pilih kemampuan yang dapat dilakukan

    3. Pilih dan latih potensi / kemampuan yangdimiliki

    4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

    Keluarga

    Tujuan :

    Keluarga mampu :

    Mengidentifikasi waham pasien

    Memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhannya

    Mempertahankan program pengobatan psien secara optimal

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    16/22

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah pertemuan keluarga mampu :

    Mengidentifikasi masalah menjelaskan

    cara nerawat pasien

    SP 1

    1. Identifikasi masalah keluarga dalam

    merawat pasien.

    2. Jelaskan proses trejadinya waham.

    3. Jelaskan tentang cara merawat pasienwaham

    4. Latih (simulasi) cara merawat

    Setelah pertemuan keluarga mampu :

    Menyebutkan kegiatan yang sesuai

    dilakukan dan mampu memperagakan

    cara merawat pasien

    SP 2

    1. Evalusi kegiatan yang lalu

    2. Latih keluarga cara merawat (langsung ke

    pasien)

    Setelah pertemuan keluarga mampu :

    Mengidentifikasi masalah dan mampu

    menjelasakn cara merawat pasien

    SP 3

    1. Evaluasi kemampuan keluarga

    2. Evaluasi kemampuan pasien

    3. RTL keluarga : Follou Up Rujukan

    b) Perubahan sensori persepsi : Halusinasi

    Pasien

    Tujuan :

    Pasien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya

    Pasien mampu mengontrol halusinasinya,

    Pasien mampu mengikuti program pengobatan secara optimal.

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah pertemuan pasien dapatmenyebutkan

    1. Isi, waktu, frekuensi, situasi

    pencetus perasaan.

    2. mampu memperagakan cara dalammengontrol halusinasi

    SP 11. Bantu pasien mengenal halusinasinya.

    2. Latih mengontrol halusinasi dengan cara

    menghardik

    Setelah pertemuan pasien mampu

    1. menyebutkan kegiatan yang sudahdilakukan

    2. memperagakan cara bercakap-cakap

    dengan orang lain

    SP 2

    1. Evaluasi kegiatan yang lalu

    2. Latih berbicara dengan orang lain saathalusinasinya muncul

    3. Masukan dalam jadwal pasien

    Setelah pertemuan pasien mampu

    1. Menyebutkan kgiatan yang sudah

    dilakukan

    2. membuat jadwal kegiatan sehari-

    hari dan mampu memperagakannya

    SP 3

    1. Evaluasi kegiatan yang lalu

    2. Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul

    Setelah pertemuan pasien mampu

    1. menyebutkan kegiatan yang sudah

    dilakukan

    SP 4

    1. Evaluasi kegiatan yang lalu

    2. Tanya program pengobatan

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    17/22

    2. menyebutkan mamfaat program

    pengobatan

    3. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada

    gangguan jiwa

    4. Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai

    progaram

    5. Jelaskan akibat bila putus obat

    6. Jelaskan cara mendapatkan obat / berobat7. Jelaskan pengobatan (5B)

    8. Latih pasien minum obat

    9. Masukan dalam jadwal harian pasien

    Keluarga

    Tujuan :

    Keluarga mampu : Merawat pasien dirumah dan menjadi

    sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah ..., pertemuan keluarga mampu

    menjelasakan tentang halusinasi

    SP1

    1. Identifikasi masalah keluarga dalam

    merawat pasien.

    2. Jelaskan tentang halusinasi.

    3. Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang

    bisa dijangkau.

    4. Bermain peran cara merawat.

    5. RTL keluarga untuk merawat pasien.Setelah ..., pertemuan keluarga mampu

    1. Menyelesaikan kegiatan yang sudah

    dilakukan2. Memperagakan cara merawat pasien

    SP 2

    1. evaluasi kemampuan keluarga

    2. latih keluarga merawat pasien3. RTL Keluarga untuk merawat pasienSetelah ..., pertemuan keluarga mampu :

    1. Menyebutkan kegiatan yang sudah

    dilakukan

    2. memperagakan cara merawat pasien

    serta mampu menbuta RTL

    SP 3

    1. Evaluasi kemampuan keluarga

    2. Latih keluarga merawat pasien

    3. RTL Keluarga/ jadwal keluarga untuk

    merawat pasien

    Setelah ...,pertemuan keluarga mampu :

    1. Menyebutkan kegiatan yang sudah

    dilakukan

    2. Melaksanakan follow up rujukan

    SP4

    1. Evaluasi kemampuan keluarga

    2. Evaluasi kemampuan pasien

    3. RTL keluarga : Follow Up, rujukan

    c) Isolasi sosial : Menarik diri

    Pasien

    Tujuan :

    Pasien mampu menyadari penyebab isolasi sosial,

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    18/22

    Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain.

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah pertemuan pasien mampu :1. Membina

    hubungan saling percaya2. Menyadari

    penyebab isolasi sosial, keuntungan

    dan kerugian berinteraksi dengan

    orang lain

    3. Melakukan

    interaksi dengan orang lain secara

    bertahap.

    SP.1

    Identifikasi penyebab

    1. Tanyakan keuntungan dan kerugianberinteraksi dengan orang lain.

    2. Latih berkenalan.

    SP.2

    1. Evaluasi Sp 1

    2. Latih berhubungan sosial secara bertahap

    3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.

    SP.31. Evaluasi Sp 1 dan 2

    2. Latih cara berkenalan dengan 2 orang atau

    lebih

    3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

    Keluarga

    Tujuan : Keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah pertemuan keluarga mampu

    menjelaskan tentang :1. Masalah isolasi dan dampaknya pada

    pasien

    2. Penyebab isolasi sosial

    3. Sikap keluarga untuk membantu

    pasien mengatasi isolasi sosialnya

    4. Pengobatan yang berkelanjutan dan

    mencegah putus obat

    5. Tempat rujukan dan fasilitas

    kesehatan yang tersedia bagi pasien

    SP.1

    1. Identifikasi masalah yang dihadapi keluargadalam merawat pasien

    2. Penjelasan isolasi sosial

    3. Cara merawat pasien isolasi social

    4. Latih (simulasi)

    5. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk

    merawat pasein.

    SP.2

    1. Evaluasi Sp 1

    2. Latih ( langsung ke pasien )3. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk

    merawat pasein.

    SP.3

    1 Evaluasi Sp 1 dan 2

    2 Latih ( langsung ke pasien )

    3 RTL keluarga / jadwal keluarga untuk

    merawat pasien.

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    19/22

    SP.4

    Evaluasi kemampuan keluarga

    Evaluasi kemampuan pasien

    RTL keluarga : Follow Up, rujukan

    d) Defisit perawatan diri.

    Pasien

    Tujuan:

    Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

    Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

    Pasien mampu melakukan makan dengan baik

    Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah pertemuan pasien dapat

    menjelaskan pentingnya :

    1. Kebersihan diri

    2. Berdandan / berhias

    3. Makan

    4. BAB / BAK

    5. Dan mampu melakukan cara

    merawat diri

    SP.1

    1. Identifikasi

    2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri

    3. Jelaskan alat dan cara kebersiahan diri

    4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.

    SP.2

    1. Evaluasi Sp 1

    2. Jelaskan pentingnya berdandan

    3. Latih cara berdandan

    4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

    SP.3

    1. Evaluasi kegaiatan SP 1 dan 22. Jelaskan cara dan alat makan yang benar

    3. Latih kegiatan makan

    4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

    SP.4

    1. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu( SP 1, 2, dan 3 )

    2. Latih cara BAB dan BAK yang baik

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    20/22

    Keluarga

    Tujuan : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

    kurang perawatan diri

    KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

    Setelah pertemuan keluarga mampu :

    Meneruskan melatih pasien danmendukung agar kemampuan pasien

    dalam perawatan dirinya meningkat.

    SP.1

    1. Identifikasi masalah dalam merawat pasiendengan masalah :

    2. Jelaskan deficit perawatan diri

    3. Jelaskan cara merawat

    4. Bermain peran cara merawat

    5. RTL keluarga / jadwal untuk merawat

    SP.2

    1. Evaluasi Sp 1

    2. Latih keluarga merawat langsung ke pasien,kebersihan diri dan berdandan

    3. RTL keluarga / jadwal untuk merawat

    SP.3Evaluasi kemampuan Sp 2

    2. Latih keluarga merawat langsung ke pasien

    cara makan

    3. RTL keluarga / jadwal untuk merawat

    SP.4

    Evaluasi kemampuan keluarga

    Evaluasi kemampuan pasien

    RTL keularga : Follow Up, rujukan

    Sumber : Standar Asuhan Keperawatan jiwa (SAK KHUSUS) Rumah Sakit Jiwa

    Pusat Cimahi Bandung Tahun 2007

    4. Implementasi

    Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

    keperawatan yang telah ditetapkan. Pada situasi nyata implementasi sering kali jauh

    berdeda dengan rencana. Hal itu terjadi karena perawat belum terbiasa

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    21/22

    menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang

    biasa dilakukan perawat adalah menggunakan rencana tidak tertulis, yaitu apa yang

    dipikirkan, dirasakan itu yang dilaksanakan. Hal itu sangat membahayakan klien

    dan perawat jika tindakan berakibat fatal, dan tidak memenuhi aspek legal.

    Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu

    menvalidasi secara singkat apakah rencana tindakan sesuai dan dibutuhkan klien

    sesuai dengan kondisinya saat ini (here and now). Perawat juga menilai diri sendiri,

    apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknukal sesuai dengan

    tindakan yang akan dilaksanakan. (Budi Anna Keliat, 2006 : 17).

    5. Evaluasi

    Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakankeperawatan klien. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif

    dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi hasil sumatif dilakukan

    dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah

    ditentukan (Budi Anna Keliat, 2006 : 17-18).

    Evaluasi adalah menentukan seberapa jauh tujuan-tujuan keperawatan yang telah

    dicapai. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, Sebagai

    pola fikir klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat

    perubahan dan berupaya mempertahankan dan memelihara.

    6. Catatn perkembangan

    Merupakan catatan yang berisi evaluasi hasil tindak lanjut yang di catat dalam

    bentuk SOAPIER :

    S : Subjek

    Merupakan data yang diperoleh atau disampaikan langsung secara lisan oleh klien

    atau keluarga dan masih dirasakan selama klien dalam perawatan.

    O : Objektif

    Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama dilaksanakan

    perawatan atau respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

    dilaksanakan.

    A : Analisa data

  • 8/14/2019 Proses Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Proses Pikir

    22/22

    Merupakan hasil analisa subjektif dan objek kemudian dianalisisa atau diteliti

    apakah maslah tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang sesuai dengan

    data yang ada.

    P : Planing

    Perencanaan keperawatan dilakukan setelah data terkmpul di analisis dan masalah

    tersebut sudah diidentifikasi.

    I : Implementasi

    Merupakan pelaksnaan dari rencana keperawatan yang tersusun pada tahap

    perencanaan. Dalam penyelesesaian tindakan perawatan melibatkan semua tim

    kesehatan, klien, dan keluarga.

    E : EvaluasiMerupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk mengukur

    keberhasilan dari rencana pelaksanan tindakan tindakan keperawatan yang

    dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien dan berpedoman pada tujuan.

    R : Reassesment

    Merupakan pengkajian ulang dari hasil perencanaan keperawatan