6
Proses Keperawatan 1. Pengkajian Riwayat kesehatan: - Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan) - Riwayat penyakit sekarang (kondisi klien saat diperiksa) - Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit seperti aaaaayang dialaminya sekarang) - Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang pernah mengalami aaaaasakit seperti penyakit klien) - Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien) aaaaaPemeriksaan fisik à difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan a. Inspeksi - Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan - Tonsil tampak kemerahan dan edema - Tampak batuk tidak produktif - Tidak ada jaringan parut pada leher - Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping aaaaahidung. b. Palpasi - Adanya demam - Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada aaaaanodus limfe servikalis - Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid c. Perkusi - Suara paru normal (resonance)

Proses Keperawatan ISPA ANAK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nurse

Citation preview

Page 1: Proses Keperawatan ISPA ANAK

Proses Keperawatan

1.     Pengkajian

Riwayat kesehatan:

-       Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan)

-       Riwayat penyakit sekarang (kondisi klien saat diperiksa)

-       Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit seperti aaaaayang

dialaminya sekarang)

-       Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang pernah mengalami aaaaasakit

seperti penyakit klien)

-       Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien)

aaaaaPemeriksaan fisik à difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan

a.       Inspeksi

-       Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan

-       Tonsil tampak kemerahan dan edema

-       Tampak batuk tidak produktif

-       Tidak ada jaringan parut pada leher

-       Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping  aaaaahidung.

b.      Palpasi

-       Adanya demam

-       Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada aaaaanodus

limfe servikalis

-       Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

c.       Perkusi

-       Suara paru normal (resonance)

d.      Auskultasi

-       Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru

2. Diagnosa Keperawatan

1)    Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi

Tujuan  : suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37,5 °C

Intervensi:

a.       Observasi tanda-tanda vital

Page 2: Proses Keperawatan ISPA ANAK

b.      Anjurkan klien/keluarga untuk kompres pada kepala/aksila

c.       Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap  SAkeringat

seperti pakaian dari bahan katun.

d.      Atur sirkulasi udara

e.       Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml/hari

f.       Anjurkan klien istirahat di tempat tidur selama fase febris penyakit.

g.      Kolaborasi dengan dokter:

-       Dalam pemberian terapi, obat antimikrobial

-       Antipiretika

Rasionalisasi:

a.  Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan  perawatan selanjutnya

b. Dengan memberikan kompres, maka akan terjadi proses konduksi/perpindahan   Apanas

dengan bahan perantara.

c. Proses hilanganya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak Aakan menyerap

keringat.

d.  Penyediaan udara bersih

e.  Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat

f.  Tirah baring untuk mengurangi metabolisme dan panas

g. Untuk mengontrol infeksi pernafasan dan menurunkan panas

2)    Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

Tujuan:

-  Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah pada BB normal.

-  Klien dapat menoleransi diet yang dianjurkan

-   Tidak menunjukkan tanda malnutrisi

Intervensi:

a.       Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari.

b.      Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.

c.       Tingkatkan tirah baring

d.      Kolaborasi: konsultasi ke ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan   AAAklien.

Page 3: Proses Keperawatan ISPA ANAK

Rasionalisasi:

a.       Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan BB dan   AAevaluasi

keadekuatan rencana nutrisi

b.      Untuk menjamin nutrisi adekuat/meningkatkan kalori total

c.       Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rileks, bersih, dan AAmenyenangkan.

d.      Untuk mengurangi kebutuhan metabolic

e.       Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau AAkebutuhan individu

untuk memberikan nutrisi maksimal.

3)    Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil

Tujuan: nyeri berkurang/terkontrol

Intervensi:

a.                Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10 ), faktor yang

memperburuk atau meredakan nyeri, lokasi, lama, dan karakteristiknya.

b.                Anjurkan klien untuk menghindari alergen/iritan terhadap debu, bahan kimia, asap

rokkok, dan mengistirahatkan/meminimalkan bicara bila suara serak.

c.                Anjurkan untuk melakukan kumur air hangat

d.               Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (steroid oral, IV, dan inhalasi, & analgesik)

Rasionalisasi:

a.                  Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal

yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan

dari terapi yang diberikan.

b.                  Mengurangi bertambahberatnya penyakit

c.                  Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri

tenggorokan.

d.                 Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi/menghambat pengeluaran

histamin dalam inflamasi pernafasan. Analgesik untuk mengurangi nyeri.

4)    Risiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi

penekanan imun)

Page 4: Proses Keperawatan ISPA ANAK

Tujuan: tidak terjadi penularan, tidak terjadi komplikasi

Intervensi:

a.       Batasi pengunjung sesuai indikasi

b.      Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas

c.       Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin

d.      Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak dibawah usia 2 tahun, lansia, dan penderita

penyakit kronis. Konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh

menurun/asupan makanan berkurang.

e.      Kolaborasi pemberian obat sesuai hasil kultur

Rasionalisasi:

a.       Menurunkan potensi terpajan pada penyakit infeksius

b.      Menurunkan konsumsi/kebutuhan keseimbangan O₂ dan memperbaiki

pertahanan klien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.

c.       Mencegah penyebaran patogen melalui cairan

d.      Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan

terhadap infeksi.

e .      Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan

sensitifitas atau diberikan secara profilaktik karena risiko tinggi