Upload
endik-asworo
View
15
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nurse
Citation preview
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan:
- Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan)
- Riwayat penyakit sekarang (kondisi klien saat diperiksa)
- Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit seperti aaaaayang
dialaminya sekarang)
- Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang pernah mengalami aaaaasakit
seperti penyakit klien)
- Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien)
aaaaaPemeriksaan fisik à difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan
a. Inspeksi
- Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan
- Tonsil tampak kemerahan dan edema
- Tampak batuk tidak produktif
- Tidak ada jaringan parut pada leher
- Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping aaaaahidung.
b. Palpasi
- Adanya demam
- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada aaaaanodus
limfe servikalis
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi
- Suara paru normal (resonance)
d. Auskultasi
- Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
2. Diagnosa Keperawatan
1) Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi
Tujuan : suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37,5 °C
Intervensi:
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Anjurkan klien/keluarga untuk kompres pada kepala/aksila
c. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap SAkeringat
seperti pakaian dari bahan katun.
d. Atur sirkulasi udara
e. Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml/hari
f. Anjurkan klien istirahat di tempat tidur selama fase febris penyakit.
g. Kolaborasi dengan dokter:
- Dalam pemberian terapi, obat antimikrobial
- Antipiretika
Rasionalisasi:
a. Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya
b. Dengan memberikan kompres, maka akan terjadi proses konduksi/perpindahan Apanas
dengan bahan perantara.
c. Proses hilanganya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak Aakan menyerap
keringat.
d. Penyediaan udara bersih
e. Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat
f. Tirah baring untuk mengurangi metabolisme dan panas
g. Untuk mengontrol infeksi pernafasan dan menurunkan panas
2) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
Tujuan:
- Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah pada BB normal.
- Klien dapat menoleransi diet yang dianjurkan
- Tidak menunjukkan tanda malnutrisi
Intervensi:
a. Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari.
b. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
c. Tingkatkan tirah baring
d. Kolaborasi: konsultasi ke ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan AAAklien.
Rasionalisasi:
a. Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan BB dan AAevaluasi
keadekuatan rencana nutrisi
b. Untuk menjamin nutrisi adekuat/meningkatkan kalori total
c. Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rileks, bersih, dan AAmenyenangkan.
d. Untuk mengurangi kebutuhan metabolic
e. Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau AAkebutuhan individu
untuk memberikan nutrisi maksimal.
3) Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil
Tujuan: nyeri berkurang/terkontrol
Intervensi:
a. Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10 ), faktor yang
memperburuk atau meredakan nyeri, lokasi, lama, dan karakteristiknya.
b. Anjurkan klien untuk menghindari alergen/iritan terhadap debu, bahan kimia, asap
rokkok, dan mengistirahatkan/meminimalkan bicara bila suara serak.
c. Anjurkan untuk melakukan kumur air hangat
d. Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (steroid oral, IV, dan inhalasi, & analgesik)
Rasionalisasi:
a. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal
yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan
dari terapi yang diberikan.
b. Mengurangi bertambahberatnya penyakit
c. Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri
tenggorokan.
d. Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi/menghambat pengeluaran
histamin dalam inflamasi pernafasan. Analgesik untuk mengurangi nyeri.
4) Risiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi
penekanan imun)
Tujuan: tidak terjadi penularan, tidak terjadi komplikasi
Intervensi:
a. Batasi pengunjung sesuai indikasi
b. Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
c. Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin
d. Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak dibawah usia 2 tahun, lansia, dan penderita
penyakit kronis. Konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh
menurun/asupan makanan berkurang.
e. Kolaborasi pemberian obat sesuai hasil kultur
Rasionalisasi:
a. Menurunkan potensi terpajan pada penyakit infeksius
b. Menurunkan konsumsi/kebutuhan keseimbangan O₂ dan memperbaiki
pertahanan klien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.
c. Mencegah penyebaran patogen melalui cairan
d. Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan
terhadap infeksi.
e . Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan
sensitifitas atau diberikan secara profilaktik karena risiko tinggi