24
1. Latar Belakang Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah diBudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan : 1) dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Social Economics Business Plan Peternakan & Pembesaran Lele “RUMAWI PELITA” 2013

Proposal+Budidaya+Lele RP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal+Budidaya+Lele RP

1. Latar Belakang

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah diBudidayakan secara

komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang

pesat dikarenakan :

1) dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,

2) teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,

3) pemasarannya relatif mudah dan

4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi.

Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan

penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Budidaya masih tetap

dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila

Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan

lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan Budidaya yang dikembangkan sejalan dengan

kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun

pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak

tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal

lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur

dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang

baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut :

Social Economics Business Plan

Peternakan & Pembesaran Lele“RUMAWI PELITA”

2013

Page 2: Proposal+Budidaya+Lele RP

Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan

mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta

kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam

air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak

tembok atau kolam tanah. Dalam Budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah

pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.

2. Struktur Kepemilikan

Budidya lele “RUMAWI PELITA” didirikan dan dimiliki oleh 4 orang yang sangat ahli

dalam bidangnya masing-masing.

3. Manajemen

Budidaya lele ”RUMAWI PELITA” memiliki sebuah tim manajemen yang cukup kuat,

dengan Hidayat, SE sebagai General Manager yang telah punya banyak pengalaman dalam

berbisnis yang bertanggung jawab pada controlling manager serta pengembangan usaha.

Marzuki, Spd Sebagai Manager Keuangan yang memiliki kemampuan ekonomi dan

akuntansi berbasis syariah yang cukup memadai, dan Makri sebagai Manager Administrasi

& HRD yang bertanggung jawab pada kepegawaian, keamanan kolam dan rencana

pengembangan usaha serta yang tidak kalah penting adalah Mamay sebagai Manager

Resource Development yang bertanggungjawab pada pembesaran lele yang meliputi

pembelian benih lele, proses pembesaran lele, antisipasi & penanggulangan penyakit serta

link penjualan ketika lele sudah besar

Kami berenpat sudah komitmen untuk menjalankan dan mengembangkan wadah pendidikan

& pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, setiap dari kami memiliki keunggulan masing-

masing dibidangnya sehingga menjadikan kami tim yang saling melengkapi, solid, amanah

dan bertanggungjawab

4. Visi dan Misi

Page 3: Proposal+Budidaya+Lele RP

4.1 Visi

Menjadi satu-satunya wadah pendidikan dan pelatihan yang bergerak dibidang

peternakan lele yang amanah, sinergi dan profitable dengan mengunggulkan sistem

sosial untuk kemandirian masyarakat.

4.2 Misi

a. Menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai kebutuhan lele di daerah DKI Jakarta

b. MemBudidayakan lele yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan murah

c. Menjadi lahan dakwah untuk memajukan ekonomi syariah.

5. Faktor Kunci Sukses

Kunci keberhasilan bagi Budidaya lele ”RUMAWI PELITA” adalah :

Budidaya menggunakan bibit lele sangkuriang yang merupakan bibit unggul di daerah

Jabodetabek

Keadaan kolam yang strategis yaitu ditengah perkotaan dan cukup luas sehingga

mampu menampung banyak lele.

Manajemen keuangan dan sumber daya manusia yang profesional

Disiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang

ditanggung

6. Gambaran Umum Bentuk Pendidikan dan Pelatihan

Kami adalah Pengurus Ormas Rumawi Pelita yang membidangi bidang

Pengembangan Potensi Masyarakat dengan menjalankan program pelatihan pelatihan

budidaya lele. Kami memiliki sumberdaya-sumberdaya manusia yang handal dan

memiliki kapabilitas di dalamnya. Dari mulai menejerial, pengembangan, dan teknis

lapangan.

Dalam pendidkan dan pelatihan budidaya lele membutuhkan waktu persiapan yang

lama hingga masyarakat yang dididik dapat mempraktekkan dengan mudah dan efesien

teknik budidaya yang diberikan. Dalam hal bibit yang dihasilkan maupun lele konsumsi

yang memenuhi qualitas dan quantitas standar untuk pembesaran. Antara pembibitan

dan pembesaran agar tidak ada masa kosong produktif (Masa itu memiliki periode

selama 6 bulan), maka untuk mengisi masa tidak produktif tersebut menjadi masa yang

produktif maka kami memanfaatkan kolam-kolam yang kosong tersebut dengan

pembesaran yang bibit pembesarannya kami belikan bukan kami produksi sendiri

Page 4: Proposal+Budidaya+Lele RP

hingga bibit yang kami siapkan yang nantinya kami manfaatkan guna pembesaran siap

untuk di manfaatkan.

Untuk tenaga ahli kami memiliki orang yang sudah sangat berpengalaman baik

secara teori maupun praktek dilapangan yang kami peroleh dari Praktisi Peternakan dan

pembesaran Lele di Ciracas sehingga sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam

budidaya dan pemanfaatan lele kedepan.

7. Analisis Pesaing

6.1 Pesaing

Banyaknya petani yang memBudidayakan lele di daerah DKI Jakarta dan

Botabek tidak membuat kami pesimis karena faktanya lele yang dikonsumsi

sehari-hari masih disuplay dari luar DKI Jakarta dan Botabek sehingga suplay

dari Jabotabek sendiri masih kurang.

Banyaknya pemasok lele dari luar Jakarta dan pulau Jawa memberikan peluang

bagi para pembudidaya binaan untuk bisa bersaing lebih baik dengan cara

menawarkan pada harga yang lebih rendah tetapi tidak merugi karena produk

diperoleh dari tempat dekat dengan pemasaran. Dan selain itu ada alternatif

untuk menjual olahan lele oleh ibu-ibi PKK dari Dharma Wanita Tk

Kecamatan yang ada di DKI Jakarta.

6.2 Resiko atau Hambatan

Resiko yang dipertimbangkan dalam memulai dan mengembangkan usaha ini adalah :

Hama penyakit yang ada ketika Budidaya berlangsung.

tingkat mortalitas yang tinggi.

Permodalan

Resiko pertama dan kedua dapat diminimalisir dengan cara perawatan yang baik dan

benar oleh ahlinya. Sedangkan untuk permodalan tahap awal dapat diusahakan melalui

bantuan pemerintah dan donatur atau investor.

8. Analisi Swot

Kelebihan

1. Masih banyaknya kepedulian masyarakat Jakarta terhadap kegiatan sosial

dan ekonomi untuk peningkatan pemberdayaan masyarakat.

2. Dukungan Pemerintah Daerah terhadap Program-program Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat.

Page 5: Proposal+Budidaya+Lele RP

3. Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari mahalnya harga

lele di pasar.

4. Masih impornya perikanan DKI Jakarta terutama lele dari luar kota

Kekurangan

1. Kemampuan untuk memenuhi kalitas dan kuantitas permintaan Lele di

wilayah DKI Jakarta yang secara terus menerus karena lele yang dihasilkan

tidak bersumber dari satu peternak dan satu wilayah.

2. Besarnya modal yang diperlukan untuk menggerakkan masyarakat dalam

menjalankan budidaya lele secara mandiri

3. Jumlah lahan dan perbedaan kondisi geografis dari setiap wilayah untuk

budidaya lele.

4. Murahnya harga yang di tawarkan oleh tengkulak, bila pemasaran dilakukan

melalui tengkulak dan perbedaan harga yang sangat tinggi, sehingga

memberikan dampak kurang efektif dalam program pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat.

Ruang kesempatan yang tersedia

1. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele

masih mudah dalam pemasaran.

2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk pakan berbahan dasar lele

menjadi wilayah olah sendiri.

Ancaman dan penanggulangannya

1. Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak terkecuali

lele. Untuk itu sudah jelas pastilah kami mencari lahan yang aman dari banjir.

2. Hama seperti luak dan ular menjadi penting untuk di khawatirkan karena

dapat menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya dari

membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah

kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini.

3. Penyakit juga biasa meyerang perikanan. Untuk itu kami menganggap penting

untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya penyakit

dikarenakan adanya bibit2 penyakit, juga persiapan lahan yang matang

Page 6: Proposal+Budidaya+Lele RP

menjadi salah satu faktor penekatan terhadap penyerangan penyakit ini. Kami

juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap lele dikarenakan kemungkinan

terserang wabah juga besar sehingga penting untuk segera ditanggulangi.

Analisis pengembangan

1. Dikarenakan masih sangat tingginya permintaan pasar terhadap lele sehingga

untuk pengembangan lahan dalam jumlah besarpun masih dirasa

memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada. Seperti

misalanya diciptakannya frencise peternakan lele yang nantinya kita hanya

bermodalkan bibit yang kita produksi sendiri sehingga kita dapat menjual

hasil bibit, peralatan dan pangan terhadap orang yang mengikuti frencise kita.

2. Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna melewati batas

equlibrium penjualan dengan cara mengolah hasil pembudidayaan jadi produk

olahan yang dapat dikonsumsi secara instan yang tenaga ahlinya diambil dari

Rumawi Pelita bersama Dharma Wanita tingkat Kecamatan di Wilayah

Jakarta Timur dan sekitarnya seperti tim ahli pembudidayaan tersebut.

3. Menciptakan momentum dan prestis dari produk lele juga menjadi marketing

dari hasil olah lele sehingga terttancap pada benak mereka bahwa suatu

kebanggaan atau kebiasaan merngonsumsi lele pada waktu tertentu tentunya

dalam pengolahan produk lele berbentuk lain.

9. Analisis Keuangan

7.1 Modal

Ada dua jenis pengeluaran dalam bisnis lele, biaya awal dan biaya operasional.

Perincian biaya awal dan biaya operasional antara lain sebagai berikut:

1. Biaya Awal

- Biaya Pembuatan Kolam

Biaya Kolam adalah biaya yang hanya dikeluarkan satu kali, perinciannya sebagai berikut:

No

Nama quantity satuan harga satuan Total

1 Terpal A3 ukuran 5X7 M 15 kolam IDR 350,000.00 IDR 5,250,000.002 Bambu uk. 6 M 200 btg IDR 20,000.00 IDR 4,000,000.003 Jala 350 Mtr IDR 8,000.00 IDR 2,800,000.004 Para Net 300m meter IDR 6,000.00 IDR 1,800,000.005 ijuk 30 kg IDR 10,000.00 IDR 300,000.00

Page 7: Proposal+Budidaya+Lele RP

6 Pipa Paralon ½ inc 10 btg IDR 20,000.00 IDR 200,000.007 Lem silikon 2 tube IDR 50,000.00 IDR 100,000.008 Sponge tebal 2cm 1 mtr IDR 50,000.00 IDR 50,000.00

Jumlah IDR14,500,000.00

- Biaya Pembuatan Akuarium Penetasan (untuk 1 kali)

No

Nama quantity satuan harga satuan Total

1 Kaca Ǿ 0,5cm 4 mtr IDR 60,000.00 IDR 240,000.002 Lem Silikon + Gun 1 set IDR 100,000.00 IDR 100,000.003 Erator + selang kecil 1 mtr 1 set IDR 150,000.00 IDR 150,000.00

Jumlah IDR 490,000.00

- Biaya Pendidikan dan Pelatihan (untuk 1 angkatan selama 3 hari)

No

Nama quantity satuan harga satuan Total

1 Akomodasi 20 peserta IDR 50,000.00 IDR 1.000,000.002 Kaos + Modul + Alat Tulis 20 set IDR 75,000.00 IDR 1.500,000.003 Konsumsi 1hr+ snack 2 hr 20 peserta IDR 30,000.00 IDR 600,000.004 Seser 5 set IDR 30,000.00 IDR 150,000.005 Bak sortier Ǿ 50cm 10 set IDR 30,000.00 IDR 300,000.006 Indukan (3 jntn : 1 betina) 5 set IDR 400,000.00 IDR 2,000,000.007 Paket Permodalan Usaha 20 peserta IDR 1.000,000.00 IDR 20,000,000.00

Jumlah IDR25.550,000.00

2. Biaya Operasional di pusat Pendidikan dan Pelatihan

Biaya operasional dibagi menjadi 2 yaitu biaya operasional awal dan biaya operasional

berjalan. Pada masa pembesaran membutuhkan biaya operasional awal dan biaya operasional

berjalan, sedangkan pada masa peternakan hanya biaya operasional berjalan (lihat

No Nama quantity satuan harga satuan Total

Biaya operasi awal        1 lele pembesaran 30000 ekor IDR 250.00 IDR 7,500,000.00

Biaya operasi berjalan        

1 Artemia (untuk anakan) 1 zak IDR 750,000.00 IDR 750,000.00 1 upah pekerja 2 bulan IDR 600,000.00 IDR 1,200,000.00 2 kapur 2 sak IDR 4,000.00 IDR 8,000.00 3 Pupuk Kandang 10 krg IDR 5,000.00 IDR 50,000.00 5 pelet 78 sak IDR 300,000.00 IDR 23,400,000.00

Jumlah IDR 32,908,000.00

Page 8: Proposal+Budidaya+Lele RP

Sehingga modal yang dibutukan meliputi:

Biaya Awal + Biaya Operasional = Modal

IDR 40,540,000.00 + IDR 32,908,000.00 = IDR 73,448,000.00

7.2 Keuntungan

Dari investasi awal tersebut maka dapat dihitung cash flow (dengan asumsi bahwa minimal

lele panen 5 kali dalam setahun dan jumlah tingkat kehidupan hanya 70% yang nantinya dapat

kami tekan hingga dibawah 8% karena kami memiliki sumberdaya yang mendukung)

Bibit Tingkat

kehidupan

Jumlah 7 lele per kg Harga/Kg Total

30000 70% 0,142857142857 IDR 15.000,- IDR 45,000,000.00

Maka Keuntungan bersih yang didapat pada panen pertama adalah

= Keuntungan – modal awal

= IDR 45,000,000.00 - IDR 73,448,000.00

= IDR 28,448,000.00

Jadi terlihat pada panen pertama belum dapat balik modal dan bahkan masih memiliki

modal investasi sebesar = IDR 28,448,000.00

Pada panen kedua keuntungan bersih yang didapat adalah

= Keuntungan – Biaya operasional total

= IDR 45,000,000.00 – IDR 32,908,000.00

= IDR 12,092,000.00

Keuntungan bersih yang didapat pada periode kedua masih belum menutupi modal

awal yaitu IDR 12,092,000.00- IDR 28,448,000.00 = IDR 16,356,000.00, pada panen ketiga

hasil yang diperoleh adalah

= IDR 45,000,000.00 – IDR 32,908,000.00 - IDR 16,356,000.00 = IDR 4,264,000.00

Page 9: Proposal+Budidaya+Lele RP

Pada panen keempat keuntungan bersih yang didapat adalah

= Keuntungan – Biaya operasional total

= IDR 45,000,000.00 – IDR 32,908,000.00 - IDR 4,264,000.00

= IDR 7,828,000.00

Keuntungan bersih yang didapat pada periode panen kelima adalah sama yakni sebesar =

IDR 12,092,000.00/sekali panen.

Sehingga keuntungan bersih sebelum zakat dalam tahun pertama adalah akumulasi

keuntungan bersih pada:

= Panen Keempat + Panen Kelima

= IDR 7,828,000.00 + IDR 12,092,000.00

= IDR 19,920,000.00 sedangkan untuk tahun kedua keuntungan yang dapat

diperoleh adalah 5 X IDR 12,092,000.00 = IDR 60,460,000.00

Keuntungan ini merupakan perhitungan minimal karena kita menghitung tingkat Mortalitas

(kematian) sebesar 30 %, pada kenyataannya mortalitas dapat diminimalisir sampai 8 %.

10. Profit Sharing

Pembagian hasil antara pengelola dengan investor adalah 60 : 40

Perbandingan ini lebih besar dari perbandingan yang dikepuarkan BI untuk system

syariah sebesar 65 : 35 sehingga lebih menguntungan investor dibandingan dengan

investasi syariah konvesional

Jika investor hanya sebagian maka perhitungan profit sharingnya adalah :

[ modal yangditanammodal yangdibutu hkan ]×keuntungan ×[ 40

40+60 ]=uang yang didapat investor

Contoh:

[ IDR 1,000,000.00IDR 63,563,000.00 ]× IDR 124,690,500.00×[ 40

40+60 ]=IDR784,673.47

Page 10: Proposal+Budidaya+Lele RP

Jadi, Investor mendapatkan keuntungan setiap = IDR 1,000,000.00 sebesar = IDR 784,673.47

setiap tahunnya sehingga dana yang dikembalikan kepada investor jika investor tidak mau

memperpanjang kontraknya sebesar = IDR 1,748,600.00 (dengan pembulatan sebesar = IDR

73.47 yang akan diakumulasikan dengan yang lain dan hasilnya akan disumbangkan keorang

yang membutuhkan). Keuntungan yang diberikan kepada investor sudah dipotong zakat

pertanian sebesar 10% dan investor masih harus membayarkan zakat harta kepada orang-

orang yang membutuhkan sebesar 2.5% yang akan dibayarkan investor masing-masing.

Lampiran I

Foto referensi kolam yang akan digunakan

Page 11: Proposal+Budidaya+Lele RP
Page 12: Proposal+Budidaya+Lele RP

Lampiran II

CV para pengelola Pendidkan dan Pelatihan Budidaya Lele ”RUMAWI PELITA”

- Data Pribadi :- Riwayat Pendidikan :

- Pengalaman Organisasi :- Pengalaman Kepanitiaan

- PRESTASI KEJUARAAN

- PENGALAMAN WIRAUSAHA

- KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN

CURRICULUM VITAE

- RIWAYAT PENDIDIKAN

- ORGANISASI :

KEPANITIAAN :AKTIVITAS :MOTTO :

Page 13: Proposal+Budidaya+Lele RP

Lampiran III

1.      DESKRIPSI PROGRAM

a. Gambaran Umum Wilayah

Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cipayung dan Cibubur merupakan area strategis

mengingat daerah ini termasuk dalam wilayah Jakarta Timur dan merupakan bagian dari

pusat pemasaran yakni DKI Jakarta dan mempunyai potensi yang besar pada bidang

peternakan dan perikanan. Keadaan air di wilayah tersebut layak sebagai tempat untuk

budidaya ikan air tawar.

b. Ide Program

Jakarta Timur dan sekitarnya sebagai suatu wilayah perkotaan tetapi masih mempunyai

lahan yang cukp luas dan cocok untuk budidaya ikan lele. DKI Jakarta memiliki letak

strategis untuk pemasaran ikan lele hal ini melihat banyaknya masyarakat menyukai

hidangan ikan lele baik itu lele bakar, lele goreng, dan pecel lele. Ikan lele merupakan ikan

yang relatif mudah untuk dibudidayakan. Kandungan gizi ikan lele cukup bagus untuk

tumbuh kembang otak anak. Harga ikan lele cukup bersaing. Taraf kehidupan masyarakat

sekitar masih kurang baik. Hal ini terlihat dari sedikitnya penduduk yang mengenyam

pendidikan yang layak. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa di ajukanlah

sebuah metode pemberdayaan kelompok ikan Lele Sangkuriang.

c. Gagasan Program

Berangkat dari beberapa persoalan dan fakta di lapangan Ormas Rumawi Pelita hadir

untuk menjawab kebutuhan masyarakat dengan mengusahakan suatu program pembinaan

untuk masyarakat di sekitar Kecamatan Ciracas, Cipayung, Pasar Rebo dan Kecamatan

Cibubur di wilayah Jakarta Timur khususnya dan DKI Jakarta Umumnya melalui usaha

budidaya lele. Program budidaya lele ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja,

meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menambah gizi masyarakat pada umumnya.

Page 14: Proposal+Budidaya+Lele RP

2.      TUJUAN PROGRAM

Tujuan dari program ini adalah untuk memberdayakan masyarakat di ketiga kecamatan

wilayah Jakarta Timur tersebut melalui program pembinaan dan usaha budidaya Lele

Sangkuriang.

3.      MANFAAT PROGRAM

Program ini ditekankan untuk dapat memberdayakan masyarakat,  meningkatkan

pendapatan masyarakat dan untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat.

4. Pelaksanaan PROGRAM KERJA

1.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan

      Program akan dilaksanakan selama satu tahun terhitung dari bulan Februari 2013 –

Januari 2014.

      Program akan dilaksanakan di Jl. Mabes Hankam no 73, Kel bambu Apus, Kec.

Cipayung Jakarta Timur.

2.      Pelaksanaan

Pelaksanaan program pembinaan tertera pada tabel dibawah ini:

No. Bulan Kegiatan

1. Januari Pengajuan proposal Hibah Modal Kerja

2. Pebruari Pelatihan Budidaya Lele Sangkuriang gelombang I

Pembiakan awal lele dengan 5 set indukan

Launching Pusat Pendidikan dan Pelatihan Budidaya

Lele di DPP Rumawi Pelita oleh Gubernur/ Wkl

Gubernur DKI Jakarta

Permulaan budidaya ikan lele mulai dari 30.000 bibit

unggul lele sangkuriang mulai ukuran 7-8 cm

3. Maret Masa Budidaya ikan lele tahap pembesaran.

2. April Pelatihan pemasaran dan membuka peluang pasar

ikan lele dengan mendirikan restoran makanan khas

lele, baso lele, kripik lele, nugget lele, kerupuk lele,

abon lele dan semua makanan berbahan dasar lele

Page 15: Proposal+Budidaya+Lele RP

Panen Ikan lele seleksi Pertama

3. Mei Awal dan masa budidaya lele tahap Kedua

4 Juni Pelatihan Budidaya Lele Sangkuriang gelombang II

Masa Budidaya ikan lele tahap pembesaran

Pelatihan pemasaran dan membuka peluang pasar

ikan lele dengan mendirikan restoran makanan khas

lele, baso lele, kripik lele, nugget lele, kerupuk lele,

abon lele dan semua makanan berbahan dasar lele

4. Juli Panen Ikan lele seleksi Kedua

BAB III

ASPEK TEKNIS BUDIDAYA

1.      Pembesaran

Lele yang dipilih untuk pembesaran adalah lele sangkuriang. Pembesaran lele

sangkuriang di dalam kolam pembesaran.

2.      Persiapan Kolam Pembesaran

Pastikan terlebih dahulu dasar kolam rata dan dinding kolam rapi. Proses pertama kali

adalah melakukan pemberantasan hama. Hal ini dilakukan agar ikan dapat tumbuh tanpa

ada gangguan kesehatan yang disebabkan oleh hama. Kegiatan ini dilakukan dengan cara

menaburkan kapur (gamping) serata mungkin di dasar kolam pembesaran dengan dosis

rata-rata 20-30 g/m2. selama kapur ditaburkan kolam dibiarkan kering selama 5-7 hari,

kemudian kembali diairi air setinggi 15 cm. Saat sudah terisi air, kapur ditaburkan kembali

dengan dosis 30-50 g/m2. biarkan kolam tersebut selama 3 hari.

3.      Pemupukan Kolam

Kolam yang sudah dibiarkan selama 3 hari sesudah pengapuran perlu diberi pupuk.

Sebelum pemberian pupuk, air kapur di dalam kolam sebaiknya dibuang terlebih dahulu.

Pemupukan ini harus dilakukan dengan tujuan menciptakan jasad-jasad renik didalam kolam

agar nantinya lele sangkuriang yang dilepas di dalamnya tidak akan kekurangan pakan.

Jenis dan dosis pupuk yang dibutuhkan pada pembesaran lele sangkuriang ini adalah

Pemupukan dengan kotoran ternak ayam berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15

Page 16: Proposal+Budidaya+Lele RP

gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pupuk tersebut ditaburkan secara merata di

seluruh permukaan kolam. Kemudian kolam diisi air hingga setinggi  20 cm atau disesuaikan

dengan besarnya benih lele sangkuriang.

4.      Pelepasan Benih ke Kolam

Sebelum benih atau anakan lele dilepaskan ke kolam pembesaran, pH (derajat

keasaman) air, suhu air, dan kedalaman air harus diamati secara seksama. Idealnya, pH air

ideal untuk lele sangkuriang berkisar 6-9. Bila pH air kurang dari 6 atau lebih dari 9, benih

lele dapat mati. Untuk suhu air idealnya 22 – 32 0C. Sementara kedalaman air yang ideal

antara 1-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%.

Kerapatan benih lele yang dilepaskan adalah 100 ekor/ m2. Bentuk kolam yang ideal untuk

pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2

5.      Pemberian Pakan

Selama pembesaran di kolam, pakan sangat dibutuhkan benih lele sangkuriang untuk

pertumbuhannya. Jenis, dosis, dan cara pemberian pakan harus diperhatikan agar efisien.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan biaya pakan.

a)      Jenis pakan

Sejak dilepaskan di kolam pembesaran umur sekitar 21 hari hingga umur 120 hari hari,

benih lele Sangkuriang mengalami tiga kali pergantian jenis pakan sesuai tingkat umurnya.

Pada umur 21 – 40 hari, jenis pakan yang diberikan berbentuk butiran pelet berdiameter

rata-rata 0,5 mm. Pakan ini merupakan pakan buatan pabrik dengan kode produksi 781-

2SP. Pada umur 41 – 60 hari, jenis pakannya berbentuk butiran pelet berdiameter rata-rata 1

- 1,5 mm dengan kode produksi 781-2. Sementara pada umur lebih dari 60 hari, jenis pakan

yang diberikan berbentuk butiran pelet berdiameter 1,5 – 2 mm dengan kode produksi 781.

b)      Jadwal pemberian pakan

Jadwal pemberian pakan pada lele sangkuriang harus diperhatikan dengan baik. Bila

pemberian pakan tidak teratur, akan berakibat kurang baiknya pertumbuhan lele sangkuriang

dan terjadinya pemborosan pakan. Adapun jadwal pemberian pakan dilakukan setiap hari

pada pukul 09.00 – 09.00; 16.00 – 17.00; dan 21.00 – 22.00.

Page 17: Proposal+Budidaya+Lele RP

Pemberian pakan harus merata di seluruh permukaan kolam untuk memastikan bahwa

semua lele sudah memperoleh pakan. Sebagai tanda bahwa lele tersebut sudah kenyang,

pakan yang diberikan tampak mengapung di permukaan kolam.

c)      Dosis yang dibutuhkan untuk pembesaran

No. Umur Pakan

(hr)

Jenis Pakan

(g/ekor/hr)

Jumlah Pakan

(g)

1. 3 – 7 Telur ayam 0,0125

2. 8 – 20 Kutu air 0,10

3. 21 – 40 Pelet 0,5 mm 0,32

4. 41 – 60 Pelet 1,0 mm 0,62

5. 61 – 80 Pelet 2,0 mm 0,96

6. 81 – 100 Pelet 2,0 mm 1,95

7. 101 – 120 Pelet 2,0 mm 2,79

8. 121 – 140 Pelet 2,0 mm 3,33

9. 141 – 160 Pelet 2,0 mm 3,60