25
PROPOSAL PROGRAM BERMAIN RUANG PERAWATAN II RSUD SYEKH YUSUF GOWA TAHUN 2015 Nama Pasien : An...... Usia : ......... Diagnosa Medik : ......... Tingkat Perkembangan 1. Personal Sosial Teori a. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan supaya di anggap di masyarakat b. Anak mulai mengetaahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan lingkungan disekitarnya c. Menyadari hak dan kepentingan orang lain d. Mulai dapat bermain dengan teman sebaya e. Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunyai kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.

Proposal Program Bermain

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal terapi Bermain Anak TK

Citation preview

Page 1: Proposal Program Bermain

PROPOSAL PROGRAM BERMAIN RUANG PERAWATAN IIRSUD SYEKH YUSUF GOWA TAHUN 2015

Nama Pasien : An......

Usia : .........

Diagnosa Medik : .........

Tingkat Perkembangan

1. Personal Sosial

Teori

a. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin

dilakukan supaya di anggap di masyarakat

b. Anak mulai mengetaahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan

lingkungan disekitarnya

c. Menyadari hak dan kepentingan orang lain

d. Mulai dapat bermain dengan teman sebaya

e. Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunyai

kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.

f. Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul”

dan sosialisasi dengan teman sebaya.

Kondisi Klien saat ini :

a. Klien hanya berbaring dan sesekali duduk di tempat tidur.

b. Klien hanya bermain bersama orangtua tanpa bersosialisasi dengan

pasien yang lain

c. Klien hanya memperhatikan orang lain di sekitarnya dari tempat

tidurnya.

Page 2: Proposal Program Bermain

2. Motorik Kasar

Teori :  

Perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun

Usia 3 tahun

a. Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik

b. Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat

c. Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan

berpeganngan pada peganngan tangga

d. Berlari berputar-putar tanpa kendala

e. Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali

f. Melompat dengan salah satu kaki 5 kali Melompat dengan sebelah

kaki lainnya dalam satu lompatan

g. Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan

kaki

h. Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada

i. Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda

roda tiga

j. Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan

k. Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak

l. Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang

m. Menjiplak lingkaran

n. Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.

Page 3: Proposal Program Bermain

o. Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan

gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi

menjadi dua bagian.

Usia 4 tahun

a. Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik

b. Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari

sejauh 6 kaki

c. Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit

d. Lomba lari

e. Melompat ke depan 10 kali

f. Melompat kebelakang sekali

g. Bersalto/ berguling ke depan

h. Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan

kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara

bersamaan.

i. Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3

kaki

j. Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang

berjarak 4-6 kaki darinya

k. Membangun menara setinggi 11 kotak

l. Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat

dikenali orang lain

m. Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari

Page 4: Proposal Program Bermain

n. Menjiplak gambar kotak

o. Menulis beberapa huruf

Usia 5 tahun

a. Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik

b. Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke

samping

c. Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut

d. Melompat dua meter dengan salah satu kaki

e. Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang

bola

f. Menangkap bola tennis dengan kedua tangan

g. Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan

h. Mengayun tanpa bantuan

i. Menangkap dengan mantap

j. Menulis nama depan

k. Membangun menara setinggi 12 kotak

l. Mewarnai dengan garis-garis

m. Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari

n. Menggambar orang beserta rambut dan hidung

o. Menjiplak persegi panjang dan segi tiga

p. Memotong bentuk-bentuk sederhana.

Page 5: Proposal Program Bermain

Kondisi Klien saat ini :

Klien terbaring di tempat tidur dan mampu bangun untuk duduk di

tempat tidur, klien dalam keadaan lemah. Klien juga memiliki ruang gerak

kecil untuk bermain di tempat tidur.

3. Motorik Halus

Teori :

Perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun

usia 3 tahun

a. menggambar mengikuti bentuk

b. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran

c. membuka menutup  kotak

d. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

Usia 4 tahun

a. menggambar sesuatu yang diketahui,  bukan yang dilihat

b. mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan  tangannya

c. menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin

d. menyelesaikan puzzel 4 keping

Usia 5 tahun

a. melipat

b. menggunting sesuai pola

c. menyusun mainan konstruksi  bangunan

d. mewarnai lebih rapi tidak keluar garis

e. meniru tulisan

Page 6: Proposal Program Bermain

Kondisi Klien saat ini :

a. Klien bisa menulis jika ada contoh diberikan oleh pemeriksa

b. Klien juga mengenal gambar dan ibunya mengatakan klien

suka mencoret-coret dinding di rumah

c. Ibu klien mengatakan anaknya juga biasa bermain benda-

benda kecil untuk disusun

4. Bahasa

Teori :

Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang

dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau

lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100

kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat

menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan

bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga

sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.

Kondisi Klien saat ini :

a. Klien menggunakan bahasa sebagai media pertukaran verbal

b. Klien berbicara menggunkan lebih dari 6 kata

c. Klien mampu menyebutkan nama-nama hari dalam seminggu

Jenis Permainan : Mewarnai gambar, menggambar sederhana dan menyusun

Puzzle sederhana

Alat yang digunakan : 1. Crayon warna warni

Page 7: Proposal Program Bermain

2. Buku mewarnai

3. Buku gambar

4. Puzzle sederhana

Aturan Permainan

1. Anak diberikan buku mewarnai, buku gambar dan crayon warna warni

2. Anak diperkenalkan dengan gambar-gambar apa saja yang ada dalam buku

gambar

3. Anak diminta mewarni gambar apa saja dalam buku tersebut dengan

menggunakan crayon warna warni dan menggambar apa saja yang

diketahui di buku gambar

4. Perawat mengajarkan kepada anak cara merangkai puzzle sederhana

5. Anak diminta untuk merangkai puzzle sederhana secara mandiri

6. Anak harus menyelesaikan tindakan mewarnai, menggambar dan

merangkai puzzle dengan lengkap.

Tujuan Bermain

1. Mengetahui perkembangan motorik halus anak

2. Mengembangkan kreatifitas anak

3. Mengurangi kebosanan akibat hospitalisasi

Pelaksanaan : Kamis, 14 Agustus 2014

Waktu : 20 menit

Tempat : Ruang Perawatan II Kamar III di tempat tidur pasien

Peserta : Klien, orang tua dan saudara klien

Pembimbing : Ns. Badollahi, S.Kep.

Page 8: Proposal Program Bermain

Observer : Kelompok 1 Mahasiswa Ners UIN Alauddin Makassar

Model Permainan

Keterangan :

: Tempat Tidur

: Klien

: Perawat

: Orang tua

: Pemimbing

: Observer

Evaluasi

Rencana evaluasi pada permainan ini yaitu :

1. Klien dapat mengenali gambar-gambar yang ada dalam buku gambar,

seperi gambar mangga, pisang, semangkan, dan anggur

2. Klien dapat mengenali bagian-bagian dari buah, seperti daun, buah, dan

batangnya

3. Klien dapat menggambar secara vertikal, horisontal dan lingkaran dalam

buku tersebut.

4. Klien dapat mengenali 5 macam warna pada crayon

5. Klien mampu merangkai puzzle sampai selesai dengan bantuan minimal.

Page 9: Proposal Program Bermain

PROPOSAL

PROGRAM TERAPI BERMAIN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI RUANG

PERAWATAN II RSUD SYEKH YUSUF GOWA 2014

OLEH :LIZA FAUZIA, S.Kep

70900114008

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2014

Page 10: Proposal Program Bermain

TERAPI BERMAIN MEWARNAI DAN BERMAIN PUZZLE

A. Defenisi Bermain

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang

tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan

membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang

bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan

sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela

untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan

hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak

dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi

terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan

berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara

untuk memperoleh kesenangan  agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan

pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. Kategori Bermain

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak

sendiri. Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu

melakkan aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.

C. Ciri-ciri Bermain

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

Page 11: Proposal Program Bermain

2. Selalu ada timbal balik interaksi

3. Selalu dinamis

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu

D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi

1. Social affective play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh

lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara

memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan

dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,

dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain

air atau pasir

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan

tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya

mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau

ibu.

Page 12: Proposal Program Bermain

E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa

orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita

Toddler.

2. Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing

mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya

tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh

anak pre school. Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang

sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian

tugas, anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi

dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia

sekolah Adolesen.

F. Fungsi Bermain

1. Perkembangan Sensorik Motorik

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,

misalnya meraih pensil.

Page 13: Proposal Program Bermain

2. Perkembangan Kognitif

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3. Kreatifitas

Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.

4. Perkembangan Sosial

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari

belajar dalam kelompok.

5. Kesadaran Diri (Self Awareness)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah

laku terhadap orang lain.

6. Perkembangan Moral

Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,

menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan

kejujuran

7. Terapi

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang

tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.

8. Komunikasi

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat

mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain

peran.

Page 14: Proposal Program Bermain

G. Tahap Perkembangan Bermain

1. Tahap eksplorasi : Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara

bermain

2. Tahap permainan : Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam

tahap permainan

3. Tahap bermain sungguhan : Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun : Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan

permainan berikutnya.

H. Defenisi Terapi Mewarnai

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai

gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah

bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif

untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada

anak.

puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang, Salah

satu alat permainan yang bernilai edukatif adalah PUZZLE. Bermain puzzle

selain menyenangkan juga meningkatkan keterampilan anak. Puzzle

merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak

dalam merangkainya. Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental

anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam

menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat saat ia menyelesaikan puzzle

pun merupakan salah satu pembangkit motifasi untuk mencoba hal-hal yang

baru baginya.

Page 15: Proposal Program Bermain

I. Manfaat

Terapi bermain meawarnai :

1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat

terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).

2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,

mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan

motorik halus.

3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia prasekolah, karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.

4. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak

suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses

hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak

akurat dan negative.

6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk

meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman

dari rasa marah dan benci.

7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan

metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama

dirawat di rumah sakit.

Page 16: Proposal Program Bermain

Manfaat Bermain Puzzle :

1. Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan kemampuan

anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan.

Anak balita direkomendasikan banyak mendapatkan latihan keterampilan

motorik halus.Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara

aktif menggunakan jari-jari tangannya. Supaya puzzle dapat tersusun

membentuk gambar maka bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati.

Perhatikan cara anak-anak memegang bagian puzzle akan berbeda dengan

caranya memegang boneka atau bola. Memengang dan meletakkan puzzle

mungkin hanya menggunakan dua atau tiga jari, sedangkan memegang boneka

atau bola dapat dilakukan dengan mengempit di ketiak (tanpa melibatkan jari

tangan) atau menggunakan kelima jari dan telapak tangan sekaligus.

2. Meningkatkan Keterampilan Kognitif

Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan untuk

belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi

anak balita karena anak balita pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan

warna yang menarik. Dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan

masalah yaitu menyusun gambar. Pada tahap awal mengenal puzzle, mereka

mungkin mencoba untuk menyusun gambar puzzle dengan cara mencoba

memasang-masangkan bagian-bagian puzzle tanpa petunjuk. Dengan sedikit

arahan dan contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan

kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna,

atau logika. Contoh usaha anak menyesuaikan warna misalnya warna merah

dipasangkan dengan warna merah. Contoh usaha anak menggunakan logika,

misalnya bagian gambar roda atau kaki posisinya selalu berada di bawah.

Page 17: Proposal Program Bermain

3. Meningkatkan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang

lain. Puzzle dapat dimainkan secara perorangan. Namun puzzle dapat pula

dimainkan secara kelompok. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara

kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok anak

akan saling menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain. Jika

anak bermain puzzle di rumah orang tua dapat menemani anak untuk

berdiskusi menyelesaikan puzzlenya, tetapi sebaiknya orang tua hanya

memberikan arahan kepada anak dan tidak terlibat secara aktif membantu anak

menyusun puzzle.

4. Melatih Logika.

Membantu melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar burung. Anak

dilatih menyimpulkan di letak sayap, kaki, dan paruh burung sesuai logika.

5. Melatih koordinasi mata dan tangan.

Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata anak untuk mencocokkan

keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Puzzle juga

membantu anak mengenal dan menghapal bentuk.

6. Melatih kesabaran.

Bermain puzzle membutuhkan ketekunan, kesabaran dan memerlukan waktu

untuk berfikir dalam menyelesaikan tantangan.

7. Memperluas pengetahuan.

Anak akan belajar banyak hal, warna, bentuk, angka, huruf. Pengetahuan yang

diperoleh dari cara ini biasanya mengesankan bagi anak dibandingkan yang

dihafalkan. Anak dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, buah-

buahan, alfabet dan lain-lain. Tentu saja dengan bantuan ibu dan ayah.

Page 18: Proposal Program Bermain