Upload
juen-nara
View
1.020
Download
26
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang
menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan
komoditas tertentu.
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak secara optimal. Anak bebas mengekspresikan
perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya sehingga hal
tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua
dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih
alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak.
Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam
kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap
perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah
bagi anak untuk mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak
sekedar mengisi waktu,tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan
perkembangan emosinya.
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami
dengan kesenangan yang diekspresikan melalui psikososio yang
berhubungan dengan lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.
1
Dari data yang didapat di RSUD Pontianak di ruang anak (G) di
temukan data pada tanggal 21 Januari sampai 26 Januari 2008 adalah
sebagai berikut.: Anak-anak yang dirawat umur 0-1 tahun berjumlah 14
orang, dalam hal ini tidak semua pasien diambil untuk terapi bermain akan
tetapi diambil 2 orang karena orang tersebut sudah termasuk dalam
kondisi perawatan minimal (minimal care). Kemudian umur 1-3 tahun
berjumlah 6 orang, dalam hal ini tidak semua pasien diambil untuk terapi
bermain akan tetapi diambil 3 orang karena orang tersebut sudah
termasuk dalam kondisi perawatan minimal (minimal care). Dan umur
diatas 3 tahun berjumlah 5 orang, dalam hal ini tidak semua pasien di
ambil untuk terapi bermain akan tetapi diambil 1 orang karena orang
tersebut sudah termasuk dalam kondisi perawatan minimal (minimal care).
Pasien yang diambil untuk TAK berjumlah 6 orang, karena jumlah.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
b. Meningkatkan keterampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan
1.3. Manfaat
a. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
b. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati
anak saat ber
2
BAB 2
PROPOSAL KEGIATAN TERAPI
BERMAIN PADA ANAK USIA 1 - 2 TAHUN
2.1 LATAR BELAKANG
Menurut singer (dalam kusantanti,2004) mengemukakan bahwa
bermain dapat digunakan untuk menjelajahi dunianya,
mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya, dan
mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki
kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan.
Sehingga dapat di ambil gagasan bahwa Terapi bermain ini sangat
dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini merupakan kebutuhan
psikososial anak baik keadaan sehat maupn sakit. Bermain pada anak
dapat meningkatkan kecerdasannya dalam berfikir dan membantu
anak untuk mengembangkan imajinasinya serta melatih daya motorik
halus dan kasar pada anak. Pada anak prasekolah umumnya
perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sudah baik pula
dalam berkomunikasi verbal dan non verbal.
Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak toddler,
maka dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi
bermain karena dengan bermain akan membuat anak menjadi lebih
rileks. Adapun tempat pelaksanaan yaitu di ruang kelas dan ruang
anak tersebut memiliki kapasitas tempat cukup besar untuk anak usia
1-2 tahun (toddler) terafi bermain ini dilakukan pada Anak menurut
umur : Usia 1-2 tahun. Alasan kelompok kami mengadakan terapi
kelompok bermain pada anak usia prasekolah karena lebih kooperatif
dan memungkinkan untuk diajak bermain dan alasan kelompok kami
mengadakan terapi bermain menggambar pada usia prasekolah
adalah untuk mengembangkan motorik halus, intelektual, keterampilan
3
kognitif, selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam
berimajinasi serta sudah lebih kooperatif untuk di ajak bermain.
2.2Tujuan
2.2.1 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan tindakan program terafi bermain pada
anak usia 1- 2 tahun selama kurang lebih 30 menit diharapkan
anak dapat mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan
kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak
yang normal atau sehat.
2.2.2 Tujuan instruksional khusus
Tujuan dari program bermain ini yaitu agar :
a. Dapat menambah keterampilanya.
b. Dapat merangsang imajinasi anak
c. Dapat mengurangi rasa stress anak.
d. Dapat mngurangi rasa cemas anak.
2.3 RANCANGAN TEORI
Bermain menurut J.Cpaing ( 1992 ) adalah cara unik bagi anak
memahami dan mempelajari dunianya. Bermain yang merupakan cara
anak untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan menurut Chaterine
Garvey ( 1997 ) bermain adalah cara anak lebih sering berperan aktif,
berkaitan dengan sisi dari kehidupannya seperti untuk melanjutkan
4
perkembangan social dan meningkatkan kreatifitasnya bermain
merupakan media untuk belajar karena melalui bermain anak akan :
1. Berkomunikasi
2. Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
3. Melakukan apa yang dapat dilakukan
4. Mengenal waktu, warna dan jenis, dan sebagainya
2.3.1 Tujuan bermain pada usia 1- 2 tahun :
1. Menyalurkan emosi/peran anak
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan kognitif
3. Melatih motorik halus kasar
4. Mampu menmbuat gambar yang sudah ditentukan
5. Meningkatkan kemampuan berbahasa
6. Dapat melanjutkan tumbang yang normal
7. Dapat mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi /ide-ide
8. Mengembangkan Kreativitas
9. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan
dirawat.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain :
1. Tahap perkembangan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkunan yang mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok
5
2.3.3 Jenis permainan
1. Menggambar.
Yaitu memberikan instruksi untuk anak menggambar bebas dngan tema
mengenai ayah dan ibu mereka.
Contoh gambar :
Adapun tujuan program bermain adalah:
1. Perkembangan sensorik dan motorik untuk meningkatkan fungsi
otot walapun dalam keadaan sakit.
2. Perkembangan intelektual melatih kemampuan mengeluarkan
imajinasi melalui gambar
3. Perkembangan Sosial
a. Bermain dengan anak, belajar untuk memberi dan menerima
b.Bermain dengan oranglain membantu untuk mengembangkan
hubungan social dan belajar memecahakan masalah dari
hubungan.
c.Dengan bermain anak belajar bertanggung jawab terhadap
tindakan
6
d.Kesadaran diri : anak mengenal kemamapuannya dan
membandingkan dengan orang lain.
2.3.4 Antisipasi Masalah
Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
Jika anak tidak kooperatif anak akan diajak bermain secara
perlahan-lahan.
2.3.5 Sasaran
1. Kriteria Klien
a. Anak yang berumur usia ( 1-2 tahun )
b. Anak kooperatif
c. Anak dengan komunikasi verbal baik
d. Anak dengan kondisi membaik
2. Proses seleksi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu anak
mengekpresikan ide-ide atau perasaan secara optimal dan
bersosialisasi dengan efektif seperti kriteria diatas
3. Nama klien yang mengikuti
a. Mila umur 2 tahun
b. Nazila B umur 1 tahun
2.3.6 Orientasi dan uraian kerja
1. Struktur organisasi
a. Leader : Juaeni adnan
b. Co. Leader : Baiq Gita
c. Fasilitator :
1. Budi Asih
2. Siti Murjani
3. Endi Mardiantusi
7
d. Observer : 1. Wahyu Adrian
2. Baiq mega
2. Uraian Tugas
a. Leader
Menjelaskan tujuan bermain
Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
Menjelaskan aturan bermain pada anak
Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
b. Co.Leader
Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
c. Fasilitator
Menyiapkan alat-alat permainan
Memberi motivasi kepada anak untuk menyusun gambar
Mempertahankan kehadiran anak
Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar
maupun dalam.
d. 0bserver
Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan
non verbal.
Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan
prilaku,
Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program
bermain
8
2.3.7 Pelaksanaan
Hari : kamis, 12 Juni 2012
Waktu : 10.00 - 10.45 WIB
Tempat : Ruang Kelas
Anggota : 8 orang
Alat Bantu : pensil, drawing book dan gambar
Pengorganisasian :
Leader menyebutkan dan menjelaskan aturan permainan
Fasilitator menyiapkan gambar yang telah diacak
Fasilitator memberikan motivasi kepada masing-masing anak
untuk membuat gambar yang telah ditentukan.
Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama
bemain
Setting Tempat
Keterangan:
☺= Leader
☻= Co Leader
= Anak-anak
= Fasilitator
☼ = Observer
9
☺
☻
☼
2.3.8 Rencana Pelaksanaan
No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Persiapan
a. Menyiapkan ruangan.
b. Menyiapkan alat-alat.
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
10 menit Ruangan,alat,anak
dan keluarga siap
2 Proses
Membuka proses terapi
bermain dengan mengucapkan
salam, memperkenalkan diri
kepada keluarga.
Menjelaskan pada keluarga
tentang tujuan dan manfaat
bermain,
menjelaskan cara permainan.
Mengajak anak bermain
Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.
2 menit
5 menit
10 menit
3 menit
Menjawab salam,
Memperkenalkan diri,
Memperhatikan
Bermain bersama
dengan antusias dan
mengungkapkan
ekspresi
3 Penutup
Menyimpulkan, mengucapkan
salam
5 menit Memperhatikan dan
menawab salam
2.3.9 Proses Evaluasi
Anak terlibat dan aktif dalam terapi bermain
Anak mengikuti terapi bermain sampai selesai
Anak mau berinteraksi dengan perawat
Anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan melalui
permainan yang telah dilakukan
10
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang
dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan
merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi,
mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
sosial anak.
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional
dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri
dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal
waktu, jarak, serta suara . (Wong, 2000).
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan
konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya . (Miller dan Keong, 1983).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya
sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah:
“Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari
karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat
menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan,
menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
11
3.2. Fungsi Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-
motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan
masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan
etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah
serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah
dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.
Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan,
sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan
cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan
sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai
terapi (Soetjiningsih, 1995).
12
Sebelum memberikan berbagai jenis permainan pada anak, maka
orang tua seharusnya mengetahui maksud dan tujuan permainan pada
anak yang akan diberikan, agar diketahui perkembangan anak lebih
lanjut,mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh kembang
yang membutuhkan stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa
kritis, optimal dan sensitif.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain
pada anak diantaranya :
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan
melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini
aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh
bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui
rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal
tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau
dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya
akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru
dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan
atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di
kemudian hari anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada
stimulasi sejak dini.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini
dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba
melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek
permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan
dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan
berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga
13
fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan
kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh
dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap
kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama,
pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan
ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian
bermain peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru,
jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-
lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan
keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan
sosialisasi dengan teman dan orang
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas,
dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada
dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan
sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti
bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak
untuk ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain
yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau
belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai Nilai Terapeutik
14
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman
sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat
bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak,
hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari
budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya,
dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang
harus dilakukan tidak boleh dilanggar.
3.3 Karaktristik Bermain menurut para ahli
A. Jean Piaget (1962)
Menurut Piaget ada 4 tahapan bermain pada anak yaitu :
1. Sensory Motor Play (+/- ¾ bulan-1,5 tahun)
Pada tahapan ini, kegiatan anak mulai lebih terkoordinasi dan ia mulai
belajar dari pengalaman bermainnya.
B. Hurlock (1981)
Menurut Hurlock ada 4 tahapan bermain pada anak, yaitu :
1.Tahap Penjelajahan (Exploratory stage)
Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengenai obyek atau orang
lain, mencoba menjangkau atau meraih benda dikelilingannya, lalu
mengamatinya.
15
C. Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan Smilansky (1968)
Menurut Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan Smilansky (1968)
ada 4 tahapan bermain pada anak, yaitu :
1. Bermain Fungsionil (Functional Play) Tampak pada anak usia 1-2 tahun
berupa gerakan yang bersifat sederhana dan berulang-ulang.
3.4 Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-
idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan
dirawat di rumah sakit.
3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain
1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
3.5. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain
1. Perlu energi ekstra
2. Waktu yang cukup
3. Alat permainan
16
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
3.6 Beberapa Jenis Permainan untuk Anak Usia ( 1-2 tahun )
Umur 1 - 2 tahun merupakan masa tarik - menarik bagi balita,
antara kebutuhannya untuk mandiri (independen) dan keinginannya untuk
tetap dibantu. Ia semakin terampil berjalan sendiri, bahkan selalu
mencoba mengambil sendiri benda yang menarik perhatiannya. Tetaplah
kreatif menggunakan mainan anak yang sudah ada untuk membantu si
kecil memulai langkah pertamanya, mengungkapkan kata pertamanya,
mengenal bentuk dan warna serta belajar membuat sesuatu. Pada masa
ini pula, imajinasinya sudah mulai nampak. Dengan memberikan mainan
yang tepat orang tua dapat membantunya untuk mengembangkan
kemampuan fisik, emosi dan imajinasinya.
Mainan tambahan untuk usia ini dapat berupa:
a. Aneka Puzzle.
Mulailah dari yang sangat sederhana, misalnya hanya terdiri dari 4
potong puzzle. Jika ia telah menguasainya Anda dapat memberinya
mainan anak puzzle yang lebih banyak jumlah potongannya.
Gambar :
17
b. Arena Panjat Mini.
Mainan childrens toy ini memberi kesempatan anak
memanjat, menaiki tangga, meluncur dengan aman sesuai bentuk
dan tinggi tubuhnya.
c. Kanvas Besar.
Keinginan anak mencoret-coret menggunakan krayon dalam
genggamannya semakin besar. Anda dapat menempelkan kertas di
lantai atau dinding dan memberi kesempatan padanya untuk
mencoret-coret sesuka hatinya. Kalau ingin membeli mainan bisa di
tempat jual mainan, mainan online, toko mainan, toy store, toy
shop.
d. Bergerak mengikuti suatu irama/hitungan.
Ajaklah si kecil bertepuk tangan, menggeleng, berputar, melompat
dll secara teratur mengikuti irama.
e. Menyebutkan nama benda.
Ejakan nama tiap-tiap benda per suku kata agar anak dapat
mengikuti. Sertai dengan ekspresi lucu dan khas untuk masing-
18
masing benda agar mudah diingat dan suasana belajar jadi
menyenangkan. Misalnya, “ini mo-bil, brum-brum”.
f. Klasifikasi.
Libatkan anak saat membereskan mainan childrens toy atau
mengangkat cucian untuk mengenal klasifikasi jenis benda, warna,
fungsi dan lain-lain.
g. Sepeda.
Anak seumuran 2 tahun masih senang bermain dengan sepeda
sepedaan seperti trike (sepeda roda tiga) atau sepeda roda empat.
Memainkan pedalnya (baik dikayuh sendiri ataupun di dorong)
masih cukup mengasikkan bagi mereka.
Gamabar :
h. Bola.
Bola merupakan mainan kesukaan semua anak. Pada usia
ini mereka mulai bisa menendang melempar bahkan menangkap
bola. Kenalkan mereka permainan seperti sepakbola atau
bolabasket dengan membuat miniaturnya dirumah.
19
Gambar :
i. Menggambar.
Seiring dengan berkembangnya imajinasi, menggambar
semakin menjadi favorit pada anak usia ini. Beberapa anak sudah
bisa membuat bentuk geometri, menulis huruf dan angka. Pada
usia ini mereka mulai kenal dengan warna dan bentuk, bantulah
mereka untuk belajar menulis dan menggambar lebih baik dengan
membuatkan dotted-letter dan kertas mewarnai.
j. Lego.
Lego masih tetap mainan favorit anak. Dengan lego mereka
bisa memainkan imajinasinya untuk membuat bis, mobil, rumah
atau apapun yang mereka inginkan. Setelah jadi pun, mereka
masih akan memainkannya lagi lengkap dengan efek suara yang
ada.
Gamabar :
20
3.7 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
a. Jangan pilih mainan asal mahal, melainkan pilihlah yang sarat akan
manfaatnya buat anak. Mainan mahal tidak selalu bagus, meski
mainan yang bagus umumnya relatif mahal.
b. Jangan tertarik oleh tampilan, model, dan bentuk mainan, tapi lihat
juga apakah mainan itu aman buat si kecil. Keamanan salah
satunya meliputi bahan seperti apakah bahan plastiknya tidak
mengandung racun, tidak mudah terkelupas, dan tidak mudah
rusak.
c. Jangan membeli mainan bertipe atau model sama. Ingat, semakin
bervariasi mainan akan semakin baik. Misal, Anda membeli puzzle
dengan model binatang. Alangkah lebih baik jika bulan berikutnya
membelikan sepeda bertumpuk.
d. Jangan belikan mainan terlalu rumit buat bayi. Selain melihat
mainan sesuai usia, orangtua pun harus mengetahui, apakah
bayinya mampu memainkannya.
3.8.TERAPI BERMAIN PADA ANAK YANG DIHOSPITALISASI
Setiap anak meskipun sedang dalam perawatan tetap
membutuhkan aktivitas bermain. Bermain dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas
21
perkembangan secara normal dan membangun koping
terhadap stres, ketakutan, kecemasan, frustasi dan marah
terhadap penyakit dari hospitalisasi (Mott, 1999).
Bermain juga menyediakan kebebasan untuk
mengekspresikan emosi dan memberikan perlindungan anak
terhadap stres, sebab bermain membantu anak menanggulangi
pengalaman yang tidak menyenangkan, pengobatan dan
prosedur invasif. Dengan demikian diharapkan respon anak
terhadap hospitalisasi berupa perilaku agresif, regresi dapat
berkurang sehingga anak lebih kooperatif dalam menjalani
perawatan di rumah sakit.
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila
bermain dilaksanakan di suatu rumah sakit, antara lain:
- Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
- Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
- Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
- Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan
bagian tubuh
- Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang
penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis
- Memberi peralihan dan relaksasi
- Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang
asing
- Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk
mengekspresikan perasaan,
- Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan
sikap-sikap yang positif terhadap orang lain
- Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan
minat
- Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik
(Wong ,1996).
22
-
3.9 PRINSIP BERMAIN DI RS :
Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana.
Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.
Kelompok umur yg sama.
Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan
Semua alat permaianan dpt dicuci
Melibatkan orang tua.
3.10. KEPADA SIAPA TERAPI BERMAIN DIBERIKAN
Mempunyai pengalaman diperlakukan dengan kejam dan
diabaikan.
Gangguan emos i dan sk izo f ren .
T a k u t d a n c e m a s .
Menga lami masa lah penyesua ian sos ia l .
K e s u l i t a n b i c a r a .
Menga lami gangguan v isua l spa t ia l .
3.11 KEUNTUNGAN BERMAIN ANAK DI RUMAH SAKIT
Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga)
dan perawat2 .Perawatan d i rumah sak i t akan
membatas i kemampuan anak un tuk mand i r i . Aktivitas
bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan
mandiri Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya
memberikan rasa senang padaanak, tetapi juga akan
membantu anak mengekspresikan perasaan dan
pikirancemas, takut, sedih tegang dan nyeri4.Permainan yang
terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak
untuk mempunyai tingkah laku yang positif.
23
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya
sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Kebutuhan bermain mengacu pada tumbuh kembang anak, dan prinsip
bermain untuk anak dirumah sakit bertujuan untuk memberikan
relaksasai dan penenangan dari rasa takut, cemas,tegang, dan sakit.
Bermain pada anak berfungsi membantu anak menuju proses
kesembuhannya lebih cepat.
Bermain memberikan pengetahuan dan pengalaman baru pada
anak.
Bermain dapat memberikan kesenangan dan mengurangi rasa
sakit pada anak.
4.2 SARAN
Hindari permainan yang membahayakan.
Orang tua atau orang dewasa hendaknya mengawasi anak saat
bermain.
Gunakan alat permainan yang ringan dan tidak tajam.
Para orang tua hendaknya memberikan permainan dari bahan yang
steril dan beracun, karena anak pada masa ini sering memasukkan
mainan ke dalam mulutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Supartini.Y. (2002). Buku Ajar : Konsep dasar keperawatan. Jakarta :
EGC
Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan
masyarakat. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Saccharin.R.M (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2.Jakarta :
EGC
Http: www.balitaanda.indoglobal.com/mei16 ngemil.html.
Http : www.namabayi.com/mitra_bayi_Gizi2.htm.
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/satuan-acara-
penyuluhan-gizi-bayi-dan.html
http://mommygadget.com
25