16
TINGKAT KECEMASAN WANITA MENOPAUSE DI DUSUN JARANAN ARGOMULYO CANGKRINGAN SLEMAN Hartini 1 , Urip Tugiyarti 2 INTISARI Latar Belakang : Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia sekitar 70-80% wanita Eropa 60% wanita di Amerika, 57% wanita di Malaysia, 18% wanita di Cina dan 10% wanita di Jepang dan Indonesia. Wanita Eropa dan Amerika mempunyai estrogen yang lebih banyak dari pada wanita Asia. Ketika terjadi menopause, wanita Eropa dan Amerika esterogennya menurun drastis dibanding wanita Asia yang kadar estrogennya moderat (Urnobasuki,2004). Gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan penurunan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada wanita menopause di Dusun Jaranan, Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta 2007. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang berbentuk deskriptif non analitik, desain penelitian crossectional, responden dalam penelitian ini wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo kecamatan Cangkringan kabupaten Sleman Yogyakarta. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo mengalami kecemasan sedang. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase hasil penelitian menunjukan bahwa angka kecemasan berat menempati jumlah terendah yaitu 11 orang 20% dan angka kecemasan sedang berjumlah 19 orang 34,5 % sedangkan angka kecemasan ringan berjumlah 25 orang 45, 5%. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kecemasan di desa Jaranan Argomulyo menunjukan sebagian besar kecemasannya adalah ringan. Kesimpulan : Tingkat kecemasan wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo Cangkringan Sleman ringan terdapat 25 orang (45,5%), sedang terdapat 19 orang (34,5%), tinggi terdapat 11 orang (20%).

Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Prevalensi Menopause Cemas Jurnal

Citation preview

Page 1: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

TINGKAT KECEMASAN WANITA MENOPAUSEDI DUSUN JARANAN ARGOMULYO

CANGKRINGAN SLEMAN

Hartini 1, Urip Tugiyarti 2

INTISARILatar Belakang : Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia sekitar 70-80% wanita Eropa 60% wanita di Amerika, 57% wanita di Malaysia, 18% wanita di Cina dan 10% wanita di Jepang dan Indonesia. Wanita Eropa dan Amerika mempunyai estrogen yang lebih banyak dari pada wanita Asia. Ketika terjadi menopause, wanita Eropa dan Amerika esterogennya menurun drastis dibanding wanita Asia yang kadar estrogennya moderat (Urnobasuki,2004). Gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan penurunan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada wanita menopause di Dusun Jaranan, Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta 2007. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang berbentuk deskriptif non analitik, desain penelitian crossectional, responden dalam penelitian ini wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo kecamatan Cangkringan kabupaten Sleman Yogyakarta. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo mengalami kecemasan sedang. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase hasil penelitian menunjukan bahwa angka kecemasan berat menempati jumlah terendah yaitu 11 orang 20% dan angka kecemasan sedang berjumlah 19 orang 34,5 % sedangkan angka kecemasan ringan berjumlah 25 orang 45, 5%. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kecemasan di desa Jaranan Argomulyo menunjukan sebagian besar kecemasannya adalah ringan. Kesimpulan : Tingkat kecemasan wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo Cangkringan Sleman ringan terdapat 25 orang (45,5%), sedang terdapat 19 orang (34,5%), tinggi terdapat 11 orang (20%).

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Wanita Menopause 1DIII Kebidanan Stikes Respati 2DIII Kebidanan Stikes Respati

PENDAHULUAN

Menurut data hasil Sensus Penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah

penduduk perempuan di Indonesia 102,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup rata-rata 66

tahun (Depkes,2007). Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan usia harapan hidup

tersebut diperkirakan akan banyak jumlah wanita yang mengalami menopause

Page 2: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

(Biantoro,2005). Angka harapan hidup usia lanjut di kota Yogyakarta tertinggi di Indonesia.

Rata-rata lansia di kota ini mampu menginjak umur 72 tahun. Sampai saat ini indikator usia

harapan hidup di Provinsi DIY angkanya masih tertinggi dibandingkan daerah lain di

Indonesia sehingga secara nasional derajat kesehatan masyarakat DIY dinilai terbaik.

Berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2000 usia harapan hidup laki-

laki di Provinsi DIY tercatat 69 tahun dan angka nasional 63 tahun sedangkan untuk

perempuan angka tersebut mencapai 70 tahun dan nasional hanya 67 tahun. Sementara itu

proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) akan meningkat dari 5,0 % saat ini menjadi

8,5 % di tahun 2025. (Bappenas, 2005) Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan

penulis pada tanggal 20-21 Januari 2007 di Dusun Jaranan, Yogyakarta adalah sebanyak 92

orang dengan pembagian usia lanjut laki-laki berjumlah 37 orang (40,2%) usia lanjut wanita

berjumlah 55 orang (59,7%). Dari wawancara yang dilakukan dengan kader posyandu

diperoleh keterangan bahwa usia lanjut wanita yang ada di dusun Jaranan sebagian besar

mengalami kecemasan dalam menghadapi menopause.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

a. Definisi

Kecemasan (ansietas/aniety) adalah gangguan alam pemanasan (affective) yang

ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,

tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih

baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of

personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.

(Hawari,2001)

b. Sumber-sumber Kecemasan

Kecemasan tidak dapat dihindari dari kehidupan individu dalam memelihara

keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan

hubungan interpersonal. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan biasanya bersumber dari.

(Suliswati, 2005)

1. Ancaman integritas biologi meliputi gangguan terhadap kebutuhan dasar

makan, minum, kehangatan seks, menopause, dll.

2. Ancaman terhadap keselamatan diri, antara lain : tidak menemukan jati

diri, tidak menemukan status dan prestise, tidak memperoleh pengakuan

dari orang lain, ketidaksesuaian pandangan diri dengan lingkungan

Page 3: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

nyata. Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

sumber kecemasan dapat berasal dari dalam diri maupun lingkungan

luar.

c. Gambaran klinis Kecemasan

Seseorang akan menderita gangguan kecemasan manakala yang bersangkutan tidak

mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu

meskipun tiadak ada stressor psikososial yang bersangkutan menunjukkan kecemasan, ciri-

cirinya yaitu :

1. Mudah tersinggung

2. Sering mengeluh

3. Sering melamun

4. Menjadi sensitif

5. Sulit tidur

6. Gemetar

7. Jantung berdebar-debar

Orang dengan ciri kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal

yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik

(somatic). (Hawari, 2001)

2. Klimakterium

1) Pengertian klimakterium

Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang

wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari masa nonreproduksi.

Berlangsung selama 4-5 tahun.

Masa klimakterium meliputi, (SammarrieClinic, 2002) yaitu:

a. Masa premenopause

Adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai

timbul, hormon estrogen sudah dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan

terjadi perdarahan tak teratur.

b. Masa menopause

Adalah masa henti haid yang terakhir berlangsung selama 3-4 tahun yang terjadi

dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak terbentuk lagi, jadi merupakan

satu titik waktu dalam masa tersebut. Awal menopause umumnya teerjadi pada umur

49 tahun keatas (Depkes,2001).

Page 4: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif corelational,

menggunakan pendekatan secara cross sectional.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Lokasi Penelitian: di Dusun Jaranan, Argomulyo Kecamatan Cangkringan

Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian : Bulan Mei

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian yang menjadi populasi adalah seluruh wanita menopause (55 orang) di

Dusun Jaranan, Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta

Sampel

2. Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik Porposive Sampling yaitu pengambilan

sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

sendiri (Notoatmodjo, 2005).

D. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat kecemasan wanita

menopause : tingkat kecemasan yang memuat keluhankeluhan baik fisik maupun psikis.

Sedangkan indikator dari variabel diatas yaitu karakteristik responden seperti tingkat

pendidikan, pekerjaan, usia, dan status perkawinan.

1. Definisi Operasional

a. Tingkat kecemasan

Parameter : Parameter : cemas ringan, cemas sedang dan cemas berat.

Kriteria skor: 0-4 = Cemas Ringan

5-9 = Cemas Sedang

10-15 = Cemas Berat

b. Wanita menopause

Wanita menopause adalah seorang wanita yang menstruasinya terhenti dan rata-rata

berumur 49 tahun keatas yang tinggal di Dusun Jaranan, Argomulyo Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta tahun 2007.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Page 5: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

1. Jenis Data

a. Data primer

b. Data Sekunder

2. Teknik pengumpulan data

1) Membagikan kuesioner

2) Menentukan subyek penelitian dan diberikan surat persetujuan atau

informed consent untuk ditandatangani.

3) Mengumpulkan kembali kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner

untuk data pengetahuan dan buku register untuk tingkat kecemasan.

G. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Rumus korelasi product moment : N å XY -(å X)(å Y)

r = xy 2222{N å X -(å X) }{N å Y -(å Y)}

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi setiap item dengan skor total

SX : jumlah skor X (butir)

SY : jumlah skor Y (total)

N : jumlah kasus

2. Uji Reliabilitas

Rumus yang dipergunakan adalah Spearman Brown sebagai berikut :

2x r1/21/2 r11 = ——————

(1 + r1/21/2) r

Keterangan :

i : Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : Korelasi product moment belahan pertama dan kedua

H. Pengolahan Data atau Analisis Data

1. Pengolahan data

a. Editing

b. Coding

c. Skoring

d. Tabulating

2. Teknik analisa data

Page 6: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

Data primer dipresentasekan dengan rumus :

Jumlah jawaban benar ´%100

Jumlah item Setelah data diolah, selanjutnya data dianalisis.

a. Analisis Deskriptif

b. Analisis Bivariat

Uji yang akan digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan tergantung

adalah Product Moment.

I. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu :

1. Tahap persiapan

2. Tahap pelaksanaan

3. Tahap Akhir

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1. Lokasi Penelitianan

Penelitian ini dilakukan di dusun Jaranan, Argomulyo, Kecamatan Cangkringan yang

berada di lokasi yang cukup strategis. Jumlah wanita menopause di dusun ini cukup banyak

tetapi yang sesuai untuk dijadikan responden ada 55 orang. Sebagian besar mata pencaharian

wanita menopause di dusun Jaranan adalah Petani dan kegiatan yang biasa dilakukan oleh

wanita menopause untuk mengisi waktu luang adalah dengan mengadakan semacam

pertemuan atau arisan yang dilakukan oleh ibu-ibu kader lansia yang berjumlah 510 orang.

Pertemuan tersebut diadakan 2 kali dalam 1 bulan. Fasilitas kesehatan yang terdapat di dusun

ini antara lain posyandu balita dan posyandu lansia yang biasa diadakan 1 bulan 2 kali.

Penyuluhan tentang kesehatan sering diberikan bersamaan dengan dilaksanakannya posyandu

balita dan lansia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Page 7: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

1. Karakteristik Responden Menunjukkan umur responden terbanyak yaitu >60 tahun

sebanyak 22 orang (40%). Pendidikan terbanyak SMP ada 21 orang (38,2%).

Menunjukkan pekerjaan terbanyak Petani ada 14 orang (25,5%).

2. Tabulasi Silang antara Karakteristik Responden Terhadap Tingkat

Kecemasan Jumlah tingkat kecemasan ibu monopouse berdasarkan tabel diatas,

responden yang berumur 49-50 tahun yang mengalami tingkat kecemasan tinggi

sebanyak 11 orang (20%), tingkat kecemasan sedang tidak ada dan yang mengalami

kecemasan ringan sebanyak 1 orang (1,8 %). Umur 51-60 yang mengalami

kecemasan berat tidak ada, sedangkan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak

12 orang (21,8%) dan yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 9 orang (16,4%).

Responden terbanyak adalah >60 tahun dan tingkat kecemasan berat tidak ada,

sedangkan kecemasan sedang berjumlah 7 orang (12,7%) dan tingkat kecemasan

ringan sebanyak 15 orang 15 (27,3%).

Jumlah tingkat kecemasan ibu monopouse berdasarkan karakteristik tingkat

pendidikan yaitu responden tingkat pendidikan SD yang mengalami kecemasan berat

sebanyak 8 orang (14,5%) dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 5 orang

(9,1%) sedangkan kecemasan berat sebanyak 4 orang (7,3%). Responden dengan

tingkat pendidikan SMP yang mengalami kecemasan berat sebanyak 2 orang (3,6%)

dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 9 orang (16,4%) Sedangkan yang

mengalami kecemasan ringan sebanyak 10 orang (18,2%). Responden dengan tingkat

pendidikan SMA yang memiliki kecemasan berat sebanyak 1 orang (1.8%) dan yang

mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang (7,3%) sedangkan yang mengalami

kecemasan ringan berjumlah 9 orang (16,4%). Responden dengan tingkat pendidikan

Sarjana yang mengalami kecemasan berat tidak ada dan yang mengalami kecemasan

sedang sebanyak 1 orang (1,8%). Sedangkan yang mengalami kecemasan ringan

berjumlah 2 orang (3,6%).Tingkat kecemasan wanita menopause berdasarkan

karakteristik tingkat pekerjaan IRT (Ibu Rumah Tangga) yang mengalami kecemasan

berat sebanyak 1 orang (1.8%) dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 1

orang (1.8%) sedangkan yang mengalami kecemasan ringan berjumlah 12 orang

(21,8%). Responden dengan tingkat pekerjaan petani yang mengalami kecemasan

berat sebanyak 5 orang (9,1%) dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 8

orang (14,5%) Sedangkan yang mengalami kecemasan ringan berjumlah 4 orang

(7,3%). Responden dengan tingkat pekerjaan PNS yang mengalami kecemasan berat

tidak ada dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 1 orang (1.8%)

Page 8: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

Sedangkan yang mengalami kecemasan ringan berjumlah 2 orang (3,6%). Responden

dengan tingkat pekerjaan pegawai suasta yang mengalami kecemasan berat tidak ada

dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang (7,3%) sedangkan yang

mengalami kecemasan ringan berjumlah 1 orang (1.8%). Responden dengan tingkat

pekerjaan buruh yang mengalami kecemasan berat sebanyak 5 orang (9,1%) dan yang

mengalami kecemasan sedang sebanyak 3 orang (5,5%) Sedangkan yang mengalami

kecemasan ringan berjumlah 6 orang (10,9%). Tingkat kecemasan responden

berdasarkan karakteristik status pernikahan yaitu responden yang statusnya sudah

tidak bersuami (janda) yang mengalami kecemasan berat tidak ada dan yang

mengalami kecemasan sedang berjumlah 2 orang (3,6%) sedangkan yang mengalami

kecemasan ringan terdapat 23 orang (41,8%). Sedangkan responden yang berstatus

menikah yang mengalami kecemasan berat berjumlah 11 orang (20%) dan yang

mengalami kecemasan sedang berjumlah 17 orang (31%) sedangkan responden yang

mengalami kecemasan ringan terdapat 2 orang (3,6%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari 55 orang responden maka

karakteristik mayoritas umur wanita menopause yang menjadi responden antara >60 tahun

sebanyak 22 orang (40%), sebagaimana di latar belakang telah dijelaskan bahwa jumlah

penduduk perempuan di Indonesia 102,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup ratarata 66

tahun (Depkes, 2007). Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan usia harapan hidup

tersebut maka akan banyak pula jumlah wanita menopause (Biantoro,2005). Sedangkan

tingkat pendidikan wanita menopause di dusun Jaranan mayoritas SMP sebanyak 21 orang

(38%), tingkat pendidikan responden menunjukan sebagian besar menengah kebawah. rata –

rata pekerjaan wanita menopause adalah petani sebanyak 17 orang (30,9%), mayoritas tingkat

kecemasan wanita menopause dalam katagori ringan sebanyak 25 orang (45%), sedangkan

katagori sedang sebanyak 19 orang (34,5%) dan tinggi terdapat 11 orang (20%). Tingkat

depresi pada ibu akibat menopause yang ringan sebanyak 37,5%.Hasil penelitian menunjukan

bahwa sebagian besar wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo mengalami

kecemasan sedang. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase hasil penelitian menunjukan

bahwa angka kecemasan berat menempati jumlah terendah yaitu 11 orang 20% dan angka

kecemasan sedang berjumlah 19 orang 34,5 % sedangkan angka kecemasan ringan berjumlah

25 orang 45, 5%. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kecemasan di dusun

Page 9: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

Jaranan Argomulyo menunjukan sebagian besar kecemasannya adalah ringan hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh surtinah (2004) bahwa gambaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan analisis data mengenai tingkat kecemasan

wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo Cangkringan Sleman, maka

dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini bahwa:

1. Tingkat kecemasan wanita menopause di Dusun Jaranan Argomulyo

Cangkringan Sleman ringan terdapat 25 orang (45,5%).

2. Tingkat kecemasan wanita menopause berdasarkan karakteristik umur >60 tahun

sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 15 orang (20%). Tingkat

kecemasan wanita menopause berdasarkan karakteristik pendidikan terbanyak

responden dengan tingkat pendidikan SMP mengalami kecemasan sedang 10 orang

(18,2 %). Tingkat kecemasan berakteristik pekerjaan terbanyak IRT (Ibu Rumah

Tangga) mengalami kecemasan ringan sebanyak 12 (21,8%). Sedangkan tingkat

kecemasan berdasarkan karakteristik status pernikahan, terbanyak yang mengalami

kecemasan ringan yaitu wanita menopause yang sudah tidak bersuami (janda)

berjumlah 23 orang (41,8).

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka penulis memberikan

saran dari hasil penelitian:

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan fasilitas dan

pelayanan yang lebih baik seperti ditambahkan informasi pada ibu

khususnya tentang menopause dengan penyuluhan, liflet, sehingga

pengetahuan wanita menopause dapat bertambah dan dengan pengetahuan

ibu yang bertambah atau tinggi sehingga tingkat kecemasan dapat teratasi.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Hendaknya ditambahkan jumlah faktor – faktor lain yang mempengaruhi

tingkat kecemasan agar hasil yang diperoleh dapat bertambah baik.

Page 10: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

DAFTAR PUSTAKA

Agoestina.2001. Pentingnya Terapi Sulih hormon pada Wanita Menopause.http://www.tempo.co.id/medika

Arikunto.2002.Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Bintoro.2005. Jumlah Penduduk Usia lanjut akan Meningkat. http ://www.suaramerdeka.com/harian/0410/01.

BPS.2004. Sensus Penduduk DIY. Yogyakarta : BPS DIY. Depkes RI. 2000. Pedoman pelayanan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut (Psikogeriatrik) di Puskesmas. Jakarta

Depkes RI.2007. Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta : Depkes RI.

Daradjat Z 1987. Menghadapi Masa Menopause (mendekati Usia Tua). Jakarta : Bulan Bintang.

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan (terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo). Edisi 5. Jakarta : Erlangga.

Hawari, Dadang.2001. Manajemen Strees, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Gaya Baru.

Kass. Annese, Barbara.1999. Management of The Perimenopausal and Postmenopausal woman . Piladelphia : Lippincott Williams and Wilkins.

Machfoedz, Ircham,dkk.2005. Metodologi Penetian. Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba.1999. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Morgan, H. G. 1991. Segi Praktis Psikiatri. Edisi Kedua (terjemahan Hartanto).

Muhammad, Kartono.1989. Ginekologi dan Kesehatan Wanita. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet:3. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Pakasi, Levina.2000. Menopause, Masalah dan Penanggulangan. Jakarta: FKUI SammarrieClinic.2002. Klimakterium dan Menopause. http: www.sammarieclinis.com

Sugiyono.2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suliswati.2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Susetyo, Trianto.2004. Wanita dan Menopause. Yogyakarta : Majalah Internal Derap Bethesda.

Page 11: Prevalensi Menopause Cemas Jurnal ni

Tomb, David.2003. Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC.

Urnobasuki, Hery.2004. Takut Menghadapi Menopause Cobalah Minum Susu Kedelai. http: //www.sinarharapan.com